ekonomi politik lingkungan

9
Ekonomi Politik Lingkungan Konsep keamanan menjadi salah satu konsep yang paling sering berubah sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial manusia baik dalam tataran lokal, nasional maupun global. Keamanan semakin menjadi sorotan ketika terjadi perubahan yang sangat besar di dalam lingkungan lokal nasionaldan internasional. Perubahan secara substansial yang terjadi di lingkungan internasional/global diawali dengan berakhirnya Perang Dingin, yakni seiring dengan mengemukanya arus globalisasi (baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial-budaya dan keamanan). Sementara dalam lingkup nasional dan lokal, keamanan sangat terkait dengan maraknya konflik antar etnis dan ikatan primordial lainnya di berbagai belahan dunia memunculkan dampak yang sangat dalam bagi diplomasi dan politik luar negeri suatu negara. Berdasarkan penjelasan diatas, kami mencoba mengklasifikasikan jenis keamanan. Klasifikasi ini di dasarkan pada perkembangan konsep keamanan itu sendiri, selain itu juga berdasarkan perubahan substansial di dunia Internasional. Terdapat dua klasifikasi jenis keamanan.Yang pertama adalah Keamanan Nasional, yang bertujuan untuk melindungi segenap warganya dari ancaman dan memberikan keselamatan pada individu yang berada dalam kedaulatan nasional sebuah negara. Keamanan nasional dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya diplomasi, penggunaan kuasa ekonomi, militer serta politik. Keamanan nasional sangat berpengaruh terhadap berjalannya sebuah pembangunan nasional. Dengan terciptanya sebuah kondisi yang kondusif maka proses penciptaan dan pembangunan sarana prasarana yang masuk kedalam pembangunan nasional akan menjadi lancar ketika terdapat jaminan akan stabilitas dan keamanan bagi masyarakat dan kedaulatan negara tersebut dari ancaman apapun. Kebijakan pemerintah dalam melindungi keamanan nasional dapat dilakukan dengan beberapa cara, yang di antaranya adalah 1) penggunaan diplomasi untuk mencari sekutu dan mengisolasi

Upload: hendrina-desnie-putri

Post on 24-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ekonomi politik lingkungan - hubungan internasional

TRANSCRIPT

Page 1: Ekonomi Politik Lingkungan

Ekonomi Politik Lingkungan

Konsep keamanan menjadi salah satu konsep yang paling sering berubah sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial manusia baik dalam tataran lokal, nasional maupun global. Keamanan semakin menjadi sorotan ketika terjadi perubahan yang sangat besar di dalam lingkungan lokal nasionaldan internasional. Perubahan secara substansial yang terjadi di lingkungan internasional/global diawali dengan berakhirnya Perang Dingin, yakni seiring dengan mengemukanya arus globalisasi (baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial-budaya dan keamanan). Sementara dalam lingkup nasional dan lokal, keamanan sangat terkait dengan maraknya konflik antar etnis dan ikatan primordial lainnya di berbagai belahan dunia memunculkan dampak yang sangat dalam bagi diplomasi dan politik luar negeri suatu negara.

Berdasarkan penjelasan diatas, kami mencoba mengklasifikasikan jenis keamanan. Klasifikasi ini di dasarkan pada perkembangan konsep keamanan itu sendiri, selain itu juga berdasarkan perubahan substansial di dunia Internasional. Terdapat dua klasifikasi jenis keamanan.Yang pertama adalah Keamanan Nasional, yang bertujuan untuk melindungi segenap warganya dari ancaman dan memberikan keselamatan pada individu yang berada dalam kedaulatan nasional sebuah negara. Keamanan nasional dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya diplomasi, penggunaan kuasa ekonomi, militer serta politik. Keamanan nasional sangat berpengaruh terhadap berjalannya sebuah pembangunan nasional. Dengan terciptanya sebuah kondisi yang kondusif maka proses penciptaan dan pembangunan sarana prasarana yang masuk kedalam pembangunan nasional akan menjadi lancar ketika terdapat jaminan akan stabilitas dan keamanan bagi masyarakat dan kedaulatan negara tersebut dari ancaman apapun.

