efisiensi instalasi pengolahan air limbah terh …... · dalam proses pengkanjian, penghilangan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EFISIE
PROGR
TERHENSI IN
LIM
RAM STUFAKUL
HADAP STALAS
MBAH C
Me
UDI DIPLOLTAS KED
PENURSI PENG
CAIR DI KAR
Untuk emperoleh
W
OMA IV KDOKTER
i
RUNAN GOLAH
PT MURANGA
SKRIP
Memenuhh Gelar Sarj
Wulan SartR.02080
KESELAMRAN UNIV
Surakar2012
KADAHAN AIR
UTU GADANYAR
PSI
i Persyaratjana Sains
ika Sari 056
MATAN DVERSITASrta
R PARAR LIMBA
DING TAMETE
AH
EKSTILER L
tan Terapan
DAN KESES SEBELA
EHATAN KERJA AS MAREET
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 26 Juni 2012
Nama: Wulan Sartika Sari NIM. R0208056
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Wulan Sartika Sari, R.0208056, 2012. Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Penurunan Kadar Parameter Limbah Cair di PT Mutu Gading Tekstil Karanganyar. Skripsi, Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Latar Belakang : Limbah industri tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui efisiensi instalasi pengolahan air limbah terhadap penurunan kadar parameter limbah cair. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Sampel berupa limbah cair industri tekstil diambil dari bak influent dan effluent. Sampel diambil secara grab sampling (sampling sesaat). Analisis sampel dilakukan di laboratorium pusat MIPA UNS untuk mengetahui kadar masing-masing parameter : temperatur, TSS, pH, BOD5, COD, Khrom (Cr), Amoniak (NH3), Sulfida (S), minyak dan lemak dengan metode yang sudah terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) sehingga diketahui efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang digunakan oleh perusahaan. Hasil : Kadar parameter limbah cair PT Mutu Gading Tekstil sesudah pengolahan tidak melebihi baku mutu dan efisiensi instalasi pengolahan air limbah sebagai berikut : temperatur 0%, TSS 22%, pH 27,03%, BOD5 88,21%, COD 73,28%, Khrom (Cr) 2,78%, Amoniak (NH3) 13,26%, Sulfida (S) 34%, serta minyak dan lemak 25%. Simpulan : Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar parameter limbah cair tetap sesudah pengolahan : temperatur, yang mengalami penurunan sesudah pengolahan : pH, BOD5, COD, TSS, Khrom (Cr), minyak dan lemak, tapi untuk kadar Amoniak (NH3) dan Sulfida (S) meningkat sesudah pengolahan. Kata Kunci : Efisiensi pengolahan air limbah, parameter limbah cair, industri tekstil.
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Wulan Sartika Sari, R.0208056, 2012. Efficiency of Wastewater Treatment Plant to the reduction of Liquid Waste Parameter levels in the PT Mutu Gading Textile Karanganyar. Mini Thesis. Diploma IV, Occupational Safety and Health, University of Sebelas Maret, Surakarta. Background : The textile industry waste is waste generated in the process of starch, removal of starch, bleaching, cooking, dyeing, printing and finishing. This study aims to find out the efficiency of wastewater treatment plant to the reduction of parameter levels. . Methods : This study was descriptive analytic. Sample of the textile industry wastewater was taken from influent and effluent tub. The sample was taken by grab sampling. Sample analysis was conducted at the central laboratory of UNS MIPA to determine levels of each parameter: temperature, TSS, pH, BOD5, COD the Committee, Chromium (Cr), Ammonia (NH3), sulfide (S), oils and fats using the method that has been accredited by Komite Akreditasi Nasional (KAN) so that the efficiency of Wastewater Treatment Plant (WWTP) used by the company is known. Results : The levels of wastewater parameter of PT Mutu Gading Tekstil after processing do not exceed the quality standard and the efficiency of wastewater treatment plant as follows: temperature 0%, TSS 22%, pH 27.03%, BOD5 88.21%, COD 73.28%, Cr 2.78%, NH3 13.26%, Sulfide 34%, as well as oils and fats 25%. Conclusion : Based on this study it can be concluded that the levels of wastewater parameters unchanged after treatment: temperature, which were decreased after treatment: pH, BOD5, COD, Chromium (Cr), oils and fats, but parameters of Ammonium (NH3) and Sulfide (S) were increased after treatment. Keywords : Efficiency of wastewater treatment, wastewater parameters, the textile industry.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Penurunan Kadar Parameter Limbah Cair di PT Mutu Gading Tekstil Karanganyar “. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma lV Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Berkenaan dengan penyusunan skripsi, maka penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., selaku dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret. 2. Ipop Sjarifah, Dra., M.Si, selaku ketua program Diploma IV Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret sekaligus Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Seviana Rinawati, SKM selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Lusi Ismayenti, ST., M.Kes selaku Penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.
5. Bapak Rudi Susiyanto selaku Human Resources Management Manager PT Mutu Gading Tekstil Karanganyar yang telah memperbolehkan penulis untuk melakukan penelitian.
6. Bapak Muhammad Uji Rohmadi selaku Pembimbing Lapangan di PT Mutu Gading Tekstil Karanganyar yang telah meluangkan waktunya untuk mendampingi penulis dalam pengambilan data.
7. Bapak, Ibu, adikku dan semua keluarga yang aku cintai. Terima kasih atas doa, semangat, motivasi baik moril maupun materiil sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Teman-teman Program Studi Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008 yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membagun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, 26 Juni 2012
Wulan Sartika Sari
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii PERNYATAAN ............................................................................................... iii ABSTRAK ....................................................................................................... iv ABSTRACT. .................................................................................................... v PRAKATA ....................................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 6 A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 6 B. Kerangka Pemikiran ................................................................. 18 C. Hipotesis ................................................................................... 19
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 20 A. Jenis Penelitian ......................................................................... 20 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 20 C. Populasi Penelitian ................................................................... 20 D. Teknik Sampling ...................................................................... 20 E. Sampel Penelitian ..................................................................... 21 F. Desain Penelitian ...................................................................... 21 G. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................ 22 H. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................. 22 I. Alat dan Bahan Penelitian ........................................................ 25 J. Cara Kerja Penelitian ................................................................ 28 K. Teknik Analisis Data ................................................................ 29
BAB IV. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 31 A. Gambaran Umum Perusahaan .................................................. 31 B. Hasil Analisis Parameter Limbah Cair Industri Tekstil ........... 34
BAB V. PEMBAHASAN .............................................................................. 39 BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN............................................................. 47
A. Simpulan ................................................................................... 47 B. Saran ......................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 49 LAMPIRAN
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR TABEL Tabel 1 Baku Mutu Air Limbah Industri Tekstil Dan Batik ....................... 14 Tabel 2 Hasil Analisis Rutin Parameter Limbah Cair PT Mutu Gading Tekstil ............................................................................................. 33 Tabel 3 Hasil Analisis Temperatur (oC) pada Limbah Cair ........................ 34 Tabel 4 Hasil Analisis TSS (mg/l) pada Limbah Cair ................................ 34 Tabel 5 Hasil Analisis pH pada Limbah Cair ............................................. 35 Tabel 6 Hasil Analisis BOD5 (mg/l) pada Limbah Cair.............................. 35 Tabel 7 Hasil Analisis COD (mg/l) pada Limbah Cair ............................... 36 Tabel 8 Hasil Analisis Khrom (Cr) (mg/l) pada Limbah Cair .................... 36 Tabel 9 Hasil Analisis Amoniak (NH3) (mg/l) pada Limbah Cair .............. 37 Tabel 10 Hasil Analisis Sulfida (mg/l) pada Limbah Cair ............................ 37 Tabel 11 Hasil Analisis Minyak dan Lemak (mg/l) pada Limbah Cair ........ 38
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skema Pengelompokkan Bahan yang Terkandung di Dalam Limbah ........................................................................................... 7 Gambar 2. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 18 Gambar 3. Desain Penelitian ............................................................................ 21
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. Mutu Gading Tekstil Lampiran 3. Proses Produksi PT. Mutu Gading Tekstil Lampiran 4. Flow Proses Air Limbah PT. Mutu Gading Tekstil Lampiran 5. Diagram Alir Neraca Air PT. Mutu Gading Tekstil Lampiran 6. Hasil Analisa Laboratorium Parameter Limbah Cair Lampiran 7. Foto Dokumentasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pencemaran lingkungan oleh limbah cair merupakan hal yang perlu
diperhatikan. Pembangunan industri di Indonesia diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bila dalam perumusan kebijaksanaan
pembangunan industri tidak memasukkan unsur-unsur pertimbangan yang
berorientasi pada komponen lingkungan air, udara dan tanah maka akan
mengalami penurunan kualitas yang mungkin substansial sebagai pencemar
oleh limbah industri (Isyuniarto dkk, 2007).
