effectiveness of online learning at bpsdm riau province

12
15 Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province Era New Normal Efektifitas Pembelajaran Daring di BPSDM Provinsi Riau Era New Normal H. Andry Sukarmen, SE., MP Widyaiswara Ahli Madya [email protected] Abstrak Pandemi Covid-19 berasal dari Wuhan Cina merubah proses pembelajaran, saat ini dilakukan adaptasi kehidupan baru (new normal) dengan merubah pembelajaran dari klasikal menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ)/Distance learning/daring. BPSDM Provinsi Riau melaksanakan program kediklatan dengan PJJ yaitu Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS, Pelatihan Kepemimpinan Pengawas dan Pelatihan Kepemimpinan Administrator. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif- kualitatif dengan mewawancarai sebanyak 10 orang dengan penyiapan panduan wawancara yang berkaitan dengan efektifitas PJJ era new normal, sedangkan teknik pengumpulan data dan informasi memakai penelitian Snow ball. Hasil penelitian akan mengetahui permasalahan dalam tata kelola PJJ dari aspek teknis maupun administrasi, serta kegunaan data dan informasi untuk melakukan efisiensi PJJ. Aspek yang mendukung PJJ yaitu struktur organisasi yang efisien, dukungan kepegawaian termasuk tenaga pengajar, ketersediaan sarana dan prasarana, serta pelaksanaan program pelatihan. Sebanyak 23 orang Widyaiswara diketahui bahwa sebanyak 3 orang (13,04 %) sudah mahir menggunakan komputer/laptop, 17 orang (73.92 %) bisa menggunakan komputer/laptop dengan fitur standar, dan 3 orang (13,04 %) belum bisa menggunakan komputer/laptop. Hal ini berpengaruh pada efektifitas pembelajaran daring, terutama pada pelatihan kompetensi PNS minimal 20 jam pelajaran. Kata kunci : Efektifitas, Pembelajaran Daring, New Normal Abstract The Covid-19 pandemic originating in Wuhan China has changed the learning process, currently adapting to a new life (new normal) is being carried out by changing learning from classical to distance learning (PJJ) / Distance learning / online. BPSDM Riau Province carries out training programs with PJJ, namely CPNS Basic Training, Supervisory Leadership Training and Administrator Leadership Training. This study used a descriptive-qualitative method by interviewing as many as 10 people with the preparation of interview guides related to the effectiveness of PJJ in the new normal era, while data and information collection techniques used Snow ball research. The results of the research will find out the problems in PJJ governance from technical and administrative aspects, as well as the use of data and information to make PJJ efficiency. Aspects that support PJJ are an efficient organizational structure, staffing support including teaching staff, availability of facilities and infrastructure, and implementation of training programs. As many as 23 lecturers, it is known that as JURNAL KARYA APARATUR Volume : 04 TAHUN : 2020 Nomor : 02

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province

15

Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province Era New Normal

Efektifitas Pembelajaran Daring di BPSDM Provinsi Riau Era New Normal

H. Andry Sukarmen, SE., MP

Widyaiswara Ahli Madya

[email protected]

Abstrak

Pandemi Covid-19 berasal dari Wuhan Cina merubah proses pembelajaran, saat ini dilakukan

adaptasi kehidupan baru (new normal) dengan merubah pembelajaran dari klasikal menjadi

pembelajaran jarak jauh (PJJ)/Distance learning/daring. BPSDM Provinsi Riau melaksanakan

program kediklatan dengan PJJ yaitu Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS, Pelatihan Kepemimpinan

Pengawas dan Pelatihan Kepemimpinan Administrator. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-

kualitatif dengan mewawancarai sebanyak 10 orang dengan penyiapan panduan wawancara yang

berkaitan dengan efektifitas PJJ era new normal, sedangkan teknik pengumpulan data dan informasi

memakai penelitian Snow ball. Hasil penelitian akan mengetahui permasalahan dalam tata kelola PJJ

dari aspek teknis maupun administrasi, serta kegunaan data dan informasi untuk melakukan efisiensi

PJJ. Aspek yang mendukung PJJ yaitu struktur organisasi yang efisien, dukungan kepegawaian

termasuk tenaga pengajar, ketersediaan sarana dan prasarana, serta pelaksanaan program pelatihan.

Sebanyak 23 orang Widyaiswara diketahui bahwa sebanyak 3 orang (13,04 %) sudah mahir

menggunakan komputer/laptop, 17 orang (73.92 %) bisa menggunakan komputer/laptop dengan fitur

standar, dan 3 orang (13,04 %) belum bisa menggunakan komputer/laptop. Hal ini berpengaruh pada

efektifitas pembelajaran daring, terutama pada pelatihan kompetensi PNS minimal 20 jam pelajaran.

Kata kunci : Efektifitas, Pembelajaran Daring, New Normal

Abstract

The Covid-19 pandemic originating in Wuhan China has changed the learning process,

currently adapting to a new life (new normal) is being carried out by changing learning from classical

to distance learning (PJJ) / Distance learning / online. BPSDM Riau Province carries out training

programs with PJJ, namely CPNS Basic Training, Supervisory Leadership Training and Administrator

Leadership Training. This study used a descriptive-qualitative method by interviewing as many as 10

people with the preparation of interview guides related to the effectiveness of PJJ in the new normal

era, while data and information collection techniques used Snow ball research. The results of the

research will find out the problems in PJJ governance from technical and administrative aspects, as

well as the use of data and information to make PJJ efficiency. Aspects that support PJJ are an efficient

organizational structure, staffing support including teaching staff, availability of facilities and

infrastructure, and implementation of training programs. As many as 23 lecturers, it is known that as

JURNALKARYA APARATUR

Volume : 04 TAHUN : 2020Nomor : 02

Page 2: Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province

16

I. PENDAHULUAN

Dalam RPJMN ke IV tahun 2020-2024

menyatakan bahwa Agenda Pembangunan

Pemerintahaan Presiden Joko Widodo yang

menyangkut dengan peningkatan Sumber Daya

Manusia tercantum pada tema 3 yaitu

meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya

saing, serta pada tema ke 4 yaitu revolusi mental

dan pembangunan kebudayaan . Ha l

disampaikan oleh Bapak Dr. Muhamad Taufik,

DEA selaku Deputi Kebijakan Pengembangan

Kompetensi LAN RI pada saat acara

pembukaan koordinasi, sinkronisasi dan

evaluasi pengembangan kompetensi manajerial

tahun 2020 BPSDM Provinsi Riau melalui

Zoom Cloud Meeting pada tanggal 25

November 2020.

