eksperimentasi model pembelajaran kooperatif … · ditinjau dari aktivitas belajar siswa kelas...
TRANSCRIPT
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR
DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
2007 – 2008
TESIS
Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program
Studi Pendidikan Matematika
Diajukan Oleh:
B. SRI RUKATININGSIH B.R
S 850907107
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
ii
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR
DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
2007 – 2008
Tesis
Disusun Oleh:
B. SRI RUKATININGSIH B.R.
S.850907107
Telah disetujui oleh Tim pembimbing
Pada tanggal :……………………
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Tri Atmojo K, M. Sc, Ph. D Drs. Budi Usodo, M.Pd.NIP. 131791750 NIP. 132050357
Mengetahui,
Ketua Program Pascasarjana
Pendidikan Matematika
Dr. Mardiyana, M. Si NIP. 132 046 017
iii
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR
DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
2007 – 2008
Disusun oleh:
B. SRI RUKATININGSIH B.RS 850907107
Telah disetujui oleh Tim Penguji
Pada tanggal :……………
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua Dr. Mardiyana, M. Si ………………..
Sekretaris Prof. Dr. Budiyono, M. Si ………………..
Anggota 1. Drs. Tri Atmojo K, M. Sc, Ph. D ………………..
2. Drs. Budi Usodo, M.Pd ………………..
Mengetahui, Ketua Program Studi
Direktur PPs. UNS Pendidikan Matematika
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D Dr. Mardiyana, M. SiNIP.131472192 NIP. 132 046 017
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : B. Sri Rukatiningsih B.R
NIM : S.850907107
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya yang berjudul:
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR
DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
KOTA SURAKARTA TAHUN PEMBELAJARAN 2007 - 2008
Adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya
ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kelak kemudian hari terbukti
pernyataan saya ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis ini.
Surakarta, Januari 2009
Yang membuat pernyataan
B. Sri Rukatiningsih B.R
v
MOTTO
* Lihatlah orang yang lebih bawah dari pada kalian, dan janganlah melihat
orang yang lebih atas dari kalian. Maka yang demikian itu lebih patut agar
kalian tidak meremehkan nikmat Allah kepada kalian.
(H. R. Abu Hurairah)
* Hiduplah seolah kau akan mati besok. Belajarlah seolah kau akan hidup
selamanya.
(Mahatma Gandhi)
* Kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Janganlah kecut dan tawar hati, sebab
Tuhan, Allahmu, menyertai engkau kemana pun engkau pergi.
(Yosua 1:9)
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan untuk :
1. Bapak dan almarhum Ibu yang tersayang.
2. Suamiku tercinta yang telah mendoakan
memotivasi dengan penuh pengertian.
3. Anak-anak dan cucuku Keysan yang ter-
cinta dan terkasih.
4. Rekan-rekan seperjuangan yang telah
memberikan semangat dan bantuan.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan Berkat, Rahmat, dan Kesehatan kepada kita sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW PADA BENGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI
AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KOTA
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007 – 2008.
Selesainya penyusunan tesis ini bukan karena kemampuan kami semata,
namun adanya motivasi ataupun bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D, Direktur Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Mardiyana, M. Si, Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Program
Pascasarjana yang telah membimbing, mengarahkan, dan memotivasi kepada
penulis dalam penyusunan tesis ini, serta memberikan pengantar izin penelitian
kepada penulis sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam pelaksanaan
penelitian.
3. Drs. Tri Atmojo, K. M. Sc. Ph. D, Dosen Pembimbing I, yang telah memotivasi
membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan kepada penulis
sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
vii
4. Drs. Budi Usodo, M. Pd, Dosen Pembimbing II, yang telah memotivasi mem-
bimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan kepada penulis sehingga
tesis ini dapat terselesaikan.
5. Bapak / Ibu Dosen Program Pascasarjana Studi Pendidikan Matamatika yang
telah membimbing dan memberikan wawasan keilmuan selama penulis menem-
puh studi pada Program Pascasarjana.
6. Drs.F. Handoyo, M.M, Kepala sekolah SMP Negeri 10 Surakarta yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
7. Drs. Joko Slametto, M.Pd, Kepala sekolah SMP Negeri 17 Surakarta yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
8. Hj.Endang Mangularsih, S.Pd, M.M, M.Pd, Kepala sekolah SMP Negeri 19
Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
9. Dra. Hj. Muryati, Kepala sekolah SMP Negeri 5 Surakarta yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan uji coba instrumen penelitian.
10. Para guru matematika SMP Negeri 10 Surakarta, SMP Negeri 17 Surakarta,
SMP Negeri 19 Surakarta.
11.Seluruh staf Tata usaha Program Pascasarjana UNS, yang telah membantu
kelancaran penyusunan penelitian ini.
12. Teman – teman Mahasiswa Program Pascasarjana Pendidikan Matematika
UNS yang telah banyak memberikan bantuan baik material maupun spiritual,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
viii
13. Keluargaku tercinta yang telah memberikan dukungan penuh dalam
menyelesaikan penelitian ini.
Harapan penulis semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan pahala yang
sesuai dengan amal kebaikan yang mereka berikan.
Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca
yang budiman pada umumnya, bagi penulis, dan bagi peningkatan mutu
pendidikan.
.
Surakarta, Januari 2009
B. Sri Rukatiningsih B.R.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN TESIS…………………………………………… iii
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………………iv
MOTTO…………………………………………………………………………... v
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xiii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xvi
ABSTRAK……………………………………………………………………...xvii
ABSTRACT..…………………………………………………………………..xviii
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..1
B. Indentitikasi Masalah……………………………………………………...6
C. Pembatasan Masalah………………………………………………………6
D. Perumusan Masalah……………………………………………………….7
E. Tujuan Penelitian………………………………………………………….8
F. Manfaat Penelitian………………………………………………………...9
x
BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS…………………………….. 10
A. Landasan Teori………………………………………………………….. 10
1. Prestasi Belajar Matematika………………………………………….. 10
2. Metode Pembelajaran………………………………………………….15
3. Aktivitas Belajar Siswa………………………………………………..23
4. Materi Pembelajaran Pokok Bahasan Kubus, Balok, Prisma, Limas…26
B. Hasil Penelitian Yang Relevan…………………………………………...27
C. Kerangka Pemikiran……………………………………………………...28
D. Hipotesis………………………………………………………………….31
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN………………………………………33
A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………….33
B. Jenis Penelitian……………………………………………………………34
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel……………………..34
D. Metode Pengumpulan Data……………………………………………….38
E. Teknik Analisis Data……………………………………………………..46
1. Uji Pendahuluan……………………………………………………….46
2. Uji Prasyarat Anava…………………………………………….……..48
3. Uji Hipotesis…………………………………………………….…….50
4. Uji Komparasi Ganda…………………………………………………58
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………61
A. Pengujian Instrumen……………………………………………………...61
B. Diskripsi Data…………………………………………………………… 64
xi
C. Analisis Data……………………………………………………………..67
D. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………….73
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN………………………….77
A. Kesimpulan………………………………………………………………77
B. Implikasi Hasil Penelitian……………………………………………….78
C. Saran……………………………………………………………………..79
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………81
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………………84
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran :1 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Kubus, Balok,
Prisma, dan Limas……………………………………………… 84
Lampiran : 2 Materi Pembelajaran Pokok Bahasa Kubus, Balok, Prisma,
Dan Limas………………………………………………………117
Lampiran : 3 Lembar Kerja Siswa Pokok Bahasan Kubus, Balok, Prisma,
Dan Limas………………………………………………………179
Lampiran : 4 Daftar Siswa Kelompok Eksperimen…………………………...192
Lampiran : 5 Daftar Siswa Kelompok Kontrol………………………………..193
Lampiran : 6 Data Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen…………194
Lampiran : 7 Data Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol……………...197
Lampiran : 8 Uji Normalitas, Homogenitas, dan Keseimbangan Kemam-
puan Awal Siswa………………………………………………. 200
Lampiran : 9 Uji Normalitas Kelompok Kontrol…………………………….. 204
Lampiran : 10 Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen vs
Kelompok Kontrol Kemampuan Awal…………………………208
Lampiran : 11 Uji Keseimbangan Kemampuan Awal………………………… 210
Lampiran : 12 Daftar Siswa Kelompok Uji Coba…………………………….. 212
Lampiran : 13 Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar Matematika………………...213
Lampiran :14 ButirAngket Aktivitas Belajar Matematika…………………… 215
xiii
Lampiran :15 Lembar Validitas I Angket Aktivitas Belajar …………………..227
Lampiran :16 Lembar Validitas II Angket Aktivitas Belajar…………………..229
Lampiran :17 Perhitungan Daya Pembeda Tes Uji Coba…………………….. 231
Lampiran : 18 Contoh Cara Perhitungan Daya Pembeda TesUji Coba……….. 233
Lampiran : 19 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Uji Coba…………………… 234
Lampiran : 20 Contoh Cara Perhitungan Uji Reliabilitas………………………236
Lampiran : 21 Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Siswa Pokok Bahasan Kubus,
Balok, Prisma, Dan Limas…………………………………….. 237
Lampiran : 22 Soal Tes Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Kubus,
Balok, Prisma, dan Limas………………………………………238
Lampiran : 23 Lembar Jawab Tes Prestasi Belajar……………………………. 245
Lampiran : 24 Kunci Tes Prestasi Belajar……………………………………...246
Lampiran : 25 Perhitungan Daya Beda Tes Prestasi Belajar…………………. 247
Lampiran : 26 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Prestasi………………….. 249
Lampiran : 27 Lembar Validasi I Instrumen Tes Prestasi Belajar Siswa………251
Lampiran : 28 Lembar Validasi II Instrumen Tes Prestasi Belajar Siswa…….. 253
Lampiran : 29 Lembar Validasi III Instrumen Tes Prestasi Belajar Siswa…….255
Lampiran : 30 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar………………257
Lampiran : 31 Contoh Perhitungan Uji Reliabilitas, Daya Pembeda, dan
Tingkat Kesukaran……………………………………………. 259
Lampiran : 32 Daftar Nilai Aktivitas Belajar Kelompok Eksperimen…………261
Lampiran : 33 Dftar Nilai Aktivitas Belajar Kelompok Kontrol……………… 264
xiv
Lampiran : 34 Kriteria Angket Aktivitas Belajar………………………………267
Lampiran : 35 Daftar Nilai Tes Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen………268
Lampiran : 36 Daftar Nilai Tes Prestasi Belajar Kelompok Kontrol…………..271
Lampiran : 37 Desain Data……………………………………………………..274
Lampiran : 38 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen….. 275
Lampiran : 39 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Kelompok Kontrol………. 279
Lampiran : 40 Uji Normalitas Tes Prestasi Kelompok Aktivitas Tinggi………283
Lampiran : 41 Uji Normalitas Tes Prestasi Kelompok Aktivitas Sedang…….. 286
Lampiran : 42 Uji Normalitas Tes Prestasi Kelompok Aktivitas Rendah……..290
Lampiran : 43 Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen vs Kelompok
Kontrol………………………………………………………… 293
Lampiran : 44 Uji Homogenitas Kelompok Aktivitas Tinggi, Sedang,
Rendah………………………………………………………… 295
Lampiran : 45 Perhitungan Pengujian Hipotesis Anava Dua Jalan Dengan
Sel Tak Sama………………………………………………….. 297
Lampiran : 46 Perhitungan Komparasi Ganda…………………………………302
Ijin Penelitian…………………………………………………………………...306
Tabel-Tabel Perhitungan………………………………………………………..311
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Banyaknya Siswa Kelompok Eksperimen Yang Memiliki Akti-
vitas Belajar Dengan Kategori Tinggi, Sedang, dan Rendah………. 65
Tabel 4.2 Banyaknya Siswa Kelompok Kontrol Yang Memiliki Aktivitas
Dengan Kategori Tinggi, Sedang, dan Rendah…………………….. 65
Tabel 4.3 Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa Pokok Bahasan Kubus,
Balok, Prisma, dan Limas Kelompok Eksperimen dan Kontrol……. 66
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa……………………... 67
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Pokok Bahasan kubus,
Balok, Prisma, dan Limas……………………………………………69
Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan……………………………. 70
Tabel 4.7 Rataan Masing-masing Sel Data Hasil Penelitian…………………….71
Tabel 4.8 Rangkuman Komparasi Ganda Antar Sel…………………………….72
xvi
ABSTRAK
SRI RUKATININGSIH B.R. (S850907107) Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2007 – 2008.
Tujuan pada penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar dengan menggunakanan model pembelajaran kooperatif jigsaw dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus, balok, prisma dan limas, (2) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang aktivitas belajarnya tinggi, sedang, rendah pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas, (3) untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan tingkat aktivitas belajar siswa pada prestasi belajar matematika pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi pelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri kota Surakarta tahun pelajaran 2007-2008. Pengambilan sampel adalah gabungan dari stratisfied random sampling dan cluster random sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 235 siswa.Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, metode angket, dan metode tes. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa adalah tes pilihan ganda. Adapun instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa adalah berupa angket. Untuk uji pendahuluan kemampuan awal siswa menggunakan uji t, dan sebagai prasyarat uji t adalah uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlet
Teknik analisis data pada penelitian ini digunakan Anava dua jalan dengan sel tak sama, prasyarat analisis menggunakan uji Lilliefors untuk uji normalitas, uji homogenitas menggunakan uji Bartlet, dengan taraf signifikan ( ) = 5 %
Dari hasil analisis di atas menunjukkan: (1) tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw maupun pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas ( Fobs = 3,191 F; p-1; N-pq = F0,05; 1; 299 = 3,840 ), (2) tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang aktivitas belajarnya tinggi, sedang, atau rendah pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas ( Fobs = 0,448 F; q-1; N-pq = F0,05; 2; 229 = 3,000 ), (3) terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan tingkat aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas( Fobs = 6,496 F; (p-1)(q-1); N-pq = F; 2; 229 = 3,000 ).
xvii
ABSTRACT
SRI RUKATININGSIH B.R. (S 850907107). An Experiment of Jigsaw Type of Cooperative Learning Model in Subject Matter of Flat Side Construct Viewed from Learning Activity of Grade VIII Students of SMP Negeri in Surakarta City in School Years 2007-2008.
The objectives of research are (1) to find out whether there is or not the difference of students’ learning achievement between the student using jigsaw cooperative learning model and the one using the conventional model in the subject matter of cubic, beam, prism and dipper, (2) to find out whether there is or not the difference of students’ learning achievement between the students with high, medium and low learning activity (3) to find out whether there is or not interaction between the use of learning model and the students’ learning activity level in the mathematics learning achievement in subject matter of cubic, beam, prism and dipper.
This study was categorized into a quasi experimental research. The population of research was all grade VIII students of SMP Negeri in Surakarta city in School Years of 2007-2008. The sampling technique employed was the combination of stratified random sampling and cluster random sampling. The number of sample of research was 235 students. Methods of collecting data used in this research were documentation, questionnaire, and test. The instrument employed to find out the students’ learning achievement was multiple-choice test. The instrument employed to find out the level of students’ learning activity was questionnaire. For the preliminary test of students’ prior capability, the t-test was used, and as the t-test requirement and the normality test by using Liliefors test and homogeneity test using Bartlet test.
Technique of analyzing data employed in this study was two-way Anava with different cells. The prerequisite of analysis used Liliefors test for normality test, homogeneity test used Bartlet test with significance level () = 5%.
From the analysis above, it can be seen that: (1) there is no difference of mathematics learning achievement in subject matter of cubic, beam, prism and dipper, the teaching of which uses either jigsaw cooperative or conventional learning models (Fobs = 3.191 < F; p-1; N-pq = F0,05; 1; 299 = 3.840), (2) there is no difference of mathematics learning achievement in subject matter of cubic, beam, prism and dipper between the students with high, medium and low learning activity (Fobs = 0.448 < F; q-1; N-pq = F0,05; 2; 299 = 3.000), and (3) there is an interaction between the use of learning model and the students’ activity level in the students’ learning achievement in the subject matter of cubic, beam, prism and dipper (Fobs = 6.496 < F; (p-1)(q-1); N-pq = F0,05; 2; 299 = 3.000).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang sangat cepat dan
pesat. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-
manusia yang berkualitas. Salah satu cara yang harus ditempuh untuk membentuk
manusia yang berkualitas adalah melalui proses pendidikan, baik pendidikan
melalui jalur sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Selain itu sekolah sudah
merupakan bagian dari masyarakat dan merupakan tempat yang sangat tepat bagi
pembinaan sumber daya manusia yang sesuai dengan ilmu pendidikan dan
teknologi. Hal ini sesuai dengan apa yang di ungkapkan oleh Soedjadi (1995:8),
bahwa satu-satunya wadah kegiatan yang dapat dipandang dan seyogyanya
berfungsi sebagai alat untuk membangun sumber daya manusia yang bermutu
tinggi adalah pendidikan, baik pendidikan jalur sekolah maupun jalur luar
sekolah. Ini menunjukan bahwa pendidikan mempunyai peranan yang penting
dalam mempersiapkan dan mencetak sumber daya manusia (SDM) yang bermutu
tinggi.
Dalam pendidikan sekolah, untuk mengetahui keberhasilan belajar
mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Keberhasilan
proses belajar mengajar tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, yang dapat
digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Intelegensia, minat, bakat, motivasi, aktivitas belajar dan sebagainya, termasuk
1
2
faktor internal, sedangkan yang termasuk dalam faktor eksternal misalnya, guru,
bahan pelajaran, fasilitas belajar, metode mengajar dan sebagainya.
Dalam pembelajaran matematika, tugas seorang guru adalah menciptakan
kondisi pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa,
sehingga siswa mempunyai ketrampilan, keberanian serta mempunyai
kemampuan matematika. Dengan demikian matematika akan mempunyai peran
yang penting bagi peserta didik untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya hal ini akan berdampak dalam menciptakan sumber daya
manusia yang bermutu. Oleh karena itu guru sebagai pendidik perlu
mempersiapkan suatu model pembelajaran yang terprogram agar siswa sebagai
peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih mantap.
Dari tahun ke tahun, pembelajaran matematika di sekolah banyak
mengalami perubahan, diantaranya perubahan yang menitikberatkan dari situasi
guru mengajar menjadi situasi murid belajar. Selama ini metode mengajar yang
banyak digunakan oleh guru adalah metode konvensional (tradisional), dimana
kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru. Agar pembelajaran dengan
situasi murid belajar ini dapat tercapai, hendaknya guru dapat menggunakan
strategi belajar mengajar yang lebih banyak melibatkan siswa. Sebagaimana
diungkapkan oleh Soedjadi (1995:12), betapapun tepat dan baiknya bahan ajar
matematika yang ditetapkan belum menjamin akan tercapainya tujuan pendidikan,
dan salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah proses
mengajar yang lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal.
3
Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa adalah melalui kreativitas yang dimiliki oleh para guru, dan dengan
keinginan untuk selalu mencari metode yang terbaik agar selalu menarik minat
dan motivasi siswa belajar, maka tujuan yang diharapkan akan tercapai.
Metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam belajar
adalah dengan menempatkan siswa secara kelompok-kelompok. Pembelajaran
kelompok dapat meningkatkan siswa dalam berpikir kritis, kreatif dan
menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Pembelajaran yang dapat mewujudkan hal
tersebut salah satunya adalah pembelajaran kooperatif, yang sesuai dengan
pembelajaran konstruktivisme. Dalam konstruktivisme, siswa secara aktif
membangun pengetahuan mereka sendiri. Slavin (1995:18) menyatakan bahwa
siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit
apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan
temannya.
Bahan kajian inti matematika di SMP mencakup aritmatika, aljabar,
geometri, trigonometri, dan statistika. Dalam pengalaman mengajar di SMP
ternyata banyak siswa yang mengalami kesulitan mempelajari pokok bahasan
geometri. Hal ini berlaku untuk siswa kelas VII, VIII, IX SMP. Salah satu materi
geometri kelas VIII yang dianggap sulit adalah pokok bahasan kubus, balok,
prisma, dan limas. Misalnya dalam menentukan panjang diagonal ruang,
menghitung volume dan luas bangun ruang. Oleh karenanya diperlukan
peningkatan kualitas pembelajaran pada pokok bahasan tersebut.
4
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yang merupakan
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam
kelompoknya yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan
mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya
(Arend, RI, 1997:73 ). Dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan kubus,
balok, prisma, dan limas untuk siswa SMP kelas VIII semester II diduga lebih
efektif dan efisien dari pada menggunakan metode konvensional. Hal ini
disebabkan metode jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran yang
berdasarkan filsafat konstruktivisme, sehingga siswalah yang membangun
pengetahuannya sendiri. Siswa diberi kemampuan agar menggunakan strateginya
sendiri dalam belajar secara sadar, sedangkan guru sebagai fasilitator
membimbing siswa ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Model
pembelajaran kooperatif jigsaw dipilih karena dianggap bisa dipakai untuk
mengajarkan pokok bahasan tersebut, karena topik tersebut dapat dibagi atas
empat sub yang independen, artinya masing-masing sub pokok bahasan tidak
merupakan prasyarat bagi yang lain (syarat model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw).Dengan demikian diharapkan melalui metode kooperatif jigsaw,
pembelajaran lebih bermakna sehingga lebih meningkatkan pemahaman siswa .
Selain metode dalam mengajar, keberhasilan belajar siswa tidak terlepas
dari kemampuan individu yang dimiliki oleh siswa yang merupakan faktor
internal. Dalam hal ini adalah keaktifan siswa dalam belajar. Sekolah adalah area
untuk mengembangkan aktivitas siswa. Dalam belajar matematika, aktivitas siswa
5
tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat apa yang di terangkan guru, tetapi
siswa harus berpartisipasi aktif , misalnya bertanya, mengerjakan soal, menjawab
pertanyaan guru, dan sebagainya. Aktivitas belajar siswa bervariasi, ada siswa
yang aktivitas belajarnya rendah, sedang atau tinggi. Ada sebagian siswa yang
tidak tertarik pada mata pelajaran matematika, karena matematika di anggap
pelajaran yang sangat sulit. Bagi mereka yang tidak suka dengan pelajaran
matematika , maka aktivitas belajar mereka juga rendah. Hal ini berpengaruh pada
prestasi belajar siswa. Siswa dengan aktivitas belajar yang tinggi, maka prestasi
yang akan diperoleh juga tinggi, sehingga aktivitas belajar siswa sangatlah
membantu dalam proses belajar matematika.
Mengingat pentingnya aktivitas belajar siswa dalam proses belajar
mengajar, guru diharapkan dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih
banyak melibatkan keaktifan siswa. Siswa itu sendiri hendaknya dapat
memotivasi dirinya sendiri untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan
aktifitas ini kemungkinan besar prestasi belajar matematika yang dicapai oleh
siswa akan lebih memuaskan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di muka, perlu
diadakan penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw
pada pokok bahasan kubus, balok, prisma dan limas terhadap prestasi belajar
matematika ditinjau dari aktivitas belajar siswa.
6
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru matematika
dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu kemungkinan akan
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
2. Secara umum siswa masih rendah prestasi belajar matematikanya, sehingga
perlu adanya strategi pembelajaran yang bisa meningkatkan prestasi
belajarnya.
3. Adanya perbedaan aktivitas belajar siswa dapat menyebabkan perbedaan
prestasi belajar siswa.
4. Masih jarangnya penggunaan pembelajaran dengan metode kooperatif, diduga
merupakan salah satu sebab kurang terbinanya sikap kemandirian dalam
belajar.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas agar penelitian yang dikaji dapat lebih
terarah dan mendalam maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang digunakan dibatasi pada model pembelajaran
kooperatif jigsaw pada kelompok eksperimen dan metode konvensional pada
kelompok kontrol.
7
2. Prestasi belajar matematika pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar
siswa yang dicapai melalui proses belajar mengajar, dalam hal ini adalah tes
formatif pada pokok bahasan kubus, balok, prisma dan limas untuk siswa klas
VIII SMP.
3. Aktivitas belajar siswa dibatasi pada aktivitas siswa dalam belajar matematika
yang meliputi aktivitas memperhatikan, bertanya, mencatat, mendengarkan,
mengerjakan soal, dan mempelajari materi pelajaran matematika.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah tersebut diatas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar dengan model
pembelajaran kooperatif jigsaw dan metode pembelajaran konvensional pada
pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas.
2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang
memiliki aktivitas belajar tinggi, aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar
rendah.
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar
siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok,
prisma, dan limas.
8
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini mempunyai tujuan:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang
belajar dengan model pembelajaran koopertif tipe jigsaw dan metode
pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus, balok, prisma dan
limas.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa
yang memiliki aktivitas belajar tinggi, aktivitas belajar sedang dan aktivitas
belajar rendah pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara penggunaan metode
pembelajaran dan aktivitas belajar matematika terhadap prestasi belajar
matematika siswa pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas.
F. Manfaat Penelitian
Bagi Siswa :
1. Meningkatkan dan memudahkan siswa dalam belajar atau memahami mata
pelajaran matematika.
2. Melatih kreativitas atau kemandirian dalam belajar.
3. Melatih kerja sama dengan teman dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
4. Diharapkan lebih termotivasi dalam belajar matematika
9
Bagi guru :
1. Sebagai alternatif pemilihan pendekatan dalam pembelajaran matematika.
2. Menambah wawasan dalam rangka perubahan paradigma mengajar ke
paradigma belajar.
Bagi Peneliti
1. Sebagai pembelajaran penyusunan karya ilmiah.
2. Menambah pengetahuan tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3. Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian yang sejenis pada pokok ba-
hasan lain
Bagi Sekolah
Untuk memberikan informasi tentang penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
10
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
. 1. Prestasi Belajar Matematika
a Pengertian Matematika
Menurut Herman Hudoyo (1988:3), simbolisasi dalam matematika
menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk
membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya
pemahaman terhadap konsep sebelumnya sehingga matematika itu konsep-
konsepnya tersusun secara hierarkis.
Soehardjo (1992:13) juga berpendapat bahwa sistem matematika
adalah sistem deduktif yang dimulai dari memilih beberapa unsur yang tidak
didefinisikan (undefined) yang disebut unsur-unsur pendahulu yang
diperlukan sebagai dasar komunikasi, kemudian ke unsur-unsur yang
didefinisikan. Akhirnya dalil atau teorema dapat dibuktikan melalui unsur-
unsur yang tidak didefinisikan dan unsur-unsur yang didefinisikan tadi.
Dengan demikian, matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi.
Gagne, R. M dalam Soehardjo (1992:12) menyatakan bahwa obyek
penelaahan matematika adalah fakta, keterampilan (operasi matematika),
konsep dan prinsip atau aturan-aturan. Obyek penelaahan ini menggunakan
simbol-simbol sebagai sarana untuk melakukan penalaran.
10
11
Menurut Soehardjo (1992:12), matematika dapat digambarkan
sebagai suatu kumpulan sistem yang tiap-tiap sistem itu mempunyai struktur
atau urutan, interrelasi dari pengetahuan atau operasi-operasi tersendiri yang
tersusun secara deduktif. Matematika berkenaan dengan pikiran berstruktur
yang relasi operasinya maupun hubungan-hubungannya diatur secara logis.
Hal ini berarti matematika bersifat sangat abstrak yaitu berkenaan dengan
konsep, prinsip, abstrak dan penalarannya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang
tersusun secara hierarkis dan penalarannya deduktif.
b. Belajar Matematika
Menurut Herman Hudoyo (1988:6), seseorang dikatakan belajar
matematika bila dapat diasumsikan dalam diri orang tersebut terjadi suatu
proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku yang
berkaitan dengan matematika, dimana tingkah laku itu dapat diamati, yang
diperoleh dengan adanya usaha orang tersebut.
Perubahan yang disebabkan oleh proses belajar dapat ditunjukan
dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pemahaman, perubahan
pengetahuan, sikap, dan tingkah laku, keterampilan serta aspek-aspek lain
yang ada pada diri orang yang belajar.
