ekuitas bab 9

16
1.1 Pengertian Ekuitas Menurut PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Karena didefinisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada bagaimana aset dan kewajiban diukur. Atas dasar konsep kesatuan usaha, kreditor dan pemegang saham sama-sama mempunyai klaim atau hak untuk dilunasi atas dana yang ditanamkan dalam perusahaan. Namun kreditor dan pemegang saham memiliki perbedaan sebagai berikut: a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim Klaim kreditor terbatas jumlahnya dan harus diselesaikan pada tanggal tertentu sementara klaim pemegang saham merupakan jumlah residual dan tidak harus diselesaikan atau dilunasi pada tanggal tertentu b. Hak penggunaan aset dalam operasi Kreditor pada umumnya tidak mempunyai akses dan kendali dalam penggunaan aset perusahaan. Mereka juga tidak mempunyai hak dalam pengambilan keputusan operasi perusahaan secara langsung. Di lain pihak, pemilik (khususnya dalam perusahaan perseorangan) mempunyai akses, hak, dan autoritas untuk menjalankan perusahaan dan menggunakan atau mengendalikan aset. c.Substansi ekonomik perjanjian Kreditor berhak atas pelunasan sedangkan pemegang saham berhak atas pembagian laba (residual). Jadi, secara substansi

Upload: bustanul-arifin

Post on 03-Feb-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: Ekuitas Bab 9

1.1Pengertian Ekuitas

Menurut PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah

dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan

bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik

masa datang. Karena didefinisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung

pada bagaimana aset dan kewajiban diukur.

Atas dasar konsep kesatuan usaha, kreditor dan pemegang saham sama-sama mempunyai

klaim atau hak untuk dilunasi atas dana yang ditanamkan dalam perusahaan. Namun kreditor

dan pemegang saham memiliki perbedaan sebagai berikut:

a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim

Klaim kreditor terbatas jumlahnya dan harus diselesaikan pada tanggal tertentu

sementara klaim pemegang saham merupakan jumlah residual dan tidak harus diselesaikan

atau dilunasi pada tanggal tertentu

b. Hak penggunaan aset dalam operasi

Kreditor pada umumnya tidak mempunyai akses dan kendali dalam penggunaan aset

perusahaan. Mereka juga tidak mempunyai hak dalam pengambilan keputusan operasi

perusahaan secara langsung. Di lain pihak, pemilik (khususnya dalam perusahaan

perseorangan) mempunyai akses, hak, dan autoritas untuk menjalankan perusahaan dan

menggunakan atau mengendalikan aset.

c.Substansi ekonomik perjanjian

Kreditor berhak atas pelunasan sedangkan pemegang saham berhak atas pembagian

laba (residual). Jadi, secara substansi ekonomik, kreditor menanggung risiko lebih besar

sehingga berhak atas kembalian (rate of return) yang bervariasi melalui pembagian laba

(participation in profits).

1.2 Komponen Ekuitas Pemegang Saham

Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham diklasifikasi atas dasar

dua komponen penting yaitu:

a.Modal Setoran

Modal setoran dipecah menjadi dua yaitu:

1.  Modal saham (capital stock) sebagai modal yuridis (legal capital)

Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada

sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan terhadap pihak lain.

Page 2: Ekuitas Bab 9

Bentuk ketentuan hukum ini adalah bahwa saham harus mempunyai nilai nominal atau nilai

minimum yang dinyatakan untuk menunjukkan hak yuridis. Modal yuridis  merupakan

jumlah rupiah “minimal” yang harus disetor oleh investor sehingga membentuk modal

yuridis.

2. Modal setoran tambahan (additional paid-in capital)

Transfer dari modal setoran ke laba ditahan tanpa alasan yang kuat adalah penyimpangan dari

penalaran yang valid. Ini berarti bahwa modal tidak dapat digunakan sebagai sumber laba

ditahan. Demikian juga, tidak sebagianpun dari jumlah rupiah laba ditahan dapat dimasukkan

sebagai modal setoran kecuali jumlah rupiah tersebut telah diubah menjadi modal dengan

proses kapitalisasi yuridis atau telah berubah karena transaksi modal yang dibahas dibawah

ini.

Perubahan modal setoran:

a. Pemesanan saham

b. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar

c. Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar

d. Dividen saham

e. Hak beli saham

f.  Opsi saham

·    g.  Waran

h. Saham treasuri

Komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik (misalnya saham treasuri atau modal

sumbangan).

b. Laba diTahan.

