eksperimentasi pembelajaran matematika dengan...

78
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI POKOK RUMUS-RUMUS TRIGONOMETRI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK SMA NEGERI KOTA SURAKARTA TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Matematika Oleh: HINDARSO NIM. S 850907112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA P R O G R A M P A S C A S A R J A N A UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: vokhanh

Post on 29-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

(TGT) PADA MATERI POKOK RUMUS-RUMUS TRIGONOMETRI

DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK

SMA NEGERI KOTA SURAKARTA

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister

Pendidikan Matematika

Oleh:

HINDARSO

NIM. S 850907112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

P R O G R A M P A S C A S A R J A N A

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

ii

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

(TGT) PADA MATERI POKOK RUMUS-RUMUS TRIGONOMETRI

DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK

SMA NEGERI KOTA SURAKARTA

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Memperoleh Gelar Magister

Pendidikan Matematika

Oleh:

HINDARSO NIM. S 850907112

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Pada Tanggal .

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan

Pembimbing I Dr. Mardiyana, M.Si. NIP. 132046017 Pembimbing II Drs. Imam Sujadi,M.Si. NIP 132320663

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika,

Dr. Mardiyana, M.Si.

NIP. 132046017

Page 3: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

iii

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

(TGT) PADA MATERI POKOK RUMUS-RUMUS TRIGONOMETRI

DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK

SMA NEGERI KOTA SURAKARTA

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Memperoleh Gelar Magister

Oleh:

HINDARSO

NIM. S850907112

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Pada Tanggal .

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Prof. Dr. Budiyono, M.Sc.

Sekretaris Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd.

Anggota Penguji 1. Dr. Mardiyana, M.Si.

2. Drs. Imam Sujadi,M.Si.

Surakarta, Mengetahui Ketua Program Studi

Direktur PPs UNS, Pendidikan Matematika,

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D. Dr. Mardiyana, M.Si.

NIP. 131472192 NIP. 132046017

Page 4: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hindarso

NIM : S 850907112

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul :

“EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

PADA MATERI POKOK RUMUS-RUMUS TRIGONOMETRI DITINJAU DARI

AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK SMA NEGERI KOTA SURAKARTA”

adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis

tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari

tesis tersebut.

Surakarta, Desember 2008

Yang membuat pernyataan,

Hindarso

Page 5: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

v

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu

telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan

yang lain”.

(Q.S.Al Insyirah: 6 -7)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya“

(Q.S. Al Baqarah: 286)

Page 6: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan tesis ini kepada:

� Istriku tercinta

� Anak-anakku tersayang

� Ibuku tercinta dan saudaraku semua.

Page 7: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan hidayah-Nya penyusunan Tesis ini dapat diselesaikan. Penyusunan Tesis

ini untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Tesis ini.

Namun berkat bimbingan, saran, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya

kesulitan yang timbul dapat diatasi. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih

kepada yang penulis hormati:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Mardiyana, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai

dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran serta

bantuan dalam memecahkan masalah dalam rangka penyusunan Tesis ini.

4. Drs. Imam Sujadi, M.Si.selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, petunjuk dan saran serta bantuan dalam memecahkan masalah dalam

rangka penyusunan Tesis ini.

5. Bapak/Ibu dosen program studi Pendidikan Matematika program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta. yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.

Page 8: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

viii

6. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Surakarta yang telah

memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian di lingkup Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Surakarta.

7. Kepala Sekolah, Guru dan Peserta Didik SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, SMA

Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan

membantu hingga terlaksananya penelitian ini.

8. Drs. Makmur Sugeng, M.Pd dan Drs. H. Kismanto, M.Pd. yang telah membantu

dan menjadi validator instrumen uji coba angket dan prestasi belajar peserta didik

dalam penelitian ini.

9. Istriku Nunung Siti Sundari, S.Pd., anakku Rafid Zulfiadib dan Tsabita

Zulfihandari yang selalu memberikan dorongan, bantuan dan berkorban sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.

10. Ibuku Sukinah dan saudara-saudaraku yang telah memberikan dorongan, bantuan

dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa.

Demikian Tesis ini disusun, semoga karya ini dapat memberikan manfaat

bagi penulis dan memberikan sedikit kontribusi serta masukan bagi dunia pendidikan

guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

Surakarta, Desember 2008

Penulis.

Page 9: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………… ……………………………………...

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................................

HALAMAN PENGESAHAN TESIS........……………………...…………...

PERNYATAAN...............................................................................................

MOTTO............................................................................................................

PERSEMBAHAN ...........................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

DAFTAR TABEL............................................................................................

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................

ABSTRAK.......................................................................................................

ABSTRACT.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN……………………………...………………...

A. Latar Belakang Masalah……………………………………….

B. Identifikasi Masalah…………………………...………………

C. Pemilihan Masalah…………………………...………………..

D. Pembatasan Masalah …………………..…………...…………

E. Perumusan Masalah……………………………...……………

F. Tujuan Penelitian ………………………………..…………....

G. Manfaat Penelitian …………………………………………...

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

xiii

xiv

xv

xvii

xix

1

1

4

6

6

7

8

9

Page 10: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

x

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS...

A. Kajian Teori………………………………………..………….

1. Prestasi Belajar Matematika……………………..………..

2. Model Pembelajaran............................................................

3. Aktivitas belajar Peserta Didik……...………..……….…..

B. Penelitian Yang Relevan….………………………..……….....

C. Kerangka Berpikir…………………………………..….….…..

D. Hipotesis……………………………………..…..…….……....

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………..….………...

A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian ………….…...……....

1. Tempat dan Subyek Penelitian ……………………………

2. Waktu Penelitian…………………………………………..

B. Jenis Penelitian ………………………………………………..

1. Pendekatan Penelitian……………………...……….……..

2. Rancangan Penelitian…………………….....……………..

3. Pelaksanaan Eksperimentasi………………...…………….

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel........…......

1. Populasi………………………………………………........

2. Sampel .....................................................………....……....

3. Teknik Pengambilan Sampel...............................................

D. Teknik Pengumpulan Data..……………………..…..………..

1. Variabel Penelitian..……………………………...………..

2. Metode Pengumpulan Data………………………..............

10

10

10

13

25

27

29

33

34

34

34

34

35

35

35

36

36

36

37

37

38

38

39

Page 11: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

xi

3. Instrumen Penelitian……………………………...……….

E. Teknik Analisis Data........……………………..………….......

1. Uji Keseimbangan………………………..……….…........

2. Uji Prasyarat Analisis………………………..…….………

3. Uji Hipotesis………………………………...…………….

BAB IV. HASIL PENELITIAN......................................................................

A. Deskripsi Data ………….........................................................

1. Hasil Ujicoba Instrumen .....................................................

2. Data Skor Aktivitas Belajar Peserta didik............................

3. Dta Skor Prestasi Belajar Pesrta didik.................................

B. Uji Keseimbangan ...................................................................

C. Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................

1. Uji Normalitas .......................................................................

2. Uji Homogenitas Variansi .....................................................

D. Pengujian Hipotesis .................................................................

1.Uji Analisis Variansi Dua Jalan Sel tak Sama .......................

2.Uji Komparasi Ganda ..........................................................

E. Pembahasan Hasil Analisis Data .............................................

1. Hipotesis Pertama ..............................................................

2. Hipotesis Kedua .................................................................

3. Hipotesis Ketiga .................................................................

F. Keterbatasan Penelitian ............................................................

41

46

46

48

50

59

59

59

62

64

65

66

66

67

68

68

69

71

71

73

76

77

Page 12: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

xii

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN...................................

A. Kesimpulan .............................................................................

B. Implikasi ..................................................................................

C. Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

LAMPIRAN ………………………………………………………………...

79

79

80

83

86

88

Page 13: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 :

Tabel 2 :

Tabel 3 :

Tabel 4 :

Tabel 5 :

Tabel 6 :

Tabel 7 :

Tabel 8 :

Tabel 9 :

Tabel 10 :

Tabel 11 :

Tabel 12 :

Tabel 13

Ramgkuman Perbandingan antara Model Pembelajaran TGT

dan NHT ....................................................................................

Rancangan Penelitian …………………………………………

Tata Letak Data .........................................................................

Rataan Data Amatan ………………………………………….

Rangkuman Analisis Variansi ..................................................

Perbandingan Distribusi Frekuensi Skor Aktivitas Belajar

Peserta Didik antara Kelompok Eksperimen (TGT) dan

Kelompok Kontrol (NHT).........................................................

Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol..........................................

Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar

Peserta Didik antara Kelompok Eksperimen (TGT) dan

Kelompok Kontrol (NHT).........................................................

Hasil Uji Normalitas ………………………………………….

Hasil Uji Homogenitas ..............................................................

Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel

Tak Sama....................................................................................

Rerata Skor Prestasi Belajar Peserta Didik................................

Hasil Uji Komparasi Ganda Antar kolom..................................

24

35

51

53

55

63

64

65

67

67

68

69

70

Page 14: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 :

Gambar 2 :

Gambar 3 :

Skema Kerangka Pemikiran ......................................................

Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Skor Aktivitas

Belajar Peserta Didik antara Kelompok Eksperimen (TGT)

dan Kelompok Kontrol (NHT)………………………………...

Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi

Belajar Peserta Didik antara Kelompok Eksperimen (TGT)

dan Kelompok Kontrol (NHT)...................................................

32

63

65

Page 15: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 :

Lampiran 2 :

Lampiran 3 :

Lampiran 4 :

Lampiran 5 :

Lampiran 6 :

Lampiran 7 :

Lampiran 8 :

Lampiran 9 :

Lampiran 10 :

Lampiran 11 :

Lampiran 12 :

Lampiran 13 :

Lampiran 14 :

Lampiran 15 :

Lampiran 16 :

Lampiran 17 :

Jadwal Penelitian ……………………………………………

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk Kelompok

Eksperimen ............................................................................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk Kelompok

Kontrol ...................................................................................

Kisi-kisi Uji Coba Angket Aktivitas Belajar Matematika…..

Surat Pengantar Uji Coba Angket Aktivitas Belajar..............

Uji Coba Angket Aktivitas Belajar Matematika.....................

Lembar Jawaban Uji Coba Angket Aktivitas Belajar ............

Lembar Validasi Instrumen Angket Aktivitas Belajar ...........

Jawaban Uji Coba Angket Aktivitas Belajar Matematika......

Indek Reliabelitas, Konsistensi Internal Uji Coba Angket

Aktivitas Belajar Matematika ................................................

Kisi-kisi Penulisan Soal Uji Coba Tes Prestasi Belajar........

Soal Uji Coba Tes Prestasi Belajar ........................................

Lembar Jawaban Uji Coba Tes Prestasi Belajar.....................

Lembar Validasi Instrumen Tes Prestasi Belajar...................

Penyelesaian Soal Uji Coba Tes Prestasi Belajar. .................

Jawaban Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika .............

Indek Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran Soal

Uji Coba Tes Prestasi Belajar.. ..............................................