Dalam meningkatkan SDM berkualitas

dan berdaya saing dapat di dilihat dari prioritas

kerja pemerintah tahun 2019-2020 yaitu

pembangunan SDM yang terdiri: 1) menjamin

kesehatan ibu hamil dan anak usia sekolah; dan

2) meningkatkan kualitas pendidikan akan

manajemen talenta. Pelaksanaan peningkatan

kualitas pendidikan dilakukan secara nyata

dengan pemberlakuan kebijakan sektor

pendidikan melalui program dan kegiatan

dengan dukungan anggaran sesuai dengan

kebutuhannya.

Pemerintah terus berupaya untuk

melaksanakan seluruh kebijakan sesuai dengan

RPJMN 2019-2024, namun pada awal tahun

2020 kondisi dunia berubah total dengan adanya

Pandemi Covid-19 yang disinyalir berasal dari

Wuhan Cina. Indonesia menjadi terdampak

secara langsung dimulai pada bulan Maret 2020,

sehingga tatanan kehidupan berubah. Perubahan

ini terjadi dengan penularan virus Covid-19

pada lingkup sektor kesehatan, selanjutnya

berpengaruh ke seluruh aspek kehidupan seperti

ekonomi, sosial, keuangan dan lain sebagainya,

terutama pada aspek pendidikan.

Sampai saat ini belum ada satu negara

pun yang sudah mengklaim menemukan

antivirus covid-19 ini termasuk Indonesia.

Dengan berbagai pertimbangan maka

Pemerintah mengambil langkah-langkah

terbaiknya yaitu menerapkan kebijakan New

Normal di masa pandemi covid-19. Tujuannya

adalah penurunan penularan covid-19, ekonomi

bangkit, kegiatan sosial kemasyarakatan

berjalan sebagaimana mestinya, dan akhirnya

dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Menurut Ibrahim (2000), menyebutkan:

Hasil perkembangan ilmu pengetahuan

memberitahukan kepada kita tentang

bagaimana cara hidup sehat dan panjang usia.

Untuk itulah Pemerintah mengambil sikap

untuk hidup sehat meskipun dimasa pandemi

covid-19 saat ini.

Adapun maksud new normal adalah

perubahan perilaku untuk tetap menjalankan

aktivitas normal namun dengan ditambah

menerapkan protokol kesehatan guna mencegah

terjadinya penularan covid-19. Dilihat dari data

tentang kondisi penyebaran covid-19 dan orang

many as 3 people (13.04%) are already proficient in using computers / laptops, 17 people (73.92%) can

use computers / laptops with standard features, and 3 people (13.04%) cannot use computers. / laptop.

This affects the effectiveness of online learning, especially in civil servant competency training, which

is conducted for a minimum of 20 hours of lessons.

Keyword : Effectiveness, Online Learning, New Normal

JURNALKARYA APARATUR

Volume : 04 TAHUN : 2020Nomor : 02

Page 3: Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province

17

yang terdampak semakin meningkat. Adapun

jumlah terpapar covid-19 di Indonesia update

tanggal 24 November 2020 sudah menyebar di

34 Provinsi dan 505 Kabupaten/Kota seluruh

Indonesia. Untuk jumlah terkonfirmasi

sebanyak 506.302 orang, sembuh 425.313

orang dan 16.111 orang meninggal.

Tuntutan cara kerja ASN di era new

normal adalah : 1) Literasi digital (Digital

literacy); 2) Pola pikir tangkas (Agile mindset);

3) Kesehatan dan keseimbangan hidup (Health

and life balance); 4) Metode kerja yang

terintegrasi dan fleksibel (Integrated and

flexible working methode); dan 5) Lebih sedikit

untuk lebih banyak (Less for more). Inilah

tantangan akibat pandemi covid-19 sehingga

ASN berkewajiban melakukannya seluruh

tugasnya agar mencapai kinerja terbaik.

Bagi BPSDM Provinsi Riau telah

melaksanakan kebijakan tersebut dalam

kehidupan adaptasi baru (new normal) dengan

melaksanakan protokol kesehatan 3 M

(memakai masker, mencuci tangan dan menjaga

jarak) dalam bekerja, dan bahkan memberikan

fasilitas bekerja di rumah bagi ASN yang telah

berumur 55 tahun keatas.

Dalam pelaksanaan program juga sudah

menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ)

sesuai dengan Surat Edaran Lembaga

Administrasi Negara (LAN) RI Nomor.10/K.1/

HKM.02.3/2020 tentang Panduan Teknis

Penyelenggaraan Pelatihan Dalam Masa

Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19).

Adapun pelaksanan program kediklatan yang

dilakukan dengan PJJ (distance learning) yaitu

Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Pemerintah

Kabupaten Kepulauan Meranti 1 (satu)

angkatan, Pelatihan Kepemimpinan Pengawas

sebanyak 1 (satu) angkatan, Pelatihan

Kepemimpinan Pengawas sebanyak 1 (satu)

a n g k a t a n , P e l a t i h a n K e p e m i m p i n a n

Administrator sebanyak 1 (satu) Angkatan.

