digilib.uns.ac.id/efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tesis program pasca...

104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENTS (AQ) SISWA SMA NEGERI DI KOTA MATARAM TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika Oleh: EKA NUR AZIZAH NIM.S851108019 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: others

Post on 24-Mar-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN PENDEKATAN

OPEN-ENDED PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENTS (AQ) SISWA

SMA NEGERI DI KOTA MATARAM

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

EKA NUR AZIZAH

NIM.S851108019

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN PENDEKATAN

OPEN-ENDED PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENTS (AQ) SISWA

SMA NEGERI DI KOTA MATARAM

TESIS

Oleh

Eka Nur Azizah

S851108019

Komisi Nama Tanda tangan Tanggal

Pembimbing

Pembimbing I Dr. Budi Usodo, M.Pd. ___________ _______

NIP 19680517 199303 1 002

Pembimbing II Dr. Riyadi, M.Si. ___________ ________

NIP 19670116 199402 1 001

Telah dinyatakan memenuhi syarat

pada tanggal ___________

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Budiyono, M. Sc.

NIP 19530915 197903 1 003

Page 3: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN PENDEKATAN

OPEN-ENDED PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENTS (AQ) SISWA

SMA NEGERI DI KOTA MATARAM

TESIS

Oleh

Eka Nur Azizah

S851108019

Tim penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Budiyono, M.Sc. ____________ _________

NIP 19530915 197903 1 003

Sekretaris Dr. Mardiyana, M.Si. ____________ _________

NIP 19660225199302 1 002

Anggota Dr. Budi Usodo, M.Pd. ____________ _________

Penguji NIP 19680517 199303 1 002

Dr. Riyadi, M.Si. ____________ _________

NIP 19670116 199402 1 001

Telah dipertahankan di depan penguji

Dinyatakan telah memenuhi syarat

pada tanggal...................2013

Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Prof. Dr. Budiyono, M. Sc.

NIP 196107171986011001 NIP 19530915 197903 1 003

Page 4: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya yang menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul : “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) Dengan Pendekatan Open-Ended Pada

Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Adversity Quotients (AQ) Siswa

SMA Negeri Di Kota Mataram” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan

bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiyah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara

tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat

plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No. 17, tahun

2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs

UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu

semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan

publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan

Matematika PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang

diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Matematika PPs-UNS. Apabila saya

melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia

mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, Maret 2013

Eka Nur Azizah

Page 5: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,..” (Al-Insyiroh (94:5))

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan tesis ini dengan sepenuh cinta, kepada:

Bapak dan Mama tercinta (Kaharudin Ahmad dan Halifah), terima

kasih atas untaian do’a yang selalu engkau panjatkan di setiap saat.

Itu adalah hadiah terbaik untukku. You are my heroes and my angels.

Abu dan umi, terima kasih do’a dan motivasinya.

Adik-adikku tersayang (Dian, Chaca), sepupuku (Man, Amar, Dafi,

Fito, Jebi, Siti, Mita, Mbak Maya, Anis, Ani, novi), terima kasih atas

do’a , motivasi yang kalian berikan dan mau dengar curhatan setiap

hari.

Sahabat terbaik sekaligus saudara terbaikku (Mbak Janah, Mbak

May, Mbak Rani, mbak Jemi, Mbak Nurma, Mas Goz) terima kasih

kebersamaan kita selama ini.

Teman-teman kelas “Tambahan 1” (Kak Hasan, Mbak Khoir, Mbak

Hid, Mbak Fit, Dona, Ian, Mbak Desty, Sandy, Vivi, Satrio, Yadi, Mbak

Rina, Dayat, Lail) dan yang tidak bisa disebutkan satu per satu,

makasih dukungannya.

Page 6: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Eka Nur Azizah. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) Dengan Pendekatan Open-Ended Pada

Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Adversity Quotients (AQ) Siswa

SMA Negeri Di Kota Mataram. TESIS. Pembimbing I: Dr. Budi Usodo, M.Pd..

Pembimbing II: Dr. Riyadi, M.Si., Program Studi Pendidikan Matematika

Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) manakah yang

memberikan prestasi belajar yang lebih baik, model pembelajaran NHT dengan

menggunakan pendekatan open-ended, NHT, atau pembelajaran konvensional, (2)

manakah yang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik, siswa dengan tipe

climbers, campers, atau quitters, (3) pada masing-masing tingkatan tipe AQ,

manakah yang memberikan prestasi belajar yang lebih baik, model pembelajaran

kooperatif NHT dengan menggunakan pendekatan open-ended atau NHT atau

pembelajaran konvensional, (4) pada masing-masing model pembelajaran,

manakah yang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik siswa dengan tipe

climbers, campers, atau quitters.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan

rancangan faktorial 3 x 3.Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas, yaitu model

pembelajaran, dan AQ siswa, dan satu variabel terikat, yaitu prestasi belajar

matematika. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri se-

Kota Mataram. Sampel dalam penelitian ini adalah 9 kelas yang terdiri dari 3

kelas eksperimen I, 3 kelas eksperimen II, dan 3 kelas kontrol. Pengambilan

sampel dilakukan dengan stratified cluster random sampling. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu

untuk mengumpulkan data mid semester I tahun pelajaran 2012/2013 sebagai data

kemampuan awal siswa, metode tes, untuk mengetahui prestasi belajar

matematika pada materi pokok persamaan dan fungsi. Metode angket digunakan

untuk mengetahui kategori AQ siswa, yang kemudian dikelompokkan

kemandirian belajar menjadi tiga tipe yaitu climbers, campers, dan quitters.

Sebelum instrumen tes digunakan, dilakukan analisis validitas isi, tingkat

kesukaran, daya pembeda butir soal, dan reliabilitas.Sebelum eksperimen,

dilakukan uji keseimbangan. Uji keseimbangan menggunakan analisis variansi

satu jalan dengan sel tak sama. Uji prasyarat analisis data prestasi belajar

matematika terdiri dari uji normalitas populasi dan uji homogenitas variansi

populasi. Uji hipotesis penelitian menggunakan analisis variansi dua jalan dengan

sel tak sama dengan taraf signifikansi 0,05 .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) prestasi belajar siswa

menggunakan model pembelajaran NHT dengan pendekatan open–ended lebih

baik daripada prestasi belajar siswa yang menggunakan model NHT maupun

model konvensional. Prestasi belajar siswa dengan menggunakan NHT lebih baik

daripada prestasi belajar yang menggunakan model konvensional, (2) siswa tipe

climbers dan tipe campers mempunyai prestasi belajar yang sama, siswa tipe

campers dan tipe quitters mempunyai prestasi belajar yang sama dan siswa tipe

Page 7: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

climbers mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada tipe quitters, (3)

pada masing-masing tipe AQ (climbers, campers, dan quitters), penggunaan

model pembelajaran NHT dengan pendekatan open-ended menghasilkan prestasi

belajar siswa yang lebih baik daripada NHT maupun konvensional dan pada

model NHT juga menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada

konvensional, (4) pada masing-masing model pembelajaran (NHT dengan

pendekatan open-ended, NHT, dan konvensional), prestasi belajar siswa tipe

climbers dan tipe campers mempunyai prestasi belajar yang sama, siswa tipe

campers dan tipe quitters mempunyai prestasi belajar yang sama dan siswa tipe

climbers mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada tipe quitters.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, NHT, pendekatan open-ended, konvensional,

prestasi belajar.

Page 8: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Eka Nur Azizah. 2013. The Effectiveness of the Cooperative Learning Model

of Numbered Heads Together (NHT) Type with Open-Ended Approach on

the Mathematics Learning viewed from Adversity Quotients (AQ)of Senior

High School Students in Mataram. Thesis. Principal Advisor: Dr. Budi Usodo,

M.Pd., Co-advisor: Dr. Riyadi, M.Si., The Graduate Program in Mathematics

Education, Sebelas Maret University, Surakarta.

ABSTRACT

The objectives of this research are to investigate: (1) which of the

cooperative learning model of NHT type with open-ended approach, the

cooperative learning models of NHT type, and the model of conventional results

in a better learning achievement in mathematics of the students; (2) which of the

types of climbers, the campers, and the quitters types results in a better learning

achievement in Mathematics; (3) for each category of AQ of the students, which

one results in better achievement in Mathematics, cooperative learning model of

NHT type with open-ended approach, the cooperative learning models of NHT

type, and the model of conventional; and (4) for each learning model, which one

results in better achievement in Mathematics, students who have climbers type,

campers, or quitters.

The type of this research was a quasi-experimental with research design

which used factorial 3 x 3. This research consisted of two independent variables,

there were learning model and students‟ AQ, and one dependent variable, namely

the learning achievement in Mathematics. The population of this research was the

first grade (Class Ten) of Senior High Schools in Mataram. The sample of this

research was 9 classes consisted of 3 experimental classes I, 3 experimental

classes II, and 3 control classes. This research used stratified cluster random

sampling technique. The data were collected by using documentation method,

gained from mid data in the academic year 2012/2013 as students‟ initial ability of

data, method test to identify mathematics achievement learning in basic material

of quadratic equations and functions. Questionnaire was used to collect the data of

AQ of the students which were subsequently classified into climbers, campers,

and quitters of the students. Before the instrument test is used content validity,

difficulty index, discriminating power, and the reliability were conducted prior to

the experiment. The balance test used the unbalanced one-way analysis of

variance with unequal cells. The normality test and the homogeneity test were

conducted prior to the analysis of variance. The testing of hypothesis used the

unbalanced two-way analysis of variance with unequal cells at the significance

level of 0.05.

The results of the research are as follows: (1) the cooperative learning

models of NHT type with open-ended approach results in a better students‟

mathematics learning achievement than cooperative learning model of NHT and

the model of conventional, and the cooperative learning model of NHT type

results in a better students‟ mathematics learning achievement than the model of

conventional; (2) students‟ mathematics learning achievement with the climbers

type of learning gives the same mathematics achievement as the campers type,

Page 9: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

students‟ mathematics learning achievement with the campers type of learning

gives the same mathematics achievement as the quitters type, and students‟

mathematics learning achievement with the climbers type of learning results in a

better achievement than the learning achievement of the students with the quitters

type; (3) for each category of AQ of the students (climbers, campers, and

quitters), cooperative learning model of NHT type with open-ended approach

results in a better students‟ mathematics learning achievement than cooperative

learning model of NHT and the model of conventional, and the cooperative

learning model of NHT type results in a better students‟ mathematics learning

achievement than conventional type; (4) for each learning model (NHT type with

open-ended approach, NHT type, and conventional), students‟ mathematics

learning achievement with the climbers type of learning gives the same

mathematics achievement as the campers type, and students‟ mathematics

learning achievement with the campers type of learning gives the same

mathematics achievement as the quitters type, and students‟ mathematics learning

achievement with the climbers type of learning results in a better achievement

than students‟ mathematics learning achievement with the quitters type.

Keywords: Learning model, NHT, open-ended approach, conventional,

mathematic‟s learning achievement.

Page 10: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpiahkan hidayah dan

innayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan sebaik-

baiknya. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

gelar Megister Program Studi Pendidikan Matematika.

Dari awal sampai akhir penulisan tesis ini banyak mendapatkan

bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah mengijinkan penulis untuk melanjutkan

studi di Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Prof. Dr. Budiyono, M. Sc., Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Pascasarjana Universitas Sebeals Maret Surakarta yang selalu memberikan

dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

3. Dr. Budi Usodo, M.Pd., pembimbing I yang telah memberikan arahan,

bimbingan, semangat, petunjuk dan kritik membangun sehingga tesis ini

dapat penulis selesaikan.

4. Dr. Riyadi, M.Si., pembimbing II yang telah memberikan arahan, bimbingan,

semangat, petunjuk dan kritik membangun sehingga tesis ini dapat penulis

selesaikan.

5. Bapak/Ibu dosen Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan

Matematika Universitas Sebelas Maret yang telah membimbing dan

mencurahkan ilmu selama penulis menempuh di Program Pascasarjana.

6. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Mataram, SMA Negeri 7 Mataram

dan SMA Negeri 8 Mataram yang telah memberikan ijin kepada peneliti

untuk melakukan penelitian ini.

7. Guru Matematika dan semua siswa kelas X SMA Negeri 3 Mataram, SMA

Negeri 7 Mataram dan SMA Negeri 8 Mataram yang telah membantu

penelitian ini.

Page 11: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Hj. Sumarmi, Drs. Faizun, Drs. Kaharudin Ahmad, A.A. Km. Purnarbhawa.

A, S.Pd, M. Rofi Aryadi, S.Pd guru Matematika dan Irma, S.Pd, validator

yang telah memberikan bimbingan dan masukan demi kesempurnaan dan

terselesaikannya tesis ini.

9. Teman-teman mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Pendidikan

Matematika Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan motivasi dan dukungan sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

10. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung, sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

Penulis percaya bahwa Allah SWT akan selalu membalas segala kebaikan

yang telah diberikan kepada penulis dengan pahala dan barokah yang melimpah.