88

89

114

135

137

138

143

144

146

149

152

153

160

161

163

171

174

Page 16: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

xvi

Lampiran 18 :

Lampiran 19 :

Lampiran 20 :

Lampiran 21 :

Lampiran 22 :

Lampiran 23 :

Lampiran 24 :

Lampiran 25 :

Lampiran 26 :

Lampiran 27 :

Lampiran 28 :

Lampiran 29 :

Lampiran 30 :

Lampiran 31 :

Lampiran 32 :

Lampiran 33 :

Lampiran 34 :

Lampiran 35 :

Lampiran 36 :

Uji Keseimbangan antara Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ..................................................................................

Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar Matematika ...................

Angket Aktivitas Belajar Matematika ..................................

Jawaban Angket Aktivitas Belajar Matematika ...................

Skor Jawaban Angket Aktifitas Belajar Matematika ............

Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Belajar.........................

Soal Tes Prestasi Belajar........................................................

Penyelesaian Soal Tes Prestasi Belajar .................................

Jawaban Tes Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik ......

Skor Tes Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik ............

Data Induk ..............................................................................

Uji Normalitas .......................................................................

Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol ...................................................................................

Uji Homogenitas Aktivitas Belajar Matematika Kategori

Tinggi, Sedang dan Rendah ...................................................

Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama …….…..

Uji Komparasi Ganda dengan Metode Schefee......................

Tabel-tabel Statistik ...............................................................

Surat Ijin Penelitian ...............................................................

Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah .............................

177

182

184

189

196

202

203

208

214

222

230

235

257

261

265

269

271

277

278

Page 17: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

xvii

ABSTRAK

Hindarso, Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Materi Pokok Rumus-rumus Trigonometri Ditinjau dari Aktivitas Belajar Peserta Didik SMA Negeri Kota Surakarta. Tesis, Surakarta, Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2008.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) lebih baik prestasi belajarnya dari pada peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada materi pokok rumus-rumus trigonometri. (2) apakah peserta didik yang aktivitas belajarnya tinggi lebih baik prestasi belajarnya dari pada peserta didik yang aktivitas belajarnya sedang atau rendah, dan peserta didik yang aktivitas belajarnya sedang lebih baik prestasi belajarnya dari pada peserta didik yang aktivitas belajarnya rendah pada materi pokok rumus-rumus trigonometri. (3) apakah perbedaan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan rumus – rumus trigonometri dipengaruhi oleh tingkat aktivitas belajar peserta didik .

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial

2 x 3. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMA Negeri Kota Surakarta Semester 1 tahun pelajaran 2008/2009. Sampel penelitian ini adalah kelompok eksperimen (TGT) terdiri dari SMAN 3 Surakarta sebanyak 40 peserta didik, SMAN 2 Surakarta sebanyak 40 peserta didik dan SMAN 8 Surakarta sebanyak 33 peserta didik, jumlah peserta didik kelompok eksperimen adalah 113. Sedangkan kelompok kontrol (NHT) terdiri dari SMAN 3 Surakarta sebanyak 40 peserta didik, SMAN 2 Surakarta sebanyak 40 peserta didik dan SMAN 8 Surakarta sebanyak 34 peserta didik, jumlah peserta didik kelompok kontrol adalah 114. Jadi banyaknya sampel seluruhnya adalah 227 peserta didik diperoleh dengan cara stratified cluster random sampling cara undian. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi, angket dan tes. Metode dokumentasi dari nilai ulangan matematika materi pokok statistika digunakan untuk uji keseimbangan, metode angket digunakan untuk mengukur aktivitas belajar matematika dan metode tes digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar matematika. Analisis data dengan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, dilanjutkan dengan uji komparasi ganda metode Scheffe.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) secara umum,

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok rumus-rumus trigonometri. (2) secara umum, aktivitas belajar peserta didik berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok rumus-

Page 18: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

xviii

rumus trigonometri kelas XI program IPA semester 1 tahun pelajaran 2008/2009. Prestasi belajar matematika peserta didik yang mempunyai aktivitas belajar tinggi sama baiknya dengan peserta didik yang mempunyai aktivitas belajar sedang, prestasi belajar matematika peserta didik yang mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih baik daripada peserta didik yang mempunyai aktivitas belajar rendah., dan prestasi belajar matematika peserta didik yang mempunyai aktivitas belajar sedang sama dengan peserta didik yang mempunyai aktivitas belajar rendah. (3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok rumus-rumus trigonometri. Artinya peserta didik yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada peserta didik yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT baik secara umum maupun kalau ditinjau dari masing masing kategori aktivitas belajar matematika. Namun demikian peserta didik dengan aktivitas belajar kategori tinggi mempunya prestasi belajar yang lebih baik daripada peserta didik dengan aktivitas belajar kategori rendah, peserta didik dengan aktivitas belajar kategori tinggi mempunya prestasi belajar yang sama dengan peserta didik dengan aktivitas belajar kategori sedang, peserta didik dengan aktivitas belajar kategori sedang mempunyai prestasi belajar yang sama dengan peserta didik dengan aktivitas belajar kategori rendah baik peserta didik yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT maupun diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Page 19: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

xix

ABSTRACT

Hindarso, The experimentation of mathematics learning using cooperative Learning Model of Teams Games Tournament type on the Main Material of Trigonometry formulas seen from Learning Actvities of the student of SMA Negeri Kota Surakarta. Thesis, Surakarta, Mathematics Education, Postgraduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta, 2008.

This research aims to find out: (1) whether mathematic learning of student using cooperative learning model of Teams Games Tournament (TGT) is better than those trained using cooperative learning model of Numbered Heads Together (NHT) on the main material of Trigonometry formulas. (2) whether the achievement of student who have high learning activity is better than those who have modest or low learning activity., and those who have modest learning activities better than those who have low learning activity on the main material of Trigonometry formulas.. (3) whether the difference of learning achievement using cooperative model of TGT and cooperative learning of NHT on mathematic learning on the main material of Trigonometry formulas is influenced by student learning activity degree.

This research is kind of appearance experimental research by 2x3 factor

design. The population of this research is all students of class XI of science program of SMA Negeri Kota Surakarta in the first semester of 2008/2009 academic year. The sample of this research involves experimental group which consists of 40 student of SMAN 3 Surakarta, 40 students of SMAN 2 Surakarta, and 33 students of SMAN 8 Surakarta. So, there are 113 students for the experimental group. Meanwhile, the control group consists of 40 students of SMAN 3 Surakarta, 40 student of SMAN 2 Surakarta, and 34 students of SMAN 8 Surakarta. So, there are 114 students for control group. Thus, the sample research constitutes 227 students with stratified cluster random sampling by lottery. The data are collected by using documentation, questionnaire, and test method. Documentation method of mathematics achievement of the main material of statistics is used for matching test, questionnaire is used to measure mathematics learning activity, and test method is used to collect the data of mathematics learning achievement. Data analysis is carried out by using two ways variance analysis of different cell and double comparison test of Scheffe method.

Based on the results of research can be concluded that : (1) in general,

mathematic learning achievement on the main material Trigonometry formulas using cooperative learning of TGT type is better than cooperative learning of NHT type. (2) in general, there is an influence of student learning activity to mathematic learning achievement on the main material Trigonometry formulas in class XI science program in 2008/2009 academic year. Mathematic learning achievement of student who have high learning activity is the same as those who have modest learning activity, those who have high learning activity is better than those who have low learning activity, and those who have modest learning activity is the same as those who have low learning activity. (3) there is not any significant interaction between learning model and student learning activity to mathematic learning achievement on

Page 20: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

xx

the main material of Trigonometry formulas. It means that in general or seen from mathematic learning activity category, learning achievement of student trained using cooperative learning model of TGT type is better than those trained using cooperative learning model of NHT type.nevertheless, learning achievement of high learning activity student is better than that of low learning activity students, that of high learning activity student is the same as that of modest learning activity student, that of modest learning activity student is the same as that of low learning activity students either trained using cooperative learning model of TGT or cooperative learning model of NHT.

Page 21: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan yang harus diperhatikan

oleh suatu bangsa. Seperti juga bangsa Indonesia yang merupakan negara berkembang

tidak boleh mengabaikan sektor pendidikan. Dengan pendidikan ini akan mencetak

manusia yang berkualitas dalam mengikuti perkembangan teknologi dan informasi

yang pesat. Untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) agar mampu

bersaing maka mutu pendidikan juga perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan mutu

pendidikan dapat melalui tiga jalur yaitu jalur pendidikan sekolah (formal), jalur

pendidikan luar sekolah, dan jalur pendidikan keluarga (non formal). Jalur pendidikan

formal merupakan pendidikan yang berjenjang dimulai dari Pendidikan Dasar sampai

dengan Perguruan Tinggi. Pada pendidikan formal ini diperlukan perhatian dan kerja

sama dari pemerintah dan masyarakat. Perhatian pemerintah dapat berupa penyediaan

sarana dan prasarana, penetapan dan pengembangan kurikulum, peningkatan mutu

pendidik dan lain-lain.

Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal

yang komplek. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu

dari peserta didik dan dari pendidik (guru). Dari segi peserta didik, belajar dialami

sebagai proses. Peserta didik mengalami proses mental dalam menghadapi bahan

belajar. Belajar bagi peserta didik juga merupakan proses internal yang komplek, yang

terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah

Page 22: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

2

kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses belajar mengaktualisasikan ranah-ranah

tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu.

Pada proses pembelajaran, peserta didiklah yang menentukan proses belajar.

Dalam belajar, peserta didik menghadapi berbagai faktor internal maupun eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik, antara lain :

sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, pengolahan bahan belajar,

menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan,

kemampuan berprestasi atau unjuk belajar, rasa percaya diri peserta didik, intelegensi

dan keberhasilan belajar, kebiasaan belajar, dan cita-cita peserta didik. Faktor eksternal

adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, antara lain guru, sarana dan

prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial peserta didik di

sekolah, kurikulum sekolah, keluarga dan lain-lain.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan

penting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena matematika digunakan secara

luas dalam segala bidang kehidupan manusia. Seperti dalam hal kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu pelajaran matematika dalam pelaksanaan

pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar

sampai dengan Perguruan Tinggi. Untuk itu, mata pelajaran matematika diperlukan

suatu upaya pembelajaran yang optimal agar peserta didik dapat menerima materi

pelajaran dengan baik.

Dari berbagai pengalaman kegiatan pembelajaran, suatu kenyataan bahwa

tidak semua peserta didik memperoleh prestasi belajar yang baik dalam mata pelajaran

matematika, salah satunya pada materi pokok rumus-rumus trigonometri. Dari hasil

Ujian Nasional SMA tahun pelajaran 2005/2006 diperoleh data bahwa persentase

Page 23: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

3

penguasaan materi pada materi pokok rumus-rumus trigonometri tingkat rayon kota

surakarta hanya 49,34 %, tingkat propinsi Jawa Tengah 55,32 %, dan tingkat nasional

53,35 %, sedangkan materi pokok yang lain yang diajarkan di SMA kelas XI program

IPA semester 1 mempunyai persentase penguasaan materi lebih baik yaitu untuk

materi pokok statistika untuk tingkat kota Surakarta 55,48 % tingkat propinsi 63,50 %

dan tingkat nasional 81,14 % , untuk materi pokok peluang untuk tingkat kota

Surakarta 68,96 % tingkat propinsi 69,69 % dan tingkat nasional 53,32 % sedangkan

untuk materi pokok persamaan lingkaran untuk tingkat kota surakarta 70,19 % tingkat

propinsi 66,36 % dan tingkat nasional 61,72 %. Hal ini mungkin karena guru kurang

tepat dalam menggunakan model pembelajaran untuk pembelajaran matematika materi

pokok rumus-rumus trigonometri tersebut.