Belajar matematika pada dasarnya merupakan proses yang
diarahkan pada suatu tujuan. Tujuan belajar matematika dapat dilihat dari
12
kemampuan seseorang menfungsionalkan materi matematika yang dipelajari,
baik secara konseptual maupun secara praktis. Secara konseptual dimaksudkan
dapat mempelajari matematika lebih lanjut, sedangkan secara praktis
dimaksudkan menerapkan matematika pada bidang-bidang lain dan dalam
kehidupan nyata.
c. Pengertian Prestasi Belajar Matematika
Proses belajar mengajar menghasilkan perubahan di pihak siswa,
dimana perubahan tersebut berupa kemampuan diberbagai bidang yang
sebelumnya tidak dimiliki siswa. Menurut Gagne dalam Winkel (1996:482),
kemampuan-kemampuan itu digolongkan atas kemampuan dalam hal
informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif,
kemampuan motorik dan sikap. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan
kemapuan internal yang harus dinyatakan dalam suatu prestasi, prestasi belajar
yang diberikan oleh siswa, berdasarkan kemampuan internal yang
diperolehnya sesuai dengan tujuan instruksional, menampakkan hasil belajar.
Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil jika tujuan
instruksional khusus dapat tercapai. Tujuan instruksional tersebut merupakan
hasil belajar yang telah ditetapkan menurut aspek isi maupun aspek perilaku.
Menurut Sukardi dan Anton Sukarno (1995:14) mengemukakan
bahwa hasil belajar dalam bentuk nilai atau indeks prestasi adalah merupakan
pertanda tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diikuti
13
selama proses belajar. Indeks prestasi akan membawa konsekuensi yang
sangat luas dalam perjalanan meniti karier atau perjalanan studi siswa.
Selain itu Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:120)
yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil
adalah hal-hal sebagai berikut:
1). Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
2). Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus
telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Dari beberapa pendapat tentang prestasi belajar, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa
dalam proses belajar atau tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes yang
diberikan oleh guru.
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika
Prestasi yang dicapai seseorang individu merupakan hasil interaksi
antara faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (faktor internal)
maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (Abu Ahmadi, Widodo
Supriyono;1991:130).
Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1). Faktor Internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :
14
(a). Faktor jasmani (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan
sebagainya.
(b). Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, faktor ini terdiri dari:
i. Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial dan faktor
kecakapan.
ii. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motifasi, emosi, dan
penyesuaian diri.
(c). Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2). Faktor Eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :
(a). Faktor sosial, terdiri dari :
i). Lingkungan keluarga.
ii). Lingkungan sekolah.
iii). Lingkungan masyarakat.
iv). Lingkungan kelompok.
b). Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian.
c). Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar.
d). Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
(Abu Ahmadi danWidodo Supriyono;1991:130-131).
15
Dalam penelitian ini faktor internal yang dibahas adalah aktivitas
belajar siswa, sedang faktor eksternalnya adalah metode pembelajaran.
2. Metode Pembelajaran Matematika
Berikut akan diuraikan dua macam metode pembelajaran matematika
tersebut beserta teori-teori yang mendukungnya.
a. Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional adalah pembelajaran secara
klasikal dengan menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan oleh
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pada siswa. Pembelajaran
secara klasikal adalah pembelajaran yang disampaikan guru kepada sejumlah
siswa tertentu secara serentak pada waktu dan tempat yang sama. Dalam
sistem pembelajaran konvensional, siswa cenderung pasif, kurang mempunyai
kesempatan untuk mengembangkan kreatifitas dan inisiatif, karena proses
pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru.
Sistem pembelajaran konvensional lebih banyak menuntut keaktifan
guru dari pada anak didik. Dalam metode mengajar yang tradisional ini, guru
mendominasi kegiatan belajar mengajar. Pada proses pembelajaran, guru
langsung membuktikan dalil dan menurunkan rumus. Guru memberikan
contoh soal dan dikerjakan sendiri oleh guru. Sementara itu siswa duduk
dengan rapi dan mengikuti guru dengan teliti. Proses belajar mengajar
monoton dan tidak variatif sehingga membosankan siswa.
16
Menurut Poerwadarminta (1997:523), konvensional adalah tradisional.
Tradisional sendiri diartikan sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu
berpegang teguh norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun.
Pembelajaran secara konvensional telah terbentuk sejak beberapa tahun
yang lalu. Pola ini diterima secara umum dan masih berlaku hampir dimana
saja di dewasa ini. Pada umumnya guru kurang memperhatikan model
pembelajaran yang digunakan dan cenderung menggunakan model
pembelajaran secara konvensional. Pandangan pembelajaran konvensional
meletakan tanggung jawab belajar pada guru.
Berikut ini akan diuraikan kelebihan dan kelemahan metode konven-
sional.
1). Kelebihan metode konvensional :
(a). Dapat menampung kelas besar.
(b). Kemajuan anak berjalan teratur menurut tingkatan kelas.
(c). Dapat disampai kepada siswa yang usia dalam satu kelas agak bersa-
maan.
(d). Buku-buku pelajaran dapat disesuaikan dengan taraf kesanggupan
kelas.
2). Kelemahan metode konvensional :
(a). Belajar dan bekerja sangat tidak efisien.
17
(b). Siswa tidak dapat menilai apa yang dipelajari. Hal ini dikarenakan
siswa tidak dapat menemukan sendiri konsep yang diajarkan, siswa
hanya aktif membuat catatan.
(c). Siswa tidak bisa menggunakan teknik matematis atau ilmiah
karena siswa cenderung belajar menghafal saja sehingga tidak
mengakibatkan pengertian.
(d). Siswa tidak dapat menyusun fakta dan mengambil kesimpulan.
(e). Siswa tidak bisa memperoleh hasil yang maksimal, karena
pengetahuan yang diperoleh cenderung lebih mudah dilupakan.
b. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran
yang berdasar pada faham konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dimana siswa belajar pada kelompok kecil yang
memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam pembelajaran kooperatif,
siswa belajar bersama dalam kelas/kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari
4-6 orang siswa, dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus
saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami bahan pelajaran.
Menurut Anita Lie (1995:72), sistem pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa
dalam tugas yang terstruktur disebut sistem pengajaran gotong royong atau
cooperative learning. Dari hasil penelitian, pada beberapa bidang studi yang
18
melibatkan suatu pelajaran yang kompleks dan memerlukan keterampilan
dalam menyelesaikan permasalahan, maka kerja kelompok lebih sesuai untuk
mencapai tujuan dibandingkan dengan kompetisi, khususnya bagi mereka
yang berkemampuan rendah.
Dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan yang dapat dicapai
oleh tiap individu dalam kelompoknya sangat berarti dalam mencapai tujuan
yang positif dalam belajar kelompok tersebut. Pembelajaran kooperatif dapat
digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik. Selain itu pembelajaran
kooperatif memberikan peluang pada siswa dari berbagai latar belakang dan
kondisi untuk bekerja dan saling tergantung satu sama lain dalam tugas
akademik dan akan saling menghargai satu sama lain.
1). Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
tiga tujuan pembelajaran yaitu penerimaan, pengembangan keterampilan
sosial dan prestasi akademik (Arends, 1997:111).
(a). Penerimaan.
Pengaruh penting dalam pembelajaran kooperatif adalah penerimaan
yang lebih luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras,
budaya, tingkat sosial dan kemampuan. Belajar kooperatif menyajikan
peluang bagi siswa dengan berbagai latar belakang yang beragam
untuk bekerja saling bergantung terhadap tugas-tugas.
19
(b). Pengembangan Keterampilan Sosial
Tujuan terpenting dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan
kepada siswa keterampilan-keterampilan kerjasama dan kolaborasi.Hal
ini sangat penting mengingat siswa berasal dari masyarakat yang
heterogen.Banyak anak-anak dan orang dewasa kurang mempunyai
ketrampilan kooperatif yang dibuktikan dengan ketidakharmonisan
hubungan antar individu. Hal ini dapat menyebabkan rasa tidak puas
jika diminta bekerja dalam situasi yang kooperatif.
(c). Prestasi Akademik
Pembelajaran kooperatif selain mencakup berbagai tujuan sosial, juga
dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik. Pembelajaran
kooperatif dapat bermanfaat bagi siswa yang berprestasi rendah dan
tinggi yang bersama-sama pada tugas akademik. Siswa yang
berprestasi tinggi membantu siswa yang berprestasi rendah.
2). Keuntungan Pembelajaran Kooperatif
(a). Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung
tinggi norma kelompok atau tim.
(b). Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama
berhasil.
(c). Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk dapat meningkatkan
keber-
hasilan tim.
20
(d). Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan
mereka dalam berpendapat.
(e). Interaksi antar siswa membantu meningkatkan perkembangan
kognitif.
3). Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw
Pengertian jigsaw dalam pembelajaran kooperatif adalah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar
dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya (Arend,RI,1997:73).
Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Eliot Aronso, kemudian
digunakan oleh Slavin dan temannya (Arend,RI,1997:72). Dalam
pembelajaran kooperatif jigsaw ini, siswa belajar / bekerja dalam kelom
pok yang heterogen dan beranggotakan 4-6 orang, yang disebut kelompok
asal. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas penguasaan bagian
dari materi belajar yang ditugaskan padanya, kemudian mengajarkan
bagian tersebut kepada anggota kelompok lain. Masing-masing anggota
kelompok yang mendapat tugas penguasaan bagian materi itu disebut ahli.
Keahlian tersebut dapat diperoleh dari menawarkan bagian materi kepada
anggota kelompok menurut dari kelompok yang berbeda dengan topik
yang sama (ahli) bertemu untuk berdiskusi antar ahli. Mereka dapat saling
21
membantu satu sama lain tentang topik yang ditugaskan, serta
mendiskusikannya. Setelah itu siswa pada kelompok ahli kembali pada
kelompok masing-masing untuk menjelaskan materi tersebut kepada
anggota kelompok yang lainnya tentang apa yang dibahas / dipelajari
dalam kelompok ahli.
Hubungan yang terjadi antara kelompok asal dan kelompok ahli
digambarkan oleh Arend, R.I sebagai berikut :
Kelompok asal
Kelompok ahli
Gambar 1. Hubungan kelompok asal dan kelompok ahli dalam jigsaw
Masing-masing anggota kelompok asal bertemu dalam diskusi
kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan. Setelah selesai
berdiskusi dalam kelompok ahli, kembali pada kelompok asal untuk
menjelaskan pada teman sekelompoknya. Jigsaw didesain tidak hanya
22
untuk meningkatkan rasa tanggung jawab secara mandiri, tetapi juga
dituntut untuk saling ketergantungan dalam arti positif terhadap teman
sekelompoknya.
Pada penelitian ini, masing-masing kalompok asal terdiri dari
empat orang siswa, karena pokok bahasan kubus, balok, prisma dan limas
terdiri dari empat sub pokok bahasan yang saling independen. Setiap siswa
bertanggung jawab atas penguasaan materi yang ditugaskan kepadanya.
Selanjutnya masing-masing kelompok ahli dengan materi yang sama
bertemu untuk berdiskusi dan mengerjakan latihan-latihan yang diberikan.
Setelah waktu yang diberikan selesai, masing-masing siswa dalam
kelompok ahli kembali lagi ke kelompok asal untuk menjelaskan materi
yang menjadi bagiannya pada siswa lain dengan materi yang berbeda.
Siswa yang mendapat bagian materi kubus menjelaskan pada siswa lain
yang mendapat bagian materi balok, prisma, maupun limas. Demikian
seterusnya hingga siswa-siswa dalam kelompok asal sudah paham materi
pada pertemuan hari itu. Sedapat mungkin siswa berdiskusi dulu dengan
temannya dalam satu kelompok, jika menemui kesulitan baru bertanya
pada guru. Karena peran guru di sini masih diperlukan, baik sebagai
motivator maupun fasilitator. Sehingga hal ini dapat meminimalkan kelas
yang ramai atau gaduh, karena guru dapat terus memantau jalannya diskusi
masing-masing kelompok, baik dalam diskusi kelompok asal, maupun
diskusi kelompok ahli sehingga pembelajaran tetap efektif dan optimal.
23
Adapun rencana pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diatur secara
instruksional sebagai berikut :
a) Membaca
Siswa mendapat topik-topik ahli, kemudian membaca dan
mempelajari materi tersebut untuk mendapatkan informasi.
b) Diskusi kelompok ahli.
Siswa dengan topik ahli yang sama bertemu dalam kelompok ahli
untuk mendiskusikan topik tersebut.
c) Laporan Kelompok, masing-masing ahli kembali ke kelompok asalnya
untuk menjelaskan topik pada kelompoknya.
d) Kuis / tes.
Diberikan setelah tiga kali pertemuan secara perorangan.
e) Penghargaan kelompok
Dilihat dari nilai rata-rata nilai kuis dalam satu kelompok.
f) Rangkuman pembelajaran.
3. Aktivitas Belajar Siswa
Montessori dalam Sardiman A.M (1994:95) menegaskan bahwa anak-
anak memiliki tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pernyataan
Montessori tersebut memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan
aktivitas di dalam pembentukan diri anak adalah anak itu sendiri, sedang pendidik
24
hanya memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan
diperbuat oleh anak didik, dan mengamati bagaimana perkembangan anak didik.
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (1996:17), aktivitas berarti
keaktivan, kegiatan atau kesibukan. Dalam kegiatan belajar mengajar, aktivitas
yang dimaksud adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Keduanya
harus selalu terkait (Nasution, 1995:89).
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Rousseau dalam Sardiman A.M
(1994:95) memberikan penjelasan bahwa dalam kegiatan belajar segala
pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri,
penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan
sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Hal ini menunjukan bahwa setiap orang
yang bekerja harus aktif sendiri, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak
mungkin terjadi.
Dari beberapa pendapat diatas diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas
belajar siswa adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa dengan cara
mengamati sendiri, pengalaman sendiri, menyelidiki sendiri dan bekerja secara
aktif dengan fasilitas yang diciptakan sendiri untuk berkembang sendiri dengan
bimbingan dan pengamatan dari guru. Guru harus berusaha membangkitkan
aktivitas siswa dalam menerima pelajaran baik aktivitas jasmani maupun rohani.
Aktivitas jasmani meliputi: melakukan percobaan, berkebun, dan lain-lain, sedang
aktivitas rohani meliputi memecahkan persoalan, mengambil keputusan, dan lain-
lain.
25
Aktivitas belajar siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat saja.
Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Paul B.
Diedrich dalam Sardiman A.M (1994:99) membuat suatu daftar aktivitas belajar
yang dapat digolongkan sebagai berikut :
a). Visual activities, seperti : membaca, memperhatikan gambar, percobaan.
b). Oral activities, seperti : menyatakan, bertanya, memberi saran.
c). Listening activities, seperti : mendengarka percakapan, diskusi, musik, pidato.
d). Writing activities, seperti : menulis cerita, laporan, angket, menyalin.
e). Drawing activities, seperti : menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f). Mental activities, seperti : mengingat, memecahkan soal, menganalisis.
h). Emosional activities, seperti : menaruh minat, bersemangat, berani, tenang.
Dengan klasifikasi aktivitas seperti yang diuraikan di atas, menunjukkan
bahwa aktivitas di sekolah bermacam-macam. Kalau berbagai macam kegiatan
tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah itu akan lebih dinamis,
tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang
maksimal. Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini adalah :
1). Waktu untuk belajar matematika, yang meliputi frekwensi belajar matematika
dan waktu yang digunakan.
2). Sikap dalam mengikuti pelajaran matematika, yang meliputi partisipasi dalam
mengikuti pelajaran matematika, mengikuti jam kosong, sikap dalam
mengerjakan setiap tugas sekolah.
26
3). Belajar matematika sendiri, yang meliputi mengatasi kesulitan dalam belajar,
belajar matematika di rumah, belajar di luar rumah atau les.
4). Belajar matematika secara kelompok, yang meliputi partisipasi dalam belajar
kelompok, mengatasi kesulitan dalam belajar kelompok.
5). Mengerjakan tugas, latihan atau pekerjaan rumah, yang meliputi mengerjakan
pekerjaan rumah yang diberikan, sikap dalam menghadapi pekerjaan rumah
yang sulit.
4. Materi Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Kubus,
Balok, Prisma Dan Limas
Materi pembelajaran matematika yang dipilih dalam penelitian ini adalah
pokok bahasan kubus, balok, prisma dan limas, berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas VIII SMP semester 2:
a. Standard Kompetensi: Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
b. Kompentensi Dasar:
1). Kubus.
a). Mengidentifikasi sifat-sifat serta bagian-bagiannya.
b). Membuat jaring-jaringnya.
c). Menghitung luas permukaan dan volumenya.
2). Balok.
a). Mengidentifikasi sifat-sifat serta bagian-bagiannya.
27
b). Membuat jaring-jaringnya.
c). Menghitung luas permukaan dan volumenya.
3). Prisma.
a). Mengidentifikasi sifat-sifat serta bagian-bagiannya.
b). Membuat jaring-jaringnya.
c). Menghitung luas dan volumenya.
4). Limas.
a). Mengidentifikasi sifat-sifat serta bagian-bagiannya.
b). Membuat jaring-jaringnya.
c). Menghitung luas dan volumenya.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Budi Usodo, dkk (2000) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran Kalkulus Di Jurusan
P.MIPA FKIP UNS“. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa model
pembelajaran kooperatif jigsaw tidak dapat meningkatkan prestasi belajar
pada topik limit fungsi pada mahasiswa jurusan P.MIPA FKIP UNS.
2. Chusnal Ainy (2000) dalam penelitiannya yang berjudul “Model Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw Dalam Pengajaran Matematika Sekolah Dasar“. Hasil dari
penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran kooperatif jigsaw efektif
untuk proses pembelajaran pada pokok bahasan luas dan keliling di kelas V
sekolah dasar. Dan berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa prestasi
28
belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw lebih baik dari
pada prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran tradisional.
3. Ira Kurniawati ( 2003 ) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh
Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas II SLTP Negeri 15
Surakarta “. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran
kooperatif jigsaw efektif untuk proses pembelajaran pada pokok bahasan
bangun datar jajaran genjang, belah ketupat, laying-layang, dan trapesium.
Dan berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa
dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw lebih baik dari pada prestasi
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Dari hasil penelitian yang relevan diatas, persamaan dan perbedaannya
dengan penelitian ini adalah :
Persamaan : Dalam pembelajarannya sama-sama menggunakan model pembe-
lajaran kooperatif jigsaw.
Perbedaan : Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar
kubus, balok, prisma, dan limas. Sedangkan dalam penelitian
Budi Usodo dkk ( 2000 ) pada pokok bahasan Kalkulus di jurusan Pendidikan
MIPA FKIP UNS, pada penelitian Chusnal Ainy ( 2000 ) pada pengajaran
Matematika di Sekolah Dasar dan pada penelitian Ira Kurniawati pada pokok
bahasan bangun datar jajaran genjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
29
C. Kerangka Berfikir
Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada
pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Kerangka
pemikiran berguna untuk mewadahi teori teori yang seolah-olah terlepas menjadi
suatu rangkaian yang utuh untuk menentukan jawaban sementara.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini bahwa keberhasilan proses
belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran dapat dilihat dari prestasi
belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya
adalah metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa.
Penggunaan metode pembelajaran cukup besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan metode pembelajaran yang tidak
tepat justru dapat menghambat tercapainya tujuan mengajar. Agar metode
pembelajaran terpilih dengan tepat, seorang guru harus mengetahui macam-
macam metode pembelajaran dan mengetahui pula model pembelajaran yang
sesuai dengan materi pada pokok bahasannya.
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran
yang berdasarkan pada filsafat konstruktivisme, dimana siswa secara aktif
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit dalam pelajaran, apabila
mereka dapat saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Jigsaw
adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa
30
anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan materi
belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya. Jigsaw adalah suatu sistim pembelajaran yang berorientasi pada
proses, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih meningkatkan
pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran. Pada akhirnya, diharapkan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, penggunaan model
pembelajaran kooperatif jigsaw pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan
limas diduga dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari
pada model pembelajaran konvensional.
Pada dasarnya untuk menyampaikan pokok bahasan kubus, balok, prisma,
dan limas, diperlukan keaktifan belajar siswa agar siswa dapat lebih memahami
materi yang disampaikan guru. Aktivitas belajar siswa dapat timbul jika pada diri
siswa motivasi yang menyebabkan mereka ingin berbuat sesuatu. Motivasi
tersebut dapat timbul dengan sendirinya pada diri siswa atau timbul karena ada
pengaruh dari luar, diantaranya dari guru. Oleh karena itu dalam proses belajar
mengajar seorang guru harus senantiasa menimbulkan motivasi pada diri siswa
untuk melakukan aktivitas belajar. Siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi
akan lebih mudah dalam menerima pelajaran dari pada siswa yang mempunyai
aktivitas belajar yang sedang atau rendah. Siswa dengan aktivitas belajar tinggi
diduga akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan
aktivitas belajar sedang atau rendah.
31
Berdasarkan uraian di atas, ternyata model pembelajaran dan aktivitas
belajar siswa adalah faktor penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam
proses belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif jigsaw sangat menuntut
keaktifan belajar siswa, karena siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri
melalui interaksi dengan obyek dan pengalaman dari lingkungan. Pengetahuan
bukanlah suatu hal yang sudah jadi, tetapi merupakan suatu proses yang
berkembang secara terus menerus dan dalam proses inilah keaktifan siswa yang
ingin tahu sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Dengan
demikian siswa dengan aktivitas belajar tinggi akan memberikan pengaruh yang
kuat terhadap pencapaian prestasi belajar yang baik.
Berdasarkan pemikiran di atas, kerangka pemikiran dalam penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Metode pembelajaran
Prestasi belajar
Aktivitas belajar
Gambar Diagram Kerangka Pemikiran Penelitian
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
32
1. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang pengajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw dan pembelajaran
konvensional pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas.
2. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki tingkat
aktivitas belajar tinggi, sedang, atau rendah.
3. Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan tingkat
aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matamatika pada pokok
bahasan kubus, balok, prisma, dan limas, artinya bahwa karakteristik
perbedaan antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran
konvensional untuk semua tingkat aktivitas siswa tidak sama.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMP Negeri 19 Surakarta,
SMP Negeri 10 Surakarta, dan SMP Negeri 17 Surakarta, sedangkan untuk uji
coba angket dan tes dilaksanakan di SMP Negeri 5 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada akhir semester II tahun pelajaran 2007/2008,
yaitu mulai bulan Maret 2008 sampai bulan Juni 2008, dengan tahap-tahap
sebagai berikut:
a. Tahap Pertama
Tahap pertama persiapan meliputi pengajuan judul penelitian, penyusunan
proposal penelitian, konsultasi proposal dan pengajuan ijin ke tempat
penelitian, berlangsung pada bulan Maret 2008.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi langkah-langkah uji coba instrumen dan
pengambilan data dengan instrumen yang telah diuji Validitas dan
Realibilitasnya berlangsung pada bulan April 2008 sampai Juni 2008.
34
c. Tahap Penyelesaian
Tahap ini merupakan langkah penyusunan laporan dan penyelesaian, sampai
selesai pada bulan Januari 2009.
B. Jenis Penelitian
Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian eksperimen semu
(quasi-experimental research), karena peneliti tidak memungkinkan untuk
mengontrol semua variabel yang relevan. Budiyono (2003 : 79) menyatakan
bahwa tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi
yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan
eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk
mengontrol dan memanipulasi semua variabel yang relevan.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 115), populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri Kota Surakarta tahun pelajaran 2007 - 2008.
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 117), sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel
35
merupakan kelompok hasil individu yang diamati dan dapat digeneralisasikan
terhadap populasi penelitian sekaligus dapat meramalkan keadaan populasi.
Sampel yang terpilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
Negeri Kota Surakarta sebanyak 6 kelas, yaitu kelas VIII B dan VIII C ( dari SMP
N.10 ), Kelas VIII E dan VIII F ( dari SMP N.17 ), kelas VIII A dan VIII B ( dari
SMP N.19 ).
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
gabungan dari Stratisfied Random Sampling dan Cluster Random Sampling.
Stratisfied Random Sampling digunakan untuk memilih Sekolah Menengah
Pertama (SMP) yang didasarkan pada peringkat sekolah berdasarkan data nilai
Ulangan Umum Bersama Semester I tahun pelajaran 2007 - 2008. Dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah. Dari
masing-masing kelompok ditentukan satu sampel. Dengan membuat gulungan
kertas yang bertuliskan SMP dari peringkat atas, kemudian dipilih satu secara
acak dan terpilih SMP Negeri 19 Surakarta. Dengan cara yang sama untuk
kelompok tengah terpilih SMP Negeri 10 Surakarta dan untuk kelompok bawah
terpilih SMP Negeri 17 Surakarta. Dari SMP Negeri 19 Surakarta terdapat 6 kelas
VIII yang akan diambil 2 kelas, dengan cara membuat gulungan kertas yang
bertuliskan kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, dan VIII F digulung dan
dipilih 2 gulung secara acak, dan terpilih kelas VIII A dan kelas VIII B. Dengan
cara yang sama untuk SMP Negeri 10 Surakarta terpilih kelas VIII B dan VIII C,
36
dari SMP Negeri 17 Suarakarta terpilih kelas VIII E dan kelas VIII F. Sehingga
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 6 kelas yang terdiri dari 3 kelas sebagai
sampel kelompok eksperimen dan 3 kelas sebagai sampel kelompok kontrol.
Setelah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditetapkan, kemudian
dilakukan uji keseimbangan dengan menggunakan uji t. Uji keseimbangan
dilakukan untuk mengetahui apakah antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol seimbang kemampuannya atau tidak. Data yang digunakan untuk uji
keseimbangan adalah nilai UUB pada semester I tahun pelajaran 2007/2008.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu metode pembelajaran
matematika dan aktivitas belajar siswa, serta satu variabel terikat yaitu prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas. Adapun ciri-
ciri variabel penelitian tersebut adalah:
a. Metode Pembelajaran
1). Definisi Operasional
Metode pembelajaran adalah rangkaian strategi kegiatan belajar mengajar
di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran pada pokok bahasan kubus,
balok, prisma, dan limas. Adapun model pembelajaran kooperatif jigsaw
)( 1a pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional
)( 2a pada kelompok kontrol.
37
2). Indikator: Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar
mengajar pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas.
3). Skala pengukuran: Nominal dua kategori yaitu pembelajaran kooperatif
jigsaw serta model pembelajaran konvensional.
4). Simbol: A.
b. Aktivitas Siswa
1). Definisi Operasional
Aktivitas siswa adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar
matematika baik di rumah maupun di sekolah. Aktivitas ini dibatasi pada
aktivitas memperhatikan, bertanya, mencatat, mendengarkan, mengerjakan
soal, dan mempelajari materi pelajaran matematika.
2). Indikator: Nilai skor hasil angket aktivitas belajar siswa.
3). Skala Pengukuran: Interval kemudian diubah menjadi skala ordinal,
dengan tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Pembagiannya
sebagai berikut :
- Kelompok tinggi dengan skor X + 1/2 s
- Kelompok sedang dengan X – 1/2 s < skor < X + 1/2 s
- Kelompok rendah dengan skor X – 1/2 s
Keterangan : X = Rata-rata nilai aktivitas belajar kelas eksperimen dan
kelas kontrol
s = Standart deviasi
38
4). Simbol: B.
c. Prestasi Belajar Matematika Siswa
1). Definisi Operasional
Prestasi belajar matematika siswa adalah tingkat penguasaan siswa dalam
mata pelajaran matematika, khususnya pada pokok bahasan kubus, prisma,
dan limas hasil belajar siswa yang dicapai setelah melalui proses belajar.
2). Indikator: Nilai skor formatif pokok bahasan kubus, prisma, dan limas.
3). Skala Pengukuran: Interval.
4). Simbol: abij ; i = 1, 2 ; j = 1, 2, 3.
