ekowisata - dataran tinggi (dieng vs selo)
DESCRIPTION
Ekowisata - Datarang TinggiObjek Populer pilihan : Dieng Objek tidak populer pilihan : Selo Detail :- what to see- what to do- what to buy- zonanisasi- kesimpulanTRANSCRIPT
WISATA ALAM
Discussed by :
Silviani 732013608
FC Sari 732013610
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
S1 – DESTINASI PARIWISATA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2013 / 2014
Ekowisata – Dataran Tinggi
Dataran tinggi (disebut juga plateau atau plato) adalah dataran yang terletak pada ketinggian di atas
700 m dpl. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi. Beberapa dataran tinggi
antara lain Dataran Tinggi Dekkan, Dataran Tinggi Gayo, Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi
Malang, dan Dataran Tinggi Alas. Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas kaldera luas, yang
tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Dataran tinggi dari kategori terakhir ini antara lain
adalah Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah.
Dataran Tinggi Dieng
Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara
dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung
Sumbing.
Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan
beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu
berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus),
suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk
setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman
pertanian.
Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten
Banjarnegara dan Dieng ("Dieng Wetan"), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Wilayah ini
merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah.
Dataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya,
seperti Yellowstone ataupun Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalah kaldera dengan
gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya
gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk
yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak
hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah
longsor dan banjir.
Potensi Wisata Dieng
A . What To See
Kawah-kawah
Kawah aktif di Dieng merupakan kepundan bagi aktivitas vulkanik di bawah dataran tinggi.
Pemantauan aktivitas dilakukan oleh PVMBG melalui Pos Pengamatan Dieng di Kecamatan
Karangtengah. Berikut adalah kawah-kawah aktif yang dipantau:
Candradimuka
Sibanteng
Siglagah
Sikendang, berpotensi gas beracun
Sikidang
Sileri
Sinila, berpotensi gas beracun
Timbang, berpotensi gas beracun
Kawah Sibanteng
Sibanteng terletak di Desa Dieng Kulon. Kawah ini pernah meletus freatik pada bulan Januari 2009,
menyebabkan kawasan wisata Dieng harus ditutup beberapa hari untuk mengantisipasi terjadinya
bencana keracunan gas. Letusan lumpurnya terdengar hingga 2km, merusak hutan milik Perhutani di
sekitarnya, dan menyebabkan longsor yang membendung Kali Putih, anak Sungai Serayu.
Kawah Sibanteng pernah pula meletus pada bulan Juli 2003.
Kawah Sikidang
Sikidang adalah kawah di DTD yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah
dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu
kawasan luas. Dari karakter inilah namanya berasal karena penduduk setempat melihatnya
berpindah-pindah seperti kijang (kidang dalam bahasa Jawa).
Kawah Sileri
Sileri adalah kawah yang paling aktif dan pernah meletus beberapa kali (berdasarkan catatan :
tahun 1944, 1964, 1984, Juli 2003, dan September 2009). Pada aktivitas freatik terakhir (26
September 2009) muncul tiga celah kawah baru disertai dengan pancaran material setinggi 200
meter.
Kawah Sinila
Sinila terletak diantara Desa Batur, Desa Sumberejo, dan Desa Pekasiran, Kecamatan Batur. Kawah
Sinila pernah meletus pada pagi hari tahun 1979, tepatnya 20 Februari 1979. Gempa yang
ditimbulkan membuat warga berlarian ke luar rumah, namun mereka terperangkap gas racun yang
keluar dari Kawah Timbang akibat terpicu letusan Sinila. Sejumlah warga (149 jiwa) dan ternak tewas
keracunan gas karbondioksida yang terlepas dan menyebar ke wilayah pemukiman.