Keberhasilan peserta didik dalam belajar matematika tidak lepas dari

bagaimana peserta didik mengalami proses belajar yang pada dasarnya merupakan

proses perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu. Pada proses belajar,

guru mempunyai peranan yang sangat penting. Suatu konsep akan mudah dipahami

oleh peserta didik jika konsep tersebut disajikan oleh guru dengan langkah-langkah

atau model pembelajaran yang tepat dan menarik. Oleh karena itu penggunaan model

pembalajaran dalam kegiatan belajar mengajar harus tepat. Dengan menggunakan

model pembelajaran yang tepat, diharapkan seorang guru bukan hanya sekedar

menyelesaikan sejumlah materi tetapi guru harus mampu menanamkan konsep materi

dengan baik kepada peserta didik.

Di samping penggunaan model pembelajaran yang tepat, terdapat faktor-

faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar matematika, diantaranya aktivitas

belajar matematika, menurut Sardiman A.M. (2001 : 96) bahwa belajar diperlukan

Page 24: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

4

aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah

tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa

aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Itulah sebabnya aktivitas

merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.

Sementara kenyataan di lapangan walaupun sudah banyak guru yang

melakukan pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik seperti model pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT), Student Teams Achievement Division (STAD),

Jigsaw dan lain-lain, namun masih ada guru yang melakukan pembelajaran yang

menggunakan model konvensional/mekanistik sehingga peserta didik kurang terlibat

secara aktif. Hal ini juga tidak sejalan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(Kurikulum 2004) maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru hendaknya

memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam

belajar baik secara mental, fisik, maupun sosial.

Mengingat pentingnya kemampuan matematika bagi peserta didik dalam

mengikuti proses belajar selanjutnya maka masalah rendahnya hasil belajar

matematika peserta didik, lemahnya peserta didik menyelesaikan soal tentang materi

pokok rumus-rumus trigonometri, dan kurangnya aktivitas peserta didik dalam belajar

matematika di SMA perlu diupayakan pemecahannya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut :

Page 25: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

5

1. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika materi pokok rumus-rumus

trigonometri disebabkan oleh model pembelajaran yang dilakukan guru. Terkait

dengan ini muncul pertanyaan apakah kalau model pembelajaran yang diterapkan

guru diubah prestasi belajar peserta didik menjadi lebih baik ?. Untuk menjawab

hal ini dapat dilakukan penelitian yang membandingkan prestasi belajar peserta

didik yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran yang menarik

dengan model pembelajaran yang digunakan sebelumnya dan dapat melihat apakah

model pembelajaran yang menarik tersebut cocok untuk berbagai karakteristik

peserta didik.

2. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika materi pokok rumus-

rumus trigonometri karena guru tidak menggunakan alat peraga yang menarik.

Terkait dengan isu itu muncul pertanyaan apakah kalau para guru menggunakan

alat peraga yang lebih baik, prestasi belajar para peserta didik menjadi lebih baik.

Untuk menjawab hal ini dapat dilakukan penelitian yang membandingkan prestasi

belajar peserta didik yang diberi pembelajaran dengan berbagai alat peraga. Dapat

diteliti pula apakah berbagai alat peraga tersebut cocok untuk berbagai

karakteristik peserta didik ?.

3. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika peserta didik disebabkan

oleh kemampuan guru yang kurang karena latar belakang pendidikan belum sesuai

dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Berkenaan dengan hal ini dapat

dilakukan penelitian , apakah latar belakang pendidikan guru berpengaruh terhadap

hasil belajar matematika peserta didik ?

4. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika materi pokok trigonometri

karena para peserta didik tidak mempunyai aktivitas belajar yang tinggi.

Page 26: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

6

Pertanyaan yang muncul adalah apakah semakin tinggi aktivitas belajar peserta

didik semakin baik prestasi belajarnya ?. Untuk menjawab hal ini dapat dilakukan

penelitian yang membandingkan prestasi belajar peserta didik yang aktivitas

belajarnya tinggi, sedang dan rendah.

C. Pemilihan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti hanya ingin melakukan

penelitian yang terkait dengan permasalahan pertama yaitu yang terkait dengan

penelitian yang membandingkan prestasi belajar peserta didik yang diberi

pembelajaran dengan model pembelajaran yang menarik (kooperatif tipe TGT)

dengan model penbelajaran yang digunakan sebelumnya (kooperatif tipe NHT) dan

dapat melihat apakah model pembelajaran yang menarik tersebut cocok untuk berbagai

karakteristik peserta didik. Selain itu peneliti juga ingin meneliti permasalahan yang

keempat yaitu membandingkan prestasi belajar peserta didik yang aktivitas belajarnya

tinggi, sedang dan rendah.

Alasan dipilihnya permasalahan tersebut adalah karena sesuai dengan

paradima pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu

pembelajaran yang tidak berpusat pada guru (teacher centered) melainkan berpusat

pada peserta didik (student centered).

D. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah dan ruang lingkup yang jelas, maka perlu

adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai

berikut :

Page 27: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

7

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada kelas

eksperimen dan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) pada kelas kontrol, bertolak dari kemampuan awal yang berimbang.

2. Aktivitas belajar peserta didik yang dimaksud adalah keaktifan peserta didik

dalam belajar matematika baik di rumah maupun di sekolah pada kelas XI program

IPA semester 1.

3. Hasil belajar matematika dibatasi pada materi pokok rumus – rumus trigonometri .

4. Subyek penelitiannya adalah peserta didik kelas XI program IPA semester 1 SMA

Negeri Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.

E. Perumusan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

disebutkan di atas, maka penulis merumuskan masalah yang timbul sebagai berikut :

1. Apakah peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan

dengan peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok rumus-rumus

trigonometri ?

2. Apakah peserta didik yang aktivitas belajarnya tinggi lebih baik prestasi

belajarnya dari pada peserta didik yang aktivitas belajarnya sedang atau rendah,

dan peserta didik yang aktivitas belajarnya sedang lebih baik prestasi belajarnya

dibandingkan dengan peserta didik yang aktivitas belajarnya rendah pada materi

pokok rumus-rumus trigonometri ?

Page 28: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

8

3. Apakah pada peserta didik yang aktivitas belajarnya sedang, prestasi belajar

peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran

koopreatif tipe TGT lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang diberi

pembelajaran matematika dengan model pembelajaran koopreatif tipe NHT. Di sisi

lain, pada peserta didik yang aktivitas belajarnya tinggi atau rendah, prestasi

belajar peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan model

pembelajaran koopreatif tipe TGT sama dengan peserta didik yang diberi

pembelajaran matematika dengan model pembelajaran koopreatif tipe NHT, pada

materi pokok rumus-rumus trigonometri?

F. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas , maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah peserta didik yang diberi pembelajaran matematika

dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik prestasi belajarnya

dibandingkan dengan peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok rumus-

rumus trigonometri.

2. Untuk mengetahui apakah peserta didik yang aktivitas belajarnya tinggi lebih baik

prestasi belajarnya dibandingkan dengan peserta didik yang aktivitas belajarnya

sedang atau rendah, dan peserta didik yang aktivitas belajarnya sedang lebih baik

prestasi belajarnya dari pada peserta didik yang aktivitas belajarnya rendah pada

materi pokok rumus-rumus trigonometri..

Page 29: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

9

3. Untuk mengetahui apakah pada peserta didik yang aktivitas belajarnya sedang,

prestasi belajar peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan model

pembelajaran koopreatif tipe TGT lebih baik dibandingkan dengan peserta didik

yang diberi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran koopreatif tipe

NHT. Di sisi lain, pada peserta didik yang aktivitas belajarnya tinggi atau rendah,

prestasi belajar peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan model

pembelajaran koopreatif tipe TGT sama dengan peserta didik yang diberi

pembelajaran matematika dengan model pembelajaran koopreatif tipe NHT, pada

materi pokok rumus-rumus trigonometri.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan :

1. Manfaat Praktis

a. Informasi mengenai implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dan /atau NHT pada materi pokok rumus-rumus trigonometri.

b. Alternatif bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada

materi pokok rumus-rumus trigonometri dapat ditempuh dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan/atau tipe NHT.

c. Sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu

proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran matematika.

d. Masukan bagi peneliti lain yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Teoritis

Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mendukung teori-

teori yang telah ada berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Page 30: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

10

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Prestasi Belajar Matematika

a. Pengertian Prestasi

Pendapat para ahli mengenai prestasi beraneka ragam. Hal tersebut antara

lain disebabkan karena latar belakang dan sudut pandang yang berbeda-beda dari

para ahli. Akan tetapi perbedaan tersebut justru dapat saling melengkapi pengertian

dari prestasi itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 895), kata

prestasi mempunyai pengertian, “Hasil yang telah dicapai (dari yang telah

dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”. Sedangkan menurut Sutratinah

Tirtonegoro (2001 : 43), pengertian prestasi adalah penilaian hasil usaha kegiatan

belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun

kalimat yang dapat menentukan hasil yang dicapai dalam periode tertentu.

Jadi dapat ditarik kesimpulan dari dua pengertian di atas bahwa prestasi

adalah hasil yang telah dicapai setelah dilakukan usaha sebaik-baiknya dalam

periode tertentu yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun

kalimat.

b. Pengertian Belajar

Ada beberapa pendapat mengenai definisi belajar. Roestiyah (1982 : 17)

mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses aktivitas yang dapat membawa

perubahan pada individu”. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Lester D. Crow

& Alice Crow (Roestiyah, 1982 : 17) yang menyatakan bahwa “Belajar ialah

Page 31: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

11

perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan, dan sikap”. Dalam definisi ini

dikatakan bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan dari tidak tahu menjadi

tahu, dalam menguasai ilmu pengetahuan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah

proses perubahan tingkah laku seseorang yang terjadi akibat adanya usaha yang

dilakukan oleh orang itu sendiri. Perubahan itu berbentuk kemampuan-kemampuan

baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama, perubahan-perubahan tersebut

terjadi karena usaha sadar yang dilakukan individu yang sedang belajar.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 895) mengatakan bahwa “prestasi

belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan

melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai

yang diberikan oleh guru”.

Berdasarkan pengertian prestasi dan belajar maka dapat diambil kesimpulan

bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai peserta didik dalam proses

belajar mengajar sehingga terdapat proses perubahan dalam pemikiran serta

tingkah laku.

d. Pengertian Matematika

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 723) mengatakan bahwa

“Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan, dan

prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai

bilangan”. Sedangkan Soedjadi (2000 : 11) mengatakan bahwa :

a) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara

sistematik.