2. Teknik Pengambilan Data
Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menentukan cara mengukur
variabel penelitian dan alat pengumpul data. Untuk mengukur variabel maka
diperlukan instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data.
Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini ada tiga cara, yaitu metode dokumentasi, metode angket, metode tes.
a. Metode Dokumentasi
Menurut Budiyono (2003 : 54) metode dokumentasi adalah cara
pengumpulan data dengan melihat dokumen-dokumen yang telah ada. Pada
penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang
nama-nama siswa dan nilai UUB semester I. Dokumen tersebut digunakan
39
untuk uji keseimbangan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dengan kelompok uji coba.
b. Metode Angket
Menurut Budiyono (2003 : 47) metode angket adalah pengumpulan data
melalui daftar pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, responden atau
sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis. Dan dalam
penelitian ini peneliti menggunakan angket langsung karena peneliti langsung
menyampaikan angket tersebut kepada subjek penelitian.
c. Metode Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (1995 : 51), tes adalah alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes ini memuat
beberapa pertanyaan yang berisi materi-materi pokok bahasan balok, kubus,
prisma, dan limas.
3. Instrumen Penelitian
a. Angket Aktivitas Belajar
Dalam penelitian ini angket yang dimaksud adalah angket tentang
aktivitas belajar matematika. Angket berupa soal pilihan ganda, dengan
alternatif 4 jawaban. Pemberian skor untuk item positif adalah jika A diberi
skor 4, B diberi skor 3, C diberi skor 2, dan D diberi skor 1. Sedang untuk item
40
negatif jika menjawab A diberi skor 1, B diberi skor 2, C diberi skor 3, dan D
diberi skor 4.
Prosedur penyusunan angket aktivitas belajar adalah :
1) Menentukan indikator
2) Menentukan kisi-kisi angket aktivitas belajar.
3) Menulis butir soal angket
4) Menelaah untuk melihat validitas konstruk.
Untuk menentukan validitas membutuhkan validator, dan harus diperhati-
hal-hal berikut :
(1) Butir angket telah mengacu pada kisi-kisi.
(2) Pernyataan butir jelas dan dapat dipahami peserta didik.
(3) Pernyataan butir angket tidak memberikan interprestasi ganda
5) Uji coba angket untuk menentukan indeks konsistensi internal atau daya
beda dan reliabilitas angket aktivitas. Instrumen angket ini diuji cobakan di
SMP Negeri 5 Surakarta. Analisis item tes dilakukan sebagai berikut
(1) Menentukan Daya Pembeda
Pada penelitian ini jumlah responden 36 siswa dan jika terdapat n
buah butir, maka akan dilakukan perhitungan sebanyak n kali. Jika indeks
konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut
harus dibuang. Indeks konsistensi internal ini sering disebut daya
pembeda. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen produk
dari Karl Pearson berikut :
41
2222
YYnXXn
YXXYnrxy
xyr = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i.
n = banyaknya subjek yang dikenai tes ( instrumen ).
X = skor butir ke-i ( dari subyek uji coba )
Y = skor total ( dari subyek uji coba )
( Budiyono, 2003: 65 )
(2) Uji reliabilitas
Menggunakan rumus Alpha yaitu :
2
2
11 11 t
i
S
S
n
nr
11r = indeks reliabilitas instrumen.
n = banyaknya butir instrumen
2iS = variansi belahan ke-i, i = 1, 2, ...,k ( k n )
atau variansi butir ke-i, i = 1, 2, ..., n
2tS = variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba.
Instrumen dikatakan reliabel jika r11 > 0,7
( Budiyono, 2003: 70 )
42
6) Penetapan Angket
Setelah dilakukan uji coba kita tetapkan apakah butir soal tersebut
dipakai, atau dibuang.
b. Tes Prestasi Belajar
Tes tersebut berupa tes pilihan ganda dengan empat pilihan sebanyak 30
butir soal prestasi pada pokok bahasan balok, kubus, prisma, dan limas. Uji
coba instrumen tes dalam penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5
Surakarta. Subjek uji coba terdiri dari 36 siswa kelas VII
Prosedur penyusunan tes prestasi :
1) Menentukan pokok materi
2) Membuat kisi-kisi
3) Menulis butir soal
4) Menelaah untuk melihat validitas isi.
Menurut Guilfort ( 1954: 398 ) bahwa istilah validitas menunjuk
kepada sejauh mana skor tes dapat memprediksi kriteria yang telah ditentukan.
Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi sehingga membutuhkan
validator. Menurut Budiyono ( 2003: 58 ), suatu instrumen valid menurut validitas
isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari
keseluruhan isi hal yang akan diukur. Pada kasus ini, validitas tidak dapat
ditentukan dengan mengkorelasikan dengan suatu kriteria dari suatu kinerja.
43
Validitas tidak dapat ditentukan dengan mengkorelasikan
dengan suatu kriteria dari suatu kinerja. Untuk tes hasil belajar, supaya tes
mempunyai validitas isi, harus diperhatikan hal-hal berikut :
(1) Bahan ujian (tes) harus merupakan sampel yang representatif untuk
mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari
materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar.
(2) Titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik berat
bahan yang diajarkan.
(3) Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk
menjawab soal-soal tes dengan benar.
Untuk mempertinggi validitas isi, disarankan agar pembuat soal melalui
langkah-langkah :
(1) Mengidentifikasikan bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan
instruksionalnya.
(2) Membuat kisi-kisi dari soal tes yang akan ditulis. Cara yang ditempuh
adalah membuat tabel dua jalan yang membuat isi pokok bahasan yang
akan diukur.
(3) Menyusun soal tes beserta kuncinya. Dalam hal ini menyusun kunci sesaat
setelah menulis soal tes sangat dianjurkan.
(4) Menelaah soal tes sebelum dicetak. Penelaahan ini akan lebih baik apabila
dilakukan oleh satu tim yang terdiri dari ahli-ahli yang relevan.
44
5) Uji coba tes prestasi untuk menentukan daya beda, tingkat kesukaran dan
reliabilitas.
(1) Menentukan Daya Pembeda
Pada penelitian ini jumlah responden 36 siswa dan jika
terdapat n butir, maka akan dilakukan perhitungan sebanyak n kali.
Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka
butir tersebut harus dibuang. Indeks konsistensi internal ini sering
disebut daya pembeda. Jika instrumennya berupa tes hasil belajar,
maka butir yang indeks konsistensinya tinggi dapat membedakan
antara anak yang pandai dan kurang pandai. Rumus yang digunakan
adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson berikut :
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
xyr = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i ( daya pembeda )
n = banyaknya subjek yang dikenai tes ( instrumen ).
X = skor butir ke-i ( dari subyek uji coba )
Y = skor total ( dari subyek uji coba )
( Budiyono, 2004 : 65)
45
(2) Menentukan Indeks Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran
yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Rumus
untuk menentukan Indeks tingkat kesukaran ( Thorndike dan Hagen dalam
Noehi Nasution, 1992 : 41-42 ) adalah :
%100J
BP
Keterangan :
P = indeks tingkat kesukaran ( fasilitas butir soal ).
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.
J = jumlah peserta tes.
Soal dianggap baik jika 0,30 P < 0,7 .
3) Uji Reliabilitas
Reliabel disebut juga terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, dan
konsisten
( Budiyono, 2003 : 65 )
Untuk menguji reliabilitas masing-masing item dalam tes uji
Kruder-Richardson 20 (KR – 20) sebagai berikut:
2
2
11 1 t
iit
S
qpS
n
nr
11r = indeks reliabilitas instrumen
46
n = banyaknya butir soal
ip = proporsi banyaknya menjawab subjek yang menjawab benar pada
butir ke-i.
iq = 1- ip
2tS = variansi total.
(Budiyono, 2003 : 69)
Hasil skor tes disebut reliabel jika besarnya indeks reliabilitas yang
diperoleh telah melebihi nilai 0,70.
6) Penetapan Tes Prestasi
Setelah dilakukan uji coba tes prestasi belajar ditentukan butir soal yang
dipakai untuk tes prestasi.
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Pendahuluan
Pada uji pendahuluan ini digunakan uji t untuk mengetaui apakah antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam keadaan seimbang.
Sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam uji keseimbangan (uji t) adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis
0H : 1 = 2 (kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama).
1H : 1 2 (kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang berbeda)
47
b. Taraf signifikansi: = 0,05.
c. Statistik uji
21
21
11
nnS
XXt
p
)2( 21 nnt
Keterangan:
1X : rata-rata nilai matematika UUB semester I kelompok eksperimen.
2X : rata-rata nilai matematika UUB semester I kelompok kontrol.
2pS : variansi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Sp2 =
2nn
S1nS1n
21
222
211
1n : banyaknya siswa kelompok eksperimen.
2n : banyaknya siswa kelompok kontrol.
d. Daerah kritik
DK : 2; 2121/ nnttt
e. Keputusan uji
0H diterima jika harga statistik uji t berada di luar daerah kritik.
(Budiyono, 2004 : 147 – 148)
48
2. Uji Prasyarat Anava
Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji
normalitas dan homogenitas.
a. Uji normalitas
Pada penelitian ini uji normalitas dengan metode Lilliefors digunakan apabila
datanya tidak dalam distribusi frekuensi data bergolong.
Prosedur uji normalitas populasi dengan menggunakan metode Lilliefors.
1). Hipotesis
0H : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
1H : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2). Taraf signifikansi ( ) = 0,05.
3). Statistik uji yang digunakan:
ii zSzFMaxL
Dengan:
* Menentukan standart deviasi
)1(
22
nn
XXns
* Menentukan bilangan baku zi
s
XXz i
i
* Menentukan peluang:
izF ( ) = )( izZP ; Z N(0, 1)
49
* Menghitung proporsi cacah izZ terhadap seluruh iz izS
* Menghitung nilai dari ii zSzF
4). Daerah kritik
DK = nLLL , dengan n adalah ukuran sampel untuk beberapa nilai
dan n, nilai nL , dapat dilihat pada tabel.
5). Keputusan uji
Jika 0H ditolak berarti sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi
normal.
(Budiyono, 2004 : 170-171)
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari
sejumlah populasi sama atau tidak (Budiyono, 2004 : 175). Dalam penelitian
ini uji homogenitas yang digunakan adalah uji Barlett dengan prosedur sebagai
berikut:
1). Hipotesis
0H : 21 = 2
2 = ... = 2k ( Variansi populasi homogen ).
1H : tidak semua variansi sama ( Variansi bukan populasi homogen ).
2). Taraf signifikansi ( ) = 0,05.
3). Statistik uji yang digunakan:
22 loglog203,2
jj SfRKGfc
)1(2 k
50
Selanjutnya nilai 2 yang diperoleh dari perhitungan
dikonsultasikan dengan 2 tabel.
4). Daerah kritik
DK = 2
)1;(22
k , dimana 2)1;( k didapat dari daftar distribusi Chi
Kuadrat dengan taraf signifikan
5). Keputusan uji
0H ditolak jika 2 DK
Bila 0H ditolak berarti variansi populasinya tidak homogen.
(Budiyono, 2004 : 177-178)
3. Uji Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis digunakan rumus Analysis of Variance
(ANAVA). Pengujian hipotesis ini digunakan anava dua jalan dengan sel tak
sama.
a. Model
ijkijjijkX 1
Keterangan:
ijkX = data amatan ke-k yang dikenai faktor A (metode pembelajaran) ke-i
dan faktor B (tingkat aktivitas belajar) ke-j.
= rerata besar dari seluruh data amatan (pada populasi).
1 = efek faktor A baris ke-i pada variabel terikat.
51
j = efek faktor B kolom ke-j variabel terikat
ij = kombinasi efek faktor A baris ke-i dan faktor B kolom ke-j pada
variabel terikat.
ijk = galat berdistribusi normal N (0,
i = 1,2 1 = untuk model pembelajaran kooperatif jigsaw.
2 = untuk model pembelajaran konvensional.
j = 1,2, 3 1 = aktivitas belajar tinggi.
2 = aktivitas belajar sedang.
3 = aktivitas belajar rendah.
k = 1,2,3 ...,n; ijn = banyaknya data amatan pada sel ijab .
b. Desain Data
Keterangan desain data:
A. Penggunaan Pembelajaran
1a = Pembelajaran dengan model kooperatif jigsaw.
2a = Pembelajaran dengan metode Konvensional.
Aktivitas Tinggi
)( 1b
Aktivitas Rendah
)( 3b
Aktivitas Sedang
)( 2b
12ab
22ab
11ab
21ab
Metode kooperatif jigsaw )(a
Metode Konvensional )( 2a
Faktor B
Faktor A
13ab
23ab
52
B. Aktivitas Belajar Siswa
1b = aktivitas belajar tinggi.
2b = aktivitas belajar sedang.
b3 = aktivitas belajar tinggi.
11ab = Prestasi belajar kubus, balok, prisma, dan limas menggunakan
pembelajaran model kooperatif jigsaw dengan aktivitas belajar
tinggi.
12ab = Prestasi belajar kubus, balok, prisma, dan limas menggunakan
pembelajaran model kooperatif jigsaw dengan aktivitas belajar
sedang.
ab13 = Prestasi belajar kubus, balok, prisma, dan limas menggunakan
pembelajaran model kooperatif jigsaw dengan aktivitas belajar
rendah.
21ab = Prestasi belajar kubus, balok, prisma, dan limas menggunakan
pembelajaran metode konvensional dengan aktivitas belajar tinggi.
22ab = Prestasi belajar kubus, balok, prisma, dan limas menggunakan
pembelajaran metode konvensional dengan aktivitas belajar
sedang.
23ab = Prestasi belajar kubus, balok, prisma, dan limas menggunakan
pembelajaran metode konvensional dengan aktivitas belajar rendah.
53
c. Prosedur
1). Hipotesis
(a). 0:0 iAH untuk semua i (tak ada perbedaan efek faktor A,
i = 1, 2 terhadap variabel terikat).
0:1 iAH untuk paling sedikit satu harga i (ada perbedaan
efek faktor A terhadap variabel terikat).
(b). 0:0 jBH untuk semua j (tak ada perbedaan efek faktor B,
j = 1, 2, 3 terhadap variabel terikat).
0:1 jBH untuk paling sedikit satu harga j (ada perbedaan
efek faktor B terhadap variabel terikat).
(c). 0)(:0 ijABH untuk semua ij (tak ada interaksi antara faktor A
dengan faktor B terhadap variabel terikat).
0)(:0 ijBH untuk paling sedikit satu harga (ij). (Ada interaksi
antara faktor A dengan faktor B terhadap variabel
terikat).
Ketiga pasang hipotesis ini ekuivalen dengan tiga pasang hipotesis sebagai
berikut:
(a). 01H : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan model
pembelajaran kooperatif jigsaw dan pembelajaran
konvensional terhadap prestasi belajar matematika pada
pokok kubus, balok, prisma, dan limas.
54
11H : Terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan model
pembelajaran kooperatif jigsaw dan pembelajaran
konvensional terhadap prestasi belajar matemtika pada pokok
bahasa kubus, balok, prisma, dan limas.
(b). 02H : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat aktivitas
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada
pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas.
12H : Terdapat perbedaan yang signifikan tingkat aktivitas belajar
terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan
kubus, balok, prisma, dan limas.
(c). 03H : Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara model
pembelajaran dan tingkat aktivitas belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika pada pokok bahasan kubus,
balok, prisma, dan limas.
13H : Terdapat perbedaan yang signifikan antara model
pembelajaran dan tingkat aktivitas belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika pada pokok bahasan kubus,
balok, prisma, dan limas.
2). Taraf signifikan = 0,05
55
3). Statistik uji:
ijk
kijk
kijkij n
X
XSS
2
2
X = jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ijk.
dengan:
ijn = banyaknya data amatan pada sel uji ij.
ijn = rataan harmonik frekuensi seluruh sel =
ji ijn
pq
,
1
ijAB = rataan pada sel ij
j
iji ABA = jumlah rataan pada baris ke-i.
i
ijj ABB = jumlah rataan pada kolom ke-j.
ji
ijABG,
= jumlah rataan semua sel.
Ada lima komponen yang berturut-turut dikembangkan (1), (2), (3), (4),
dan (5) yang didefinisikan sebagai berikut:
(1) =pq
G 2
(2) = ji
ijSS,
(3) = i
i
q
A2
(4) = j
j
p
B2
56
(5) = ji
ijAB,
2
Jumlah kuadrat.
AJK = 14 hn
BJK = 14 hn
ABJK = 4311 hn
GJK = 2
TJK = AJK + BJK + ABJK + GJK
Derajat kebebasan.
1 pdkA 1 qdkB
11 qpdk AB pqNdkG
1 NdkT
Rataan kuadrat
A
AA dk
JKRK
B
BB dk
JKRK
AB
ABG dk
JKRK
G
GT dk
JKRK
G
Aa RK
RKF
57
G
Bb RK
RKF
G
ABab RK
RKF
4). Daerah Kritik.
Daerah kritik untuk aF adalah DK = pqNpaa FFF
,1;
Daerah kritik untuk bF adalah DK = pqNqbb FFF ,1;
Daerah kritik untuk abF adalah DK = pqNqpabab FFF ),1)(1(;
5). Keputusan Uji.
0H ditolak apabila harga statistik uji yang bersesuaian jatuh daerah kritik.
6). Rangkuman Analisis.
Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
SUMBER JK DK RKobsF F p
Bari (A)Kolom (B)Interaksi (AB)Galat
JKAJKBJKABJKG
p – 1q – 1
(p - 1)(q - 1)N – pq
RKARKBRKABRKG
Fa
Fb
Fab
-
*F*F*F
-
atau atau atau
-Total JKT N – 1
Keterangan: p adalah probabilitas amatan, *F adalah nilai F yang diperoleh
dari tabel.
(Budiyono, 2004 : 213)
58
4. Uji Komparasi Ganda
Jika hasil analisis variansi tersebut menunjukkan hipotesis nolnya ditolak,
maka dilakukan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Tujuan utama dari
komparasi ganda untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap
pasangan kolom, dan setiap pasangan sel.
Langkah-langkah yang ditempuh pada metode Scheffe adalah:
a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata.
b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dngan komparasi tersebut.
c. Menentukan taraf signifikansi (pada umumnya yang dipilih sama dengan
pada uji analisis variansinya)
d. Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan formula berikut:
1) Komparasi Rataan Antar Baris :
ji
ji
ji
nnRKG
XXF
11
2
jiF = nilai obsF pada perbandingan baris ke-i dan baris ke-j.
iX = rataan pada baris ke-i.
jX = rataan pada baris ke-j
RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi.
in = ukuran sampel baris ke-i.
jn = ukuran sampel baris ke-j.
Daerah kritik untuk uji itu ialah : { FF (p-1) F; p-1, N-pq }
59
2) Komparasi Rataan Antar Kolom
ji
ji
ji
nnRKG
XXF
11
2
Makna dari lambang-lambang pada komparasi ganda rataan antar kolom ini
mirip dengan makna lambang-lambang komparasi ganda rataan antar baris, hanya
dengan mengganti baris menjadi kolom.
Daerah kritik untuk uji itu ialah : { FF (q-1) F; q-1, N-pq }
3) Komparasi Rataan Antar Sel Pada Kolom yang Sama
kjij
2kjij
kj-ij
n
1
n
1RKG
XXF
dengan :
Fij-kj = nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan pada sel kj
Xij = rataan pada sel ij
Xkj = rataan pada sel kj
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisi variansi.
nij = ukuran sel ij
nkj = ukuran sel kj
Daerah kritik untuk uji itu ialah : {FF (pq-1) F; pq-1, N-pq }
60
4). Komparasi Rataan Antar Sel Pada Baris yang Sama
ikij
2ikij
ik-ij
n
1
n
1RKG
XXF
Daerah kritik untuk uji itu ialah : {FF (pq-1) F; pq-1, N-pq }
( Budiyono, 2004 : 214-215 )
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini akan dilaporkan tentang hasil penelitian yang telah dilak-
sanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2008 di SMP Negeri 10,
pada kelas VIII C, SMP Negeri 17 pada kelas VIII F dan SMP Negeri 19 pada
kelas VIII B dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
sebagai kelompok eksperimen dan di SMP Negeri 10 pada kelas VIII B, SMP
Negeri 17 pada kelas VIII E, dan SMP Negeri 19 pada kelas VIIIA dengan
menggunakan metode pembelajaran konvensional sebagai kelompok kontrol.
Adapun hasil penelitian adalah hasil deskripsi data, pengujian instrumen
penelitian, pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan
hasil penelitian.
A. Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas Angket Aktivitas Belajar
Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruk .Untuk
mengetahui validitas angket dengan validator. Validator tes angket aktivitas
belajar dalam penelitian ini adalah Drs. Joko Slametto, M.Pd, instruktur
Bimbingan Konseling Kota Surakarta dan Drs. Joko Waluyo, guru Bimbingan
61
62
Konseling SMP Negeri 10 Surakarta. Lembar Validasi instrumen angket aktivitas
belajar terdapat pada Lampiran 15 dan Lampiran 16.
2. Menentukan Daya Pembeda Angket Aktivitas Belajar Siswa.
Rumus yang digunakan adalah rumas korelasi momen produk dari Karl
Pearson. Jika indeks konsistensi internal butir ke-i ( xyr ) 0,3 maka butir tersebut
di buang. Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 17 dan Lampiran 18, butir soal
nomor 10, 11, 23, 25, 29 harus dibuang karena xyr 0,3. Dalam penelitian ini
jumlah butir soal ada 40 buah, jika dibuang 5 butir soal maka yang dipakai dalam
penelitian ini ada 35 butir soal.
3. Uji Reliabilitas Angket Aktivitas Belajar Siswa.
Untuk uji reliabilitas angket aktivitas belajar siswa menggunakan rumus
Alpha. Suatu tes reliabel jika nilai reliabilitasnya ( 11r ) 0,70. Dari hasil
perhitungan yang bisa dilihat pada Lampiran 19 dan Lampiran 20, uji reliabilitas
angket aktivitas belajar siswa memiliki 11r = 0,880, ini berarti 11r 0,70. Jadi tes
angket aktivitas belajar siswa reliabel.
4. Menentukan Daya Pembeda Tes Prestasi
Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen produk dari Karl
Pearson. Jika konsistensi internal untuk butir ke-i ( xyr ) 0,3, maka butir soal
tersebut harus dibuang. Dari hasil perhitungan pada Lampiran 25 dan Lampiran
31 semua butir soal nilai xyr 0,3. Jadi semua butir soal bisa dipakai semua, ada
30 butir soal.
63
5. Menentukan Tingkat kesukaran Tes Prestasi
Soal dianggap baik jika indeks tingkat kesukarannya ( P ) memenuhi
0,30 P < 0,70, soal yang digunakan dalam penelitian ini 30 butir soal, dan dari
hasil perhitungan pada Lampiran 26, maka semua soal memiliki 0,30 P < 0,70,
jadi semua soal dalam penelitian ini memiliki kriteria yang baik.
6. Uji Validitas Tes Prestasi
Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi sehingga membutuhkan
validator. Validator dalam penelitian ini adalah Dr. Mardiyana, M.Si, Dosen
Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana UNS Sebelas Maret Surakarta,
Hj.Endang Mangularsih, S,Pd, M.M, M.Pd, Konsultan Bidang Studi Matematika
Kota Surakarta, Wengku Setiadi, S.Pd, Guru Matematika dan Wakil Kepala
Sekolah SMP Negeri 10 Surakarta. Lembar validasi instrumen tes prestasi belajar
bisa dilihat pada Lampiran 27, Lampiran 28, dan Lampiran 29.
7. Uji Reliabilitas Tes Prestasi
Untuk menguji reliabilitas tes dalam penelitian ini menggunakan Uji
Kruder – Richardson 20 ( KR – 20 ). Suatu tes reliabel jika reliabilitasnya ( 11r ) >
0,70. Dari hasil perhitungan pada Lampiran 30 dan Lampiran 31, butir soal tes
prestasi dalam penelitian ini memiliki 11r = 0,750, jadi reliabel. Sehingga semua
butir soal dipakai ( 30 butir soal ).
64
B. Deskripsi Data
Data penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis meliputi data
prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus, ba-
lok, prisma dan limas serta data aktivitas belajar siswa. Data-data tersebut dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
1. Data Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa diukur dengan menggunakan angket aktivitas yang
diteskan pada siswa. Data skor angket aktivitas belajar siswa dari kelompok
eksperimen rata-ratanya adalah 119,339, sedangkan dari kelompok kontrol rata-
ratanya adalah 121,581.Untuk rata-rata keseluruhan dari skor aktivitas belajar
siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 120,455.
Selanjutnya dari data tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu
kategori aktivitas belajar tinggi, kategori aktivitas belajar sedang dan kategori
aktivitas belajar rendah. Aturan pengelompokannya adalah :
1) Kategori aktivitas belajar tinggi, skor 127,523
2) Kategori aktivitas belajar sedang, 113,388 skor 127, 523
3) Kategori aktivitas belajar rendah, skor 113,388
Untuk perhitungan pengelompokan kategori aktivitas belajar siswa bisa dilihat
pada Lampiran 34. Dengan menggunakan kriteria tersebut dari 235 siswa yang
terdiri dari 118 siswa kelompok eksperimen dan 117 kelompok kontrol, terdapat
76 siswa memiliki aktivitas belajar dengan kategori tinggi, 94 siswa memiliki
aktivitas belajar dengan kategori sedang, dan 65 siswa memiliki aktivitas belajar
65
dengan kategori rendah. Secara rinci disajikan dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2
berikut :
Tabel 4.1. Banyaknya Siswa Kelompok Eksperimen Yang Memiliki Aktivitas
Belajar Dengan Kategori Tinggi, Sedang Dan Rendah
Aktivitas Belajar Frekuensi Persentase
Kategori Tinggi 32 27,12
Kategori Sedang 50 42,37
Kategori Rendah 36 30,51
Data aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen dapat dilihat pada Lampiran
32.
Tabel 4.2. Banyaknya Siswa Kelmpok Kontrol Yang Memiliki Aktivitas
Belajar Dengan Kategori Tinggi, Sedang Dan Rendah
Aktivitas Belajar Frekuensi Persentase
Kategori Tinggi 44 37,61
Kategori Sedang 44 37,61
Kategori Rendah 29 24,78
Jumlah 117 100
Data aktivitas belajar siswa kelompok kontrol dapat dilihat pada Lampiran 33.
66
2. Data Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kubus, Balok,
Prisma, Dan Limas
a. Data Prestasi Belajar Siswa Untuk Kelompok Eksperimen
Data prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan
limas dapat dilihat pada Lampiran 35. Berdasarkan data penelitian diperoleh
bahwa nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 23, sehingga jangkauan dari data
tersebut adalah 77, standar deviasi 18,257 dan nilai rata-ratanya 65,034
b. Data Prestasi Belajar Siswa Untuk Kelompok Kontrol
Data prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan
limas dapat dilihat pada Lampiran 36. Berdasarkan data penelitian diperoleh
bahwa nilai tertinggi 96, dan nilai terendah 23, sehingga jangkauan dari data
tersebut adalah 73, standar deviasi 15,526 dan nilai rata-rata 61,308
Tabel 4.3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa Pokok Bahasan Kubus, Ba-
lok, Prisma Dan Limas Pada Kelompok Eksperimen Dan Kelom-
pok Kontrol
KelompokNilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Jangkauan
( R )
Mean
( X )
Standar
Deviasi (s)
Eksperimen 100 23 77 65,034 18,257
Kontrol 96 23 73 61,308 15,526
67
C. Hasil Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan beberapa uji prasyarat teknis analisis
variansi, antara lain uji normalitas, uji homogenitas, uji kesamaan rata-rata, yang
hasil komputasinya akan disampaikan pada uraian berikut :
1. Uji Keseimbangan
Untuk menguji apakah rata-rata nilai kemampuan awal dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dalam keadaan seimbang. Untuk uji
keseimbangan dengan menggunakan uji t. Sebagai prasyarat uji t adalah uji
normalitas dan homogenitas. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :
a) Uji Normalitas untuk kemampuan awal siswa
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam
penelitian ini berasal dari populasi yang normal. Untuk uji normalitas digunakan
uji normalitas dari Lilliefors. Uji ini dikenakan pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasil uji normalitas kemampuan awal dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh seperti yang terdapat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa
Uji Normalitas Lobs Ltabel Keputusan Uji
Kelompok
Eksperimen0,081 0,082 Normal
Kelompok Kontrol 0,080 0,082 Normal
68
Untuk perhitungan selengkapnya dari data diatas dapat dilihat pada Lampiran 8,
dan Lampiran 9.
b) . Uji Homogenitas untuk kemampuan awal
Syarat yang lain penggunaan analisis variansi adalah populasi –
populasinya harus homogen (mempunyai variansi variansi yang sama). Untuk itu
digunakan uji homogenitas dari Bartlett. Berdasarkan perhitungan pada Lampiran
10, didapat 2 0,05; 1 = 3,841, 2
obs = 0,202, sedangkan DK = { 2 2 3,841 },
sehingga 2obs DK. Jadi Ho diterima, ini berarti kedua variansi tersebut
homogen.
