ejournal ilmu pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 issn ... · pdf file1mahasiswa program s1...

14

Click here to load reader

Upload: voquynh

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837ISSN 2338-3651, ejournal.ip.fisip.unmul.ac .id© Copyright 2014

PERBANDINGAN PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA PURA SAJAU DAN DESA

SAJAU HILIR KECAMATAN TANJUNG PALAS TIMUR KABUPATENBULUNGAN

Putu Wija Shaffputra1

AbstrakArtikel ini menyoroti tentang peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalampembangunan Desa di Desa Pura Sajau dan Desa Sajau Hilir serta untukmengetahui apakah ada perbedaan peran BPD antara kedua Desa tersebut. Tipepenelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode kulitatif, dengandasar penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi,yaitu pengumpulan data dengan melalui studi kepustakaan, dokumen dan hasil-hasil penelitian serta melalui lembaga-lembaga terkait dengan masalah yangditeliti dan mengadakan pengamatan langsung objek yang diteliti denganmenggunakan teknik wawancara dimana peneliti mengadakan tanya jawablangsung dengan informan yang dianggap memiliki kualitas dan kemampuandalam menyikapi masalah ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran BPDdalam pembangunan desa masih kurang optimal, seperti kurangnya sosialisasitentang tugas BPD sebagai penampung dan penyalur aspirasi masyarakat,prioritas program pembangunan yang kurang tepat serta tidak tegasnya BPDdalam menjalankan peranya sebagai pengawas program pembangunan desa.Perbedaan budaya juga sangat mempengaruhi cara BPD dalam menjalankanPerannya dalam pembangunan desa. Masyarakat di Desa Pura Sajau lebihpercaya kepada Ketua Adat dari pada BPD maupun aparatur desa di dalamproses pembangunan yang ada di desa. Namun tidak demikian dengan DesaSajau Hilir, dimana Kepala Desa dan BPD lah yang menjadi tonggak utamaproses pembangunan.

Kata Kunci : BPD, peran, perbandingan, pembangunan desa, Pura Sajau,Sajau Hilir, Bulungan.

PendahuluanDalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah tentu masyarakat

menginginkan adanya perbaikan dan peningkatan di segala bidang dan hal iniadalah keinginan yang luhur dari masyarakat kita secara umum.

Kelancaran urusan pemerintahan desa ditentukan oleh aparat desa yangmampu menggerakan masyarakat untuk menyelenggarakan administrasipemerintahan desa yang semakin luas dan efektif. Sasaran tersebut diarahkan

1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Mulawarman. Email : [email protected]

Page 2: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

Perbandingan Peran BPD di D.Pura Sajau dan D.Sajau Hilir Kabupaten Bulungan (Putu W.S)

2825

kepada tercapainya tujuan desa, yaitu desa yang mampu membiayai kegiatan rutindan pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat.

Badan Permusyawaratan Desa dibentuk sebagai perwujudan demokrasidalam penyelenggaraan pemerintahan desa dalam rangka mendukung prosesdemokratisasi di tingkat desa. Badan Permusyawaratan Desa sebagai unsurpenyelenggaraan Pemerintahan Desa, mempunyai fungsi menetapkan peraturandesa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, danmengawasi pelaksanaan peraturan desa dalam rangka pemantapan pelaksanaankinerja pemerintah desa. BPD mempunyai peranan yang sangat menentukanterhadap keberhasilan Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan danpembangunan desa serta pembinanan masyarakat. Badan Permusyawaratan Desa(BPD) dituntut untuk mampu bekerja secara profosional dengan mengutamakankepentingan masayarakat umum dan mampu membaca perkembangan yang adadalam masyarakat desanya. Dengan terbentuknya BPD diharapkan prosesDemokrasi di desa dapat terlaksana dengan baik dan memiliki komitmen tinggiterhadap kepentingan lokal desanya dan benar-benar independen serta mampumerealisasikannya, secara komprehensif dan masyarakatnya mampu bangkit dariketerbelakangan.

Realitas peran BPD yang terjadi di dua desa tersebut, yaitu: BPD di DesaPura Sajau Kurang aktif dalam mengumpulkan aspirasi dari masyarakat sertatidak menindaklanjuti isu-isu penyimpangan yang ada di desa dan kurangnyapemahaman mengenai wewenang, hak dan kewajibannya sebagai BPD.Sedangkan yang terjadi pada BPD di Desa Sajau Hilir yaitu kurang tegas dalammenyampaikan aspirasi masyarakat kepada Kepala Desa mengenai pembangunaninfrastruktur serta kurang tegasnya BPD dalam melaksanakan pembangunan desadan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh BPD terhadap peraturan tentanganggota BPD.

Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Peran BPD dalam

Pembangunan Desa di Desa Pura Sajau dan Desa Sajau Hilir. Apakah adaperbedaan peran BPD antara Desa Pura Sajau dan Desa Sajau Hilir serta sebab-sebab perbedaannya.

Kerangka Dasar TeoriBadan Permusyawaratan Desa

Pada Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 7 Tahun 2006 tentangBadan Permusyawaratan Desa Menyatakan bahwa Badan Permusyawaratan Desayang disingkat BPD adalah Badan Permusyawaratan dari pemuka-pemukamasyarakat yang ada di desa yang berfungsi mengayomi adat, membuat peraturandesa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukanpengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa. Yang dimaksud denganpemuka-pemuka masyarakat adalah mereka yang dipilih dari kalangan adat,

Page 3: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

eJournal Ilmu Pemerintahan Volume 2, Nomor 2, Tahun 2014 : 2824-2837

2826

agama, organisasi sosial politik, golongan profesi dan unsur pemuka masyarakatlainnya yang memenuhi persyaratan. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahundan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya.Pimpinan dan anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagaiKepala Desa dan Perangkat Desa.

Berdasarkan ketentuan pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun2005 tentang Desa, diamanatkan bahwa Pengaturan Badan PermusyawaratanDesa ditetapkan dengan Peraturan Daerah, dicantumkan secara rinci TugasWewenang Badan Permusyawaratan Desa, yaitu :

a. Membahas rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa.b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa

dan Peraturan Kepala Desa.c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa.d. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa.e. Menggali, menampung, menghimpun merumuskan dan

menyalurkan aspirasi masyarakat.f. Menyusun tata tertib BPD.

BPD mempunyai hak yaitu :a. Meminta keterangan kepada Pemerintah Desa.b. Menyatakan pendapat.

Anggota BPD mempunyai Kewajiban :a. Mengamalkan pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segalaperaturan perundang-undangan.

b. Melaksanakan kehidupan Demokrasi dalam penyelenggaraanPemerintahan Desa.

c. Mempertahankan dan memelihara hukum Nasional serta keutuhanNegara Republik Indonesia.

d. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasimasyarakat.

Pembangunan DesaSanusi, Bachrawi (2004 : 59) mengatakan bahwa : “Pembangunan Desa

adalah upaya nyata yang dilaksanakan di suatu desa dalam rangka pengembangandan pemberdayaan masyarakat yang bersifat fisik maupun non fisik untukmeningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat desa.”

Darmawan, Djoko (2004 : 42) menguraikan pendapatnya tentangpembangunan desa, pembangunan desa adalah pembangunan di desa yangdilaksanakan dengan tujuan antara lain adalah menciptakan perekonomianmasyarakat desa yang lebih baik, menciptakan keamanan dan ketertibanmasyarakat desa serta manciptakan pemerataan pembangunan di wilayah desayang bersangkutan.

Page 4: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

Perbandingan Peran BPD di D.Pura Sajau dan D.Sajau Hilir Kabupaten Bulungan (Putu W.S)

2827

Konsep pembangunan desa telah menempatkan perlakuan terhadapmasyarakat dalam pembangunan pada posisi yang begitu berarti dan sentral.Sehingga keterlibatannya (masyarakat) dalam proses pembangunan menjadi titikpenentu apakah proses pembangunan itu menjadi wahana proses belajar atauhanya sekedar sebuah rekayasa yang mana pemerintah menjadi pemain tunggal.Dengan demikian penekanan pada aspek “proses” memiliki arti penting. Prosesbelajar mengandung makna bahwa setiap kekurangan dan kelemahan yangmuncul dalam proses pelaksanaan program pembangunan menjadi informasi yangpenting dan untuk itu dilakukan upaya-upaya penanggulangannya.

Di Kabupaten Bulungan, pembangunan desa adalah bagian integral daripembangunan daerah Kabupaten Bulungan, memiliki tujuan untuk mewujudkanmasyarakat pedesaan yang maju, mandiri dan sejahtera. Pembangunan desadimaksudkan untuk meningkatkan akselerasi pembangunan di wilayah pedesaanmelalui pemberdayaan masyarakat dan seluruh stakeholder yang ada di desa.

Peran BPD dalam Pembangunan DesaDalam Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 7 Tahun 2006

tentang Badan Permusyawaratan Desa di Kabupaten Bulungan pasal 1 Ayat 10menyebutkan, “Badan Permusyawaratan Desa atau sebutan lain selanjutnyadisingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalampenyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara PemerintahanDesa”.

