efektivitas pembelajaran kimia menggunakan...

71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE GI YANG DILENGKAPI DENGAN PENERAPAN MEDIA VBL PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DI SMAN 1 CEPER TAHUN AJARAN 2009/2010 Disusun Oleh: DESY DWI ARTANTI K3305027 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Program Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: others

Post on 12-Jan-2020

5 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN

METODE GI YANG DILENGKAPI DENGAN PENERAPAN

MEDIA VBL PADA MATERI POKOK

KESETIMBANGAN KIMIA

DI SMAN 1 CEPER

TAHUN AJARAN

2009/2010

Disusun Oleh:

DESY DWI ARTANTI

K3305027

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana

Program Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. J.S. Sukardjo, M.Si Dr. rer. nat. Sri Mulyani, M.Si NIP.19480914 198002 1 001 NIP. 19650916 199103 2 009

Page 3: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan untuk memenuhi syarat mendapat gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Kimia Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari :………………………………..

Tanggal :………………………………..

Ketua : Dra. Bakti Mulyani, M.Si ………………..

Sekretaris : Drs. Haryono, M.Pd …………………

Anggota I : Drs. J. S. Sukardjo, M.Si ………………..

Anggota II : Dr.rer.nat. Sri Mulyani, M.Si ……………......

Disahkan Oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 4: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK Desy Dwi Artanti. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE GI YANG DILENGKAPI DENGAN PENERAPAN MEDIA VBL PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DI SMAN 1 CEPER TAHUN AJARAN 2009/2010. Skipsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :“Efektivitas penggunaan Metode pembelajaran GI yang dimodifikasi dengan penerapan media VBL dalam pembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia”

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan

Randomized Control Group Pretest-Postest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA N 1 Ceper tahun pelajaran 2009/2010. Sampel terdiri dari dua kelas. Kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol yang dipilih secara random sampling. Kelas eksperimen menggunakan metode GI yang dimodifikasi dengan penerapan media VBL. Data utama dalam penelitian ini berupa prestasi belajar siswa yang diperoleh melalui tes dalam bentuk objektif untuk aspek kognitif dan metode angket untuk aspek afektif. Analisis data dilakukan dengan uji t-pihak kanan dengan uji persyaratan analisisnya yaitu uji normalitas dengan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan uji Bartlet

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: penerapan metode pembelajaran GI yang dimodifikasi dengan penerapan media VBL dalam pembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa baik dari aspek kognitif maupun afektif siswa kelas XI SMAN 1 Ceper, hal ini dapat dilihat dari harga thitung yang diperoleh, untuk prestasi belajar kognitif thitung = 2,083 > ttabel = 1,66, sedangkan prestasi belajar afektif thitung = 1,878 > ttabel = 1,66, masing-masing pada taraf signifikansi 5% dengan selisih rerata untuk kelas eksperimen 30,600 dan untuk kelas kontrol 29,90. Sedangkan untuk selisih rerata nilai afektif kelas eksperimen 17,175 dan untuk kelas kontrol 14,675

Page 5: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Desy Dwi Artanti. THE EFFECTIVENESS OF TEACHING CHEMISTRY USING THE MODIFIED GI METHOD BY THE APPLICATION OF VBL MEDIA ON MAIN SUBJECT OF THE EQUILIBRIUM CHEMISTRY IN SMAN 1 CEPER. Minithesis. Surakarta: Theacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. July 2010.

The aim of this research is to know the effectiveness of teaching chemistry using GI method learning modified by the application of VBL media on main subject of the equilibrium chemistry.

The research is experimental method using Randomized Control Group Pretest-Postest Design. The population of this research was first semester of the XI IPA class SMAN 1 Ceper in academic year 2009/2010. The samples consist of two class, the XI IPA 1 class is as experimental class and the XI IPA 2 is as control class, that were decided by a random sampling. Experiment class were thought by GI method learning modified by the application of VBL media. The data were collected using multiple choice test to measure variable of achievement learning and questionnaires to measure affective aspect. The data were then analysed using t-test (right-tailed test).

The result of this research showed that: the GI method learning modified by the application of VBL media on main subject of the equilibrium chemistry is more effective than conventional method. It could be showed from the value obtained, for the ability cognitive the t-ob = 2,083 > ttable = 1,66, while the ability of affective t-ob = 1,878 > ttable = 1,66, with difference of the experimental class average is 33,6 and control class average 29,90, meanwhile for affective value average of experimental class is 17,175 and control class is 14,675

Page 6: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

• Maka Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-

Rahman: 13)

• Ketahuilah bahwa bersabar atas apa yang tidak kamu sukai itu

mengandung kebaikan yang banyak, dan sesungguhnya kemenangan ada

bersama kesabaran, kelapangan ada bersama kesusahan, dan bersama

kesulitan ada kemudahan (HR. Ahmad & At- Tirmidzi)

• Orang yang hidupnya untuk dirinya sendiri maka dia akan hidup kerdil

dan mati sebagai orang yang kerdil, orang yang hidup untuk umat maka

dia akan hidup besar dan namanya tidak akan pernah mati (Sayyid

Quthub)

• Never Ending moving, senantiasa bergerak karena diam itu mematikan

(Penulis)

Page 7: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

• Bapak dan Ibu yang sudah sangat luar biasa memberikan segalanya,

• Mas Eko, Mb Yulis dan Adik Puput yang selalu menjadi motivasi ku,

• Keluarga Besar di Sukoharjo yang telah memberi tempat berteduh selama ini,

• Teman-teman lingkaran kecil yang selalu memberikan energi tersendiri, The Ligh Team (Nanda, Apri, Dewi, Rina, Endah, Wiji, Tri, Andi, Panji) yang telah memberi ukhuwah yang begitu indah, Laskar BIAS FKIP yang telah berjuang bersama-sama, Keluarga besar HMP Kimia Kovalen periode 2007, Terima kasih buat semuanya,

• Semua teman-teman Kimia khususnya 2005 yang telah membersamai dari awal,

• Almamater

Page 8: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan

yang sangat luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya Skipsi ini,

guna memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program

Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada

Rasulullah SAW.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan makalah ini

banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

dengan segala kerendahan hati, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bpk. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah

memberikan izin penyusunan skripsi,

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, selaku Ketua Jurusan P.MIPA FKIP

UNS, yang telah menyetujui atas permohonan penulisan skripsi,

3. Ibu Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S, selaku Ketua Program Studi Kimia P.MIPA

FKIP UNS, yang telah memberikan pengarahan dan izin penulisan skripsi

ini,

4. Bpk. Drs. J.S. Sukardjo, M.Si , selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian hingga

diselesaikan skipsi ini,

5. Ibu Dr.rer.nat.Sri Mulyani, M.Si, Selaku pembimbing II sekaligus

Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan masukan terhadap

skripsi ini,

6. Bpk Drs. Haryono, M.Pd Selaku penguji skripsi yang telah memberi

masukan dan evaluasi dalam penulisan skripsi ini,

Page 9: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

7. Bpk Drs. Sri Harjana, M.M, Kepala Sekolah SMA N I Ceper, yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian,

8. Ibu Happy dan Bpk. Sinder, selaku guru Kimia SMA N I Ceper , yang

telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan

penelitian,

9. Siswa-siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA N I Ceper, terimakasih

atas bantuan dan kerjasamanya,

10. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga

karya ini dapat memberikan manfaat.

Surakarta, Desember 2010

Penulis

Page 10: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL……………………………………………………………... …… i

PERSETUJUAN…………………………………………… ……........... ii

PENGESAHAN……………………………………………. ……... …... iii

ABSTRAK………………………………………………… …………… iv

ABSTRACT………………………………………………....................... v

MOTTO……………………………………………………………. …... vi

PERSEMBAHAN………………………………………………………. vii

KATA PENGANTAR………………………………………………….. viii

DAFTAR ISI……………………………………………………… ….. x

DAFTAR TABEL………………………………………………………. xii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xv

BAB I PENDAHULUAN……………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………… 1

B. Identifikasi Masalah…………………………………… 4

C. Pembatasan Masalah………………………………… 5

D. Perumusan Masalah…………………………………… 5

E. Tujuan Penelitian……………………………………… 5

F. Manfaat Penelitian…………………………………… 6

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………… 7

A. Tinjauan Pustaka……………………………………… 7

1. Efektifitas……….……………………………… 7

2. Pembelajaran Kimia………………………………… 8

3. Metode Pembelajaran Kooperatif GI……………… 9

4. Media Pembelajaran……………………………… 11

5. Media VBL………………………………………… 13

6. Kesetimbangan Kimia……………………………… 14

B. Kerangka Pemikiran…………………………………… 25

C. Hipotesis……………………………………………… 26

Page 11: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………… 27

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………. 27

B. Metode Penelitian……………………………………… 27

C. Populasi dan Sampel…………………………………… 29

1. Populasi Penelitian……………………………. 29

2. Teknik Pengambilan Sampel………………….. 29

D. Variabel Penelitian……………………………………. 29

E. Teknik Pengumpulan Data……………………………. 29

1. Sumber Data…………………………………... 29

2. Instrumen Penelitian………………………….. 29

a. Instrumen Kognitif……………………… 29

b. Instrumen Afektif……………………….. 32

F. Teknik Analisis Data…………………………………. 34

1. Uji Normalitas………………………………… 34

2. Uji Homogenitas……………………………… 35

3. Uji Hipotesis………………………………….. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………. 38

A. Deskripsi Data………………………………………… 38

B. Pembahasan…………………………………………… 49

C. Keterbatasan Penelitian……………………………….. 53

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN……………………… 54

A. Simpulan ……………………………………………… 54

B. Implikasi………………………………………………. 54

C. Saran………………………………………………….. 54

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 55

LAMPIRAN………………………………………………………………. 57

Page 12: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rincian Kegiatan Penelitian……………………………………

Tabel 2. Rancangan Penelitian …………………………………….........

Tabel 3. Skor Penilaian Afektif…………………………………………

Tabel 4. Rangkuman Data Rerata Nilai Prestasi Belajar Kognitif dan

Prestasi Belajar Afektif ………………………………………

Tabel 5. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Prestasi

Belajar Kognitif Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif

GI yang dilengkapi VBL dan Model Pembelajaran

Konvensional……………………………………………….....

Tabel 6. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Postest Prestasi

Belajar Kognitif Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif GI

yang dilengkapi VBL dan Model Pembelajaran

Konvensional………………………………………………….

Tabel 7.Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Belajar

Kognitif Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif GI

yang dilengkapi VBL dan Model Pembelajaran

Konvensional…………………………………………………..

Tabel 8. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Prestasi Belajar

Afektif Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif GI yang

dilengkapi VBL dan Model Pembelajaran

Konvensional…………………………………………………..

Tabel 9. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Postest Prestasi Belajar

Afektif Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif GI yang

dimodifikasi VBL dan Model Pembelajaran

Konvensional…………………………………………………..

Tabel 10. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi

Belajar Afektif Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif

27

27

33

38

39

40

41

41414

41

42

43

41

42

43

44

Page 13: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

GI yang dimodifikasi VBL dan Model Pembelajaran

Konvensional…………………………………………………..

Tabel 11. Rangkuman Uji Normalitas Nilai Pretest, Nilai Postest dan

Selisih Nilai Postest-Pretest Prestasi Belajar Kognitif

Siswa…………………………………………………………..

Tabel 12. Rangkuman Uji Normalitas Nilai Pretest, Nilai Postest dan

Selisih Nilai Postest-Pretest Prestasi Belajar Afektif

Siswa…………………………………………………………..

Tabel 13 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest, Postest dan

Selisih Postest-Pretest Prestasi Belajar Siswa………………...

Tabel 14. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif…………………

Tabel 15. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif……………….....

