ekonomi konvensiaonal menyajikan konsep economic man dan pada sisi lain islam memberikan ide tentang...

21
PENDAULUAN Konsep Economic Man pertama kali diperkenalkan oleh Joseph Pseky. Walaupun merupakan konsep baru di bidang ekonomi, konsep ini sering dikaitkan dengan ide-ide dari para pemikir pada abad ke-18 seperti Adam Smith dan David Ricardo. Tidak diragukan lagi konsep ini dengan mudah dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan para peneiti terkenal, misalnya dalam kutipan berikut dari Adam Smith,. Dia menulis "Ini bukan dari kebajikan dari tukang daging, pembuat bir, atau tukang roti yang kita harapkan untuk makan malam tapi dari mereka untuk kepentingan mereka sendiri". Konsep ini berkembang untuk menunjukkan perilaku rasional keputusan individu membuat unit yaitu konsumen, perusahaan dan industri. Pada keadaan yang sama konsep Islamic Man juga diadopsi dari ajaran Islam. Ada banyak ayat di Al-Qur'an dan Hadits,menunjukan karakteristik Mukminin sebagai Islamic Man. Tujuan dasar dari penulisan ini adalah untuk menganalisa dan membandingkan kedua konsep ini. Untuk tujuan ini pertama akan membahas karakteristik seorang pria ekonomi dan Islam dan kemudian perbandingan dibuat antara keduanya.

Upload: nissa-nisa

Post on 22-Nov-2015

154 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

eknm

TRANSCRIPT

PENDAULUANKonsep Economic Man pertama kali diperkenalkan oleh Joseph Pseky. Walaupun merupakan konsep baru di bidang ekonomi, konsep ini sering dikaitkan dengan ide-ide dari para pemikir pada abad ke-18 seperti Adam Smith dan David Ricardo. Tidak diragukan lagi konsep ini dengan mudah dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan para peneiti terkenal, misalnya dalam kutipan berikut dari Adam Smith,. Dia menulis "Ini bukan dari kebajikan dari tukang daging, pembuat bir, atau tukang roti yang kita harapkan untuk makan malam tapi dari mereka untuk kepentingan mereka sendiri". Konsep ini berkembang untuk menunjukkan perilaku rasional keputusan individu membuat unit yaitu konsumen, perusahaan dan industri. Pada keadaan yang sama konsep Islamic Man juga diadopsi dari ajaran Islam. Ada banyak ayat di Al-Qur'an dan Hadits,menunjukan karakteristik Mukminin sebagai Islamic Man. Tujuan dasar dari penulisan ini adalah untuk menganalisa dan membandingkan kedua konsep ini. Untuk tujuan ini pertama akan membahas karakteristik seorang pria ekonomi dan Islam dan kemudian perbandingan dibuat antara keduanya.Pengertian Economic ManDalam ilmu ekonomi, homo economicus, atau manusia ekonomi, adalah aktor rasional dan mementingkan kepentingan sendiri yang memiliki kemampuan untuk membuat penilaian terhadap tujuan mereka sendiri dan didefinisikan secara subyektif. Menggunakan penilaian yang rasional, homo economicus berupaya untuk memaksimalkan utilitas sebagai konsumen dan keuntungan ekonomi sebagai produser (Wikipedia). Economic man didasarkan pada pendekatan materialistis dimana tujuan dasar kehidupan hanya untuk mendapatkan kepuasan maksimal dan keuntungan maksimum maupun bentuk lain dari utilitas. Pada pengertian lainnya, Economic man merupakan orang yang sangat rasional, dengan selalu berpikir memaksimalkan keuntungan dan kesejahteraan ekonomi bagi dirinya (Business Dictionary).Karakeristik Economic Man1. Tingkatan Kepuasan Maksimal

