efektivitas pembelajaran daring (studi kasus ... rosmita.pdfpenulis ambil dalam skripsi ini adalah,...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING (STUDI KASUS HASIL
BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X IPS
SMA NEGERI 9 TANJUNG JABUNG TIMUR
TAHUN 2019/ 2020)
SKRIPSI
OLEH
ROSMITA
A1A116049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
ii
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING (STUDI KASUS HASIL
BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X IPS
SMA NEGERI 9 TANJUNG JABUNG TIMUR
TAHUN 2019/ 2020)
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Jambi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Ekonomi
OLEH
ROSMITA
A1A116049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Daring (Studi Kasus Hasil
Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X IPS SMA Negeri 9 Tanjung Jabung
Timur Tahun 2019/2020)”, yang disusun oleh Rosmita, Nomor Induk Mahasiswa
A1A116049 telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Jambi, 09 November 2020
Pembimbing I
Dr. Drs. Suratno, M.Pd
NIP.196005281989021001
Jambi, 01 Desember 2020
Pembimbing II
Ahmad Nasori, S.Pd., M.Pd
NIP/NIK. 201605051003
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Daring (Studi Kasus Hasil
Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X IPS SMA Negeri 9 Tanjung
Jabung Timur Tahun 2019/2020) : Skripsi, Pendidikan Ekonomi, yang disusun
oleh Rosmita, Nomor Induk Mahasiswa A1A116049 telah dipertahankan di depan
Dewan penguji pada Selasa, 22 Desember 2020.
Dosen Penguji:
1. Dr. Drs. Suratno, M.Pd Ketua
NIP.196005281989021001 1.
2. Ahmad Nasori, S.Pd., M.Pd Sekretaris
NIK. 201605051003 2.
3. Drs. H. Arpizal, M.Pd. Penguji Utama
NIP.196109161986031002 3.
4. Dra. Refnida, M.E Anggota
NIP.196309231990012001 4.
5. Nurmala Sari, S.Pd., M.Pd Anggota
NIK. 202007052001 5.
Jambi, 22 Desember 2020
Mengesahkan,
Dekan FKIP Ketua Jurusan
Prof. Dr. rer. Nat. H. Asrial, M.Si Dr. Rosmiati, S.Pd., M.Pd
NIP. 196308071990031002 NIP. 197703062003012001
Didaftarkan Tanggal :………………………
Nomor :………………………
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sembah sujud dan syukur kepada Allah SWT taburan cinta dan kasih sayang-Nya
telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenal
kanku dengan cinta. Atas karunia sertakemudahan yang Engkau berikan
akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat
dan salam selalu terlimpahkan keharibaan
Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan skripsiku ini kepada orang yang sangat kusayangi.
Ayahanda dan Ibundaku Tercinta
Sebagai tanda bukti hormat dan rasa terimakasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya sederhana ini kepada kedua orang tuaku. Ayahku tercinta
Muhammad Husein yang senantiasa selalu memberikan dukungan baik itu
motivasi maupun materi pada anak perempuannya untuk tetap semangat
menempuh pendidikan setinggi mungkin. Dan Ibuku tercinta Siti Hamida yang
tak hentinya terus mendoakan, memberikan motivasi dan kasih sayangnya
kepadaku hingga saat ini dan seterusnya. Semoga ini menjadi langkah awal untuk
membuat Ayah dan Ibu bahagia karena kusadar selama ini belum mampu
memberikan yang terbaik.
Terimakasih Ayah… Terimakasih Ibu
Kakak, Adik-Adik dan Orang Terdekatku
Ku ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada kakakku Siti Nurhaisa
yang senantiasa membeikan dukungan untuk menyelesaikan tugas akhir ini dan
kepada Adikku Ambo Acok yang selalu menemaniku saat penelitian dan Adikku
Widia Wati terimakasih telah memberikan semangat dan doanya. Terimaksih
kepada sahabatku Siska Rahayu, Ainun Jannah, Dini Gustiari Tondang, Rekayana
Simarmata, Anni Sulastri, dan Agustina Sihombing atas dukungan dan
kebersamaan kita selama ini.
vi
MOTTO
“Jika tak mampu menyaingi orang shalih dalam ibadahnya, berlombalah dengan
para pendosa dalam istighfarnya” (Ibnu Rajab Rohimahullah)
“Tetaplah menjadi baik, jika beruntung, kamu akan menemukan orang baik. Jika
tidak, kamu akan ditemukan orang baik”
“Tanyakan pada dirimu, apa yang kamu cari dalam kehidupanmu. Bukankah
Allah SWT telah menciptakanmu dengan sebaik mungkin. Bukankah hidupmu
hanya satu kali dan semua yang kamu miliki hanyalah titipan Rabb. Jangan pernah
membenci siapapun bahkan sekuat apapun mereka membencimu”
vii
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Rosmita
NIM : A1A116049
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Jurusan : P-IPS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini benar-benar karya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan dalam
penyelesaian studi pada universitas lain kecuali sebagai acuan atau kutipan
dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Jambi, 22 Desember 2020
Yang menyerahkan,
Rosmita
NIM. A1A116049
viii
ABSTRAK
Rosmita, 2020. Efektivitas Pembelajaran Daring (Studi Kasus Hasil Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X IPS SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur
Tahun 2019/2020): Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing (I) Dr. Drs. Suratno,
M.Pd, (II) Ahmad Nasori, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: Efektivitas, Pembelajaran Daring, Hasil Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa waktu yang lalu dikarenkan
adanya wabah COVID-19 yang melanda dunia diakhir 2019 hingga saat ini akhir
2020, pemerintah menerbitkan peraturan baru untuk siswa di liburkan beberapa
waktu namun siswa tetap dianjurkan belajar dari rumah sehingga sudah beberapa
bulan ini guru-guru harus lebih interaktif dan kreatif untuk menyampaikan
pembelajaran agar para siswa tidak ketinggalan pembelajaran. Salah satunya di
SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur pembelajaran ekonomi kelas X yang
dimana proses belajar siswa tetap dilaksanakan melalui aplikasi whatsapp dan
google form.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran daring
pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X IPS SMA Negeri 9 Tanjung Jabung
Timur dengan ukuran ketuntasan KKM yang ditetapkan sekolah. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan jenis fenomenologi. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling dengan subjek penelitian
yaitu guru mata pelajaran ekonomi kelas X IPS dan 3 orang siswi kelas X IPS.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika dilihat dari hasil belajar nilai
rata-rata mata pelajaran ekonomi siswa kelas X IPS pada pembelajaran daring
semester genap 2019/2020 diperoleh nilai rata-rata kelas X IPS 1 sebesar 78,3,
kelas X IPS 2 sebesar 78,9 dan kelas X IPS 3 sebesar 78 sementara jika
dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas X IPS pada semester ganjil dengan
perolehan nilai rata-rata kelas X IPS 1 sebesar 74,6, kelas X IPS 2 67,5 dan kelas
X IPS 3 sebesar 72,8. Maka perolehan hasil belajar siswa pada semester genap ini
mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat
perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada semester genap maka
pembelajaran daring dapat dikatakan telah efektif. Namun jika dilihat dari
berbagai masalah yang dihadapi maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran
daring tersebut masih kurang efektif dan masih harus terus ditingkatkan dan
diperhatikan lagi baik itu dari guru maupun dari siswa.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan
semesta alam karena berkat rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dilimpahkan
kepada seluruh umat manusia. Alhamdulillah akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skirpsi ini dengan baik untuk memenuhi salah satu
syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan program studi Pendidikan Ekonomi Universitas Jambi, dan tak
lupa pula sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini. Adapun judul yang
penulis ambil dalam skripsi ini adalah, Keefektifan Pembelajaran Daring (Studi
Kasus Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X IPS SMA Negeri 9 Tanjung
Jabung Timur Tahun 2019/2020).
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat banyak dorongan,
bimbingan, bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Harapan penulis semoga
dengan adanya skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc.,Ph.D. selaku Rektor Universitas Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Asrial, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
3. Ibu Dr. Rosmiati, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan P-IPS Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi sekaligus selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan akademik.
x
4. Bapak Fachruddiansyah Muslim, S.Pd., M.Pd selaku Sekretaris Prodi
Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Jambi.
5. Bapak Dr. Drs. Suratno, M. Pd selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
banyak meluangkan waktu dan tenaga demi memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Ahmad Nasori, S.Pd., M.Pd selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah banyak meluangkan waktu dan tenaga demi memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi yang dengan tulus memberi
pengetahuan dan ilmu yang sangat berharga.
8. Bapak Aguzuar S.Pd., M.Pd selaku Kepala sekolah SMA Negeri 9 Tanjung
Jabung Timur yang telah memberikan izin observasi dan penelitian.
9. Bapak M. Ridwan, S.E., M.Pd selaku guru bidang studi ekonomi kelas X IPS
yang telah memberikan banyak arahan dalam kegiatan observasi dan
penelitian.
10. Yang teramat mulia keluarga saya, terutama Ayahanda M. Husein dan Ibunda
Siti Hamida yang telah banyak berkorban tak kenal lelah, selalu mendoakan
kesuksesan saya, memberikan semangat dan dukungan berupa moral dan
materi, terima kasih atas segala kasih sayang yang telah diberikan.
11. Adik Stefani Valiza Safitri, Kamelia dan Puput Ratna Sari selaku Siswi SMA
Negeri 9 Tanjung Jabung Timur yang telah membantu dalam memperoleh
data dan informasi penelitian.
xi
12. Saudaraku tercinta, Kakak Siti Nurhaisa, Adik Ambo Acok, dan Adik Widia
Wati yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi bagi penulis
13. Para sahabatku Siska Rahayu, Dini Gustiari Tondang, Anni Sulastri, Ainun
Janah, Rekayana Simarmata, Agustina Sihombing dan seluruh sahabat
Pendidikan Ekonomi Angkatan 2016 yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
14. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang mereka berikan kepada
penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam
penyusunannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran kepada
para pembaca. Akhir kata penulis berharap semoga ini dapat bermanfaat bagi
semua dan atas perhatianya dari semua pihak penulis menghaturkan terima kasih.
Kota Jambi, 22 Desember 2020
ROSMITA
NIM. A1A116049
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
MOTTO ..................................................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORETIK
2.1 Pengertian Efektivitas Pembelajaran ...................................... 8
2.1.1 Indikator Efektivitas Pembelajran ............................... 10
2.2 Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi .................................. 11
2.2.1 Pengertian Belajar ...................................................... 11
2.2.2 Ciri-Ciri Belajar .......................................................... 13
2.2.3 Pengertian Pembelajaran ............................................. 15
2.2.4 Pengertian Pembelajaran Ekonomi.............................. 17
2.2.5 Pengertian Hasil Belajar ............................................. 18
2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........ 19
2.2.7 Indikator Hasil Belajar ................................................ 23
xiii
2.3 Pembelajaran Daring (pembelajaran online) ........................... 25
2.3.1 Pengertian Internet ........................................................ 25
2.3.2 Pengertian Pembelajaran Daring ................................... 28
2.3.3 Manfaat Pembelajaran Daring ....................................... 29
2.3.4 Ketentuan Pembelajaran Daring .................................... 30
2.3.5 Media Pembelajaran Daring .......................................... 31
2.4 Penelitian yang Relevan ......................................................... 35
2.5 Kerangka Berpikir.................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 39
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................. 39
3.3 Data dan Sumber Data ........................................................... 41
3.4 Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 42
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 44
3.6 Teknik Uji Validitas Data ...................................................... 46
3.6.1 Keterpercayaan (credibility) .......................................... 47
3.6.2 Keteralihan (transferability) .......................................... 47
3.6.3 Kebergantungan (dependability) ................................... 48
3.6.4 Kepastian (confirmability) ............................................ 48
3.7 Teknik Analisis Data.............................................................. 48
3.8 Prosedur Penelitian ................................................................ 49
3.8.1 Tahap Persiapan ............................................................ 49
3.8.2 Tahap Pelaksanaan ........................................................ 49
3.8.3 Tahap Akhir .................................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ......................................... 51
4.2 Deskripsi Temuan Penelitian .................................................. 51
4.2.1 Profil SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur ................. 51
4.2.2 Struktur Organisasi SMA Negeri 9 Tanjung Jabung
Timur............................................................................ 53
4.2.3 Visi dan Misi Sekolah ................................................... 54
4.2.4 Hasil Observasi ............................................................. 54
xiv
4.3 Hasil Analisis Data Deskriptif Penelitian ............................... 57
4.3.1 Keefektifan Pembelajaran Daring Ekonomi .................. 57
4.3.2 Aplikasi WhatsApp ....................................................... 65
4.3.3 Fitur Google Form ........................................................ 68
4.3.4 Kemudahan dan Kendala Dalam Pembelajaran Daring.. 72
4.3.5 Hasil Belajar ................................................................. 74
4.4 Pembahasan ........................................................................... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 82
5.2 Implikasi ................................................................................ 83
5.3 Saran ..................................................................................... 83
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................. 85
LAMPIRAN .............................................................................................. 89
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... 124
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Sumber Data Penelitian ................................................................... 42
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara ....................................................... 45
Tabel 4.1 Nilai Rapor Siswa Kelas X IPS Mata Pelajaran Ekonomi Sebelum
Diadakannya Pembelajaran Daring ............................................... 55
Tabel 4.2 Nilai Rapor Siswa Kelas X IPS Mata Pelajaran Ekonomi Setelah
Diadakannya Pembelajaran Daring ............................................... 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Komponen Pembelajaran Efektif.................................................. 9
Gambar 2.2 Konsep Pembelajaran Daring ....................................................... 34
Gambar 2.3 Skema Kerangka Berpikir ............................................................ 37
Gambar 3.1 Uji Keabsahan Data Dalam Penelitian Kualitatif ......................... 47
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri 9 Tanjung Jabung
Timur ......................................................................................... 53
Gambar 4.2 Screenshoot Percakapan Group Chat WhatsApp Kelas X IPS ...... 58
Gambar 4.3 Screenshoot Chat Personal Siswa dan Guru Mata Pelajaran
Ekonomi ..................................................................................... 66
Gambar 4.4 Soal Ujian Remedial Siswa Ekonomi Semester Genap Mata
Pelajaran Ekonomi ..................................................................... 68
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Surat Edaran No. 4 Than 2020 .................................................................. 90
2. Kisi-kisi Instumen Penelitian ..................................................................... 93
3. Hasil Wawancara ...................................................................................... 94
4. Data Rapor Nilai Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X IPS Semester
Ganjil 2019/2020 ...................................................................................... 104
5. Data Rapor Nilai Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X IPS Semester
Genap 2019/2020 ...................................................................................... 107
6. Gambar Hasil Penelitian ........................................................................... 120
7. Surat Izin Penelitian .................................................................................. 122
8. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................................... 123
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 perihal
sistem pendidikan nasional Bab I Pasal I Ayat 1 dinyatakan bahwa “Pendidikan
adalah usaha secara sadar dan terencana untuk menghasilkan suasana dalam
belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, akhlak mulia, keterampilan, dan kecerdasan yang diperlukan dirinya,
masyarakat sekitar, bangsa dan Negara”. Berdasarkan undang-undang tersebut
pendidikan sangat berperan pada kehidupan seseorang dan masyarakat yang
memiliki tujuan mengembangkan potensi diri yang menentukan arah kehidupan
seseorang dan akan bermanfaat untuk bangsa dan Negara.
Terwujudnya pembelajaran yang berkualitas tidak terlepas dari peran seorang
guru yang terus berusaha untuk memberikan pembelajaran yang dapat dengan
mudah peserta didik pahami. Ada banyak cara yang guru dapat lakukan demi
terpenuhinya proses belajar, salah satunya dengan memanfaatkan kecanggihan
teknologi seperti sekarang ini. Guru dapat melakukan proses pembelajaran
menggunakan internet dan aplikasi-aplikasi pendukung lainnya seperti e-mail,
aplikasi zoom, aplikasi whatsapp dan lain sebagainya. Penggunaan internet ini
tentunya akan sangat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Namun penggunaan ini tidak selalu efektif karena pertemuan tatap muka
secara langsung tentu lebih baik namun ada beberapa hal yang mengharuskan
siswa untuk belajar dari rumah dan guru harus lebih kreatif dalam membangun
2
siswanya dengan memanfaatkan jejaring sosial tersebut. Hal ini dilakukan agar
siswa tetap produktif dalam belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat
Prawiradilaga, dkk (2013: 26) yang menyatakan bahwa keefektifan TIK sebagai
media pembelajaran dan sumber belajar, selain memiliki kelebihan juga memiliki
keterbatasan. Oleh karena itu, dalam penggunaannya pada kegiatan pembelajaran
harus dilakukan secara selektif, dengan memperhatikan sifat-sifat dan
karakteristik materi yang akan disampaikan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini memang
sudah tidak diragukan lagi. Kemajuan teknologi pada saat ini dapat dirasakan oleh
semua lapisan masyarakat tidak terkecuali pada bidang pendidikan yang dimana
teknologi dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang mana orang dapat
belajar dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Saat ini masyarakat telah
akrab dengan internet sebagai salah satu revolusi teknologi informasi dan
komunikasi yang sangat membantu seperti halnya media sosial yang dimana ialah
sebuah media daring yang digunakan untuk berkomunikasi. Adapun beberapa
jenis media sosial yang cukup populer saat ini seperti whatsapp, facebook,
instagram hingga youtube.
Menurut Prawiradilaga, (2013: 16) teknologi informasi dan komunikasi
adalah medium interaktif yang digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh dalam
rangka tukar-menukar informasi (media pengirim dan penerima pesan jarak jauh).
Jika teknologi ini dikaitkan dengan pendidikan maka dapat digunakan sebagai
media pembelajaran yang cukup efektif dan tentunya sudah tidak asing lagi bagi
siswa.
3
Lebih lanjut Prawiradilaga, dkk (2013: 26) juga menyatakan bahwa teknologi
informasi dan komunikasi adalah perangkat teknologi yang memfasilitasi
penggunanya dengan berbagai kemudahan dalam mengakses informasi yang
dibutuhkan. Baik dalam bentuk suara, tulisan, visual, maupun dalam bentuk
simbol atau lambang-lambang informasi lainnya.
Menurut Pohan (2020: 2) pembelajaran daring dikenal juga dengan istilah
pembelajaran online (online learning) atau pembelajaran jarak jauh (learning
distance). Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berlangsung di
dalam jaringan dimana pengajar dan siswa tidak perlu bertatap muka secara
langsung. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui online yang
memanfaatkan koneksi internet dapat saja terjadi dimana saja dan kapan saja.
Seperti halnya di salah satu SMA Negeri di Tanjung Jabung Timur tepatnya
di SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur. Dikarenakan adanya wabah COVID-19,
yaitu sebuah virus yang melanda dunia pada akhir tahun 2019 hingga saat ini
akhir 2020. Adanya virus ini memberikan dampak yang luar biasa pada hampir
semua bidang, tidak terkecuali pada bidang pendidikan. Untuk menyikapi dampak
wabah tersebut bagi pendidikan, mulai tanggal 16 Maret 2020 Pemerintah
meminta untuk menutup semua sekolah. Dan salah satu tindakan lainnya yang
dilakukan pemerintah yaitu menerbitkan surat edaran No. 4 Tahun 2020 pada
tanggal 24 Maret 2020 yang berisikan tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan
dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (COVID-19).
Dengan adanya peraturan baru tersebut, maka siswa dan guru tidak
dianjurkan untuk belajar secara tatap muka dan mulai diganti dengan belajar dari
rumah. Hal ini tentu saja diperlukan penguasaan ilmu teknologi bagi guru dan
4
siswa agar pembelajaran jarak jauh tetap berjalan dengan efektif ditengah masa
pandemi ini.
Sehingga sudah beberapa bulan ini guru-guru harus lebih interaktif dan
kreatif untuk menyampaikan pembelajaran agar para siswa tidak ketinggalan
pembelajaran. Salah satunya pembelajaran ekonomi kelas X yang di ampu oleh
Bapak M. Ridwan S.E., M.Pd yang dimana proses belajar siswa tetap
dilaksanakan melalui aplikasi whatsapp dan google form. Pemilihan kedua fitur
online ini dikarenakan dianggap paling mudah untuk diakses dan dalam
pelaksanaannya juga tidak terlalu rumit. Dimana siswa akan diberikan beberapa
tugas berupa foto yang akan dikirim melalui aplikasi whatsapp dan untuk ulangan
harian sendiri guru dan siswa memanfaatkan google form sebagai media.
Sementara untuk memantau siswa agar tetap belajar guru akan meminta siswa
untuk mengirimkan foto pada saat belajar di rumah dan melaporkannya kepada
guru yang bersangkutan.
Menurut Nufus pada sesi wawancara pada sebuah situs berita (CNN, 2020)
pembelajaran daring di sekolah-sekolah di Indonesia sesungguhnya sebuah
keterpaksaan. Banyak hal yang menjadi penghambat dalam pembelajaran daring
misalnya jaringan internet yang belum merata, akses internet yang mahal dan lain
sebagainya. Jika dilihat dari cara proses pembelajaran daring tersebut, maka
kemungkinan besar ada beberapa kendala yang akan dihadapi siswa dan guru.
Seperti yang kita ketahui wilayah Tanjung Jabung Timur sedikit kesulitan
mengenai jaringan/ signal dan kemungkinan ada beberapa siswa yang tidak
memiliki android untuk menunjang aplikasi belajar tersebut. Belum lagi siswa
harus mengeluarkan dana untuk membeli paket data seluler.
5
Tidak hanya itu, daya listrik pada wilayah ini terkadang mati mulai pagi
hingga sore hari sehingga jaringan internet akan terganggu. Belum lagi dimasa
pandemi ini perekonomian merosot sehingga ada beberapa siswa yang harus
membantu orang tuanya yang bekerja sebagai nelayan dan petani. Artinya pada
wilayah tersebut pembelajaran daring ini tidak mudah. Hal ini akan berdampak
pada siswa dalam belajar yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Berdasarkan dari beberapa permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk
mengkaji tentang “Efektivitas Pembelajaran Daring (Studi Kasus Hasil
Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 9 Tanjung
Jabung Timur Tahun Ajaran 2019/2020)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dari latar belakang masalah maka dapat
ditarik kesimpulan rumusan masalah yaitu, Bagaimana efektivitas pembelajaran
daring pada pembelajaran ekonomi siswa kelas X IPS SMA Negeri 9 Tanjung
Jabung Timur?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui efektivitas pembelajaran daring pada pembelajaran ekonomi siswa
kelas X IPS SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur dengan ukuran ketuntasan
KKM yang ditetapkan sekolah.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat baik secara teoritis maupun secara
praktis, manfaat tersebut adalah :
6
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan
memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam usaha mengembangkan
keilmuan terutama untuk menambah khasanah kajian pustaka mengenai
efektivitas pembelajaran daring studi kasus hasil belajar mata pelajaran
ekonomi siswa kelas X IPS.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak seperti siswa, guru, sekolah dan peneliti. Manfaat praktis akan
didapatkan ketika paparannya sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Manfaat yang diharapkan dapat dirasakan oleh siswa yaitu dengan
adanya permasalahan yang telah dijelaskan pada penelitian ini, dapat
menjadi kritik dan saran bagi siswa agar dapat lebih meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar ekonomi sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.