27

27

33

38

45

46

47

48

48

Page 14: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian…………………………

Gambar 2. Hisogram Nilai Pretest Prestasi Belajar Kognitif Siswa dengan

Model Pembelajaran Kooperatif GI yang dimodifikasi VBL

dan Model Pembelajaran Konvensional………………………

Gambar 3. Hisogram Nilai Postest Prestasi Belajar Kognitif Siswa dengan

Model Pembelajaran Kooperatif GI yang dimodifikasi VBL

dan Model Pembelajaran Konvensional………………………

Gambar 4. Hisogram Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif Siswa dengan

Model Pembelajaran Kooperatif GI yang dimodifikasi VBL

dan Model Pembelajaran Konvensional………………………

Gambar 5. Hisogram Nilai Pretest Prestasi Belajar Afektif Siswa dengan

Model Pembelajaran Kooperatif GI yang dimodifikasi VBL

dan Model Pembelajaran Konvensional………………………

Gambar 6. Hisogram Nilai Postest Prestasi Belajar Afektif Siswa dengan

Model Pembelajaran Kooperatif GI yang dimodifikasi VBL

dan Model Pembelajaran Konvensional………………………

Gambar 7. Hisogram Selisih Nilai Prestasi Belajar Afektif Siswa dengan

Model Pembelajaran Kooperatif GI yang dimodifikasi VBL

dan Model Pembelajaran Konvensional………………………

26

39

40

41

42

43

44

Page 15: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus dan Sistem Penilaian ………………………………. 57

Lampiran 2. Skenario Pembelajaran ……………………………………… 61

Lampiran 3. Soal Try Out ………………………………………………… 70

Lampiran 4. Lembar Jawab Soal Tes Try Out Kognitif ………………….. .79

Lampiran 5. Soal Try Out Aspek Afektif ………………………………… 74

Lampiran 6. Soal Pretest dan Postest ……………………………………... 84

Lampiran 7. Lembar Jawab Soal Tes Pretest dan Postest………………… 89

Lampiran 8. Soal Pretest dan Postest Aspek Penilaian Afektif …………. 90

Lampiran 9. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya

Pembeda Soal Kognitif ……………………………………… 93

Lampiran 10. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian Aspek

Afektif ……………………………………………………… 98

Lampiran 11. Normalitas Pretest Prestasi Belajar Kognitif Kelas

Eksperimen ………………………………………………… 103

Lampiran 12. Normalitas Pretest Belajar Kognitif Kelas Kontrol ……….. 104

Lampiran 13. Normalitas Postest Prestasi Belajar Kognitif Kelas

Eksperimen ………………………………………………… 105

Lampiran 14. Normalitas Postest Prestasi Belajar Kognitif Kelas Kontrol .106

Lampiran 15. Normalitas Pretest Afektif Kelas Eksperimen …………….. 107

Lampiran 16. Normalitas Pretest Prestasi Belajar Afektif Kelas Kontrol .. 108

Lampiran 17. Normalitas Postest Prestasi Belajar Afektif Kelas

Eksperimen ………………………………………………… 109

Lampiran 18. Normalitas Postest Prestasi Belajar Afektif Kelas Kontrol.. 110

Lampiran 19. Normalitas Selisih Nilai Pretest Postest Prestasi Belajar

Kognitif Kelas Eksperimen ……………………………….. 111

Lampiran 20. Normalitas Selisih Nilai Pretest Postest Prestasi Belajar

Kognitif Kelas Kontrol …………………………………… 112

Lampiran 21. Normalitas Selisih Nilai Pretest Postest Prestasi Belajar

Afektif Kelas Eksperimen ………………………………… 113

Page 16: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Lampiran 22. Normalitas Selisih Nilai Pretest Postest Prestasi Belajar

Afektif Kelas Kontrol …………………………………….. 114

Lampiran 23. Uji t-matching Nilai Ulangan Akhir Semester Ganjil Mata

Pelajaran Kimia Siswa Kelas XI IPA1 dan XI IPA2

Tahun Pelajaran 2009/ 2010 ……………………………… .115

Lampiran 24. Uji t-pihak kanan Prestasi Belajar Afektif………………….116

Lampiran 25. Uji t-pihak kanan Prestasi Belajar Kognitif…………………117

Lampiran 26. Normalitas Nilai UAS Kelas XI IPA 2……………………...118

Lampiran 27. Normalitas Nilai UAS Kelas XI IPA 1……………………...119

Page 17: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya

perbaikan pada sistem Pendidikan Nasional yang termasuk pada penyempurnaan

kurikulum. Salah satu kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang

mengalami perubahan dari kurikulum 1994 yang disempurnakan diganti dengan

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 dan saat ini sedang

diterapkan dan dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

KTSP yang merupakan pengembangan dari kurikulum 2004 mempunyai prinsip

bahwa kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan

kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Hasil belajar yang dinilai

mencakup aspek kognitif, afektif maupun psikomotor diharapkan dapat tercapai

sebagai hasil pembelajaran.

Secara umum pengajaran kimia bertujuan untuk mengembangkan sumber

daya manusia yang memiliki ketrampilan intelektual dan psikomotor dalam

bidang kimia yang dilandasi sikap ilmiah sehingga mampu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu materi pembelajaran

kimia di SMA adalah Kesetimbangan Kimia. Dalam materi tersebut terdapat

konsep-konsep yang abstrak yang memerlukan pengamatan siswa. salah satu sub

materi Kesetimbangan Kimia adalah Pergeseran Kesetimbangan Kimia yang

didalamnya terdapat pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan , hal ini dapat

ditunjukkan salah satunya dengan adanya perubahan warna yang terjadi sehingga

arah pergeseran kesetimbangan dapat diketahui bergeser ke kanan atau ke kiri.

Konsep yang bersifat abstrak ini dapat lebih nyata dengan melakukan praktikum

di laboratorium, sehingga diharapkan siswa dapat mengamati secara langsung

agar pembelajaran lebih jelas.

Masalah yang timbul adalah tidak semua sekolah mempunyai gedung

laboratorium dengan peralatan praktik kimia yang lengkap. Kondisi ini terutama

dialami oleh SMAN 1 Ceper Klaten yang terletak di pedesaan, tidak memiliki

Page 18: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

laboratorium kimia yang memadai, dan hanya memiliki peralatan praktikum

sederhana. Hal ini tentu tidak mendukung upaya pembelajaran kimia melalui

pengalaman langsung oleh siswa terhadap konsep dan fakta kimia. Sehubungan

dengan itu, peneliti mencoba memberikan satu terobosan pembelajaran kimia

dengan melaksanakan praktikum tanpa gedung laboratorium dan peralatan kimia

yang mahal yaitu VBL (Video Based Laboratory). VBL sebagai alat bantu

potensial dalam pengembangan kemampuan interpretasi bagi siswa. VBL akan

digunakan untuk menampilkan percobaan kimia tentang pergeseran

kesetimbangan dengan baik tanpa melalui praktik langsung. VBL diharapkan

berkemampuan baik untuk digunakan sebagai media pengajaran Kesetimbangan

Kimia yang mencakup aspek teoritis maupun eksperimental. Dalam sebuah

penelitian sebelumnya dengan judul ”Work In Progress- Video-Based Lab

Tutorials in an Undergraduate Electrical Circuit Course”, dalam jurnal Rose-

Human Institute of Technology, Terre Haute, IN 47803, menunjukkan hasil

bahwa media yang digunakan yaitu VBL memberikan hasil yang lebih baik

daripada pembelajaran pembelajaran yang berbasis pada teks. Selain itu media

VBL tidak membuat bingung dan frustasi siswa ketika siswa masih belum

familier dengan peralatan yang mau dioperasikan

Materi pokok bahasan Kesetimbangan Kimia yang diberikan pada kelas XI

SMA semester I di SMAN 1 Ceper Klaten tahun pelajaran 2007/2008

menunjukkan bahwa nilai hasil pembelajaran rata-rata rendah. Hal ini karena

adanya kesulitan belajar yang dialami oleh siswa untuk pelajaran kimia khususnya

materi Kesetimbangan Kimia. Selain itu juga menunjukkan bahwa pengajaran

yang diberikan kepada peserta didik khususnya materi Kesetimbangan Kimia

belum maksimal sehingga hasil yang didapat belum memuaskan. Rendahnya

prestasi belajar siswa khususnya pada materi Kesetimbangan Kimia ini,

dimungkinkan karena rendahnya motivasi belajar siswa dan proses belajar

mengajar yang hanya berpusat pada guru, sehingga siswa tidak ikut terlibat secara

aktif dalam proses belajar tersebut. Berkaitan dengan hal diatas maka harus dicari

model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Karena

model pembelajaran yang kebanyakan digunakan hanya satu arah saja, dimana

Page 19: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

guru hanya mentransfer ilmunya secara utuh ke pikiran siswa tanpa

memperhatikan kemampuan siswa berbeda-beda. Sedangakan siswa hanya

sebagai obyek dan dibatasi kebebasannya dalam kegiatan belajar mengajar,

sehingga membuat siswa menjadi malas dan kurang bersemangat dalam mengikuti

proses belajar mengajar.

Pada pembelajaran kooperatif penggunaan ketrampilan-ketrampilan sangat

penting untuk mengembangkan sikap saling bekerjasama, mempunyaai rasa

tanggung jawab dan mampu berkompetisi secara sehat. Sifat dan sikap demikian

akan membawa pribadi yang diharapakan berhasil dalam menghadapi tantangan

pendidikan yang lebih tinggi yang berorientasi pada kelompok. Dalam

pembelajaran kooperatif peserta didik akan lebih mudah untuk menemukan dan

memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan

masalah-masalah tersebut dengan temannya. Anggota kelompok yang mempunyai

prestasi lebih baik harus membantu teman sekelomponya dengan melakukan apa

saja yang dapat membantu kelompok itu berhasil (Slavin, 1985 : 5). Maka perlu

adanya pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa aktif dalam

kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara

lain: diskusi, presentasi, debat pendapat dan sebagainya. Sehingga kegiatan

belajar mengajar berlangsung aktif dan siswa tidak cepat merasa bosan.

Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dalam proses belajar mengajar

dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah

faktor motivasi belajar siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Motivasi dapat

diartikan sebagai daya pengerak atau dorongan dari dalam diri seseorang untuk

melakukan suatu tindakan. Motivasi lain tumbuh dalam diri seseorang dapat juga

dirangsang dari luar. Sehubungan dengan hal tersebut, penggunaan media VBL

bukan hanya diharapkan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam hal

menginterpretasikan konsep-konsep abstrak dalam kimia namun juga dapat

dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan motivasi belajar.

Selain faktor motivasi belajar siswa, pemilihan metode mengajar yang

tepat untuk materi pokok bahasan tertentu juga mempengaruhi pencapaian tujuan

belajar dari pembelajaran kimia. Dengan adanya metode pembelajaran kooperatif

Page 20: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

yang menuntut keaktifan siswa seperti GI (Group Investigation) diharapkan

mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode GI yaitu sistem

pembelajaran yang membuat siswa mempunyai minat dan antusias untuk berperan

aktif baik secara individu ataupun dalam kelompok mencari informasi sendiri,

serta sharing pemahaman dengan teman/ kelompok lain. Dengan GI ini

diharapkan siswa mempunyai kompetensi yang lebih baik. Siswa diharapkan

mempunyai pemahaman secara penuh konsep-konsep dalam Kesetimbangan

Kimia dan diharapakan siswa dapat berlatih diskusi (mengeluarkan pendapat dan

mendengarkan pendapat orang lain), bekerjasama dalam kelompok (team work),

memimpin diskusi, serta berpresentasi.

Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan penelitian tentang

penerapan metode kooperatif GI yang dilengkapi dengan penggunaan VBL untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa dan pemahaman konsep. Dengan modifikasi

keduanya tersebut, maka siswa diberi kebebasan untuk membangun sendiri

pengetahuannya. Keduanya merupakan faktor yang sangat membantu dalam

membentuk dan mengembangkan pengetahuan siswa. Dengan demikian,

modifikasi antara GI dengan penggunaan VBL akan dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa terhadap materi Kesetimbangan Kimia

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Adanya prestasi belajar yang rendah dalam pelajaran Kimia khususnya materi

Kesetimbangan Kimia karena model pembelajaran dan media pembelajaran

yang digunakan selama ini kurang variatif.

2. Metode pembelajaran kooperatif GI belum banyak digunakan di SMA N 1

Ceper

3. Konsep Kesetimbangan Kimia yang bersifat abstrak tidak bisa dijelaskan

dengan praktikum karena keterbatasan sarana laboratorium yang ada di SMA

N 1 Ceper

Page 21: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

4. Banyak siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran karena kurangnya

motivasi belajar dan model pembelajaran yang digunakan masih bersifat

teacher centered.

