ekonomi lingkungan

16
BAB I PENDAHULUAN 1

Upload: alyahaz

Post on 22-Dec-2015

235 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Tugas mata kuliah Pengelolaan Lingkungan Hidup

TRANSCRIPT

Page 1: Ekonomi Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

1

Page 2: Ekonomi Lingkungan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

2.1.1 Ekonomi Lingkungan

Pada ilmu ekonomi konvensional, kegiatan ekonomi digambarkan sebagai suatu

proses produksi dan konsumsi tanpa memasukkan fungsi lingkungan ke dalam sistem

tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut (Suhelmi, 2003):

Gambar. Sistem ekonomi konvensional/ tradisional

(Kusumaatmaja dalam Suhelmi, 2003).

Namun, kegiatan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari lingkungan itu sendiri,

proses produksi dan konsumsi selalu terkait dengan lingkungan. Sehingga lingkungan

merupakan pendukung terhadap system perekonomian secara keseluruhan (Suhelmi,

2003).

Ilmu ekonomi selanjutnya memasukan faktor lingkungan ke dalam sistemnya,

sehingga dampak negative terhadap lingkungan mulai diperhatikan. Berapa nilai

sumberdaya dan berapa nilai kerusakan akibat kegiatan ekonomis mulai dibicarakan.

Akibatnya maka proses ekonomi mempertimbangkan kerusakan yang terjadi,

bagaimana biaya eksternal yang merupakan biaya diluar produksi dan konsumsi

dimasukkan menjadi biaya internal atau internalitas biaya eksternal. System ekonomi

yang dimasukkan factor ekosistem atau lingkungan digambarkan sebagai berikut

(Suhelmi, 2003) :

2

Page 3: Ekonomi Lingkungan

Gambar. Sistem Ekonomi Sederhana Dengan Lingkungan Alam Sebagai Komponen Integral

(Kusumaatmaja Dalam Suhelmi, 2003).

2.1.2 Valuasi

2.2 Prinsip Valuasi Ekonomi Lingkungan

2.3 Metode Valuasi Lingkungan

2.3.1 Penilaian ekonomi

2.3.2 Analisis nilai ekonomi

Analisis manfaat dan biaya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui

besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam

perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan

diperoleh dari pelaksanaan suatu program atau proyek. Dalam analisis cost-benefit,

perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan.

Langkah yang harus dilakukan dalam melakukan Cost Benefit Analysis dalam

penerapan jurnal, antara lain:

a. Langkah 1 : identifikasi alternative atau intervensi yang akan dianalisis

Dalam jurnal yang berjudul “VALUASI EKONOMI PERTAMBANGAN

SELARAS LINGKUNGAN LESTARI (Studi Kasus : Pertambangan Emas

Pongkor)”, jurnal ini melakukan analisis pada kegiatan pertambangan emas oleh

3

Page 4: Ekonomi Lingkungan

PT.Aneka Tambang (Antam) di Gunung Pongkor, Desa Nunggul, Kecamatan

Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan PT.ANTAM mencakup

penambangan komoditi emas dan perak serta pemurniannya. Perak merupakan

produk samping dari proses pemurnian emas.,

b. Langkah 2 : identifikasi biaya dari masing-masing alternative atau intervensi

Dalam melakukan identifikasi biaya terlebih dahulu dilakukan

pengklasifikasian komponen-komponen seluruh biaya dari masing-masing

alternative. Semua komponen biaya harus teridentifikasi baik yang bersumber dari

anggaran proyek maupun dari anggaran lainnya.Namun di dalam jurnal “VALUASI

EKONOMI PERTAMBANGAN SELARAS LINGKUNGAN LESTARI (Studi

Kasus : Pertambangan Emas Pongkor)” penulis tidak mencantumkan secara rinci

komponen-komponen dari biaya produksi untuk penambangan emas dan pemurnian

emas dan perak.

c. Langkah 3 : Menghitung total biaya dari masing-masing alternatif atau

intervensi

Penulis jurnal melakukan perhitungan untuk total biaya setiap tahun dimulai

pada tahun 2000-2004. Berikut perhitungan yang telah dilakukan oleh penulis:

Total Biaya Produksi Emas Tahun 2000-2004

Tahun Biaya Produksi (Rp.000/kg)

2000 58.034,69

2001 60.750,03

2002 63.887,25

2003 64.511,10

2004 78.029,40

4

Page 5: Ekonomi Lingkungan

Total Biaya Produksi Perak Tahun 2000-2004

Tahun Biaya Produksi (Rp.000/kg)