2. Bagi Guru
Manfaat yang diharapkan bagi guru yaitu diharapkan dengan adanya
penelitian ini dapat meningkatkan profesionalitas dan mengetahui
kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran ekonomi dan untuk
menambah wawasan mengenai efektivitas pembelajaran daring (studi
kasus hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X IPS).
3. Bagi Sekolah
7
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi sekolah agar dapat
menjadi bahan acuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran daring
studi kasus hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X IPS
tahun ajaran 2019/2020 pada masa pandemi COVID-19.
4. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengalaman secara mendalam dan menambah pengetahuan peneliti.
Mengenai efektivitas pembelajaran daring studi kasus hasil belajar mata
pelajaran ekonomi siswa kelas X IPS tahun ajaran 2019/2020 yang
dilaksanakan di SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur.
8
BAB II
KAJIAN TEORETIK
2.1 Pengertian Efektivitas Pembelajaran
Secara etimologi kata “efektif” berasal dari kata Latin effectivus,yang berarti
kreatif, produktif, atau efektif. Ini muncul dalam bahasa Inggris pertengahan
antara 1300 dan 1400 M. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
definisi efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang
ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu
usaha atau tindakan. Menurut Kusumah (2020: 10-11) efektif merupakan sebuah
ukuran untuk mengatakan bahwa sebuah tujuan atau target yang diinginkan telah
tercapai. Sementara lanjutnya, efektivitas pembelajaran adalah ukuran
keberhasilan dari suatu proses interaksi antarsiswa maupun antara siswa dan guru
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal yang sama juga
dikatakan Zen dan Syafril (2017: 182) menurutnya, pendidikan dikatakan efektif
(ideal) ialah bila hasil yang dicapai sesuai dengan rencana/ pogram yang dibuat
sebelumnya (tepat guna).
Menurut Susanto (2016: 54) hasil pembelajaran dapat dikatakan efektif
apabila terjadi perubahan tingkah laku yang positif dan tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun menurut Susanto (2016: 54-55)
beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pembelajaran yang
efektif, di antaranya:
1. Guru dituntut untuk dapat membuat persiapan mengajar yang sistematis.
2. Proses pembelajaran yang berkualitas dengan adanya penyampaian materi
oleh guru dengan menggunakan berbagai variasi didalam penyampaian.
9
3. Waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran berlangsung efektif.
4. Guru dan siswa memiliki motivasi yang tinggi.
5. Terjalin hubungan interaktif yang baik antara guru dan siswa.
Sementara menurut Sani (2015: 41) pembelajaran yang efektif tidak terlepas
dari peran guru yang efektif, kondisi pembelajaran yang efektif, keterlibatan
peserta didik, dan lingkungan belajar yang mendukung. Adapun beberapa
komponen pembelajaran efektif yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Komponen Pembelajaran dikatakan Efektif
Sumber: Sani (2015: 41)
Menurut Trianto (dalam Sumarsono, Inganah, Iswatiningsih & Husamah,
2020: 7) keefektifan mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik adalah
segala daya upaya yang dilakukan guru untuk membantu para siswa agar bisa
belajar dengan baik. Untuk mengetahui keefektifan mengajar, dengan
memberikan tes, sebab hasil tes dapat digunakan untuk mengevaluasi berbagai
aspek proses pengajaran.
Demonstrasi Belajar akan efektif jika peserta didik
melihat demonstrasi keterampilan yang
akan dipelajari.
Aplikasi
Belajar akan efektif jika peserta didik mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang diperolehnya.
Integrasi Belajar akan efektif jika peserta didik
mengintegrasikan pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
Aktivasi Belajar akan efektif jika peserta didik
mengaktifkan pengetahuan mereka
sebelumnya.
Sesuai Kebutuhan
Belajar akan efektif jika peserta didik membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan
dalam mengerjakan tugasnya
10
Menurut Afifatu (dalam Fathurrachman dkk, 2019 : 2) efektivitas
pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa
maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Lebih lanjut, Deassy dan Endang (2018 : 2) menyatakan bahwa
efektivitas pembelajaran adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi
peserta didik yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan
spesifik, ilmu pengetahuan dan sikap dengan mudah, menyenangkan, dan dapat
terselesaikan tujuan pembelajaran sesuai harapan.
Dari beberapa penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas
pembelajaran merupakan pembelajaran yang tidak terlepas dari aktivitas yang
berkualitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh
guru dan akan menjadi tolak ukur keberhasilan guru dalam kelas. Jika dikaitkan
dengan hasil belajar maka pembelajaran dapat dikatakan efektif jika terdapat
perubahan yang positif pada siswa dan termasuk pada perolehan hasil belajar yang
meningkat atau sesuai dengan ketentuan KKM yang ditetapkan.
2.1.1 Indikator Efektivitas Pembelajaran
Menurut Slavin (dalam Handayani, 2019: 3) strategi pembelajaran digunakan
dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan yang telah dirancang dan hasil yang
diperoleh adalah keefektifan pembelajaran. Adapun beberapa indikator dalam
mengukur keefektifan pembelajaran yaitu:
1. Kualitas Pembelajaran, adalah seberapa jauh informasi yang diuraikan
sehingga peserta didik dapat mempelajarinya dengan tingkat kesalahan kecil.
2. Kesesuaian tingkat pembelajaran, adalah sejauh mana guru membawa peserta
didik siap mempelajari materi yang baru.
11
3. Insentif, adalah seberapa besar usaha memberikan motivasi kepada peserta
didik untuk menyelesaikan tugas belajar dan mempelajari materi yang
diberikan.
4. Waktu, seberapa banyak waktu yang diberikan kepada peserta didik untuk
mempelajari materi yang disampaikan.
Sementara menurut Mandagi & Degeng (2019: 124) keefektifan pembelajaran
biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si-belajar. Adapun beberapa aspek
penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran
yaitu: (1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari, (2) kecepatan unjuk
kerja, (3) tingkat alih belajar, (4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari.
Menurut Eggen & Kauchak (dalam Handayani, 2019: 4) keefektifan
pembelajaran dilakukan dengan melibatkan peserta didik dalam pengorganisasian
dan penemuan informasi, sehingga keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
dapat memberikan dampak keberhasilan belajar.
Maka dapat disimpulakn bahwa kriteria efektivitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah apabila tiga aspek yang meliputi: (1) kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran baik; (2) aktivitas siswa dalam pembelajaran baik; (3)
hasil belajar siswa tuntas secara klasikal. Dengan demikian syarat aspek
ketuntasan belajar terpenuhi.
2.2 Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
2.2.1 Pengertian Belajar
Menurut Gagne (dalam Dahar, 2011: 2) belajar ialah suatu proses yang
dimana suatu organisasi berubah tingkahlakunya yang disebabkan adanya
pengalaman. Sementara menurut Abdillah (dalam Aunurrahman, 2013: 35) belajar
12
didefinisikan sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut
aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
Menurut Furdyartanto (dalam Baharuddin & Wahyuni, 2006: 15) belajar
dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memperoleh kepandaian yang belum
dimiliki sebelumnya sehingga dengan kegiatan belajar itu manusia menjadi tahu,
mengerti, memahami, memiliki tentang sesuatu dan dapat melaksanakan.
Menurut Thobroni (2015: 15) belajar adalah aktivitas manusia yang sangat
vital dan secara terus-menerus akan dilakukan selama manusia tersebut masih
hidup. Manusia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik atau
diajar oleh menusia lainnya. Sementara menurut Hamalik (dalam Husamah,
Pantiwati, Restian & Sumarsono 2018: 4) belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learnig is defined as the
modification or strengthening og behavior trough experiencing). Hal ini berarti,
belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk mendapatkan pengetahuan baru
dari berbagai pengalaman yang telah dilalui dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas diri individu tersebut dan berguna untuk masyarakat disekitarnya.
2.2.2 Ciri-Ciri Belajar
Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2006: 18-19) ada beberapa yang menjadi
ciri-ciri belajar yang diantaranya sebagai berikut.
a. Belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku (change behavior).
b. Perubahan perilaku relative permanent.
13
c. Perubahan tingkah laku yang bersifat potensial. Ini berarti perubahan tersebut
tidak langsung dapat diamati melalui proses belajar yang sedang berlangsung.
d. Perubahan tingkah laku didapat melalui pengalaman individu atau adanya
hasil latihan.
e. Dengan adanya pengalaman yang telah didapat individu akan menjadi
kekuatan berupa semangat untuk mengubah tingkah lakunya agar dapat
meningkatkan kualitas diri.
Hal serupa juga dinyatakan oleh Nurochim, (2013: 7) bahwa ciri-ciri belajar
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Adanya perubahan atau kemampuan baru yang bersifat pengetahuan,
keterampilan maupun sikap.
b. Perubahan yang terjadi dapat disimpan yang berarti tidak berlangsung secara
sesaat saja.
c. Perubahan yang terjadi akibat adanya interaksi dengan lingkungan.
d. Perubahan tidak diakibatkan oleh perubahan fisik, kelelahan maupun
pengaruh obat-obatan.
Husamah, Pantiwati, Restian & Sumarsono (2018: 6) juga menyatakan bahwa
ciri-ciri belajar dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Belajar berbeda dengan kematangan
Pertumbuhan juga menyebabkan perubahan tingkah laku. Bila tingkah laku
berubah secara wajar tanpa adanya pengaruh latihan, maka dikatakan bahwa
itu berkat kematangan, bukan karena belajar. namun demikian seringkali kali
terjadi interaksi yang cukup rumit antara kematangan dan belajar dalam
mengubah tingkah laku, misalnya dalam hal berbicara. Setiap anak akan
14
mengalami kematangan dalam berbicara, tetapi berkat pengaruh percakapan
keluarga atau orang-orang dilingkungannya anak dapat berbicara lebih cepat,
tepat waktu, atau agak terlambat. Hal ini berarti dalam proses kematangan
seorang anak, diperlukan proses belajar.
b. Belajar berbeda dengan perubahan fisik dan mental
Perubahan fisik dan mental juga dapat mempengaruhi perubahan tingkah
laku. Perubahan tingkah laku tersebut tidak termasuk dalam belajar karena
bukan merupakan suatu hasil dari latihan dan pengalaman. Batasan tentang
pengalaman dan latihan inilah yang penting untuk dipahami sehingga kita
bisa melihat perubahan tingkah laku manakah yang sebenarnya merupakan
akibat dari belajar.
c. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku dan hasilnya relatif
menetap.
Tingkah laku itu berupa performance yang nyata dan dapat diamati.
Perubahan akibat belajar itu membutuhkan waktu. Apabila kita ingin melihat
perubahan tingkah laku tersebut maka kita dapat membandingkan cara
seseorang bertingkah laku pada waktu A dengan cara bertingkah laku pada
waktu B tetapi dalam suasana yang sama. Apabila tingkah laku seseorang
dalam suasana itu berbeda, maka dapat dikatakan telah terjadi “belajar”.
Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar memiliki ciri-
ciri adanya perubahan yang terjadi pada seseorang yang bersifat tidak sementara
dan diperoleh dari berbagai pengalaman dari lingkungan sekitar yang diharapkan
akan meningkatkan kualitas diri seseorang tersebut.
2.2.3 Pengertian Pembelajaran
15
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 17) mendefinisikan kata
“pembelajaran” berasal dari kata “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan
kepada orang supaya diketahui atau diturut, sedangkan “pembelajaran” berarti
proses, cara perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut
Winkel (Nurochim, 2013: 18) pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan
kejadian-kejadian ekstrem yangberperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian
intern yang berlangsung dialami siswa. Menurut Rusman (2014: 134)
pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dan
siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka langsung
maupun interaksi secara tidak langung seperti menggunakan berbagai media
pembelajaran.
Sementara menurut Azhar (dalam Pohan, 2020: 1) pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi
yang berlangsung antara pendidik dengan siswa. Kimble dan Garmezy (dalam
Thobroni, 2015 : 170) juga menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu
perubahan perilaku yang relative tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-
ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan
bukan diajarkan. Subjek belajar yang dimaksud adalah siswa atau disebut juga
pembelajar yang menjadi pusat kegiatan belajar. siswa sebagai subjek juga
dituntut untuk aktif mencari, menentukan, menganalisis, merumuskan,
memecahkan masalah, dan menyimpulkan suatu masalah.
Adapun ciri-ciri pembelajara menurut Nurochim (2013: 18) sebagai berikut:
1. Merupakan upaya sadar dan disengaja
16
2. Pembelajaran harus membuat siswa belajar
3. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktunya, proses maupun hasilnya.
Menurut Reigeluth (dalam Makki & Aflahah, 2019 : 7) dalam menunjang
proses pembelajaran, terdapat tiga variabel pembelajaran yaitu, (1) variabel
kondisi pembelajaran, menunjukkan bahwa kondisi pembelajaran menjadi awal
dari strategi pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran; (2) variabel
metode pembelajaran, menekankan pada komponen-komponen strategi
pembelajaran, penyampaian dan pengelolaan pembelajaran; dan (3) variabel hasil
pembelajaran, lebih mengarahkan pada model pembelajaran yang efektifitas,
efesiensi, dan mempunyai daya tarik.
Sementara sebelumnya, Dick dan Carey (dalam Makki & Aflahah, 2019 : 6)
juga menjelaskan bahwa sistem pembelajaran terdiri dari beberapa komponen
yang saling berinteraksi hingga diperoleh interaksi yang efektif, diantaranya
adanya pebelajar (siswa), instruktur (guru), bahan pembelajaran, dan lingkungan
pembelajaran. Dengan kata lain komponen dalam pembelajaran merupakan upaya
menciptakan kondisi (lingkungan eksternal) yang kndusif agar terjadi proses
belajar (kondisi iternal) pada diri siswa (pebelajar). Dengan kata lain, belajar
akan berhasil jika pebelajar (siswa) secara aktif melakukan sendiri proses belajar
melalui interaksi dengan sumber belajar dan lingkungan.
Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
suatu pemrosesan informasi melalui suatu tindakan yang terjadi antara guru dan
siswa baik secara langsung maupun tidak langsung salah satunya dengan
17
menggunakan media pembelajaran berupa aplikasi yang terhubung melalui
jaringan internet.
2.2.4 Pengertian Pembelajaran Ekonomi
Menurut Leonard Silk (dalam Rosyidi, 2011: 25) ilmu ekonomi adalah suatu
studi tentang kekayaan dan merupakan bagian yang penting dalam studi tentang
manusia. Hal ini disebabkan oleh sifat manusia yang berdasarkan kerjanya sehari-
hari yang terus berusaha memenuhi kebutuhannya. Secara umum ilmu ekonomi
dapat dikatakan bahwa ilmu yang mempelajari tingkah laku maupun nilai-nilai
individu maupun masyarakat.
Menurut Yulhendri dan Syofyan ( 2016: 2-5) ilmu ekonomi adalah bagian
dari ilmu sosial yang mempelajari tentang perilaku manusia dan masyarakat, baik
secara individu maupun secara luas. Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Dapat pula
diartikan Pembelajaran ekonomi adalah pembelajaran yang dilakukan sebagai
upaya untuk melakukan perubahan pengetahuan, nilai, dan melekatkan
keterampilan kepada seseorang maupun masyarakat dalam hal memilih sumber
daya untuk mencapai kesejahteraan. Pembelajaran ekonomi dirasa penting dan
berguna untuk dipelajari oleh setiap individu karena ekonomi termasuk ilmu
terapan yang sangat berguna untuk beradaptasi dengan lingkungan dan masa
depan.
2.2.5 Hasil Belajar
Jika berbicara mengenai pembelajaran, maka akan sangat erat hubungannya
dengan hasil belajar yaitu output dari proses belajar yang telah dilakukan oleh
18
siswa sebagai reward yang akan diterima. Menurut Susanto (2016: 5) hasil belajar
dapat dimaknai sebagai suatu perubahan-perubahan yang dialami siswa itu
sendiri, baik menyangkut aspek kognitif, prikomotik, dan afektif sebagai hasil
kegiatan belajar yang telah dilakukan. Menurut Husamah, Pantiwati, Restian dan
Sumarsono (2018: 20) hasil belajar hakekatnya yaitu adanya perubahan perilaku
sebagai hasil adanya proses belajar yang ditandai dengan perubahan pengetahuan,
keterampilan, pemahaman dan sikap yang meliputi ranah pengetahuan (kognitif),
sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).
Menurut Suprijono (2010: 7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan tidak hanya satu aspek potensi kemanusiaan saja. Selanjutnya,
menurut Lindgreen (dalam Thobroni 2015: 22) hasil pembelajaran meliputi
kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya
salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Hal ini berarti, hasil pembelajaran
yang dikategorisasikan oleh para pakar pendidikan sebagamana disebutkan d atas
tidak dilihat secara terpisah, tetapi secara komprehensif.
Wahyuningsih (2020 : 65) hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh
seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang meliputi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik yang dapat dinyatakan dengan simbol-simbol, angka,
huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan kualitas kegiatan individu
dalam proses tertentu. Sementara, Sinar (2018: 22) hasil belajar adalah hasil
seseorang setelah mereka menyelesaikan belajar dari sejumlah mata pelajaran
dengan dibuktikan melalui hasil tes yang berbentuk nilai hasilbelajar.
Penyelesaian belajar ini bisa berbentuk hasil dalam satu sub pokok bahasan,
19
maupun dalam beberapa pokok bahasan yang dilakukan dalamsatu test, yang
merupakan hasil dari usaha sungguh-sungguh untuk mencapai perubahan prrestasi
belajar siswa yang dlakukan dengan penuh tanggung jawab.
Dengan membandingkan antara tingkah laku sebelum dengan sesudah
melaksanakan belajar dapat ditentukan seberapa besar hasil belajar yang dicapai
seseorang. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah
adanya perubahan yang terjadi pada siswa baik dalam bentuk perubahan tingkah
laku, pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif),
yang dapat diukur melalui proses evaluasi yang dilakukan oleh guru berdasarkan
tujuan yang telah ditetapkan dan diperoleh hasil belajar berupa angka maupun
nilai dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Wasliman (dalam Susanto, 2016: 12) hasil belajar yang telah dicapai
oleh siswa merupakan perolehan dari hasil interaksi beberapa yang
mempengaruhinya, baik itu dari faktor internal maupun faktor eksternal. Lebih
spesifiknya mengenai faktor-faktor tersebut, yaitu:
1) Faktor internal; faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
siswa yang dapat mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor ini terdiri
dari:
a. Kecerdasan siswa; kemampuan intelegensi seorang anak sangat
mempengaruhi hasil belajar dikarenakan proses penerimaan informasi
yang terima oleh anak tersebut akan mempengaruhi cepat dan lambat
terpecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Dengan kemampuan
intelegensi seorang siswa akan sangat membantu pengajar dalam
20
mengetahui kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran yang
diberikan.
b. Kesiapan atau kematangan siswa; seorang anak yang memiliki usia yang
lebih matang akan memiliki kesiapan jasmani maupun rohani untuk
menghadapai suatu permasalahan karena didukung oleh tingkat
perkembangan yang dimana organ-organ yang sudah berfungsi dengan
baik. Oleh sebab itu, pembelajaran akan lebih berhasil apabila diiringi
dengan kesiapan dan kematangan individu untuk belajar.
c. Bakat anak; setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda-
beda dalam arti berpotensial untuk mencapai prestasi sampai tingkat
tertentu dan keberhasilan dimasa yang akan datang. Sehubunan dengan
itu, maka bakat yang dimiliki oleh siswa akan mempengaruhi tinggi
rendahnya hasil belajar.
d. Minat; kecenderungan dan keinginan yang tinggi dalam melakukan
sesuatu untuk mencapai keinginannya. Seorang siswa yang memiliki
minat yang tinggi terhadapa suatu pembelajaran akan terlihat pada
perolehan hasil belajar yang tinggi. Hal ini dikarenakan siswa akan
memusatkan perhatiannya pada pelajaran tersebut sehingga akan mudah
memahami dan mengerti materi pelajaran.
e. Motivasi belajar; suatu kekuatan (energi) yang mendorong siswa dalam
belajar.
2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri siswa baik itu berasal dari
lingkungan sekitar yang ikut mempengaruhi hasil belajar siswa disekolah
yaitu:
21
a. Keluarga; merupakan lingkungan pertama yang dilalui seorang anak
dalam lingkungannya. Seorang anak yang terbiasa dengan lingkungan
keluarga yang kurang baik dalam kehidupan sehari-hari akan
mempengaruhi hasil belajar siswa.
b. Sekolah; kualitas belajar siswa juga dipengaruhi oleh keadaan sekolah
siswa tersebut yang dimana terdapat sarana dan prasarana yang memadai
serta guru yang kompeten.
Teman sebaya dan masyarakat sekitar; didalam lingkungan ini, sedikit
banyaknya akan mempengaruhi siswa dalam proses belajarnya yang dimana
apabila siswa bergaul dengan masyarakat yang dapat memberikan dampak positif
baginya maka siswa akan termotivasi dalam belajar begitu pula sebaliknya.
Selanjutnya, menurut Djamarah (dalam Mirdanda 2018: 36) faktor-faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu:
1) Faktor Intern
a. Faktor fisiologis, terdiri dari kondisi fisiologis, kondisi panca indra.
b. Faktor psikologis, terdiri dari minat, kecerdasan, bakat, motivasi,
kemampuan kognitif.
2) Faktor Ekstern
a. Faktor lingkungan, terdiri darilingkungan alami dan lingkungan sosial
budaya.
b. Faktor instrumental, terdiri dari kurikulum, program, sarana dan fasilitas,
guru.
