ekonomi dan kebijakan pengurangan emisi dari deforestasi ..._kebijak._pengurangan_emisi... ·...

25
Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi KODEFIKASI RPI 16 RPI 16 Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

Upload: duongxuyen

Post on 13-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari

Deforestasi dan Degradasi

KODEFIKASIRPI 16

RPI 16 Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi

dan Degradasi

719Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

Lembar Pengesahan

721Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

Daftar Isi

Lembar Pengesahan .................................................................................719

Daftar Isi ....................................................................................................721

Daftar Gambar ..........................................................................................722

Daftar Tabel ............................................................................................. 723

Daftar Singkatan ...................................................................................... 725

I. ABSTRAK ......................................................................................... 727

II. LATAR BELAKANG .......................................................................... 728

III. RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 730

IV. HIPOTESIS ........................................................................................731

V. TUJUAN DAN SASARAN ..................................................................731

VI. LUARAN ......................................................................................... 732

VII. RUANG LINGKUP ............................................................................ 732

VIII. METODE .......................................................................................... 733

IX. INSTANSI PELAKSANA, RENCANA TATA WAKTU DAN RENCANA BIAYA ............................................................................. 735

X. ORGANISASI ................................................................................... 737

XI. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 737

XII. KERANGKA KERJA LOGIS ............................................................... 739

722 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

Daftar Gambar

Gambar 1. Infrastruktur yang Diperlukan REDD (MoF, 2008) ............... 733

Gambar 2. Kerangka Pikir Riset Integratif ............................................. 734

Gambar 3. Metode Analisis Penelitian.................................................... 735

723Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

Table 1. Matriks instansi pelaksana, tata waktu dan rencana biaya penelitian ................................................................................. 736

Daftar Tabel

725Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

Daftar Singkatan

BBPD : Balai Besar Penelitian Dipterokarpa

BPHPS : Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat

BPK : Balai Penelitian Kehutanan

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

CIFOR : Center for International Forestry Research

COP : Conference of the Parties

GDP : Gross domestic product

GRK : Gas rumah kaca

ICRAF : International Centre for Research in Agroforestry

Iptek : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

LHP : Laporan Hasil Penelitian

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

MoF : Ministry of Forestry

PHL : Pengelolaan Hutan Lestari

REDD : Reducing Emission from Deforestation and Degradation

RPTP : Rencana Penelitian Tim Peneliti

SBSTA : Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice

SDM : Sumberdaya manusia

UNFCCC : United Nations Framework Convention on Climate Change

UPT : Unit Pelaksana Teknis

727Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

I. ABSTRAKPengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (Reducing Emission

from Deforestation and Degradation, REDD) merupakan suatu upaya untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Hal ini karena semua negara yang sudah meratifikasikesepakatankerangkakerjaPerserikatanBangsa-BangsamengenaiPerubahan Iklim mempunyai kewajiban untuk mengatasi perubahan iklim berdasarkan prinsip permasalahan bersama dengan tanggung jawab berbeda (commonbutdifferentiatedresponsibilities).REDDinimerupakanmekanismeinternasional yang dimaksudkan untuk memberikan insentif positif bagi negara berkembang yang berhasil mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.

Untuk mengetahui upaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah perubahan iklim tanpa mengurangi tujuan pembangunan lokal dan nasional diperlukan dukungan penelitian yang integratif mencakup aspek sosial, ekonomi, kebijakan. Dukungan penelitian ini diperlukan mulai dari tahap persiapan, sampai tahap pelaksanaan untuk mencapai keberhasilan mekanisme REDD. Beberapa metode analisis yang berbeda akan digunakan untuk mempelajari dan memahami aspek yang berbeda-beda, diantaranya adalah analisis kelembagaan, analisis sistem, analisis biaya manfaat dan lain-lain.

