eksistensi ‘‘makassar knight clothing’’ ditinjau dari
TRANSCRIPT
Eksistensi ‘‘Makassar Knight Clothing’’
Ditinjau dari Perkembangan Desain Grafis
di Kota Makassar
SKIRPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
WAWAN INDRAWAN BAHAR DP
10541 071513
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
v
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : WAWAN INDRAWAN BAHAR DP
Stambuk : 10541071513
Jurusan : Pendidikan Seni Rupa
Judul Skripsi : EKSISTENSI “MAKASSAR KNIGHT CLOTHING”
DITINJAU DARI PERKEMBANGAN DESAIN GRAFIS
DI KOTA MAKASSAR
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji
adalah hasli karya saya sendiri, bukan hasil ciplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 26 Januari 2020
Yang Membuat Pernyataan
WAWAN INDRAWAN BAHAR DP
vi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : WAWAN INDRAWAN BAHAR DP
Stambuk : 10541071513
Jurusan : Seni Rupa
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya akan menyusun
sendiri skripsi ini (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi saya, akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing
yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian ini seperti pada butir 1, 2, 3, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 26 Januari 2020
Yang Membuat Perjanjian
WAWAN INDRAWAN BAHAR DP
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
SKRIPSI YANG BAIK ADALAH SKRIPSI YANG SELESAI
PERSEMBAHAN
TERKHUSUS, KEDUA ORANG TUA TERKHUSUS, KEDUA ORANG TUA YANG
DENGAN TULUS DAN PENUH KASIH SAYANG MENDUKUNG LANGKAH
KEMAJUAN SAYA DAN REKAN TEMAN TEMAN SENI RUPA.
ABSTRAK
WAWAN INDRAWAN BAHAR DP. 10541071513. 2020. Eksistensi ‘‘Makassar Knight
Clothing’’ Ditinjau dari Perkembangan Desain Grafis di Kota Makassar Skripsi. Jurusan
Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Pembimbing I Dr. Andi Baetal Mukaddas, M.Sn
Pembimbing II Makmun, S.Pd, M.Pd.
Alhamdulillah dalam penelitian ini hampir tidak ada masalah atau kendala dalam
proses melakukan penelitian.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada generalisasi. Dapat disimpulkan dari pengertian tersebut
bahwa penelitian melalui pendekatan kualitatif itu berlandaskan falsafah postpositivisme dan
peneliti sebagai instrumen kunci dalam penelitian tersebut. Hasil karya dari Makassar Knight
Clothing sangat tersebar di Kota Makassar bahkan karyanya sudah tersebar di Indonesia.
Karya dari Makassar Knight Clothing sendiri sangat terbatas yang artinya suatu penjualan
mempunyai batas setiap karya di brand Makassar Knight Clothing. Desain dari pemilik
Makassar Knight Clothing sangat dipakai oleh kalangan masyarakat bahkan sering
membawakan Workshop tentang desain dikampus-kampus dan bahkan juga memberikan
materi dirumah produksi dari Makassar Knight Clothing, karya desainnya juga selalu dibeli
oleh orang luar negeri dan yang paling berkesan desainya adalah mengikuti lomba desain
CorelDraw tingkat internasional yang karyanya terpilih menjadi juara dua ditingkat
internasional.
Kata kunci ; Eksistensi Makassar Knight Clothing
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum, Wr.Wb.
Tiada rasa syukur yang terucap selain rasa syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala rahmat serta hidayah-Nya pada semua umat
manusia, salawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang telah membebaskan kita dari belenggu-belenggu dari
zaman jahiliyah.
Suka duka, senang susah mewarnai proses-proses dalam menjalani
penulisan skripsi ini. Walaupun demikian, sebuah kata yang mampu membuat
bertahan yakni semangat sehingga segala tantangan mampu ditaklukan sampai
akhir penyelesaian penulisan skripsi ini, sebagai salah satu syarat guna mengikuti
ujian skripsi pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul
“EKSISTENSI MAKASSAR KNIGHT CLOTHING DITINJAU DARI
PERKEMBANGAN DESAIN GRAFIS DI KOTA MAKASSAR”.
Dengan penuh kerendahan hati tak lupa penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
iii
1. Bapak Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM. Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. A. Baetal Mukaddas, M. Sn. Ketua Program Studi Pendidikan
Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Makmun S,Pd.,M,Pd Sekertaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Muhammdiyah Makassar.
5. Bapak Dr. A. Baetal Mukaddas, S.Pd, M. Sn Pembimbing I.
6. Bapak Makmun, S.Pd., M.Pd Pembimbing II.
7. Terkhusus, kedua orang tua yang dengan tulus dan penuh kasih sayang
mendukung langkah kemajuan si buah hati.
8. Segenap rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung kelancaran dan
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk penyempurnaan proposal ini
senantiasa penulis harapkan. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat
Assalamu Alikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, 26 Januari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 4
B. Karangka Pikir ....................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 22
A. Jenis Dan Lokasi Penelitian ................................................................... 22
B. Variabel Dan Desain Penelitian ............................................................. 23
C. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 26
D. Objek Penelitian ..................................................................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 26
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 30
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 30
B. Pembahasan ............................................................................................ 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 48
A. Kesimpulan ........................................................................................... 48
B. Saran ....................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 50
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengekspreasikan diri, salah
satunya adalah lewat Kaos (T-Shirt) yang kita gunakan. Terkadang banyak orang
yang beranggapan apalah arti sebuah kaos, dipakai, dicuci, setrika, dilipat dan
dipakai lagi, itulah siklus dari kehidupan sebuah kaos. Namun, pernahkah
terfikirkan kalau kaos yang kita kenakan dapat menjadi lahan kreasi yang
mempunyai nilai estetika dan nilai jual.
Kaos Distro, sebutan untuk yang memiliki tema dan idealisme terhadap
desain-desain yang dibuatnya sehingga tidak terkesan pasaran dan memiliki
kebanggaan tersendiri ketika kita pakai. Keunikan dan kreativitas dari desain-
desain yang dibuat merupakan kekuatan yang dapat membuat kaos Distro tersebut
mendapat hati dari para konsumennya.
Perkembangan Seni Rupa khususnya Desain Grafis telah mengalami
kemajuan. Kondisi ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya kemampuan
kreativitas seniman. Penulis ini memilih Makassar Knight Clothing karena
merupakan salahsatu clothing di Makassar dengan teknik yang detail disetiap
desain t-shirt sehingga penulis ingin mengetahui atau menambah wawasan lebih
dalam tentang tata cara desain grafis maka penulis menarik perhatian yaitu
Makassar Knight Clothing.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana eksistensi Makassar Knight Clothing ditinjau dari
perkembangan desain grafis di Kota Makassar ?
2. Bagaimana hasil karya desain grafis Makassar Knight Clothing ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui eksistensi Makassar Knight Clothing
2. Untuk mengetahui hasil karya desain garfis Makassar Knight Clothing
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang dapat dipetik
utamanya bagi pihak yang terkait dengan penelitian ini, di antaranya:
1. Dapat mengetahui eksistensi Makassar Knight Clothing
2. Secara akademik diharapkan dapat memberi informasi dan bahan referensi
bagi pembaca agar lebih mengenal tentang desain Makassar Knight Clothing
3. Sebagai bahan perbandingan Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa dalam
berkarya desain grafis.
