efektivitas model problem solving untuk …digilib.unila.ac.id/31895/20/skripsi tanpa bab...

57
EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT (Skripsi) Oleh AERLI NURFITA ARIANTI DEWI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA

MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

(Skripsi)

Oleh

AERLI NURFITA ARIANTI DEWI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA

PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN

NON ELEKTROLIT

Oleh

Aerli Nurfita Arianti Dewi

Penelitian ini dilakukan bertujuan mendeskripsikan keefektivan, ukuran pengaruh

pembelajaran problem solving untuk meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan

konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Penelitian ini

menggunakan metode pre-eksperimen dengan Non Equivalent (Pretes-postest)

Control Group Design. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara

acak dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini

adalah siswa MAN 1 Pringsewu kelas X MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan X MIA

4 sebagai kelas kontrol. Keefektifan ditentukan melalui data, aktivitas siswa selama

proses pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, motivasi

belajar dan penguasaan konsep siswa. Ukuran pengaruh motivasi belajar dan

penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran problem solving dihitung setelah

Page 3: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

melakukan uji normalitas dan uji-t perbedaaan pretes-postes. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa dengan kriteria tinggi. Hal ini

ditunjukkan dengan n-Gain motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa memiliki

kriteria tinggi, aktivitas siswa selama pembelajaran dan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran memiliki kriteria tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan

pembelajaran problem solving memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan

motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa.

Kata kunci: problem solving, motivasi belajar, penguasaan konsep siswa.

Page 4: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA

MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Oleh

AERLI NURFITA ARIANTI DEWI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan
Page 6: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan
Page 7: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan
Page 8: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Braja Yekti Kecamatan Braja Selebah Kabupaten

Lampung Timur pada tanggal 14 Maret 1996 sebagai putri pertama dari dua

bersaudara buah hati Bapak Agus Riyanto dan Ibu Mardasih. Penulis mengawali

pendidikan formalnya di TK Pertiwi pada tahun 2000 dan diselesaikan tahun

2002. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikannya di SD Negeri 1 Braja

Yekti Kecamatan Braja Selebah yang diselesaikan pada tahun 2008, lalu

melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Way Jepara dan

lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan menengah atas

di SMA Negeri 1 Way Jepara dan diselesaikan pada tahun 2014.

Pada tahun 2014 terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

Mengikuti organisasi HIMASAKTA FKIP Unila pada periode tahun 2014/2015

sebagai Eksakta Muda. Tahun 2015 mendapat beasiswa BBP Tahun 2017

mengikuti Praktik Profesi Kependidikan (PPK) yang terintegrasi dengan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMA Negeri1 Pagar Dewa, Pekon Sidomulyo,

Kecamatan Pagar Dewa, Kabupaten Lampung Barat.

Page 9: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

MOTTO

“Barang siapa yang memberi kemudahan orang yang kesulitan, maka Allah akan

memberi kemudahan baginya di dunia dan di akhirat”

(H.R Muslim)

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika

kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri”

(Q.S. Al-Isra : 7)

“Ketika kita tidak bisa memiliki sesuatu, makan jangan memaksa. Boleh jadi ada

pilihan lebih baik telah menunngu”

(Tere Liye)

Page 10: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmannirrohim ……

Tiada yang sempurna ku ucapkan selain rasa syukurku, Alhamdulillahirabbil’

alamin, puji syukur kepada ALLAH subhanahuwata’ala yang selalu

memberikan kuasa-Nya dan waktu-waktu indah dalam setiap

proses di hidupku.

Diri ini tiada daya tanpa adanya kekuatan dari-Mu Ya Rabb, dengan segala

ketulusan hati, kupersembahkan skripsi ini teruntuk orang-orang tercinta

dan tersayang yang selalu setia berada di samping ku.

Ayahanda dan Ibunda tercinta, terimakasih yang sangat tulus menyayangiku,

menjaga, mendidik, memberikan semangat, motivasi, tak pernah lelah

dalam mencari nafkah demi pendidikan dan masa depanku, selalu

mendo’akan kesuksesanku di setiap sujudnya, Semoga Allah

SWT membalas pengorbanan Ayahanda dan Ibunda

Keluarga besarku tercinta, terimakasih atas semangat yang kalian tuangkan dalam

setiap keletihanku, terima kasih karena selalu memberikan senyum, canda

tawa yang selalu menjadi warna yang ananda rindukan dalam

kesendirian saat jauh dari keluarga.

Almamaterku Universitas Lampung

Page 11: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit” sebagai salah satu syarat untuk mencapai

gelar sarjana pendidikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada

Nabi Muhammad SAW.

Ucapan terimakasih tak lupa penulis haturkan kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia dan selaku pembimbing I yang telah memberikan motivasi, saran,

kesediaannya, kesabarannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan

masukan selama proses penyusunan skripsi.

4. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku pembimbing II yang telah memberikan

motivasi, saran, kesediaannya, kesabarannya dalam memberikan bimbingan,

pengarahan, dan masukan selama proses penyusunan skripsi.

Page 12: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

5. Bapak. Dr. Sunyono, M.Si., selaku pembahas yang telah bersedia untuk

memberikan kritik, saran dan motivasi selama penyusunan skripsi.

6. Bapak Drs. Nauval, selaku Kepala Sekolah MAN 1 Pringsewu beserta jajaran,

serta Bapak Dedi Febriyanto selaku Guru Mitra yang telah banyak membantu

dan memberikan banyak informasi.

7. Sahabat-sahabat terbaik semasa perkuliahan ( Dina Kiftatul K., Mery Arisandi

L., Shinta Purnama Sari, Resi Indah Ning.S., Yayi Aisyah Dewi.P.) , serta

rekan-rekan Pendidikan Kimia 2014 yang telah memberikan saran, dukungan,

motivasi dan doanya selama proses penyusunan skripsi.

8. Rekan KKN-KT Pekon Sidomulyo ( Desi, Della Agusta, Indah, Hani, Eni,

Utari, Della Septi, Ade, Chindra) yang sudah menerima segala kekurangan,

terimakasih untuk 60 hari yang luar biasa, & berbagi suka duka.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, akan tetapi

semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca. Aamiin.

Bandar Lampung, 09 Juni 2018

Penulis

Aerli Nurfita Arianti Dewi

NPM 1413023003

Page 13: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .....................................................................................

................................................................................

5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8

A. Efektivitas ............................................................................................ 9

B. Teori Belajar Konstruktivisme ............................................................. 9

C. Model Pembelajaran Problem Solving ................................................. 12

D. Motivasi Belajar ................................................................................... 14

E. Penguasaan Konsep............................................................................ . 17

F. Kerangka Berpikir ................................................................................ 18

G. Anggapan Dasar .................................................................................. 19

H. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 20

III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 21

A. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 21

B. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 22

C. Metode dan Desain Penelitian ............................................................ 22

D. Variabel Penelitian ............................................................................... 23

E. Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian .............................. 23

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian.......................................................... 24

G. Analisis Data ........................................................................................ 27

1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................

