ekonomi syariah fakultas ekonomi dan bisnis...

93
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN INFLASI TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK SYARIAH PERIODE 2014-2017 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Ahmad Fadhli Ajib Naufal NIM: 1113046000078 EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2018M

Upload: others

Post on 29-Jan-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN INFLASI TERHADAP RETURN

ON ASSET (ROA) PADA BANK SYARIAH PERIODE 2014-2017

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat

Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ahmad Fadhli Ajib Naufal

NIM: 1113046000078

EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439H/2018M

Page 2: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi
Page 3: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi
Page 4: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi
Page 5: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

Nama : Ahmad Fadhli Ajib Naufal

Alamat : Jl. Masjid Nurul Islam, Gg. H.Saiyan, Rt04/06 No.

29 Tanjung Barat Jagakarsa Jakarta Selatan

Telepon : 0895 0824 9994

Email : [email protected]

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Novermber 1994

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

B. PENDIDIKAN FORMAL

Pendidikan Nama Lembaga Kota Tahun

TK TK Aisyiah 90 Jakarta Selatan 2000

SD MI Nurussa’adah Jakarta Selatan 2000-2006

SMP MTs Nurussa’adah Jakarta Selatan 2006-2009

SMA MAN 13 Jakarta Jakarta Selatan 2009-2012

Perguruan Tinggi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tangerang

Selatan

2013-2018

C. PENGALAMAN ORGANISASI

Lembaga/ Institusi Tahun

Anggota ROHIS MAN 13 2011

Page 6: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

v

Anggota PMR MAN 13 Jakarta 2012

Staf Divisi PPM ( Pengembangan dan Pemberdayaan

Masyarakat) LiSEnSi (Lingkar Studi Ekonomi Syariah)

KSEI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2014-2016

Page 7: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

vi

ABSTRACT

Ahmad Fadhli Ajib Naufal, 111304600078, Influence of Internal Factors

and Inflation on Return on Assets (ROA) for the 2014-2017 period. Islamic

Economics Study Program, Faculty of Economics and Business Syarif

Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 1439H / 2018 M.

This study aims to analyze the influence of internal factors such as

Operational Costs on Operating Income, Capital Adequacy Ratio, Non-

Performing Financing and Inflation on Return On Assets on 5 Islamic Banks

(Bank Syariah Mandiri, Indonesian Sharia State Bank, Bank Rakyat Indonesia

Syariah, Bank Muamalat Indonesia and Bank Mega Syariah for the period 2014-

2017 and Quarterly data.The analytical method used is multiple linear regression

using panel data with the help of Microsoft Excel 2010 software and E-views 9.0

Data used in this research panel data is a combination of time series data that is

quarterly in 2014-2017 and cross section namely 5 Islamic Banks (Bank Syariah

Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Negara Indonesia Syariah, Bank Rakyat

Indonesia Syariah, Bank Muamalat Indonesia).

The results show that Return On Assets (ROA) can be explained by

BOPO, CAR, NPF and Inflation of 55.83% (R2). Simultaneously the variables

BOPO, CAR, NPF and Inflation have an effect on ROA. But partially it shows that

(1) BOPO has a negative and significant influence on ROA (2) CAR has a positive

and significant effect on ROA (3) NPF and (4) Inflation has a positive

relationship but has no influence on ROA. This study uses a 95% confidence level.

Keywords: Operational Cost of Operating Income, Capital Adequacy Ratio

(CAR), Net Prforming Financig (NPF), Inflation, Return On Assets (ROA),

Random Effect Model (REM), panel data.

Advisor: Dr. Sofyan Rizal. S.E. M.Sc.

Page 8: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

vii

ABSTRAK

Ahmad Fadhli Ajib Naufal, 111304600078, Pengaruh Faktor Internal dan

Inflasi terhadap Return On Asset (ROA) periode 2014-2017. Program Studi

Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1439H/2018 M.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor internal

seperti Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Capital Adequacy

Ratio, Non Performing Financing dan Inflasi terhadap Return On Asset pada 5

Bank Syariah (Bank Syariah Mandiri, Bank Negeri Indonesia Syariah, Bank

Rakyat Indonesia Syariah, Bank Muamalat Indonesia dan Bank Mega Syariah

periode 2014-2017 dan data Triwulan. Metode analisis yang digunakan adalah

regresi linear berganda menggunakan data panel dengan bantuan software

Microsoft Excel 2010 dan E-views 9.0. Data yang digunakan dalam penelitan ini

data panel yaitu gabungan data time series yaitu triwulan pada tahun 2014-2017

dan cross section yaitu 5 Bank Syariah (Bank Syariah Mandiri, Bank Mega

Syariah, Bank Negara Indonesia Syariah, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank

Muamalat Indonesia).

Hasil menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) dapat dijelaskan oleh

BOPO,CAR,NPF dan Inflasi sebesar 55,83% (R2). Secara simultan variabel

BOPO,CAR,NPF dan Inflasi memiliki pengaruh terhadap ROA. Namun secara

parsial menunjukkan bahwa (1) BOPO memiliki pengaruh negatif dan signifikan

terhadap ROA (2) CAR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA

(3) NPF dan (4) Inflasi memiliki hubungan positif namun tidak memiliki

pengaruh terhadap ROA. Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan 95%.

Kata Kunci : Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional,Capital

Adequacy Ratio(CAR),Net Prforming Financig (NPF) , Inflasi, Return On Asset

(ROA), Random Effect Model (REM), data panel.

Page 9: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat serta salam

semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan

juga sahabat-sahabatnya.

Atas kehendak dan rahmat Allah SWT penulus dapat menyelesaikan skripsi

ini yang berjudul “Pengaruh Faktor Internal dan Inflasi terhadap Return On Asset

(ROA) pada Bank Syariah periode 2014-2017” ditujukan sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan studi starata 1 (S-1) dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

orang-orang atau pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terimakasih penulis tujukan kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Bapak H. Jayadi Djufrie dan Ibu Hj.

Maswanih serta kakak- Kakak yang selalu mendo’akan dan mendukung dalam

kondisi apapun baik moril maupun materil serta telah menjadi motivasi bagi

penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

2. Keluarga besar penulis yang terus mendukung penulis dalam menyelesaikan

studi ini.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M. Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Syariah dan Ibu Endra Kasni Laila, M.Si selaku Sekretaris Program Studi

Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A selaku Tim

Task Force Passing Out Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Dr. Sofyan Rizal S.E, M. Si., selaku dosen pembimbing penulis yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan kepada

penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

Page 10: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

ix

7. Seluruh dosen yang selama ini telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini

dengan baik, dan tak lupa kepada para staf akademik, karyawan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kepada Fatimah , Zahra, Tika, Ica, Mail, Faris dayat, dan Syarah teman yang

absurb tapi selalu memberikan semangat penulis dalam mengerjakan skripsi

dan menjadi teman keluh kesah.

9. Keluarga Bapak Sutikno yang penulis anggap sebagai keluarga kedua, yang

selalu, memberikan dorongan motivasi serta rasa kekeluargaan, semoga selalu

di sehatkan dan dilancarkan segala urusan.

10. Teman-teman Muamalat B terimakasih atas waktu dan kebersamaannya yang

telah kita mulai sejak awal perkuliahan.

11. Teman-teman Muamalat 2013 dan Keluarga Besar Muamalat terimakasih

untuk segala pengalaman yang telah dilalui bersama, kerjasama dan ilmu yang

telah diberikan. Semoga semua yang sudah dilakukan dapat bermanfaat saat

ini dan seterusnya.

12. Teman-teman PPM Squad LiSEnSI 2014-2016 Bang Zia, Shaka, Anas, dan

Uti, terimakasih untuk motivasi, cerita, diskusi, canda tawa dan nasihat untuk

terus selalu berada di jalan yang di Ridhoi Allah SWT.

13. Teman-teman seperjuangan di Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI)

Lingkar Studi Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016/2017

dan terutama keluarga PPM . MPL LiSEnSI 2014/2016. KBL (1 dan 2) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta terimakasih atas dukungan, diskusi, ilmu dan

nasihat untuk selalu berada di jalan yang di Ridhoi Allah SWT.

14. Teman-teman KKN AKSI terimakasih atas kerjasama dan saling pengertian

dalam menjalankan kegiatan KKN dan buku laporan KKN serta pengalaman

berharga penuh dengan cerita yang belum didapatkan sebelumnya.

15. Teman-Teman AMPAS Hasan, Ihsan, Hasbi, Imad dan Icho yang membantu

penulis dalam proses skripsi ini dan memberikan Motivasi bagi penulis.

Semoga sukses untuk karier kalian nantinya.

Page 11: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

x

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hal itu tidak akan

mengurangi rasa terimakasih atas do’a dan dukungannya. Semoga semua

kebaikan yang diberikan Allah SWT dibalas dengan berlipat ganda.

Page 12: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

xi

DAFTAR ISI

Halaman judul ..................................................................................................... i

Lembar Persetujuan Pembimbing ................................................................... ii

Lembar Pengesahan Panitia Penguji ............................................................... iii

Lembar Pernyataan ........................................................................................... iv

Abstrak ................................................................................................................ v

Kata Pengantar .................................................................................................. vi

Daftar Isi ............................................................................................................. ix

Daftar Tabel ........................................................................................................ xii

Daftar Gambar ..................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN . .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ........................................................ 8

C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 9

E. Sitematika Penulisan ................................................................................. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ........................................................................ 12

A. Teori Bank Syariah .................................................................................. 12

B. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 24

C. Hubungan antar variabel ........................................................................... 30

D. Studi Terdahulu ......................................................................................... 32

E. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 36

F. Hipotesis .................................................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 38

A. Objek Penelitian ....................................................................................... 38

B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 38

C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 38

D. Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 39

Page 13: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

xii

E. Metode Analisis Data ............................................................................... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 48

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 48

B. Penemuan dan Pembahasan....................................................................... 56

1. Analisis Model ROA dengan variabel bebas BOPO,CAR,NPF dan

Inflasi .................................................................................................. 56

2. Analisis Ekonomi ROA dengan variabel bebas BOPO, CAR, NPF,

Inflasi ................................................................................................. 64

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 66

A. Kesimpulan ............................................................................................... 66

B. Saran .......................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 71

Page 14: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rasio BOPO NPF CAR Inflasi dan ROA .................................................. 5

Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional .............................. 15

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian ROA .............................................................................. 25

Tabel 2.3 Kriteria Penilaian BOPO ............................................................................ 26

Tabel 2.4 Kriteria Penilaian NPF ............................................................................... 27

Tabel 2.5 Kriteria Penilaian CAR ............................................................................. 28

Tabel 2.6 Penelitian terdahulu.................................................................................... 32

Tabel 4.1 Objek Penelitian ......................................................................................... 49

Tabel 4.2 BOPO,NPF,CAR, dan Inflasi tahun 2014-2017 ........................................ 53

Tabel 4.2 Uji Chow ................................................................................................... 56

Tabel 4.3 Uji Hausman .............................................................................................. 57

Tabel 4.4 Uji Lagrange Multiplier ............................................................................. 58

Tabel 4.5 Uji Random Effect Model .......................................................................... 58

Tabel 4.6 Hasil Penelitian .......................................................................................... 59

Tabel 4.7 Uji (Parsial) (uji t) ...................................................................................... 61

Tabel 4.8 Uji Simultan (Uji f) ................................................................................... 62

Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi ......................................................................... 63

Page 15: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 36

Grafik 4.1 BOPO... .................................................................................................... 49

Grafik 4.2 CAR .......................................................................................................... 50

Grafik 4.3 Grafik NPF................................................................................................ 51

Grafik 4.4 Grafik ROA .............................................................................................. 52

Grafik 4.5 Tingkat Inflasi pada Triwulan tahun 2014-2017 ...................................... 55

Page 16: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Uji Model Panel ................................................................................................. 71

A. Common Effect Model .............................................................................. 71

B. Fixed Effect Model .................................................................................... 71

C. Uji Chow .................................................................................................... 72

D. Random Effect Model ................................................................................ 72

E. Uji Hausmen .............................................................................................. 73

F. Uji Lagrange Multiplier ............................................................................. 73

2. Data Penelitian ................................................................................................... 74

Page 17: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bank merupakan lembaga terpenting yang mempengaruhi perekonomian

baik secara mikro maupun makro. Bank sebagai salah satu badan usaha yang

bergerak dibidang jasa memiliki tujuan tertentu di dalam operational.1Tujuan

bank secara mikro adalah menciptakan laba, sedangkan tujuan secara

makronya adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam

rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan dan pemerataan kesejahteraan

rakyat.2 Untuk mencapai tujuan tersebut, maka bank harus benar-benar

menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara keuangan (financial

intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana (surplus

unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit)pada waktu tertentu.3

Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas

bunga, demi melayani kebutuhan kaum muslim yang tidak berkenan dengan

penerapan bunga dalam perbankan, karena termasuk kedalam riba. Hal ini

menandakan salah satu momentum kebangkitan ekonomi islam di dunia,

terutama perkembangan pada sektor keuangan syariah.4Bank syariah adalah

lembaga keuangan yang menjalankan fungsi prantara (intermediary) dalam

penghimpunan dana masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah5.

Dalam perspektif islam, bunga dari transaksi hukumnya adalah haram

karena termasuk dalam kategori riba. Operasi bank syariah mengikuti

ketentuan-ketentuan bermuamalat secara islam dan menjauhi unsur-unsur riba.

Pelarangan dan pengharaman mengenai riba ini jelas telah di tetapkan dan

diatur dalam Al-quran, sebagai berikut:

1 Kasmir,manajemen perbankan,(Jakarta:Rajawali Press,2003), hlm 1

2 Peraturan Bank Indonesia No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah.

3 Lukman Dendawijaya, Manajemen perbankan,(Bogor:Ghalia Indonesia,2009), hlm.14.

4 M. Nur Rianto Al-arif, Dasar-dasar Ekonomi Islam, h. 293

5 M. Nur Rianto Al-arif, Dasar-dasar Ekonomi Islam, h. 293

Page 18: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

2

ضاعفة واتقىا با أضعافا م يا أيها الذين آمنىا ال تأكلىا الر

للا لعلكم تفلحىن

artinya : “Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu memakan

riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu

mendapat keberuntungan. Peliharalah dirimu dari api neraka, yang

disediakan untuk orang orang kafir”. (QS. Ali Imron [3]: 130).6

Keberadaan perbankan syariah dikatakan benar benar muncul pada tahun

1990-an ditandai dengan disahkannya undang-undang No.7 tahun 1992

tentang perbankan. Oleh karena itu undang-undang ini dapat dikatakan

sebagai awal penerapan perbankan syariah di Indonesia. Namun, undang-

undang ini tidak mengatur secara eksplisit mengenai Perbankan Syariah.

Setelah undang-undang no. 7 tahun 1992 tersebut diubah menjadi undang-

undang No. 10 tahun 1998. Ide atas adanya sistem perbankan syariah ini

pertama kali dikemukakan oleh Majlis Ulama Indonesia (MUI) dan

pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI)

dan juga beberapa pengusaha muslim lainnyadi awal tahun 1990.7 Namun,

setelah disahkannya undang-undang no. 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah bahwa Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) wajib

memelihara tingkat kesehatan yang meliputi sekurang-kurangnya mengenai

kecukupan modal, kualitas aset, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas

manajemen yang menggambarkan kapabilitas dalam aspek keuangan,

kepatuhan terhadap prinsip syariah dan prinsip manajemen islami, serta aspek

lainnya yang berhubungan dengan usaha Bank Syariah dan Unit Usaha

Syariah (UUS)8.