Dalam pengertian tersebut terkandung makna bahwa BPD merupakanlembaga yang dibentuk di desa dan mempunyai kedudukan sejajar denganpemerintahan desa (kepala desa). Dengan kata lain BPD dan pemerintahan desamerupakan mitra yang saling bekerja sama dalam mewujudkan kesejahteraanmasyarakat desa. Kemudian masih dalam Peraturan daerah kabupaten bulungantentang BPD, pada pasal 3 tercantum fungsi BPD, yakni menetapkan PeraturanDesa bersama Kepala Desa, serta menampung dan menyalurkan aspirasimasyarakat desa. Selanjutnya pada pasal 4 bagian (b) menegaskan bahwa BPDberwenang melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa danperaturan kepala desa. Peran BPD bukan sebagai tangan panjang daripemerintah, tetapi lebih merupakan tangan panjang dari masyarakat sekaligusperantara antara masyarakat dengan pemerintah desa.

Peran BPD dalam penelitian ini dikelompokan dalam 3 (tiga) peran secaraumum, yakni : penampung dan penyalur aspirasi masyarakat, pembuat kebijakan,dan pengawasan.

a. Peran BPD sebagai Penampung dan Penyalur Aspirasi MasyarakatPada Pasal 4 bagian (e) Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 7

Tahun 2006 Tentang Badan Permusyawaratan Desa di Kabupaten Bulungan yangmenegaskan bahwa salah satu wewenang BPD adalah, “Menggali, Menampung,Menghimpun, Merumuskan dan Menyalurkan aspirasi masyarakat”. Untuk itu

Page 5: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

eJournal Ilmu Pemerintahan Volume 2, Nomor 2, Tahun 2014 : 2824-2837

2828

perlu peningkatan inisiatif, perkara dan peran aktif anggota BadanPermusyawaratan Desa. Jika kondisi ini dapat terwujud, maka penyelenggaraanpemerintahan dan pembangunan desa dapat berjalan sesuai dengan harapan dankeinginan masyarakat. Peran BPD sebagai Penampung dan Penyalur aspirasimasyarakat dalam hal ini meliputi bagaimana cara atau prosedur yang ditetapkanuntuk memperoleh aspirasi dari masyarakat desa secara langsung maupun tidaklangsung yang digunakan untuk program pembangunan.

b. Peran BPD sebagai Pembuat Kebijakan“Kebijakan merupakan keputusan-keputusan publik yang diambil oleh

negara dan dilaksanakan oleh aparat birokrasi” (Ali, 2007:51). Kebijakan initentunya merupakan sebuah proses politik yang kompleks. Prosesnya meliputitujuan-tujuan kebijakan dan cara pengambilan keputusannya, orang-orang ataukelompok yang dilibatkan, dan bagaimana kebijakan ini dilaksanakan.

Dalam Pasal 1 ayat 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan perundang-undangan yang menegaskan bahwa“Peraturan Desa/peraturan yang setingkat adalah peraturan Perundang-undanganyang dibuat oleh BPD atau nama lainnya bersama dengan Kepala Desa”.Berdasarkan ketentuan inilah, nampak jelas bahwa yang membuat peraturan desatidak lain adalah BPD bersama-sama dengan kepala desa. Hal ini juga ditegaskandalam Pasal 209 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah yang menyatakan, “Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkanperaturan desa bersama kepala desa, menampung, dan menyalurkan aspirasimasyarakat”. Dengan kata lain, BPD dalam menyusun peraturan desa harusmelibatkan masyarakat mulai dari proses perencanaan hingga terlibat dalamevaluasi terhadap peraturan desa tersebut.

Salah satu kebijakan yang pasti ada di setiap Desa yaitu mengenai rencanapembangunan jangka menengah desa (RPJM-Desa), yang dimaksud RPJM-Desamenurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentangPerencanaan Pembangunan Desa adalah, “Rencana Pembangunan JangkaMenengah Desa yang selanjutnya disingkat (RPJM-Desa). Adapun tujuandibuatnya RPJM-Desa yaitu untuk merumuskan arah, tujuan kebijakan danstrategi pembangunan desa serta merumuskan rencana pembangunan desa yangsesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

c. Peran BPD dalam PengawasanDalam pasal 4 bagian (b) Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 7

Tahun 2006 Tentang Badan Permusyawaratan Desa di Kabupaten Bulungan yangmenegaskan bahwa salah satu wewenang BPD yakni, ”Melaksanakanpengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa”.Sehubungan dengan pendapat di atas, pengawasan yang dilakukan oleh BPDmencakup segala aspek penyelenggaraan pemerintahan di desa. Hal ini sejalandengan pengertian pengawasan yang dikemukakan Siagian (2008 : 122) yaitu

Page 6: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

Perbandingan Peran BPD di D.Pura Sajau dan D.Sajau Hilir Kabupaten Bulungan (Putu W.S)

2829

“Proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjaminagar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yangtelah ditentukan sebelumnya”. Dalam penelitian ini, pengawasan yang dilakukanoleh BPD lebih kepada pengawasan represif dengan sistem kooperatif.Pengawasan represif dengan sistem kooperatif merupakan pengawasan yangdilakukan sesudah pekerjaan selesai dilaksanakan.