Kebijakan pemerintah dalam melindungi keamanan nasional dapat dilakukan dengan beberapa cara, yang di antaranya adalah 1) penggunaan diplomasi untuk mencari sekutu dan mengisolasi ancaman, 2) menggunakan kuasa ekonomi untuk melakukan atau memaksa kerja sama, 3) menjaga angkatan bersenjata yang efektif, 4) melakukan pertahanan sipil dan kesiapan darurat, 5) memastikan pemulihan cepat dan perbanyakan infrastruktur kritikal, 6) menggunakan jasa inteligen untuk mendeteksi dan mengalahkan atau mencegah ancaman dan espionase, dan melindungi informasi rahasia, dan 7) menjaga budaya nasional yang tidak dikenal atau antinasionalisme, terutama di ruang hiburan utama.

Dengan demikian, bisa dilihat bahwa dalam pencapaiannya, keamanan nasional tidak hanya berdasarkan kekuatan militer saja, akan tetapi juga melibatkan dan mengintegrasikan berbagai macam kekuatan non – militer seperti diplomasi dan melibatkan semua masyarakat dalam politik luar negeri. Pencapaian keamanan nasional yang lebih komprehensif tidak saja melibatkan kebijaksanaan domestik, tetapi juga kebijakan keamanan nasional dan kebijakan luar negeri baik berupa kebijakan bilateral, regional maupun multilateral.

Jenis keamanan yang kedua adalah Keamanan Manusia (human security), yang merupakan sebuah 'konsep politik' (political concept). Hal penting yang harus dipahami adalah bahwa setiap konsep politik-seperti demokrasi atau keadilan sosial- pasti juga merupakan 'konsep yang dapat dikontestasikan' atau 'contestable concept' (Jacobs: 1999, Gallie: 1955).

Page 2: Ekonomi Politik Lingkungan

Konsep 'keamanan manusia' (human security) lahir seiring dengan berakhirnya Perang Dingin. Hal ini sangat terkait dengan perubahan pola konflik di dunia, yaitu dengan tampilnya konflik internal sebagai fitur utama (Kaldor: 2001). Maka, berbagai upaya untuk menemukan paradigma keamanan yang baru akhirnya melahirkan konsep human security, yaitu konsep yang menempatkan 'individu' dan bukan 'negara' sebagai pusat perhatian. Belakangan, konsep ini berkembang dengan tidak hanya mengalihkan pusat perhatian dari negara ke individu saja, tapi juga meluaskan ruang lingkup keamanan. Amartya Sen dan Sadako Ogata (CHS: 2003), mengajukan paradigma keamanan manusia yang meliputi 'freedom from want', 'freedom from fear', dan 'freedom to take action on one's own behalf' (Shani, Sato, dan Pasha: 2008)

Penerimaan konsep 'keamanan manusia' dewasa ini diiringi dengan kemunculan konsep 'responsibility to protect' ('kewajiban untuk melindungi').Negara, menurut konsep ini, haruslah melindungi warganya dari berbagai ancaman terhadap keamanan manusia.Jika ada negara yang gagal (baik disengaja maupun karena ketidakmampuan), maka komunitas internasional harus campur tangan (ICISS, 2001).Hal ini terlihat ketika negara-negara Utara (negara maju) untuk membenarkan keberadaan militer dan pengaruh politik mereka di wilayah-wilayah strategis di Selatan (negara-negara miskin dan berkembang).

Perubahan yang terjadi begitu cepat di dalam kawasan dunia internasional saat ini telah banyak mempengaruhi aspek-aspek kehidupan bernegara. Konsep keamanan pun mengalami pergeseran definisi dan lingkup seiring dengan berjalannya proses globalisasi. Terutama di abad 21 saat ini, isu keamanan yang begitu mempengaruhi adalah tentang masalah lingkungan. Masalah lingkungan berkaitan dengan perubahan iklim yang menyimpan bahaya laten bagi keberlangsungan hidup suatu negara. Ini tidak lepas dari perubahan iklim tersebut memiliki hubungan yang erat dengan keamanan suatu negara, termasuk pertimbangan keamanan nasional negara, fokus pada keamanan manusia, peran militer dan diskusi yang mengasumsikan bahwa perubahan iklim bisa memicu konflik kekerasan (Barnett, 2003).Maka dari itu perubahan iklim juga dikatakan sebagai bagian dari isu keamanan yang dihadapi oleh negara saat ini. .