6 QS. Ali Imron ayat 130

7 Siamat, Dahlan,2005. Manajemen lembaga keungan kebijakan moneter dan perbankan edisi

5, Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 8 www.bi.go.id diakses tanggal 28 juni 2018

Page 19: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

3

Perkembangan bank syariah dari segi kuantitas dapat dilihat dari adanya

peningkatan jumah perbankan syariah yang tersebar diseluruh Indonesia yang

tiap tahunnya mengalami peningkatan, Bank Umum Syariah yang pada akhir

tahun 2009 berjumlah 6 BUS bertambah 5 BUS dimana 3 BUS merupakan

hasil konversi Bank Umum Konvensional dan 2 BUS hasil spin off Unit Usaha

Syariahnya (UUS) sehingga jumlah UUS di tahun 2010 terdapat 23 UUS, dan

11 BUS. Angka tersebut terus bertahan sampai pada bulan Juli 2014 jumlah

BUS bertambah menjadi 12 BUS. Akibat 1 UUS spin off sehingga jumlah

UUS di tahun 2014 terdapat 22 UUS, dan 12 BUS 9.

Untuk menjaga kepercayaan masyarakat, maka bank harus menjaga

kinerja keuangan. Kinerja keuangan bank dapat dinilai dari beberapa

indikator. Salah satu indikator tersebut ialah laporan keuangan bank yang

bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut kan mendapatkan hasil

perhitungan sejumlah rasio yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat

kesehatan bank10

.

Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan

kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati

hatian ( prudential banking) dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia

merasa perlu untuk menetapkan aturan tentang kesehatan bank. Dengan

adanya peraturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu

dalam kondisi sehat, sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang

berhubungan dengan perbankan. Bank yang beroperasi dan berhubungan

dengan masyarakat diharapkan hanya bank yang benar benar sehat. Aturan

tentang kesehatan bank yang diterapkan oleh Bank Indonesia mencangkup

9 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah Maret 2015, artikel diakses pada

28 september 2017 dari http://ojk.go.id

10

Slamet riadi,2006. Banking asset & liability Management. Jakarta:lembaga penerbit

fakultas ekonomi Universitas Indonesia

Page 20: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

4

berbagai aspek kegiatan bank, mulai dari penghimpunan dana sampai dengan

penggunaan dan penyaluran dana.11

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, maka dapat dilihat

laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan ini

juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. Laporan

ini sangat berguna terutama bagi pemilik, manajemen, pemerintah, dan

masyarakat sebagai nasabah bank, guna mengetahui kondisi bank tersebut.12

Penilaian kesehatan bank syariah dilakukan berdasarkan Peraturan Bank

Indonesia (PBI) No. 9/1/PBI/2007 tentang tingkat kesehatan bank umum

berdasarkan prinsip syariah dan Surat Edaran Bank Indonesia no.

9/24/DPbS.13

Penilaian tingkat kesehatan bank mencangkup penilaian terhadap faktor –

faktor yang terdiri dari : (1) Permodalan ( Capital), (2) kualitas Aset ( Asset

Quality), (3) Manajemen ( Management), (4) Rentabilitas (Earning), (5)

Likuiditas (Liquidity), dan (6) sensitivitas terhadap resiko pasar (Sensitivity to

Risk Market) Metode penilaian tingkat kesehatan Bank kemudian dikenal

dengan Metode CAMELS14

Dalam penelitian ini, aspek permodalan dinilai melalui Capital Adequacy

Ratio (CAR), aspek Kualitas aset dinilai melalui Non Performing Financing

(NPF), aspek rentabilitas dinilai melalui Return On Asset (ROA) dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional ( BOPO), sedangkan aspek

likuiditas melalui Financing to Deposit Ratio (FDR).

Profitabilitas merupakan indikator paling penting untuk mengukur kinerja

suatu bank. Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return

On Asset (ROA) karena dapat memperhitungkan kemampuan manajemen

bank dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan income,

11

Totok Budi Santoso dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga keuangan lain, Jakarta:

Salemba Empat 12

Kasmir 2012, Manajemen Perbankan . Jakarta : Raja Grafindo Persana 13

www.bi.go.id di akses pada tanggal 17 juni 2018 14

www.bi.go.id di akses pada tanggal 14 juni 2018

Page 21: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

5

Return On Asset (ROA) digunkan untuk mengukur Profitabilitas bank karena

Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih

mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang

dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat. Semakin besar

Return On Asset (ROA) suatu bank. Semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan

aset.15

Jika dilihat, perbankan syariah bukan tidak memiliki permasalahan dengan

kondisi makroekonomi. Perbankan syariah juga memiliki pola-pola terhadap

variabel makroekonomi terutama inflasi. Hal ini dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 1.1 RASIO BOPO,NPF,CAR, Inflasi dan ROA tahun 2014-2017

RASIO 2014 2015 2016 2017

BOPO 79,27 97,01 96,23 94,91

NPF 4,33 4,84 2,17 2,58

CAR 16,1 15,02 15,95 17,91

INFLASI 8,3 3.35 3.02 3.61

ROA 0,80 0,49 0,63 0,63

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan

Return On Asset (ROA) pada tahun 2014 -2015 ROA mengalami

penurunan 0,31%. Kemudian di tahun 2015-2016 mengalami kenaikan 0,14%

dari 0,49 menjadi 0,63 dan pada tahun 2016-2017 ROA tidak mengalami

perubahan yaitu tetap 0,63.

Pergerakan tingkat inflasi dari tahun 2014 hingga Desember 2017 bergerak

fluktuatif. Inflasi tertinggi terjadi di tahun 2014 sebesar 8.38% disebabkan

oleh naiknya harga BBM dan rokok sehingga diikuti pula dengan kenaikan

15

Lukman Dendawijaya, 2009. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia

Page 22: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

6

harga komoditas lainnya16

. Dalam kondisi perekonomian yang demikian,

peran Bank Indonesia sebagai bank sentral sangatlah dibutuhkan.17

Bank

Indonesia mengartikan inflasi sebagai kondisi meningkatnya harga-harga

secara umum dan terus-menerus.18

Kenaikan harga-harga ini memberikan tekanan pada ekonomi

masyarakat terutama bagi mereka yang menjadi debitur (mudharib) perbankan

syariah. Jika inflasi terjadi pada saat pendapatan masyarakat tetap atau

menurun, maka hal ini dapat memperparah risiko pembiayaan yang dihadapi

perbankan syariah, sebab kemampuan pengembalian pembiayaan oleh debitur

akan menurun sehingga terjadi pembiayaan bermasalah.19

Ahmad Tabrizi20

mengatakan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPF baik

pada BUS maupun UUS di Indonesia.

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat rasio dengan nilai rata-rata dari BOPO,

NPF, CAR, Inflasi dan ROA pada tahun 2014-2017. Selama empat tahun

BOPO mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Pada tahun 2014 nilai BOPO

sebesar 79,72% dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 97,01%

hal ini dikarenakan pada tahun 2014 terjadi peningkatan inflasi yang

berdampak pada kenaikan harga sehingga menyebabkan nilai BOPO pada

tahun berikutnya mengalami kenaikan.

NPF (Net Performing Finance) pada mengalami pertumbuhan yang

fluktuatif. Pada tahun 2014 nili NPF sebesar 4,33% dan pada tahun 2015

mengalami kenaikan menjadi 4,84% hal ini dikarenakan pada tahun 2014

16

http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2456664/ini-penyebab-meroketnya-

inflasi-2013-dari-bbm-hingga-rokok-kretek diakses pada 18 Maret 2018 pukul 22.05 WIB. 17

17

Frida Dwi Rustika, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Acuan (BI Rate), Nilai Tukar Rupiah

dan Gross Domestic Product(GDP) Terhadap Non Performing Financing perbankan Syariah”

(Skripsi S1 FE UNY,2016), hal.5. 18

http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/pengenalan/Contents/Default.aspx diakses pada 18

Maret 2018 pukul 22.07 WIB. 19

Frida Dwi Rustika, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Acuan (BI Rate), Nilai Tukar Rupiah

dan Gross Domestic Product (GDP) Terhadap Non Performing Financing perbankan Syariah”

(Skripsi S1 FE UNY,2016), hal.5. 20

Ahmad Tabrizi, “Analisis Pengaruh Variabel Makro terhadap Non Performing Financing

Bank Umum Syariah di Indonesia Perode Tahun 2005-2013”.(Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), hal. 96.

Page 23: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

7

terjadi peningkatan inflasi yang berdampak pada kenaikan harga sehingga

menyebabkan nilai NPF pada tahun berikutnya mengalami kenaikan.

Kenaikan harga-harga ini memberikan tekanan pada ekonomi masyarakat

terutama bagi mereka yang menjadi debitur (mudharib) perbankan syariah.

Jika inflasi terjadi pada saat pendapatan masyarakat tetap atau menurun, maka

hal ini dapat memperparah risiko pembiayaan yang dihadapi perbankan

syariah, sebab kemampuan pengembalian pembiayaan oleh debitur akan

menurun sehingga terjadi pembiayaan bermasalah.21

Ahmad Tabrizi22

mengatakan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPF baik

pada BUS maupun UUS di Indonesia

Pada tahun 2014-2015 CAR mengalami penurunan sebesar 1,08% , hal ini

memiliki dampak negative bagi profitabilitas bank syariah, penurunan tersebut

dikarenakan terjadi inflasi pada tahun 2014 dan disebabkan karena kurangnya

modal dari investor yang menanamkan modal di bank syariah . Namun

penurunan CAR ini tidak berlangsung lama pada tahun 2015-2017 mengalami

peningkatan sebesar 2,89% hal ini memiliki dampak positif profotabilitas bagi

bank syariah. Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa rasio

CAR mengalami fluktuasi pada periode tersebut.

Memperhatikan hal-hal yang telah diidentifikasi atas, mendorong minat

penulis untuk mengangkatnya menjadi bahan dan judul skripsi. Atas dasar

itulah penulis memilih judul “PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN

INFLASI TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK

SYARIAH PERIODE 2014-2017”

21

Frida Dwi Rustika, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Acuan (BI Rate), Nilai Tukar Rupiah

dan Gross Domestic Product (GDP) Terhadap Non Performing Financing perbankan Syariah”

(Skripsi S1 FE UNY,2016), hal.5. 22

Ahmad Tabrizi, “Analisis Pengaruh Variabel Makro terhadap Non Performing Financing

Bank Umum Syariah di Indonesia Perode Tahun 2005-2013”.(Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), hal. 96.

Page 24: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

8

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-

masalah sebagai berikut:

1. Terjadi fluktuasi tingkat profitabilitas yang dilihat dari rasio Return On

Asset (ROA) Bank Syariah di Indonesia.

2. Peningkatan rasio BOPO pada tahun 2014 dari tahun-tahun sebelumnya.

3. Peningkatan rasio NPF pada tahun 2014 dari tahun-tahun sebelumnya.

4. Peningkatan rasio CAR pada tahun 2014 dari tahun-tahun sebelumnya.

5. Inflasi pada tahun 2014 meningkat dari tahun-tahun sebelumnya

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis membatasi

masalah yang akan diteliti yaitu penulis hanya fokus untuk meneliti 5 Bank

Syriah yaitu ( Bank Syariah Mandiri, Bank Negeri Indonesia Syariah,

Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Muamalat Indonesia dan Bank

Mega Syariah) dilihat dari rasio Return On Asset (ROA) yang pengaruhnya

dari faktor internal BOPO, CAR, NPF dan Inflasi dengan menggunakan Data

Triwulan dari Tahun 2014-2017.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dilatar belakang diatas maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah Biaya Operational pendapatan Operaional (BOPO), Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Inflasi

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset

(ROA) pada Bank Syariah?

2. Apakah Biaya Operational pendapatan Operaional (BOPO) secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada

Bank Syariah?

3. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah?

4. Apakah Non Performing Financing (NPF) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah?

Page 25: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

9

5. Apakah Inflasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return

On Asset (ROA) pada Bank Syariah?

D. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan bukti empiris

mengenai:

a. Pengaruh Biaya Operational Pendapatan Operaional (BOPO) terhadap

Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah.

b. Pengaruh Biaya Operational Pendapatan Operaional (BOPO)

signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah.

c. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset

(ROA) pada Bank Syariah.

d. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset

(ROA) pada Bank Syariah.

e. Pengaruh Inflasi terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah.

2. Manfaat penelitian

Sejalan dengan tujuan dari penelitian ini, maka hasil penelitian ini

diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis

1) Untuk mngaplikasikan dan mengembangkan pengetahuan peneliti

terhadap masalah yang diteliti

2) Memberikan kontribusi pengetahuan terutama yang berkaitan

dengan bidang perbankan serta memperkuat penelitian

sebelumnya. Selain itu juga menjadi tambahan pengetahuan antara

teori dengn terapan praktis dalam bidang keuangan.

b. Manfaat praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh Bank Indonesia

sebagai sarana evaluasi penetapan kebijakan dan implementasi

strategi pengawasan bank.

2) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan manjemen perbankan

sebagi dasar untuk pengambilan kebijakn finansial guna

Page 26: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

10

meningkatkan kinerja bank sehingga dapat lebih meningkatkan

nilai perusahaan.

3) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi msyarakat

umum pengguna jasa perbnkan baik indikator,debitor maupun

investor dalam menganalisa kinerja bank sehingga dapat dijadikan

bahan pertimbangan sebagai dasar pengambilan keputusan

Page 27: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

11

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi dan pembatasan

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini akan dijelaskan teori terkait pengertian Perbankan Syariah,

ROA, BOPO, CAR, NPF dan Inflasi. Hubungan antar Variabel, dan Review

Penelitian Terdahulu serta kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Teori dari penjelasan mengenai ruang lingkup penelitian, jenis penelitian, jenis

dan sumber data, teknik pengumpulan dan analisis data, serta operasional

variabel penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dikemukakan tentang analisis data dan pembahasan yang

menjelaskan analisis pengaruh BOPO, NPF, CAR dan Inflasi terhadap

ROA pada Bank Syariah di Indonesia periode Januari 2014-Desember

2017 melalui metode analisis jalur yang kemudian dilanjutkan dengan

pembahasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan

permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.

Page 28: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Definisi mengenai bank pada dasarnya tidak berbeda satu sama lain.

Kalaupun ada perbedaan hanya nampak pada tugas atau usaha bank. Bank dapat

didefinisikan sebagai suatu badan yang tugas utamanya menghimpun dana dari

pihak ketiga. Definisi lain mengatakan, bank adalah suatu badan yang tugas

utamanya sebagi perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit

pada waktu yang ditentukan . menurut undang- undang no. 10 tahun 1998 tentang

perbankan, mendefinisikan bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat,

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.23

Menurut Undang-undang No.21 Tahun 2018 Bank Syariah adalah bank yang

menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan meurut jenisnya

terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS). Sementara Unit Usaha Syariah menurut Undang-undang No. 2008 adalah

unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional (BUK) yang berfungsi

sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang

berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional yang berfungsi sebagian kantor induk dari kantor cabang pembantu

syariah dan atau unit syariah. 24

Bank syariah secara umum adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta

peredaran uang yang eroperas disesuaikan denga prinsip-prinsip syariah. Oleh

23

Ismail, “Perbankan Syariah”, Edisi Pertama, Kencana, Jakarta, 2011 24

M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: PT Era Adicitra Intermedia,

2011),h.296

Page 29: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

13

karena itu, usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang sebagai

dagangan utamanya.25

Dalam operasinya bank syariah tidak mengandalkan pada bunga, atau bank

isla biasa disebut dengan bank tanpa bunga, karena pemungutan bunga termasuk

perbuatan riba, dalam bank Islam operasional dan produknya dikembangkan

dengan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadis. Seperti yang dijelaskan dalam QS

Al-Baqarah ayat 275:

“Orang-orang yang makan (mengambi) riba tidak dapat berdiri melainkan

seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit

gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

(berpendapatan), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah

telah menghalalkan jual beli dan megharamkan riba. Orang-orang yang telah

sampai kepadanya laranan dari Tuhannya,lalu terus berhenti (dari mengambil

riba). Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah orang yang kembali

(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka

kekal di dalamnya.