Peran BPD dalam Pengawasan yang diteliti yaitu pengawasan mengenairencana pembangunan jangka menengah desa (RPJM-Desa), Keputusan KepalaDesa dan Pembangunan yang dilaksanakan di Desa.

Metodologi PenelitianUntuk mengetahui Perbandingan Peran Badan Permusyawaratan Desa

dalam Pembangunan di Desa Pura Sajau dan Desa Sajau Hilir KecamatanTanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan, maka jenis penelitian diklasifikasikanpada jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah metodeyang memaparkan dan bertujuan memberikan gambaran serta penjelasan darivariabel yang diteliti.

Menurut Miles dan Huberman (2007 : 20) menyatakan bahwa analisisinteraktif terdiri dari beberapa komponen, yaitu : 1). Penumpulan Data (DataCollection), 2). Reduksi Data (Data Reduction), 3). Penyajian Data (DataDisplay), 4). Verifikasi Data (Data Verification).

Dalam penelitian dengan judul ”Perbandingan Peran BadanPermusyawaratan Desa (BPD) dalam Pembangunan Desa di Desa Pura Sajau danDesa Sajau Hilir Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan”,Berdasarkan masalah yang diteliti serta tujuan penelitian maka yang menjadifokus penelitian ini adalah :a. Peran Badan Permusyawaratan Desa dalam hal Pembangunan di Desa Pura

Sajau dan Desa Sajau Hilir Kecamatan Tanjung Palas Timur KabupatenBulungan meliputi :1. Penampung dan Penyalur aspirasi masyarakat.2. Pembuat kebijakan.3. Pengawasan.

b. Persamaan dan perbedaan peran BPD dan sebab-sebab perbedaannya di DesaPura Sajau dan Desa Sajau.

Hasil dan PembahasanPenampung dan Penyalur Aspirasi Masyarakat

Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat (BPD) sebagaipenampung dan penyalur aspirasi masyarakat merupakan suatu fungsi yang wajibdijalankan, mengingat BPD merupakan unsur penyelenggara pemerintahan desa.BPD selaku wakil masyarakat di pemerintahan desa merupakan wadah bagimasyarakat untuk menyampaikan aspirasinya, kemudian BPD menindaklanjutiaspirasi tersebut dengan disampaikan kepada instansi atau lembaga yang terkait.

Page 7: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

eJournal Ilmu Pemerintahan Volume 2, Nomor 2, Tahun 2014 : 2824-2837

2830

a. Desa Pura SajauAda dua cara atau prosedur yang ditetapkan oleh BPD di Desa Pura Sajau

guna memperoleh aspirasi masyarakat yaitu secara lisan dan tertulis. Cara atauprosedur tersebut memang sudah dilaksanakan walaupun pada pelaksanaannyatidak optimal. Misalnya pada proses menampung aspirasi masyarakat, dalam halini BPD hanya menunggu masyarakat yang datang kepada mereka untukmenyampaikan aspirasi. Sehingga ini menyebabkan adanya aspirasi-aspirasimasyarakat yang tidak di akomodir oleh BPD.b. Desa Sajau Hilir

Peran BPD sebagai penampung dan penyalur aspirasi masyarakat di DesaSajau Hilir sudah berjalan dengan baik. Seperti kebebasan masyarakat dalammenyampaikan aspirasinya, boleh dimana saja dan kapan saja. Kemudian inisiatifBPD untuk turun langsung ke masyarakat guna mencari aspirasi, ini memperkuatperan BPD sebagai penampung dan penyalur aspirasi masyarakat. Hanya sajamasyarakat di Desa Sajau Hilir yang tidak peduli terhadap inisiatif BPD tersebut.

Pembuat KebijakanBPD sebagai legislatif di desa mempunyai peran utama dalam membuat

kebijakan di desa. Kebijakan yang dibuat oleh BPD ini berupa peraturan desaataupun ketentuan desa yang diberlakukan bagi segenap warga desa yang beradadi desa yang bersangkutan. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 1 ayat 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan perundang-undangan yang menegaskan bahwa “Peraturan Desa/peraturan yang setingkatadalah peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh BPD atau nama lainnyabersama dengan Kepala Desa.

Rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJM-Desa) adalah salahsatu peraturan desa yang ditetapkan BPD bersama Kepala Desa. KeterlibatanBPD dalam proses penyusunan sampai penetapan RPJM-Desa, harus mampumemahami kebutuhan masyarakat desa dan mampu mengartikulasikannya dalamsebuah peraturan desa yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.a. Desa Pura Sajau

Peran BPD dalam pembuat kebijakan di Desa Pura Sajau sudah berjalandengan baik, ini terlihat dari aktifnya BPD di Desa Pura Sajau dalam prosespenyusunan dan penetapan RPJM-Desa antara lain pada peninjauan ulang danperbaikan mengenai program yang dicantumkan oleh pemerintah desa.b. Desa Sajau Hilir

Peran BPD dalam pembuat kebijakan di Desa Sajau Hilir sudah berjalandengan baik, ini terlihat dari aktifnya BPD di Desa Sajau Hilir dalam prosespenyusunan dan penetapan RPJM-Desa. Antara lain adalah pengelompokanmasyarakat yang dilakukan oleh BPD pada saat mengumpulkan aspirasi yangakan dicantumkan di dalam RPJM-Desa.

Page 8: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

Perbandingan Peran BPD di D.Pura Sajau dan D.Sajau Hilir Kabupaten Bulungan (Putu W.S)

2831

PengawasanDalam organisasi pemerintahan, pengawasan diperlukan untuk menjaga

agar pelaksanaan kegiatan pemerintahan berjalan sesuai dengan perencanaan dansesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Dalam pemerintahan daerah,pelaksanaan pengawasan pembangunan ini akan lebih muda terlihat dalamlingkup pemerintahan desa. Pengawasan terhadap pembangunan desa lebih mudadilakukan karena ruang lingkup pembangunannya lebih kecil. Selain itu,masyarakat bersentuhan langsung dengan program pembangunan desa ini,sehingga masyarakat dapat mengawasai secara langsung pelaksanaanpembangunan tersebut. Peran BPD dalam Pengawasan yang diteliti yaitupengawasan mengenai rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJM-Desa), Keputusan Kepala Desa dan Pembangunan yang dilaksanakan di Desa,baik itu BPD di Desa Pura Sajau maupun BPD di Desa Sajau Hilir.a. Desa Pura Sajau

BPD di Desa Pura Sajau dalam pengawasan terhadap RPJM-Desa,Keputusan-keputusan Kepala Desa serta pembangunan yang dilakasanakan diDesa, masih kurang efektif dalam melakukan pengawasan terutama pengawasanterhadap pembangunan desa yang sudah selesai dikerjakan yaitu mengenaipenggunaan serta perawatan bangunan-bangunan fisik dari hasil aspirasimasyarakat di Desa Pura Sajau.b. Desa Sajau Hilir

Peran BPD di Desa Sajau Hilir dalam pengawasan terhadap RPJM-Desa,Keputusan-keputusan Kepala Desa serta pembangunan yang dilaksanakan diDesa, masih kurang efektif karena BPD di Desa Sajau Hilir hanya mengawasiproses pembangunan saja namun tidak pada proses perawatan hasilpembangunan. Kemudian BPD tidak mengawasi secara rinci masalah RPJM-Desaserta kurangnya pengawasan terhadap keputusan Kepala Desa.

Persamaan dan Perbedaan Peran BPD serta Sebab-sebab Perbedaannya diDesa Pura Sajau dan Desa Sajau Hilir

Peran BPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya tentu saja tidak selalusama dalam artian pasti mempunyai perbedaan, antara Peran BPD di Desa PuraSajau dengan Peran BPD di Desa Sajau Hilir yang di sebabkan oleh beberapafaktor baik itu faktor budaya, sosial dan lain-lain.Tabel 4.11 Persamaan dan Perbedaan BPD di Desa Pura Sajau dan Desa SajauHilir dalam menjalankan Perannya.

NOPERAN

BPDPERSAMAAN PERBEDAAN

1. PenampungdanPenyalurAspirasiMasyarakat

1. a) Mengadakanrapat ataupertemuan denganmasayarakat

1. a) Dalam memperolehAspirasi masyarakat, BPDdi Desa Pura Sajaumenggunakan 2 (dua) cara,sedangkanBPD di Desa

Page 9: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

eJournal Ilmu Pemerintahan Volume 2, Nomor 2, Tahun 2014 : 2824-2837

2832

b) Prosespengelolahanaspirasi masyarakat.

Sajau Hilir hanyamenggunakan 1 (satu)cara.b) Waktu dan lokasimasyarakat dapatmenyampaikan aspirasi.c) Ketegasan dankeseriusan BPD dalammemperjuangkan aspirasimasyarakat.

2. PembuatKebijakan

2. Proses penyusunanRPJM-DesaMengikuti peraturanyang dikeluarkanoleh PemerintahKabupatenBulungan.

2. Dalam prosespembuatan kebijakanmengenai RPJM-Desa,Penulis tidak menemukanperbedaan antara BPD diDesa Pura Sajau dan BPDdi Desa Sajau Hilir.