Sedangkan hasil uji t adalah :
Dari hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Lampiran 11, t (0,025; 233) = 1,960,
DK = { t t -1,960 atau t 1,960 }, sedangkan t obs = 0,840 DK. Maka Ho
diterima. Jadi kemampuan awal siswa kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dalam keadaan seimbang.
2. Uji Prasyarat Anava
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dari
Lilliefors, yang digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian ini
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji ini dikenakan pada kelompok
baris a1 (kelompok eksperimen), kelompok baris a2 (kelompok kontrol), kelompok
kolom b1 (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan aktivitas tinggi),
kelompok b2 (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan aktivitas
69
sedang), kelompok b3 (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan
aktivitas rendah).
Dari hasil perhitungan uji normalitas pada Lampiran 38, 39, 40, 41, dan
42, diperoleh :
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Pokok Bahasan Kubus,
Balok, Prisma Dan Limas
Uji Normalitas Lobs Ltabel Keputusan Uji
Kelompok Baris a1 0,080 0,082 Normal
Kelompok Baris a2 0,052 0,082 Normal
Kelompok Kolom b1 0,069 0,102 Normal
Kelompok Kolom b2 0,082 0,091 Normal
Kelompok Kolom b3 0,087 0,110 Normal
b) Uji Homogenitas Tes Prestasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui apakah sampel-sampel dalam penelitian ini berasal dari
populasi yang homogen ( mempunyai variansi- variansi yang sama )
Digunakan uji homogenitas dari Barlett. Dari perhitungan pada Lampiran 43,
yaitu uji homogenitas tes prestasi belajar siswa kelompok eksperimen vs
kelompok kontrol didapat 2 0,05; 1 = 3,841, 2
obs = 2,778, sedangkan DK = { 2
2 > 3,841 }, maka 2obs = 2,778 DK. Jadi keputusan uji Ho diterima, yang
berarti kedua variansi tersebut homogen.
70
Untuk selanjutnya dari perhitungan pada Lampiran 44, yaitu uji
homogenitas kelompok aktivitas belajar tinggi vs kelompok aktivitas belajar
sedang vs kelompok aktivitas belajar rendah didapat 2 0,05; 2 = 5,991, 2
obs = 1,25
DK = { 2 2 obs 5,991 }, sehingga 2
obs = 1,250 DK. Jadi keputusan uji Ho
diterima. Kesimpulannya variansi – variansi dari tiga populasi tersebut homogen.
1. Hasil Pengujian Hipotesis
a) Hasil Anava
Untuk pengujian hipotesis digunakan rumus Analysis of variance atau
ANAVA. Pengujian hipotesis ini digunakan anava dua jalan dengan sel tak sama
dan taraf signifikan ( = 0,05 ). Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 45 dan
hasil perhitungan dirangkum dalam Tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
Sumber JK dk RK Fobs F P
Pendekatan
Pembelajaran ( A )
886,221 1 886,221 3,191 3,84 0,05
Kemampuan
Awal ( B )
248,803 2 124,402 0,448 3,00 0,05
Interaksi ( AB ) 3607,644 2 1803,822 6,496 3,00 0,05
Galat 63591,736 229 277,693 - - -
Total 68334,404 234 - - - -
Dari tabel rangkuman analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didapat :
1) Fa = 3,191 dan F0,05; 1; 229 = Ftabel = 3,84, sedangkan DK = { FF Ftabel } =
{FF 3,84}, sehingga Fa DK. Jadi HOA diterima, hal ini berarti tidak
71
terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang belajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran
konvensional pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas.
2) Fb = 0,448 dan F0,05; 2; 229 = F tabel = 3,00, sedangkan DK = { FF Ftabel } = {
FF 3,00 }, sehingga Fb DK. Jadi HOB diterima, hal ini berarti tidak
terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi,
sedang, atau rendah pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan limas.
4) Fab = 6,496 dan F0,05; 2; 229 = Ftabel = 3,00, sedangkan DK = { FF Ftabel }
= { FF 3,00 }, sehingga Fab DK. Jadi HOAB ditolak, hal ini berarti
terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa
terhadap prestasi belajar pada pokok bahasan kubus, balok, prisma, dan
limas.
b) Hasil Uji Komparasi Ganda
Dari hasil Anava diperoleh hipotesis nol yaitu HOA dan HOB diterima,
sedangkan HOAB ditolak. Oleh sebab itu dilanjutkan dengan komparasi ganda.
Perhatikan rataan data hasil penelitian berikut ini.
Tabel 4.7 Tabel Rataan Masing-masing Sel Data Hasil Penelitian
Metode
Pembelajaran
Aktivitas
Tinggi
Aktivitas
Sedang
Aktivitas
Rendah
Rataan
Marginal
Kooperatif tipe
jigsaw( a1)
59,594 67,88 65,917 64,464 (A1)
Konvensional (a2) 66,455 59,25 56,621 60,775 (A2)
Rataan Marginal 63,455 (B1) 63,565 (B2) 61,269 (B3)
72
Selanjutnya dilakukan komparasi ganda antar sel pada baris dan kolom yang sama
Tabel 4.10 Rangkuman Komparasi Ganda Antar Sel
Ho Fobs 5 F0,05; 5, 229 P
11 = 12 4,848 11,05 0,05
12 = 13 0,289 11,05 0,05
11 = 13 2,440 11,05 0,05
21 = 22 4,064 11,05 0,05
22 = 23 0,437 11,05 0,05
21 = 23 6,110 11,05 0,05
11 = 21 3,139 11,05 0,05
12 = 22 6,237 11,05 0,05
13 = 23 5,019 11,05 0,05
Dari Tabel 4.10 dapat diuraikan sebagai berikut :
(1) Untuk siswa-siswa yang diberi pembelajaran dengan model kooperatif tipe
jigsaw, masing-masing tingkatan aktivitas yang berbeda mendapat rataan
prestasi yang sama. Dengan melihat rataannya, disimpulkan bahwa pada
pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw, siswa yang mempunyai
aktivitas sedang atau rendah lebih baik prestasinya dari pada siswa yang
memiliki aktivitas tinggi, dan siswa yang mempunyai aktivitas sedang lebih
baik prestasinya dibanding yang aktivitasnya rendah.
(2) Untuk siswa yang diberi pembelajaran dengan metode kenvensional, masing-
masing tingkatan aktivitas yang berbeda mendapat rataan prestasi yang sama.
Dengan melihat rataannya, disimpulkan bahwa pada pembelajaran dengan
metode konvensional siswa yang mempunyai aktivitas tinggi lebih baik
73
prestasinya dibandingkan siswa yang mempunyai aktivitas sedang dan siswa
yang mempunyai aktivitas sedang lebih baik prestasinya disbanding siswa
yang aktivitasnya rendah.
(3) Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan metode konvensional sama
hasilnya jika dikenakan pada siswa yang mempunyai aktivitas tinggi, sedang,
atau rendah. Dengan melihat rataan masing-masing, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan prestasi pada
mereka yang mempunyai aktivitas belajar sedang dan rendah
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hipotesis Pertama
Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar dengan
menggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran
konvensional, yaitu prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok,
prisma, dan limas yang pengajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw tidak lebih baik dengan prestasi belajar siswa yang
pengajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan kata lain
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan
kubus, balok, prisma, dan limas belum bisa meningkatkan prestasi siswa. Hal ini
disebabkan karena :
a. Siswa baru pertama kali menerima model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
dimana dalam pembelajarannya guru hanya sebagai motivator dan fasilitator,
74
tidak menjelaskan atau menerangkan seperti dalam pembelajaran
konvensional.
b. Sebagian siswa belum mampu untuk menjelaskan materi pembelajaran yang
menjadi tanggung jawabnya kepada teman – teman dalam kelompoknya.
c. Sebagian siswa masih malu dan tidak berani bertanya pada guru apabila ada
materi pelajaran yang kurang jelas.
d. Dalam pelaksanaan pelajaran, ada siswa yang tidak aktif dalam diskusi,
melakukan kegiatan yang tidak relevan dan cenderung ramai atau mungkin
melamun.
e. Sebagian siswa belum melakukan persiapan belajar yang lebih baik untuk
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang bila dibandingkan dengan
kebiasaan belajar mereka selama ini.
2. Hipotesis Kedua
Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pokok bahasan
kubus, balok, prisma, dan limas, antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi,
aktivitas sedang, maupun aktivitas rendah, yaitu penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw tidak dapat membedakan prestasi siswa yang aktivitas
belajarnya tinggi, sedang, atau rendah. Hal ini disebabkan karena :
a. Kemungkinan siswa kurang sungguh – sungguh dalam mengisi angket
aktivitas belajar siswa.
75
b. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw semua siswa dilatih untuk
dapat aktif dalam pembelajaran yaitu membaca dan mempelajari materi
lembar untuk kelompok ahli, sebab mereka harus menerangkan dan
menjelaskannya kepada teman-teman dalam kelompoknya dan guru harus
dapat memotivasi semua siswa agar mereka berani menjelaskan materi
tersebut pada teman-temannya. Berarti dalam model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw semua siswa memiliki aktivitas yang sama, baik itu yang memiliki
aktivitas tinggi, sedang, maupun rendah.
c. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran tampak dari pertemuan satu
ke pertemuan berikutnya. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang lebih berani
bertanya dan aktif dalam berdiskusi kelompok. Dengan demikian ada
kemungkinan siswa yang memiliki aktivitas rendah atau sedang meningkat
prestasi belajarnya.
d. Karena tes prestasi belajar dalam penelitian ini merupakan tes pilihan ganda,
ada kemungkinan siswa yang memiliki aktivitas belajar sedang atau rendah
dapat melirik pekerjaan siswa yang memiliki aktivitas tinggi.
3. Hipotesis Ketiga
Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan tingkat
aktivitas siswa terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok,
prisma, dan limas, ini berarti terdapat peningkatan prestasi belajar dari siswa yang
mempunyai aktivitas belajar sedang atau rendah. Hal ini disebabkan karena dalam
76
pembelajaran kooperatif selain mencakup berbagai tujuan sosial, juga dapat
digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik. Pembelajaran kooperatif dapat
bermanfaat bagi siswa yang berprestasi rendah, sedang dan tinggi yang bersama-
sama pada tugas akademik. Siswa yang mempunyai berprestasi tinggi dan
mempunyai aktivitas belajar yang tinggi membantu siswa yang mempunyai
aktivitas belajar sedang atau rendah. Keuntungan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw diantaranya membuat siswa aktif membantu dan mendorong semangat
untuk sama-sama berhasil, interaksi antar siswa membantu meningkatkan
perkembangan kognitif. Karena itulah siswa yang memiliki aktivitas belajar
rendah atau sedang dapat meningkat prestasi belajarnya.
Sebaliknya meskipun siswa mempunyai aktivitas yang tinggi, namun jika
ternyata siswa tersebut kurang serius dan kurang konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran maka tentunya siswa tersebut tidak akan memperoleh prestasi yang
kurang baik dan tidak optimal.
77
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini dapat memberikan gambaran apa yang
diteliti. Dengan adanya kesimpulan ini dapat ditarik inti dari permasalahan yang
diteliti , yaitu :
1. Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar dengan
menggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran
konvensional pada pokok bahasan kubus, balok, prisma dan limas, dengan
kata lain penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus, balok,
prisma, dan limas.
2. Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan
kubus, balok, prisma, dan limas, antara siswa dengan aktivitas tinggi, aktivitas
sedang, atau aktivitas rendah.
3 Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan aktivitas
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok kubus, balok,
prisma, dan limas.
77
78
B. Implikasi Hasil Penelitian
Dari kesimpulan telah diungkapkan bahwa penggunaan pembelajaran
model kooperatif tipe jigsaw tidak meningkatkan prestasi belajar matematika
pokok bahasan kubus, balok. Namun demikian dalam pelaksanaan pembelajaran,
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat :
1. Meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa.
2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan,
informasi, perilaku social, dan pandangan-pandangan.
3. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
4. Meningkatkan rasa saling percaya kepada teman / sesama.
5. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang lebih baik.
6. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, dan agama.
Kecuali yang tersebut diatas, pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dapat menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh (saling
mencerdaskan) sehingga tercipta masyarakat belajar. Siswa tidak hanya belajar
dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
adalah pembelajaran yang secara sadar mengembangkan interaksi yang saling
asah, asuh, untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan sebagai latihan hidup di masyarakat.
79
C. Saran
Dari hasil kesimpulan, implikasi dan dalam rangka ikut mengembangkan
pemikiran yang berkenaan dengan peningkatan prestasi belajar, maka disarankan :
1. Kepada Siswa
a. Hendaknya siswa perlu melakukan persiapan belajar lebih baik untuk
mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
b. Hendaknya siswa selalu aktif dan sungguh-sungguh dalam mengikuti
diskusi pada kelompok ahli maupun dalam kelompok asal agar materi
pelajaran mudah dipahami.
c. Hendaknya siswa bisa saling menghargai pendapat atau penjelasan dari
teman
d. Hendaknya siswa kompak dan bisa bekerja sama dalam menyelesaikan
tugas, atau mengerjakan soal-soal.
e. Hendaknya siswa tidak malu atau sungkan bertanya pada guru jika ada
materi pelajaran yang kurang jelas.
2. Kepada Guru
a. Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya guru bisa memilih metode
pembelajaran yang lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam
rangka perubahan paradigma mengajar ke paradigma belajar, seperti dalam
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
b. Dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, guru
hendaknya melakukan persiapan yang lebih baik dan matang, terutama
80
dalam penyusunan materi hand-out yang jalas dan terstuktur, sehingga
mudah dipahami siswa dalam diskusi kelompok.
c. Pada kelompok belajar kooperatif, guru tetap sebagai motivator dan
fasilitator dalam mengoptimalkan belajar para siswanya.
d. Hendaknya guru matematika mau mencoba model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw sebagai alternatif dalam pembelajaran, karena
jigsaw dapat meningkatkan siswa berfikir kritis, kreatif dan dapat
menumbuhkan rasa sosial yang tinggi
3. Kepada Kepala Sekolah
a. Untuk meningkatkan wawasan dan kinerja guru, hendaknya secara aktif
mengirimkan guru untuk mengikuti kegiatan MGMP, seminar, diklat yang
terkait dengan pengembangan pendekatan pembelajaran.
b. Hendaknya bisa memberikan dorongan dan semangat kepada guru untuk
dapat memaksimalkan kreativitas dan kemampuannya didalam mengajar.
c. Hendaknya berusaha untuk menyediakan sarana dan prasarana
pembelajaran seperti alat–alat peraga agar pelaksanaan proses
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
81
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
A.Malik, 2007. Matematika SMP Kelas VIII. Semarang : Aneka Ilmu.
Anita Lie, 1995. Jigsaw : A Cooperative Learning Methode for Reading Class.Waco, Texas, USA : Phi Delta Kappan Society.
Arends, Richard I, 1997. Classroom Instruction and Management. Central Connecticut State University : The McGraw-Hill Companies Inc.
Ary, D Jacobs, LC & Razavieh, 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional.
Budi Usodo, Ponco Sujatmiko dan Ira Kurniawati, 2000. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran Kalkulus Di Jurusan PMIPA FKIP UNS. Laporan Penelitian. FKIP UNS Surakarta.
Budiyono, 2003. Metodologi Penelitian Pengajaran Matematika.Surakarta : UNS Press.
Budiyono, 2004. Statistika Dasar untuk Penelitian. Surakarta : UNS Press.
Chusnal Ainy, 2000. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dalam Pengajaran Matematika Sekolah Dasar. Tesis UNESA.
Herman Hudoyo, 1988. Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud. Jakarta : P2LPTK.
Ida Karnasih, 1997 Optimalisasi Pendidikan Matematika Menuju Abad ke XXI. Makalah. Disampaikan Pada Seminar Pendidikan IKIP Medan.
Ira Kurniawati, 2003. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas II SLTP Negeri 15 Surakarta. Laporan Penelitian. Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Mohammad Nasir, 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
82
Nasution, 1995. Didaktik Azas-Azas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Paul Suparno, 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan . Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Purwoto, 1999. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Surakarta : UNS Press, 1999.
Purwodarminto, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka
Roestiyah N.K, 1985. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.
Sanapiah Faisal, 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya : PT Usaha Nasional,
Sardiman A.M, 1994.. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo.
Slametto, 1999. Statistik Dasar. Surakarta : UNS Press.
Slavin, Robert E, 1994. Educational Psychology : Theory and Practice Fourth Edition. Massachusets : Allyn and Bacon Publishers.
Slavin,1995. Cooperative Learning Theory and Practice, Second Edition. Boston : Allyn and Bacon Publishers.
Soedjadi, 1995. Memantapkan Matematika Sekolah Sebagai Wahana Pendidikan dan Pemberdayaan Penalaran. ( Upaya Menyongsong dan Menopang Pelaksanaan Kurikulum 1994 ). Makalah Program Pasca Sarjana IKIP Surabaya.
Soehardjo, 1992. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Surakarta : UNS Press. Makalah Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Bidang Pendidikan MIPA FKIP Universitas Sebelas Maret.
Soehardjo, 2001. Statistik Terapan : Korelasi dan Regresi. Surakarta : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.
Soehardjo, 2002. Statistik Terapan : Analisis Variansi Dua Jalur. Surakarta : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.
Suharsimi Arikunto, 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
83
Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Sukardi dan Anton Sukarno, 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Surakarta : UNS Press.
Sukino dan Wilson Simangunsong, 1997. Matematika SMP Kelas VIII. Surabaya : Erlangga.
Syaiful Bahri Djamarah, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.
Winkel W.S, 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo
W.J.S.Poerwadarminta, 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Wolfolk, Anita, 1993. Educational Psychologi Fifth Edition. Needham Height.Allyn and Bacon Publishers.
84
LAMPIRAN
85
RENCANA PEMBELAJARAN I
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Mata Pelajaran : Matematika.
Kelas / Semester : VIII / 2.
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kubus, Balok, Prisma, dan Limas.
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas,
dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan
limas.
Indikator : Menentukan unsur-unsur atau bagian-bagian kubus,
balok, prisma dan limas.
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit.
Pertemuan ke : 1.
A. Tujuan Pembelajaran1. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian kubus.
2. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian balok.
3. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian prisma.
4. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian limas.
86
B. Materi Ajar Bangun ruang Kubus, Balok, Prisma, dan Limas.
C. Metode Pembelajaran Model : Diskusi kelompok.
Jenis : Kooperatif Jigsaw.
Ketrampilan kooperatif yang dilatihkan :
1. Berbagi tugas.
2. Menentukan giliran.
3. Berada dalam kelompok.
4. Bekerja sama dalam kelompok.
5. Mengajukan pertanyaan.
6. Mendengarkan dengan aktif.
7. Menghargai oendapat orang lain.
8. Menyelesaikan tugas pada waktunya.
D. Alat dan Sumber Belajar Buku guru, buku siswa, LKS 1
E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pokok pembelajaran pada setiap RP mengikuti langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu: pembagian tugas para ahli, para ahli
membaca tugas, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan
LKS.
Uraian kegiatan pembelajaran pertemuan 1 adalah :
87
Kegiatan Guru Kegiatan SiswaWaktu
dlm menit
Pendahuluan
* Menyampaikan tujuan pem
belajaran.
* Mengingatkan kepada siswa
bahwa mereka akan belajar
dalam kelompok.
* Membagi tugas yang berupa
materi matematika untuk 4
kelompok ahli. Yaitu materi
A-1, B-1, C-1, dan D-1
Kegiatan Inti* Menyuruh para ahli membaca
tugas masing-masing dalam
kelom-pok ahli sejenis.
* Menyuruh para ahli
berdiskusi dalam kelompok
ahli. Dilanjutkan dengan
mengerjakan latihan A-1,
latihan B-1, latihan C-1, dan
latihan D-1.
* Setelah kelompok ahli
* Memperhatikan /
mendengarkan penyampaian
guru.
* Memperhatikan dan
mengingat penjelasan guru.
* Para ahli menerima tugas
sesuai dengan kelompoknya.
* Para ahli membaca tugasnya
dalam kelompok ahli.
* Para ahli berdiskusi dalam
kelompok ahli.
* Para ahli kembali ke
kelompok asal dan tiap siswa
menerima LKS 1 serta tiap
kelompok menerima alat
peraga.
10
5
15
5
88
selesai berdiskusi guru
meminta para ahli kembali ke
kelompok asal untuk
berdiskusi dengan teman-
temannya dilanjutkan
membagi LKS- 1 yang
mencakup materi A-1, B-1,
C-1, dan D-1 pada setiap
siswa dan alat peraga kepada
setiap kelompok.
* Guru memerintah ahli materi
A-1 untuk menjelaskan dan
berdiskusi dengan
kelompoknya (diharapkan
kooperatif dapat berjalan).
Dilanjutkan dengan
mengerjakan LKS A-1.
* Guru memerintah ahli materi
B-1 untuk menjelaskan dan
berdiskusi dengan
* Ahli materi A-1 menjelaskan
pada teman anggota
kelompok sambil berdiskusi.
Dilanjutkan mengerjakan
latihan soal LKS A-1.
* Ahli B-1 menjelaskan pada
teman-teman anggota
kelompok sambil berdiskusi.
Dilanjutkan mengerjakan
LKS B-1
* Ahli C-1 menjelaskan pada
teman-teman anggota
kelompok sambil berdiskusi.
Dilanjutkan mengerjakan
LKS C-1.
Ahli D-1 menjelaskan
pada teman-teman
anggota kelompok sambil
berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan LKS D-1
10
10
10
10
89
kelompoknya Dilanjutkan
mengerjakan LKS B-1
* Guru memerintah ahli materi
C-1 untuk menjelaskan dan
berdiskusi dengan
kelompoknya. Dilanjutkan
mengerjakan LKS C-1
* Guru memerintah ahli materi
D-1 untuk menjelaskan dan
berdiskusi dng kelompoknya
(diharapkan kooperatif dapat
berjalan lancar),
dilanjutkan
mengerjakan LKS D-1.
* Guru sebagai motivator dan
fasilitator.
Penutup.
* Guru menjelaskan bahwa
materi A-2, B-2, C-2, dan D-
2, dilanjutkan pada pertemu-
an berikutnya
* Siswa mendengarkan penje-
lasan guru.
5
90
RENCANA PEMBELAJARAN II
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, Balok,
Prisma, dan Limas
Standar Kompetensi : Memahami sifat- sifat kubus, balok, prisma, limas dan
bagian - bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat- sifat kubus, balok, prisma, dan
limas serta bagian- bagiannya.
Indikator : 1. Menentukan diagonal sisi kubus, balok, prisma, dan
limas.
2. Menghitung panjang diagonal sisi kubus dan balok.
Alokasi Waktu : 3 X 40 menit.
Pertemuan ke : 2 dan 3
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menentukan diagonal sisi kubus, balok, prisma, dan limas.
2. Menentukan banyaknya diagonal sisi kubus, balok, prisma, dan limas.
3. Menghitung panjang diagonal sisi kubus dan balok.
91
B. Materi Ajar
Diagonal sisi kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Metode Pembelajaran
1. Model : Diskusi kelompok.
2. Jenis : Kooperatif tipe Jigsaw.
D. Alat dan Sumber Belajar
Buku guru, buku siswa dan LKS.
E. Kegiatan Pembelajaran
Pada RP – 2 ini digunakan untuk mempelajari materi A-2, B-2, C-2 dan D-2,
Seperti pada RP – 1 , pembelajaran pada setiap RP – 2 mengikuti langkah – lang-
Kah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu pembagian tugas para ahli, para ah-
Li membaca tugas, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan
LKS – 2.
Uraian kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-2 adalah :
Kegiatan GuruKegiatan Siswa Waktu dalam
menit
Pendahuluan
* Menyampaikan tujuan
pemlajaran.
*Membagi tugas yang berupa
materi untuk 4 kelompok
ahli yaitu materi A-2, B-2,
C-2 dan D-2.
*Mengingatkan kepada siswa
bahwa mereka akan belajar
dengan cara berdiskusi da-
*Memperhatikan dan mende-
ngarkan penyampaian guru.
* Para ahli menerima tugas se-
sesuai dengan kelompoknya.
*Mempersiapkan diri untuk
untuk diskusi.
5
92
lam kelompok.
Kegiatan Inti
*Menyuruh para ahli memba-
ca tugas masing- masing
dlm kelompok ahli sejenis.
*Menyuruh para ahli berdis-
kusi dalam kelompok ahli,
dilanjutkan mengerjakan lat.
A-2, B-2, C-2, dan D-2
*Guru hanya sebagai motifa-
tor dan fasilitator.
Penutup
*Guru menjelaskan bahwa
materi A-2, B-2, C-2 dan
dilanjutkan pada pertemuan
berikutnya.
* Para ahli membaca tugasnya
dalam kelompok ahli.
* Para ahli berdiskusi da-
dalam kelompok ahli.
* Siswa mendengarkan penje-
lasan guru
10
20
5
Uraian kegiatan pada pertemuan ke- 3 adalah :
Kegiatan Guru Kegiatan SiswaWaktu dalam
menit
Pendahuluan
*Memberitahukan pada siswa
bahwa ahli materi A-2, B-2,
C-2 dan D-2 akan kembali
pada kelompoknya sambil
berdiskusi.
*Mengingatkan kepada siswa
* Mempersiapkan diri untuk
berdiskusi.
*Memperhatikan dan mengi-
5
93
bahwa mereka akan belajar
dengan cara berdiskusi
dalam kelompok.
Kegiatan Inti
*Guru meminta para ahli
kembali ke kelompok asal
untuk berdiskusi dengan
temannya, dilanjutkan
membagi LKS-2 yg men-
cakup materi A-2, B-2, C-2
dan D-2 pd. setiap siswa
dan alat peraga pada setiap
kelompok.
* Memerintah ahli materi A-2
untuk menjelaskan dan
berdiskusi dengan anggota
kelompok.( diharapkan ko-
operatif dapat berjalan ).
dilanjutkan dengan menger-
jakan LKS A-2.
* Memerintah ahli materi B-2
untuk menjelaskan dan
berdiskusi dengan anggota
kelompok. ( diharapkan ko
peratif dapat berjalan). Di-
lanjutkan dengan mengerja-
kan LKS B-2.
ngat penjelasan guru.
* Para ahli kembali ke kelom-
pok asal dan tiap siswa mene-
rima LKS-2 serta tiap ke-
lompok menerima alat peraga
* Ahli materi A-2 menjelaskan
pada teman anggota kelom-
pok sambil berdiskusi, dilan-
jutkan mengerjakan latihan
soal dan LKS A-2.
* Ahli materi B-2 menjelaskan
pada teman anggota kelom-
pok sambil berdiskusi, dilan –
jutkan mengerjakan latihan
soal dan LKS B-2.