Permasalahan lingkungan hidup akan terus muncul secara serius
diberbagai pelosok bumi sepanjang penduduk bumi tidak segera memikirkan
dan mengusahakan keselamatan dan keseimbangan lingkungan. Di Indonesia,
permasalahan lingkungan hidup dirasa kurang mendapatkan penanganan yang
serius. Banyak jumlah korban ataupun kerugian yang justru terpaksa
ditanggung oleh masyarakat luas tanpa ada kompensasi yang sebanding dari
pihak industri (Santi, 2004).
Menurut Risnandar dan Kurniawan (1998) dalam Pratiwi (2010)
limbah industri tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses
pengkanjian, penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, pewarnaan,
pencetakan dan proses penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menghasilkan limbah yang lebih banyak daripada limbah dari proses
penyempurnaan bahan sintesis.
Limbah cair yang dihasilkan industri tekstil, warna dan senyawa
organik yang terkandung dalam limbah cair masih mendominasi. Adapun
beberapa cara untuk meminimalisasi antara lain : dengan cara kimia,
menggunakan koagulan didapatkan hasil bahwa efisiensi penyisihan TSS
terbesar melalui penambahan koagulan Poly Aluminium Chloride (PAC),
yaitu sebesar 97,42% (Pritasari, 2009). Dengan cara biologi, menggunakan
tanaman kana untuk mereduksi kandungan BOD5 dalam limbah industri
tekstil, yang mampu mencapai efisiensi penyisihan 86,2% oleh tanaman uji
yang menggunakan aerasi. Sedangkan efisiensi penyisihan COD terbesar
mencapai 70% oleh tanaman uji yang tidak menggunakan penambahan aerasi,
dan efisiensi penyisihan TSS terbesar mencapai 70% oleh tanaman uji
menggunakan aerasi (Hanina, 2008).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan, PT Mutu Gading Tekstil
merupakan industri tekstil yang memproduksi benang polyester dengan
menggunakan bahan baku polyester chips, selain menghasilkan produk
industri ini juga menghasilkan limbah yang berupa : limbah padat dan cair.
Limbah cair di PT Mutu Gading Tekstil diolah secara biologi. Instalasi
pengolahan air limbah terdiri dari bak presedimentasi, equalisasi, aerasi,
biological sedimentation tube setler, rapid sand filter dan fish pond. Dari
hasil pemeriksaan secara rutin parameter limbah cair menunjukkan hasil yang
fluktuatif, terutama untuk parameter TSS (Total Suspended Solid) pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
effluent sebesar 46,5 mg/l, kadar ini masih relatif tinggi menunjukkan
efisiensi instalasi pengolahan air limbah dalam mereduksi TSS belum
optimal.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti efisiensi
instalasi pengolahan air limbah terhadap penurunan kadar parameter
(temperatur, TSS, pH, BOD5, COD, Khrom (Cr ), Amoniak (NH3), Sulfida
(S), Minyak dan Lemak) sehingga penulis melakukan penelitian mengenai
“Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Penurunan Kadar
Parameter Limbah Cair di PT Mutu Gading Tekstil Karanganyar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut :
“Efisiensikah Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Penurunan Kadar
Parameter Limbah Cair di PT Mutu Gading Tekstil Karanganyar ? “
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah
Terhadap Penurunan Kadar Parameter Limbah Cair Di PT Mutu Gading
Tekstil Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui Kadar Parameter Temperatur, TSS, pH, BOD5,
COD, Khrom (Cr), Amoniak (NH3), Sulfida (S), Minyak Dan Lemak
Pada Limbah Cair Sebelum Dan Sesudah Pengolahan Di PT Mutu
Gading Tekstil Karanganyar.
b. Untuk Mengetahui Kadar Parameter Temperatur, TSS, pH, BOD5,
COD, Khrom (Cr), Amoniak (NH3), Sulfida (S), Minyak Dan Lemak
Pada Limbah Cair PT Mutu Gading Tekstil Karanganyar Berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Diharapkan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan dibidang instalasi pengolahan air limbah
industri tekstil.
2. Aplikatif
a. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi masyarakat tentang kualitas limbah cair
industri tekstil PT Mutu Gading Tekstil.
b. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dan pembenahan pihak perusahaan dalam
rangka peningkatan instalasi pengolahan air limbah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
c. Bagi Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menambah referensi dan informasi kepustakaan program, terutama
mengenai instalasi pengolahan air limbah.
d. Bagi Peneliti
Merupakan sarana untuk berlatih dan proses berfikir ilmiah serta
praktis sebagai penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh selama pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Limbah Cair
a. Pengertian Limbah Cair
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun
2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah, air limbah merupakan hasil dari
suatu usaha atau kegiatan yang berwujud cair yang apabila dibuang ke
lingkungan dapat menurunkan kualitas lingkungan, sehingga untuk
melestarikan lingkungan agar dapat bermanfaat bagi hidup dan
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya perlu dilakukan upaya
pengelolaan air limbah.
Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga
dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta
buangan lainnya (Sugiharto, 2009).
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat
dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak
mempunyai nilai ekonomi (Ginting, 2007).
b. Komposisi Limbah Cair
Menurut Sugiharto (2008) sesuai dengan sumber asalnya,
maka air limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
setiap tempat dan setiap saat. Zat-zat yang terdapat dalam air limbah
dapat dikelompokkan seperti pada skema berikut ini :
Air Limbah
Bahan padat 0,1%
Anorganik Organik
Air 99,9%
Protein (65%) Karbohidrat (25%) Lemak (10%)
Butiran Garam Metal
Gambar 1. Skema Pengelompokkan Bahan yang Terkandung di Dalam Limbah (Sumber : Sugiharto, 2008).
c. Parameter Limbah Cair
1) Parameter Fisika Limbah Cair
a) Total Solid (TS)
Total Solid (TS) adalah kandungan total bahan terlarut
dan tersuspensi dalam air (Effendi, 2003).
b) Total Suspended Solid (TSS)
Total Suspended Solid (TSS) adalah jumlah berat
dalam mg/l kering lumpur yang ada didalam air limbah setelah
mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45
mikron (Sugiharto, 2008).
Kadar maksimum Total Suspended Solid (TTS)
menurut Kep. No. 51/MenLH/10/1995 tentang Baku Mutu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri Tekstil sebesar 50 mg/l
(Wardhana, 2004).
c) Warna
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring
dengan waktu dan meningkatnya kondisi anaerob, warna
limbah berubah dari yang abu-abu menjadi kehitaman (Junaidi
dkk, 2006).
Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam
air dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis
(Effendi, 2003).
d) Kekeruhan
Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek
cahaya sebagai dasar untuk mengukur keadaan air, kekeruhan
ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid
didalam air (Sugiharto, 2008).
e) Temperatur
Temperatur adalah parameter yang sangat penting
dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi,
kehidupan organisme air dan penggunaan air untuk berbagai
aktivitas sehari-hari (Junaidi dkk, 2006).
f) Bau
Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat
disebabkan oleh bahan-bahan kimia, ganggang, plankton atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
tumbuhan dan hewan air, baik yang hidup maupun yang sudah
mati (Fardiaz, 2008).