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

Page 12: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii

PERNYATAAN ........................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................... vi

ABSTRACT .............................................................................................. viii

KATA PENGANTAR .............................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

DAFTAR TABEL .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

C. Tujuan Masalah ................................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 9

A. Kajian Teori ...................................................................................... 9

1. Prestasi belajar matematika ....................................................... 9

2. Adversity Quotient ..................................................................... 14

3. Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together

dan Numbered Heads Together dengan Pendekatan

open- ended................................................................................. 18

4. Pembelajaran Konvensional ...................................................... 28

B. Penelitian Yang Relavan ................................................................... 31

C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 34

D. Hipotesis ........................................................................................... 40

Page 13: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 42

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 42

1. Tempat Penelitian ....................................................................... 42

2. Waktu Penelitian ......................................................................... 42

B. Jenis, Rancangan dan Prosedur Penelitian ....................................... 43

1. Jenis Penelitian ........................................................................... 43

2. Rancangan Penelitian .................................................................. 43

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ....................................... 44

1. Populasi ...................................................................................... 44

2. Sampel ........................................................................................ 45

3. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 45

D. Teknik Pengambilan Data ................................................................. 47

1. Variabel Penelitian ...................................................................... 47

2. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 49

3. Instrumen Penelitian ................................................................... 50

E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 56

1. Uji Prasyarat Analisis ................................................................. 56

2. Uji Keseimbangan ...................................................................... 59

3. Pengajuan Hipotesis .................................................................... 60

4. Uji Lanjut Anava ........................................................................ 63

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................... 66

A. Hasil Uji Coba Instrumen ................................................................. 66

1. Hasil Uji Coba Angket AQ Siswa .............................................. 66

2. Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika ...................... 67

B. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 69

1. Data AQ Siswa ........................................................................... 69

2. Data Prestasi Belajar .................................................................. 71

C. Hasil Analisis Data ........................................................................... 71

1. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal ...................................... 71

2. Prasyarat Analisis Variansi Dua Jalan ....................................... 73

3. Pengujian Hipotesis ................................................................... 74

Page 14: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

D. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ............................................ 78

1. Hipotesis Pertama ...................................................................... 78

2. Hipotesis Kedua ......................................................................... 79

3. Hipotesis Ketiga ........................................................................ 80

4. Hipotesis Keempat ..................................................................... 81

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .......................... 84

A. Kesimpulan ....................................................................................... 84

B. Impilikasi .......................................................................................... 84

C. Saran ................................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 88

Page 15: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 PERANGKAT PEMBELAJARAN

1.1 Silabus ........................................................................................... 91

1.2 RPP Model Pembelajaran Kooperatif

tipe NHT dengan pendekatan Open-Ended .................................... 97

1.3 RPP Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT ........................... 103

1.4 Lembar Kegiatan Siswa ................................................................. 109

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN

2.1 Kisi-kisi dan Angket AQ (Uji Coba) ............................................. 117

2.2 Lembar Validasi Angket AQ (Uji Coba) ....................................... 125

2.3 Uji Konsistensi Internal Angket AQ .............................................. 129

2.4 Uji Reliabilitas Angket AQ ........................................................... 130

2.5 Kisi-kisi dan Soal Tes Prestasi (Uji Coba) ..................................... 132

2.6 Lembar Validasi Tes Prestasi ........................................................ 144

2.7 Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda .......................... 146

2.8 Uji Reliabiitas Tes Prestasi ........................................................... 148

2.9 Soal Tes Prestasi untuk Penelitian ................................................ 149

LAMPIRAN 3 UJI KESEIMBANGAN

3.1. Data Kemampuan Awal Siswa ....................................................... 158

3.2. Data Hasil Angket AQ .................................................................... 161

3.3. Data Tes Prestasi Matematika ........................................................ 164

LAMPIRAN 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen 1 ....................................... 167

4.2. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen 2 ....................................... 169

4.3. Uji Normalitas Kelompok Kontrol ................................................. 171

4.4. Uji Homogenitas Kemampuan Awal ............................................. 173

Page 16: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

4.5. Uji Keseimbangan .......................................................................... 174

4.6. Uji Normalitas Kelompok NHT dengan

pendekatan Open-Ended ................................................................ 176

4.7. Uji Normalitas Kelompok NHT (Numbered Heads Together) ...... 177

4.8. Uji Normalitas Kelompok Konvensional ....................................... 178

4.9. Uji Normalitas Kelompok Climbers .............................................. 179

4.10. Uji Normalitas Kelompok Campers ............................................... 180

4.11. Uji Normalitas Kelompok Quitters ................................................ 181

4.12. Uji Homogenitas Model Pembelajaran .......................................... 182

4.13. Uji Homogenitas AQ ...................................................................... 183

4.14. Uji ANAVA .................................................................................. 184

4.15. Komparasi Rerata Antar Baris ....................................................... 187

4.16. Komparasai Rerata Antar Kolom ................................................... 188

LAMPIRAN 5 TABEL STATISTIK

5.1 Tabel Distribusi Normal Baku ....................................................... 189

5.2 Tabel Nilai Kritik Distribusi Uji Lilifors ....................................... 190

5.3 Tabel Nilai Kritik Distribusi Chi Squere ........................................ 191

5.4 Tabel Nilai Kritik Distribusi F ....................................................... 192

LAMPIRAN 6 SURAT-SURAT DAN DOKUMENTASI PENELITIAN

6.1 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kota Mataram ..................... 193

6.2 Surat Keterangan Penelitian dari SMAN 3 Mataram ..................... 194

6.3 Surat Keterangan Penelitian dari SMAN 7 Mataram ..................... 195

6.4 Surat Keterangan Penelitian dari SMAN 8 Mataram ..................... 196

6.5 Surat Keterangan Uji Coba Instrumen

dari SMAN 4 Mataram ................................................................... 197

6.6 Dokumentasi Penelitian ................................................................. 198

Page 17: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Persentase penguasaan materi UN SMA/MA

Tahun Pelajaran 2010/2011 ..................................................... 1

Tabel 2.1 Perbandingan Pembelajaran Kooperatif

dan Pembelajaran Tradisional ................................................. 20

Tabel 2.2 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT ............. 23

Tabel 2.3 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan

menggunakan pendekatan open-ended ..................................... 28

Tabel 2.4 Langkah-langkah pembelajaran konvensional ........................ 30

Tabel 2.5 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif tipe NHT dengan

menggunakan pendekatan Open-Ended, NHT, Konvensional 31

Tabel 3.1 Kegiatan dan waktu kegiatan penelitian. ................................. 42

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian .............................................................. 43

Tabel 3.3 Data SMA Negeri berdasarkan NUN di Kota Mataram ......... 46

Tabel 4.1. Rangkuman hasil angket AQ siswa ......................................... 70

Tabel 4.2. Rangkuman jumlah siswa berdasarkan angket AQ siswa ....... 70

Tabel 4.3. Hasil tes prestasi belajar .......................................................... 71

Tabel 4.4 Hasil analisis uji normalitas tes kemampuan awal .................. 72

Tabel 4.5. Hasil uji homogenitas tes kemampuan awal ........................... 72

Tabel 4.6. Rangkuman uji keseimbangan tes kemampuan awal .............. 73

Tabel 4.7. Hasil uji normalitas prasyarat anava dua jalan ....................... 73

Tabel 4.8. Hasil uji homogenitas prasyarat anava dua jalan .................... 74

Tabel 4.9. Rangkuman anava dua jalan dengan sel tak sama .................. 74

Tabel 4.10. Hasil Komparasi rerata antar baris .......................................... 75

Tabel 4.11 Rangkuman rerata dan rerata marginal ................................... 76

Tabel 4.12 Hasil Komparasi rerata antar kolom ....................................... 77

Page 18: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara etimologis perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan

yang diperoleh dengan bernalar”. Matematika tumbuh dan berkembang

karena proses berpikir, oleh karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya

matematika. Matematika juga merupakan sumber dari ilmu lain, karena

banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangnya bergantung dari

matematika, sehingga matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi

karena sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Di sisi lain, masih banyak yang memandang bahwa matematika

sebagai mata pelajaran yang menakutkan dan membosankan di kalangan

siswa sehingga suasana yang demikian ini mengakibatkan hasil atau prestasi

belajar pada mata pelajaran matematika belum sesuai yang diharapkan.

Rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika juga

dialami pada siswa SMA di Kota Mataram. Hal ini dapat dilihat pada tabel

persentase penguasaan materi soal matematika UN SMA/MA Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Tabel 1.1 Persentase penguasaan materi UN SMA/MA Tahun Pelajaran

2010/2011

No.

urut Kemampuan yang diuji

Kota/

Kab.

Prop. Nas.

03 Menyederhanakan bentuk aljabar. 80,41 86,10 89,64

04 Menyelesaikan persamaan logaritma. 91,02 82,03 57,09

05 Menyelesaikan masalah persamaan atau

fungsi kuadrat.

68,78 76,04 78,83

13 Menyelesaikan masalah program linaer. 79,46 44,73 67,91

19 Menentukan fungsi invers dari fungsi

eksponen atau logaritma.

59,18 61,38 76,49

(sumber: Kemdiknas, 2011)

Page 19: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Terlihat bahwa nilai persentase pada materi soal matematika UN

masih rendah. Penggunaan model pembelajaran konvensional, dapat menjadi

salah satu faktor dari masih rendahnya nilai UN pada mata pelajaran

matematika. Hal ini dikarenakan pada model pembelajaran konvensional guru

lebih dominan sehingga siswa bersikap pasif. Siswa menerima apa yang

disampaikan oleh guru dan melaksanakan apa yang dikatakan oleh guru.

Proses pembelajaran biasanya dimulai dengan penjelasan konsep yang

disertai contoh, dilanjutkan dengan mengerjakan latihan soal-soal

matematika, sehingga kemampuan penalaran siswa kurang berkembang,

karena guru lebih membahas masalah yang sifatnya rutin atau masalah-

masalah tertutup (closed problems) yang hanya mememiliki satu jawaban

yang benar dengan satu cara pemecahannya. Di samping itu closed problems

ini biasanya disajikan dengan terstruktur dan eksplisit, diawali dengan apa

yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan metode apa yang digunakan.

Maksudnya adalah ide-ide, pola-pola, konsep-konsep yang disajikan secara

eksplisit sehingga siswa dapat dengan mudah menebak dan mendapatkan

solusinya tanpa melalui proses mengerti, sehingga guru perlu mempersiapkan

dan mengatur pendekatan penyampaian materi matematika kepada siswa.

Suatu model pembelajaran yang tepat adalah sesuai pada materi ataupun

situasi dan kondisi pembelajaran saat itu, sehingga pembelajaran tersebut

dapat mendorong siswa untuk memperoleh kompetensi yang diharapkan.

Dengan demikian siswa mampu menyelesaikan berbagai permasalahan baik

dalam pelajaran ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu alternatif pendekatan yang dapat memenuhi prinsip-prinsip

pembelajaran matematika tersebut yaitu dimungkinkan dengan pendekatan

open-ended. Pendekatan ini menyajikan suatu permasalahan yang memiliki

metode penyelesaian, atau penyelesaian yang benar lebih dari satu.

Pendekatan open-ended dipandang dari strategi bagaimana materi pelajaran

disampaikan, pada prinsipnya pendekatan open-ended sama dengan

pembelajaran berbasis masalah yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang

dalam prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa,

Page 20: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sehingga pendekatan open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang

menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian

yang benar lebih dari satu. Pendekatan open-ended dapat memberi

kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman

menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik.

Namun, pada pendekatan open-ended masalah yang diberikan adalah masalah

yang bersifat terbuka (open-ended problem) atau masalah tidak lengkap

(incomplete problem). Tujuannya adalah agar kemampuan berpikir

matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang

sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasi melalui proses

pembelajaran. Inilah yang menjadi pokok pikiran pembelajaran dengan open-

ended, yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara

matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab

permasalahan melalui berbagai strategi.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat juga dapat menghasilkan

interaksi yang baik antara siswa dan guru, sehingga siswa lebih dominan

dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan model kooperatif, siswa

dapat berkomunikasi antara siswa dan siswa, sehingga guru membimbing

pada saat-saat yang diperlukan. Dominasi guru bisa dikurangi dalam proses

pembelajaran dan siswa berusaha belajar dengan menemukan konsep/materi

pelajaran secara mandiri. Aktivitas belajar siswa berkembang karena materi

yang dipelajari harus mereka temukan sendiri melalui kegiatan diskusi.

Keuntungan dari model kooperatif ialah adanya ketergantungan positif,

tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama.

Beberapa tipe dari model kooperatif adalah Jigsaw, STAD, TGT, TAI, NHT,

dan lain-lain. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah model yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling memberikan ide-ide dan

pertimbangan jawaban yang paling tepat. Ciri khas NHT yang utama dari

model ini adalah pemberian nomor. Maksud dari pemberian nomor yaitu

setiap anak mendapatkan nomor tertentu, dan setiap nomor mendapatkaan

kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam

Page 21: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menjawab pertanyaan. Siswa tidak hanya memahami konsep namun bisa

berintekasi dengan teman-temannya, berani mengungkapkan pendapat, tidak

ada siswa yang lebih dominan di dalam kelompok karena semua anggota

kelompok mempunyai peluang yang sama untuk tampil mempresentasikan

hasil diskusi mereka. Oleh karena itu, penulis tertarik ingin mengkaji

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan

pendekatan open-ended. NHT mempunyai kelebihan yang dapat

mempermudah siswa untuk mengungkapkan ide selama proses pembelajaran.