Kawah Timbang
Timbang adalah kawah yang terletak di dekat Sinila dan beraktivitas sedang. Meskipun kurang aktif,
kawah ini merupakan sumber gas CO2 berkonsentrasi tinggi yang memakan ratusan korban pada
tahun 1979. Kawah ini terakhir tercatat mengalami kenaikan aktivitas pada bulan Mei 2011 dengan
menyemburkan asap putih setinggi 20 meter, mengeluarkan CO2 dalam konsentrasi melebihi
ambang aman (1.000 ppm, konsentrasi normal di udara mendekati 400 ppm) dan memunculkan
gempa vulkanik. Pada tanggal 31 Mei 2011 pagi, kawah ini kembali melepaskan gas CO2 hingga
mencapai 1% v/v (100.000 ppm) disertai dengan gempa tremor. Akibatnya semua aktivitas dalam
radius 1 km dilarang dan warga Dusun Simbar dan Dusun Serang diungsikan.
Puncak- puncak
Gunung Prahu (2.565 m)
Gunung Pakuwaja (2.395 m)
Gunung Sikunir (2.263 m), tempat wisata, dekat Sembungan
Danau vulkanik
Telaga Warna, obyek wisata dengan tempat persemadian di dekatnya
Telaga Cebong, dekat desa wisata Sembungan
Telaga Merdada
Telaga Pengilon
Telaga Dringo
Telaga Nila
Dieng Culture Festival
Salah satu ritual yang banyak dinantikan dalam Festival Budaya (Dieng Culture Festival) adalah ritual
potong rambut gembel, pada puncak acara si anak rambut gembel dinaikan ke kereta dan diiringi
oleh manggolo yudho dan diiringi oleh berbagai macam kesenian yang ada didataran tinggi Dieng,
kemudian anak – anak berambut gimbal ini dijamasi dan dipotong rambutnya. Setelah itu rambut
akan dilarung ke sungat atau ke telaga yang airnya mengalir menuju ke selatan sebagai wujud
pengembalian rambut.
Candi - Candi
Kompleks candi-candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7, antara lain: Candi Gatotkaca, Candi
Bima, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran
Aswatama, dan Candi Dwarawati.
Gua – Gua
Gua: Gua Semar, Gua Jaran, Gua Sumur. Terletak di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon, sering
digunakan sebagai tempat olah spiritual.
Dieng Volcanic Theater, teater untuk melihat film tentang kegunungapian di Dieng.
Museum Dieng Kailasa, menyimpan artefak dan memberikan informasi tentang alam (geologi, flora-
fauna), masyarakat Dieng (keseharian, pertanian, kepercayaan, kesenian) serta warisan arkeologi
dari Dieng. Memiliki teater untuk melihat film (saat ini tentang arkeologi Dieng), panggung terbuka
di atas atap museum, serta restoran.
Mata air Sungai Serayu, sering disebut dengan Tuk Bima Lukar (Tuk = mata air).
Pertanian
Kawasan Dieng merupakan penghasil sayuran dataran tinggi untuk wilayah Jawa Tengah. Kentang
adalah komoditi utama. Selain itu, wortel, kubis, dan berbagai bawang-bawangan dihasilkan dari
kawasan ini. Selain sayuran, Dieng juga merupakan sentra penghasil pepaya gunung (carica) dan
jamur.
B. What To Do
Aktifitas yang bisa dilakukan di Dieng diantaranya adalah, trekking sunrise, trekking atau wisata
edukasi perkebunan, rafting sungai serayu, Camping.
C. What To Buy
Souvenir khas untuk para pengunjung adalah; buah carica, sayur sayuran, kopi khas dieng,
Purwaceng.
Fasilitas Penginapan
Penginapan di sekitar dieng sekarang ini sudah semakin menjamur dan terdapat kurang lebih sekitar
100 rumah penduduk yang di jadikan sebagai penginapan atau yang lebih di kenal dengan sebutan
homestay. berbagai fasilitas yang di sediakan oleh pemilik homestay dieng pun bervariasi dari kamar
tidur, toilet , bahkan area parkir kendaraan.
Selain penginapan di kawasan wisata juga banyak tersedia papan informasi mengenai wisata yang
ada di dieng plateau. jadi di sarankan bagi wisatawan yang hendak berkunjung ke dataran tinggi
dieng di musik kemarau seperti bulan agustus ini bersiap-siaplah untuk membawa bekal seperti jaket
yang tebal untuk menghindari dinginnya udara di pegunungan dieng dan jangan salah mengakses
informasi di sembarang tempat untuk menghundari hal-hal yang tidak di inginkan ketika akan
berdarmawisata ke dataran tinggi dieng.