2) Parameter Kimia Limbah Cair
a) Biological Oxygen Demand (BOD5)
Biological Oxygen Demand (BOD5) adalah
banyaknya oksigen dalam ppm atau miligram/liter (mg/l) yang
diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri,
sehingga limbah tersebut menjadi jernih kembali (Sugiharto,
2008).
Kadar maksimum BOD5 menurut Kep. No.
51/MenLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri Tekstil sebesar 60 mg/l (Wardhana, 2004).
b) Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand (COD) menurut Alaerts
dan Santika (1984) dalam Junaidi dkk (2006) adalah jumlah
kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi secara kimia
guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan
dalam ppm (part per milion) atau ml O2/liter.
Kadar maksimum COD menurut Kep. No.
51/MenLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri Tekstil sebesar 150 mg/l (Wardhana, 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
c) Dissolved Oxygen (DO)
Dissolved Oxygen (DO) adalah banyaknya oksigen
yang terkandung didalam air dan diukur dalam satuan miligram
per liter (Sugiharto, 2008).
d) Amoniak (NH3)
Amoniak adalah penyebab iritasi dan korosi,
meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan mengganggu
proses desinfeksi dengan khlor (Soemirat, 1994).
Kadar maksimum Amoniak (NH3) menurut Kep. No.
51/MenLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri Tekstil sebesar 8,0 mg/l (Wardhana, 2004).
e) Sulfida (S)
Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam sludge digester
dan dapat mengganggu proses pengolahan limbah secara
biologi jika konsentrasinya melebihi 200 mg/l. Gas H2S bersifat
korosif terhadap pipa dan dapat merusak mesin (Sugiharto,
2008).
Kadar maksimum Sulfida (S) menurut Kep. No.
51/MenLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri Tekstil sebesar 0,3 mg/l (Wardhana, 2004).
f) Fenol
Fenol mudah masuk lewat kulit. Keracunan kronis
menimbulkan gejala gasterointestinal, sulit menelan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
hipersalivasi, kerusakan ginjal dan hati, serta dapat
menimbulkan kematian (Soemirat, 1994).
Kadar maksimum fenol menurut Kep. No.
51/MenLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri Tekstil sebesar 0,5 mg/l (Wardhana, 2004).
g) pH
pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air.
Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mematikan
kehidupan mikroorganisme. pH normal untuk kehidupan air
adalah 6 – 8 (Junaidi dkk, 2006).
Kadar maksimum pH menurut Kep. No.
51/MenLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri Tekstil sebesar 6,0 – 0,9 (Wardhana, 2004).
h) Logam Berat
Logam berat bila konsentrasinya berlebih dapat
bersifat toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan
limbah yang mengandung logam berat (Junaidi dkk, 2006).
3) Parameter Biologi Limbah Cair
Parameter biologi digunakan untuk mengukur kualitas air
terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.
Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya
mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah (Junaidi dkk,
2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Indikator biologis merupakan petunjuk yang mudah untuk
memantau terjadinya pencemaran. Adanya pencemaran lingkungan
keanekaragaman spesies akan menurun dan mata rantai
makanannya menjadi lebih sederhana, kecuali bila terjadi
penyuburan (Sastrawijaya, 2009).
d. Limbah Cair Industri Tekstil
Limbah cair industri tekstil terutama berasal dari bahan-
bahan yang digunakan pada proses produksi, terutama pada proses
pengkanjian, pewarnaan, dan printing atau pemberian motif (Junaidi
dkk, 2006).
Air limbah tekstil akan dapat mencemari lingkungan apabila
ditandai dengan tingginya kadar temperatur, TSS, pH, BOD5, COD,
Khrom (Cr), Amoniak (NH3), Sulfida (S), minyak dan lemak.
Pengolahan air limbah tekstil adalah masalah yang sangat serius karena
beberapa alasan yaitu tingginya Total Padatan Terlarut (TDS),
keberadaan logam beracun seperti Cr, sifat pewarna dalam limbah, dan
adanya khlorin (Kalra, dkk, 2011).
Limbah cair industri tekstil merupakan salah satu jenis air
buangan yang sukar diolah, karena proses yang digunakan dalam
industri tekstil sangat bervariasi, sehingga parameter limbah cair yang
dihasilkannya pun sangat bervariasi. Umumnya limbah cair industri
tekstil memiliki warna yang pekat, bersifat basa, kandungan padatan
tersuspensi (TSS) yang tinggi, temperatur tinggi, konsentrasi Chemical
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Oxygen Demand (COD) dan Biological Oxygen Demand (BOD5) yang
tinggi (Mardini, 2004).
Limbah cair PT Mutu Gading Tekstil berasal dari kegiatan
proses produksinya yang mengolah polyester chips menjadi produk
berupa benang polyester. Adapun proses produksinya adalah sebagai
berikut :
a. Proses dryer merupakan proses untuk mengurangi kadar
air/moisture sesuai dengan spesifikasi yang di kehendaki.
b. Proses melting merupakan proses pengeringan chips untuk
memperoleh hasil yang diharapkan, kemudian mengalami proses
extrudder yang merupakan proses pelelehan chips.
c. Proses spinning merupakan proses pemintalan polyester chips
menjadi gulungan benang polyester.
d. Proses texturising merupakan proses pembentukan/pemberian
tekstur pada benang polyester sesuai dengan jenisnya.
(PT Mutu Gading Tekstil, 2012).
e. Baku Mutu Limbah Cair
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun
2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah, Baku Mutu Air Limbah adalah
ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur
pencemar yang diperbolehkan keberadaannya dalam air limbah yang
akan dibuang ke lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10
Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah, baku mutu air limbah
industri tekstil adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah Industri Tekstil Dan Batik No. Parameter Baku Mutu
oC Mg/l 1. Fisika Temperatur 38 TSS 50 2. Kimia BOD5 60 COD 150 pH 6,0 – 9,0 Fenol (total) 0,5 Khrom total (Cr) 1,0 Amoniak total (NH3) 8,0 Sulfida 0,3 Minyak dan lemak 3,0
(Sumber : Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004).
2. Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair menurut Ginting (2007) meliputi tiga tahap :
a. Primary Treatment
Pengolahan limbah didahului pra perlakuan atau perlakuan
pendahuluan. Perlakuan dilakukan dengan sederhana yaitu menyaring
bahan kasar, mengendapkan pasir dan tanah, dan menyaring minyak.
Dalam pengolahan pendahuluan ini juga meliputi peralatan limbah cair
agar memiliki homogenitas dan memudahkan bagi pengolahan tingkat
lanjut. Pemasukan udara ke dalam limbah adalah satu cara untuk
memudahkan pengapungan dimana udara akan menciptakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
gelembung dan bersamaan dengan gelembung tersebut partikel ikut
terbawa naik ke atas permukaan dengan limbah.
b. Secondary Treatment
Metode pengolahan dengan secondary treatment
menggunakan bahan-bahan kimia agar senyawa-senyawa pencemar
dalam limbah diikat melalui reaksi kimia. Karena itu sistem operasinya
disebut juga dengan cara kimia yaitu metode pengolahan dengan
menghilangkan atau mengubah senyawa pencemar dalam air limbah
dengan menambahkan bahan kimia. Zat pencemar pada umumnya
berada pada jenis padatan suspensi, padatan terlarut dan koloidal.
Pengolahan limbah dengan tingkatan kedua atau
menggunakan bahan kimia bertujuan untuk mengendapkan bahan,
mematikan bakteri pathogen, mengikat dengan cara oksidasi atau
reduksi menetralkan konsentrasi kelarutan asam dan desinfektasia.
c. Tertiary Treatment
Metode ini digunakan bagi pengolahan limbah dengan
konsentrasi bahan pencemar tinggi atau limbah dengan parameter yang
bervariasi banyak dengan volume yang relatif banyak. Sistem
operasinya dikenal dengan operasi biologi yaitu metode pengolahan
dengan menghilangkan senyawa pencemar melalui aktivitas biological
yang dilakukan pada peralatan unit proses biologi. Metode ini dipakai
terutama untuk menghilangkan bahan organik biodegradable dalam
limbah cair. Unit proses yang digunakan pada proses biologi yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kolam aerobik, aerasi, lumpur aktif, kolam oksidasi dan saringan
biologi dan juga kolam anaerobik.