Di sisi lain, NHT juga mempunyai beberapa kelemahan diantarnya adalah

dapat membuat grogi atau panik siswa serta siswa yang pandai akan

mendominasi selama diskusi sehingga pada siswa kemampuan rendah dapat

menimbulkan sikap minder. Oleh karena itu, untuk menutupi kelemahan dari

NHT tersebut maka penggabungan NHT dengan pendekatan open-ended

merupakan salah satu alternatif agar kelemahan dari NHT dapat tertutupi

dengan kelebihan dari pendekatan open-ended. Salah satu kelebihan dari

pendekatan open-ended yaitu siswa kemampuan rendah dapat memecahkan

masalah dengan cara mereka sendiri sehingga siswa kemampuan rendah dapat

memecahkan masalah dalam diskusi dengan beberapa cara dengan cara

mereka sendiri sehingga tidak menimbulkan sikap minder dan pasif selama

diskusi, selain itu juga siswa menjadi lebih tanggung jawab serta memberi

pengalaman dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan,

keterampilan, dan cara berpikir matematik yang telah diperoleh sebelummya

dan guru akan mendapat banyak informasi berkenaan dengan kemampuan

berpikir siswa selain.

Selain karena kurang sesuainya penggunaan model pembelajaran

dalam proses pembelajaran, guru juga seharusnya mengetahui kemampuan

siswa dalam merespon materi yang diberikan atau menyelesaikan soal,

mengatasi masalah yang dihadapi. Kemampuan siswa dalam merespon materi

yang diberikan oleh guru dikenal juga dengan Adversity Quotients (AQ). Di

mana AQ adalah suatu potensi/kemampuan atau suatu bentuk kecerdasan

yang melatarbelakangi seseorang dapat mengubah hambatan atau kesulitan

Page 22: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

menjadi sebuah peluang. AQ dapat mengetahui seberapa jauh sikap siswa

dalam mengerjakan soal, karena untuk beberapa siswa mempunyai sikap yang

gampang menyerah ketika mendapatkan soal yang susah (tipe quitters) atau

siswa yang sudah mengerjakan soal sebagian kemudian menyerah (tipe

campers) ataupun siswa yang mempunyai sikap yang berusaha mengerjakan

soal hingga selesai (tipe climbers). Pada model NHT dengan pendekatan

open-ended, merupakan suatu model pembelajaran yang sangat baik untuk

meningkatkan tanggung jawab individual serta memberi pengalaman dalam

menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan, keterampilan dalam

menyelesaikan soal, begitupun dengan menggunakan model pembelajaran

NHT, setiap siswa dituntut untuk terlibat secara total untuk mengkonstruksi

pemahamannya melalui diskusi kelompok sehingga memiliki pemahaman

yang optimal dan mampu menjelaskan hasil diskusi kepada seluruh anggota

kelas, jika nomor yang dimilikinya dipanggil oleh guru, sehingga guru

mengetahui siswa bimbingannya termasuk dalam salah satu tipe dari AQ (tipe

quitters, tipe campers, atau tipe climbers). Dengan demikian guru akan

mendapat banyak informasi berkenaan dengan kemampuan berpikir siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas

dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: (1) dalam pembelajaran

matematika peran aktif siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.

Rendahnya prestasi belajar matematika dikarenakan siswa kurang berperan

aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Terkait dengan ini dapat diteliti,

apakah prestasi belajar siswa semakin baik setelah siswa lebih berperan aktif

dalam pembelajaran. Penelitian yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah ini adalah dengan merancang model pembelajaran sehingga dalam

proses pembelajaran bukan guru saja yang lebih dominan, melainkan siswa

juga berperan aktif dalam proses pembelajaran, (2) masih rendahnya prestasi

belajar matematika dikarenakan semangat dan motivasi belajar matematika

siswa yang kurang, kurang tepat penggunaan model pembelajaran,

kemampuan sikap siswa (Adversity Quotient) dalam menyelesaikan soal

Page 23: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dikarenakan guru tidak mengetahui siswa dalam menyelesaikan soal, kurang

tersedianya sarana prasarana belajar yang memadai.

Dari kedua masalah yang diidentifikasi di atas, peneliti melakukan

penelitian terkait dengan membandingkan pengaruh prestasi belajar siswa

yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan

open-ended, NHT dan konvensional yang ditinjau dari AQ siswa. Alasan

dipilihnya masalah tersebut karena perlu dilakukannya inovasi dalam

pembelajaran matematika dengan menerapkan suatu model pembelajaran

inovatif. Selain itu juga selama proses pembelajaran guru mendapat banyak

informasi mengenai kemampuan berpikir siswa/kemampuan siswa dalam

merespon materi. Di samping itu, dengan mengetahui model yang efektif

untuk masing-masing tipe AQ diharapkan mampu mengoptimalkan prestasi

belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengkaji secara

mendalam dan terarah maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:

(1) dalam penelitian ini AQ adalah suatu kemampuan yang terdapat pada

siswa dalam menghadapi suatu masalah dan mencari penyelesaian dari

masalah tersebut. Alasan ditelitinya AQ karena dapat mengetahui kemampuan

siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru, (2)

penggunaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif

NHT dengan pendekatan open-ended. Penggabungan model pembelajaran

kooperatif NHT terdapat pada pemberian soal di LKS, (3) prestasi belajar

matematika pada penelitian ini adalah hasil belajar matematika yang dicapai

oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran, (4) materi matematika yang

digunakan pada penelitian ini adalah pokok bahasan persamaan dan fungsi

kuadrat yang merupakan salah satu pokok bahasan di SMA Kelas X Semester

I. Pemilihan materi pokok bahasan persamaan dan fungsi kuadrat,

dikarenakan dari data nilai persentase penguasaan materi soal matematika UN

Page 24: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Tahun Pelajaran 2010/2011 di NTB nilai materi pokok bahasan persamaan

dan fungsi kuadrat tergolong rendah yaitu 68,78.

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Manakah yang memberikan prestasi belajar yang lebih baik, model

pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan open-ended, NHT

atau konvensional?

2. Manakah yang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik, siswa dengan

tipe climbers, campers atau quitters?

3. Pada masing-masing tingkatan tipe AQ, manakah yang memberikan

prestasi belajar yang lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe NHT

dengan pendekatan open-ended, NHT atau konvensional?

4. Pada masing-masing model pembelajaran, manakah yang mempunyai

prestasi belajar yang lebih baik siswa dengan tipe climbers, campers atau

quitters?

C. Tujuan penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana

penerapan model pembalajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan

open-ended berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika. Tujuan khusus

penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui manakah yang memberikan prestasi belajar yang lebih

baik, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan open-

ended, NHT atau pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui manakah yang mempunyai prestasi belajar yang lebih

baik, siswa dengan tipe climbers, campers atau quitters.

3. Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan tipe AQ, manakah

memberikan prestasi belajar yang lebih baik, model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dengan pendekatan open-ended atau NHT atau

pembelajaran konvensional.

Page 25: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

4. Untuk mengetahui pada masing-masing model pembelajaran, manakah

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik siswa dengan tipe climbers,

campers atau quitters.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian di bidang pendidikan diharapkan dapat memberikan

manfaat teoritis dan praktis terhadap pembelajaran matematika di sekolah.

1. Manfaat Teoritis

Secara tidak langsung, hasil penelitian ini dapat menguji kebenaran teori

belajar dan hasil penelitian sejenis yang sudah ada sebelumnya. Selain

itu, dapat pula digunakan sebagai acuan pelaksanaan penelitian

selajutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara langsung bagi siswa, guru

dan sekolah.

a. Bagi siswa

Penerapan model pembelajaran yang inovatif, diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Bagi guru

Pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan menggunakan pendekatan

open-ended belum banyak dilaksanakan oleh para guru matematika

di sekolah sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai acuan guru

matematika dalam proses pembelajaran.

c. Bagi sekolah

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan

open-ended diharapkan dapat berimplikasi positif terhadap kualitas

pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika

sehingga mampu memperbaiki mutu lulusan sekolah.

Page 26: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Prestasi Belajar Matematika

a. Hakekat Matematika

Matematika dalam pandangan siswa, identik dengan kata sulit.

Selain merupakan mata pelajaran yang memiliki sifat abstrak juga

membutuhkan penalaran dalam hubungannya dengan mengerjakan

persoalan-persoalan matematika. Beberapa ahli mengemukakan

pendapatnya mengenai matematika dalam pandangan yang berbeda

sesuai dengan situasi perkembangan matematika itu sendiri. Padangan

ahli matematika seperti Johnson dan Rising (Suherman, 2001: 19)

mengatakan bahwa:

Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan,

pembuktian yang logis, matematika adalah bahasa yang

menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas,

dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih

berupa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.

Pendapat lain tentang matematika dikemukakan oleh Tobias

dalam Sterenberg (2007), mengatakan bahwa:

The metaphor mathematics is a battle can be linked to

experiences of fear, struggle and even survival. Fear is a

common theme among people who experience mathematics as a

battle and is often viewed as something to be overcome.

(Metafora matematika merupakan bentuk pertempuran yang

dapat dihubungkan dengan pengetahuan akan ketakutan,

perjuangan dan bahkan kelangsungan hidup. Ketakutan adalah

tema umum di antara orang yang memiliki pengetahuan

matematika sebagai pertempuran dan sering dipandang sebagai

sesuatu yang harus diatasi).

9

Page 27: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Gie (2007: 21) mengemukakan pendapatnya tentang matematika

yaitu,

Mathematics is sometimes called „the only true science.‟ But

although mathematics is of the essence of rational and logical

thinking, and despite its close connection with science,

mathematics is not substantive science at all. It is instead a

language, a logic of the relations among concepts, an extremely

useful and precise language which has made possible great

advances in many areas of science, but which is not to be

mistaken for scientific theory.

(Matematika kadang-kadang disebut „satu-satunya ilmu sejati‟

tetapi, walaupun matematika merupakan inti sari pemikiran

rasional dan logis, dan betapapun hubungannya yang erat

dengan ilmu, matematika bukanlah ilmu substansif sama sekali.

Kebalikannya, matematika adalah suatu bahasa, suatu logika,

tentang hubungan-hubungan di antara konsep-konsep, suatu

bahasa teramat berguna dan cermat yang memungkinkan

kemajuan-kemajuan besar dalam banyak bidang ilmu, namun

yang tidak boleh dikelirukan dengan teori ilmiah).

Pendapat tentang matematika juga disampaikan oleh Russel,

dalam Hamzah Uno (2007: 129) yang menyatakan bahwa:

“Matematika sebagai suatu studi yang dimulai dari pengkajian

bagian-bagian yang sangat dikenal menuju arah yang tidak

dikenal. Arah yang dikenal tersusun baik (konstruktif) secara

bertahap menuju arah yang rumit (kompleks), dari bilangan

bulat ke bilangan pecah, bilangan real ke bilangan kompleks,

dan menuju matematika yang lebih tinggi ”.

Matematika hadir dan berkembang dalam struktur yang diteliti,

tepat dan merupakan pengetahuan yang sistematik, deduktif dan

abstrak. Matematika bukan hanya berhubungan pula dengan unsur

ruang sebagai sarananya. Oleh sebab itu, matematika ditelaah tidak

hanya sekedar jumlah, tetapi dititikberatkan pada hubungan, pola

bentuk dan struktur. Objek dasar matematika yang dipelajari adalah

abstrak, kesempatan-kesempatan dalam matematika merupakan

tumpuan yang sangat penting, sehingga kesempatan yang paling dirasa

mendasar yaitu aksioma atau postulat serta konsep primitif. Aksioma

dibutuhkan guna menghindari pendefinisian yang berbelit-belit yang

Page 28: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

selanjutnya beberapa aksioma akan diturunkan menjadi suatu sistem

aksioma yang disebut teorema.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah pola berpikir, pembuktian yang logis, serta suatu logika tentang

hubungan antar konsep-konsep dan merupakan pengetahuan yang

sistematik, deduktif dan abstrak.

b. Prestasi Belajar Matematika

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 910) “Prestasi

adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan), dikerjakan dan sebagainya”.

Menurut Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43),

Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran dan penilaian

usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,

huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang

sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

Adapun menurut Slameto (2003: 23),

Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan hasil

belajar yang dinyatakan dengan simbol, angka, huruf maupun

hal yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh

setiap anak dalam periode tertentu.

Pendapat lain menurut Agus Suprijono (2009: 5) mengatakan

bahwa: “Prestasi belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan”.

Belajar menurut teori kontruktivisme adalah membangun

pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas

melalui konteks yang terbatas. Belajar bukanlah suatu kegiatan

mengumpulkan fakta-fakta, melainkan pengembangan suatu pemikiran

dengan membuat kerangka pegertian yang baru. Siswa harus

memperoleh pengalaman dengan membuat hipotesis, prediksi, menguji

hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari

jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi,

Page 29: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan lain-lain

untuk membentuk kontruksi yang baru.

Prestasi belajar di jenjang sekolah formal hanya dapat dilakukan

apabila seseorang telah melakukan atau melaksanakan proses belajar

mengajar, untuk mengetahui keberhasilan dalam proses belajar

mengajar yaitu dengan mengadakan pengukuran terhadap prestasi

belajar siswa yang berupa nilai. Adapun pengertian dari penilaian hasil

belajar menurut Nana Sudjana (2009: 3) “Penilaian hasil belajar adalah

proses pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa”. Selanjutnya

dikatakan juga bahwa tujuan penilaian adalah untuk:

1) Mendeskripsikan kecakapan para siswa sehingga diketahui

kelebihan dan kekurangannya pada bidang studi tertentu yang

ditempuh.

2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan di sekolah.

3) Menentukan tindak lanjut penilaian.

4) Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi

belajar matematika adalah hasil yang dicapai siswa setelah melalui

proses belajar mengajar matematika, berupa nilai sebagai hasil siswa

dalam mengerjakan soal-soal matematika. Dengan kata lain prestasi

belajar matematika adalah hasil pengukuran dan penilaian atas usaha

belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf atau angka serta

kalimat yang menceritakan hasil yang telah dicapai siswa setelah

mengerjakan soal-soal matematika dalam periode tertentu, di mana

siswa membangun sendiri pengetahuannya.

Page 30: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika

Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa merupakan cerminan

kualitas pembelajaran yang telah mereka ikuti. Makin tinggi prestasi

belajar siswa menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran makin baik

pula.

Menurut Slameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan proses belajar yaitu:

1) Faktor internal, yang terdiri dari tiga faktor berikut:

a. Faktor jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan cacat

tubuh.

b. Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, minat,

kreativitas, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

c. Faktor kelelahan yang meliputi kelelahan jasmani dan rohani.

2) Faktor eksternal, yang terdiri dari tiga faktor berikut:

a. Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi

antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah yang meliputi model pembelajaran, kurikulum,

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, displin

sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas

ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c. Faktor masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

masyarakat.

Di antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi

belajar, kemampuan siswa dan model pembelajaran akan sangat

menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Makin tepat

memilih model pembelajaran yang digunakan akan memberikan

pengaruh yang makin baik pula terhadap prestasi belajar siswa,

demikian juga sebaliknya.

Page 31: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2. Adversity Quotient

Istilah AQ (Adversity Quotient) ini dipopulerkan oleh Paul Stoltz

(2007), merupakan suatu penilaian yang mengukur bagaimana respon

seseorang dalam menghadapi masalah untuk dapat diberdayakan menjadi

peluang sama seperti pendaki gunung. Adversity Quotient dapat menjadi

indikator seberapa kuatkah seseorang dapat terus bertahan dalam suatu

pergumulan, sampai pada akhirnya orang tersebut dapat keluar sebagai

pemenang, mundur di tengah jalan atau bahkan tidak mau menerima

tantangan sedikit pun. AQ dapat juga melihat mental yang dimiliki oleh

seseorang. (Nida‟u Diana, 2008)

AQ dapat dibagi menjadi tiga tipe, di mana hal ini melihat sikap

dari individu tersebut dalam mengahadapi setiap masalah dan tantangan

hidupnya. Kelompok atau tipe individu tersebut, yaitu:

a. Quitters

Merupakan kelompok orang yang kurang memiliki kemauan

untuk menerima tantangan dalam hidupnya. Hal ini secara tidak

langsung juga menutup segala peluang dan kesempatan yang datang

menghampirinya. Tipe quitters cenderung untuk menolak adanya

tantangan serta masalah yang ada di dalam peluang tersebut.

b. Campers

Merupakan kelompok orang yang sudah memiliki kemauan

untuk berusaha menghadapi masalah dan tantangan yang ada, namun

mereka melihat bahwa perjalanannya sudah cukup sampai disini.

Berbeda dengan kelompok sebelumnya (quitters), kelompok ini sudah

pernah mencoba, berjuang menghadapi berbagai masalah yang terus

menerjang, mereka memilih untuk menyerah juga.

c. Climbers

Merupakan kelompok orang yang memilih untuk terus

bertahan untuk berjuang menghadapi berbagai masalah, tantangan,

Page 32: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

hambatan, serta hal-hal lain yang terus dapat setiap harinya. Kelompok

ini memilih untuk terus berjuang tanpa mempedulikan latar belakang

serta kemampuan yang mereka miliki, mereka terus mencoba dan

mencoba untuk memperoleh penyelesaian.

AQ memiliki lima dimensi yang masing-masing merupakan

bagian dari sikap seseorang menghadapi masalah. Dimensi-dimensi

tersebut antara lain adalah:

a. C = Control

Menjelaskan mengenai bagaimana seseorang memiliki kendali dalam

suatu masalah yang muncul. Apakah seseorang memandang bahwa

dirinya tak berdaya dengan adanya masalah tersebut, atau ia dapat

memegang kendali dari akibat masalah tersebut.

b. Or = Origin

Menjelaskan mengenai bagaimana seseorang memandang sumber

masalah yang ada. Apakah ia cenderung memandang masalah yang

terjadi bersumber dari dirinya seorang atau ada faktor-faktor lain di luar

dirinya.

c. Ow = Ownership

Menjelaskan tentang bagaimana seseorang mengakui akibat dari

masalah yang timbul. Apakah ia cenderung tak peduli dan lepas

tanggung jawab, atau mau mengakui dan mencari solusi untuk masalah

tersebut.

d. R= Reach

Menjelaskan tentang bagaimana suatu masalah yang muncul dapat

mempengaruhi segi-segi hidup yang lain dari orang tersebut. Apakah ia

cenderung memandang masalah tersebut meluas atau hanya terbatas

pada masalah tersebut saja.

Page 33: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

e. E = Endurance

Menjelaskan tentang bagaimana seseorang memandang jangka waktu

berlangsungnya masalah yang muncul. Apakah ia cenderung untuk

memandang masalah tersebut terjadi secara permanen dan

berkelanjutan atau hanya dalam waktu yang singkat saja. (Stoltz, 2007:

8-19)

Berikut ini adalah ciri, deskripsi dan karakteristik dari tipe AQ:

a. Quitter

1. Menolak untuk mendaki lebih tinggi lagi.

2. Gaya hidupnya tidak menyenangkan atau datar,

3. Bekerja sekedar cukup untuk hidup.

4. Cenderung menghindari tantangan berat yang muncul dari komitmen

yang sesungguhnya.

5. Jarang sekali memiliki persahabatan yang sejati.

b. Camper

1. Mereka mau untuk mendaki, meskipun akan “berhenti” di pos tertentu,

dan merasa cukup sampai di situ.

2. Mereka cukup puas telah mencapai suatu tahapan tertentu (sufficient).

3. Masih memiliki sejumlah inisiatif, sedikit semangat, dan beberapa

usaha.

4. Mengorbankan kemampuan individunya untuk mendapatkan kepuasan,

dan mampu membina hubungan dengan para camper lainnya

c. Climber

1. Mereka membaktikan dirinya untuk terus “mendaki”, mereka adalah

pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan

2. Hidupnya “lengkap” karena telah melewati dan mengalami semua

tahapan sebelumnya. Mereka menyadari bahwa akan banyak imbalan

yang diperoleh dalam jangka panjang melalui “langkah-langkah kecil”

yang sedang dilewatinya.

Page 34: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3. Menyambut baik tantangan, memotivasi diri, memiliki semangat tinggi,

dan berjuang mendapatkan yang terbaik dalam hidup; mereka

cenderung membuat segala sesuatu terwujud.

4. Tidak takut menjelajahi potensi-potensi tanpa batas yang ada di antara

dua manusia; memahami dan menyambut baik risiko menyakitkan yang

ditimbulkan karena bersedia menerima kritik.

5. Menyambut baik setiap perubahan, bahkan ikut mendorong setiap

perubahan tersebut ke arah yang positif.

Objek dalam matematika yang abstrak dapat menyebabkan siswa

kesulitan dalam belajar matematika. Disinilah potensi AQ sangat

dibutuhkan dalam belajar matematika. Belajar pada dasarnya adalah

mengatasi kesulitan. Dengan adanya kesulitan dapat menjadikan mereka

yang dapat mengatasinya menjadi individu yang tangguh dan memberikan

kepuasan saat mereka mampu mengatasinya dengan sebaik-baiknya.

Kesulitan yang dialami mereka yang ber-AQ tinggi (Climbers)

dijadikan tantangan sehingga mereka menjadi siswa yang pantang

menyerah. Sikap pantang menyerah merupakan faktor pembentuk AQ

siswa. Sikap inilah yang perlu ditanamkan kepada setiap siswa dalam

belajar matematika. Kecerdasan ini menyangkut kemampuan seseorang

untuk dapat mengatasi kesulitan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

Keberanian perlu ditumbuhkan dalam diri siswa untuk menghadapi

kesulitan dalam belajar di sekolah (Anonim, 2012).

Dalam pengelompokkan siswa menjadi tiga tipe, yaitu tipe

climbers, campers dan quitters menggunakan angket Adversity Response

Profile (ARP). Menurut Stoltz (2007), ARP sudah digunakan oleh lebih

7500 orang dari seluruh dunia dengan berbagai macam karier, usia, ras dan

budaya. Hasilnya mengungkapkan bahwa ARP merupakan instrumen yang

valid untuk mengukur respon orang terhadap kesulitan. ARP juga telah

digunakan pada penelitian-penelitian di berbagai perusahaan dan sekolah.

Page 35: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

ARP memuat 30 cerita peristiwa. Setiap peristiwa disertai dua

pernyataan, pernyataan-pernyataan akan bersifat negatif dan ada juga yang

bersifat positif. Menurut Stoltz, pernyataan negatif inilah yang

diperhatikan skornya, karena lebih memperhatikan respon-respon terhadap

kesulitan. Adapun rentangan skor AQ adalah sebagai berikut.

Kategori quitters : skor 59 ke bawah

Kategori campers : skor 60 s.d. 134

Kategori climbers: skor 135 s.d. 200

(Stoltz, 2007: 138)

3. Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together dan

Numbered Heads Together dengan Pendekatan Open-ended

a. Model Pembelajaran Kooperartif

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial (Agus Suprijono, 2009: 46). Adapun

menurut Brady (dalam Aunurrahman, 2011: 146) mengemukakan

bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai blue print yang

dapat dipergunakan untuk membimbing guru di dalam

mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran.

Menurut Udin S. Winataputra dalam Soetarno Joyoatmojo

(2011: 102) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran

atau pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud model pembelajaran

adalah pedoman, blue print atau kerangka konseptual yang sistematis

Page 36: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

digunakan oleh guru di dalam mempersiapkan dan melaksanakan

kegiatan pembelajaran di kelas.

Menurut Tarim (2009), mengatakan bahwa dalam model

pembelajaran kooperatif:

The teacher keeps the process under control, guiding them by

means of providing materials, explaining, etc., when the

students are in need of help. The important reason for the

wide use of cooperative learning could be its positive effect

on academic achievement, peer relations, inclusion of

children with special needs, self-esteem, attitude, and anxiety.

(Pengawasan guru terhadap suatu proses yang terkendali,

membimbing mereka dengan cara menyediakan bahan,

menjelaskan, dan lain-lain, ketika murid membutuhkan

bantuan. Alasan penting untuk penggunaan bentuk kerjasama

belajar (belajar kelompok) bisa menjadi efek positif pada

prestasi akademik, pertemanan, kebutuhan khusus akan anak,

harga diri, sikap, serta kecemasan).

Menurut Roger dan kawan-kawan dalam Miftahul Huda (2011:

29) mengatakan bahwa:

Cooperative learning is group learning activity organized in

such a way that learning is based on the socially structured

change of information between learners in group in which

each learner is held accountable for his or her own learning

and is motivated to increase the learning of others.

(Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran

kelompok yang diorganisasi dengan satu prinsip bahwa

pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi

secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang

di dalamnya setiap pembelajaran bertanggung jawab atas

pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan

pembelajaran anggota-anggota yang lain).

Situasi pembelajaran kooperatif, interaksinya dicirikan dengan

independensi tujuan positifnya berdasarkan akuntabilitas setiap

individu siswa. Interpedensi seperti ini mengharuskan kesediaan setiap

anggota kelompok mereka harus meminjam istilah Johnson dan

Johnson “tenggelam dan berenang bersama” (sink and swim together).

Pembelajaran kooperatif juga memiliki keunikan-keunikan tersendiri

Page 37: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

jika dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Perbedaan antara

dua jenis pembelajaran ini diilustrasikan dalam Tabel 2.1 (diadaptasi

dari Johnson dan Johnson, dalam Miftahul Huda, 2011: 82)

Tabel 2.1 Perbandingan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran

tradisional

Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Tradisional

Interpendensi positif dengan prosedur-

prosedur yang terstruktur jelas.

Tidak ada interpendensi positif.

Akuntabilitas individu atas pembagian kerja

kelompok.

Tidak ada akuntabilitas individu atas

pembagian kerja kelompok.

Relatif menekankan kelompok yang terdiri

dari siswa-siswa dengan level kemampuan

yang berbeda.

Cenderung menekankan kelompok yang

terdiri dari siswa-siswa dengan level

kemampuan yang berbeda.

Saling berbagi peran kepemimpinan. Jarang menunjuk pemimpin kelompok.

Masing-masing anggota saling membagi

tugas pembelajaran dengan anggota yang

lain.

Masing-masing anggota jarang yang

membantu anngotanya yang lain untuk

belajar.

Bertujuan memaksimalkan pembelajaran

setiap anggota kelompok.

Fokus hanya untuk menyelesaikan tugas.

Menjaga relasi kerja sama yang baik. Tidak ada kerja sama.

Mengajarkan keretampilan bekerja sama

yang efektif.

Menganggap semua siswa bisa bekerja

sama dengan baik.

Observasi guru pada kualitas teamwork

siswa.

Jarang ada observasi dari guru.

b. Numbered Heads Together

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah salah satu

model pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivisme.

Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagan (1992) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah

materi dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

dalam pelajaran tersebut. Model pembelajaran ini dapat digunakan

pada semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik.

Page 38: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Pengelompokan secara heterogen merupakan ciri yang

menonjol pada model pembelajaran ini. Dalam hal kemampuan

akademis, kelompok dalam pembelajaran kooperatif biasanya terdiri

dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan

kemampuan akademis sedang dan seorang lainnya mempunyai

kemampuan akademis yang kurang. Secara umum, pengelompokan

heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu

orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan

asisten untuk tiga orang.