4. Menambah pengetahuan bagi penulis mengenai perkembangan desain grafis
3
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
B. Kerangka Pikir
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
B. Variabel dan Desain Penelitian
C. Definisi Operasional Variabel
D. Objek Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Yang Relavan
Beberapa penelitian yang relavan dengan penelitian ini adalah:
a. Hasil penelitian I Gede Wahyu Awan Sunarwan dalam jurnalnya yang
berjudul ‘’T-Shirt Lukis Karya Aditya Sapari di Singaraja’’ Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui: (1) alat dan bahan yang digunakan dalam
pembuatan t-shirt lukis karya Aditya Safari di Singaraja, (2) proses
pembuatan t-shirt lukis karya Aditya Safari di Singaraja, dan (3) tema t-
shirt lukis karya Aditya Safari di Singaraja. Penelitian ini merupakan
penelitian jenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
mengambil lokasi di Perusahaan Lokalkarya milik Aditya Safari yang
terletak di Jalan Pantai Asri Kelurahan Banyuasri, Buleleng, Provinsi
Bali. Pemilihan Aditya Safari sebagai subjek penelitian karena Aditya
Safari adalah pelopor bisnis t-shirt lukis di Singaraja. Selain itu
keberadaan t-shirt lukis Aditya Safari mampu memberikan warna baru
fashion di Kota Singaraja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) alat dan bahan yang
digunakan dalam pembuatan t-shirt lukis karya Aditya Safari di Singaraja
adalah papan penyangga baju, kuas, palet, hairdryer, mesin press, t-shirt
berbahan katun, cat tekstil, binder, dan pigmen warna, (2) proses pembuatan
t-shirt lukis karya Aditya Safari di Singaraja dimulai dari memasukkan baju
ke papan penyangga, mencampurkan cat dengan pigmen beserta binder yang
4
5
berfungsi sebagai pelarut, melukis sesuai tema yang diinginkan,
mengeringkan cat dengan hairdryer, mengepres baju yang sudah dicetak
dengan mesin press, dan (3) tema t-shirt lukis karya Aditya Safari di
Singaraja yaitu tema sosial dan budaya remaja
b. Hasil penelitian Maryam Paembonan yang berjudul “ Karakteristik desain
Tshirt di Studio Upa’ Clothing Kota Makassar’’ Penelitian ini merupakan
penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di
studio Upa’ Clothing yang beralamat di Jalan Balangturungan Kelurahan
Daya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. (1) Alat dan bahan yang
digunakan untuk memproduksi desain T-Shirt di Studio Upa’ Clothing. Yang
dimaksud di sini adalah alat dan bahan yang digunakan dalam rangka proses
membuat desain T-Shirt mulai dari alat dan bahan yang terkecil hingga alat
dan bahan yang sangat urgen. (2) proses pembuatan desain T-Shirt Upa’
Clothing. Yang dimaksud di sini ialah bagaimana cara menuangkan
kreativitas dalam pembuatan dan penciptaan desain T-Shirt di studio Upa’
Clothing. Mulai dari proses pembuatan desain hingga pemasaran. (3)
karakteristik desain T-Shirt Upa’ Clothing. Yang dimaksud di sini adalah
bagaimana kualitas atau ciri khas dari desain T-Shirt yang di buat di Studio
Upa’ Clothing.
Perbedaan antara kedua penelitian di atas dengan penelitian kali ini terletak
pada proses produksi dan teknik yang digunakan pada T-Shirt. Dalam hasil
penelitian yang dilakukan I Gede Wahyu Awan Sunarwan memiliki perbedaan
yang terletak pada proses pembuatan t-shirt yang mengunakan teknik cetak.
6
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Maryam Paembonan memiliki
perbedaan yang terletak pada desain pembuatan T-shirt yang menuangkan
kreativitas dalam karakteristik desain T-Shirt.
Adapun penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu eksistensi
Makassar Knight Clothing ditinjau dari perkembangan desain grafis.
2. Eksistensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia eksistensi adalah keberadaan,
kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan menurut Zaenal
(2007: 16) eksistensi adalah : “Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis,
suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu
sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi.
Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal
dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada
kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya”.
Sedangkan dalam buku Kritik Seni yang ditulis oleh, Ashari (2016: 27)
Eksistensi Seni Dewasa dianggap sebagai suatu yang tidak memiliki nilai
(tidak penting) atau dalam kata lain seni dianggap bukanlah sesuatu yang
pokok. Seni dianggap sebagai sebuah ilmu yang dibutuhkan ketika kegiatan
seni menjadi pencarian keuntungan ekonomi oleh manusia, artinya seni
berharga kalau menghasilkan keuntungan financial, dan implikasinya adalah
seni dipandang sebagai barang jualan. Itulah sebabnya mengapa seni
dipandang sebagai sebuah fenomena misterius. Sugiharto (dalam Ashari,
2016:27) menjelaskan nasib dan posisi seni memang kontroversial, tetapi
7
jelas juga bahwa seni adalah penanda utama peradaban sepanjang rentan
sejarah manusia, sejak zaman para penghuni gua hingga para penghuni Kota,
sehingga wajib untuk diketahui dan dipelajari. Untuk itu sesungguhnya seni
memang tidak akan pernah mati, ia bagai evolusi peradaban manusia,
sehingga kedepannya sebagai pelaku seni, kita dituntut mampu memaknai
respon-respon positif untuk bisa menata kehidupan seni yang dapat diterima
luas oleh Masyarakat. Sebab semua pengaruh sensibilitas kita akan
mempengaruhi imajinasi, dan pada gilirannya akan menciptakan persepsi
baru terus menerus, hingga akhirnya mengubah dunia menusia kembali
sebagaimana mestinya.
Perkembangan desain grafis di Kota Makassar itu sendiri sangat signifikan
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya buktinya banyak membuka jasa desain
grafis di Kota Makassar terbukti semua usaha-usaha membutuhkan logo
brand. Eksistensi desain grafis Makassar Knight Clothing yang berada di
Kota Makassar, Makassar Knight Clothing itu sendiri mengangkat tema
culture art wear yaitu mengankat tema tentang kultur Makassar Bugis,
Makassar Knight Clothing terbentuk tahun 2015. Pendiri dari Makassar
Knight Clothing ini sendiri bernama firman Hakibu.
3. Estetika
Menurut kamus besar bahasa indonesia adalah cabang filsafat yang
menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia
terhadapnya. Sedangkan menurut Ashari (2016: 52) Estetika atau aesthesis
berasal dari kata Yunani, yang berarti perasaan atau sensitivitas, yang saling
8
berkaitan dengan kata keindahan. Estetika membahas tentang apa keindahan
itu, menyelidiki prinsip-prinsip landasan seni, dan pengalaman seni. Yakni
pencitraan seni, penilain, atau refleksi atas karya seni. Estetika diketahui
sebagai ilmu yang dapat memikirkan dan memberi solusi atas cara pandang
tentang seni, untuk itu dalam arti teknis disebut sebagai ilmu keindahan,
eksistensinya dalam ilmu filsafat disebut sebagai filsafat keindahan.
4. Grafis
Grafis adalah gambar yang tersusun dari koordinat-koordinat. Gambar
atau grafis dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu gambar biasa (non digital)
dan gambar digital. Gambar non digital adalah guratan alat gambar ke suatu
media tertentu, misalnya kertas, kanvas, dan media lainnya. Sedangkan
gambar digital adalah gambar yang dihasilkan dari pengolahan melalui
komputer atau pemotretan menggunakan kamera digital yang disimpan dalam
bentuk file.
(http://www.zainalhakim.web.id/pengertian-grafis-gambar.html).
5. Desain
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai
pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa
digunakan, baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja,
"desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru".
Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari
sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau
berbentuk benda nyata.
9
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetika,
dan berbagai macam aspek lainnya dengan sumber data yang didapatkan dari
riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada
sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai
produk dari desain, sehingga muncul istilah "perancangan proses". Salahsatu
contoh dari perancangan proses adalah perancangan proses dalam
industri kimia.
Pengertian desain adalah suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis
perancangan yang mana titik beratnya dilakukan dengan melihat segala
sesuatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri, namun sebagai suatu
kesatuan di mana satu masalah dengan lainnya saling terkait. Di sisi lain,
desain juga diartikan sebagai perencanaan dalam pembuatan sebuah objek,
sistem, komponen atau struktur.
Secara umum, definisi desain adalah bentuk rumusan dari proses
pemikiran pertimbangan dan perhitungan dari desainer yang dituangkan
dalam wujud gambar. Namun disisi lain desain juga dapat didefinisikan
secara khusus, di mana desain adalah sesuatu yang berkaitan dengan
kegunaan atau fungsi benda dan ketetapan pemilihan bahan serta
memperhatikan segi keindahan.
(https://rocketmanajemen.com/definisi-desain/)
6. Desain Grafis
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan
gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam
10
desain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi
simbol-simbol yang bisa dibunyikan. Desain grafis diterapkan dalam desain
komunikasi dan fine art. Seperti jenis desain lainnya, desain grafis dapat
merujuk kepada proses pembuatan, metode merancang, produk yang
dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain).
(http://manpras.blogspot.com/2013/02/pengertian-desain-grafis.htm).