Slameto (dalam Syahputra 2020: 26) juga menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar peserta didik yaitu:
22
1) Faktor internal terdiri dari:
a. Faktor jasmaniah
b. Faktor psikologis
2) Faktor eksternal terdiri dari:
a. Faktor keluarga
b. Faktor sekolah
c. Faktor masyarakat
Dari beberapa pernyataan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
beberapa hal yang menjadi faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor
internal (berasal dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (berasal dari
lingkungan siswa). Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka ada beberapa faktor
yang mempengaruhi hasil belajar secara daring. Faktor internal, yaitu ditemukan
bahwa semakin lama penggunaan daring dalam pembelajaran maka semakin
menurunkan motivasi siswa untuk belajar. hal ini terjadi karena kondisi siswa
yang diharuskan belajar dari rumah sehingga siswa akan merasa bosan dan
lamanya waktu tidak bertemu dengan teman-teman sekelas. Hal ini sejalan dengan
penyataan Chen & Jang (dalam Rochmawati, dkk 2020: 8) dimana dalam
penelitiannya ditemukan bahwa masalah umum yang ada dalam bidang e-learnig
adalah beberapa pembelajar daring mengalami tingkat motivasi akademik yang
lebih rendah daripada yang lain.
2.2.6 Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan dimana dapat dilihat dengan adanya perubahan-
perubahan yang terjadi pada siswa baik itu perubahan pengetahuan hingga
23
perubahan pada perilaku siswa itu sendiri. Menurut Benjamin S. Bloom (dalam
Suprijono, 2010: 6) indikator hasil belajar terdiri dari ranah kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif (cognitive domain)
Menurut Sudaryono (2012: 43) ranah kognitif merupakan segala upaya
yang mencakup aktivitas otak yang meliputi: pengetahuan, ingatan
(Knowledge), pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh
(Comprehension), menerapkan (Aplplication), menentukan hubungan dan
menguraikan (Analysis), merencanakan, mengorganisasikan, membentuk
bangunan baru (Synthesis), menilai (Evaluating).
2. Ranah Afektif (affective domain)
Menurut Sudaryono (2012: 46) ranah afektif merupakan ranah yang
berkaitan dengan nilai dan sikap yang mengalami perubahan apabila telah
memiliki penguasaan kognitif yang tinggi. Ranah ini meliputi: Receiving
(sikap menerima), Responding (memberikan respons), Valuing (nilai),
Organization (organisasi), dan Characterization (karakterisasi).
3. Ranah Psikomotorik (psychomotoric domain)
Menurut Sudaryono (2012: 47) ranah psikomotorik merupakan lanjutan
dari hasil belajar kognitif dan afektif yaitu ranah yang berkaitan dengan
keterampilan dan kemampuan bertindak yang diperoleh dari pengalaman
belajar meliputi: Initiatory (tahap mulai melakukan), Pre- routine (tahap
dimana siswa dapat melakukan sesuatu dengan benar), Routinized (tahap
dimana siswa dapat terampil dan menjadi kebiasaan melakukan sesuatu
24
dengan benar), dan keterampilan produktif, fisik, teknik, manajerial, sosial
dan intelektual.
Menurut pemikiran Gagne (dalam Suprijono, 2010: 5) hasil belajar
dapat berupa:
1. Informasi verbal, merupakan kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik tertulis mapun lisan.
2. Keterampilan intelektual, merupakan kemampuan yang dimiliki siswa
untuk mempresentasikan konsep dan lambang yang terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, analitis-sintetis fakta-konsep,
mengembangkan prinsip keilmuan dan kemampuan melakukan aktivitas
kognitif yang khas.
3. Strategi kognitif, merupakan kecakapan untuk menyalurkan,
mengarahkan aktivitas kognitifnya, dan kemampuan penggunaan
konsep serta kaidah dalam memecahkan masalah.
4. Keterampilan motorik, merupakan kemampuan melakukan berbagai
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi.
5. Sikap, merupakan kemampuan menerima dan menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Melihat dari beberapa pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
untuk mengukur keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari aspek kognitif
(segala sesuatu yang melibatkan aktivitas otak), aspek afektif (berkaitan dengan
sikap dan nilai) dan aspek psikomotorik (keterampilan). Pada penelitian ini akan
difokuskan pada aspek kognitif dimana siswa akan diberikan evaluasi baik itu
berupa tes tertulis maupun pertanyaan lisan dari guru untuk mengetahui sejauh
25
mana pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Penelitian ini
akan mengukur seberapa besar peningkatan hasil belajar ekonomi siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran. Dengan adanya indikator hasil belajar diharapkan
dapat mencapai tujuan pendidikan.
2.3 Pembelajaran Daring (pembelajaran online)
2.3.1 Pengertian Internet
Internet (Interconected network) itu sendiri menurut Maryono & Istiana
(2008: 3) merupakan kumpulan jaringan-jaringan komputer (Networks) sedunia
yang saling berhubungan satu sama lain. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Arsyad (2014: 195) yang menyebutkan bahwa pengertian internet adalah sebuah
jaringan komputer yang saling terhubung dan dapat berkomuniasi satu sama lain
secara global/ internasional baik melalui kabel, radio, satelit, dan lain-lain.
Adapun beberapa manfaat dari internet yaitu, sebagai sarana informasi, sarana
komunikasi, sarana pendidikan dan sarana hiburan.
Sementara menurut Sanjaya (2014: 216) internet merupakan sistem yang
menghubungkan jaringan komputer menjadi satu kesatuan. Orang dapat saling
bertukar informasi dengan orang lain tanpa harus bertatap muka secara langsung.
Berdasarkan dari beberapa pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
internet merupakan sebuah jaringan yang menjadi salah satu penghubung dalam
proses komunikasi dan informasi secara tidak langsung. Oleh karenanya sangat
tepat jika di implementasikan dalam proses pembelajaran saat ini.
Menurut Rusman (2014: 341) dengan adanya jaringan internet siswa dapat
berperan sebagai peneliti, bahkan menjadi seorang analisis, dan tidak hanya
sebagai konsumen informasi saja. Siswa dan guru tidak perlu bertemu secara fisik
26
dikelas, karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan oleh guru dengan memanfaatkan akses internet bahkan siswa juga
dapat saling berkirim pesan kepada temannya yang lain untuk berdiskusi. Adapun
pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran sebagai berikut:
1. Memungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air
dengan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan
ruang kelas.
2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu
3. Lama waktu belajar tergantung pada kemampuan masing-masing siswa.
4. Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran
5. Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif sehingga menarik siswa untuk
menyukseskan proses pembelajaran.
Menurut Rusman (2014:31) terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan
pemanfaatan internet dalam pendidikan terbuka maupun pembelajaran jarak jauh,
diantaranya:
a. Kelebihan
Terdapat beberapa kelebihan dan manfaat e-learnig, diantaranya sebagai
berikut:
1. Pendidik dan peserta didik dapat dengan mudah berkomunikasi melalui
fasilitas yang tersedia dari internet kapan saja tanpa dibatasi oleh jarak,
tempat dan waktu.
2. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar yang terdapat
di internet.
27
3. Peserta didik dapat mengulang kembali pembelajaran yang telah diajarkan
setiap saat, karena bahan ajar yang telah diberikan akan tersimpan di
komputer maupun ponsel pengguna.
4. Peserta didik dapat mengakses internet kapan saja jika memerlukan
informasi tambahan.
5. Pendidik dan peserta didik dapat melakukan diskusi secara online untuk
menambah ilmu pengetahuan.
6. Peserta didik akan lebih mandiri dan lebih aktif.
7. Penggunaan internet ini relatif lebih efisien.
b. Kekurangan
Walaupun memiliki banyak kelebihan dan cenderung sangat membantu
memudahkan pembelajaran juga terdapat beberapa kekurangan, diantaranya:
1. Kurangnya interaksi antara peserta didik dan pendidik atau bahkan sesama
peserta didik.
2. Kecendrungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3. Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan
4. Peran pendidik menjadi berubah dari yang biasa menggunakan metode
konvensional, kini dituntut untuk mengetahui teknik pembelajaran
menggunakan komputer.
5. Peserta didik yang kurang memiliki motivasi dalam belajar akan
cenderung gagal.
6. Tidak semua tersedia fasilitas internet.
28
7. Masih kurangnya tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan
tentang internet.
Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa penggunaan internet dalam
pendidikan memiliki dua sisi yang berbeda dimana internet akan sangat
membantu proses pembelajaran apabila dilengkapi fasilitas yang juga memadai
seperti tersedianya komputer/android, jaringan internet, dan memerlukan pula
pengetahuan yang cukup untuk mengoperasikan dan mengaplikasikan internet
dalam pembelajaran serta siswa sebaiknya diberi arahan, bimbingan dan
pengawasan dalam penggunaan jaringan internet ini sehingga siswa tidak
menyalahgunakan internet.
2.3.2 Pengertian Pembelajaran Daring
Menurut Meidawati, dkk (dalam Pohan, 2020: 2) pembelajaran daring
learning merupakan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah yang
siswa dan guru berada dilokasi yang berbeda sehingga memerlukan sistem
komunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya
yang dibutuhkan didalamnya. Pembelajaran ini dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja tergantung pada ketersediaan alat pendukung yang digunakan.
Menurut Bates (dalam Sanjaya, 2020: 52) pembelajaran daring dapat
didefinisikan sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang penyampaian materinya
dilakukan lewat internet secara synchromous atau asynhromous. Pembelajaran
daring biasanya dikenal dengan e-learnig, pembelajaran virtual, pembelajaran
dengan mediasi komputer, pembelajaran dengan web, dan pembelajaran jarak
jauh. Istilah pembelajaran ini menyiratkan bahwa siswa dan guru tidak harus
bertatap muka dalam proses pembelajaran melainkan dapat menggunakan media
29
teknologi digital seperti komputer maupun android yang memungkinkan
fleksibilitas akses.
Sementara menurut Ibrahim (dalam Prawiradilaga, (2013: 109) pembelajaran
online adalah kegiatan belajar yang tidak terikat waktu, tempat, dan ritme
kehadiran guru atau pengajar, serta dapat menggunakan sarana media elektronik
dan telekomunikasi. Selanjutnya menurut Santoso, Adrian & Putra (2020: 2)
pembelajaran daring atau yang biasa dikenal dengan online learning merupakan
sebuah mekanisme pembelajaran yang memanfaatkan TIK, dalam hal ini melalui
intenet. Salah satu keunggulan pemanfaatan teknologi ini adalah fleksibilitas kita
dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Jika dilihat dari beberapa pengertian
diatas, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran daring ini merupakan
pembelajaran yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan hanya
memanfaatkan akses internet namun ini juga berarti bahwa pembelajaran ini
sangat membutuhkan saluran internet dan komputer maupun android.
2.3.3 Manfaat Pembelajaran Daring
Kemajuan teknologi saat ini sangat berdampak kepada semua pihak tidak
terkecuali pada bidang pendidikan yang dalam penyelenggaraannya bagaimana
menggunakan teknologi secara total sebagai media utama dalam pembelajaran
daring. Dengan adanya teknologi ini dalam pendidikan sangat bermanfaat untuk
mencapai efesiensi dalam pendidikan seperti efesiensi dalam waktu belajar, lebih
mudah untuk mengakses materi pembelajaran maupun sumber belajar itu sendiri.
Menurut Meidawati, dkk (dalam Pohan, 2020: 7) ada beberapa manfaat dari
pembelajaran daring, yang dimana sebagai berikut:
30
1. Dapat membangun komunikasi dan diskusi yang sangat efisien antara siswa
dan guru.
2. Siswa dapat berinteraksi dan berdiskusi antar siswa lainnya tanpa melalui guru
3. Dapat memudahkan interaksi antara guru, siswa dan oang tua siswa
4. Sebagai sarana untuk ujian dan kuis
5. Guru dapat dengan mudah memberikan materi kepada siswa baik berupa
gambar dan video
6. Siswa dapat dengan mudah mencari dan mengunduh bahan ajar tersebut
7. Guru dapat membuat soal maupun kuis dimana saja dan kapan saja tanpa batas
waktu.
Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
pembelajaran daring ini sangat membantu guru dan siswa dalam proses
pembelajaran yang dimana guru hanya perlu mempersiapkan materi bahan ajar
dan membagikannya kepada siswa melalui aplikasi-aplikasi yang telah disepakati
oleh guru dan siswa terlebih dahulu.
2.3.4 Ketentuan Pembelajaran Daring
Sejak pemerintah mengeluarkan aturan untuk meliburkan siswa beberapa
bulan kedepan dan siswa tetap belajar dirumah melalui pembelajaran daring
terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi baik oleh guru maupun siswa.
Pembelajaran daring yang ditentukan oleh pemerintah telah diatur pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui surat edaran
Nomor 4 Tahun 2020 tentang batasan-batasan dalam pelaksanaan pembelajaran
daring yaitu sebagai beikut:
31
1. Siswa tidak dibebani oleh tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum
untuk kenaikan kelas.
2. Pembelajaran yang dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntunan menutaskan seluruh capaian
kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.
3. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara
lain mengenai pandemi COVID-19.
4. Tugas dan aktivitas disesuaikan dengan minat dan kondisi siswa,
mempertimbangkan kondisi siswa, dan fasilitas belajar dirumah.
5. Bukti belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan
berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/ nilai kuantitatif.
Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa pada saat ini pemerintah tidak
ingin membebankan dan memaksakan siswa pada proses belajar. Melihat dari hal
ini peran guru sangat dibutuhkan untuk membangun proses belajar yang interaktif.
2.3.5 Media Pembelajaran Daring
Dalam pembelajaran daring guru tidak dibatasi oleh aturan dalam memilih
dan menggunakan media online yang akan digunakan. Namun guru harus
mengacu pada prinsip pembelajaran daring yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Artinya media yang digunakan oleh guru dapat pula digunakan oleh siswa
sehingga komunikasi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan baik.
Adapun beberapa media online yang digunakan pada penelitian ini
diantaranya:
1. Aplikasi WhatsApp
32
Menurut Enterprise (2012: 1) whatsapp adalah aplikasi chatting dimana anda
bisa mengirim pesan teks, gambar, suara, lokasi, dan bahkan video kepada
teman-teman anda menggunakan ponsel apapun. Pada penelitian Sucipto
(dalam Nurhalimah, dkk, 2019: 149) juga menyatakan bahwa whatsapp
messenger adalah aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan
penggunanya untuk bertukar pesan tanpa biaya SMS karena aplikasi ini
menggunakan paket data internet menggunakan koneksi internet 3G, 4G atau
wifi untuk komunikasi data. Dengan menggunakan aplikasi ini, penggunanya
dapat melakukan obrolan online, berbagi file, bertukar foto dan lain
sebagainya.
Menurut Jumiatmoko (dalam Rahartri, 2019: 148) di dalam aplikasi
whatsapp terdapat berbagai macam fitur yang dapat digunakan oleh
penggunanya diantaranya gallery yang digunakan untuk menambahkan foto,
contact digunakan untuk menyisipkan kontak, audio digunakan untuk
mengirimkan pesan suara, camera untuk mengambil gambar, maps digunakan
untuk mengirimkan lokasi dan berbagai koordinat peta, dan document yang
digunakan untuk mengirimkan dan menyisipkan file berupa dokumen. Semua
fitur-fitur ini tersedia guna untuk memudahkan penggunanya dan semua file
tersebut dapat dikirim dalam sekejap.
Dalam penelitian Rahatri ( 2019: 148) menyatakan bahwa pada Mei 2018
terdapat 1,5 Milliar jumlah pengguna whatsapp dan terdapat 65 milliar pesan
yang sudah terkirim dalam perhari melalui aplikasi ini. Jadi dari beberapa
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan aplikasi
whatsapp akan sangat membantu memudahkan penggunanya dalam segi
33
komunikasi dan berbagi informasi. Namun disisi yang berbeda aplikasi ini
sangat membutuhkan ponsel yang memadai dan sangat terikat dengan jaringan
internet. Jadi dapat dipastikan jika seseorang yang berada di wilayah yang
minim akan koneksi jaringan maka tidak akan dapat menggunakan aplikasi
ini.
2. Google Form
Menurut Sudaryo, Sofiati, Madidjati dan Hadiana (2019: 1) google form atau
yang biasa disebut juga google formulir adalah salah satu fitur dalam google yang
berguna untuk mempermudah penggunanya dalam membuat suatu survei/formulir
melalui internet. Sementara menurut Nurmahmudah dan Nuryuniari (2019: 60)
google form merupakan salah satu aplikasi dari google yang bersifat umum, dapat
diakses secara gratis jika memiliki akun google. Dengan menggunakan google
form pengguna dapat membuat suatu form yang dapat ditemukan oleh semua
orang melalui link yang diberikan oleh pembuat survei tersebut.
Jika dikaitkan dengan pendidikan maka menurut Joenaidy (2019 : 165)
penggunaan google form dalam pembelajaran terutama evaluasi dan penilaian
dalam jaringan dapat dilakukan oleh guru hanya dengan meng-input soal. Namun
dalam hal ini diperlukan ketelatenan oleh guru dalam meng-input soal secara
manual satu per satu.
Menurut Lubis (2019: 6) ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
menggunakan aplikasi google form diantaranya sebagai berikut:
1. Pendaftaran siswa baru, aplikasi google form dapat digunakan untuk
melakukan pendataan atau disebut juga formulir pendaftaran yang biasanya di
isi oleh orang tua siswa dan akan menjadi arsip sekolah. Dengan
34
menggunakan aplikasi ini pihak sekolah tidak perlu lagi menyediakan kertas,
artinya orang tua siswa hanya perlu mengisi form-form tertentu dan akan
langsung terhubung pada excel dan akan tersimpan.
2. Absensi siswa, guru akan membuat daftar nama absensi siswa dan guru akan
mengisinya melalui halaman smartphone dan guru dapat juga mengirimkan
link absensi tersebut kepada siswa.
3. Ujian atau tugas berbasis online, guru dapat menggunakan aplikasi ini sebagai
ini sebagai media. Dengan menggunakan aplikasi google form guru dapat
mengatur penyelenggaraan ujian atau kuis dan dapat pula mengatur kapan
waktu kuis akan selesai.
Dari pernyataan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa google form
merupakan salah satu fitur bawaan dari google yang dapat memfasilitasi formulir
pengisian data online yang dirancang untuk memudahkan penggunanya dalam
proses validasi data dan informasi. Namun fitur ini sangat bergantung pada
jaringan internet sehingga pendidik maupun peserta didik harus benar-benar
memiliki fasilitas untuk menunjang fitur ini.
Adapun konsep atau gambaran pembelajaran daring sebagai berikut:
Gambar 2.2 Ilustrasi interaksi pembelajar dan materi daring
Sumber: Santoso, Adrian & Putra (2020: 10)
35
Pada gambar diatas menjelaskan bahwa secara lebih detail bagaimana siswa
mengakses learnig management system (LMS) yang didalamnya terdapat berbagai
jenis materi yang telah disiapkan oleh pengajar, di antaranya powerpoint slides,
tautan ke youtube, tautan ke website atau file, multimedia contents, video clips,
dan audio files. Interaksi ini memungkinkan terbentuknya pengetahuan secara
efektif dan efisien bila masing-masing pihak memerankan tugasnya dengan baik,
serta terlibat secara aktif, baik secara sosial, kognitif, dan pengajaran.
2.4 Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan keefektifan pembelajaran
daring yang dinataranya sebagai berikut:
1. Kuntarto Eko (2017). Keefektifan model pembelajaran daring dalam
perkuliahan bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Berdasarkan hasil analisis
dalam penelitian ini diperoleh bahwa model pembelajaran telah mampu
meningkatkan penyerapan mahasiswa terhadap materi kuliah, dengan
peningkatan lebih dari 81% dibandingkan dengan hanya menggunakan model
pembelajaran tatap muka. Berdasarkan hasil kuesioner, subjek berpendapat
bahwa OLM telah memberikan sebuah pengalaman baru yang lebih
menantang dari pada model pembelajaran konvensional atau tatap muka.
2. Chabibie M. Hasan dan Hakim Wildan (2016). Pengaruh penerimaan
teknologi dengan kebergunaan Web: Studi kasus portal rumah belajar
kemendikbud. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan pengguna
terhadap teknologi internet sebagai sarana pembelajaran berkaitan erat dengan
tujuan dan sikap respon saat mengakses portal rumah belajar. Tingkat
36
kebergunaan portal rumah belajar yang dirasakan pengguna, berkorelasi erat
dengan satisfaction, download delay, dan content yang disajikan.
3. Rahartri (2019). WhatsApp media komunikasi efektif masa kini (studi kasus
pada layanan jasa informasi ilmiah di kawasan puspiptek). Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu WhatsApp adalah media komunikasi efektif masa kini yang
paling banyak digunakan oleh pemustaka dikawasan Puspiptek ketika
membutuhkan layanan jasa informasi.
4. Mulatsih Bekti (2020). Penerapan aplikasi google classroom, google form, dan
quizizz dalam pembelajaran kimia di masa pandemic covid-19. Berdasarkan
data penilaian yang dilaksanakan mulai daring pertama sampai ketujuh,
diperoleh rerata nilai pengetahuan kimia siswa sebesar 79,217, dan persentase
siswa yang nilai hasil belajarnya telah melampaui KKM sebesar 77,25%.
Maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran kimia secara
daring di kelas XI MIPA SMA N 1 Banguntapan cukup efektif.
2.5 Kerangka Berpikir
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2017: 91) kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.
Menurut Sugiyono, kerangka berfikir yang baik adalah yang menjelaskan
hubungan antar variabel baik independen maupun dependen secara teoretis.
Dari pengertian diatas yang menyatakan bahwa variabel terikat (Y) dan
variabel bebas (X) saling berhubungan, maka penelitian ini akan mengkaji
variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar siswa dan variabel bebas (X) yaitu
pembelajaran daring dimana akan dilihat dengan menggunakan pembelajaran
37
daring tersebut apakah efektif untuk menigkatkan hasil belajar siswa atau malah
sebaliknya.
Pembelajaran daring menurut Ibrahim (dalam Prawiradilaga, (2013: 109)
pembelajaran online adalah kegiatan belajar yang tidak terikat waktu, tempat, dan
ritme kehadiran guru atau pengajar, serta dapat menggunakan sarana media
elektronik dan telekomunikasi. Sementara hasil belajar menurut Susanto (2016: 5)
dapat dimaknai sebagai suatu perubahan-perubahan yang dialami siswa itu
sendiri, baik menyangkut aspek kognitif, prikomotik, dan afektif sebagai hasil
kegiatan belajar yang telah dilakukan.
Dari hasil pengamatan langsung yang dilakukan peneliti dan berdasarkan latar
belakang dari permasalahan maka diharapkan dengan menggunakan pembelajaran
daring dapat membantu proses pembelajaran dari rumah yang dilakukan saat ini.
Adapun kerangka berpikir yang dapat dilihat pada bagan alur berikut ini.