3. Pengawasan 3. BPD kurangtegas serta tidak adildalam menjalankanperan pengawasan.

3. a) Cara BPD di Desa PuraSajau dan Desa Sajau Hilirdalam mengawasi RPJM-Desa.b) BPD di Desa PuraSajau melakukanpengawasan penuhterhadap kinerja KepalaDesa dalam menjalankanperaturan atau keputusanyang dibuatnya.Sedangkan BPD di DesaSajau Hilir jugamelakukan hal yang samaterhadap Kepala Desa,namun pengawasantersebut tidak terlalu diperoritaskan.c) Adanya pelanggaranyang dilakukan oleh BPDdi Desa Sajau Hilirterhadap Peraturan DaerahKabupaten BulunganNomor 7 Tahun 2006tentang BadanPermusyawaratan Desa

Page 10: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

Perbandingan Peran BPD di D.Pura Sajau dan D.Sajau Hilir Kabupaten Bulungan (Putu W.S)

2833

pasal 7 ayat 2 (b) yangmenyebutkan,“Pimpinandan Anggota BPDdilarang sebagai pelaksanaproyek Desa”. SedangkanBPD di Desa Pura Sajautidak berani melanggarperaturan tersebut.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan peran BPD diDesa Pura Sajau dan Desa Sajau Hilir terdapat pada proses penampung danpenyalur aspirasi masyarakat serta pada proses pengawasan. Namun pada prosespembuatan kebijakan tidak ditemukan perbedaan, karena dalam pembuatankebijakan harus mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintahdaerah. Sehingga pada proses pelaksanaannya tidak boleh melenceng dariperaturan tersebut.

Perbedaan budaya adalah salah satu penyebab perbedaan peran BPD padakedua desa tersebut, yang mana di Desa Pura Sajau lebih dominan bersuku Dayakdan di Desa Sajau Hilir bersuku Bugis sehingga mempengaruhi bidang pekerjaanmasyarakat pada masing-masing desa tersebut. Seperti masyarakat di Desa PuraSajau yang mayoritas berprofesi sebagai Petani dan di Desa Sajau Hilir mayoritasberprofesi sebagai nelayan.Tidak terkecuali untuk para anggota BPD yang manamereka juga berprofesi sebagai Petani dan Nelayan seperti masyarakat yang adadi desa mereka masing-masing.

Kemudian di Desa Pura Sajau juga masih memegang erat adat-istiadat, olehkarena itu secara tidak langsung Ketua Adat masih sangat dihormati dan sangatbesar pengaruhnya terhadap pembangunan di Desa. Sedangkan di Desa SajauHilir tidak ada istilah Ketua Adat. Hal ini menyebabkan peran anggota BPDdikedua desa tersebut berbeda, seperti dalam proses penampung dan penyaluraspirasi masyarakat serta proses pengawasan.

PenutupKesimpulan

Berdasarkan temuan yang didapat dari hasil penelitian penulis di lapangan,penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :a. BPD di Desa Pura Sajau dan Desa Sajau Hilir mempunyai tiga peran yaitu

sebagai penampung dan penyalur aspirasi masyarakat, pembuat kebijakandan pengawasan. Berkaitan peran BPD sebagai penampung dan penyaluraspirasi masyarakat ditemukan sudah berjalan dengan baik seperti rapatkhusus yang diadakan guna menampung aspirasi masyarakat yang dilakukanoleh BPD di kedua desa tersebut begitu juga dengan proses penyaluranaspirasi masyarakat telah dijalankan sesuai dengan aturan yang berlaku.Dalam menampung aspirasi masyarakat BPD di Desa Pura Sajaumenggunakan cara lisan dan tertulis sedangkan BPD di Desa Sajau Hilir

Page 11: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

eJournal Ilmu Pemerintahan Volume 2, Nomor 2, Tahun 2014 : 2824-2837

2834

hanya menggunakan cara lisan walaupun berbeda namun tujuannya samayaitu untuk menampung aspirasi dari masyarakat. BPD di Desa Pura Sajaulebih sering menunggu aspirasi sedangkan BPD di Desa Sajau Hilir lebihaktif dalam mencari aspirasi dari masyarakat. BPD di Desa Pura Sajaukurang tegas dalam memperjungankan aspirasi dari masyarakat berbedadengan BPD di Desa Sajau Hilir yang sangat serius dalam memperjuangkanaspirasi dari masyarakat.

b. Sehubungan dengan peran BPD sebagai pembuatan kebijakan, khususnyamengenai RPJM-Desa sudah berjalan dengan baik, BPD di Desa Pura Sajaudan Desa Sajau Hilir telah menjalankan sesuai prosedur atau ketetapan yangberlaku yaitu mengadakan musyawarah dengan Pemerintah Desa serta tokoatau pemuka masyarakat yang ada di desa masing-masing kemudian BPDmengadakan rapat umum dengan Pemerintah Desa untuk kesepakatanbersama lalu menetapkan RPJM-Desa menjadi peraturan desa.