2000 451,7

2001 448,53

2002 410,80

2003 405,51

2004 474,02

d. Langkah 4 : Identifikasi benefit (manfaat) dari masing-masing alternative

atau intervensi

Berdasarkan apa yang tertulis di dalam jurnal, penulis hanya mencantumkan

manfaat berupa laba dari kegiatan tambang emas dan perak. Berikut laba yang

didapatkan oleh PT.ANTAM dari tahun 2000-2004 :

Laba Kotor dan Laba Layak Emas Tahun 2000-2004

Tahun Laba Kotor (Rp.000/kg) Laba Layak* (Rp.000/kg)

2000 26.395,31 8.304,76

2001 30.291,02 10.710,23

2002 25.741,49 8.375,62

2003 35.377,05 5.380,23

2004 45.956,30 5.688,34

Laba Kotor dan Laba Layak Perak Tahun 2000-2004

Tahun Laba Kotor (Rp.000/kg) Laba Layak* (Rp.000/kg)

2000 1.053,96 64,64

2001 1.046,56 79,08

2002 958,54 53,86

2003 946,20 33,82

2004 1.106,04 34,56

*Laba layak adalah hasil perkalian biaya produksi dengan suku bunga SBI

yang berlaku pada tahun tertentu.

5

Page 6: Ekonomi Lingkungan

Langkah 5 : Menghitung Discount Rate

Discount rate (DR) adalah suatu angka yang menggambarkan nilai uang pada tahun

tertentu dengan nilai uang yang sama pada tahun berikutnya atau tahun sebelumnya

Discount rate disesuaikan dengan interest rate (suku bunga) yang berlaku dalam

peminjaman uang.

Discount rate dari emas adalah 0% karena emas berfungsi sebagai store of value atau alat

penyimpanan kekayaan, emas tidak memberikan hasil.

Langkah 6:Rasio Present Value Cost dan Benefit

PV = C1

(1+r)

Keterangan :

C1 : uang yang diterima tiap tahun

r : Discount rate

Berdasarkan data dari jurnal :

Present Value Cost

Tahun PV

2000 58.034.690

2001 60.750.030

2002 63.887.250

6

Page 7: Ekonomi Lingkungan

2003 64.511.100

2004 78.029.400

Present Value Benefit

Tahun PV

2000 26.395.310

2001 30.291.020

2002 25.741.490

2003 35.377.050

2004 45.956.300

Langkah 6: Nett Present Value (NPV)

NPV adalah selisih uang yang diterima dan uang yang dikeluarkan dengan

memperhatikan time value of money/ present value.

NPV = C0 + C1

(1+r)

Keterangan :

C0 : jumlah uang yang diinvestasikan (karena ini adalah pengeluaran,

maka menggunakan bilangan negative)

C1 : uang yang diterima tiap tahun

r : Discount rate

7

Page 8: Ekonomi Lingkungan

Namun dikarenakan di dalam jurnal tidak tercantum jumlah uang yang diinvestasikan,

maka NPV ini tidak dapat kami analisis.

Langkah 6: Rasio B/C

Keterangan :

Bt = Benefit pada tahun ke - t

Ct = Cost pada tahun ke - t

i = Inflasi atau tingkat bunga

a. Jika B/C Ratio lebih besar dari 1 (satu) maka benefit yang akan diperoleh selama umur

teknis ekonomis proyek yang bersangkutan lebih besar dari cost + investment, berarti

favourable sehingga pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan proyek yang

bersangkutan dapat dilaksanakan.

b. Jika B/C ratio sama dengan 1 ( satu) maka benefit yang akan dieroleh selama unsur teknis

– ekonomis proyek, yang bersangkutan hanya cukup untuk munutupi cost + investment,

sehingga dari segi aspek finansial dan ekonomis, pembangunan atau rehabilitasi atau

perluasan proyek yang bersangkutan tidak perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan,

sedangkan dari segi sosial dan pembangunan masyarakat, pembangunan atau rehabilitasi

atau perluasan proyek yang bersangkutan perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan.

c. Jika B/C ratio lebih kecil dari 1 (satu), maka benefit yang akan diperoleh selama unsur

teknis-ekonomis proyek yang bersangkutan tidak cukup untuk munutupi cost +

8

Page 9: Ekonomi Lingkungan

investment, berarti unfavourable sehingga pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan

proyek yang bersangkutan tidk dapat dilaksanakan.