Gambar 2.4 Skema Kerangka Berpikir
Mata Pelajaran
Ekonomi
Pembelajaran Daring
Aplikasi
Google form
Proses Wawancara
Analisis Data
Kesimpulan
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur atau lebih
tepatnya di Jl. Lintas Lagan No.1 Kampung Laut, Kelurahan Tanjung Solok,
Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada semester genap
tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 07 September
2020 s/d 02 November 2020.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini ialah pendekatan deskriptif
dengan jenis penelitian kualitatif fenomenologi. Menurut Lincoln dan Guba
(dalam Moleong, 2014: 11) salah satu ciri penelitian kualitatif ialah ciri deskriptif
yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.
Dengan demikian, data yang berasal dari hasil wawancara, foto, catatan lapangan,
videotap, catatan, dokumen pribadi dan lain sebagainya maka laporan penelitian
akan berisi kutipan-kutipan data yang memberi gambaran penyajian laporan
tersebut. Sementara menurut Darmawan (2014: 217) metode deskriptif yaitu
penelitian yang digunakan untuk meneliti di lapangan hal-hal yang sedang terjadi.
Menurut Moleong (2014: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, baik itu secara
holistik dan dengan cara deskripsi baik itu dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
39
Pernyataan diatas juga sejalan dengan pernyataan Sugiyono (2017: 15) yang
mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti bertindak sebagai instrumen
kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,
teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), dimana analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian ini lebih menekankan pada makna dari
pada generalisasi.
Sementara menurut Satori dan Komariah (2011: 25) penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan
mendeskripsikan kenyataan secara benar, yang dibentuk dengan kata-kata
berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh
dari situasi yang alamiah.
Sukmadinata (2013: 60) penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah
suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran
orang secara individual maupun kelompok. Jadi dapat disimpulkan bahwa
penelitian kualitatif adalah suatu metode peneleitian yang tidak hanya
mendeskripsikan data tetapi deskripisi tersebut merupakan hasil dari pengumpulan
data yang valid melalui beberapa cara diantaranya wawancara yang mendalam,
observasi partisipasi, studi dokumen, studi lapangan, dan dengan melakukan
triangulasi hingga pengambilan kesimpulan yang harus memiliki tingkat
kepercayaan.
40
Dalam konteks penelitian kualitatif, fenomenologi (phenomenological)
menurut Sukmadinata (2013: 63) yaitu mencoba mencari arti dari pengalaman
dalam kehidupan. Maksudnya ialah peneliti akan menghimpun data berkenaan
dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap penilaian dan pemberian makna
terhadap situasi atau pengalaman-penglaman dalam kehidupan. Dalam hal ini
tujuan dari penelitian fenomenologi ini adalah mencari dan menemukan makna
dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tesebut.
Pendapat serupa juga dinyatakan oleh Moleong (2014: 15) yang menurutnya
fenomenologi adalah pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada
pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia.
Sementara menurut Emzir (2015: 24) dalam penelitian fenomenologis peneliti
mengidentifikasikan “esensi” dari pengalaman manusia yang dipandang sebagai
suatu fenomena, sebagaimana dideskripsikan oleh para partisipan dalam suatu
studi.
3.3 Data dan Sumber Data
Triyono (2013: 202) menyatakan bahwa data adalah semua fakta atau
keterangan tentang sesuatu yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu
informasi. Data yang peroleh secara langsung dapat melalui pengamatan,
pencatatan, wawancara, dokumen, tes, atau kuesioner yang diperoleh secara valid.
Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2014: 157) sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lainnya.
Menurut Ananda dan Fadhli (2018: 41) data kualitatif yaitu data yang
berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik yang berwujud pernyataan atau
41
berupa kata-kata. Adapun data menurut sumber pengambilan data dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh oleh orang yang melakukan penelitian.
Data ini disebut juga data asli atau data baru. Dalam penelitian ini, data primer
diperoleh dari wawancara yang akan dilakukan.
Tabel 3.2 Sumber Data Penelitian
NO Subjek Penelitian Jumlah
1 Guru mata pelajaran ekonomi kelas X IPS
SMA N 9 Tanjung Jabung Timur
1
2 Siswa kelas X IPS 3
2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber yang telah ada.
Data tersebut biasanya diperoleh dari laporan-laporan, dokumen peneliti yang
terdahulu. Data ini disebut juga data yang telah tersedia. Dalam penelitian ini
data sekunder akan diperoleh dari beberapa pendataan dari sekolah
sebelumnya seperti data-data perolehan nilai siswa sebelum dilakukannya
pembelajaran daring tersebut.
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2017: 298-300) dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan populasi, karena penelitian ini berangkat dari kasus tertentu yang
ada pada situasi sosial tertentu. Sampel pada penelitian kualitatif dinamankan
narasumber, partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Dalam
penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling. Yang dimana teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
42
Menurut Satori dan Komariah (2011: 47-48) purposive sampling menentukan
subjek/objek sesuai tujuan. Meneliti dengan pendekatan kualitatif biasanya sudah
ditetapkan tempat yang dituju dengan menggunakan pertimbangan pribadi yang
sesuai dengan topik penelitian, peneliti memilih objek/subjek sebagai unit
analisis. Penggunaan teknik ini dirasa peneliti cukup tepat karena guru yang
mengampu mata pelajaran ekonomi dianggap paling mengetahui tentang model
pembelajaran yang digunakan.
Pada penelitian ini, guru mata pelajaran ekonomi menjadi narasumber utama
karena dianggap paling berperan penting dalam proses pembelajaran. Sementara
untuk siswa, peneliti menggunakan data nilai semua kelas IPS yang terdiri dari 3
kelas dengan jumlah siswa 103 orang yang akan dilihat nilai perolehan hasil
belajar pada semester ganjil yang belum menggunakan pembelajaran daring dan
nilai pada semester genap setelah penggunaan pembelajaran daring guna untuk
mengetahui keefektifan penggunaan pembelajaran daring. Namun untuk sampel
siswa, peneliti memilih 3 orang dari beberapa kelas tersebut dengan pertimbangan
bahwa melihat dari acuan nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dan wilayah
dimana siswa tersebut berasal serta kesediaan siswa tersebut untuk diwawancarai
dan diminta kerja sama dalam perolehan beberapa data seperti screen shoot
percakapan siswa pada aplikasi whatsapp baik itu dari group maupun chat pribadi
yang berkaitan dengan pembelajaran daring.
Maka dari itu peneliti memutuskan yang menjadi sampel pada penelitian ini
yaitu guru mata pelajaran ekonomi dan 3 siswa kelas X IPS yang diantaranya 2
orang berasal dari wilayah dengan jaringan yang lancar dengan perolehan nilai
43
yang baik dan 1 orang berasal dari wilayah dengan jaringan yang kurang
maksimal dengan perolehan nilai yang cukup.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Darmawan (2014: 159) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data adalah
cara-cara maupun alat-alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan datanya.
Menurut Khairinal (2016: 338) teknik pengumpulan data terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer merupakan pengumpulan data penelitian yang
dilakukan dengan teknik observasi, angket, wawancara, dan studi dokumentasi.
Sementara data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dengan cara
membaca dan mempelajari sumber-sumber yang sudah jadi dan tersedia berupa:
buku, laporan, tabel, brosur, foto, video, majalah, iklan yang diperoleh dari
perusahaan dan perpustakaan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
pada penelitian ini adalah:
1) Observasi
Menurut Khairinal (2016: 340-341) observasi adalah mengadakan
pengamatan secara langsung, observasi dapat dilakukan dengan tes,
koesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Sukmadinata (2013: 220) juga
berpendapat bahwa observasi (observation) merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung. Pada penelitian ini kegiatan observasi
dilaksanakan pada awal mula pembelajaran daring dimulai dan pada saat itu
sekolah diliburkan dan peneliti mengamati siswa yang melakukan
pembelajaran dirumah melalui daring yang berbantukan aplikasi whatsapp
dan google form. Pada observasi ini ditemukan beberapa kendala yang
44
dihadapi oleh siswa, diantaranya kendala jaringan yang buruk, kuota internet
yang terbatas, daya listrik yang terkadang mati, jadwal pelajaran yang masih
belum ditentukan dan lain sebagainya.
2) Wawancara
Menurut Sukmadinata (2013: 216-217) bisa dikatakan bahwa wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian kualitatif.
Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif
kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara biasanya dilaksanakan secara
lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual maupun adalakanya
dilakukan secara berkelompok. Pada penelitian ini yang akan menjadi sumber
data primer yaitu guru mata pelajaran ekonomi kelas X IPS dan sumber data
sekunder akan di dapatkan melalui sesi wawancara dengan beberapa siswa
kelas X IPS tersebut.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara
No. Indikator Sub Indikator No Item Soal
1 Perencanaan
pembelajaran daring
1) Awal mula penggunaan
media daring
2) Penetapan penggunaan
media daring
1, 2, 3, 4
2 Penggunaan media
daring
3) Guru dan siswa mendalami
penggunaan media daring
4) Kemudahan dan
kenyamanan dalam
penggunaan media daring
5) Kendala dalam penggunaan
media daring
5, 6, 7, 8, 9,
10, 12, 13,
14, 15
3 Hasil belajar siswa 6) Pencapaian tujuan
pembelajaran
11
Sumber: dimodifikasi dari Chabibie dan Hakim (2016)
3) Dokumentasi
45
Khairinal (2016: 341) menyatakan bahwa dalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.
Menurut Sugiyono (2017: 329) dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
seseorang. Pada penelitian ini teknik dokumentasi diperlukan untuk
mengetahui data dari jumlah siswa dan hasil belajar siswa kelas X IPS
sebelum dilakukannya pembelajaran daring dan setelah dilakukannya
pembelajaran daring tersebut. Dokumentasi ini berupa data leger setiap kelas
X IPS dan data lainnya berupa beberapa hasil screenshoot yang peneliti
kumpulkan dari beberapa handphone siswa.
3.6 Teknik Uji Validitas Data
Menurut Djaali dan Muljono (dalam Ananda dan Fadhli, 2018: 110) validitas
(validity) berasal dari kata valid yang memiliki arti sah atau tepat. Validitas berarti
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Sementara menurut Sugiyono (2017: 362-365) uji keabsahan dalam
penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan kredibilitas. Dalam
penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi
pada obyek yang diteliti. Menurut Satori dan Komariah (2011: 164) penelitian
kualitatif dinyatakan absah apabila memenuhi derajat credibility, transferability,
dependability, confirmability.
46
Gambar 3.1 uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
3.6.1 Keterpercayaan (credibility)
Menurut Satori dan Komariah (2011: 165) kredibilitas adalah ukuran
kebenaran data yang dikumpulkan, yang menggambarkan kecocokan konsep
peneliti dengan hasil penelitian.kredibilitas dapat diperiksa melalui kelengkapan
data yang diperoleh dari berbagai sumber. Sementara menurut Sugiyono (2017:
368) ada beberapa cara untuk pengujian kredibilitas data dalam penelitian
kualitatif diantaranya dilakukan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis
kasus negatif dan member chek.
3.6.2 Keteralihan (transferability)
Menurut Moleong (2014: 324-325) keteralihan sebagai persoalan empiris
bergantung pada kesamaan antara kontes pengirim dan penerima. Untuk
melakukan pengalihan tersebut peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan
kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Adapun menurut Nasution (dalam
Satori dan Komariah 2011: 165) mengatakan bahwa bagi penelitian, kredibilitas
tergantung pada si pemakai yakni, sampai manakah hasil penelitian itu dapat
Keterpercayaan
(Credibility)
Keteralihan
(Transferability)
Kebergantungan
(Dependability)
Kepastian
(Confirmability)
Uji keabsahan data
47
digunakan dalam konteks situasi tertentu, karena itu transferabilitas hasil
penelitian ini diserahkan kepada pemakainya. Hal ini berarti suatu penelitian yang
memiliki nilai transferabilitasnya tinggi maka akan senantiasa dicari orang lain
untuk dirujuk, dipelajari, dan dicontoh untuk diterapkan ditempat lain.
3.6.3 Kebergantungan (dependability)
Menurut Sugiyono (2017: 377) dependability disebut juga realibilitas dalam
penelitian nonkualitatif. Dalam penelitian kualitatif uji dependability dilakukan
dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya
dilakukan oleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit
keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.
3.6.4 Kepastian (confirmability)
Menurut Satori dan Komariah (2011: 167) kepastian atau audit kepastian
yaitu bahwa data yang diperoleh dapat dilacak kebenarannya dan sumber
informannya jelas. Uji konfirmabilitas hampir sama dengan uji dependabilitas,
sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Uji konfirmabilitas
berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang dilakukan.
Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan
maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas.
3.7 Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2017: 334) analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami,
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Menurut Bogdan dan
Biklen (dalam Moleong, 2014: 248) analisis data kualitatif adalah upaya yang
48
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
mempelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Adapun tahapan dalam analisis data kualitatif menurut Seiddel (dalam
Moleong, 2014: 248) antara lain:
1. Melakukan pencatatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber
datanya dapat ditelusuri.
2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeks.
3. Berpikir dengan jalan membuat agar data mempunyai makna, mencapai pola
dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.
3.8 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilakukan untuk mengetahui langkah-langkah terstruktur
yang dilakukan oleh peneliti dari awal hingga akhir tercapainya tujuan penelitian
yang valid dan mempermudah proses penelitian. Pada prosedur penelitian ini
terdapat tiga tahap, yaitu tahap persiapan atau pra penelitian, tahap pelaksanaan
dan tahap akhir. Adapun langkah-langkah dari tahap penelitian ini sebagai berikut:
3.8.1 Tahap persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan peneliti yaitu:
1) Peneliti melakukan observasi terlebih dahulu ke sekolah yang
sebelumnya telah ditetapkan sebagai tempat penelitian.
2) Selanjutnya peneliti akan menentukan sampel penelitian yang akan
diteliti.
49
3) Peneliti membuat materi wawancara untuk diajukan kepada beberapa
narasumber.
3.8.2 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti yaitu mengumpulkan
data melalui wawancara dan dokumentasi untuk mendapatkan informasi yang
valid.
3.8.3 Tahap Akhir
Setelah tahap persiapan dan pelaksanaan, tahap selanjutnya yang akan
dilakukan yaitu tahap akhir dimana peneliti akan menganalisis dan menyusun data
informasi yang telah didapatkan secara teratur.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi/ Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur yang
berlokasi di Jl. Lintas Lagan No. 01 Kampung Laut RT.6 Dusun Tanjung Solok
Kel. Tanjung Solok Kec. Kuala Jambi Kab. Tanjung Jabung Timur Prov. Jambi.
4.2 Deskripsi Temuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 07 September 2020 sampai dengan
02 November di SMA Negeri 9 Tanjung jabung Timur. Subjek dalam penelitian
ini yaitu guru mata pelajaran ekonomi kelas X IPS dan beberapa siswa kelas X
IPS yang telah melaksanakan proses pembelajaran menggunakan media daring.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan jenis penelitian
Kualitatif Fenomenologi yang didalamnya mendeskripsikan serta memperjelas
fenomena-fenomena yang berkaitan dengan Keefektifan Pembelajaran Daring
(Studi Kasus Hasil Belajar Matapelajaran Ekonomi Kelas X IPS SMA Negeri 9
Kuala Jambi). Penyajian data hasil penelitian berdasarkan fokus penelitian
tersebut adalah sebagai berikut:
4.2.1 Profil SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur
Nama Sekolah : SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur
NPSN : 10505165
Status Sekoah : Negeri
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : 112 Tahun 2009
Tanggal SK Pendirian : 15 April 2009
51
Alamat Sekolah : Jl. Lintas Lagan No. 01 Kampung Laut Rt. 06 Kel.
Tanjung Solok Kec. Kuala Jambi Kab. Tanjung
Jabung Timur Prov. Jambi
Kode Pos : 36561
E-mail : [email protected]
Akreditasi Sekolah : B
Kurikulum : Kurikulum 2013
Nama Kepala Sekolah : Aguzuar, S.Pd,. M.Pd
Jumlah Siswa : 487 (221 putra dan 266 putri)
Jumlah Guru : 25 orang
Jumlah Administrasi Sekolah : 6 orang
Jumlah Ruangan Belajar : 14 Ruang
Sarana yang Dimiliki : a. Satu ruang laboratorium
b. Satu ruang perpustakaan
c. Satu ruang majelis guru
d. Satu ruang tata usaha (TU)
e. Satu ruang kepala sekolah
f. Satu ruang PIK-R
g. Satu ruang pramuka
h. Satu ruang ROHIS
i. Tempat ibadah/musholla
j. Lapangan sekolah
k.Beberapa ruangan lainnya yang masih dalam
tahap pembangunan.
52
4.2.2 Struktur Organisasi SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur
Berdasarkan hasil observasi, peneliti mendapatkan informasi mengenai
struktur organisasi dari pengurus sekolah SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur
yang mana di pimpin oleh Bapak Aguzuar, S.Pd,. M.Pd dengan wakil Kepsek
bidang kurikulum yaitu Bapak Ridwan, S.E, M.Pd dan wakil kepsek bidang
kesiswaan yaitu Bapak Abdul Kasim, S.E. Untuk lebih jelasnya Struktur
Organisasi Sekolah SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur dapat dilihat dari
gambar berikut ini.
STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 9 TANJUNG JABUNG TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri 9 Tanjung Jabung
Timur
WALI KELAS XI MIPA
WALI KELAS XI MIPA III
YULIANTII, S.Pd
WALI KELAS XI IIS II
EMILIANI, S.Pd
WALI KELAS XI IIS I
AHMAD DARIUS, SH
KEPALA SEKOLAH
AGUZUAR, S.Pd,. M.Pd
WAKIL KEPSEK. BID. KURIKULUM
RIDWAN, SE,. M.Pd
WAKIL KEPSEK. BID. KESISWAAN
ABDUL KASIM, S.E
PEMBINA OSIS
SAIFUDDIN SYAFWAN, S.Pd
KEPALA TATA USAHA
LENI RESTIAWATI, A.Md
WALI KELAS X MIPA I
BETTY ARYANI,
WALI KELAS X MIPA
HADES ASHADI, S.Pd
WALI KELAS X IIS
SUSI ANDRIANI,
WALI KELAS XI MIPA
ROSMIATI, S.Ag
WALI KELAS X IIS III
SORTA LAMRIA T,S.Pd
WALI KELAS X IIS
HENDRI N. S.Pd
WALI KELAS XII MIPA
SITI SAINAH, S.Pd
WALI KELAS XII MIPA II
ROLLI MARIANA S, S.Pd
WALI KELAS XII IIS II
AZIMI, S.Pd
WALI KELAS XII IIS I
NURLAILA,S.Pd
53
4.2.3 Visi dan Misi Sekolah
Visi
“Berprestasi, berakhlak mulia, dan berwawasan lingkungan”
Visi tersebut mencerminkan cita-cita yang diharapkan sekolah untuk siswa
lulusan ke depan dengan memperhatikan potensi yang sesuai dengan norma dan
harapan masyarakat.
Misi
Untuk melengkapi visi yang telah ditentukan, maka akan ada misi yang akan
menjadi landasan untuk mewujudkan visi tersebut. Sekolah menentukan langkah-
langkah strategis yang dinyatakan dalam sebuah misi sebagai berikut:
1. Memiliki kemampuan untuk menggali sesuatu yang baru untuk bersaing
ditingkat nasional maupun internasional
2. Menghasilkan insan yang berakhlaq mulia serta memiliki pribadi yang baik
dalam tingkahlaku dan dapat dijadikan teladan
3. Membentuk life skill peserta didik dengan penguasaan IPTEK berwawasan
lingkungan
4. Memanfaatkan lingkungan sebagai information communication tehnologi
(ICT).
4.2.4 Hasil Obsevasi
Pelaksanaan observasi ini dilakukan peneliti pada saat awal-awal pelaksanaan
pembelajaran daring disekolah. Dari hasil observasi yang dilakukan dapat dilihat
bahwa penggunaan media daring berupa aplikasi whatsapp sangat mudah untuk
digunakan karena penggunaan aplikasi ini sudah umum dimasyarakat tidak
terkecuali guru dan siswa. Namun seperti yang telah dijelaskan bahwa kendala
54
yang dihadapi kebanyakan siswa adalah terjadi error karena memori penyimpanan
yang penuh, tetapi menurut peneliti hal ini dapat diatasi dengan cara siswa dapat
membersihkan sampah-sampah penggunaan aplikasi tersebut jika sudah tidak
diperlukan lagi.
Sementara untuk google form kendala yang dihadapi guru yaitu pada saat
awal mula membuat soal. Hal ini dikarenakan guru belum begitu memahami
tentang fitur tersebut sehingga guru harus mencari informasi kepada sesama guru
lainnya. Siswa pun juga mengalami kendala seperti error dan lain sebagainya.
Peneliti juga melihat dari beberapa siswa disekitar Tanjung Jabung Timur
terkhusus dari daerah Kampung Singkep (Sungai Cambang), Teluk Majelis
hingga Kampung Laut yang menjadi lingkup siswa yang belajar di SMA Negeri 9
Tanjung Jabung Timur. Peneliti tertarik meneliti keefektifan pembelajaran daring
studi kasus hasil belajar ekonomi ini dikarenakan didaerah ini terlihat masih
cukup banyak kendala yang kemungkinan akan dihadapi guru dan siswa dalam
proses belajar mengajar dengan menggunakan daring.
Pada saat observasi, peneliti menemukan seorang siswa yang berada di daerah
Kampung Singkep dimana dilokasi ini sangat sulit untuk mendapatkan jaringan
walaupun bahkan telah menggunakan operator telkomsel hingga menurut seorang
siswa, untuk mendapatkan jaringan yang bagus dan lancar mereka harus ketepi
jalan hingga harus mencari warnet terdekat. Namun kendala tidak hanya sampai
disitu saja, mereka harus membayar diwarnet dengan harga Rp. 5.000 per jamnya
itu pun dengan jaringan yang tidak terlalu lancar, mengingat banyaknya siswa
yang berkumpul diwarnet tersebut. Sementara jika menggunakan kuota pribadi
mereka harus ketepian jalan atau ketepian jembatan untuk mendapatkan jaringan.
55
Hal ini tidak memungkinkan siswa untuk fokus belajar. Salah satu cara untuk
mendapatkan jaringan yang lancar wali murid harus menyediakan wi-fi
dirumahnya yang tentunya harus kembali mengeluarkan biaya yang tidak sedikit,
mereka harus membayar kisaran Rp. 1.500.000 hingga Rp. 3.000.000 untuk biaya
pemasangan wi-fi dan Rp. 50.000 per bulan untuk satu saluran handphone/laptop.
Berbeda lagi didaerah Teluk Majelis dan Kampung Laut dimana peserta didik
disini masih sedikit beruntung perihal jaringan karena didaerah ini telah terdapat
tower jaringan sehingga peserta didik dapat memilih kartu jaringan yang jauh
lebih terjangkau seperti XL, Axiss, M3 hingga jaringan Tri. Namun kendala yang
sering dihadapi siswa disini yaitu PLN yang terkadang mati sehingga jaringan
sering terganggu.