Zonanisasi
Kawasan Dieng masih aktif secara geologi dan banyak memiliki sumber-sumber energi hidrotermal.
Ada tiga lapangan hidrotermal utama, yaitu Pakuwaja, Sileri, dan Sikidang. Di ketiganya terdapat
fumarola (kawah uap) aktif, kolam lumpur, dan lapangan uap. Mata air panas ditemukan, misalnya,
di Bitingan, Siglagah, Pulosari, dan Jojogan, dengan suhu rata-rata mulai dari 25°C (Jojogan) sampai
58°C (Siglagah). Kawasan Sikidang telah mulai dimanfaatkan sebagai sumber energi hidrotermal.
Berikut pembagian kawasan zonanisasi di Dataran Tinggi Dieng :
Zona inti adalah bagian taman nasional yang mempunyai kondisi alam baik biota atau fisiknya masih asli dan tidak atau belum diganggu oleh manusia yang mutlak dilindungi, berfungsi untuk perlindungan keterwakilan keanekaragaman hayati. Zona Inti di Dieng adalah: Kawah – kawah yang masih aktif seperti kawah sikidang.
Zona rimba, untuk wilayah perairan laut disebut zona perlindungan bahari adalah bagian taman nasional yang karena letak, kondisi dan potensinya mampu mendukung kepentingan pelestarian pada zona inti dan zona pemanfaatan.
Di dataran Tinggi Dieng masih memiliki kawasan hutan / pepohonan yang melindungi kawasan disekitar zona Inti seperti di sekitar kawah dan zona pemanfaatan seperti di sekitar Museum Kaliasa.
Zona pemanfaatan adalah bagian taman nasional yang letak, kondisi dan potensi alamnya, yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisi/jasa lingkungan lainnya.
Zona pemanfaatan di kawasan Dieng seperti misalnya Museum Kailasa di dekat Candi Arjuna
Zona tradisional adalah bagian dari taman nasional yang ditetapkan untuk kepentingan pemanfaatan tradisional oleh masyarakat yang karena kesejarahan mempunyai ketergantungan dengan sumber daya alam. Zona tradisional di kawasan dieng seperti misalnya; pasar tradisional di dekat kawasan kawah sikidang, perkebunan – perkebunan milik masyarakat dieng.
Zona religi, budaya dan sejarah adalah bagian dari taman nasional yang di dalamnya terdapat situs religi, peninggalan warisan budaya dan atau sejarah yang dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan, perlindungan nilai-nilai budaya atau sejarah. Seperti misalnya di Candi Arjuna dan Candi – candi yang lainnya.
Dataran Tinggi Selo
Selo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia. Selo terletak di kaki
gunung Merapi sebelah timur. Para pendaki gunung memulai pendakian dari kota ini. Kota ini rentan
terhadap bahaya letusan gunung.
Di Selo terdapat banyak jenis sayuran, terutama kobis atau kol. Ada suyuran khas, yaitu adas. Adas
adalah jenis tanaman musiman yang lezat untuk dibuat pecel. Daun adas mirip daun cemara. Di Selo
juga banyak tanaman tembakau. ternak sapi perah juga banyak di Selo.
Potensi Wisata Selo
A. What To See
Keindahan lanskap Pegunungan
Kawasan Selo berada di daerah dengan ketinggian di atas 1600 m dpl. Kawasan yang diapit oleh 2
gunung besar ini memiliki lanskap pegunungan yang sangat indah. Dari sisi Merapi kita dapat
mengamati pemandangan pemukiman yang mengelompok di sekitar jalan utama Magelang Boyolali
dan pemandangan yang ada di lereng Gunung Merbabu. Sebaliknya dari lereng Gunung Merbabu
kita dapat menikmati keindahan lanskap yang ada di sisi Gunung Merapi. Pada pagi hari yang cerah
dimana kabut belum menyelimuti puncak Gunung Merapi, kalo beruntung kita dapat melihat puncak
Garuda yang merupakan puncak tertinggi dari Gunung Merapi.
