ekonomi teknisfvwk

11
A. Teori biaya produksi Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang harus di keluarkan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran yang di lakukan perusahaan untuk mendapatkan faktor faktor produksi dan bahan baku yang akan di gunakan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya produksi dapat meliputi unsur unsur sebagai berikut : 1. bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi 2. bahan-bahan pembantu atau penolong 3. upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur. 4. penyusutan peralatan produksi 5. uang modal, sewa 6. biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi 7. biaya pemasaran seperti biaya iklan 8. pajak Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi di bedakan menjadi 2 yaitu : 1. Jangka Waktu Pendek. Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya. teori teori biaya produksi dalam jangka pendek, Yakni: # Biaya Total (Total Cost / TC) Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari biaya Variabel dan Biaya Tetap. TC= TVC + TFC # Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / TVC) Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan. Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dls. TVC= TC-TFC # Biaya Tetap (Total Fixed Cost / TFC) Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan. Contoh: biaya abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan,biaya penyusutan, dls. TFC=TC-TVC # Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC) BiayaTotal (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah Produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q). ATC =TC/Q Q= jumlah Output yang dihasilkan Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ATC = AVC+AFC

Upload: dai-bacthiar-purba

Post on 19-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wrgwgwgwqg

TRANSCRIPT

Page 1: Ekonomi Teknisfvwk

A. Teori biaya produksi

Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang harus di keluarkan untuk memproduksi

suatu barang. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran yang di lakukan perusahaan untuk

mendapatkan faktor – faktor produksi dan bahan baku yang akan di gunakan untuk menghasilkan

suatu produk.

Biaya produksi dapat meliputi unsur – unsur sebagai berikut : 1. bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi

2. bahan-bahan pembantu atau penolong

3. upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.

4. penyusutan peralatan produksi

5. uang modal, sewa

6. biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya

keamanan dan asuransi

7. biaya pemasaran seperti biaya iklan

8. pajak

Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi di bedakan menjadi 2 yaitu :

1. Jangka Waktu Pendek. Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak dapat

di tambah jumlahnya.

teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, Yakni:

# Biaya Total (Total Cost / TC) Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari biaya Variabel dan

Biaya Tetap. TC= TVC + TFC

# Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / TVC) Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau

dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan.

Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan.

Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dls.

TVC= TC-TFC

# Biaya Tetap (Total Fixed Cost / TFC) Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi.

Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan.

Contoh: biaya abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan,biaya penyusutan, dls.

TFC=TC-TVC

# Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC) BiayaTotal (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah Produksi

tertentu oleh perusahaan tersebut (Q).

ATC =TC/Q

Q= jumlah Output yang dihasilkan

Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

ATC = AVC+AFC

Page 2: Ekonomi Teknisfvwk

# Biaya Variabel rata-rata (Average Variabel Cost / AVC) Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah

produksi tertentu(Q).

AVC= TVC/Q

Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

AVC=ATC-AFC

# Biaya tetap Rata –rata (Average Fixed Cost / AFC) Biaya tetap (TFC) untuk memproduksi sejumllah barang tertentudibagi dengan jumlah produksi

tertentu (Q).

AFC=TFC/Q

Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

AFC=ATC-AVC

# Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan output.

2. Jangka Waktu Panjang. Sedangkan jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang masih dapat berubah –

ubah.

Teori – teori biaya jangka panjang yakni diantaranya ialah :

Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel.

Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel. LTC=∆LVC

Dengan LTC= biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)

∆LVC= Perubahan Biaya Variabel jangka panjang

# Biaya Marjinal jangka panjang Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit.

Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variable.

Maka, LMC=∆LTC/∆Q

Dengan LMC= Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)

∆LTC= Perubahan Biaya Total jangka Panjang

∆Q= Perubahan Output

# Biaya Rata – rata Biaya total dibagi Jumlah Output. LRAC=LTC/Q

Dengan LRAC=Biaya Rata – Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost)

Q = Jumlah output

B. Jenis-jenis Biaya Produksi Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok

produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya

produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya

produksi, meliputi :

Page 3: Ekonomi Teknisfvwk

1. Biaya bahan baku (direct material Cost)

Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam

produk jadi yang siap untuk dipasarkan.

2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)

Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam

menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan

produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.

3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)

Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik

lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.

Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu : 1. Biaya bahan penolong

2. Biaya tenaga kerja tidak langsung

3. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap

4. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin

5. Biaya listrik dan air pabrik

6. Biaya asuransi pabrik

7. Operasi lain-lain

Proses Produksi

Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses produksinya. Proses produksi

dibagi menjadi 2 macam:

1. Produksi atas dasar pesanan

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar

pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi dengan

menggunakan harga pokok pesanan (Job order cost methode)

2. Produksi masa

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produknya

untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa standar. Perusahaan ini

mengumpulkan biaya produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses (Process cost

methode). Dalam metode, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga

pokok produk persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut, dihitung dengan cara

membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang

bersangkutan.

Sumber :

http://www.kajianpustaka.com/2012/11/biaya-produksi.html#ixzz2QcFnYl2V

Page 4: Ekonomi Teknisfvwk

Modal Kerja adalah : “Working Capital is a firm’s investments in short – term assets – cash,

short-term securities, account receivable, and inventories. Gross Working Capital is the firm’s total

current assets. Net working capital is current Assets minus current liabilities. Working Capital

Management, which encompases all aspects of the administration of both current assets and current

Liabilities”. Yang kurang lebih memiliki arti: Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva

jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat – surat berharga), piutang dagang dan persediaan. Jadi

modal kerja ini disebut modal kerja bruto ( gross working capital ). Sedang modal kerja bersih ( net

working capital ) adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Manajemen modal kerja

didefinisikan secara luas mencakup semua aspek pengelolaan baik aktiva lancar maupun huntang

lancar.

Menurut Wasis (1991, p.63)

Modal kerja adalah Modal Kerja adalah dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar, oleh karena

itu dapat berupa kas, piutang, surat – surat berharga, persediaan dan lain-lain. Modal kerja bruto

adalah keseluruhan dari aktiva / harta lancar yang terdapat dalam sisi debet neraca. Modal kerja

neto adalah keseluruhan harta lancar dikurangi utang lancar. Dengan perkataan lain modal kerja

neto adalah selisih antara aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar.

Menurut Droms (1991:131)

Modal kerja adalah The term working capital generally refers to a firm's investment in current

asset over current liabilities. Net working capital refers to the excess of current assets over current

liabilities and can be thought of as the circulatingcapital of a business firm. Effective control of this

circulating capital is one of the most important Junctions of financial management.

Terdapat beberapa definisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yaitu:

1. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang lancar. Kelebihan ini

disebut modal kerja bersih (berikut Net Working Capital). Kelebihan ini merupakan jumlah

aktiva lancer yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi bersifat

kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersediannya aktiva lancer yang lebih besar

daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka

pendek serta menjamin kelangsungan usaha dimasa mendatang.

2. Modal kerja adalah jumlah aktiva lancer. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto

(gross working Capital). Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana

yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal

kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dan unsur-unsur aktiva lancer

misalnya kas, surat-surat berharga, piutang , dan persediaan.

3. Modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang

dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (Current income) yang sesuai

dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Definisi ini berdasarkan konsep

fungsional yaitu fungsi dana tersebut dalam menghasilkan pendapatan.

4.

b. Pentingnya Moda Kerja yang cukup.

Page 5: Ekonomi Teknisfvwk

Modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran atau operasi

perusahaan sehari-ahri, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi

perusahaan. Adapun kegunaan Modal kerja adalah ( S. Munawir, 1992 :116)

1. Melindungi perusahaan dari krisis Modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.

2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban tepat waktu.

3. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para

konsumennya.

4. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih

menguntnungkan kepada para pelanggannya.

5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak

ada kesulitan untuk mempeorleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk

beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutup

kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan

perusahaan.

Manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah sebagai berikut :

1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya

kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya

merosot.

2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada

waktunya.

3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat

mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.

4. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak

dapat diduga seperti kebakaran, pencurian, dan sebagainya.

5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani

permintaan konsumennya.

6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada

pelanggan.

7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan

dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang dibutuhkan.

8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.

c. Jenis-jenis Modal Kerja

Jenis-jenis modal kerja menurut W.B. Taylor dalam Bambang Riyanto (1994 :60) digolongkan

dalam :

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Warking Capital).

Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjalankan fungsinya.

Modal kerja permanen dapat dibedakan dalam :

a) Modal Kerja primer (Primary Working Capital) Yaitu jumlah modal kerja minimum

yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

Page 6: Ekonomi Teknisfvwk

b) Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) Yaitu modal kerja yang diperlukan

untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.

c) Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) Yaitu modal kerja yang

jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini

dibedakan antara :

Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital) Yaitu modal kerja yang

jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.

Modal kerja Siklis (Cyclical Working Capital) Yaitu Modal kerja yang

jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi kunjungtur.

Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) Yaitu Modal kerja yang

berubah-ubah karena adanya darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja

Menurut Hampton (1989:180) perusahaan membutuhkan modal kerja ditentukan oleh 4 faktor :

Volume Penjualan

Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat

terjadi peningkatan penjualan.

Faktor Musim dan Siklus

Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan

mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.

Perubahan dalam Teknologi

Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan

akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja.

Kebijakan Perusahaan

Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap

kebutuhan modal kerja.

Penentuan Kebutuhan Modal Kerja

Besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan dipengaruhi oleh dua factor :

Periode perputaran/terikatnya Modal kerja

Pengeluaran kas setiap harinya. Periode perputaran modal kerja adalah merupakan

keseluruhan atau jumlah periode-periode yang meliputi jangka waktu kredit beli, lama

penyimpanan bahan, lamanya proses produksi, lama penyimpanan barang, dan jangka waktu

penerimaan piutang.

Penyebab timbulnya kelebihan modal kerja adalah sebagai berikut:

1) Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang diperlukan.

2) Penjualan aktiva tetap tanpa diikuti penempatan kembali.

3) Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh tidak digunakan untuk membayar dividen,

membeli aktiva tetap, atau maksud-maksud lainnya.

4) Konversi operating asset menjadi modal kerja melalui proses penyusutan, tetapi tidak

diikuti dengan penempatan kembali.

5) Akumulasi dana sementara mennunggu investasi, ekspansi, dan lain-lain.

Page 7: Ekonomi Teknisfvwk

Penyebab timbulnya kekurangan modal kerja adalah sebagai berikut:

1) Adanya kerugian usaha. Penyebab adanya kerugian usaha adalah (a) volume penjualan yang

tidak efisien relative dibandingkan dengan harga pokok penjualan, (b) tekanan terhadap

harga jual akibat ketatnya persaingan tanpa diikuti penurunan harga pokok penjualandan

biaya usaha, (c) banyaknya kerugian karena adanya piutang yang tidak kembali, (d)

kenaikan biaya tanpa diikuti kenaikan penjualan/penghasilan, (e) biaya naik sementara

penjualan menurun. Kerugian usaha tidak selalu akan mengurangi modal kerja karena ada

sementara biaya yang tidak bersifat pengeluaran kas (noncash expense) seperti beban

penyusutan, depresi, dan amortisasi. Yang jelas kerugian usaha itu mengurangi laba yang di

tahan (retained earnings).

2) Adanya kerugian insidensil seperti turunnya harga pasar dan persediaan barang, karena

pencurian, kebakaran, dan lain-lain yang tidak ditutup dengan asuransi.

3) Kegagalan mendapatkan tambahan modal kerja pada waktu mengadakan perluasan usaha

atau ekspansi seperti perluasan daerah penjualan, penjualan produk baru, penerapan metode

produksi baru strategi penjualan baru, dan sebagainya.

4) Menggunakan modal kerja untuk aktiva tidak lancar seperti membali aktiva tetap baru,

membeli saham dari perusahaan lain (investasi jangka panjang).

5) Kebijaksanaan pembayaran dividen yang tidak tepat. Karena harapan keuangan terus

membaik pimpinan perusahaan masih terus melanjutkan kebijaksanaan pembayaran dividen

seperti tahun-tahun sebelumnya.

6) Kenaikan tingkat harga. Karena naiknya harga-harga, perusahaan mengeluarkan jumlah

rupiah lebih banyak untuk mempertahankan volume fisik persedian barang dan aktiva tetap

serta membelanjai penjualan kredit dalam volume fisik yang sama.

7) Pelunasan utang yang sudah jauh tempo. Manajemen tidak menyisihkan sebagai pendapatan

bersih untuk cadangan pelunasan utang jangka panjang.

Penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja dan analisisnya

Analisis rasio yang meliputi :

A. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban

finansialnya yang segera dipenuhi. Perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut

mempunyai kemampuan untuk memenuhi semua kewajibannya. Dan perusahaan dikatakan

tidak likuid apabila perusahaan tersebut tidak mampu membayar hutang jangka panjang

ataupun jangka pendek.

1) Current Ratio

Current ratio adalah ukuran kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang

yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar. Jika current ratio kurang dari 200%

maka perusahaan dikatakan kurang likuid.

Rumus yang dipergunakan :

Current Ratio =

Page 8: Ekonomi Teknisfvwk

2) Quick Ratio

Quick ratio adalah menunjukkan angka perbandingan antara aktiva lancar persediaan

dengan Hutang lancar. Tolok ukur untuk Quick ratio adalah 100%

Quick Ratio =

B. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya

baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.