Adapun mengenai hasil belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran
ekonomi, peneliti menemukan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Nilai rapor siswa kelas X IPS matapelajaran ekonomi sebelum
diadakannya pembelajaran daring
No. Kelas Jumlah
Siswa
Nilai Rata-Rata
KKM Pengetahuan Keterampilan
1. IPS 1 34 70 74,6 81
2. IPS 2 33 70 67,5 73,5
3. IPS 3 32 70 72,8 77,9
Sumber: guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti terlihat pada mata pelajaran
ekonomi kelas X IPS dengan standar nilai KKM sebesar 70 terdapat nilai rata-rata
kelas IPS 1 sebesar 74,6 dengan semua siswa mendapatkan nilai tuntas, sementara
kelas IPS 2 memperoleh nilai rata-rata sebesar 67,5 dan terdapat 2 orang siswa
56
dengan nilai dibawah standar KKM dan 2 orang siswa lainnya yang tidak
memiliki keterangan nilai, selanjutnya kelas IPS 3 yang memperoleh nilai rata-
rata sebesar 72,8 dengan 1 orang siswa yang tidak memiliki keterangan nilai.
Jika dilihat dari perolehan nilai semester ganjil yang rata-rata peserta didik
dapat memperoleh nilai standar KKM maka dapat disimpulkan bahwa melihat
dari beberapa permasalahan yang akan dihadapi, ada kemungkinan hasil belajar
siswa dengan menggunakan pembelajaran daring ini akan kurang maksimal
mengingat pembelajaran daring merupakan metode pembelajaran yang sangat
bergantung pada jaringan internet.
4.3 Hasil Analisis Data Deskriptif Penelitian
4.3.1 Efektivitas Pembelajaran Daring Ekonomi
Menurut Afifatu (dalam Fathurrachman dkk, 2019 : 2) efektivitas
pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar
siswa maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Sementara menurut Bates (2020:52)
pembelajaran daring merupakan bentuk pendidikan jarak jauh yang
penyampaian materinya dilakukan melalui internet (dalam jaringan).
Berdasarkan dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai
pembelajaran daring yang efektif diperlukan beberapa perencanaan yang harus
dilakukan oleh guru. Sani (2015:41) juga menyatakan bahwa pembelajaran
yang efektif tidak terlepas dari peran guru yang efektif, kondisi pembelajaran
yang efektif, keterlibatan peserta didik, dan lingkungan belajar yang
mendukung.
57
Pada penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur
ini ditemukan bahwa guru telah melakukan pembelajaran daring sejak bulan
Maret lalu dan telah melakukan beberapa perencanaan proses pembelajaran daring
yang dapat digunakan dengan mudah oleh guru dan siswa dengan melalui
beberapa fitur maupun aplikasi. Hal ini diperkuat dengan pernyataan guru mata
pelajaran ekonomi melalui wawancara dengan peneliti pada 08 September 2020
yang menyatakan bahwa:
“Dalam setahun ini dikarenakan adanya COVID-19 ini dan sesuai dengan
instruksi dari SKB 4 Mentri dan dinas pendidikan bahwa pembelajaran tatap
muka diganti dengan pembelajaran daring yang dimulai dari bulan Maret
sebenarnya kemarin dimulai dari sekitar tanggal 16 namun karena ada masa
libur akibat virus ini, tetapi bersamaan dengan itu siswa kelas X diliburkan
karena siswa kelas XII sedang ujian setelah itu baru dilaksanakan
pembelajaran daring yang dimana siswa kelas X hanya diberikan tugas pada
saat itu, tapi belum ada perintah untuk memberikan pembelajaran daring
baru sekitar bulan Maret baru ada perintah untuk mengadakan pembelajaran
daring”
Adapun beberapa perencanaan yang dilakukan guru diperkuat dengan pernyataan
sebagai berikut:
“Kalau untuk pembelajaran daring kemarin Bapak kebetulan hanya
menggunakan WA untuk ekonomi kemudian sambil belajar Bapak juga untuk
ulangan harian kemudian ulangan semester sudah bisa menggunakan Google
form untuk sementara hanya itu dulu yang sesuai dengan kemampuan yang
Bapak miliki”
58
Pernyataan selanjutnya juga disebutkan bahwa:
“Kalau bagi Bapak sendiri ditingkatkan saja (pembelajaran daring) model
yang kita selama ini umum yang kita gunakan, banyak guru yang
menggunakan WA kalau bisa menggunakan model-model pembelajaran
lainnya seperti menggunakan Zoom Meeting kemudian Classroom kalau perlu
menggunakan seperti E-Learning agar pengetahuan siswa dan gurunya juga
meningkat itu saran Bapak”
Dari pernyataan guru mata pelajaran ekonomi tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa saat ini guru terus berusaha meningkatkan potensi
pembelajaran siswa agar dapat lebih mudah diakses oleh guru dan siswa. Namun
ada beberapa kendala yang dilontarkan oleh guru dimana ketika peneliti mulai
menanyakan tentang kendala yang dihadapi guru.
Peneliti : Apakah Bapak mengalami kendala mengenai kecepatan dalam
menyampaikan informasi kepada siswa?
Guru : “Banyak sekali kendala masalah yang dihadapi terutama ditempat
kita ini, karena kondisi signal termasuk lampu yang kadang mati,
kalau lampu mati kalau jaringan seperti M3 yang banyak dipakai
siswa yang lebih murah ya biasanya ikut mati mungkin kesusahan
untuk menggunakan seperi Google Form kemudian model Zoom ya
termasuk juga masalahnya kuota bagi anak karena waktu
pembelajaran daring awal tidak ada bantuan dari sekolah ya”
Peneliti : Bagaimana menurut Bapak respon yang diberikan oleh siswa
mengenai penyampaian materi atau tugas yang diberikan?
59
Guru : “Selama ini memang banyak keluhan sekali dari siswa terutama
karena dia memang terbiasa dengan tatap muka belajar dikelas tiba-
tiba mereka harus belajar menggunakan daring dengan berbagai
media-media yang belum mereka kenal yang mereka kenal mungkin
hanya sebatas WA itu mungkin bagi guru memberikan tugas segala
macam memberikan tugas masih bisa tetapi kalau menggunakan yang
lain seperti Google form, Google Classroom mungkin mereka juga
harus belajar lagi seperti siswa yang lainnya”
Peneliti : Bagaimana tanggapan Bapak mengenai pemanfaatan daring saat ini?
Guru : “Ya cukup memuaskan untuk pemanfaatan daring untuk
pembelajaran-pembelajaran saat ini seperti penggunaan-penggunaan
internet kemudian manfaatnya bagi siswa yang tidak terbiasa
mungkin dengan menggunakan model-model pembelajaran atau tidak,
mungkin bahkan tidak pernah sama sekali buka WA itu bagi dia
penting ya apalagi kalau dikurikulum 2013 kita mengenal yang
namanya literasi. Literasi diberikan kepada siswa sebelum
pembelajaran dimulai jadi siswa diberi kesempatan untuk membaca
buku sebelum kita melaksanakan pembelajaran kalau ditatap muka
dulu memang waktunya yang terbatas tapi kalau dipembelajaran
daring banyak kesempatan siswa untuk membuka, mengakses bacaan-
bacaan yang lain selain yang kita pelajari disekolah”
Peneliti : Apakah Bapak merasa nyaman dengan penggunaan pembelajaran
daring saat ini?
60
Guru : “Kalau ditanya nyaman yo terkadang ado nyamannya, tidak harus
pergi kesekolah tatap muka tetapi kalau merasa tidak nyamannya
terkadang juga ada dan juga tidak merasa nyamannya seperti kalau
kita kasih tugas kepada siswa yang seharusnya kalau pada saat
ulangan itu terkadang 95% yang hadir mengikuti ulangan yang
sisanya mungkin melaksanakan remedial tetapi pada pembelajaran
daring mungkin hanya ada pada saat ulangan pertama hanya ada 10
siswa yang mengerjakan nanti itu pun dilakukan secara bertahap
supaya siswa yang lain juga mendapatkan nilai yang sama, ya tidak
sesempurna pada saat pembelajaran tatap muka”
Dari peryataan guru diatas, maka dapat dikatakan ada banyak kendala yang
masih dihadapi guru dan peserta didik namun terlihat cukup jelas bahwa guru
matapelajaran ekonomi terus berusaha memberikan kemudahan dan kesempatan
kepada semua peserta didik untuk dapat ikut dalam proses pembelajaran baik itu
dari pengumpulan tugas hingga ujian dengan tujuan agar peserta didik
mendapatkan nilai perolehan hasil belajar.
Sementara jika dilihat dari sisi para siswa maka tanggapan mereka cukup
berbeda mengenai pembelajaran daring dimana ada beberapa siswi yang menjadi
narasumber peneliti sebagai berikut:
1. Siswi kelas X IPS 1 yang bernama Stefani Valiza Safitri bertempat tinggal di
Teluk Majelis. Siswi ini merupakan salah satu peserta didik di kelas X IPS 1
yang cukup berprestasi dengan nilai matapelajaran ekonomi disemester ganjil
sebesar 82 dan nilai keterampilan sebesar 81 dimana ia meraih peringkat
pertama dikelasnya dari 35 siswa.
61
2. Siswi kelas X IPS 1 yang bernama Kamelia juga bertempat tinggal di Teluk
Majelis. Siswi ini memperoleh nilai pengetahuan ekonomi sebesar 84 dan nilai
keterampilan 81 di semester ganjil.
3. Siswi kelas X IPS 2 yang bernama Puput Ratna Sari yang bertempat tinggal di
wilayah Kampung Singkep atau lebih tepatnya didaerah Sungai Cambang.
Siswi ini memperoleh nilai pengetahuan ekonomi sebesar 77 dan nilai
keterampilan ekonomi sebesar 80.
Adapun peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswi mengenai
keefektifan pembelajaran daring matapelajaran ekonomi sebagai berikut:
Peneliti : Bagaimana tanggapan siswa saat pertama kali mengetahui
pemerintah menganjurkan untuk siswa belajar dari rumah?
Stefani : “Awalnya tu kaget, tidak menyangka tiba-tiba disuruh libur gitu
disuruh belajar dari rumah”
Kamelia : “Kaget, terkejut karena mengetahui harus belajar daring harus
mengeluarkan banyak biaya, saya pakai jaringan telkomsel dengan
pulsa 40.000 dapat 6 giga kadang 2 minggu berarti kalo sebulan
80.000”
Puput : “Kaget pertamanya kak, karenakan kita dak tau sebelumnya
pembelajaran daring itu apa”
Dari pernyataan beberapa siswi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
masih ada peserta didik yang kurang memahami tentang pembelajaran dalam
jaringan. Hal ini berarti akan menjadi pengalaman pertama bagi peserta didik
dalam proses pembelajaran yang dianggap baru dan masih asing. Tidak hanya itu,
dari pernyataan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa peserta didik juga sangat
62
memerlukan biaya untuk proses pembelajaran. Adapun pertanyaan selanjutnya
mengenai kemudahan akses media daring.
Peneliti : Bagaimana menurut siswa mengenai kemudahan akses terhadap
media daring yang digunakan?
Stefani : “Kemudahannya, ya sebelumnya tu belajar lebih mudah, kalo
dikasih tugas lebih mudah mencarinya kan sebelumnya bisa cari
digoogle, dibuku, diyoutube juga, kalau akses diteluk majelis
tergantung juga lah kalo mati lampu sulit sinyal. Kendalanya dulu
sering itu kalo nentuin pembelajarannya tu kadang tiba-tiba gitu, kalo
pas jam HP di cas kan gitu guru tu kadang langsung kasih absen jadi
kadang terlambat, belum dikasih jadwal”
Kamelia : “Kalau saya dari Teluk Majelis kalau sinyal bagus tapi kadang
penyimpanannya yang penuh dan kalau absen sering terlambat
karena tidak buka HP”
Puput : “Sinyalnya kak yang susah karena saya berada di daerah sungai
cambang kalo mati lampu sinyal susah, kuota juga susah”
Dari pernyataan ini, maka dapat dikatakan bahwa salah satu kendala dalam
proses pembelajaran daring ialah jaringan/signal yang sulit baik itu karena
daerahnya yang tidak terjangkau maupun karena persoalan PLN yang mati
sehingga akan mengganggu proses belajar. Pertanyaan selanjutnya yang peneliti
lontarkan mengenai semangat peserta didik dalam belajar.
Peneliti : Apakah siswa merasa termotivasi untuk belajar sejak penggunaan
pembelajaran daring tersebut?
Stefani : “Termotivasi kak pertama-tamanya”
63
Kamelia : “Ada iya dan ada tidaknya, kalau semangatnya karena bisa lihat
buku kalau disekolahkan payah gitu kalau tidak semangatnya tu
kadang tidak mengerti, gurukan tidak menjelaskan, kuota juga mahal
belinya pun kadang pakai duit sendiri hasil kerja kocek pinang
kadang pakai duit orang tua”
Puput : “Termotivasi kak tapi kadang senang kadang idak kak, senangnya tu
matapelajarannya mudah kadang susah juga, kalo dak senangnya tu
kadang sinyalnya susah kak, kuota juga mahal apalagi kalau pakai
telkomsel, biasanya beli 4 giga harganya 45.000 habisnya cuma
sebulan kak kadang dak nyampe. Pernah juga dikasih pulsa 25.000
sama sekolah tapi cuma sekali, dak cukup beli paket”
Melihat jawaban dari beberapa peserta didik tersebut, dapat disimpulkan
bahwa peserta didik mulai mengeluhkan tentang dana yang harus dikeluarkan
untuk pembelajaran daring saat ini sehigga semangat peserta didik dalam belajar
mulai menurun. Adapun peneliti kembali menanyakan lebih mendalam perihal
kenyamanan peserta didik dengan penggunaan pembelajaran daring tersebut.
Peneliti : Apakah siswa merasa nyaman dengan penggunaan pembelajaran
daring saat ini?
Stefani : “Sebenarnya awal-awal mula nyaman tapi lama-lama dak nyaman
juga karena tidak bisa langsung guru tu menjelaskan jadi harus
mencari sendiri materinya”
Kamelia : “Lebih nyaman kalau tatap muka karena bisa dijelaskan langsung”
Puput : “Tidak nyaman kak, kadang susah juga kalo daring kak, kalo dak
ada buku harus minjam dulu ke perpus, kalo sinyal susah gitu,
64
kumpulkan tugas ke guru terlambat, cuma diberi kemudahan lah sama
guru”
Dari pernyataan ini, semua siswi sepakat merasa kurang nyaman dengan
pembelajaran daring dan lebih memilih untuk melaksanakan pembelajaran dengan
tatap muka karena materi lebih mudah untuk dipahami. Setelah itu, peneliti
kembali mengingatkan peserta didik mengenai manfaat daring pada saat ini.
Peneliti : Bagaimana tanggapan siswa mengenai pemanfaatan daring saat ini?
Stefani : “Tanggapannya, bermanfaat juga lah jadi lebih banyak diam
dirumah juga, lebih harus banyak mandiri cari materi sendiri”
Kamelia : “Daring sangat bermanfaat karena kan musim pandemi ni dak bisa
tatap muka”
Puput : “Manfaatnya tu bisa mempermudah kita dalam pembelajaran”
Dari beberapa pertanyaan diatas yang telah diajukan peneliti kepada guru dan
peserta didik maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada saat ini, jalan terbaik
agar proses pembelajaran tetap dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan
media online walaupun itu tidak terlepas dari banyaknya kendala yang harus
dilalui seperti jaringan/signal yang masih kurang memadai dibeberapa wilayah,
dana yang harus dikeluarkan peserta didik dan guru baik itu berupa paket data
maupun pulsa dan usaha para guru dan pemerintah untuk menemukan solusi
terbaik dalam permasalahan ini.
4.3.2 Aplikasi WhatsApp
Menurut Enterprise (2012:1) whatsapp merupakan aplikasi chatting dimana
anda dapat mengirim pesan teks, gambar, suara, lokasi, dan bahkan video kepada
teman-teman anda menggunakan ponsel apapun. Dari pernyataan ini, maka tidak
65
heran jika banyak guru yang lebih memilih untuk memanfaatkan aplikasi ini untuk
mempermudah proses pembelajaran daring saat ini.
Seperti pernyataan sebelumnya dari guru matapelajaran ekonomi, yang
menyebutkan bahwa salah satu media pembelajaran daring yang digunakan adalah
aplikasi whatsapp. Hal ini diperkuat dengan pernyataan guru sebagai berikut:
“kalau untuk mengakses paling mudah digunakan ya Whatsapp karena
apalagi kita dibuat group siswa karena lebih mudah”
Hal ini juga dinyatakan oleh salah seorang peserta didik yang menjadi
narasumber dalam penelitian ini yang menyebutkan bahwa:
“jadi guru langsung kasih tugas digroup kelas”
Adapun mengenai group whatsapp yang dikemukakan oleh guru, peneliti
menemukan sebagai berikut:
Gambar 4.1 Group chat whatsapp kelas X IPS
Sumber: Screenshoot group ekonomi whatsapp dari salah satu handphone siswa
66
Seperti pernyataan guru sebelumnya tentang group kelas, dari gambar ini
terlihat beberapa percakapan peserta didik yang tergabung dalam sebuah group
kelas yang dimana ketua kelas memberikan intruksi sesuai dengan pernyataan
guru ekonomi agar dapat mengakses link untuk ulangan semester genap yang telah
disediakan oleh guru matapelajaran ekonomi sebelumnya.
Pada aplikasi ini, tersedia pula untuk peserta didik dapat melakukan
komunikasi secara personal kepada guru dan begitu pun sebaliknya yang
didukung dengan berbagai fitur yang dapat bermanfaat bagi penggunanya, mulai
dari dapat mengirim dan menerima dalam bentuk gambar, suara, file, bahkan
video. Jika berbicara mengenai komunikasi personal maka siswa dan guru
matapelajaran ekonomi di SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur ini pun juga
menggunakan fitur tersebut dalam proses pembelajaran. Hal ini kemukakan oleh
beberapa narasumber ketika peneliti bertanya mengenai penggunaan chat personal
antara guru dan peserta didik.
Peneliti : Apakah Bapak dapat melakukan chat secara personal kepada siswa?
Guru : “Tentu saja bisa, selama ini juga misalnya kita memberi tugas
kepada siswa ya siswa langsung chat keguru yang bersangkutan,
apakah tugasnya sudah dinilai atau bahkan mungkin ada yang
bertanya langsung tugas yang selanjutnya atau yang tidak dimengerti
bisa langsung ke guru yang bersangkutan”
Peneliti : Apakah siswa dapat melakukan chat secara personal kepada guru?
Stefani : “Bisa kak, kalau ngumpulkan tugas lewat WA pribadi guru bae, dak
bisa nemuin gurunya soalnya”
67
Kamelia : “Bisa kak, kalau ngumpulkan tugas lewat WA kirim ke guru, chat
pribadi”
Puput : “Bisa kak, contohnya kalau ngumpulkan tugas cuma kalo belajar
ekonomi ni susah kak soalnya dak paham”
Dari hasil wawancara mengenai penggunaan chat personal dapat diketahui
bahwa siswa dan guru dapat berkomunikasi secara langsung melalui chat pribadi
yang digunakan untuk mengumpulkan tugas mau pun dapat bertanya langsung
jika ada materi yang kurang dipahami oleh siswa. Hal ini juga terlihat pada
gambar dibawah ini dimana seorang siswa sedang menyerahkan tugas ekonomi
yang diberikan oleh guru dengan memanfaatkan komunikasi secara personal
dengan guru berupa file pdf dan video hafalan.
Gambar 4.2 Chat personal siswa dan guru matapelajaran ekonomi
Sumber: Screenshoot group ekonomi whatsapp dari salah satu handphone siswa
4.3.3 Fitur Google Form
68
Menurut Lubis (2019: 6) ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
menggunakan aplikasi google form diantaranya, dapat digunakan untuk
melakukan pendataan pada saat pendaftaran siswa baru, absensi siswa, dan ujian
atau tugas berbasis online. Dari pengertian diatas dapat diketehui bahwa google
form merupakan salah satu fitur yang disediakan google untuk dapat
mempermudah penggunanya dalam melakukan survei dan jika dikaitkan dengan
pendidikan maka google form dapat digunakan dalam pelaksanaan absensi siswa,
ujian maupun pada saat pemberian tugas kepada siswa.
Pada penelitian ini, menurut guru matapelajaran ekonomi SMA Negeri 9
Tanjung Jabung Timur sejak pembelajaran daring, guru memanfaatkan google
form dalam proses evalusi pembelajaran siswa. Pernyataan ini disebutkan oleh
guru pada sesi wawancara dengan peneliti.
“Kalau untuk pembelajaran daring kemarin Bapak kebetulan hanya
menggunakan WA untuk ekonomi kemudian sambil belajar Bapak juga
untuk ulangan harian kemudian ulangan semester sudah bisa
menggunakan Google form untuk sementara hanya itu dulu yang sesuai
dengan kemampuan yang Bapak miliki”
Dari pernyataan ini dapat diketahui bahwa pada pembelajaran ekonomi guru
menggunakan google form untuk ulangan harian dan ujian semester siswa.
Sementara untuk mengakses google form yang telah disediakan oleh guru, siswa
dapat mengakses melalui link yang diberikan oleh guru melalui whatsapp.
Adapun salah satu link ekonomi yang dapat diakses siswa untuk ujian yaitu,
http://forms.gle/j84MyZvHS6VR8YX6.
69
Gambar 4.3 Soal ujian remedial siswa ekonomi semester genap mata
pelajaran ekonmi
Sumber: Screenshoot dari salah satu handphone siswa
Dari gambar diatas terlihat bahwa dengan mengklik link tersebut maka akan
muncul tampilan soal-soal yang telah disediakan guru dan keterangan poin setiap
soal yang akan diterima siswa. Jadi setelah siswa selesai mengerjakan soal-soal
maka siswa dapat langsung melihat perolehan hasil ujian atau ulangan yang telah
dilaksanakan. Namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh guru dan
siswa pada saat mengakses fitur ini. Kendala tersebut dinyatakan oleh guru dan
siswa pada saat sesi wawancara yang dilakukan peneliti. Adapun kendala yang
dihadapi guru yaitu:
70
Peneliti : Apakah Bapak mengalami kendala pada penggunaan google form
dalam menyampaikan tugas maupun ujian pada siswa?