Tari Soreng
Kesenian Soreng merupakan kesenian asli masyarakat Selo. Kesenian tersebut dimainkan dalam
upacara adat atau hajatan besar yang terjadi di Kecamatan Selo. Kesenian Soreng yang merupakan
kesenian yang diadopsi dari kisah Aryo Penangsang
Seni Kontemporer
Meskipun seni tradisional berkembang baik di wilayah Selo, tontonan yang sifatnya kontemporer
juga berkembang. Kesenian kontemporer mendapat tempat pada saat even-even formal, seperti
perayaan 17 Agustusan. Perayaan hari kemerdekaan di kecamatan Selo berlangsung sangat meriah.
Berbagai elemen masyarakat berlomba menampilkan kebolehan mereka. Sekolah-sekolah
menampilkan baris berbaris, drum band, hingga ke parade menggunakan baju daerah se nusantara.
Tari Keprajuritan
Ada beberapa macam tari keprajuritan yang berkembang dengan baik di kawasan Selo. Menurut
cerita seorang prajurit ahli pedang kepercayaan Pangeran Diponegoro pernah tersesat di daerah ini.
Prajurit tersebut bernama Ki Hajar Seloka. Prajurit ini sangat dihormati di wilayah ini, bahkan ada
yang mengkaitkan nama kawasan Selo berasal dari nama prajurit tersebut. Beberapa tari yang
berkisah tentang keprajuritan yang ada di wilayah ini adalah tari Soreng, tari Jlantur dan tari Badui.
Menurut riwayatnya tari Jlantur adalah tari ciptaan Ki Hajar Seloko yang diwariskan kepada
masyarakat Selo.
Pasar Tradisional
Sebagaimana kota kecamatan kecil yang lain, kecamatan Selo memiliki pasar tradisional yang
diselenggarkan sesuai hari pasaran. Ini berarti pasar Selo tidak buka tiap hari, namun mengikuti hari
jawa. Pasar Selo terletak di tengah-tengah kota kecamatan. Pada saat hari pasaran cukup banyak
pendagang yang menjajakan beraneka ragam dagangannya. Di pinggir jalan mendominasi pedagang
sayur-mayur serta para pengepul yang mengumpulkan beraneka ragam sayur mayur yang dihasilkan
di wilayah Selo. Kita dapat menjumpai beraneka ragam sayur seperti kubis, labu siam, jagung,
wortel, sledri dan lain sebagainya. Bahkan kita juga menjumpai sayur adas yang mungkin tidak
banyak dijumpai di tempat lain.
Stasiun Pengamatan Gunung Merapi
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif di dunia. Pemerintah dengan
dukungan berbagai komunitas internasional secara aktif memantau aktivitas gunung ini. Ada
beberapa stasiun pengamatan gunung api di sekeliling kawasan Gunung Merapi, salah satu
diantaranya di kecamatan Selo. Stasiun pengamatan Gunung Merapi ini berada di sisi lereng Gunung
Merbabu, berupa kompleks bangunan tua yang berisi peralatan untuk memantau aktivitas Gunung
Merapi. Kita perlu mendaki ratusan undak-undakan untuk mencapai ke kompleks ini.
Makam Ki Hajar Seloka
Ki Hajar Seloka merupakan prajurit Pangeran Diponegoro yang melarikan diri dan berdiam di daerah
ini. Tokoh ini sangat dihormati oleh masyarakat Selo, karena dianggap sebagai salah satu tetua di
wilayah Selo. Bahkan beberapa orang meyakini bahwa nama Selo besar kemungkinan berasal dari
nama Ki Hajar Seloka ini. Ki Hajar Seloka mewariskan kepada masyarakat kawasan Selo tari Jlantur
yang menceritakan kisah kepahlawanan para prajurit pasukan Pangeran Diponegoro.