Page 14: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 37

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 37

1. Validitas dan Reabilitas Instrumen Tes ........................................ 37

2. Data Keefektivan ModelDiscovery Learning ............................... 40

3. Pengujian Hipotesis dan Ukuran Pengaruh (Effect Size) .............. 50

B. Pembahasan ......................................................................................... 53

V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 61

A. Kesimpulan .......................................................................................... 61

B. Saran .................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62

LAMPIRAN

1. Silabus ....................................................................................................... 66

2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 79

3. Lembar Kerja Siswa .................................................................................. 94

4. Kisi-Kisi Soal ............................................................................................ 116

5. Rubrik Soal Pretes-Postes ......................................................................... 120

6. Soal Pretes-Postes ..................................................................................... 129

7. Angket Motivasi Belajar Siswa ................................................................ 134

8. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran dengan

Model Problem Solving ............................................................................ 148

9. Data aktivitas Siswa Selama Pembelajaran .............................................. 150

10. Lembar Observasi/Penilaian Kemampuan Guru Dalam Pengelolaan

Pembelajaran Kimia dengan Model Problem Solving……………………..153 11. Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola Kelas .............................. 159

12. Hasil Validitas dan Angket Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep….. 162

13. Hasil Reliabilitas Angket Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep ...... 165

14. Perhitungan Nilai Pretes, Postes, dan n-Gain ........................................... 168

15. Hasil Output Uji Normalitas ..................................................................... 170

16. Hasil Output Uji Homogenitas .................................................................. 172

17. Hasil Output Uji Paired Sample T-Test .................................................... 174

18. UjiUkuranPengaruhatauEffect Size ........................................................... 181

Page 15: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Desain penelitian ................................................................................... 22

2. Kategori Reliabilitas .............................................................................. 28

3. Skoring Angket Motivasi Belajar .......................................................... 29

4. Kategori Motivasi Belajar ..................................................................... 29

5. Kriteria Pengaruh .................................................................................. 36

6. Data Validitas Instrumen Motivasi Belajar ........................................... 38

7. Data Validitas Instrumen Tes Penguasaan Konsep ............................... 39

8. Data Reliabilitas Instrumen Penguasaan Konsep .................................. 40

9. Data Penguasaan Konsep Siswa dengan Pembelajaran Problem Solving

............................................................................................................... 46

10. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Berlangsung

............................................................................................................... 47

11. Data Hasil Observasi Guru Dalam Mengelola Pembelajaran ............... 49

12. Data Normalitas Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep Siswa ...... 50

13. Data Homogenitas Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep Siswa ... 51

14. Data Uji-t Pebedaan Pretes-Postes dan Effect Size untuk Motivasi Belajar

dan Penguasaan Konsep Siswa .............................................................. 52

Page 16: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Penelitian ................................................................................. 26

2. Pretes Motivasi Belajar dengan Pembelajaran Problem Solving .... . 41

3. Postes Motivasi Belajar dengan Problem Solving ........................... 41

4. Pretes Motivasi Belajar dengan Pembelajaran Konvensional ......... 42

5. Postes Motivasi Belajar dengan Pembelajaran Konvensional ........ 43

6. Nilai Rata-rata Angket Motivasi Belajar ......................................... 44

7. Nilai Rata-rata n-Gain Angket Motivasi Belajar ............................ 45

8. Nilai Rata-rata Pretes Postes Penguasaan Konsep Siswa di Kelas

Penelitian ......................................................................................... 46

Page 17: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut BSNP (2006) ilmu kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun

IPA, ilmu kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,

mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan

komposisi, struktur dan sifat perubahan, dinamika, dan energetika zat yang

melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan

ilmu kimia yaitu ilmu kimia sebagai produk yang berupa fakta, konsep,

prinsip, hukum, dan teori. Ilmu kimia sebagai proses atau kerja ilmiah ilmiah

oleh sebab itu pembelajaran ilmu kimia harus memperhatikan karakteristik

ilmu kimia sebagai proses dan produk.

Tim Penyusun (2005) menyatakan bahwa ilmu kimia sebagai salah satu

cabang ilmu pengetahuan alam yang memiliki spesifikasi cakupan materi

pada pembahasan benda (zat) dan perubahannya serta energi yang menyertai

perubahan tersebut, maka ilmu kimia memiliki kaitan yang sangat erat dengan

kehidupan manusia.

Ada dua hal yang berkaitan dengan ilmu kimia yang tidak bisa dipisahkan,

yaitu ilmu kimia sebagai produk (pengetahuan ilmu kimia yang berupa fakta,

Page 18: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

2

konsep, prinsip, hukum dan teori) dan ilmu kimia sebagai proses yaitu kerja

ilmiah (Mulyasa, 2006). Pada kenyataannya pembelajaran kimia di sekolah

cenderung hanya menghadirkan konsep, hukum, dan teori saja tanpa

menyuguhkan bagaimana proses ditemukannya konsep, hukum dan teori

tersebut. Akibatnya, siswa cenderung kurang termotivasi untuk belajar ilmu

kimia, dan berpengaruh terhadap penguasaan konsep siswa (Depdiknas,

2003)

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di MAN 1 Pringsewu,

diperoleh data bahwa guru saat kegiatan belajar mengajar masih

menggunakan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran

seperti ini akan membuat siswa cenderung pasif, hanya mendengar, siswa

hanya bertindak sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh guru, tanpa

berusaha sendiri memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mencapai

kompetensi yang diharapkan. Model pembelajaran konvensional, siswa tidak

dapat memecahkan masalah yang siswa temui dalam kehidupan sehari-hari

yang berkaitan dengan larutan elektrolit dan non elektrolit, kemudian siswa

tidak dapat mencari data untuk memecahkan suatu masalah yang siswa

hadapi, sehingga siswa tidak dapat menentukan jawaban sementara dari

masalah yang dihadapi serta tidak dapat menguji kebenaran dari jawaban

sementara, dan siswa tidak dapat menarik kesimpulan dari masalah yang

siswa hadapi.

Kegiatan pembelajaran seperti itu tidak sesuai dengan karakteristik ilmu

kimia dan standar kompetensi lulusan kurikulum 2013 revisi yang

Page 19: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

3

dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir siswa yaitu (1) pola

pembelajaran yang semula berpusat pada guru disempurnakan menjadi

pembelajaran berpusat pada siswa (2) pola pembelajaran yang semula siswa

pasif menjadi pembelajaran siswa aktif, kritis, dan kreatif (Tim penyusun,

2006). Perlu upaya untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan

cara memperbaiki proses pembelajaran agar siswa aktif dalam pembelajaran

dan termotivasi untuk belajar dengan menerapkan model pembelajaran yang

menekankan pada model pemecahan masalah yang membangun siswa untuk

aktif dalam pembelajaran

Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu dicari model pembelajaran yang

tepat untuk membuat siswa lebih aktif serta termotivasi untuk belajar

,sehingga nilainya diharapkan menjadi lebih baik. Penelitian tentang ini

sudah banyak dilakukan, antara lain (1) Hasil penelitian Lidiawati (2011)

menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

problem solving memberikan kesempatan siswa untuk meningkatkan

kemampuan mengkomunikasikan dan penguasaan konsep pada materi koloid.