Page 32: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

12

b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan

dengan bilangan.

d) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan

masalah tentang ruang dan bentuk.

e) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.

f) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Berdasarkan pengertian matematika yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak

tentang bilangan, kalkulasi, penalaran logik, fakta-fakta kuantitatif, masalah ruang

dan bentuk, aturan-aturan yang ketat, dan pola keteraturan serta tentang struktur

yang terorganisasikan.

e. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan pengertian prestasi belajar dan matematika yang telah

diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar matematika

adalah hasil yang telah dicapai peserta didik dalam mengikuti pelajaran

matematika yang mengakibatkan perubahan pada diri seseorang peserta didik

berupa penguasaan dan kecakapan baru yang ditunjukkan dengan hasil yang

berupa nilai.

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika dapat

dibedakan menjadi 2, yaitu :

Page 33: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

13

1) Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,

yang meliputi : kesehatan, pendengaran, penglihatan, kecerdasan, bakat, minat,

motivasi, emosi, kemampuan awal, aktivitas dan sebagainya.

2) Faktor ekstern, yaitu faktor yang ada diluar individu, yang meliputi : metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik dengan

peserta didik, disiplin sekolah, fasilitas belajar, dan sebagainya.

Dalam penelitian ini akan dilihat dua faktor, yaitu faktor internalnya

tentang aktivitas belajar peserta didik dan faktor eksternalnya tentang model

pembelajaran koperatif tipe TGT dan tipe NHT.

2. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Moh. Amien (2005 : 98), model pembelajaran adalah ”cara yang

digunakan oleh guru dalam mengajarkan satuan atau unit materi pelajaran dengan

memusatkan pada keseluruhan proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan”.

Sedangkan Muhibbin Syah (2005 : 201) mengemukakan bahwa , ” Model

pembelajaran adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan

pendidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada peserta didik”.

Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi pembelajaran,

metode pembelajaran, atau prinsip pembelajaran. Istilah model pembelajaran

memiliki makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode atau prosedur.

Menurut Suminarsih (2007 : 11) model pembelajaran mempunyai empat ciri

khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu : (1) rasional

teoretik yang logis yang disusun oleh penciptanya, (2) tujuan pembelajaran yang

Page 34: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

14

akan dicapai, (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan secara berhasil, dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar

tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

model pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan

satuan atau unit materi pelajaran kepada peserta didik dengan memusatkan pada

keseluruhan proses yang berisi prosedur baku untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Model Pembelajaran Kooperatif

Salah satu usaha yang dilakukan pendidik untuk membangkitkan keaktifan

peserta didik dalam proses belajar mengajar adalah melalui model pembelajaran

kooperatif. Slavin (Mohammad Nur, 2005 : 1) menyatakan bahwa “ …

Pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang dapat

digunakan guru setiap hari untuk membantu siswanya belajar setiap mata pelajaran,

mulai dari keterampilan-keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang

kompleks”. Dalam pembelajaran kooperatif, peserta didik bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dan

saling berinteraksi antar anggota kelompok dengan cara saling membantu belajar

satu sama lainnya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam pembelajaran

kooperatif peserta didik belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang

terdiri dari peserta didik yang mempunyai kemampuan yang heterogen. Dalam

menyelesaikan tugas secara kelompok, setiap anggota saling membantu satu sama

lainnya dalam satu kelompok untuk mempelajari dan memahami materi pelajaran

Page 35: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

15

yang diberikan oleh guru. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif

tidak ada lagi kelas yang sunyi selama proses belajar mengajar berlangsung.

Ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif, yaitu STAD (Student Teams

Achievement Division), TGT (Teams-Games-Tournament), Jigsaw, CIRC

(Cooperatif Integrated Reading and Composition), NHT (Numbered Heads

Together) dan TAI (Team Accelerated Instruction). Untuk selanjutnya yang akan

dibahas adalah pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games-Tournament)

dan tipe NHT (Numbered Head Together).

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatf

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan

pembelajaran yaitu prestasi akademik, penerimaan, dan pengembangan

ketrampilan sosial (Muslimin Ibrahim dkk, 2000 : 7).

1) Prestasi Akademik

Pembelajaran kooperatif selain mencakup berbagai tujuan sosial, juga

dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik. Pembelajaran

kooperatif dapat bermanfaat bagi peserta didik yang berprestasi rendah dan tinggi

yang bersama-sama pada tugas akademik Peserta didik yang berprestasi tinggi

membantu peserta didik yang berprestasi rendah.

2) Penerimaan

Pengaruh penting dari model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan

yang lebih luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, tingkat

sosial dan kemampuan. Belajar kooperatif menyajikan peluang bagi peserta didik

dengan berbagai latar belakang yang beragam untuk bekerja saling bergantung

terhadap tugas-tugas.

Page 36: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

16

3) Pengembangan Ketrampilan Sosial

Tujuan terpenting dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada

peserta didik ketrampilan-ketrampilan kerjasama dan kolaborasi. Hal ini sangat

penting mengingat peserta didik berasal dari masyarakat yang heterogen. Banyak

anak-anak dan orang dewasa kurang mempunyai ketrampilan kooperatif yang

dibuktikan dengan ketidakharmonisan hubungan antar individu. Hal ini dapat

menyebabkan rasa tidak puas bila diminta bekerja dalam situasi yang kooperatif.

d. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif

Jika peserta didik berhasil menerapkan setiap ketrampilan kooperatif dengan

baik, maka akan diperoleh keuntungan dalam pembelajaran kooperatif.

Keuntungan tersebut adalah :

1) Peserta didik bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi

norma kelompok (tim).

2) Peserta didik aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama

berhasil.

3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan tim.

4) Interaksi antar peserta didik seiring dengan peningkatan kemampuan mereka

dalam berpendapat.

5) Interaksi antar peserta didik membantu meningkatkan perkembangan kognitif.

e. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams-Games-Tournament)

1) Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT terdapat lima komponen yaitu :

presentasi kelas, tim, game/permainan, turnamen/pertandingan dan

penghargaan tim.

Page 37: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

17

a) Presentasi Kelas

Presentasi kelas digunakan guru untuk memperkenalkan materi pelajaran

dengan pengajaran langsung atau diskusi ataupun dapat juga audiovisual.

Fokus presentasi pada kelas berbeda dengan presentasi pada kelas biasa,

karena hanya menyangkut pokok-pokok materi dan teknis pembelajaran

yang akan dilaksanakan, dengan demikian peserta didik harus

memperhatikan secara cermat sebelum presentasi berlangsung. Peserta

didik harus menyadari bahwa kecermatannya sangat menunjang

keberhasilan belajar selanjutnya dan akan menentukan nilai tim mereka.

b) Tim

Tim terdiri dari 4 sampai 6 peserta didik anggota kelas dengan kemampuan

yang berbeda. Anggota tim mewakili kelompok yang ada di kelas dalam hal

kemampuan akademik, jenis kelamin atau ras dan suku. Fungsi utama tim

tersebut adalah untuk memastikan bahwa semua anggota tim belajar, lebih

khusus lagi adalah untuk menyiapkan anggotanya supaya dapat

mempelajari Lembar Kerja Siswa (LKS) dan mengerjakan soal-soal dalam

turnamen dengan baik. Setelah presentasi kelas kegiatan tim umumnya

adalah diskusi antar anggota, saling membandingkan jawaban, memeriksa

dan mengoreksi kesalahan konsep anggota tim.

Tim merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran kooperatif

tipe TGT. Tekanannya terletak pada anggota tim dalam melakukan sesuatu

yang terbaik untuk timnya dan pada tim dalam memberikan dukungan

untuk meningkatkan kemampuan akademik anggotanya selama belajar.

Tim juga memberikan perhatian dan penghargaan yang seimbang/sama

Page 38: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

18

terhadap setiap anggota tim, sehingga timbul rasa ”dihargai” bagi setiap

anggotanya serta adanya penerimaan peserta didik dalam timnya.

c ) Game/Permainan

Permainan didesain untuk menguji pengetahuan yang dicapai peserta

didik dan biasanya disusun dalam pertanyaan-pertanyaan yang relevan

dengan materi dalam presentasi kelas dan latihan lain. Permainan dilakukan

oleh 3 atau 4 peserta didik yang berkemampuan setara/sama dan masing-

masing mewakili tim yang berbeda. Kelengkapan permainan kebanyakan

berupa pertanyaan atau soal dan kunci jawaban bernomor serta dilengkapi

dengan kartu bernomor. Seorang peserta didik mengambil kartu bernomor,

membaca pertanyaan dari nomor terambil yang sesuai dan berusaha

menjawab pertanyaan. Peserta didik lain boleh menantang apabila

mempunyai jawaban yang berbeda.

d ) Turnamen/Pertandingan

Turnamen adalah saat dimana permainan berlangsung. Biasanya

turnamen dilaksanakan pada akhir setiap minggu atau unit setelah guru

memberikan presentasi kelas dan setiap tim telah berhasil dengan lembar

kegiatan siswa. Dalam turnamen 3 atau 4 peserta didik yang setara dan

mewakili tim yang berbeda bersaing dalam turnamen. Persaingan setara ini

memungkinkan peserta didik dari semua tingkatan kemampuan awal

menyumbangkan nilai maksimum bagi timnya. Penempatan peserta didik

pada meja turnamen berdasarkan rangking kemampuan awal peserta didik

pada setiap tim. Meja turnamen 1 adalah meja tempat kompetisi peserta

didik dengan kemampuan awal tertinggi dalam tim dan sebagai meja

Page 39: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

19

“tertinggi” tingkatannya dibanding meja turnamen 2, meja turnamen 2 lebih

tinggi tingkatannya dibanding meja turnamen 3. Meja turnamen 4 adalah

meja turnamen yang “terendah” tingkatannya.

Setelah turnamen selesai dan dilakukan penilaian, guru melakukan

pengaturan kedudukan peserta didik pada tiap meja turnamen kecuali

pemenang pada meja “tertinggi”. Pemenang setiap meja turnamen

dinaikkan atau digeser satu tingkat ke meja yang lebih tinggi tingkatannya

dan yang mendapat skor terendah pada setiap meja turnamen selain yang

ada pada meja “terendah” tingkatannya diturunkan satu tingkat ke meja

yang lebih rendah tingkatannya. Pada akhirnya mereka akan mengalami

kenaikan dan penurunan tingkat sehingga akan sampai pada meja yang

sesuai dengan kinerja mereka.

e ) Penghargaan Tim

Tim-tim yang berhasil mendapatkan nilai rata-rata melebihi kriteria

tertentu diberi penghargaan berupa sertifikat atau penghargaan lain.

2) Persiapan Pembelajaran

Persiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT meliputi : persiapan materi,

penetapan peserta didik dalam tim dan penetapan peserta didik dalam meja

turnamen.

a) Persiapan Materi

Materi pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam

presentasi kelas dalam kelompok dan dalam turnamen. Bentuk rancangan

tersebut dapat dikemas dalam satu perangkat pembelajaran yang terdiri dari

: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Petunjuk Guru, Buku

Page 40: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

20

Siswa, Materi pengajaran Klasikal (NPK), Lembar Kegiatan Siswa (LKS),

Kelengkapan Turnamen (KTR) yang akan digunakan dalam turnamen dan

tes hasil belajar yang akan diujikan setelah pembelajaran selesai.

b) Penetapan Peserta Didik dalam Tim

Setiap tim beranggotakan 4 sampai 6 peserta didik yang terdiri dari peserta

didik pandai, sedang dan kurang. Selain itu dalam penempatan tim, guru

sebaiknya mempertimbangkan kriteria keterangan lainnya, misalnya jenis

kelamin, latar belakang sosial, suka atau tidak suka dan lainnya. Perlu

diperhatikan untuk tidak membentuk “kombinasi yang mematikan”, namun

jangan dibebaskan peserta didik memilih timnya sendiri. Petunjuk yang

dapat digunakan untuk menetapkan anggota tim adalah sebagai berikut :

1) Meranking Peserta Didik

Informasi tentang kemampuan peserta didik dapat diperoleh dari skor

rata-rata nilai peserta didik pada tes sebelumnya atau raport peserta

didik sebelumnya. Ranking peserta didik diurutkan dari yang

berkemampuan tinggi ke kemampuan rendah. Jika sulit meranking

dengan tepat maka dapat digunakan informasi apapun yang dimiliki

termasuk pendapat sendiri dan memilih hal terbaik yang dapat

diperbuat.