2. Peran dan Fungsi Bank Syariah

Peran dan fungi bank syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan

standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing

Organization for Islamic Fiancial Instituion), sebagai berikut. 26

25

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syaiah: Deskripsi dan

Ilustrasi,(Yogyakarta: Ekonisa,2003),h.27

Page 30: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

14

Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah

1. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya

maupun dana nasabah yang dipercayakan padanya

2. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat

melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana

lazimnya

3. Pelaksana kegiatan sosial, sebagai ciri yan melekat pada entitas keuangan

syariah, bank islam juga wajib memiliki kewajiban untuk mengeluarkan

dan mengelol (menghimpun, mengadministrasikan dan mendistribusikan)

zakat serta dana-dana sosial lainnya.

4. Bank syariah mempunyai beberapa tujuan

5. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat secara islam,

khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan agar terhindar

dari praktik-praktik rib atau jenis-jenis usaha tersebut, selain dilarang

dalam islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan

ekonomi rakyat.

6. Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan

meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi

kesenjangan yang lear antara pemilik modal dengan pihak yang

membutuhkan dana.

7. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang

usaha yang lebih besar terutama kelompok miskin yang diarahkan pada

kegiatan usaha yang produktif menuju terciptanya kemandirian usaha.

8. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan yang pada umumnya

merupakan program utama bagi negara-negara yang sedang berkembang.

Upaya bank syariah

26

Tim Pengemang Perbankan Syariah IBI, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional

Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan,2001)h, .24

Page 31: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

15

Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank Syariah Bank Konvensional

Hukum

Syariah Islam

berdasarkan AlQuran

dan Hadist dan Fatwa

Ulama (MUI)

Hukum Positif yang

berlaku di Indonesia

(Perdata dan Pidana)

Investasi

Jenis usaha yang halal

saja

Semua bidang usaha

Orientasi

Keuntungan (profit

oriented),

kemakmuran, dan

kebahagiaan dunia

akhirat

Keuntungan (profit

oriented) semata

Keuntungan Bagi hasil Dari Bunga

Hubungan Nasabah

dan Bank

Kemitraan Kreditur dan Debitur

Keberadaan Dewan

Pengawas

Ada Tidak Ada

Berdasarkan tabel 2.1 dapat dilihat bahwa perbedaan bank syariah dan bank

konvensional yaitu dapat dilihat dari segi hukum, investasi, orientasi, keuntungan,

Hubungan Nasabah dan Bank serta Keberadaan Dewan Pengawas. Sehingga dapat

disimpulkan terdapat 6 aspek perbedaan antara bank syariah dengan bank

konvensional. Selain itu terdapat perbedaan produk-produk bank dimana pada

bank syariah dinamakan akad-akad bank syariah. 27

3. Akad-akad bank syariah

a. Transaksi Jasa Meminjamkan Uang

a) Qardh yakni transaksi pinjam meminjam uang. Di dalam Islam

transaksi ini tidak bileh dikenakan tambahan atas pokok pinjaman atau

yang umum dikenal sebagai bunga pinjaman. Hukum pengenaan

bunga atas pinjaman adalah riba, suati hal yang harus dihindari karena

haram. Di bank syariah akad qardh digunakan untuk pembiayaan

talangan haji dan pembiayaan qardhul hasan.

27

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari teori ke Praktik. Gema Insani: Jakarta,

2001 cet. Ke-1.Hlm33-34

Page 32: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

16

b) Rahn yakni pemberian pinjaman uang dengan penyerahan barang

sebagai agunan, contohnya transaksi gadai emas.

c) Hiwalah yakni pemberian peminjaman uang bertujuan untuk menutup

pinjaman di tempat/pihak lain, contohnya transaksi pengalihan hutang.

b. Meminjamkan jasa (lending yourself)

a) Wakalah yakni transaksi perwakilan, dimana satu pihak bertindak atas

nama/mewakili pihak lain. Contohnya transaksi jasa transfer uang,

inkaso, kliring warkat cek dan bilyet giro.

b) Kafalah yaknu transaksi penjaminan satu pihak kepada pihak lain.

Contohnya penerbitan L/C, bank garansi dan lain-lain

c) Wadiah yakni transaksi titipan, dimana satu pihak menitipkan barang

kepada pihak lain. Contohnya tabungan wadi’ah, giro wadi’ah dan safe

deposit box.28

c. Memberikan sesuatu (giving something) Yang termasuk kedalam

golongan ini adalah akad-akad sebagai bertikut: seperti akad Hibah, Waqf,

Shadaqah dan Hadiyah. Akad tabarru’ ini adalah berupa akad untuk

mencari keuntungan akhirat bukan akad bisnis. Jadi akad seperti ini tidak

bisa digunakan untuk akad komersil. Bank syariah sebagai lembaga

keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan laba tidak dapat

mengandalkan akad tabarru’ untuk mendapatkan laba. Bila tujuannya

untuk mendapatkan laba, maka bank syariah menggunakan akad-akad

yang bersifat komersil, yakni akad tijarah.

Namun demikian bukan berarti akad tabarru’ sama sekali tidak

sapat digunakan dalam kegiatan komersil. Bahkan pada kenyataanya

penggunaan akad tabarru’ sangat fital dalam transaksi komersil, karena

akad tabarru’ ini dapat digunakan untuk menjembatani atau memperlancar

akad-akad tijarah29

.

28

Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan

Implementasi Operasional Bank Syariah, (jakarta: djambatan, 2003), hlm. 73 29

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh 2007, hlm.70

Page 33: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

17

d. Akad Jual Beli

a) al-Bai’ Naqdan adalah akad jual beli yang pembayarannya biasa dilakukan

secara tunai. Dengan kata lain pertukaran atau penyerahan uang dan

barangnya dilakukan dalam waktu yang bersamaan

b) al-Bai’ Muajjal adalah akad jual beli yang pembayarannya biasa dilakukan

secara tidak tunai atau secara cicilan. Dengan kata lain barangnya

diserahkan di awal akad sedangkan uangnya diserahkan belakangan baik

secara cicil atau lump sum.

c) Salam adalah akad jual beli dengan sistem pesanan sedangkan

pembayarannya tunai atau bayar dimuka dan penyerahan barangnya

belakangan.

d) Istishna’ adalah akad jual beli dengan sistem pesanan yang penyerahan

barangnya belakangan dan pembayarannya bisa dicicil, bisa juga lump

sum di akhir akad.

4. Gambaran Umum Bank yang diteliti

a) Bank Muamalat Indonesia

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412

H atau 1 Nopember 1991. Diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)

dan pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawal

1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan

Cendikiawan Muslim Se Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim,

pendiri Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari

komitmen pembelian saham perseroan senilai Rp 84 Miliar pada saat

penandatanganan akta pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara

silaturahmi peringatan pendirian di Istana Bogor, diperoleh tambahan

komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp

106 Miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank

Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini

semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan

Page 34: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

18

terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus

dikembangkan. Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang

memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor

perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank

Muamalat Indonesia pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio

pembiayaan macet ( NPF) mencapai lebih dari 60 %, perseroan menencatat

rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3

miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari

pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic

Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada

RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi Menjadi salah satu pemegang

saham Bank Mualamat. Oleh karennya, kurun waktu antara tahun 1999 dan

2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan

bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil

membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap

Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi

pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan

perbankan syariah secara murni

b) Bank Syariah Mandiri

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupkan hikmah

sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997- 1998. Sebagaimana

diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak juli 1997, yang disusul dengan

krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah

menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh

sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi

tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi akhirnya mengambil

tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di

Indonesia.

Salah satu bank konvensioal, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki

oleh Yayasan Kesejahteraaan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan

Page 35: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

19

PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak Krisis. BSB berusaha keluar dari

situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain

serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan

penggabungan ( Merger) empat bank ( Bank dagang Negara, Bank Bumi

Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank

Mandiri (persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan

tersebut juga menempatan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero ) Tbk,

sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusaa merger, Bank Mandiri melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan

syaiah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas

diberlakukan UU no. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum

untuk melayani transaksi syariah ( dual Banking system). Tim pengembangan

Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan

momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari

bank Konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenan ya, Tim

pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan

infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank

konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah

dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam akta

notaris : sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan

usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank

Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999.

Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia

No. 1/1KEP. DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank

Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersbut, PT

Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak senin tanggal 25

Rajab 1420 atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang

mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

Page 36: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

20

melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-

nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri

dalam kiprahnya diperbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama

membangun Indonesi menuju yang lebih baik.

c) Bank Negara Indonesia Syariah

Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem

perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil,

transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap

sistem perbankan yang lebih adil. Selain adanya demand dari masyarakat

terhadap perbankan syariah untuk mewujudkan visinya (yang lama) menjadi

“ univeral banking” , BNI membuka layanan perbankan yang sesuai dengan

prinsip syariah dengan konsep dual banking system, yakni menyediakan

layanan perbankan umum dan syariah sekaligus. Hal ini sesuai dengan UU no.

10 tahun 1998 yang memungkinkan bank – bank umum untuk membuka

layanan syariah.

Di awali dengan pembentukan Tim Bank Syariah di tahun 1999, Bank

Indonesia kemudian mengeluarka ijin prinsip dan usaha untuk beroperasi unit

usaha syariah BNI. Dengan berlandaskan pada Undang – undang No. 10

tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000didirikan Unit Usaha Syariah (UUS)

BNI.

Berdasarkan keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

12/41/KEP.GBI?2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha

kepada PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS). Dan di dalam corporate

Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer

dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada

tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNIS sebagai Bank Umum

Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari

faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan terbitnya

UU No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan

UU No. 2008 tentang perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen

pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan

Page 37: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

21

kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin

meningkat. Hingga pada tanggal 9 Juli 2010 BNIS menjadi Bank Umum

Syariah Devisa.

d) Bank Rakyat Indonesia Syariah

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (persero), Tbk., terhadap

Bank Jsa Arta pada tanggal 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari

Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya No.

10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank

Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) secara resmi beroperasi. Kemudian PT. BRIS

merubah segala kegiatan usaha yang semula beroperasional secra konvensional,

kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.

Dua tahun lebih PT. BRIS hadir mempersembahkan sebuah bank ritel

modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan

jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan

pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk yang

sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.

Kehadiran PT. BRIS di tengah-tengah industri perbankan nasional

dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikut logo perusahaan. Logo ini

menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank

modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru

dan putih sebagai benang merah dengan brand PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk.

Aktivitas PT BRIS semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008

ditandatanganin akta pemisahan Unis Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero), Tbk, untuk melebur kedalam PT BRIS (proses Spin Off) yang berlaku

efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak

Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk,

dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. BRIS.

Saat ini PT. BRIS menjadi Bank Syariah ketiga terbesar berdasarkan aset PT.

BRIS tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan

dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. BRIS

Page 38: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

22

menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam

produk dan layanan perbankan.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT. BRIS merintis sinergi dengan PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, sebagai Kantor Layanan Syariah dalam

mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana

masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip syariah.

e) Bank Mega Syariah ( BMS)

Berawal dari PT. Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank Umum yang

didirikan pada 14 Juli 1990 tersebut diakuisisi CT Corpora (d/h Para Group)

melalui Mega Corpora (d/h PT Para Global Investasindo) dan PT. Para Rekan

Investama pada 2001. Sejak awal, para pemegang saham memang ingin

mengonveksi bank umum konvensional itu menjadi bank umum syariah.

Keinginan tersebut terlaksana ketika Bank Indonesia mengizinkn Bank Tugu

dikonveksi menjadi PT. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) pada 27 Juli

2004. Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah perbankan Indonesia sebagai

upaya pertama pengonversian bank umum konvensional menjadi Bank Umum

Syariah (BUS).

Pada 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi hampir tiga tahun

kemudian, pada 7 November 2007, pemegang saham memutuskan perubhan

bentuk logo BSMI kebentuk logo bank umum konvensional yang menjadi sister

company-nya, yakni PT. Bank Mega, Tbk, tetapi berbeda warna. Sejak 2

November 2010 sampai dengan sekarang, bank ini berganti nama menjadi PT.

Bank Mega Syariah.

Untuk mewujudkan visi “ Bank Syariah Kebanggaan Bangsa”, CT

Corpora sebagai pemegang saham mayoritas memiliki komitmen dan tanggung

jawab penuh untuk menjadikan Bank Mega Syariah sebagai Bank Umum Syariah

(BUS) terbaik di industri perbankan syariah nasional. Komitmen tersebut

dibuktikan dengan terus memperkuat modal bank. Dengan demikian, Bank Mega

Syariah akan mampu memberikan pelayanan terbaik dalam menghadapi

persaingan yang semakin ketat dan kompetitif di industri perbankan nasional.

Page 39: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

23

Misalnya, pada tahun 2010, sejalan dengan perkembangan bisnis, melalui Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS), pemegang saham meningkatkan modal dasar

dari Rp. 400 Miliar menjadi Rp. 1,2 Triliun dan modal disetor bertambah dari Rp.

150,060 Miliar menjadi Rp. 318,864 Miliar. Saat ini, modal disetor telah

mencapai Rp. 769,814 Miliar.

Di sisi lain, pemegang saham bersama seluruh jajaran manajemen Bank

Mega Syariah senantiasa bekerja keras, memegang teguh prisnp kehati-hatian,

serta menjunjung tinggi asas keterbukaan dan profesionalisme dalam melakukan

kegiatan usahanya. Beragam produk jug terus dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat serta didukung infrastruktur layanan perbankan yang

semakin lengkap dan luas, termasuk dukungan 393 jaringan di seluruh Indonesia.

Untuk mengingkatkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus mengukuhkan

semboyan “ Untuk Kita Semua”, pada tahun 2008, Bank Mega Syariah memulai

memasuki pasar perbankan mikro dan gadai. Strategi tersebut ditempuh karena

ingin berperan lebih besar dalam pengingkatan perekonomian umat yang

mayoritas memang berbisnis di sektor usaha mikro dan kecil.

Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi bank devisa.

Dengan status tersebut, bank ini dapat melkukan transaksi devisa dan terlibat

dalam perdagangan internasional. Artinya, status itu juga telah memperluas

jangkauan bisnis bank ini, sehingga tidak hanya menjangkau ranah domestik,

tetapi juga ranah internasional. Strategi peluasan pasar dan status bank devisa itu

akhirnya semakin memantapkan posisi Bank Mega Syariah sebagai salah satu

bank umum syariah terbaik di Indonesia.

Selain itu, pada 8 April 2009, Bank Mega Syariah memperoleh izin dari

Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI) sebagai Bank Penerima

Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji ( BPS BPIH). Dengan demikian,

bank ini menjadi bank umum kedelapan sebagai BPS BPIH yang tersambung

secara online dengan Sistem Komputerisasi Terpadu (SisKoHat) Depag RI. Izin

itu tentu menjadi landasan baru bagi Bank Mega Syariah untuk semakin

melengkapi kebutuhan perbankan syariah umat Indonesia.