C. Pembatasan masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan pasti, maka perlu adanya

pembatasan masalah. Permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada:

1. Materi yang diajarkan khusus pada materi Kesetimbangan Kimia

2. Pembelajaran dilakukan dengan metode kooperatif GI yang dilengkapi dengan

media VBL

3. Media VBL hanya menampilkan praktikum tentang reaksi reversible dan

pengaruh perubahan konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan

4. Prestasi belajar siswa ditinjau dari aspek kognitif dan aspek afektif

5. Subyek penelitian yaitu siswa kelas XI IPA semester ganjil SMAN 1 Ceper

tahun pelajaran 2009/2010

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini

dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah metode pembelajaran GI yang

dilengkapi dengan penerapan media VBL efektif dalam pembelajaran Kimia pada

pokok bahasan Kesetimbangan Kimia?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui :“Efektivitas penggunaan Metode pembelajaran GI yang

dilengkapi dengan penerapan media VBL dalam pembelajaran Kimia pada pokok

bahasan Kesetimbangan Kimia”

Page 22: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Secara Teoritis

Informasi mengenai penggunaan metode GI yang dilengkapi dengan media VBL

2. Manfaat Secara Praktis

a. Memberikan alternatif media pembelajaran yang lain bagi sekolah-sekolah

yang tidak memiliki laboratorium atau tidak memiliki peralatan kimia lengkap

dalam pembelajaran Kimia

b. Memberikan alternatif metode yang lain bagi guru kimia dalam

menyampaikan materi yang memiliki konsep abstrak agar lebih mudah

dipahami siswa

c. Memberikan alternatif metode pembelajaran yang lain bagi guru kimia untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia

d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi peneliti-peneliti

selanjutnya yang melakukan penelitian tentang pengajaran kimia, khususnya

dalam pembelajaran kooperatif GI

Page 23: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Efektivitas

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 284), efektif berartidapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan). Menurut Margono

(1995: 3) “efektif berarti semua potensi dapat dimanfaatkan dan semua tujuandapat dicapai. Sedangkan menurut Roestiyah N.K (2001:1), efektif menunjukpada sesuatu yang mampu memberikan dorongan atau bantuan dalam mencapaisuatu tujuan. Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa efektif

adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan, sehinggaefektifitas pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kesanggupan yangmenimbulkan perubahan-perubahan yang diinginkan pada diri siswa.

Menurut Roestiyah N. K (1989: 37-41) ada beberapa syarat yangdiperlukan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif, antara lain:

a. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Di dalam belajar siswa harus

mengalami aktivitas mental, misalnya siswa dapat mengembangkankemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis juga mengalamiaktivitas jasmani seperti mengerjakan sesuatu.

b. Guru harus menggunakan banyak metode waktu mengajar. Variasi metodemengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian siswa,mudah diterima siswa dan kelas menjadi hidup.

c. Guru harus memberikan motivasi karena hal ini sangat berperan padakemajuan perkembangan siswa selanjutnya melaui proses belajar.

d. Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individu. Guru tidak cukup

hanya merencanakan perencanaan klasikal, karena masing-masing siswamempunyai perbedaan dalam beberapa segi misalnya intelegensi, bakat,tingkah laku dan lain-lain.

e. Guru akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan sebelummengajar. Dengan periapan sebelum mengajar guru akan mantap didepan

Page 24: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

kelas. Perencanaan yang masak dapat menumbuhkan banyak inisiatif dan daya

kreatif guru waktu mengajar, dapat meningkatkan interaksi dan meningkatkaninteraksi dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa.

Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya suatu

tujuan yang telah ditentukan. Hasil yang semakin mendekati tujuan yang telahditentukan menunjukkan semakin tinggi tingkat efektivitasnya. Pembelajaranyang efektif adalah pembelajaran yang dapat memanfaatkan segala potensi

sebagai pengukur terhadap keberhasilan siswa atau prestasi belajar siswa setelahmempelajari suatu materi pelajaran.

2. Pembelajaran Kimia

Istilah “pembelajaran” sama dengan “pengajaran”. Pembelajaran

mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan menurut

Poerwadarminta (1984 : 22). Menurut Margono (1989 : 1) : “Mengajar adalah

kegiatan agar siswa dapat belajar, artinya agar terjadi perubahan tingkah laku pada

diri siswa”. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan sekitar

siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan

belajar (Nana Sudjana, 1989 : 7). Dalam mengajar ada 3 faktor yang harus

diperhatikan : 1. Pengajar – yang mengajar, yang memberikan bahan, yang

memotivasi; 2. pelajar – yang menerima, yang belajar, yang menyerap dan

menggunakannya; 3. Bahan pelajarannya (Roestiyah, 1998 : 1)

Dengan demikian pembelajaran diartikan sebagai perbuatan belajar (oleh

siswa) dan mengajar (oleh guru) dimana terjadi pengorganisasian lingkungan yang

ada disekitar siswa sehingga proses belajar mengajar yang berupa penyampaian

pengetahuan dapat berjalan baik.

Mempelajari ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat kimia

yang langsung bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia belaka, akan tetapi

ilmu kimia dapat pula memenuhi keinginan seseorang untuk memahami berbagai

peristiwa alam yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui hakikat

materi dan perubahnnya, menemukan metode ilmiah, mengembangkan

kemampuan dalam mengajukan gagasan-gagasan, dan memupuk ketekunan serta

ketelitian bekerja. Sebagian aspek kimia bersifat “kasat mata” (visible), artinya

Page 25: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dapat dibuat fakta konkritnya dan sebagian aspek yang lain bersifat abstrak atau

“tidak kasat mata” (invisible), artinya tidak dapat dibuat fakta konkritnya

(Depdiknas, 2003 : 2)

Menurut Elizabeth Kean dan Catheine Middlecamp (1985 :5) menyatakan

bahwa sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak, materi kimia sifatnya berurutan

dan berkembang dengan pesat, diajarkan dalam bentuk yang lebih sederhana

daripada kenyataannya, melibatkan lebih daripada sekedar pemecahan soal-soal,

dan menuntut banyak belajar.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dalam proses pembelajaran

khususnya pelajaran kimia guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang

memadai dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya dan harus mampu

mewujudkan lingkungan belajar yang efektif dan lebih mampu mengelola

kelasnya sehingga prestasi belajar siswa tinggi.

3. Metode Pembelajaran Kooperatif GI

Metode GI adalah perpaduan bidang sosial dan kemahiran berkomunikasi

dengan intelektual pembelajaran dalam mensintesis dan menganalisis. GI tidak

dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak ada dukungan

dialog dari setiap anggota atau mengabaikan dimensi afektif-sosial dalam

pembelajaran kelas (Arends,1997 : 120-121)

Dalam menggunakn metode GI umumnya kelas dibagi menjadi beberapa

kelompok dengan anggota 5 atau 6 orang siswa dengan karakteristik yang

heterogen. Adapun metode GI memiliki enam tahapan kegiatan yaitu sebagai

berikut:

a. Mengidentifikasi Topik dan Pembentukan Kelompok

Tingkatan ini menekankan pada permasalahan dimana siswa meneliti,

mengajukan topik dan saran. Peranan ini dimulai dengan setiap siswa

diberikan modul yang mana berisikan kisi-kisi, dari langkah ini diharapkan

siswa mampu menebak topik apa yang akan disampaikan pada siswa.

Kemudian siswa yang memiliki topik yang sama dikelompokkan menjadi satu

kelompok dalam penyelidikan nanti. Dalam hal ini peran guru adalah

Page 26: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

membatasi jumlah kelompok serta membantu mengumpulkan informasi dan

memudahkan pengaturan.

b. Merencanakan Tugas Belajar

Pada tahap ini anggota kelompok menentukan subtopik yang akan

diinvestigasi dengan cara mengisi lembar kerja yang telah tersedia serta

mengumpulkan sumber untuk penyelesaian masalah yang telah diinvestigasi

kelompok kecil. Kemudian setiap kelompok memberikan kontribusi kepada

penelitian untuk seluruh kelas.

c. Menjalankan Investigasi

Siswa secara individual atau berpasangan mengumpulkan informasi,

menganalisa dan mengevaluasi serta menarik kesimpulan. Setiap anggota

kelompok memberikan kontribusi satu dari bagian penting yang lain untuk

kelompoknya. Sedangkan anggota kelompok yang lain dapat menolong dan

mendiskusikan pekerjaannya dengan mengadakan saling tukar informasi dan

mengumpulakan ide-ide tersebut untuk menjadi suatu kumpulan.

d. Menyiapkan Laporan Akhir

Pada tahap ini merupakan tingkat pengorganisasian dengan mengintegrasikan

semua bagian menjadi keseluruhan dan merencanakan sebuah presentasi di

depan kelas. Setiap kelompok telah menunjuk salah satu anggota untuk

mempresentasikan tentang laporan hasil penyelidikannya yang kemudian

setiap anggota mendengarkan. Peran guru disini sebagai penasihat membantu

memastikan setiap anggota kelompok ikut andil di dalamnya.

e. Mempresentasikan Hasil Akhir

Setiap kelompok telah siap memberikan hasil akhir di depan kelas dengan

berbagai bentuk presentasi. Diharapkan dari penyajian presentasi yang

beraneka ragam tersebut, kelompok lain dapat aktif mengevaluasi kejelasan

dari laporan setiap kelompok dengan melakukan tanya jawab.

f. Mengevaluasi

Pada tahap ini siswa memberikan tanggapan dari masing-masing topik

pengalaman aktif mereka. Sedangkan guru dan siswa lain berkolaborasi

Page 27: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

mengevaluasi proses belajar sehingga semua siswa diharapkan menguasai

semua subtopik yang disajikan (Slavin, 1985 : 73)

4. Media pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, sehingga media

adalah perantara atau pengantar pesan kepada penerima pesan (Arief S. Sadiman,

1996 : 6). Kemudian menurut AECT (Association of Education and

Communication Technology) dalam Arif S. sadiman (1996 : 19), media atau

bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan

yang biasanya disajikan dengan peralatan, sedangkan hardware atau perangkat

keras merupakan sarana untuk menampilkan pesan yang terkandung dalam pesan

tersebut.

Media merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk membawa

suatu informasi. Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media

dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa

informasi yang ditujukan untuk pembelajaran. selain digunakan sebagai alat

penyampaian pembelajaran yang utuh, media juga dapat dimanfaatkan untuk

menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, misalnya memperikan

penguatan atau motivasi.

Proses pembelajaran hakikatnya adalah proses komunikasi yaitu proses

penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke

pengirim pesan (Arief S. sadiman, 1996 : 11), sedangkan Howard dalam Roestyah

N. K (1989 : 15), “Pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong,

membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengembangkan ketrampilan, skap,

cita-cita, penghargaan dan pengetahuan”.

Dari pengertian di atas, media pembelajaran dapat diartikan sebagai

perangkat keras dan atau perangkat lunak yang dapat digunakan untuk

menciptakan proses belajar, sehingga pebelajar dapat memperoleh pengetahuan

dan ketrampilan tertentu.

Page 28: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Media pembelajaran dalam dunia pendidikan secara umum mempunyai

kegunaan sebagai berikut :

1. Memperjelas penyajian agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk

kata-kata tertulis atau lisan belaka)

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera,misalnya :

a. obyek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film bingkai

b. obyek yang kecil bisa dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai atau

gambar

c. gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan time

elapse atau high-speed photography

d. kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilakan lagi

lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal

e. obyek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan

dengan model, diagaram dan lain-lain

f. konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain)

dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-

lain

3. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sifat pasif siswa

Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:

a. menimbulkan kegairahan belajar,

b. memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan

lingkungan dan kenyataan

c. memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan

sifatnya

4. Dengan sifatnya yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan

dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan

ditentukan sama untuk semua siswa, maka guru akan banyak mengalami

kesulitan bila semua itu diatasi sendiri. Apabila latar belakang lingkungan

guru dan juga siswa berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media

pembelajaran yaitu dengan kemampuannya dalam:

Page 29: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

a. memberikan perangsang yang sama,

b. mempersamakan pengalaman,

c. menimbulkan persepsi yang sama (Arief S. sadiman, 1996 : 16-17)

5. Media VBL

Salah satu usaha untuk memberikan variasi dalam pembelajaran kimia

adalah dengan menggunakan media pendidikan kimia yang cenderung disebut

sebagai alat peraga kimia. Media pendidikan kimia yang cenderung disebut

sebagai alat peraga kimia juga didefinisikan sebagai suatu alat peraga yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pembelajaran yang telah

dituangkan dalam Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) mata pelajaran

kimia dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar

(Darhim, 1993 : 5). Video Based Laboratory (VBL), merupakan salah satu media

pembelajaran sebagai alat bantu potensial dalam pengembangan kemampuan

interpretasi konsep-konsep abstrak melalui video yang menampilkan percobaan

laboratorium untuk memudahkan pemahaman bagi siswa.