Guru : “Iya betul ya, kalau bagi Bapak untuk mengajar ekonomi,
kendalanya itu waktu diawal-awal saja dalam hal pembuatan google
form bagaimana memberikan tugas anak dengan google form yang
dibuat, cara pembuatannya, kemudian cara memberikan ke anak,
cara menjawab, cara membuat absen segala macam itu mungkin
belum terbiasa tetapi karena ada atas bimbingan beberapa guru yang
mengerti dengan aplikasi tersebut hal tersebut bisa diatasi dengan
baik”
Sementara kendala yang dihadapi siswa juga berbeda, yaitu:
Peneliti : Apakah siswa mengalami kendala pada penggunaan google form
dalam proses ujian?
Stefani : “Ada kak, kalo google kadang pas mau masuk ke link tu tiba-tiba
error langsung kembali jadi kalo nak ujian, absen tu kadang
terlambat, kalo sinyal biasanya mudahlah cuma kalo sudah mati
lampu tu hilang sinyal telkomsel, ambil paketnya yang 15 giga 75.000
sebulan jadi harus kumpulkan duit dulu kalau di Teluk Majelis dak
ada warnet di google form juga kadang dibukunya benar tapi di
google formnya salah”
Kamelia : “Ada kak, kadang tu error juga, susah masuknya (mengaksesnya)
tapi kalau mau kumpulin tugas tu dikasih perpanjang waktu”
Puput : “Ada kak, kadang-kadang error, sinyal juga susah”
71
Dari hasil wawancara mengenai kendala penggunaan google form dapat
dilihat bahwa sebenarnya google form sudah sangat membantu pembelajaran,
namun dari sisi guru kendala yang dihadapi pada saat pembuatan soal yang
dimana dikarenakan sebelumnya guru belum mengetahui banyak mengenai
google form. Sementara dari sisi siswa kendala yang dihadapi lebih dominan error
pada saat mengakses google form baik itu karena sinyal yang kurang memadai
atau bahkan karena memori penyimpanan handphone siswa yang telah mencapai
batas maksimum penggunaan.
4.3.4 Kemudahan dan Kendala Dalam Pembelajaran Daring
Dari hasil observasi dan didukung oleh hasil penelitian berupa wawancara
yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa
kemudahan atau kelebihan yang dapat diperoleh dari pembelajaran daring
tersebut. Namun ada beberapa hal juga yang menjadi kendala utama dalam proses
pembelajaran daring pada mata pelajaran ekonomi kelas X IPS SMA Negeri 9
Tanjung Jabung Timur Tahun 2019/2020. Adapun kemudahan atau kelebihan dan
kendala-kendala tersebut sebagai berikut:
1. Kemudahan atau kelebihan dalam proses pembelajaran daring
1) Proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Ini
berarti siswa memiliki waktu yang cukup untuk belajar.
2) Guru dan siswa dapat menambah pengetahuannya mengenai pemanfaatan
teknologi informasi yang digunakan dalam bidang pendidikan.
3) Guru dan siswa memiliki sumber belajar yang sangat luas.
4) Menambah variasi dalam belajar.
5) Menumbuhkan rasa mandiri dan kesadaran siswa untuk belajar.
72
6) Siswa dapat memanfaatkan berbagai fitur belajar online, mulai dari yang
gratis hingga yang berbayar.
7) Siswa dapat dengan mudah melakukan diskusi baik itu dengan guru
maupun dengan siswa lainnya mengenai pembelajaran.
2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran daring
1) Penggunaan media daring, ada beberapa siswa yang sebelumnya tidak
memahami penggunaan google form.
2) Jaringan internet, seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa didaerah
Tanjung Jabung Timur ada beberapa wilayah yang masih minim jangkauan
internet. Seperti diwilayah Sungai Cambang (Kampung Singkep) yang
menyebabkan siswa kesulitan mengakses internet.
3) Listrik, terkadang listrik didaerah Tanjung Jabung Timur mengalami
gangguan (mati) sehingga jaringan akan terganggu pula.
4) Cuaca, salah satu kendala lainnya yaitu cuaca yang apabila hujan turun,
maka akses jaringan akan terganggu pula.
5) Kuota internet, merupakan kendala yang cukup berat bagi siswa. Hal ini
dikarenakan kartu perdana yang cukup mendukung digunakan didaerah ini
yaitu kartu telkomsel yang mana akan dikenakan harga paket data yang
cukup mahal.
6) Jadwal pelajaran, terkadang ada beberapa guru yang tidak mengikuti
jadwal pelajaran yang telah ditetapkan sehingga pembelajaran akan
bertabrakan yang membuat tugas siswa semakin menumpuk.
7) Motivasi siswa, tidak semua siswa dapat termotivasi dengan adanya
pembelajaran daring ini ditambah lagi kendala jaringan, paket data,tugas
73
yang menumpuk dan lainnya sehingga motivasi siswa untuk belajar akan
semakin menurut.
8) Error, salah satu penyebabnya ialah penyimpanan handphone siswa yang
tidak cukup sehingga pada saat mengakses google form bahkan whatsapp
akan mengalami error.
9) Berkurangnya interaksi antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa.
Walaupun siswa dan guru dapat berkomunikasi secara online, namun akan
terasa lebih leluasa jika berkomunikasi secara tatap muka langsung.
10) Kurangnya pengawasan siswa dalam belajar, tidak semua orang tua
dirumah dapat mengawasi anaknya dalam proses pembelajaran sehingga
terkadang siswa kehilangan fokus dalam belajar.
4.3.5 Hasil Belajar
Menurut Susanto (2016: 5) hasil belajar dapat dimaknai sebagai suatu
perubahan-perubahan yang dialami siswa itu sendiri, baik menyangkut aspek
kognitif, prikomotik, dan afektif sebagai hasil kegiatan belajar yang telah
dilakukan. Pada penelitian ini, standar KKM yang ditetapkan untuk matapelajaran
ekonomi yaitu sebesar 70. Pada saat observasi dilakukan terlihat nilai rata-rata
siswa dari kelas X IPS mampu mencapai standar KKM yang ditetapkan pada
pembelajaran sebelum daring dilakukan (tatap muka).
Pembelajaran daring mulai dilaksanakan pada bulan Maret yang lalu dan
siswa telah melaksanakan ujian semester genap, ini berarti proses pembelajaran
telah berjalan selama beberapa bulan dan tentunya siswa sudah dapat melihat
perolehan belajar selama daring dilaksanakan. Pada saat wawancara peneliti
mencoba bertanya mengenai pencapaian nilai siswa.
74
Peneliti : Apakah dengan pembelajaran daring saat ini telah mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, seperti pencapaian KKM siswa?
Guru : “Ya sebenarnya sih kalau kita pikir-pikir ya mungkin kalau dari
awal-awal model pembelajaran daring semester genap kemarin itu
mungkin banyak yang tidak mencapai standar KKM ya karena itu
tadi, banyak masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa, mungkin
siswa tidak hadir pada saat pemberian tugas karena mereka juga
terbiasa dengan tatap muka, siswa kadang malas untuk mengerjakan
tugas yang diberikan guru yang bersangkutan kemudian masalah-
masalah lain seperti koutanya yang tidak ada, kemudian signalnya
yang bermasalah, bahkan HPnya, bahkan ada siswa yang tidak
mempunyai HP sama sekali terpaksa harus meminjam ke orang
tuanya”
Dari pernyataan guru diatas, maka ada kemungkinan nilai siswa pada
semester genap akan mengalami penurunan. Pertanyaan yang sama pun diberikan
kepada narasumber lainnya yang tidak lain siswa itu sendiri.
Peneliti : Apakah siswa merasa dapat mencapai KKM yang telah ditentukan
oleh guru?
Stefani : “Iya merasa kak, KKM nya untuk ekonomi 70 kak, karena ngerjain
tugasnya tu kan bisa liat buku, bisa liat langsung digoogle jadi
otomatis sudah tahu, jadi mudah”
Kamelia : “KKM untuk ekonomi 70, kalau ada tugas tu mudah soalnya bisa
nengok buku, google bisa juga tutor di youtube ”
75
Puput : “KKMnya untuk ekonomi 70 kak, saya merasa bisa mendapatkan
nilai yang melebihi KKM karena bisa nengok google, bisa nengok
buku, bisa tutor di youtube”
Berbeda dengan pendapat guru, para peserta didik terlihat sangat optimis
dapat memperoleh nilai melebihi standar KKM. Menurut beberapa siswi yang
menjadi narasumber, dengan adanya pembelajaran daring yang dapat dilakukan
dimana saja justru dapat mempermudah mereka dalam mengerjakan tugas dari
guru. Hal ini dikarenakan guru tidak dapat mengawasi siswa secara langsung
dalam proses ujian maupun ulangan sehingga peserta didik dapat dengan leluasa
untuk mencari jawaban soal dari berbagai sumber.
Adapun mengenai hasil belajar siswa kelas X IPS pada matapelajaran
ekonomi semester genap, peneliti menemukan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Nilai rapor siswa kelas X IPS matapelajaran ekonomi setelah
diadakannya pembelajaran daring beberapa bulan.
No. Kelas Jumlah
Siswa
Nilai Rata-Rata
KKM Pengetahuan Keterampilan
1. IPS 1 34 70 78,3 79,3
2. IPS 2 33 70 78,9 76,4
3. IPS 3 32 70 78 77
Sumber: guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur
Dari data hasil belajar siswa kelas X IPS pada semester genap ditemukan
bahwa nilai rata-rata siswa mengalami kenaikan dimana kelas X IPS 1 pada
semester ganjil memperoleh nilai rata-rata pengetahuan sebesar 74,6 dan nilai
keterampilan sebesar 81 sementara pada semester genap nilai rata-rata
pengetahuan siswa sebesar 78,3 dan nilai keterampilan turun diangka 79,3.
76
Selanjutnya kelas X IPS 2 diketahui pada semester ganjil memperoleh nilai rata-
rata pengetahuan sebesar 67,5 dan nilai keterampilan sebesar 73,5 sementara pada
semester genap diperoleh peningkatan nilai rata-rata pengetahuan sebesar 78,9
dan nilai keterampilan 76,4. Kemudian pada kelas X IPS 3 pada semester ganjil
diketahui memperoleh nilai rata-rata pengetahuan sebesar 72,8 dan nilai
keterampilan 77,9 sementara pada semester genap nilai rata-rata pengetahuan
siswa meningkat menjadi 78 untuk nilai pengetahuan dan nilai keterampilan turun
menjadi 77.
Dari perbandingan nilai rata-rata pada semester ganjil dan semester genap
diperoleh data bahwa dengan pembelajaran daring nilai rata-rata siswa disetiap
kelas mengalami peningkatan. Namun jika lebih diperhatikan lagi, pada nilai
semester genap ada beberapa siswa yang justru memperoleh nilai dibawah standar
KKM sementara pada semester ganjil nilai yang didapat melebihi KKM. Hal ini
berarti ada ketidak seimbangan nilai perolehan siswa mengingat permasalahan
yang dihadapai siswa dan guru dimana ada beberapa wilayah yang sulit terjangkau
jaringan, PLN yang terkadang mati dan jaringan terganggu, kuota yang harus
terpenuhi, handphone siswa yang terkadang error saat mengakses google dan
whatsapp. Pembelajaran daring memang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam
memperoleh informasi karena jika tidak, maka siswa akan tertinggal update tugas
baru dari guru. Tidak hanya siswa, guru juga dituntut untuk dapat lebih kreatif
dalam mengelola media pembelajaran daring dan dapat lebih memperhatikan
setiap siswa serta dapat mempermudah siswa dalam hal mengumpulkan tugas.
4.4 Pembahasan
77
Pembelajaran daring merupakan pendidikan formal yang diselenggarakan
oleh sekolah yang siswa dan guru berada dilokasi yang berbeda sehingga
memerlukan sistem komunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan
berbagai sumber daya yang dibutuhkan didalamnya. Pembelajaran ini dapat
diakukan dimana saja dan kapan saja tegantung pada ketersediaan alat pendukung
yang digunakan (Meidawati, dkk dalam Pohan, 2020: 2).
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang telah dilaksanakan di
SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur. Pada proses pembelajaran matapelajaran
ekonomi ini, diketahui guru dan siswa sepakat untuk menggunakan aplikasi
whatsaap dan fitur google form sebagai media pembelajaran daring untuk
membantu proses pembelajaran ekonomi. Adapun beberapa manfaat dari aplikasi
whatsaap yaitu dapat bertukar informasi dalam bentuk pesan teks, gambar, suara,
lokasi, video, hingga file dalam format pdf, doc, dan lainnya. Sementara fitur
google form dapat digunakan untuk membantu proses evaluasi dan penilaian
hingga absensi siswa.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti pada 8 September
dan 24 September 2020, diketahui bahwa dikarenakan adanya pandemi COVID-
19 dan intruksi dari dinas pendidikan maka pembelajaran tatap muka yang
biasanya dilakukan pada proses pembelajaran untuk sementara waktu diganti
menjadi pembelajaran daring yang mulai diberlakukan pada bulan Maret 2020.
Dengan diberlakukannya pembelajaran daring ini tentu guru
mengkhawatirkan masalah-masalah yang mungkin akan terjadi pada proses
pembelajaran yang akan dilakukan mengingat sebelumnya para siswa telah
terbiasa dengan pembelajaran tatap muka dan guru juga masih belum terbiasa
78
dengan pembelajaran menggunakan google form. Hal ini pun harus ditanggapi
serius dengan guru dan pihak sekolah dengan memberikan kebebasan para guru
untuk menggunakan media daring apa saja yang telah disepakati oleh guru dan
siswa agar proses pembelajaran dapat dilakukan semudah dan senyaman mungkin
untuk siswa dan guru.
Dari wawancara mengenai media daring, guru dan siswa sepakat untuk
menggunakan media aplikasi whatsapp dan google form yang dimana aplikasi
whatsapp digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa baik itu melalui group
kelas maupun secara pribadi. Penggunaan aplikasi ini dalam pembelajaran yaitu,
siswa akan diberikan tugas melalui perintah langsung dari guru yang biasanya
melalui group whatsapp yang telah ditentukan sebelumnya, baik itu berupa
tulisan, voice note, video pembelajaran maupun dalam bentuk gambar dan siswa
akan menjawab pertanyaan guru dengan cara mengirimkan jawaban sesuai
perintah yang telah di berikan oleh guru. Seperti pengumpulan tugas berupa
gambar, file pdf, maupun rekaman video. Aplikasi ini pun merupakan aplikasi
yang paling umum digunakan oleh masyarakat dan mudah untuk diakses sehingga
siswa tentunya sudah tidak asing dengan aplikasi tersebut.
Sementara google form digunakan untuk absensi, ulangan dan ujian semester.
Google form ini merupakan salah satu fitur yang disediakan oleh goole dan fitur
ini menjadi salah satu media daring yang digunakan pada mata pelajaran ekonomi
di SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur.
Namun fitur ini belum terbiasa digunakan oleh siswa dan guru sebelumnya
sehingga guru sedikit mengalami kendala untuk awal-awal penggunaan dan siswa
terkendala dengan kuota yang terbatas, signal yang kadang terganggu belum lagi
79
ada lokasi beberapa siswa yang masih kurang terjangkau jaringan hingga
handphone yang terkadang error karena kapasitas penyimpanan yang telah
memenuhi maksimum penggunaan.
Sehingga menurut guru ekonomi, ada banyak sekali keluhan siswa dalam
pembelajaran daring tersebut mengingat siswa hanya terbiasa dengan penggunaan
aplikasi whatsapp sehingga siswa masih harusbelajar lagi mengenai penggunaan
google form. Sementara menurut siswa, mereka kaget karena harus belajar secara
daring yang sebelumnya belum pernah mereka lakukan. Ditambah lagi mereka
harus mengeluarkan biaya untuk memenuhi penggunaan paket data selama daring.
Adapun mengenai kendala yang dihadapi guru dan siswa seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa ada beberapa masalah yang terjadi pada
pembelajaran ekonomi secara daring tersebut. Peserta didik yang bersekolah di
SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur ini terbagi atastiga lokasi yang berbeda
yaitu terdapat dari wilayah Kampung Laut, Teluk Majelis dan Kampung Singkep.
Jika mengenai jaringan maka wilayah Kampung Singkep menjadi wilayah yang
bisa dikatakan cukup sulit terjangkau jaringan karena lokasi ini belum terdapat
tower jaringan apapun.
Tidak hanya mengenai jaringan, siswa dan guru juga terkendala dengan daya
listrik yang terkadang mati sehingga jaringan terganggu dan kuota internet yang
bisa terbilang mahal. Pada awal-awal penggunaan daring menurut siswa, mereka
diberikan bantuan pulsa sebesar Rp. 25.000 namun hanya sekali saja dan itu pun
belum memenuhi kebutuhan paket data internet siswa. Namun akhir-akhir ini,
pemerintah kembali memberikan bantuan paket data internet kepada siswa sebesar
80
35 giga byte yang terbagi dalam 30 giga kouta khusus belajar dan 5 giga kouta
untuk internet biasa sehingga siswa akan lebih terbantu.
Adapun mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X
IPS semester genap diketahui bahwa dengan nilai rata-rata siswa IPS kelas X
meningkat dengan menggunakan media daring di bandingkan pada semester ganjil
sebelumnya. Namun seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa ada beberapa
siswa yang sebelumnya memperoleh nilai melebihi standar KKM dan setelah
diberlakukannya pembelajaran daring justru memperoleh nilai dibawah standar
KKM.
81
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari pengumpulan data yang
menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu mengenai keefektifan pembelajaran
daring (studi kasus hasil belajar mata pelajaran ekonomi kelas X IPS SMA Negeri
9 Kuala Jambi tahun 2019/2020) yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka
dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari hasil belajar nilai rata-rata mata
pelajaran ekonomi siswa kelas X IPS pada pembelajaran daring semester genap
2019/2020 maka dapat dikatakan pembelajaran daring tersebut telah efektif karena
dari data yang diperoleh jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas X IPS
pada semester ganjil maka perolehan hasil belajar siswa pada semester genap ini
mengalami peningkatan. Sementara mengenai media daring yang digunakan yaitu
aplikasi whatsapp dan google form sudah sangat membantu mempermudah guru
dan siswa dalam proses pembelajaran.
Namun jika dilihat dari berbagai masalah yang dihadapi maka dapat
dikatakan bahwa pembelajaran daring tersebut masih kurang efektif dan masih
harus terus ditingkatkan dan diperhatikan lagi baik itu dari guru maupun dari
siswa. Seperti yang diharapkan guru mata pelajaran ekonomi bahwa tidak hanya
whatsapp tapi diharapkan untuk kedepannya guru telah menggunakan zoom
meeting, google classroom, bahkan jika bisa menggunakan E-learning agar
pengetahuan guru dan siswa mengenai media pembelajaran daring dapat terus
bertambah.
82
5.2 Implikasi
Penelitian ini dapat berguna untuk menambah informasi guru dalam
mengembangkan media pembelajaran daring lainnya. Hal ini juga dapat menjadi
masukan dan saran bagi guru dan siswa yang akan datang dalam penggunaan
media daring khususnya aplikasi whatsapp dan goggle form.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian yang berjudul keefektifan
pembelajaran daring (studi kasus hasil belajar mata pelajaran ekonomi kelas X
IPS SMA Negeri 9 Kuala Jambi tahun 2019/2020), maka penulis mengajukan
saran sebagai berikut:
1. Perlunya guru untuk terus meningkatkan kompetensi TIK sehingga guru dapat
memanfaatkan aplikasi-aplikasi dan fitur-fitur belajar google dalam proses
pembelajaran.
2. Perlunya jadwal belajar yang akurat dan harus di ketahui oleh semua siswa
sehingga siswa dapat melakukan persiapan sebelumnya.
3. Perlunya siswa untuk memperhatikan lebih serius mengenai pembelajaran
sehingga siswa tidak tertinggal update terbaru mengenai absensi maupun
tugas yang diberikan guru.
4. Perlunya dibangun motivasi siswa untuk belajar daring dikarenakan guru tidak
dapat membimbing siswa secara langsung sehingga siswa harus belajar secara
mandiri.
5. Untuk calon peneliti selanjutnya jika meneliti dengan tema yang sama
hendaknya lebih tekun dan bersabar pada saat pengumpulan data, agar data
yang diperoleh dapat menjawab apa yang menjadi fokus penelitian, peneliti
83
berharap agar penelitian dapat bermanfaat bagi untuk berbagai pihak dan
dapat menjadi tolak ukur penelitian selanjutnya agar lebih baik lagi karena
dalam penelitian ini tentunya masih banyak kekurangan.
84
DAFTAR RUJUKAN
Ananda, Rusydi, Muhammad Fadhli. 2018. Statistik Pendidikan (Teori dan
Praktik Dalam Pendidikan). Medan: CV. Widya Puspita
Arsyad, Azhar. R. 2014. Media pembelajaran.Jakarta: Rajawali Pers.
Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA
Baharuddin, & Esa Nur Wahyuni. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Chabibie, M. Hasan, Wildan Hakim. 2016. Pengaruh Penerimaan Teknologi
dengan Kebergunaan Web: Studi Kasus Portal Rumah Belajar
Kemendikbud. ULTIMACOMM. 8 (1): 37-59
Dahar, Ratna Willis. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta:
Erlangga.
Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Emzir. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta:
Rajawali Pers
Enterprice, Jubilee. 2012. Chatting Tanpa Batas Menggunakan Whatsapp.
Jakarta: PT. Elex Media Komputido Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI
Handayani, Suci. 2019. Buku Model Pembelajaran Speaking Tipe STAD yang
Interaktif Fun Game Berbasis Karakter Cooperative Learning. Ponorogo:
Uwais Inspiasi Indonesia
Husamah, Yuni Pantiwati, Arina Restian, & Puji Sumarsono. 2018. Belajar dan
Pembelajaran. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Joenaidy, Abdul Muis. 2019. Konsep dan Strategi Pembelajaran di Era Revolusi
Industri 40. Yogyakarta: Laksana
Khairinal. 2016. Menyusun Proposal, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jambi: Salim
Media Indonesia (Anggota IKAPI).
Kuntarto, Eko. 2017. Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan
Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Journal Indonesian Language
Education and Literature. 3(1): 99-110
Lubis, Reza Noprial. 2019. 3 Aplikasi Guru Milenial: Menggapai Guru Masa
Depan. Reza Nopprial Lubis
Makki, M. Ismail, Aflahah. 2019. Konsep Dasar Belajar dan Pembelajaran.
Pamekasan: Duta Media Publishing
Maksum, Agus. 2020. Keefektifan Penerapan Kurikulum Terpadu Pada Pondok
Pesantren Modern. Cirebon: CV. Syntax Corporation Indonesia
85
Maryono, Y, B. Patmi Istiana. 2008. Teknologi Informasi dan komunikasi.