Pelaksanaan PJJ ini dilaksanakan tidak di kelas,

dan pembelajaran yang dilaksanakan dengan

tanpa kontak fisik secara langsung antara tenaga

pengajar (Widyaiswara) dengan peserta. Hal ini

sesuai dengan petunjuk LAN RI bahwa sistem

pendidikan pada pelat ihan ini t idak

mempersyaratkan adanya tenaga pengajar di

tempat peserta, namun dilakukan pertemuan

secara virtual melalui aplikasi Zoom Cloud

Meeting (ZCM), Google Classroom (GCR) dan

aplikasi lain yang mendukung PJJ. Namun

sudah efektifkah pelaksanaan PJJ di BPSDM

Provinsi Riau ?

II. METODE PENELITIAN

Dalam penulisan artikel berjudul

Efektifitas Pembelajaran Daring di BPSDM

Provinsi Riau Era New Normal menggunakan

me tode desk r ip t i f -kua l i t a t i f dengan

mewawancarai sebanyak 10 (sepuluh) orang

dengan penyiapan panduan wawancara yang

berkaitan dengan efektifitas PJJ era new normal,

sedangkan teknik pengumpulan data dan

informasi memakai penelitian Snow ball yang

merupakan salah satu teknik dalam penelitian

kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan

informasi penelitian melalui pemberian

referensi secara bergulir, serta melakukan

observasi.

Penelitian ini menggunakan literasi dari

Sugiyono (2014) bahwa metode penelitian

kualitatif merupakan jenis penelitian yang

berlandaskan pada realitas, digunakan pada

kondisi objek yang alamiah, serta peneliti adalah

s e b a g a i i n s t r u m e n k u n c i , t e k n i k

pengelompokan data dilakukan secara tringulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif,

JURNALKARYA APARATUR

Volume : 04 TAHUN : 2020Nomor : 02

Page 4: Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province

18

dan hasi l peneli t ian kuali tat if lebih

menekankan realitas nyata dari pada penalaran.

Penulis mewawancarai 10 (sepuluh)

orang yang mengetahui dan mengelola

kediklatan di BPSDM Provinsi Riau yaitu 9

(Sembi lan) orang Pengelo la Dikla t ,

Widyaiswara, Anggota Komite Penjamin Mutu

BPSDM Provinsi Riau dan 1 (satu) orang

alumni pelatihan, dan memberikan informasi

dan data yang dapat diolah menjadi bahan

tulisan ini

Adapun waktu penelitian ini

dilakukan pada kurun waktu tanggal 9 Maret s/d

9 September 2020, bertempat di BPSDM

Provinsi Riau. Hasil olah data dan informasi

dianalisis menjadi suatu tulisan yang diharapkan

menjadi gagasan dan inovasi untuk pengelolaan

kediklatan dengan PJJ (distance learning) atau

sering disebut dengan daring agar dapat berjalan

dengan semestinya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam metode penelitian menggunakan

wawancara terhadap pengelola kediklatan di

BPSDM Provinsi Riau dengan memakai teknik

pengumpulan data dan informasi memakai

penelitian Snow ball dan observasi, maka

didapat hasil bahwa: 1) Mendapatkan

permasalahan dalam tata kelola PJJ; 2)

Memperoleh data dan informasi tentang

pengelolaan PJJ dari aspek teknis maupun

administrasi; dan 3) Kegunaan data dan

informasi untuk melakukan efisiensi PJJ.

Dalam analisis data dan informasi

tersebut dihubungkan dengan kerangka

pemikiran yang telah dikemukakan, kemudian

dihubungkan pula dengan pokok permasalahan

yang akan dianalisis. Data dan informasi ini

selanjutnya akan diolah dan dipaparkan secara

deskriptif dengan menggunakan Logical

Framework Analysis (LFA) atau Kerangka

Kerja Logis tentang identifikasi, penyiapan

disain program dalam suatu sistematika dan

kaitan yang masuk akal, penilaian disain

program, monitoring dan evaluasi kemajuan

(progress) serta kinerja (performance) program

Pembelajaran Daring di BPSDM Provinsi Riau

Era New Normal.

Dengan hasil penelitian ini maka penulis

menindaklanjuti dengan tulisan agar

permasalahan tentang tata kelola PJJ di BPSDM

Provinsi Riau dapat terlaksana dengan baik

sesuai dengan pedoman yang telah diberikan

oleh LAN RI. Pelaksanaan PJJ ini dimaksudkan

se l a in un tuk men ingka tkan inovas i

pembelajaran menggunakan teknologi

informasi juga dapat mengefisiensikan

anggaran pelaksanaan kediklatan sehingga

tujuan kediklatan dapat tercapai sesuai dengan

kurikulum, pada akhirnya akan terwujud

efektifitas Pembelajaran Daring di BPSDM

Provinsi Riau Era New Normal.

Sebagai perangkat daerah lingkup

P e m e r i n t a h P r o v i n s i R i a u B a d a n

Pengembangan Sumber Daya Manusia

(BPSDM) Provinsi Riau dipimpin oleh seorang

Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan

bertanggungjawab kepada Gubernur Riau

melalui Sekretaris Daerah Provinsi Riau.

BPSDM Provinsi Riau mempunyai tugas

membantu Gubernur Riau melaksanakan fungsi

penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Daerah. Kepala BPSDM Provinsi

Riau dibantu oleh Sekretaris, Kepala Bidang

dan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan

Jabatan Fungsional Perencana Program.