10
15
15
94
* Memerintah ahli materi C-2
untuk menjelaskan dan ber-
diskusi dengan anggota ke-
lompok. ( diharapkan koo-
peratif dapat berjalan). Di-
lanjutkan mengerjakan LKS
C-2.
* Memerintah ahli materi D-2
untuk menjelaskan dan ber-
diskusi dengan anggota ke-
lompok (diharapkan koope-
ratif dapat berjalan). Dilan-
jutkan dengan mengerjakan
LKS D-2.
*Guru sebagai motifator dan
fasilitator.
Penutup
* Memerintahkan pada setiap
kelompok asal, untuk me-
ngumpulkan salah satu LKS
-2 yang telah dikerjakan un-
tuk diperiksa, sehingga gu-
ru mengetahui kemampuan
siswa.
* Guru menjelaskan bahwa
materi A-3, B-3, C-3 dan
D-3 pada pertemuan
Berikutnya.
* Ahli materi C-2 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi, dilanjutkan
mengerjakan latihan soal dan
LKS C-2.
* Ahli materi D-2 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi, dilanjutkan
latihan soal dan LKS D-2.
* Memperhatikan dan menja-
lankan perintah guru.
* Siswa mendengarkan penje-
lasan guru.
.
15
15
5
95
RENCANA PEMBELAJARAN III
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, Balok,
Prisma, dan Limas.
Standar Kompetensi : Memahami sifat- sifat kubus, balok, prisma, limas dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat- sifat kubus, balok, prisma, dan
limas serta bagian- bagiannya.
Indikator : 1. Menentukan diagonal ruang kubus dan balok
2. Menentukan banyaknya diagonal ruang kubus dan
balok
3. Menentukan panjang diagonal ruang kubus dan
balok
Alokasi waktu : 3 X 40 menit
Pertemuan ke : 4 dan 5
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menentukan diagonal ruang kubus dan balok.
2. Menentukan banyaknya diagonal ruang kubus dan balok.
3. Menghitung panjang diagonal ruang kubus dan balok.
B. Materi Ajar
Diagonal ruang kubus dan balok.
96
C. Metode Pembelajaran
1. Model : Diskusi kelompok.
2. Jenis : Kooperatif tipe jigsaw.
D. Alat dan Sumber belajar
Buku guru, buku siswa, LKS-3
E. Kegiatan Pembelajaran
Pada RP-3 ini digunakan untuk mempelajari materi A-3, B-3, C-3, dan D-3.
Seperti pada RP-2, pembelajaran pada setiap RP-3 mengikuti langkah- langkah
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu, pembagian tugas para ahli, para ahli
diskusi kusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan LKS-3.
Uraian kegiatan pembelajaran pada pertemuan 4 adalah :
Kegiatan Guru Kegiatan SiswaWaktu
dalam menit
Pendahuluan
* Menyampaikan tujuan pem-
belajaran
*Membagi LKS-2 yang telah
diperiksa dan dinilai, membe-
ri penghargaan yang menda-
pat nilai baik, dan memotivasi
pada kelompok yang nilainya
kurang untuk belajar lebih
giat.
* Membagi tugas yang berupa
materi matematika untuk 4
kelompok ahli, yaitu materi
A-3 dan B-3.
* Memperhatikan dan mende-
ngarkan penjelasan guru.
* Para ahli menerima tugas sesu-
ai dengan kelompoknya.
5
97
* Mengingatkan pada siswa
bahwa mereka akan belajar
dengan cara berdiskusi da-
lam kelompok.
Kegiatan Inti
* Menyuruh para ahli untuk
membaca tugas masing- ma-
sing dalam kelompok ahli se-
jenis.
* Menyuruh para ahli berdis-
kusi dalam kelompok ahli,
dilanjutkan dengan menger-
jakan latihan A-3 dan B-3
* Guru sebagai motifator dan
fasilitator.
Penutup
* Guru menjelaskan bahwa
materi A-3 dan B-3 akan di-
lanjutkan pada pertemuan
berikutnya.
* Mempersiapkan diri untuk ber-
diskusi.
* Para ahli membaca tugas dalam
kelompok ahli.
* Para ahli berdiskusi dalam ke-
lompok ahli.
* Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
10
20
5
98
Urutan kegiatan pada pertemuan ke-5 adalah :
Kegiatan Guru Kegiatan SiswaWaktu dlm
menit
Pendahuluan
* Menyampaikan tujuan pem-
belajaran.
* Memberitahukan pada siswa
bahwa ahli materi A-3 dan
B-3 untuk menjelaskan pada
kelompoknya dan sambil
berdiskusi.
* Mengingatkan kepada siswa
bahwa mereka akan belajar
dengan cara berdiskusi dalam
kelompok.
Kegiatan inti
* Guru meminta para ahli kem-
bali ke kelompok asal untuk
berdiskusi dengan temannya,
dilanjutkan membagi LKS-3,
yang mencakup materi A-3
dan B-3 pada setiap siswa
dan alat peraga pada setiap
kelompok.
* Memerintahkan ahli materi
A-3 untuk menjelaskan dan
berkusi dengan anggota ke-
lompok ( diharapkan koope-
*Memperhatikan dan mende-
ngarkan penjelasan guru.
* Memperhatikan penjelasan
guru.
* Mempersiapkan diri untuk
berdiskusi
* Para ahli kembali ke kelom-
pok asal dan tiap siswa mene-
rima LKS-3 dan tiap kelom-
pok menerima alat peraga.
* Ahli materi A-3 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan latihan soal- soal
10
5
30
99
ratif dapat berjalan). Dilan-
jutkan dengan mengerjakan
LKS A-3
* Memerintahkan ahli materi
B-3 untuk menjelaskan dan
berdiskusi dengan anggota
kelompoknya ( diharapkan
kooperatif dapat berjalan ).
Dialnjutkan mengerjakan
LKS B-3.
* Guru sebagai motifator dan f
fasilitator.
Penutup
* Guru menjelaskan bahwa
materi A-4, B-4, C-3 dan D-3
dilanjutkan pada pertemuan
berikutnya.
serta LKS A-3.
* Ahli materi B-3 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan latihan soal- soal
beserta LKS B-3.
* Siswa mendengarkan penje-
lasan guru.
30
5
100
RENCANA PEMBELAJARAN IV
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, Balok,
Prisma dan Limas
Standar Kompetensi : Memahami sifat- sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian- bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat- sifat kubus, balok, prisma dan
limas serta bagian- bagiannya.
Indikator : 1. Menentukan bidang diagonal kubus, balok, prisma,
limas.
2. Menentukan banyaknya bidang diagonal kubus, balok
prisma, dan limas.
3. Dapat menggambar bidang diagonal kubus, balok,
prisma dan limas.
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit.
Pertemuan ke : 6
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menentukan bidang diagonal kubus, balok, prisma, dan limas.
2. Menentukan banyaknya bidang diagonal kubus, balok, prisma, dan limas.
3. Menggambar bidang diagonal kubus, balok, prisma, dan limas.
B. Materi Ajar
Bidang diagonal kubus, balok, prisma, dan limas.
101
C. Metode Pembelajaran
1. Model : Diskusi kelompok
2. Jenis : Kooperatif tipe jigsaw.
D. Alat dan Sumber Belajar
Buku guru, buku siswa, LKS –4
E. Kegiatan Pembelajaran
Pada RP-4 ini digunakan untuk mempelajari materi A-4 dan B-4. Seperti pada
RP-3 pembelajaran pada setiap RP-4 mengikuti langkah- langkah pembelajaran
Kooperatif tipe jigsaw yaitu, pembagian tugas para ahli, para ahli membaca tu-
gas, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan LKS –4.
Uraian kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke- 6 adalah :
Kegiatan Guru Kegiatan SiswaWaktu
dalam menit
Pendahuluan
* Menyampaikan tujuan pem-
belajaran.
* Membagi tugas yang berupa
materi untuk 2 kelompok ahli,
yaitu materi A-4, B-4, C-3,
dan D-3.
* Mengingatkan pada siswa
bahwa mereka akan belajar
dengan cara berdiskusi dalam
kelompok.
Kegiatan Inti
* Memperhatikan dan mende-
ngarkan penyampaian dan
penjelasan guru.
*. Para ahli menerima tugas se-
suai dengan kelompoknya.
* Mempersiapkan diri untuk
berdiskusi.
5
102
* Menyuruh para ahli membaca
tugas masing- masing dlm ke-
lompok ahli sejenis.
* Menyuruh kelompok ahli ber-
diskusi dalam kelompok ahli,
dilanjutkan dengan mengerja-
kan latihan A-4, B-4, C-3,
dan D-3.
* Guru meminta para ahli kem-
bali ke kelompok asal untuk
berdiskusi dengan teman- te-
mannya dilanjutkan membagi
LKS 4 mencakup materi A-4
b-4, C-3 dan D-3 pada setiap
siswa dan alat peraga.
* Memerintahkan ahli A-4 un-
tuk menjelaskan dan berdis-
kusi dengan anggota kelom-
pok (diharapkan kooperatif
dapat berjalan ).Dilanjutkan
mengerjakan LKS A-4..
* Memerintah ahli materi B-4
untuk menjelaskan dan berdis-
kusi dengan anggota kelom-
pok ( diharapkan kooperatif
dapat berjalan ). Dilanjutkan
mengerjakan LKS B-4.
* Memerintahkan ahli materi
C-3 untuk menjelaskan dan
* Para ahli membaca tugasnya
dalam kelompok ahli.
* Para ahli berdiskusi dlm ke-
lompok ahli.
* Para ahli kembali ke kelom-
pok asal dan tiap siswa mene-
rima LKS-4 serta tiap kelom-
pok menerima alat peraga.
* Ahli materi A-4 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi, dilanjutkan
mengerjakan latihan soal be-
serta LKS A-4.
* Ahli materi B-4 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi, dilanjutkan
mengerjakan latihan soal be-
serta LKS B-4.
* Ahli materi C-3 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
10
15
5
10
10
10
103
berdiskusi dengan anggota
kelompok ( diharapkan koo-
peratif dapat berjalan ).Dilan-
jutkan mengerjakan LKS C-3.
* Memerintahkan ahli materi
D-3 untuk menjelaskan dan
berdiskusi dengan kelompok
( diharapkan kooperatif dapat
lanjutkan mengerjakan LKS
D-3
* Guru sebagai motifator dan
fasilitator.
Penutup
* Memerintahkan pada setiap
kelompok asal untuk me-
ngumpulkan salah satu LKS
4 yang telah dikerjakan bersa-
ma untuk diperiksa, sehingga
mengetahui apakah siswa su-
dah jelas materi yang dipelaja-
ri.
* Menjelaskan bahwa materi
A-5, B-5, C-4 dan D-4 dilan-
jutkan pada pertemuan beri-
kutnya.
sambil berdiskusi, dilanjutkan
mengerjakan latihan soal be-
serta LKS C-3.
* Ahli materi D-3 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi, dilanjutkan
mengerjakan latihan soal be-
serta LKS D-3.
* Mengumpulkan salah satu
LKS-4 yang telah dibahas dan
dikerjakan bersama.
* Siswa mendengarkan penje-
lasan guru.
10
5
104
RENCANA PEMBELAJARAN V
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, Balok,
Prisma dan Limas.
Standar Kompetensi : Memahami sifat- sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
Bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Membuat jaring- jaring kubus, balok, prisma, dan
Limas.
Indikator : 1. Membuat gambar jaring- jaring kubus, balok, prisma,
dan limas.
2. Menentukan ukuran pada jaring- jaring kubus, balok,
prisma, dan limas.
Alokasi waktu : 3 X 40 menit.
Pertemuan ke : 7 dan 8
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Membuat gambar jaring- jaring kubus, balok, prisma, dan limas.
2. Menentukan ukuran pada jaring- jaring kubus, balok, prisma, dan limas.
B. Materi Ajar
Jaring- jaring kubus, balok, prisma, dan limas.
105
C. Metode Pembelajaran
1. Model : Diskusi kelompok
2. Jenis : Kooperatif tipe jigsaw.
D. Alat dan Sumber Belajar
Buku guru, buku siswa, LKS – 5
E. Kegiatan Pembelajaran
Pada RP – 5 ini digunakan untuk mempelajari materi A-5, B-5, C-4, dan D-4.
Seperti pada RP – 4, pembelajaran pada setiap RP – 5 mengikuti langkah-
langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu, pembagian tugas para ahli,
baca tugas, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan LKS-5
Uraian kegiatan pembelajaran pada pertemuan 7 adalah :
Kegiatan Guru Kegiatan SiswaWaktu
dalam menit
Pendahuluan
* Menyampaikan tujuan pembe-
lajaran.
* Membagi tugas yang berupa
materi untuk 4 kelompok ahli
yaitu materi A-5, B-5, C-4 dan
D-4.
* Mengingatkan pada siswa bah-
wa mereka akan belajar dng
diskusi dalam kelompok.
Kegiatan inti
* Menyuruh para ahli membaca
tugas masing-masing dalam
* Memperhatikan penjelasan
guru.
* Para ahli menerima tugas se-
suai dengan kelompoknya.
* Mempersiapkan diri untuk
berdiskusi.
* Para ahli membaca tugasnya
dalam kelompok ahli.
5
10
106
kelompok ahli sejenis.
* Menyuruh para ahli berdiskusi
dalam kelompok ahli, dilanjut-
kan dengan mengerjakan lati-
han A-5, B-5, C-4, dan D-4.
* Guru sebagai motifator dan fa-
silitator.
Penutup
* Guru menjelaskan bahwa ma-
teri A-5, B-5, C-4, dan D-4 di-
lanjutkan pada pertemuan beri-
kutnya.
* Para ahli berdiskusi dlm ke-
lompok ahli.
* Siswa mendengarkan penje-
lasan guru.
20
5
Uraian kegiatan pembelajaran pada pertemuan 8 adalah :
Kegiatan Guru Kegiatan SiswaWaktu
dalam menit
Pendahuluan
* Menyampaikan tujuan pembe-
lajaran
* Memberitahukan pada siswa
bahwa ahli materi A-5, B-5,
C-4, dan D-4, akan menjelas-
kan pada kelompoknya dan
sambil berdiskusi.
* Mengingatkan kepada siswa
bahwa mereka akan belajar de-
ngan cara berdiskusi dalam
kelompok.
* Mendengarkan dan memper-
hatikan penjelasan guru.
* Mempersiapkan diri untuk
berdiskusi.
5
107
Kegiatan inti
* Guru meminta para ahli kem-
bali ke kelompok asal untuk
berdiskusi dengan teman- te-
mannya dilanjutkan membagi
LKS-5 mencakup materi A-5,
B-5, C-4 dan D-4 pada setiap
siswa dan alat peraga pada se-
tiap kelompok.
* Memerintahkan ahli materi
A-5 untuk menjelaskan dan
berdiskusi dengan anggota ke-
lompok (diharapkan kooperatif
dapat berjalan ). Dilanjutkan
dengan mengerjakan LKS A-5.
* Memerintahkan ahli materi
B-5 untuk menjelaskan dan
berdiskusi dengan anggota ke-
lompok (diharapkan koopera-
tif dapat berjalan). Dilanjut-
kan mengerjakan LKS B-5.
* Memerintahkan ahli materi
C-4 untuk menjelaskan dan
Berdiskusi dengan anggota ke-
Lompok ( diharapkan koopera-
tif dapat berjalan ).Dilanjutkan
mengerjakan LKS C-4.
* Memerintahkan ahli materi
D-4 untuk menjelaskan dan
* Para ahli kembali ke kelom-
pok asal dan tiap siswa mene-
rima LKS-5 serta tiap kelom-
pok merima alat peraga.
* Ahli materi A-5 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan latihan soal be-
serta LKS A-5.
* Ahli materi B-5 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan latihan soal be-
serta LKS B-5.
* Ahli materi C-4 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan latihan soal be-
serta LKS C-4.
*Ahli materi D-4 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
10
15
15
15
15
108
berdiskusi dengan anggota ke-
lompok (diharapkan koopera-
tif dapat berjalan )Dilanjutkan
dengan mengerjakan LKS D-4
* Guru sebagai motifator dan fa-
silitator.
Penutup
* Guru menjelaskan bahwa ma-
teri A-6, B-6, C-5, dan D-5 di-
lanjutkan pada pertemuan be-
rikutnya.
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan latihan soal be-
serta LKS D-4.
* Siswa mendengarkan penje-
lasan guru.
5
109
RENCANA PEMBELAJARAN VI
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, Blok, Prisma, dan
Limas.
Standar Kompetensi : Memahami sifat- sifat kubus, balok, prisma, dan limas
serta bagian- bagiannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,
prisma, dan limas.
Indikator : Menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma, dan
limas.
Alokasi Waktu : 3 X 40 menit.
Pertemuan Ke : 9 dan 10
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menghitung luas permukaan kubus
2. Menghitung luas permukaan balok.
3. Menghitung luas permukaan prisma.
4. Menghitung luas permukaan limas.
B. Materi Ajar
Luas permukaan kubus, balok, prisma, dan limas.
110
C. Metode Pembelajaran
1. Model : Diskusi kelompok.
2. Jenis : Kooperatif tipe Jigsaw.
D. Alat dan Sumber Belajar
Buku guru, buku siswa, LKS-6.
E. Kegiatan Pembelajaran
Pada RP-6 ini digunakan untuk mempelajari materi A-6, B-6, C-5, dan D-5.
Seperti pada RP-5, pembelajaran pada setiap RP-6 mengikuti langkah- langkah
kooperatif tipe jigsaw yaitu, pembagian tugas para ahli, para ahli membaca tu-
gas, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan LKS-6.
Uraian kegiatan pembelajaran pertemuan 9 adalah :
Kegiatan Guru Kegiatan SiswaWaktu
dalam menit
Pendahuluan
* Menyampaikan tujuan pem-
belajaran.
* Membagi tugas yang berupa
materi untuk 4 kelompok ahli
yaitu materi A-6, B-6, C-5,
dan D-5.
* Mengingatkan kepada siswa
bahwa mereka akan belajar
dengan cara berdiskusi dlm.
kelompok.
Kegiatan inti
* Mendengarkan dan memperha-
tikan penjelasan guru.
* Para ahli menerima tugas sesu-
ai kelompoknya.
* Mempersiapkan diri untuk ber-
diskusi.
5
111
* Menyuruh para ahli memba-
ca tugas masing- masing dlm
kelompok ahli sejenis.
* Menyuruh para ahli berdis-
kusi dalam kelompok ahli.
Dilanjutan mengerjakan lat.
A-6, B-6, C-5, dan D-5.
* Guru sebagai motifator dan
fasilitator.
Penutup
* Guru menjelaskan bahwa
materi A-6, B-6, C-5 dan
D-5 dilanjutkan pada perte-
muan berikutnya.
* Para ahli membaca tugasnya
dalam kelompok ahli.
* Para ahli berdiskusi dalam ke-
lompok ahli.
* Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
10
20
5
Uraian kegiatan pembelajaran pada pertemuan 10 adalah :
Kegiatan Guru Kegiatan SiswaWaktu
dalam menit
Pendahuluan
* Menyampaikan tujuan pem-
belajaran.
* Memberitahukan pada siswa
bahwa ahli materi A-6, B-6,
C-5 dan D-5, untuk menjelas-
kan pada kelompoknya dan
sambil berdiskusi.
Kegiatan inti
* Guru meminta para ahli kem-
bali ke kelompok asal untuk
* Mendengarkan dan memperha-
tikan penjelasan guru.
* Mempersiapkan diri untuk ber-
diskusi.
* Para ahli kembali ke kelompok
asal dan setiap siswa menerima
5
5
112
berdiskusi dengan teman- te-
mannya dilanjutkan membagi
LKS-6 yang mencakup mate-
ri A-6, B-6, C-5 dan D-5 Pa-
da setiap siswa dan alat pera-
ga pada setiap kelompok.
* Memerintah ahli materi A-6
untuk menjelaskan dan ber-
diskusi dengan anggota ke-
lompok ( diharapkan koope-
ratif dapat berjalan ). Dilan-
jutkan dengan mengerjakan
LKS A-6.
* Memerintah ahli materi B-6
untuk menjelaskan dan ber-
diskusi dengan anggota ke-
lompok (diharapkan koopera-
tif dapat berjalan ). Dilanjut-
kan mengerjakan LKS B-6.
* Memerintah ahli materi C-5
untuk menjelaskan dan ber-
diskusi dengan anggota ke-
lompok (diharapkan koopera-
tif dapat berjalan ). Dilanjut-
kan mengerjakan LKS C-5.
* Memerintah ahli materi D-5
untuk menjelaskan dan ber-
diskusi dengan anggota ke-
lmpok ( diharapkan koopera-
LKS-6 serta setiap kelompok
menerima alat peraga.
* Ahli materi A-6 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan latihan soal LKS
A-6.
* Ahli materi B-6 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan latihan soal LKS
B-6.
* Ahli materi C-5 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi. Dilanjutakn
mengerjakan latihan soal LKS
C-5.
* Ahli materi D-5 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan latihan soal LKS
15
15
15
15
113
tif dapat berjalan ). Dilanjut-
kan mengerjakan LKS D-5.
* Guru sebagai motifator dan
fasilitator.
Penutup
*Guru memerintahkan untuk
mengumpulkan salah satu
LKS-6 yg telah dikerjakan,
untuk diperiksa.
* Guru menjelaskan materi A-7
B-7, C-6 dan D-6 dilanjut-
Kan pada pertemuan beri-
Kutnya.
D-5.
* Setiap kelompok mengumpul-
kan salah satu LKS-6 yang te-
telah selesai dikerjakan bersa-
ma.
* Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
guru.
10
114
RENCANA PEMBELAJARAN VII
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, Balok, Prisma, dan
Limas.
Standar Kompetensi : Memahami sifat- sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,
prisma dan limas.
Indikator : Menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas.
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit.
Pertemuan ke : 11 dan 12
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menghitung volume kubus.
2. Mneghitung volume balok.
3. Menghitung volume prisma.
4. Menghitung volume limas
B. Materi Ajar
Volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Metode Pembelajaran
1. Model : Diskusi kelompok.
2. Jenis : Kooperatif jigsaw.
115
D. Alat dan Sumber Belajar
Buku guru, buku siswa, LKS-7
E. Kegiatan Pembelajaran
Pada RP-7 ini digunakan untuk mempelajari materi A-7, B-7, C-6, dan D-6.
Seperti pada RP-6, pembelajaran pada setiap RP-7 mengikuti langkah- langkah
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu : pembagian tugas para ahli, para
ahli diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, mengerjakan LKS-7.
Uraian kegiatan pembelajaran pertemuan 11 adalah :
Kegiatan Guru Kegiatan SiswaWaktu
dalam menit
Pendahuluan
* Menyampaikan tujuan pem-
belajaran.
* Membagi tugas yang berupa
materi untuk 4 kelompok ahli
yaitu materi A-7, B-7, C-6,
dan D-6.
* Mengingatkan kepada siswa
bahwa mereka akan belajar
dengan cara berdiskusi dlm
kelompok.
Kegiatan Inti
* Menyuruh para ahli memba-
ca tugas masing- masing dlm
kelompok ahli sejenis.
* Menyuruh para ahli berdis-
kusi dalam kelompok ahli,
* Mendengarkan dan memperha-
tikan penjelasan guru.
* Para ahli menerima tugas sesu-
ai dengan kelompoknya.
* Mempersiapkan diri untuk ber-
diskusi.
* Para ahli membaca tugasnya
dalam kelompok ahli.
* Para ahli berdiskusi dalam
kelompok ahli.
5
10
15
116
dilanjutkan mengerjakan lati-
han A-7, B-7, C-6, dan D-6.
* Guru meminta para ahli kem-
bali ke kelompok asal untuk
berdiskusi dengan teman- te-
mannya dilanjutkan memba-
gi LKS-7 yang mencakup
materi A-7, B-7, C-6 dan
D-6 pada setiap siswa dan
alat peraga pada setiap ke-
lompok.
* Memerintah ahli materi A-7
untuk menjelaskan dan ber-
diskusi dengan anggota ke-
lompok ( diharapkan koope-
ratif dapat berjalan ). Dilan-
jutkan mengerjakan LKS
A-7.
* Memerintah ahli materi B-7
untuk menjelaskan dan ber-
diskusi dengan anggota ke-
lompok ( diharapkan koope-
ratif dapat berjalan ). Dilan-
jutkan dengan mengerjakan
LKS B-7.
* Guru sebagai motifator dan
fasilitator.
Penutup
* Para ahli kembali ke kelompok
asal dan setiap siswa menerima
LKS-7 serta tiap kelompok me-
nerima alat peraga.
* Ahli materi A-7 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan latihan soal beser-
ta LKS A-7.
* Ahli materi B-7 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan latihan soal beser-
ta LKS B-7.
5
20
20
117
* Guru menjelaskan bahwa
matari C-6 dan D-6 akan di-
lanjutkan pada pertemuan
berikutnya.
* Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
5
Uruian kegiatan pembelajaran pada pertemuan 12 adalah :
Kegiatan Guru Kegiatan SiswaWaktu
dalam menit
Pendahuluan
* Menyampaikan tujuan pem-
belajaran.
* Memberitahukan pada siswa
bahwa ahli materi C-6 dan
D-6 untuk menjelaskan pada
kelompoknya dan sambil ber-
diskusi.
Kegiatan Inti
* Guru meminta para ahli un-
tuk berdiskusi dengan teman-
temannya kelompok asal.
* Memerintah ahli materi C-6
untuk menjelaskan dan ber-
diskusi dengan anggota ke-
lompok ( diharapkan koope-
ratif dapat berjalan ). Dilan-
jutkan dengan mengerjakan
LKS C-6.
* Memerintah ahli materi D-6
untuk menjelaskan dan ber-
* Mendengarkan dan memperha-
tikan penjelasan guru.
* Mempersiapkan diri untuk ber-
diskusi.
* Ahli materi C-6 dan D-6 siap
berdiskusi dengan teman- teman
pada kelompok asal.
* Ahli materi C-6 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan latihan soal beser-
ta LKS C-6.
* Ahli materi D-6 menjelaskan
pada teman anggota kelompok
5
5
30
30
118
diskusi dengan anggota ke-
lompok ( diharapkan koope-
ratif dapat berjalan ). Dilan-
jutkan mengerjakan LKS
D-6.
* Guru sebagai motifator dan
fasitator.
Penutup
*Guru memerintahkan agar se-
tiap kelompok mengumpul-
kan salah satu LKS-7 yang
telah dikerjakan bersama dlm
kelompok untuk diperiksa,
sehingga guru mengetahui
pemahaman siswa tentang
materi yang sedang dipelajari
*Guru menjelaskan bahwa
pembelajaran pada pertemu-
an 12 sudah selesai. Berarti
pokok bahasan bangun ruang
sisi datar kubus, balok, pris-
ma dan limas sudah selesai
dipelajari.
* Guru mengumumkan bahwa
pd.pertemuan berikutnya akan
diadakan tes. Siswa supaya be
lajar untuk menghadapi tes.
sambil berdiskusi. Dilanjutkan
mengerjakan latihan beserta
LKS D-6.
* Siswa mengumpulkan LKS-7,
seperti yang diperintahkan guru
* Siswa mendengarkan penjelas-
an guru.
* Siswa memperhatikan dan
mencatat agar tidak lupa.
10
119
Lembar Kerja Siswa (LKS) 1
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
. Materi Pokok Pembelajaran : Kubus, balok, prisma, limas.
Pertemuan ke : 1, 2
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya.
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian kubus.
2. Siswa dapat menyebutka bagian-bagian balok.
3. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian prisma.
4. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian limas.
LKS A-1
Perhatikan kubus pada gambar berikut !
a. Sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar dengan KL!
b. Sebutkan kelompok rusuk lain yang saling sejajar!