Bandung: Quadra
Mirdanda, Arsyi. 2018. Motivasi Berprestasi & Disiplin Peserta Didik Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar. Kalimantan Barat: Yudha English
Gallery
Moleong, Lexy J. 2014. Metodoli Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulatsih, Bekti. 2020. Penerapan Aplikasi Google Classroom, Google Form, dan
Qiizizz Dalam Pembelajaran Kimia di Masa Pandemi COVID-19
Nurhalimah, Siti, dkk. 2019. Media Sosial dan Masyarakat Pesisir: Refleksi
Pemikiran Mahasiswa Bidikmisi. Yogyakarta: CV. Budi Utama
Nurmahmudah, Endah, Rissa Nuryuniarti. 2019. Otak Atik Google- Forms Untuk
Pembuatan Kuesioner dan Quiz. Jawa Barat: EDU PUBLISHER
Nurochim. 2013. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
O Mandagi, Mieke, I Nyoman Sudana Degeng. 2019. Model dan Rancangan
Pembelajaran. Malang: CV. Seribu Bintang
Pohan, Albert Efendi. 2020. Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan
Ilmiah. Purwodadi: CV Sarnu Untung
Prawiradilaga, Dewi Salma, Diana Ariani, dan HIlman Handoko. 2013. Mozaik
Teknologi Pendidikan E-Learnig. Jakarta: KENCANA
Rahartri. 2019. “Whatsapp” Media Komunikasi Efektif Masa Kini (Studi Kasus
Pada Layanan Jasa Informasi Ilmiah di Kawasan Puspiptek). Visi Pustaka.
21(2): 148
Rochmawati, Laila, Fatmawati, Meita Maharani Sukma. 2020. Faktor Pendukung
Motivasi Taruna Pada Pembelajaran Avitation English Melalui E-
Learning. Jawa Tengah: Pustaka Rumah Cinta
Rosyidi, Suherman. 2011. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori
Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Syahputra, Edi. 2020. Snowbal Throwing Tingkatan Minat dan Hasil Belajar.
Suka Bumi: Haura Publishing
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sanjaya, Ridwan. 2020. 21 Refleksi Pembelajaran Daring di Masa Darurat.
Semarang: Unversitas katolik Soegijapranata
Sanjaya, Wina. 2014. Media Komunikasi Pembelajaran. 2014: KENCANA
86
Santoso, B. Harry, Fadly Adrian, Panca O. Hadi Putra. 2020. Mengemas Materi
Online Learning. Yogyakarta: Andi
Satori, Djam’an, Aan Komariah. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Sinar. 2018. Metode Active Learnig. Sleman: CV Budi Utama
Sudaryo, Yoyo, Nunung Ayu Sofiati, Adam Medidjati, Ana Hadiana. 2019.
Metode Penelitian Survei Online dengan Google Forms. Yogyakarta:
ANDI
Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sumarsono, Puji, Siti Inganah, Daroe Iswatiningsih, Husamah. 2020. Belajar dan
Pembelajaran di Era Milenial. 2020: Universitas Muhammadiyah Malang
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Thobroni. M. 2015. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Arruz Media
Triyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Ombak
Wahyuningsih, Endang Sri. 2020. Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya
Peningkatan Keaktifan danHasil Belajar. Sleman: CV Budi Utama
Yulhendri. dan Syofyan, Rita. 2016. Pendidikan Ekonomi untuk Sekolah
Menengah Perencanaan, Strategi, dan Materi Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
87
88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
89
Lampiran 1
SURAT EDARAN PEMERINTAH NO. 4 TAHUN 2020
90
91
92
Lampiran 2
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
No. Indikator Sub Indikator No Item Soal
1 Perencanaan
pembelajaran daring
1) Awal mula penggunaan
media daring
2) Penetapan penggunaan
media daring
1, 2, 3, 4
2 Penggunaan media
daring
3) Guru dan siswa mendalami
penggunaan media daring
4) Kemudahan dan
kenyamanan dalam
penggunaan media daring
5) Kendala dalam penggunaan
media daring
5, 6, 7, 8, 9,
10, 12, 13,
14, 15
3 Hasil belajar siswa 6) Pencapaian tujuan
pembelajaran
11
93
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Bapak M. Ridwan, S.E., M.Pd
Jabatan : Wakil KEPSEK Bid. Kurikulum dan Guru Mata Pelajaran
Ekonomi
Tempat : Kantor Guru SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur
Waktu : Selasa 08 September 2020 Pukul 11.26 – 11.41
Rosmita :Sudah berapa lama Bapak menggunakan media daring dalam
proses pembelajaran?
Bapak Ridwan : “Dalam setahun ini dikarenakan adanya COVID-19 ini dan
sesuai dengan instruksi dari SKB 4 Mentri dan dinas pendidikan
bahwa pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran
daring yang dimulai dari bulan Maret sebenarnya kemarin dimuali
dari sekitar tanggal 16 namun karena ada masa libur akibat virus
ini, tetapi bersamaan dengan itu siswa kelas X diliburkan karena
siswa kelas XII sedang ujian setelah itu baru dilaksanakan
pembelajaran daring yang dimana siswa kelas X hanya diberikan
tugas pada saat itu, tapi belum ada perintah untuk memberikan
pembelajaran daring baru sekitar bulan Maret baru ada perintah
untuk mengadakan pembelajaran daring”
94
Rosmita : Bagaimana tanggapan Bapak saat pertama kali mengetahui
pemerintah menganjurkan untuk siswa belajar dari rumah?
Bapak Ridwan : “Sebenarnya kalau dilihat banyak sekali mungkin masalah yang
dihadapi oleh guru-guru bukan saja untuk guru ekonomi apalagi
banyak sekali model pembelajaran-pembelajaran yang selama ini
dilaksanakan tatap muka harus dilaksanakan pembelajaran
daring, guru tidak mengerti kalau guru biasanya mengerti hanya
menggunakan WA (whatsapp) yang terbiasa hanya tapi kalau
seperti Classroom, Google from belum terbiasa ya walaupun
masih harus belajar dari awal”
Rosmita :Apakah dari pihak sekolah telah menetapkan penggunaan daring
yang efektif untuk siswa dan guru?
Bapak Ridwan : “Sekolah tidak melakukan rapat atau sejenisnya namun
diserahkan kepada masing-masing guru apakah mereka
menggunakan model pembelajaran seperti WA kemudian ada juga
yang kebetulan menggunakan Classroom, Zoom, dan bahkan ada
yang menggunakan Google form seseuai dengan kemampuan
masing-masing guru”
Rosmita : Bagaimana Bapak menentukan media daring apa saja yang akan
diterapkan?
Bapak Ridwan : “Kalau untuk pembelajaran daring kemarin Bapak kebetulan
hanya menggunakan WA untuk ekonomi kemudian sambil belajar
Bapak juga untuk ulangan harian kemudian ulangan semester
95
sudah bisa menggunakan Google form untuk sementara hanya itu
dulu yang sesuai dengan kemampuan yang Bapak miliki”
Rosmita : Apakah Bapak sebelumnya mempelajari lebih mendalam tentang
aplikasi whatsapp dan google form?
Bapak Ridwan : “Sebenarnya tidak ya kalau yang kita tahu kan hanya WA yang
selama ini karena sesuai dengan dimana biasanya orang
menggunakan WA untuk pesan segala macam tetapi model
pembelajaran lain dan media-media pembelajaran lain memang
belum terbiasa dan memang tidak diajarkan pada saat itu hanya
belajar otodidak dan hanya belajar sama teman mungkin yang
lebih paham dan mengerti dari model-model pembelajaran
tersebut”
Rosmita : Bagaimana menurut Bapak mengenai kemudahan akses terhadap
media daring yang digunakan?
Bapak Ridwan : “(Whatsapp dan Google form) kalau untuk mengakses paling
mudah digunakan ya Whatsapp karena apalagi kita dibuat group
siswa karena lebih mudah tetapi kalau yang menggunakan Google
form ya mungkin agak kesulitan pertama mungkin faktor kuota
segala macam bagi anak kemudian bahkan ada anak juga yang
tidak punya HP harus minjam ke orang tuanya itu beberapa yang
harus kita pertimbangkan tetapi yang paling mudah biasanya
menggunakan WA lah yang paling umum digunakan”
Rosmita : Bagaimana menurut Bapak respon yang diberikan oleh siswa
mengenai penyampaian materi atau tugas yang diberikan?
96
Bapak Ridwan : “Selama ini memang banyak keluhan sekali dari siswa terutama
karena dia memang terbiasa dengan tatap muka belajar dikelas
tiba-tiba mereka harus belajar menggunakan daring dengan
berbagai media-media yang belum mereka kenal yang mereka
kenal mungkin hanya sebatas WA itu mungkin bagi guru
memberikan tugas segala macam memberikan tugas masih bisa
tetapi kalau menggunakan yang lain seperti Google form, Google
Classroom mungkin mereka juga harus belajar lagi seperti siswa
yang lainnya”
Rosmita :Apakah Bapak dapat melakukan chat secara personal kepada
siswa?
Bapak Ridwan : “Tentu saja bisa, selama ini juga misalnya kita memberi tugas
kepada siswa ya siswa langsung chat keguru yang bersangkutan,
apakah tugasnya sudah dinilai atau bahkan mungkin ada yang
bertanya langsung tugas yang selanjutnya atau yang tidak
dimengerti bisa langsung ke guru yang bersangkutan”
Rosmita : Apakah Bapak mengalami kendala mengenai kecepatan dalam
menyampaikan informasi kepada siswa?
Bapak Ridwan : “Banyak sekali kendala masalah yang dihadapi terutama
ditempat kita ini, karena kondisi signal termasuk lampu yang
kadang mati, kalau lampu mati kalau jaringan seperti M3 yang
banyak dipakai siswa yang lebih murah ya biasanya ikut mati
mungkin kesusahan untuk menggunakan seperi Google Form
kemudian model Zoom ya termasuk juga masalahnya kuota bagi
97
anak karena waktu pembelajaran daring awal tidak ada bantuan
dari sekolah ya”
Rosmita : Apakah Bapak memerlukan media lain untuk membantu
menyampaikan pelajaran atau hanya cukup dengan penggunaan
aplikasi Whatsapp dan Google Form saja?
Bapak Ridwan : “Kalau bagi Bapak, kalau untuk sementara ini WA cukup
membantu kemudian WA hanya untuk memberikan tugas kepada
siswa kemudian untuk latihan, tugas, ulangan, segala macam bisa
kita menggunakan Google Form tetapi kalau kedepannya Bapak
juga berharap media-media yang lain juga kita tambahkan
dimodel pembelajaran daring apabila pembelajaran daring ini
tetap dilanjutkan sampai Desember karena pengetahuan anak
inikan mungkin hanya dua (WhatsApp dan Google Form) itu saja
yang mereka pahami tapi kalau kita berikan dengan model-model
yang seperti model Zoom Meeting kemudian Classroom ya mereka
juga dapat tambahan dari model-model pembelajaran yang
lainnya”
Rosmita : Apakah dengan pembelajaran daring saat ini telah mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, seperti pencapaian
KKM siswa?
Bapak Ridwan : “Ya sebenarnya sih kalau kita pikir-pikir ya mungkin kalau dari
awal-awal model pembelajaran daring semester genap kemarin itu
mungkin banyak yang tidak mencapai standar KKM ya karena itu
tadi, banyak masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa, mungkin
98
siswa tidak hadir pada saat pemberian tugas karena mereka juga
terbiasa dengan tatap muka, siswa kadang malas untuk
mengerjakan tugas yang diberikan guru yang bersangkutan
kemudian masalah-masalah lain seperti koutanya yang tidak ada,
kemudian signalnya yang bermasalah, bahkan HPnya, bahkan ada
siswa yang tidak mempunyai HP sama sekali terpaksa harus
meminjam ke orang tuanya”
Rosmita : Apakah Bapak merasa nyaman dengan penggunaan pembelajaran
daring saat ini?
Bapak Ridwan : “Kalau ditanya nyaman yo terkadang ado nyamannya, tidak
harus pergi kesekolah tatap muka tetapi kalau merasa tidak
nyamannya terkadang juga ada dan juga tidak merasa nyamannya
seperti kalau kita kasih tugas kepada siswa yang seharusnya kalau
pada saat ulangan itu terkadang 95% yang hadir mengikuti
ulangan yang sisanya mungkin melaksanakan remedial tetapi pada
pembelajaran daring mungkin hanya ada pada saat ulangan
pertama hanya ada 10 siswa yang mengerjakan nanti itu pun
dilakukan secara bertahap supaya siswa yang lain juga
mendapatkan nilai yang sama, ya tidak sesempurna pada saat
pembelajaran tatap muka”
Rosmita : Bagaimana tanggapan Bapak mengenai pemanfaatan daring saat
ini?
Bapak Ridwan : “Ya cukup memuaskan untuk pemanfaatan daring untuk
pembelajaran-pembelajaran saat ini seperti penggunaan-
99
penggunaan internet kemudian manfaatnya bagi siswa yang tidak
terbiasa mungkin dengan menggunakan model-model
pembelajaran atau tidak, mungkin bahkan tidak pernah sama
sekali buka WA itu bagi dia penting ya apalagi kalau dikurikulum
2013 kita mengenal yang namanya literasi. Literasi diberikan
kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai jadi siswa diberi
kesempatan untuk membaca buku sebelum kita melaksanakan
pembelajaran kalau ditatap muka dulu memang waktunya yang
terbatas tapi kalau dipembelajaran daring banyak kesempatan
siswa untuk membuka, mengakses bacaan-bacaan yang lain selain
yang kita pelajari disekolah”
Rosmita : Apakah Bapak mengalami kendala pada penggunaan aplikasi
WhatsApp dalam menyampaikann pembelajaran pada siswa?
Bapak Ridwan : “Kalau untuk WhatsApp untuk sementara ini tidak ada, ya
mungkin terbiasa beberapa tahun ini kita menggunakan WhatsApp
tidak begitu banyak kendala yang dihadapi”
Rosmita : Apakah Bapak mengalami kendala pada penggunaan Google
Form dalam menyampaikan tugas maupun ujian pada siswa?
Bapak Ridwan : “Iya betul ya, kalau bagi Bapak untuk mengajar ekonomi,
kendalanya itu waktu diawal-awal saja dalam hal pembuatan
Google Form bagaimana memberikan tugas anak dengan Google
Form yang dibuat, cara pembuatannya, kemudian cara
memberikan ke anak, cara menjawab, cara membuat absen segala
macam itu mungkin belum terbiasa tetapi karena ada atas
100
bimbingan beberapa guru yang mengerti dengan aplikasi tersebut
hal tersebut bisa diatasi dengan baik”
Rosmita : Pesan dan Kesan Bapak mengenai pembelajaran daring saat ini
Bapak Ridwan : “Kalau bagi Bapak sendiri ditingkatkan saja (pembelajaran
daring) model yang kita selama ini umum yang kita gunakan,
banyak guru yang menggunakan WA kalau bisa menggunakan
model-model pembelajaran lainnya seperti menggunakan Zoom
Meeting kemudian Classroom kalau perlu menggunakan seperti E-
Learning agar pengetahuan siswa dan gurunya juga meningkat itu
saran Bapak. Kemudian harapan Bapak dan kepada siswa
semuanya terutama yang berada dipelosok seperti dikecamatan
Kuala Jambi yang untuk internet terkadang tidak stabil, signal
yang lemah segala macam, ya inginnya mereka tatap muka saja
sebenarnya, tapi karena kondisi yang memang seperti ini, mau
tidak mau ya kita juga harus mematuhi bahwa pembelajaran kita
ya pembelajaran daring”
101
Narasumber : Stefani Valiza Safitri
Kelas : X IPS 1
Peringkat : 1 dari 35 siswa
Tempat Tinggal : Teluk Majelis
Lokasi Wawancara : Kafe Kite Kampung Laut
Waktu : Kamis 24 September 2020 Pukul 11.53 – 12.04
Rosmita : Apakah siswa sebelumnya mengetahui apa itu pembelajaran
daring?
Stefani : “Sudah kak, pembelajaran dalam jaringan”
Rosmita : Sudah berapa lama menggunakan media pembelajaran daring
dalam proses pembelajaran?
Stefani : “Sudah mulai dari bulan Maret 2020”
Rosmita : Bagaimana tanggapan siswa saat pertama kali mengetahui
pemerintah menganjurkan untuk siswa belajar dari rumah?
Stefani : “Awalnya tu kaget, tidak menyangka tiba-tiba disuruh libur gitu
disuruh belajar dari rumah”
Rosmita : Apakah dari pihak sekolah telah menetapkan penggunaan daring
yang efektif untuk siswa dan guru?
Stefani : “Awal mulanya tu baru guru yang netapkan belajarnya lewat
aplikasi whatsapp dengan google form ”
Rosmita : Apakah ada pembicaraan antara guru dan siswa dalam
menentukan media daring apa saja yang akan diterapkan?
102
Stefani : “Sebelumnya tidak ada dikasih tau jadi guru langsung kasih
tugas digroup kelas”
Rosmita : Apakah siswa sebelumnya mempelajari lebih mendalam tentang
aplikasi whatsapp dan google form?
Stefani : “Sebelumnya tidak ada, jadi cuma di kasih link dari guru”
Rosmita : Bagaimana menurut siswa mengenai kemudahan akses terhadap
media daring yang digunakan?
Stefani : “Kemudahannya, ya sebelumnya tu belajar lebih mudah, kalo
dikasih tugas lebih mudah mencarinya kan sebelumnya bisa cari
google, dibuku, diyoutube juga, kalau akses diteluk majelis
tergantung juga lah kalo mati lampu sulit sinyal”
Rosmita : Apakah siswa merasa termotivasi untuk belajar sejak penggunaan
pembelajaran daring tersebut?
Stefani : “Termotivasi kak pertama-tamanya”
Rosmita : Apakah siswa dapat melakukan chat secara personal kepada
guru?
Stefani : “Bisa kak, kalau ngumpulkan tugas lewat WA pribadi guru bae,
dak bisa nemuin gurunya soalnya ”
Rosmita : Apakah siswa mengalami kendala mengenai kecepatan dalam
mendapatkan informasi?
Stefani : “Kendalanya dulu sering itu kalo nentuin pembelajarannya tu
kadang tiba-tiba gitu, kalo pas jam HP di cas kan gitu guru tu
kadang langsung kasih absen jadi kadang terlambat, belum dikasih
jadwal”
103
Rosmita : Apakah siswa memerlukan media lain untuk membantu
memperoleh pelajaran atau hanya cukup dengan penggunaan
aplikasi whatsapp dan google form saja?
Stefani : “Dengan aplikasi google lain juga dengan youtube kalo untuk
mencari cara-cara gitu kak kalo google class room sebelumnya
belum dikasih tau jadi belum tau”
Rosmita : Apakah siswa merasa dapat mencapai KKM yang telah
ditentukan oleh guru?
Stefani : “Iya merasa kak, KKM nya untuk ekonomi 70 kak, karena
ngerjain tugasnya tu kan bisa liat buku, bisa liat langsung
digoogle jadi otomatis sudah tahu, jadi mudah”
Rosmita : Apakah siswa merasa nyaman dengan penggunaan pembelajaran
daring saat ini?
Stefani : “Sebenarnya awal-awal mula nyaman tapi lama-lama dak
nyaman juga karena tidak bisa langsung guru tu menjelaskan jadi
harus mencari sendiri materinya”
Rosmita : Bagaimana tanggapan siswa mengenai pemanfaatan daring saat
ini?
Stefani : “Tanggapannya, bermanfaat juga lah jadi lebih banyak diam
dirumah juga, lebih harus banyak mandiri cari materi sendiri”
Rosmita : Apakah siswa mengalami kendala pada penggunaan aplikasi
whatsapp dalam memperoleh tugas maupun materi dari guru?
Stefani : “Kendalanya ada, kadang tu penyimpanan habis RAM nya kan
sedikit jadi whatsapp tu jadi susah dibuka ”
104
Rosmita : Apakah siswa mengalami kendala pada penggunaan google form
dalam proses ujian?
Stefani : “Ada kak, kalo google kadang pas mau masuk ke link tu tiba-tiba
error langsung kembali jadi kalo nak ujian, absen tu kadang
terlambat, kalo sinyal biasanya mudahlah cuma kalo sudah mati
lampu tu hilang sinyal telkomsel, ambil paketnya yang 15 giga
75.000 sebulan jadi harus kumpulkan duit dulu kalau di Teluk
Majelis dak ada warnet di google form juga kadang dibukunya
benar tapi di google formnya salah”
Rosmita : Apakah ada perbedaan pembelajaran ekonomi pada saat tatap
muka dengan pada saat daring?
Stefani : “Perbedaannya kalo pembelajaran ekonomi tatap muka kan lebih
jelas, materinya langsung dijelasin sama guru jadi lebih tahu, kalo
pembelajaran daring ni sulit, kita harus cari materi sendiri lagi
pun guru tidak ada menjelaskan langsung tapi kalo daring ni
dipermudah sama guru biasanya dikasih waktu seminggu untuk
mengumpulkan tugas”.
105
Narasumber : Kamelia
Kelas : X IPS 1
Peringkat : 3 dari 35 siswa
Tempat Tinggal : Teluk Majelis
Lokasi Wawancara : Kafe Kite Kampung Laut
Waktu : Kamis 24 September 2020 Pukul 12.05 – 12.15
Rosmita : Apakah siswa sebelumnya mengetahui apa itu pembelajaran
daring?
Kamelia : “Sudah kak, pembelajaran dalam jaringan”
Rosmita : Sudah berapa lama menggunakan media pembelajaran daring
dalam proses pembelajaran?
Kamelia : “Dari bulan 3 sampai sekarang”
Rosmita : Bagaimana tanggapan siswa saat pertama kali mengetahui
pemerintah menganjurkan untuk siswa belajar dari rumah?
Kamelia : “Kaget, terkejut karena mengetahui harus belajar daring harus
mengeluarkan banyak biaya, saya pakai jaringan telkomsel dengan
pulsa 40.000 dapat 6 giga kadang 2 minggu berarti kalo sebulan
80.000”
Rosmita : Apakah dari pihak sekolah telah menetapkan penggunaan daring
yang efektif untuk siswa dan guru?
Kamelia : “Iya kak dikasih tau sama guru lewat group kelas
permatapelajaran yang dikelola dengan wali kelas dan ketua
kelas”
106
Rosmita : Apakah ada pembicaraan antara guru dan siswa dalam
menentukan media daring apa saja yang akan diterapkan?
Kamelia : “Sebelumnya tidak ada dikasih tau jadi guru langsung kasih
tugas digroup kelas”
Rosmita : Apakah siswa sebelumnya mempelajari lebih mendalam tentang
aplikasi whatsapp dan google form?