Desain Grafis berasal dari 2 buah kata yaitu Desain dan Grafis, kata
Desain berarti proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum
bertindak atau merancang. Sedangkan Grafis adalah titik atau garis yang
berhubungan dengan cetak mencetak. Jadi dengan demikian Desain Grafis
adalah kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, angka, grafik, foto dan
ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang
bisa menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga mereka dapat
menghasilkan sesuatu yang khusus atau sangat berguna dalam bidang
gambar.
(https://ayobelajarmultimedia.wordpress.com/home-3/pengertian-desain-
grafis/)
Desain Grafis adalah cabang ilmu dari seni Desain yang dalam
perkembangannya Desain Grafis dibantu oleh komputer dalam mendesain
sebuah objek. Orang yang bekerja dalam bidang ini disebut seorang Desain
dan seorang Desain harus memiliki minimal 5 (lima) Dimensi Keilmuan
yaitu; a) wawasan teknologi; b) wawasan sains; c) wawasan seni; d) wawasan
sosial dan budaya; e) wawasan filsafat dan etika.
11
(http://manpras.blogspot.com/2013/02/pengertian-desain-grafis.htm).
Graphic atau Grafis dalam Bahasa Indonesia, berasal dari Bahasa Yunani
Graphein yang berarti menulis atau menggambar. Sementara itu, istilah Seni
Grafis yaitu seni gambar dalam dua dimensi pada umumnya mencakup
beberapa bentuk kegiatan, seperti menggambar, melukis, dan fotografi.
Secara spesifik, cakupan tadi terbatas pada karya yang dicetak atau karya seni
yang dibuat untuk diperbanyak melalui proses cetak.
Desain grafis dapat diartikan sebagai proses pemikiran yang diwujudkan
dalam gambar (Henratman S.T. 2006). Dalam bahasa Inggris disebut Graphic
diartikan sebagai goresan yang berupa titik-titik atau garis yang berhubungan
dengan kegiatan cetak-mencetak. (Basuki, 2000). Desain gerafis dapat
diartikan sebagai proses pemikiran untuk mengalihkan gagasan dalam bentuk
gambar.( Sipahelu.1991).
( http://suwenaart.blogspot.com/2009/01/pengertian-grafis.html )
12
Gambar 2.1 Contoh Gambar Desain Grafis
Sumber: google
7. Seni Grafis
Kata grafika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merupakan
padanan untuk kata Inggris graphics boleh diartikan sebagai segala cara
pengungkapan dan perwujudan dalam bentuk huruf, tanda, dan gambar yang
diperbanyak melalui proses pencetakan guna disampaikan kepada khalayak.
(https://roemahmm.wordpress.com/2014/07/12/pengertian-seni-grafis)
Mulanya, seni grafis berkembang di China. Disana, seni grafis digunakan
untuk menggandakan tulisan-tulisan keagamaan. Tulisan tersebut diukir pada
bidang kayu dan di cetak di atas kertas. China menemukan kertas secara
massal pada tahun 105 yaitu pada masa pemerintahan Dinasti Yi.
13
Karya seni dengan media kayu ditemukan dinegara asoa yang memiliki
kultur tua dan kuat seperti China, Korea dan Jepang. Bangsa Romawi juga
sudah mengenal teknik cetak ini yang digunakan untuk menghias jubah
dengan cetak stempel. Namun teknik cetak ini kurang berkembang karena
bangsa Eropa tidak mengenal kertas. Teknik grafis mulai berkembang di
Eropa pada abad ke 13 dengan ditemukkannya mesin cetak oleh Gutterberg
yang juga mendirikan pabrik kertas pertama di Italia. Sejak saat itu, beragam
teknil seni grafis berkembang di Eropa.
Awalnya seni grafis di Indonesia merupakan media alternatif bagi seniman
yang sudah mengerjakan bidang lain seperti melukis ataupun mematung.
Kronologisnya, seni grafis muncul sekitar tahun 1950-an, tokohnya yaitu
Suromo dan Abdul Salam di Yogyakarta yang membuat karya dengan teknik
cukil kayu atau woodcut dan kebanyakan karya nya adalah poster perjuangan.
Tokoh lainnya tyaitu Marasutan (Jakarta) dan Mochtar Apin (Bandung).
Jadi menurut saya, seni grafis adalah sebuah karya seni rupa yang
memiliki wujud dua dimensi, dengan proses pembuatan karyanya
menggunakan teknik cetak berupa teknik manual ataupun teknik digital (yang
sekarang sudah banyak digunakan) biasanya di atas kertas.
8. Jenis - jenis Teknik Seni Grafis
Seni grafis memiliki jenis-jenisnya yang berdasarkan teknik yang
digunakkan, alat dan cara pembuatannya yang berbeda-beda. Jenis-jenis teknik
dalam seni grafis adalah sebagai berikut :
14
a. Cetak Tinggi
Cetak tinggi atau cetak timbul adalah cara membuat acuan cetak dengan
membentuk gambar pada permukaan media cetak secara timbul. Contoh yang
paling sederhana dari teknik ini adalah stempel atau cap. Media yang umum
digunakan untuk membuat cetak tinggi adalah kayu lapis/triplek, hardboard,
metal, karet (linoleum), dan papan kayu. Teknik cetak tinggi yang paling
popular yaitu seni grafis cukilan kayu (woodcut).
Gambar 2.2. Contoh Gambar Cetak Tinggi
Sumber: Google
b. Cetak Datar/Lithography
Lithography berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos (batu) dan graphien
(menulis). Lithography merupakan seni grafis cetak datar dengan
menggunakan acuan cetak dari lempengan batu kapur. Media batu kapur
digunakan karena memiliki sifat dapat menghisap tinta cair dan lemak.
15
Gambar 2.3. Contoh Gambar Cetak Datar
Sumber: Google
c. Cetak Dalam
Cetak Dalam adalah proses cetak menggunakan permukaan yang dikerik
(tenggelam). Contoh karya hasil cetak dalam adalah dry point dan etsa. Dry
point adalah sebuah teknik seni grafis (intaglio), di mana gambar dituangkan
ke lempeng tembaga atau seng dengan ujung jarum. Seperti etsa, dry point
lebih mudah bagi seorang seniman terlatih dalam menggambar yang
menguasai ukiran, sebagai teknik penggunaan jarum lebih dekat untuk
menggunakan pensil dari pada alat pengukir.
Garis diproduksi dengan mencetak sebuah drypoint sebenarnya dibentuk
olehujung jarum yang tajam, selain depresi terbentuk di permukaan lempeng.
Sebuah jarum yang lebih besar, dibentuk oleh sudut curam alat ini, akan terus
banyak tinta, menghasilkan garis, bersifat lembut padat yang membedakan
drypoint dari metode intaglio lainnya seperti etsa atau ukiran yang halus
hasilnya, bermata garis keras. Ukuran atau karakteristik lubang goresan
16
biasanya tidak bergantung pada berapa banyak tekanan diterapkan, namun
pada sudut jarum
Sedangkan Etsa adalah proses dengan menggunakan asam kuat untuk
mengikis bagian permukaan logam yang tidak terlindungi untuk menciptakan
desain pada logam. Sebagai metode intaglio dalam seni grafis, bersama
dengan gravir, etsa merupakan teknik paling penting dalam sejarah karya seni
grafis Barat (old master prints) dan masih tetap banyak digunakan sampai
sekarang.
Gambar 2.4. Contoh Gambar Cetak Dalam
Sumber: Google
d. Cetak Digital
Cetak digital merujuk pada image/citra yang diciptakan dengan komputer
menggunakan gambar, teknik cetak lain, foto, light pen serta tablet, dan
sebagainya. Citra tersebut bisa dicetak pada bahan yang bervariasi termasuk
pada kertas, kain atau kanvas plastik. Reproduksi warna yang akurat
merupakan kunci yang membedakan antara digital print berkualitas tinggi
17
dengan yang berkualitas rendah. Warna metalik (emas, perak) sulit untuk
direproduksi secara akurat karena akan memantul-balikkan sinar pada
scanner digital. Cetak digital berkualitas tinggi biasanya direproduksi dengan
menggunakan file data ber-resolusi sangat tinggi dengan printer ber-presisi
tinggi.