Berikut adalah cara melaksanakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT menurut Anita Lie (2008: 59)

1. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap

kelompok mendapat nomor.

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya.

3. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

4. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

Menurut Mohamad Nur dalam Rosi Salindri (2011: 27)

menjelaskan bahwa Numbered Heads Together pada dasarnya

merupakan sebuah varian diskusi kelompok: ciri khasnya adalah guru

hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa

memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya,

tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili

kelompoknya itu sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua

siswa. Cara ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk

meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.

Page 39: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Menurut Miftahul Huda (2011: 130), pada dasarnya NHT

merupakan varian dari diskusi kelompok. Teknis pelaksanaanya

hamper sama dengan diskusi kelompok. Pertama-tama, guru meminta

siswa untuk duduk berkelompok-kelompok. Masing-masing anggota

diberi nomor. Setelah selesai, guru memanggil nomor untuk

mempresentasikan hasil diskusinya. Guru tidak memberitahukan

nomor berapa yang akan berpresentasi selanjutnya. Begitu seterusnya

hingga semua nomor terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan

memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut.

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah

sebagai berikut :

1. Setiap siswa menjadi siap semua.

2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

3. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

4. Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah:

1. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru atau

mempunyai kesempatan untuk mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas.

2. Dapat membuat grogi atau panik siswa, karena dalam model ini

bagi nomor yang dipanggil harus menjawab dan mereka panik

pada pemanggilan nomor dan siswa yang pandai akan

mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan

pasif pada siswa kemampuan rendah.

Dari uraian di atas, langkah-langkah pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together yang dilakukan pada penelitian ini

adalah:

Page 40: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tabel 2.2 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT

No.

Tahap

Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Penomoran Guru membagi siswa menjadi

beberapa kelompok yang

beranggotakan 4-5 siswa yang

heterogen, pada setiap siswa

diberikan nomor 1-5.

Siswa membentuk kelompok

sesuai instruksi guru.

2 Menyajikan

materi pelajaran

Menyajikan materi kepada

siswa yang diakhiri dengan

meminta siswa untuk

mendiskusikan LKS.

Siswa memperhatikan materi

yang disampaikan oleh guru.

3 Berpikir

bersama

Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk

menyatukan pendapat

terhadap jawaban pertanyaan

dan meyakinkan tiap anggota

kelompok mengetahui

jawaban kelompok.

Siswa berdiskusi

mengenai permasalahan

pada LKS.

4

Menjawab Guru memanggil satu nomor

tertentu untuk

mempresentasikan di depan

kelas.

Siswa yang mempunyai

nomor yang sama

mengangkat tangan dan

mempresentasikan jawaban

di depan kelas mewakili

jawaban dari kelompok.

c. Pendekatan Open-ended

Pendekatan open-ended dilatarbelakangi oleh anggapan siswa

pada pengajaran matematika yang ditemuinya selama ini yang

menurut Schoenfeld, ada beberapa pendapat siswa terhadap

pembelajaran matematika, yaitu:

Page 41: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1. Proses matematika formal hanya mempunyai sedikit atau tidak

sama sekali discovery atau invention.

2. Hanya beberapa siswa yang mampu memahami materi,

memecahkan tugas yang diberikan atau permasalahan matematika

dalam waktu sebentar.

3. Hanya siswa genius yang benar-benar memahami matematika.

4. Hanya beberapa siswa yang berhasil di sekolah mengerjakan tugas,

tepat, dan persis sesuai perintah guru.

Melihat dari kenyataan itu, muncul pendekatan open-ended

yang muncul di Negara Jepang sejak tahun 1970-an. Menurut

Shimada (1997:1) “Pendekatan open-ended berawal dari pandangan

bagaimana mengevaluasi kemampuan siswa secara objektif dan

berpikir matematika tingkat tinggi. Supaya matematika dapat

disenangi dan dipelajari oleh semua siswa, maka permasalahan

tertutup (closed problem) yang menuntut satu jawaban yang benar

hendaknya diganti dengan permasalahan terbuka/ open-ended

problems” (Mariska Yusuf, 2009).

Menurut Eli Kurniadi (2012), pendekatan open-ended adalah

pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang

memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu.

Pendekatan open-ended dapat memberi kesempatan kepada siswa

untuk memperoleh pengetahuan/ pengalaman menemukan, mengenali,

dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik. Namun, pada

pendekatan open-ended masalah yang diberikan adalah masalah yang

bersifat terbuka (open-ended problem) atau masalah tidak lengkap

(incomplete problem). Tujuannya adalah agar kemampuan berpikir

matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat

yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasi

melalui proses pembelajaran. Inilah yang menjadi pokok pikiran

pembelajaran dengan open-ended, yaitu pembelajaran yang

membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga

Page 42: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai

strategi.

Pembelajaran dengan pendekatan open–ended mengasumsikan

tiga prinsip:

b. Related to the autonomy of student activities

Pada tahap ini, guru harus mengapresiasi aktivitas siswa agar

mereka merasa nyaman dengan keterlibatan guru dalam aktivitas

mereka. Keberadaan guru di antara siswa dimaksudkan untuk

menfasilitasi pembelajaran agar berlangsung terarah, dan dapat

berjalan baik.

c. Related to evolutionary and integral nature of mathematical

knowledge

Nohda mengungkapkan dalam Eli Kurniadi (2012) bahwa

content of mathematics is theorical and systemic. Selanjutnya ia

menambahkan bahwa semakin esensial suatu pengetahuan, maka

semakin komprehensif pula pengetahuan yang dihasilkannya, bagi

pengetahuan yang sifatnya analogis, yang bersifat khusus maupun

yang sifatnya umum.

c. Related to teacher expendient decision making in class

Dalam pembelajaran di kelas, guru seringkali menemukan

gagasan-gagasan siswa yang tidak terduga tersebut menjadi

berkembang dan mengarahkan siswa untuk memunculkan gagasan-

gagasan mereka lebih baik.

Karakteristik dari pendekatan open-ended adalah (1) prosesnya

terbuka. Maksudnya masalah itu memiliki banyak cara penyelesaian

yang benar, (2) hasil akhirnya terbuka. Maksudnya masalah itu

memiliki banyak jawaban yang benar, (3) cara pengembangan

lanjutannya terbuka. Maksudnya ketika siswa telah menyelesaikan

masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru dengan cara

merubah kondisi masalah sebelumnya (masalah asli). (Suherman,

2001: 114).

Page 43: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Pendekatan open-ended menurut Suherman (2001: 121)

memiliki beberapa keunggulan antara lain:

a. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering

mengekspresikan idenya.

b. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan

pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif.

c. Siswa dengan kemapuan matematika rendah dapat merespon

permasalahan dengan cara mereka sendiri.

d. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau

penjelasan.

e. Siswa memiliki pengelaman banyak untuk menemukan sesuatu

dalam menjawab permasalahan.

Disamping keunggulan, menurut Suherman (2001: 121)

terdapat pula kelemahan dari pendekatan open-ended, diantaranya:

a. Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna

bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah.

b. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa

sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan

bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.

c. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau

mencemaskan jawaban mereka.

d. Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar

mereka mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka

hadapi.

d. Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together dengan

Pendekatan open-ended

NHT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif

yang membuat siswa menjadi aktif selama proses pembelajaran dan

membuat siswa menjadi lebih tanggung jawab. Pemahaman siswa

dituntut untuk mengkontribusikan pemahaman mereka selama diskusi.

Page 44: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Namun NHT juga mempunyai kelemahan diantaranya yaitu dapat

membuat grogi atau panik siswa dan siswa yang pandai akan

mendominasi selama diskusi sehingga pada siswa kemampuan rendah

dapat menimbulkan sikap minder, karena siswa tidak mengetahui

nomor yang akan dipanggil oleh guru untuk mempresentasikan hasil

pekerjaan kelompok. Dibutuhkan sebuah inovasi untuk menutupi

kelemahan dari model pembelajaran NHT tersebut. Penggabungan

model pembelajaran NHT dengan pendekatan open-ended dinilai

dapat meminimalisasi kelemahan dari NHT, hal ini dikarenakan

pendekatan open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang

menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau

penyelesaian yang benar lebih dari satu dan dapat memberi

kesempatan kepada siswa untuk memperoleh

pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, memecahkan

masalah dengan beberapa teknik. Salah satu dari kelebihan dari

pendekatan open-ended ialah siswa dengan kemampuan rendah bisa

memberikan reaksi terhadap masalah dengan beberapa cara dengan

cara mereka sendiri sehingga dengan memadukan antara model

pembelajaran NHT dengan pendekatan open-ended, siswa

kemampuan rendah dapat memecahkan masalah dalam diskusi dengan

beberapa cara dengan cara mereka sendiri, sehingga tidak

menimbulkan sikap minder dan pasif selama diskusi. Selain itu juga

siswa menjadi lebih tanggung jawab serta memberi pengalaman

dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan,

keterampilan, dan cara berpikir matematik yang telah diperoleh

sebelummya dan guru akan mendapat banyak informasi berkenaan

dengan kemampuan berpikir siswa selain.

Terdapat perbedaan langkah-langkah pembelajaran pada model

pembelajaran NHT dengan pendekatan open-ended dengan model

NHT adalah pada LKS. Pada NHT menggunakan soal closed problem

(mememiliki satu jawaban yang benar dengan satu cara

Page 45: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pemecahannya). Dari uraian di atas, langkah-langkah pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan

open-ended yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

Tabel 2.3 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan

pendekatan open-ended

No.

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Penomoran

Guru membagi siswa menjadi

beberapa kelompok yang

beranggotakan 4-5 siswa yang

heterogen, pada setiap siswa

diberikan nomor 1-5.

Siswa membentuk

kelompok sesuai instruksi

guru.

2

Menyajikan

materi pelajaran

dan memberi

masalah

Menyajikan materi kepada siswa

yang diakhiri dengan meminta

siswa untuk mendiskusikan LKS.

Di mana soal yang digunakan

dalam LKS adalah soal open-

ended.

Siswa memperhatikan

materi yang disampaikan

oleh guru.

3

Berpikir bersama

dan

mengeksplorasi

masalah

Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk menyatukan

pendapat terhadap jawaban

pertanyaan dan meyakinkan tiap

anggota kelompok mengetahui

jawaban kelompok.

Siswa berdiskusi

mengenai permasalahan

pada LKS yang

menggunakan soal open-

ended.

4

Menjawab Guru memanggil satu nomor

tertentu untuk mempresentasikan

di depan kelas.

Siswa yang mempunyai

nomor yang sama

mengangkat tangan dan

mempresentasikan

jawaban di depan kelas.

5

Meringkas Guru menyimpulkan hasil

pembelajaran dan memberikan

contoh soal-soal lain yang

berkaitan dengan materi yang

dipelajari.

Siswa memperhatikan

simpulan dari guru dan

mengerjakan soal yang

diberikan guru.

4. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional umumnya dilaksanakan secara klasikal.

Metode yang digunakan adalah metode ceramah yang diselingi tanya

jawab, serta pemberian pekerjaan rumah. Pada pembelajaran yang

menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru kepada siswa, dan

siswa hanya mendengarkan hal-hal yang disampaikan oleh guru. Menurut

Soedjadi dalam Nuzulia Mufida (2010: 32) pembelajaran di sekolah-

Page 46: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sekolah selama ini terpateri kebiasaan dengan urutan sajian proses sebagai

berikut: (1) diajarkan teori/definisi/teorema, (2) diberikan contoh soal, dan

(3) diberikan latihan soal. Dalam pembelajaran konvensional guru lebih

dominan dan siswa cenderung pasif, sehingga siswa untuk mengemukakan

dan membahas suatu pandangan atau pendapat kurang. Pembelajaran

konvensional pada umumnya menggunakan metode ceramah, merupakan

metode mengajar paling banyak dipakai, terutama dalam bidang studi non

eksakta. Siswa memperhatikan guru berbicara, mencoba menangkap apa

isinya dan membuat catatan. Guru mendominasi dalam proses

pembelajarannya.

Pembelajaran konvensioanal telah lama berbentuk. Pembelajaran

ini dilakukan secara umum dan digunakan pada pembelajaran matematika

di Indonesia. Cara pembelajaran ini demikian dikenal oleh banyak orang

dan diterima sebagai suatu cara yang terbaik untuk melaksanakan

pembelajaran sehingga pembelajaran konvensional dalam penelitian ini

adalah pembelajaran yang menggunakan metode ceremah, dengan urutan

diajarkan definisi, diberikan contoh dan latihan. Pada pembelajaran ini

guru memndominasi selama proses pembelajarannya.

Adapun kelebihan dan kelemahan dari model konvensional adalah

sebagai berikut:

a. Kelebihan model konvensional

1. Dapat menampung siswa dalam kelas besar,

2. Kemajuan siswa berjalan teratur menurut tingkah laku,

3. Dapat disampaikan kepada siswa yang usianya hamper bersamaan

dalam satu kelas,

4. Buku-buku pelajaran dapat disesuaikan dengan taraf kesanggupan

kelas.

Page 47: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b. Kelemahan

1. Siswa tidak dapat langsung menilai apa yang dipelajari,

2. Siswa tidak dapat menggunakan teknik ilmiah,

3. Siswa kurang memungkinkan dalam menyusun fakta dan

mengambil kesimpulan,

4. Belajar dan bekerja menjadi kurang efisien.

(Wardoyo Rahmad, 2004: 26-27)

Dari uraian di atas, langkah-langkah pembelajaran konvensional

yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

Tabel 2.4 Langkah-langkah pembelajaran konvensional

No. Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Menyajikan

materi pelajaran

Menyajikan materi kepada

siswa yang diakhiri dengan

memberikan contoh soal yang

berkaitan dengan materi yang

diajarkan.