Kamelia : “Sebelumnya kalau google form saya tidak tahu tapi kalau
whatsapp sudah biasa”
Rosmita : Bagaimana menurut siswa mengenai kemudahan akses terhadap
media daring yang digunakan?
Kamelia : “saya dari Teluk Majelis kalau sinyal bagus tapi kadang
penyimpanannya yang penuh”
Rosmita : Apakah siswa merasa termotivasi untuk belajar sejak penggunaan
pembelajaran daring tersebut?
Kamelia : “Ada iya dan ada tidaknya, kalau semangatnya karena bisa lihat
buku kalau disekolahkan payah gitu kalau tidak semangatnya tu
kadang tidak mengerti, gurukan tidak menjelaskan, kuota juga
mahal belinya pun kadang pakai duit sendiri hasil kerja kocek
pinang kadang pakai duit orang tua”
Rosmita : Apakah siswa dapat melakukan chat secara personal kepada
guru?
Kamelia : “Bisa kak, kalau ngumpulkan tugas lewat WA kirim ke guru, chat
pribadi”
107
Rosmita : Apakah siswa mengalami kendala mengenai kecepatan dalam
mendapatkan informasi?
Kamelia : “Kalau kecepatan tu tidak karena sinyalnya bagus tapi kadang
kalau absen sering terlambat karena tidak buka HP ”
Rosmita : Apakah siswa memerlukan media lain untuk membantu
memperoleh pelajaran atau hanya cukup dengan penggunaan
aplikasi whatsapp dan google form saja?
Kamelia : “Cukup dengan whatsapp dan google form saja ”
Rosmita : Apakah siswa merasa dapat mencapai KKM yang telah
ditentukan oleh guru?
Kamelia : “KKM untuk ekonomi 70, kalau ada tugas tu mudah soalnya bisa
nengok buku, google bisa juga tutor di youtube ”
Rosmita : Apakah siswa merasa nyaman dengan penggunaan pembelajaran
daring saat ini?
Kamelia : “Lebih nyaman kalau tatap muka karena bisa dijelaskan
langsung ”
Rosmita : Bagaimana tanggapan siswa mengenai pemanfaatan daring saat
ini?
Kamelia : “Daring sangat bermanfaat karena kan musim pandemi ni dak
bisa tatap muka”
Rosmita : Apakah siswa mengalami kendala pada penggunaan aplikasi
whatsapp dalam memperoleh tugas maupun materi dari guru?
Kamelia : “Kendalanya ada, kadang tu kembali langsung (error) ”
108
Rosmita : Apakah siswa mengalami kendala pada penggunaan google form
dalam proses ujian?
Kamelia : “Ada kak, kadang tu error juga, susah masuknya (mengaksesnya)
tapi kalau mau kumpulin tugas tu dikasih perpanjang waktu”
Rosmita : Kendala pembelajaran daring menurut siswa?
Kamelia : “Harus mengeluarkan modal, jarang bertemu kawan sekolah,
pelajaran kadang juga tidak mengerti juga cuma enaknya karena
bisa lihat google jadi nilai bisa naik tapi kalau google ni kadang
betul kadang tidak juga”
Rosmita : Apakah ada perbedaan pembelajaran ekonomi pada saat tatap
muka dengan pada saat daring?
Kamelia : “Perbedaannya kalo tatap muka kan bisa dijelaskan sama guru
secara langsung kalau daring ni kan cuma difoto buku terus
langsung disuruh meringkas buku pun kadang belum dapat kalau
mau ambil buku harus kesekolah juga”
109
Narasumber : Puput Ratna Sari
Kelas : X IPS 2
Peringkat : 24 dari 33 siswa
Tempat Tinggal : Kampung Singkep (Sungai Cambang)
Lokasi Wawancara : Kafe Kite Kampung Laut
Waktu : Kamis 24 September 2020 Pukul 11.43 – 11.53
Rosmita : Sudah berapa lama menggunakan media pembelajaran daring
dalam proses pembelajaran?
Puput : “sudah sejak bulan Maret”
Rosmita : Bagaimana tanggapan siswa saat pertama kali mengetahui
pemerintah menganjurkan untuk siswa belajar dari rumah?
Puput : “Kaget pertamanya kak, karenakan kita dak tau sebelumnya
pembelajaran daring itu apa”
Rosmita : Apakah dari pihak sekolah telah menetapkan penggunaan daring
yang efektif untuk siswa dan guru?
Puput : “Efektif kak, kami menggunakan media daring whatsapp dan
google form”
Rosmita : Apakah ada pembicaraan antara guru dan siswa dalam
menentukan media daring apa saja yang akan diterapkan?
Puput : “Sudah ada kak”
Rosmita : Apakah siswa sebelumnya mempelajari lebih mendalam tentang
aplikasi whatsapp dan google form?
110
Puput : “Kalo whatsapp sudah kak (mereka telah sebelumnya telah
memahami tentang aplikasi whatsapp) kalau google form belum
pernah, kami hanya diberikan link melalui group whatsapp”
Rosmita : Bagaimana menurut siswa mengenai kemudahan akses terhadap
media daring yang digunakan?
Puput : “Sinyalnya kak yang susah karena saya berada di daerah sungai
cambang”
Rosmita : Apakah siswa merasa termotivasi untuk belajar sejak penggunaan
pembelajaran daring tersebut?
Puput : “Termotivasi kak tapi kadang senang kadang idak kak,
senangnya tu matapelajarannya mudah kadang susah juga, kalo
dak senangnya tu kadang sinyalnya susah kak, kuota juga mahal
apalagi kalau pakai telkomsel, biasanya beli 4 giga harganya
45.000 habisnya cuma sebulan kak kadang dak nyampe. Pernah
juga dikasih pulsa 25.000 sama sekolah tapi cuma sekali, dak
cukup beli paket ”
Rosmita : Apakah siswa dapat melakukan chat secara personal kepada
guru?
Puput : “Bisa kak, contohnya kalau ngumpulkan tugas cuma kalo belajar
ekonomi ni susah kak soalnya dak paham”
Rosmita : Apakah siswa mengalami kendala mengenai kecepatan dalam
mendapatkan informasi?
Puput : “Sinyal susah, kalo mati lampu sinyal susah, kuota juga susah”
111
Rosmita : Apakah siswa memerlukan media lain untuk membantu
memperoleh pelajaran atau hanya cukup dengan penggunaan
aplikasi whatsapp dan google form saja?
Puput : “Iya kami memerlukan aplikasi lain seperti google class room”
Rosmita : Apakah siswa merasa dapat mencapai KKM yang telah
ditentukan oleh guru?
Puput : “KKMnya untuk ekonomi 70 kak, saya merasa bisa mendapatkan
nilai yang melebihi KKM karena bisa nengok google, bisa nengok
buku, bisa tutor di youtube”
Rosmita : Apakah siswa merasa nyaman dengan penggunaan pembelajaran
daring saat ini?
Puput : “Tidak nyaman kak, kadang susah juga kalo daring kak, kalo dak
ada buku harus minjam dulu ke perpus, kalo sinyal susah gitu,
kumpulkan tugas ke guru terlambat, cuma diberi kemudahan lah
sama guru”
Rosmita : Bagaimana tanggapan siswa mengenai pemanfaatan daring saat
ini?
Puput : “Manfaatnya tu bisa mempermudah kita dalam pembelajaran”
Rosmita : Apakah siswa mengalami kendala pada penggunaan aplikasi
whatsapp dalam memperoleh tugas maupun materi dari guru?
Puput : “Ada kak, waktu memori habis kalo nak buka WA tu susah, kuota
susah, sinyal susah”
Rosmita : Apakah siswa mengalami kendala pada penggunaan google form
dalam proses ujian?
112
Puput : “Ada kak, kadang-kadang error, sinyal juga susah”
Rosmita : Apakah siswa sebelumnya mengetahui apa itu pembelajaran
daring?
Puput : “Sudah kak, daring tu pembelajaran dalam jaringan”
Rosmita : Apakah ada perbedaan pembelajaran ekonomi pada saat tatap
muka dengan pada saat daring?
Puput : “Perbedaannya kalo misalnya pembelajaran ekonomi pakai
daring itu susah kita mengerti kalo misalnya tatap muka
pembelajaran ekonomi bisa dijelaskan sama guru”
113
Lampiran 4
DATA RAPOR NILAI HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X
IPS SEMESTER GANJIL 2019/2020
1. Kelas X IPS 1
SMAN 9 TANJUNG JABUNG TIMUR
LEGER NILAI SISWA KELAS X IIS 1
TAHUN PELAJARAN : 2019 / 2020, SEMESTER : 1
N P N P
1 Abdur Rasyid 70 C 81 B
2 Abdurrahman 71 C 81 B
3 Ade Refhiandh 72 C 81 B
4 Amelia Artika 76 C 81 B
5 Amriansyah 72 C 81 B
6 Andi Saputra 73 C 81 B
7 Andri Wahono 73 C 81 B
8 Darma Wati 74 C 81 B
9 Darman 71 C 81 B
10 Desi Oktavia Nur 70 C 81 B
11 Fiky Herdiyanto 71 C 81 B
12 Firdaus 76 C 81 B
13 Hamzah 72 C 81 B
14 Indra Gunawan 72 C 81 B
15 Irfansyah 78 C 81 B
16 Kamelia 84 B 81 B
17 Liatul Addha 77 C 81 B
18 M. Abdul Karin 78 C 81 B
19 M.Farhan 70 C 81 B
20 Maria Ulva 79 C 81 B
21 Maysarah 85 B 81 B
22 Muhammad Rd Fadly 73 C 81 B
23 Muhammad Saleh 77 C 81 B
24 Muhammad Sayuti 75 C 81 B
25 Olfis Ramadhan 78 C 81 B
26 Ovan Pranedya 71 C 81 B
27 Riko Ferdiansyah 70 C 81 B
28 Roby Indrawan 70 C 80 B
29 Rosidiana 81 B 80 B
30 Siska 74 C 81 B
31 Stefani Valiza. S 82 B 81 B
32 Tomi 72 C 81 B
33 Yolanda 75 B 81 B
34 Zulfia Herawati 76 C 81 B
total rata-rata 74.65 81
NO NAMA
NILAI RAPOR
EKONOMI
Peng Ket
114
2. Kelas X IPS 2
SMAN 9 TANJUNG JABUNG TIMUR
LEGER NILAI SISWA KELAS X IIS 2
TAHUN PELAJARAN : 2019 / 2020, SEMESTER : 1
N P N P
1 19.1429 Agus Diansah 78 C 80 B
2 19.1429 Ainur Hikma 80 B 80 B
3 19.143 Andre Akbar - - - -
4 19.143 Ariski 68 D 80 B
5 19.143 Asep Saipullah 70 C 80 B
6 19.143 Bagus Dwi Prayuda 69 D 80 B
7 19.1431 Dapa Setiyadi Ulha - - - -
8 19.1432 Fajri Rahmat Royhandi 74 C 80 B
9 19.1433 Gunawan 75 C 80 B
10 19.1433 Gusti Pratama 76 C 80 B
11 19.1434 Irma Gustina 76 C 80 B
12 19.1434 Irwanda Ramadhanu 76 C 80 B
13 19.1435 Joni Kusuma 71 C 80 B
14 19.1435 M. Alim Pirdana 73 C 80 B
15 19.1436 M. Haidir Agustian 75 C 80 B
16 19.1436 M. Haikal 70 C 80 B
17 19.1436 M. Irwansyah - - - -
18 19.1436 M. Ridho Nafiz 74 C 80 B
19 19.1436 M. Ridwan 74 C 80 B
20 19.1438 Muhammad Mizan Adhari 70 C 80 B
21 19.1439 Muhammad Yusuf 71 C 80 B
22 19.1439 Nurhayati 74 C 80 B
23 19.1439 Paisal 72 C 80 B
24 19.1439 Puput Ratna Sari 77 C 80 B
25 19.144 Putri Ayu 72 C 80 B
26 19.144 Rati Salsabila Munawarah 77 C 80 B
27 19.144 Riko 73 C 80 B
28 19.1441 Rita Ariani 72 C 80 B
29 19.1441 Ryan Pratama Putra 75 C 80 B
30 19.1441 Safiti 74 C 80 B
31 19.1442 Sekar Widiyanti 73 C 80 B
32 19.1442 Sirajuddin 73 C 80 B
33 19.1442 Susi Susanti 72 C 80 B
34 19.1443 Taufik Kurahman Hidayatullah 73 C 80 B
35 19.1443 Tiara Lestari 75 C 80 B
36 19.1444 Zakaria 71 C 80 B
37 19.1444 Zaleha 75 C 80 B
total nilai rata-rata 67,5 73,5
NO NIS NAMAEKO
Peng Ket
NILAI RAPOR
115
3. Kelas X IPS 3
SMAN 9 TANJUNG JABUNG TIMUR
LEGER NILAI SISWA KELAS X IIS 3
TAHUN PELAJARAN : 2019 / 2020, SEMESTER : 1
N P N P
1 19.1428 Aang Ramadhan Saputra 76 C 81 B
2 19.1429 Agung Restu Wiguna 76 C 80 B
3 19.1429 Aisah 74 C 80 B
4 19.1431 Benny Ramadhan 75 C 81 B
5 19.1431 Daniel Miswazi 77 C 81 B
6 19.1431 Desta Yudhistira 76 C 81 B
7 19.1431 Dita Nuryani 76 C 81 B
8 19.1432 Faisal Asnal 76 C 80 B
9 19.1432 Fitri Shinta 75 C 80 B
10 19.1433 Hendri 76 C 80 B
11 19.1433 Hikmal Akbar 73 C 81 B
12 19.1434 Ismail 75 C 81 B
13 19.1434 Isragil Fabian Gigantara 77 C 81 B
14 19.1437 Miftahuddin 76 C 81 B
15 19.1437 Mirna 76 C 80 B
16 19.1438 Muhammad Arif 73 C 80 B
17 19.1438 Muhammad Hajrin 75 C 81 B
18 19.1436 Muhammad Jidan Muarif 73 C 81 B
19 19.1438 Muhammad Ridho 77 C 81 B
20 19.1437 Muhammad Shohibul-Amien 71 C 80 B
21 19.1438 Muhammad Winardi 76 C 80 B
22 19.144 Putri Amelia Elmaharani 76 C 81 B
23 19.144 Rahmah 76 C 80 B
24 19.144 Raja Abdul Halim 74 C 81 B
25 19.144 Riko 73 C 80 B
26 19.1441 Rini Mentari 73 C 80 B
27 19.1441 Rita 78 C 80 B
28 19.1441 Ryan Pratama Putra 75 C 80 B
29 19.1443 Tiara Lestari 75 C 80 B
30 Yori Mawardi - - - -
31 19.1444 Yudiyansah 76 C 80 B
32 19.1444 Zaleha 75 C 80 B
total nilai rata-rata 72,8 77,9
NO NIS NAMAEKO
Peng Ket
NILAI RAPOR
116
Lampiran 5
DATA RAPOR NILAI HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X
IPS SEMESTER GENAP 2019/2020
1. Kelas X IPS 1
SMAN 9 TANJUNG JABUNG TIMUR
LEGER NILAI SISWA KELAS X IIS 1
TAHUN PELAJARAN : 2019 / 2020, SEMESTER : 2
N P N P
1 Abdur Rasyid 84 B 81 B
2 Abdurrahman 64 D 75 C
3 Ade Refhiandhi 79 C 79 C
4 Amelia Artika 79 C 79 C
5 Amriansyah 80 B 79 C
6 Andi Saputra 64 D 75 C
7 Andri Wahono 64 D 75 C
8 Darma Wati 85 B 83 B
9 Darman 64 D 75 C
10 Desi Oktavia Nur Sapari 85 B 81 B
11 Fiky Herdiyanto 79 C 79 C
12 Firdaus 79 C 79 C
13 Hamzah 79 C 79 C
14 Indra Gunawan 67 D 75 C
15 Irfansyah 85 B 81 B
16 Kamelia 80 B 79 C
17 Liatul Addha 81 B 80 B
18 M. Abdul Karim 79 C 79 C
19 M.Farhan 80 B 79 C
20 Maria Ulva 85 B 84 B
21 Maysarah 80 B 84 B
22 Muhammad Luthfi 71 C 77 C
23 Muhammad Rd Fadly 73 C 76 C
24 Muhammad Saleh 79 C 79 C
25 Muhammad Sayuti 85 B 81 B
26 Olfis Ramadhan 82 B 81 B
27 Ovan Pranedya 80 B 79 C
28 Riko Ferdiansyah 79 C 79 C
29 Roby Indrawan 79 C 79 C
30 Rosidiana 81 B 81 B
31 Siska 79 C 79 C
32 Stefani Valiza. S 88 B 85 B
33 Tomi 79 C 79 C
34 Yolanda 79 C 79 B
35 Zulfia Herawati 86 B 81 B
total nilai rata-rata 78,3 79,3
NO NAMA
NILAI RAPOR
EKONOMI
Peng Ket
117
2. Kelas X IPS 2
SMAN 9 TANJUNG JABUNG TIMUR
LEGER NILAI SISWA KELAS X IIS 2
TAHUN PELAJARAN : 2019 / 2020, SEMESTER : 2
N P N P
1 Agus Diansah 80 B 77 C
2 Ainur Hikma 83 B 82 B
3 Andre Akbar 80 B 76 C
4 Ariski 80 B 76 C
5 Asep Saipullah 80 B 76 C
6 Bagus Dwi Prayuda 78 C 73 C
7 Dapa Setiyadi Ulha 80 B 76 C
8 Fajri Rahmat Royhandi 80 B 76 C
9 Gunawan 80 B 76 C
10 Gusti Pratama 80 B 76 C
11 Irma Gustina 80 B 76 C
12 Irwanda Ramadhanu 80 B 76 C
13 Joni Kusuma 80 B 76 C
14 M. Alim Pirdana 80 B 76 C
15 M. Haidir Agustian 80 B 76 C
16 M. Haikal 67 D 71 C
17 M. Irwansyah 80 B 76 C
18 M. Ridho Nafiz 80 B 76 C
19 M. Ridwan 67 D 71 C
20 Muhammad Mizan Adhari 67 D 71 C
21 Muhammad Yusuf 80 B 76 C
22 Nurhayati 80 B 76 C
23 Paisal 80 B 76 C
24 Puput Ratna Sari 83 B 86 B
25 Putri Ayu 80 B 73 C
26 Rati Salsabila Munawarah 80 B 76 C
27 Rita Ariani 80 B 80 B
28 Safitri 80 B 79 C
29 Sekar Widiyanti 80 B 79 C
30 Sirajuddin 78 C 75 C
31 Susi Susanti 80 B 79 C
32 Taufik Kurahman Hidayatullah 80 B 79 C
33 Zakaria 80 B 79 C
total nilai rata-rata 78,9 76,4
NO NAMA
NILAI RAPOR
EKO
Peng Ket
118
3. Kelas X IPS 3
SMAN 9 TANJUNG JABUNG TIMUR
LEGER NILAI SISWA KELAS X IIS 3
TAHUN PELAJARAN : 2019 / 2020, SEMESTER : 2
N P N P
1 19.1428 Aang Ramadhan Saputra 78 C 78 C
2 19.1429 Agung Restu Wiguna 76 C 77 C
3 19.1429 Aisah 76 C 78 C
4 19.1431 Benny Ramadhan 77 C 71 C
5 19.1431 Daniel Miswazi 77 C 79 C
6 19.1431 Desta Yudhistira 84 B 84 B
7 19.1431 Dita Nuryani 81 B 81 B
8 19.1432 Faisal Asnal 76 C 78 C
9 19.1432 Fitri Shinta 76 C 72 C
10 19.1433 Hendri 78 C 80 B
11 19.1433 Hikmal Akbar 76 C 71 C
12 19.1434 Ismail 76 C 71 C
13 19.1434 Isragil Fabian Gigantara 82 B 84 B
14 19.1437 Miftahuddin 81 B 85 B
15 19.1437 Mirna 82 B 85 B
16 19.1438 Muhammad Arif 76 C 71 C
17 19.1438 Muhammad Hajrin 76 C 72 C
18 19.1436 Muhammad Jidan Muarif 76 C 72 C
19 19.1438 Muhammad Ridho 76 C 73 C
20 19.1437 Muhammad Shohibul-Amien 76 C 71 C
21 19.1438 Muhammad Winardi 76 C 72 C
22 19.144 Putri Amelia Elmaharani 84 B 85 B
23 19.144 Rahmah 77 C 74 C
24 19.144 Raja Abdul Halim 76 C 73 C
25 19.144 Riko 76 C 71 C
26 19.1441 Rini Mentari 77 C 79 C
27 19.1441 Rita 83 B 83 B
28 19.1441 Ryan Pratama Putra 83 B 84 B
29 19.1443 Tiara Lestari 77 C 78 C
30 19.1444 Yudiyansah 77 C 78 C
31 19.1444 Zaleha 77 C 78 C
total nilai rata-rata 78 77
NO NIS NAMA
NILAI RAPOR
EKO
Peng Ket
119
Lampiran 6
GAMBAR HASIL PENELITIAN
Gambar 1 : Foto bersama guru mata pelajaran ekonomi kelas X IPS
SMA Negeri 9 Tanjung Jabung Timur
Gambar 2 : Foto bersama siswi kelas X IPS 1 (Stefani Valiza Safitri)
120
Gambar 3 : Foto bersama siswi kelas X IPS 1 (Kamelia)
Gambar 4 : Foto bersama siswi kelas X IPS 2 (Puput Ratna Sari)
121
Lampiran 7
SURAT IZIN PENELITIAN
122
Lampiran 8
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
123
RIWAYAT HIDUP
ROSMITA, lahir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Provinsi Jambi tepatnya di Sei. Cambang Kampung Singkep
Kecamatan Muara Sabak Barat pada hari senin tanggal 14
September 1998. Anak kedua dari empat bersaudara dan lahir
dari pasangan Muhammad Husein dan Siti Hamida. Peneliti
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 78/X Kampung Singkep
di Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun
2010. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 28 Teluk Majelis, Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dan tamat pada tahun 2013 kemudian pada tahun yang
sama peneliti melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 9 Kuala Jambi
dan selesai pada tahun 2016. Pada tahun tersebut peneliti melanjutkan pendidikan
di perguruan tinggi Negeri, tepatnya di Universitas Jambi (UNJA) Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) program studi Pendidikan Ekonomi
jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial melalui jalur UMB (ujian masuk
bersama). Peneliti menyelesaikan kuliah strata satu (S1) pada tanggal 22
Desember 2020 peneliti dinyatakan lulus dan menyandang gelar Sarjana
Pendidikan.