Gambar 2.5. Contoh Cetak Digital
Sumber : Google
e. Cetak Saring/Tembus/Sablon
Cetak saring atau sablon atau screen printing merupakan bagian dari ilmu
grafika terapan yang bersifat praktis. Cetak saring dapat diartikan kegiatan
cetak mencetak dengan menggunakan kain gasa/kasa yang biasa disebut
screen (Nusantara, 2007: iii). Pada umumnya cetak mencetak dilakukan pada
setiap benda padat yang datar tetapi dapat juga dilakukan di atas bentuk yang
melingkar. Pada prinsipnya cetak mencetak pada berbagai macam benda
padat adalah sama. Perbedaannya terletak pada jenis cat / tinta yang
digunakan dan jenis produk yang akan dicetak. Menengok sejarah cetak
18
saring atau cetak sablon telah lama dikenal dan digunakan oleh bangsa Jepang
sejak tahun 1664, abad ke- 17. Ketika itu, Yuzensai Miyasaki dan Zisukeo
Mirose mengembangkannya dengan menyablon kain kimono beraneka
motif yang sebelumnya dibuat motif kimono dengan tulis tangan.
Ternyata lebih menekan biaya sehingga kimono motif sablon mulai
banyak digunakan oleh Masyarakat Jepang. Sejak itu, teknik cetak saring
terus berkembang dan merambah ke berbagai negara. Pada tahun 1907,
pria berkebangsaan Inggris, Samuel Simon, mengembangkan teknik
sablon menggunakan chiffon sebagai pola untuk mencetak. Chiffon
merupakan bahan rajut yang terbuat dari benang sutera halus. Bahan rajut
inilah yang merupakan cikal bakal kain gasa untuk menyablon.
Menyablon dengan chiffon caranya tinta yang akan dicetak dialirkan melalui
kain kasa atau kain saring, sehingga teknik ini juga disebut silk
screen printing yang berarti mencetak dengan menggunakan kain saring
sutera.
Setelah Perang Dunia II, teknik cetak saring terus berkembang
pesat, inovasi-inovasi terus dilakukan sehingga munculah teknik-teknik
baru, yang semula membuat motif secara sederhana kemudian
berkembang dengan digunakannya komputer untuk membuat motif yang
lebih bervariasi.
Istilah cetak saring di Indonesia lebih populer dengan sebutan cetak
sablon. Kata sablon berasal dari bahasa Belanda, yaitu Schablon, sehingga
dalam bahasa serapan menjadi sablon (Nusantara, 2007: 2). Sablon dapat
19
didefinisikan sebagai pola berdesain yang dapat dilukis berdasarkan contoh.
Cetak sablon adalah mencetak dengan menggunakan model cetakan atau mal.
Cetak saring adalah mencetak dengan menggunakan kain gasa yang dibingkai
disebut screen. Proses Pembuatan Cetak saring bisa dilakukan dengan mesin
seperti yang dilakukan pada pabrik printing dan bisa dilakukan secara manual
seperti yang dilakukan oleh home Industri menengah dan kecil.
Teknik pembuatan desain motif dengan cara: Tanpa kodatrace
atau menggunakan kertas warna gelap yang diafdruk, dengan kodatrace
dan komputer atau teknik sparasi warna (CMYK). Zat warna yang
digunakan antara lain zat warna pigmen dan zat warna reaktif, walaupun
hampir semua jenis zat warna untuk tekstil bisa digunakan. Kain tekstil
yang digunakan hampir semua jenis kain tekstil, dari serat sintetis atau
serat alam yang mempunyai permukaan datar bisa disablon
dengan menggunakan screen.
(http://www.senibudayaku.com/2017/03/pengertian-seni-grafis-dan-jenis-
jenis-grafis.html.)
Gambar 2.6. Contoh Gambar Cetak Saring
Sumber : Google
20
9. Clothing
Clothing adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang memproduksi
pakaian jadi dengan brand mereka sendiri dimana materi artikel-artikel desainnya
diproduksi sendiri sesuai karakter dari konsep clothingnya
(https://pluraltogether.wordpress.com/2016/05/16/wassup-cuy/)
Clothing disini dibagi menjadi 2:
a. Clothing Company
Clothing Company adalah sebuah istilah yang digunakan untuk sebuah
perusahaan yang membuat atau memproduksi suatu produk yang berada di
bawah nama brand mereka sendiri. Jadi istilah ini merujuk terhadap nama
atau brand atau label produk suatu pakaian atau barang sejenisnya.
b. Clothing Line
Clothing Line adalah adalah sebuah istilah yang digunakan untuk
sebuah perusahaan yang membuat atau memproduksi suatu produk dengan
beberapa nama brand. Istilah ini merujuk terhadap suatu perusahaan induk
yang memiliki beberapa anak perusahaan, namun anak perusahaan tersebut
masih dibawah kendali penuh oleh perusahaan induk, maksudnya adalah
tidak bisa bebas mengeluarkan suatu produk.
21
B. Kerangka Pikir
Eksistensi Makassar Knight Clothing ditinjau dari Perkembangan Desain
Grafis di Kota Makassar. Berdasarkan skema yang telah digambarkan di bawah
maka dapat diuraikan hubungan masing-masing Dengan melihat beberapa konsep
atau teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka maka dapat dibuat kerangka
atau skema yang dapat dijadikan sebagai acuan konsep berfikir tentang bagian
antara satu dengan yang lain. Dengan melihat konsep yang telah disebutkan di
atas maka skema kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.7. Skema Kerangka Pikir
Makassar Knight
Clothing
Hasil karya Eksistensi
Hasil
Penelitian
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 15) mengemukakan bahwa:
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi. Dapat disimpulkan dari pengertian tersebut
bahwa penelitian melalui pendekatan kualitatif itu berlandaskan falsafah
postpositivisme dan peneliti sebagai instrumen kunci dalam penelitian
tersebut
Dalam arti lain yakni bagaimana cara memberikan pemaparan suatu objek
berdasarkan kenyataan yang ada mengenai “Eksistensi Makassar Knight
Clothing ditinjau dari Perkembangan Desain Grafis di Kota Makassar”
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Toko Makassar Knight Clothing yang
terletak di Giant Extra Lt2 Jalan Hertasning Baru.
22
23
Gambar 3.8. Peta lokasi penelitin
B. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel (Setyosari, 2010 : 108) adalah segala sesuatu yang menjadi objek
pengamatan dalam penelitian. Adapun variabel penelitian sebagai berikut :
a. Eksistensi Makassar Knight Clothing
b. Hasil karya desain grafis Makassar Knight Clothing
2. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana atau struktur yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban atas
permasalahan-permasalahan penelitian. (Setyosari, 2010 : 148)
24
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif yaitu
rancangan yang hanya menggambarkan suatu hal. Dalam arti rancangan
penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan tentang Eksistensi
Makassar Knight Clothing ditinjau dari Perkembangan Desain Grafis di Kota
Makassar
Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi. melakukan observasi di Makassar Knight
b. Wawancara. melakukan wawancara terhadap pemilik di Makassar Knight
c. Dokumentasi. mengambil beberapa gambar sebagai bahan dokumentasi.
25
Desain penelitian ini digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:
Contoh Gambar 3.9. Skema desain penelitian
Teknik Pengumpulan Data
( Observasi, Wawancara, dan Dokuemntasi )
Eksistensi Hasil Karya
Pengolahan dan Analisis Data
Deskripsi Data
Kesimpulan
26
C. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan variabel di atas maka perlu dilakukan pendefinisian
operasional variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya suatu
kesalahan. Serta memudahkan sasaran penelitian hingga berjalan dengan baik.
Adapun definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut:
1. Eksistensi Makassar Knight Clothing ditinjau dari perkembangan desain
grafis di Kota Makassar.
2. Hasil karya desain grafis Makassar Knight Clothing.
D. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sasaran atau permasalahan yang akan diteliti,
adapun objek penelitian ini adalah Eksistensi Makassar Knight Clothing
ditinjau dari Perkembangan Desain Grafis di Kota Makassar
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.
1. Observasi
Di antara berbagai metode penelitian dalam bidang seni, metode
observasi tampaknya merupakan metode yang penting dan harus mendapat
perhatian selayaknya. Observasi mengungkapkan gambaran sistematis
mengenai peristiwa, tingkah laku, benda atau karya yang dihasilkan dan
peralatan yang digunakan. Penggunaan metode observasi secara tepat
yang sesuai dengan persyaratan yang digunakan dalam teknik-teknikya,
baik digunakan secara sendiri maupun bersama-sama dengan metode
27
lainnya dalam suatu kegiatan di lapangan,akan sangat bermanfaat untuk
memperoleh data yang tepat, akurat, dan dapat dipertanggung jawabkan.