Penelitian yang akan dilakukan ditujukan untuk menjawab pertanyaan terkait REDD dan REDD plus yaitu, bagaimana: (i) meningkatkan kapasitas hutan dalam penyerapan dan penyimpanan carbon, (ii) mempertahankan stok carbon, dan (iii) mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi. Analisis untuk menjawab pertanyaan tersebut mencakup aspek kelembagaan dan kebijakan yang diperlukan, temasuk bagaimana melibatkan semua pihak dalam kesepakatan global termasuk masyarakat lokal dan adat, aspek ekonomi termasuk pendanaan dan pemasaran yang paling feasibel, analisis manfaat dan resiko, serta penanganan tata kelola yang baik dalam pelaksanaan dan distribusi manfaat dan tanggung jawab di semua tingkat pelaksanaan. Pada akhir kegiatan diharapkan diperoleh rekomendasi strategi Iptek Sosek dan Kebijakan REDD dalam bentuk publikasi ilmiah dan populer, Policy Brief, petunjuk teknis, dan berbagai bahan pembelajaran REDD dan REDD Plus.

Kata Kunci : Emisi, REDD, REDD Plus, kelembagaan, sistem, biaya, manfaat, resiko, karbon, kebijakan

728 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

II. LATAR BELAKANG

Pengurangan Emisi dari Deforestasi1 dan Degradasi Hutan (Reducing Emission from Deforestation and Degradation, REDD) merupakan suatu upaya untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Hal ini karena semua negara yang sudah meratifikasi kesepakatan kerangka kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC) mempunyai kewajiban untuk mengatasi perubahan iklim berdasarkan prinsip permasalahan bersama dengan tanggung jawab berbeda (commonbutdifferentiatedresponsibilities). Indonesia melalui UU No. 6/1994 telah mensahkan konvensi UNFCCC ini.

Deforestasi dan degradasi hutan memberikan kontribusi terhadap emisi CO2. Kontribusi deforestasi dan degradasi terhadap emisi gas rumah kaca global yaitu 18 %, (Stern, 2007), dan 75 persennya berasal dari negara berkembang. Stern (2007) juga mengemukakan untuk menekan laju emisi global pada level 440-550 ppm atau untuk menstabilkan kembali iklim global, apabila dilakukan saat ini diperlukan biaya sebesar 1 sampai 3.5% GDP global2. Apabila upaya penekanan ini ditunda, biaya dan resikonya akan lebih tinggi, bahkan dapat mencapai 5 - 20 % dari GDP global.

Karena itu Indonesia mempunyai peran yang penting untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Hal ini terutama karena luasnya hutan Indonesia dan pentingnya penghindaran deforestasi dalam upaya mengurangi emisi CO2. Luas kawasan hutan di Indonesia yang mencapai 120 juta ha atau sekitar 60 persen dari total luas Indonesia mempunyai fungsi langsung dan tidak langsung yang telah dikenal secara luas. Selain berperan sebagai sumber pendapatan untuk 1,35 % angkatan kerja langsung, dan 5.4 persen angkatan kerja tidak langsung, hutan merupakan tulang punggung ekonomi nasional antara tahun 1980s – 1990s. Fungsi tidak langsung hutan adalah sebagai sumber mega biodiversitas, pengatur iklim mikro, pengatur tata air dan kesuburan tanah. Dalam konteks perubahan iklim, hutan dapat berperan baik sebagai sink (penyerap/penyimpan carbon) maupun source (pengemisi carbon). Deforestasi dan degradasi meningkatkan source, sedangkan aforestasi, reforestasi dan kegiatan pertanaman lainnya meningkatkan

1 Definisi deforestasi yang akan digunakan perlu disepakati. Menurut Keputusan 11/CP.7UNFCCC deforestasi didefinisikan sebagai konversi hutan menjadi bukan hutan sebagai akibat langsung dari aktivitas manusia. Di dalam submisi ke SBSTA 25 yang lalu, Indonesia mengajukan definisi “Deforestasi sebagai hilangnya hutan akibat aktivitas manusia yang meliputi konversi hutan menjadi penggunaan lain yang memiliki stok karbon yang lebih rendah, dan hilangnya hutan akibat dari proses degradasi yang berkelanjutan sebagai akibat dari kebakaran yang beruntun dan pemanenan kayu yang tidak berkelanjutan”.

2 1 % GDP global saat ini sekitar US $ 400 million.

729Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

sink. Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang terjadi di kehutanan Indonesia bersumber dari deforestasi terutama konversi hutan untuk penggunaan lain seperti pertanian, perkebunan, pemukiman, pertambangan, dan prasarana wilayah, serta degradasi (penurunan kualitas hutan akibat illegal logging, kebakaran, over cutting, perladangan berpindah (slash and burn), dan perambahan. Ditambah dengan posisi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan belasan ribu pulau, ndonesia sangat rentan terhadap perubahan iklim, baik dari sisi lingkungan, sosial, ekonomi. Karena itu mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim adalah masalah survival dan masalah pembangunan yang berkelanjutan. Dan perubahan iklim merupakan salah satu kendala dalam upaya mencapai pembangunan kehutanan yang berkelanjutan dan penanggulangan kemiskinan. Hal ini karena dari sisi suplai, pertama, proporsi luas hutan di Indonesia, menyebabkan kehutanan merupakan sumber daya strategis untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim akibat kemungkinan meningkatnya emisi GRK. Kedua, tinggi tingkat ketergantungan terhadap sektor berbasis lahan seperti pertanian dan kehutanan, yang sensitif terhadap perubahan iklim. Ketiga, relatif rendahnya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita yang menjadikan kapasitas terbatas.

Secara lebih terinci pengurangan emisi kehutanan diarahkan pada:

1. Peningkatan kapasitas hutan dalam penyerapan dan penyimpanan carbon (semua kegiatan penanaman dan rehabilitasi hutan),

2. Mempertahankan stok carbon ( konservasi hutan dan Sustainable Forest Management yang merupakan hasil dari Bali Plan di Conference of the Parties (COP) 13 di Bali, yang dikenal dengan sebutan REDD plus1,

3. Mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi: PHL, pencegahan illegal logging, penanggulangan kebakaran, pencegahan konversi dan perambahan

Beberapa kegiatan yang berkaitan adalah rehabilitasi hutan dan lahan yang terdegradasi dan mengelola hutan yang masih tersisa, mengelola kawasan konservasi, kawasan lindung, dan hutan produksi alam, mencegah konversi dan kebakaran hutan. Dengan dilakukan kegiatan ini berarti Indonesia sudah mengurangi emisi CO2 dan meningkatkan resiliensi terhadap perubahan iklim. Rehabilitasi lahan terdegradasi dan mengarahkan

1 Dengan definisi ini artinya, kegiatan pengayaan hutan, penerapan sistem silvikultur dengan dampak tebang rendah (reduced impact logging), menkonservasi karbon di hutan konservasi dan lindung, dapat masuk ke dalam kategori kegiatan REDD plus.

730 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

pengembangan hutan tanaman dan perkebunan ke lahan-lahan tersebut, akan meningkatkan kapasitas hutan dalam menyerap dan menyimpan carbon, dan pada akhirnya juga meningkatkan resiliensi terhadap perubahan iklim. Disamping itu juga mempertahankan fungsi-fungsi lain seperti konservasi sumberdaya genetik dan keaneka-ragamannya, perlindungan tata air, serta fungsi sosial-ekonomi terutama bagi masyarakat yang menggantungkan sumber penghidupannya dari hutan.

Karena itu, tekanan perubahan iklim memerlukan penetapan kebijakan dan strategi yang dapat mengakomodasi semua pihak baik di tingkat lokal, nasional, regional maupun global. Selain itu, pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi akan memberikan revenue yang signifikan bagi Indonesia dalam mendukung pengelolaan hutan yang lebih berkelanjutan. Potensi tersebut akan sangat ditentukan oleh kesiapan dan kemampuan Indonesia melakukan: (i) Pemantauan perubahan penutupan hutan dan cadangan stok karbon, dan (ii) Kesiapan perangkat peraturan dan kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan REDD baik secara horizontal maupun vertikal.

III. RUMUSAN MASALAH

Sebagai suatu mekanisme internasional yang dimaksudkan untuk memberikan insentif positif bagi negara berkembang yang berhasil mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan dan merupakan hasil kesepakan negara-negara yang tergabung dalam kerangka konvensi UNFCCC, REDD mensyaratkan berbagai kesepakatan yang dikeluarkan dalam setahun sekali dalam konferensi para pihak UNFCCC. Kesepakatan ini diharapkan dapat diakomodasi oleh negara yang menginginkan mekanisme REDD ini diterapkan. Untuk Indonesia, berdasarkan studi MoFor (2008), diperlukan lima pilar penyangga kegiatan REDD yaitu: (i) Pembangunan Referensi Tingkat Emisi (Reference Emission Level – REL )1, Penyiapan Strategi REDD Indonesia, (iii) Pembangunan Monitoring Sistem, (iv) Mekanisme Pasar, dan (v) Mekanisme Distribusi Insentif dan Tanggung Jawab.