Ada berapa kelompok?
c. Berdasarkan jawaban kegiatan di atas, maka setiap
kubus memiliki ... kelompok rusuk yang sejajar.K L
MN
O P
QR
120
LKS B-1
Perhatikan balok pada gambar berikut!
a. Sebutkan bidang/sisi yang luasnya sama dengan Luas
bidang / sisi SRVW!
b. Sebutkan rusuk-rusuk lebarnya!
LKS C-1
Perhaikan prisma pada gambar berikut!
a. Sebutkan rusuk-rusuk tegaknya!
b. Sebutkan bidang/sisi alasnya!
c. Memiliki berapa titik sudut? Sebutkan!
LKS D-1
Perhatikan limas pada gambar berikut !
a. Sebutkan namanya dengan benar!
b. Berbentuk apakah bidang/sisi tegaknya?
c. Berapakah jumlah sisi-sisinya?
P Q
S R
UT
W V
A B
C
D E
F
121
Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 2
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Matamatika
Kelas / Semester : VIII / 2
Materi Pokok Pembelajaran: Kubus, balok, prisma, limas
Pertemuan ke : 2 dan 3
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya.
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menyebutkan diagonal bidang atau
diagonal sisi kubus, balok, prisma, dan limas.
2. Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi kubus
dan balok
LKS A-2
1. Perhatikan kubus KLMN.PQRS berikut !
a). Sebutkan semua diagonal sisinya!
Berapa banyaknya?
b). Jika panjang KL = 11 cm, hitunglah panjang KM!
K L
MN
O P
QR
122
2 Panjang diagonal sisi suatu kubus 28 cm. Tentukan panjang rusuk-
rusuknya!.
LKS B-2
Perhatikan balok ABCD.EFGH berikut!
a). Sebutkan diagonal sisi yang sama panjang dengan
BG!
b). Hitunglah panjang diagonal sisi AC!S
LKS C-2
Perhatikan prisma berikut ini!
Sebutkan semua diagonal sisinya! Berapa banyaknya?
LKS D-2
Perhatikan limas berikut !
a). Gambarlah diagonal sisinya !
b). Berapakah banyaknya diagonal sisinya ?
A B
CD
EF
GH
P
Q
R
S
T
U
K L
MN
T
123
Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 3
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Matamatika
Kelas / Semester : VIII / 2
Materi Pokok Pembelajaran : Kubus, balok, prisma, limas
Pertemuan ke : 4 dan 5
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-
bagiannya serta menentukan ukurannya.
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menyebutkan diagonal ruang kubus.
2. Siswa dapat menghitung panjang diagonal ruang
kubus.
3. Siswa dapat menghitung panjang rusuk, jika
diketahui panjang diagonal ruang kubus.
4. Siswa dapat menyebutkan diagonal ruang balok.
5. Siswa dapat meenghitung diagonal ruang balok.
6. Siswa dapat menghitung panjang rusuk balok, jika
diketahui panjang diagonal ruangnya.
124
LKS A-3
1. Perhatikan kubus KLMN.PQRS berikut!
a). Sebutkan semua diagonal ruangnya!
b). Bagaimana panjang diagonal-diagonal ruang
tersebut?
c). Jika panjang rusuk PK = 10 cm, hitunglah panjang
salah satu diagonal ruangmnya!
2. Suatu kotak minum berbentuk kubus, panjang diagonalm ruangnya 317 cm.
Hitunglah panjang rusuk kotak minuman tersebut!
LKS B-3
1. Suatu dos aqua berbentuk balok dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 20 cm,
dan tinggi 14 cm. Hitunglah panjang diagonalnya!.
125
Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 4
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Matamatika
Kelas / Semester : VIII / 2
Materi Pokok Pembelajaran : Kubus, balok, prisma, limas
Pertemuan ke : 6
Standar Kompetensi :
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menentukan bidang diagonal kubus,
balok, prima, dan limas.
2. Siswa dapat menentukan banyaknya bidang diagonal
kubus, balok, prisma, dan limas.
3. Siswa dapat menentukan bentuk bidang diagonal
kubus, balok, prisma, dan limas.
4. Siswa dapat menghitung luas bidang diagonal balok.
LKS A-4Perhatikan gambar kubus KLMN.PQRS di samping!.a. Sebutkan bidang diagonal yang memuat garis LM!.
b. Sebutkan bidang diagonal yang memuat garis NM!.
c. Sebutkan semua bidang diagonal kubus
KLMN.PQRS!.
d. Gambarlah bidang diagonal KMRP dan LNSQ!.K L
MN
O P
QR
126
Apakah kedua bidang tersebut berpotongan?.
Berbentuk apakah potongannya?.
LKS B-4
Balok ABCD.EFGH berukuran panjang 12 cm, lebar 8
cm,, dan tinggi 6 cm.
a. Berbentul apakah bidang diagonal ABGH?.
b. Hitunglah panjang BG!.
c. Hitunglah luas bidang diagonal ABGH!.
LKS C-4, D-4
a. Dari gambar (ii), apakah memiliki bidang diagonal? Bila ada sebutkan!.
P Q
RS
T
A B
C
D E
F
A B
CD
EF
GH
127
b. Dari gambar (i), apakah memiliki bidang diagonal? Bila ada sebutkan!.
c. Dari gambar (iii), apakah memiliki bidang diagonal? Bila ada sebutkan!.
128
Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 5
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Matamatika
Kelas / Semester : VIII / 2
Materi Pokok Pembelajaran : Kubus, balok, prisma, limas
Pertemuan ke : 7 dan 8
Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian – bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Tujuan Pembelajaran :1.Siswa dapat menggambar jaring – jaring kubus, balok,
prisma, dan limas.
2.Siswa dapat menentukan ukuran pada setiap sisi jaring –
jaring kubus
LKS A-5
1. a. Salinlah pada kertas berpetak rangkaian persegi pada gambar berikut ini!.
b. Guntinglah gambar itu menurut garis tepinya, kemudian lipatlah menurut
garis-garis yangputus-putus.
c. Apakah terbentuk kubus tertutup?.
129
2. jaring-jaring kubus pada gambar di
samping, nomor 3 merupakan alas
kubus. Maka tutupnya adalah nomor
... .
LKS B-5
1. Buatlah jaring-jaring dari mulai balok yang beberapa rusuknya diris seperti
gambar di bawah ini!.
2. Disediakan 2 potong karton yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran
15 cm X 10 cm, dan 2 potong lagi dengan ukuran 10 cm X 6 cm.
a. Berapa potong karton lagikah yang diperlukan untuk membuat sebuah
kotak?
b. Berapa ukuran potongan karton ini?
130
LKS C-4
1. Sebuah model prisma diiris rusuk-rusuknya seperti pada gambar berikut.
Buatlah jarring-jaring prisma tersebut pada kertas
berpetak!.
2. Gambar berikut menunjukkan prisma yang alasnya berbentuk segilima
Buatlah jarring-jaring darimprisma tersebut!.
LKS D-4
Ditentukan sebuah limas segi empat beraturan
T.PQRS. Panjang rusuk-rusuk alas 10 cm dan tinggi
limas 12 cm. Gambarlah jaring-jaring limas jika limas
dipotongmenurut rusuk TP, TQ, TR dan TS. Dengan
teorema Pythagoras, hitunglah panjang TV!.
Penyelesaian:
Kita akan menggambar limas seperti gambar di samping. Garis TU
merupakan tinggi limas, sedangkan TV merupakan garis tinggi TQR.
Dengan teorema Pythagoras, coba buktikan panjang TV = 13 cm.
131
Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 6
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Matamatika
Kelas / Semester : VIII / 2
Materi Pokok Pembelajaran : Kubus, balok, prisma, limas
Pertemuan ke : 9 dan 10
Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, dan limas,
Dan bagian – bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus,
balok, prima, dan limas.
2. Siswa dapat menentukan ukuran pada kubus, balok,
prisma, dan limas, jika luas permukaannya diketahui
LKS A-6
Keliling panjang alas sebuah kotak mainan berbentuk kubus 320 cm.
Hitunglah:
a. Panjang rusuk kotak mainan.
b. Luas permukaannya.
132
LKS B-6
Hitunglah luas permukaan dos susu dengan ukuran panjang = 15 cm, lebar = 10
cm dan tingginya = 7 cm.
LKS C-5
1. Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan
panjang diagonalnya masing-masing 12 cm dan 16 cm.
Jika tinggi prisma 20 cm. Hitunglah luas permukaan
prisma tersebut!.
2. Hitunglah luas permukaan prisma berikut ini!
LKS D-5
Alas sebuah limas beraturan berbentuk persegi dengan panjang sisi = 10 cm,
tingginya = 12 cm.
a. Buatlah sketsa.
b. Hitung tinggi segitiga pada sis tegak.
c. Hitunglah luas limas.i
133
Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 7
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Matamatika
Kelas / Semester : VIII / 2
Materi Pokok Pembelajaran : Kubus, balok, prisma, limas
Pertemuan ke : 11 dan 12
Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian – bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menghitung volume kubus, balok,
prima, dan limas.
2. Siswa dapat menentukan ukuran pada kubus, balok,
prisma, dan limas jika volumenya diketahui
3. Siswa dapat menghitung volume kubus, balok,
prisma, dan limas, jika luas permukaannya diketahui.
LKS A-7
1. Suatu peti berbentuk kubus, luas salah satu sisinya 225 2cm . Berapakah
volume peti tersebut?.
2. Volume sebuah kubus 125 3cm . Luas permukaan kubus adalah … .
134
LKS B-7
1. Suatu kotak mainan berbentuk balok, perbandingan panjang, lebar, dan
tingginya adalah 5 : 3 : 2. Ukuran lebarnya 24 cm. Hitunglah p, t, dan
volumenya!.
2. Pada gambar berikut luas QRVU = 80 2cm .
Luas PQUT = 120 2cm dan panjang RV = 8 cm.
Hitunglah:
a. Panjang QR dan PQ.
b. Volume PQRS.TUVW.
LKS C-6
1. Alas sebuah prisma berbentuk persegi dengan panjang rusuk alasnya 12 cm,
sedang tinggi prisma 25 cm. Hitunglah volume prisma!.
2. Alas sebuah prisma berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonalnya 24
cm dan 16 cm. Volumenya 2880 3cm . Hitunglah tinggi prisma tersebut!.
LKS D-6
1. Alas sebuah limas berbentuk segitiga siku-siku, panjang rusuk-rusuk alasnya
6 cm, 8 cm, dan 10 cm. Tinggi limas 17 cm. Hitunglah volume limas!.
2. Gambar di samping menunjukkan sketsa atap sebuah
rumah yang berbentuk limas beraturan T.ABCD.
Panjang TE = 20 cm, AB = 24 cm.
Hitunglah:
a. Tinggi limas. b. Volumenya
P Q
S R
UT
W V
135
DAFTAR SISWA KELOMPOK UJI COBA
NO. URUT KELAS1 VIIIA52 VIIIA53 VIIIA54 VIIIA55 VIIIA56 VIIIA57 VIIIA58 VIIIA59 VIIIA5 10 VIIIA511 VIIIA512 VIIIA513 VIIIA514 VIIIA515 VIIIA516 VIIIA517 VIIIA518 VIIIA519 VIIIA520 VIIIA521 VIIIA522 VIIIA523 VIIIA524 VIIIA525 VIIIA526 VIIIA527 VIIIA528 VIIIA529 VIIIA530 VIIIA531 VIIIA532 VIIIA533 VIIIA534 VIIIA535 VIIIA536 VIIIA5
136
Lampiran : 8
KUNCI UJI TES PRESTASI POKOK BAHASAN
BANGUN RUANG SISI DATAR KUBUS, BALOK PRISMA DAN LIMAS
1. c 11. d 21. d
2. c 12. c 22. a
3. b 13. a 23. c
4. a 14. a 24. d
5. a 15. d 25. c
6. d 16. c 26. a
7. b 17. b 27. b
8. a 18. a 28. c
9. c 19. d 29. d
10. b 20. b 30. b
137
Lampiran : 7
LEMBAR JAWABAN
TES PRESTASI BELAJAR
NAMA :………………………….
KELAS :…………………………..
NO. ABSEN :…………………………..
1 a b c d2 a b c d3 a b c d4 a b c d5 a b c d6 a b c d7 a b c d8 a b c d9 a b c d10 a b c d11 a b c d12 a b c d13 a b c d14 a b c d15 a b c d16 a b c d17 a b c d18 a b c d19 a b c d20 a b c d21 a b c d22 a b c d23 a b c d24 a b c d25 a b c d26 a b c d27 a b c d28 a b c d29 a b c d30 a b c d
138
139
Perhitungan uji normalitas kemampuan awal kelompok Kontrol
No.
1 30 -1.597 0.055 0.009 0.0472 30 -1.597 0.055 0.017 0.0383 32 -1.487 0.068 0.026 0.0434 32 -1.487 0.068 0.034 0.0345 32 -1.487 0.068 0.043 0.0256 32 -1.487 0.068 0.052 0.0177 32 -1.487 0.068 0.060 0.0088 32 -1.487 0.068 0.069 0.0019 32 -1.487 0.068 0.078 0.00910 34 -1.378 0.084 0.086 0.00211 34 -1.378 0.084 0.095 0.01112 34 -1.378 0.084 0.103 0.01913 35 -1.323 0.093 0.112 0.01914 35 -1.323 0.093 0.121 0.02815 35 -1.323 0.093 0.129 0.03616 35 -1.323 0.093 0.138 0.04517 36 -1.269 0.102 0.147 0.04418 36 -1.269 0.102 0.155 0.05319 38 -1.159 0.123 0.164 0.04120 38 -1.159 0.123 0.172 0.04921 39 -1.104 0.135 0.181 0.04622 39 -1.104 0.135 0.190 0.05523 40 -1.050 0.147 0.198 0.05124 40 -1.050 0.147 0.207 0.06025 40 -1.050 0.147 0.216 0.06926 40 -1.050 0.147 0.224 0.07727 40 -1.050 0.147 0.233 0.08628 40 -1.050 0.147 0.241 0.09429 40 -1.050 0.147 0.250 0.10330 43 -0.886 0.188 0.259 0.07131 43 -0.886 0.188 0.267 0.07932 43 -0.886 0.188 0.276 0.08833 44 -0.831 0.203 0.284 0.081
iXs
XXz i
)( izF)( izS )()( ii zSzF
iXs
XXz i
)( izF)( izS )()( ii zSzF
140
34 44 -0.831 0.203 0.293 0.09035 46 -0.722 0.235 0.302 0.06636 46 -0.722 0.235 0.310 0.07537 48 -0.612 0.270 0.319 0.04938 48 -0.612 0.270 0.328 0.05739 49 -0.557 0.289 0.336 0.04840 54 -0.284 0.388 0.345 0.04341 54 -0.284 0.388 0.353 0.03542 54 -0.284 0.388 0.362 0.02643 56 -0.174 0.431 0.371 0.06044 58 -0.065 0.474 0.379 0.09545 58 -0.065 0.474 0.388 0.08646 58 -0.065 0.474 0.397 0.07847 58 -0.065 0.474 0.405 0.06948 61 0.099 0.539 0.414 0.12649 61 0.099 0.539 0.422 0.11750 61 0.099 0.539 0.431 0.10851 61 0.099 0.539 0.440 0.10052 61 0.099 0.539 0.448 0.09153 61 0.099 0.539 0.457 0.08354 62 0.154 0.561 0.466 0.09655 62 0.154 0.561 0.474 0.08756 62 0.154 0.561 0.483 0.07857 62 0.154 0.561 0.491 0.07058 64 0.263 0.604 0.500 0.10459 64 0.263 0.604 0.509 0.09560 64 0.263 0.604 0.517 0.08761 64 0.263 0.604 0.526 0.07862 64 0.263 0.604 0.534 0.06963 65 0.318 0.625 0.543 0.08264 65 0.318 0.625 0.552 0.07365 65 0.318 0.625 0.560 0.06466 65 0.318 0.625 0.569 0.05667 65 0.318 0.625 0.578 0.04768 66 0.373 0.645 0.586 0.05969 67 0.427 0.665 0.595 0.07170 67 0.427 0.665 0.603 0.06271 67 0.427 0.665 0.612 0.05372 68 0.482 0.685 0.621 0.064
141
73 68 0.482 0.685 0.629 0.05674 68 0.482 0.685 0.638 0.04775 70 0.592 0.723 0.647 0.07676 70 0.592 0.723 0.655 0.06877 70 0.592 0.723 0.664 0.05978 70 0.592 0.723 0.672 0.05079 70 0.592 0.723 0.681 0.04280 70 0.592 0.723 0.690 0.03381 70 0.592 0.723 0.698 0.02582 70 0.592 0.723 0.707 0.01683 71 0.646 0.741 0.716 0.02584 72 0.701 0.758 0.724 0.03485 72 0.701 0.758 0.733 0.02686 72 0.701 0.758 0.741 0.01787 72 0.701 0.758 0.750 0.00888 73 0.756 0.775 0.759 0.01689 73 0.756 0.775 0.767 0.00890 73 0.756 0.775 0.776 0.00191 74 0.810 0.791 0.784 0.00792 74 0.810 0.791 0.793 0.00293 75 0.865 0.806 0.802 0.00594 75 0.865 0.806 0.810 0.00495 75 0.865 0.806 0.819 0.01296 75 0.865 0.806 0.828 0.02197 76 0.920 0.821 0.836 0.01598 76 0.920 0.821 0.845 0.02499 78 1.029 0.848 0.853 0.005100 78 1.029 0.848 0.862 0.014101 79 1.084 0.861 0.871 0.010102 80 1.139 0.873 0.879 0.007103 80 1.139 0.873 0.888 0.015104 80 1.139 0.873 0.897 0.024105 83 1.303 0.904 0.905 0.002106 84 1.357 0.913 0.914 0.001107 85 1.412 0.921 0.922 0.001108 85 1.412 0.921 0.931 0.010109 85 1.412 0.921 0.940 0.019110 87 1.522 0.936 0.948 0.012111 88 1.576 0.943 0.957 0.014
142
112 88 1.576 0.943 0.966 0.023113 88 1.576 0.943 0.974 0.032114 89 1.631 0.949 0.983 0.034115 89 1.631 0.949 0.991 0.043116 90 1.686 0.954 1.000 0.046
Lobs = Maks = 0,081e). Daerah kritik : DK = { L |L > L0,05; 116 = 0,082 }f). Keputusan uji : Ho diterima karena L obs < L tabel .g). Kesimpilan : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
)()( ziSziF )()( ziSziF
143
Perhitungan uji normalitas kemampuan awal kelompok Eksperimen.
No.1 33 -1.966 0.025 0.009 0.0162 34 -1.899 0.029 0.017 0.0123 36 -1.765 0.039 0.034 0.0054 36 -1.765 0.039 0.034 0.0055 38 -1.631 0.051 0.051 0.0006 38 -1.631 0.051 0.051 0.0007 40 -1.498 0.067 0.103 0.0358 40 -1.498 0.067 0.103 0.0359 40 -1.498 0.067 0.103 0.03510 40 -1.498 0.067 0.103 0.03511 40 -1.498 0.067 0.103 0.03512 40 -1.498 0.067 0.103 0.03513 42 -1.364 0.086 0.128 0.04214 42 -1.364 0.086 0.128 0.04215 42 -1.364 0.086 0.128 0.04216 44 -1.230 0.109 0.179 0.07017 44 -1.230 0.109 0.179 0.07018 44 -1.230 0.109 0.179 0.07019 44 -1.230 0.109 0.179 0.07020 44 -1.230 0.109 0.179 0.07021 44 -1.230 0.109 0.179 0.07022 45 -1.163 0.122 0.197 0.07423 45 -1.163 0.122 0.197 0.07424 46 -1.096 0.137 0.214 0.07725 46 -1.096 0.137 0.214 0.07726 48 -0.962 0.168 0.248 0,080 *27 48 -0.962 0.168 0.248 0,080 *28 48 -0.962 0.168 0.248 0,080 *29 48 -0.962 0.168 0.248 0,080 *30 50 -0.828 0.204 0.282 0.07831 50 -0.828 0.204 0.282 0.07832 50 -0.828 0.204 0.282 0.07833 50 -0.828 0.204 0.282 0.078
iX
s
XXz i
)( izF)( izS )()( ii zSzF
iX
s
XXz i
)( izF)( izS )()( ii zSzF
144
34 52 -0.694 0.244 0.308 0.06435 52 -0.694 0.244 0.308 0.06436 52 -0.694 0.244 0.308 0.06437 54 -0.560 0.288 0.325 0.03738 54 -0.560 0.288 0.325 0.03739 56 -0.426 0.335 0.342 0.00740 56 -0.426 0.335 0.342 0.00741 60 -0.158 0.437 0.393 0.04442 60 -0.158 0.437 0.393 0.04443 60 -0.158 0.437 0.393 0.04444 60 -0.158 0.437 0.393 0.04445 60 -0.158 0.437 0.393 0.04446 60 -0.158 0.437 0.393 0.04447 61 -0.091 0.464 0.487 0.02348 61 -0.091 0.464 0.487 0.02349 61 -0.091 0.464 0.487 0.02350 61 -0.091 0.464 0.487 0.02351 61 -0.091 0.464 0.487 0.02352 61 -0.091 0.464 0.487 0.02353 61 -0.091 0.464 0.487 0.02354 61 -0.091 0.464 0.487 0.02355 61 -0.091 0.464 0.487 0.02356 61 -0.091 0.464 0.487 0.02357 61 -0.091 0.464 0.487 0.02358 64 0.110 0.544 0.496 0.04859 65 0.177 0.570 0.590 0.02060 65 0.177 0.570 0.590 0.02061 65 0.177 0.570 0.590 0.02062 65 0.177 0.570 0.590 0.02063 65 0.177 0.570 0.590 0.02064 65 0.177 0.570 0.590 0.02065 65 0.177 0.570 0.590 0.02066 65 0.177 0.570 0.590 0.02067 65 0.177 0.570 0.590 0.02068 65 0.177 0.570 0.590 0.02069 65 0.177 0.570 0.590 0.02070 66 0.244 0.596 0.598 0.00271 69 0.445 0.672 0.658 0.01472 69 0.445 0.672 0.658 0.014
145
73 69 0.445 0.672 0.658 0.01474 69 0.445 0.672 0.658 0.01475 69 0.445 0.672 0.658 0.01476 69 0.445 0.672 0.658 0.01477 69 0.445 0.672 0.658 0.01478 70 0.512 0.696 0.675 0.02079 70 0.512 0.696 0.675 0.02080 71 0.579 0.719 0.726 0.00881 71 0.579 0.719 0.726 0.00882 71 0.579 0.719 0.726 0.00883 71 0.579 0.719 0.726 0.00884 71 0.579 0.719 0.726 0.00885 71 0.579 0.719 0.726 0.00886 74 0.780 0.782 0.752 0.03087 74 0.780 0.782 0.752 0.03088 74 0.780 0.782 0.752 0.03089 76 0.914 0.820 0.786 0.03390 76 0.914 0.820 0.786 0.03391 76 0.914 0.820 0.786 0.03392 76 0.914 0.820 0.786 0.03393 77 0.981 0.837 0.795 0.04294 79 1.115 0.867 0.803 0.06495 80 1.182 0.881 0.940 0.05996 80 1.182 0.881 0.940 0.05997 80 1.182 0.881 0.940 0.05998 80 1.182 0.881 0.940 0.05999 80 1.182 0.881 0.940 0.059100 80 1.182 0.881 0.940 0.059101 80 1.182 0.881 0.940 0.059102 80 1.182 0.881 0.940 0.059103 80 1.182 0.881 0.940 0.059104 80 1.182 0.881 0.940 0.059105 80 1.182 0.881 0.940 0.059106 80 1.182 0.881 0.940 0.059107 80 1.182 0.881 0.940 0.059108 80 1.182 0.881 0.940 0.059109 80 1.182 0.881 0.940 0.059110 80 1.182 0.881 0.940 0.059111 85 1.516 0.935 0.974 0.039
146
112 85 1.516 0.935 0.974 0.039113 85 1.516 0.935 0.974 0.039114 85 1.516 0.935 0.974 0.039115 88 1.717 0.957 0.983 0.026116 91 1.918 0.972 0.991 0.019117 95 2.186 0.986 1.000 0.014
Lobs = Maks = 0,080e). Daerah kritik : DK = { L |L > L0,05; 117 = 0,082 }f). Keputusan uji : Ho diterima karena L obs < L tabel .g). Kesimpilan : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
)()( ziSziF )()( ziSziF
147
Lampiran 2 : Data Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen
DAFTAR NILAI ULANGAN UMUM SEMESTER GASALKELAS VIII TAHUN 2007/2008 KELOMPOK EKSPERIMEN
No. Nomor Responden Nilai (X) X²1. 1. 62 38442. 2. 50 25003. 3. 50 25004. 4. 43 18495. 5. 79 62416. 6. 29 8417. 7. 69 47618. 8. 39 15219. 9. 52 270410. 10. 32 102411. 11. 22 48412. 12. 27 72913. 13. 32 102414. 14. 49 240115. 15. 85 722516. 16. 55 302517. 17. 60 360018. 18. 72 518419. 19. 45 202520. 20. 54 291621. 21. 54 291622. 22. 44 193623. 23. 60 360024. 24. 43 184925. 25. 47 220926. 26. 50 250027. 27. 72 518428. 28. 65 422529. 29. 44 193630. 30. 30 90031. 31. 72 518432. 32. 53 2809
148
33. 33. 70 490034. 34. 49 240135. 35. 42 176436. 36. 59 348137. 37. 49 240138. 38. 75 562539. 39. 60 360040. 40. 47 220941. 41. 98 960442. 42. 78 608443. 43. 55 302544. 44. 44 193645. 45. 32 102446. 46. 82 672447. 47. 50 250048. 48. 39 152149. 49. 85 722550. 50. 43 184951. 51. 58 336452. 52. 57 324953. 53. 35 122554. 54. 47 220955. 55. 23 52956. 56. 47 220957. 57. 85 722558. 58. 37 136959. 59. 53 280960. 60. 52 270461. 61. 39 152162. 62. 82 672463. 63. 55 302564. 64. 60 360065. 65. 38 144466. 66. 37 136967. 67. 73 532968. 68. 28 78469. 69. 37 136970. 70. 57 324971. 71. 67 4489
149
72. 72. 63 396973. 73. 38 144474. 74. 57 324975. 75. 62 384476. 76. 58 336477. 77. 43 184978. 78. 35 122579. 79. 30 90080. 80. 22 48481. 81. 25 62582. 82. 49 240183. 83. 30 90084. 84. 30 90085. 85. 33 108986. 86. 37 136987. 87. 37 136988. 88. 47 220989. 89. 35 122590. 90. 28 78491. 91. 28 78492. 92. 37 136993. 93. 67 448994. 94. 32 102495. 95. 37 136996. 96. 28 78497. 97. 22 48498. 98. 22 48499. 99. 40 1600100. 100. 40 1600101. 101. 27 729102. 102. 17 289103. 103. 20 400104. 104. 42 1764105. 105. 27 729106. 106. 28 784107. 107. 27 729108. 108. 30 900109. 109. 37 1369110. 110. 45 2025
150
111. 111. 49 2401112. 112. 42 1764113. 113. 47 2209114. 114. 40 1600115. 115. 33 1089116. 116 30 900117. 117 28 784118. 118 38 1444
Jumlah 5483 288409Rata-rata 46.4661
Standar Deviasi 16.95529Variansi 287.4817
151