Rasio B/C Tahun 2000-2004

Tahun Rasio B/C

2000 0,45

2001 0,49

2002 0,40

2003 0,54

2004 0,58

Maka berdasarkan perhitungan rasio B/C diperoleh bahwa PT.ANTAM pada tahun 2000-2004

benefit yang akan diperoleh selama unsur teknis-ekonomis proyek yang bersangkutan tidak

cukup untuk munutupi cost + investment, berarti unfavourable sehingga pembangunan atau

rehabilitasi atau perluasan proyek yang bersangkutan tidak dapat dilaksanakan.

9

Page 10: Ekonomi Lingkungan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kerugian dari Segi Kesehatan Masyarakat

Adanya perternakan babi di Kota Tomohon memiliki kemungkinan dampak bagi

kesehatan masyarakat sekitar. Berdasarkan jurnal yang berjudul “Kajian Ekonomi dan

Lingkungan Agribisnis Peternakan Babi di Kota Tomohon (Studi Kasus)”, peternakan babi

dapat mengakibatkan pencemaran limbah baik di tanah, sungai dan udara. Limbah padat dan

cair dari peternakan babi mengandung bahan-bahan hayati (organik) yang sangat tinggi.

Bahan-bahan organik mengandung bahan yang bersifat menimbulkan penyakit

(patogenesis). Masyarakat dapat terkontaminasi melalui dua cara yaitu pertama, bakteri atau

virus mengkontaminasi perairan yang langsung digunakan atau dikonsumsi oleh masyrakat.

Kedua adalah bila limbah cair yang di dalamnya selalu terdapat virus dan bakteri dibuang ke

perairan dan mengkontaminasi ikan-ikan dan biota lainnya yang dikonsumsi oleh

masyarakat. Beberapa penyakit yang dapat muncul akibat buangan limbah cair baik secara

langsung ataupun tidak adalah misalnya diare, tifus, kolera, gangguan pencernaan atau

penyakit kulit. Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh adanya peternakan babi bagi

masyarakat adalah meningkatnya populasi lalat dan sebagainya yang dapat menjadi vektor

penyakit menular bagi masyarakat di sekitar kawasan peternakan babi di Kota Tomohon.

Selain itu, bau yang ditimbulkan dari sisa kotoran dan air limbah cukup mengganggu

masyarakat sekitar dikarenakan bau berjarak relatif jauh hingga ke jalan raya. Bau kotoran

tersebut ditimbulkan oleh kurangnya penataan saluran air limbah kandang pada perusahaan

A dan B.

3.2 Kerugian dari Segi Lingkungan

Limbah kotoran ternak babi di lokasi perkandangan pada ketiga perusahaan

peternakan babi sampel disalurkan ke tempat penampungan limbah, kemudian sebagian

limbah kotoran ternak dari tempat penampungan dipindahkan ke karung-karung untuk

dipergunakan sebagai pupuk kandang. Penyaluran air limbah dari perkandangan ke tempat

penampungan limbah dan dibiarkan meresap ke dalam tanah, dan sebagian kecil mengalir ke

sungai.

10

Page 11: Ekonomi Lingkungan

Kerusakan lingkungan yang dapat ditimbulkan oleh peternakan babi adalah

pencemaran air. Pencemaran timbul akibat penyaluran air limbah ada yang dibiarkan

meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi dialirkan ke sungai. Ketika musim hujan tiba,

maka sisa air limbah yang terdiri dari sisa kotoran, darah dan urine babi yang mengalir

dan terbawa air hujan. Senyawa organik tersebut akan meningatkan BOD air yang

menyebabkan turunnya kadar oksigen dalam air. Apabila kadar oksigen kurang dari

5mg/liter, maka kehidupan biota sungai dapat terancam. Air sungai yang telah tercemar

oleh sisa air limbah tadi tidak sehat untuk dipergunakan kebutuhan MCK. Sudah pasti

tentu air sungai tersebut tidak layak untuk dikonsumsi karena menyebabkan gatal-gatal.

BAB IV

PENUTUP

11

Page 12: Ekonomi Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Suhelmi, I. R. (2003) Ekonomi Lingkungan Dan Pengelolaan Sumberdaya Berkelanjutan.

Prosiding Lokakarya Nasional Menuju Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Berbasis Ekosistem

Untuk Mereduksi Potensi Konflik Antar Daerah. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM, pp.177-

191.

12