Merapi’s Volcano Theater
Merapi Volcano Theater adalah fasilitas bioskop di kawasan Selo yang dapat dimanfaatkan
pengunjung untuk menonton film. Saat ini baru tersedia satu judul film documenter tentang
kehidupan di sekitar Gunung Merapi dengan judul “ Negeri di Lereng Merapi” yang berdurasi 50
menit. Film ini bercerita tentang rute perjalanan menuju ke puncak Merapi serta upacara tradisi
yang terkait dengan Gunung Merapi.
Air Terjun Kedung Kayang
Obyek wisata air terjun Kedung Kayang berjarak 5 km ke arah Barat dari kecamatan Selo. Panorama
pemandangan alam berupa air terjun ini berada diantara 2 kabupaten yaitu kabupaten Boyolali dan
Magelang.
Memetri Tuk
Sebagai ungkapan rasa syukur atas pemberian Tuhan yang Maha Kuasa berupa sumbermata air yang
terletak di dukuh Kuncen, Desa Samiran maka masyarakat Selo tiap awal bulan Sapar
menyelenggarakan kenduri keselamatan untuk memetri Tuk (mata air). Tradisi ini telah dilakukan
berpuluh-puluh tahun lamanya.
Gardu Pandang New Selo
Gardu Pandang NEW SELO merupakan landmark yang paling mencolok di kawasan koridor Taman
Nasional Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Letaknya yang berada di batas kawasan hutan
dengan lahan masyarakat yang posisinya ada di ketinggian, serta adanya tulisan besar NEW SELO
menjadikan kawasan tujuan wisata ini sangat mencolok dari kejauhan. Di kawasan New Selo yang
juga merupakan titik awal pendakian ke Gunung Merapi, kita dapat menjumpai joglo, gardu
pandang, beberapa warung makan, serta fasilitas MCK. Dari New Selo, kita dapat memandang kota
kecamatan Selo dan desa-desa sekitarnya yang mayoritas adalah kebun dan tegalan. Bahkan kalau
Jika cuaca cerah kita juga dapat melihat puncak Garuda Gunung Merapi.
Joglo Mandala Wisata
Joglo Mandala Wisata atau Joglo Merapi I merupakan pusat fasilitas wisata alam di kawasan Selo.
Obyek ini merupakan kompleks fasilitas yang dibangun sebagai daya tarik utama wisata. Kompleks
seluas hampir 1 hektar ini dilengkapi dengan theater terbuka berbentuk collosseum, theater
tertutup untuk pemutaran film, taman bermain anak-anak serta bangunan pendapa/joglo. Kompleks
yang diresmikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri –Presiden Republik Indonesia saat itu– pada
tanggal 17 Oktober 2002 ini sering dijadikan pusat kegiatan kesenian di kawasan Selo.
B. What To Do
Pendakian Gunung Merbabu & Merapi
Selo merupakan salah satu jalur pendakian Gunung Merbabu sekaligus Gunung Merapi yang paling
diminati.
Wisata Edukasi di Desa Wisata untuk Perkebunan
C. What To Buy
Tumbuhan Adas (Foeniculum vulgare Mill.)
Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di Anglo-Saxon. Di
Indonesia telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanarnan bumbu atau tanaman obat. Turnbuhan
ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan
tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Asalnya dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya
kemudian banyak ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang.
Jadah Bakar
Penyajian jadah selain dimakan apa adanya, juga dapat juga dibakar lebih dulu dalam bara api
tungku. Jadah ini disebut sebagai jadah bakar. Ditengah dinginnya udara Selo yang menusuk, maka
aktivitas makan jadah bakar di depan tungku adalah aktivitas yang sangat mengasyikkan.
Jadah Tempe
Makanan tradisional ini tersohor di daerah sekeliling Gunung Merapi, termasuk wilayah Selo.