Lampiran : Data Nilai Aktivitas Belajar Kelompok Eksperimen
DAFTAR NILAI AKTIVITAS BELAJAR KELOMPOK EKSPERIMEN
No. Nomor Responden Nilai (X) X² Kriteria1. 1. 112 12544 rendah2. 2. 114 12996 sedang3. 3. 125 15625 sedang4. 4. 114 12996 sedang5. 5. 126 15876 sedang6. 6. 107 11449 rendah7. 7. 114 12996 sedang8. 8. 113 12769 rendah9. 9. 90 8100 rendah10. 10. 108 11664 rendah11. 11. 110 12100 rendah12. 12. 116 13456 sedang13. 13. 111 12321 rendah14. 14. 122 14884 sedang15. 15. 111 12321 rendah16. 16. 119 14161 sedang17. 17. 110 12100 rendah18. 18. 120 14400 sedang19. 19. 119 14161 sedang20. 20. 112 12544 rendah21. 21. 80 6400 rendah22. 22. 95 9025 rendah23. 23. 127 16129 sedang24. 24. 94 8836 rendah25. 25. 116 13456 sedang26. 26. 96 9216 rendah27. 27. 112 12544 rendah28. 28. 129 16641 tinggi29. 29. 127 16129 sedang30. 30. 101 10201 rendah31. 31. 100 10000 rendah32. 32. 102 10404 rendah
152
33. 33. 101 10201 rendah34. 34. 119 14161 sedang35. 35. 117 13689 sedang36. 36. 116 13456 sedang37. 37. 98 9604 rendah38. 38. 117 13689 sedang39. 39. 130 16900 tinggi40. 40. 120 14400 sedang41. 41. 114 12996 sedang42. 42. 117 13689 sedang43. 43. 128 16384 tinggi44. 44. 127 16129 sedang45. 45. 127 16129 sedang46. 46. 134 17956 tinggi47. 47. 133 17689 tinggi48. 48. 115 13225 sedang49. 49. 124 15376 sedang50. 50. 128 16384 tinggi51. 51. 135 18225 tinggi52. 52. 120 14400 sedang53. 53. 140 19600 tinggi54. 54. 98 9604 rendah55. 55. 93 8649 rendah56. 56. 136 18496 tinggi57. 57. 127 16129 sedang58. 58. 92 8464 rendah59. 59. 132 17424 tinggi60. 60. 113 12769 rendah61. 61. 114 12996 sedang62. 62. 132 17424 tinggi63. 63. 138 19044 tinggi64. 64. 114 12996 sedang65. 65. 115 13225 sedang66. 66. 121 14641 sedang67. 67. 142 20164 tinggi68. 68. 119 14161 sedang69. 69. 107 11449 rendah70. 70. 117 13689 sedang71. 71. 87 7569 rendah
153
72. 72. 135 18225 tinggi73. 73. 127 16129 sedang74. 74. 103 10609 rendah75. 75. 133 17689 tinggi76. 76. 115 13225 sedang77. 77. 115 13225 sedang78. 78. 124 15376 sedang79. 79. 125 15625 sedang80. 80. 104 10816 rendah81. 81. 104 10816 rendah82. 82. 109 11881 rendah83. 83. 140 19600 tinggi84. 84. 144 20736 tinggi85. 85. 134 17956 tinggi86. 86. 145 21025 tinggi87. 87. 123 15129 sedang88. 88. 132 17424 tinggi89. 89. 107 11449 rendah90. 90. 127 16129 sedang91. 91. 128 16384 tinggi92. 92. 140 19600 tinggi93. 93. 122 14884 sedang94. 94. 112 12544 rendah95. 95. 158 24964 tinggi96. 96. 135 18225 tinggi97. 97. 135 18225 tinggi98. 98. 131 17161 tinggi99. 99. 157 24649 tinggi
100. 100. 131 17161 tinggi101. 101. 128 16384 tinggi102. 102. 112 12544 rendah103. 103. 115 13225 sedang104. 104. 123 15129 sedang105. 105. 121 14641 sedang106. 106. 127 16129 sedang107. 107. 125 15625 sedang108. 108. 130 16900 tinggi109. 109. 128 16384 tinggi110. 110. 124 15376 sedang
154
111. 111. 110 12100 rendah112. 112. 107 11449 rendah113. 113. 122 14884 sedang114. 114. 119 14161 sedang115. 115. 131 17161 tinggi116. 116 126 15876 sedang117. 117 119 14161 sedang118. 118 111 12321 rendah
Jumlah 14082 1702930Rata-rata 119.339
Standar Deviasi 13.83617Variansi 191.4397
155
Lampiran 3 : Data Nilai Kemampuan Awal Kelompok kontrol
DAFTAR NILAI ULANGAN UMUM SEMESTER GASALKELAS VIII TAHUN 2007/2008 KELOMPOK KONTROL
No. Nomor Responden Nilai X²1. 119. 45 20252. 120. 70 49003. 121. 60 36004. 122. 47 22095. 123. 60 36006. 124. 52 27047. 125. 47 22098. 126. 52 27049. 127. 55 302510. 128. 90 810011. 129. 90 810012. 130. 44 193613. 131. 42 176414. 132. 60 360015. 133. 55 302516. 134. 43 184917. 135. 43 184918. 136. 42 176419. 137. 60 360020. 138. 75 562521. 139. 55 302522. 140. 70 490023. 141. 42 176424. 142. 80 640025. 143. 42 176426. 144. 52 270427. 145. 40 160028. 146. 42 176429. 147. 44 193630. 148. 53 280931. 149. 60 360032. 150. 30 900
156
33. 151. 44 193634. 152. 60 360035. 153. 70 490036. 154. 50 250037. 155. 90 810038. 156. 70 490039. 157. 70 490040. 158. 53 280941. 159. 49 240142. 160. 35 122543. 161. 39 152144. 162. 52 270445. 163. 30 90046. 164. 52 270447. 165. 35 122548. 166. 55 302549. 167. 70 490050. 168. 47 220951. 169. 47 220952. 170. 50 250053. 171. 75 562554. 172. 45 202555. 173. 70 490056. 174. 50 250057. 175. 62 384458. 176. 30 90059. 177. 30 90060. 178. 87 756961. 179. 42 176462. 180. 30 90063. 181. 27 72964. 182. 37 136965. 183. 25 62566. 184. 55 302567. 185. 30 90068. 186. 68 462469. 187. 35 122570. 188. 39 152171. 189. 32 1024
157
72. 190. 40 160073. 191. 49 240174. 192. 49 240175. 193. 52 270476. 194. 27 72977. 195. 49 240178. 196. 30 90079. 197. 39 152180. 198. 45 202581. 199. 32 102482. 200. 35 122583. 201. 33 108984. 202. 22 48485. 203. 37 136986. 204. 38 144487. 205. 37 136988. 206. 32 102489. 207. 32 102490. 208. 18 32491. 209. 55 302592. 210. 30 90093. 211. 33 108994. 212. 30 90095. 213. 32 102496. 214. 28 78497. 215. 37 136998. 216. 30 90099. 217. 28 784100. 218. 30 900101. 219. 25 625102. 220. 43 1849103. 221. 37 1369104. 222. 38 1444105. 223. 23 529106. 224. 38 1444107. 225. 27 729108. 226. 27 729109. 227. 33 1089110. 228. 27 729
158
111. 229. 47 2209112. 230. 27 729113. 231. 30 900114. 232. 30 900115. 233. 28 784116. 234. 47 2209117. 235. 49 2401
Jumlah 5284 267892Rata-rata 45.16239
Standar Deviasi 15.88046Variansi 252.1889
159
Lampiran : Data Nilai Aktivitas Belajar Kelompok Kontrol
DAFTAR NILAI AKTIVITAS BELAJAR KELOMPOK KONTROL
No. Nomor Responden Nilai X² Kriteria1. 119. 98 9604 rendah2. 120. 117 13689 sedang3. 121. 129 16641 tinggi4. 122. 109 11881 sedang5. 123. 116 13456 sedang6. 124. 88 7744 rendah7. 125. 99 9801 rendah8. 126. 115 13225 sedang9. 127. 131 17161 tinggi10. 128. 111 12321 rendah11. 129. 134 17956 tinggi12. 130. 136 18496 tinggi13. 131. 128 16384 tinggi14. 132. 103 10609 rendah15. 133. 125 15625 sedang16. 134. 109 11881 rendah17. 135. 113 12769 rendah18. 136. 107 11449 rendah19. 137. 123 15129 sedang20. 138. 119 14161 sedang21. 139. 131 17161 tinggi22. 140. 92 8464 rendah23. 141. 124 15376 sedang24. 142. 115 13225 sedang25. 143. 133 17689 tinggi26. 144. 126 15876 sedang27. 145. 164 26896 tinggi28. 146. 136 18496 tinggi29. 147. 125 15625 sedang30. 148. 104 10816 rendah31. 149. 129 16641 tinggi32. 150. 144 20736 tinggi
160
33. 151. 127 16129 sedang34. 152. 127 16129 sedang35. 153. 122 14884 sedang36. 154. 135 18225 tinggi37. 155. 128 16384 tinggi38. 156. 129 16641 tinggi39. 157. 140 19600 tinggi40. 158. 129 16641 tinggi41. 159. 131 17161 tinggi42. 160. 130 16900 tinggi43. 161. 126 15876 sedang44. 162. 116 13456 sedang45. 163. 114 12996 sedang46. 164. 90 8100 rendah47. 165. 95 9025 rendah48. 166. 114 12996 sedang49. 167. 130 16900 tinggi50. 168. 121 14641 sedang51. 169. 129 16641 tinggi52. 170. 107 11449 rendah53. 171. 115 13225 sedang54. 172. 118 13924 sedang55. 173. 144 20736 tinggi56. 174. 114 12996 sedang57. 175. 128 16384 tinggi58. 176. 125 15625 sedang59. 177. 127 16129 sedang60. 178. 130 16900 tinggi61. 179. 143 20449 tinggi62. 180. 105 11025 rendah63. 181. 131 17161 tinggi64. 182. 124 15376 sedang65. 183. 131 17161 tinggi66. 184. 144 20736 tinggi67. 185. 131 17161 tinggi68. 186. 140 19600 tinggi69. 187. 140 19600 tinggi70. 188. 100 10000 rendah71. 189. 127 16129 sedang
161
72. 190. 119 14161 sedang73. 191. 125 15625 sedang74. 192. 132 17424 tinggi75. 193. 134 17956 tinggi76. 194. 139 19321 tinggi77. 195. 114 12996 sedang78. 196. 104 10816 rendah79. 197. 134 17956 tinggi80. 198. 121 14641 sedang81. 199. 121 14641 sedang82. 200. 105 11025 rendah83. 201. 99 9801 rendah84. 202. 116 13456 sedang85. 203. 114 12996 sedang86. 204. 151 22801 tinggi87. 205. 140 19600 tinggi88. 206. 104 10816 rendah89. 207. 118 13924 sedang90. 208. 147 21609 tinggi91. 209. 134 17956 tinggi92. 210. 118 13924 sedang93. 211. 130 16900 tinggi94. 212. 119 14161 sedang95. 213. 112 12544 rendah96. 214. 125 15625 sedang97. 215. 113 12769 rendah98. 216. 115 13225 sedang99. 217. 107 11449 rendah100. 218. 136 18496 tinggi101. 219. 112 12544 rendah102. 220. 109 11881 rendah103. 221. 110 12100 rendah104. 222. 100 10000 rendah105. 223. 131 17161 tinggi106. 224. 120 14400 sedang107. 225. 110 12100 rendah108. 226. 118 13924 sedang109. 227. 87 7569 rendah110. 228. 91 8281 rendah
162
111. 229. 143 20449 tinggi112. 230. 140 19600 tinggi113. 231. 119 14161 sedang114. 232. 123 15129 sedang115. 233. 114 12996 sedang116. 234. 142 20164 tinggi117. 235. 120 14400 sedang
Jumlah 14225 1753547Rata-rata 121.5812
Standar Deviasi 14.40022Variansi 207.3662
163
Perhitungan uji normalitas kemampuan awal kelompok eksperimen.
No.
1 17 -1.738 0.041 0.008 0.0332 20 -1.561 0.059 0.017 0.0423 22 -1.443 0.075 0.051 0.0244 22 -1.443 0.075 0.051 0.0245 22 -1.443 0.075 0.051 0.0246 22 -1.443 0.075 0.051 0.0247 23 -1.384 0.083 0.059 0.0248 25 -1.266 0.103 0.068 0.0359 27 -1.148 0.125 0.102 0.02410 27 -1.148 0.125 0.102 0.02411 27 -1.148 0.125 0.102 0.02412 27 -1.148 0.125 0.102 0.02413 28 -1.089 0.138 0.153 0.01414 28 -1.089 0.138 0.153 0.01415 28 -1.089 0.138 0.153 0.01416 28 -1.089 0.138 0.153 0.01417 28 -1.089 0.138 0.153 0.01418 28 -1.089 0.138 0.153 0.01419 29 -1.030 0.151 0.161 0.01020 30 -0.971 0.166 0.212 0.04621 30 -0.971 0.166 0.212 0.04622 30 -0.971 0.166 0.212 0.04623 30 -0.971 0.166 0.212 0.04624 30 -0.971 0.166 0.212 0.04625 30 -0.971 0.166 0.212 0.04626 32 -0.853 0.197 0.246 0.04927 32 -0.853 0.197 0.246 0.04928 32 -0.853 0.197 0.246 0.04929 32 -0.853 0.197 0.246 0.04930 33 -0.794 0.214 0.263 0.04931 33 -0.794 0.214 0.263 0.04932 35 -0.676 0.249 0.288 0.03933 35 -0.676 0.249 0.288 0.03934 35 -0.676 0.249 0.288 0.039
iXs
XXz i
)( izF)( izS )()( ii zSzF
iXs
XXz i
)( izF)( izS )()( ii zSzF
164
35 37 -0.558 0.288 0.356 0.06836 37 -0.558 0.288 0.356 0.06837 37 -0.558 0.288 0.356 0.06838 37 -0.558 0.288 0.356 0.06839 37 -0.558 0.288 0.356 0.06840 37 -0.558 0.288 0.356 0.06841 37 -0.558 0.288 0.356 0.06842 37 -0.558 0.288 0.356 0.06843 38 -0.499 0.309 0.381 0.07344 38 -0.499 0.309 0.381 0.07345 38 -0.499 0.309 0.381 0.07346 39 -0.440 0.330 0.407 0.07747 39 -0.440 0.330 0.407 0.07748 39 -0.440 0.330 0.407 0.07749 40 -0.381 0.351 0.432 0,081 *50 40 -0.381 0.351 0.432 0,081 *51 40 -0.381 0.351 0.432 0,081 *52 42 -0.263 0.396 0.458 0.06253 42 -0.263 0.396 0.458 0.06254 42 -0.263 0.396 0.458 0.06255 43 -0.204 0.419 0.492 0.07356 43 -0.204 0.419 0.492 0.07357 43 -0.204 0.419 0.492 0.07358 43 -0.204 0.419 0.492 0.07359 44 -0.145 0.442 0.517 0.07560 44 -0.145 0.442 0.517 0.07561 44 -0.145 0.442 0.517 0.07562 45 -0.086 0.466 0.534 0.06863 45 -0.086 0.466 0.534 0.06864 47 0.031 0.513 0.585 0.07265 47 0.031 0.513 0.585 0.07266 47 0.031 0.513 0.585 0.07267 47 0.031 0.513 0.585 0.07268 47 0.031 0.513 0.585 0.07269 47 0.031 0.513 0.585 0.07270 49 0.149 0.559 0.627 0.06871 49 0.149 0.559 0.627 0.06872 49 0.149 0.559 0.627 0.06873 49 0.149 0.559 0.627 0.068
165
74 49 0.149 0.559 0.627 0.06875 50 0.208 0.583 0.661 0.07876 50 0.208 0.583 0.661 0.07877 50 0.208 0.583 0.661 0.07878 50 0.208 0.583 0.661 0.07879 52 0.326 0.628 0.678 0.05080 52 0.326 0.628 0.678 0.05081 53 0.385 0.650 0.695 0.04582 53 0.385 0.650 0.695 0.04583 54 0.444 0.672 0.712 0.04084 54 0.444 0.672 0.712 0.04085 55 0.503 0.693 0.737 0.04586 55 0.503 0.693 0.737 0.04587 55 0.503 0.693 0.737 0.04588 57 0.621 0.733 0.763 0.03089 57 0.621 0.733 0.763 0.03090 57 0.621 0.733 0.763 0.03091 58 0.680 0.752 0.780 0.02892 58 0.680 0.752 0.780 0.02893 59 0.739 0.770 0.788 0.01894 60 0.798 0.788 0.822 0.03495 60 0.798 0.788 0.822 0.03496 60 0.798 0.788 0.822 0.03497 60 0.798 0.788 0.822 0.03498 62 0.916 0.820 0.839 0.01999 62 0.916 0.820 0.839 0.019100 63 0.975 0.835 0.847 0.012101 65 1.093 0.863 0.856 0.007102 67 1.211 0.887 0.873 0.014103 67 1.211 0.887 0.873 0.014104 69 1.329 0.908 0.881 0.027105 70 1.388 0.917 0.890 0.028106 72 1.506 0.934 0.915 0.019107 72 1.506 0.934 0.915 0.019108 72 1.506 0.934 0.915 0.019109 73 1.565 0.941 0.924 0.017110 75 1.683 0.954 0.932 0.022111 78 1.860 0.969 0.941 0.028112 79 1.919 0.972 0.949 0.023
166
113 82 2.096 0.982 0.966 0.016114 82 2.096 0.982 0.966 0.016115 85 2.273 0.988 0.992 0.003116 85 2.273 0.988 0.992 0.003117 85 2.273 0.988 0.992 0.003118 98 3.039 0.999 1.000 0.001
Lobs = Maks = 0,081e). Daerah kritik : DK = { L |L > L0,05; 118 = 0,082 }f). Keputusan uji : Ho diterima karena L obs < L tabel .g). Kesimpilan : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
)()( ziSziF )()( ziSziF
167
Perhitungan uji normalitas kemampuan awal kelompok kontrol.
No.1 18 -1.710 0.044 0.009 0.0352 22 -1.459 0.072 0.017 0.0553 23 -1.396 0.081 0.026 0.0564 25 -1.270 0.102 0.043 0.0595 25 -1.270 0.102 0.043 0.0596 27 -1.144 0.126 0.094 0.0327 27 -1.144 0.126 0.094 0.0328 27 -1.144 0.126 0.094 0.0329 27 -1.144 0.126 0.094 0.03210 27 -1.144 0.126 0.094 0.03211 27 -1.144 0.126 0.094 0.03212 28 -1.081 0.140 0.120 0.02013 28 -1.081 0.140 0.120 0.02014 28 -1.081 0.140 0.120 0.02015 30 -0.955 0.170 0.231 0.06116 30 -0.955 0.170 0.231 0.06117 30 -0.955 0.170 0.231 0.06118 30 -0.955 0.170 0.231 0.06119 30 -0.955 0.170 0.231 0.06120 30 -0.955 0.170 0.231 0.06121 30 -0.955 0.170 0.231 0.06122 30 -0.955 0.170 0.231 0.06123 30 -0.955 0.170 0.231 0.06124 30 -0.955 0.170 0.231 0.06125 30 -0.955 0.170 0.231 0.06126 30 -0.955 0.170 0.231 0.06127 30 -0.955 0.170 0.231 0.06128 32 -0.829 0.204 0.274 0.07029 32 -0.829 0.204 0.274 0.07030 32 -0.829 0.204 0.274 0.07031 32 -0.829 0.204 0.274 0.07032 32 -0.829 0.204 0.274 0.07033 33 -0.766 0.222 0.299 0.07734 33 -0.766 0.222 0.299 0.077
iX
s
XXz i
)( izF)( izS )()( ii zSzF
iX
s
XXz i
)( izF)( izS )()( ii zSzF
168
35 33 -0.766 0.222 0.299 0.07736 35 -0.640 0.261 0.333 0.07237 35 -0.640 0.261 0.333 0.07238 35 -0.640 0.261 0.333 0.07239 35 -0.640 0.261 0.333 0.07240 37 -0.514 0.304 0.376 0.07241 37 -0.514 0.304 0.376 0.07242 37 -0.514 0.304 0.376 0.07243 37 -0.514 0.304 0.376 0.07244 37 -0.514 0.304 0.376 0.07245 38 -0.451 0.326 0.402 0.07646 38 -0.451 0.326 0.402 0.07647 38 -0.451 0.326 0.402 0.07648 39 -0.388 0.349 0.427 0.07849 39 -0.388 0.349 0.427 0.07850 39 -0.388 0.349 0.427 0.07851 40 -0.325 0.373 0.444 0.07252 40 -0.325 0.373 0.444 0.07253 42 -0.199 0.421 0.496 0.07554 42 -0.199 0.421 0.496 0.07555 42 -0.199 0.421 0.496 0.07556 42 -0.199 0.421 0.496 0.07557 42 -0.199 0.421 0.496 0.07558 42 -0.199 0.421 0.496 0.07559 43 -0.136 0.446 0.521 0.07660 43 -0.136 0.446 0.521 0.07661 43 -0.136 0.446 0.521 0.07662 44 -0.073 0.471 0.547 0.07663 44 -0.073 0.471 0.547 0.07664 44 -0.073 0.471 0.547 0.07665 45 -0.010 0.496 0.573 0.07766 45 -0.010 0.496 0.573 0.07767 45 -0.010 0.496 0.573 0.07768 47 0.116 0.546 0.624 0.07869 47 0.116 0.546 0.624 0.07870 47 0.116 0.546 0.624 0.07871 47 0.116 0.546 0.624 0.07872 47 0.116 0.546 0.624 0.07873 47 0.116 0.546 0.624 0.078
169
74 49 0.242 0.595 0.667 0.07175 49 0.242 0.595 0.667 0.07176 49 0.242 0.595 0.667 0.07177 49 0.242 0.595 0.667 0.07178 49 0.242 0.595 0.667 0.07179 50 0.305 0.620 0.692 0.07380 50 0.305 0.620 0.692 0.07381 50 0.305 0.620 0.692 0.07382 52 0.431 0.667 0.744 0.07783 52 0.431 0.667 0.744 0.07784 52 0.431 0.667 0.744 0.07785 52 0.431 0.667 0.744 0.07786 52 0.431 0.667 0.744 0.07787 52 0.431 0.667 0.744 0.07788 53 0.494 0.689 0.761 0.07289 53 0.494 0.689 0.761 0.07290 55 0.619 0.732 0.812 0,080 *91 55 0.619 0.732 0.812 0,080 *92 55 0.619 0.732 0.812 0,080 *93 55 0.619 0.732 0.812 0,080 *94 55 0.619 0.732 0.812 0,080 *95 55 0.619 0.732 0.812 0,080 *96 60 0.934 0.825 0.863 0.03897 60 0.934 0.825 0.863 0.03898 60 0.934 0.825 0.863 0.03899 60 0.934 0.825 0.863 0.038100 60 0.934 0.825 0.863 0.038101 60 0.934 0.825 0.863 0.038102 62 1.060 0.855 0.872 0.016103 68 1.438 0.925 0.880 0.044104 70 1.564 0.941 0.940 0.001105 70 1.564 0.941 0.940 0.001106 70 1.564 0.941 0.940 0.001107 70 1.564 0.941 0.940 0.001108 70 1.564 0.941 0.940 0.001109 70 1.564 0.941 0.940 0.001110 70 1.564 0.941 0.940 0.001111 75 1.879 0.970 0.957 0.013112 75 1.879 0.970 0.957 0.013
170
113 80 2.194 0.986 0.966 0.020114 87 2.635 0.996 0.974 0.021115 90 2.823 0.998 0.991 0.006116 90 2.823 0.998 0.991 0.006117 90 2.823 0.998 1.000 0.002
Lobs = Maks = 0,080e). Daerah kritik : DK = { L |L > L0,05; 117 = 0,082 }f). Keputusan uji : Ho diterima karena L obs < L tabel .g). Kesimpilan : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
)()( ziSziF )()( ziSziF
171
Perhitungan uji normalitas kemampuan awal kelompok Kontrol
No.
1 30 -1.597 0.055 0.009 0.0472 30 -1.597 0.055 0.017 0.0383 32 -1.487 0.068 0.026 0.0434 32 -1.487 0.068 0.034 0.0345 32 -1.487 0.068 0.043 0.0256 32 -1.487 0.068 0.052 0.0177 32 -1.487 0.068 0.060 0.0088 32 -1.487 0.068 0.069 0.0019 32 -1.487 0.068 0.078 0.00910 34 -1.378 0.084 0.086 0.00211 34 -1.378 0.084 0.095 0.01112 34 -1.378 0.084 0.103 0.01913 35 -1.323 0.093 0.112 0.01914 35 -1.323 0.093 0.121 0.02815 35 -1.323 0.093 0.129 0.03616 35 -1.323 0.093 0.138 0.04517 36 -1.269 0.102 0.147 0.04418 36 -1.269 0.102 0.155 0.05319 38 -1.159 0.123 0.164 0.04120 38 -1.159 0.123 0.172 0.04921 39 -1.104 0.135 0.181 0.04622 39 -1.104 0.135 0.190 0.05523 40 -1.050 0.147 0.198 0.05124 40 -1.050 0.147 0.207 0.06025 40 -1.050 0.147 0.216 0.06926 40 -1.050 0.147 0.224 0.07727 40 -1.050 0.147 0.233 0.08628 40 -1.050 0.147 0.241 0.09429 40 -1.050 0.147 0.250 0.10330 43 -0.886 0.188 0.259 0.07131 43 -0.886 0.188 0.267 0.07932 43 -0.886 0.188 0.276 0.08833 44 -0.831 0.203 0.284 0.08134 44 -0.831 0.203 0.293 0.090
iXs
XXz i
)( izF)( izS )()( ii zSzF
iXs
XXz i
)( izF)( izS )()( ii zSzF
172
35 46 -0.722 0.235 0.302 0.06636 46 -0.722 0.235 0.310 0.07537 48 -0.612 0.270 0.319 0.04938 48 -0.612 0.270 0.328 0.05739 49 -0.557 0.289 0.336 0.04840 54 -0.284 0.388 0.345 0.04341 54 -0.284 0.388 0.353 0.03542 54 -0.284 0.388 0.362 0.02643 56 -0.174 0.431 0.371 0.06044 58 -0.065 0.474 0.379 0.09545 58 -0.065 0.474 0.388 0.08646 58 -0.065 0.474 0.397 0.07847 58 -0.065 0.474 0.405 0.06948 61 0.099 0.539 0.414 0.12649 61 0.099 0.539 0.422 0.11750 61 0.099 0.539 0.431 0.10851 61 0.099 0.539 0.440 0.10052 61 0.099 0.539 0.448 0.09153 61 0.099 0.539 0.457 0.08354 62 0.154 0.561 0.466 0.09655 62 0.154 0.561 0.474 0.08756 62 0.154 0.561 0.483 0.07857 62 0.154 0.561 0.491 0.07058 64 0.263 0.604 0.500 0.10459 64 0.263 0.604 0.509 0.09560 64 0.263 0.604 0.517 0.08761 64 0.263 0.604 0.526 0.07862 64 0.263 0.604 0.534 0.06963 65 0.318 0.625 0.543 0.08264 65 0.318 0.625 0.552 0.07365 65 0.318 0.625 0.560 0.06466 65 0.318 0.625 0.569 0.05667 65 0.318 0.625 0.578 0.04768 66 0.373 0.645 0.586 0.05969 67 0.427 0.665 0.595 0.07170 67 0.427 0.665 0.603 0.06271 67 0.427 0.665 0.612 0.05372 68 0.482 0.685 0.621 0.06473 68 0.482 0.685 0.629 0.056
173
74 68 0.482 0.685 0.638 0.04775 70 0.592 0.723 0.647 0.07676 70 0.592 0.723 0.655 0.06877 70 0.592 0.723 0.664 0.05978 70 0.592 0.723 0.672 0.05079 70 0.592 0.723 0.681 0.04280 70 0.592 0.723 0.690 0.03381 70 0.592 0.723 0.698 0.02582 70 0.592 0.723 0.707 0.01683 71 0.646 0.741 0.716 0.02584 72 0.701 0.758 0.724 0.03485 72 0.701 0.758 0.733 0.02686 72 0.701 0.758 0.741 0.01787 72 0.701 0.758 0.750 0.00888 73 0.756 0.775 0.759 0.01689 73 0.756 0.775 0.767 0.00890 73 0.756 0.775 0.776 0.00191 74 0.810 0.791 0.784 0.00792 74 0.810 0.791 0.793 0.00293 75 0.865 0.806 0.802 0.00594 75 0.865 0.806 0.810 0.00495 75 0.865 0.806 0.819 0.01296 75 0.865 0.806 0.828 0.02197 76 0.920 0.821 0.836 0.01598 76 0.920 0.821 0.845 0.02499 78 1.029 0.848 0.853 0.005100 78 1.029 0.848 0.862 0.014101 79 1.084 0.861 0.871 0.010102 80 1.139 0.873 0.879 0.007103 80 1.139 0.873 0.888 0.015104 80 1.139 0.873 0.897 0.024105 83 1.303 0.904 0.905 0.002106 84 1.357 0.913 0.914 0.001107 85 1.412 0.921 0.922 0.001108 85 1.412 0.921 0.931 0.010109 85 1.412 0.921 0.940 0.019110 87 1.522 0.936 0.948 0.012111 88 1.576 0.943 0.957 0.014112 88 1.576 0.943 0.966 0.023
174
113 88 1.576 0.943 0.974 0.032114 89 1.631 0.949 0.983 0.034115 89 1.631 0.949 0.991 0.043116 90 1.686 0.954 1.000 0.046
Lobs = Maks = 0,081e). Daerah kritik : DK = { L |L > L0,05; 116 = 0,082 }f). Keputusan uji : Ho diterima karena L obs < L tabel .g). Kesimpilan : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
)()( ziSziF )()( ziSziF
175
Perhitungan uji normalitas kemampuan awal kelompok Eksperimen.
