elastisitas budidaya ikan bendungan ponre-ponre dan

202
i ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE DAN PENGARUHNYATERHADAPPENDAPATANMASYARAKAT DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG KABUPATEN BONE SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Oleh : SUDARMIN NIM. 170303136 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) MUHAMMADIYAH SINJAI TAHUN 2021

Upload: others

Post on 21-Dec-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh :

SUDARMIN

NIM. 170303136

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)

MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN 2021

ii

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh:

SUDARMIN

NIM. 170303136

Pembimbing:

1. Muhammad Ikbal, S.Pd.,M.Pd

2. Syarifuddin, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)

MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN 2021

iii

iv

v

vi

ABSTRAK

SUDARMIN, Elastisitas Budidaya Ikan Bendungan Ponre-

Ponre Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Masyarakat Di

Desa Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone,

Skripsi, Sinjai: Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas

Ekonomi Dan Hukum Islam, Institut Agama Islam

Muhammadiyah (IAIM) Sinjai, 2021. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan masyarakat di

bendungan Ponre-Ponre, dan analisis elastisitas budidaya ikan

bendungan Ponre-Ponre. Penelitian ini termasuk dalam

penelitian survey dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang

menjalankan budidaya ikan bendungan Ponre-Ponre,

Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone yang berjumlah 18

orang. Sedangkan teknik yang digunakan dalam menentukan

sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh.

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara

terstruktur, survei dan dokumentasi. Analisis data yang

digunakan adalah analisis elastisitas. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu harga, ketersediaan, tingkat

pendapatan atau daya beli, selera konsumen, jumlah penduduk

dan cuaca, kebijakan pemerintah, faktor alam. Serta faktor-

faktor pendapatan yaitu, cuaca, waktu panen, pemesanan,

ketersediaan. Sedangkan analisis elastisitas budidaya ikan

bendungan Ponre-Ponre menunjukkan tidak ada pengaruh

elastisitas terhadap pendapatan masyarakat di desa Ponre-

Ponre, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone. Oleh karena itu

diharapkan pemerintah melakukan pembinaan tentang

elastisitas budidaya ikan bendungan Ponre-Ponre dan lebih

meningkatkan produksi budidaya ikan bendungan.

Kata Kunci : Elastisitas, Budidaya ikan, Pendapatan

vii

ABSTRACT

SUDARMIN. Elasticity of Fish Cultivation in Ponre-Ponre

Dam and Its Effect on Community Income in Ponre-Ponre

Village, Libureng District, Bone Regency, Thesis, Sinjai:

Department of Sharia Economics, Faculty of Economics and

Islamic Law, Islamic Institute of Muhammadiyah (IAIM)

Sinjai, 2021. This study aims to determine the factors that

influence the level of demand and supply on people's income in

the Ponre-Ponre Dam, and analyze the elasticity of fish farming

in the Ponre-Ponre Dam. This research is included in survey

research using a quantitative approach. So that the sample in

this study is the people who run the fish farming of the Ponre-

Ponre Dam, Libureng District, Bone Regency, totaling 18

people. While the technique used in determining the sample in

this study is a saturated sampling technique. Data collection

methods used are structured interviews, surveys and

documentation. Analysis of the data used is elasticity analysis.

The results showed that the factors that influence supply and

demand are price, availability, income level or purchasing

power, consumer tastes, population and weather, government

policies, natural factors. As well as income factors, namely,

weather, harvest time, ordering, availability. Meanwhile, the

elasticity analysis of Ponre-Ponre Dam fish farming shows that

there is no effect of elasticity on people's income in Ponre-

Ponre Village, Libureng sub-district, Bone District. Therefore,

it is hoped that the government will provide guidance on the

elasticity of fish farming in the Ponre-Ponre Dam and further

increase the production of dam fish farming.

Keywords: Elasticity, fish cultivation, Community Income

viii

KATA PENGANTAR

حي حون الر ,بسن الل الر

لسلام عليكن ورحوت الل وبركاته

لاة والسلام على أشرف الأنبياء والورسلين وعلى اله الحودلله رب العالوين والص

ا بعد وصحبه أجوعين أه

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan

terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang

memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama

penulis studi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima

kasih dan penghargaan kepada:

1. Kedua Orang Tua tercinta yang telah mendidik dan

membesarkan;

2. Rektor IAI Muhammadiyah Sinjai selaku pimpinan Institut

Agama Islam Muhammadiyah Sinjai;

3. Wakil Rektor I, dan Wakil Rektor II selaku unsur pimpinan

Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai;

4. Dekan Fakultas Ekonomi dan Hukum Islam selaku

pimpinan pada Tingkat Fakultas;

5. Muhammad Ikbal, S.Pd.,M.Pd selaku Pembimbing I dan

Syarifuddin, S.Pd.,M.Pd selaku Pembimbing II;

6. Salam, SE.,MM selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Syariah;

ix

7. Seluruh Dosen yang telah membimbing dan mengajar

selama studi di Institut Agama Islam Muhammadiyah

Sinjai;

8. Seluruh Pegawai dan Jajaran IAI Muhammadiyah Sinjai

yang telah membantu kelancaran akademik;

9. Kepala dan Staff Perpustakaan Institut Agama Islam

Muhammadiyah Sinjai;

10. Teman-teman mahasiswa IAI Muhammadiyah Sinjai dan

berbagai pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, yang

telah memberikan dukungan moral sehingga penulis selesai

studi.

Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai

pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari

Allah SWT dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi

siapa saja yang membacanya. Aamin Allahumma Aamiin...

Sinjai, 30 Mei 2021

Penulis

SUDARMIN NIM:170303136

x

DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................. i

HALAMAN JUDUL .......................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN............................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................. v

ABSTRAK .......................................................................... vi

ABSTRACT ......................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................... 6

C. Tujuan Penelitian ................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Elastisitas .............................. 8

1. Elastisitas ........................................................ 8

2. Budidaya Ikan Bendungan Ponre-Ponre ......... 28

xi

3. Pendapatan Masyarakat melalui budidaya

ikan bendungan dengan Keramba Jaring

Apung (KJA) ................................................... 33

B. Penelitian Relevan ................................................ 41

C. Hipotesis Penelitian .............................................. 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan ......................................... 46

1. Pendekatan Penelitian ...................................... 46

2. Jenis Penelitian .................................................. 46

B. Definisi Variabel .................................................. 47

C. Populasi Dan Sampel ........................................... 47

1. Populasi ............................................................. 48

2. Sampel ............................................................... 49

D. Teknik Pengumpulan Data ................................. 50

1. Wawancara Terstruktur ..................................... 50

2. Survei ............................................................... 51

3. Dokumentasi ..................................................... 51

E. Instrumen Penelitian ........................................... 52

F. Teknik Analisis Data ........................................... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................. 55

B. Hasil dan Pembahasan ( Hipotesis) Penilitian .. 65

xii

1. Hasil Data Analisis Permintaan,

Penawaran Dan Pendapatan ......................... 65

2. Pembahasan Hasil Penelitian ....................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................... 89

B. Saran .................................................................... 90

Daftar Pustaka

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Koefisien Persentase Elastisitas ............... 28

Tabel 2. Padat Penebaran Benih Ikan Mas dan Nila

Per Petak Kja (Kg) Dalam Satu Musim

Produksi. ............................................................ 31

Tabel 3. Penelitian Relevan 26

Tabel 4. Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan

Penelitian Sekarang ........................................... 41

Tabel 5. Jumlah Permintaan, Penawaran Dan

Pendapatan Elastisitas Budidaya Ikan

Bendungan Ponre-Ponre Dan Pengaruhnya

Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Desa

Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng

Kabupaten Bone ................................................ 65

Tabel 6. Hasil Elastisitas Permintaan, Penawaran

Dan Pendapatan Elastisitas Budidaya Ikan

Bendungan Ponre-Ponre Dan Pengaruhnya

Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Desa

Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng

Kabupaten Bone ................................................ 75

Tabel 7. Hasil Elastisitas Rata-Rata Elastisitas

Budidaya Ikan Bendungan Ponre-Ponre Dan

Pengaruhnya Terhadap Pendapatan

Masyarakat Di Desa Ponre-Ponre,

Kecamatan Libureng Kabupaten Bone ............. 77

Tabel 8. Uji Normalitas ................................................... 80

Tabel 9. Hasil Uji Liniearitas ......................................... 82

Tabel 10. Hasil Uji Heterogenitas .................................... 83

Tabel 11. Hasil Uji Autokorelasi ...................................... 85

Tabel 12. Hasil Pengujian Regresi ................................... 86

xiv

Tabel 13. Hasil Pengujian R dan R2 ................................ 87

Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis ........................................... 88

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi Kurva Permintaan Elastis .................... 11

Gambar 2. Ilustrasi Kurva Permintaan Inelastis ................ 31

Gambar 3. Ilustrasi Kurva Permintaan Uniter .................... 12

Gambar 4. Ilustrasi Kurva Penawaran Elastis ..................... 22

Gambar 5. Ilustrasi Kurva Penawaran Inelastis ................. 23

Gambar 6. Ilustrasi Kurva Penawaran Elastisitas Uniter .... 24

Gambar 7. Hasil Uji Normalitas ......................................... 81

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian

Hasil Instrumen Penelitian

Sk Pembimbing Penelitian

Surat Izin Penelitian

Surat Keterangan Telah Meneliti

Schedule Penelitian

Biodata Penulis

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eksistensi budidaya ikan sistem Keramba Jaring

Apung di Bendungan Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng,

Kabupaten Bone terus berlangsung. Keberadaan sistem

budidaya ikan keramba jaring apung tidak lepas dari

dukungan berbagai sarana produksi ikan (saprokan).

Namun demikian, pada tingkat pengelolaan budidaya yang

tidak terkendali tentu akan berdampak buruk bagi

lingkungan Bendungan Ponre-Ponre.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

32 Tahun 2009 dijelaskan bahwa pemanfaatan sumber

daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan

fungsi lingkungan.1 Oleh karena itu, kebijakan, rencana,

dan program pembangunan harus dijiwai dengan

kewajiban melestarikan lingkungan hidup dan

mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. Sejauh

ini, aktivitas budidaya ikan sistem KJA di ponre-ponre

tetap terus berkembang untuk meningkatkan produksi.

1 Jakarta: Sekretariat Negara, Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup. 2009.

2

Keramba Jaring Apung (KJA) adalah sarana

pemeliharaan ikan atau biota perairan yang kerangkanya

terbuat dari bambu, kayu, pralon atau pipa besi berbentuk

bujur sangkar dengan jaring dan pelampung seperti drum

plastik atau streroform. agar wadah tetap terapung di dalam

air. Dimana dalam budidaya sistem keramba jaring apung,

pemilihan lokasi merupakan faktor utama keberhasilan

usaha dan antara lain faktor lingkungan juga optimal

dimana ketersediaan cahaya., suhu salinitas, arus dan

ketersediaan nutrient. Oleh karena itu, faktor fisik suatu

perairan menjadi salah satu penentu keberhasilan budidaya

ikan nila dan ikan mas.

Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal

dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang

berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur dan

karakteristik genetik ikan yang meliputi faktor keturunan,

kemampuan memanfaatkan makanan dan ketahanan

terhadap penyakit. Faktor eksternal adalah faktor yang

berhubungan dengan lingkungan tempat ikan hidup yang

meliputi sifat fisik dan kimia air, ruang gerak dan

ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.

Berat dapat dianggap sebagai fungsi dari panjang.

Hubungan antara panjang dan berat hampir mengikuti

3

hukum kubik, yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga dari

panjangnya.

Namun hubungan yang ada pada ikan sebenarnya

tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan yang

berbeda. Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang

ingin dan mampu dibeli oleh pelanggan. selama periode

tertentu di bawah seperangkat kondisi tertentu Model dasar

permintaan individu dapat dibagi menjadi dua macam,

yaitu model permintaan langsung. Dan model kueri

turunan. Kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan

keinginan konsumen merupakan dasar dari permintaan

konsumen. Dalam hal ini memperkenalkan konsep utilitas

sebagai ukuran kepuasan atau kesejahteraan yang diperoleh

dari konsumsi. Penawaran menunjukkan hubungan antara

dan jumlah barang yang ditawarkan di pasar yang juga

dipengaruhi oleh faktor non harga seperti biaya faktor

produksi, barang terkait, teknologi, dan jumlah produsen.

Hukum penawaran menyatakan bahwa semakin tinggi

harga suatu barang, semakin banyak yang ditawarkan di

pasar. Sebaliknya, semakin rendah harga barang, semakin

sedikit barang yang ditawarkan di pasar. Penawaran adalah

jumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen

pada tingkat harga tertentu.

4

Kondisi ini tercermin dari berbagai macam Sarana

Produksi Ikan yang disuplai ke ponre-ponre dengan

harapan agar produksi ikan dapat meningkat. Di sisi lain,

saprokan yang tersedia belum tentu cocok dan dapat

diterapkan dengan baik oleh pembudidaya. Jika tidak

sesuai dengan input yang ada, tidak hanya merugikan

petani, tetapi juga berdampak negatif terhadap lingkungan

Bendungan Ponre-Ponre. Oleh karena itu, pengelolaan

sistem KJA budidaya ikan yang dikembangkan di Ponre-

Ponre perlu ditinjau ulang untuk melihat kesesuaiannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola

budidaya sistem keramba jaring apung yang dapat

meminimalkan beban sisa pakan. Penggunaan konsep

elastisitas yang paling umum adalah untuk memprediksi

apa yang akan terjadi jika harga barang/jasa dinaikkan.

Pengetahuan tentang dampak perubahan harga terhadap

permintaan sangat penting. Menurut hukum permintaan,

tindakan menaikkan harga ini jelas akan mengurangi

permintaan. Jika permintaan berkurang hanya dalam

jumlah kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya

produksi dan produsen akan diuntungkan. Namun, jika

kenaikan harga ini ternyata sangat mengurangi permintaan,

maka itu bukan keuntungan.

5

Konsep elastisitas sering digunakan sebagai dasar

analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan,

penawaran, penerimaan pajak, dan distribusi kekayaan.