Selain itu hasil penelitian dari Husin (2014) menyimpulkan bahwa

modelpembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan kemampuan

berpikir evaluatif siswa pada materi asam-basa. Hasil penelitian lain yang

dilakukan Neny (2017) bahwa model pembelajaran problem solving efektif

untuk meningkatkan keterampilan mengklasifikasikan pada materi asam basa.

Atas dasar penelitian-penelitian tersebut, maka penelitian ini mempelajari

model problem solving dalam memecahkan masalah diatas

Page 20: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

4

Model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran

dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis

dalam usaha mencari pemecahan/jawaban oleh siswa (Mbulu, 2001). Model

pembelajaran problem solving, siswa dapat memecahkan masalah yang

dihadapi, siswa dapat mencari data yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah, siswa dapat menentukan jawaban sementara dan menguji kebenaran

jawaban sementara, siswa dapat menarik kesimpulan dari suatu masalah yang

dihadapi. Siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan dan dapat

meningkatkan motivasi siswa untuk belajar serta penguasaan konsep larutan

elektrolit dan non elektrolit. Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan

penguasaan konsep siswa diharapkan model pembelajaran problem solving

dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian yang berjudul

“Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Larutan

Elektrolit dan Non Elektolit”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah efektivitas

model pembelajaran problem solving dalam meningkatkan motivasi belajar

dan penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan non

elektrolit?

Page 21: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

5

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model

pembelajaran problem solving dalam meningkatkan motivasi belajar

penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

agar siswa mudah dalam membangun konsep materi kimia dan dapat

meningkatkan penguasaan konsep siswa sehingga hasil belajar siswa akan

lebih baik.

b. Bagi guru dan calon guru

Pembelajaran dengan model problem solving dapat menjadi salah satu

alternatif model pembelajaran kimia khususnya pada materi larutan

elektrolit dan elektrolit untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang lebih

efektif sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta

penguasaan konsep siswa.

c. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan Model Pembelajaran problem solving dapat

menjadi alternatif atau bahan referensi untuk meningkatkan mutu

pembelajaran kimia di sekolah.

Page 22: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi efektivitas

adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan.

Hal ini menujukkan adanya hubungan antara efektifitas dengan pengaruh,

sehingga uji efektivitas dapat juga dilakukan dengan menggunakan uji

pengaruh.

2. Model yang digunakan pada penelitian ini yaitu model problem solving

Model pembelajaran problem solving memiliki 5 langkah yaitu (1) Ada

masalah yang jelas untuk dipecahkan; (2) Mencari data atau keterangan

yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah; (3) Menetapkan

jawaban sementara dari masalah; (4) Menguji kebenaran jawaban

sementara; (5) Menarik kesimpulan (Djamarah dan Zain, 2010).

3. Motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,

mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk

bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu

(Sardiman, 2011)

4. Konsep merupakan pokok utama yang mendasari keseluruhan sebagai

hasil berpikir abstrak manusia terhadap benda, peristiwa, fakta yang

menerangkan banyak pengalaman (Djamarah & Zain, 2006). Semakin

banyak seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya,

pengetahuan & pemahamannya terhadap objek dan lingkungan tersebut

akan meningkat lebih rinci (Budiningsih, 2005).

5. Materi pada penelitian ini adalah larutan elektrolit dan non elektrolit yang

Page 23: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

7

mencakup uji daya hantar listrik, penyebab perbedaan daya hantar listrik

dan jenis ikatan pada senyawa yang dapat atau tidak dapat menghantarkan

arus listrik.

Page 24: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas

Definisi efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang

ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu

usaha atau tindakan (KBBI). Model pembelajaran dikatakan efektif bila

siswa dilibatkan secara aktif dalam mengorganisasi dan menemukan

hubungan dan informasi yang diberikan, dan tidak hanya secara pasif

menerima pengetahuan

dari guru, sehingga ada hubungan antara efektivitas dengan pengaruh

(Sunyono, 2013)

Kriteria keefektifan menurut Wicaksono (2008) mengacu pada :

a. Ketuntasan belajar, pembelajaran, dapat dikatakan tuntas apabila

sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai = 60

dalam peningkatan hasil belajar.

b. Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa

apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang

signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah

pembelajaran (gain yang signifikan).

c. Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat

dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih

termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang

lebih baik. Serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan.

Page 25: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

9

Keefektivan model pembelajaran sangat terkait dengan pencapaian tujuan suatu

proses pembelajaran. Model pembelajaran dapat dikatakan efektif bila peserta

didik dilibatkan secara aktif dalam mengorganisasi dan menemukan hubungan

serta informasi-informasi yang diberikan dan tidak hanya secara pasif

menerima pengetahuan dari guru/dosen. Indikator keefektivan meliputi: 1)

pencapaian tujuan pembelajaran dan ketuntasan belajar peserta didik; 2)

pencapaian aktivitas peserta didik dan guru/dosen; 3) pencapaian kemampuan

dosen dalam mengelola pembelajaran; 4) peserta didik memberi respon positif

dan minat yang tinggi terhadap pembelajaran yang dilaksanakan (Nieveen,

1999).

B. Teori Belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan

bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri (Von Glaserfeld).

Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia

kenyataan yangada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif

melalui kegiatan individu dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan

skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut. Pengetahuan

tidak bida ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh

masing-masing individu. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada,

melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses itu

Page 26: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

10

keaktifan seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan

pengetahuannya (Karwono dan Mularsih, 2010).

Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana

terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses dalam pikiran siswa.

Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat

meningkatkan perolehan siswa terhadap hasil belajar. Menurut Gagne (Dahar,

1989) belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam

perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu

berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan suatu tindakan.

Piaget atau yang dikenal sebagai konstrukvis pertama (Dahar, 1989)

menegaskan bahwa peran guru dalam pembelajaran menurut konstruktivisme

yaitu sebagai fasilitator atau moderator, dan siswa yang menjadi pusat

kegiatan. Tugas seorang guru adalah membantu untuk memulai diskusi,

memberi kesempatan siswa untuk mengekspos pengetahuannya,

menyampaikan ide atau gagasan mereka, dan menilai pemahaman mereka

(Lunenburg, 2011).

Menurut Von Glaserfeld (dalam Budingisih, 2005) menyatakan bahwa ada

beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi

pengetahuan yaitu: ((1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali

pengalaman; (2) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan

kesamaan dan perbedaan; (3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu

pengalaman yang satu dari pada lainnya. Faktor-faktor yang juga

mempengaruhi proses mengkonstruksi pengetahuan adalah pengetahuan

Page 27: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

11

seorang yang telah ada, domain pengalaman, dan jaringan struktur kognitif

yang dimilikinya. Proses dan hasil konstruksi pengetahuan yang telah dimiliki

seseorang akan menjadi pembatas konstruksi pengetahuan yang akan datang.