2) Menentukan Jumlah Tim

Masing-masing tim beranggotakan 4 sampai 6 peserta didik. Pedoman

yang dapat digunakan dalam menentukan banyaknya tim adalah

memperhatikan banyaknya anggota tim dan banyaknya peserta didik

dalam kelas.

Page 41: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

21

3) Penyusunan Anggota Tim

Penyusunan anggota tim berdasarkan daftar peserta didik yang sudah

dirangking. Diupayakan setiap tim terdiri dari peserta didik yang tingkat

kemampuannya tinggi, sedang, dan rendah, sehingga antara tim yang

satu dengan tim yang lain kemampuannya seimbang/sama. Penyebaran

peserta didik pada tiap tim juga harus memperhatikan jenis kelamin dan

kinerja peserta didik. Dengan demikian keseimbangan antara tim dapat

tercapai.

c) Penetapan Peserta Didik pada Meja Turnamen

Dalam satu meja turnamen terdiri dari 3 atau 4 peserta didik yang

bermain/berkompetisi dengan kemampuan seimbang/setara dan sebagai

wakil tim yang berbeda, hal ini dimaksudkan agar turnamen berjalan

sesuai dengan tujuan. Dalam menetapkan banyak anggota setiap meja

turnamen sebaiknya memperhatikan banyaknya tim yang terbentuk. Jika

banyak tim merupakan kelipatan dari banyak anggota meja turnamen, maka

penempatan siswa dalam tim dan pada meja turnamen yang terdiri dari 25

siswa, 6 tim dan 3 siswa setiap meja turnamen. Nomor-nomor meja

turnamen ada pada catatan guru, sewaktu mengumumkan kepada peserta

didik nomor meja diganti, misal dengan huruf atau menyebut meja-meja

tersebut dengan meja biru, meja merah, meja kuning dan lainnya, sehingga

peserta didik tidak tahu secara tepat bagaimana penempatan peserta didik

yang dilakukan guru pada setiap meja turnamen.

Page 42: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

22

f. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together)

Model pembelajaran tipe kepala bernomor (Numbered Heads Together)

dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) dalam Anita Lie (2004 : 59). Model ini

memberi kesempatan kepada peserta didik untuk saling membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu model ini juga

mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Model

ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tinggkatan usia

peserta didik.

Menurut Anita Lie ( 2004 : 60) dalam model pembelajaran kooperatif tipe

NHT terdapat 5 langkah pokok yang harus dilakukan, yaitu :

1). Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap

kelompok mendapat nomor.

2). Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

3). Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya.

4). Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerjasama mereka.

5). Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor peserta didik

yang lain.

Menurut Anita Lie (2004 : 48) supaya pembelajaran NHT dapat berjalan

dengan lancar serta efektif maka perlu ditanamkan unsur pembelajaran yang harus

diterapkan dan perlu ditanamkan kepada peserta didik hasil penbelajaran

maksimal, diantaranya:

a) saling ketergantungan positif

Page 43: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

23

b) tanggung jawab perseorangan

c) tatap muka

d) komunikasi antar anggota

e) evaluasi proses kelompok.

Kemampuan matematika dipilih, dirancang sesuai dengan kemampuan dan

kebutuhan peserta didik agar dapat berkembang secara optimal, serta

memperhatikan pula perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini.

Dengan demikian proses pembelajaran berlangsung lancar dan efektif,

maka salah satu alternatif kegiatan belajar matematika adalah mempelajarai bahan

atau menyampaikan bahan pembelajaran matematika dengan teknik pengajaran

Numbered Heads Together (kepala bernomor) sehingga menimbulkan perubahan

tingkah laku peserta didik untuk berusaha menemukan jawaban yang setepat-

tepatnya dengan jalan musyawarah.

Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa langkah-langkah

pembelajaran pada model pembelajaran kooperatif tipe Numbred Heads Together

disini adalah sebagai berikut:

1). Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap

kelompok mendapat nomor.

2). Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

3). Kolompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya.

4). Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerjasama mereka.

Page 44: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

24

5). Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor peserta didik

yang lain.

6) Pendidik mengadakan pembahasan dan evaluasi.

Berikut disajikan rangkuman perbandingan antara model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan Numbered Heads Together

(NHT).

Tabel 1 : Rangkuman Perbandingan antara Model Pembelajaran TGT dan NHT

Aspek TGT NHT Tujuan Kognitif Informasi akademik sederhana Informasi akademik sederhana Tujuan sosial Ketrampilan kelompok dan

ketrampilan sosial Ketrampilan kelompok dan ketrampilan sosial

Struktur Tim Kelompok heterogen dan penetapan peserta didik dalam meja turnamen dengan kemampuan seimbang, dan setelah dilakukan penilaian maka dilakukan pengaturan kedudukan peserta didik dalam meja turnamen pada turnamen berikutnya.

Kelompok heterogen

Pemilihan Materi Pembelajaran

Dilakukan oleh guru Dilakukan oleh guru

Tugas Utama Peserta Didik

Peserta didik mengerjakan tugas kelompok/tim, kemudian tiap anggota tim mewakili tim dalam game/permainan dan turnamen/pertandingan dan mengikuti pengaturan kedudukan/posisi pada meja turnamen berikutnya.

Peserta didik mengerjakan tugas secara berkelompok / tim dan memastikan tiap anggota kelompok/tim dapat mengerjakannya.

Penilaian bervariasi Bervariasi Pengakuan Lembar pengakuan dan

publikasi lain. Lembar pengakuan dan publikasi lain

Page 45: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

25

g. Tinjauan Materi Pembelajaran Matematika

Materi yang dipilih dalam penelitian adalah materi pokok rumus rumus

trigonometri, berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor

22 tahun 2006 tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar KTSP tingkat

SMA/MA untuk kelas XI program IPA (Depdiknas,2006 : 392) :

1) Standar kompetensi : menurunkan rumus trigonometri dan penggunaannya.

2) Kompetensi dasar :

Menggunakan rumus sinus dan cosinus jumlah dua sudut, selisih dua sudut, dan

sudut ganda untuk menghitung sinus dan cosinus sudut tertentu.

3. Aktivitas Belajar Peserta Didik

Menurut pandangan Ilmu Jiwa Modern (Sardiman, 2001 : 99) “aktivitas belajar

adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental”. Untuk mencapai hasil belajar

yang optimal kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Sebagai contoh: seseorang yang

sedang belajar dengan membaca, secara fisik kelihatan bahwa orang tadi membaca

menghadap suatu buku, tetapi mungkin pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada

buku yang sedang dibaca.

Montessori (Sardiman, 2001 : 95) menegaskan bahwa anak-anak itu memiliki

tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berperan

sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya.

Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan

aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidik

memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh

anak didik.

Page 46: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

26

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan di sekolah. Aktivitas peserta didik

tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat. Paul B.Diedrich dalam (Sardiman,

2001 : 100) membuat suatu daftar aktivitas belajar pesera didik yang dapat

digolongkan sebagai berikut:

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan

gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang tua.

b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancaara, diskusi, interupsi.

c. Listening activities, sebagai contoh : mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi,

musik, pidato.

d. Writing aktivities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

e. Drawing activities, misalnya : menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan,

membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya : menanggap, mengingat memecahkan

soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Jadi dengan klasifikasi seperti diuraikan di atas, menunjukkan bahwa aktivitas

di sekolah sangat bervariasi. Tetapi tidak semua jenis aktivitas tersebut dilakukan

peserta didik dalam belajar matematika. Oleh karena itu, dalam penelitian ini aktivitas

belajar peserta didik yang dimaksud adalah keaktifan peserta didik dalam belajar

matematika baik di rumah maupun di sekolah pada kelas XI program IPA semester 1,

Page 47: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

27

yang meliputi : waktu untuk belajar matemaika, sikap dalam mengikuti pelajaran

matematika, belajar matematika sendiri maupun kelompok, mengerjakan tugas atau PR

dan mempelajari sumber pelajaran lain selain buku paket.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Susilowati tahun 2004, yang mengemukakan

bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar matematika yang signifikan yaitu bagi

peserta didik yang mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dibandingkan dengan peserta

didik yang mengikuti pembelajaran matematika secara konvensional pada pesera

didik SMP Negeri se kecamatan Sukoharjo. Persamaan antara penelitian yang

dilakukan oleh Dewi Susilowati dengan yang peneliti lakukan adalah sama-sama

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT). Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Dewi Susilowati dengan

yang peneliti lakukan adalah pada penelitian Dewi Susilowati dilakukan pada

peserta didik SMP pada pokok bahasan jajar genjang, belah ketupat, layang-layang

dan trapesium, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada peserta

didik SMA Negeri Kota Surakarta pada materi pokok rumus-rumus trigonometri.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rofiq Setyawan tahun 2008, yang mengemukakan

bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar peserta didik pada pokok bahasan

operasi hitung campuan antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

dengan peserta didik yang mengikuti model pembelajaran matematika dengan

ceramah. Rata-rata prestasi belajar peserta didik pada pokok bahasan operasi

Page 48: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

28

hitung campuran peserta didik yang mengikuti pembelajaran matematika dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together lebih baik

dibandingkan dengan peserta didik yang mengikuti model pembelajaran

matematika dengan ceramah. Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh

Rofiq Setyawan dengan yang peneliti lakukan adalah sama-sama menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Perbedan

antara penelitian yang dilakukan oleh Rofiq Setyawan dengan yang peneliti

lakukan adalah pada penelitian Rofiq Setyawan dilakukan pada peserta didik SD

Negeri se Kecamatan Tegalombo pada pokok bahasan operasi hitung campuran,

sedangkan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada peserta didik SMA Negeri

Kota Surakarta pada materi pokok rumus-rumus trigonometri.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ira Kurniawati tahun 2003, yang mengemukakan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tingkat aktivitas belajar peserta didik

terhadap prestasi belajar matematika, yaitu peserta didik yang mempunyai aktivitas

belajar tinggi lebih baik dari peserta didik yang mempunyai aktivitas belajar

rendah. Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Ira Kurniawati dengan

yang peneliti lakukan adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran

kooperatif yang ditinjau dari aktivitas belajar peserta didik. Perbedaan antara

penelitian yang dilakukan oleh Ira Kurniawati dengan yang peneliti lakukan adalah

pada penelitian Ira Kurniawati dilakukan pada peserta didik SMP Negeri Kota

Surakarta dengan model pembelajaran Jigsaw pada pokok bahasan jajar genjang,

belah ketupat, layang-layang dan trapesium, sedangkan penelitian yang peneliti

lakukan adalah pada peserta didik SMA Negeri Kota Surakarta dengan model

pembelajaran TGT dan NHT pada materi pokok rumus-rumus trigonometri.