VBL sebagai media pembelajaran memiliki beberapa nilai praktis

diantaranya: (1). Dapat mengatasi perbedaan pengalaman siswa, (2). Dapat

membangkitkan semangat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi serta

merangsang kegiatan siswa dalam belajar, (3). Dapat mempengaruhi abstraksi,

(4). Dapat memperkenalkan, memperbaiki, meningkatkan dan memperjelas

pengertian konsep dan fakta, (5). Dapat membantu mengatasi keterbatasan indera

manusia, (6). Dapat mengatasi kendala ruang dan waktu, (7). Dapat menyajikan

obyek pelajaran tanpa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas

(Rahadi, 2003 : 18-19)

Page 30: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

6. Kesetimbangan Kimia

I. Konsep Kesetimbangan Kimia

1. Reaksi Reversibel dan Irreversibel

Perhatikan kertas yang terbakar. Apakah abu hasil pembakaran kertas

dapat diubah menjadi kertas seperti semula? Pengalaman menunjukkan bahwa

proses itu tidak dapat dilakukan, bukan? Reaksi seperti itu kita golongkan sebagai

reaksi yang berlangsung searah atau reaksi yang tidak dapat balik (irreversibel).

Apakah ada reaksi yang dapat balik? Dalam kehidupan sehari-hari sulit

menemukan reaksi yang dapat balik. Proses-proses alami umumnya berlangsung

searah, tidak dapat balik. Namun, di laboratorium maupun dalam proses industri,

banyak rekasi yang dapat balik. Reaksi yang dapat balik kita sebut reaksi

reversible. Dua diantaranya kita sebutkan dalam contoh di bawah ini.

Contoh1:

Jika campuran gas nitrogen dan hidrogen dipanaskan akan menghasilkan amonia

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

Sebaliknya jika ammonia (NH3) dipanaskan akan terurai membentuk nitrogen dan

hidrogen:

2NH3 (g) N2 (g) + 3H2 (g)

Apabila diperhatikan ternyata reaksi kedua merupakan kebalikan dari reaksi

pertama. Kedua reaksi itu dapat digabuhng sebagai berikut:

N2 (g) + 3H2 (g) ⇔ 2NH3 (g)

Tanda ⇔ dimaksudkan untuk menyatakan reaksi dapat balik. Reaksi kekanan

disebut reaksi maju, reaksi ke kiri disebut reaksi balik

Contoh 2:

Reaksi antara timbel(II) sulfat dengan natrium iodida. Jika serbuk timbel(II) sulfat

direaksikan dengan natrium iodida, terbentuk endapan kuning dari timbel(II)

iodida sebagai berikut:

PbSO4(s) + 2NaI(aq) PbI2(s) + Na2SO4 (aq)

Putih Kuning

Sebaliknya, jika endapan timbel(II) iodide direaksikan dengan larutan natrium

sulfat akan terbentuk endapan timbel(II) sulfat yang berwarna putih:

Page 31: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

PbI2(s) + Na2SO4(aq) PbSO4(s) + 2NaI(aq)

Kuning Putih

Reaksi pertama dan reaksi kedua diatas dapat digabungkan sebagai berikut:

PbSO4(s) + 2NaI(aq) ⇔ PbI2(s) + 2Na2SO4(aq)

2. Reaksi Setimbang

Bayangkan suatu ruangan tertutup dimana 1 mol gas nitrogen dipanskan

bersama 3 mol gas hidrogen.pada awalnya, hanya terjadi satu reaksi yaitu

pembentukan amonia

N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

Seperti telah disebutkan di atas,amonia dapat terurai membentuk nitrogen

dan hidrogen. Oleh karena itu, segera setelah terbentuk, sebagian amonia akan

terurai kembali membentuk gas nitrogen dan gas hidrogen.

2NH3(g) N2(g) + 3H2 (g)

Selanjutnya kedua reaksi tersebut akan berlangsung secara bersamaan (simultan)

menurut reaki dapat balik berikut:

N2(g) + 3H2(g) ⇔ 2NH3(g)

Misalnya laju reaksi maju v1 dan laju reaksi balik v2. sebagaimana telah

dipelajari dalam bab 3 (Laju Reaksi), nilai v1 bergantung pada konsentrasi N2 dan

H2, sedangkan nilai v2 bergantubng pada konsentrasi NH3. pada awal reaksi,v1

mempunyai nilai maksimum, sedangkan v2 = 0 (karena NH3 belum terbentuk).

Selanjutnya, seiring dengan berkurangnya konsentarasi N2 dan H2 nilai v1 makin

lama makin kecil. Sebaliknya, dengan bertambahnya konsentrasi NH3, nilai v2

makin lama makin besar. Pada suatu saat, laju reaksi maju (v1) akan menjadi sama

dengan laju reaksi balik (v2).hal itu berarti bahwa laju menghilangnya suatu

komponen sama dengan laju pembentukan komponen itu. Berariti sejak v1 = v2,

jumlah masing-masing komponen tidak berubah terhadap waktu. Oleh karena itu,

tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur (sifat makroskopis tidak

berubah), reaksi seolah-olah telah berhenti. Keadaan seperti itu disebut keadaan

setimbang (kesetimbangan). Akan tetapi, percobaan menunjukkan bahwa dalam

keadaan setimbang reaksi tetap berlangsung pada tingakt molekul (tingkat

Page 32: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

mikroskopis) oleh karena itu, keseimbangan kimia disebut kesetimbangan

dinamis.

3. Waktu Untuk Mencapai Kesetimbangan

Waktu untuk mencapai kesetimbangan berbeda dari satu reaksi kereaksi

yang lain. Ada reaksi yang mencaai kesetimbangan begitu zat-zat pereaksi

dicampurkan, misalnya:

Fe3+(aq) + SCN-

(aq) ⇔ FeSCN2+(aq)

2CrO42-(aq) + 2H+ ⇔ Cr2O7(aq) + H2O(l)

Akan tetapi banyak reaksi yang memerlukan waktu lebih lama untuk

mencapai kesetimbanagn. Misalnya, reaksi gas nitrogen dengan gas hidrogen

membentuk amonia,

N2(g) + 3H2(g) ⇔ 2NH3(g)

Memerlukan waktu berhari-hari untuk mencapai kesetimbangan meskipun

dilakukan pada suhu 500oC

Cepat lambatnya suatu reaksi mencapai kesetimbangan bergantung pada laju

reaksinya. Semakin besar laju reaksi, semakin cepat kesetimbangan tercapai.

a. Sifat-Sifat Kesetimbangan Kimia

Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup.

Sementara itu, pada umumnya proses alami berlangsung dalam sistem terbuka.

Sebagaimana kita saksikan, berbagai proses alami, seperti perkaratan logam,

pembusukan, dan pembakaran, merupakan reaksi yang berlangsung searah. Akan

tetapi jika sistemnya kita perbesar, misalnya mencakup atmosfer secara

keseluruhan, kita dapat melihat berbagai kesetimbangan. Misalnya kesetimbangan

yang mengatur komposisi atmosfer yang relatif konstan dari waktu ke waktu.

Proses kesetimbangan juga terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Darah manusia

sebagai contoh, mempunyai sistem yang mengatur pH tetap sekitar 7,4. hal itu

sangat penting, karena perubahan kecil saja pada pH darah akan mengganggu

fungsinya, misalnya dalam pengikatan oksigen

Page 33: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

b. Kesetimbangan Homogen dan Heterogen

kesetimbangan yang sama komponennya satu fase kita sebut

kesetimbangan homogen, sedangkan kesetimbangan yang terdiri dari dua fase

atau lebih kita sebut kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen dapat

beruap sistem gas atau laruatan. Kesetimbangan heterogen umumnya melibatkan

komponen padat-gas atau cair-gas.

Contoh kesetimbangan homogen:

1) N2(g) + 3H2(g) ⇔ 2NH3(g)

2) H2(l) ⇔ H+(aq) + OH-

(aq)

3) CH3COOH(aq) ⇔ CH3COO-(aq) + H+

(aq)

Contoh kesetimbangan heterogen:

1) CaCO3(s) ⇔ CaO(s) + CO2(g)

2) Ag2CrO4(s) ⇔ Ag+(aq) + CrO4

2-(aq)

II. Pergeseran Kesetimbangan

1. Azas Le Chatelier

Pada tahun 1884, Henri Louis Le Chatelier (1850 – 1936) berhasil

menyimpulkan pengaruh faktor luar terhadap kesetimbangan dalam suatu azas

yang dikenal dengan azas Le Chatelier sebagai berikut: bila terhadap suatu

kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka sistem itu akan mengadakan

reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut. Secara singkat, azas

Le Chatelier dapat disimpulakan sebagai berikut:

Reaksi = -Aksi

Cara sistem bereaksi adalah dengan melakuakn pergeseran ke kiri atau ke

kanan. Marilah kita bahas penerapan azas Le Chatelier terhadap pergeseran

kesetimbanagn

a. Pengaruh Konsentrasi

Sesuai dengan azas Le Chatelier (Reaksi = -Aksi), jika konsentrasi salah

satu komponen diperbesar maka reaksi sistem adalah mengurangi komponen

tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu komponen diperkecil, maka

Page 34: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

reaksi sistem adalah menambahkan komponen itu. Oleh karena itu, pengaruh

konsentrasi terhadap kesetimbangan berlansung

b. Pengaruh Tekanan

Penambahan tekanan dengan cara memperkecil volum akan memperbesar

konsentrasi semua komponen. Sesuai dengan azas Le Chatelier, maka sistem akan

bereaksi dengan mengurangi tekanan. Sebagaimana anda ketahui, tekanan gas

bergantung pada jumlah molekul dan tidak bergantung pada jenis gas. Oleh

karena itu, untuk mengurangi tekanan maka reaksi kesetimbangan akan bergeser

ke arah yang jumlah koefisiennya lebih kecil. Sebaliknya, jika tekanan dikurangi

dengan cara memperbesar volum, maka sistem akan bereaksi dengan menambah

tekanan dengan cara menambah jumlah molekul. Reaksi akan bergeser ke arah

yang jumlah koefisiennya lebih besar.

c. Pengaruh Komponen Padat dan Cair

Penambahan atau pengurangan komponen yang berupa padatan atau cairan

murni tidak mempegaruhi keetimbangan. Hal ini dapat dipahami sebagai berikut.

Penambahan komponen yang berupa larutan atau gas akan berpengaruh pada

kerapatan antarpartikel dalam campuran.jika suatu komponen gas atau terlarut

ditambahkan, maka konsentrasi meningkat, sehingga sistem bereaksi untuk

mengurangi konsentrasi. Jika yang ditambahkan berupa padatan atau cairan

murni, hal itu tidak merubah konsentrasi karena jarak antarpartikel dalam padatan

dan cairan adalah tetap.

Demikian juga halnya pada perubahan tekanan atau volum. Perubahan

tekanan atau volum tidak mempengaruhi konsentrasi padatan atau cairan murni.

Jadi, ketika mempertimbangkan pengaruh tekanan dan volum, koefisien

komponen padat tidak diperhitungkan. Tekanan hanya berpengaruh pada system

kesetimbangan gas

d. Pengaruh Suhu

Sesuai denagn azas Le Chatelier, jika suhu system kesetimbangan

dinaikkan, maka reaksi sistem menurunkan suhu, kesetimbangan akan bergeser ke

pihak reaksi yang menyerap kalor (ke pihak reaksi endoterm). Sebaliknya jika

Page 35: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi eksoterm.

Perhatikan contoh soal berikut:

Ditentukan reaksi kesetimbnagan:

(1) N2(g) + 3H2(g) ⇔ 2NH3(g) H = -92,2 kJ

(2) H2O(g) ⇔ ½ H2(g) + O2(g) H = +242 kJ

Ke arah mana kesetimbangan bergeser jika suhu dinaikkan?