1.  Laba atau rugi (dari statement laba rugi)

2. Dividen

3. Rekapitalisasi

4.  Defisit

5.  Koreksi

6.  Perubahan akuntansi

Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam satu periode berubah

selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khusus yaitu:

1. Penyesuaian periode-lalu.

2. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya.

Page 3: Ekuitas Bab 9

3. Pengaruh perubahan akuntansi.

4. Kuasi-reorganisasi.

Kuasi-organisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan untuk

merestrukturisasi  ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh

asset dan kewajibannya tanpa melalui reorganisasi secara hukum.

1.3. Perbedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan

Laba ditahan pada dasarnya terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari

akun ikhtisar laba rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba

tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang sah. Dengan demikian

untuk mengukur seluruh hak pemegang saham atas aset, laba ditahan harus digabungkan

dengan modal setoran.Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat

penting, dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba

sehingga laba ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlahnya

akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga sangat

penting secara yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap

dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik

kembali dalam likuidasi atau dalam keadaan luar biasa lainnya. Sementara itu, laba ditahan

adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian dividen.

            Komponen lain terdiri dari pos-pos yang tidak tepat dimasukkan dalam komponen

modal setoran atau laba ditahan tetapi sering diklasifikasikan sebagai pos ekuitas pemegang

saham. Pos-pos inni misalnya untung penahanan belum terealisasi, penyesuaian kapital belum

terealisasi lainnya, selisih revaluasi dan hak pemegang saham minoritas.

1.4. Perubahan Laba Ditahan

Kalau pemisahan antara transaksi modal dan transaksi operasi harus tetap

dipertahankan, hanya terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba ditahan

yaitu laba atau rugi periodic dan pembagian deviden. Laba yang dipindahkan dari aku laba

rugi adalah laba yang merupakan selesih seluruh elemen transaksi operasi dalam arti luas

yang disebut laba komrehesif. Transaksi lain yang dapat mempengaruhi laba ditahan adalah

transaksi yang tergolong dalam transaksi modal yang diuraikan dalam pembahasan perubahan

modal setoran. Pengaruh beberapa transaksi diatas langsung dimasukkan dalam laba ditahan

dan tidak melalui statemen laba rugi periode terjadinya transaksi tersebut karena merupakan

Page 4: Ekuitas Bab 9

transaksi modal. Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan laba ditahan pada suatu

periode berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khusus yaitu:

1.    Penyesuaian periode yang lalu

2.    Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya

3.    Pengaruh perubahan akuntansi

4.    Kuasi reorganisasi

1.5. Penyesuaian Periode Lalu

Penyesuaian ini sering juga disebut dengan penyesuaian susulan.  Penyesuaian

periode lalu adalah perlakuan  terhadap suatu jumlah rupiah yang mempengaruhi operasi

periode masa lalu bukan sebagai pengurang atau penambah perhitungan laba tahun sekarang

tetapi sebagai penyesuaian tehadap laba ditahan awal periode sekarang, sebagai contoh

perusahaan yang pada periode lalu dituntut unutk mengganti rugi sejumlah uang tertentu

karena dituduh melanggar hak paten perusahaan lain. Baru pada periode sekarang dapat

dipastikan bahwa perusahaan harus membayar ganti rugi sejumlah tertentu. Jumlah tersebut

harus diperlakukan sebagai rugi bagi perusahaan. Rugi tersebut diakui sebagai penyesuaian

terhadap laba bersih peiode lalu ketika peristiwa yang menyebabkan rugi tersebut terjadi.

Beberapa pendapat ada yang mendukung dan ada yang menolak perlakuan rugi

tersebut sebagai penyesuaian periode lalu, pihak yang mendukung beragumen sebagai

berikut:

1. Laba akan menjadi lebih berarti kalau rugi yang timbul akibat kejadian masa lalu

dilaporkan sebagai elemen laba rugi periode yang bersangkutan. Memasukkannya

sebagai elemen laba rugi periode sekarang akan menimbulkan distorsi pelaporan laba

periode sekarang.

2. Pelakuan semacam ini menggambarkan penerapan penandingan pendapatan dan biaya

yang tepat.

Sementara pihak yang menolak mengajukan argumen sebagai berikut:

1. Semua pendapatan untung biaya dan rugi yang berkaitan dengan kegiatan

menghasilkan pendapatan harus dilaporkan dalam statement laba rugi. Kalau rugi

diberlakukan sebagai penyesuaian periode lalu maka jumlah tersebut tidak akan

pernah masuk dalam riwayat laba perusahaan ini berarti daya melaba jangka panjang

tidak dapat digambarkan secara lengkap.