Dari sini kemudian muncul suatu pemikiran bahwa adanya perubahan dalam konsep keamanan di dunia memang sudah pasti terjadi. Pada konsep keamanan tradisional keamanan secara sederhana diartikan sebagai keamanan sebuah negara yang dapat diancam oleh kekuatan militer negara lain dan harus dipertahankan melalui kekuatan militer negara itu sendiri (Mutimer, 1999: 77). Kelompok penganut konsep ini berpandangan bahwa semua fenomena politik dan hubungan internasional yang muncul adalah fenomena tentang negara dan negara menjadi inti dalam upaya menjaga keamanan negara.Konsep kemanan tradisional ini bisa dilihat pada era sebelum perang dingin berakhir, dimana konsep keamanan hanya mengacu kepada kekuatan militer.Dan negara dengan kekuatan militer paling kuat oleh manusia dianggap sebagai ancaman yang berbahaya bagi keamanan negaranya.Fokus keamanan pada masa itu, oleh karenanya, masih seputar pada terciptanya kehidupan yang damai dan sejahtera.Dimana konsep ‘damai’ dan ‘sejahtera’ di sini disamakan dengan tidak

Page 3: Ekonomi Politik Lingkungan

adanya pertumpahan darah atau peperangan sehingga mampu menciptakan perdamaian universal.

kan tetapi semenjak berakhirnya perang dingin, paradigma akan konsep keamanan yang berkutat pada aktor negara mulai bergeser. Ancaman terhadap keamanan menjadi semakin kompleks tidak hanya dari kekuatan militer saja akan tetapi isu-isu strategis seperti globalisasi, demokratisasi, penegakan HAM, fenomena terorisme dan masalah lingkungan. Sehingga ancaman tidak lagi hanya berupa ancaman militer tetapi juga meliputi ancaman politik, ancaman sosial, ancaman ekonomi maupun ancaman ekologis (www.idu.ac.id).Pada tahun 1977, Lester R. Brown dari institute WorldWatch menyatakan bahwa pengurangan sumber daya alam dan degradasi lingkungan adalah isu global yang sangat penting untuk diperhatikan dan telah mendefinisikan kembali arti dari keamanan nasional (www.gmu.edu). Untuk itu ini juga akan bergantung pada “siapa” yang diamankan dan “bagaimana” lingkungan berubah dan apa bentuk-bentuk perubahan yang mengancam mereka, perubahan lingkungan bisa dipertimbangkan sebagai isu keamanan (Barnett, 2003).

Lingkungan adalah sebuah dimensi ruang yang kita tinggal dan hidup di dalamnya. Tentu saja jika terjadi kerusakan di dalamnya maka seluruh manusia yang hidup di dalamnya akan terkena dampaknya. Sehingga ancaman perubahan iklim tidak hanya berdampak pada wilayah dan komunitas tertentu akan tetapi bahaya ini sudah bersifat global dan mengancam semua masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Barnett (2003) “climate changes is a security issue for some nation-states, communities and individuals” (Barneet, 2003).

Dalam prakteknya, konsepsi keamanan sekarang dalam kerangka isu lingkungan menekankan kepada kepentingan keamanan pelaku-pelaku bukan negara (non-state actors). (Prasetyono, 2006: 269). Konsepsi ini berkembang setelah menurunnya ancaman militer yang menggerogoti kedaulatan negara dimana di sisi lain menunjukkan adanya peningkatan ancaman terhadap keamanan manusia pada aspek lain seperti kemiskinan, penyakit menular, bencana alam, kerusakan lingkungan hidup dan lainnya (Winata, 2007: 13). Sebagai contoh dengan adanya kehadiran Green Peace maupun WALHI  (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) yang merupakan NGO yang berfungsi sebagai non state actors dalam menjaga keamanan wilayah berkaitan dengan isu lingkungan.

Pembicaraan mengenai keamanan perubahan lingkungan sudah dimulai semenjak tulisan Falk dalam This Endangered Planet diluncurkan 1971 yang menyatakan tentang adanya hukum pertama politik lingkungan yang menggambarkan bahwa kecepatan perubahan, kurangnya waktu untuk beradaptasi akan mengakibatkan dampak dari perubahan iklim menjadi lebih berbahaya. Brown (1977) berpendapat bahwa angkata bersenjata tidak mampu menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, hal ini menunjukan bahwa perlucutan senjata dan alokasi anggaran merupakan respon kebijakan yang penting (Barnett, 2003). Yang dibutuhkan adalah partisipasi aktif dan kreatif dari aktor-aktor non negara dalam menjaga keamanan wilayahnya menghadapi isu lingkungan ini.