Elastisitas penawaran penting dalam pengambilan

keputusan manajerial, karena tingkat elastisitas ini

menggunakan kepekaan penawaran produsen terhadap

perubahan harga. Informasi ini sangat penting bagi para

manajer yang berkecimpung dalam bisnis, sehingga dapat

mengambil keputusan tentang strategi penetapan harga

produk. Salah satu poin penting dalam fungsi penawaran

adalah tingkat kepekaan atau elastisitas kuantitas yang

ditawarkan karena adanya perubahan salah satu faktor yang

mempengaruhinya.

Alasan penulis memilih lokasi penelitian ini

berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan pertama

adalah keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik

dari segi tenaga, dana maupun dari segi efisiensi waktu.

Melakukan penelitian di lokasi yang dipilih tidak

menimbulkan masalah dalam hal kemampuan staf peneliti.

Satu hal yang sangat membantu dalam melakukan

penelitian di lokasi pilihan ini adalah masalah pendanaan.

Peneliti tidak diharuskan membayar lebih untuk studi

6

lapangan jika dibandingkan dengan penelitian di tempat

lain.

Pemilihan lokasi penelitian ini dapat memberikan

efisiensi waktu dan tetap dapat melaksanakan tugas utama

peneliti sebagai anak membantu orang tua atau

meringankan pekerjaan orang tua.

Melihat besarnya potensi ekonomi budidaya ikan

dengan memanfaatkan Bendungan Ponre-Ponre. Melalui

proses pembudidaya mempelajari kelayakan ekonomi

budidaya ikan bendungan, peneliti mengangkat judul

“Elastisitas Budidaya Ikan di Bendungan Ponre-Ponre

Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Masyarakat

Di Desa Ponre-Ponre Kecamatan Libureng Kabupaten

Bone”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dianalisis dalam

penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

2. Bagaimana analisis elastisitas budidaya ikan

Bendungan Ponre-Ponre?

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan yang

hendak dicapai oleh peneliti dalam penelitan ini adalah:

1. Untuk mengetahui Faktor-faktor apakah yang

mempengaruhi tingkat permintaan dan penawaran

terhadap pendapatan masyarakat di Bendungan Ponre-

Ponre!

2. Untuk mengetahui analisis elastisitas budidaya ikan

Bendungan Ponre-Ponre!

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi beberapa pihak yaitu;

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dari penelitian adalah meningkatkan

pengetahuan ekonomi khususnya ekonomi yang

berkaitan dengan permintaan dan penawaran sehingga

dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan Untuk

mengetahui elastisitas ikan bendungan khususnya di

daerah Bendungan Ponre-Ponre.

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Elastisitas

1. Elastisitas

Sederhananya elastisitas dapat diartikan sebagai

tingkat sensitivitas gejala ekonomi terhadap perubahan

gejala ekonomi lainnya. Pengertian lain elastisitas

dapat diartikan sebagai tingkat kepekaan perubahan

kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya

perubahanfaktor-faktor lain. Ukuran yang digunakan

untuk mengukur derajat kepekaan adalah

perbandingan/perbandingan persentase perubahan

jumlah barang yang diminta atau barang yang

ditawarkan dengan persentase perubahan faktor-faktor

yang menyebabkan jumlah barang tersebut berubah.

Elastisitas (peregangan) adalah pengaruh

perubahan harga terhadap jumlah yang diminta atau

ditawarkan. Dengan kata lain, elastisitas adalah tingkat

kepekaan (perubahan) suatu fenomena ekonomi

terhadap perubahan fenomena ekonomi lainnya.

Adapun rumus yang digunakan dalam elastisitas yaitu

sebagai berikut:

9

=

.

Elastisitas adalah kepekaan perubahan suatu

variabel sebagai akibat dari perubahan variabel lain,

yang dapat berupa harga barang, kepekaan konsumen

terhadap barang yang bersangkutan, barang lain atau

barang pendapatan. Kepekaan konsumen terhadap harga

disebut elastisitas harga, kepekaan konsumen terhadap

barang lain disebut elastisitas silang,dan kepekaan

konsumen terhadap pendapatan disebut elastisitas

pendapatan.2

Dalam ilmu ekonomi elastisitas dibagi menjadi

empat yaitu elastisitas permintaan (elasticity of

demand), elastisitas penawaran (elasticity of supply)

elastisitas pendapatan (income elasticity) dan elastisitas

silang (cross elasticity).

a. Elastisitas Permintaan (Elasticity Of Demand)

Sebagaimana kita ketahui pada umumnya

konsumen peka/ sensitive terhadap perubahan

harga. Ketika terjadi perubahan harga (baik harga

naik maupun harga turun) akan mempengaruhi

2 Hartono Tony, Mekanisme ekonomi dalam konteks ekonomi

indonesia, (Cet. I; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Hal.78.

10

keputusan konsumen dalam melakukan pembelian.

Ukuran kepekaan konsumen ini disebut dengan

Elastisitas Harga Permintaan atau sering disebut

Elastisitas Permintaan yang dilambangkan dengan

Ed. Elastisitas permintaan (elastisitas harga

permintaan, price elasticity of demand ) ialah suatu

koefisien yang menjelaskan perubahan jumlah

barang yang diminta akibat adanya perubahan

harga.3

Elastisitas permintaan (Ed) didefinisikan

sebagai derajat kepekaan terhadap perubahan

jumlah barang yang diminta akibat perubahan harga

barang itu sendiri. Dalam pengertian lain, elastisitas

permintaan sering didefinisikan sebagai rasio

persentase perubahan jumlah barang yang diminta

dengan persentase perubahan harga barang itu

sendiri. Besar kecilnya elastisitas permintaan diukur

dengan tingkat koefisien elastisitas. Berdasarkan

besar kecilnya tingkat koefisien elastisitas

permintaannya, Adapun jenis-jenis elastisitas

permintaan yaitu sebagai berikut: Permintaan

3 Dumairy, Matematika Terapan Untuk Bisnis Dan Ekonomi, (Cet

IX; BPFE- Yogyakarta, 2015), h.221.

11

Inelastis Sempurna, Permintaan

Inelastis, Permintaan Elastis Uniter, Permintaan

Elastis, Permintaan Elastis Sempurna.

1) Inelastis sempurna (Ed = 0). Berapa pun harga

suatu barang, orang akan tetap membeli

sejumlah yang di butuhkan.

Gambar 1. Ilustrasi Kurva Permintaan Elastis

Keterangan: Persentase perubahan permintaan lebih besar dari

persentase perubahan harga.

2) Permintaan inelastis (Ed < 1). Situasi ini terjadi

apabila nilai kofisien elastisitas permintaan

kurang dari satu. Ini terjadi apabila persentase

perubahan permintaan lebih kecil dari persentase

perubahan harga.

Gambar 2. Ilustrasi Kurva Permintaan

Inelastis

12

Keterangan: Persentase perubahan permintaan

lebih kecil dari persentase perubahan harga.

3) Permintaan elastisitas uniter (Ed = 1 ). Situasi

ini terjadi apabila persentase perubahan

permintaan sama dengan persentase perubahan

harga.

Gambar 3. Ilustrasi Kurva Permintaan Uniter

Keterangan: persentase perubahan permintaan

sama dengan persentase perubahan harga.4

4) Permintaan elastis ( Ed > 1 ). Situasi ini terjadi

apabila nilai koefisien elastisitas permintaan

lebih besar dari satu. Ini terjadi bila persentase

perubahan permintaan lebih besar dari

persentase perubahan harga.

4 Wahyudi Adji, Et Al. Ekonomi, (Cet. I; Jakarta: Pt. Gelora Aksara

Pratama, 2007), H. 75.

13

Keterangan: persentase perubahan permintaan

lebih besar dari persentase perubahan harga.

5) Elastisitas sempurna (Ed = - ). Perubahan harga

sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan

tidak terbilang besarnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

elastisitas permintaan adalah sebagai berikut:

1) Elastisitas harga (price elasticity) yaitu

persentase perubahan jumlah barang yang

diminta atau yang ditawarkan, yang disebabkan

oleh persentase perubahan harga barang

tersebut.

2) Jenis barang, terdapat perbedaan elastisitas yang

ditimbulkan suatu barang jika kepentingannya

terhadap konsumen berbeda, contoh barang

kebutuhan pokok sehari-hari seperti bawang

merah sekalipun harganya tingg, permintaan

terhadpa bawang merah tetap tinggi karena

merupakan kebutuhan sehari-hari di rumah

tangga.

3) Tersedianaya barang subsitusi, jika suatu barang

mengalami kenaikan harga, sedangkan ia

memiliki barang subsitusi atau pengganti di

14

pasar, maka konsumen akan memilih untuk

membeli barang substitusinya yang belum

mengalami kenaikan harga.

4) Tingkat pilihan konsumen dalam

membelanjakan uangnya terhadap suatu barang,

jika seseorang memiliki minat yang tinggi

terhadap suatu barang maka permintaanya akan

tetap tinggi sekalipun harganya naik.

5) Jangka waktu analisa, makin pendek jangka

waktu analisa maka makin tidak elastis sifat

permintaan terhadap suatu barang, karena dalam

waktu yang pendek sesorang sulit untuk

mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di

pasar. Jika jangka waktunya lama, maka sifat

permintaan atas suatu barang semakin elastis,

karena dalam waktu yang lama seseorang dapat

memiliki informasi yang lebih banyak tentang

keadaan pasar.

Manfaat menaksir elastisitas permintaan

yaitu hal tersebut bisa menjadi landasan dalam

menyusun kebijakan perusahaan, apabila dketahui

sifat responsif permintaan apabila berlaku

perubahan harga, dapatlah suatu perusahaan atau

15

pengusaha menentukan apakah perlu menaikkan

produksi atau tidak. Macam-macam elastisitas jika

dilihat dari cara menghitungnya dapat di bedakan

menjadi dua yaitu:

1) Elastisitas titik (point elasticity), dipakai untuk

menghitung rasio sebuah perubahan yang amat

terkecil dalam jumlah (permintaan). Di

bandingkan dengan sebuah perubahan yang

teramat kecil dalam harga.

2) Elastisitas busur (arch elasticity), di pergunakan

pada perhitungan data yang merupakan hasil

dari beberapa observasi saja dari harga dan

kuantitas suatu barang. Atau dipakai untuk

menghitung rasio perubahan yang relatif cukup

besar dalam harga dan kuantitas.5

b. Elastisitas Penawaran

Sebagaimana kita ketahui pada umumnya

konsumen sensitive terhadap perubahan harga,

tetapi disisi lain produsenpun

sensitive terhadap perubahan harga. Ketika terjadi

perubahan harga (baik harga naik atau harga turun)

5 Khusaini Mohammad, Ekonomi Mikro Dasar-Dasar Teori, (Cet, I;

Universitas Brawijaya Press, 2013). h. 30-34.

16

akan mempengaruhi keputusan produsen dalam

berproduksi.

Elastisitas penawaran (elasticity of supply)

adalah istilah dalam dunia ekonomi untuk

mendefinisikan pengaruh terhadap besar atau

kecilnya level kepekaan perubahan jumlah barang

yang ditawarkan terkait adanya perubahan harga

dari barang tersebut.

Elastisitas penawaran (Es) diartikan sebagai

derajat kepekaan perubahan kuantitas barang yang

ditawarkan yang disebabkan karena perubahan

harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas

penawaran sering diartikan sebagai perbandingan

persentase perubahan kuantitas barang yang

ditawarkan dengan persentase perubahan harga

barang itu sendiri. Besar kecilnya elastisitas

penawaran diukur dengan tingkat Koefisien

Elastisitas Penawaran.

Elastisitas penjualan (Istilahnya yang

lengkap ; Elastisitas harga permintaan, Price

elasticity of demand) adalah suatu koefisien yang

menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang

yang diminta akibat adanya perubahan harga. Jadi

17

merupakan ratio antara persentase perubahan

harga.6 Elastisitas harga dari penjualan atau sering

disingkat sebagai elatisitas penjualan merupakan

suatu ukuran sensitivitas penjualan konsumen

terhadap perubahan harga produk. Elastisitas

penjualan ini diukur melalui koefisien elastisitas

yang didefinisikan sebagai persentase perubahan

kuantitas yang diminta dibagi dengan persentase

perubahan harga.

Koefisien elastisitas penjualan selain

diucapkan dengan nilai absolut (mutlak), sehingga

nilai koefisien elastistas penjualan yang kecil akan

memberikan gejala bahwa penjualan kurang sensitif

terhadap perubahan harga, sebaliknya semakin

besar nilai absolut dari koefisien elastisitas berarti

penjualan konsumen semakin sensitive terbadap

perubahan harga.7 Samuelson dan Nordhaus tahun

1996 menyatakan, bahwa elastisitas harga atas

penjualan mengukur seberapa basar parubahan

6 Dumairy, Matematika Tarapan Untuk Bisnis Dan Ekonomi, (Cet,

III; Erlangga,1996). hal,221-222.

7 Gaspersz, Total Quality Management, (Cet, V; Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, 1996). H, 105.

18

jumlah barang yang diminta apabila harganya

berubah.

Elastistas harga atas penjualan adalah

kepekaan jumlah barang yang diminta terhadap

perubahan harga barang tersebut, dengan asumsi

bahwa hal lainnya tidak berubah. Penjualan akan

barang memiliki elastistas yang beragam. Penjualan

akan barang kebutuhan pokok seperti makanan

biasanya kurang bereaksi terhadap perubahan

harga, sedangkan barang mewah seperti

penerbangan umumnya sangat peka terhadap

perubahan harga8.

Penjualan akan suatu barang dikatakan

elastis jika jumlah yang diminta sangat peka

terhadap perubahan harga dan dikatakan inelastis

bila jumlah yang diminta kurang peka terhadap

perubahan harga.9 Menyatakan bahwa elastisitas

diartikan besarnya perubahan relatif dari suatu

variabel yang dijelaskan (Y) yang disebabkan oleh

8 Samuelson, P.A & Nordhaus, W.D. Mikro Ekonomi ( Cet, I; Erlangga:

Jakarta 1996). h 107.

9 Kelana, S. Ekonomi Mikro. PT Raja Grafindo Persada, ( Cet, II; Jakarta.

1996). h 219.

19

perubahan relatif dari suatu variabel penjelas (X).