Adanya fungsi Pendidikan dan Pelatihan

Aparatur, didasarkan pada Peraturan Gubernur

Riau Nomor 95 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

JURNALKARYA APARATUR

Volume : 04 TAHUN : 2020Nomor : 02

Page 5: Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province

19

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta

Tata Kerja Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Provinsi Riau, bahwa dalam

menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi

BPSDM Provinsi Riau memiliki kelompok

Jabatan Fungsional Widyaisawara yang

merupakan jabatan fungsional yang harus ada

pada lembaga pendidikan dan pelatihan

pemerintah.

Saat melaksanakan fungsi dan tugasnya,

maka BPSDM Provinsi Riau didukung dengan

beberapa aspek yaitu:

1. Struktur Organisasi

Untuk struktur organisasi BPSDM

Provinsi Riau terdapat 21 (dua puluh satu)

jabatan struktural/eselon yaitu: a) Eselon II a

sebanyak 1 (satu) Jabatan; b) Eselon III a

sebanyak 5 (lima) Jabatan; dan c) Eselon IV a

sebanyak 21 (dua puluh satu) Jabatan, UPT, 24

orang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan 1

orang Jabatan Fungsional Perencana Program.

Dilihat dari struktur organisasinya

menunjukkan miskin struktur dan kaya fungsi,

sehingga struktur organisasi akan dapat

mengelola tugas pokok dan fungsinya

sehngga kinerja yang diharapkan oleh Gubernur

selaku Kepala Daerah dapat tercapai.

2. Kepegawaian

Mengacu pada Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 22 Tahun 2014 tentang Jabatan

Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya,

Widyaisawara berkedudukan sebagai pejabat

fungsional bidang kediklatan pada Lembaga

Diklat Pemerintah. Adapun tugas pokok

Widyaisawara adalah mendidik, mengajar, dan

melatih (Dikjartih) PNS, evaluasi dan

pengembangan diklat pada Lembaga Diklat

Pemerintah.

Jumlah PNS sebanyak 105 orang sangat

membantu untuk terselenggaranya Diklat dan

akan memperlancar pelaksanaan tugas

Widyaiswara, untuk perbandingan jumlah

Widyaiswara dibandingkan dengan jumlah PNS

di BPSDM Provinsi Riau yaitu 1:4, artinya 1

orang Widyaiswara dibantu oleh 4 orang PNS.

Kondisi PNS tersebut bila dilihat dari

pangkat dan golongan, maka ada sebanyak 87

orang memiliki golongan III dan IV, dan

sebanyak 18 orang memiliki golongan I dan II.

Hal ini sangat membantu Widyaiswara dalam

pelaksanaan tugasnya, karena sebanyak 82,86 %

memiliki pangkat dan golongan III dan IV

artinya mereka ini memiliki pengalaman dan

kompetensi yang memadai dalam melayani

Widyaiswara, sehingga pelaksanaan tugas-tugas

kewidyaiswaraan akan semakin mudah dan

lancar. Demikian pula dengan latar belakang

Pendidikan bahwa sebanyak 83 orang atau 79,04

% lulusan Perguruan tinggi, dan telah mengikuti

Pelatihan Penjenjangan 63 orang, semakin

tinggi latar belakang Pendidikan PNS maka

akan berbanding lurus dengan kemampuan

dalam menyelesaikan tugasnya dalam melayani

Widyaiswara, sehingga latar belakang

Pendidikan akan sangat mendukung dan

memperlancar pelaksanaan tugas Widyaiswara.

Dari data yang diperoleh tahun 2020 ini, bahwa

jumlah Widyaiswara sebanyak 23 orang yang

terdiri dari laki-laki sebanyak 20 orang dan

perempuan sebanyak 3 orang, dengan

komposisi jabatan yaitu Widyaiswara Ahli

Utama, Widyaiswara Ahli Madya dan

Widyaiswara Ahli Muda, dengan menduduki

Pangkat, Gol./Ruang mulai dari Pembina, IV/a

sampai Pembina Utama Madya, IV/d.

Dari kepangkatan ini maka Widyaiswara

memiliki komposisi yang seimbang, karena

JURNALKARYA APARATUR

Volume : 04 TAHUN : 2020Nomor : 02

Page 6: Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province

20

klasifikasi Widyaiswara dari pangkat/golongan

IV/a – IV/c sebanyak 16 orang atau 69,57 % dan

pangkat/golongan IV/d – IV/e sebanyak 7 orang

atau 30,43 %, hal ini menunjukkan bahwa

kompetensi dan tingkat pengalamannya sangat

memadai untuk melaksanakan tugas Dikjartih,

sehingga para Widyaiswara akan dapat

menerapkan metode pembelajaran andragogi

pada peserta Diklat dengan berbagi pengalaman

yang solutif dari pengalaman pribadinya.

Untuk pola rekrutmen Widyaiswara

dilakukan melalui pola Pendidikan dan Latihan

Calon Widyaiswara (Diklat Calon Widyaiswara

/Cawid) dan Pola Inpassing dari Pejabat

Struktural, hal ini ditunjukkan dengan jumlah

Widyaiswara dari pola rekruitmen Diklat

Calon Widyaiswara/Cawid sebanyak 15 orang

atau 65,22 %, sedangkan rekruitmen Pola

Inpassing sebanyak 8 orang atau 34,78 %. Hal

ini menunjukkan bahwa faktor rekruitmen

menjadi pendukung untuk penilaian kualitas

Widyaiswara secara keseluruhan, bahwa

rekruitmen pola Diklat Calon Widyaiswara/

Cawid lebih unggul dalam metodologi, variasi

dan inovasi pembelajaran, sedangkan

rekruitmen Pola Inpassing akan lebih unggul

pada pemecahan masalah (problem solving)

yang solutif karena didukung faktor pengalaman

sewaktu memanggu jabatan struktural, karena

f a k t o r p e n g a l a m a n m a s i n g - m a s i n g

Widyaiswara berbeda-beda.