Jawab:

Pada kenaikan suhu, kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi endoterm;

Pada kesetimbangan (1), reaksi bergeser ke kiri

Pada kesetimbangan (2), reaksi bergeser ke kanan

e. Pengaruh Katalisator

Dalam bab 3 telah dijelaskan bahwa katalisator memperbesar laju reaksi

karena menurunkan energi pengaktifan. Penurunan energi pengaktifan tersebut

berlaku untuk kedua arah. Jadi, katalisator akan mempercepat laju reaksi maju

sekaligus laju reaksi balik. Oleh karena itu, penggunaan katalisator akan

mempercepat tercapainya keadaan setimbang.suatu reaksi yang memerlukan

waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk mencapai kesetimbangan, dapat

dicapai dalam beberapa menit dengan adanya katalisator. Suatu katalisator juga

penting dalam reaksi yang memerlukan suhu tinggi, karena dengan sutu

katalisator reaksi seperti itu dapat berlangsung pada suhu yang lebih rendah. Hal

itu akan jadi sangat penting jika reaksi pada suhu tinggi mengurangi rendemen

hasil reaksi.

Meskipun katalisator dapat mempercepat pencapaian keadaan setimbang,

namun katalisator tidak mengubah komponen kesetimbangan.

III. Kesetimbangan Dalam Industri

Banyak proses pembuatan zat kimia yang didasarkan pada reaksi

kesetimbangan.agar efesien, kondisi reaksi haruslah diusahakan sedemikian

sehingga menggeser kesetimbangan ke arah produk dan memiinimalkan reaksi

balik. Pada bagian berikut kita akan membahas bagaimana prinsip kesetimbangan

diterapkan pada pembuatan amonia dan asam sulfat.

Page 36: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

1. Pembuatan Amonia Menurut Proses Haber-Bosch

Nitrogen terdapat melimpah di udara, yaitu sekitar 78% volum. Walaupun

demikian, senyawa nitrogen tidak terdapat banyak di alam.satu-satunya sumber

alam yang penting adalah NaNO3 yang disebut senyawa Chili. Sementara itu,

kebutuhan senyawa nitrogen semakin banyak, misalnya, untuk industri pupuk,

mesiu, dan bahan peledak. Oleh karena itu, proses sintesis senyawa nitrogen

disebut fiksasi nitrogen buatan, merupakan proses industri yang sangat pentinng.

Metode yang paling utama adalah dengan mereaksikan nitrogen dengan hidrogen

membentuk amonia. Selanjutnya amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen

lain seperti asam nitrat dan garam nitrat.

Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh

Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman.sedangkan proses industri

pembuatan amonia, untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl

Bosch, seorang insinyur kimia, juga dari Jerman.

Persamaan termokimia realsi sintesis amonia adalah:

N2(g) + 3H2(g) ⇔ 2NH3(g) H = -92,4 kJ

Pada 25oC : Kp = 6,2 x 105

Berdasarkan pada prinsip kesetimbangan, kondisi menguntungkan untuk

ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah tekanan

tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berjalan sangat lambat pada suhu rendah,

bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Di pihak lain, karena reaksi ke kanan

eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen.

Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan

tekanan sekitar150 – 350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur

dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O. dewasa ini, seiring dengan kemajuan

teknologi, digunakan tekanan yang jauh lebih besar, bahkan mencapai 700 atm.

Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera dipisahakan.

Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi (dimampatkan)

hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian campuaran gas dipanaskan

dalam suatu ruangan bersama katalisator sehingga terbentuk amonia. Campuran

gas kemudiann didinginkan sehingga amonia mencair. Gas nitrogen dan gas

Page 37: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

hidroen yang belum bereaksi (dan juga amonia yang tidak mencair) diresirkulasi,

sehingga pada akhirnya semua diubah menjadi amonia.

2. Pembuatan Asam Sulfat Menurut Proses Kontak

Satu lagi contoh industri yang berdasarkan reaksi kesetimbangan yaitu

pembuatan asam sulfat yang dikenal dengan proses kontak. Reaksi yang terjadi

dapat diringakas sebagai berikut:

1. Belerang dibakar dengan udara membentuk belerang dioksida

S(s) + O2(g) ⇔ SO2(g)

2. Belerang dioksida dioksidasi lebih lanjut menjadi belerang trioksida

2SO2(g) + O2(g) ⇔ 2SO3(g)

3. Belerang trioksida dilarutakan dalam asam sulfat pekat membentuk asam

pirosulfat

H2SO4(aq) + SO3(g) ⇔ H2S2O7(l)

4. Asam pirosulfat direasikan dengan air dapat membentuk asam sulfat pekat

H2S2O7(l) + H2O(l) ⇔ H2SO4(aq)

Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi (2). Reaksi ini merupakan reaksi

kesetimbangan dan eksoterm. Sama seperti pada sintesis amonia,reaksi ini hanya

berlangsung baik pada suhu tinggi. Akan tetapi pada suhu tingi kesetimbangan

bergeser ke kiri. Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500oC dengan

katalisator V2O5. sebenarnya tekanan besar akan menguntungkan produksi SO3,

tetapi ternyata penambahan tekanan tidak diimbangi penambahan hasil yang

memadahi. Oleh karena itu, pada proses kontak tidak digunakan tekanan besar

melainkan tekanan normal, 1 atm

IV. Tetapan Kesetimbangan

1. Hukum Kesetimbangan

Kita telah mengetahui bahwa komposisi kesetimbangan dapat berubah

bergantung pada kondisi reaksi. Akan tetapi, pada tahu 1864 Cato maximillian

Gulberg dan PeterWage menemukan adanya suatu hubungan yang tetap antara

konsentrasi komponen dalam kesetimbangan. Hubungan yang tetap ini disebut

dengan hukum kesetimangan atau hukum aksi massa.

Page 38: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2. Persamaan Tnetapan Kesetimbangan

Ungkapan hukum kesetimbangan kita sebut persamaan tetapan

kesetimbanagn. Persamaan tetapan kesetimbangan sesuai dengan

stoikiometri reaksi. Secara umum untuk reaksi

mA + nB ⇔ pC + qD

persamaan tetapan kesetimbangan adalah

nBA

DCKcm

qp

][][

][][=

3. Tetapan Kesetimbangan Tekanan (Kp)

Tetapan kesetimbangan untuk kesetimbangan gas juga dapat dinyatakan

berdasarkan tekanan parsial gas, selain tetapan kesetimbnagan berdasarkan

konsentrasi.tetapan kesetimbangan yang bedasarkan tekanan parsial disebut

tetapan kesetimbangan tekanan parsial dan dinyatakan dengan Kp

4. Tetapan Kesetimbangan untuk Kesetimbangan Heterogen

Persamaan tetapan kesetimbangan hanya mengandung komponen yang

konsentrasi atau tekanannya berubah selama reaksi berlangsung. Hal seperti

itu tidak terjadi pada zat padat murni atau zatcair murni. Karena itu, zat padat

murni atau zat cair murni tidak disertakan dalam persamaan tetapan

kesetimbangn.perhatikan contoh di bawah ini:

BiCl2(aq) + H2O(l) ⇔ BiOCl(s) + 2HCl(aq)

][][

3

2

BiClHCl

Kc =

BiOCl(s) dan H2O(l) tidak disertakan dalam persamaan Kc

5. Hubungan Nilai Tetapan Kesetimbangan Antara Reaksi-reaksi yang Berkaitan

Reaksi dapat balik yang melibatkan SO2(g), O2(g) dan SO3(g) dapat dinyatakan

dengan tiga cara berikut:

(1) 2SO2(g) + O2(g) ⇔ 2SO3(g) Kc = K1

(2) 2SO3(g) ⇔ 2SO2(g) + O2(g) Kc = K2

Page 39: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

(3) SO2(g) + ½ O2(g) ⇔ SO3(g) Kc = K3

Bagaimanakah hubungan antara nilai tetapan kesetimbangan reaksi-reaksi itu?

Persamaan Kc untuk ketiga reaksi tersebut adalah sebagai berikut:

][][][

22

2

23

1 OSOSO

K = 23

22

22 ][

][][SO

OSOK =

21

22

33

]][[

][

OSO

SOK

Reaksi (2) adalah kebalikan dari reaksi (1) dan persamaan Kc untuk reaksi (2)

adalah kebalikan dari reaksi (1)

Jadi,1

21K

K =

Reaksi (3) sama dengan reaksi (1) tetapi koefisiennya dibagi dua.

Ternyata, K3 = K11/2

Dari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa:

(1). Jika persamaan reaksi kesetimbangan dibalik, maka harga Kc juga dibalik

(2). Jika koefisien reaksi kesetimbangan dibagi dengan faktor n maka harga

ketetapan kesetimbangan yang baru adalah akar pangkat n dari harga

ketetapan kesetimbangan yang lama.

(3). Jika koefisien reaksi kesetimbangan dikalikan dengan faktor n maka harga

tetapan kesetimbangan yang baru adalah harga tetapan kesetimbangan

yang lama dipangkatkan dengan n.

6. Penggabungan Persamaan Tetapan Kesetimbangan

Jika diketahui harga tetapan kesetimbangan pada 298K untuk dua reaksi

berikut,

Reaksi (1): N2(g) + O2(g) ⇔ 2NO(g) Kc = 4,1 x 10-31

Reaksi (2): N2(g) + ½ O2(g) ⇔ N2O(g) Kc =2,4 x 10-18

Maka kita dapat menentukanh arga tetapan kesetimbangan untuk reaksi

berikut

Reaksi (3): N2O(g) + ½ O2(g) ⇔ 2NO(g) Kc = ?

Page 40: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Reaksi (3) adalah penjumlahan dari reaksi (1) dengan kebalikan dari reaksi (2)

Reaksi (1): N2(g) + O2(g) ⇔ 2NO(g)

Reaksi (2):

N2O(g) ⇔ N2(g) + ½ O2(g)17

182

21

22 1017,4104,21

][]][[

xxON

ONKc === −

N2O(g) + ½ O2(g) ⇔ 2NO(g) ?]][[

][

21

22

2

==OON

NOKc

Jika persamaan Kc reaksi (1) dikalikan dengan kebalikan persamaan Kc reaksi

(2) diperoleh persamaan Kc reaksi (3). Dengan demikian, harga Kc reaksi (3)

dapat ditentukan:

21

22

2

2

22

22

22

]][[

][][]][[

]][[][ 2

1

OON

NONO

ONx

ONNO

=

Jadi,

Kc(3) = 4,1 x 10-31 x 4,17 x 1017

= 1,71 x 10-13

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:

Tetapan kesetimbangan untuk suatu reaksi total adalah hasil kali tetapan

kesetimbangan dari reaksi yang digabungkan.

7. Menentukan Nilai Tetapan Kesetimbangan

Harga tetapan kesetimbangan dapat ditentukan melalui percobaan. Salah satu

cara adalah dengan membekukan kesetimbangan, yaitu menurunkan suhu

secara tiba-tiba sehingga reaksi berhenti, sehingga kesetimbangan tidak

sempat bergeser. Dengan demikian, komposisi kesetimbangan dapat

ditentukan dengan mengukur tekanan campuran.

Page 41: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

V. Kesetimbangan Disosasi

Disosiasi adalah peruraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana.

Disosiasi yang terjadi akibat pemanasan disebut disosiasi termal. Disosiasi yang

berlangsung dalam ruang tertutup akan berakhir dengan suatu kesetimbangan

yang disebut dengan kesetimbangan disosiasi.

Beberapa contoh kesetimbangan disosiasi gas:

2SO3(g) ⇔ 2SO2(g) + O2(g)

2NH3(g) ⇔ N2(g) + 3H2(g)

N2O4(g) ⇔ 2NO2(g)

I2(g) ⇔ 2I(g)

Besarnya reaksi zat yang terdisosiasi dinyatakan oleh derajat disosiasi (á), yaitu

perbandinagn antara zat yang terdisosiasi dengan jumlah zat mula-mula.

mulamulazatmoljumlahsiterdisosiayangmoljumlah

−=α

Jika jumlah mol zat mula-mula dinyatakan dengan á, maka:

asiterdisosiayangmoljumlah

Jadi, jumlah mol zat yang terdisosiasi = aá mol

B. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran kimia dengan menggunkan media VBL diharapkan akan

bisa meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pokok kesetimbangan

kimia. Karena media VBL menampilkan terkait praktikum materi kesetimbangan

kimia sehingga membantu siswa dalam memahami konsep-konsep abstrak pada

materi kesetimbangan kimia, sehingga siswa lebih mudah memahami konsep-

konsep tersebut, dan diharapkan prestasinya akan lebih meningkat. Dengan

kemampuan visualisasinya, maka penggunaan VBL diharapkan akan lebih

membuat siswa menjadi tertarik dan tidak merasa bosan, sehingga siswa akan

lebih aktif belajar.