Siswa memperhatikan

materi yang

disampaikan oleh guru.

2 Memberikan Soal

Latihan

Guru memberi soal latihan

kepada siswa.

Siswa mengerjakan

soal yang diberikan

oleh guru.

3 Menjawab Guru memanggil siswa untuk

menjawab latihan soal di depan

kelas.

Siswa yang namanya

dipanggil, menjawab

soal di depan kelas.

Berdasarkan pembahasan sebelumnya mengenai model

kooperatif dan pembelajaran konvensional, berikut akan dijelaskan

perbedaan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan

open-ended, NHT, Konvensional dari beberapa aspek.

Page 48: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 2.5 Perbedaan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan

pendekatan open-ended, NHT, Konvensional

Aspek

NHT dengan

menggunakan

pendekatan open-ended

NHT Konvensional

Ruang Lingkup

Pembelajaran

Disajikan secara utuh

dengan menjelasan tentang

keterkaitan antarbagian,

dengan penekanan pada

konsep utama, dan

keterampilan dasar.

Disajikan secara utuh

dengan menjelasan tentang

keterkaitan antarbagian,

dengan penekanan pada

konsep utama.

Disajikan secara

terpisah, bagian

perbagian dengan

penekanan pada

pencapaian

keterampilan dasar.

Kegiatan

Pembelajaran

Berdasarkan beragam

sumber informasi dan

diskusi antar siswa lebih

dominan.

Berdasarkan beragam

sumber informasi diskusi

antar siswa lebih dominan.

Berdasarkan buku

teks yang sudah

ditemukan.

Kedudukan

Siswa

Siswa dilihat sebagai

pemikir yang mampu

menghasilkan pengetahuan

baru dan meningkatkan

keterampilan matematis.

Siswa dilihat sebagai

pemikir yang mampu

menghasilkan pengetahuan

baru.

Dilihat sebagai

kosong tempat

diberikannya semua

pengetahuan dari

guru.

Interaksi Guru

Guru bersikap interaktif

dalam pembelajaran,

menjadi fasilitator dan

mediator bagi siswa.

Guru bersikap interaktif

dalam pembelajaran,

menjadi fasilitator dan

mediator bagi siswa.

Guru mengajar dan

menyebarkan

informasi keilmuan

kepada siswa.

Penyelesaian

masalah

pembelajaran

Guru mencoba mengerti

persepsi siswa agar dapat

melihat pola pikir siswa

dengan jawaban soal yang

bervariasi dan apa yang

sudah diperoleh siswa

untuk pembelajaran

selanjutnya.

Guru mencoba mengerti

persepsi siswa agar dapat

melihat pola pikir siswa

dan apa yang sudah

diperoleh siswa untuk

pembelajaran selanjutnya.

Selalu mencari

jawaban yang

benar untuk

mengevaluasi di

proses jawaban

siswa

Penilaian proses

pembelajaran

Merupakan bagian dalam

pembelajaran, dilakukan

melalui observasi guru

melalui persentasi hasil

kelompok siswa.

Merupakan bagian dalam

pembelajaran, dilakukan

melalui observasi guru

melalui persentasi hasil

kelompok siswa.

Merupakan bagian

terpisah dan

dilakukan hampir

selalu dalam bentuk

ujian

Aktivitas

belajar siswa

Lebih banyak belajar

dalam kelompok

Lebih banyak belajar

dalam kelompok

Siswa banyak

belajar sendiri

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian Rosi Salindri (2011), menunjukkan bahwa prestasi belajar

siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sama dengan

model pembelajaran tipe GI. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan adalah pada model pembelajarannya. Perbedaannya

Page 49: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

adalah pada penelitian ini ditinjau dari motivasi berprestasi siswa dan

dilaksanakan pada kelas XI IPS SMA, sedangkan pada penelitian yang

dilakukan ditinjau dari AQ dan dilaksanakan pada kelas X SMA.

2. Penelitian Siti Nureini (2011), menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa

dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sama dengan model

pembelajaran tipe TTW. Prestasi belajar matematika siswa kelompok

Climbers lebih baik dibandingkan kelompok Campers dan Quitters,

sedangkan prestasi belajar matematika siswa kelompok Campers sama

dengan kelompok Quitters. Pada kelompok Climbers pembelajaran

dengan model TTW maupun NHT menghasilkan prestasi belajar yang

sama. Pada kelompok Campers pembelajaran dengan model TTW

maupun NHT mengahsilkan prestasi belajar yang sama. Pada kelompok

Quitters pembelajaran dengan model TTW maupun NHT menghasilkan

prestasi belajar yang sama. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan adalah pada model pembelajaran dan AQ. Perbedaannya

adalah pada penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIII SMP, sedangkan

pada penelitian yang dilakukan ditinjau dari AQ dan dilaksanakan pada

kelas X SMA.

3. Penelitian Hardi (2005), menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan

metode pembelajaran dengan pendekatan open-ended. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah open-ended nya.

Perbedaannya adalah pada penelitian ini ditinjau dari motivasi belajar

siswa dan dilaksanakan pada kelas I SMK Kelompok Teknik Industri,

sedangkan pada penelitian yang dilakukan ditinjau dari AQ dan

dilaksanakan pada kelas X SMA.

4. Penelitian Pangma, Tayraukham, and Nuangchalerm (2009),

menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi Adversity Quotient

pada siswa kelas 12 dan kelas 3 kejuruan adalah dominan dari rasa

kebebasan individu, percaya diri, antusias dan motivasi untuk berprestasi.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah

Page 50: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Adversity Quotient. Perbedaannya adalah penelitian ini pada siswa kelas

12 dan kelas 3 kejuruan, sedangkan pada penelitian yang dilakukan pada

siswa kelas X SMA.

5. Penelitian Haydon, Maeady, dan Hunter (2010), menunjukkan bahwa

pada siswa dengan keberagaman ketidakmampuan, penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT mampu meningkatkan aktivitas yang

relevan dengan pembelajaran (on-task) dan memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah model

pembelajaran NHT. Perbedaannya adalah penelitian ini pada siswa kelas

7, sedangkan pada penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X SMA.

6. Penelitian Maheady, Michielli-Pendl, Harper, dan Mallette (2006),

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

dengan pemberian penghargaan lebih efektif dalam meningkatkan

kemampuan prestasi belajar peserta didik sehingga berdampak pada

peningkatan prestasi belajar siswa dibandingkan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT tanpa pemberian penghargaan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti adalah

model pembelajaran NHT. Perbedaannya adalah penelitian ini dilakukan

pada siswa kelas 6, sedangkan pada penelitian yang dilakukan pada siswa

kelas X SMA.

7. Penelitian Zakaria, Chin, and Daud (2010), menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah pembelajarannya yang efektif, sehingga

guru perlu menggunakan dalam proses pembelajaran Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah model

pembelajaran kooperatif. Perbedaan yang dengan penelitian ini adalah

ukuran populasi, subyek, variabel yang diukur, materi, pokok, dan waktu

penelitian.

8. Penelitian Santos (2012), menunjukkan bahwa AQ digunakan untuk

meningkatkan para guru kemampuan guru memahami siswa di sekolah

Page 51: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

pendidikan khusus di Manila dan memotivasi guru "untuk berbuat lebih

banyak dengan kekurangan” kepada siswanya. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang akan diteliti adalah AQ siswa. Perbedaannya

adalah penelitian ini pada siswa kebutuhan khusus di Manila, sedangkan

pada penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X SMA.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dikemukakan kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar.

Prestasi belajar matematika siswa merupakan suatu hasil yang

diperoleh siswa setelah melakukan serangkaian proses belajar matematika

yang didesain sedemikian rupa oleh guru pada materi pokok tertentu.

Sebagian besar siswa menganggap matematika itu sulit. Kesulitan-

kesulitan yang dihadapi disebabkan karena banyak siswa yang kurang aktif

dalam mengikuti pembelajaran dan hanya mengorganisasikannya dengan

siswa lain. Model pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting

dalam menentukan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, model

pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah model pembelajaran

kooperatif tipe NHT, NHT dengan pendekatan open-ended, dan

konvensional.

Dalam model pembelajaran kooperatif NHT, setiap siswa dalam

kelompok mempunyai nomor yang berbeda dan menyadari bahwa nomor

yang dimiliki oleh anggota kelompok lain guna mewakili kelompoknya

dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Dengan demikian, setiap

siswa dituntut untuk terlibat secara total untuk mengkonstruksi

pemahamannya melalui diskusi kelompok sehingga memiliki pemahaman

yang optimal dan mampu menjelaskan hasil diskusi kepada seluruh

anggota kelas, jika nomor yang dimilikinya dipanggil oleh guru. Model

pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang sangat baik

Page 52: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

untuk meningkatkan tanggung jawab individual siswa dalam

melaksanakan diskusi kelompok.

Pada model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan open-ended,

setiap siswa dalam kelompok mempunyai nomor yang berbeda dan

menyadari bahwa nomor yang dimiliki oleh anggota kelompok lain guna

mewakili kelompoknya dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Dengan demikian, setiap siswa dituntut untuk terlibat secara total untuk

mengkonstruksi pemahamannya melalui diskusi kelompok sehingga

memiliki pemahaman yang optimal dan mampu menjelaskan hasil diskusi

kepada seluruh anggota kelas, jika nomor yang dimilikinya dipanggil oleh

guru. Model pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang

sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual siswa dalam

melaksanakan diskusi kelompok. Perbedaannya adalah pedekatan yang

digunakan adalah pendekatan open-ended, di mana pendekatan open-

ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu

permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih

dari satu sehingga pada soal yang termuat dalam LKS digunakan soal

open-ended, di mana dalam soal ini proses berpikir siswa dapat tergambar

atau ditelusuri melalui jawabannya. Dengan demikian guru akan mendapat

banyak informasi berkenaan dengan kemampuan berpikir siswa. Soal yang

diberikan guru kepada siswa merupakan soal yang pemecahannya tidak

harus hanya satu cara. Oleh karena itu, siswa harus memanfaatkan

keberagaman cara atau strategi untuk menyelesaikan permasalahan yang

ada. Hal ini dilakukan untuk memberi pengalaman kepada siswa dalam

menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan, keterampilan,

dan cara berpikir matematik yang telah diperoleh sebelummya.

Selain menggunakan model kooperatif dalam penelitian ini juga

menggunakan pembelajaran konvensional yang dilakukan secara umum

dan digunakan pada pembelajaran matematika. Pada pembelajaran

konvensional juga membuat siswa menjadi lebih pasif, karena guru lebih

dominan selama proses pembelajaran di kelas, peran guru mengajar dan

Page 53: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

menyebarkan informasi keilmuan kepada siswa. Dalam pembelajaran

materi disajikan secara terpisah, bagian perbagian dengan penekanan pada

pencapaian keterampilan dasar.

Perbedaan proses pembelajaran tersebut tentu akan berdampak

pada perbedaan perolehan prestasi belajar matematika oleh siswa.

Pengalaman belajar yang diperoleh oleh siswa yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan open-ended akan

lebih mampu untuk mengubah prestasi belajar matematika yang lebih baik

dibandingkan pengalaman belajar yang diperoleh siswa yang dikenai

model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pengalaman belajar yang

diperoleh oleh siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe

NHT akan lebih mampu untuk mengubah prestasi belajar matematika yang

lebih baik dibandingkan pengalaman belajar yang diperoleh siswa yang

dikenai model pembelajaran konvensional. Dengan demikian, prestasi

belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran tipe NHT

dengan pendekatan open-ended lebih baik dibandingkan prestasi belajar

matematika siswa yang dikenai model pembelajaran NHT dan

konvensional. Prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model

pembelajaran tipe NHT lebih baik dibandingkan prestasi belajar

matematika siswa yang dikenai konvensional

2. Pengaruh tipe AQ terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan tinjauan pustaka bahwa Adversity Quotient (AQ),

merupakan suatu penilaian yang mengukur bagaimana respon seseorang

dalam menghadapi masalah untuk dapat diberdayakan menjadi peluang

sama seperti pendaki gunung. AQ dibagi menjadi tiga tipe yaitu quitters,

campers dan climbers.

Tipe quitters cenderung pasif, tidak bergairah untuk mencapai

puncak keberhasilan. Biasanya berbuat apa adanya dan hanya melakukan

apa yang ada di hadapannya, siswa tipe ini cenderung tidak ingin untuk

berbuat yang optimal dalam belajar dan prestasinya jadi stagnan, minder

Page 54: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dengan kemampuanya. Siswa seperti ini cenderung menolak perubahan

karena kapasitasnya yang minimal.

Tipe campers cenderung masih mengusahakan terpenuhinya

kebutuhan rasa aman dan keamanan dan kebersamaan. Siswa tipe ini juga

tidak tinggi kapasitasnya untuk perubahan karena terdorong oleh ketakutan

dan hanya mencari keamanan dan kenyamanan dalam menghadapi

kesulitan akan menimbang resiko dan imbalan sehingga tak pernah

mencapai apa yang seharusnya dapat tercapai dengan potensinya, terutama

persaingan di kelas dalam meraih prestasi belajar masih kurang optimal.