Untuk mempersiapkan kelima pilar tersebut diperlukan upaya yang tidak sedikit, mulai dari peningkatan kesadaran dan peningkatan kapasitas

1 Emisi referensi merupakan tingkat emisi yang akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan berapa besar tingkat penurunan emisi yang berhasil dilakukan dari pencegahan kegiatan konversi dan kerusakan hutan yang akan dijadikan basis besarnya kompensasi yang akan diberikan. Penentuan emisi referensi masih akan dinegosiasikan di COP13 di Bali, diantaranya dengan mengikuti pola emisi historis, dengan membuat model pendugaan emisi ke depan dan dengan menggunakan besar emisi atau stok karbon sebelum atau menjelang kegiatan REDD dilaksanakan (MoFor, 2008).

731Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

untuk para pihak terkait REDD, konsultasi dan komunikasi stakeholders, peningkatan akses terhadap data, informasi, dan teknologi; penyiapan regulasi dan identifikasi dan pelibatan instansi penanggung jawab dan pihak-pihak yang menangani atau terkait pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi.

Untuk menjawab masalah tersebut, diperlukan dukungan penelitian yang integratif, yang mencakup aspek sosial, ekonomi, kebijakan. Penelitian yang akan dilakukan ditujukan untuk menjawab pertanyaan terkait REDD dan REDD plus yaitu, bagaimana: (i) meningkatkan kapasitas hutan dalam penyerapan dan penyimpanan karbon, (ii) mempertahankan stok karbon, dan (iii) mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi. Analisis untuk menjawab pertanyaan tersebut mencakup aspek kelembagaan dan kebijakan yang diperlukan, temasuk bagaimana melibatkan semua pihak dalam kesepakatan global termasuk masyarakat lokal dan adat, aspek ekonomi termasuk pendanaan dan pemasaran yang paling feasibel, analisis manfaat dan resiko, serta penanganan tata kelola yang baik dalam pelaksanaan dan distribusi manfaat dan tanggung jawab di semua tingkat pelaksanaan.

IV. HIPOTESIS

Hipotesis yang dikembangkan dari pertanyaan-pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kapasitas hutan dalam pengurangan emisi merupakan upaya strategis untuk mitigasi GRK.

2. Faktor tingginya tingkat ketergantungan terhadap sektor berbasis lahan seperti Pertanian, Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi dan Depdagri, memerlukan penangan harmonisasi kebijakan, regulasi, institusional dan teknis bersama.

3. Kondisi sosial dan ekonomi lokal, nasional, dan internasional berpengaruh pada perumusan kebijakan dan kelembagaan untuk strategi pengurangan emisi mitigasi kehutanan.

V. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan umum penelitian ini adalah menyediakan IPTEK sosek dan kebijakan pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi Hutan. Tujuan penelitian secara khusus adalah:

1. Mengidentifikasi dan merumuskan strategi mitigasi perubahan iklim kehutanan dengan melakukan analisis terhadap:

732 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

a. Distribusi insentif dan peran dalam REDD dan REDD Plusb. Tata kelola, Kelembagaan dan Kebijakan REDD dan REDD Plusc. Pasar d. Analisis Kelayakan, Analisis Biaya dan Manfaat (Opp. dan Transaksi)e. Resiko f. Colateral Benefitg. Tenurial, Resiko Sosial, masyarakat adat/ parapihak

2. Menghasilkan rekomendasi strategi Iptek Sosek dan Kebijakan REDD dalam bentuk publikasi ilmiah dan populer, Policy Brief, petunjuk teknis, dan berbagai bahan pembelajaran REDD dan REDD Plus.Sasaran penelitian ini adalah :a. Tersedianya informasi pengetahuan dan teknis sosial ekonomi b. Distribusi insentif dan tanggung jawabc. Tatakelola, Kelembagaan dan Kebijakan REDD dan REDD Plusd. Pasar e. Analisis Kelayakan, Analisis Biaya dan Manfaat (Opp. dan Transaksi)f. Resiko g. Colateral Benefith. Tenurial, Resiko Sosial, masyarakat adat/ parapihak

3. Tersedianya rekomendasi strategis iptek sosek dan kebijakan dalam mendukung implementsi REDD dan REDD plus

VI. LUARAN

1. Informasi iptek sosek mitigasi perubahan iklim2. Rekomendasi kebijakan strategi REDD dan REDD Plus

VII. RUANG LINGKUP

Penelitian ini didasarkan pada Roadmap Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 2010-2025 dan infrastruktur yang diperlukan dalam persiapan REDD sebagaimana dilihat dalam Gambar 1. Fokus dari penelitian ini sesuai dengan temanya difokuskan pada infrastruktur 2, 4 dan 5, yaitu strategi, pasar dan pendistribusian tanggungjawab dan insentif dari REDD. Dengan coverage dari kegiatan ini nasional dan sub nasional.

733Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

Gambar 1. Infrastruktur yang Diperlukan REDD (MoF, 2008)

VIII. METODE

A. Kerangka Pikir Riset

Riset ini akan lebih memfokuskan pada bagaimana fungsi hutan sebagai pengemisi karbon dapat dihindari, beserta mekanisme pendanaan dan metode yang telah diakui secara internasional, baik voluntari maupun compliance (REDD).

Kerangka pikir riset dapat dilihat pada Gambar 2. Dari Gambar terlihat bahwa aspek yang akan dilihat adalah: (i) aspek sosial dan budaya, (ii) ekonomi dan (iii) kelembagaan dan kebijakan, serta (iii) metode, monitoring dan pelaporan. Aspek sosial dan budaya akan meliputi tenurial, resiko sosial, masyarakat adat dan peningkatan kapasitas parapihak umumnya. Untuk aspek ekonomi mencakup Distribusi insentif dan peran dalam REDD dan REDD Plus. Untuk aspek ekonomi mencakup tatakelola, kelembagaan dan kebijakan REDD dan REDD Plus, Pasar Analisis Kelayakan, Analisis Biaya dan Manfaat (Opp. dan Transaksi), Resiko dan colateral benefit. Untuk kelembagaan dan kebijakan meliputi penelitian kesiapan kelembagaan, termasuk regulasi dan kelembagaan.

734 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

Problem 2P bl 1 Problem 2Rehabilitasi, Deforestasi,

Degradasi hutan

Problem 1Pemanasan Global

REDDVolunCDM Funds

Sink/Removal

Source/Emisi

Hutan

PenggunaKebijakan, Kelembagaandan Institusi

Gambar 2. Kerangka Pikir Riset Integratif

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi:

1. Desk study dalam upaya mencari riset status dan sinkronisasi penelitian yanga telah dan sedang dilakukan oleh berbagai lembaga penelitian seperti CIFOR, ICRAF, universitas, dan lembaga penelitian lainnya.

2. Survei dalam rangka pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif di tingkat sub nasional di daerah dan nasional di pusat. Di daerah (dinas kehutanan provinsi dan kebupaten/kota), Swasta, BUMN, serta masyarakat dan kalangan LSM, dalam rangka validasi dan pengkayaan hasil desk study.

3. Wawancara (konsultasi) dengan pakar yang terkait dari lembaga penelitian dan universitas.

735Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

C. Metode Analisis

Beberapa metode analisis yang berbeda akan digunakan untuk mempelajari dan memahami aspek yang berbeda-beda, diantaranya adalah analisis kelembagaan, analisis sistem, analisis biaya manfaat dan lain-lain. Secara umum analisis yang digunakan tertera dalam Gambar 3.

PENDEKATAN KUANTITATIFModeling, Simulasi, Kuantitatif

analysis, Economic analysis, Analisis biaya

PENDEKATAN KUANTITATIF DAN

KUANTITATIF Matrix, AHP, PRA,

IPCC guideline

PEND

EKAT

AN E

MPI

RIS

Uji k

onsis

tens

i, Ga

p

Anal

isis,

Skor

ing

Gambar 3. Metode Analisis Penelitian

Secara khusus, metode analisis akan diperjelas dalam masing-masing Rencana Penelitian Tim Peneliti (RPTP).

IX. INSTANSI PELAKSANA, RENCANA TATA WAKTU DAN RENCANA BIAYA

Instansi pelaksana, tata waktu dan rencana biaya penelitian tersaji pada tabel 1.

736 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

Table 1. Matriks instansi pelaksana, tata waktu dan rencana biaya penelitian

KodePROGRAM/RPI/

LUARAN/ KEGIATAN

PELAKSANATAHUN PELAKSANAAN/

ANGGARAN (juta Rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

PROGRAM PERUBAHAN IKLIM

16 RPI 16 Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

16.1 Luaran 1 : Informasi iptek sosek mitigasi perubahan iklim

16.1.1 Analisis Distribusi Insentif dan Peran REDD dan REDD plus

16.1.1.4 PUSLITSOSEK 150 150

16.1.2 Analisis Biaya, Manfaat, dan Resiko REDD dan REDD plus

16.1.2.4 PUSLITSOSEK 250 250

16.1.2.6 BBPD Samarinda 100 100

16.1.2.19 BPK Manokwari 100 100

16.1.2.8 BPHPS Kuok 100 100

16.1.2.12 BPK Solo 100 100

16.1.3 Analisis Sosial budaya REDD

16.1.3.4 PUSLITSOSEK 150 250 100

16.1.3.6 BBPD Samarinda 100 100

16.1.3.19 BPK Manokwari 100 100

16.1.3.8 BPHPS Kuok 100 100

16.1.3.18 BPK Makassar 100 100

16.2 Luaran 2. Rekomendasi kebijakan strategi REDD dan REDD Plus

16.2.1 Kajian Tatakelola REDD dan REDD plus

16.2.1.4 PUSLITSOSEK 300 300

16.2.1.18 BPK Manokwari 100 100

16.2.1.8 BPHPS Kuok 100 100

16.2.1.18 BPK Makassar 100 100

16.2.2 Analisis Pasar dan Pendanaan REDD

16.2.2.4 PUSLITSOSEK 250 250 250

16.2.3 Analisis Kebijakan dan Kelembagaan REDD dan REDD plus

16.2.3.4 PUSLITSOSEK 150 200 200

16.2.3.6 BBPD Samarinda 100 100 100

16.2.3.19 BPK Manokwari 100 100 100

16.2.3.11 BPK Ciamis 100 100 100

16.2.3.13 BPK Mataram 100 100 100

16.2.3.12 BPK Solo 100 100 100

TOTAL ANGGARAN 550 2600 2600 1150

737Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

X. ORGANISASI

RPI ini berada dibawah koordinasi Puslitsosek, dengan koordinator Dr. Kirsfianti L. Ginoga, MSc. Dalam pelaksanaannya akan melibatkan UPT lingkup Badan Litbang Kehutanan seperti BBPD Samarinda, BPK Manokwari, BPK Palembang, serta instansi terkait lainnya.

XI. DAFTAR PUSTAKA

Boer, R. 2007. Presentasi pembukaan pada Workshop Nasional IFCA. Jakarta. November 2007.

Chomitz, K.M. 2006. Policies for national-level avoided deforestation programs: a proposal for discussion. Background paper for Policy Research Report on Tropical Deforestation

Geoffrey Heal, G. and Kevin Conrad. 2005. A solution to climate change in the world’s rainforests Financial Times. http://www.typepad.com/t/trackback/3762041.

Indonesia Forestry Climate Alliance (IFCA). 2007. Laporan konsolidasi Penurunan emisi gas rumah kaca dari pencegahan konversi dan degradasi hutan (REDD). Departemen Kehutanan. Jakarta

IPCC. 2000. Land use, Land-use change, and Forestry-Intergovernmental Panel on Climate Change Special Report (eds. Watson R.T., Noble I.R., Bolin B., Ravindranath N.H., Verardo D.J., Dokken D.J.) Cambridge University Press,

IPCC. 2001. Summary for Policy Makers. In Climate Change 2001: Mitigation Contribution of Working Group III to the Third Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change, Cambridge University Press: Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA.

IPCC 2006, 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories, Prepared by the National Greenhouse Gas Inventories Programme, Eggleston H.S., Buendia L., Miwa K., Ngara T. and Tanabe K. (eds). Published: IGES, Japan.IPCC

Kremen, C., J. O. Niles, M. G. Dalton, G. C. Daily, P. R. Ehrlich, J. P. Fay, D. Grewal,

R. P. Guillery. 2000. Economic Incentives for Rain Forest Conservation Across Scales. Science. June 2000 Vol 288. www.sciencemag.org.

738 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

Moutinho, P. dan Stephan Schwartzman. 2005. Tropical Deforestation and Climate Change. IPAM - Instituto de Pesquisa Ambiental da Amazônia; Washington DC - USA

Stern, N. 2007. Stern Review: The Economics of Climate Change.

Murdiyarso, D, dan Hetty Herawati. 2005. Carbon Forestry: Who Will Benefit?. CIFOR. Bogor.

Moutinho, Paulo, and Stephan Schwartzman. 2005. Tropical deforestation and climate change / edited by. -- Belém - Pará - Brazil : IPAM - Instituto de Pesquisa Ambiental da Amazônia ; Washington DC - USA: Environmental Defense.

Niles, J. O., S. Brown, J. Pretty, A.Ball, J. Fay. 2001. Potential Carbon Mitigation and Income in Developing Countries from Changes in Use and Management of Agricultural and Forest Lands. Centre for Environment and Society Occasional Paper 2001-04, University of Essex. UK.

Niles, J.O., S. Brown, J. Pretty, A.S. Ball, and J. Fay. 2002. Potential carbon mitigation and income in developing countries from changes in use and management of agricultural and forest lands. Phil.Trans.R.Soc.Land. The Royal Society.

Philibert, Cédric. 2005. Approaches For Future International Co-Operation. Organisation for Economic Co-operation and Development International Energy Agency. Organisation de Coopération et de Développement Economiques Agence internationale de l’énergie. Paris.

Santilli, Ma’rcio, Paulo Moutinho, Stephan Schwartzman, Daniel Nepstad, Lisa Curran and Carlos Nobre. 2005. Tropical deforestation and the kyoto protocol An editorial essay. Climatic Change (2005) 71: 267–276.

Santilli, M. P. Moutinho, S. Schwartzman, D. Nepstad, L. Curran, and C. Nobre. 2005. Tropical deforestation and the Kyoto Protocol. Climate Change (2005) 71:267-276.

Schlamadinger, B. N. Bird, S. Brown, J. Canadell, B. Clabbers, M. Dutschke,J. Fiedler, A. Fischlin, P. Fearnside, C. Forner, A. Freibauer, P. Frumhoff, N. Hoehne, T. Johns, M. Kirschbaum, A. Labat, G. Marland, A. Michaelowa, L. Montanarella, P. Moutinho, D. Murdiyarso, N. Pena, K. Pingoud, Z. Rakonczay, E. Rametsteiner, J. Rock, M.J.Sanz, U. Schneider, A. Shvidenko, M. Skutch, P. Smith, Z. Somogyi, E. Trines, M. Ward, Y. Yamagata. 2005. Options for including LULUCF activities in a post-2012 international climate agreement. Final Draft for publication in Special Issue of Environment Science and Policy. 2005.

739Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

Schlamadinger, B. N., L. Ciccarese, M. Dutschke, P. M. Fearnside, S. Brown, D. Murdiyarso. 2005. Should we include avoidance of deforestation in the international response to climate change? CIFOR. Bogor.

Stiglitz, J. E. 2005. Global Green Trade. Http://www.typepad.com/

XII. KERANGKA KERJA LOGIS

NARASI INDIKATOR ALAT VERIFIKASI ASUMSI

TUJUAN :Umum :Menyediakan IPTEK sosek dan kebijakan pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi Hutan

Khusus :1. Mengidentifikasi

dan merumuskan strategi mitigasi perubahan iklim kehutanan

2. Menghasilkan rekomendasi strategi Iptek Sosek dan Kebijakan REDD dalam bentuk publikasi ilmiah dan populer, Policy Brief, petunjuk teknis, dan berbagai bahan pembelajaran REDD dan REDD Plus

Dihasilkannya rekomen-dasi-rekomendasi tentang:a) Distribusi Insentif

dan Tanggung Jawab REDD

b) Rumusan Tata kelolac) Rekomendasi

Kebijakan dan Kelembagaan REDD dan REDD Plus

d) Potensi dan Peluang Pasar dan Pendanaan karbon

e) Kelayakan, Biaya (Resiko) dan Manfaat (Colateral Benefit) Kegiatan REDD dan REDD Plus

f) Peranan Tenurial, Resiko Sosial, masyarakat adat dan parapihak dalam kegiatan REDD dan REDD Plus

Dokumen mengenai rekomendasi implementasi kegiatan REDD dan REDD plus, yang dikemas dalam síntesis formulasi hasil penelitian, Laporan, Jurnal dan Policy Brief

SDM dan sumberdaya lain mendukung

740 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

NARASI INDIKATOR ALAT VERIFIKASI ASUMSI

SASARAN :1. Tersedianya

Informasi pengetahuan dan teknis sosial ekonomi, yang meliputi aspek a) Distribusi

Insentif dan tanggung jawab

b) Tata kelola, Kelembagaan dan Kebijakan REDD dan REDD Plus

c) Pasar dan Pendanaan

d) Analisis kelayakan, Analisis Biaya dan Manfaat (Opp. dan Transaksi)

e) Resiko f) Colateral Benefitg) Tenurial,

Resiko Sosial, masyarakat adat, parapihak

Telah dilakukannya penelitian terkait dengan:

a. Distribusi Insentif dan tanggung jawab

b. Tatakelola, Kelembagaan dan Kebijakan REDD dan REDD Plus

c. Pasar dan Pendanaand. Analisis Kelayakan,

Analisis Biaya dan Manfaat (Opp. dan Transaksi)

e. Resiko f. Colateral Benefitg. Tenurial, Resiko Sosial,

masyarakat adat, parapihak

Sintesis hasil penelitian terkait IPTEK Sosek Kebijakan Mitigasi Perubahan Iklim

SDM dan sumberdaya lain mendukung

2. Tersedianya rekomendasi strategis iptek sosek dan kebijakan dalam mendukung implementasi REDD dan REDD Plus

Tersedianya rekomendasi strategis Iptek Sosek dan Kebijakan REDD dan REDD plus

Tersediannya Laporan,Publikasi Ilmiah danPolicy Brief

SDM dan sumberdaya lain mendukung

741Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi

NARASI INDIKATOR ALAT VERIFIKASI ASUMSI

LUARAN :1. Informasi iptek

sosek mitigasi perubahan iklim

1. Dilaksanakannya penelitiannya (i) Analisis Distribusi Insentif dan Peran REDD dan REDD plus, (ii) Analisis Biaya, Manfaat, dan Resiko REDD dan REDD plus, dan (iii)

Analisis Sosial budaya REDD

5 ( lima) publikasi ilmiah dan populer, Policy Brief, dan naskah akademis

SDM dan sumberdaya lain mendukung

2. Rekomendasi kebijakan strategi REDD dan REDD Plus

2. Dilaksanakannya penelitian (i) Kajian Tatakelola REDD dan REDD plus, (ii) Analisis Pasar dan Pendanaan REDD, dan (iii) Analisis Kebijakan dan Kelembagaan REDD dan REDD plus

5 (lima) publikasi ilmiah dan populer, Policy Brief, dan naskah akademis

SDM dan sumberdaya lain mendukung

KEGIATAN:1.1 Analisis Distribusi

Insentif dan Peran REDD dan REDD plus

1.2 Analisis Biaya, Manfaat, dan Resiko REDD dan REDD plus

1.3 Analisis Sosial budaya REDD

2.1 Kajian Tatakelola REDD dan REDD plus

2.1 Analisis Pasar dan Pendanaan REDD

2.2 Analisis Kebijakan dan Kelembagaan REDD dan REDD plus

Penelitian berhasil menghasilkan formulasi peran, tanggungjawab dan insentif parapihak terkait REDD dan REDD plus

Dokumen hasil penelitian, laporan,Publikasi

SDM dan sumberdaya lain mendukung