Page 4: Ekonomi Politik Lingkungan

Perubahan iklim yang terjadi semakin memperburuk kondisi kehidupan manusia di muka bumi.Artikel Barnett yang berjudul “Security and Climat Change” menjelaskan dampak perubahan iklim berupa kenaikan air laut yang dicontohkan dengan tereduksinya daratan Pulau Tuvalu dan Klibati. Kenaikan air laut ini terjadi akan berakibat lebih lanjut yani banyak perusahaaan tepi pantai atau laut,  terutama wilayah pelabuhan, akan terancam kebangkrutan dan penurunan produksi serta mengakibatkan pengangguran dikarenakan wilayahnya semakin berkurang dan sulit untuk melakukan relokasi industrinya secara internal, sehingga salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah relokasi industri secara eksternal. Akibat lebih lanjut dari pengangguran sendiri ialah meningkatnya tindak kriminal.Dari sini dapat dilihat bahwa perubahan iklim juga mengakbatkan terancamnya pekerjaan manusia. Selain itu Barnet juga mengungkapkan munculnya penyakit-penyakt baru seperti H5n1 dan H1N1 (Barnett,2003).

Dampak selanjutnya dari perubahan iklim, seperti yang dijelaskan oleh Barnett, adalah migrasi manusia keluar negara mereka untuk mencari kehidupan yang lebih baik dengan iklim serta keadaan lingkungan yang lebih mendukung (Barnett,2003). Migrasi ini akan menimbulkan masalah serius sebab mereka membuat negara yang didatanginya menjadi lebih padat dan merebut pekerjaan dari masayarakat lokal. Sehingga tidak heran bila terdapat resistensi atau pemberontakan dari masyarakat domestik.

Semua akibat diatas kemudian mengerucut pada dampak yang berupa terancamnya kesejahteraan manusia.Kehidupan manusia yang sebelumnya terasa nyaman, meskipun panas bumi 10 tahun yang lalu sempat mengalami panas tertinggi dari yang pernah ada.Namun panas yang terjadi pada saat itu lebih diakibatkan oleh posisi matahari dan bumi lebih dekat dari kehidupan sebelumnya sehingga bumi memang mengalami peningkatan panas, namun tidak dikarenakan meningkatnya karbon di atmosfer.Berbeda seperti saat ini dimana karbondioksida, gas metan, dan gas-gas lainnya banyak terurai di atmosphere, dan hal ini sangat berpengaruh terhadap ketidaktentuan dari iklim dan cuaca itu sendiri (http://www.ristek.go.id).

Terdapat hubungan antara ekonomi politik dengan isu-isu degradasi lingkungan.Hal ini sangat terkait dengan hambatan yang muncul dan disebabkan oleh kegagalan pasar. Pada sistem pasar disatu sisi dianggap sebagai bagian dari kebebasan dan keadilan global namun pada sisi yang lain justru menjadi hambatan karena memunculkan persoalan seperti kesenjangan sosial dan eksploitasi terhadap alam demi kepentingan ekonomi. Dalam sistem pasar, ketika masyarakat kelas menengah keatas menjadi kaum yang diuntungkan sementara masyarakat kelas menengah kebawah menjadi korban atas ketidakmampuan mereka menjadi pelaku pasar, maka munculnya kesenjangan sosial yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan sistem ekonomi dan politik karena rakyat yang ternyata tidak tersejahterakan.

Oleh sebab itu para ekonom environmentalist memiliki suatu gagasan tentang ekonomi hijau. Hal ini didasari atas keyakinan terhadap tentang kegagalan pasar “market failure” yang dapat menumbuhkan ketidakpercayaan akan sistem kapitalis karena telah memunculkan persoalan kemiskinan dan ketidakadilan global. Sementara aktivitas-aktivitas ekonomi telah

Page 5: Ekonomi Politik Lingkungan

mengakibatkan bermunculannya permasalahan lingkungan seperti krisis ekologi, eksploitasi sumber daya alam yang mengakibatkan pada kelangkaan, hingga berujung kepada isu yang menuntut perhatian khusus warga dunia, yaitu perubahan iklim “climate change” dan pemanasan global “global warming.”