Karena elastisitas merupakan perubahan dalam

relatif maka besarnya nilai elastisitas dinyatakan

dalam angka absolut tetapi dibaca dengan

mengggunakan persentase. Jika nilai elastistas lebih

satu, maka dapat dinyatakan nilai elastisitasnya

adaIah elastis, artinya perubahan jumlah yang

diminta. lebih besar dibandingkan perubahan harga

penyebabnya.10

Menyatakan, bahwa nilai koefisien

elastisitas berkisar antara nol dan tak hingga.

Elastisitas nol apabila perubahan harga tidak

akan merubah jumlah yang diminta, jumlah yang

diminta tetap saja jumlahnya walaupun harga.

mengalami kenaikan atau penurunan. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas

penawaran adalah sebagai berikut:

1) Jenis produk, semakin cepat produsen merespon

perubahanharga yang terjadi maka akan

semakin elastis penawarannya biasanya terjadi

pada industri-industri seperti tekstik, rokok,

pakaian dan indutri laiinya. Sedangkan jika

10

Sukirno, S. Mikro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada, (Cet. II; Jakarta.

1997). h 97.

20

produsen kurang merespon terhadap harga

maka akan semakin inelastis hal ini biasanya

terjadi pada produsen beras.

2) Sifat perubahan biaya produksi, penawaran

akan bersifat tidak elastis apabila kenaikan

penawaran hanya dapat dilakukan dengan

mengeluarkan biaya tambahan tidak terlalu

besar, penawaran akan bersifat elastis. Tinggi

rendahnya biaya yang di keluarkan tergantung

dari tingkat penggunaan kapasitas perusahaan

dan kemudahan dalam memperoleh faktor-

faktor produksi.

3) Jangka waktu, panjang pendeknya waktu dapat

mempengaruhi elastisitas penawaran. Di dalam

menganalisis pengaruh waktu kepada elastisitas

penawaran di bedakan menjadi tiga yaitu

sebagai berikut:

a) Masa amat singkat, yang dimaksud dengan

masa amat singkat adalah jangka waktu

dimana para penjual tidak dapat menambah

penawarannya. Dengan demikian

penawarannya bersifat tidak elastis

sempurna.

21

b) Jangka pendek, di dalam jangka pendek

kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak

dapat di tambah. Tetapi setiap perubahan

masih dapat memberikan produksi dengan

kapasitas yang tersedia itu dengan cara

menggunakan faktor-faktor produksi,

termasuk barang modal, secara lebih intensif

yaitu memperpanjang jam kerja,

memperbaiki manajemen produksi dan

menggunakan tenaga kerja lebih efektif dan

sebagainya.

c) Jangka panjang, produksi dan jumlah barang

yang di tawarkan dapat dengan mudah di

tambah dalam jangka panjang. Oleh

karenanya penawaran bersifat elastis.11

Ukuran kepekaan produsen terhadap

perubahan harga inilah yang disebut

dengan Elastisitas Harga dari Penawaran atau

sering disebut

Elastisitas Penawaran disimbolkan Es. Jenis-jenis

11

Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan: Proses, masalah, dan

dasar Kebijakan (edisi ke kedua). (Cet. II; Jakarta : Kencana Prenadamedia

Group. 2014). H 119-120.

22

Elastisitas Penawaran Berdasarkan besar kecilnya

tingkat koefisien elastisitas penawarannya,

elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi

5 (lima) macam : Penawaran Inelastis Sempurna,

Penawaran Inelastis, Penawaran Elastis Uniter,

Penawaran Elastis, Penawaran Elastis Sempurna.

1) Penawaran elastis ( Es > 1 ), situasi ini terjadi

apabila nilai koefisien elastisitas penawaran

lebih besar dari satu, atau dengan kata lain, bila

persentase perubahan penawaran lebih besar

dari persentase perubahan harga.

Gambar 4. Ilustrasi Kurva Penawaran Elastis

23

Keterangan : Persentase perubahan penawaran

lebih besar dari persentase perubahan harga.

2) Penawaran inelastis (Es < 1 ),situasi ini terjadi

bila nilai koefisien elastis penawaran kurang

dari satu, atau dengan katan lain, bila persentase

perubahan penawaran lebih kecil dari

persentase perubahan harga.

Gambar 5. Ilustrasi Kurva Penawaran Inelastis

Keterangan : Persentase perubahan penawaran

lebih kecil dari persentase perubahan harga.

3) Penawaran elastisitas uniter ( Es =1 ), situasi ini

terjadi bila nilai koefisien elastisitas penawaran

sama dengan satu, atau dengan lain, bila

persentase perubahan penawaran sama dengan

persentase perubahan harga.

24

Gambar 6. Ilustrasi Kurva Penawaran

elastisitas uniter

Keterangan : persentase perubahan penawaran

sama dengan persentase perubahan harga.12

4) Inelastisitas sempurna ( Es = 0 ), situasi ini

terjadi apabila nilai koefisien elastisitas

penawaran sama dengan nol. Ini terjadi apabila

perubahan harga sama sekali tidak

mempengaruhi jumlah penawaran.

5) Elastisitas sempurna ( Es = - ), situasi dimana

apabila terjadi perubahan harga, walaupun

sedikit, akan mengakibatkan perubahan jumlah

penawaran yang sangat besar.

Elastisitas penawaran ini lantas dilihat dari

yang namanya koefisien elastisitas penawaran,

12

Wahyudi Adji, et.al. Ekonomi..

25

yakni angka atau persentase perbandingan antara

perubahan harga barang dengan perubahan jumlah

barang yang ditawarkan. Terjadinya elastisitas

penawaran ini sangat bergantung kepada sejumlah

faktor, yaitu: Ketersediaan barang (source

availability), Banyaknya produsen yang

memproduksi barang tersebut (producer amount)

Inovasi teknologi (innovation of technology).

Apabila bahan-bahan produksi sulit

didapatkan, produsen akan mengalami kesulitan

untuk menawarkan banyak barang kepada

konsumen. Atas dasar itu, maka terjadilah

peningkatan harga guna mengimbangi ‘effort’

dalam memproduksi barang tersebut.

Apabila produsen yang memproduksi suatu

produk ada banyak, hal ini berimbas pada

meningkatnya jumlah barang yang ditawarkan,

sehingga secara otomatis berpengaruh terhadap

harga dari barang tersebut. Sementara kaitan antara

perkembangan teknologi dengan elastisitas

penawaran ini didasari pada efisiensi produksi

barang akibat penggunaan alat-alat produksi

tersebut. Dikatakan bahwa faktor yang

26

mempengaruhi elastisitas penjualan adalah: Tingkat

kemampuan barang-barang lain untuk

menggantikan barang yang bersangkutan,

Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan

untuk membeli barang tersebut, Jangka waktu di

mana penjualanitu dianalisis., Elastisitas

menunjukkan tanggapan dari suatu variabel tidak

bebas karena adanya perubahan dalam variabel

bebas tertentu.

Dalam hal penjualan akan suatu barang kita

dapat melihat elastisitas penjualan karena

perubahan harga dimana harga sebagai variabel

bebas dan jumlah barang yang diminta sebagai

variabel tidak bebas atau elastisitas penjualan

karena perubahan pendapatan ataupun karena

perubahan harga barang lain mempunyai hubungan

dengan barang yang dibicarakan.

c. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)

Elastisitas pendapatan (income elasticity)

yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu

barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan

pendapatan (income) riil konsumen. Elastisitas

pendapatan adalah mengukur persentase permintaan

27

terhadap suatu barang berubah apabila pendapatan

konsumen berubah apabila pendapat negatif, barang

tersebut adalah barang bermutu rendah, apabila

positif, barang tersebut adalah barang normal

contoh barang mewah.13

Adapun rumus yang

digunakan untuk mengukur elastisitas pendapatan

adalah sebagai berikut :

E =

=

X

Di mana :

E = Elastisitas

Q =Jumlah barang

I = Pendapatan

∆I = Perubahan pendapatan

∆Q = Perubahan jumlah barang

Adapun rumus yang digunakan untuk

mencari total revenue yaitu :

TR = P x Q

Dimana :

TR = Total Revenue ( Total Penerimaan )

13

Dominick salvarote, Mikro Ekonomi, (Cet. X; Erlangga Jakarta 2007). H,

36.

28

P = Price (Harga )

Q = Quantity ( Jumlah Barang )14

Secara umum nilai koefisien persentase

elastisitas, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Nilai Koefisien Persentase Elastisitas

Elastisistas Koefisien Keterangan

Elastisitas

permintaan dan

elastisitas

penawaran

E > 1 Elastis

E < 1 Inelastis

E = 1 Uniter

E = 0 Inelastis Sempurna

Es = - Elastis Sempurna

2. Budidaya Ikan Bendungan Ponre-Ponre

Budidaya adalah sebuah usaha untuk

mengembangkan dan mendapatkan hasil dari sebuah

sistem yang dipakai untuk memperbanyak atau

memproduksi apapun dengan bantuan sumber daya

14

Supangat Andi, Matematika Untuk Ekonomi dan Bisnis, (Cet. III; Jakarta:

2015),h. 165.

29

manusia. Seperti ikan nila dan ikan emas sebuah

budidaya harus menggunakan teknik tertentu.

Untuk pengertian budidaya ikan dalam

bendungan ponre-ponre maka ini akan menjadi sebuah

pengembangan atau pemeliharaan ikan maupun

organisme penting dan bernilai lainnya di dalam habitat

bendungan. Seperti cara budidaya ikan nila dan ikan

mas diperlukan beragam teknik pengembangan agar

organisme perairan tersebut bisa berkembang dengan

baik.

Menurut syamsuddin Budidaya ikan bendungan

ini juga dikenal dengan istilah Keramba Jaring Apung

(KJA). Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan suatu

alat yang dipakai untuk budidaya ikan bendungan15

.

Faktor yang mendukung perkembangan budidaya ikan

Nila dan mas di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone

yaitu tersedianya modal, lahan, kolam, bibit ikan,

pakan, dan air.

Kontribusi perkembangan budidaya ikan nila

dan ikan mas terhadap kondisi sosial ekonomi

15 Syamsuddin (27). Kepercayaan Pondok Mulya, Jln Agus Salim,

Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Tanggal

03 November 2020.

30

masyarakat sangat bagus dan baik bagi masyarakat

sekitar Kecamatan libureng. Karena dapat menigkatkan

kesejahteraan masyarakat, membuka lahan pekerjaan

bagi yang menganggur dan tarap hidup masyarakat

setempat. Pemasarannyapun cukup luas untuk ikan nila

ini dan juga bisa diekspor keluar negeri untuk

dikonsumsi bagi masyarakat disana.

Khususnya bagi buruh ikan dapat

mensejahterakan taraf hidup keluarganya dan

sebaliknya bagi pembudidaya memiliki perkembangan

yang bagus agar dapat memberikan atau membuka

lahan pekerjaan bagi masyarakat yang menganggur.

KJA ditempatkan di lokasi budidaya secara

berjejer antara satu unit dengan unit KJA lainnya dan

saling menyambung, tujuannya untuk mempermudah

pemilik atau penjaga KJA dalam memelihara serta

mengawasinya.

Budidaya ikan sistem KJA dalam

operasionalnya dilengkapi dengan fasilitas pendukung

yang terdiri atas rumah jaga, tempat pakan, dan lahan

karantina, Keramba jaring apung terdiri atas keramba

(jaring) dan tali dengan ukuran yang seragam. Satu

31

petak KJA dibuat dengan ukuran panjang 7 m, lebar 7

m, dan dalam 4 m.

Jenis komoditas ikan yang dibudidayakan adalah

ikan mas, nila. Ada satu pola budidaya yang

dikembangkan yaitu pola pertama budidaya ikan mas

dengan ikan nila. Dalam pola budidaya ikan mas

dengan nila, ikan mas dan ikan nila dengan jumlah

penebaran 2000 ekor . Jumlah penebaran benih ikan

mas dan nila.

Tabel 2. Padat Penebaran Benih Ikan Mas dan Nila Per

Petak Kja (Kg) Dalam Satu Musim Produksi

Pola Budidaya Kisaran Rataan

Ikan mas 30-200 71,41

Ikan nila 25-150 69,19

Rataan 70,3

Dipelihara selama 4 bulan, jadi budidaya ikan

mas dapat dilakukan 3 musim tanam dalam setahun.

Sedangkan ikan nila dalam setahun dapat

dibudidayakan 2 musim, karena ikan nila dalam jaring

lapis kedua pertumbuhannya lambat dan hanya

32

mendapatkan sisa pakan dari ikan mas yang dipelihara

dalam jaring lapis pertama.16

Jumlah pakan yang dibutuhkan dalam budidaya

ikan mas dengan nila satu musim rata-rata 1.205 kg.

Pada umumnya pemberian pakan dilakukan antara 3-5

kali dalam satu hari. Pola pemberian pakan menjadi

lebih banyak pada saat harga ikan tinggi, karena

pembudidaya berupaya mempercepat masa panen,

biasanya panen dilakukan setelah pemeliharaan selama

4 bulan dipercepat menjadi 3-3,5 bulan.

Habitat yang ideal untuk ikan nila dan ikan emas

adalah perairan tawar yang memiliki suhu antara 140 C

- 380 C, atau suhu optimal 250C-300C. Kisaran

salinitas (kadar garam) yang ditoleransi untuk

pertumbuhan ikan nila dan ikan emas adalah 0-15 ppt.

Ikan dapat tumbuh yang optimal jika

memperoleh makanan yg lengkap. Lebih lanjut

dinyatakan, bahwa jumlah ransum dan komposisi gizi

yang dibutuhkan oleh seekor ikan berbeda-beda dan

selalu berubah. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh

16

Idil Ardi, Budidaya Ikan Sistem Keramba Jaring Apung Guna

Menjaga Keberlanjutan Lingkungan Perairan Waduk Cirata diakses pada

tanggal 10 Desember 2020 Jurnal penelitian, 8, 24-25, 2013.

33

jenis ikan, umur ikan dan ketersediaan makanan alami

di dalam tempat pemeliharaannya.