Makanan ini terdiri dari 2 jenis makanan yaitu jadah dan tempe. Jadah adalah panganan yang
terbuat dari beras ketan, dikukus dan diiris tipis-tipis berbentuk lingkaran. Tempe yang menyertai
jadah biasanya telah dimasak bacem. Biasanya orang-orang memakannya dengan menyelipkan
tempe diantara 2 lapis jadah, sehingga mirip dengan burger. Di kalangan banyak anak muda,
makanan jadah tempe ini sering disebut sebagai BURGER JAWA.
Fasilitas Penginapan
Homestay Masyarakat
Di kawasan Selo tersedia cukup banyak rumah yang memungkinkan untuk menjadi homestay.
Penginapan berbentuk homestay ini didorong oleh pencanangan wisata berbasis ekosistem alam di
wilayah Jawa Tengah bagian selatan, yang dikenal sebagai SSB (Solo, Selo dan Borobudur)
Zonanisasi
Zona inti dikawasan dataran tinggi selo adalah Puncak Merapi yang masih aktif dan puncak Merbabu.
Zona Rimba, tentunya di kawasan ini masih memiliki zona rimba / hutan yang mengelilingi dataran tinggi selo.
Zona Pemanfaatan, seperti misalnya Gardu Pandang New Selo dan Volcano Theater.
Zona Tradisional, perkebunan dan desa wisata di Selo
Zona Rehabilitasi atau Zona Lindung, di Selo terdapat kawasan Zona Lindung dimana kawasan hutan yang dilarang untuk berburu
Zona Religi, Budaya dan Sejarah, seperti di Makam Ki Hajar Seloka
Kesimpulan
Dari 2 contoh dataran tinggi diatas maka kami menyimpulkan sebagai berikut :
Dataran Tinggi Dieng dan Selo, menawarkan keindahan pemandangan pegunungan, dengan
lahan perkebunan dan suhu udara yang sejuk/dingin.
Dataran Tinggi Dieng dan Selo, memiliki beragam potensi wisata untuk ditawarkan kepada
wisatawan
Dataran Tinggi Dieng dan Selo, memiliki kondisi pemukiman penduduk yang tidak padat,
khususnya di daerah sekitar objek wisata.
Dataran Tinggi Dieng dan Selo, memiliki kawasan aktif, baik itu gunung merapi yang masih
aktif dan kawah aktif.
Dataran Tinggi Dieng dan Selo, memiliki Homestay masyarakat sebagai pilihan akomodasi.
Dataran Tinggi Dieng dan Selo, memiliki hasil perkebunan yang khas, adas untuk Selo dan
carica untuk Dieng.
Dataran Tinggi Dieng dan Selo, memiliki kearifan budaya lokal yang masih terpelihara selama
ini, termasuk juga ritual – ritual yang masih dijalankan.
Dataran Tinggi Dieng dan Selo, sama – sama memiliki Volcano Theater sebagai salah satu
fasilitas wisata.
Dataran Tinggi Dieng dan Selo, memiliki kondisi yang baik dalam bentuk; kebersihan tempat
wisata dan lingkungan, kondisi jalan yang baik untuk pedestrian, dan fasilitas penunjuk
arah/jalan tujuan wisata.
Dataran Tinggi Dieng dan Selo, sama – sama memiliki kawasan dengan zona – zona tertentu.
Namun dari beberapa persamaan yang kami sampaikan diatas, Dataran Tinggi Dieng lebih dikenal
dengan baik dan diminati oleh wisatawan/masyarakat. Berikut alasan mengapa Dataran Tinggi Dieng
lebih dikenal baik daripada Selo ;
Dataran Tinggi Dieng memiliki banyak potensi alam dan kegiatan wisata yang dapat
ditawarkan kepada wisatawan, seperti misalnya; candi arjuna, kawah – kawahnya, trekking
bukit sikunir, rafting serayu dan wisata perkebunan
Dataran Tinggi Dieng memiliki ritual menarik “Pemotongan Rambut Gimbal” yang saat ini
sudah dijadikan agenda tahunan untuk Dieng Culture Festival
Dataran Tinggi Selo meskipun juga menawarkan pemandangan indah pegunungan, namun
kawasan ini lebih dikenal oleh wisatawan dengan minat khusus, yaitu para pendaki gunung.
SEKIAN