Page 40: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

24

B. Definisi Operasional Variabel

1. Profitabilitas (ROA)

Pada umumnya bank syariah dalam mencapai tingkat profitabilitas yang

optimal, pasti akan dihadapkan oleh berbagai macam risiko yaitu salah

satunya adalah risiko pembiayaan.30

Risiko pembiayaan merupakan risiko

utama dari perbankan karena sebagian besar kegiatan utamanya adalah

melakukan penyaluran pembiayaan di berbagai macam sektor. Setiap

pembiayaan yang disalurkan memiliki risiko terjadinya pembiayaan

bermasalah, jika terjadi pembiayaan bermasalah yang melampaui batas maka

akan menjadi masalah serius yang akan mengganggu tingkat profitabilitas

bank itu.31

Profitabilitas memiliki tujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam

memperoleh laba yang berhubungan dengan aset maupun modal. Tingkat

profiitabilitas biasanya dinyatakan dalam persentase menggunakan rasio, rasio

profitabilitas merupakan salah satu metode untuk menilai kondisi keuangan

bank berdasarkan perhitungan rasio berdasarkan analisis kuantitatif yang

menunjukkan hubungan antar unsur dalam laporan laba rugi dan neraca. Salah

satu rasio profitabilitas yang digunakan bank adalah Return On Asset

keuntungan bank dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan

asset. ROA adalah indikator yang akan menunjukkan bahwa apabila rasio ini

meningkat, maka aktiva bank telah digunakan dengan optimal untuk

memperoleh pendapatan.

Dalam perhitungan Return On Asset (ROA) menunjukkan perbandingan

antara laba sebelum pajak dengan total asset bank/ total aktiva. Laba sebelum

pajak adalah laba rugi bank yang diperoleh dalam periode berjalan sebelum

dikurangi pajak. Sedangkan total aktiva merupakan komponen yang terdiri

dari kas, giro pada BI, penempatan pada bank lain, piutang, pembiayaan

30

Fernando Africano, “Pengaruh NPF terhadap CAR serta Dampaknya terhadap Profitabilitas

Bank Umum Syariah di Indonesia” (Jurnal Ilmiah STIE MDP Vol. 6 No.1 September 2016), hal.

62. 31

Irman Firmansyah, “Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank in

Indonesia” (Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol. 17 No.2 Oktober 2014), hal. 242.

Page 41: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

25

dengan prinsip bagi hasil, pembiayaan dengan prinsip jual-beli, sewa,

pinjaman qardh, aktiva tetap, dan lain-lain.32

(ROA).33

Semakin besar Return On Asset (ROA) suatu bank maka semakin besar

ROA =

x 100%

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian ROA

Peringkat

Kriteria

Keterangan

1

ROA > 1,5%

Sangat Baik

2

1,25% < ROA ≤1,5%

Baik

3

0,5% < ROA ≤ 1,25%

Cukup Baik

4

0% < ROA ≤0,5%

Buruk

5

ROA ≤0%

Sangat Buruk

Sumber : Bank Indonesia

2. BOPO (Biaya Operational terhadap Pendapatan Operational)

BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan

operasional. Semakin rendah tingkat Rasio BOPO maka semakin baik kinerja

32

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005),

hal. 22. 33

Rahmi Rahmawati, “Pengaruh Faktor Makroekonomi terhadap Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah di Indonesia” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2016), hal. 32.

Page 42: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

26

manajemen bank karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya

(Riyadi, 2006:159)34 Rumus yang digunakan untuk mencari BOPO adalah :

BOPO = Total beban operasional x 100%

Total pendapatan operasional

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan dalam melakukan kegiatan operasinya. 35

Tabel 2.3 Kriteria Penilaian BOPO

Peringkat

Kriteria

Keterangan

1

BOPO ≤83%

Sangat Baik

2

83% < BOPO ≤85%

Baik

3

85% < BOPO ≤ 87%

Cukup Baik

4

87% < BOPO ≤89%

Buruk

5

BOPO > 89%

Sangat Buruk

Sumber : Bank Indonesia

3. NPF (Non Performing Financing)

NPF (pembiayaan bermasalah) merupakan salah satu dari risiko dalam

suatu pelaksanaan pembiayaan. Risiko pembiayaan merupakan risiko yang

disebabkan oleh adanya counterparty dalam memenuhi kewajbannya. Dalam

34

Riyadi, Slamet. 2006. Banking Assets And Liability Management. Edisi Ketiga. Jakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 35

Veithzal rivai dan Andria Permata Veithzal Rivai, Islamic Financing Management ( Jakarta

PT. Grafindo Persanda, 2008), hal. 24

Page 43: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

27

bank syariah, risiko pembiayaan mencakup risiko terkait produk dan risiko

terkait dengan pembiayaan korporasi.36

Pembiayaan bermasalah berarti pembiayaan yang dalam pelaksanaannya

belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan pihak bank seperti

pengembalian pokok atau bagi hasil yang bermasalah; pembiayaan yang

temasuk golongan perhatian khusus, diragukan, dan macet serta golongan

lancar yang berpotensi terjadi penunggakkan dalam pengembalian.37

NPF= Jumlah Pembiayaan bermasalah x100%

Total Pembiayaan

Tabel 2.4 Kriteria Penilaian Rasio NPF

Peringkat

Kriteria

Keterangan

1

NPF < 2%

Sangat Baik

2

2% ≤ NPF < 5%

Baik

3

5% ≤ NPF < 8%

Cukup Baik

4

8% ≤ NPF < 12%

Buruk

5

NPF ≥12%

Sangat Buruk

Sumber : Bank Indonesia

36

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Anlisis Fikih dan keuangan (Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2010), hal. 260. 37

Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Credit management handbook: teori, konsep,

prosedur, dan aplikasi: panduan praktis mahasiswa, bankir, dan nasabah (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2006), hal. 457.

Page 44: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

28

4. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Menurut Dendawijaya (2005) CAR adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dan

modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber di luar

bank, seperti dana masyarakat, pinjaman, dan sebagainya. Peraturan dari Bank

Indonesia No. 10/15/PBI/2008 menjelaskan “bank wajib menyediakan modal

minimum sebesar 8% (delapan persen) dari aset tertimbang menurut risiko

(ATMR).” Tingkat kecukupan modal pada perbankan diwakilkan dengan rasio

capital adequacy ratio (CAR)38

. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.

6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 CAR dirumuskan sebagai berikut 39

:

CAR = Modal Sendiri x 100%

ATMR

Tabel 2.5 Kriteria Penilaian Rasio CAR

Peringkat

Kriteria

Keterangan

1

CAR > 12%

Sangat Sehat

2

9% ≤ CAR < 12%

Sehat

3

8% ≤ CAR < 9%

Cukup Sehat

4

6% < CAR < 8%

Kurang Sehat

5

CAR ≤6%

Tidak Sehat

Sumber : Bank Indonesia

38

Dendawijaya, Lukman. (2005). Manajemen Perbankan. Jakarta: penerbit Ghalia Indonesia 39

Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

Page 45: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

29

5. Inflasi

Sebagai lembaga intermediasi bank sangat rentan dengan risiko terkait dengan

mobilitas dananya. Apabila dalam suatu Negara mengalami inflasi yang tinggi

akan menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang yang

ditabung semakin menurun. Penabung akan mampu menghasilkan bunga atau

bagi hasil, tetapi jika tingkat inflasi terjadi mash di atas tingkat bunga yang

diterima oleh penabung, tetap saja nilai mata uang yang diterima penabung akan

menurun.40

Sehingga jumlah dana yang dikumpulkan berkurang, sehingga

nantinya akan mempengaruhi kinerja bank syariah dalam menghasilkan

profitabilitasnya yang diproksikan pada return on asset.41

Teori tesebut dibuktikan dengan penelitian Febrina Dwijayanthy dan

Prima Naomi42

yang mengatakan bahwa semakin tinggi nilai inflasi maka

akan semakin menurun nilai return on asset dari bank syariah.

Inflasi tersebut dapat dihitung menggunakan rumus:

INFt= [IHKt – IHK] X 100%

IHK t-1

Menurut para ekonom Islam, Inflasi berakibat sangat buruk bagi

perekonomian karena :

a. Menimpulkan gangguan terhadap fungsi uan, terutama

terhadap fungsi tabungan ( nilai simpangan ), fungsi dari

pembayaran dimuka, dan fungsi dari unit perhitungan.

b. Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap

menabung dari masyarakat.

c. Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk

nonprimer dan barang-barang mewah.

40

M. Nur Rianto Al Arif. Teori Makroekonomi Islam Konsep, Teori, dan Analisis. (Bandung:

Alfabeta, 2010), hal. 93. 41

Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, Ed. 1 Cet. 14 (Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2002), hal. 308.

42Febrina Dwijayanthi dan Prima Naomi, “Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai

Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007”. Jurnal Karisma, Vol. 3 (2),

2009, hal. 89

Page 46: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

30

d. Mengarahkan inflasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu

penumpukan kekayaan seperti: tanah, bangunan, logam mulia,

mata uang asing dengan mengorbankan investasi kearah

produktif seperti : pertanian, industrial, perdagangan,

transportasi, dan lainnya.

Dampak inflasi lebih lanjut akan menyebabkan tingginya risiko

default. Risiko ini akan meningkatkan Non Performing Financing (NPF)

perbankan syariah, jika pembiayaan berdasarkan akad bagi hasil dimana

jika pihak debitor mengalami kerugian usaha maka kerugian ini juga

ditanggung oleh bank syariah (risk sharing). Jika jenis pembiayannya

adalah akad jual beli( murabahah maka tingginya inflasi dapat membuat

produk pembiayaan syariah secara umum menjadi relatif lebih mahal.43

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan BOPO terhadap ROA

Menurut Saichu (2006) BOPO berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap ROA. BOPO memberikan indikasi bahwa apabila manajemen

mampu menekan BOPO yang berarti efisiensi meningkat akan sangat

signifikan terhadap kenaikan keuntungan yang dapat dilihat pada besarnya

ROA.44

Kosmidou (2008) juga menyatakan bahwa jika hubungan antara

pendapatan dan pengeluaran berbanding lurus masih mencerminkan profit

yang rendah karena beban yang begitu tinggi45

.

2. Hubungan NPF terhadap ROA

NPF adalah jumlah pembiayaan yang bermasalah dan

kemungkinan tidak dapat ditagih. Semakin besar nilai NPF maka semakin

buruk kinerja bank tersebut (Setiawan, 2009).46

43

Saekhu “Pengaruh Inflasi terhadap Kinerja Pembiayaan Bank Syariah Volume Psar Uang

Antar Bank Syariah dan Posisi Outstanding Sertifikat Wadiah Bank Indonesia” (Jurnal Economica

Vol. IV/Edisi 1/ Mei 20150, Hal 105 44

Muhamad Sukarno dan Wahyu Kartika. 2006. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja Bank Umum di Indonesia. (Online). Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi 3 (2). 45

Kosmidou, Kyriaki. 2008. “The Determinants of Banks’ Profit in Greece During The

Period of EU Financial Integration”. Managerial Finance, Vol. 34 Iss: 3, pp. 146-159.

(www.scholar.google.com, diakses 18 Agustus 2018).

Page 47: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

31

Pramesti (2009) juga menyatakan bahwa dengan adanya

pembiayaan bermasalah yang tercermin dalam NPF dapat mengakibatkan

hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan

yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan berpengaruh

buruk pada ROA, dengan demikian semakin besar NPF akan

mengakibatkan menurunnya ROA.47

3. Hubungan CAR terhadap ROA

Bank yang mempunyai CAR yang lebih tinggi sangat baik karena ini

mampu menanggung resiko yang timbul. Jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan

BI) berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang

menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi

profitabilitas (Suhardjono, 2002). 48

Syaichu (2006) juga menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap

ROA, hal tersebut dikarenakan CAR sangat mempengaruhi kepercayaan

masyarakat terhadap bank, dimana kepercayaan masyarakat merupakan modal

dasar bagi kelangsungan lembaga keuangan ini. Tingkat CAR yang ideal akan

sangat menguntungkan bagi bank dan dapat meningkatkan kepercayaan

masyarakat sebagai pemilik dana, sehingga masyarakat akan memiliki keinginan

yang lebih untuk menyimpan dananya di bank.49

4. Hubungan inflasi terhadap ROA

Sebagai lembaga intermediasi bank sangat rentan dengan resiko terkait

dengan mobilitas dananya. Apabila dalam suatu negara mengalami inflasi yang

tinggi akan menyebabkan naiknya konsumsi masyarakat sehingga mempengaruhi

46

Setiawan Adi. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Makro Ekonomi, Pangsa Pasar dan

Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah Periode 2005-

2008), (Online). Jurnal Bisnis dan Manajemen 2 (3). (diakses 26 Agustus 2018) 47

Pramesti, Nila Arum. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan (size), Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Financing to Deposit Ratio (FDR)

Terhadap Profitabilitas Pada bank Umum Syariah Di Indonesia 48

Suhardjono dan Kuncoro, Mudrajad. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 49

Syaichu Muhamad Sukarno dan Wahyu Kartika. 2006. Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja Bank Umum di Indonesia. (Online). Jurnal Studi Manajemen dan

Organisasi 3 (2)

Page 48: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

32

pola saving dan pembiayaan pada masyarakat cenderung menghabiskan uangnya

untuk kegiatan konsumsi, karena tingginya harga barang-barang.

Perubahan tersebut akan berdampak pada kegiatan operasional bank syariah,

jumlah dana dari masyarakat yang dihimpun akan semakin berkurang sehingga

nantinya akan mempengaruhi kinerja bank syariah dalam memperoleh pendapatan

dan menghasilkan profit dan selanjutnya berpengaruh pada rasio keuangan, salah

satunya rasio profitabilitas yaitu ROA (Sukirno, 2006:14). 50

Ali et al., (2011)

juga menyatakan bahwa inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap

profitabilitas pada bank umum di pakistan51

D. Studi terdahulu

Tabel 2. 6 Penelitian Terdahulu

No Penelitian Pembahasan Perbedaan

1 Desi Aryanii, Skripsi

Fakultas Syariah dan

Hukum, 2009.

Analisis CAR, FDR,

BOPO dan NPF

terhadap Profitabiltas

pada PT Bank

Muamalat Indonesia

TBK ( Januari 2005 –

April 2008)

yang mana hasil

penelitiannya disebutkan

bahwa CAR dan Bopo

menunjukan hubungan

yang kuat dan

berlawanan arah

(memiliki hubungan

yang negative) terhadap

ROE. Korelasi variabel

independen dan

dependen tersebut

signifikan karena angka

signifikansinya <0,05,

dan CAR dan BOPO

1. Variabel Dependen

– Independen, Desi

Aryanii,

Profitabilitas –

CAR, BOPO, FDR

dan NPF

2. Metode Analisis,.

Penulis

menggunakan

metode Analisis

regresi linier

berganda. Dengan

analisis Stepwise

3. Objek Penelitian,

50

Sukirno, Sadono. 2006. Teori Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. 51

Jurnal Fitri Zulfiah dan Jono Susilowibowo PENGARUH INFLASI, BI RATE, CAPITAL

ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCE (NPF), BIAYA OPERASIONAL

DAN PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP PROFITABILITAS BANK

UMUM SYARIAH PERIODE 2008-2012

Page 49: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

33

secara parsial terdapat

pengaruh yang

signifikan, sedangkan

variabel FDR dan NPF

secara parsial tidak

mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap

profitabilitas PT. Bank

Muamalat Indonesia.

Sementara korelasi

antara FDR dan NPF

menunjukan hubungan

yang lemah searah

terhadap ROE dan

tingkat signifikansinya

pun tidak signifikan

karena tingkat

signifikansinya > 0,05

PT Bank Muamalat

Indonesia periode

Januari 2005- April

2009

2 Firda Yunita, Skripsi

Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, 2016.