3. Hubungan Antara Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan
Penurunan Kadar Parameter Limbah Cair
Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi
BOD5, partikel tercampur, serta membunuh organisme patogen. Selain itu
diperlukan juga tambahan pengolahan untuk menghilangkan bahan nutrisi,
komponen beracun, serta bahan yang tidak dapat didegradasikan agar
konsentrasi yang menjadi rendah, untuk itu diperlukan pengolahan secara
bertahap agar bahan tersebut dapat berkurang kapasitasnya (Sugiharto,
2008).
Pada umumnya pengolahan air limbah industri tekstil
memerlukan tahap-tahap pengolahan sebagai berikut :
a. Pemisahan padatan kasar yaitu sisa serat dan padatan kasar lainnya.
b. Segregrasi, hal ini dilakukan apabila air limbah dari suatu proses
tertentu mempunyai sifat yang spesifik, mempunyai beban pencemaran
yang sangat tinggi dibandingkan dengan air limbah dari proses lainnya,
atau bersifat racun (toxic), sehingga apabila digabungkan akan
memberatkan atau menyulitkan proses pengolahan.
c. Equalisasi untuk menghomogenkan konsentrasi zat pencemar,
temperatur dan sebagainya, serta untuk menyamakan laju alir atau
debit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
d. Penghilangan, penurunan atau penghancuran bahan organik terdispersi.
e. Penghilangan bahan organik dan anorganik terlarut.
Tahap pengolahan air limbah a, b, dan c merupakan Pre-
treatment. Tahap ini tidak banyak memberikan efek penurunan COD,
BOD5, tetapi lebih banyak ditujukan untuk membantu kelancaran dan
meningkatkan efektifitas tahap pengolahan selanjutnya (Farida, 2008).
Menurut McKinney (1962) dalam Mardini (2004) salah satu
pengolahan secara biologi yaitu dengan menggunakan sistem lumpur aktif
yang dapat mengolah limbah cair organik terlarut dan mengubahnya
menjadi suspensi terflokulasi secara biologi sehingga akan dengan mudah
untuk diendapkan.
Pengolahan biologi merupakan pengolahan air limbah tekstil
yang akan lebih efektif jika air limbah dicampur dengan air limbah
domestik. Jika kandungan zat-zat non biodegradable (surfaktan, sizing
agent, dan avivge agent) tinggi, COD tidak akan dapat diturunkan hingga
di bawah 300 mg/liter (Siregar, 2005).
Rasio antara COD dan BOD5 diukur untuk mengetahui
kemampuan air limbah untuk diuraikan secara biologis. Pada effluent hasil
pengolahan biologis yang baik dapat memiliki perbandingan COD/BOD5
kira-kira 10 atau lebih (Siregar, 2005).
Pada suatu instalasi pengolahan air limbah yang terdapat di
industri tekstil pengolahan air limbah dilakukan secara fisika, kimia dan
biologi maupun kombinasi diantara proses-proses tersebut. Secara fisika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dilakukan dengan cara penyaringan, secara kimia dengan penambahan
aluminium sulfat dan polielektrolit atau bioflokulan pada proses koagulasi
dan flokulasi. Saat ini banyak dikembangkan suatu sistem yang
memanfaatkan pengolahan secara biologi salah satunya dengan
menggunakan lumpur aktif. Pengolahan air limbah menggunakan metode
lumpur aktif merupakan suatu cara pengolahan yang diarahkan untuk
menurunkan substrat tertentu yang terkandung dalam air limbah dengan
memanfaatkan aktivitas mikroorganisme (Mardini, 2004).
B. Kerangka Pemikiran
Limbah Cair (Influent)
Limbah Cair (Effluent)
Lingkungan
IPAL 1. Presedimentasi 2. Equalisasi 3. Aerasi 4. Sedimentasi Tube Setler 5. Rapid Sand Filter 6. Fish Pond
Industri Tekstil
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
C. Hipotesis
Ada Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Penurunan
Kadar Parameter Limbah Cair di PT Mutu Gading Tekstil Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik
yaitu penelitian yang melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi,
yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat
lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan (Azwar, 2011).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT Mutu Gading Tekstil Gondangrejo,
Karanganyar KM 11 yang dilaksanakan pada bulan April - Juni 2012.
C. Populasi Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah limbah cair yang
berasal dari industri tekstil di bak influent dan effluent PT Mutu Gading
Tekstil.
D. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah grab
sampling (sampling sesaat) yaitu sampel yang diambil secara langsung dari
badan air yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggambarkan
karakteristik air pada saat pengambilan sampel (Effendi, 2003).
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
E. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2010). Sampel
diambil dari bak influent dan effluent PT Mutu Gading Tekstil.
F. Desain Penelitian
Limbah cair
IPAL Grab Sampling
(sampling sesaat)
Limbah cair sebelum pengolahan (bak influent)
Tidak melebihi baku mutu
Dasar Hukum : Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Melebihi baku mutu
Hasil uji laboratorium
Parameter limbah cair : pH BOD5 COD Temperatur TSS Fenol Khrom (Cr) Amoniak (NH3) Sulfida (S) Minyak dan lemak
Parameter limbah cair : pH BOD5 COD Temperatur TSS Fenol Khrom (Cr) Amoniak (NH3) Sulfida (S) Minyak dan lemak
Limbah cair sesudah pengolahan (bak effluent)
Gambar 3. Desain Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
G. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya
atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah efisiensi instalasi pengolahan air limbah.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah penurunan kadar temperatur, TSS, pH, BOD5, COD,
Khrom (Cr), Amoniak (NH3), Sulfida (S), minyak dan lemak.
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Efisiensi IPAL merupakan tingkat keefektifan IPAL dalam menurunkan
kadar parameter limbah cair.
Menurut Marsono B. D (1996) dalam Muljadi (2009) perhitungan efisiensi
adalah sebagai berikut :
Efisiensi = K influent – K effluent x 100%
K influent
2. Temperatur (ToC)
Temperatur merupakan derajat panas atau dinginnya air limbah.
Alat Ukur/Metode : Termometer dengan metode Standar Nasional
Indonesia (SNI) 06-6989.23-2005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Skala pengukuran : Rasio
Satuan : Celcius
3. Total Suspended Solid (TSS)
TSS adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan
tidak dapat mengendap langsung.
Alat Ukur/Metode : Uji Laboratorium dengan metode Standar Nasional
Indonesia (SNI) 06-6989.3-2004
Skala Pengukuran : Rasio
Satuan : mg/l
4. pH
pH adalah derajat keasaman atau alkalinitas dari suatu zat dan mewakili
konsentrasi hidrogen ionnya.
Alat Ukur /Metode : pH meter dengan metode Standar Nasional
Indonesia (SNI) 06-6989.11-2004
Skala Pengukuran : Rasio
5. Kadar BOD5
BOD5 merupakan Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) yang diperlukan
oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi bahan-bahan organik pada
limbah cair dan dinyatakan dalam mg/l pada sampel limbah cair di bak
influent dan effluent.
Alat Ukur/Metode : Uji Laboratorium dengan metode 2.14/IK-4.1/2008
Skala pengukuran : Rasio
Satuan : mg/l
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
6. Kadar COD
COD merupakan jumlah Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) yang
diperlukan untuk mengoksidasi sampel air limbah cair di bak influent dan
effluent.
Alat Ukur/Metode : Uji Laboratorium dengan metode Standar Nasional
Indonesia (SNI) 6989.2-2009
Skala pengukuran : Rasio
Satuan : mg/l
7. Khrom (Cr)
Khrom adalah jumlah logam berat khrom dalam air.