Kemampuan Widyaiswara dalam

menggunakan teknologi multimedia dalam

proses belajar mengajar masih terbatas.

Meskipun banyak yang sudah menggunakan

namun sebatas teknologi sederhana seperti

bahan presentasi dengan menggunakan power

point. Itupun masih digunakan secara standar

dan mereka belum mampu memanfaatkan fitur-

fitur baru. Hal ini menyebabkan proses

pembelajaran tidak menarik dan berpotensi

membuat peserta pelatihan bosan dan tidak

termotivasi.

Sejalan dengan itu bahwa faktor umur

Widyaiswara juga berpengaruh pada

kemampuan menggunakan teknologi

multimedia. Dari data yang diperoleh umur

Widyaiswara berkisar antara 48 sampai dengan

63 tahun. Dalam menuju era Revolusi Industri

4.0 dengan mudah untuk mengkategorikan

Widyaiswara yang memahami teknologi

informasi, sehingga dalam pelaksanaan tugas

Dikjartih Widyaisawara sudah banyak yang

telah mengetahui teknologi multimedia dengan

menggunakan internet (Wifi) yang telah tersedia

di BPSDM Provinsi Riau, meskipun hanya

sebatas mengoperasionalkan komputer dengan

fitur-fitur standar dalam penampilan bahan

presentasi menggunakan power point, termasuk

belum mampu menghasilkan fitur-fitur baru

berupa fitur animasi dan template yang menarik

dan bervariasi. Pada akhirnya menyebabkan

proses pembelajaran tidak menarik dan

berpotensi membuat peserta pelatihan bosan

dan tidak termotivasi.

Pada saat ini kategori Widyaiswara yang

berumur lebih dari 50 tahun sebanyak 16 orang

atau 78, 26 % dan dianggap masih menggunakan

fitur-fitur standar, sedangkan Widyaiswara yang

berumur kurang dari 50 tahun sebanyak 7 orang

atau 21, 74 % sebahagian kecil sudah paham

dengan teknologi multimedia dan sebahagian

besar telah menggunakan fitur-fitur dan aplikasi

yang menarik dan bervariasi, sehingga

berpengaruh pada proses kediklatan terutama

pada penyusunan rencana pembelajaran yang

variatif dan inovatif menggunakan teknologi

multimedia, untuk itu Widyaiswara ini

disenangi oleh peserta Diklat karena proses

JURNALKARYA APARATUR

Volume : 04 TAHUN : 2020Nomor : 02

Page 7: Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province

21

pembelajaran menarik dan berpotensi membuat

peserta pelatihan tidak bosan dan termotivasi

untuk lebih fokus dan aktif dalam proses

pembelajaran.

3. Sarana dan Prasarana

Secara umum sarana dan prasarana

digunakan antara lain untuk melaksanakan tugas

pokok Widyaisawara adalah mendidik,

mengajar, dan melatih (Dikjartih) PNS, evaluasi

dan pengembangan diklat, serta menunjang

kegiatan ketatausahaan atau administrasi

perkantoran, pembinaan dan pelayanan dalam

upaya peningkatan kualitas kinerja sumber daya

manusia/aparatur sipil negara serta penunjang

pelaksanaan program dan kegiatan BPSDM

Provinsi Riau.

Sarana dan prasarana yang dimiliki

BPSDM Provinsi Riau saat ini mengacu pada

standar yang telah ditetapkan pada Peraturan

Gubernur Riau Nomor 140 Tahun 2015 tentang

Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja di

Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Sarana

prasarana yang dimiliki BPSDM Provinsi Riau

adalah sarana prasarana eks Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Pendidikan dan Pelatihan pada

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Daerah (BKP2D) Provinsi Riau yang

merupakan unit kerja eselon III. Saat ini

BPSDM Provinsi Riau merupakan perangkat

daerah eselon II yang memiliki 5 (lima) eselon

III dan 15 (lima belas) eselon IV. Terkait dengan

Sarana Gedung, maka terdapat 1 (satu) unit

Gedung digunakan oleh UPT Uji Kompetensi

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi

Riau dengan status pinjam pakai.

Untuk melihat kondisi eksisting dan

gambaran prasarana dan sarana yang dimiliki

dan dikuasai untuk mendukung pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi serta pelayanan di

BPSDM Provinsi Riau yaitu Gedung Kantor

yang terletak di Jln. Ronggowarsito No. 14 2Pekanbaru dengan luas tanah sebesar 27.330 m .

Adapun prasarana yang dimiliki terdiri dari: 1)

Ruang Kepala Badan; 2) Ruang Sekretariat; 3)

Ruang Sekretaris; 4) Ruang Bidang Sertifikasi,

Kompetensi dan Penjamin Mutu; 5) Ruang

Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial;

6) Ruang Bidang Pengembangan Kompetensi

Teknis Inti dan Pengembangan Integritas; 7)

Ruang Bidang Pengembangan Kompetensi

Teknis Umum dan Fungsional; 8) Ruang Kelas I

(Kuantan); 9) Ruang Kelas II (Bengkalis); 10)

Asrama Rokan (A) kapasitas 10 kamar; 11)

Asrama Kampar (B) kapasitas 14 kamar; 12)

Asrama Indragiri (C) kapasitas 14 kamar; 13)

Asrama Siak (D) kapasitas 15 kamar; 14)

Asrama Peserta; 15) Aula Balai Tuah Karya

Abdi Negara; 16) Ruang Rapat Meranti; 17)

Ruang Widyaiswara; 18) Ruang Komite

Penjamin Mutu BPSDM; 19) Ruang makan

Cempaka; 20) Rumah Dinas; 21) Ruang

Kesehatan; 22) Ruang Perpustakaan; 23)

Mushola Al-Aqsa; dan 24) Sarana Olah Raga.