Ekonomi Hijau sendiri menurut UNEP (United Nations Environment Progamme)adalah salah satu upaya peningkatan kesejahteraan manusia dan keadilan sosial, sembari mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi secara signifikan.Dengan katalain, Ekonomi Hijau dapat dianggap sebagai konsep pembangunan rendah emisi, efisien dalam pengelolaan sumber daya dan menjunjung tinggi kesetaraan sosial. Dalam konsep ini, pertumbuhan lapangan pekerjaan dan pendapatan harus didorong oleh investasi publik dan swasta yang mengurangi emisi dan polusi, meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi dan sumber daya, dan mencegah hilangnya keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem.

Ekonomi Hijau diharapkan dapat menekan kepentingan-kepentingan pasar yang menyalahi aturan keadilan global seperti dominasi kapital atas kaum pekerja, pertumbuhan ekonomi yang menitikberatkan kepada ‘angka’ sementara secara substansial pembangunan itu sendiri terjadi sangat tidak merata. Karenanya ide ekonomi hijau lebihditekankan pada pentingnya pemerataan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan “sustainable development.”Ketika persoalan perubahan iklim, pemanasan global, kerusakan lingkungan, krisis ekologi, kemiskinan, kesenjangan sosial menjadi isu-isu penting dalam tatanan dunia baru, ruang-ruang negosisasi menuntut semua pihak terkait bahkan negara-negara superpower untuk duduk dalam satu kepentingan bersama, yaitu menyelamatkan dunia. Perilaku-prilaku politis yang sifatnya egosentris dan mengedepankan otoritas dapat ditekan dengan merekonstruksi kebijakan-kebijakan ekonomi yang mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan semua kalangan.

Agenda Rio+20 adalah salahsatu bentuk realisasi dari praktek-praktek demokrasi di tatanan global untuk tujuan-tujuan politis melalui isu-isu ekonomi dan lingkungan, menindaklanjuti pertemuan Rio Earth Summit 1992, yang menghasilkan kesepakatan dimana kebijakan-kebijakan ekonomi diharapkan melibatkan peran institusi-institusi ekonomi dunia, serta pentingnya regulasi-regulasi pemerintahan yang didahului oleh komitmen dan konsistensi para pembuat kebijakan.Dengan demikian, Pertemuan Rio+20 dengan isu Green Economy mampu menjadi strategi keamanan tersendiri, yang mengedepankan penyelesaian masalah-masalah lingkungan global serta menjawab kegagalan pasar sebagai isu ekonomi-politik sesungguhnya dapat meningkatkan tumbuhkembangnya budaya berdemokrasi di tatanaan dunia.

Sebagai kesimpulan, keamanan menjadi sebuah isu yang semakin krusial di abad ini.Keamanan tidak hanya terkait dengan konsep perang-damai atau militer-konflik, tetapi sudah merambah ke isu keamanan sosial, politik, dan ekonomi.Salah satu isu keamanan yang menjadi pusat perhatian dewasa ini adalah masalah keamanan manusia atau human security.Keamanan manusia tidak hanya sekedar ancaman fisik dari eksternal atau internal, tetapi pada masa kini keamanan manusia sudah mengarah pada ancaman terhadap peradaban manusia itu sendiri. Isu kerusakan lingkungan seperti global warming atau climate

Page 6: Ekonomi Politik Lingkungan

change menjadi isu kontemporer yang dianggap mampu mengancam eksistensi peradaban manusia tersebut. Degradasi lingkungan, baik karena ulah manusia atau siklus alam sendiri, menjadi pusat perhatian dunia yang penanganannya membutuhkan usaha, tindakan, dan tanggung jawab kolektif dari semua pihak dan semua negara.Kebijakan-kebijakan ekonomi politik perlu dirumuskan guna menyelamatkan peradaban bumi dari ancaman kepunahan.Misalnya melalui pengaturan atau negosiasi-negosiasi ekonomi dan politik yang diwujudkan dalam perjanjian atau summits lingkungan, seperti protocol Kyoto, Rio+20, atau konsep Ekonomi Hijau.Dengan demikian, diharapkan pengaturan ekonomi dan politik lebih mampu responsif, sensitif, dan bertanggungjawab terhadap preservasi lingkungan hidup.

 

SUMBER: http://nurul-a-h-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-49498-EKONOMI%20POLITIK-Ekonomi%20Politik%20Lingkungan.html