Rohidi (2011:181); juga menyatakan bahwa metode observasi adalah suatu
metode yang digunakan untuk mengamati sesuatu, seseorang, suatu
lingkungan, atau situasi secara tajam dan mencatatnya secara akurat dalam
beberapa cara. Metode observasi dalam penelitian seni dilaksanakan untuk
memperoleh data tentang karya seni dalam suatu kegiatan dan situasi yang
relevan dengan masalah penelitian dalam penelitian seni, kegiatan
observasi akan mengungkapkan gambaran sistematis mengenai peristiwa
kesenian, tingkah laku (kreasi dan apresiasi) dan bebagai perangkatnya
(medium dan teknik) pada tempat penelitian (studio galeri, ruang pamer,
komunitas) dan dipilih untuk ditelti
2. Wawancara
Menurut Rohidi (2011: 208), wawancara adalah suatu teknik yang
digunakan untuk memperoleh informasi tentang kejadian yang oleh
peneliti tidak dapat diamati secara langsung, baik karena tindakan atau
peristiwa yang terjadi dimasa lampau atau karena peneliti tidak
diperbolehkan hadir di tempat kejadian itu. Namun demikian, wawancara
hanya akan berhasil jika orang atau tokoh yang diwawancarai bersedia dan
dapat menuturkan dengan kata-kata tentang cara berlaku yang telah
menjadi kebiasaan tentang kepercayaan dan nilai-nilai yang dijunjung oleh
Masyarakat dalam hal ini berkaitan dengan praktik-praktik berkesenian, di
28
mana tokoh yang bersangkutan menjadi bagian dari padanya. Wawancara
dilakukan untuk melengkapi hasil observasi. ( terlampir ).
3. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan untuk melengkapi perolehan data dilapangan baik
pada saat melakukan observasi maupun pada saat melakukan wawancara.
Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan pengambilan foto-foto atau
gambar sebagai bahan dokumentasi. Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah format pengamatan dan catatan lapangan.
F. Teknik Analisis Data
Semua data yang berasal dari sumber data dalam penelitian ini adalah subjek
yang disebut informan yaitu orang-orang yang memberi informasi atau yang
menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi. Karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif maka analisis
datanya adalah mempergunakan metode kualitatif pula, semua data yang telah
terkumpul dianalisis dan disajikan secara deskriptif melalui proses sebagai
berikut:
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang berasal dari
observasi, wawancara dan dokumentasi. Langkah berikutnya adalah mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat rangkuman, tahap akhir dari
analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan data dalam mengolah hasil
sementara menjadi teori substansi.
29
Proses analisis data mengenai Eksistensi Makassar Knight Clothing ditinjau
dari Perkembangan Desain Grafis di Kota Makassar dilakukan dengan cara yaitu:
bertanya, mempelajari, menelaah data yang bersifat umum yang ada dalam
sumber pustaka mengenai pengertian proses dan alat bahan yang berpengaruh
pada desain Makassar Knight Clothing Penulis mempelajari dan menelaah data
yang berhasil dikumpulkan menjadi rangkuman yang berisi tentang Eksistensi
Makassar Knight Clothing ditinjau dari perkembangan desain grafis di Kota
Makassar. Setelah data tersebut diperoleh, kemudian diperiksa dan
dikonfirmasikan kembali dengan responden untuk memperkuat hasil penelitian.
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 21 November sampai dengan 5
Desember 2020 pada Eksistensi Makassar Knight ditinjau dari perkembangan Desain Grafis di
Kota Makassar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 15) mengemukakan bahwa: Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Dapat disimpulkan dari pengertian tersebut bahwa penelitian melalui pendekatan
kualitatif itu berlandaskan falsafah postpositivisme dan peneliti sebagai instrumen kunci dalam
penelitian tersebut.
Adapun hasil penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana eksistensi Makassar Knight Clothing ditinjau dari perkembangan desain
grafis di Kota Makassar
Proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai eksistensi
Makassar Knight Clothing, berawal dari observasi yang peneliti lakukan mendapatkan
beberapa informasi yaitu, Kegiatan Observasi yang peneliti lakukan di rumah Bapak
Firman Hatibu sekaligus pemilik dari Makassar Knight Clothing, beralamat di
Perumahan Multi Sao Asri Blok A1 Tamalate 8, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.
30
31
Tempat ini adalah tempat kerja dan tempat penjualan T-Shirt Makassar Knight, tempat
tersebut sering juga dipakai untuk kegiatan belajar membuat desain. Tempat penjualan
sebelumnya yang berada di Giant Extra Lt2 Jalan Hertasning Baru tidak beroperasi lagi,
jadi Pemilik dari Makassar Knight ini memutuskan untuk melakukan penjualan di rumah
pribadi, alasannya karena perkembangan media sosial juga membantu dalam proses
penjualan walaupun di lakukan di rumah pribadi.
Adapun hasil wawancara bersama narasumber sebagai berikut:
1. Apa itu Desain Grafis
Desain grafis itu seni mendesain dalam bentuk grafis artinya itu desain adalah
menciptakan karya, menurut narasumber desain grafis adalah lembaran kosong atau
kertas kosong disitu menciptakan konsep, gambar, materi apa yang ingin dibuat
dibuatkan desainnya dan itu lah yang dinamakan desain grafis. Kenapa sekarang banyak
usaha desain grafis karena semua bisnis, usaha butuh desain secara visual jadi sekarang
sangat luas lapangan kerja karena kalau tidak bisa bekerja sama orang kita bisa membuat
usaha sendiri sekreatifnya seseorang dan rata-rata orang desain itu mendapat anugrah
untuk bisa bikin karya dan itu yang dimanfaatkan.
2. Aplikasi yang digunakan untuk mendesain grafis
Banyak aplikasi yang narasumber gunakan dan hampir semua aplikasi digunakan,
kalau yang narasumber gunakan yang standar itu Corel Draw, Photoshop, Manga Studio,
Cleact Pain kalau di Ipad narasumer pake Skeact Book dan hampir semua software
digunakan untuk mendesain dan narasumber pelajari tergantung konsep apa yang ingin
digunakan tapi jika semua software itu tidak bisa mewakili apa yang narasumber ingin
buat narasumber kembali menggunakan kertas dan pensil contohnya narasumber ingin
32
membuat stiker biasa, narasumber menggambar di kertas dari pada digital karena
mungkin ada garis garis yang ingin ditambahkan jadi narasumber menggambar manual.
3. Alasan mengambil desain Bugis Culture
Desain Bugis culture yang ambil oleh narasumber karena pendekatan pasar, supaya
bisa cepat dapat market, narasumber membuat desain yang orang lain lihat bisa
dimengerti dengan tema lokal.
4. Seberapa Penting menggunakan warna dalam membuat vektor
Penting, karna karya yang dibuat banyak menggunakan warna, karena saat dicetak
nanti maksimal menggunakan 7 ( tujuh ) warna, dan juga karena untuk mengurangi
efisiensi produksi.
5. Desain itu Passion atau Style
Sebenarnya Passion, tapi sekarang sudah menjadi Style karena dari passion itu kita
membuat desain desain yang keren dan sekarang menjadi Style dan kenapa membuat
Makassar Knight Clothing karena supaya Passion narasumber itu menjadi Style orang
lain. Dan market itu ada 2 ( dua ) beli karena ingin dan beli karena butuh dan target
market Makassar Knight adalah beli karena Ingin dan itulah gunanya desain karena jika
melihat kualitas baju semuanya sama tapi desainnya yang berbeda, karena tujuannya
memang bukan sebagai oleh-oleh tapi barang untuk di pakai di acara tertentu karena
produksi baju tersebut limited. Itulah peran Desain karena membuat desain baju yang
berbeda.
6. Cara menentukan harga sebuah desain
Harga desain itu relatif dan tergantung kualitas desain yang menentukan harga.