Tipe climbers cenderung selalu berupaya mencapai puncak

pendakian yaitu kebutuhan aktualisasi diri, siap menghadapi berbagai

rintangan. Siswa seperti ini memang menantang perubahan-perubahan.

Kesulitan ataupun krisis akan dihadapi walaupun perlu banyak energi,

dedikasi dan pengorbanan. Siswa yang mempunyai jiwa climbers

mempunyai semangat untuk berprestasi, meraih apa yang belum ia capai

dan selalu merasa yakin dengan dirinya dalam melakukan yang terbaik

untuknya.

Dengan demikian, siswa yang mempunyai tipe climbers akan siap

menerima materi apapun, karena pada tipe climbers akan berusaha untuk

mempunyai prestasi yang lebih baik pula. Sedangkan bagi siswa yang

mempunyai tipe quitters tidak demikian halnya. Dengan demikian prestasi

belajar matematika yang dicapai siswa yang mempunyai tipe climbers

lebih baik dibandingkan siswa yang mempunyai tipe campers dan quitters.

Sedangkan pada siswa yang mepunyai tipe campers akan lebih baik

dibandingkan siswa yang mempunyai tipe quitters.

3. Kaitan antara masing-masing tipe AQ siswa dengan prestasi belajar

siswa ditinjau dari model pembelajaran.

Siswa yang mempunyai tipe climbers, mempunyai semangat untuk

berprestasi, meraih apa yang belum ia capai dan selalu merasa yakin

dengan dirinya dalam melakukan yang terbaik untuknya. Siswa seperti ini

Page 55: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

memang menantang perubahan-perubahan. Kesulitan ataupun krisis akan

dihadapi walaupun perlu banyak energi, dedikasi dan pengorbanan

sehingga pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan

pendekatan open-ended memberikan prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan model pembelajaran NHT ataupun pada

pembelajaran Konvensional dan pada model pembelajaran kooperatif tipe

NHT akan memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada

pembelajaran Konvensional. Hal ini disebabkan siswa yang mempunyai

tipe climbers akan lebih aktif dalam proses pembelajaran dan akan

menyelesaian soal hingga tuntas.

Pada siswa yang mempunyai tipe campers, siswa tipe ini juga tidak

tinggi kapasitasnya untuk perubahan karena terdorong oleh ketakutan dan

hanya mencari keamanan dan kenyamanan dalam menghadapi kesulitan

akan menimbang resiko dan imbalan sehingga tak pernah mencapai apa

yang seharusnya dapat tercapai dengan potensinya, terutama persaingan di

kelas dalam meraih prestasi belajar masih kurang optimal, namun siswa

tipe campers ini sudah memiliki kemauan untuk menghadapi masalah dan

tantangan yang ada sehingga akan memberikan prestasi belajar yang lebih

baik pada kooperatif tipe NHT dengan pendekatan open-ended

dibandingkan dengan model pembelajaran NHT atau Pembelajaran

konvensional. Hal ini disebabkan siswa pada pada tipe campers, sudah

pernah mencoba untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan.

Siswa yang mempunyai tipe quitters, biasanya berbuat apa adanya

dan hanya melakukan apa yang ada di hadapannya, siswa tipe ini

cenderung tidak ingin untuk berbuat yang optimal dalam belajar dan

prestasinya jadi stagnan, minder dengan kemampuanya sehingga pada

model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan open-ended akan

mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada model kooperatif tipe NHT

dan pembelajaran konvensional, karena siswa pada tipe quitters akan

dibantu oleh teman satu kelompoknya.

Page 56: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

4. Kaitan antara masing-masing model pembelajaran dengan prestasi

belajar siswa ditinjau dari tipe AQ.

Pada model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan open-ended,

merupakan suatu model pembelajaran yang sangat baik untuk

meningkatkan tanggung jawab individual siswa dalam melaksanakan

diskusi kelompok. Di mana pada pendekatan open-ended, pendekatan yang

menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian

yang benar lebih dari satu. Soal yang digunakan adalah soal open-ended,

di mana dalam soal ini proses berpikir siswa dapat tergambar atau

ditelusuri melalui jawabannya. Dengan demikian guru akan mendapat

banyak informasi berkenaan dengan kemampuan berpikir siswa. Soal

yang diberikan guru kepada siswa merupakan soal yang pemecahannya

tidak harus hanya satu cara. Pada siswa yang mempunyai tipe climbers

akan lebih aktif, rajin mendalami materi dan ingin mempunyai prestasi

belajar yang lebih baik dan pada model NHT dengan pendekatan open-

ended lebih menekankan siswa mempunyai jawaban yang beragam dari

soal yang diberikan dan adanya penomoran yang akan memberikan

tanggung jawab sehingga siswa yang mempunyai tipe climbers akan

melakukan yang terbaik. Oleh karena itu, prestasi belajar siswa yang

mempunyai tipe climbers lebih baik daripada siswa yang mempuyai tipe

campers dan quitters. Prestasi belajar siswa yang mempunyai tipe campers

lebih baik daripada siswa yang mempuyai tipe quitters

Pada model kooperatif tipe NHT, setiap siswa dituntut untuk

terlibat secara total untuk mengkonstruksi pemahamannya melalui diskusi

kelompok sehingga memiliki pemahaman yang optimal dan mampu

menjelaskan hasil diskusi kepada seluruh anggota kelas, jika nomor yang

dimilikinya dipanggil oleh guru dan meningkatkan tanggung jawab

individual siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok. Pada siswa yang

mempunyai tipe climbers dan campers akan lebih aktif, rajin mendalami

materi dan ingin mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dan pada

model NHT lebih menekankan siswa bertanggungjawab karena diberi

Page 57: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

nomor sehingga akan melakukan yang terbaik. Oleh karena itu, prestasi

belajar siswa yang mempunyai tipe climbers dan tipe campers sama, dan

siswa yang mempunyai tipe climbers mempunyai prestasi yang lebih baik

dari siswa yang mempunyai tipe quitters. Siswa yang mempunyai tipe

campers mempunyai prestasi yang lebih baik dari siswa yang mempunyai

tipe quitters.

Pada pembelajaran konvensional, siswa menjadi lebih pasif karena

guru lebih dominan selama proses pembelajaran di kelas, peran guru

mengajar dan menyebarkan informasi keilmuan kepada siswa. Pada siswa

yang mempunyai tipe climbers akan lebih aktif, rajin mendalami materi

dan ingin mempunyai prestasi belajar yang lebih baik. Oleh karena itu,

prestasi belajar siswa yang mempunyai tipe climbers lebih baik daripada

siswa yang mempuyai tipe campers dan quitters. Prestasi belajar siswa

yang mempunyai tipe campers lebih baik daripada siswa yang mempuyai

tipe quitters.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, hipotesis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan open-ended

memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT dan konvensional dan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan prestasi belajar yang lebih

baik dibandingkan dengan konvensional.

2. Prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai tipe climbers lebih

baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai tipe campers dan tipe

quitters dan siswa yang mempunyai tipe campers mempunyai prestasi

belajar yang lebih baik dibandingkan dengan tipe quitters.

Page 58: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3. Pada masing-masing tipe AQ siswa (tipe climbers, tipe campers, dan tipe

quitters) pada penggunaan model pembelajaran NHT dengan pendekatan

open-ended memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada

menggunakan model pembelajaran NHT dan pembelajaran konvensional,

serta penggunaan model pembelajaran NHT memberikan prestasi belajar

yang lebih baik daripada menggunakan konvensional.

4. Pada model kooperatif tipe NHT dengan pendekatan open-ended,

prestasi belajar siswa yang mempunyai tipe climbers lebih baik

dibandingkan siswa yang mempunyai tipe campers dan quitters. Prestasi

belajar siswa yang mempunyai tipe campers lebih baik dibandingkan

siswa yang mempunyai tipe quitters. Pada model kooperatif tipe NHT,

prestasi belajar siswa yang mempunyai tipe climbers dan campers

mempunyai prestasi belajar yang sama serta siswa yang mempunyai tipe

campers mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang

mempunyai tipe quitters. Pada pembelajaran konvensional, prestasi belajar

siswa yang mempunyai tipe climbers lebih baik daripada siswa yang

mempunyai tipe campers dan quitters serta prestasi belajar siswa yang

mempunyai tipe campers lebih baik daripada siswa yang mempunyai tipe

quitters.

Page 59: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Mataram Provinsi Nusa

Tenggara Barat dengan subjek penelitian siswa SMA Negeri kelas X

pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil kelas X Tahun

Pelajaran 2012/2013 dengan rincian waktu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kegiatan dan waktu kegiatan penelitian.

Kegiatan Waktu

Persiapan

Pelaksanaan

Pengolahan

data

Penyusunan

laporan

- Konsultasi judul.

- Pembuatan /pengajuan proposal.

- Seminar proposal.

- Ijin penelitian.

- Uji coba angket.

- Pembelajaran di kelas eksperimen.

- Uji coba soal tes prestasi belajar.

- Pengambilan data prestasi siswa.

- Analisis data.

- Penulisan tesis dan konsultasi.

April 2012

April – Mei 2012

17 Juli 2012

Agustus 2012

Minggu ke-3 September 2012

Oktober – November 2012

Minggu ke-3 September 2012

Minggu ke-2 November 2012

November 2012

November 2012 – Februari

2013

42

Page 60: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

B. Jenis, Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 9) “Eksperimen adalah suatu

cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua

faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau

mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu”.

Penelitian eksperimen mengungkapkan hubungan antara dua variabel

atau lebih atau mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel

lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan desain eksperimen dengan

pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada (situasional), desain

tersebut adalah desain eksperimen semu (quasi experimental). (Nana

Sudjana, 2009: 44)

Dari pengertian di atas jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah eksperimen semu, karena tidak dapat dilakukan

kontrol terhadap variabel luaran yang mungkin dapat mempengaruhi

variabel yang diteliti serta tidak mungkin melakukan pengelompokkan

responden secara ketat.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan

faktorial 3 x 3. Adapun desain yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Rancangan penelitian

AQ (B)

Model Pembelajaran (A)

Climbers

(b1)

Campers

(b2)

Quitters

(b3)

NHT menggunakan pendekatan

Open- ended

(a1)

(ab)11 (ab)12 (ab)13

NHT (a2) (ab)21 (ab)22 (ab)23

Konvensional (a3) (ab)31 (ab)32 (ab)33

Page 61: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Keterangan:

A : Model Pembelajaran

B : AQ siswa

a1 : Model pembelajaran NHT dengan pendekatan open-ended

a2 : Model pembelajaran NHT

a3 : Konvensional

b1 : Tipe climbers

b2 : Tipe campers

b3 : Tipe quitters

ab11 : Prestasi belajar siswa tipe climbers dan mendapat pembelajaran NHT

dengan pendekatan open-ended

ab12 : Prestasi belajar siswa tipe campers dan mendapat pembelajaran NHT

dengan pendekatan open-ended

ab13 : Prestasi belajar siswa tipe quitters dan mendapat pembelajaran NHT

dengan pendekatan open-ended

ab21 : Prestasi belajar siswa tipe climbers dan mendapat pembelajaran NHT

ab22 : Prestasi belajar siswa tipe campers dan mendapat pembelajaran NHT

ab23 : Prestasi belajar siswa tipe quitters dan mendapat pembelajaran NHT

ab31 : Prestasi belajar siswa tipe climbers dan mendapat pembelajaran

konvensional

ab32 : Prestasi belajar siswa tipe campers dan mendapat pembelajaran

konvensional

ab33 : Prestasi belajar siswa tipe quitters dan mendapat pembelajaran

konvensional

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti (Suharsimi

Arikunto, 2012: 173) sedangkan menurut Sugiyono (2009: 80)

menyatakan bahwa populasi adalah bukan hanya orang tetapi juga benda-

benda alam yang lain. Dengan demikian populasi adalah keseluruhan

Page 62: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

subjek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu yang hendak

diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

Negeri di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013. SMAN di Kota

Mataram sebanyak 8 SMA Negeri, namun karena ada 2 sekolah yang

bertaraf internasional (RSBI) maka sebanyak 6 SMA Negeri saja dengan

kategori tinggi, sedang dan rendah berdasarkan nilai Ujian Nasional (UN)

SMA Negeri Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008: 81) berpendapat bahwa sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2012: 174) berpendapat bahwa

sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam

penelitian ini adalah sampel yang diambil secara acak dari SMA Negeri

yang terdapat di Kota Mataram yang terdiri 3 kelas dari masing-masing

tingkatan.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan

cara stratified cluster random sampling. Langkah-langkah pengambilan

sampel, sebagai berikut:

a) Dari populasi distratifikasi berdasar peringkat sekolah.

Pada tahap ini peneliti menggunakan data peringkat sekolah yang

dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan,

Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2011.

b) Setelah diurut, dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

Tinggi : X 1

2X s

Sedang : 1

2X s ≤ X

1

2X s

Rendah : X < 1

2X s .

Page 63: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Dengan:

X : Nilai UN

X : Rataan nilai UN

s : Simpangan baku nilai UN

c) Tiap-tiap kelompok diambil satu sekolah secara random (sampling

random kluster).

d) Tiap-tiap sekolah secara random diambil 3 kelas, yaitu satu kelas

untuk kelas eksperimen 1, satu kelas untuk kelas eksperimen 2 dan

yang lain sebagai kelas kontrol.