Page 49: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

29

C. Kerangka Berpikir

Keberhasilan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran

dapat dilihat dari prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar matematika adalah hasil

yang dicapai peserta didik dalam mengikuti pelajaran matematika yang mengakibatkan

perubahan pada diri peserta didik tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar, diantaranya adalah model pembelajaran dan aktivitas belajar peserta

didik.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik untuk

aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran ini didapatkan

adanya proses kebersamaan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Model

pembelajaran kooperatif terdapat interaksi antar peserta didik dalam kelompoknya

maupun interaksi antara peserta didik dan guru sebagai pengajar sehingga dapat

membantu meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.

Interaksi dalam kelompok ini akan berjalan dengan baik jika dalam setiap kelompok

mempunyai kemampuan yang heterogen.

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

merupakan sebuah model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan seluruh peserta

didik untuk aktif berpartisipasi selama proses pembelajaran, sehingga diharapkan dapat

menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan prestasi

belajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT).

Penggunaan model pembelajaran cukup besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat

justru dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Agar model pembelajaran

Page 50: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

30

terpilih dengan tepat, seorang guru harus mengetahui macam-macam model

pembelajaran dan mengetahui pula model pembelajaran yang sesuai dengan materi

pembelajarannya.

Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

dikembangkan berdasarkan pada teori belajar konstruktivisme, dimana menurut teori

belajar ini, pengetahuan dibangun/dikontruksi peserta didik sedikit demi sedikit yang

hasilnya diperoleh dari konteks yang terbatas (sempit). Peserta didik akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit dalam pelajaran, apabila

mereka dapat saling mendiskusikan masalah tersebut dengan teman sekelompoknya.

Team Game Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran

kooperatif yang menekankan kepada adanya kompetisi. Kompetisi dilakukan dengan

cara membandingkan kemampuan antar anggota tim dalam suatu bentuk turnamen.

TGT adalah suatu sistem pembelajaran yang berorientasi pada proses, sehingga

pembelajaran lebih bermakna dan dapat lebih meningkatkan pemahaman peserta didik

terhadap suatu materi pembelajaran. Pada akhirnya, diharapkan dapat juga

meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dengan demikian, peserta didik yang

diberi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada

materi pokok rumus-rumus trigonometri diduga dapat memperoleh prestasi belajar

yang lebih baik daripada peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Pada dasarnya untuk menyampaikan materi pokok rumus – rumus

trigonometri, diperlukan keaktifan belajar peserta didik agar peserta didik dapat lebih

memahami materi yang disampaikan guru. Aktivitas belajar peserta didik dapat timbul,

jika pada diri peserta didik terdapat motivasi yang menyebabkan mereka ingin berbuat

Page 51: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

31

sesuatu. Motivasi tersebut dapat timbul dengan sendirinya pada diri peserta didik atau

timbul karena ada pengaruh dari luar (diantaranya dari guru). Oleh karena itu dalam

proses belajar mengajar, seorang guru harus senantiasa menimbulkan motivasi pada

diri peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar. Peserta didik yang mempunyai

aktivitas belajar tinggi akan lebih mudah dalam menerima pelajaran daripada peserta

didik yang mempunyai aktivitas belajar yang rendah. Peserta didik dengan aktivitas

belajar tinggi diduga akan mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada peserta

didik dengan aktivitas belajar sedang. Peserta didik dengan aktivitas belajar sedang

diduga akan mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada peserta didik dengan

aktivitas belajar rendah dan Peserta didik dengan aktivitas belajar tinggi diduga akan

mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada peserta didik dengan aktivitas

belajar rendah.

Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran dan aktivitas belajar peserta

didik adalah faktor penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam proses belajar

mengajar. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat menuntut keaktifan belajar

peserta didik, karena peserta didik mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri

melalui interaksi dengan obyek dan pengalaman dari lingkungan. Pengetahuan

bukanlah suatu hal yang sudah jadi, tetapi merupakan suatu proses yang berkembang

secara terus menerus, dalam proses inilah keaktifan peserta didik yang ingin tahu

sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Dengan demikian peserta didik

dengan aktivitas belajar tinggi akan memberikan pengaruh yang kuat terhadap

pencapaian prestasi belajar yang baik. Peserta didik dengan aktivitas belajar tinggi

akan memperoleh prestasi belajar yang sama baiknya dalam situasi apapun atau diberi

pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran apapun, tetapi sebaliknya

Page 52: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

32

peserta didik dengan aktivitas rendah tidak akan memperoleh prestasi belajar yang baik

meskipun diberi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran sebaik dan

secocok apapun. Namun untuk peserta didik dengan aktivitas belajar sedang

dimungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik apabila diberikan

pembelajaran matematika dengan model pembelajaran yang lebih sesuai.

Berdasarkan pemikiran di atas, kerangka pemikiran dalam penilitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Model pembelajaran : 1. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT

2. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Aktivitas belajar peserta didik: 1. Kategori tinggi

2. Kategori sedang

3. Kategori rendah

Prestasi belajar : Hasil belajar matematika pada materi pokok rumus-

rumus trigonometri.

Model Pembelajaran

Aktivitas Belajar

Prestasi Belajar

Tes

Tes dan Angket

Angket

Page 53: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

33

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir dan permasalahan yang diajukan,

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Peserta didik yang diberi pembelajaran matematika menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT mempunyai prestasi belajar lebih baik

dibandingkan dengan peserta didik yang diberi pembelajaran matematika

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok rumus

– rumus trigonometri .

2. Peserta didik yang aktivitas belajarnya tinggi lebih baik prestasi belajarnya

dibandingkan dengan peserta didik yang aktivitas belajarnya sedang atau rendah,

dan peserta didik yang aktivitas belajarnya sedang lebih baik prestasi belajarnya

dibandingkan dengan peserta didik yang aktivitas belajarnya rendah pada materi

pokok rumus – rumus trigonometri.

3. Pada peserta didik yang aktivitas belajarnya sedang, prestasi belajar peserta didik

yang diberi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran koopreatif tipe

TGT lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang diberi pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran koopreatif tipe NHT. Di sisi lain, pada

peserta didik yang aktivitas belajarnya tinggi atau rendah, prestasi belajar peserta

didik yang diberi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran koopreatif

tipe TGT sama dengan peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan

model pembelajaran koopreatif tipe NHT, pada materi pokok rumus-rumus

trigonometri.

Page 54: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian

1. Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Kota Surakarta Provinsi Jawa

Tengah. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Program Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu :

a) Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi : pengajuan judul, penyusunan draf proposal

penelitian , seminar draf proposal, konsultasi instrumen penelitian dan pengajuan

ijin penelitian. Tahap ini dilaksanakan mulai bulan Pebruari 2008 sampai dengan

bulan Juli 2008.

b) Tahap Pelaksanaan

Tahap Pelaksanaan meliputi : Uji coba instrumen penelitian, eksperimen

dan pengumpulan data. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 sampai

dengan bulan Oktober 2008.

c) Tahap Penyelesaian

Tahap ini mencakup proses analisis data, penyusunan laporan penelitian

dan ujian tesis. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2008 sampai dengan

bulan Desember 2008.

Page 55: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

35

B. Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu, karena peneliti tidak

mungkin mengontrol atau manipulasi semua variabel yang relevan kecuali beberapa

dari variabel-variabel yang diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiyono (2003:

82) bahwa ”Tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi

yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen

yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau

memanipulasikan semua variabel yang relevan”.

Manipulasi variabel dalam penelitian ini dilakukan pada variabel bebas yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada kelas eksperimen dan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kelas kontrol. Untuk variabel bebas yang lain

yaitu aktivitas belajar peserta didik dijadikan sebagai variabel yang ikut mempengaruhi

variabel terikat.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan adalah rancangan faktorial 2 × 3, untuk mengetahui

pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 2. Rancangan Penelitian

Aktivitas belajar peserta didik B

A Tinggi (b1) Sedang (b2) Rendah (b3)

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (a1)

(ab)11 (ab)12 (ab)13

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (a2)

(ab)21 (ab)22 (ab)23

Page 56: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

36

3. Pelaksanaan Eksperimentasi

Sebelum diberi perlakuan, terlebih dahulu peneliti akan mengecek keadaan

kemampuan awal dari sampel penelitian yang akan diberi perlakuan baik dari

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

apakah kemampuan awal kedua kelompok tersebut dalam keadaan seimbang. Data

yang digunakan adalah nilai ulangan matematika pada Bab I kelas XI IPA semester I

Tahun Pelajaran 2008/2009 yaitu materi pokok Statistika. Pada kelompok eksperimen

diberikan perlakuan khusus yaitu pembelajaran matematika dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT, sedangkan kelompok kontrol diberikan

pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT.

Pada akhir eksperimen kedua kelompok tersebut diukur kembali dengan

menggunakan alat ukur (soal tes) yang sama, yaitu soal tes hasil belajar matematika

pada materi pokok Rumus – rumus Trigonometri. Hasil pengukuran tersebut dianalisis

dan dibandingkan dengan tabel uji statistik yang digunakan.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 108), populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI

Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di

Kota Surakarta Propinsi Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2008/2009 yang berjumlah

1200 peserta didik.

Page 57: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

37

2. Sampel

Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti sebagian dari populasi,

diharapkan bahwa hasil yang diperoleh sudah dapat menggambarkan sifat populasi

yang bersangkutan. Hal ini disebabkan di samping memerlukan biaya yang besar, juga

membutuhkan waktu yang lama. Sebagian populasi yang diambil untuk diteliti tersebut

dinamakan sampel. Suharsimi Arikunto (1997: 109) menyatakan bahwa “Sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Hasil penelitian terhadap sampel ini

akan digunakan untuk melakukan generalisasi terhadap seluruh populasi yang ada.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik stratified cluster

random sampling yaitu pertama-tama dilihat peringkat sekolah berdasarkan nilai

matematika Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2006/2007 dan Tahun Pelajaran

2007/2008 SMA Negeri se kota Surakarta. Kemudian ditentukan kelompok-kelompok

sekolah berdasarkan peringkat, yaitu kelompok atas, menengah dan bawah. Kelompok

atas adalah SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3, kelompok menengah adalah SMA

Negeri 2, SMA Negeri 4, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 7, sedangkan kelompok

bawah adalah SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 8. Dari masing-masing kelompok

sekolah diambil satu sekolah secara acak dengan cara lotere, yaitu menuliskan semua

nama sekolah dalam satu kelompok pada secarik kertas, semua kertas digulung dan

diaduk, lalu peneliti mengambil kertas-kertas tersebut dengan mata tertutup, yang

terambil adalah sekolah yang terpilih. Ternyata kelompok atas diperoleh SMA Negeri

3, kelompok menengah diperoleh SMA Negeri 2 dan kelompok bawah diperoleh SMA

Negeri 8. Kemudian untuk masing-masing sekolah yang terpilih, diambil dua kelas

secara acak pula yaitu sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga sebagai