Economic man selalu memprioritaskan pada kepuasan maksimal. Baik manusia sebagai konsumen , investor , pekerja atau pengusaha akan selalu dimotivasi oleh kekuatan ekonomi , economic man akan selalu bertindak untuk mendapatkan kepuasan maksimal. Kepuasan maksimal ini tersaji dalam banyak bentuk yang berbeda misalnya kepuasan atas keuntungan maksimum dari pelaku bisnis, waktu luang yang diharapkan seorang pekerja, dan utilitas yang maksimal dari konsumsi barang untuk konsumen.2. RasionalitasMelalui konsep ini diasumsikan bahwa perilaku economic man rasional . Perilaku rasional berarti, masing-masing economic man ingin memaksimalkan keuntungannya . Dengan kata lain, ketika konsumen memutuskan untuk membeli sesuatu yang dia akan menghabiskan semua sumber daya yang tersedia sedemikian hingga sehingga mendapatkan kepuasan maksimal dari barang-barang ini . Dalam kata lain pencapaian kepuasan maksimum adalah tujuan utama dari economic man yang bertindak sebagai konsumen. Dengan cara yang sama ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi sesuatu dalam menanggapi permintaan dari konsumen , maka tujuan utama dari perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk tujuan ini perusahaan akan membuat semua upaya untuk memaksimalkan perbedaan antara biaya dan harga jual, sehingga ia bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Ini akan menjadi perilaku rasional dari economic man dari persfektif sebagai pelaku bisnis. 3. Ketauhidan

Dalam seluruh proses ini tidak ada konsep Tuhan atau nilai-nilai moral atau hari kiamat atau pengaruh yang lain. Keseluruhan pandangan hanya berdasarkan pada dirinya sendiri dan keinginan pribadi, dan tidak ada ruang yang tersisa untuk setiap nilai-nilai moral . Karena situasi ini seorang economic man cenderung egois dan tidak pernah berpikir di luar dari keinginan dirinya sendiri. Pendekatan manusia ekonomi benar-benar materialistis dan selalu sibuk dalam perhitungan laba / rugi dalam hal moneter. Untuk mendapatkan keuntungan maksimum dari kehidupan duniawi ini , menjadi tujuan akhir nya dan tidak memiliki konsep kehidupan setelah kehidupan ini. berpikir untuk kesiapan kebutuhan pada masa ini saja, bukan orientasi jangka panjang.4. Halal dan HaramSeorang Economic Man bukan lah seseorang yang mengikuti tauhid maka secara otomatis seorang economic man tidak memperhitungkan persoalan halal dan haram, economic man menggunakan konsep ekonomi konvensional dan tak ada larangan soal riba.5. Kepedulian atas Kesejahteraan Bersama

Manusia ekonomi melihat uang sebagai kekuatan untuk menciptakan kekayaan yang berkendara ke kesejahteraan ekonomi. Dimana kesejahteraan ekonomi adalah tujuan utama mereka untuk hidup dalam dunia. Mereka akan berpikir untuk membuat banyak uang sebanyak yang mereka bisa. (Filsafat Uang: 1985). Dalam pengertian ini tujuan utama economic man adalah kekayaan bagi dirinya, bukan atas kesejahteraan bersama sesame umat manusia. Pengertian Islamic ManIslamic Man adalah manusia yang menjalankan segala aktifitas berdasarkan ketentuan dari Al-Quran dan Hadist dan mempercayakan atas Allah SWT sebagai Tuhannya. Dalam aktifitas Eknomi pun Islamic Man senantiasa membawa hokum Al-Quran dan Hadist. Sebagaimna disebutkan dalam salah satu jurnal yang ditulis oleh Abdel-El-Hamid El Ghazali (Man is the Basis of the Islamic Strategy for Economic Development) Ciri-ciri seorang pria Islam dapat diturunkan dari kualitas Mukminin diberikan dalam Al Qur'an dan Hadits. Setidaknya dalam Al Qur'an lebih dari enam puluh ayat yang membahas hal ini. Islamic man berpacu kegiatan-kegiatan yang dituturkan dalam Al-Qur'an dan Hadits. Bahwa setiap kegiatan harus menghasilkan manfaat pada orang lain atau menciptakan keseimbangan dalam masyarakat. Karakteristik Islamic Man1. Tingkatan Kepuasan MaksimalSeorang Islamic Man berbeda dari Economic Man, Islamic Man lebih cenderung tidak hanya memperhatika kepuasan bagi dirinya sendiri namun juga mengutamakan kebaikan nya bagi orang lain. Bahkan jika seseorang lebih cenderung berusaha memaksimalkan kepuasan bagi dirinya sendiri orang tersebut bisa dikategorikan sebagai seseorang yang mubazir, dimana hal mubazir adalah dilarang oleh Allah SWT seperti pada ayat