Page 42: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Aktivitas belajar siswa sangat penting dalam proses pembelajaran, karena

tanpa aktivitas maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik dan

tujuan pembelajaran akan sulit tercapai. Pada penelitian ini akan diterapkan

metode pembelajaran kooperatif GI yang akan dapat merangsang siswa untuk bisa

terlibat aktif di dalam aktivitas belajar.

Sehingga dengan adanya metode pembelajaran kooperatif GI yang

dilengkapi dengan media VBL ini diharapkan aktivitas belajar siswa dan juga

prestasi belajar siswa akan bisa meningkat.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Bagan 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

C. Hipotesis

Hipotesis Penelitian ini adalah: “Metode pembelajaran GI yang dilengkapidengan penerapan media VBL lebih efektif dalam pembelajaran Kimia pada pokokbahasan Kesetimbangan Kimia daripada model pembelajaran konvensional”

KeadaanAwal

KelompokEksperimen

KelompokKontrol

Metode GIyangdimodifikasidenganmedia VBL

Metodediskusidilanjutkanceramah

Prestasibelajar kimia

Prestasibelajar kimia

Page 43: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ceper, Klaten

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 yaitu

pada bulan Oktober- November. Perincian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rincian Kegiatan Penelitian

No Kegiatan I II III IV V VI VII

1 Pengajuan Judul

2 Penyusunan Proposal

3 Try Out

4 PelaksanaanPenelitian

5 Analisis Data

6 Penyusunan Laporan

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan

Randomized Control Group Pretest-Postest Design.

Tabel 2. Rancangan Penelitian

Kelompok Pretest Treatmen Post test

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 Y T2

Page 44: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Keterangan :

X : Metode GI yang dimodifikasi dengan media VBL

Y : Metode konvensional, yakni: kegiatan diskusi yang dilanjutkan ceramah

T1 : Pretest Kesetimbangan Kimia

T2 : Post test Kesetimbangan Kimia

(Sumadi Suryabrata, 2000 : 45)

Prosedur dalam rancangan ini adalah:

1. Memilih sejumlah subyek dari suatu populasi.

2. Mengelompokkan subyek tersebut menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen yang dikenai variabel perlakuan X, dan kelompok kontrol yang

dikenai perlakuan Y.

3. Memberikan pretest T1 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

untuk mengukur rata-rata hasil belajar sebelum subyek diberi perlakuan.

4. Memberikan perlakuan X pada kelompok eksperimen. Sedangkan pada

kelompok kontrol diterapkan perlakuan Y.

5. Memberikan Post test T2 pada kelompok eksperimen untuk mengukur rata-

rata hasil belajar yang dicapai setelah adanya perlakuan X.

6. Memberikan post test pada kelompok kontrol.

7. Menentukan selisih nilai antara T1 dan T2 pada kelompok eksperimen untuk

mengukur rata-rata selisih nilai Pretest-Post test (Z1)

8. Menentukan selisih nilai antara T1 dan T2 pada kelompok kontrol untuk

mengukur rata-rata selisih nilai Pretest-Post test (Z2)

9. Membandingkan Z1 dan Z2 untuk menentukan perbedaan yang timbul jika

sekiranya ada.

10. Menerapkan tes statistik yang sesuai untuk menentukan apakah perbedaan

itu signifikan

Page 45: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester

ganjil SMAN 1 Ceper Klaten tahun pelajaran 2009/ 2010

2. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik random sampling

dengan menggunakan dua kelas dari tiga kelas yang ada. Penetapan kelas sampel

dan kelas kontrol didasarkan pada nilai hasil ujian materi sebelumnya yang telah

dilakukan uji t-maching, sehingga kedua kelas mempunyai standar yang sama.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang diguanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas

Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode

pembelajaran kooperatif GI yang dimodifikasi dengan media VBL.

b. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa dan prestasi

belajar siswa pada materi pokok bahasan Kesetimbangan Kimia

E. Teknik Pengumpulan data

1. Sumber Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dengan jenis tes

obyektif. Semua data dikumpulkan dengan cara memberikan pretest pada kedua

kelompok sampel dan pemberian post test setelah pemberian materi

Kesetimbangan Kimia, juga pada kedua kelompok sampel.

2. Instrumen Penelitian

a. Instrumen Kognitif

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan soal-soal tes obyektif dengan lima

alternatif pilihan. Untuk mengetahui kelayakan instrument yang digunakan dalam

penelitian ini, maka perlu ditinjau beberapa aspek kelayakannya.

Page 46: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

a. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran yaitu

menunjukkan sukar mudahnya suatu soal, yang harganya dapat dicari dengan

rumus sebagai berikut:

IK = maksimalSkorxNB

Keterangan :

IK = indeks kesukaran

B = jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu item

N = kelompok siswa

Skor maksimal = besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban benar dari

suatu item

N x skor maksimal = jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh siswa

dari suatu item

Indeks kesukaran soal diklasifikasikan sebagai berikut:

0,81 – 1,00 = mudah sekali (MS)

0,61 - 0,80 = mudah (M)

0,41 – 0,60 = sedang/ cukup (Sd-C)

0,21 – 0,40 = sukar (S)

0,00 – 0,20 = sangat sukar (SS) (Ignatius Masidjo, 1995 : 189 – 192)

b. Daya Pembeda Soal

Rumus untuk menentukan daya pembeda soal adalah sebagai berikut:

ID = maksimalSkorxNKBatauNKA

KBKA−

Keterangan:

ID = Indeks Diskriminasi

KA = jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa yang tergolong

kelompok atas

Page 47: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

KB = Jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa yang tergolong

kelompok bawah

NKA atau NKB = Jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau

kelompok bawah

NKA atau NKB x skor maksimal = Perbedaan jawaban dari siswa yang

tergolong kelompok atas dan bawah

yang seharusnya diperoleh

Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:

0,80 – 1,00 = sangat membedakan (SM)

0,60 – 0,79 = lebih membedakan (LM)

0,40 – 0,59 = cukup membedakan (CM)

0,20 – 0,39 = kurang membedakan (KM)

Negatif – 0,19 = sangat kurang membedakan (SKM)

(Ignatius Masidjo, 1995 : 198 – 201)

C. Validitas

Validitas soal diuji dengan rumus korelasi produk moment, sebagai berikut

:

})({})({

))((2222 YYNXXN

YXXYNrxy∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Keterangan:

Rxy = koefisien korelasi suatu butir soal

X = skor item

Y = skor total

N = jumlah subyek

Kriteria pengujian

Jika rxy > rtotal maka item dinyatakan valid

Jika rxy < rtotal maka item dinyatakan tidak valid

Klasifikasi validitas soal adalah sebagai berikut:

0,91 – 1,00 = sangat tinggi

Page 48: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

0,71 – 0,90 = tinggi

0,41 – 0,70 = cukup

Negatif – 0,20 = sangat rendah

(Ignatius Masidjo, 1995 : 243)

c. Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas soal digunakan rumus KR-20 sebagai

berikut:

∑−

−= 2

2

1 StpqSt

nnrtt

Keterangan:

R = kooefisien reliabilitas

n = jumlah item

S = deviasi standar

P = indeks kesukaran

Q = 1-p

Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:

0,91 – 1,00 = sangat tinggi

0,71 – 0,90 = tinggi

0,41 – 0,70 = cukup

0,21 – 0,40 = rendah

Negatf – 0,20 = sangat rendah (Ignatius Masidjo, 1995 : 233)

b. Instrumen afektif

Instrumen penilaian afektif yang digunakan dalam penelitian ini berupa

angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus

menyediakan alternatif jawaban. Siswa memberikan jawaban yaitu dengan

memilih salah satu jawaban yang telah disediakan. Penyusunan item-item

angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam

menjawab pertanyaan, siswa hanya dibenarkan dengan memilih salah satu

alternatif jawaban yang telah disediakan. Instrumen penilaian afektif yang

Page 49: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Digunakan menggunakan acuan sebagai berikut:

Tabel 3. Skor Penilaian Afektif

Pernyataan Alternatif Jawaban

(+) (-)

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang (KD)

Jarang (J)

Tidak Pernah (TP)

5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan realibilitas untuk mengetahui kualitas item angket.

1) Uji Validitas Untuk menghitung validitas butir soal angket dicari dengan menghitung

indeks korelasi antara X dan Y yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut:

( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑

∑ ∑∑−−

=22 YYNXXN

YX -XYN22

xyr

Keterangan : rxy : koefisien korelasi suatu butir soal (koefisien validitas) X : skor butir item nomor tertentu Y : skor total N : jumlah subyek

Kriteria pengujian : Kriteria item dinyatakan valid jika rxy > rtabel

Kriteria item dinyatakan tidak valid jika rxy ≤ rtabel

2) Uji Realibilitas

Page 50: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali kepada subyek yang sama. Untuk mengetahui tingkat realibilitas suatu butir soal yang menghendaki gradualisasi penilaian digunakan penilaian rumus alpha (digunakan untuk mencari realibilitas yang skornya bukan 1 atau 0) yaitu sebagai berikut :

−= ∑

2i

2i

11 11n

nrσ

σ

Keterangan : r11 : realibilitas instrumen n : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Σσi

2 : jumlah variansi skor tiap-tiap item σi

2 : variansi total

( )

NN

2X2X2

∑∑−

Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut : 0,91 ─ 1,00 : Sangat Tinggi (ST) 0,71 ─ 0,90 : Tinggi (T) 0,41 ─ 0,70 : Cukup (C) 0,21 ─ 0,40 : Rendah (R) Negatif ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR)

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk membuktikan bahwa sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Dalam penelitian digunakan statistik Liliefors. Statistik uji untuk metode ini adalah:

L = max |F(Zi) – S(Zi)|

Dengan : F(Zi) = P(Z≤Zi)

S (Zi) = proporsi cacah Zn lebih kecilatau sama dengan Zi

L = koefisien Liliefors pengamatan

Hipotesis :

Page 51: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

H0 = sampel berasal dari populasi terdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi terdistribusi tidak normal

Untuk pengujian hipotesis tersebut ditempuh prosedur berikut :

2. Pengamatan X1, X2, …, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…,Zn dengan rumus :

SXXiZi −

=

Dengan X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel

3. Untuk tiap bilangan baku ini dan penggunaan data distribusi normal baku, kemudian menghitung peluang F(Zi) = p(Z Zi)

4. Menghitung proporsi Z1, Z2,…,Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi.jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:

nZiyangZnZZbanyaknyaZiS ≤

=,...,,)( 21

5. Menghitung selisih F (Zi)-S(zi) kemudian menentukan harga mutlakanya

6. Menghitung harga terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut (L0)

(Sudjana, 1996 : 466-469)

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan variabel sampel dalam

penelitian ini. Untuk mengetahi homogenitas sampel digunakan “Uji

Bartlett”.Rumus uji Bartlett digunakan statistik chi kudrat

X2 = (ln 10){B - ∑(ni – 1 log Si2)}

Dengan ln10 = 2,3026 disebut logaritma asli dari bilangan 10

B = (log S2) ∑ (ni – 1)

( )( )1

1 2

−∑−∑

=ni

SiniS

Page 52: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Hipotesis :

H0 = kedua populasi mempunyai varians yang sama (σ1 = σ2)

H1= kedua populasi mempunyai varian yang tidak sama (σ1 ≠ σ2)

Kriteria :

Menolak H0 jika x2 hitung ≥ X2 tabel, dimana X2 tabel, ( didapat dari daftar

distribusi chi kuadrat dengan peluang (1 –α) dan dk = (k-1)

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan statistic uji perbedaan dua rta-rata dengan uji t

(uji pihak kanan)

H0 ; µ1 ≤ µ2

H1 ; µ1 > µ2

H0 = metode mengajar menggunakan metode GI yang dimodifikasi kegiatan

laboratorium tidak berbeda dengan tanpa menggunakannya

H1 = metode mengajar dengan menggunakan metode GI yang dimodifikasi

kegiatan laboratorium lebih efektif dibanding tanpa menggunakannya.