Sarana dan prasarana diatas, sudah

dianggap memadai untuk melaksanakan

pelatihan di BPSDM Provinsi Riau. Namun

dalam melaksanakan pembelajaran yang

inovatif menuju era revolusi industri 4.0 masih

memerlukan dukungan sarana dan prasarana

menggunakan Teknologi Informasi. Adapun

sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam

mendukung menuju era revolusi industri 4.0

yaitu: 1) Ruang komputer; 2) Komputer/Laptop;

3) Fasilitas pembelajaran dengan pemanfaatan

teknologi informasi: aplikasi e-learning, video

conference atau teknologi informasi lainnya

sesuai kebutuhan pembelajaran; 4) Ruang

Multimedia dan perangkatnya; dan 5) Perangkat

Sistem Manajemen Pembelajaran (Learning

Management System).

JURNALKARYA APARATUR

Volume : 04 TAHUN : 2020Nomor : 02

Page 8: Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province

22

Tersedianya sarana dan prasarana

diatas, menjadikan Widyaiswara akan bekerja

secara baik dengan memanfaatkan media

yang ada dalam rangka inovasi pembelajaran

daring menuju era revolusi industri 4.0.

Pemanfaatan media dilengkapi dengan

perangkat teknologi informasi multimedia akan

dapat meningkatkan kemampuan dan inovasi

pembelajaran, sehingga seorang Widyaiswara

menjadi digital minded.

Dalam mengimplementasikan Peraturan

Pemerintah No. 17 Tahun 2020 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 11

Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, maka

BPSDM Provinsi Riau dalam pengelolaannya

m e n e r a p k a n m e t o d e p e n g e m b a n g a n

kompetensi secara terintegrasi, bahwa

pengembangan kompetensi bagi setiap PNS

dilakukan paling sedikit 20 jam pelajaran

melalui pendekatan sistem pembangunan

terintegrasi (Corporate University). Adapun

konsep Corpu ASN adalah metode

pembelajaran bagi ASN yang memadukan

pendekatan klasikal dan non klasikal di

tempat kerja untuk mendukung pencapaian

strategi organisasi dan kebijakan nasional.

Sedangkan metode pembelajaran: 1) Formal

learning: 10% terdiri dari: a) Training; a) Self-

study; 2) Social learning: 20% terdiri dari: a)

Feedback; b) Coaching; c) Mentoring; dan 3)

Experiential social learning: 70% terdiri dari: a)

Project assignment; b) Special assignment; c)

On the job teaching; d) On the job training; e)

Task force Assignment; dan f) Rotation.

Untuk metode pembelajaran Social

learning dan Experiential social learning fokus

pada non training Development Program.

Upaya peningkatan kompetensi bagi

PNS, dilaksanakan untuk seluruh jumlah PNS di

Provinsi Riau sebanyak 16.220 (data BKD

Provinsi Riau per April 2019) serta jumlah PNS

dari Pemerintah Kabupaten/Kota se Provinsi

Riau sebanyak 73.147 orang (data tahun 2018),

sehingga kebijakan yang terbaik dengan

melaksanakan konsep Corpu ASN.

M e n g u t i p p o r t a l g u r u b e r b a g i

Kemendikbud oleh Wuryanto Puji Siswoyo

mengatakan: Pembelajaran daring dapat

memanfaatkan teknologi sebagai media.

Pembelajaran daring menurut The Report of the

Commission on Technology and Adult Learning

(2001) dalam Bonk Curtis J. (2002, hlm. 29)

defines e-learning as “instructional content or

learning experiences delivered or enabled by

electronic technology”. Oleh karena itu,

pembelajaran daring memerlukan siswa dan

guru berkomunikasi secara interaktif dengan

memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi, seperti media komputer/gawai

dengan internet, telepon atau faks. Pemanfaatan

media ini bergantung pada struktur materi

pembelajaran dan tipe-tipe komunikasi yang

diperlukan.

4. Program Pelatihan

BPSDM Provinsi Riau tahun 2020 ini

telah melaksanakan dengan PJJ yaitu: 1)

Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Pemerintah

Kabupaten Kepulauan Meranti 1 (satu)

Angkatan; 2) Pelatihan Kepemimpinan

Pengawas di lingkungan Pemerintah Provinsi

Riau sebanyak 1 (satu) Angkatan; dan 3)

Pelatihan Kepemimpinan Administrator di

lingkungan Pemerintah sebanyak 1 (satu)

Angkatan.

Fokus dalam PJJ ini adalah kemampuan

Widyaiswara dalam menggunakan teknologi

multimedia dalam proses pembelajaran. Untuk

Widyaiswara di BPSDM Provinsi Riau masih

JURNALKARYA APARATUR

Volume : 04 TAHUN : 2020Nomor : 02

Page 9: Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province

terbatas kemampuannya dalam menggunakan

tekno log i mul t imedia da lam proses

pembelajaran, akan tetapi sudah banyak juga

Widyaiswara yang menggunakan teknologi

multimedia, namun hanya sebatas teknologi

multimedia yang sederhana saja seperti dalam

penyampaian bahan presentasi dengan

menggunakan power point secara standar, dan

belum mampu memanfaatkan fitur-fitur baru,

apalagi yang tersambung dengan web.

Kondisi ini disebabkan faktor umur

Widyaiswara berkisar antara 48 sampai dengan

63 tahun atau tidak masuk kategori kaum

milenial, karena menuju era Revolusi Industri

4.0 Widyaiswara wajib memahami teknologi

multimedia, untuk mendukung pelaksanaan

tugas Dikjartih. Apabila proses pembelajaran

dilakukan dengan menggunakan teknologi

multimedia menggunakan fitur-fitur atau

template yang menarik dan berbagai aplikasi

pembelajaran terbaru berupa animasi, maka

peserta Diklat akan termotivasi untuk aktif,

tidak bosan dan akan menyenangkan.