3. Pendapatan masyarakat melalui Budidaya Ikan

bendungan dengan Keramba Jaring Apung (KJA)

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik

berupa uang maupun berupa barang yang berasal dari

pihak lain maupun hasil industri yang di nilai atas dasar

sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu

pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat penting

artinya bagi kelangsungan hidup dan kehidupan

seseorang secara langsung maupun tidak langsung17

.

Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa

modal sosial dapat mempengaruhi peningkatan

pendapatan tersebut. Selain itu, keterlibatan berbagai

pihak baik itu pihak dari lembaga pemerintah maupun

lembaga non pemerintah yang menyediakan berbagai

bentuk bantuan, juga menjadi faktor penting dalam

memulihkan pendapatan masyarakat pasca tsunami.

Model yang digunakan untuk menganalisis modal sosial

17 Suroto. Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Perencanaan

Kesempatan Kerja. ( Cet. IX; Yogyakarta: Gajah Mada Univercity. 2000). h

201.

34

dan pendapatan masyarakat pasca tsunami adalah model

regresi linier.

Selain memasukkan indeks modal sosial

masyarakat dan keterlibatan berbagai pihak sebagai

penyedia bantuan dalam proses rehabilitasi dan

rekonstruksi di NAD sebagai variabel bebasnya, juga

memasukkan variabel-variabel lain yang secara umum

mempengaruhi pendapatan.

Modal sosial memang bukan satu-satunya faktor

yang mempengaruhi tercapainya tingkat kesejahteraan

rumah tangga dan pembangunan wilayah yang tinggi.

Banyak faktor-faktor yang juga menjadi kendala utama

seperti ketersediaan sumberdaya alam fisik serta sumber

daya manusia.

Namun penelitian-penelitian tentang modal

sosial yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa

modal sosial dapat mempengaruhi tercapainya tingkat

kesejahteraan masyarakat dan pembangunan wilayah

yang tinggi, khususnya pembangunan ekonomi suatu

wilayah. Salah satu alasan terjadinya kesenjangan

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wilayah di

beberapa negara berkembang adalah ketiadaan modal

sosial yang positif. Secara umum dinyatakan bahwa

35

negara, wilayah dan komunitas dengan modal sosial

yang lebih besar memiliki peluang yang lebih besar

untuk memperoleh keuntungan ekonomi.18

Hingga saat ini, telah banyak penelitian dan

tulisan ilmiah yang berhasil menunjukkan bahwa modal

sosial berperan dalam peningkatan kesejahteraan rumah

tangga dan pertumbuhan ekonomi wilayah.19

Modal

sosial berpengaruh terhadap pembangunan desa yaitu

dalam membangun kembali ekonomi masyarakatnya.

Kebijakan dan strategi yang ditetapkan pemerintah

dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi untuk

membangun kembali ekonomi adalah salah satunya

memulihkan pendapatan masyarakat melalui

penyediaan lapangan kerja dan memberikan pelatihan-

pelatihan bagi masyarakat yang pekerjaannya hilang.

Kerjasama dan saling percaya antar sesama

masyarakat maupun dengan lembaga di dalam dan di

luar komunitas masyarakat sebagai unsur utama modal

sosial. Sering melakukan kerjasama dan tingkat

18 Narayan, D. Pendapatan rumah tangga dan modal sosial di

pedesaan Tanzania. (Cet I; Fakultas Perkembangan Ekonomi dan Perubahan

Budaya. 1999) h. 871-986 19 Vipriyanti, N. U. Analisis keterkaitan modal sosial dan

pembangunan ekonomi wilayah: studi kasus di empat kabupaten di Bali

[draf disertasi]. Bogor. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 2007

36

kepercayaan yang tinggi memberi peluang masyarakat

untuk memperoleh keuntungan secara kolektif.

Aktivitas bersama yang dihasilkan dari adanya interaksi

sosial yang intensif dapat meningkatkan produktifitas

ekonomi.

Masyarakat dalam suatu komunitas kecil, yang

mampu membangun interaksi dan komunikasi personal

yang intensif, memungkinkan untuk memilih individu-

individu yang dapat dipercaya. Norma bersama dan

resiprositas yang terbangun dalam komunitas

mendorong terjadinya pengelolaan sumberdaya bersama

(common resource) secara lebih efisien seperti sistem

irigasi dan tanah desa.20

Namun norma dan kelompok horisontal dapat

pula menjad penghambat ketika kelompok tersebut

mengisolasi anggotanya dari pengaruh eksternal

maupun mengurangi akses individu lainnya.

menyatakan bahwa modal sosial dapat beperan sebagai

rem dalam pembangan ekonomi yang membatasi

perkembangan teknologi dan ide-ide baru.

20

North, D. C. Kelembagaan, Perubahan Kelembagaan dan

Kinerja Ekonomi. (Cet. I; Cambridge University Press.Cambridge. 1990).

37

Menyatakan bahwa jaringan kerja sosial dan

adanya norma yang bersifat resiprokal adalah inti dari

berbagai collective good seperti rasa aman, kesehatan

dan kebahagiaan penduduk, pendidikan yang efektif,

demokrasi yang responsif dan kesejahteraan anak.

Partisipasi memberi pengaruh yang nyata dan positif

terhadap kesejahteraan rumah tangga.

Menyatakan bahwa partisipasi menyebabkan

akses masyarakat teradap sumber finansial menjadi

lebih besar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

Dengan bergabungnya rumah tangga miskin dalam

jaringan perkumpulan melalui mekanisme mencontoh,

maka rumah tangga miskin dapat belajar dari rumah

tangga tidak miskin, sehingga aliran informasi berupa

pengetahuan, pengalaman, atau dana yang diperoleh

lebih banyak dibandingkan jika rumah tangga miskin

hanya berinteraksi sesama rumah tangga miskin Diacu

dalam Vipriyanti tahun 2007 juga menyatakan bahwa

semakin luas jaringan kerja akan menguatkan akses

terhadap ketersediaan informasi, pemberdayaan kontrak

dan tujuan-tujuan bersama.

Putnam menyatakan bahwa wilayah dengan

modal sosial yang kuat akan lebih sejahtera

38

dibandingkan dengan wilayah yang memiliki modal

sosial yang lemah. Akan tetapi dalam penelitian ini,

pendapat Putnam tersebut tidak dapat dibuktikan jika

kesejahteraan dilihat dari tingkat pendapatan

masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tingkat pendapatan masyarakat di ponre-ponre tidak

berbeda, sementara itu tingkat modal sosial masyarakat

di ketiga desa tersebut berbeda nyata.

Banyak ahli ekonomi maupun fikih yang

memberikan perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi

yang menjelaskan bahwa maksud pertumbuhan

ekonomi bukan hanya sebatas aktivitas produksi saja.

Lebih dari itu, pertumbuhan ekonomi merupakan

aktivitas menyeluruh dalam bidang produksi yang

berkaitan erat dengan keadilan distribusi.

Pertumbuhan bukan hanya persoalan ekonomi,

melainkan aktivitas manusia yang ditunjukan untuk

pertumbuhan dan kemajuan sisi material dan spiritual

manusia. Beberapa pemahaman pokok mengenai

pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari perspektif Islam

diantaranya mengenai batasan tentang persoalan

ekonomi, perspektif Islam tidaklah sama persoalan

ekonomi yaitu persoalan kekayaan dan minimnya

39

sumber-sumber kekayaan. Perspektik Islam menyatakan

bahwa hal itu sesuai dengan kapitalis yang telah

disediakan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan

manusia yang ditujukan untuk mengatasi persoalan

kehidupan manusia.

Pendapatan yang diperoleh pembudidaya Ikan

Mas dan ikan nila di ponre-ponre Kabupaten bone

cukup besar, karena pada saat penelitian ini berlangsung

hasil produksi dan harga ikan cukup tinggi yang

disebabkan karena permintaan konsumen meningkat.

Walaupun beberapa harga input produksi mengalami

kenaikan, tetapi pembudidaya Ikan Mas masih dapat

menikmati pendapatan yang relatif tinggi. Namun, hasil

penelitian juga menunjukkan pembudidaya Ikan Mas di

ponre-ponre kecamatan libureng belum begitu cermat

menghitung komponen biaya produksi. Menurut

Sukirno keuntungan atau kerugian adalah perbedaan

antara hasil penjualan dan biaya produksi. kegiatan

investasi memungkinkan suatu masyarakat terus

menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan

kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional

dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.

40

Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan

pendapatan yang diperoleh pembudidaya Ikan Mas di

Kecamatan Libureng Kabupaten Bone cukup besar,

karena pada saat penelitian ini berlangsung hasil

produksi dan harga ikan cukup tinggi yang disebabkan

karena permintaan konsumen meningkat. Walaupun

beberapa harga input produksi mengalami kenaikan,

tetapi pembudidaya Ikan Mas masih dapat menikmati

pendapatan yang relatif tinggi. Namun, hasil penelitian

juga menunjukkan pembudidaya Ikan Mas di

Kecamatan Libureng belum begitu cermat menghitung

komponen biaya produksi. Menurut Sukirno

keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil

penjualan dan biaya produksi. Harapan keuntungan ini

merupakan faktor utama dalam investasi21

.

21

Elif Pardiansyah. “Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam:

Pendekatan Teoritis dan Empiris.” (Cet I; Universitas Indonesia Jakarta.

2017). h. 341.

41

42

43

44

45

C. HIPOTESIS

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan

kajian teori, maka penulis dapat memberikan jawaban

sementara sebagai acuan dalam penulisan ini yaitu:

HI : Budidaya ikan bendungan Ponre-Ponre

Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone

memiliki elastisitas budidaya dan pengaruh

terhadap pendapatan masyarakat.

Ha : Budidaya ikan bendungan Ponre-Ponre

Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone tidak

memiliki elastisitas budidaya dan pengaruh

terhadap pendapatan masyarakat.

Hipotesis ini adalah jawaban sementara dari rumusan

masalah.

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan

1. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu teknik pengambilan sampel pada

umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian. Analisis data

bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian survey dalam penelitian survey, peneliti

menanyakan ke beberapa orang (yang disebut dengan

responden) tentang keyakinan, pendapat, karakteristik

suatu objek dan perilaku yang telah lalu atau sekarang.

Penelitian survey mengukur nilai beberapa variabel,

menguji beberapa hipotesis tentang perilaku

pengalaman dan karakteristik suatu objek, teknik

pengumpulan data dengan pengamatan wawancara

dokumen atau kuesiner.

47

B. Definisi Variabel

Adapun definisi variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Elastisitas budidaya ikan (Variabel X) merupakan

ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi

terhadap suatu kondisi yang dipakai untuk

memperbanyak atau memproduksi ikan.

2. Pendapatan masyarakat (Variabel Y) merupakan ukuran

sensitivitas permintaan ketika pendapatan konsumen

berubah.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.22

Ada

beberapa kelompok tani pembudidaya ikan bendungan

(ikan nila dan ikan mas) dengan menggunakan KJA di

lingkungan ponre-ponre, kec. Libureng, kab. Bone.

Jumlah populasi relatif kecil kurang dari 18 orang.

22

Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D.

(Cet. XXII; Bandung: ALFABETA, 2015). h.80.

48

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Perlu

kita ketahui bahwa teknik sampel terbagi menjadi dua

macam yaitu:

a. Teknik Sampling Probabilitas

Teknik sampling probabilitas (probability)

merupakan teknik yang memberikan peluang atau

kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota)

populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel.Teknik ini terdiri dari sampling acak,

proporsional, dan area. Teknik Probilitas ini

bertujuan mendapatkan data seakurat mungkin agar

diketahui jarak pasti dari kondisi ideal.

b. Teknik Non Probabilitas

Teknik non-probabilitas merupakan teknik

yang tidak memberikan peluang atau kesempatan

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri sampling

sistematis, sampling kuota, sampling aksidental,

sampling purposive, sampling jenuh dan snowball

sampling.

49

Berdasarkan judul peneliti adapun sampel yang

digunakan dalam menentukan sampel dalam penelitian

ini adalah teknik sampling jenuh, teknik sampling jenuh

adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan

bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 30 orang,

atau peneliti yang ingin membuat generalisasi dengan

kesalahan yang sangat kecil. Adapun sampel yang

dijadikan sasaran peneliti yaitu.

a. Volume produksi ikan nila dan ikan mas dibagi

menjadi beberapa macam yaitu yang pertama biaya

variabel merupakan Komponen biaya yang berubah-

ubah sesuai dengan volume produksi yang

didapatkan. Makin besar volume penjualan, maka

makin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. dan

biaya tetap merupakan Biaya yang senantiasa

konstan dan tidak dipengaruhi oleh volume

produksi. Biaya akan tetap mempunyai dua

karakteristik, yakni biaya tidak berubah atau tidak

dipengaruhi oleh periode maupun aktivitas terentu.

b. Volume penjualan ikan mas dan ikan nila di

bendungan ponre-ponre merupakan total penjualan

yang dinilai dengan unit oleh perusahaan dalam

50

periode tertentu untuk mencapai laba yang maksimal

sehingga dapat menunjang pertumbuhan perusahaan.

c. Tingkat pendapatan masyarakat merupakan sumber

penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya maupun sehari-hari, itu sangat penting

artinya bagi kelangsungan hidup dan kehidupan

seseorang secara langsung maupun tidak langsung

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama

dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak

akan mendaptkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

beberapa metode, yaitu :

1. Wawancara Terstruktur

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung

antara peneliti dan responden. Wawancara dilakukan

secara langsung dengan bertatap muka antara responden

dengan satu atau lebih dari satu pewawancara.

Wawancara terstruktur digunakan dalam rangka untuk

mendapatkan penjelasan dari suatu fenomena atau

51

kejadian.23

Dalam teknik pengumpulan data dengan

menggunakan wawancara terstruktur penulis lebih

mudah memperoleh fakta yang sumbernya berasal dari

persepsi dan ungkapan dari para pelaku elastisitas

budidaya ikan di ponre-ponre kecamatan libureng

seperti harga ikan, jumlah permintaan dan penawaran,

barang substitusi yang mempengaruhinya dan

pendapatan masyarakat.