Pengaruh DPK, NPF,

FDR, dan BOPO

terhadap Pembiayaan

Murabahah Pada

Perbankan Syariah di

Indonesia (Periode

2011-2015)

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

secara simultan variabel

independen berpengaruh

simultan terhadap

variabel dependen. NPF

dan FDR berpengaruh

secara parsial terhadap

pembiayaan murabahah,

sementara BOPO tidak

berpengaruh secara

parsial terhadap

pembiayaan murabahah.

1. Variabel

Dependen –

Independen, Firda

Yunita,

(Pembiayaan

Murabahah –

DPK, NPF, FDR,

BOPO). Penulis:

(Pembiayaan Bagi

Hasil – DPK,

CAR, NPF,

BOPO, dan FDR).

2. Objek Penelitian.

Page 50: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

34

Firda Yunita:

Perbankan Syariah

periode 2011-

2015. Penulis:

Bank Umum

Syariah dan Unit

Usaha Syariah dari

tahun 2010 –

2016.

3 Nia Noorfitri

Handayani, Skripsi

Fakultas Syariah dan

Hukum, 2015.

Pengaruh CAR, NPF,

DPK, dan SBIS

Terhadap Penyaluran

Pembiayaan Bank

Umum Syariah

Periode 2009-2014

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

CAR memiliki pengaruh

signifikansi positif, NPF

tidak signifikan dan

bertanda negatif, DPK

memiliki pengaruh besar

dan bersignifikansi

positif, dan SBIS tidak

signifikan dan bertanda

negatif terhadap

penyaluran pembiayaan

di Bank Umum Syariah.

1. Variabel

Dependen –

Independen, Nia

Noorfitri

Handayani

(Pembiayaan –

CAR, NPF, DPK,

SBIS). Penulis:

(Pembiayaan Bagi

Hasil – DPK,

CAR, NPF,

BOPO, dan FDR).

2. Objek Penelitian.

Nia Noorfitri

Handayani: Bank

Umum Syariah

periode 2009-

2014. Penulis:

Bank Umum

Syariah dan Unit

Usaha Syariah

dari tahun 2010 –

Page 51: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

35

2016.

4

Trisnadi, Jurnal

Universitas Komputer

Indonesia, 2015.

Pengaruh Financing

to Deposit Ratio

(FDR) dan Dana

Pihak Ketiga (DPK)

terhadap Pembiayaan

Mudharabah pada

Bank Umum Syariah

(Periode 2012-2014)

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa

FDR memiliki pengaruh

positif yang tidak

signifikan terhadap

pembiayaan

mudharabah. Sementara

DPK memiliki pengaruh

positif signifikan

terhadap pembiayaan

mudharabah.

1. Variabel

Dependen –

Independen,

Trisnadi

(Pembiayaan

Mudharabah –

FDR dan DPK).

Penulis:

(Pembiayaan Bagi

Hasil – DPK,

CAR, NPF,

BOPO, dan FDR).

2. Objek Penelitian.

Trisnadi: Bank

Umum Syariah

periode 2012-

2014. Penulis:

Bank Umum

Syariah dan Unit

Usaha Syariah

dari tahun 2010 –

2016.

Page 52: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

36

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 2.1

Pengaruh Faktor Internal dan Inflasi terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Syariah

Periode 2014-2017

Bank Syariah di Indonesia Periode 2014-2017

Faktor-faktor

X1 (Biaya Operational terhadap

Pendapatan Operational) BOPO

X2 (Capital Adequacy Ratio) CAR

X3 (Non Performing Financing)

NPF

X4 Inflasi

Return On Asset (ROA)

Model Estimasi Data Panel

Uji Signifikansi

Simultan (uji f)

Uji Signifikansi

Parsial (uji t)

Analisis Regresi Berganda

Pooled Least

Square

Fixed Effect

RandomEffect

Koefisien

Determinasi

Interpretasi dan Analisis

Kesimpulan dan Saran

Page 53: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

37

F. Hipotesis

Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0 :Biaya Operational dan Pendapatan Operational (BOPO), Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Ratio (NPF), dan Inflasi tidak

berpengaruh secara simultan terhadap Return On Asset (ROA).

Ha : Biaya Operational dan Pendapatan Operational (BOPO), Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Ratio (NPF), dan Inflasi

berpengaruh secara simultan terhadap Return On Asset (ROA).

2. Biaya Operational dan Pendapatan Operational (BOPO)

H01 : Biaya Operational dan Pendapatan Operational (BOPO), tidak

berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA)..

H1 : Biaya Operational dan Pendapatan Operational (BOPO),

berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA)..

3. Capital Adequacy Ratio (CAR)

H0 2 : Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan

terhadap Return On Asset (ROA)..

H2 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap

Return On Asset (ROA)..

4. Non Performing Ratio (NPF),

H0 3 : Non Performing Ratio (NPF), tidak berpengaruh signifikan

terhadap Return On Asset (ROA)..

H3 : Non Performing Ratio (NPF), inancing to Deposit Ratio (FDR)

berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA)..

5. Inflasi

H0 4 : Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset

(ROA)..

H4 : Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

Page 54: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini yaitu bank umum syariah yang telah menyajikan

publikasi laporan keuangan periode Maret 2014 - Desember 2017, diantaranya

Bank Mega Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

Mandiri, dan Bank Rakyat Indonesia Syariah serta tingkat inflasi.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini berjenis data kuantitatif yang

berupa data rasio keuangan triwulan BMS, BNIS, BMI, BSM, BRIS serta tingkat

inflasi. Adapun data tersebut bersumber dari publikasi website Bank Indonesia,

website Otoritas Jasa Keuangan dan website masing-masing bank (objek

penelitian) mulai dari periode Maret 2014 – Desember 2017 berdasarkan data

triwulan yang telah dipublikasikan, serta dengan metode studi pustakan yang

dilakukan dengan cara membaca sumber-sumber seperti artikel , jurnal, serta

penelitian terdahulu.

C. Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini menggunakan populasi bank umum syariah dan data

tingkat inflasi adapun populasi bank umum syariah yang digunakan yaitu Bank

Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Mega Syariah

(BMS), Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS), dan Bank Rakyat Indonesia

Syariah (BRIS). Sedangkan untuk tingkat inflasi didapatkan dari website resmi

Bank Indonesia.

Dari populasi pada penelitian ini digunakan metode pusposif sample karena

keterbatasan akses data dari penelitian sehingga tidak semua data bank dapat

diakses. Syarat bank yang akan dijadikan sampel adalah:

1. Bank umum syariah yang memiliki rasio-rasio keuangan seperti ROA,

CAR, NPF, BOPO serta tingkat inflasi.

2. Bank umum syariah yang telah menyajikan publikasi laporan keuangan

(2014-2017).

Page 55: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

39

D. Operasional Variabel Penelitian

a. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) atau variabel independen ini digunakan untuk

mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return On Asset (ROA)

merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar

Return On Asset (ROA) menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat

kembalian (return) semakin besar. Apabila Return On Asset (ROA) meningkat,

berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah

profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Husnan, 1998).

Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :

ROA = Laba setelah pajak X 100%

Total Aktiva

b. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) atau variabel independen ini adalah rasio yang

memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung

risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai

dari modal sendiri disamping memperoleh dana- dana dari sumber-sumber diluar

bank (PBI 2008).

Lukman Setiawan (2013) CAR merupakan salah satu indikator kesehatan

permodalan bank. Penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan

modal bank untuk mengcover eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi

eksposur risiko dimasa mendatang. Desi Ariyani (2009) semakin tinggi rasio ini

maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari

setiap kredit / aktiva produktif yang berisiko, begitupun sebaliknya.

Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No 6/10/PBI/2010 tentang system

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Semakin tinggi nilai CAR

menunjukkan semakin sehat bank tersebut. Adapun penilaian rasio CAR

berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret

2010, Kriteria Hasil Rasio CAR dikatakan sehat apabila CAR ≥8%, dan apabila

Page 56: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

40

<8% maka digolongkan Tidak Sehat.

CAR = Modal Sendiri x 100%

ATMR

c. Non Performing Finance (NPF/NPL) atau variabel independen. Ismah

Wati (2012) NPF adalah tingkat pengembalian kredit/pembiayaan

yang diberikan deposan kepada bank, dengan kata lain NPF/NPL

merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut. Apabila NPF

semakin rendah, maka bank tersebut akan semakin mengalami

kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian pembiayaan macet.

Bank Indonesia telah menetapkan batas NPF sebesar 5%. Apabila NPF

bank dapat diteken dibawah 5% maka potensi keuntungan yang

diperoleh akan semakin besar karena bank dapat menghemat uang

yang digunakan untuk membentuk cadangan kerugian kredit

bermasalah atau penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar rasio NPF ini maka

semakin besar pula resiko yang ditanggung perusahaan dan nantinya

juga akan berpengaruh negative pada profitabilitas.

NPF = jumlah pembiayaan bermasalah x 100%

total pembiayaan

d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Variabel independen ini menurut kamus keuangan adalah kelompok rasio yang

mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur

membandingkan satu terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan dan

pengeluaran dari laporan rugi laba dan terhadap angka-angka dalam neraca. Rasio

biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan

operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi.

BOPO = biaya oprasional x 100%

pendapatan operasional

Page 57: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

41

e. Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum

dan terus menerus. Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan daya beli masyarakat

menurun dan kenaikan tingkat bunga. Besar kecilnya laju inflasi akan

mempengaruhi suku bunga dan kinerja keuangan perusahaan khususnya dari sisi

profitabilitas.

Inflasi =

E. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis data

panel. Data panel merupakan gabungan antara data time series dan cross section

data, yakni sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah kategori dan dikumpulkan

dalam suatu jangka waktu tertentu. Uji regresi data panel ini digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel independen (CAR, NPF, Inflasi dan BOPO)

terhadap variabel depeden (ROA), yang mana dalam menguji regresi ini peneliti

menggunakan software Miscrosoft Excel dan Eviews 9.0.

Ada beberapa keuntungan menggunakan data panel. Pertama data panel

yang merupakan gabungan antara dua data time series dan cross section mampu

menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan degree of

freedom yang lebih besar. Kedua menggabungkan informasi dari data time series

dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah

penghilangan variabel (omitted variable). 52

Adapun model regresi dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:

Y = Return On Asset

Ln = Logaritma Natural

52

Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Applikasi (Yogyakarta: Ekonisia, 2009),

h.229

lnYit = C + β1 lnX1it + β2 lnX2it + β3 lnX3it + β4 lnX4it + eit

Page 58: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

42

C = Konstanta

X1 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

X2 = Non Performing Financing

X3 = Capital Adequeacy Ratio

X4 = Inflasi

e = Variabel pengganggu atau faktor-faktor diluar variabel yang tidak dimasukan

sebagai variabel model di atas (kesalahan residual)

Penggunaan data panel pada penelitian memiliki beberapa keunggulan.

Keunggulan data panel menurut Baltagi dalam Gujarati (2012) antara lain:

1. Dapat mengontrol heterogenitas individu dengan memberikan variabel

spesifik-subjek

2. Dengan menggabungkan antara observasi runtur waktu dan seksi silang,

data panel memberi lebih banyak informasi, lebih banyak variasi, sedikit

kolinieritas antar variabel lebih banyak degree of freedom dan lebih

efisien.

3. Dengan mempelajari observasi seksi silang berulang-ulang, data panel

paling tepat untuk mempelajari dinamika perubahan.

4. Data panel paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang

secara sederhana tidak bisa dilihat pada dat seksi silang murni dan runtut

waktu murni. Pemodelan data panel pada dasarnya menggabungkan

pembentukan model yang dibentuk berdasarkan runtut waktu (time series)

dan berdasarkan cross section

Regresi data panel memberikan alternatif model, Pooled Least Square, Fixed

Effect dan Random Effect. Model Common Effect dan Fixed Effect menggunakan

pendekatan Ordinary Least Squared (OLS) dalam teknik estimasinya, sedangkan

Random Effect menggunakan Generalized Least Square (GLS).

Metode Generalized Least Square adalah OLS pada variabel yang telah

ditransformasikan yang memenuhi asumsi-asumsi standar kuadrat sederhana

Page 59: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

43

terkecil. Jadi, yang kemudian didapatkan oleh karena itu disebut sebagai estimator

GLS dan estimator tersebutlah yang BLUE. 53

Keuntungan penting dari data panel dibandingkan dengan time series atau

data cross-sectional adalah bahwa hal itu memungkinkan identifikasi paramater

tertentu atau pertanyaan, tanpa perlu untuk membuat asumsi yang membatasi atau

asumsi klasik. 54

1. Estimasi Model Data Panel

Analisis data panel diketahui memiliki tiga pendekatan, yaitu : 1) pendekatan

OLS biasa (Pooles Least Square), 2) pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model),

dan 3) pendekatan efek acak (Random Effect Model).

a. Pendekatan Pooled Least Square (PLS)

Teknik yang digunakan dalam metode Common Effect hanya dengan

mengkombinasikan datatime series dan cross section. Dengan

hanya menggabungkan kedua jenis data tersebut maka dapat digunakan

metode OLS untuk mengestimasi model data panel.

b. Pendekatan Fixed Effect Model (FEM)

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Fixed

Effect. Metode dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap

adanya perbedaan intersep. Metode ini mengasumsikan bahwa koefisien

regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu, namun intersepnya

berbeda antar perusahaan namun sama antar waktu (time invariant). Namun

metode ini membawa kelemahan yaitu berkurangnya derajat kebebasan

(degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter.

c. Pendekatan Random Effect Model (REM)

Tenik yang digunakan dalam Metode Random Effect adalah dengan

menambahkan variabel gangguan (error terms) yang mungkin saja akan

muncul pada hubungan antar waktu dan antar provinsi. Teknik metode OLS

tidak dapat digunakan untuk mendapatkan estimator yang efisien, sehingga

lebih tepat untuk menggunakan Metode Generalized Least Square(GLS).

53

Gujarati Damodar N., dan Dawn , Dasar-dasar Ekonometrika, Edisi Lima (Jakarta , 2012) 54

Verbeek,M.N, 2004, A Guide to Modern Econometric (2nd ed).Jhon Wiley & Sons Ltd,

The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex P019 8S, England

Page 60: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

44

2. Pemilihan Model Data Panel

Dari ketiga teknik diatas kita harus memilih teknik terbaik yang digunakan

untuk data. Cara memilih salah satu dari tiga teknik yang ada sebagai berikut:

a. Uji Chow

Uji ini dilakukan untuk mengetahui model Pooled Least Square (PLS)

atau FEM yang akan digunakan dalam estimasi. Relatif terhadap Fixed

Effect Model, Pooled Least Square adalah restricted model dimana ia

menerapkan intercept yang sama untuk seluruh individu. Padahal asumsi

bahwa setiap unit cross section memiliki perilaku yang sama cenderung

tidak realistis mengingat dimungkinkan saja setiap unit tersebut memiliki

perilaku yang berbeda. Untuk mengujinya dapat digunakan restricted F-

test, dengan hipotesis sebagai berikut.