Keterangan :

µ1 = nilai rata-rata kelas eksperimen

µ2 = nilai rata-rata kelas kontrol

Kriteria :

Jika thitung < ttabel maka hipotesis nol diterima dan jika t hitung > t tabel maka hipotesis

ditolak rumus yang digunakan adalah :

Snn

XXt

21

21

11+

−=

Page 53: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Keterangan :

1X = rata-rata kelompok eksperimen

2X = rata-rata kelompok kontrol

S1 =simpangan baku kelompok eksperimen

S2 = simpangan baku kelompok control

n1 = jumlah sampel1

n2 = jumlah sampel 2

Page 54: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai prestasi belajar

pada materi Kesetimbangan Kimia. Prestasi belajar siswa meliputi aspek

kognitif dan aspek afektif. Rangkuman data rerata nilai prestasi belajar

kognitif dan afektif dapat dilihat pada Tabel 4

Tabel 4. Rangkuman Data Rerata Nilai Prestasi Belajar Kognitif dan Prestasi Belajar Afektif

Kelas Rerata Nilai Eksperimen Kontrol

Pretest Prestasi Belajar Kognitif 44,300 43,600 Postest Prestasi Belajar Kognitif 77,900 73,500 Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif 33,600 29,900 Pretest Prestasi Belajar Afektif 81,675 81,625 Postest Prestasi Belajar Afektif 98,840 96,300 Selisih Nilai Prestasi Belajar Afektif 17,175 14,675

Untuk lebih memperjelas gambaran dari masing-masing data, maka

akan disajikan deskripsi data hasil penelitian berikut ini.

1. Prestasi Belajar Kognitif Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia

a. Nilai Pretest

Perbandingan distribusi frekuensi nilai pretest prestasi belajar

kognitif siswa dengan metode pembelajaran kooperatif GI yang dilengkapi

VBL dan metode pembelajaran konvensional disajikan pada tabel 5, serta

diagram perbandingan distribusi frekuensi keduanya pada gambar 2

Page 55: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 5. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Prestasi Belajar Kognitif Siswa dengan Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL dan Metode Pembelajaran Konvensional

No Interval Nilai Tengah GI Konvensional

1 23 - 28 25.5 2 2 2 29 - 34 31.5 4 4 3 35 - 40 37.5 10 12 4 41 - 46 43.5 9 8 5 47 - 52 49.5 8 7 6 53 - 58 55.5 4 4 7 59 - 64 61.5 3 3 Jumlah - 40 40

2 2

4 4

10

12

98 8

7

4 43 3

0

2

4

6

8

10

12

14

frek

uens

i

25.5

31.5

37.5

43.5

49.5

55.5

61.5

nilai tengah

Eksperimen Kontrol

Gambar 2. Histogram Nilai Pretest Prestasi Belajar Kognitif Siswa dengan Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL dan Metode Pembelajaran Konvensional.

b. Nilai Postest

Untuk perbandingan distribusi frekuensi nilai postest prestasi belajar

kognitif siswa dengan metode pembelajaran kooperatif GI yang dilengkapi

VBL dan metode pembelajaran konvensional disajikan pada tabel 6, serta

diagram perbandingan distribusi frekuensi keduanya pada gambar 3

Page 56: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 6. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Postest Prestasi Belajar Kognitif Siswa dengan Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL dan Metode Pembelajaran Konvensional.

No Interval Nilai Tengah GI Konvensional

1 60 - 64 62 3 6 2 65 - 69 67 5 8 3 70 - 74 72 5 8 4 75 - 79 77 8 8 5 80 - 84 82 12 7 6 85 - 89 87 4 3 7 90 - 94 92 3 0 Jumlah - 40 40

3

65

8

5

8 8 8

12

7

43 3

00

2

4

6

8

10

12

14

frek

uens

i

62 67 72 77 82 87 92

nilai tengah

Eksperimen Kontrol

Gambar 3. Histogram Nilai Postest Prestasi Belajar Kognitif Siswa dengan Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL dan Metode Pembelajaran Konvensional.

c. Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif

Perbandingan distribusi frekuensi selisih nilai prestasi belajar

kognitif siswa dengan metode pembelajaran kooperatif GI yang dilengkapi

Page 57: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

VBL dan metode pembelajaran konvensional disajikan pada tabel 7, serta

diagram perbandingan distribusi frekuensi selisih keduanya pada gambar 4.

Tabel 7. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif Siswa dengan Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL dan Metode Pembelajaran Konvensional.

No Interval Nilai Tengah GI Konvensional

1 10 - 15 12.5 0 1 2 16 - 21 18.5 4 5 3 22 - 27 24.5 4 7 4 28 - 33 30.5 11 12 5 34 - 39 36.5 10 9 6 40 - 45 42.5 8 6 7 46 - 51 48.5 3 0 Jumlah - 40 40

01

45

4

7

1112

109

86

3

002468

101214

frek

uens

i

12.5

18.5

24.5

30.5

36.5

42.5

48.5

nilai tengah

Eksperimen Kontrol

Gambar 4. Histogram Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL dan Model Pembelajaran Konvensional.

2. Prestasi Afektif Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia

a. Nilai Pretest

Perbandingan distribusi frekuensi nilai pretest prestasi belajar afektif

siswa dengan metode pembelajaran kooperatif GI yang dilengkapi VBL dan

Page 58: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

metode pembelajaran konvensional, dapat dilihat pada tabel 8, serta

histogramnya pada gambar 5

Tabel 8. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Prestasi Belajar Afektif Siswa dengan Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL dan Metode Pembelajaran Konvensional.

No Interval Nilai Tengah GI Konvensional

1 68 - 71 69.5 0 1 2 72 - 75 73.5 4 5 3 76 - 79 77.5 10 6 4 80 - 83 81.5 12 14 5 84 - 87 85.5 8 6 6 88 - 91 89.5 4 6 7 92 - 95 93.5 2 2 Jumlah - 40 40

01

45

10

6

1214

86

46

2 2

02468

10121416

frek

uens

i

69.5 73.5 77.5

81.5 85.5 89.5 93.5

nilai tengah

Eksperimen Kontrol

Gambar 5. Histogram Nilai Pretest Prestasi Belajar Afektif Siswa dengan Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL dan Metode Pembelajaran Konvensional.

Page 59: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

b. Nilai Postest

Untuk perbandingan distribusi frekuensi nilai postest prestasi belajar

afektif siswa dengan metode pembelajaran kooperatif GI yang dilengkapi

VBL dan metode pembelajaran konvensional, dapat dilihat pada tabel 9,

serta diagram perbandingan distribusi frekuensi keduanya pada gambar 6

Tabel 9. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Postest Prestasi Belajar Afektif Siswa dengan Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL dan Metode Pembelajaran Konvensional.

No Interval Nilai Tengah GI Konvensional 1 78 - 82 80 1 1 2 83 - 87 85 1 2 3 88 - 92 90 4 9 4 93 - 97 95 7 12 5 98 - 102 100 15 9 6 103 - 107 105 8 6 7 108 - 112 110 4 1 Jumlah - 40 40

1 1 12

4

97

12

15

98

64

1

02

46

810

1214

16

frek

uens

i

80 85 90 95 100

105

110

nilai tengah

Eksperimen Kontrol

Gambar 6. Histogram Nilai Postest Prestasi Belajar Afektif Siswa dengan Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL dan Metode Pembelajaran Konvensional.

a. Selisih Nilai Prestasi Belajar Afektif

Perbandingan distribusi frekuensi selisih selisih nilai prestasi belajar

afektif siswa dengan metode pembelajaran kooperatif GI yang dilengkapi

Page 60: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

VBL dan metode pembelajaran konvensional, disajikan pada tabel 10, serta

diagram perbandingan distribusi frekuensi keduanya pada gambar 7

Tabel 10. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Belajar Afektif Siswa dengan Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL dan Metode Pembelajaran Konvensional.

No Interval Nilai Tengah GI Konvensional 1 4 - 7 5.5 3 5 2 8 - 11 9.5 4 7 3 12 - 15 13.5 9 8 4 16 - 19 17.5 9 12 5 20 - 23 21.5 8 4 6 24 - 27 25.5 4 3 7 28 - 31 29.5 3 1 Jumlah - 40 40

3

54

7

98

9

12

8

4 43 3

1

0

2

4

6

8

10

12

14

frek

uens

i

5.5 9.513.5 17.5 21.5 25.5 29.5

nilai tengah

Eksperimen Kontrol

Gambar 7. Histogram Selisih Nilai Prestasi Belajar Afektif Siswa dengan Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL dan Metode Pembelajaran Konvensional.

Page 61: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

A. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

Sesuai dengan teknik analisis yang akan dipakai untuk menguji

hipotesis dalam penelitian ini, maka dilakukan uji prasyarat analisis yaitu:

uji normalitas lilliefors dan uji homogenitas varian Bartlett.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas terhadap nilai pretest, postest dan selisih nilai postest-

pretest prestasi belajar kognitif siswa pada pokok bahasan Kesetimbangan

Kimia pada taraf signifikansi 5% dapat dilihat pada Tabel 11. Perhitungan

uji normalitas prestasi belajar kognitif secara lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 11, 12, 13 dan 14.

Tabel 11. Rangkuman Uji Normalitas Nilai Pretest, Nilai Postest dan Selisih Nilai Postest- Pretest Prestasi Belajar Kognitif Siswa

Nilai Kelompok Siswa L0 Ltabel Kesimpulan

Kelas Eksperimen (Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL)

0,1379 0,1401 Normal Pretest

Kelas Kontrol (Metode Pembelajaran Konvensional)

0,1328 0,1401 Normal

Kelas Eksperimen (Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL)

0,1177 0,1401 Normal Postest

Kelas Kontrol (Metode Pembelajaran Konvensional)

0,1380 0,1401 Normal

Kelas Eksperimen (Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL)

0,1091 0,1401 Normal Selisih Postest- Pretest

Kelas Kontrol (Metode Pembelajaran Konvensional)

0,1380 0,1401 Normal

Page 62: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Dari tabel 11, maka untuk setiap kelompok siswa diperoleh harga L0

yang lebih kecil dari Ltabel pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang

terdistribusi normal.

Uji normalitas terhadap nilai pretest, postest dan selisih nilai

postest- pretest prestasi belajar afektif siswa pada pokok bahasan

Kesetimbangan Kimia pada taraf signifikansi 5% dapat dilihat pada Tabel

12. Perhitungan uji normalitas prestasi belajar kognitif secara lengkap dapat

dilihat pada Lampiran 15, 16, 17 dan 18.

Tabel 12. Rangkuman Uji Normalitas Nilai Pretest, Nilai Postest dan Selisih Nilai Postest- Pretest Prestasi Belajar Afektif Siswa

Nilai Kelompok Siswa L0 Ltabel Kesimpulan

Kelas Eksperimen (Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL)

0,1029 0,1401 Normal Pretest

Kelas Kontrol (Metode Pembelajaran Konvensional)

0,1075 0,1401 Normal

Kelas Eksperimen (Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL)

0,0672 0,1401 Normal Postest

Kelas Kontrol (Metode Pembelajaran Konvensional)

0,0839 0,1401 Normal

Kelas Eksperimen (Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL)

0,0863 0,1401 Normal Selisih Postest- Pretest

Kelas Kontrol (Metode Pembelajaran Konvensional)

0,0836 0,1401 Normal

Page 63: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Dari tabel 12, maka untuk setiap kelompok siswa diperoleh harga L0

yang lebih kecil dari Ltabel pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang

terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Setelah diketahui tingkat kenormalan data, maka selanjutnya

dilakukan analisis atau uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk

mengetahui tingkat kesamaan varians antara dua kelompok, yakni

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji homogenitas nilai

pretest, postest dan selisih postest- pretest prestasi belajar kognitif dan

prestasi belajar afektif menggunakan metode Barlett dengan taraf

signifikansi 0,05 dapat dilihat pada Tabel 13. Perhitungan uji homogenitas

nilai pretest secara lengkap pada Lampiran 19, 20 dan 21.

Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest, Postest dan Selisih Nilai Postest- Pretest Prestasi Belajar Siswa.

Nilai Prestasi Belajar 2hutungχ 2

tabelχ Kesimpulan

Kognitif 0,0094 3,84 Homogen Pretest

Afektif 0,0265 3,84 Homogen

Kognitif 0,0323 3,84 Homogen Postest

Afektif 0,0189 3,84 Homogen

Kognitif 0,1078 3,84 Homogen Postest- Pretest

Afektif 0,2065 3,84 Homogen

Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tiap variabel

diperoleh harga statistik uji yang tidak melebihi harga kritik (X2hitung <

X2tabel). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel pada penelitian

berasal dari populasi yang homogen.

Page 64: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

B. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji t-Pihak Kanan

Setelah prasyarat analisis dipenuhi, maka diteruskan dengan

pengujian hipotesis penelitian. Penyajian hipotesis dilakukan dengan uji t-

pihak kanan pada selisih nilai prestasi belajar kognitif dan afektif siswa.

a. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif.