Alat Ukur/Metode : Uji Laboratorium dengan metode Standar Nasional
Indonesia (SNI) 6989.17-2009
Skala Pengukuran : Rasio
Satuan : mg/l
8. Amoniak (NH3)
Amoniak adalah senyawa nitrogen yang menjadi NH4+ pada pH rendah.
Alat Ukur/Metode : Uji Laboratorium dengan metode Standar Nasional
Indonesia (SNI) 06-6989.30-2005
Skala Pengukuran : Rasio
Satuan : mg/l
9. Sulfida (S)
Sulfida merupakan senyawa sulfur yang dalam jumlah besar dapat
menaikkan derajat keasaman air.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Alat Ukur/Metode : Uji Laboratorium dengan metode American Public
Health Association (APHA) 2005 : 4500-S2-
Skala Pengukuran : Rasio
Satuan : mg/l
10. Minyak dan lemak
Minyak dan lemak ditemukan mengapung diatas permukaan air. Lemak
sukar diuraikan bakteri tapi dapat dihidrolisa oleh alkali.
Alat Ukur/Metode : Uji Laboratorium dengan metode Standar Nasional
Indonesia (SNI) 06-6989.10-2004
Skala Pengukuran : Rasio
Satuan : mg/l
I. Alat dan Bahan penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian :
1. Alat yang digunakan :
a. Termometer air raksa yang mempunyai skala sampai 110oC
b. pH meter
c. Spektofotometer
d. Timbangan analitik ketelitian 0,1 mg
e. Gelas piala 250 ml
f. Pipet 100 ml
g. Erlemeyer 250 ml
h. Lemari inkubasi suhu 20°C ± 1°C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
i. Botol dari gelas (5 – 10) l
j. Pipet volumetrik (1 dan 10) ml
k. Labu ukur (100, 200 dan 1000) ml
l. Pengaduk magnetik
m. Cawan aluminium
n. Cawan porselen
o. Kertas saring (glass fiber filter) diameter 11 cm
p. Corong pisah 2000 ml
q. Labu destilasi 125 ml
r. Alat sentrifugal yang mampu mencapai putaran sampai 2400 rpm
s. Pompa vakum
t. Penangas air yang dilengkapi pengatur suhu dan dapat diatur suhunya
2. Bahan yang digunakan :
a. Kalium hidrogen ptalat (KHC8H4O4)
b. Kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4)
c. Dinatrium hydrogen fosfat (Na2HPO4)
d. Natrium hidrogen karbonat (NaHCO3)
e. Natrium karbonat (Na2CO3)
f. Larutan H2SO4
g. Larutan MnSO4 1 ml
h. Larutan Natrium thiosulfat 0,1 ml
i. Air bebas mineral
j. Asam nitrat (HNO3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
k. Magnesium nitrat (Mg(NO3)2.6H2O
l. Krom trioksida (CrO3)
m. Saringan membran berpori 0,45 μm
n. Amonium klorida (NH4Cl)
o. Fenol (C6H5OH)
p. Etil alkohol 95%
q. Natrium nitroprusida (C5FeN6Na2O)
r. Alkalin sitrat (C6H5Na3O7)
s. Sodium hidroksida (NaOH)
t. Natrium hipoklorit (NaClO)
u. Barium klorida kristal (BaCl2)
v. Natrium sulfat (Na2SO4) anhidrat
w. Magnesium klorida heksahidrat (MgCl2.6H2O)
x. Natrium asetat trihidrat (CH3COONa.3H2O)
y. Kalium nitrat (KNO3)
z. Asam asetat pekat (CH3COOH)
3. Data sekunder yang berasal dari PT Mutu Gading Tekstil Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
J. Cara Kerja Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan survey awal tempat atau perusahaan yang akan dijadikan
tempat penelitian.
2. Menemukan dan memilih masalah.
3. Menentukan judul penelitian, membuat proposal penelitian.
4. Identifikasi, merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah,
kemudian berdasarkan masalah tersebut diadakan studi pendahuluan untuk
menghimpun informasi dan teori sebagai dasar penyusun kerangka konsep
penelitian.
5. Merumuskan hipotesis penelitian
6. Menentukan populasi dan sampel. Populasi penelitian adalah limbah cair
PT Mutu Gading Tekstil, dengan sampel penelitian yaitu limbah cair di
bak influent dan effluent.
7. Menentukan teknik pengumpulan data.
8. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dokumentasi, data sekunder, dan data primer yang
didapatkan melalui pengambilan sampel limbah cair di bak influent dan
effluent.
9. Cara mengambil sampel limbah cair berdasarkan SNI 6989.59 : 2008,
yaitu sebagai berikut :
a. Air limbah yang akan dianalisis parameternya dimasukkan secara
langsung ke dalam botol sampel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Mengisi botol dengan limbah cair sampai penuh, pengisian botol
dilakukan dengan posisi botol horizontal bukan vertikal pada aliran air
limbah.
c. Mengisi botol sampai keadaan benar-benar penuh dengan tujuan agar
sampel yang diambil tidak terkontaminasi dengan gelembung udara.
10. Analisis sampel limbah cair dilakukan di laboratorium Pusat MIPA
Universitas Sebelas Maret untuk menentukan kadar pH, BOD5, COD,
Temperatur, TSS, Khrom (Cr), Amoniak (NH3), Sulfida (S), minyak dan
lemak.
11. Didapatkan hasil analisis parameter limbah cair industri tekstil kemudian
dibandingkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10
Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
K. Teknik Analisis Data
Analisis terhadap parameter limbah cair industri tekstil antara lain :
kadar pH, BOD5, COD, Temperatur, TSS, Khrom (Cr), Amoniak (NH3),
Sulfida (S), minyak dan lemak untuk menganalisis perbedaan parameter
limbah cair sebelum dan sesudah pengolahan di PT Mutu Gading Tekstil
Karanganyar data dalam bentuk tabel dan untuk menilai memenuhi syarat
baku mutu limbah cair dibandingkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Menurut Marsono B. D (1996) dalam Muljadi (2009) menghitung
efisiensi dari proses dalam menurunkan kadar pencemar (parameter) air
limbah digunakan rumus :
Efisiensi = K influent – K effluent x 100%
K influent
Keterangan :
K influent = kadar sebelum pengolahan
K effluent = kadar sesudah pengolahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Profil Perusahaan
PT Mutu Gading Tekstil terletak di Jalan Raya Purwodadi-Solo
Km. 11 Gondangrejo, Karanganyar dan merupakan produsen kelas dunia
dari benang filamen polyester di Indonesia. PT Mutu Gading Tekstil
berdiri sejak tahun 1997 dan merupakan perusahaan yang telah berstandar
ISO 9001 : 2008.
Produk perusahaan ini adalah benang synthetic polyester.
Kapasitas produksi perusahaan sebesar kapasitas produksi 3000 ton
benang Polyester Textured (PTY) setiap bulan.
PT Mutu Gading Tekstil memiliki beragam produk benang
filamen polyester dan melayani semua segmen dari industri kain. PT Mutu
Gading Tekstil peduli terhadap lingkungan. Berbagai langkah-langkah
pelestarian lingkungan dilakukan sebagai upaya penghijauan di pabrik
meliputi konsep 3R :
a. Reduce (mengurangi).
b. Reuse (memakai kembali).
c. Recycle (daur ulang).
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2. Pengolahan Limbah Cair di PT Mutu Gading Tekstil
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT Mutu Gading
Tekstil dilakukan secara aerob dengan menggunakan bak-bak pengolahan
sebagai berikut :
1) Bak presedimentasi
Bak presedimentasi ini berfungsi dalam proses pemisahan air limbah
yaitu proses pemisahan antara air limbah dengan minyak/oli yang
masih tercampur dengan menggunakan bak-bak filtrasi .