2. Survei

Survei merupakan metode atau cara untuk

mengumpulkan informasi dari kelompok yang mewakili

sebuah populasi. Survei yang dilaksanakan saat

melakukan penelitian biasanya dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan baik dengan metode wawancara

ataupun membagiakan selembaran kuesioner dengan

tujuan untuk mengetahui informasi lebih detai tentang

suatu objek

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan

data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-

dokumen, baik dokumen tertulis,gambar, maupun

23

Johni Diirnyati, Metode Penelitan Pendidikan Dan Aplikasinya

Pada Pendidikan Usia Dini. ( Cet. I; Jakarta; Kencana, 2013), h. 214.

52

elektronik. Dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai

dengan tujuan dan fokus masalah.24

Dokumen

digunakan untuk memperoleh data tentang penggunaan

sarana produksi,biaya produksi dan data lain yang

berkaitan dengan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan

dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Lembar wawancara terstruktur yang berisikan

pertanyaan tentang elastisitas budidaya ikan yang

diperoleh dari pemilik budidaya ikan KJA,tenaga kerja

dan pengamatan secara langsung di Ponre-Ponre,

Kecamatan Libureng Kabupaten Bone berapa jumlah

ikan yang diminta atau ditawarkan oleh konsumen, serta

berapa harga udang dan berapa banyak pendapatan dari

pelaku budidaya KJA.

2. Lembar dokumen merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu, dokuen bisa berbentuk tulisan,gambar

atau karya-karya momental dari seseorang.

24

Nana Syaodih Sukmadianata, Metode Penelitian pendidikan,

( Cet.1; Bandung; Remaja Rosdakarya, 2005). h. 222.

53

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data

yang digunakan diarahkan untuk menjawab rumusan

masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Untuk menganalisis data tentang analisis elastisitas

budidaya ikan bendungan Ponre-Ponre, Kecamatan

Libureng, Kabupaten Bone, sedangkan untuk menguji

hipotesis, penulis menggunakan metode analisis data

deskriptif berfungsi untuk menggambarkan secara

sistematis fakta yang ada atau karakteristik populasi secara

cermat dan faktual. Dengan bantuan aplikasi SPSS 24

(Regresi Sederhana). Adapun rumus yang digunakan untuk

mengukur nilai koefisien elastisitas, baik itu elastisitas

permintaan dan elastisitas penawaran, serta pendapatan

yaitu sebagai berikut:

Dimana :

=

x

= Elastisitas

= Perubahan Jumlah permintaan/penawaran

= Perubahan harga barang

P = Harga mula-mula.

54

Q = Jumlah permintaan mula-mula.25

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur

elastisitas pendapatan adalah sebagai berikut:

E =

=

x

Dimana ;

E = Elastisitas

Q =Jumlah barang

I =Pendapatan

∆I =Perubahan pendapatan

∆Q =Perubahan jumlah barang

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari

total revenue yaitu;

TR= P x Q

Dimana;

TR = Total revenue (Total penerimaan)

P = Price (Harga)

Q = Quality (Jumlah barang)26

25

T.gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro,

(Cet.V;Yogyakarta.Kanisus,2003). h.52.

26 Supangat Andi, Matematika Untuk Ekonomi Dan Bisnis, (Cet.

III; Jakarta; Prenada Media Group, 2015). h.165.

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Pemerintahan

a. Visi

Visi merupakan suatu gambaran untuk

menentukan masa depan yang akan dicapai oleh

suatu desa. Adapun visi dari Bendungan Ponre-

Ponreadalah terciptanya komitmen untuk

membangun masyarakat Desa Ponre-Ponre yang

maju dan berkembangdengan tata kelola

pemerintah desa yang baik dan bersih guna

mewujudkan kehidupan masyarakat Desa yang

adil, makmur dan sejahtera.

b. Misi

1) Melaksanakan tugas dan kewajiban kepala

desa didepan masyarakat secara terbuka, dan

bertanggung jawab sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2) Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur

desa dan pelayanan masyarakat desa ponre-

ponre.

56

3) Meningkatkan kebersihan, keindahan,

kerapian dan kenyamanan masyarakat desa

ponre-ponre.

4) Memelihara dan mengoptimalkan sumber

daya alam guna meningkatkan

perekonomian masyarakat desa ponre-ponre.

5) Menjalankan roda kepemerintahan didepan

masyarakat dengan semangat sesuai fungsi

dan kewajiban masing-masing, sehingga

menjadi suatu kekuatan yang bisa

menghantarkan Desa Ponre-Ponre menjadi

lebih baik.

2. Profil Desa

Ponre-ponre berasal dari kata Pore yang

artinya kuat perkasa. Desa Ponre-Ponre merupakan

salah satu desa yang ada dikecamatan libureng

kabupaten bone dengan luas 11,50 KM2. Didesa ini

terdapat Bendungan Ponre-Ponreyang merupakan

hibah dari jepang.Bendungan terbesar Ke-2 di

indonesia bertipe concrete face rockfill Dam dengan

tinggi 55 m, volume 480.000 m3 dan luas genangan

295 Ha. Pembangunan bendungan itu dimulai pada

tahun 2002 tahap penyelesaian lahan. Tahun 2004

57

mulai jalan fisiknya. Proses pembangunan pada

tahun 2005-2009. Pada 2010 mulai difungsikan.

Bendungan Ponre-Ponre berfungsi sebagai sistem

pengendalian sedimen dan banjir sungai tinco dan

DAS wallanae, meningkatkan lahan irigasi tekhnis

seluas 4.422 Ha, serta digunakan untuk perikanan

air tawar dan pariwisata. Jadi, ada beberapa rumah

warga yang dipindahkan untuk dijadikan genangan

Bendungan Ponre-Ponre ini adalah bendungan

kewenangan pusat, jadi semua kewenangan dan

fasilitas bendungan itu dari pusat.

Bendungan pusat digunakan untuk wisata

dan ada beberapa jenis ikan yang sudah

dilepasliarkan oleh ikan nila, gurame, oleh Bupati

dan Gubernur. Sehingga setiap tahun diadakan

lomba mancing, hal inilah yang menarik perhatian

masyarakat terhadap wisatawan di kawasan ponre-

ponre.

Adapun budidaya ikan dibendungan yang

dilakukan oleh masayarakat justru memiliki

pendapatan yang meningkat ketika dibandingkan

sebelum adanya bendungan.Sistem yang digunakan

dalam budidaya ikan Bendungan Ponre-Ponre

58

adalah sistem keramba. Pendapatan masyarakat

sudah ada perubahan atau boleh dikatakan

meningkat karena hampir setiap bulan hingga setiap

hari melakukan pencarian ikan di bendungan untuk

menambah pendapatan masyarakat. Bahkan ada

juga dari luar Kabupaten Bone datang di daerah

ponre-ponre baik itu berwisatawan, memancing ikan

sampai pembelian ikan. Sehingga elastisitas cukup

bagus dan berpengaruh terhadap pendapatan

masyarakat, adapun ikan yang terkenal adalah ikan

mujair atau ikan nila dan ikan mas.

Desa Ponre-Ponre mempunyai jarak dengan

ibu kota kabupaten bone 85 km.Jarak Desa Ponre-

Ponre ke ibu kota provinsi sekitar 120 km. Desa

Ponre-Ponre berbatasan dengan sebelah utara (Desa

Mario, Kecamatan Libureng), Sebelah timur (Desa

Laburasseng Kecamatan Libureng), sebelah barat

(Desa Tompo Bulu Kecamatan Libureng), sebelah

selatan (Tompo Patu Kecamatan Kahu).27

Secara Morfologi, daerah ini lebih dari

55,5 % terdiri dari daerah dataran tinggi (100–500

27

Sumber Data, Bagian Kesekretariatan dan Kepegawaian Desa

Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, “Dokumen” pada

tanggal 5 April 2021.

59

meter dari Kondisi klimatologis wilayah Kabupaten

Bone termasuk daerah yang beriklim sedang dengan

tingkat kelembaban udara berkisar antara 95% -

99% dengan temperatur berkisar 26OC – 430C.

Pada periode April-September, bertiup angin timur

yang membawa hujan. Sebaliknya pada Bulan

Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana

mengalami musim kemarau. Secara topografi terdiri

dari daerah pantai,dataran rendah dan dataran

perbukitan dengan variasi ketinggian dari

permukaan laut 210 meter dan memiliki

karakteristik untuk kegiatan budidaya perikanan

yang baik.

Secara Geohidrologi pada wilayah ini

terdapat juga pegunungan dan perbukitan yang dari

celah-celahnya terdapat aliran sungai. Disekitarnya

terdapat lembah yang cukup dalam. Kondisi sungai

yang berair pada musim hujan kurang dari 90 buah.

Namun pada musim kemarau sebagian mengalami

kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti

sungai walanae, cenrana, palakka, jaling, bulu-bulu,

salomekko, tobunne dan sungai lekoballo.

60

3. Sumber Daya Manusia

Perkembangan atau pertumbuhan penduduk

merupakan indeks perbandingan jumlah

penduduk pada suatu tahun terhadap jumlah

penduduk pada tahun sebelumnya. Pada

dasarnya tingkat pertumbuhan jumlah

penduduk, dapat digunakan untuk

mengasumsikan prediksi atau meramalkan

perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan

datang.

Jumlah penduduk di Desa Ponre-Ponre

adalah 1.751 Jiwa, tersebar di 5 dusun, dengan

distribusi penduduk menurut jenis kelamin yakni

laki-laki 870 orang dan perempuan 881 orang

dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 552 KK.

a. Agama.

Bidang kepercayaan, masyarakat Desa

Ponre-Ponre memeluk agama Islam 100%.

Sarana peribadatan yang tersedia adalah 6

bangunan mesjid. Kehidupan beragama di Desa

ini tergolong sangat kental yang ditandai dengan

61

b. Pendidikan

Masalah pendidikan di Desa Ponre-Ponre

adalah bagian integral dari sistem pendidikan

nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 yang bertujuan untuk meningkatkan iman

dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

kecerdasan, keterampilan, budi pekerti,

kepribadian dan semangat kebangsaan sehingga

dapat menumbuhkan manusia-manusia

pembangunan yang mampu membangun dirinya

sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab

atas pembangunan bangsa. Dalam rangka

mencerdaskan bangsa serta meningkatkan

partisipasi sekolah, penduduk tentunya harus

diimbangi dengan penyediaan sarana dan

prasarana pendidikan, baik pendidikan formal

maupun non formal. Sebagian besar masyarakat

Desa Ponre-Ponre tamat pada sekolah menengah

Atas. Adapun sarana pendidikan yang tersedia di

Desa Ponre-Ponre hanya memiliki

c. Pendapatan masyarakat.

Dalam pendapatanmasyarakat untuk

pemenuhan kebutuhan sehari-hari, masyarakat

62

Desa Ponre-Ponre 75% petani, 10 % nelayan,

15 % pengusaha, 5 % PNS termasuk

TNI/POLRI hanya saja dalam proses pemasaran

dan kurangnya jaringan dalam memasarkan hasil

produksinya. petani, nelayan, pengusaha di Desa

Ponre-Ponre ini tingkat kesejahteraan masih

monoton sehingga kesejahteraan desa ini perlu

di tingkatkan.

4. Perekonomian

Berdasarkan Potensi sumber daya berupa

pertanian, perikanan dan pengusaha di Desa Ponre-

Ponre yakni hampir 75 %, masyarakat Desa Ponre-

Ponre adalah seorang petani, nelayan, pengusaha

sehingga perekonomian masyarakat menjadi sangat

baik. Adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam

rangka menumbuh kembangkan perekonomian desa

dengan membantu masyarakat mengatasi

permasalahannya yakni:

a) Melakukan pembinaan penananaman padi dan

jagung pada kelompok tani di setiap dusun

sehingga dapat bekerjasama dengan dinas

pertanian dan pengurus kelompok tani desa.

63

b) Melakukan pembinaan pelepasan bibit ikan di

Bendungan Ponre-Ponresehingga dapat

bekerjasama dengan dinas perikanan.

c) melakukan pembinaan pada lembaga BUMDES

agar tetap berfungsi sebagai lembaga keuangan

yang bergerak dalam perekonomian desa serta

membantu masyarakat untuk mengurangi angka-

angka.

5. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dan tata kerja pemerintah

desa Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng, Kabupaten

Bone adalah sebagai berikut:28

28

Jamaluddin (54). Kepala Desa Ponre-Ponre, Dusun Ponre-Ponre,

Desa Ponre-Ponre Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone. Senin, 05 Mei

2021.

64

65

66

67

68

69

70

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Budidaya ikan keramba jaring apung

merupakan suatu usaha masyarakat di Bendungan

Ponre-Ponre untuk menambah pendapatan mereka.

Dalam melakukan usaha budidaya ikan keramba

jaring apung dengan pemberian pakan alami. Pakan

tersebut bisa dijangkau pada lingkungan sekitar,

adapun pakannya yaitu sarang semut yang diberikan

3 kali dalam 1 bulan. Sehingga masyarakat Desa

Ponre-Ponre terbilang hemat. Selain hemat biaya

dalam pemberian pakan, masyarakat Desa Ponre-

Ponre juga disebut kreatif dalam memanfaatkan hasil

hutan yang jarang orang-orang ketahui maupun

lakukan. Harga ikan bendungan ditentukan oleh

interaksi penawaran dan permintaan dalam

pemasaran. Harga yang dihasilkan disebut sebagai

keseimbangan yang mewakili kesepakatan antara

produsen dan konsumen.

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Permintaan, Penawaran Serta Pendapatan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan, penawaran serta pendapatan

masyarakat yaitu sebagai berikut:

71

1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Permintaan

Permintaan merupakan suatu hasil

panen budidaya ikan bendungan yang ingin

dibeli oleh konsumen dengan harga tetap.

Semakin tinggi permintaan konsumen akan

membuat harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

menjadi semakin mahal. Jenis-jenis permintaan

dapat dibagi berdasarkan dua faktor, yaitu

berdasarkan daya beli konsumen (efektif,

potensial, absolut), dan jumlah permintaan

(permintaan individu dan permintaan pasar).