c. Terkait dengan peran BPD dalam pengawasan di Desa Pura Sajau dan DesaSajau Hilir ditemukan tidak berjalan dengan baik, karena apabila pelaksanasuatu proyek pembangunan merupakan orang dari luar desa maka BPD akansangat tegas melakukan pengawasan, namun apabila pelaksana proyektersebut berasal dari dalam desa maka ketegasan tersebut tidak berlakukarena faktor budaya dan faktor kekeluargaan. BPD di Desa Pura Sajaumempelajari rancangan RPJM-Desa sebelum ditetapkan menjadi PeraturanDesa, kemudian mengevaluasi laporan pertanggungjawaban mengenaipenggunaan anggaran RPJM-Desa. Sedangkan BPD di Desa Sajau Hilirmengawasai RPJM-Desa hanya dengan mempelajari rancangan RPJM-Desasebelum ditetapkan menjadi Peraturan Desa. BPD di Desa Pura Sajaumelakukan pengawasan penuh terhadap kinerja Kepala Desa dalammenjalankan peraturan atau keputusan yang dibuatnya. Sedangkan BPD diDesa Sajau Hilir juga melakukan hal yang sama terhadap Kepala Desa,namun pengawasan tersebut tidak terlalu di prioritaskan.

d. Berkenan dengan masalah perbedaan, hanya peran BPD sebagai penampungdan penyalur aspirasi serta peran BPD sebagai pengawasan saja yangberbeda. Perbedaan peran BPD sebagai penampung dan penyalur aspirasimasyarakat, BPD di Desa Pura Sajau menggunakan cara lisan dan tertulisdalam memperoleh aspirasi dari masyarakat sedangkan BPD di Desa SajauHilir hanya menggunakan cara lisan kedua BPD beranggapan cara yangmereka terapkan adalah cara yang terbaik. BPD di Desa Pura Sajaumemberikan batasan dimana masyarakat boleh menyampaikan aspirasidikarenakan kesibukan BPD di Desa Pura Sajau sedangkan BPD di DesaSajau Hilir tidak dengan kata lain bebas dimana saja. BPD di Desa PuraSajau kurang tegas dalam memperjungankan aspirasi dari masyarakatdikarenakan segan terhadap Ketua Adat dan Kepala Desa (prinsif budayaDayak Kayan) sedangkan BPD di Desa Sajau Hilir tidak.

Page 12: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

Perbandingan Peran BPD di D.Pura Sajau dan D.Sajau Hilir Kabupaten Bulungan (Putu W.S)

2835

Terkait peran BPD sebagai pengawasan, BPD di Desa Pura Sajaumempelajari RPJM-Desa sebelum ditetapkan menjadi peraturan desa,kemudian mengevaluasi laporan pertanggungjawaban mengenai anggaranRPJM-Desa sedangkan BPD di Desa Sajau Hilir hanya mempelajari RPJM-Desa sebelum ditetapkan menjadi peraturan desa, kedua BPD tersebut sama-sama beranggapan cara merekalah yang terbaik. BPD di Desa Pura Sajaumelakukan pengawasan penuh terhadap kinerja Kepala Desa sedangkan BPDdi Desa Sajau Hilir tidak memprioritaskan pengawasan terhadap KepalaDesa dengan alasan BPD hanya mengutamakan pengawasan pembangunanfisik. BPD di Desa Sajau Hilir sengaja memegang proyek pembangunanyang ada di Desa, BPD di Desa Pura Sajau tidak, karena hal tersebutmelanggar Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan No 7 tahun 2006 tentangBPD pasal 7 ayat 2 (b).

SaranBerdasarkan kesimpulan tersebut penulis memberikan saran-saran sebagai

berikut:a. Dalam menampung aspirasi dari masyarakat, seharusnya BPD di Desa Sajau

Hilir juga menggunakan cara tertulis guna memperbanyak cara masyarakatdalam menyampaikan aspirasinya. mengingat kurang aktifnya BPD di DesaPura Sajau dalam mencari aspirasi dari masyarakat, oleh karena itu BPDseharusnya bisa membuat jadwal yang lebih intens untuk mendatangi rumah-rumah masyarakat atau memperbanyak pertemuan/rapat dengan masyarakatguna memperoleh aspirasi. Oleh karena kurang tegasnya anggota BPD diDesa Pura Sajau dalam menjalankan perannya sebagai penampung danpenyalur aspirasi masyarakat sehingga menurunnya tingkat kepercayaanmasyarakat kepada anggota BPD oleh sebab itu utamakan kepentinganmasyarakat diatas kepentingan kelompok, individu dan keluarga taat padaperaturan yang berlaku.