Page 5: Ekuitas Bab 9

2. Pemakaian laporan kemungkinan besar tidak akan pernah mengetahui bahwa rugi

tertentu pernah dialami oleh perusahaan kalau jumlah tersebut tidak dimasukkan

dalam statement laba rugi.

1.5. Tujuan Penyajian Ekuitas

Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tujuan

penyajian informasi tersebut kepada pemakai statemen keuangan. Pada umumnya, tujuan

pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang

berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen.

Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas

pemegang saham tersebut minimal adalah:

1. Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya.

2. Peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengambilan modal setoran

kepada pemegang saham.

3. Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya.

2.1 Pengertian Laba Komprehensif

FASB dalam SFAC No. 3 dan 6 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan laba

komprehensif adalah total perubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selama satu periode,

yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain sumber yang berasal

dari pemilik. Atau dengan kata lain, laba komprehensif terdiri atas seluruh perubahan aktiva

bersih yang berasal dari transaksi operasi.

Dalam analisis keuangannya upaya pendapatan komprehensif untuk mengukur jumlah

total dari semua kejadian operasi dan keuangan yang telah mengubah nilai kepentingan

pemilik dalam bisnis. Hal ini diukur pada basis per-share untuk menangkap efek dilusi dan

pilihan. Ini membatalkan efek dari transaksi ekuitas yang pemiliknya akan acuh tak acuh;

pembayaran dividen, share buy back dan penerbitan saham pada nilai pasar.

Hal ini dihitung dengan mendamaikan nilai buku per saham dari awal periode sampai

akhir periode. Ini secara konseptual sama dengan mengukur pertumbuhan anak dengan

menemukan perbedaan antara tinggi badannya pada setiap ulang tahun. Semua item baris

lainnya dihitung, dan persamaan diselesaikan untuk laba komprehensif.  

Beberapa pendapat mengatakan bahawa Pendapatan komprehensif adalah jumlah laba

bersih dan barang-barang lainnya yang harus melewati laporan laba rugi karena termasuk

Page 6: Ekuitas Bab 9

barang-barang seperti keuntungan yang belum direalisasi atau rugi dari efek tersedia untuk

dijual dan keuntungan kurs atau kerugian . Barang-barang ini bukan merupakan bagian dari

laba bersih , namun cukup penting untuk dimasukkan dalam pendapatan komprehensif ,

memberikan pengguna lebih besar , gambaran yang lebih komprehensif dari organisasi secara

keseluruhan .

Pos-pos atau barang-barang yang melwati laporan laba rugi akan dimasukkan menurut

konsep  laba komprehensif. Laba komprehensif meliputi semua suatu periode kecuali

perubahan aktivitas inivestasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Karena itu, laba

komprehenif meliputi semua pendapatan dan keuntungan beban dan kerugian yang

dilaporkan dalam laba bersih, dan selai itu juga mecakup keuntungan dam kerugian yang

tidak dimasukkan dalam laba bersih tetapi mempengaruhi ekuitas pemegang saham. Pos-pos

yang melewati laporan laba-rugi ini disebut laba komprehensif lainnya.

Laba komprehensif lain berisi semua perubahan yang tidak diizinkan untuk disertakan

dalam laporan laba rugi . Hal ini penting terutama untuk memahami perubahan yang sedang

berlangsung dalam nilai wajar aset perusahaan. Item yang  harus dimasukkan dalam

pendapatan komprehensif lain meliputi:

1.        Efek yang tersedia untuk dijual fair perubahan nilai yang sebelumnya ditulis sebagai

gangguan

2.        Efek yang tersedia untuk dijual Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi

3.        Lindung nilai arus kas keuntungan dan kerugian instrumenperubahan dalam surplus

revaluasi

4.        Keuntungan dan kerugian aktuaria atas program manfaat pasti yang diakui sesuai dengan

IAS 19

5.        Keuntungan dan kerugian pengukuran kembali aset keuangan tersedia untuk dijual (IAS

39).