Prinsip-prinsip konstruktivisme antara lain:

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif;

2. Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa;

3. Mengajar adalah membantu siswa belajar;

4. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir;

5. Kurikulum menekankan partisipasi siswa;

6. Guru adalah fasilitator (Suparno, 1997)

Paradigma konstruktivistik merupakan basis reformasi pendidikan saat ini.

Menurut paradigma konstruktivistik, pembelajaran lebih mengutamakan

penyelesaian masalah, mengembangkan konsep, konstruksi solusi dan

algoritma ketimbang menghafal prosedur dan menggunakannya untuk

memperoleh satu jawaban benar. Pembelajaran lebih dicirikan oleh aktivitas

eksperimentasi, pertanyaan-pertanyaan, investigasi, hipotesis, dan model-

model yang dibangkitkan oleh siswa sendiri (Kurniawan, dkk., 2012)

Prinsip dasar yang melandasi kelas konstruktivistik, yaitu:

1. Meletakkan permasalahan yang relevan dengan kebutuhan siswa,

2. Menyusun pembelajaran di sekitar konsep-konsep utama,

3. Menghargai pandangan siswa,

4. Materi pembelajaran menyesuaikan terhadap kebutuhan siswa (Kurniawan,

dkk., 2012)

Menurut peranan kunci guru dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian,

yang meliputi:

1. Menumbuhkan kemandirian dengan menyediakan kesempatan

untukmengambil keputusan dan bertindak.

Page 28: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

12

2. Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak, dengan

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa.

3. Menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar

siswa mempunyai peluang optimal untuk berlatih (Budiningsih, 2012)

C. Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model

pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme. Model pembelajaran

problem solving adalah sistem pembelajaran yang menuntut siswa belajar

untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Oleh

karena itu dalam pembelajaran, siswa harus aktif agar dapat memecahkan

masalah yang ditemukan oleh siswa sendiri berdasarkan fenomena atau fakta

yang diberikan oleh guru (Lidiawati, 2011).

Model pembelajaran problem solving adalah suatu cara mengajar dengan

menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau diselesaikan.

Model pembelajaran ini menuntut kemampuan untuk melihat sebab akibat,

mengobservasi masalah, mencari hubungan antara berbagai data yang

terkumpul kemudian menarik kesimpulan yang merupakan hasil pemecahan

masalah (Sriyono, 1992).

Menurut Barnsford dan Stein dan Hayes (dalam BouJaoude, 2008) lima

pendekatan dasar problem solving, memecahkan masalah menjadi beberapa

bagian, bekerja secara sistematis, memecahkan masalah dengan analogi, dan

menggunakan pengetahuan prosedural dan konseptual. Menurut Wood (2006)

diskusi adalah bagian utama dari proses problem solvimg dan ini sesuai dengan

pembelajar sosial. Sering ada keraguan dalam ketelitian saat menangani

Page 29: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

13

masalah pada awalnya karena tidak ada kerangka pemikiran yang aman yang

disediakan dan karena beragam metode dan / atau jawaban yang mungkin.

Langkah-langkah dari metode problem solving yaitu sebagai berikut:

a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.

b. Mencari data atau keterangan yang di dapat digunakan untuk memecahkan

masalah tersebut.

c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini

tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua

diatas.

d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa

harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul cocok.

e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan

terakhir tentang jawaban dari masalah tadi .

Adapun kelebihan pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut:

a. Melatih siswa untuk menghadapi problema atau situasi yang timbul secara

spontan.

b. Siswa menjadi aktif dan berinisiatif serta bertanggung jawab.

c. Pendidikan di sekolah relevan dengan kehidupan.

d. Sukar sekali menentukan masalah yang benar-benar cocok dengan tingkat

kemampuan siswa.

Kekurangan pembelajaran problem solving menurut yaitu:

a. Memerlukan waktu yang lama, artinya memerlukan alokasi waktu yang

lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

b. Siswa yang pasif dan malas akan tertinggal.

c. Sukar sekali untuk mengorganisasikan bahan pelajaran (Hamdani,

2011:86)

Page 30: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

14

D. Motivasi Belajar

Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,

mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk

bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu

(Sardiman, 2012). Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam

diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi

untuk mencapai tujuan (Sardiman, 2011).

Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman 2012), motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang

dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa

beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada

pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia,

penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling, afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,

afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal

ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi

memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena

terangsang oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-

kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak

suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak

suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi

motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar,

Page 31: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

15

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehinga

tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan atau melakukan proses

pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal atau lebih dikenal

dengan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Santrock (2011)

mengatakan bahwa motivasi intrinsik melibatkan motivasi internal untuk

melakukan sesuatu untuk kepentingan diri sendiri (tujuan itu sendiri). Motivasi

intrinsik menyebabkan orang bertindak dengan cara tertentu karena tindakan

itu membawa kepuasan atau kesenangan pribadi (Arends, 2008)

Arends & Kilcher (2010) menyatakan bahwa “extrinsic motivation is at play

when individuals take action to capture a desired reward”. Maksudnya bahwa

motivasi ekstrinsik adalah tindakan individu melakukan tindakan untuk

mendapatkan hadiah yang diinginkan. Woolfolk (2007) menyatakan bahwa

“extrinsic motivation is based on factors not related to the activity it self.

Student are not really interests in the activity for its own sake; we care only

about it will gain us”. Motivasi ekstrinsik didasarkan pada faktor-faktor yang

tidak berhubungan dengan kegiatan itu sendiri, siswa tidak benar-benar peduli

dalam kegiatan untuk kepentingan dirinya sendiri, siswa hanya peduli terhadap

apa yang didapatkan dari kegiatan tersebut.

Page 32: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

16

Motivasi belajar merujuk pada kemauan, kebutuhan, keinginan dan keharusan

siswa untuk ikut berpartisipasi dan berhasil dalam proses pembelajaran. Lebih

lanjut Middleton dan Spanias melihat motivasi sebagai alasan individu untuk

berperilaku dalam situasi tertentu. Jadi keberhasilan siswa dalam pembelajaran

matematika adalah pengaruh kuat dari motivasi untuk mencapai suatu tujuan

(Yunus & Ali, 2009). Motivasi intrinsik berisi: (1) penyesuaian tugas dengan

minat, (2) perencanaan yang penuh variasi, (3) umpan balik atas respon siswa,

(4) kesempatan respon peserta didik yang aktif, dan (5) kesempatan peserta

didik untuk menyelesaikan tugasnya( Uno , 2011).

Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi

belajar adalah sebagai berikut: (1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar,

proses, dan hasil akhir, contohnya setelah seorang siswa membaca suatu bab

buku bacaan, dibandingkan dengan temannya sekelas yang juga membaca bab

tersebut, ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi;

(2) dengan teman sebaya sebagai ilustrasi, jika terbukti usaha belajar yang

belajar dan berhasil; (3) mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi,

setelah ia ketehaui bahwa dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak

bersenda gurau misalnya, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya; (4)

membesarkan semangat belajar sebagai ilustrasi, jika ia telah menghabiskan

dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka ia berusaha agar

cepat lulus; (5) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian

bekerja (disela-selanya adalah istrahat atau bermain) yang bersinambungan,

individu dilatih untuk menggunakan sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.