Contohnya seorang desain terkenal membuat desain yang sederhana pasti desainnya akan
33
mahal. Yang terpenting juga harga desain itu relatif karena menurut narasumber tidak ada
gambar yang bagus atau kurang bagus karena itu relatif kecuali ditempatkan ditempat
yang tidak seharusnya. Dan juga selama kita belajar desain semakin kita paham bahwa
tidak ada desain yang jelek.
7. Media yang digunakan membuat desain
Manual dan Digital narasumber gunakan, karena jika tidak ada keduanya narasumber
menyimpannya dulu di otak nanti ada media yang bisa narasumber gunakan baru
pindahkan, karena menurut narasumber kita tidak bisa dibatasi oleh media karena semua
sekarang bisa dimanfaatkan apalagi di zaman yang canggih saat ini.
8. Inspirasi tema Bugis Culture
Karena yang narasumber lihat digenerasi sekarang banyak tidak peduli dengan
budayanya karena telalu memperhatikan budaya luar yang ada, kenapa tema lokal karena
supaya generasi sekarang bisa selalu mengingat budaya sendiri dan narasumber pesan
kan barang yang digunakan tidak tradisional atau desainnya nuansa lokal tapi tidak
tradisional. Tujuannya memang untuk melestarikan budaya dengan mengankat tema lokal
dengan mengankat sisi kebanggaan dan sisi budaya.
Eksistensi pemasaran makassar knight clothing dibeberapa event besar yang ada di
kota makassar sebagai berikut :
34
1. Pameran motor honda di nipah mall
Gambar 4.1 : Hasil Karya Makassar Knight Clothing 2019
Sumber : Instagram makassarknight_clothing
35
2. Pameran mobil yang terbesar di indonesia timur
Gambar 4.1 : Hasil Karya Makassar Knight Clothing 2019
Sumber : Instagram makassarknight_clothing
36
Selanjutnya adalah beberapa hasil Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti di rumah
pemilik Makassar Knight Clothing, sebagai berikut:
Dokumentasi 4.1 : Kegiatan Wawancara Bersama Bapak Firman Hatibu
Sumber : Dokumentasi Pribadi
37
Dokumentasi 4.2 : Kegiatan Wawancara Bersama Bapak Firman Hatibu Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Bagaimana hasil karya desain grafis Makassar Knight Clothing
Menurut Peneliti hasil karya desain grafis Makassar Knight Clothing memiliki
karakter Bugis Culture dimana desain tersebut menjadi salah satu konsep untuk
melestarikan budaya Bugis, karena dikenal sebagai kebudayaan tinggi dalam konteks
kekinian. Karakter Makassar Knight Clothing ini memiliki banyak Etnis dan Suku tapi
yang paling mayoritas adalah suku Makassar, Bugis dan Toraja. Ini juga sebagai bentuk
dukungan memajukan nilai kebudayaan yang ada di Sulawesi Selatan. Konsep Makassar
Knight Clothing ini memiliki konsep yang berbeda dengan yang lain karena desainya
mengangkat tentang budaya Sulawesi Selatan dan menjadi berbeda dengan yang lain
adalah dengan karakter tersendiri, karakternya berupa Bugis Culture. Bugis Culture
adalah kebudayaan bugis pada umunya sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat
moderm pada saat ini karena banyaknya kebudayaan luar yang masuk sehingga membuat
38
kebudayaan Bugis itu mulai ditinggalkan, tapi dengan adanya Makassar Knight Clothing
ini mengajak masyarakat modern umunya untuk tetap mengingat dan tidak melupakan
kebudayaan yang sudah ada dan perlu dilestarikan, salah satu cara untuk
memperkenalkan budaya dan tetap melestarikan budaya tersebut tetap eksis di kalangan
masyarakat.
Salah satu cara memperkenalkan budaya Bugis di kalangan masyarakat adalah
tetap eksis menggunakan desain yang bertemakan Bugis Culture dan harus percaya diri
dengan kebudayaan yang dimiliki, kebudayaan yang dimiliki tidak akan berkembang dan
bertahan kalau bukan dari masyarakat bugis sendiri.
Kualitas hasil karya pada pembahasan ini lebih mengemukan pada beberapa aspek
diantaranya adalah tentang penemuan tema, kreatifitas, gaya perseorangan, wujud dan
teknik.
39
Gambar 4.1 : Hasil Karya Makassar Knight Clothing 2019
Sumber : Instagram makassarknight_clothing
Untuk menemukan sebuah kualiatas hasil karya pertama ini lebih melihat dari
penemuan tema, kreatifitas, gaya perseorangan sampai kepada wujud dan teknik. Di
karya pertama ini bagaimana kompleksnya aspek yang disebutkan di atas Makassar
Knight Clothing bisa memvisualkan karya pertama ini sehingga menimbulkan kualitas
karya yang efisien.
40
Makassar Knight Clothing ini sendiri memperkenalkan dimata masyarakat umum
tentang Bugis Culture, Makassar Knight Clothing ini sendiri juga salah satu brand yang
terkenal dan tetep eksis di Makassar, karena salah satu yang memiliki karakter Bugis
Culture, menjadikan Bugis Culture sebagai Style dikalangan masyarakat umum di kota
Makassar. adapun beberapa hasil karya dari Makassar Knight Clothing sebagai berikut:
1. Si tobo’ lalang lipa’
Gambar 4.2 : Hasil Karya Makassar Knight Clothing 2019
Sumber : Instagram makassarknight_clothing
Si Tobo’ Lalang lipa’ atau Sigajang laleng lipa mencerminkan sebuah pertarungan
yang elegan suku Bugis Makassar serta menunjukan keberanian yang sejatinya
dan fair untuk menyelesaikan sebuah konflik. Siapapun yang bertikai dan gagal
menyelesaikannya melalui musyawarah atau perdamaian, perjanjian dalam sarung
41
akan dihelat. Masuklah seorang Daeng ke sarung itu lalu memanggil dengan
hormat Daeng ( lawannya ). Menurut kepercayaan masyarakat suku Bugis,
Sigajang laleng lipa kerap terjadi pada masa kerajaan Bugis, saat kedua belah
pihak yang berseteru sama-sama merasa benar dan merasa harga dirinya terinjak.
2. La Tenri Tatta
Gambar 4.3 : Hasil Karya Makassar Knight Clothing 2019
Sumber : Instagram makassarknight_clothing
La Tenri Tatta atau yang dikenal sebagai Arung Palakka adalah sultan Bone yang
berkedudukan sebagai pangeran, yang memimpin kerajaannya meraih
kemerdekaan dari kesultanan Gowa. Ia bekerja sama dengan Belanda saat
merebut Makassar. Palakka pula yang menjadikan suku Bugis sebagai kekuatan
42
maritim yang besar yang bekerja sama dengan Belanda dan mendominasi
kawasan tersebut selama hampir seabad lamanya.
3. Phinisi
Gambar 4.4: Hasil Karya Makassar Knight Clothing 2019
Sumber : Instagram makassarknight_clothing
Phinisi adalah simbol kebanggaan suku Bugis Makassar dan sudah menjadi ikon
budaya ditanah Makassar, phinisi telah melalui perjalanan panjang unutk menjadi
kapal legenda. Kapal ini memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar,
yaitu tiga diujung depan, dua dibagian depan, dan dua lagi di bagian belakang
kapal. Tujuh helai layar memiliki makna kalau nenek moyang bangsa Indonesia
mampu mengarungi tujuh samudra besar di dunia.
43
4. Bugis Culture
Gambar 4.5 : Hasil Karya Makassar Knight Clothing 2019
Sumber : Instagram makassarknight_clothing
Songkok Bone sebenarnya mempunyai beberapa sebutan berbeda. Ada nama
songkok recca’ merujuk pada proses pembuatan hingga bahan bakunya. Bahan
yang biasa digunakan yakni kelapa daun lontar yang dipukul sehingga hanya
seratnya saja yang bersisa-istilah Bugisnya recca’ atau Ure’cha. Songkok
Pamiring diguanakan untuk penyebutan menurut hiasan pada ujung pada sisi
bagian bawah yang serat nuansa kemilau emas. Songkok To Bone, menandai asal
usul tempat songkok yakni daerah Bone.
44
5. Ewako
Gambar 4.6 : Hasil Karya Makassar Knight Clothing 2019
Sumber : Instagram makassarknight_clothing
Kata Ewako adalah menghayati dan menggali nilai-nilai kultural masyarakat
Bugis Makassar itu sendiri. Paling tidak terdapat tiga hal yang sangat dijunjung
oleh masyarakat Bugis Makassar yakni: Siri’, Pesse’, dan Were’.