"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan". (Al-Quran 19; 26-27)2. RasionalitasSalah satu perbedaan yang signifikan anatara Islamic Man dan Economic Man adalah tingkatan rasionalitas dari kedua individu tersebut. Pada economic man, manusia dianggap sebagai makhluk yang sangat rasional yang menginginkan lebih dari apa yang telah dimiliki nya, yang bahkan cenderung mengesampingkan aktifitas-aktifitas yang merugikan pihak lain. Namun dalam Islamic Man, manusia dianggap bukan hanya berusaha sebisa mungkin mendapatkan keuntungan yang sangat besar saja, namun juga keridhaan Allah SWT, seperti yang disebutkan dalam ayat:

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud (Al-Quran 48;29)3. Ketauhidan

Islamic Man adalah seseorang yang mengesakan Allah SWT dan hal yang paling penting sebagai Mukminin adalah bahwa, mereka harus memiliki kepercayaan pada Allah , Kitab-Nya , para nabi-Nya , hari kiamat. Pada aktifitas perekonomian, seorang Islamic Man senantiasa melakukan hal yang halal dan menjauhkan diri dari aktifitas haram karena ia percaya bahwa Allah sebagai Tuhan nya dan harus mematuhi apa-apa yang diperintahkan dan menjauhi larangan nya.

Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat tetapi kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi. (Al-Quran 2;177)Kepercayaan membuat perubahan yang signifikan dalam perilaku dan karakter manusia, dan mengubah seluruh konsep hidup, memperluas ruang lingkup kehidupan. Manusia dengan iman hidup dengan nilai-nilai moral yang tinggi. Konsep kehidupan akhirat dan akuntabilitas membuat seorang manusia jauh dari semua kegiatan yang buruk. Kualitas lain dari Mukminin dihitung dalam Al-Qur'an dan Hadis adalah bahwa, Mukminin sangat percaya pada hari kiamat. 4. Halal dan Haram

Seorang Islamic Man memperhitungkan hokum Halal dan Haram dalam agama Islam. Ia juga menghindarkan diri dari aktifitas ekonomi yang mengandung riba, karena riba dilarang keras dalam Al-Quran. Seperti pada ayat:

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).(Al-Quran 30: 39)Namun, Islamic man dibolehkan dalam aktifitas yang halal seperti jual-beli

Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.(Al-Quran 2;275)5. Kepedulian atas Kesejahteraan Bersama

Menurut Qur'an Mukminin hidup untuk kesejahteraan bersama. Mereka selalu siap untuk mengorbankan keuntungan mereka saat ini untuk kemajuan orang lain, yang bahkan secara pribadi mungkin sedang membutuhkan tetapi dalam kondisi ini mereka juga berkorban untuk orang lain.

Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung (Al-Quran 59;9)Namun seorang Islamic Mantidak ada konsep mengharap balasan dari makhluk. Qur'an mengatakan, Mukminin tidak pernah memiliki keinginan atas hadiah atau ucapan terima kasih, mereka semua melakukannya hanya untuk ridha Allah . Tidak ada hadiah materialistik yang diperlukan oleh mereka.

Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (Al-Quran 76;9)Seorang Islamic man juga merawat orang-orang miskin dan yatim piatu. Sesuai dengan perintah dari Qur'an & Hadis Mukminin harus mengurus dan memuliakan masyarakat miskin dan yatim piatu.

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. (Al-Quran 76;8)Hal-hal yang disebutkan di atas adalah beberapa karakteristik Mukminin yang dijelaskan dalam Al-Qur'an yang secara khusus disebutkan karena ini adalah dasar perbandingan antara kedua konsep ini .

Perbandingan Antara Man Ekonomi & Islamic ManDalam terang pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa ada perbedaan besar antara kedua konsep in . Poin-poin utama dalam hal ini adalah sebagai berikut .

Konsep KehidupanKonsep manusia ekonomi sangat terbatas, yang membatasi manusia hanya pada dunia yang sifatnya materialistis, sedangkan seorang Islamic man memiliki cakrawala cukup lebar. Ia tidak melihat kehidupan hanya untuk dunia ini, tetapi juga akhirat, yang akan menjadi kehidupan abadi yang nyata dan panjang .