6.        Keuntungan dan kerugian yang timbul dari transfer dari kategori tersedia untuk dijual ke

kelompok dimiliki hingga jatuh tempo efek hutang yang belum direalisasi

7.        Keuntungan dan kerugian transaksi mata uang intra - entitas di mana penyelesaian tidak

direncanakan atau diantisipasi di masa mendatang mata uang asing

8.        Keuntungan dan kerugian yang lindung nilai dari suatu investasi dalam suatu entitas

asing transaksi valuta asing

9.        Selisih kurs karena penjabaran mata uang asing

10.    Keuntungan atau kerugian pensiun imbalan pensiun atau pasca pensiun

Page 7: Ekuitas Bab 9

Hal ini dapat diterima baik komponen laporan laba bersih komprehensif lain dari

pengaruh pajak yang bersangkutan , atau sebelum pengaruh pajak terkait dengan beban pajak

penghasilan agregat tunggal atau manfaat menunjukkan bahwa berhubungan dengan semua

item pendapatan komprehensif lain.  Barang yang akan dimasukkan dalam klasifikasi ini

mungkin jarang ditemui oleh bisnis yang lebih kecil , sehingga jenis organisasi mungkin

hanya kadang-kadang melaporkan pendapatan komprehensif lain .

Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan ( FASB ) pendapatan komprehensif lain

atau other comprehensive income ( OCI ) sebagai alat analisis keuangan yang berharga .

Tujuannya FASB menyatakan itu secara umum adalah untuk menerbitkan panduan untuk

meningkatkan komparabilitas , konsistensi dan transparansi pelaporan keuangan. Untuk

mencapai hal ini , ia telah berusaha untuk meningkatkan keunggulan item yang dilaporkan

dalam pendapatan komprehensif lain .

2.2 Penyajian Laba Komprehensif

Laba komprehensif merupakan salah satu elemen statemen keuangan. Laba

komprehensif didefinisi sebagai perubahan ekuitas selama perioda yang berasal dari sumber-

sumber nonpemilik. Dengan dianutnya pendekatan laba semua-termasuk atau laba

komprehensif, masalahnya adalah bagaimana menyajikan komponen-komponen pembentuk

laba komprehensif dan bagaimana penyajian dalam statmen laba-rugi. Berikut ini memuat

komponen-komponen pembentuk statmen laba-rugi.

a. Komponen-Komponen Pembentuk Statemen Laba-Rugi

1.        Seksi operasi utama (major operating activities section) :

a.    Penjualan atau pendapatan (sales or revenues)

b.    Kos barang terjual (cost of goods sold)

c.    Biaya penjualan (selling expenses)

d.   Biaya administrative atau umum (administrative or general expenses)

2.        Seksi operasi tambahan (secondary or auxiliary activities section) :

a.          Pendapatan lainnya dan untung (other revenues and gains)

b.         Biaya lainnya dan rugi (other expenses and losses)

3.        Pajak penghasilan (income taxes)

Page 8: Ekuitas Bab 9

4.        Operasi hentian / taklanjutkanan (discontinued operations)

5.        Pos-pos luar biasa / ekstraordiner (extraordinary items)

6.        Pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi (cumulative effects of changes in

accounting principles)

7.        Pengaruh kumulatif perubahan estimate / taksiran (cumulative effects of changes in

accounting estimates)

8.        Perubahan ekuitas nonpemilik lainnya (other nonowner changes in equity) termasuk

pos-pos penerobos

Pada nomor 6 dan 7 dalam Komponen-Komponen Pembentuk Statemen Laba-Rugi juag

dikategori sebagai komponen perubahan ekuitas nonpemilik dan keduanya disebut pengaruh

kumulatif perubahan akuntansi atau penyesuaian kumulatif akuntansi(cumulative

accounting adjustments) sehingga pos-pos selain yang masuk dalam kategori ini disebut

dengan perubahan ekuitas nonpemilik lainnya (other nonowner changes in equity). Karena

pada nomor 1 sampai 8 semuanya masuk dalam statemen laba-rugi, angka bersih yang

diperoleh disebut dengan laba komprehensif (comprehensive income). Tujuan

dimasukkannya nomor 8 dalam statemen laba-rugi adalah untuk mencegah penyembunyian

atau penghilangan (omissions) secara diskresioner pos-pos laba atau rugi tertentu dari

statemen laba-rugi. Dengan kata lain, tujuannya adalah mencegah penyalahgunaan (abuse).

Nomor 6 dan 7 dikeluarkan dari laba bersih dan dilaporkan sebagai perubahan ekuitas

nonpemilik dan angka bersih yang diperoleh dari nomor 1 sampai 5 disebut dengan laba

perioda (earnings) dan laba perioda setelah nomor 6 dan 7 disebut laba perioda bersih (net

earnings) atau tetap laba bersih. Bila terjadi rugi, laba komprehensif menjadi rugi

komprehensif. Laba komprehensif dapat disebut pula perubahan ekuitas nonpemilik

total (total nonowner changes in equity).