45
6. Toraja Culture
Gambar 4.7 : Hasil Karya Makassar Knight Clothing 2019
Sumber : Instagram makassarknight_clothing
Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, ritual adat tongkonan dan ukiran
kayunya. Ritual pemakaman suku toraja merupakan peristiwa social yang penting,
biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari.
46
B. PEMBAHASAN
1. Eksistensi Makassar Knight Clothing ditinjau dari perkembangan Desain Grafis di
Kota Makassar
Eksistensi menurut para ahli Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu,
menjadi atau mengada, ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, jadi eksistensi
tidak bersifat kaku dan terhenti melainkan lentur atau kenyal dan mengalami
perkembangan atau sebaliknya kemunduran tergangtung pada kemampuan dalam
mengaktulisasikan potensi-potensinya, selanjutnya menurut peneliti adalah suatu
keberadaan yang mengalami perkembangan atau diketahui oleh kalangan masyarakat.
Eksistensi Makassar Knight Clothing itu sendiri sangat diketahui dikalangan
masyarakat artinya Makassar Knight Clothing sendiri memiliki nama besar di Kota
Makassar dan bahkan diluar Makassar pun banyak yang menggunakan brand tersebut.
Menurut Peneliti Makassar Knight Clothing adalah pemberani artinya suatu brand yang
ada di Kota Makassar yang tujuannya untuk memajukan budaya seorang pahlawan yang
dijadikan suatu objek Desain T-shirt, Makassar Knight Clothing itu sendiri memiliki
karakter Bugis Culture yang menjadi ciri Khas brand dari Makassar Knight Clothing itu
sendiri.
Perkembangan Desain Grafis di Kota Makassar itu sendiri menurut peneliti sangat
signifikan dibandinkan dengan tahun-tahun sebelumnya, buktinya banyak membuka jasa
desain grafis di kota Makassar terbukti semua usaha membutuhkan logo brand. Eksistensi
Desain Grafis Makassar Knight yang berada di Kota Makassar, Makassar Knight itu
sendiri mengangkat tema Culture Art Wear yaitu mengankat tema tentang kultur
47
Makassar Bugis, Makassar Knight Clothing terbentuk tahun 2015, Pendiri dari Makassar
Kngiht Clothing sendiri bernama Bapak Firman Hatibu.
2. Hasil Karya Desain Makassar Kngiht Clothing
Hasil karya dari Makassar Knight Clothing sangat tersebar di Kota Makassar
bahkan karyanya sudah tersebar di Indonesia. Karya dari Makassar Knight Clothing
sendiri sangat terbatas yang artinya suatu penjualan mempunyai batas setiap karya di
brand Makassar Knight Clothing. Desain dari pemilik Makassar Knight Clothing sangat
dipakai oleh kalangan masyarakat bahkan sering membawakan Workshop tentang desain
dikampus-kampus dan bahkan juga memberikan materi dirumah produksi dari Makassar
Knight Clothing, karya desainnya juga selalu dibeli oleh orang luar negeri dan yang
paling berkesan desainya adalah mengikuti lomba desain CorelDraw tingkat
internasional yang karyanya terpilih menjadi juara dua ditingkat internasional.
48
BAB V
KESIMPLAN DAN SARAN
A. KESIPULAN
1. Eksistensi Makassar Knight Clothing ditinjau dari perkembangan Desain Grafis di
Kota Makassar
Eksistensi menurut para ahli Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu,
menjadi atau mengada, ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, jadi eksistensi
tidak bersifat kaku dan terhenti melainkan lentur atau kenyal dan mengalami
perkembangan atau sebaliknya kemunduran tergangtung pada kemampuan dalam
mengaktulisasikan potensi-potensinya, selanjutnya menurut peneliti adalah suatu
keberadaan yang mengalami perkembangan atau diketahui oleh kalangan masyarakat.
Eksistensi Makassar Knight Clothing itu sendiri sangat diketahui dikalangan
masyarakat artinya Makassar Knight Clothing sendiri memiliki nama besar di Kota
Makassar dan bahkan diluar Makassar pun banyak yang menggunakan brand tersebut.
Menurut Peneliti Makassar Knight Clothing adalah pemberani artinya suatu brand yang
ada di Kota Makassar yang tujuannya untuk memajukan budaya seorang pahlawan yang
dijadikan suatu objek Desain T-shirt, Makassar Knight Clothing itu sendiri memiliki
karakter Bugis Culture yang menjadi ciri Khas brand dari Makassar Knight Clothing itu
sendiri.
Perkembangan Desain Grafis di Kota Makassar itu sendiri menurut peneliti sangat
signifikan dibandinkan dengan tahun-tahun sebelumnya, buktinya banyak membuka jasa
desain grafis di kota Makassar terbukti semua usaha membutuhkan logo brand. Eksistensi
Desain Grafis Makassar Knight yang berada di Kota Makassar, Makassar Knight itu
48
49
sendiri mengangkat tema Culture Art Wear yaitu mengankat tema tentang kultur
Makassar Bugis, Makassar Knight Clothing terbentuk tahun 2015, Pendiri dari Makassar
Kngiht Clothing sendiri bernama Bapak Firman Hatibu.
2. Hasil Karya Desain Makassar Kngiht Clothing
Hasil karya dari Makassar Knight Clothing sangat tersebar di Kota Makassar
bahkan karyanya sudah tersebar di Indonesia. Karya dari Makassar Knight Clothing
sendiri sangat terbatas yang artinya suatu penjualan mempunyai batas setiap karya di
brand Makassar Knight Clothing. Desain dari pemilik Makassar Knight Clothing sangat
dipakai oleh kalangan masyarakat bahkan sering membawakan Workshop tentang desain
dikampus-kampus dan bahkan juga memberikan materi dirumah produksi dari Makassar
Knight Clothing, karya desainnya juga selalu dibeli oleh orang luar negeri dan yang
paling berkesan desainya adalah mengikuti lomba desain CorelDraw tingkat
internasional yang karyanya terpilih menjadi juara dua ditingkat internasional.
B. SARAN
Menurut peneliti memiliki beberapa saran untuk Makassar knight clothing
1. Memiliki sosial media yang pengikutnya banyak
2. Mengubah cara penjualanya karena kurang efektif
3. Pemilik dari Makassar knight clothing sering mengadakan workshop ke kampus-
kampus
50
DAFTAR PUSTAKA
Abidin,Zaenal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persal
Ashari, Meishar, 2016,Kritik Seni, Media Qita Foundation, Makassar.
Paembonan, Maryam,2017 ‘’Karakteristis Desain T-shirt di Studio Upa’ Clothing
Kota Makassar’’. Skripisi. Makassar. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan.
Jakarta. Prenada Media.
Sugiono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung. Alfabert.
Sunarwan Wahyu Awan. 2015.’’ T-shirt Lukis Karya Aditya Safari di
Singaraja’’.Skripsi. Bali: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan
Ganesha
Syamsuri, Sukri, A. dkk. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP
Unismuh Makassar.
Rohidi, Rohendi, Tjetjep, 2011, Metodologi Penelitian Seni, Penerbit Cipta Prima
Nusantara Semarang
http://manpras.blogspot.com/2013/02/pengertian-desain-grafis.htm.
http://manpras.blogspot.com/2013/02/pengertian-desain-grafis.htm.
http://suwenaart.blogspot.com/2009/01/pengertian-grafis.html
http://www.senibudayaku.com/2017/03/pengertian-seni-grafis-dan-jenis-jenis-
grafis.html.
http://www.zainalhakim.web.id/pengertian-grafis-gambar.html.
https://ayobelajarmultimedia.wordpress.com/home-3/pengertian-desain-grafis/
https://pluraltogether.wordpress.com/2016/05/16/wassup-cuy/
https://rocketmanajemen.com/definisi-desain/
https://roemahmm.wordpress.com/2014/07/12/pengertian-seni-grafis
https://www.makintahu.com/pengertian-dan-contoh-seni-grafis/
50
51
https://www.pelajaran.id/2017/02/pengertian-seni-grafis-sejarah-ragam-jenis-dan-
contoh-seni-grafis.html
https://id.wikipedia.org
https://www.google.com
LAMPIRAN WAWANCARA
Wawancara dengan Seorang Desain Grafis di salah satu brand terkenal di Kota Makassar, Yaitu
Makassar Knight Clothing
1. Apa yang anda ketahui tentang Desain Grafis
Desain grafis itu seni mendesain dalam bentuk grafis artinya itu desain adalah
menciptakan karya, menurut saya desain grafis adalah lembaran kosong atau kertas
kosong disitu menciptakan konsep, gambar, materi apa yang ingin dibuat dibuatkan
desainnya dan itu lah yang dinamakan desain grafis. Kenapa sekarang banyak usaha
desain grafis karena semua bisnis, usaha butuh desain secara visual jadi sekarang sangat
luas lapangan kerja karena kalau tidak bisa bekerja sama orang Kita bisa membuat usaha
sendiri sekreatifnya seseorang dan rata-rata orang desain itu mendapat anugrah untuk bisa
bikin karya dan itu yang dimanfaatkan.