Dilihat dari kemampuan Widyaiswara

BPSDM Provinsi Riau dalam menggunakan

teknologi digital saat ini dapat menggambarkan

hasil output penyelesaian tugasnya. Dari 23

orang Widyaiswara diperoleh data melalui

observasi di lapangan, bahwa sebanyak 3 orang

(13,04 %) sudah mahir menggunakan

komputer/laptop, 17 orang (73.92 %) bisa

menggunakan komputer/laptop dengan fitur

standar, dan 3 orang (13,04 %) belum bisa

menggunakan komputer/laptop.

Untuk mengetahui produktifitas hasil

kerja Widyaiswara yang di atas, maka 3 orang

yang sudah mahir menggunakan komputer/

laptop akan menghasilkan variasi pembelajaran

menarik dengan inovasi. Sebagai contoh sudah

dapat menayangkan bahan tayangan yang

menarik, membuat dan mengedit video dan

menayangkannya sendiri, menayangkan materi

faktual dan update yang di-browsing dari internet

yang tersambung dengan wifi dan menggunakan

audio visual serta video conference. Untuk itu

dapat dikatakan Widyaiswara ini dapat

dikategorikan mampu menggunakan komputer/

laptop yang tersambung dengan TI secara online

sehingga dapat menghasilkan pembelajaran

secara kreatif/unik dan inovatif.

Sedangkan 17 orang Widyaiswara hanya

mampu menggunakan komputer/laptop dengan

fitur standar, dengan hasilnya bahan tayang

standar yaitu hanya dapat meng-copy untuk

menampilkan gambar/foto dan video. Selain itu

masih belum mampu menghasilkan bahan tayang

animasi dan bergerak.

Untuk 3 orang Widyaiswara belum bisa

menggunakan komputer/laptop, masih sebatas

hanya bisa menghidupkan dan mematikan

komputer/laptop, untuk menggunakan untuk

keperluan pengetikan dan pembuatan bahan

tayang masih meminta bantuan orang lain.

Dalam PJJ (Distance Learning) setiap

Widyaiswara wajib menyiapkan bahan persiapan

mengajar sesuai dengan spesialisasinya. Untuk

itu ketertiban dalam penyerahan bahan persiapan

mengajar ini menjadi bagian penting dari proses

pembelajaran antara lain Rancang Bangun

Pembelajaran Mata Diklat (RBPMD) dan

Rencana Pembelajaran, Bahan Tayang, Video

Instruksi Belajar, Tugas Learning Jurnal, Tugas

Merancang Nilai Dasar ANEKA (bagi Latsar

CPNS) dan T ugas Pembahasan Kasus.

Widyaiswara yang sudah mahir akan

menggunakan teknologi multimedia sebagai

media pembelajaran untuk memvariasikan

metode dan teknik pembelajaran seperti

23

JURNALKARYA APARATUR

Volume : 04 TAHUN : 2020Nomor : 02

Page 10: Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province

penggunaan Google Classroom (GCR) dalam

penyampaian materi dan bahan tayang,

pemberian tugas dan penyampaian evaluasi atau

penilaiannya, sedangkan untuk video

conference menggunakan aplikasi Zoom Cloud

Meeting (ZCR), Webex dan Lark. Untuk pre-

test dan post-test menggunakan aplikasi Quizizz

atau Kahoot, menunjuk peserta dalam diskusi

menggunakan apl ikasi roul lete , saat

brainstorming menggunakan aplikasi Jam

Board atau Mentimeter, dan banyak lagi aplikasi

yang digunakan. Selain itu membuat sendiri

video pembelajaran dengan menggunakan

aplikasi Movavi, Filmora, Adobe Primier yang

diupload ke Link Youtube, dan men-download

video dari Youtube. Ada lagi untuk aplikasi

Corel Draw dan Photoshop membuat gambar

serta aplikasi Canva untuk membuat gambar

dan video.

Menurut Purwanto (2000), bahwa

inovasi tak akan pernah berhenti karena manusia

menginginkannya, dan sebagai individu,

manusia selalu mencari ide, cara dan objek-

objek baru yang dapat memenuhi mutu

kehidupannya. Untuk itu Widyaiswara agar

terus melakukan inovasi PJJ agar dapat proses

belajar mengajar yang menarik bagi peserta

Diklat. Namun menurut Prof. Johanes Basuki,

(2018), mengatakan: Intinya, pernyataan

tersebut dapat dimaknai bahwa pada hakekatnya

“Inovasi dapat meliputi penciptaan kembali atau

adaptasi dari suatu inovasi di lokasi lain, konteks

pada periode waktu”.

Dari kondisi diatas, maka Widyaiswara

yang belum memiliki kemampuan dan inovasi

dalam teknologi pembelajaran pada PJJ

(distance learning) disebabkan oleh berbagai

faktor antara lain: 1) Belum lengkapnya sarana

dan prasarana yang mendukung terhadap

teknologi pembelajaran yang inovatif menuju

Era Revolusi Industri 4.0 seperti penggunaan

komputer/laptop yang didukung dengan

teknologi informasi berbasis web atau

tersambung dengan jaringan wifi; 2) Belum

semua Widyaiswara telah mendapatkan

pengembangan kompetensi di dalam

mengembangkan kemampuan e-trainer atau

secara daring dalam merancang inovasi

pembelajaran menuju era Revolusi Industri 4.0;

3) Rendahnya kemauan Widyaiswara

dalam merancang pembelajaran yang inovatif,

terutama dalam menyusun RBPMB/RP secara

daring, namum belum dijadikan sebagai

pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran; 4)

Kurangnya diskusi dan interaksi sesama

Widyaiswara untuk meningkatkan pengetahuan

dan ketrampilan dalam PJJ terutama pada

Widyaiswara pengampu materi dengan agenda

yang sama; dan 5) Rendahnya pengawasan dari

penyelenggara dalam memantau Widyaiswara

apakah proses pembelajaran sesuai dengan

rancangan yang disusun atau tidak. Hampir

seluruh Widyaiswara BPSDM Provinsi Riau

terlambat menyampaikan persiapan atau

p e r e n c a n a a n p e m b e l a j a r a n s e b e l u m

melaksanakan proses pembelajaran.