b. Oleh karena peran BPD dalam pembuatan kebijakan mengenai RPJM-Desasudah berjalan dengan baik dan telah berjalan sesuai prosedur atau ketetapanyang berlaku, baik itu BPD di Desa Pura Sajau maupun BPD di Desa SajauHilir, maka ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi pada pembuatankebijakan berikutnya.

c. Oleh karena BPD di Desa Pura Sajau dan BPD di Desa Sajau Hilir kurangtegas dalam melakukan pengawasan terhadap pembangunan yang ada di desadan tidak meratanya pengawasan yang dilakukan BPD di Desa Sajau Hilirterhadap proses perancangan RPJM-Desa, serta ketidakseriusan BPD di DesaSajau Hilir terhadap pengawasan kinerja kepada Kepala Desa, maka dalamhal ini peneliti menyarankan agar BPD di kedua Desa tersebut jangan pilihkasih dalam melakukan pengawasan, jika ada yang melanggar peraturan makatindaklah sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik itu orang dari luar desamaupun dari dalam desa dan untuk BPD di Desa Sajau Hilir agar mengawasi

Page 13: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

eJournal Ilmu Pemerintahan Volume 2, Nomor 2, Tahun 2014 : 2824-2837

2836

secara keseluruhan tahapan RPJM-Desa baik itu dari proses perancanganRPJM-Desa sampai pada tahap laporan pertanggung jawaban serta lakukanpengawasan secara penuh terhadap kinerja Kepala Desa karena hal tersebutmerupakan salah satu tugas utama BPD yang tertera didalam PeraturanDaerah Kabupaten Bulungan Nomor 7 Tahun 2006 Tentang BadanPermusyawaratan Desa.

d. Menggingat perbedaan peran yang terjadi antara BPD di Desa Pura Sajau danDesa Sajau Hilir sudah penulis sarankan pada point-point diatas namun adasedikit tambahan yaitu, dikarenakan budaya suku Dayak Kayan sangatberpengaruh terhadap kinerja BPD di Desa Pura Sajau maka PemerintahDaerah seharusnya memberikan penjelasan secara khusus (mengadakanpertemuan) dengan Kepala Adat atau petua-petua di Desa Pura Sajau, agarKepala Adat atau petua-petua desa selalu sejalan dengan fungsi dan tugasBPD. Karena masih kurangnya pemahaman BPD di Desa Pura Sajau danDesa Sajau Hilir akan tugas dan fungsinya dengan baik, maka PemerintahDaerah Kabupaten Bulungan seharusnya mensosialisasikan tentang tugas danfungsi BPD kepada masyarakat di masing-masing desa sebelum pemilihananggota BPD dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang lebih intens untukseluruh anggota BPD yang terpilih tentang tugas dan fungsinya. SeharusnyaBPD di Desa Pura Sajau dan Desa Sajau Hilir melakukan kerjasama atauberbagi informasi dalam menjalankan perannya sebagai penampung danpenyalur aspirasi masyarakat, pembuat kebijakan serta pengawasan, sehinggasaling memperoleh masukan-masukan yang positif.

DAFTAR PUSTAKAAhmad, Abu, 1990. Kamus Lengkap Sosiologi, Solo, AnekaBachrawi, Sanusi. 2004, Pengantar Ekonomi Pembangunan, Rineka Cipta,

Jakarta.Berry, David Wirutomo. 1981. Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi. Rajawali.

Jakarta.Darmawan, Djoko. 2004. Pengantar Pedesaan, Rineka Cipta, Jakarta.Ina E. Slamet, 1996. Pokok-Pokok Pembangunan Masyrakat Desa, Bina Cipta,

Bandung.M. Mochtar, 2000. Pengantar Metodologi Penelitian. IIP. Jakarta.Mardalis, 1999. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Bumi Aksara.

Jakarta.Partanto, Pius dan Al Barry, Dahlan M, 2001. Kamus Ilmiah Populer, Arloka,

Surabaya.Sapari Imam Asy’ari, 1993. Sosiologi Kata dan Desa. Usaha Nasional, Surabaya.Siagian, Sondang. P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara,

Jakarta.Sunanto, Kananto, 1993. Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.

Page 14: eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2824-2837 ISSN ... · PDF file1Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email

Perbandingan Peran BPD di D.Pura Sajau dan D.Sajau Hilir Kabupaten Bulungan (Putu W.S)

2837

Todaro, Michael P, 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (Terjemahan)Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Yulianti, Yayuk dan Mangku Poernomo, 2004. Otonomi Desa, Otonomi Yang aslidan Bulat. LP3ES. Yogyakarta.

DokumenPeraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 Tentang Desa.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 Tentang Perencanaan

Pembangunan Desa.Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan No 7 Tahun 2006 Tentang Badan

Permusyawaratan Desa.Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan No 4 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan.Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan No 9 Tahun 2008 Tentang Kedudukan

Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa.Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan No 3 Tahun 2011 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bulungan.