Sebagai ilustrasi, setiap hari siswa diharapkan untuk belajar di rumah,

Page 33: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

17

membantu pekerjaan orang tua, dan bermain dengan teman sebaya, apa yang

dilakukan diharapkan dapat berhasil memuaskan. Kelima hal tersebut

menunjukkan betapa pentingnya motivasi tersebut disadari oleh pelakunya

sendiri. Bila motivasi disadari oleh pelaku, maka sesuatu pekerjaan, dalam hal

ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik (Dimyati dan Mudjiono, 2009)

E. Penguasaan Konsep

Penguasaan adalah pemahaman dan kesanggupan untuk menggunakan

pengetahuan dan kepandaian untuk memecahkan masalah atau persoalan

(Widayat, 2006). Konsep merupakan pokok utama yang mendasari

keseluruhan sebagai hasil berpikir abstrak manusia terhadap benda, peristiwa,

fakta yang menerangkan banyak pengalaman (Djamarah & Zain, 2010)

Konsep merupakan suatu pengertian yang dapat digunakan atau

memungkinkan sseorang untuk mengelompokkan atau menggolongkan suatu

objek atau peristiwa termasuk atau tidak termasuk dalam pengertian tersebut.

Untuk membangun konsep, siswa melakukan dengan cara pengamatan atau

membayangkan sesuatu yang konkret terlebih dahulu. Siswa tersebut

dikatakan dapat membangun konsep jika dia dapat membedakan mana yang

termasuk contoh dan bukan contoh dari suatu ide abstrak. Penguasaan konsep

dalam pembelajaran dapat diketahui melalui hasil belajar yang diperoleh

peserta didik. Hasil belajar terbagi kedalam tiga ranah yakni kognitif, afektif

dan psikomotorik. Ranah kognitif terbagi menjadi 6 jenjang yaitu C1

mengingat, C2 memahami, C3 mengaplikasikan, C4 menganalisis, C5

mengevaluasi dan C6 mencipta. Oleh karena itu berdasarkan penjelasan

Page 34: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

18

tersebut maka penguasaan konsep peserta didik dapat dinilai dengan melihat

hasil belajar pada ranah kognitif. (Rokhayati, 2011).

F. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran selama ini belum mencapai kompetensi siswa yang

diharapkan. Karena motivasi siswa yang rendah serta penguasaan konsep

siswa rendah. Pada penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas

model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan motivasi belajar dan

penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

Sesuai dengan masalah di atas diperlukan model pembelajaran yang dirasa

tepat yaitu Problem Solving. Model pembelajaran problem solving adalah

suatu cara mengajar dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar

dipecahkan atau diselesaikan. Tahap awal model pembelajaran problem

solving adalah ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Pada tahap ini, siswa

diberikan masalah berupa penentuan larutan yang bersifat asam dan basa.

Siswa akan menemukan permasalahan, sehingga dalam diri siswa muncul rasa

ingin tahu dan gagasan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Tahap

kedua yaitu tahap mencari informasi. Pada tahap ini guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi menggunakan buku-buku

yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang diberikan. Tahap

ketiga yakni menetapkan jawaban sementara dari permasalahan yang

diberikan, siswa dilatih untuk dapat menge-mukakan hipotesis. Pada tahap ini,

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan ide atau

pendapat sebagai hipotesis awal terhadap jawaban atas permasalahan yang

Page 35: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

19

dikemukakan secara bebas berdasarkan pengetahuan awal mereka. Tahap

selanjutnya adalah siswa menguji kebenaran dari jawaban sementara atau

hipotesis yang telah dibuat. Pada tahap ini siswa akan melakukan eksperimen

ataupun mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKS dalam

rangka untuk memecahkan masalah berdasarkan hasil eksperimen serta

membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap

terakhir siswa diminta untuk menarik kesimpulan dari pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian dan langkah-langkah di atas model pembelajaran problem

solving efektif dalam meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep

siswa pada materi larutan elektrolit dan non- elektrolit

G. Anggapan Dasar

Adapun anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Perbedaan motivasi belajar siswa dan penguasaan konsep pada materi

larutan elektrolit dan non elektrolit terjadi karena adanya perlakuan yang

berbeda selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi peningkatan motivasi belajar

dan penguasaan konsep pada materi elektrolit dan non elektrolit siswa kelas

X MIA semester genap MAN 1 Pringsewu tahun pelajaran 2017/2018

diupayakan sekecil mungkin sehingga dapat diabaikan.

Page 36: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

20

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model

problem solving efektif dalam meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan

konsep siswa pada materi elektrolit dan non-elektrolit

Page 37: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

III . METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MIA MAN 1

Pringsewu tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah ± 136 siswa dan

tersebar dalam empat kelas yaitu mulai dari kelas X.MIA 1 sampai kelas

X.MIA 4.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 2 dan X MIA 4

Pringsewu. Untuk mendapatkan kelas dengan tingkat keterampilan

kognitif yang sama, dipilih teknik purposive sampling dalam

pengambilan sampel. Purposive sampling merupakan teknik

pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu,

berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya ( Fraenkel, 2012). Pertimbangan dalam penelitian ini yaitu

dua kelas yakni kelas X MIA 1 dan X MIA 3 sudah digunakan sebagai

sampel dan tersisa kelas X MIA 2 dan X MIA 4, sehingga kelas X MIA 2

dan X MIA 4 digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Page 38: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

22

Pada penetapan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pengundian,

dan terpilih kelas eksperimen yaitu X MIA 2 sedangkan kelas kontrol X MIA 4.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

bersifat

kuantitatif. Data primer yaitu data hasil tes sebelum pembelajaran diterapkan

(pretes) dan hasil tes setelah pembelajaran diterapkan (postes). Sumber data

dibagi menjadi dua kelompok yaitu data hasil pretes dan postes dari seluruh

siswa kelas eksperimen dan seluruh siswa kelas kontrol.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan

menggunakan Non Eqiuvalent (Pretest-Posttest) Control Group Design

(Craswell, 1997) dengan urutan kegiatan seperti yang terlihat pada di bawah

ini.

Tabel 1. Desain Penelitian

Kelas Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

(Creswell, 1997)

Keterangan:

O1 = Pretes yang diberikan sebelum perlakuan

O2 = Postes yang diberikan setelah perlakuan

X = Perlakuan berupa penerapan model pembelajaran problem solving

- = Pembelajaran menggunakan model konvensional

Page 39: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

23

Sebelum diterapkan perlakuan, kedua kelompok sampel diberikan pretes

(O1).Kemudian pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran

menggunakan model problem solving (X).Selanjutnya, kedua kelompok

sampel diberikan posttes (O2)

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Sebagai

variabel bebas adalah model pembelajaran yang digunakan, yaitu

pembelajaran dengan model pembelajaran problem solving dan pembelajaran

konvensional. Sebagai variabel terikat adalah motivasi belajar dan

penguasaan konsep siswa pada materi pokok larutan elektrolit dan non-

elektrolit .

E. Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

1. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Silabus

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c. Lembar kerja siswa yang digunakan berjumlah dua LKS kelompok,

yaitu LKS-1 mengenai sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya;

LKS-2 mengenai daya hantar listrik larutan.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Angket motivasi belajar siswa yang dimodifikasi dari Neng (2016).

Page 40: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

24

b. Soal pretes dan postes yang masing-masing terdiri atas soal

penguasaan konsep yang berupa soal pilihan ganda berjumlah 10 soal

c. Lembar pengamatan aktivitas siswa pada pembelajaran problem

solving dimodifikasi dari Ade (2017)

d. Lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

problem solvingdimodifikasi dari Ade (2017)

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Tahap pendahuluan

a. Pembuatan surat izin penelitian

b. Meminta izin kepada kepala MAN 1 Pringsewu untuk melaksanakan

penelitian.

c. Mengadakan wawancara ke sekolah tempat penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang data siswa, karakteristik siswa, jadwal,

cara guru mengajar kimia di kelas, dan sarana-prasarana yang ada di

sekolah yang dapat digunakan sebagai sarana pendukung pelaksanaan

penelitian.

d. Menentukan kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian.

e. Mempersiapkan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

kisi-kisi soal pretes dan postes, soal penguasaan konsep (pretes-postes),

Lembar Kerja Siswa (LKS), angket motivasi belajar, lembar observasi

aktivitas siswa.

Page 41: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

25

f. Melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap soal pretes dan postes

kepada siswa yang telah menerima materi larutan elektrolit dan non

elektrolit.

2. Tahap Pelaksanaan penelitian

Pada tahap pelaksanaannya, penelitian dilakukan pada dua kelas

perlakuan. Kelas perlakuan diberikan perlakuan berupa penerapan

pembelajaran problem solving, dilakukan observasi serta pemberian angket

motivasi belajar dan tes penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah

pembelajaran.

3. Tahap akhir

Tahap akhir dalam penelitian ini adalah analisis data, pembahasan dan

simpulan. Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan

dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Page 42: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

26

Tahap Pelaksanaan

Gambar 1.Prosedur pelaksanaan penelitian

Tahap

Pendahuluan

Pembuatan surat izin penelitian

Observasi ke sekolah

Pembuatan instrumen

Validitas dan reliabilitas instrumen

1. Angket motivasi belajar

2. Soal penguasaan konsep

Pretes motivasi

belajar dan

penguasaan

konsep

Postesmotivasi

belajar dan

penguasaan konsep

Pembelajaran Problem

Solving

Lembar Observasi selama pembelajaran:

Keterlaksanaan pembelajaran

Angket motivasi belajar siswa

Analisis Data

Pembahasan

Simpulan

Menentukan subyek penelitian

Tahap Akhir

Page 43: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

27

G. Analisis Data

1. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Teknik pengolahan data digunakan untuk mengetahui kualitas instrumen

yang digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen untuk mengetahui

dan mengukur apakah instrumen yang digunakan telah memenuhi syarat

dan layak digunakan sebagai pengumpul data.Instrumen yang baik harus

memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto,

2006). Berdasarkan hasil uji coba tersebut maka akan diketahui validitas

dan reliabilitas instrument tes.

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen tes (Arikunto, 2006). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus

product moment analisis dilakukan dengan menggunakan program

iteman 64 untuk soal pilihan jamak. Validitas instrumen angket

motivasi belajar siswa pada penelitian ini menggunakan uji ahli. Pada

angket motivasi belajar dilakukan uji ahli dengan responden ahli

produk. Proses validasi ini disebut dengan judgment. Kegiatan ini

dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan masukan dan

perbaikan. Pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama

kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indikator, dan

butir-butir pertanyaannya. Apabila antara unsur-unsur itu terdapat

kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk

Page 44: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

28

digunakan dalammengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian

yang bersangkutan. Untuk melakukan judgement diperlukan suatu

ketelitian dan keahlian penilai maka perlu meminta ahli untuk

melakukannya.Judgement tersebut dilakukan oleh ahli psikologi Unit

Pelayanan Konseling Terpadu (UPKT) FKIP Universitas Lampung.

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach

yang kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan derajat

reliabilitas alat evaluasi menurut Guilford (Suherman, 2003). Analisis

dilakukan dengan menggunakan SPSS Statistics 17.0 dan iteman 64

kriteria derajat reliabilitas (r11) alat evaluasi menurut Guilford:

Tabel 2 Kategori Reliabilitas

Skor Derajat Reliabilitas

0,80<r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60< r11 ≤ 0,80 Tinggi

0,40< r11 ≤ 0,60 Sedang

0,20< r11 ≤ 0,40 Rendah

0,00< r11 ≤ 0,20 Tidak Reliabel

2. Analisis Data Keefektivan Pembelajaran Menggunakan Model

Pembelajaran Problem Solving

a. Analisis Data Motivasi Belajar Siswa

Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah data skor motivasi belajar

sebelum dan sesudah siswa kelas penelitian. Motivasi belajar siswa dapat

diukur dengan angket motivasi belajar ARCS (Attention, Relevance,

Confidence, and Satisfaction). Pengolahan angket ARCS ini dilakukan

Page 45: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

29

dengan cara penskoran semua pilihan pada setiap pernyataan yang ada di

dalam angket, dalam hal ini analisis dilakukan dengan software Microsoft

Excel 2010. Setiap pilihan pada pernyataan memiliki skor yang berbeda

seperti yang tercantum dalam Tabel 3 berikut:

Tabel 3 Skoring Angket Motivasi Belajar Model ARCS

Kriteria Skor

Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif

Setuju (S) 3 1

Kurang Setuju

(KS)

2 2

Tidak Setuju

(TS)

1 3

John Keller (dalam Reliyana, 2014).

Setelah diperoleh skor motivasi belajar masing-masing siswa kemudian

untuk mengetahui kategori motivasi belajar siswa tercantum dalam Tabel 4

berikut:

Tabel 4 Kategori Motivasi Belajar Siswa

Skor Kategori Motivasi Belajar

x≥76 Tinggi

56≤x ≤75 Sendang

x≤55 Rendah

( Arikunto, 2006 )

Setelah diperoleh skor dari tiap nomor pernyataan dari masing-masing siswa

langkah selanjutnya dilakukan pengubahan data ordinal menjadi data interval

dengan menggunakan MSI (Method Successive Interval) untuk mendapatkan

data yang bersifat kuantitatif dan memenuhi persyaratan uji statistika dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung frekuensi masing-masing skor.

Page 46: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

30

2) Menghitung proporsi yaitu dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah

responden.

3) Menghitung proporsi kumulatif,yaitu dengan cara menjumlahkan proporsi

secara berurutan untuk setiap nilai.

4) Menghitung nilai z.

5) Menghitung nilai densitas fungsi z:

6) Menghitung scale value:

7) Mentransformasikan kedalam bentuk skala interval (nilai interval tiap

nomor soal) dengan rumus:

y=SV+[SV min]=1–SV1.