Page 58: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

38

sampel penelitian terdapat 6 kelas yang terdiri dari 3 kelas sebagai kelompok

eksperimen dan 3 kelas sebagai kelompok kontrol. Banyaknya sampel pada penelitian

ini adalah 227 peserta didik, yang terdiri dari 113 peserta didik sebagai kelompok

eksperimen dan 114 peserta didik sebagai kelompok kontrol. Uji coba instrumen

penelitian diambil secara acak dari sekolah peringkat menengah dan diperoleh SMA

Negeri 5 Surakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

a. Variabel Bebas

1) Model pembelajaran

a) Definisi Operasional: Model pembelajaran yaitu cara yang digunakan oleh

guru dalam mengajarkan satuan atau unit materi pelajaran kepada peserta

didik dengan memusatkan pada keseluruhan proses yang berisi prosedur

baku untuk mencapai tujuan tertentu, pada penelitian ini model

pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe

TGT dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

b) Indikator:

(1) Kelompok eksperimen diberikan model Kooperatif tipe TGT

(2) Kelompok kontrol diberikan model kooperatif tipe NHT

c) Skala Pengukuran: skala nominal

Page 59: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

39

2) Aktivitas belajar peserta didik

a) Definisi operasional: aktivitas belajar peserta didik adalah. keaktifan peserta

didik dalam belajar matematika baik di rumah maupun di sekolah.

b) Indikator: Skor angket aktivitas belajar peserta didik.

c) Skala pengukuran: skala interval yang diubah ke dalam skala nominal, yang

terdiri dari 3 kategori, yaitu :

(1) Aktivitas peserta didik tinggi, jika skor (X) ≥ X + 0,5 s

(2) Aktivitas peserta didik sedang, jika X − 0,5 s < skor(X) < X + 0,5 s

(3) Aktivitas peserta didik rendah, jika skor (X) ≤ X − 0,5 s

b. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.

1) Definisi operasional : Prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai

peserta didik dalam mengikuti pelajaran matematika yang mengakibatkan

perubahan pada diri seseorang peserta didik berupa penguasaan dan kecakapan

baru yang ditunjukkan dengan hasil yang berupa nilai.

2) Indikator: nilai tes prestasi belajar matematika pada materi pokok rumus-rumus

trigonometri.

3) Skala Pengukuran : skala interval.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan ada tiga macam, yaitu

metode dokumentasi, metode tes, dan metode angket.

Page 60: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

40

a. Metode Dokumentasi

Menurut Budiyono (2003: 54), ”Metode dokumentasi adalah cara

pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang telah ada”.

Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan sebagai data awal yaitu nama

peserta didik dan nilai ulangan matematika pada materi pokok sebelumnya yaitu

statistika kelas XI IPA semester I tahun pelajaran 2008/2009. Data yang diperoleh

digunakan untuk uji keseimbangan antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

b. Metode Angket

Budiyono (2003, 47) berpendapat bahwa ”Metode angket adalah cara

pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada

subyek peneliti, responden atau sumber data dan jawaban diberikan pula secara

tertulis”.

Angket dalam penelitian ini adalah angket aktivitas belajar matematika.

Instrumen angket berbentuk skala karena skala merupakan seperangkat nilai angka

yang ditetapkan kepada tingkah laku peserta didik untuk mengukur aktivitas

belajar peserta didik terhadap mata pelajaran matematika.

Langkah-langkah penyusunan angket tersebut adalah sebagai berikut :

1). Menentukan Kisi-kisi Angket

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang aspek-aspek yang akan

diungkap/indikator apa saja yang diukur dalam penyusunan angket. Jenis dan

bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket

langsung tertutup dengan bentuk pilihan ganda.

Page 61: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

41

2). Menyusun Angket

Angket yang disusun terdiri atas item-item pertanyaan yang dibuat atas dasar

kisi-kisi angket.

3). Menetapkan Skor Angket

Pemberian skor untuk item positif adalah jika menjawab a diberi skor 5, b

diberi skor 4, c diberi skor 3, d diberi skor 2 dan e diberi skor 1 serta tidak

menjawab diberi skor 0 sedangkan untuk item negatif berlaku sebaliknya.

c. Metode Tes

Budiyono (2003 : 54) mengatakan bahwa “Metode tes adalah cara

pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau

suruhan-suruhan kepada subjek penelitian”.

Data tentang prestasi belajar matematika peserta didik diperoleh dari

instrumen tes yang dibuat oleh peneliti. Instrumen yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data tentang prestasi belajar matematika peserta didik diujicobakan

terlebih dahulu untuk mengetahui konsistensi internal, tingkat kesukaran dan

reliabilitas. Dalam penelitian ini bentuk tes yang digunakan adalah soal pilihan

ganda yang berisi tentang materi pokok rumus-rumus trigonometri. Pemberian

skor untuk item tes, jawaban yang benar memperoleh skor 1 sedangkan jawaban

yang salah memperoleh skor 0.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk memperoleh

data tentang prestasi belajar matematika dan angket aktivitas belajar peserta didik.

Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu diadakan uji coba tes prestasi

belajar maupun uji coba angket aktivitas belajar peserta didik.. Pada penelitian ini uji

Page 62: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

42

coba dilakukan di SMA Negeri 5 Surakarta kelas XI program IPA semester 1 tahun

pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 72 peserta didik.

Setelah dilaksanakan uji coba, kemudian dilakukan analisis butir soal tes dan

angket sebagai berikut :

a. Tes

1) Uji Validitas Isi

Suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen

tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal

yang akan diukur.

Untuk tes prestasi belajar, supaya tes mempunyai validitas isi, harus

diperhatikan hal-hal berikut:

a. Bahan ujian (tes) harus merupakan sampel yang representatif untuk

mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari

materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar.

b. Titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik berat

bahan yang telah diajarkan.

c. Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk

menjawab soal-soal ujian dengan benar.

(Budiyono,2003:58)

Untuk menilai apakah instrumen tes mempunyai validitas isi biasanya

penilaian ini dilakukan oleh pakar atau validator.

Page 63: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

43

2). Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk kepada keajekan hasil pengukuran. Untuk

menghitung reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan

Richardson yang diberi nama K-R 20 sebagai berikut :

−= ∑

2

2

11 1t

iit

s

qps

n

nr

dengan :

11r : indeks reliabilitas instrumen

n : cacah butir instrumen

ip : proporsi cacah subjek yang menjawab benar pada butir ke-i

iq : nipi ,...,2,1,1 =−

2ts : variansi total

Dalam penelitian ini disebut reliabel apabila indeks reliabilitas yang diperoleh

telah melebihi 0,70 (r11>0,70)

(Budiyono, 2003:69)

3). Daya Pembeda

Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda jika kelompok

peserta didik yang pandai menjawab benar lebih banyak dari kelompok peserta

didik yang kurang pandai.

Untuk mengetahui daya beda suatu butir soal digunakan rumus

koefisien korelasi momen produk Karl Pearson sebagai berikut :

( )( )( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑

∑ ∑∑−−

−=

2222 YYnXXn

YXXYnrxy

Page 64: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

44

Keterangan :

xyr : indeks daya pembeda untuk butir ke-i

n : cacah subjek yang dikenai tes (instrumen)

X : skor untuk butir ke-i

Y : skor total ( dari subyek uji coba)

(Budiyono, 2003: 65)

Jika indeks daya pembeda untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir

tersebut harus dibuang.

4). Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran atau derajat kesukaran soal menunjuk seberapa jauh

soal itu dijawab oleh peserta didik dengan benar (Joesmani, 1988: 119). Karena

itu tingkat kesukaran soal ditunjukkan dengan berapa persen dari seluruh

peserta tes yang menjawab soal dengan benar. Untuk menentukan tingkat

kesukaran soal dipakai rumus:

Tingkat kesukaran soal = T

B x 100%

dengan:

B = jumlah peserta didik yang memberi respon benar

T = jumlah peserta tes

Kriteria : Tingkat kesukaran soal 25% - 75% dipandang sebagai tingkat

kesukaran yang memadai.

(Joesmani, 1988: 119)

Page 65: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

45

b. Angket

1) Validitas Isi

Budiyono (2003,59) mengatakan bahwa, “untuk menilai apakah suatu

angket instrumen mempunyai validitas yang tinggi, yang biasanya dilakukan

melalui expert judgment”. Jadi untuk menilai apakah angket valid penilaian

dilakukan oleh pakar.

2) Konsistensi Internal

Konsistensi internal menunjukkan adanya korelasi positif antara skor

masing-masing butir angket tersebut. Artinya butir-butir tersebut harus mengukur

hal yang sama dan nenunjukkan kecenderungan yang sama pula. Untuk

menghitungnya digunakan rumus koefisien korelasi momen produk dari Karl

Pearson sebagai berikut:

( )( )

( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑

∑ ∑∑−−

−=

2222 YYnXXn

YXXYnrxy

Keterangan :

xyr : indeks daya pembeda untuk butir ke-i

n : cacah subjek yang dikenai tes (instrumen)

X : skor untuk butir ke-i

Y : skor total ( dari subyek uji coba)

(Budiyono, 2003: 65)

Jika indeks daya pembeda/konsistensi internal untuk butir ke-i kurang

dari 0,3 (rxy < 0,3) maka butir tersebut harus dibuang.

Page 66: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

46

3) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus

Alpha. Adapun rumus Alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut:

−= ∑

2

2

11 11

t

i

s

s

n

nr

dengan :

11r : indeks reliabilitas instrumen

n : cacah butir instrumen

2is : variansi belahan ke-i, i = 1, 2, …, k ( k≤ n)

atau variansi butir ke-i, i = 1, 2, 3, ..., n

2ts : variansi skor-skor yang diperoleh subyek uji coba.

Dalam penelitian ini disebut reliabel apabila indeks reliabilitas yang diperoleh

telah melebihi 0,70 (r11>0,70)

(Budiyono, 2003:69)

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Keseimbangan

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok (kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak. Dengan kata

lain, uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rataan yang berarti

atau tidak dari kedua sampel penelitian. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t, yaitu:

Page 67: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

47

a. Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 (kedua kelompok berasal dari dua populasi yang berkemampuan awal

sama)

H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua kelompok tidak berasal dari dua populasi yang berkemampuan

awal sama)

b. Tingkat Signifikansi : α = 0,05

c. Statistik Uji

t =

21

021

11

)(

nns

dXX

p +

−− ~ )2( 21 −+nnt

dengan: 2

)1()1(

21

222

211

−+−+−

=nn

snsns p

1X = rata-rata nilai ulangan matematika pada Bab I kelompok eksperimen

2X = rata-rata nilai ulangan matematika pada Bab I kelompok kontrol

n1 = jumlah peserta didik kelompok eksperimen

n2 = jumlah peserta didik kelompok kontrol

21s = variansi kelompok eksperimen

22s = variansi kelompok kontrol

d. Daerah Kritik

DK = { t | t < 2

αt− atau t > 2

αt }

e. Keputusan Uji

Ho ditolak bila t ∈ DK atau Ho diterima bila t ∉ DK.