Adapun hasil peneliti yang didapatkan

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan yaitu sebagai berikut:

a) Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b) Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c) Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d) Selera konsumen

e) Jumlah penduduk

f) Prediksi konsumen tentang perkiraan harga

pada masa yang akan mendatang

72

2) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penawaran

Penawaran merupakan sejumlah ikan

Bendungan Ponre-Ponre yand dijual atau

ditawarkan kepada konsumen pada tingkat

harga dan waktu tertentu. Semakin tinggi

harga, maka jumlah ikan Bendungan Ponre-

Ponre yang ditawarkan akan semakin banyak,

sementara semakin rendahnya harga ikan

bendungan, maka jumlah ikan yang ditawarkan

akan semakin sedikit. Jenis-jenis penawaran

dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor

penawaran perorangan dan faktor penawaran

pasar. Adapun hasil penelitian yang didapatkan

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

penawaran yaitu sebagai berikut :

1) Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

2) Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

3) Biaya produksi dan teknologi yang

digunakan

4) Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

5) Kebijakan pemerintah

6) Faktor alam

73

7) Prediksi konsumen tentang perkiraan harga

pada masa yang akan mendatang

3) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan

Pendapatan digunakan untuk mengukur standar

hidup masyarakat Desa Ponre-Ponre secara

umum, khususnya kondisi ekonomi masyarakat

desa ponre-ponre. Pendapatan dihitung dalam

rupiah yang didapat perbulannya. Secara

sederhana, sukirno menyatakan bahwa

pendapatan adalah jumlah penghasilan yang

diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya

selama satu periode tertentu, baik harian,

mingguan, bulanan atau tahunan.

Responden masyarakat Desa Ponre-

Ponre adalah nelayan yang berjualan secara

grosiran jumlah 3 orang pedagang. Adapun

nelayan yang menjual hasil panen dari keramba

jaring apung kepada penjual grosir dengan

jumlah 16 orang. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa profil responden berdasarkan umur,

paling banyak berusia 31-58 tahun. Profesi

masyarakat Desa Ponre-Ponre sebelum menjadi

74

nelayan adalah petani, pelajar, pedagang dan ibu

rumah tangga.

Kegiatan budidaya yang dilaksanakan

oleh masyarakat Desa Ponre-Ponre merupakan

suatu bentuk ikhtiyar untuk memperoleh rezeki

yang halal agar bisa menghidupi keluarga dan

menyekolahkan anak-anak mereka. Dalam

budidaya ikan Bendungan Ponre-Ponre serta

faktor niat dan kejujuran adalah sebuah urgensi

diawal membuka usaha dalam berinteraksi

dengan pembeli.

Berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh oleh peneliti bahwa rata-rata

pendapatan yang berjualan secara grosiran

adalah Rp 200.000 - Rp 500.000 perhari

sedangkan pendapatan nelayan yang menjual

hasil panen dari keramba jaring apung adalah Rp

75.000 - Rp 150.000 perhari. Adapun faktor-

faktor pendukung lainnya yaitu, cuaca, waktu

panen, pemesanan, ketersediaan.

75

b. Analisis Elastisitas Permintaan, Penawaran

Dan Pendapatan

Tabel 6. Hasil Elastisitas Permintaan, Penawaran Dan

Pendapatan Elastisitas Budidaya Ikan Bendungan Ponre-

Ponre Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan

Masyarakat Di Desa Ponre-Ponre,

Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone

No Nama ES ED ER Keterangan

1 Ansar 2 2 1 Elastis Elastis Elastisitas uniter

2 Pare 8 6 2 Elastis elastis Elastisitas

3 Hartini 1 1 3 Inelastis inelastis Inelastis

4 Hj Daya 3 3 1 Elastis Elastis Elastis

5 Hj Mini 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis

6 Hj Tati 4 4 1 Inelastis inelastis Elastisitas uniter

7 Hj. Hariani 1 1 39 Inelastis inelastis Inelastis

8 Januddin 2 3 1 Inelastis inelastis Elastisitas uniter

9 Jasma 8 0 264 Inelastis inelastis Elastis

10 Mare 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis

11 Maryam 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis

12 Runi 1 0 0 Inelastis inelastis Inelastis

13 Sukma 1 0 0 Inelastis inelastis Inelastis

14 Sultan 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis

76

15 Suradi 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis

16 Tahang 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis

17 Tanra. 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis

18 Emang 0 0 0 Inelastis inelastis Inelastis

Keterangan: Adapun hasil elastisitas permintaan

yang diperoleh bapak Ansar yaitu 2 (elastis), bapak Pare

yaitu6 (elastis), Hartini yaitu -1 (inelastis), Ibu Hj Daya

yaitu 3 (elastis), Ibu Hj Mini yaitu 0 (Inelastis), Ibu Hj

Tati yaitu 4 (elastis), Ibu Hj. Hariani yaitu 1 (Elastisitas

uniter), bapak Januddin yaitu 3 (Elastis), Jasma yaitu 0

(inelastis),bapak Mare yaitu 0 (Inelastis), Ibu Maryam

yaitu 0 (Inelastis), Ibu Runi 0 (inelastis), Ibu

Sukma yaitu 0 (inelastis), bapak Sultan yaitu 0

(Inelastis), bapak Suradi yaitu 0(Inelastis), bapak

Tahang yaitu 0 (inelastis) bapak Tanra yaitu 0

(Inelastis), bapak Emang yaitu 0 (Inelastis)

Sedangkan elastisitas penawaran yang diperoleh

bapak Ansar yaitu 2 (Inelastis), bapak Pare yaitu

8 (elastis), Hartini yaitu 1 (Elastisitas uniter), Ibu Hj

Daya yaitu 3 (elastis), Ibu Hj Mini yaitu 0 (Inelastis),

Ibu Hj Tati yaitu 4 (elastis), Ibu Hj. Hariani yaitu 1

(elastisitas uniter), bapak Januddin yaitu 2 (Elastis), ibu

Jasma yaitu 8 (Elastis),bapak Mare yaitu 0 (inelastis),

Ibu Maryam yaitu 0 (Inelastis), Ibu Runi 1 (Elastis), Ibu

Sukma yaitu 1(Elastis), bapak Sultan yaitu 0 (Inelastis),

bapak Suradi yaitu 0(Inelastis), bapak Tahang yaitu 0

(inelastis) bapak Tanra yaitu 0 (inelastis), bapak

Emang yaitu 0 (Inelastis)

77

Sedangkan elastisitas pendapatan yang diperoleh

bapak Ansar yaitu 1 (elastisitas uniter), bapak Pare yaitu

2 (elastis), Hartini yaitu 3 (elastis), Ibu Hj Daya yaitu 1

(elastisitas uniter), Ibu Hj Mini yaitu 0 (inelastis), Ibu

Hj Tati yaitu 1 (elastisitas uniter), Ibu Hj. Hariani yaitu

39 (elastis), bapak Januddin yaitu 1 (Elastisitas uniter),

ibu Jasma yaitu 264 (Elastis),bapak Mare yaitu 0

(inelastis), Ibu Maryam yaitu 0 (Inelastis), Ibu Runi

yaitu 0 (inelastis), Ibu Sukma yaitu 0 (inelastis), bapak

Sultan yaitu 0 (Inelastis), bapak Suradi yaitu 0

(Inelastis), bapak Tahang yaitu 0 (inelastis), bapak

Tanra yaitu 0 (inelastis), bapak Emang yaitu 0

(Inelastis).

c. Analisis Elastisitas Rata-Rata

Tabel 7. Hasil Elastisitas Rata-Rata Elastisitas Budidaya

Ikan Bendungan Ponre-Ponre Dan Pengaruhnya Terhadap

Pendapatan Masyarakat Di Desa Ponre-Ponre, Kecamatan

Libureng, Kabupaten Bone

No Nama ES ED ER EA TR

1 Ansar 2 2 1 3 2

2 Pare 8 6 2 3 5

3 Hartini 1 1 3 3 2

4 Hj Daya 3 3 1 3 2

5 Hj Mini 0 0 0 3 0

6 Hj Tati 4 4 1 3 2

78

7 Hj. Hariani 1 1 39 3 13

8 Januddin 2 3 1 3 1

9 Jasma 8 0 264 3 85

10 Mare 0 0 0 3 0

11 Maryam 0 0 0 3 0

12 Runi 1 0 0 3 0

13 Sukma 1 0 0 3 0

14 Sultan 0 0 0 3 0

15 Suradi 0 0 0 3 0

16 Tahang 0 0 0 3 0

17 Tanra. 0 0 0 3 0

18 Emang 0 0 0 3 0

Adapun hasil elastisitas rata-rata yang

diperoleh bapak Ansar yaitu 2, bapak Pare yaitu 5,

Hartini yaitu 2, Ibu Hj Daya yaitu 2, Ibu Hj Mini

yaitu 0, Ibu Hj Tati yaitu 2, Ibu Hj. Hariani yaitu

13, bapak Januddin yaitu 1, ibu Jasma yaitu

85,bapak Mare yaitu 0, Ibu Maryam yaitu 0, Ibu

Runi yaitu 0, Ibu Sukma yaitu 0, bapak Sultan

yaitu 0, bapak Suradi yaitu 0, bapak Tahang yaitu

0, bapak Tanra yaitu 0, bapak Emang yaitu 0.

79

d. Pengujian Asumsi Klasik dan Statistik

1) Pengujian Asumsi Klasik

Dalam pengujian ini menggunakan

beberapa alat uji yaitu normalitas, uji

linearitas, uji heterogenitas, uji autokorelasi.

Berikut akan dijelaskan pengujian yang

digunakan dalam penelitian ini telah

memenuhi asumsi-asumsi tersebut.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan tekhnik one-sample kolmogorov-

Smornov.Test yaitu dengan membandingkan

hasil uji KS dengan signifikasi tertentu. Adapun

hasil perhitungan uji normalitas kedua variabel

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 18

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 45076273,56000000

Most Extreme Differences Absolute ,103

Positive ,093

Negative -,103

80

Test Statistic ,103

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber; Data Diolah SPSS 24

Dasar pengambilan keputusan dari uji

normalitas, jika nilai signifikasi > 0,05, maka

nilai residual berdistribusi normal, dan jika nilai

sighnifikasi < 0,05, maka nilai resdiual tidak

berdistribusi normal. Berdasarkan dari hasil

perhitungan pada tabel diatas maka dapat

diperoleh hasil perhitungan uji normalitas data,

diperoleh sig. KS = 0,200 > 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi

normal.

Selain menggunakan uji kolmogorov

smirnov, analisis normalitas data ini juga

didukung dari normal Q-Q Plot, dengan hasil uji

normalitas dibawah ini:

81

Gambar 7. Hasil Uji Normalitas

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 ELASTISITASb . Enter

a. Dependent Variable: PENDAPATAN

b. All requested variables entered.

Sumber: Data olah SPSS 24

Dilihat dari gambar diatas dapat

disimpulkan bahwa data terdistribusi normal,

karena jika data atau titik menyebar disekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

maka disebut normal, sebaliknya data dikatakan

82

tidak terdistribusi normal, jika data atau titik

menyebar jauh dari arah garis atau tidak

mengikuti diagonal.

b) Uji Linearitas

Uji linearitas dipergunakan untuk

melihat apakah model yang dibangun

mempunyai hubungan linear atau tidak.

Uji ini jarang digunakan pada berbagai

penelitian, karena biasanya model

dibentuk berdasarkan telaah teoritis

bahwa hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikatnya adalah linear.

Tabel 9. Hasil Uji Linearitas

Sumber : Data olah SPSS 24

Berdasarkan hasil output SPSS

24, pada grafik X dan Y diatas linear.

Namun, tetap memiliki hubungan positif

83

yaitu setiap variabel X akan

mempengaruhi nilai variabel Y.

Sehingga 0,057 > 0,05.

c) Uji Heterogenitas

Uji heterogenitas merupakan uji

yang menilai apakah ada ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua

pengamatan pada model regresi linear.

Tabel 10. Hasil Uji Heterogenitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3,311E-9 11195798,410 ,000 1,000

ELASTISITAS ,000 550835,133 ,000 ,000 1,000

a. Dependent Variable: Abs_RES

Sumber: Data Olah SPSS 24

Dilihat dari hasil uji heterogenitas

nilai sighnifikan variabel X yang

diperoleh adalah 1,0 > 0,05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak ada

gejala heterogenitas.

d) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dalam model

regresi linier, harus dilakukan apabila

data merupakan data time series atau

runtut waktu. Maksud dari autokorelasi

84

adalah sebuah nilai pada sampel atau

observasi tertentu sangat dipengaruhi

oleh nilai observasi sebelumnya.

Autokorelasi muncul karena observasi

yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lain.

Autokorelasi dapat dideteksi

dengan menggunakan beberapa jenis

analisis, salah satunya adalah uji durbin

watson untuk menilai adanya

autokorelasi pada residual. Uji durbin

watson akan menghasilkan nilai durbin

watson (DW) yang nantinya akan

dibandingkan dengan dua (2) nilai durbin

watson table yaitu durbin Upper (DU)

dan durbin lower (DL). Dikatakan tidak

terdapat autokorelasi jika nilai DW > DU

dan (4-DW) > DU atau bisa dinotasikan

juga seperti: (4-DW) > DU < DW.

85

Tabel 11. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,076a ,006 -,056 46463559,28000 ,950

a. Predictors: (Constant), ELASTISITAS

b. Dependent Variable: PENDAPATAN

Sumber; Data Diolah SPSS 24

DW = 0,950

dL = 1,1576

dU = 1,3913

Dilihat dari nilai DW = 0,950,

dengan melihat nilai dL dan dU pada

tabel Durbin Watson dengan n adalah

banyaknya data yaitu N = 18, K = 1, K

tersebut menunjukkan banyaknya

variabel bebas. Diperoleh nilai dari dL =

1,1576, dan dU = 1.3913, maka dapat

dikatakan bahwa jika Dw lebih besar

dari dU maka tidak terjadi autokorelasi

berdasarkan output SPSS 24 ternyata dU

lebih besar dari dW sehingga ada gejala

Autokorelasi.

86

2) Pengujian Statistik

a) Pengujian Regresi

Tabel 12. Hasil Pengujian Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 102649323,600 11195798,410 9,169 ,000

ELASTISITAS -168836,058 550835,133 -,076 -,307 ,763

a. Dependent Variable: PENDAPATAN

Sumber; Data Diolah SPSS 24

Persamaan linear berdasarkan

output SPSS 24 yaitu Y =

102649323,600 – 168836,058 X

(Elastisitas) memiliki hubungan negatif

terhadap variabel Y (Pendapatan),

dimana variabel X dengan berbanding

terbalik dengan variabel Y ketika

variabel X naik maka variabel Y

cenderung turun.