2. Apliaksi apa saja yang anda gunakan untuk medesain grafis
Banyak aplikasi yang saya gunakan dan hampir semua aplikasi saya gunakan, kalau yang
saya gunakan yang standar itu corel Draw, Photoshop, Manga Studio, Cleact Pain kalau
di Ipad saya pake skeact Book dan hamper semua software saya gunakan untuk
mendesain dan saya pelajari tergantung konsep apa yang ingin saya bikin tapi jika semua
software itu tidak bisa mewakili apa yang saya ingin buat saya kembali menggunakan
kertas dan pensil contohnya saya ingin membuat stiker biasa saya menggambar di kertas
dari pada digital karena mungkin ada garis garis yang ingin saya tambahkan jadi saya
menggambar manual.
3. Apakah anda mendesain secara manual
Iya saya sering membuat desain secara manual
4. siapa orang yang menginsiprasi anda dalam membuat desain dalam berkarya
banyak, banyak dari luar ada yang dari singapura, inggris pokoknya banyak. Tapi hanya
sebagai sumber inspirasi saja. Sesuatu yang kita kagumi atau suka cenderung kita akan
mengikutinya padahal seharusnya tidak karena kita melihat bagaimana mereka membuat
konsep cari ide tapi garapannya harus masing-msing desainer.
5. Kenapa anda memilih mengambil desain Bugis Culture
Desain Bugis culture yang saya ambil karena pendekatan pasar, supaya saya bisa cepat
dapat maket saya harus membuat desain yang orang lain lihat bisa dimengerti dengan
tema lokal.
6. Seberapa Penting anda dalam menggunakan warna dalam membuat vector
Penting karna karya yang saya buat banyak menggunakan warna karena saat dicetak nanti
maksimal menggunakan 7 ( tujuh ) warna, dan juga karena untuk mengurangi efisiensi
produksi.
7. Menurut anda Desain itu passion atau style
Sebenarnya Passion tapi sekarang sudah menjadi Style karena dari passion itu kita
membuat desain desain yang keren dan sekarang menjadi Style dan kenapa saya
membuat Makassar Knight Clothing karena supaya Passion saya menjadi Style orang
lain. Dan maket itu ada 2 ( dua ) Beli Karena Ingin dan Beli Karena Butuh dan target
maket Makassar Knight adalah Beli karena Ingin dan itulah gunanya desain karena jika
melihat kualitas baju semuanya sama tapi desainnya yang berbeda, karena tujuannya
memang bukan sebagai oleh-oleh tapi barang untuk di pakai di acara tertentu karena
produksi baju tersebut limited. Itulah peran Desain karena membuat desain baju yang
berbeda.
8. Apakah anda bekerja usaha sendiri atau anda bekerja ditempat lain
Sebelumnya saya kerja sama orang lain sambil merintis Makassar Knight tapi ternyata
tidak bisa menjalankan semuanya dan akhirnya saya putuskan untuk keluar dan focus
merintis Makassar Knight.
9. Bagaimana menentukan harga sebuah desain
Harga desain itu relatif dan tergantung kualitas desain yang menentukan harga.
Contohnya seorang desain terkenal membuat desain yang sederhana pasti desainnya akan
mahal. Yang terpenting juga harga desain itu relatif karena menurut saya tidak ada
gambar yang bagus atau kurang bagus karena itu relatif kecuali ditempatkan ditempat
yang tidak seharusnya. Dan juga selama kita belajar desain semakin kita paham bahwa
tidak ada desain yang jelek.
10. Media apa saja yang digunakan untuk membuat desain
Manual dan Digital saya gunakan, karena jika tidak ada keduanya saya menyimpannya
dulu di otak nanti ada media yang bisa saya gunakan baru saya pindahkan, karena
menurut saya kita tidak bisa dibatasi oleh media karena semua sekarang bisa
dimanfaatkan apalagi di zaman yang canggih saat ini.
11. Siapa yang mengispirasi anda tentang tema bugis Culture
Karena saya lihat generasi sekarang banyak tidak peduli dengan budayanya karena telalu
memperhatikan budaya luar yang ada, kenapa tema local karena supaya generasi
sekarang bisa selalu mengingat budaya sendiri dan saya kesan kan barang yang
digunakan tidak tradisional atau desainnya nuansa local tapi tidak tradisional. Tujuannya
memang untuk melestarikan budaya dengan mengankat tema local dengan mengankat sisi
kebanggaan dan sisi budaya.
12. Apakah ada tema selain bugis culture
Ada, Cuma tapi garis besarnya saya tetap konsisten dalam membuat desain bugis Culture
karena konsepnya juga tetap culture dan saya harus konsisten dengan tema culture itu.
Kalaupuan saya membuat desain yang berbeda saya akan pisahkan temanya dengan tema
culture tersebut.
13. Sejak kapan anda menyukai Desain
Sejak kecil saya suka hal itu dan karena hobi menggambar, tetapi tahu tentang desain
grafis itu sejak masuk di dunia kerja. Pemahaman kita tentang desain itu hanya sebatas
fashion tetapi ternyata tidak sangat luas pemahamnya tentang desain dan salah satunya
adalah fashion.
14. Dimana saja anda sering membawakan materi
Di kampus-kampus, terkadang juga saya membuat workshop karena mungkin kebetulan
ada tema yang cocok untuk dibahas.
15. Apakah anda sering membawakan materi
Iya, sering
16. Bagaimana perjalanan anda sejak memulai desain grafis
Lumayan rumit karena saya tidak tahu apa-apa tentang desain grafis memulai hanya
sebatas tukang gambar dan jadi penasaran tentang desain grafis dengan bertanya-tanya ke
orang-orang yang paham akan hal itu, beruntungnya adalah pada saat itu masa peralihan
dari desain manual menjadi desain visual. Karena ada juga yang bisa menggunakan
desain visual tapi desain manualnya kurang terasah dan sebaliknya juga ada yang sangat
baik menggunakan desain manual tetapi desain visualnya yang tidak terlalu di kuasai,
jadi salah satu caranya adalah bagaimana untuk mengusainya adalah memulainya dari
awal lagi. Dan sehingga juga bisa mengispirasi teman-teman untuk terus berkarya dan
tidak mengganggap kalau tukang gambar itu juga bisa menghasilkan dan tidak dipandang
sebelah mata.
17. Desain yang paling anda suka selama menjadi desainer
Secara pribadi saya suka semuanya karena itu adalah karya saya, karena tujuannya
membuat karya adalah saya orang pertama yang menyukai karya saya sendiri dan setelah
itu mungkin ada orang lain lagi yang suka karya saya.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Dokumentasi 1 : Kegiatan Wawancara Bersama Bapak Firman Hatibu
Sumber : Dokumentasi Pribadi
RIWAYAT HIDUP
WAWAN INDRAWAN BAHAR DP, dilahirkan di Bulukumba
26 Jauari 1996 Sulawesi Selatan. Anak kedua dari tiga bersaudara,
dari pasangan Agutina dengan Baharuddin. Penulis pertama kali
menempuh pendidikan di SD 136 SALOBUNDANG pada tahun
2001 dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikannya di SMP 29 BULUKUMBA dan
menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2010. Pada tahun yang
sama penulis melanjutakan pendidikan di SMA 4 BULUKUMBA dan tamat pada tahun
2013. Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Seni
Supa fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah.