eka nursani: jurnal guru halaman 46-49
DESCRIPTION
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran (www.e-jurnalguru.com)TRANSCRIPT
-
Eka Nursani | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
46 | ISSN : 2459-9743
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran IPA tentang Energi dan Perubahannya
Melalui Metode Demonstrasi di Kelas VIB SD Negeri 2 Sekayu
Eka Nursani
Guru SD Negeri 2 Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi energi dan perubahannya melalui metode demonstrasi pada peserta didik kelas VI B SD Negeri 2 Sekayu. Penelitian dilaksanakan di kelas VI B SD Negeri 2 Sekayu pada tahun pelajaran 2014/2015 dengan kemampuan yang heterogen berjumlah 32 peserta didik yang terdiri dari 13 orang perempuan dan 19 orang laki-laki. Metode penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil ulangan harian pada siklus pertama dan siklus kedua. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik selama pembelajaran. Penelitian berlangsung dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar yaitu 81,25% (26 orang) pada siklus pertama, menjadi 100% (32 orang) pada siklus kedua. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, khususnya pada materi energi dan perubahannya.
Kata Kunci: hasil belajar, demonstrasi, energi dan perubahan
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Keberhasilan pendidikan banyak
dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk
guru. Guru yang profesional akan selalu
berupaya untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini
sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.
Dalam upaya meningkatkan proses belajar,
guru harus berupaya menciptakan strategi
yang cocok, sebab dalam proses belajar
mengajar yang bermakna, keterlibatan siswa
sangatlah penting, hal ini sesuai dengan
pendapat Bruner yang menyatakan bahwa
anak harus berperan aktif dalam belajar di
kelas.
Hal-hal saat pembelajaran dirasakan
sudah memuaskan adalah pada saat
mengajarkan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
tentang Energi dan Perubahannya dengan
menggunakan metode Demonstrasi siswa
dapat memahami peta konsep tentang gaya
kemudian menguasai materi pelajaran, siswa
mendapatkan nilai yang tinggi sehingga
tercapainnya tingkat penguasaan materi
sebesar 70% keatas
Berdasarkan fakta diatas, peneliti harus
berupaya meningkatkan proses belajar agar
terjadi peningkatan hasil belajar IPA siswa. Hal
ini sesuai dengan tuntutan Permendiknas No.
41/ 2007 tentang standar proses pembelajaran.
Dalam upaya meningkatkan proses belajar
peneliti dapat menciptakan proses belajar yang
cocok. Salah satu upaya peningkatan hasil
belajar IPA yang dapat dilakukan oleh peneliti
yaitu dengan melakukan perubahan metode
pembelajaran. Peneliti dapat
mendemonstrasikan mengenai materi yang
diajarkan dan memberikan banyak kesempatan
kepada siswa agar lebih aktif dan kreatif saat
proses belajar mengajar terjadi.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut: apakah metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIB SD
Negeri 2 Sekayu pada mata pelajaran IPA
materi energi dan perubahannya?
3. Cara Pemecahan Masalah
Di dalam melakukan Penelitian Tindakan
Kelas ini penulis menggunakan metode
demonstrasi. Metode demonstrasi adalah
-
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 46 - 49
ISSN : 2459-9743 | 47
metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada
siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan. Walaupun dalam proses demontrasi
peran siswa hanya sekedar memerhatikan,
akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan
bahan pelajaran lebih konkret.
4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut,
tujuannya adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam tentang Energi dan
Perubahannya dengan melalui metode
demonstrasi kelas VIB semester II SD Negeri 2
Sekayu Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi
Banyuasin
b. Manfaat Penelitian
1) Bagi guru
a) Membudayakan penelitian
tindakan kelas untuk
memecahkan permasalahan
berkaitan dengan kegiatan
proses pembelajaran.
b) Bagi guru dapat meningkatkan
profesionalnya dalam
pengelolaan proses
pembelajaran dengan bahan
pelajarannya.
2) Bagi sisiwa
a) Bagi siswa kelas VI B SD Negeri
2 Sekayu akan terdorong untuk
meningkatkan hasil belajar
dalam pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam melalui
penerapan metode demonstrasi
b) Siswa menjadi lebih mudah
mengerti dalam mempelajari
materi
3) Bagi sekolah
a) Meningkatkan hasil belajar
siswa terutama mata pelajaran
IPA pada
siswa kelas VI B SDN 2 Sekayu.
b) Meningkatkan mutu pendidikan
khususnya mata pelajaran IPA di
sekolah.
B. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Belajar
Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik
2. Mata Pelajaran IPA Untuk Sekolah
Dasar
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari
diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan
pada kehidupan sehari-hari Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar dapat memahami alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui
pemecahan masalah-masalah. Penerapan IPA
perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak
terjadi dampak buruk terhadap lingkungan.
3. Metode Pengajaran
Pemberian kecakapan dan pengetahuan
kepada murid-murid yang merupakan proses
belajar mengajar itu dilakukan oleh guru di
sekolah dengan menggunakan cara-cara atau
metode-metode tertentu. Metode mengajar
merupakan salah satu komponen yang harus
ada dalam kegiatan pembelajaran. Pada
dasarnya, metode mengajar ini merupakan cara
atau teknik yang digunakan guru dalam
melakukan interaksi dengan siswa pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
4. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah meode
penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukan kepada siswa tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Walaupun dalam proses demontrasi peran
siswa hanya sekedar memerhatikan, akan
tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan
pelajaran lebih konkret.
5. Hubungan Antara Gaya Dan Gerak
a. Arti Gaya
Cara menggerakan benda bermacam-
macam. Ada yang didorong, dilempar, ditarik,
ditendang, diputar dan sebagainya. Tukang
bakso mendorong gerobak bakso
kelilingnya.Pemain bola menendang bola untuk
mengoperkan bola kepada temanya.anak
melempar bola, lalu bola ditangkap temanya.
Semua caramenggerakkan benda itu adalah
gaya.gaya dapat digolongkan ke dalam tarikan
atau dorongan.
b. Jenis Gaya
Gaya yang menggunakan tubuh disebut
gaya otot, selain itu ,ada berbagai gaya yang
disebabkan oleh hal-hal lain, misalnya gaya
gesek, gaya mesin, pegas, magnet, listrik dan
gaya gravitasi bumi. Gaya gravitasi
mengakibatkan benda jatuh dari tempat yang
-
Eka Nursani | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
48 | ISSN : 2459-9743
lebih tinggi ke tempat lebih rendah. Jadi, akibat
gaya gravitasi, benda selalu jatuh ke bawah.
Gaya gravitasilah yang mengakibatkan kelapa
dan dedaunan jatuh dari pohon ke tanah.
c. Pengaruh Gaya Terhadap Bentuk Dan
Gerak Benda
Gaya dapat mengubah gerak benda,
seperti menghentikan benda yang sedang
bergerak. Misalnya dalam permainan sepak
bola, seorang penjaga gawang menangkap bola
yang ditendang lawan. Ketika bola ditendang,
bola bergerak melayang menuju gawang.
Sebelum bola masuk gawang, penjaga gawang
menangkapnya. Tangkapan penjaga gawang
menyebabkan bola yang bergerak menjadi
terhenti.
6. Pengertian Hasil Belajar
Sudjana (2010) mengemukakan hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Kingsley (2001) membagi tiga
macam hasil belajar, yakni: (a) ketrampilan dan
kebiasaan, (b) pengetahuaan dan pengertian,
(c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis
hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang
telah ditetapkan dalam kurikulum.
7. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori diatas maka
dapat dikemukakan hipotesis tindakan
penelitian sebagai berikut: ada peningkatan
hasil belajar siswa kelas VIB SD Negeri 2
Sekayu yang mengikuti pembelajaran langsung
praktek IPA
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada kondisi awal nilai rata-rata adalah
73,9 banyaknya siswa yang mendapatkan nilai
lebih dari atau sama dengan KKM sebanyak 20
siswa,dengan persentase ketuntasan mencapai
62,5%
1. Siklus I
Dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama pada tanggal 19 Januari
2015. Dalam kegiatan perbaikan yang pertama
ini guru menjelaskan materi tentang gaya dapat
merubah gerak suatu benda yang difokuskan
pada gaya berupa tarikan dan dorongan.
Menggunakan benda-benda nyata yang ada di
dalam kelas dan benda yang sudah dilihat siswa
sebelumnya. Demonstrasi yang dilakukan guru
bersama siswa membuat suasana kelas menjadi
hidup, dari yang biasanya siswa hanya diam
mendengar guru memberikan materi, sekarang
siswa dapat melihat langsung demonstrasi di
depan kelas.
Pertemuan kedua pada tanggal 22 Januari
2015. Untuk memotifasi siswa agar lebih
bersemangat mengikuti pelajaran siswa
bersama guru bersama-sama. Membahas
Pekerjaan rumah pertemuan sebelumnya.Pada
pertemuan ke dua siklus pertama dilakukan tes
untuk mengetahui hasil perbaikan yang sudah
dilakukan pada siklus pertama. Hasil tes siklus I
dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas dan
yang tidak tuntas pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Ketuntasan Belajar Siklus I
Grafik 1. Nilai Ketuntasan Siklus I
Hasil pembelajaran pada siklus I dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Ada kemajuan dibandingkan sebelum
pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
2. Nilai ketuntasan hasil belajar yang
diperoleh siswa meningkat, terbukti:
a. Sebelum perbaikan pembelajaran
Siklus I, siswa yang mendapat nilai 70
ke atas hanya 20 dari 32 siswa,
berarti 62,5% yang tuntas.
b. Pada perbaikan pembelajaran siklus
I, siswa yang mendapat nilai 70 ke
atas ada 26 siswa, berarti 78,03 %
siswa yang mencapai nilai tuntas.
Untuk memperbaiki pembelajaran
sehingga memperoleh hasil yang maksimal dan
meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran. Dari analisa data prestasi
belajar yang di capai oleh siswa pada perbaikan
pembelajaran siklus I diketahui bahwa nilai
yang di capai siswa; nilai terendah 60, nilai
tertinggi 95 dan rata-rata kelas 78,62. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa perbaikan
pembelajaran pada siklus I yang menitik
beratkan pada kegiatan guru dengan
penggunaan metode demonstrasi sudah ada
kemajuan, tetapi belum dapat menuntaskan
hasil belajar siswa.Oleh karena itu,
direncanakan perbaikan pembelajaran siklus II.
2. Siklus II
Dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama pada tanggal 26 Januari
2015. Dalam kegiatan perbaikan siklus II yang
pertama ini guru menghubungkan
-
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 46 - 49
ISSN : 2459-9743 | 49
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari
siswa, pemberian contoh-contoh gaya pada
kehidupan sehari-hari dan menjelaskan tentang
keadaan benda didalam air. Pada awal
pembelajaran guru menanyakan siapa yang
sering menyapu lantai di rumah pada siswa.
Menyebutkan contoh-contoh gaya pada
kehidupan sehari-hari, guru menjelaskan
keadaan benda bila di dalam air.
Pertemuan kedua pada tanggal 29 januari
2015. Membahas pekerjaan rumah pertemuan
sebelumnya. Pada pertemuan kedua siklus
kedua dilakukan tes untuk mengetahui hasil
perbaikan yang sudah dilakukan pada siklus
kedua. Berikut data nilai hasil siklus II dapat
dilihat ada tabel 2:
Tabel 2. Ketuntasan Belajar Siklus II
Grafik2. Nilai Ketuntasan Siklus II
Hasil yang diperoleh pada kondisi awal
dan selanjutnya diadakan perbaikan siklus I
dan II ada peningkatan perolehan nilai yang
dicapai siswa sangat meningkat, terbukti :
a. Pada kondisi awal, siswa yang mencapai
nilai tuntas ada 20 dari 32 siswa,
berarti 62,5 % siswa tuntas.
b. Pada perbaikan pembelajaran Siklus I,
siswa yang mendapat nilai 70
keatas ada 26 siswa dari 32 siswa, berarti
78,03 % yang tuntas.
c. Pada perbaikan pembelajaran Siklus II,
siswa yang mencapai nilai 70 keatas ada
32 siswa, berarti 100 % yang tuntas.
Dari analisis data proses belajar yang di
capai siswa pada perbaikan pembelajaran
siklus II, diketahui bahwa nilai terendah 70,
nilai tertinggi 100 dengan nilai rata-rata 83,12
dan 32 siswa yang tuntas dengan presentase
ketuntaasan mencapai 100% sehingga dapat
disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran
pada siklus II yang menitik beratkan pada
penggunaan metode demonstrasi berhasil
dengan baik Namun tujuan peneliti sudah
tercapai, dilihat dari prosentase ketuntaasan
mencapai 100% yang sudah lebih dari 80%.
Oleh karena itu, proses perbaikan
pembelajaran di anggap selesai.
D. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, perbaikan, dan
pembahasan yaitu tentang perencanaan,
pelaksanaan pengamatan dan refleksi pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Kompetensi Dasar Gaya dapat mengubah gerak
atau bentuk suatu benda, dapat disimpulkan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa,
dari kondisi awal siswa yang mencapai nilai
tuntas dengan KKM=70 ada 20 siswa berarti
62,5 % siswa yang tuntas. Pada perbaikan
pembelajaran siklus I siswa yang mencapai
KKM 70 ada 26 (81,25%) dan pada perbaikan
siklus II siswa yang mencapai KKM 70 ada 32
(100 %).
Daftar Pustaka
Arsyad A. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.
Golu, W. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Nusantara.
Isjoni. 2008. Belajar Demi Hidup. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muslich, M. 2008. KTSP. Jakarta: Bumi Aksara. Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar
di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.