Hasil uji t-pihak kanan untuk prestasi kognitif siswa materi

Kesetimbangan Kimia pada taraf signifikansi 5% (α = 0.05) terangkum pada

Tabel 14. Perhitungan Uji t-pihak kanan dapat dilihat pada Lampiran 29.

Tabel 14. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif. Kelompok Belajar thitung ttabel Kriteria

Kelas Eksperimen (Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dimodifikasi VBL)

2,083 1,66 H0 ditolak

Kelas Kontrol (Metode Pembelajaran Konvensional) 2,083 1,66 H0 ditolak

b. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif

Hasil uji t-pihak kanan untuk prestasi belajar afektif siswa materi

Kesetimbangan Kimia pada taraf signifikansi 5% (α = 0.05) terangkum pada

Tabel 15. Perhitungan Uji t-pihak kanan dapat dilihat pada Lampiran 30.

Tabel 15. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif. Kelompok Belajar thitung ttabel Kriteria

Kelas Eksperimen (Metode Pembelajaran Kooperatif GI yang dilengkapi VBL)

1,878 1,66 H0 ditolak

Kelas Kontrol (Metode Pembelajaran Konvensional) 1,878 1,66 H0 ditolak

Page 65: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan

Metode pembelajaran GI yang dilengkapi dengan penerapan media VBL

dalam pembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia.

Sebagai indikator keaktifan di sini menggunakan hasil belajar siswa.

Sehingga dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil

belajar yang lebih tinggi pada pembelajaran Kimia pokok bahasan

Kesetimbangan Kimia dengan penggunaan Metode pembelajaran GI yang

dilengkapi dengan penerapan media VBL. Hasil belajar yang dimaksud

meliputi aspek kognitif dan afektif. Adapun dalam penelitian ini mengambil

dua sampel yaitu kelas eksperimen yang dikenai pengajaran dengan Metode

pembelajaran GI yang dilengkapi dengan penerapan media VBL dan kelas

kontrol yang dikenai pengajaran dengan konvensional.

Proses pembelajaran di kelas pada dasarnya merupakan proses

komunikasi antara guru dengan siswa yang berlangsung dua arah.

Sebagaimana proses komunikasi pada umumnya, proses pembelajaran juga

memerlukan media untuk mempermudah penyampaian pesan dari guru

kepada siswa. Pemilihan media pembelajaran tersebut harus disesuaikan

dengan pesan atau materi yang akan disampaiakn sehingga informasi akan

diserap maksimal oleh siswa.

Sebelum dilakukan pembelajaran pokok bahasan Kesetimbangan

Kimia, siswa diberi pretes. Pretest dignakan untuk mengetahui seberapa

jauh siswa telah memiliki pengetahuan mangenai pelajaran yang akan

diikuti yaitu pokok bahasan Kesetimbangan Kimia. Setelah pembelajaran

selesai, dilakukan postes untuk mengukur prestasi kognitif dan afektif.

Adanya pretes dan postes ini dapat digunakan untuk mengetahui perubahan

prestasi belajar setelah diterapkan Metode pembelajaran GI yang dilengkapi

dengan penerapan media VBL.

Page 66: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Salah satu materi pembelajaran kimia di SMA adalah Kestimbangan

Kimia. Dalam materi tersebut terdapat konsep-konsep yang abstrak yang

memerlukan pengamatan siswa. salah satu sub materi Kesetimbangan Kimia

adalah Pergeseran Kesetimbangan Kimia yang didalamnya terdapat

pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan , hal ini dapat ditunjukkan

salah satunya dengan adanya perubahan warna yang terjadi sehingga arah

pergeseran kesetimbangan dapat diketahui bergeser ke kanan atau ke kiri.

Konsep yang bersifat abstrak ini dapat lebih nyata dengan melakukan

praktikum di laboratorium, sehingga diharapkan siswa dapat mengamati

secara langsung agar pembelajaran lebih jelas. Tetapi ketika suatu sekolah

dihadapakan pada permasalahan belum adanya laboratorium yang memadai

untuk praktikum hal tersebut, maka VBL (Video Based Laboratory) dapat

diharapkan bisa menggantikan fungsi laboratorium tersebut.

Dalam sebuah penelitian sebelumnya dengan judul ”Work In

Progress- Video-Based Lab Tutorials in an Undergraduate Electrical

Circuit Course”, dalam jurnal Rose-Human Institute of Technology, Terre

Haute, IN 47803, menunjukkan hasil bahwa media yang digunakan yaitu

VBL memberikan hasil yang lebih baik daripada pembelajaran

pembelajaran yang berbasis pada teks. Selain itu media VBL tidak membuat

bingung dan frustasi siswa ketika siswa masih belum familier dengan

peralatan yang mau dioperasikan.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil dua kelas sampel dari

tiga kelas jurusan IPA yang ada di SMA Negeri 1 Ceper, yaitu kelas XI IPA

1 dan XI IPA 2. Sebelum dilakukan penelitian untuk mengetahi apakah

kedua sampel setara dilakukan uji homogenitas dan t-maching terhadap tiga

kelas yang ada dari nilai awal yang diambil dari nilai pokok bahasan

sebelumnya yaitu hasil pengujian menunjukkan kedua sampel yaitu XI IPA

1 dan XI IPA 2 homogen dan setara.

Page 67: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Pada proses belajar mengajar di kelas eksperimen yang menerapkan

Metode pembelajaran GI yang dilengkapi dengan penerapan media VBL

siswa dibentuk kelompok-kelompok kecil. Adapun langkah-langkah dalam

pembelajaran GI ialah: langkah pertama yaitu eksplorasi dengan cara guru

memberikan sedikit awalan dan menanyakan kepada siswa terkait dengan

materi yang akan disampaikan, kedua tahap elaborasi yaitu siswa diputarkan

sebuah video yang telah dibuat dari hasil kerja di laboratorium terkait

dengan praktikum Kesetimbangan Kimia. Terakhir yaitu tahap

mengemukakan pendapat, Setiap kelompok mewakilkan satu orang untuk

menyampaikan pendapat dan kesimpulan dari video yang telah disaksikan

untuk menyamakan persepsi semua anggota di kelas tentang materi yang

sudah didapatkan.

Dari hasil analisis uji t-pihak kanan, prestasi belajar kognitif dan afektif

pada pembelajaran dengan Metode pembelajaran GI yang dilengkapi dengan

penerapan media VBL lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional. Hal ini

Karena media VBL menampilkan terkait praktikum materi kesetimbangan

kimia sehingga membantu siswa dalam memahami konsep-konsep abstrak

pada materi kesetimbangan kimia, sehingga siswa lebih mudah memahami

konsep-konsep tersebut dan dapat meningkatkan hasil belajar. Dengan

kemampuan visualisasinya, maka penggunaan VBL lebih membuat siswa

menjadi tertarik dan tidak merasa bosan, sehingga siswa akan lebih aktif

belajar. Selain itu metode pembelajaran kooperatif GI juga dapat

merangsang siswa untuk bisa terlibat aktif di dalam aktivitas belajar.

Wujud dari keaktifan tersebut ditunjukkan dari beberapa pertanyaan

yang dilontarkan siswa ketika VBL ditampikan. Beberapa pertanyaan yang

muncul diantaranya: “Mengapa PbSO4 yang berwarna putih ketika

direaksikan dengan NaI berubah menjadi kuning?” “Sedangkan PbI2 yang

semula berwarna kuning ketika direaksikan dengan Na2SO4 menjadi

putih?”

Page 68: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Hasil selama proses pembelajaran berlangsung pada kelas

eksperimen ini, ketika pertama kali mereka diputarkan sebuah video yang

berisi praktikum tentang kesetimbangan kimia, minat mereka untuk belajar

materi tersebut sangat tinggi hal tersebut terlihat dari kefokusan dan

keseriusan mereka menyimak video yang ditampilkan. Jadi disini pada

langkah awal media yang digunakan yaitu VBL sudah bisa menarik

perhatian dan kefokusan siswa untuk mempelajari materi kesetimbangan

kimia, tidak butuh waktu yang lama untuk mengkondisikan siswa agar bisa

segera fokus pada pelajaran yang akan disampaikan. Berbeda dengan kelas

kontrol yang langkah awal dilakukan dengan metode ceramah dan sedikit

tanya jawab, untuk membuat siswa agar segera fokus pada pelajaran

membutuhkan waktu yang lama.

Ketika menyaksikan video dari praktikum yang berdurasi kurang

lebih 25 menit ini, banyak sekali muncul pertanyaan-pertanyaan dari siswa.

Hal tersebut terbukti bahwa media yang digunakan menumbuhkan rasa

ingin tahu dari para siswa. Setelah video selesai diputar, mereka dibentuk

kelompok untuk mendiskusikan dan menginvestigasi dari video hasil

praktikum yang sudah disaksikan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari

benak mereka selama pemutaran video di eksplore dalam suatu diskusi

kelompok dan guru sebagai pengarah dan fasilitator. Dari hasil diskusi

kelompok tersebut tingkat keaktifan siswa tinggi untuk bisa menemukan

jawaban dari praktikum yang sudah disaksikan dalam video. Untuk bisa

menjawab pertanyaan-pertanyaan pada saat diskusi mereka harus diputarkan

video satu kali lagi. Hal tersebut dikarenakan mereka hanya melihat hasil

praktikum, tidak ada pengalaman langsung untuk melakukan praktikum,

jadi memori hasil praktikum yang ada pada mereka cepat hilang.

Setelah diskusi kelompok sudah selesai, setiap perwakilan kelompok

mempresentasikan hasilnya di depan kelas untuk menyamakan persepsi

semua anggota kelas terkait hasil video yang telah dilihat.

Page 69: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Jadi kondisi kelas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sangat

berbeda, baik dari minat siswa belajar ataupun keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran. Media VBL efektif digunakan untuk menumbuhkan minat

siswa untuk belajar materi kesetimbangan kimia, meskipun tidak

melaksanakan kegiatan praktikum secara langsung di ruang laboratorium,

tetapi dengan adanya media VBL efektif untuk membantu siswa mengatasi

peramasalahan tekait materi Kesetimbbangan Kimia yang bersifat abstrak.

Selain itu dengan metode pembelajaran Group Investigation mampu untuk

meningkatkan kektifan siswa dalam proses pembelajaran

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari akan beberapa keterbatasan

dan kekurangan, antara lain:

1. Pembuatan media pembelajaran yaitu VBL tidak mengacu pada

indikator pembelajaran yang seharusnya dicapai, tetapi disini hanya

menggunakan acuan buku pedoman petunjuk praktikum

Kesetimbangan Kimia

2. Dalam proses pembelajaran, peneliti hanya menggunakan satu jenis

instrumen sosl untuk mengambil nilai pretest dan postest. Sedangkan

untuk hasil pretest dibagikan ke siswa, disini memungkinkan bagi

siswa untuk mempelajari soal pretest tersebut sebelum melakukan

postest.

Page 70: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Page 71: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN …eprints.uns.ac.id/10182/1/193911411201104471.pdfpembelajaran Kimia pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran GI

yang dimodifikasi dengan penerapan media VBL dalam pembelajaran Kimia pada

pokok bahasan Kesetimbangan Kimia efektif untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa baik dari aspek kognitif maupun afektif siswa kelas XI SMAN 1 Ceper. Hal

ini dapat dilihat dari harga thitung yang diperoleh, untuk prestasi belajar kognitif

thitung = 2,083 > t tabel = 1,66, sedangkan prestasi belajar afektif thitung = 1,878 > t tabel

= 1,66, masing-masing pada taraf signifikansi 5%

B. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini terutama bagi guru bahwa pembelajaran

GI yang dimodifikasi penerapan VBL dapat digunakan sebagai referensi dan

acuan dalam proses pembelajaran kimia terutama materi yang bersifat abstrak

C. Saran

Sehubungan dengan adanya hasil penelitian dan implikasinya, maka penulis

mengemukakan saran yang berkaitan dengan penelitian, yaitu:

1. Untuk mengajar materi kesetimbangan kimia yang bersifat abstrak lebih efektif

menggunakan metode GI yang dilengkapi media VBL daripada konvensional

2. Bagi guru hendaknya senantiasa mencari model pembelajaran yang berbeda-

beda di detiap materi yang diajarkan

3. Melakukan penelitian lebih lanjut yaitu studi komparasi penggunaan media

VBL dengan praktikum secara langsung