Persepsi atas kepuasan

Konsep manusia ekonomi menyajikan konsep kepuasan yang hanya berorientasi pada kepuasan dirinya sendiri, mencari profit sebanyak-banyaknya dan kebahagian di dunia, tanpa memperhatikan nilai-nilai moral . Di sisi lain orang Islam adalah menganut konsep yang lebih baik yang didasarkan pada nilai-nilai moral yang tinggi.Pandangan terhadap konsep manusia

Economic man menganggap manusia seperti binatang. Bahwa ia melakukan semua tindakan dalam hidup untuk memuaskan dorongan bawaan nya yaitu, naluri . Oleh karena itu semua prinsip dan hukum-hukum yang mengatur kehidupan hewan berlaku juga untuk kehidupan dan tindakan manusia. Misalnya , hukum Darwin tentang survival of the fittest. Akibatnya , perhatian utamanya adalah bagaimana memenuhi kebutuhan fisik dan materi manusia. Islamic man dilihat dari sisi sebagai khalifah Allah di bumi. Allah telah menciptakan manusia dengan Tangan -Nya sendiri dan setelah ditiup roh Ilahi ke dalam tubuhnya. Dalam hal ini manusia adalah yang terbaik dari seluruh penciptaan dan memegang posisi jauh di atas makhluk lain. Dia bukan hanya hewan tapi makhluk dengan roh ilahi. Sang Pencipta telah memilih manusia sebagai khalifah -Nya untuk menegakkan perintah dan kehendak-Nya.Kecendrungan atas Egoisme

Keuntungan bagi dirinya sendiri adalah batas pemikiran manusia dari ekonomi , ia tidak dapat melampaui batas ini . Di sisi lain tujuan hidup seorang Islam adalah untuk melayani orang lain untuk keridhaan Allah .

Kebebasan dan Gaya Hidup

Economic man benar-benar bebas untuk melakukan apa pun yang berlandaskan aturan negara. Tidak ada batasan lainnya dapat dikenakan pada dirinya . Tapi seorang Islamic man bertindak di bawah aturan Negara serta peraturan negara .

Pandangan Terhadap Waktu

Economic man hanya hanya berfokus dari hari ini dan dia tidak siap untuk mengorbankan hari nya untuk besok . Sedangkan islamic man selalu lebih memilih keuntungan masa depan dengan memberikan manfaat saat ini. Ini adalah alasan bahwa , seorang Muslim dapat dengan mudah mengorbankan hidupnya di Jihad (perangi di jalan Allah), sedangkan sangat sulit untuk Non- Muslim .

Tabel Perbedaan Islamic Man dan Economi Man

NoPerbedaan dalam segi:Economic ManIslamic Man

1. Konsep KehidupanFokus pada dunia yang sifatnya materialistisFokus pada kesejahteraan di dunia dan akhirat

2. Persepsi atas kepuasanBerusaha untuk mendapatkan kepuasan maksimalTetap memperhitungkan kepuasan namun tetap dalam konsep tidak mubazir

3. Pandangan terhadap konsep manusiaFokus pada memuaskan dirinya, atas dasar nalri nya sebagai manusiaDiciptakan sebagai khalifah, makan bukan hanya berusaha memuaskna dirinya sendiri namun segagai pihak yang menjalankan perintah dan amanah dari ALLAH SWT

4. Pandangan nya terhadap orang lainsurvival of the fittestSaling membantu jika ada orang lain yang membutuhkan

5. Kecendrungan EgoismeBatas pemikiran nya, hanya pada dirinya sendiriLebih mementingkan kepentingan bersama barulah dirinya sendiri

6. Kebebasan dan Gaya HidupBebas dan hanya terikat pada peraturan pemerintahTerikat pada peraturan pemerintah dan agama

7. Dasar dalam BertindakValue free Value Loaded

8. Orientasi terhadap Waktumemperoleh keuntungan sebanyak banyaknya untuk hari iniMemperhitungkan hari ini, esok, dan generasi di masa yang akan datang