H0 :Model Pooled Least Square (PLS

H1 : Model Fixed Effects

Kriteria pengambilan keputusan: Tolak H0 jika P-value ≤ α. Artinya

model panel yang baik untuk digunakan adalah Fixed Effect Model, dan

sebaliknya jika H0 diterima, berarti model PLS yang dipakai dan

dianalisis. Namun jika H0 ditolak, maka model FEM harus diuji kembali

untuk memilih apakah akan memakai model FEM atau REM.

b. Uji Hausman

Untuk memilih model mana yang lebih cocok antara Fixed Effects

ataukah Random Effects, dapat digunakan Uji Hausman (Hausman Test)

dengan hipotesis:

H0 : model Random Effects lebih baik daripada Fixed Effects

H1 : model Fixed Effects lebih baik daripada Random Effects

Kriteria pengambilan keputusan: Tolak H0 jika P-value ≤ α. Artinya

model panel yang baik untuk digunakan adalah Fixed Effect Model, dan

sebaliknya jika H0 diterima, berarti model Random Effect Model yang

dipakai dan dianalisis. Namun jika H0 ditolak, maka model REM harus

diuji kembali untuk memilih apakah akan memakai model REM atau PLS.

c. Uji Lagrange Multiplier

Page 61: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

45

Untuk memilih model mana yang lebih cocok antara Random Effect

Model dengan Pooled Least Square, dapat digunakan Uji Lagrange

Multiplier dengan hipotesis.

H0 : Model Pooled Least Square

H1 : Random Effect Model

Uji Breusch Pagan ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek

cross section/time (atau keduanya) di dalam panel data (Rosadi,

2012:275). Kriteria pengambilan keputusan yakni jika nilai probabilitas

Breush-Pagan lebih kecil dari α maka tolak H0 yang berarti model yang

terbaik digunakan yaitu Random Effect Model. Namun jika terima H0

maka model yang tepat untuk penelitian ini adalah Pooled Least Square.

Setelah model penelitian di estimasi maka akan diperoleh nilai dan

besaran dari masing-masing parameter dalam model persamaan diatas.

Nilai parameter parameter posistif atau negatif selanjutnya akan digunakan

untuk menguji hipotesis penelitian.

3. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis ini digunakan untuk memeriksa atau menguji apakah

koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksudnya dari

signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak

sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti dapat

dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Ada dua jenis uji hipotesis

terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan antara lain:

a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t-statistic dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikansi setiap

variable independen terhadap variable dependen. Uji t dilakukan dengan

membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 : β = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dari masing-masing variabel

indpenden terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

H0 : β > 0, berarti ada pengaruh positif dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

Page 62: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

46

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikansi

5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

1) Jika t hitung > t tabel maka H diterima dan H0 ditolak berarti ada pengaruh

yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial (individu).

2) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti tidak ada

pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap

variabel dependen. Metode yang digunakan dengan membandingkan nilai F

hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama).

H0 : β = 0, berarti ada hubungan yang signifikan dari variabel indpenden

terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama)

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikansi

5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

1) Jika F hitung > F tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak berarti ada

variabe independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

2) Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti variabel

independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi R2

Uji koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan seberapa besar

proporsi variasi variable dependen dapat dijelaskan oleh variable independen.

Nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) berkisar diantara nol dan satu (0

<Adj. R2 < 1). Nilai R

2 yang kecil atau mendekati nol artinya kemampuan

variable independen dalam menjelaskan variable dependen sangat terbatas.

Page 63: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

47

Nilai Adjusted R2

yang besar atau mendekati satu artinya variable

independen mampu memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

dalam menjelaskan perubahan variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi akan cenderung semakin besar bila jumlah

variabel bebas dan jumlah data yang diobservasi semakin banyak. Oleh

karena itu, maka digunakan ukuran adjusted R2,

untuk menghilangkan bisa

akibat adanya penambahan jumlah variabel bebas dan jumlah data yang

diobservasi.

Page 64: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian Sejarah perkembangan bank syariah di Indonesia diilhami

perkembangan bank syariah atau bank Islam di luar negeri yang diawali

dengan berdirinya Bank Mit Ghamr pada 1963 di Mesir. Bank tersebut tidak

berumur panjang dan terpaksa ditutup pada 1967 karena alasan politik.

Namun demikian, semangatnya melahirkan Nasser Social Bank pada 1972 di

Mesir yang lebih berorientasi sosial daripada komersial. Selanjutnya, muncul

Dubai Islamic Bank pada 1975 di Dubai; Islamic Development Bank pada

1975 di Jeddah, Saudi Arabia; Faysal Islamic Bank pada 1977 di Mesir dan

Sudan; Kuwait Finance House pada 1997 di Kuwait; dan Bank Islam

Malaysian Berhad (BIMB) pada 1983 di Malaysia.

Pendirian bank syariah di Indonesia berawal dari lokakarya “Bunga Bank

dan Perbankan” pada 18-20 Agustus 1990, yang kemudian dilanjutkan

dengan Musyawarah Nasional (MUNAS) IV Majelis Ulama Indonesia (MUI)

di Hotel Sahid, Jakarta pada 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan hasil MUNAS

tersebut, MUI membentuk Tim Steering Committee yang diketuai Dr. Ir.

Amin Aziz, yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan

dengan berdirinya bank syariah di Indonesia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen

yaitu Return On Asset (ROA) dan variabel independen yaitu Biaya Operational

dan Pendapatan Operational (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Finance (NPF). Dan Inflasi. Objek penelitian ini adalah 5 Bank

syariah yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan seperti yang telah

dijabarkan pada bab sebelumnya

48

Page 65: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

49

Tabel 4.1 Objek Penelitian

Bank Syariah Mandiri

Bank Negara Indonesia Syariah

Bank Rakyat Indonesia Syariah

Bank Mega Syariah

Bank Muamalat Indonesia

.

Berikut merupakan analisis statistik deskriptif dari masing-masing

variabel penelitian:

Grafik 4.1 BOPO

Pada Grafik periode 2014-2015 di 5 bank yang diteliti menunjukan

bahwa Bank Mega Syariah pada tahun 2015 mencapai angka 99,51%

paling tinggi diantara 4 bank lainnya, yang menunjukan bahwa Bank

Mega Syariah sedang dalam kondisi terburuknya, karena melebihi angka

90% yang ditetapkan oleh BI. Sedangkan yang terendah pada angka

80,21% pada BNIS kondisi ini sangat baik karena dibawah 90%.

0

20

40

60

80

100

120

BSM BNIS BRIS BMS BMI

2014IV

2015IV

2016IV

2017IV

Page 66: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

50

Grafik 4.2 CAR

Dalam grafik ini CAR pada pediode tersebut di 5 bank yang

penulis teliti mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 2016 pada

Bank Mega Syariah, mencapai angka 23,53% berarti Bank tersebut

hmengeluarkan Harta yang tersimpan untuk pembiayaan, supaya tidak

mengalami (Idle Fund) , angka terkecil CAR yaitu di tahun 2015 pada

BMI 12%.

0

5

10

15

20

25

BSM BNIS BRIS BMS BMI

2014IV

2015IV

2016IV

2017IV

Page 67: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

51

Grafik 4.3 NPF

Grafik NPF periode tersebut pada 5 Bank yang diteliti terlihat

bahwa NPF atau pembiayaan bermasalah tidak mencapai angka 5%, bisa

dikatakan bahwa 5 bank ini dalam kondisi aman, tapi ada bank yang

hampir mencapai angka 5%, yaitu 4,76% pada Bank Muamalat Indonesia

di periode 2014, Bank Muamalat Indonesia ini harus segera memperbaiki

pembiayaan yang bermasalah, agar bank tersebut kembali ke kondisi baik.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

BSM BNIS BRIS BMS BMI

2014IV

2015IV

2016IV

2017IV

Page 68: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

52

Grafik 4.4 ROA

ROA ( Return On Asset) pada periode ini mengalami perubahan yang

signifikan, pada 5 bank yang diteliti, pada tahun 2016 Bank Mega Syiariah ROA

menyentuh angka 2,63% itu hasil yang memuaskan karena lebih besar dibanding

yang lain, bahkan BRIS pada tahu 2014 mendapatkan ROA sebesar 0,08% itu

angka yang kecil.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

BSM BNIS BRIS BMS BMI

2014IV

2015IV

2016IV

2017IV

Page 69: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

53

Tabel 4.2 BOPO,NPF,CAR, dan Inflasi tahun 2014-2017

BOPO NPF CAR INFLASI

Observations 80 80 80 80

Minimum 80.21 1.04 11.03 3.02

Maximum 110.53 11.46 25.76 7.43

Mean 93.04525 3.081875 15.92888 5.00875

Std. Dev 5.291766 1.427754 3.373669 1.566265

Cross Section 5 5 5 5

Sumber : Hasil Olah Data dengan Excel

Pada data diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel (N) adalah 80. Dari 80

sampel data nilai minimum BOPO 80.21 yang berada pada Bank Negeri

Indonesia Syariah (BNIS) di Tahun 2017 triwulan ke empat, sementara milai

maksimum BOPO sebesar 110.53 terdapat pada Bank mega Syariah di tahun 2015

triwulan ke satu. Sedangkan nulai rata-rata (mean) sebesar 93.04525 dengan

standard deviasi 5.291766, standar deviasi yang lebih kecil dari mean

menunjukkan sebaran data yang kecil atau tidak adanya kesenjangan yang cukup

besar dari rasio BOPO terendah dan tertinggi. Jika dilihat dari nilai rata-ratanya

memiliki arti bahwa secara rata-rata dalam setiap 100% pendapatan operational

sebesar 93.04525 (93%). Hal ini dapat dikatakan bahwa bank tersebut dalam

keadaan buruk, karena rata-ratanya masih berada di atas standar yang ditetapkan

BI (90%).

Pada NPF minimum sebesar 1.04 yang berada pada Bank Negeri Indonesia

Syariah (BNIS) di Tahun 2014 triwulan ke dua, sementara milai maksimum NPF

sebesar 4.76 terdapat pada Bank Muamalat Indonesia di tahun 2014 triwulan ke

empat. Sedangkan nilai rata-rata (mean) sebesar 2.956875 dengan standard deviasi

1.427754, standar deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran data

yang kecil atau tidak adanya kesenjang m,an yang cukup besar dari rasio NPF

terendah dan tertinggi. Dapat dilihat juga bahwa nilai rata-rata NPF berada di

bawah batas maksimum (5%). Hal ini menunjukkan bahwa bank umum syariah

Page 70: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

54

memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola pembiayaannya, sehingga

jumlah pembiayaan bermasalah relatif kecil.

Pada CAR minimum sebesar 11.03 yang berada pada Bank Rakyat

Indonesia Syariah (BRIS) di tahun 2015 triwulan ke dua, sementara nilai

maksimum CAR sebesar 25.76 terdapat pada Bank Mega Syariah (BMS) di tahun

2017 triwulan pertama, sementara nilai maksimum CAR sebesar 11.03 terdapat

pada Bank Rakyat Indonesia (BRIS) di tahun 2015 triwulan ke dua. Sedangkan

nilai rata-rata (mean) sebesar 15.92888 dengan stadar deviasi 3.373669, standar

deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran data yang kecil atau

tidak adanya kesenjangan yang cukup besar dari rasio CAR terendah dan

tertinggi. Dapat dilihat juga bahwa nilai rata-rata CAR berada di atas standar

minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (8%). Hal ini menunjukkan bahwa

bank umum syariah di Indonesia memiliki kemampuan untuk menutupi

penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian baik yang disebabkan

oleh aktiva yang berisiko.

Pada tingkat Inflasi nilai minimum sebesar 3.02 pada semua bank syariah di

tahun 2016 triwulan ketiga, sementara nilai maksimum sebesar 7.43 pada semua

bank syariah di tahun 2014 triwulan pertama . Inflasi mencerminkan kenaikan

harga barang dan jasa dalam perekonomian pada periode waktu tertentu.

Page 71: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

55

Grafik 4.5 Tingkat Inflasi pada triwulan tahun 2014-2017

Sumber: Bank Indonesia data diolah

Dalam grafik ini bisa dilihat bahwa rasio inflasi megalami fluktuatif yang

artinya naik turun, terutama pada tahun 2014 dan 2015 mencapai angka tertinggi

7,43% yang itu melebihi angka 5 % mengakibatkan harga barang dan kebutuhan

hidup meningkat,dan pad a tahun itu juga melonjaknya harga Bahan Bakar

Minyak (BBM) yang berdampak meningkatnya harga komuditi juga meningkat

dan mempengaruhi sektor perbankan syariah di Indonesia.

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisis Model ROA dengan variabel bebas BOPO, CAR, NPF dan Inflasi

e. Uji Chow

Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka digunakan, maka

digunakan uji F-Restricted dengan cara melihat nilai Probabilitas (P-Value) F-

Statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5%. Sebelum melihat nilai

probabilitas (P-Value) F-Statistik lebih keci dari tingkat signifikansi α = 5 %

terlebih dahulu dibuat hipotesisnya. Adapun hipotesis adalah sebagai berikut:

H0 : Model PLS

H1 : Model Fixed Effect

0

1

2

3

4

5

6

7

8

inflasi

Page 72: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

56

Dari hasil berdasarkan metode Fixed Effect Model (FEM) dan Pooled

Least Square (PLS) diperoleh nilai probabilitas F-statistik yakni sebagai berikut:

Tabel 4.2 Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 7.531518 (4,71) 0.0000

Cross-section Chi-square 28.295049 4 0.0000

Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan E-views 9.0

Berdasarkan tabel diatas dapat diperloeh F-statistika adalah 7,531518

dengan d.f (4,71) dan nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.0000, yang berarti

bahwa nilai probabilitas F-Statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α 5%

(0,0000 < 0.05). Maka H0 ditolak, sehingga model panel yang digunakan adalah

Fixed Effect Model.

f. Uji Hausman

Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka digunakan Uji

Hausman, pengujian ini untuk menentukan model paling tepat digunakan diantara

FEM dengan REM. Uji Hausman memberikan penilaian dengan menggunakan

Chi-Square Statictic sehingga keputusan pemilihan model dapat ditentukan

dengan tepat. Sebelum membandingkan Chi-Square Statistic dan Chi-square table

terlebih dahulu dibuat hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : Model Random Effect

H1 : Model Fixed Effect

Dari hasil berdasarkan metode Random Effect Model (REM) dan Model

Fixed Effect diperoleh nilai sebagai berikut

Page 73: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

57

Tabel 4.3 Uji Hausman

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 4 1.0000

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan E-views 9

Berdasarkan hasil Uji Hausman pada tabel 4.6 diatas, didapatkan

ChiSquare Statistic sebesar 0,0000 dengan probabilitas 1,0000 dan d.f 4.

Dikarenakan Chi-hitung lebih kecil dari pada Chi-tabel (0,0000 < 98,484) dan

nilai probabilitas Chi-Square statistik lebih besar dari nilai α 5% (0,2948 > 0.05)

maka gagal tolak H0. Dapat disimpulkan bahwa model yang dapat digunakan

untuk model penelitian adalah Random Effect Model (REM). Sehingga perlu

dilakukan pengujian selanjutnya dengan Uji Lagrange Multiplier.

g. Uji Lagrange Multiplier

Berdasarkan hasil dari Uji Chow dan Uji Hausman yang berbeda maka

perlu dilakukan pengujian ketiga yaitu Uji Lagrange Multiplier untuk mengetahui

metode panel yang terbaik dalam penelitian ini Maka dilihat berdasarkan nilai

Breusch Pagan. Sebelum melihat nilai probabilitas Breusch Pagan lebih kecil dari

tingkat signifikansi α = 5%, terlebih dahulu dibuat hipotesisnya. Adapun

hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : Model PLS

H1 : Random Effect Model

Dari hasil berdasarkan metode Pooled Least Square (PLS) dan Random

Effect Model diperoleh nilai probabiltas Breusch Pagan sebagai berikut: Tabel

Uji Lagrange Multiplier.