1) Equity To Total Debt Ratio

Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara modal sendiri dengan total hutang.

Hasilnya dinyatakan dengan prosentase.

Rumus yang dipergunakan :

Equity To Total Debt Ratio =

2) Total Assets To Debt Ratio

Rasio ini menghitung berapa bagian dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan

hutang atau seberapa bagian dari aktiva yang dibelanjai dengan hutang.

Rumus yang dipergunakan :

Total Assets To Debt Ratio =

C. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas merupakan alat untuk mengukur laba yang diperoleh dari modal yang

digunakan untuk operasi perusahaan atau mengukur kemampuan perusahaan untuk

memperoleh keuntungan.

1. Rentabilitas Ekonomis Adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri

dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan

dinyatakan dalam prosentase.

Rentabilitas Ekonomis = L x 100%

M

2. Profit Margin Yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sale.

Profit Margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

kepada besar kecilnya laba usaha.

Profit Margin = Net Operating Income X 100%

Net Sales

3. Assets Turn Over Yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode

tertentu. Assets turn over dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan

dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating assets dalam satu periode

tertentu.

Page 9: Ekonomi Teknisfvwk

Assets Turn Over =

4. Rentabilitas Modal Sendiri Adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia

bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang

menghasilkan laba tersebut di lain pihak.

RMS =

D. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar efektifitas

perusahaan dalam mengalokasikan sumber dananya.

a) Total Assets Turn Over

Merupakan alat untuk mengukur kemampuan modal yang tertanam dalam

keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal

yang di investasikan untuk menghasilkan revenue.

Rumus :

Total Assets Turn Over =

b) Perputaran Piutang

Perputaran piutang adalah analisis untuk mengetahui berapa kali piutang berputar

dalam suatu periode tertentu melalui penjualan kredit.

Rumus :

Perputaran Piutang = Net credit sales

Average Receivables

c) Perputaran Persediaan

Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam perputaran persediaan berputar

dalam satu periode tertentu atau likuiditas inventory dan kecenderungan untuk over

stock. Rasio ini juga menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan

diganti dalam satu tahun. Makin besar tingkat inventory turn overnya maka semakin

singkat barang tersimpan digudang.

Rumus :

Perputaran Persediaan =

Rata – rata Persediaan =

Avarage days inventory =

Page 10: Ekonomi Teknisfvwk

Contoh :

PT. PASTI memproduksi produk X setiap hari sebanyak 20 unit, 25 hari kerja perbulan. Biaya yang

dikeluarkan meliputi: Bahan mentah Rp 125,- dan upah Rp 75,- Biaya administrasi Rp 12.500

perbulan. Gaji pimpinan Rp 25.000 perbulan. Bahan dibayar dimuka 5 hari sebelum diterima.

Proses produksi 3 hari, barang jadi disimpan 2 hari, dan rata-rata pelunasan piutang 5 hari.

o Dana terikat dalam persekot 5 hari

o Proses produksi 3 hari

o Barang jadi 2 hari

o Piutang dagang 5 hari

o Periode perputaran 15 hari

Bahan mentah 15 x 20 x 125 = 30.000

Upah 10 x 20 x 75 = 15.000

Biaya adm. 10 x 20 x37.500/(25 x 20) = 15.000

Persediaan kas minimal (asumsi) = 25.000

jumlah modal kerja Rp 85.000

PT. Cahaya

NERACA

Per 31 Desember 2003

Aktiva Lancar

Kas Rp

100.000

Efek Rp

50.000

Piutang Usaha (Laba kotor 30%) Rp

250.000

Persediaan Rp

200.000

Hutang Lancar:

Hutang Usaha Rp 125.000

Hutang lainnya Rp 175.000

Hutang Jangka Panjang:

Hutang Obligasi (10%) Rp 500.000

Page 11: Ekonomi Teknisfvwk

Aktiva Tetap

Tanah Rp

600.000

Bangunan Rp

900.000

Akumulasi Depresiasi Bangunan (Rp

300.000)

Peralatan Rp 300.000

Akumulasi Depresiasi Peralatan (Rp

100.000)

Modal sendiri:

Modal Saham Rp 1.000.000

Laba ditahan Rp 200.000

Total Aktiva Rp

2.000.000

Total Hutang dan Modal Rp 2.000.000

Diposkan oleh Anggun di 05.26

http://anggun-mulyati.blogspot.com/2012/03/analisis-sumber-dan-penggunaan-modal.html