Kasus di Aceh

Untuk menjawab apakah pada umumnya masyarakat di Aceh lebih cenderung sebagai Economic man atau Islamic Man, kami melakukan pembagian kuisioner kepada mahasiswa Ekonomi di Unsyiah. Pertanyaan dari kuisioner merujuk pada beberapa paham masyarakat terhadap hukum riba pada lembaga pengkreditan, 85% orang mengatakan tidak masalah bekerja pada lembaga pengkreditan bagaimana pun keadaan nya, baik dalam keadaan darurat ataupun tidak. Kemudian indicator lainnya, 64% mahasiswa Unsyiah memilih menabung pada rekening di bank konvensional. Sedangkan pada betuk pertanyaan lainnya, 57% mahasiswa Unsyiah memilih mengutamakan profit dalam membuka sebuah usaha, dan yang lainnya mengutamakan kesejahteraan bersama, baik dirinya dan orang lain. Namun 97% mahasiswa Unsyiah beranggapan bahwa sumber daya alam merupakan titipan Allah SWT yang bisa dimaksimalkan penggunaanya, namun tetap dijaga demi kepentingan pada generasi selanjutnya. Kemudian pada pertanyaan tentang seberapa paham seseorang terhadap zakat, sekitar 46% mahasiswa Unsyiah telah mengetahui tentang zakat ( >75%).

Dari hasil kuisioner yang telah kami bagikan, kami mengambi kesimpulan bahwa rata-rata mahasiswa Unsyiah masih berstatus sebagai Economic man, yang dibuktikan dari:

Dalam konsep halal haram dari segi riba, 85% mahasiswa beranggapan tidak masalah bekerja pada lembaga pengkreditan dan 64% mahasiswa mengaku menabung pada bank konvensional.

Dalam kategori konsep atas kesejahteraan bersama, 57% memilih mengutamakan profit dari pada kesejahteraan bersama dan hanya 46% mahasiswa yang paham tentang zakat. Beberapa pertanyaan yang kami sajikan antara lain:1. Apa jenis rekening bank yang anda miliki?a. Konvensional

c. Tidak Mempunyai Keduanya

b. Syariah

d. Mempunyai Keduanya2. Orientasi usaha apa yang anda pilih?

a. Profit

c. Kepuasan pelanggan

b. Profit dan Kesejahteraan bersama

d. Cost Minimum3. Apa pendapat anda tentang orang yang bekerja pada lembaga pengkreditan konvensional?a. Boleh

c. Tidak perduli

b. Tidak boleh

d. Tidak tahu4. Seberapa jauh anda mengetaui tentang zakat, wakaf dan infaq?a. 10%

c. 75%

b. 50%

d. 100%KESIMPULANBerdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa, konsep manusia Islam jauh lebih unggul dibandinkan manusia ekonomi. Economic man hanya menguntungkan keuntungan dengan tidak memperhitungkan konsep-konsep moral. Seorang pria hanya hidup untuk mendapatkan kepuasan maksimal atau laba dan keuntungan lainnya. Tidak diragukan lagi bahwa economic man akan mendapat semua hal di dunia tetapi dalam kehidupan akhirat ia tidak mendapatkan apa-apa.Di sisi lain seorang pria Islam hidup dengan percaya pada Allah dan nilai-nilai moral yang tinggi. Islamic man mendapat keuntungan dari kehidupandi dunia tetapi dan ia akan berada di posisi yang lebih baik dalam kehidupan di akhirat.

Untuk kasus di Aceh, pada umumnya mahasiswa Ekonomi di Universitas Syiah Kuala adalah Economic man, namun terdapat beberapa aspek dimana mahasiswa ekonomi juga bertindak sebagai Islamic man, seperti pada persepsinya terhadap sumber daya alam. Mengingat hasil dari pengamatan ini, alangkah baiknya jika kita selaku calon-calon pelaku ekonomi di masa yang akan datang berusaha untuk menjadi Islamic man, mengingat banyaknya kebaikan atas konsep dari Islamic man yang memperhitungkan moral dan kebaikan bersama seluruh makhluk di muka bumi.DAFTAR PUSTAKA

http://nurkholis77.staff.uii.ac.id/perbedaan-mendasar-ekonomi-islam-dan-ekonomi-konvensional/http://economics-exposed.com/nature-of-islamic-economics-or-difference-between-islamic-economics-and-modern-western-economics1/Business Dictionary. (6 May 2014).http://en.wikipedia.org/wiki/Homo_economicushttp://quran.com/48