No.1 33 -1.966 0.025 0.009 0.0162 34 -1.899 0.029 0.017 0.0123 36 -1.765 0.039 0.034 0.0054 36 -1.765 0.039 0.034 0.0055 38 -1.631 0.051 0.051 0.0006 38 -1.631 0.051 0.051 0.0007 40 -1.498 0.067 0.103 0.0358 40 -1.498 0.067 0.103 0.0359 40 -1.498 0.067 0.103 0.03510 40 -1.498 0.067 0.103 0.03511 40 -1.498 0.067 0.103 0.03512 40 -1.498 0.067 0.103 0.03513 42 -1.364 0.086 0.128 0.04214 42 -1.364 0.086 0.128 0.04215 42 -1.364 0.086 0.128 0.04216 44 -1.230 0.109 0.179 0.07017 44 -1.230 0.109 0.179 0.07018 44 -1.230 0.109 0.179 0.07019 44 -1.230 0.109 0.179 0.07020 44 -1.230 0.109 0.179 0.07021 44 -1.230 0.109 0.179 0.07022 45 -1.163 0.122 0.197 0.07423 45 -1.163 0.122 0.197 0.07424 46 -1.096 0.137 0.214 0.07725 46 -1.096 0.137 0.214 0.07726 48 -0.962 0.168 0.248 0,080 *27 48 -0.962 0.168 0.248 0,080 *28 48 -0.962 0.168 0.248 0,080 *29 48 -0.962 0.168 0.248 0,080 *30 50 -0.828 0.204 0.282 0.07831 50 -0.828 0.204 0.282 0.07832 50 -0.828 0.204 0.282 0.07833 50 -0.828 0.204 0.282 0.07834 52 -0.694 0.244 0.308 0.064
iX
s
XXz i
)( izF)( izS )()( ii zSzF
iX
s
XXz i
)( izF)( izS )()( ii zSzF
176
35 52 -0.694 0.244 0.308 0.06436 52 -0.694 0.244 0.308 0.06437 54 -0.560 0.288 0.325 0.03738 54 -0.560 0.288 0.325 0.03739 56 -0.426 0.335 0.342 0.00740 56 -0.426 0.335 0.342 0.00741 60 -0.158 0.437 0.393 0.04442 60 -0.158 0.437 0.393 0.04443 60 -0.158 0.437 0.393 0.04444 60 -0.158 0.437 0.393 0.04445 60 -0.158 0.437 0.393 0.04446 60 -0.158 0.437 0.393 0.04447 61 -0.091 0.464 0.487 0.02348 61 -0.091 0.464 0.487 0.02349 61 -0.091 0.464 0.487 0.02350 61 -0.091 0.464 0.487 0.02351 61 -0.091 0.464 0.487 0.02352 61 -0.091 0.464 0.487 0.02353 61 -0.091 0.464 0.487 0.02354 61 -0.091 0.464 0.487 0.02355 61 -0.091 0.464 0.487 0.02356 61 -0.091 0.464 0.487 0.02357 61 -0.091 0.464 0.487 0.02358 64 0.110 0.544 0.496 0.04859 65 0.177 0.570 0.590 0.02060 65 0.177 0.570 0.590 0.02061 65 0.177 0.570 0.590 0.02062 65 0.177 0.570 0.590 0.02063 65 0.177 0.570 0.590 0.02064 65 0.177 0.570 0.590 0.02065 65 0.177 0.570 0.590 0.02066 65 0.177 0.570 0.590 0.02067 65 0.177 0.570 0.590 0.02068 65 0.177 0.570 0.590 0.02069 65 0.177 0.570 0.590 0.02070 66 0.244 0.596 0.598 0.00271 69 0.445 0.672 0.658 0.01472 69 0.445 0.672 0.658 0.01473 69 0.445 0.672 0.658 0.014
177
74 69 0.445 0.672 0.658 0.01475 69 0.445 0.672 0.658 0.01476 69 0.445 0.672 0.658 0.01477 69 0.445 0.672 0.658 0.01478 70 0.512 0.696 0.675 0.02079 70 0.512 0.696 0.675 0.02080 71 0.579 0.719 0.726 0.00881 71 0.579 0.719 0.726 0.00882 71 0.579 0.719 0.726 0.00883 71 0.579 0.719 0.726 0.00884 71 0.579 0.719 0.726 0.00885 71 0.579 0.719 0.726 0.00886 74 0.780 0.782 0.752 0.03087 74 0.780 0.782 0.752 0.03088 74 0.780 0.782 0.752 0.03089 76 0.914 0.820 0.786 0.03390 76 0.914 0.820 0.786 0.03391 76 0.914 0.820 0.786 0.03392 76 0.914 0.820 0.786 0.03393 77 0.981 0.837 0.795 0.04294 79 1.115 0.867 0.803 0.06495 80 1.182 0.881 0.940 0.05996 80 1.182 0.881 0.940 0.05997 80 1.182 0.881 0.940 0.05998 80 1.182 0.881 0.940 0.05999 80 1.182 0.881 0.940 0.059100 80 1.182 0.881 0.940 0.059101 80 1.182 0.881 0.940 0.059102 80 1.182 0.881 0.940 0.059103 80 1.182 0.881 0.940 0.059104 80 1.182 0.881 0.940 0.059105 80 1.182 0.881 0.940 0.059106 80 1.182 0.881 0.940 0.059107 80 1.182 0.881 0.940 0.059108 80 1.182 0.881 0.940 0.059109 80 1.182 0.881 0.940 0.059110 80 1.182 0.881 0.940 0.059111 85 1.516 0.935 0.974 0.039112 85 1.516 0.935 0.974 0.039
178
113 85 1.516 0.935 0.974 0.039114 85 1.516 0.935 0.974 0.039115 88 1.717 0.957 0.983 0.026116 91 1.918 0.972 0.991 0.019117 95 2.186 0.986 1.000 0.014
Lobs = Maks = 0,080e). Daerah kritik : DK = { L |L > L0,05; 117 = 0,082 }f). Keputusan uji : Ho diterima karena L obs < L tabel .g). Kesimpilan : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
)()( ziSziF )()( ziSziF
179
KISI-KISI ANGKET AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA
BERDASARKAN INDIKATOR
Aspek IndikatorNo.
item +
No.
item -Jumlah
Waktu untuk belajar
matematika
Frekuensi belajar
matematika
Waktu yang digunakan
1,2
4
-
3
2
2
Sikap dalam
mengikuti pelajaran
matematika
Partisipasi dalam
mengikuti pelajaran
matematika
Mengikuti jam kosong
Sikap dalam
mengerjakan setiap
tugas di sekolah
5, 6, 8,
9, 10,
11, 12
14
16
7
15
10
2
1
Belajar matematika
sendiri
Mengatasi kesulitan
dalam belajar
Belajar matematika di
rumah
Belajar di luar sekolah
/ les
18, 19,
20
22, 24
25
21
23
26
4
3
2
180
Belajar matematika
secara kelompok
Partisipasi dalam
belajar kelompok
Mengatasi kesulitan
dalam belajar secara
kelompok
27, 30
33
28, 29
31, 32
4
3
Mengerjakann tugas,
latihan atau PR
Mengerjakan PR yang
diberikan
Sikap dalam
menghadapi PR yang
sulit
34, 35,
37
38, 39
36
40
4
3
Jumlah 28 12 40
181
Lampiran : Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Keseimbangan
kemampuan Awal.
Perhitungan Normalitas Kemampuan Awal
Uji normalitas kemampuan awal untuk setiap kelompok menggunakan
metode Lilliefors.
1. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen atau kelompok baris (A1).
a). Hipotesis uji :
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b). Taraf signifikansi :
α = 5%
c). Statistik Uji :
L obs = Maks )(( ziSziF
d). Komputasi :
Dari data pada desain data diperoleh X =46,466102 dan s =
16,955287.
182
2. Uji Normalitas Kelompok Kontrol atau kelompok baris (A2).
a). Hipotesis uji :
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b). Taraf signifikansi :
α = 5%
c). Statistik Uji :
L obs = Maks )(( ziSziF
d). Komputasi :
Dari data pada desain data diperoleh X = 45,162393 dan s =
15,880457.
183
Perhitungan Uji Homogenitas Data Amatan
Uji homogenitas kemampuan awal untuk setiap kelompok menggunakan
uji Bartlett.
Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen vs Kelompok Kontrol.
a). Hipotesis uji :
Ho : 22KE ( variansi populasi homogen ).
H1 : tidak semua variansi sama ( variansi populasi tidak homogen ).
b). Taraf signifikansi :
α = 5%
c). Statistik Uji :
)loglog(203,2 22
jj sfRKGfc
X ~ )1(2 kX
d). Komputasi :
Dari data pada desain data setelah dihitung diperoleh :
184
233116117;116;117 jKE ffff ;
915,29253;364,33635 KE SSSS ;
Tabel 1
Tabel Kerja Untuk Menghitung 2obsX
Sampeljf jSS 2
js log 2js jf log 2
js
Eksperimen 117 33635,364 287,482 2,459 287,703Kontrol 116 29253,915 252,189 2,402 278,632Jumlah 233 62889,279 - - 566,335
911,269233
279,62889
j
J
f
SSRKG
f log RKG = (233)(log 269,911) = (233)(2,431) = 566,423
c = 1 + 004,1004,01)012,0)(333,0(1)233
1
116
1
117
1(
)12(3
1
sehingga :
202,0)088,0)(294,2()335,566423,566(004,1
303,22 X
e). Daerah Kritik :
841,321;05,0 X
DK = {X² | X² > 3,841}; DKX obs 202,02
f). Keputusan Uji :
Ho diterima
g). Kesimpulan :
Variansi-variansi dari dua populasi tersebut sama (homogen).
185
Perhitungan Uji Keseimbangan ( Uji t )
Untuk Kemampuan Awal
Dari data nilai kemampuan awal diperoleh sebagai berikut :
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
s1² = 287,482 s2² = 252,189
n1 = 118 n2 = 117
X 1 = 46,955 X 2 = 45,162
1. Hipotesis
H0 : μ1 = μ2 ( tidak ada perbedaan kemampuan awal siswa antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum
diberi perlakuan ).
H1 : μ1 ≠ μ2 ( ada perbedaan kemampuan awal siswa antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberi
perlakuan ).
2. Taraf signifikansi 5%.
3. Statistik uji yang digunakan :
21p
21
n
1
n
1s
XXt
~ t(n1+n2-2)
4. Komputasi :
186
2
)1()1(
21
222
2112
nn
snsnsp
2117118
189,252)1117(482,287)1118(
233
189,252)116(482,287)117(
233
924,29253394,33635
233
318,62889
= 269,911
Ps = 911,269 = 16,429
t =
117
1
118
1429,16
162,45955,46
t = 0085,00084,0429,16
793,1
t = 0169.0429,16
793,1
t = )13,0)(429,16(
793,1
t = 13577,2
793,1 = 0,8395 = 0,840
5. Daerah Kritik :
t0,025,233 = 1,960; DK : { t|t < - 1,960 atau t > 1,960 };
dan tobs = 0,840 DK.
187
6. Keputusan uji : H0 diterima.
7. Kesimpulan : Tidak ada perbedaan kemampuan awal siswa antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum
diberi perlakuan.
Kriteria Aktivitas Belajar
Dari data diperoleh :
n = 118 +117 = 235
∑X = ∑X1 + ∑X2 = 14082 + 14225 =28307
∑X² = ∑X1² + ∑X2² = 1702930 + 1753547 = 3456477
n
XX =
235
28307 = 120,4553191
54990
10985846
234235
801286249812272095
)1235(235
28307)3456477235(
)1(
)()( 2222
x
x
nn
XXns
= 199,7789779
13431915,147789779,199 s
½ s = ½ x 14,13431915 = 7,067159575
X ½ s = 120,4553191 + 7,067159575 = 127,5224786
X ½ s = 120,4553191 - 7,067159575 = 113,3881596Kesimpulan :
Kelompok tinggi : skor > 127,5224786
188
Kelompok sedang : 113,3881596 ≤ skor ≤ 127,5224786
Kelompok rendah : skor < 113,3881596
Lampiran : Perhitungan Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran
Tes Prestasi.
Perhitungan Reliabilitas
Untuk Tes Uji Coba
Menghitung Variansi butir soal nomor 5.
Dari data hasil tes uji coba diperoleh sebagai berikut :
Pada soal nomo 5 : n = 36, ∑X = 23, p = 0,638889, q = 0,361111, p.q =
0,23071.
Dari data seluruhnya diperoleh :
∑Y =657, ∑Y² =12893, 977623457,6 pq , n butir soal = 30.
7928571,251260
32499
)35(36
431649464148
)136(36
)657()12893(36
)1(
)(. 2222
nn
YYnst
189
7928571,25
81523365,18
29
30
7928571,25
977623457,67928571,25
130
30
1 2
2
11t
iit
s
qps
n
nr
754626864,0)729474581,0(03448,1 ( reliabel)
Pengukuran tes uji coba reliabel jika 11r > 0,70
Perhitungan Daya Pembeda
Untuk Tes Uji Coba
Menghitung daya pembeda butir soal nomor 5.
Dari data hasil tes uji coba diperoleh sebagai berikut :
n = 36, ∑X = 23, ∑X² = 23, (∑X)² = 529, ∑XY = 459, ∑Y = 657, ∑Y²
=12893,
(∑Y)² = 431649.
))()()((
))((2222 YYnXXn
YXXYnrxy
)431649)12893(36)(529)23(36(
)657(23)459(36
)431649464148)(529828(
1511116524
)32499(299
1413
9717201
1413
190
242531,3117
1413
= 0,45328523 ( dipakai )
Jika xyr < 0,3 maka butir soal harus dibuang.
Perhitungan Tingkat Kesukaran
Untuk Tes Uji Coba
Menghitung tingkat kesukaran butir soal nomor 5.
Dari data diperoleh sebagai berikut :
Pada soal nomor 5 : B = 23
Js = 36
P = 63888889,036
23
sJ
B ( baik )
Soal dianggap baik jika 0,30 ≤ P < 0,70.
Lampiran 11 : Perhitungan Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran.
Lampiran : Perhitungan Reliabilitas, Daya Pembeda Tes Uji Coba Angket.
Perhitungan Reliabilitas
Untuk Tes Uji Coba
Menghitung Variansi butir soal nomor 5.
Dari data hasil tes uji coba diperoleh sebagai berikut :
Pada soal nomo 3 : n = 36, ∑X = 106, ∑X² = 334.
191
6253968,01260
788
)35(36
1123612024
)136(36
)106()334(36
)1(
)(. 22223
nn
XXns
Dari data seluruhnya diperoleh :
∑Y = 4086, ∑Y² = 470132, 8365079,252 is , n butir soal = 40.
0285714,1821260
229356
)35(36
1669539616924752
)136(36
)4086()470132(36
)1(
)(. 2222
nn
YYnst
141936552,0139
40
0285714,182
8365079,251
140
401
1 2
2
11
t
i
s
s
n
nr
880065074,0)858063448,0(025641025,1 ( reliabel)
Pengukuran tes uji coba reliabel jika 11r > 0,70
192
Perhitungan Daya Pembeda
Untuk Tes Uji Coba
Menghitung daya pembeda butir soal nomor 5.
Dari data hasil tes uji coba diperoleh sebagai berikut :
n = 36, ∑X = 106, ∑X² = 334, (∑X)² = 11236, ∑XY =12245, ∑Y = 4086,
∑Y² =470132,
(∑Y)² = 16695396.
))()()((
))((2222 YYnXXn
YXXYnrxy
)16695396)470132(36)(11236)334(36(
)4086(106)12245(36
)1669539616924752)(1123612024(
433116440820
)229356(788
7704
180732528
7704
67985,13443
7704
= 0,573057383 ( dipakai )
Jika xyr < 0,3 maka butir soal harus dibuang.
193
Lampiran : Uji Normalitas Data Amatan.
Perhitungan Normalitas Data Amatan
Uji normalitas prestasi belajar matematika pada pokok bahasan relasi dan
pemetaan untuk setiap kelompok menggunakan metode Lilliefors.
1. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen atau kelompok baris (A1).
a). Hipotesis uji :
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b). Taraf signifikansi :
α = 5%
c). Statistik Uji :
L obs = Maks )(( ziSziF
d). Komputasi :
Dari data pada desain data diperoleh X = 65,03389831 dan s =
18,2569187.
194
2. Uji Normalitas Kelompok Kontrol atau kelompok baris (A2).
a). Hipotesis uji :
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b). Taraf signifikansi :
α = 5%
c). Statistik Uji :
L obs = Maks )(( ziSziF
d). Komputasi :
Dari data pada desain data diperoleh X = 61,30769231 dan s =
15,5260968.
195
3. Uji Normalitas Kelompok Aktivitas Belajar tinggi atau kelompok
Kolom (B1).
a). Hipotesis uji :
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b). Taraf signifikansi :
α = 5%
c). Statistik Uji :
L obs = Maks )(( ziSziF
d). Komputasi :
Dari data pada desain data diperoleh X = 63,56578947 dan s =
16,38074929.
196
4. Uji Normalitas Kelompok Aktivitas Belajar sedang atau kelompok
Kolom (B2).
a). Hipotesis uji :
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b). Taraf signifikansi :
α = 5%
c). Statistik Uji :
L obs = Maks )(( ziSziF
d). Komputasi :
Dari data pada desain data diperoleh X = 63,84042553 dan s =
18,77472746.
5. Uji Normalitas Kelompok Aktivitas Belajar Rendah atau
kelompok Kolom (B3).
a). Hipotesis uji :
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b). Taraf signifikansi :
197
α = 5%
c). Statistik Uji :
L obs = Maks )(( ziSziF
d). Komputasi :
Dari data pada desain data diperoleh X = 61,76923077 dan s =
17,97982309.
198
Lampiran : Uji Homogenitas Data Amatan.
Perhitungan Uji Homogenitas Data Amatan
Uji homogenitas data prestasi belajar matematika pada pokok bahasan
bangun ruang sisi datar kubus, balok, prisma dan limas untuk setiap
kelompok menggunakan uji Bartlett.
1. Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen vs Kelompok Kontrol.
a). Hipotesis uji :
Ho : 22KE ( variansi populasi homogen ).
H1 : tidak semua variansi sama ( variansi populasi tidak homogen ).
b). Taraf signifikansi :
α = 5%
c). Statistik Uji :
)loglog(203,2 22
jj sfRKGfc
X ~ )1(2 kX
d). Komputasi :
Dari data pada desain data setelah dihitung diperoleh :
233116117;116;117 jKE ffff ;
923,27962;865,38997 KE SSSS ;
199
Tabel 1
Tabel Kerja Untuk Menghitung 2obsX
Sampeljf jSS 2
js log 2js jf log 2
js
Eksperimen 117 38997,865 333,315 2,523 295,191Kontrol 116 27962,923 241,060 2,382 276,312Jumlah 233 66960,788 - - 571,503
385,287233
788,66960
j
J
f
SSRKG
f log RKG = (233)(log 287,385) = (233)(2,458) = 572,714
c = 1 + 004,1004,01)012,0)(333,0(1)233
1
116
1
117
1(
)12(3
1
sehingga :
778,2)211,1)(294,2()503,571714,572(004,1
303,22 X
e). Daerah Kritik :
841,321;05,0 X
DK = {X² | X² > 3,841}; DKX obs 778,22
f). Keputusan Uji :
Ho diterima
g). Kesimpulan :
Variansi-variansi dari dua populasi tersebut sama (homogen).
200
2. Uji Homogenitas Kelompok Aktivitas Belajar Tinggi vs Kelompok
Aktivitas Belajar Sedang vs Kelompok Aktivitas Belajar Rendah.
a). Hipotesis uji :
Ho : 222RST ( variansi populasi homogen ).
H1 : tidak semua variansi sama ( variansi populasi tidak homogen ).
b). Taraf signifikansi :
α = 5%
c). Statistik Uji :
)loglog(203,2 22
jj sfRKGfc
X ~ )1(2 kX
d). Komputasi :
Dari data pada desain data setelah dihitung diperoleh :
232649375;64;93;75 jRST fffff ;
539,20689;606,32781;671,20124 RST SSSSSS ;
Tabel 2
Tabel Kerja Untuk Menghitung 2obsX
Sampeljf jSS 2
js log 2js jf log 2
js
Tinggi 75 20124,671 268,323 2,429 182,175Sedang 93 32781,606 352,490 2,547 236,871Rendah 64 20689,539 323,274 2,510 160,640Jumlah 232 73595,816 - - 579,686
201
223,317232
816,73595
j
J
f
SSRKG
f log RKG = (232)(log 317,223) = (232)(2,501) = 580,232
c = 1 +
006,1006,01)035,0)(167,0(1)232
1
64
1
93
1
75
1(
)13(3
1
sehingga :
250,1)546,0)(289,2()686,579232,580(006,1
303,22 X
e). Daerah Kritik :
991,522;05,0 X
DK = {X² | X² > 5,991}; DKXobs 250,12
f). Keputusan Uji :
Ho diterima
g). Kesimpulan :
Variansi-variansi dari tiga populasi tersebut sama (homogen).
Lampiran : Pengujian Hipotesis Data Amatan.
202
Perhitungan Pengujian Hipotesis Data Amatan
Pengujian hipotesis data prestasi belajar matematika pada pokok bahasan
bangun ruang sisi datar kubus, balok, prisma dan limas pada penelitian ini
menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.
1. Hipotesis uji :
a). HoA : ;0i untuk setiap i = 1, 2.
H1A : paling sedikit ada satu i yang tidak nol.
b). HoA : ;0j untuk setiap j = 1, 2, 3.
H1A : paling sedikit ada satu j yang tidak nol.
c). HoAB : ;0ij untuk setiap i = 1,2 dan j = 1, 2, 3.
H1AB : paling sedikit ada satu ij yang tidak nol.
2. Taraf signifikansi :
α = 5%
3. Statistik uji :
a). Untuk HoA adalah RKG
RKAFa yang merupakan nilai dari variabel
random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1 dan
N- pq;
203
b). Untuk HoB adalah RKG
RKBFB yang merupakan nilai dari variabel
random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q-1 dan
N- pq;
c). Untuk HoAB adalah RKG
RKABFaB yang merupakan nilai dari
variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p-
1)(q-1) dan N- pq.
4. Komputasi :
Dari data pada desain data setelah dihitung diperoleh :
Tabel 3
Data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadrat Deviasi
Aktivitas BelajarPendekatan PembelajaranTinggi Sedang Rendah
n 32 50 36∑X 1907 3394 2373
X 59,594 67,88 65,917
2X 124639 245776 167653
C 113645,281 230384,72 156420,25
Jigsaw
SS 10993,719 15391,28 11232,75n 44 44 29
∑X 2924 2607 1642
X 66,455 59,25 56,621
2X 202572 164111 101040
C 194313,091 154464,75 92971,172
Konvensional
SS 8258,909 9646,25 8068,828
Keterangan : C = (∑X)² / n ; SS = ∑X² - C.
Tabel 4
204
Rataan dan Jumlah Rataan
Tinggi (b1) Sedang (b2) Rendah (b3) TotalJigsaw (a1) 59,594 67,88 65,917 193,391 (A1)
Konvensional (a1) 66,455 59,25 56,621 182,326 (A2)Total 126,048 127,13 122,538 375,716 (G)
(B1) (B2) (B3)
N = 32 + 50 + 36 + 44 + 44 +29 = 235
165,43139,0
6
29
1
44
1
44
1
36
1
50
1
32
1)3)(2(
hn
(1) = 085,235276
513,141162
)3)(2(
)716,375( 22
pq
G
(2) =
828,806825,9646909,825875,1123228,15391716,10993,
ji
ijSS
= 63591,736
(3) = 3
770,33242
3
079,37400
3
)326,182(
3
)391,193( 222
i
i
q
A
= 12466,693 + 11080,923 = 23547,616
(4) = 2
)538,122(
2
)13,127(
2
)048,126( 2222
j
j
p
B
= 2
561,15015
2
037,16162
2
098,15888
= 7944,049 + 8081,019 + 7507,781
= 23532,849
205
(5) =
222222
,
2)621,56()25,59()455,66()917,65()88,67()594,59(
ji
ijAB
= 3551,445 + 4607,694 + 4345,051 + 4416,267 + 3510,563
+ 3205,938
= 23636,958
JKA = )}1()3{( hn = (43,165)(23547,616 – 23527,085) =
(43,165)(20,531)
= 886,221
JKB = )}1()4{( hn = (43,165)(23532,849 – 23527,085) = (43,165)(5,764)
= 248,803
JKAB = )}4()3()5()1{( hn
= (43,165)(23527,085 +23636,958 – 23547,616 – 23532,849)
= (43,165)(83,578) = 3607,644.
JKG = (2) = 63591,736
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG = 886,221 + 248,803 + 3607,644 +
63591,736
= 68334,404
dkA = p-1 = 2-1 =1
dkB = q-1 = 3-1 =2
dkAB = (p-1)(q-1) = (2-1)(3-1) = (1)(2) = 2
dkG = N-pq = 235-(2)(3) = 237-6 = 229
206
dkT = N-1 = 235-1 = 234
221,8861
221,886
dkA
JKARKA
402,1242
803,248
dkB
JKBRKB
822,18032
644,3607
dkAB
JKABRKAB
693,277229
736,63591
dkG
JKGRKG
191,3693,277
221,886
RKG
RKAFa
448,0693,277
402,124
RKG
RKBFb
006,0693,277
822,1803
RKG
RKABFab
Untuk Fa adalah DK = {F | F > F0,05; 1; 229}= {F | F > 3,84}
Untuk Fb adalah DK = {F | F > F0,05; 2; 229}= {F | F > 3,00}
Untuk Fab adalah DK = {F | F > F0,05; 2; 229}= {F | F > 3,00}
Tabel 5
Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
Sumber JK dk RK Fobs Fα pPendekatan
Pembelajaran (A)886,221 1 886,221 3,191 3,84 > 0,05
Kemampuan Awal (B)
248,803 2 124,402 0,448 3,00 > 0,05
Interaksi (AB) 3607,644 2 1803,822 0,006 3,00 > 0,05Galat 63591,736 229 277,693 - - -Total 68334,404 234 - - - -
207
5. Keputusan uji :
HoA diterima; HoB diterima; HoAB diterima.
6. Kesimpulan :
a). Pedekatan pembelajaran tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa.
b). Aktivitas Belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
c). Tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan aktivitas
belajar terhadap prestasi belajar.
208
209
210