8) Mencari nilai maksimum tiap nomor dan menjumlahkannya. Selanjutnya

mengkonversi jumlah nilai interval menjadi nilai akhir dengan cara

membagi nilai tersebut dengan nilai maksimum dan dikalikan 100.

9) Melakukan perhitungan n-Gain untuk mengetahui efektifitasnya

b. Analisis data penguasaan konsep

Penguasaan konsep kimia merupakan kemampuan siswa dalam

menggunakan konsep, prinsip, dan teori kimia ke dalam situasi yang

konkrit pada pemecahan masalah dan ditunjukkan oleh skor yang

diperoleh siswa dalam tes penguasaan konsep (pretes dan postes).

Page 47: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

31

Peningkatan penguasaan konsep ditunjukkan melalui skor n-Gain tiap

siswa yang dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh

Hake (2002) adalah:

( ) ( )

( ) ( ) ( )

( )

Keterangan:

Sf : posttes (final)

Si : Pretes (initial)

Menurut Hake (dalam Sunyono, 2014) terdapat kriteria n-Gain yaitu:

1) Pembelajaran dengan skor n-Gain “tinggi” jika n-Gain > 0,7

2) Pembelajaran dengan skor n-Gain ”sedang” n-Gain terletak antara 0,3

<n-Gain ≤ 0,7

3) Pembelajaran dengan skor n-Gain ”rendah” jika n-Gain ≤ 0,3

c. Analisis data aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung

Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung diukur dengan

menggunakan lembar observasi (afektif dan psikomotor) oleh dua

orang observer. Analisis deskriptif terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap

aspekpengamatan, kemudian dihitung persentase ketercapaian

dengan rumus

% Ji = (Σji / N) x 100%

Page 48: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

32

Keterangan :

%Ji = Persentase ketercapaian dari skor ideal untuk setiap aspek

pengamatan pada pertemuan ke-i

ΣJi = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh

pengamat pada pertemuan ke-i

N = Skor maksimal (skor ideal)

2. Menghitung rata-rata presentase ketercapaian untuk setiap aspek

pengamatan dari dua orang pengamat.

3. Menafsirkan data dengan menggunakan tafsiran harga persentase

d. Analisis data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

Untuk analisis data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

dengan

menggunakanmodel pembelajaran problem solving, dilakukan langkah-

langkah berikut:

1) Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap

aspek

pengamatan, kemudian dihitung persentase kemampuan guru dengan

menggunakan rumus:

% Ji = (ΣJi / N) x 100%

Keterangan : %Ji = Persentase dari skor ideal untuk setiap aspek

pengamatan pada pertemuan ke-i

ΣJi = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang

diberikan

oleh pengamat pada pertemuan ke-i

N = Skor maksimal (skor ideal)

2) Menghitung rata-rata persentase kemampuan guru untuk setiap aspek

pengamatan dari dua orang pengamat.

3) Menafsirkan data dengan tafsiran harga persentase kemampuan guru

Page 49: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

33

H. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji perbedaan

duarat a-rata. Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada n-Gain. Sebelum

dilakukan uji perbedaan dua rata-rata ada uji prasyarat yang harus dilakukan,

yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dua kelompok sampel

berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak (Arikunto, 2006).

Pengujian normalitas ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 17. Data

dikatakan memenuhi asumsi normalitas jika pada Kolmogorov-Smirnov

nilai sig. > 0.05.

b. Uji Homgenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi populasi

bersifat seragam atau tidak berdasarkan data sampel yang diperoleh

(Arikunto,2006). Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah sebagai

berikut:

H0 : =

(kedua kelompok memiliki varians yang homogen)

H1 : ≠ (kedua kelompok memiliki varians yang tidak homogen)

Kriteria : Terima H0 hanya jika Fhitung > Ftabel, dengan taraf nyata α

0,05, dalam hal lain tolak H0.

Page 50: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

34

c. Uji Perbedaan Dua Rata- Rata

Untuk data sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal, maka

uji hipotesis yang digunakan adalah uji parametrik (Sudjana, 2005).

Teknik pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

statistik yaitu uji perbedaan dua rata - rata, uji perbedaan dua rata-rata

digunakan untuk menentukan rata-rata nilai n- Gain motivasi belajar

danpenguasaan konsep materi elektrolit dan non elektrolit yang berbeda

secara signifikan antara pembelajaran menggunakan model problem

solving dengan pembelajaran menggunakan model konvensional.

Sehingga dapat diketahui perbedaan antara pembelajaran yang

menggunakan model problem solving dengan pembelajaran menggunakan

model konvensional dalam meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan

konsep.

Adapun rumus hipotesis pada uji ini adalah:

H0 : μ1x ≤ μ2x : Rata-rata n-Gain motivasi belajar dan penguasaan konsep

siswa pada materi elektrolit dan non elektrolit yang

menggunkan model problem solving lebih rendah atau

sama motivasi belajardanpenguasaan konsep

pembelajaran yang menggunakan model konvensional

siswa MAN 1 Pringsewu.

H1 : μ1x> μ2x : Rata-rata n-Gain motivasi belajar dan penguasaan konsep

siswa pada materi elektrolit dan non elektrolit yang

menggunkan model problem solving lebih tinggi dengan

motivasi belajardanpenguasaan konsep pembelajaran yang

Page 51: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

35

menggunakan model konvensional siswa MAN 1

Pringsewu.

Keterangan:

μ1 :Rata-rata n-Gain (x) pada materi elektrolit dan non elektrolit kelas

eksperimen.

μ2 : Rata-rata n-Gain (x) pada materi elektrolit dan non elektrolit kelas

kontrol

x: Motivasi belajardanpenguasaan konsep

Uji perbedaan dua rata-rata pretes dan postes dilakukan dengan menggunakan

SPSS versi 17.0 for Windows. Cara mengetahui terima H0 atau tolak H0 yaitu

dengan menggunakan output Independent Sample T test dengan kriteria

terima H0 jika nilai signifikan atau sig. ( 2-tailed) < 0,05.

d. Uji Ukuran Pengaruh (Effect Size)

Berdasarkan nilai t hitung yang diperoleh dari uji Paired Samples T Test

yang menggunakan data penelitian berupa pretes dan postes, selanjutnya

dilakukan perhitungan untuk untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

model problem solving dalam meningkatkan motivasi belajar dan

penguasaan konsep siswa maka dilakukan uji ukuran pengaruh (effect size)

dengan rumus:

μ2=t2

t2 df…………………………….………(Abu Jahjouh, 2014)

Keterangan:

µ = effect size

t = t hitung dari uji-t

df = derajat kebebasan

Page 52: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

36

Tabel 5. Kriteria Pengaruh

Skor Kriteria Pengaruh

µ ≤ 0,15 Efek diabaikan (sangat kecil)

0,15< µ ≤ 0,40 Efek kecil

0,40< µ ≤ 0,75 Efek sedang

0,75< µ ≤ 1,10 Efek besar

µ > 1,10 Efek sangat besar

(Dincer,2015)

Page 53: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan bahwa

model pembelajaran problem solving dalam meningkatkan motivasi belajar dan

penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit

dengan besar pengaruh 95% dengan kategori besar pada kelas eksperimen,

serta didukung dengan rata-rata presentase frekuensi aktivitas siswa selama

pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang

berkategori “sangat tinggi”, serta peningkatan nilai pretes-postes (n-Gain) pada

kelas eksperimen memenuhi kriteria “tinggi”.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan:

Kepada guru-guru kimia untuk mengimplementasikan model pembelajaran

problemsolving di kelas, khususnya pada materi larutan elektrolit dan non

elektrolit. Hal inidikarenakan model pembelajaran problem solving terbukti,

efektif dan berpengaruh besar dalam meingkatkan motivasi belajar penguasaan

konsep siswa.