Dalam Buku Modul Pe la t ihan

Kewidyaiswaraan berjenjang Tingkat Tinggi

Inovasi Sistem Diklat disebut menurut pendapat

Michael Armstrong (2007) dalam pada Mata

Pelatihan Inovasi Sistem Diklat menyebutkan:

sumber daya manusia (SDM) sebagai “an

organization's most valued assets–the people

working there, who individually and collectively

contribute to the achievement of its objectives”.

Dengan posisinya sebagai aset, maka tentunya

sumber daya manusia merupakan modal

organisasi. Segala pengeluaran untuk

24

JURNALKARYA APARATUR

Volume : 04 TAHUN : 2020Nomor : 02

Page 11: Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province

meningkatkan kompetensi ASN seharusnya

dianggap sebagai investasi, yang pada

gilirannya akan mengembalikan hasil yang

berlimpah. Oleh karena itu dalam manajemen

sumber daya manusia, maka sumber daya

manusia ditetapkan sebagai aset organisasi yang

sangat berharga dalam berbagai literatur.

Secara umum Widyaiswara itu masih

bisa untuk meningkatkan kemampuan dalam

teknologi pembelajaran pada PJJ (distance

learning) menuju era Revolusi Industri 4.0. Hal

ini disampaikan oleh Deputi Kebijakan

Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI,

bahwa Widyaiswara pada era new normal ini

wajib memiliki kemampuan penguasaan 1)

Digital literasi (Digital literacy); 2) Sosial

literasi (Social literacy); 3) Penyelesaian

masalah (Problem solving) diantaranya

Kreatifitas (Creativity), Berfikir kritis (Critical

Thinking), Kolaborasi (Collaboration) dan

Komunikasi (Communication).

Pada akhirnya, Pembelajaran Daring di

BPSDM Provinsi Riau Era New Normal

dirasakan masih belum efektif, untuk itu perlu

dilakukan: 1) Melengkapi sarana dan prasarana

yang terkait dengan teknologi multimedia; 2)

Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan baik

Widyaiswara maupun penyelenggara terutama

Personal in Charge (PIC) dalam penggunaan

teknologi multimedia; 3) Community of practice

yaitu metode pembelajaran dengan cara berbagi

pengalaman dan pengetahuan dari kelompok

profesi, dilakukan dengan memanfaatkan

talenta yang dimiliki komunitas widyaiswara

(LAN RI, 2019); 4) Membuat Rumah Cerdas

Widyaiswara; dan 5) Memberikan penghargaan

(reward) dan sanksi (punishment) dari pimpinan

apabila tidak sesuai dengan kinerja atau

melanggar aturan/ketentuan, termasuk

pelanggaran etika profesi.

BPSDM Provinsi Riau dapat lebih

efektif melaksanakan pembelajaran daring di

era new normal dengan meningkatkan

kemampuan Widyaiswara menggunakan

komputer berbasis teknologi multimedia (web)

akan lebih cepat dan bervariasi dalam membuat

persiapan bahan mengajar sesuai dengan

kebutuhan peserta Diklat. Begitu pula dalam

proses pembelajarannya dapat menampilkan

media pembelajaran yang variatif, inovatif dan

pada akhirnya peserta Diklat dalam suasana

yang senang, gembira dan tidak monoton.

IV. REKOMENDASI

Rekomendasi untuk efekt i f i tas

pembelajaran daring di BPSDM Provinsi Riau

era new normal antara lain:

1. Membentuk Komunitas Belajar/

Community of Practices/Networking

yaitu metode pembelajaran dengan cara

berbagi pengalaman dan pengetahuan

d a r i k e l o m p o k p r o f e s i , d a n

pembelajaran ini dilakukan di tempat

kerja secara klasikan maupun daring;

2. Membentuk Coaching Clinic yaitu

melatih, mengarahkan, memotivasi,

mendampingi, memberdayakan, dan

memaksimalkan;

3. M e l a k u k a n M e n t o r i n g y a i t u

pembimbingan untuk peningkatan

kinerja melalui transfer pengetahuan,

pengalaman dan keterampilan dari

orang yang lebih berpengalaman pada

bidang yang sama; dan

4. Mengoptimalkan Laboratorium Inovasi

y a i t u m e n e l u r k a n p e m i k i r a n

pembaharuan/inovatif secara esensial

yang harus dilakukan untuk upaya

meningkatkan mutu kediklatan.

25

JURNALKARYA APARATUR

Volume : 04 TAHUN : 2020Nomor : 02

Page 12: Effectiveness of Online Learning at BPSDM Riau Province

V. DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Dr. H. Afifudin, M.M. (2017).

Dasar-Dasar Manajemen. Bandung:

Alfa Beta.

2. Ibrahim, M.Sc. (2000). Inovasi

Pendidikan. Jakarta. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfa

Beta.

4. Lembaga Administrasi Negara. (2015).

P a n d u a n P e n y e l e n g g a r a a n

Laboratorium Inovasi Administrasi

Negara. Jakarta: LAN.

5. Lembaga Administrasi Negara. (2016).

Modul Diklat Kewidyaiswaraan

Berjenjang Tingkat Tinggi, Inovasi

Sistem Diklat. Jakarta: LAN.

26

JURNALKARYA APARATUR

Volume : 04 TAHUN : 2020Nomor : 02