Terdapat dua pendekatan penyusunan statemen laba-rugi yaitu :

1.        Pendekatan satu-statemen (one-statement approuch)

untuk menyajikan nomor 1 sampai 8. menyajikan kedelapan komponen tersebut dalam satu

statemen yang diberi judul statemen laba-rugi dan laba-rugi komprehensif (statement of

income and comprehensive income).

Page 9: Ekuitas Bab 9

2.        Pendekatan dua-statemen memisahkan pelaporan komponen 1 sampai 7 dalam statemen

laba-rugi (statement of income) dan menyajikan pengaruh komponen 8 terhadap laba perioda

bersih dalam statemen laba-rugi komprehensif (statement of comprehensive income).

Biaya bunga (interest expenses) dimasukkan dalam komponen biaya lainnya dan rugi.

Angka bersih setelah biaya lainnya dan rugi serta pajak penghasilan disebut laba dari

operasi berlanjut (income from continuing operatios). Jadi, komponen 1 sampai 3 disebut

komponen operasi (dalam arti luas) dan membentuk laba dari operasi berlanjut. Hal ini berarti

bahwa pos-pos dalam komponen pendapatan lainnya dan untung atau biaya lainnya dan rugi

tidak dipandang sebagai pos-pos nonoperasi. Oleh karena itu, pos-pos dalam komponen 4

sampai 8 sering disebut pos-pos takregular atautakteratur (irregular items). Pengertian

takregular menjadi masalah bila dikaitkan dengan makna takumum atau takbiasa (unusual)

dan luar biasaatau ekstraordiner (extraordinary). Persoalannya adalah kapan suatu pos

harus dikategori sebagai komponen 2, 5, atau lainnya. Bila masuk komponen 5, apakah pos

tersebut takbiasa atau luar biasa. Kriteria unutk mengklasifikasi suatu kejadian atau transaksi

yang membentuk pos-pos luar biasa yaitu :

a.         ketakbiasaan (unusual nature)

b.        ketakseringan keterjadian (infrequency of occurence)

c.         materialitas (materiality)

Untuk mengkategori suatu kejadian atau transaksi ke dalam pos luar biasa, ketiga

karakteristik tersebut harus dipenuhi. Ketakbiasaan berarti bahawa kejadian atau transaksi

yang melandasi suatu pos mempunyai tingkat keabnormalan yang tinggi dan harus jelas-jelas

merupakan jenis yang sama sekali tidak berkaitan atau hanya berkaitan secara insidental

dengan kegiatan perusahaan dalam konteks lingkungan beroperasinya perusahaan.

Ketakseringan keterjadian / terjadinya berarti bahwa kejadian atau transaksi yang melandasi

suatu pos merupakan jenis yang bukan harapan umum atau yang tidak diantisipasi akan

terjadi di masa datang dalam konteks lingkungan beroperasinya perusahaan.

Materialitas berarti bahwa kejadian atau transaksi yang melandasi suatu pos harus

diklasifikasi secara terpisah sebagai pos luar biasa hanya kalau iumlah yang terlibat material

dalam kaitannya dengan atau relatif terhadap angka laba sebelum pos luar biasa,

kecenderungan (trend) laba perioda sebelum pos luar biasa, atau ukuran materialitas yang

lain. Bila suatu pos material teapi hanya memenuhi kriteria a atau b, tidak dapat diklasifikasi

sebagai pos luar biasa.

Contoh pos-pos yang dapat dimasukkan dalam kategori ini misalnya adalah penghapusan

piutang, sediaan, serta kos riset dan pengembangan; untung atau rugi penjabaran valuta asing

Page 10: Ekuitas Bab 9

termasuk akibat devaluasi atau revaluasi; untung atau rugi pelepasan segmen bisnis; untung

atau rugi penjualan aset fisis; efek pemogokan; dan penyesuaian akrual atas kontrak jangka

panjang. Intinya, pos-pos material yang tak biasa atau taksering, tetapi tidak keduanya, masuk

dalam kategori ini. Mereka dilaporkan dalam seksi / komponen terpisah di atas pos

ekstraordiner. Dapat juga dilaporkan dalam seksi operasi tambahan kalau jumlahnya tidak

material.

Page 11: Ekuitas Bab 9

Daftar Pustaka

Soewardjono. 2011. Teori Akuntansi. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta

Kieso, Donald E. Dkk. 2007.Akuntansi Intermediate. Erlangga. Jakarta