2) Bak equalisasi
Bak equalisasi berfungsi untuk penyeragaman air limbah baik jenis
dan karakteristiknya.
3) Bak aerasi
Bak aerasi merupakan tempat air limbah yang telah diolah mengalami
proses biologis dengan memanfaatkan activated sludge (lumpur aktif)
untuk mendegradasi sisa-sisa bahan pencemar yang masih terkandung
pada limbah cair.
4) Bak Biological Sedimentation Tube Settler
Bak biological sedimentation tube settler merupakan tempat air limbah
yang telah diolah dari proses aerasi mengalami proses pengendapan
kembali, yaitu pengendapan lumpur-lumpur biologis yang masih
tercampur bersama air limbah yang telah diolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
5) Bak Rapid Sand Filter
Bak rapid sand filter merupakan tempat terjadinya proses penyaringan
sesudah air limbah mengalami pengolahan dengan tujuan sisa lumpur
yang masih tercampur dari unit biological sedimentation tube settler
bisa tertangkap oleh media filter.
6) Bak Fish Pond
Bak fish pond berfungsi sebagai bak indikator bukti bahwa limbah
yang dihasilkan sudah tidak memiliki kandungan kimia apapun
sehingga baik untuk kehidupan makhluk hidup/ikan.
(PT Mutu Gading, 2012).
PT Mutu Gading Tekstil melakukan pemantauan limbah cair
secara rutin yang bekerjasama dengan laboratorium Pusat MIPA UNS,
adapun hasil analisis limbah cair pada bulan Maret 2012 adalah sebagai
berikut :
Tabel 2. Hasil Analisis Rutin Parameter Limbah Cair PT Mutu Gading Tekstil
No. Parameter Limbah Cair Influent (mg/l)
Effluent (mg/l)
1. Temperatur 28oC 28oC 2. Total Suspended Solid (TSS) 53 46,5 3. pH 8,48 7,73 4. Biological Oxygen Demand (BOD5) 14,28 9,26 5. Chemical Oxygen Demand (COD) 27,07 25,30 6. Khrom (Cr) <0,004 <0,004 7. Amoniak (NH3) 0,804 0,201 8. Sulfida (S) <0,007 <0,007 9. Menyak dan lemak 2,5 2,1
10. Fenol <0,004 <0,004 (Sumber : Hasil Analisis Limbah Cair PT Mutu gading Tekstil, Maret 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
B. Hasil Analisis Parameter Limbah Cair Industri Tekstil
1. Hasil Analisis Parameter Fisika Limbah Cair
a. Temperatur (ToC)
Hasil analisis laboratorium terhadap limbah cair industri
tekstil PT Mutu Gading Tekstil diperoleh hasil temperatur sebagai
berikut :
Tabel 3. Hasil Analisis Temperatur (oC) pada Limbah Cair
Analisis Sampel
Temperatur Baku Mutu Temperatur (oC)
Efisiensi % Sebelum Sesudah
1 27 27 38 0 2 27 27 38 0
Jumlah 54 54 - 0 Rata-rata 27 27 - 0
Sumber : Hasil Pendataan pada tanggal 24 Mei 2012
Analisis temperatur limbah cair menunjukkan hasil rata-rata
sebelum dan sesudah pengolahan yang sama yaitu rata-rata sebesar
27oC, dengan efisiensi 0%.
b. Total Suspended Solid (TSS)
Hasil analisis laboratorium terhadap limbah cair industri
tekstil PT Mutu Gading Tekstil diperoleh hasil TSS sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Analisis TSS (mg/l) pada Limbah Cair
Analisis Sampel
TSS (mg/l) Baku Mutu TSS (mg/l)
Efisiensi % Sebelum Sesudah
1 60 45 50 25 2 58 47 50 19
Jumlah 118 92 - 44 Rata-rata 59 46 - 22
Sumber : Hasil Pendataan pada tanggal 24 Mei 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Analisis TSS menunjukkan hasil rata-rata sebelum
pengolahan sebesar 59 mg/l dan sesudah pengolahan sebesar 46 mg/l
dengan efisiensi 22%.
2. Hasil Analisis Parameter Kimia Limbah Cair
a. pH
Hasil analisis laboratorium terhadap limbah cair industri
tekstil PT Mutu Gading Tekstil diperoleh hasil pH sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Analisis pH pada Limbah Cair
Analisis Sampel
pH Baku Mutu pH
Efisiensi % Sebelum Sesudah
1 10,32 7,53 6,0 – 9,0 27,03 2 10,32 7,53 6,0 – 9,0 27,03
Jumlah 20,64 15,06 - 54,06 Rata-rata 10,32 7,53 - 27,03
Sumber : Hasil Pendataan pada tanggal 24 Mei 2012
Analisis pH diperoleh hasil rata-rata sebelum pengolahan
sebesar 10,32 dan sesudah pengolahan 7,53 dengan efisiensi 27,03%.
b. Biological Oxygen Demand (BOD5)
Hasil analisis laboratorium terhadap limbah cair industri
tekstil PT Mutu Gading Tekstil diperoleh hasil BOD5 sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Analisis BOD5 (mg/l) pada Limbah Cair
Analisis Sampel
BOD5 (mg/l) Baku Mutu BOD5 (mg/l)
Efisiensi % Sebelum Sesudah
1 44,1 5,2 60 88,21 2 44,1 5,2 60
Jumlah 88,2 10,4 - 88,21 Rata-rata 44,1 5,2 - 88,21
Sumber : Hasil Pendataan pada tanggal 24 Mei 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Analisis BOD5 menunjukkan hasil rata-rata sebelum
pengolahan sebesar 44,1 mg/l dan sesudah pengolahan sebesar 5,2
mg/l dengan efisiensi 88,21%.
c. Chemical Oxygen Demand (COD)
Hasil analisis laboratorium terhadap limbah cair industri
tekstil PT Mutu Gading Tekstil diperoleh hasil COD sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil Analisis COD (mg/l) pada Limbah Cair
Analisis Sampel
COD (mg/l) Baku Mutu COD (mg/l)
Efisiensi % Sebelum Sesudah
1 57,23 15,29 150 73,28 2 57,23 15,29 150 73,28
Jumlah 114,46 30,58 - 146,56 Rata-rata 57,23 15,29 - 73,28
Sumber : Hasil Pendataan pada tanggal 24 Mei 2012
Analisis COD menunjukkan hasil rata-rata sebelum
pengolahan sebesar 57,23 mg/l dan sesudah pengolahan sebesar 15,29
mg/l dengan efisiensi 73,28%.
d. Khrom (Cr)
Hasil analisis laboratorium terhadap limbah cair industri
tekstil PT Mutu Gading Tekstil diperoleh hasil Khrom (Cr) sebagai
berikut :
Tabel 8. Hasil Analisis Khrom (Cr) (mg/l) pada Limbah Cair
Analisis Sampel
Khrom (Cr) (mg/l) Baku Mutu Khrom (Cr)
(mg/l)
Efisiensi % Sebelum Sesudah
1 -0,017 -0,017 1,0 0 2 -0,018 -0,017 1,0 5,56
Jumlah -0,035 -0,034 - 5,56 Rata-rata -0,0175 -0,017 - 2,78
Sumber : Hasil Pendataan pada tanggal 24 Mei 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Analisis Khrom (Cr) menunjukkan hasil rata-rata sebelum
pengolahan -0,0175 mg/l dan sesudah pengolahan -0,017 mg/l dengan
efisiensi 2,78%.
e. Amoniak (NH3)
Hasil analisis laboratorium terhadap limbah cair industri
tekstil PT Mutu Gading Tekstil diperoleh hasil Amoniak (NH3) sebagai
berikut :
Tabel 9. Hasil Analisis Amoniak (NH3) (mg/l) pada Limbah Cair
Analisis Sampel
Amoniak (NH3) (mg/l) Baku Mutu Amoniak
(mg/l)
Efisiensi % Sebelum Sesudah
1 -0,015 0,184 8,0 13,26 2 -0,015 0,184 8,0 13,26
Jumlah -0,030 0,368 - 26,53 Rata-rata -0,015 0,184 - 13,26
Sumber : Hasil Pendataan pada tanggal 24 Mei 2012
Analisis Amoniak (NH3) menunjukkan hasil rata-rata
sebelum pengolahan sebesar -0,015 mg/l dan sesudah pengolahan
0,184 mg/l dengan efisiensi 13,26%.