(Budiyono, 2004 : 151)

Page 68: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

48

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan

uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini,

untuk uji normalitas digunakan metode Lilliefors. Adapun prosedur ujinya adalah

sebagai berikut :

a) Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b) Tingkat Signifikansi : α = 0,05

c) Statisitik Uji

L = maks )()( ii zSzF −

dengan :

F(zi) = P(Z≤ zi)

Z ~ N (0,1)

S (zi) = Proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh cacah zi

zi = s

XX i −

s = standar deviasi sampel

X = rataan sampel

zi = skor standart untuk xi

Page 69: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

49

d) Daerah Kritik

DK = { }nLLL ,α>

L n,α diperoleh dari tabel Lilliefors pada tingkat signifikan α dan derajad

kebebasan n ( ukuran sampel )

e) Keputusan Uji

H0 ditolak jika L ∈ DK atau Ho diterima jika L ∉ DK.

(Budiyono, 2004: 170)

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah populasi penelitian

mempunyai variansi yang sama atau tidak. Dalam penelitian ini, uji

homogenitasnya menggunakan metode Bartlett dengan statistik uji chi kuadrat.

Adapun prosedur ujinya adalah sebagai berikut :

a) Hipotesis

H0 : σ12 = σ2

2 = σ32 =…..= σk

2 (populasi-populasi homogen)

H1 : tidak semua variansi sama (populasi-populasi tidak homogen)

b) Tingkat Signifikansi : α = 0,05

c) Statistik Uji

χ2 =c

203.2(f log RKG −∑

=

k

jjf

1

log sj2)

dengan :

χ2 ~ χ2 (k – 1)

k = banyaknya populasi = banyaknya sampel

f = derajat kebebasan untuk RKG = N – k

Page 70: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

50

f j = derajat kebebasan untuk sj2 = nj − 1, dengan j = 1, 2, 3, …k

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j

c = 1 + )1k(3

1

−∑∑ jj f

1

f

1

RKG = rataan kuadrat galat = ∑∑

j

j

f

SS

SSj = ( ) ( ) 2

jjj

2

j2

j s1nn

XX −=− ∑∑

d) Daerah Kritik

DK = { χ2 | χ2 > χ2α;k-1}

Untuk beberapa α dan (k-1), nilai χ2α;k-1 dapat dilihat pada tabel nilai chi

kuadrat dengan derajat kebebasan (k-1).

e) Keputusan Uji

Ho ditolak jika χ2 ∈ DK atau Ho diterima jika χ2 ∉ DK.

(Budiyono, 2004: 176)

3. Uji Hipotesis

a. Tahap 1 (Uji Anava Dua Jalan Sel Tak Sama)

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel

tak sama. Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut :

Model untuk data populasi pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama

ialah :

Xijk = ijkijji εαββαµ ++++ )(

Page 71: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

51

dengan:

Xijk = observasi pada subjek yang dikenai faktor A (Model Pembelajaran) baris ke-i

dan faktor B (Aktivitas belajar peserta didik) kolom ke-j pada pengamatan

ke-k.

i = 1, 2 dengan i = 1 berarti dengan model kooperatif tipe TGT

i = 2 berarti dengan model kooperatif tipe NHT.

j = 1, 2, 3 dengan j = 1 berarti aktivitas belajar peserta didik tinggi

j = 2 berarti aktivitas belajar pserta didik sedang

j = 3 berarti aktivitas belajar peserta didik rendah.

µ = rerata besar (grand mean)

iα = efek faktor A baris ke-i pada variabel terikat

jβ = efek faktor B kolom ke-j pada variabel terikat

(αβ)ij = interaksi faktor A baris ke-i dan faktor B kolom ke-j pada variabel terikat

ijkε = galat yang berdistribusi normal

k = 1,2, ... , nij ; nij banyaknya data amatan setiap sel

( Budiyono, 2004 : 228)

Tabel 3 : Tata Letak Data

Aktivitas Belajar Peserta Didik B

A Tinggi (b1) Sedang (b2) Rendah (b3)

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (a1)

(ab)11 (ab)12 (ab)13

Model pembelajaran koperatif tipe NHT (a2)

(ab)21 (ab)22 (ab)23

1) Hipotesis

H0A : α i = 0 untuk setiap i = 1, 2

(tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat)

Page 72: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

52

H1A : paling sedikit ada satu α i yang tidak nol.

(ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat)

H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3

(tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat)

H1B : paling sedikit ada βj yang tidak nol.

(ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat)

H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3

(tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat)

H1AB : paling sedikit ada (αβ)ij yang tidak nol.

(ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat)

2) Tingkat Signifikansi : α = 0,05

3) Statistik Uji

Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ialah :

a) Untuk H0A adalah RKGRKA

Fa = yang merupakan nilai dari variabel random

yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p - 1 dan N - pq;

b) Untuk H0B adalah RKGRKB

Fb = yang merupakan nilai dari variabel random

yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q - 1 dan N - pq;

c) Untuk H0AB adalah RKG

RKABFab = yang merupakan nilai dari variabel random

yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p - 1) (q - 1) dan N – pq.

Page 73: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

53

4) Komputasi

Tabel 4. Rataan Data Amatan

B A

Aktivitas Belajar Peserta didik B1 B2 B3

Total

Model A1 11AB 12AB 13AB 1A

Pembelajaran A2 21AB 22AB 23AB 2A

Total 1B 2B 3B G

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, didefinisikan notasi-notasi

sebagai berikut:

N = ∑ji

ijn,

= banyaknya seluruh data amatan

nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

= banyaknya data amatan pada sel ij

= frekuensi sel ij

n h = rataan harmonik frekuensi seluruh sel =

∑ji ijn

pq

,

1

SSij = ∑∑

−k ijk

kijk

ijk n

X

X

2

2

= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel-ij

ij

n

kijk

ij n

XAB

ij

∑= = rataan pada sel-ij

A i = ∑=

q

jijAB

1

= jumlah rataan pada baris ke-i

Page 74: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

54

Bj = ∑=

p

iijAB

1

= jumlah rataan pada kolom ke-j

G = ∑ji

ijAB,

= jumlah rataan semua sel

Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3),

(4), dan (5) sebagai berikut :

(1) = pq

G 2

; (2) = ∑ji

ijSS,

; (3) = ∑i

i

q

A 2

; (4) = ∑j

j

p

B 2

; (5) = ∑ji

ijAB,

2

Jumlah Kuadrat

JKA = hn {(3) - (1)}

JKB = hn {(4) - (1)}

JKAB = hn {(1) + (5) - (3) - (4)}

JKG = (2)

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

dengan :

JKA = Jumlah Kuadrat Baris

JKB = Jumlah Kuadrat Kolom

JKAB = Jumlah Kuadrat Interaksi

JKG = Jumlah Kuadrat Galat

JKT = Jumlah Kuadrat Total

Derajat Kebebasan

dkA = p - 1

dkB = q - 1

dkAB = (p - 1) (q - 1)

dkG = N - pq

Page 75: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

55

dkT = N - 1

Rerata Kuadrat

dkAJKA

RKA =

dkBJKB

RKB =

dkABJKAB

RKAB =

dkGJKG

RKG =

5) Daerah Kritik

a) Daerah kritik untuk Fa adalah DKa = { Fa | Fa > Fα; p – 1, N – pq }

b) Daerah kritik untuk Fb adalah DKb = { Fb | Fb > Fα; q – 1, N – pq }

c) Daerah kritik untuk Fab adalah DKab = { Fab | Fab > Fα; (p - 1) (q - 1), N – pq }

6) Keputusan Uji

H0 ditolak bila harga statistik uji melebihi daerah kritik. Harga kritik tersebut

diperoleh dari Tabel Distribusi F pada tingkat signifikansi α.

7) Rangkuman Analisis

Tabel 5 : Rangkuman Analisis Variansi

Sumber JK dk RK Fobs Fα p

Baris (A)

Kolom (B)

Interaksi (AB)

Galat

JKA

JKB

JKAB

JKG

p - 1

q - 1

(p - 1)(q - 1)

N -pq

RKA

RKB

RKAB

RKG

Fa

Fb

Fab

-

F*

F*

F*

-

< α atau > α

< α atau > α

< α atau > α

-

Total JKT N - 1 - - - -

Page 76: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

56

Keterangan : p adalah probabilitas amatan;

F* adalah nilai F yang diperoleh dari tabel.

(Budiyono, 2004 : 228-230)

b. Tahap 2 (Uji Komparasi Ganda)

Untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom

dan setiap pasangan sel dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan metode

Scheffe.

Uji komparasi ganda dilakukan apabila Ho ditolak dan variabel bebas dari Ho

yang ditolak tersebut terdiri atas tiga kategori. Jika Ho ditolak tetapi variabel bebas dari

Ho yang ditolak tersebut terdiri atas dua kategori maka untuk mengetahui kategori

mana yang lebih baik cukup dengan membandingkan besarnya rataan marginal dari

masing-masing kategori tersebut. Uji komparasi ganda juga perlu dilakukan apabila

terdapat interaksi antara kedua variabel bebas.

Adapun langkah – langkah untuk melakukan uji komparasi ganda dengan

menggunakan metode Scheffe adalah sebagai berikut.

1) Identifikasi semua pasangan komparasi yang ada.

2) Menentukan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi.

3) Menentukan tingkat signifikansi.

4) Mencari harga statistik uji F antara lain:

a) Komparasi Rataan Antar Kolom

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar kolom adalah :

F.i-.j = )

11(

)(

..

..

ji

ji

nnRKG

XX

+

Page 77: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

57

dengan :

F.i-.j = nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

iX . = rataan pada kolom ke-i

jX . = rataan pada kolom ke-j

RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

n.i = ukuran sampel kolom ke-i

n.j = ukuran sampel kolom ke-j

Daerah kritik uji itu adalah : DKi-j = { Fi-j / Fi-j > (q - 1) Fα ; q - 1, N – pq }

b) Komparasi Rataan Antar Sel pada Baris yang Sama

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama adalah:

Fij - ik = )

11(

)( 2

ikij

ikij

nnRKG

XX

+

dengan :

Fij-ik = nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel-ij dan rataan pada sel-ik

ijX = rataan pada sel-ij

ikX = rataan pada sel-ik

RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

ijn = ukuran sel-ij

ikn = ukuran sel-ik

Daerah kritik untuk uji itu adalah: DKij-ik = {Fij-ik | Fij-ik >(pq-1)Fα; pq-1, N-pq }

Page 78: EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN …eprints.uns.ac.id/8939/1/80502107200907181.pdfHal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan

58

c.) Komparasi Rataan Antar Sel pada Kolom yang Sama

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama adalah :

Fij - kj = )

11(

)( 2

kjij

kjij

nnRKG

XX

+

dengan :

Fij – kj = nilai Fobs pada pembandingan rataan sel-ij dan rataan pada sel-kj

ijX = rataan pada sel-ij

kjX = rataan pada sel-kj

RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

nij = ukuran sel-ij

nkj = ukuran sel-kj

Daerah kritik untuk uji itu adalah :

DKij-kj = { Fij-kj | Fij-kj > (pq - 1) Fα ; pq - 1, N –pq }

5) Menentukan Keputusan Uji untuk Setiap Pasangan Komparasi Rerata.

6) Menyusun Rangkuman Analisis.

(Budiyono, 2004 : 214-215)