Page 74: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

58

Tabel 4.4 Uji Lagrange Multiplier

Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 16.77442 7.285649 24.06007

(0.0000) (0.0070) (0.0000)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan E-views 9

Berdasarkan tabel Dapat dilihat nilai probabilitas Breusch Pagan lebih

kecil dari tingkat signifikan (0.000 < 0.05) maka dapat disimpulkan model yang

dapat digunakan untuk model penelitian adalah Random Effect Model.

h. Model Random Effect Model (REM)

Model data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan model Random Effect Model (REM) dapat di jelaskan melalui

persamaan sebagai berikut:

Tabel 4.5 Uji Random Effect Model

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 40.11713 7.030412 5.706228 0.0000

BOPO -9.620804 1.450401 -6.633204 0.0000

CAR 0.951131 0.458301 2.075340 0.0414

NPF 0.265563 0.193829 1.370092 0.1747

INFLASI 0.024321 0.042841 0.567706 0.5719

Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0

ROA = 40.11713 – 9.620804 X1 + 0.951131 X2 + 0.265563 X3 +

0.024321 X4

Dari persamaan diatas maka, dapat di informasikan :

1. Nilai Konstan sebesar 40.11713 artinya jika variabel BOPO, NPF,

CAR dan Inflasi nol ROA bertambah sebesar 40.11713 persen.

Page 75: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

59

2. Koefisien BOPO sebesar 9.620804 yang berarti setiap kenaikan

satu persen BOPO maka akan menurunkan ROA sebesar 9.620804

persen dengan asumsi factor-faktor lain dianggap tetap.

3. Koefisien CAR sebesar 0.951131 yang berarti setiap kenaikan satu

persen CAR maka akan menaikan ROA sebesar 0.951131 persen

dengan asumsi factor-faktor lain dianggap tetap.

4. Koefisien NPF sebesar 0.265563 yang berarti setiap kenaikan satu

persen NPF maka akan menaikan ROA sebesar 0.265563 persen

dengan asumsi factor-faktor lain dianggap tetap.

5. Koefisien Inflasi sebesar 0.024321 yang berarti setiap kenaikan

satu persen Inflasi maka akan menaikan ROA sebesar 0.024321

persen dengan asumsi factor-faktor lain dianggap tetap.

Tabel 4.6 Hasil Penelitian

Variable Coefficient Ind. Effect Prob.

C 40.11713 0.0000

BOPO -9.620804 0.0000

CAR 0.951131 0.0414

NPF 0.265563 0.1747

INFLASI 0.024321 0.5719

Random Effect Cross

BSM 0.051708 40.168838

BNIS 0.249774 40.366904

BRIS -0.192661 39.924469

BMS 0.456792 40.573922

BMI -0.565613 39.551517

Sumber: Hasil Pengolahan data dengan E-views 9.0

Page 76: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

60

1) Bank Syariah Mandiri

Diketahui nilai konstanta Bank Syariah Mandiri sebesar 40.168838

Artinya ketika variabel BOPO, NPF, CAR dan Inflasi dianggap konstan.

Maka nilai ROA di Bank Syariah Mandiri sebesar 40.168838 persen.

2) Bank Negara Indonesia Syariah

Diketahui nilai konstanta Bank Negara Indonesia Syariah sebesar

40.366904. Artinya ketika variabel BOPO, NPF, CAR dan Inflasi

dianggap konstan. Maka nilai ROA di Bank Negara Indonesia Syariah

sebesar 40.366904 persen.

3) Bank Rakyat Indonesia Syariah

Diketahui nilai konstanta Bank Rakyat Indonesia Syariah sebesar

39.924469. Artinya ketika variabel BOPO, NPF, CAR dan Inflasi

dianggap konstan. Maka nilai ROA di Ban k Rakyat Indonesia

Syariahsebesar 39.924469 persen.

4) Bank Mega Syariah

Diketahui nilai konstanta Bank Mega Syariah sebesar 40.573922. Artinya

ketika variabel BOPO, NPF, CAR dan Inflasi dianggap konstan. Maka

nilai ROA di Bank Mega Syariah sebesar 40.573922 persen.

5) Bank Muamalat Indonesia

Diketahui nilai konstanta Bank Muamalat Indonesia sebesar 39.551517.

Artinya ketika variabel BOPO, NPF, CAR dan Inflasi dianggap konstan.

Maka nilai ROA di Bank Muamalat Indonesia sebesar 39.551517 persen.

i. Uji-t dan Interpretasi Hasil Analisis

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel independen BOPO

(X1), CAR (X2), NPF (X3), dan Inflasi (X4) berpengaruh secara parsial terhadap

variabel dependennya ROA yaitu dengan membandingkan masing-masing nilai t-

statistik dari regresi dengan t-tabel dalam menolak atau menerima hipotesis.

Page 77: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

61

Tabel 4.7 Uji Parsial (Uji-t)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 40.11713 7.030412 5.706228 0.0000

BOPO -9.620804 1.450401 -6.633204 0.0000

CAR 0.951131 0.458301 2.075340 0.0414

NPF 0.265563 0.193829 1.370092 0.1747

INFLASI 0.024321 0.042841 0.567706 0.5719

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan E-views 9.0

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa BOPO dan CAR secara

masing-masing mempengaruhi ROA. Sedangkan variabel NPF dan Inflasi tidak

memiliki pengaruh partial. Berdasarkan tabel 4.7 dapat juga digunakan untuk

membuktikan hipotesis penelitian yang telah disusun. Adapun hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh BOPO secara parsial terhadap ROA

pada tahun 2014-2017

H1 : Diduga terdapat pengaruh BOPO secara parsial terhadap ROA pada

tahun 2014-2017

2) H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh CAR secara parsial terhadap ROA

pada tahun 2014-2017

H1 : Diduga terdapat pengaruh CAR secara parsial terhadap ROA pada

tahun 2014-2017

3) H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh NPF secara parsial terhadap ROA

pada tahun 2014-2017

H1 : Diduga terdapat pengaruh NPF secara parsial terhadap ROA pada

tahun 2014-2017

4) H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Inflasi secara parsial terhadap ROA

pada tahun 2014-2017

H1 : Diduga terdapat pengaruh Inflasi secara parsial terhadap ROA pada

tahun 2014-2017

Page 78: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

62

Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh tersebut, maka pembuktian dari

hipotesis yang telah dipaparkan sebagai berikut:

1) Nilai t parsial variabel BOPO terhadap ROA = -6.633204 dengan p value

0.0000. Karena 0.0000 < 0.05 yang berarti H1 diterima dan tolak H0.

Maka variabel BOPO signifikan dalam mempengaruhi variabel terikat

ROA di dalam model.

2) Nilai t parsial variabel CAR terhadap ROA = 2.075340 dengan p value

0.0414. Karena 0.0414 < 0.05 yang berarti H1 diterima dan tolak H0.

Maka variabel CAR signifikan dalam mempengaruhi variabel terikat ROA

di dalam model.

3) Nilai t parsial variabel NPF terhadap ROA = 1.370092 dengan p value

0.1747. Karena 0.1747 > 0.05 yang berarti H1 ditolak dan terima H0.

Maka variabel NPF tidak signifikan dalam mempengaruhi variabel terikat

ROA di dalam model.

4) Nilai t parsial variabel Inflasi terhadap ROA = 0.567706 dengan p value

0.567706. Karena 0.567706 > 0.05 yang berarti H1 ditolak dan terima H0.

Maka variabel Inflasi tidak signifikan dalam mempengaruhi variabel

terikat ROA di dalam model.

j. Uji F dan Interpretasi Hasil Analisis

Untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh bersama-sama

terhadap variabel dependennya, maka digunakan uji F dengan cara

membandingkan F-statistik dengan F-tabel.

Tabel 4.8 Uji Simultan (Uji f)

F-statistic 15.86302

Prob (F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9.0

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, hasil regresi data panel menggunakan

Random Effect Model diperoleh nilai F-Statistik sebesar 15.86302 dengan

probabilitas sebesar 0.00000, pada tingkat keyakinan α = 5%, k = 4, n = 80,

Page 79: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

63

sehingga diperoleh F-tabel dengan nilai df yaitu (2.49). Maka terlihat bahwa F-

statistik > F-tabel (15.86302 > 2.49), maka H0 ditolak, artinya bahwa variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap ROA.

k. Uji Koefisien Determinasi (R2) dan Interpretasi Hasil Analisis

Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi (R2 )

R-Squared 0.558296

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 9.0

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan koefisien determinasi sebesar 0.558296

atau 55.82%. Hal ini terlihat bahwa 55.82% ROA di lima Bank Syariah dapat

dijelaskan oleh BOPO, CAR, NPF dan Inflasi. Sedangkan sisanya (100% -

55.82% = 44.18%) ROA dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini BOPO CAR NPF dan Infasi.

2. Analisis Ekonomi Return On Asset dengan variabel bebas BOPO, CAR,

NPF dan Inflasi.

a. BOPO terhadap ROA

Berdasarkan penelitian bahwa BOPO memiliki hubungan negatif dan

signifikan terhadap ROA artinya ketika BOPO mengalami kenaikan maka ROA

mengalami penurunan begitupun sebaliknya. Hal ini sesuai dengan konsep dan

logika operasi bank dan teori efisiensi (Kast and Rosenzweig) yang menyatakan

bahwa efisiensi bank bisa dicapai dengan beberapa cara, antara lain : dengan

meningkatkan pendapatan operasional dan memperkecil biaya operasional, atau

dengan biaya opersional yang sama dapat meningkatkan pendapatan operasional

sehingga pada akhirnya akan meningkatkan laba operasional bank dan ROA.

b. CAR terhadap ROA

Berdasarkan penelitian bahwa CAR memiliki hubungan positif dan

signifikan terhadap ROA artinya ketika CAR mengalami kenaikan maka akan

meningkatkan ROA begitupun sebaliknya. Nilai CAR yang terlalu tinggi bisa

mengakibatkan dana yang menganggur (idle fund) sehingga kesempatan bank

Page 80: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

64

dalam memperoleh laba akan menurun, yang berakibat pada menurunnya

profatibilitas bank. Dengan demikian maka CAR mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap ROA. Hipotesis menunjukkan kebenaran terhadap factual dari

Bank BJB dimungkinkan dengan meningkatnya kualitas dari CAR akan menjadi

pengaruh terhadap meningkatnya laba yang ditunjukan oleh ROA, hal ini sangat

menunjang untuk kelangsungan dari kegiatan usaha semakin berkecukupan atas

modal maka kecendrungan peningkatan atas laba yang dihasilkan atas asset akan

meningkatkan pula. Sehingga perlu dipertahankan kondisi ini oleh pihak Bank,

ataupun lebih di tingkatkan kembali CAR nya, karena semakin CAR meningkat

secara otomatis menimbulkan kepercayaan bagi masyarakat atas Bank BJB. 55

c. NPF terhadap ROA

Berdasarkan penelitian bahwa NPF memiliki hubungan positif namun tidak

signifikan terhadap ROA artinya pada penelitian ketika NPF naik maka akan

meningkatkan ROA begitupun sebaliknya. NPF tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap ROA dikarenakan oleh pembiayaan murabahah merupakan

pembiayaan yang paling banyak digunakan sedangkan pembiayaan non lancer

lebih banyak terjadi pada pembiayaan modal kerja yang menggunakan akad

mudharabah.56

d. Inflasi terhadap ROA

Berdasarkan penelitian ini bahwa Inflasi memiliki hubungan positif namun

tidak signifikan terhadap ROA artinya pada penelitian ini Inflasi tidak memiliki

pengaruh terhadap ROA dikarenakan rata-rata tingkat inflasi selama periode

penelitian sebesar 5 %, dimana pasar bisa menerima tingkat inflasi dibawah angka

10%.57

Inflasi yang terjadi pada periode 2014-2017 cenderung stabil membuat

perencanaan keuangan masyarakat lebih baik, daya beli terjangkau, biaya hidup

55

Edwar Yokeu Bernadin, Pengaruh CAR dan LDR terhadap ROA (2016, Ecodomica) 56

Linda dan Dina, Pengaruh CAR,NPF,FDR dan OER terhadap ROA pada BPRS di

Indonesia (2015, Universitas Airlangga) 57

Arif Bintang Fatoni, Pengaruh Inflasi Suku Bunga dan BOPO terhadap ROA Perbankan

(2017,Surakarta)

Page 81: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

65

terpenuhi, investasi lebih lancer karena penanaman modal tidak bersifat spekulatif

serta kredit tidak mengalami kemacetan.

Secara keseluruhan variabel BOPO, CAR, NPF dan Inflasi memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji

F-Statistik yang memiliki hasil signifikan terhadap ROA. Selain itu jika dilihat

dari nilai R2

sebesar 55.82 % ROA dipengaruhi oleh BOPO, CAR, NPF dan

Inflasi.

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

BOPO, CAR, NPF dan Inflasi memiliki peran dalam peningkatan ROA di bank

syariah pada tahun 2014-2017. Sehingga perlu diadakan kebijakan khusus terkait

penelitian ini.

Page 82: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dibahas sebelumnya,

penulis memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai

Pengaruh Faktor Internal dan Inflasi terhadap Return On Asset Pada Bank

Syari’ah Periode 2014-2017, adalah sebagai berikut:

1. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang diukur

dengan rasio dari 5 Bank Syariah memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap Return On Asset (ROA) dengan tingkat kepercayaan 95%. Artinya

semakin tinggi BOPO maka akan menurunkan ROA.

2. Capital Adequacy Ratio (CAR) yang diukur dengan rasio dari 5 Bank

Syariah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset

(ROA) dengan tingkat kepercayaan 95%. Artinya semakin tinggi CAR

maka akan meningkatkan ROA.

3. Net Performing Financing (NPF) yang diukur dengan rasio dari 5 Bank

Syariah memiliki pengaruh namun tidak signifikan terhadap Return On

Asset (ROA) dengan tingkat kepercayaan 95%. Artinya variabel NPF tidak

memiliki pengaruh terhadap ROA. Hal tersebut dikarenakan peningkatan

jumlah pinjaman bermasalah pada bank syariah tidak selalu diikuti dengan

peningkatan laba sebelum pajak. Sehingga dapat disimpulkan NPF tidak

berpengaruh signifikan terhadap ROA.58

4. Inflasi yang diukur memiliki pengaruh namun tidak signifikan terhadap

Return On Asset (ROA) dengan tingkat kepercayaan 95%. Artinya inflasi

tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. Hal tersebut dikarenakan rata-rata

tingkat inflasi selama periode penelitian sebesar 5,1%, dimana pasar bisa

menerima tingkat inflasi di bawah angka 10%. Inflasi yang terjadi pada

periode 2014-2017 yang cenderung stabil membuat perencanaan kuangan

58

Muhammad Yusuf Wibisono”Pengaruh CAR,NPF,BOPO terhadap ROA yang dimediasi

oleh NOM”Jurnal Vol 17 No.12017.Universitas Sebelas Maret.,Hal.,16

Page 83: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

67

masyarakat lebih baik, daya beli terjangkau, kebutuhan hidup terpenuhi,

investasi lebih lancar karena penanaman modal tidak bersifat spekulatif

serta kredit tidak mengalami kemacetan.59

5. Secara simultan variabel BOPO, CAR, NPF dan Inflasi memiliki pengaruh

terhadap ROA. Jika dilihat dari nilai R2

55,82% maka artinya variabel

BOPO, ROA, NPF dan Inflasi memiliki pengaruh sebesar 55,82% terhadap

ROA. Sehingga 45,18% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk

dalam penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan diatas, maka diajukan beberapa saran

yaitu :

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambahkan jumlah variabel

ataupun jumlah data runtun waktu yang akan diteliti sehingga akan

mendapatkan hasil yang lebih terpercaya atau akurat. Serta diharapkan

dalam pengambilan data lebih baik menggunakan data tiap Bank Syariah

2. Bagi Praktisi Bank Syariah harus menekan biaya operational agar tidak

terlalu besar, pada laporan keuangan BOPO tahun 2014, 2015, 2016 dan

2017 rata-rata di atas 90% hal ini bisa berdampak pada tingkat kesehatan

bank, jika rasio BOPO tinggi maka kinerja perbankan dapat di katagorikan

tidak efisien.