f. Sulfida (S)
Hasil analisis laboratorium terhadap limbah cair industri
tekstil PT Mutu Gading Tekstil diperoleh hasil Sulfida (S) sebagai
berikut :
Tabel 10. Hasil Analisis Sulfida (mg/l) pada Limbah Cair
Analisis Sampel
Sulfida (mg/l) Baku Mutu Sulfida (mg/l)
Efisiensi % Sebelum Sesudah
1 -0,002 0,066 0,3 34 2 -0,002 0,066 0,3 34
Jumlah -0,004 0,132 - 68 Rata-rata -0,002 0,066 - 34
Sumber : Hasil Pendataan pada tanggal 24 Mei 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Analisis Sulfida (S) menunjukkan hasil rata-rata sebelum
pengolahan sebesar -0,002 mg/l dan sesudah pengolahan 0,066 mg/l
dengan efisiensi 34%.
g. Minyak dan lemak
Hasil analisis laboratorium terhadap limbah cair industri
tekstil PT Mutu Gading Tekstil diperoleh hasil minyak dan lemak
sebagai berikut :
Tabel 11. Hasil Analisis Minyak dan Lemak (mg/l) pada Limbah Cair
Analisis Sampel
Minyak dan lemak (mg/l)
Baku Mutu Minyak dan
Lemak (mg/l)
Efisiensi %
Sebelum Sesudah 1 2,8 2,2 3,0 21,43 2 2,8 2,0 3,0 28,57
Jumlah 5,6 4,2 - 50 Rata-rata 2,8 2,1 - 25
Sumber : Hasil Pendataan pada tanggal 24 Mei 2012 Analisis minyak dan lemak menunjukkan hasil rata-rata
sebelum pengolahan sebesar 2,8 mg/l dan sesudah pengolahan sebesar
2,1 mg/l dengan efisiensi 25%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisis Parameter Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004
Tentang Baku Mutu Limbah, untuk limbah cair industri tekstil PT Mutu
Gading Tekstil Karanganyar termasuk kedalam kategori Baku Mutu Air
Limbah Industri Tekstil dan Batik.
1. Parameter Fisika Limbah Cair
a. Temperatur (ToC)
Temperatur limbah cair yang terukur menunjukkan hasil yang
sama antara sebelum dan sesudah pengolahan. Hasil analisis
temperatur menunjukkan nilai temperatur rata-rata sebelum dan
sesudah pengolahan sebesar 27oC. Hasil sesudah pengolahan
menunjukkan tidak melebihi baku mutu air limbah industri tekstil dan
batik yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah No. 10 Tahun 2004 sebesar 38oC.
Tingkat rata-rata efisiensi untuk temperatur limbah cair
adalah 0%, hal ini dikarenakan kadar temperatur sama antara sebelum
dan sesudah pengolahan yaitu sebesar 27oC. Tidak terjadinya
penurunan kadar temperatur disebabkan kurang efisiennya instalasi
pengolahan air limbah yang dimiliki perusahaan yang dikarenakan
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
IPAL lebih difungsikan untuk menurunkan kadar parameter limbah
cair selain temperatur.
Proses equalisasi dibuat untuk meredam fluktuasi air limbah
sehingga dapat masuk kedalam IPAL secara konstan. Equalisasi
bertujuan untuk menyetarakan laju alir dan karakteristik air limbah,
mengurangi ukuran dan biaya proses pengolahan selanjutnya dan
memperbaiki performance proses selanjutnya (Siregar, 2005).
b. Total Suspended Solid (TSS)
Kadar TSS hasil analisis laboratorium terhadap limbah cair
industri tekstil menunjukkan hasil rata-rata sebelum pengolahan
sebesar 59 mg/l dan sesudah pengolahan sebesar 46 mg/l, hasil sesudah
pengolahan tidak melebihi baku mutu air limbah industri tekstil dan
batik yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah No. 10 Tahun 2004 sebesar 50 mg/l.
Rata-rata efisiensi pengolahan air limbah terhadap penurunan
kadar TSS adalah sebesar 22%. Penurunan kadar TSS kurang efektif
dengan masih tingginya kadar TSS sesudah pengolahan yaitu 46 mg/l
meskipun tidak melebihi baku mutu, namun keadaan ini
mengindikasikan pengolahan air limbah yang kurang efisien pada
tahapan proses presedimentasi dan rapid sand filter.
Penurunan kadar TSS dapat dilakukan dengan cara
penambahan koagulan. Efisiensi penyisihan TSS terbesar pada industri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
pewarnaan benang melalui penambahan koagulan Poly Aluminium
Chloride (PAC), yaitu sebesar 97,42% (Pritasari, 2009).
Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang ukuran
maupun beratnya lebih kecil daripada sedimen, misalnya tanah liat,
bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya
(Fardiaz, 2008).
Proses primary treatment atau pra perlakuan dimana limbah
cair mengalami penyaringan, pengendapan pasir dan tanah, dan
penyaringan/pemisahan dari minyak (Ginting, 2007).
2. Parameter Kimia Limbah Cair
a. pH
Analisis pH di laboratorium terhadap limbah cair industri
tekstil menunjukkan hasil rata-rata sebelum pengolahan sebesar 10,32
dan sesudah pengolahan sebesar 7,53. Hasil sesudah pengolahan
menunjukkan tidak melebihi baku mutu air limbah industri tekstil dan
batik yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah No. 10 Tahun 2004 sebesar 6,0 - 9,0.
Efisiensi instalasi pengolahan air limbah terhadap penurunan
pH sebesar 27,03% hal ini dikarenakan terjadinya penurunan kadar pH
sebelum dan sesudah pengolahan yang berada pada kisarab rentang
yang tidak terlalu lebar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Pada pengolahan secara biologis, tahapan equalisasi mampu
menjaga fluktuasi air limbah sehingga pH dapat diatur supaya konstan
(Siregar, 2005).
b. Biological Oxygen Demand (BOD5)
Kadar BOD5 hasil analisis laboratorium terhadap limbah cair
industri tekstil menunjukkan hasil rata-rata sebelum pengolahan
sebesar 44,1 mg/l dan sesudah pengolahan sebesar 5,2 mg/l, hasil
sesudah pengolahan tidak melebihi baku mutu air limbah industri
tekstil dan batik yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 sebesar 60 mg/l.
Tingkat rata-rata efisiensi untuk BOD5 sebesar 88,21% ini
menunjukkan efisiensi yang sangat tinggi, hal ini disebabkan adanya
perlakuan aerasi yang menggunakan lumpur aktif dan merupakan
pengolahan limbah cair secara biologis.
Suatu sistem lumpur aktif yang efisien dapat menghilangkan
padatan tersuspensi dan BOD5 sampai 90% (Fardiaz, 2008).
c. Chemical Oxygen Demand (COD)
Kadar COD hasil analisis laboratorium terhadap limbah cair
industri tekstil diperoleh hasil rata-rata sebelum pengolahan sebesar
57,23 mg/l dan sesudah pengolahan sebesar 15,29 mg/l, dengan
efisiensi 73,28% hasil sesudah pengolahan tidak melebihi baku mutu
air limbah industri tekstil dan batik yang ditetapkan berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 sebesar
150 mg/l.
Penurunan kadar COD disebabkan adanya perlakuan aerasi
yang menggunakan lumpur aktif dan merupakan pengolahan limbah
cair secara biologis.