87

b) Pengujian R

Tabel 13. Hasil Pengujian R dan R2

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,076a ,006 -,056 46463559,28000

a. Predictors: (Constant), ELASTISITAS

b. Dependent Variable: PENDAPATAN

Sumber; Data diolah SPSS 24

Sesuai tabel output spss24 diata

dapat diketahui bahwa Nilai R = 0,076

menandakan variabel X memiliki

hubungan yang lemah dengan variabel

Y. Sedangkan nilai R2 = 0,006 artinya

variabel X memiliki kontribusi terhadap

perubahan nilai variabel Y sebesar 0,6 %

sisanya 99,4 % dipengaruhi oleh variabel

lain yang tidak diteliti dalam penelitian

ini.

88

c) Uji Hipotesis

Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 ELASTISITAS -168836,058 550835,133 -,076 -,307 ,763

a. Dependent Variable: PENDAPATAN

Sumber; Data Diolah SPSS 24

Berdasarkan output SPSS 24. Diperoleh

nilai t hitung sebesar (-0,307). (Yang berarti

minus adalah arah, jadi tetap nilai absolut yang

berlaku). Dan nilai tabel dengan

adalah 2,11991 sesuai ketentuan,

jika t hitung > t tabel, Ha diterima sedangkan

Ho ditolak, jika t hitung < t tabel maka Ho

diterima Ha ditolak, sehingga berdasarkan data

diatas, nilai 0,307 < 2,11991 sehingga Ho

diterima dimana berbunyi tidak ada pengaruh

elastisitas terhadap pendapatan masyarakat di

Desa Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng,

Kabupaten Bone.

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran,

Permintaan Dan Pendapatan

Adapun hasil peneliti yang didapatkan

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan yaitu harga ikan Bendungan Ponre-

Ponre, Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre,

Tingkat pendapatan atau daya beli ikan Bendungan

Ponre-Ponre, Selera konsumen, Jumlah penduduk

dan cuaca. sedangkan faktor-faktor yang

mempengaruhi penawaran yaitu Harga ikan

Bendungan Ponre-Ponre, Ketersediaan ikan

Bendungan Ponre-Ponre, Biaya produksi dan

teknologi yang digunakan, Jumlah ikan Bendungan

Ponre-Ponre,Kebijakan pemerintah,Faktor alam

Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang Prediksi konsumen

tentang perkiraan harga pada masa yang akan

mendatang. Sedangkan faktor-faktor pendapatan

yaitu, cuaca, waktu panen, pemesanan, ketersediaan.

90

2. Analisis Elastisitas Budidaya Ikan Bendungan

Ponre-Ponre

Berdasarkan output SPSS 24. Diperoleh nilai

t hitung sebesar (-0,307). (Yang berarti minus

adalah arah, jadi tetap nilai absolut yang berlaku).

Dan nilai tabel dengan adalah

2,11991 sesuai ketentuan, jika t hitung > t tabel, Ha

diterima sedangkan Ho ditolak, jika t hitung < t

tabel maka Ho diterima Ha ditolak, sehingga

berdasarkan data diatas, nilai 0,307 < 2,11991

sehingga Ho diterima dimana berbunyi tidak ada

pengaruh elastisitas terhadap pendapatan

masyarakat di Desa Ponre-Ponre, Kecamatan

Libureng, Kabupaten Bone.

B. Saran

Berdasarkan hasil peneliti yang dapat

disimpulkan yang telah dikemukakan diatas, maka

penulis dapat mengemukakan saran untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Ponre-

Ponre, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone.

Diharapkan pemerintah melakukan pembinaan tentang

elastisitas budidaya ikan Bendungan Ponre-Ponre dan

lebih meningkatkan produksi budidaya ikan bendungan.

91

Penulis menyadari kekurangan dalam skripsi ini

sehingga penulis menyarankan pembaca dapat

melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan

elastisitas budidaya ikan Bendungan Ponre-Ponre dan

pengaruhnya terhadap pendapatan masyarakat Desa

Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone.

Penulis mengharapkan skripsi ini dapat menjadi sumber

informasi pagi pembaca.

92

DAFTAR PUSTAKA

Dini Atika Najah, Elastisitas Skala Ekonomi Dan Efisiensi

Produksi Budidaya Ikan Bandeng Pada Sentra

Perikanan Di Tajung Widoro Desa Mengare Kabupaten

Gresik., (Cet. I; Universitas Jember, 2019). h. 95.

Dominick salvarote, Mikro Ekonomi, (Cet. X; Erlangga Jakarta

2007). H, 36.

Dumairy, Matematika Tarapan Untuk Bisnis Dan Ekonomi,

(Cet, III; Erlangga,1996). hal,221-222.

Dumairy, Matematika Terapan Untuk Bisnis Dan Ekonomi,

(Cet IX; BPFE- Yogyakarta, 2015), h.221.

Elif Pardiansyah. “Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam:

Pendekatan Teoritis dan Empiris.” (Cet I; Universitas

Indonesia Jakarta. 2017). h. 341.

Gaspersz, Total Quality Management, (Cet, V; Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 1996). H, 105.

Hartono Tony, Mekanisme ekonomi dalam konteks ekonomi

indonesia, (Cet. I; Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), Hal.78.

Idil Ardi, Budidaya Ikan Sistem Keramba Jaring Apung Guna

Menjaga Keberlanjutan Lingkungan Perairan Waduk

Cirata diakses pada tanggal 10 Desember 2020 Jurnal

penelitian, 8, 24-25, 2013.

Johni Diirnyati, Metode Penelitan Pendidikan Dan Aplikasinya

Pada Pendidikan Usia Dini. ( Cet. I; Jakarta; Kencana,

2013), h. 214.

93

Kelana, S. Ekonomi Mikro. PT Raja Grafindo Persada, ( Cet,

II; Jakarta. 1996). h 219.

Khusaini Mohammad, Ekonomi Mikro Dasar-Dasar Teori,

(Cet, I; Universitas Brawijaya Press, 2013). h. 30-34.

Nana Syaodih Sukmadianata, Metode Penelitian pendidikan,

( Cet.1; Bandung; Remaja Rosdakarya, 2005). h. 222.

Narayan, D, Pendapatan rumah tangga dan modal sosial di

pedesaan Tanzania. (Cet I; Fakultas Perkembangan

Ekonomi dan Perubahan Budaya. 1999) h. 871-986

North, D. C. Kelembagaan, Perubahan Kelembagaan dan

Kinerja Ekonomi. (Cet. I; Cambridge University

Press.Cambridge. 1990).

Samuelson,. Mikro Ekonomi ( Cet, I; Erlangga: Jakarta 1996).

h 107.

Sudarmin, Sulaiman, dan Syafruddin Side, Elastisitas Tingkat

Penjualan Ikan Paggandeng Terhadap Perubahan

Musim Di Kelurahan Tamalanrea Indah Makassar,

(Cet. I UNM Parangtambung, Makasaar, 2014). h.7.

Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D.

(Cet. XXII; Bandung: ALFABETA, 2015). h.80.

Suharso, Elastisitas Produksi Perikanan Tangkap Kota Tegal,

(Cet. I; Pada Universitas Diponegoro Semarang, 2006).

h. 99.

Sukirno, S. Mikro Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada, (Cet. II;

Jakarta. 1997). h 97.

94

Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan: Proses, masalah,

dan dasar Kebijakan (edisi ke kedua). (Cet. II; Jakarta :

Kencana Prenadamedia Group. 2014). H 119-120.

Supangat Andi, Matematika Untuk Ekonomi dan Bisnis, (Cet.

III; Jakarta: 2015),h. 165.

Suroto. Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Perencanaan

Kesempatan Kerja. ( Cet. IX; Yogyakarta: Gajah Mada

Univercity. 2000). h 201.

Syamsuddin (27). Kepercayaan Pondok Mulya, Jln Agus Salim,

Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara,

Kabupaten Sinjai, Tanggal 03 November 2020.

T.gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro,

(Cet.V;Yogyakarta.Kanisus,2003). h.52.

Vipriyanti, N. U. Analisis keterkaitan modal sosial dan

pembangunan ekonomi wilayah: studi kasus di empat

kabupaten di Bali [draf disertasi]. Bogor. Sekolah

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 2007

Wahyudi Adji, Et Al. Ekonomi, (Cet. I; Jakarta: Pt. Gelora

Aksara Pratama, 2007), H. 75.

Wahyudi Adji, et.al. Ekonomi.

LAMPIRAN

INSTRUMEN PENELITIAN

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Lembar wawancara terstruktur yang berisikan

pertanyaan tentang elastisitas budidaya ikan yang

diperoleh dari pemilik budidaya ikan KJA,tenaga kerja

dan pengamatan secara langsung di Ponre-Ponre,

Kecamatan Libureng Kabupaten Bone berapa jumlah

ikan yang diminta atau ditawarkan oleh konsumen, serta

berapa harga udang dan berapa banyak pendapatan dari

pelaku budidaya KJA.

2. Lembar dokumen merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan,gambar

atau karya-karya momental dari seseorang.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 18

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 45076273,56000000

Most Extreme Differences Absolute ,103

Positive ,093

Negative -,103

Test Statistic ,103

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 ELASTISITASb . Enter

a. Dependent Variable: PENDAPATAN

b. All requested variables entered.

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig. PENDAPATAN

* ELASTISITAS Between

Groups

(Combined) 20285252450000000,000 6 3380875408000000,000 2,572 ,083

Linearity 202820615000000,000 1 202820615000000,000 ,154 ,702

Deviation

from

Linearity

20082431830000000,000 5 4016486366000000,000 3,056 ,057

Within Groups 14459365620000000,000 11 1314487784000000,000

Total 34744618070000000,000 17

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3,311E-9 11195798,410

,000 1,000

ELASTISITAS ,000 550835,133 ,000 ,000 1,000

a. Dependent Variable: Abs_RES

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,076a ,006 -,056 46463559,28000 ,950

a. Predictors: (Constant), ELASTISITAS

b. Dependent Variable: PENDAPATAN

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 102649323,600 11195798,410 9,169 ,000

ELASTISITAS -168836,058 550835,133 -,076 -,307 ,763

a. Dependent Variable: PENDAPATAN

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,076a ,006 -,056 46463559,28000

a. Predictors: (Constant), ELASTISITAS

b. Dependent Variable: PENDAPATAN

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 ELASTISITAS -168836,058 550835,133 -,076 -,307 ,763

a. Dependent Variable: PENDAPATAN

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Ansar

Umur :40 Tahun

Jenis Kelamin:Laki-Laki

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan Ponre-

Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-2009

dan fungsikan pada tahun 2010.

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi permintaan

dan penawaran yaitu sebagai berikut:

g) Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

h) Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

i) Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

j) Selera konsumen

k) Jumlah penduduk

l) Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

m) Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

n) Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

o) Kebijakan pemerintah

p) Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan Ponre-

Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-Ponre

terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan Ponre-

Ponre ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan kami

yang meningkat karena hasil dari budidaya ikan

bendungan ini kami dapat menyekolahkan putra putri

kami dari hasil penjualan dibantu dengan hasil pertanian

kami. Adapun luas keramba kami 10 x 7 meter/persegi

sebanyak 2 petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan Ponre-

Ponre?

Jawab : Rp.560.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika ada

berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 750.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan Ponre-

Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Ansar

Minggu 1 100 Ekor Rp66.000 Rp6.600.000

Minggu 2 70 Ekor Rp55.000 Rp5.500.000

Minggu 3 170 Ekor Rp70.000 Rp9.100.000

Minggu 4 87 Ekor Rp 245.000 Rp245.000

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Permintaan Harga TR

Ansar

Minggu 1 98 Ekor Rp66.000 Rp 6.468.000

Minggu 2 65 Ekor Rp55.000 Rp 3.575.000

Minggu 3 162 Ekor Rp70.000 Rp11.340.000

Minggu 4 75 Ekor Rp 245.000 Rp18.375.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Pare

Umur :38 Tahun

Jenis Kelamin:Laki-Laki

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 10 x 7 meter/persegi sebanyak 2

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.560.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 230.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Pare

Minggu 1 55 Ekor Rp68.000 Rp 3.740.000

Minggu 2 40 Ekor Rp65.000 Rp 2.600.000

Minggu 3 125 Ekor Rp85.000 Rp10.625.000

Minggu 4 96 Ekor Rp 150.000 Rp14.400.000

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Pare Minggu 1 66 Ekor Rp68.000 Rp4.488.000

Minggu 2 43 Ekor Rp65.000 Rp2.795.000

Minggu 3 120 Ekor Rp85.000 Rp3.655.000

Minggu 4 105 Ekor Rp 150.000 Rp15.750.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Hartini

Umur :38 Tahun

Jenis Kelamin:Perempuan

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 5 x 10 meter/persegi sebanyak 2

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.400.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 230.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Hartini Minggu 1 100 Ekor Rp 121.000 Rp15.125.000

Minggu 2 88 Ekor Rp 145.000 Rp14.210.000

Minggu 3 115 Ekor Rp 130.000 Rp16.770.000

Minggu 4 140 Ekor Rp 170.000 Rp25.840.000

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Hartini Minggu 1 125 Ekor Rp 121.000 Rp15.125.000

Minggu 2 98 Ekor Rp 145.000 Rp14.210.000

Minggu 3 129 Ekor Rp 130.000 Rp16.770.000

Minggu 4 152 Ekor Rp 170.000 Rp25.840.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Hj daya

Umur :60 Tahun

Jenis Kelamin:Perempuan

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 5 x 3 meter/persegi sebanyak 4 petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.600.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 550.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Hj Daya Minggu 1 110 Ekor Rp 133.000 Rp20.216.000

Minggu 2 170 Ekor Rp 155.000 Rp28.985.000

Minggu 3 165 Ekor Rp 250.000 Rp44.000.000

Minggu 4 86 Ekor Rp 135.000 Rp12.960.000

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Hj Daya Minggu 1 120 Ekor Rp 133.000 Rp20.216.000