59

Arif Bintang Fathoni”Pengaruh Inflasi,Suku Bunga dan BOPO terhadap ROA Perbankan”,

Skripsi Universitas Muhamadiyah Surakarta,2017.,hal.14

Page 84: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

68

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Anlisis Fikih dan keuangan, Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2010.

Ahmad Tabrizi, “Analisis Pengaruh Variabel Makro terhadap Non Performing

Financing Bank Umum Syariah di Indonesia Perode Tahun 2005-2013”.

Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014

Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan, Jakarta: Penerbit Ghalia

Indonesia, 2005

Edwar Yokeu Bernadin, “Pengaruh CAR dan LDR terhadap ROA”. Ecodemica.

Vol.IV, No. 2 September 2016. h. 9. Febrina Dwijayanthi dan Prima Naomi,

“Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Mata Uang terhadap

Profitabilitas Bank Periode 2003-2007”. Jurnal Karisma, Vol. 3 No. 2 2009.

h . 89.

Fernando Africano, “Pengaruh NPF terhadap CAR serta Dampaknya terhadap

Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia” Jurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 6 No.1 September 2016, h. 62.

Gujarati Damodar N., dan Dawn , Dasar-dasar Ekonometrika, Edisi Lima,

Jakarta: Salemba Empat. 2012.

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syaiah: Deskripsi dan

Ilustrasi,Yogyakarta: Ekonisa. 2003.

Irman Firmansyah, “Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic

Bank in Indonesia” Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol. 17 No.2

Oktober 2014, h. 242.

Ismail, Perbankan Syariah, Edisi Pertama, Kencana, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group. 2011.

Jurnal Fitri Zulfiah dan Jono Susilowibowo “Pengaruh Inflasi, BI Rate, Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non Performinf Finance (NPF), Biaya Operasional

dan Pendapatan Operasional terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah

Periode 2008-2012” Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 2 No 3 Juli 2014, h. 10

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada. 2008.

Kosmidou, Kyriaki.“The Determinants of Banks’ Profit in Greece During The

Period of EU Financial Integration”. Managerial Finance, Vol. 34 No 3

2008.h 146- 159

Page 85: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

69

Laporan Perkembangan Keuangan Syariah tahun 2013, diakses pada 27 Agustus

2018 pukul 10.12 WIB dari http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/berita-

dankegiatan/info-terkini/Pages/laporan-perkembangan-keuangan-syariah-

2013- lpks.aspx

Linda Widyaningrum dan Dina Fitrisia Septiarini “Pengaruh CAR, NPF, FDR dan

terhadap ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Periode

Januari 2009 hingga Mei 2014” JESTT Vol 2 No 12 Desember 2015.h .13.

M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: PT Era Adicitra

Intermedia, 2011.

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP

YKPN, 2005.

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari teori ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani, 200

Riyadi, Slamet, Banking Assets And Liability Management. Edisi Ketiga. Jakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.

Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, Ed. 1 Cet. 14 Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2002.

Suhardjono dan Kuncoro, Mudrajad. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diakses 01

September 2018 Tim Pengemang Perbankan Syariah IBI, Konsep, Produk

dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta: Djambatan,2001

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah.

Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Credit management handbook: teori,

konsep, prosedur, dan aplikasi: panduan praktis mahasiswa, bankir, dan

nasabah Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006. www.bi.go.id www.ojk.go.id

Veerbeek, M.N, A Guide to Modern Econometric (2nd ed). Jhon Wiley & Sons

Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex P019 8sq,

England

http://www.bi.go.id

http://www.ojk.go.id

Page 86: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

70

http://www.bnisyariah.co.id

http://www.syariahmandiri.co.id

http://www.megasyariah.co.id

http://www.brisyariah.co.id

http://www.bankmuamalat.co.id

http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2456664/ini-penyebab-

meroketnya-inflasi-2013-dari-bbm-hingga-rokok-kretek

http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/pengenalan/Contents/Default.aspx

Page 87: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

71

DAFTAR LAMPIRAN

1. Uji Model Panel

A. Common Effect Model

Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares

Date: 09/09/18 Time: 20:11

Sample: 1 80

Periods included: 16

Cross-sections included: 5

Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 40.53199 6.816855 5.945850 0.0000

BOPO -10.22763 1.464869 -6.981938 0.0000

CAR 1.795287 0.398229 4.508178 0.0000

NPF 0.139376 0.186390 0.747766 0.4569

INFLASI 0.053537 0.048785 1.097394 0.2760

R-squared 0.565119 Mean dependent var -0.469060

Adjusted R-squared 0.541925 S.D. dependent var 0.965675

S.E. of regression 0.653581 Akaike info criterion 2.047761

Sum squared resid 32.03761 Schwarz criterion 2.196638

Log likelihood -76.91044 Hannan-Quinn criter. 2.107450

F-statistic 24.36520 Durbin-Watson stat 1.152488

Prob(F-statistic) 0.000000

FE

B. Fixed Effect Model

Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares

Date: 09/09/18 Time: 20:14

Sample: 1 80

Periods included: 16

Cross-sections included: 5

Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 40.29683 7.279825 5.535413 0.0000

BOPO -9.546393 1.490821 -6.403448 0.0000

CAR 0.758759 0.482166 1.573646 0.1200

NPF 0.307079 0.201133 1.526746 0.1313

INFLASI 0.018061 0.043030 0.419727 0.6760

Effects Specification

Page 88: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

72

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.694672 Mean dependent var -0.469060

Adjusted R-squared 0.660269 S.D. dependent var 0.965675

S.E. of regression 0.562858 Akaike info criterion 1.794073

Sum squared resid 22.49341 Schwarz criterion 2.062051

Log likelihood -62.76292 Hannan-Quinn criter. 1.901513

F-statistic 20.19214 Durbin-Watson stat 1.471307

Prob(F-statistic) 0.000000

C. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 7.531518 (4,71) 0.0000

Cross-section Chi-square 28.295049 4 0.0000

D. Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: ROA

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 09/09/18 Time: 20:08

Sample: 1 80

Periods included: 16

Cross-sections included: 5

Total panel (balanced) observations: 80

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 40.11713 7.030412 5.706228 0.0000

BOPO -9.620804 1.450401 -6.633204 0.0000

CAR 0.951131 0.458301 2.075340 0.0414

NPF 0.265563 0.193829 1.370092 0.1747

INFLASI 0.024321 0.042841 0.567706 0.5719

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.406530 0.3428

Idiosyncratic random 0.562858 0.6572

Page 89: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

73

Weighted Statistics

R-squared 0.558296 Mean dependent var -0.153427

Adjusted R-squared 0.429405 S.D. dependent var 0.747903

S.E. of regression 0.564949 Sum squared resid 23.93754

F-statistic 15.86302 Durbin-Watson stat 1.399478

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.521666 Mean dependent var -0.469060

Sum squared resid 35.23878 Durbin-Watson stat 0.950659

E. Uji Hausmen

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 4 1.0000

F. Uji Lagrange Multiplier

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects

Null hypotheses: No effects

Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-

sided

(all others) alternatives

Test Hypothesis

Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 16.77442 7.285649 24.06007

(0.0000) (0.0070) (0.0000)

Honda 4.095659 2.699194 4.804687

(0.0000) (0.0035) (0.0000)

King-Wu 4.095659 2.699194 4.877564

(0.0000) (0.0035) (0.0000)

Standardized Honda 6.627151 3.127321 2.548223

(0.0000) (0.0009)

Page 90: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

74

(0.0054)

Standardized King-

Wu 6.627151 3.127321 3.594693

(0.0000) (0.0009) (0.0002)

Gourierioux, et al.* -- -- 24.06007

(< 0.01)

*Mixed chi-square asymptotic critical values:

1% 7.289

5% 4.321

10% 2.952

2. Data Penelitian

TRIWULAN BANK BOPO NPF ROA CAR Inflasi

2014I BSM 4,406597289 0,97455964 0,570979547 2,696652 2,005525859

2014II BSM

4,532922022 1,360976553

-

0,415515444 2,698673 1,958685341

2014III BSM

4,532814524 1,442201993

-

0,223143551 2,742774 1,470175845

2014IV BSM

4,589650374 1,456286733

-

1,771956842 2,691921 1,867176109

2015I BSM

4,563514511 1,490654376

-

0,820980552 2,429218 1,864080131

2015II BSM

4,566013471 1,547562509

-

0,597837001 2,482404 1,954445052

2015III BSM

4,578928875 1,467874348

-

0,867500568 2,471484 1,958685341

2015IV BSM

4,551558417 1,398716881

-

0,579818495 2,553344 1,574846468

2016I BSM

4,547964712 1,463255402

-

0,579818495 2,594508 1,474763009

2016II BSM

4,540738326 1,319085611

-

0,478035801 2,616666 1,241268589

2016III BSM

4,542549824 1,289232648

-

0,510825624 2,60269 1,105256831

2016IV BSM 4,544570564 1,141033005 -0,5276327 2,639771 1,193922468

2017I BSM

4,541378053 1,150572028

-

0,510825624 2,667228 1,291983682

2017II BSM

4,542123884 1,172482137

-

0,527632742 2,665143 1,456286733

2017III BSM

4,545632473 1,137833002

-

0,579818495 2,702703 1,335001067

Page 91: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

75

2017IV BSM

4,547964712 0,996948635

-

0,527632742 2,76569 1,249901736

2014I BNIS 4,436869871 0,2390169 0,198850859 2,751748 2,005525859

2014II BNIS 4,458061321 0,300104592 0,104360015 2,676215 1,958685341

2014III BNIS 4,452601587 0,412109651 0,104360015 2,962692 1,470175845

2014IV BNIS 4,443004135 0,039220713 0,2390169 2,913437 1,867176109

2015I BNIS 4,498364182 0,262364264 0,182321557 2,734368 1,864080131

2015II BNIS 4,504133642 0,262364264 0,322083499 2,715357 1,954445052

2015III BNIS 4,517431272 0,277631737 0,285178942 2,733068 1,958685341

2015IV BNIS 4,52113619 2,438862711 0,357674444 2,739549 1,574846468

2016I BNIS 4,446994751 0,463734016 0,500775288 2,76317 1,474763009

2016II BNIS 4,452950973 0,405465108 0,463734016 2,744704 1,241268589

2016III BNIS 4,457597822 0,343589704 0,425267735 2,761275 1,105256831

2016IV BNIS 4,473579766 0,364643114 0,494696242 2,702703 1,193922468

2017I BNIS 4,469235909 0,488580015 0,336472237 2,670002 1,291983682

2017II BNIS 4,460144414 0,565313809 0,392042088 2,662355 1,456286733

2017III BNIS 4,473009282 0,542324291 0,364643114 2,701361 1,335001067

2017IV BNIS 4,384648195 0,405465108 0,270027137 3,002708 1,249901736

2014I BRIS

4,526451601 1,211940974

-

0,776528789 2,649715 2,005525859

2014II BRIS

4,603568905 1,283707772

-

3,506557897 2,638343 1,958685341

2014III BRIS

4,578312732 1,432700734

-

1,609437912 2,629007 1,470175845

2014IV BRIS

4,596532993 1,294727168

-

2,525728644 2,556452 1,867176109

2015I BRIS

4,565701442 1,376244025

-

0,634878272 2,580974 1,864080131

2015II BRIS

4,541591204 1,477048724

-

0,248461359 2,400619 1,954445052

2015III BRIS

4,542975582 1,350667183

-

0,223143551 2,626117 1,958685341

2015IV BRIS

4,541058241 1,358409158

-

0,261364764 2,634762 1,574846468

2016I BRIS

4,507557357 1,360976553

-

0,010050336 2,685123 1,474763009

2016II BRIS 4,504354881 1,342864803 0,029558802 2,643334 1,241268589

2016III BRIS 4,51074961 1,358409158 -0,0202027 2,66026 1,105256831

2016IV BRIS 4,514479321 1,160020917 -0,0512932 3,026746 1,193922468

2017I BRIS

4,539777967 1,202972304

-

0,430782916 3,051167 1,291983682

2017II BRIS

4,530231099 1,252762968

-

0,342490309 3,014554 1,456286733

2017III BRIS

4,522114611 1,435084525

-

0,198450939 3,042616 1,335001067

Page 92: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

76

2017IV BRIS

4,556400022 1,5518088

-

0,673344553 3,010128 1,249901736

2014I BMS 4,497807668 0,482426149 0,165514438 2,726545 2,005525859

2014II BMS

4,520701029 0,75612198

-

0,010050336 2,768204 1,958685341

2014III BMS

4,584559232 0,850150929

-

1,427116356 2,793616 1,470175845

2014IV BMS

4,580979947 0,593326845

-

1,237874356 2,93492 1,867176109

2015I BMS 4,705286977 0,683096845 0,19062036 2,912351 1,864080131

2015II BMS

4,652053772 1,121677562

-

0,314710745 2,805782 1,954445052

2015III BMS

4,628202885 1,124929597

-

1,078809661 2,87976 1,958685341

2015IV BMS

4,600258142 1,150572028

-

1,203972804 2,93066 1,574846468

2016I BMS 4,441709637 1,178654996 1,581038438 3,100993 1,474763009

2016II BMS 4,489422577 1,10856262 1,166270937 3,1307 1,241268589

2016III BMS 4,494238625 1,040276712 0,966983846 3,134189 1,105256831

2016IV BMS 4,485147143 1,033184483 0,966983846 3,158276 1,193922468

2017I BMS 4,48661185 1,08180517 0,598836501 3,248823 1,291983682

2017II BMS 4,48638665 1,026041596 0,488580015 3,039271 1,456286733

2017III BMS 4,493344371 1,029619417 0,431782416 3,088311 1,335001067

2017IV BMS 4,5865988 1,011600912 0,444685821 3,099642 1,249901736

2014I BMI 4,449101 0,444685821 0,364643114 2,868467 2,005525859

2014II BMI 4,489871562 1,156881197 0,029558802 2,791778 1,958685341

2014III BMI

4,588227465 0,412109651

-

2,302585093 3,097386 1,470175845

2014IV BMI

4,578107266 1,560247668

-

1,771956842 2,654649 1,867176109

2015I BMI

4,578928875 1,435084525

-

1,609437912 2,514465 1,864080131

2015II BMI

4,552191261 1,337629189

-

0,673344553 2,61007 1,954445052

2015III BMI

4,567052864 1,249901736

-

1,021651248 2,618125 1,958685341

2015IV BMI

4,578415449 1,435084525

-

1,609437912 2,484907 1,574846468

2016I BMI 4,578004518 1,465567542 -1,3862943 2,493205 1,474763009

2016II BMI

4,604169686 1,528227857

-

1,897119985 2,547881 1,241268589

2016III BMI

4,594008121 0,652325186

-

2,040220829 2,545531 1,105256831

2016IV BMI

4,582515495 0,336472237

-

1,514127733 2,544747 1,193922468

Page 93: EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Pada abad ke-20 muncul sebuah wacana perlunya bank syariah yang bebas bunga, demi

77

2017I BMI

4,586904377 1,071583616

-

2,120263536 2,551786 1,291983682

2017II BMI

4,578826211 1,319085611

-

1,897119985 2,560323 1,456286733

2017III BMI

4,489759334 1,121677562

-

2,207274913 2,449279 1,335001067

2017IV BMI

4,58169683 1,011600912

-

2,207274913 2,611539 1,249901736