Page 54: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

DAFTAR PUSTAKA

Abu. Jahjuoh, Y. M. 2014. The Effectiveness of Blended E-Learning Forum in

Planning for Science Instruction. Journal of Turkish Science Education,

11(14): 3-6

Arends, R., I. 2008. Learning to teach.(Terjemahan Helly Prajitno Soetjipto &

Sri Mulyantini Soetjipto). New York: Mc Graw Hill Companies. (Buku Asli

Diterbitkan tahun 2007).)

Arends, R., I., &Kilcher, A. 2010.Teaching for student learning.New York:

Routledge.

Arend, R. I. (2012). Learning to Teach,Ninth Edition. New York: McGrow-Hill.

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: BumiAksara.

Arifin, M. 1995. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia.

Airlangga University Press.Surabaya.

Beetlestone, F. 2012. Creative learning.(diterjemahkan oleh NarulitaYusron).

Philadelphia: Open University Press.(Buku Asli diterbitkan tahun 1998).

Boujaoude, S.,dan M.Attieh . 2008. “The effect of Using Concept Maps as Study

Tools on Achievement in Chemistry”

BSNP, 2006.Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta

Budiningsih, A. 2012.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Creswell, J. W. 1997. Research Design Qualitative and Quantitative Approaches.

Lodon: Sage Publications.

Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dimyanti.,dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Page 55: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

63

Dincer, S. 2015. Effect of Computer Assisted Learning on Students’ Achievement

in Turkey: a Meta-Analysis. Journal of Turkish Science Education , 12 (1):

99-188

Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: RinekaCipta.

Djamarah, S.B.,danA. Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

RinekaCipta.

Endi, N. 1985. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Salman: ITB

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., dan H. H. Hyun. 2012. How to design and evaluate

research in education 8th edition. McGraw-Hill, A Business Unit Of

TheMcGraw-Hill Companies, Inc., 1221 Avenue of The Americas, New

York,NY 10020.

Febriyanti, F. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Larutan Elektrolit

dan Non elektrolit

Hake, R. R. 2002. Relationship of individual Student Normalized Learning Gains

in

Mathematics with Gender,High School, Physics, and Pre Test Scores in

Mathematics and Spatial Visualization.Physics Education Research

Conference.Tersediapada

:ttp://www.physics.indiana.edu/~hake/PERC2002h-

Hake.pdf .diaksespadatangga 21 November 2017.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV PustakaSetia.

Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.

Husin, A. U. 2014. Efektivitas model pembelajaran problem solving efektif dalam

Meningkatkan kemampuan berpikir evaluative siswa pada materi asam-

basa.

(skripsi). Universitas Lampung. Bandarlampung

Indrawati. 2016. Modul Guru Pembelajar: Mata Pelajaran Kimia Sekolah

Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi B. Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Karwono.,dan H. .Mularsih. 2010.Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan

Sumber Belajar. Ciputat: Cerdas Jaya.

Kurniawati, I. D., & Diantoro, M. (2014). Pengaruh Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Integrasi Peer Instruction terhadap Penguasaan Konsep dan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,

Page 56: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

64

10(1).

Lidiawati. 2011. Efektivitas Penerapan Metode Problem Solving Dalam

Meningkatkan Keterampilan Mengkomunikasikan dan Penguasaan Konsep

Koloid (skripsi). FKIP Unila.Bandarlampung

Lunenburg, C. Fred. 2011. Self-Efficacy in the Workplace: Implication for

motivation and performance. Sam Houstan State University, International

Journal Of Management, Business, and Administration. Vol.14. Number 1,

2001.

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP

YKPN

Mbulu, J. 2001. Pengajaran Individual Pendekatan Metode dan Media Pedoman

megajar Bagi Guru dan Calon Guru. Malang: Yayasan Elang Emas.

Mulyasa, E. 2006.KTSP Sebuah Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nieveen, N. (1999). Prototyping to Reach Product Quality. Jan Van den Akker,

Robert Maribe Braneh, Ken Gustafson, and Tjeerd Plomp (Ed). London:

Kluwer Academic Plubishers.

Paul, S. 1997. Filsafat Kontrukstivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius

Reliyana, R., Rudibyani, R. B., dan Efkar, T. 2014.Efektifitas Pembelajaran,

Inkuiri Terbimibing Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Penguasaan

Konsep Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia.3 (2): 1-14.

Rezqi, N. 2016. Hubungan Antara Motivsi Belajar dan Efikasi Diri Dengan Model

Mental Dalam Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Menggunakan Model Si Mayang

Rokhayati, N. 2011.Peningkatan Penguasaan Konsep Matematika Melalui Model

Pembelajaran Guided Discovery-Inquiry PadaSiswa Kelas VII SMP N 1

Sleman .Doctoral dissertation. UNY. Yogyakarta.

Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Jakarta: PT RAJA GRAFINDO PERSADA.

Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta: PT. Grafindo

Persada.

Santika, A.D.2017. Penerapan Model Discovery Learning Dalam Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Luwes Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non

Elektrolit

Page 57: EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK …digilib.unila.ac.id/31895/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving efektif dalam meningkatkan

65

Santrock, J.W. 2011.Psikologi Pendidikan.Jakarta :Salemba Humanika. Tim

Penyusun. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA/ MA. Jakarta:

BSNP.

Sihaloho, L. M., Rudibyani, R. B., &Efkar, T. (2013).Peningkatan Motivasi dan

Penguasaan Konsep Melalui Model Learning Cycle 5E. Jurnal Pendidikan

Kimia. FKIP. Universitas Lampung.

Silberberg, S. M. 2007. Principles Of General Chemistry. New York: Mcgraw-

Hill.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Syarif, I. (2012). Pengaruh Model Blended Learning terhadap Motivasi dan

Prestasi Belajar Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2(2).

Tim Penyusun. 2005. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran

Tahun 2004. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Uno, H., B. 2011. Teorimotivasi dan pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wicaksono, A. 2008. Efektivitas Pembelajaran. Agung (ed). 5 April 2008.

Diakses tanggal 27 Oktober 2017

Widayat, A. 2006. Analisis Tingka t Penguasaan Konsep Besaran dan Satuan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UNES Semester 1

Tahun Akademik 2005/2006. Semarang: UNES

Wolkfolk, A. 2007.Educational psychology (10rd ed). Boston: Pearson Education.

Yunus, A., S., MD & Ali, W., Z., W. (2009). Motivation in the learning of

mathematics.European Journal of Social Science, 7, 93-101.