Minggu 2 187 Ekor Rp 155.000 Rp28.985.000

Minggu 3 176 Ekor Rp 250.000 Rp44.000.000

Minggu 4 96 Ekor Rp 135.000 Rp12.960.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Hj Mini

Umur :54 Tahun

Jenis Kelamin:Perempuan

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 10 x 8 meter/persegi sebanyak 2

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.640.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 450.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Hj Mini Minggu 1 98 Ekor Rp80.000 Rp 7.840.000

Minggu 2 82 Ekor Rp 170.000 Rp13.940.000

Minggu 3 110 Ekor Rp 135.000 Rp14.850.000

Minggu 4 101 Ekor Rp 160.000 Rp16.160.000

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Hj Mini Minggu 1 103 Ekor Rp80.000 Rp8.240.000

Minggu 2 85 Ekor Rp 170.000 Rp14.450.000

Minggu 3 129 Ekor Rp 135.000 Rp17.415.000

Minggu 4 114 Ekor Rp 160.000 Rp18.240.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Januddin

Umur :58 Tahun

Jenis Kelamin:Laki-Laki

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 5 x 10 meter/persegi sebanyak 2

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.400.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 150.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Januddin Minggu 1 65 Ekor Rp 108.000 Rp8.100.000

Minggu 2 87 Ekor Rp95.000 Rp9.025.000

Minggu 3 95 Ekor Rp 120.000 Rp12.600.000

Minggu 4 143 Ekor Rp 150.000 Rp20.400.000

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Januddin Minggu 1 75 Ekor Rp 108.000 Rp8.100.000

Minggu 2 95 Ekor Rp95.000 Rp9.025.000

Minggu 3 105 Ekor Rp 120.000 Rp12.600.000

Minggu 4 136 Ekor Rp 150.000 Rp20.400.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Jasma

Umur :50 Tahun

Jenis Kelamin:Perempuan

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 5 x 8 meter/persegi sebanyak 3 petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.960.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 500.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Jasma Minggu 1 144 Ekor Rp 137.000 Rp19.789.976

Minggu 2 146 Ekor Rp 130.000 Rp19.026.429

Minggu 3 148 Ekor Rp 235.000 Rp34.841.548

Minggu 4 150 Ekor Rp 185.000 Rp27.780.833

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Jasma Minggu 1 138 Ekor Rp 137.000 Rp18.632.000

Minggu 2 197 Ekor Rp 130.000 Rp25.610.000

Minggu 3 145 Ekor Rp 235.000 Rp34.075.000

Minggu 4 95 Ekor Rp 185.000 Rp17.575.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Mare

Umur :35 Tahun

Jenis Kelamin:Perempuan

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 10 x 9 meter/persegi sebanyak 2

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.720.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 500.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Mare Minggu 1 152 Ekor Rp 103.000 Rp15.663.357

Minggu 2 154 Ekor Rp 190.000 Rp29.255.476

Minggu 3 156 Ekor Rp 200.000 Rp31.176.190

Minggu 4 158 Ekor Rp 170.000 Rp26.823.571

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Mare Minggu 1 123 Ekor Rp 103.000 Rp12.669.000

Minggu 2 135 Ekor Rp 190.000 Rp25.650.000

Minggu 3 97 Ekor Rp 200.000 Rp19.400.000

Minggu 4 124 Ekor Rp 170.000 Rp21.080.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Maryam

Umur :25 Tahun

Jenis Kelamin:Perempuan

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 3 x 10 meter/persegi sebanyak 2

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.240.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 140.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Maryam Minggu 1 160 Ekor Rp 102.000 Rp16.288.429

Minggu 2 162 Ekor Rp 190.000 Rp30.703.095

Minggu 3 164 Ekor Rp 135.000 Rp22.072.500

Minggu 4 165 Ekor Rp 200.000 Rp33.080.952

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Maryam Minggu 1 97 Ekor Rp 102.000 Rp9.894.000

Minggu 2 82 Ekor Rp 190.000 Rp15.580.000

Minggu 3 134 Ekor Rp 135.000 Rp18.090.000

Minggu 4 149 Ekor Rp 200.000 Rp29.800.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Hj.Hariani

Umur :40 Tahun

Jenis Kelamin:Perempuan

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 5 x 10 meter/persegi sebanyak 3

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.1.300.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 360.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Hj

Hariani

Minggu 1 198 Ekor Rp 220.000 Rp43.560.000

Minggu 2 170 Ekor Rp 250.000 Rp42.500.000

Minggu 3 165 Ekor Rp 220.000 Rp36.300.000

Minggu 4 174 Ekor Rp 210.000 Rp36.540.000

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Hj

Hariani

Minggu 1 210 Ekor Rp 220.000 Rp46.200.000

Minggu 2 187 Ekor Rp 250.000 Rp46.750.000

Minggu 3 179 Ekor Rp 220.000 Rp39.380.000

Minggu 4 185 Ekor Rp 210.000 Rp38.850.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Runi

Umur :32 Tahun

Jenis Kelamin:Perempuan

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 10 x 5 meter/persegi sebanyak 3

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.600.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 500.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Runi Minggu 1 167 Ekor Rp 133.000 Rp22.252.167

Minggu 2 169 Ekor Rp 195.000 Rp32.996.786

Minggu 3 171 Ekor Rp 150.000 Rp25.667.857

Minggu 4 173 Ekor Rp 170.000 Rp29.414.048

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Runi Minggu 1 125 Ekor Rp 133.000 Rp16.625.000

Minggu 2 93 Ekor Rp 195.000 Rp18.135.000

Minggu 3 75 Ekor Rp 150.000 Rp11.250.000

Minggu 4 105 Ekor Rp 170.000 Rp17.850.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :sukma

Umur :53 Tahun

Jenis Kelamin:Perempuan

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 10 x 10 meter/persegi sebanyak 2

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.800.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 400.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Sukma Minggu 1 175 Ekor Rp 116.000 Rp20.291.714

Minggu 2 177 Ekor Rp 150.000 Rp26.525.000

Minggu 3 179 Ekor Rp 135.000 Rp24.129.643

Minggu 4 181 Ekor Rp 195.000 Rp35.225.357

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Sukma Minggu 1 97 Ekor Rp 116.000 Rp11.252.000

Minggu 2 82 Ekor Rp 150.000 Rp12.300.000

Minggu 3 102 Ekor Rp 135.000 Rp13.770.000

Minggu 4 147 Ekor Rp 195.000 Rp28.665.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Sultan

Umur :37 Tahun

Jenis Kelamin:Laki-Laki

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 30 x 7 meter/persegi sebanyak 1

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.840.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 500.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Sultan Minggu 1 183 Ekor Rp96.000 Rp17.524.571

Minggu 2 184 Ekor Rp 215.000 Rp39.657.262

Minggu 3 186 Ekor Rp90.000 Rp16.772.143

Minggu 4 188 Ekor Rp 250.000 Rp47.065.476

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Sultan Minggu 1 130 Ekor Rp96.000 Rp12.480.000

Minggu 2 97 Ekor Rp 215.000 Rp20.855.000

Minggu 3 139 Ekor Rp90.000 Rp12.510.000

Minggu 4 118 Ekor Rp 250.000 Rp29.500.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Suradi

Umur :33 Tahun

Jenis Kelamin:Laki-Laki

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 25 x 50 meter/persegi sebanyak 1

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.1.000.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 700.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Suradi Minggu 1 190 Ekor Rp 100.000 Rp19.016.667

Minggu 2 192 Ekor Rp 300.000 Rp57.621.429

Minggu 3 194 Ekor Rp 270.000 Rp52.373.571

Minggu 4 196 Ekor Rp 250.000 Rp48.970.238

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Suradi Minggu 1 150 Ekor Rp 100.000 Rp15.000.000

Minggu 2 170 Ekor Rp 300.000 Rp51.000.000

Minggu 3 159 Ekor Rp 270.000 Rp42.930.000

Minggu 4 110 Ekor Rp 250.000 Rp27.500.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Tahang

Umur :50 Tahun

Jenis Kelamin:Laki-Laki

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 10 x 9 meter/persegi sebanyak 4

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.1.440.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 600.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Tahang

Minggu 1 198 Ekor Rp91.000 Rp17.998.500

Minggu 2 200 Ekor Rp 200.000 Rp39.938.095

Minggu 3 202 Ekor Rp 245.000 Rp49.390.833

Minggu 4 204 Ekor Rp 150.000 Rp30.525.000

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Tahang

Minggu 1 120 Ekor Rp91.000 Rp10.920.000

Minggu 2 187 Ekor Rp 200.000 Rp37.400.000

Minggu 3 97 Ekor Rp 245.000 Rp23.765.000

Minggu 4 113 Ekor Rp 150.000 Rp16.950.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Tanra

Umur :54 Tahun

Jenis Kelamin:Laki-Laki

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 5 x 10 meter/persegi sebanyak 2

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.550.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 300.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Tanra Minggu 1 205 Ekor Rp99.000 Rp20.335.071

Minggu 2 207 Ekor Rp 290.000 Rp60.119.762

Minggu 3 209 Ekor Rp 125.000 Rp26.151.786

Minggu 4 211 Ekor Rp 275.000 Rp58.057.738

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Tanra Minggu 1 170 Ekor Rp99.000 Rp16.830.000

Minggu 2 95 Ekor Rp 290.000 Rp27.550.000

Minggu 3 198 Ekor Rp 125.000 Rp24.750.000

Minggu 4 199 Ekor Rp 275.000 Rp54.725.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Emang

Umur :40 Tahun

Jenis Kelamin:Laki-Laki

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 10 x 8 meter/persegi sebanyak 2

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.640.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 120.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Emang Minggu 1 213 Ekor Rp 108.000 Rp23.006.571

Minggu 2 215 Ekor Rp 215.000 Rp46.209.643

Minggu 3 217 Ekor Rp 190.000 Rp41.198.333

Minggu 4 219 Ekor Rp 250.000 Rp54.684.524

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Emang Minggu 1 200 Ekor Rp 108.000 Rp21.600.000

Minggu 2 201 Ekor Rp 215.000 Rp43.215.000

Minggu 3 202 Ekor Rp 190.000 Rp38.380.000

Minggu 4 203 Ekor Rp 250.000 Rp50.750.000

ELASTISITAS BUDIDAYA IKAN BENDUNGAN PONRE-PONRE

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

DI DESA PONRE-PONRE, KECAMATAN LIBURENG

KABUPATEN BONE

PEDOMAN WAWANCARA

A. DATA PRIBADI

Nama :Hj Tati

Umur :40 Tahun

Jenis Kelamin:Perempuan

B. Pertanyaan

1. Tahun berapakah pembangunan Bendungan Ponre-

Ponre mulai dilaksanakan dan kapan Bendungan

Ponre-Ponre dapat izin untuk di fungsikan?

Jawaban : Masa pembangunan pada tahun 2005-

2009 dan fungsikan pada tahun 2010

2. Berapa kali ikan Bendungan Ponre-Ponre panen?

Jawaban : setiap hari

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap pendapatan

masyarakat di Bendungan Ponre-Ponre?

Jawaban: faktor faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran yaitu sebagai berikut:

a. Harga ikan Bendungan Ponre-Ponre

b. Ketersediaan ikan Bendungan Ponre-Ponre

c. Tingkat pendapatan atau daya beli ikan

Bendungan Ponre-Ponre

d. Selera konsumen

e. Jumlah penduduk

f. Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa yang akan mendatang

g. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

h. Jumlah ikan Bendungan Ponre-Ponre

i. Kebijakan pemerintah

j. Faktor alam

4. Bagaimana elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre dan pengaruhnya Bendungan Ponre-

Ponre terhadap pendapatan bapak atau ibu ?

Jawaban : elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre ini sangat berpengaruh terhadap

pendapatan kami yang meningkat karena hasil dari

budidaya ikan bendungan ini kami dapat

menyekolahkan putra putri kami dari hasil penjualan

dibantu dengan hasil pertanian kami. Adapun luas

keramba kami 10 x 8 meter/persegi sebanyak 2

petak.

5. Berapakah biaya tetap yang digunakan dalam

mengelolah elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Jawab : Rp.640.000

6. Apakah ada biaya tambahan yang digunakan, jika

ada berapa?

Jawab: Ya ada, Rp 150.000

7. Berapakah jumlah permintaan yang diberikan oleh

pengusaha elastisitas budidaya ikan Bendungan

Ponre-Ponre?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Hj Tati Minggu 1 75 Ekor Rp 128.000 Rp 9.600.000

Minggu 2 145 Ekor Rp 100.000 Rp14.500.000

Minggu 3 115 Ekor Rp 190.000 Rp21.850.000

Minggu 4 173 Ekor Rp 175.000 Rp30.275.000

8. Berapakah jumlah penawaran yang diminta oleh

konsumen?

Nama Panen Ke Penawaran Harga TR

Hj Tati Minggu 1 83 Ekor Rp 128.000 Rp14.525.000

Minggu 2 154 Ekor Rp 100.000 Rp15.400.000

Minggu 3 128 Ekor Rp 190.000 Rp24.320.000

Minggu 4 183 Ekor Rp 175.000 Rp32.025.000

SCHEDULE PENELITIAN

No Hari/Tanggal Keterangan

1 Kamis-Ahad, 1-2 April

2020

Survey Lokasi

Penelitian

2 Sabtu, 3 April 2020 Pengambilan Surat Izin

Penelitian

3 Senin, 5 April 2020 Mengantar surat

kepada kepala desa,

mengambil dokumen

profil desa di Desa

Ponre-Ponre

Kecamatan Libureng

dan surat izin selesai

meneliti

4 Selasa-Selasa,6-13 April

2020

Hasil penelitian

BIODATA PENULIS

NAMA : SUDARMIN

NIM : 170303136

TEMPAT/TANGGAL LAHI : PONRE-PONRE,07

NOVEMBER-1998

ALAMAT : Dusun Ajangale, Desa

Ponre-Ponre, Kecamatan

Libureng, Kabupaten Bone

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. SDN 185 Mario

2. SMPN 2 Libureng

3. SMAN 2 Libureng

4. Institut Agama Islam

Muhammadiyah Sinjai

Nomor Handphone: 083150766514

Nama Orang Tua Ayah : MASSE

Ibu : JAHIDA