Chemical Oxgyen Demand (COD) adalah jumlah oksigen
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang
terdapat didalam air secara sempurna (Chandra, 2006).
d. Khrom (Cr)
Kadar Khrom (Cr) hasil analisis laboratorium terhadap
limbah cair industri tekstil menunjukkan hasil analisis rata-rata
sebelum pengolahan sebesar -0,0175 mg/l dan sesudah pengolahan
sebesar -0,017 mg/l, hasil sesudah pengolahan tidak melebihi baku
mutu air limbah industri tekstil dan batik yang ditetapkan berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 sebesar
1,0 mg/l.
Penurunan kadar Khrom (Cr) menunjukkan tingkat efisiensi
sebesar 2,78% hal ini dikarenakan penurunan kadar Khrom (Cr) yang
berada pada kisaran rentang yang tidak lebar yaitu sebesar -0,0005
mg/l.
Menurut Suharty (1999) dalam Muljadi (2009) sumber logam
berat Khrom (Cr) bersifat toksis, pada industri tekstil dapat berasal dari
zat pewarna maupun sebagai pengikat zat warna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Penurunan kadar Khrom (Cr) dipengaruhi tahapan equalisasi
yang merupakan proses pengolahan secondary treatment dimana
proses ini bertujuan untuk netralisasi limbah asam maupun basa,
memperbaiki proses pemisahan lumpur, memisahkan padatan yang
tidak terlarut, mengurangi konsentrasi minyak dan lemak serta
mengoksidasi warna dan racun (Siregar, 2005).
e. Amoniak (NH3)
Kadar Amoniak (NH3) hasil analisis laboratorium terhadap
limbah cair industri tekstil menunjukkan hasil analisis rata-rata
sebelum pengolahan sebesar -0,015 mg/l dan sesudah pengolahan
sebesar 0,184 mg/l, hasil sesudah pengolahan tidak melebihi baku
mutu air limbah industri tekstil dan batik yang ditetapkan berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 sebesar
8,0 mg/l.
Kadar Amoniak (NH3) sebelum dan sesudah pengolahan
menunjukkan efisiensi sebesar 13,26%. Sesudah pengolahan kadar
Amoniak (NH3) menunjukkan peningkatan, meskipun hasilnya tidak
melebihi baku mutu air limbah yang diperuntukkan, hal ini
menunjukkan instalasi pengolahan air limbah yang ada kurang efisien
dalam menurunkan kadar Amoniak (NH3). Meningkatnya kadar
Amoniak (NH3) sesudah pengolahan dapat juga dipengaruhi adanya
kontaminasi pada saat pengambilan sampel dengan wadah sampel
limbah cair.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
f. Sulfida (S)
Kadar Sulfida (S) hasil analisis laboratorium terhadap limbah
cair industri tekstil menunjukkan hasil rata-rata sebelum pengolahan
sebesar -0,002 mg/l dan sesudah pengolahan sebesar 0,066 mg/l, hasil
sesudah pengolahan tidak melebihi baku mutu air limbah industri
tekstil dan batik yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 sebesar 0,3 mg/l.
Menurut Mahida (1984) dalam Purba (2009) sulfida adalah
gas asam belerang. Pada air limbah sulfida merupakan hasil
pembusukan zat organik berupa hidrogen sulfida (H2S). penetapan
sulfida bertujuan untuk menganalisa gas asam belerang dalam air
limbah yang terjadi dari proses penguraian zat-zat organik (senyawa
belerang) penyebab bau busuk pada perairan.
Efisiensi instalasi pengolahan air limbah dalam menurunkan
kadar Sulfida (S) sebesar 34%. Sesudah pengolahan kadar Sulfida (S)
meningkat, hal ini bisa dipengaruhi adanya kontaminasi pada saat
pengambilan sampel dengan wadah sampel limbah cair dan
pengambilan sampel yang kurang tepat.
g. Minyak dan Lemak
Kadar minyak dan lemak hasil analisis laboratorium terhadap
limbah cair industri tekstil menunjukkan hasil rata-rata sebelum
pengolahan sebesar 2,8 mg/l dan sesudah pengolahan sebesar 2,1 mg/l,
hasil sesudah pengolahan tidak melebihi baku mutu air limbah industri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
tekstil dan batik yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 sebesar 3,0 mg/l.
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukkan
kedalam kelompok padatan yaitu padatan yang mengapung diatas
permukaan air (Fardiaz, 2008).
Efisiensi instalasi pengolahan air limbah terhadap penurunan
sebesar 25%. Penurunan kadar minyak dan lemak ini disebabkan
adanya proses presedimentasi yang merupakan proses pemisahan
antara air limbah dengan minyak/oli yang masih tercampur.
Maka dari itu limbah cair PT Mutu Gading Tekstil Karanganyar
sesuai dengan baku mutu air limbah berdasarkan Peraturan daerah Provinsi
Jawa Tengah No. 10 tahun 2004, karena semua parameter limbah cair
(temperatur, TSS, BOD5, COD, pH, Amoniak (NH3), Khrom (Cr), Sulfida (S),
minyak dan lemak) tidak melebihi baku mutu. Sedangkan besarnya efisiensi
instalasi pengolahan air limbah dalam menurunkan kadar parameter limbah
cair berkisar antara 0 sampai 88,21%. Dengan rincian sebagai berikut :
temperatur 0%, TSS 22%, pH 27,03%, BOD5 88,21%, COD 73,28%, Khrom
(Cr) 2,78%, Amoniak (NH3) 13,26%, Sulfida (S) 34%, serta minyak dan
lemak 25%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
B. SIMPULAN
1. Terdapat penurunan kadar parameter fisika limbah cair (TSS), tapi untuk
temperatur kadar sesudah pengolahan tetap dan kadar parameter kimia
limbah cair (BOD5, COD, pH, Khrom (Cr), minyak dan lemak) mengalami
penurunan sesudah pengolahan, namun untuk kadar Amoniak (NH3) dan
Sulfida mengalami peningkatan.
2. Besarnya efisiensi instalasi pengolahan air limbah dalam menurunkan
kadar parameter limbah cair berkisar antara 0 sampai 88,21%. Dengan
rincian sebagai berikut : temperatur 0%, TSS 22%, pH 27,03%, BOD5
88,21%, COD 73,28%, Khrom (Cr) 2,78%, Amoniak (NH3) 13,26%,
Sulfida (S) 34%, serta minyak dan lemak 25%. Parameter limbah cair
industri tekstil PT Mutu Gading Tekstil Karanganyar menunjukkan hasil
yang tidak melebihi baku mutu air limbah berdasarkan Peraturan daerah
Provinsi Jawa Tengah No. 10 tahun 2004.
C. SARAN
1. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui besarnya
efisiensi instalasi pengolahan air limbah pada masing-masing bak
pengolahan limbah cair di PT Mutu Gading Tekstil (bak presedimentasi,
equalisasi, aerasi, sedimentasi tube settler, rapid sand filter, dan fish pond)
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
sehingga dapat mengoptimalkan kinerja IPAL dalam menurunkan kadar
parameter limbah cair.
2. PT Mutu Gading Tekstil untuk tetap mengoptimalkan instalasi pengolahan
air limbahnya meskipun hasil analisis parameter limbah cair tidak melebihi
baku mutu air limbah yang dipersyaratkan, namun perlu dilakukan
pengoptimalan kinerja IPAL dikarenakan masih adanya kadar parameter
limbah cair sesudah pengolahan yang masih relatif tinggi seperti kadar
TSS. Penurunan kadar TSS dapat lebih efektif dengan penambahan
koagulan Poly Aluminium Chloride (PAC). Berdasarkan penelitian pada
industri pewarnaan benang yang dilakukan oleh Pritasari (2009)
didapatkan hasil bahwa efisiensi penyisihan TSS terbesar melalui
penambahan koagulan PAC, yaitu sebesar 97,42%.
3. Sebaiknya meningkatkan penerapan produksi bersih (cleaner production)
untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan terbentuknya limbah
langsung pada sumbernya diseluruh bagian-bagian proses.