Tabel 3. 3 Data SMA Negeri berdasarkan UN di Kota Mataram

No Nama Sekolah Rerata NUN Kelompok

1

2

3

4

5

6

SMA NEGERI 2 MATARAM

SMA NEGERI 3 MATARAM

SMA NEGERI 6 MATARAM

SMA NEGERI 8 MATARAM

SMA NEGERI 4 MATARAM

SMA NEGERI 7 MATARAM

9,11

8,95

8,93

8,90

8,66

8,07

Tinggi

Tinggi

Sedang

Sedang

Sedang

Rendah

Dengan menggunakan cara sampling random stratifikasi dan

sampling random kluster, dari ketiga kelompok diambil 1 (satu) SMA

secara acak yang mewakili kelompok tinggi adalah SMA Negeri 3

Mataram, 1 (satu) SMA yang mewakili kelompok sedang adalah SMA

Negeri 8 Mataram, dan 1 (satu) SMA yang mewakili kelompok rendah

adalah SMA Negeri 7 Mataram.

Dari ketiga SMA tersebut, kemudian dilakukan pengundian lagi

untuk menentukan kelas manakah yang akan dijadikan sampel penelitian

kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. Setelah

dilakukan pengundian masing-masing sekolah terpilih 3 kelas sebagai

Page 64: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

tempat penelitian sebagai kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan

kelas kontrol.

Hasil pengundian dari tiga sekolah tersebut di atas diperoleh

sampel penelitian yaitu siswa kelas X-9, X-11, X-12 (SMA Negeri 3

Mataram), siswa kelas X-6, X-7, X-8 (SMA Negeri 8 Mataram), dan siswa

kelas X-B, X-C, X-F (SMA Negeri 7 Mataram). Sampel kelas eksperimen

1 sebanyak 109, kelas eksperimen 2 sebanyak 112 siswa, dan kelas kontrol

sebanyak 113 siswa.

D. Teknik Pengambilan Data

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu model pembelajaran

dan AQ, satu variabel terikat, yaitu prestasi belajar.

a. Variabel Bebas

1) Model Pembelajaran

a) Definisi Operasional: Model pembelajaran adalah pedoman, blue

print atau kerangka konseptual yang sistematis digunakan oleh

guru di dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas. Adapun model pembelajaran yang

digunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dengan pendekatan open-ended untuk kelas

eksperimen 1, model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk

kelas eksperimen 2, dan pembelajaran konvensional untuk kelas

kontrol.

b) Skala Pengukuran : Nominal.

c) Simbol : A dengan kategori a1, a2 dan a3.

a1 : Model pembelajaran NHT dengan pendekatan open-ended.

a2 : Model pembelajaran NHT.

a3 : Konvensional.

Page 65: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2) Adversity Quotiens

a) Definisi Operasional: Adversity Quotiens adalah suatu penilaian

yang mengukur bagaimana respon seseorang dalam menghadapi

masalah untuk dapat diberdayakan menjadi peluang. Dalam

penelitian ini, AQ dikategorikan menjadi tipe quitters, campers,

dan climber.

b) Indikator: skor angket AQ siswa.

c) Skala Pengukuran : skala Adversity Quotient diadaptasi dari alat

ukur Adversity Response Profile (ARP) yang diciptakan oleh

Stoltz. Ditandai dengan beberapa penyesuaian yang disesuaikan

dengan kebudayaan dan kondisi di Indonesia serta karakteristik

subjek penelitian. Skala yang digunakan adalah skala interval

yang kemudian diubah ke skala ordinal.

Kategori quitters : skor 59 ke bawah.

Kategori campers : skor 60 s.d. 134.

Kategori climbers: skor 135 s.d. 200.

d) Simbol : B dengan kategori b1 dan b2 dan b3

b1 : Tipe climbers.

b2 : Tipe campers.

b3 : Tipe quitters.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar

matematika siswa, yang datanya diambil dari hasil tes prestasi belajar

matematika.

a) Definisi Operasional: prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa

setelah melalui proses belajar mengajar matematika, berupa nilai

sebagai hasil siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika

b) Indikator : Nilai tes prestasi belajar matematika.

Page 66: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

c) Skala Pengukuran : Interval.

d) Simbol : ab.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Tes

Menurut Budiyono (2003: 54), “metode tes adalah cara

pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan

atau suruhan-suruhan kepada subjek penelitian”. Metode tes merupakan

teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah item

pertanyaan mengenai materi yang telah diberikan kepada subjek

penelitian. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data prestasi belajar siswa. Metode tes ini menggunakan

soal objektif dengan lima alternatif jawaban. Siswa yang menjawab

benar untuk setiap soal diberi nilai 1, dan jika salah atau tidak menjawab

diberi nilai 0.

b. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 274) “metode dokumentasi

digunakan untuk memperoleh data tentang hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, agenda dan sebagainya”. Dalam penelitian ini metode dokumentasi

digunakan untuk mengumpulkan data nilai mid semester I Tahun

Pelajaran 2012/2013 pada materi sebelumnya.

c. Angket

Menurut Budiyono (2003: 47), mengatakan bahwa “metode angket

adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan

tertulis kepada subjek penelitian, responden, atau sumber data dan

jawabannya”. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam penggunaan metode angket, antara lain:

Page 67: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

a) Pada kata pengantar, hendaknya dihindari hal-hal bersifat egosentris.

Berikanlah motivasi atau pengantar kepada pengisi angket unruk

bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi angket.

b) Pada petunjuk pengisian hendaknya menggunakan kata-kata yang

bersifat memerintah.

c) Pertanyaan hendaknya disusun dalam bahasa dan kalimat yang mudah

dimengerti dan jelas serta tidak mempunyai arti ganda.

d) Dihindarkan supaya pihak pengisi angket tidak banyak pengorbanan

(pemikiran) yang terlalu berat.

e) Pergunakanlah kata-kata yang netral, tidak menyinggung perasaan dan

harga diri pengisi angket.

f) Cantumkanlah kemungkinan jawaban sebanyak mungkin sehingga

memberikan peluang kepada pengisi angket untuk memilih yang

paling tepat.

g) Agar lebih mudah dalam skoring, sebaiknya digunakan bentuk

tertutup dari pada terbuka.

h) Cara menarik kesimpulan dari metode ini harus lebih hati-hati.

Dalam penelitian ini membuat kisi-kisi angket, soal angket

sendiri sesuai dengan prosedur penulisan angket. Dalam penelitian ini,

metode angket digunakan untuk menentukan AQ siswa yang digolongkan

menjadi tipe quitters, campers, dan climbers.

3. Instrumen Penelitian

a. Tes

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dalam

bentuk tes objektif dengan lima alternatif jawaban untuk memperoleh

data tentang prestasi belajar matematika.

Adapun tahap penyusunan instrumen, sebagai berikut:

Page 68: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

1) Menyusun kisi-kisi instrumen yaitu kisi-kisi pada materi pokok

bahasan persamaan dan fungsi kuadrat yang diteliti pada kelas X.

2) Menyusun butir-butir soal instrumen tes berupa tes objektif dengan

lima alternatif jawaban.

Sebelum dikenakan pada sampel penelitian, instrumen yang

telah disusun diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah instrumen tes yang ada telah disusun

memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik. Syarat-syarat tersebut

antara lain sebagai berikut.

1) Uji Validitas Isi

Validitas instrumen tes dalam penelitian ini menggunakan

validitas isi. Dengan demikian, instrumen tes dikatakan valid apabila

telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi dari

hal yang hendak diukur. Validitas isi instrumen tes dapat diketahui

penilaian yang dilakukan oleh pakar dibidangnya (experts judgment).

Para penilai atau sering disebut subject-matter experts, akan melihat

apakah kisi-kisi yang telah disusun oleh pengembang tes telah

memiliki substansi yang akan diukur. Selajutnya dilakukan

relevance ratings, yaitu penilaian terhadap relevansi atau kesesuaian

antara masing-masing butir tes dengan klasifikasi kisi-kisi yang telah

ditentukan. Empat langkah yang dilakukan dalam menentukan

validitas isi antara lain:

a) Mendefinisikan domain kerja yang akan diukur, dapat berupa

tujuan pembelajaran yang dikembangkan melalui kisi-kisi.

b) Membentuk panel-panel yang qualified dalam domain-domain

tersebut.

c) Menyediakan kerangka struktur untuk proses pencocokan butir-

butir soal dengan domain performance yang terkait.

d) Menganalisa dan menarik kesimpulan data yang diperoleh dari

proses pencocokan.

(Budiyono, 2003: 60)

Page 69: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Butir soal tes dinyatakan valid menurut validitas isi jika telah

memenuhi semua kriteria yang tersedia dalam lembar telaah validitas

yang mencakup materi, konstruksi, dan bahasa. Validasi dilakukan

dengan cara mengisi lembar validasi yang disediakan peneliti. Dalam

penelitian ini validator berjumlah 3 orang. Dari 3 validator yang

menilai, minimal ada 2 validator yang menyetujui semua kriteria

maka intrumen dikatakan valid.

2) Uji Reliabilitas

Instrumen dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil

yang relatif sama pada waktu yang berlainan. Reliabel tes prestasi

belajar diuji dengan rumus KR-20 yaitu:

2

11 21

t i i

t

s p qnr

n s

Dengan:

r11 = indeksi reliabilitas instrumen;

n = banyaknya butir instrumen;

pi = proporsi cacah subjek yang menjawab benar pada

butir ke-i;

qi = 1- pi, i = 1, 2, …. n;

2

ts

= variansi total.

(Budiyono, 2003: 69)

Dalam penelitian ini instrumen dikatakan reliabel jika r11 > 0,70.

3) Daya Pembeda

Sebuah instrumen terdiri dari sejumlah butir-butir instrumen.

Kesemua butir tersebut harus mengukur hal yang sama dan

menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Hal ini berarti harus

ada korelasi positif antara skor masing-masing butir-butir tersebut

dengan skor totalnya. Biasanya untuk menghitung daya pembeda

Page 70: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

butir ke-i, rumus yang digunakan adalah rumus korelasi produk

momen dari Karl Pearson berikut.

2 22 2

xy

n XY X Yr

n X X n Y Y

Dengan:

rxy = indeks daya pembeda untuk butir ke-i;

n = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen);

X = skor butis ke-i (dari subjek uji coba);

Y = skor total (dari subjek uji coba).

Butir soal disebut mempunyai daya pembeda baik jika rxy ≥ 0,3.

(Budiyono, 2009: 268)

Dalam penelitian ini jika indeks daya pembeda untuk butir

ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang.

4) Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat

kesukaran yang memadai, artinya terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran setiap butir soal

digunakan rumus sebagai berikut.

B

PN

Dengan:

P = indeks kesukaran;

B = banyaknya subjek yang menjawab benar;

N = banyaknya seluruh subjek.

Butir soal yang digunakan untuk menghimpun data penelitian

ini mempunyai interval tingkat kesukaran 0,3 ≤ P ≤ 0,7.

(Zainal, 2012: 272)

Page 71: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b. Angket

Pada penelitian ini digunakan angket AQ untuk mengetahui

sikap siswa dalam menghadapi masalah yang dibagi menjadi tiga tipe

(climbers, campers, dan quitters).

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap penyusunan angket

ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan bentuk instrumen angket yang akan digunakan

Angket AQ diadaptasi dari Adversity Response Profile (ARP)

memuat 30 cerita peristiwa. Dalam penelitian ini ARP dimodifikasi

agar peristiwa yang terjadi sesuai dengan keadaan siswa pada tingkat

SMA, setiap peristiwa disertai dua pernyataan.

2. Menyusun kisi-kisi angket

Kisi-kisi angket AQ ini dapat dilihat pada Lampiran 2.1.

3. Menyusun item pernyataan angket

Instrumen angket AQ dapat dilihat pada Lampiran 2.1.

4. Menentukan ketentuan penilaian angket

Ketentuan penilaian angket AQ berdasarkan pernyataan negatif yang

diperhatikan skornya, karena lebih memperhatikan respon-respon

terhadap kesulitan.

Sebelum dikenakan pada sampel penelitian, instrumen yang

telah disusun diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah instrumen tes yang ada telah disusun

memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik.

Syarat-syarat tersebut antara lain sebagai berikut:

Page 72: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

1) Validitas Isi

Agar angket AQ mempunyai validitas isi, maka harus diperhatikan

syarat-syarat sebagai berikut:

a) Butir-butir angket sudah sesuai dengan kisi-kisi angket.

b) Kesesuaian kalimat dengan Ejaan Yang Disempurnakan.

c) Kalimat pada butir-butir angket mudah dipahami siswa sebagai

responden.

d) Ketetapan dan kejelasan perumusan petunjuk pengisian angket.

Untuk menilai apakah instrumen angket AQ tersebut

mempunyai validasi isi, penilaian ini dilakukan oleh pakar atau

validator (experts judgment) dan semua kriteria disetujui. Jika ada

salah satu yang tidak disetujui maka instrumen tersebut belum valid,

artinya butir yang tidak disetujui tersebut harus direvisi atau

dibuang.

Validasi dilakukan dengan cara mengisi lembar validasi yang

disediakan peneliti. Dalam penelitian ini validator berjumlah 3

orang. Dari 3 validator yang menilai, minimal ada 2 validator yang

menyetujui semua kriteria maka intrumen dikatakan valid.

2) Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini uji reliabilitas digunakan rumus alpha,

sebab skor butir angket bukan 0 dan 1. Hal ini sesuai dengan

pendapat Suharsimi Arikunto (2010: 239) yang menyatakan bahwa:

“Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang

skornya bukan 1 atau 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”.

Adapun rumus Alpha yang digunakan adalah sebagai berikut.

2

11 21

1

i

t

snr

n s

Dengan:

11r = indeks reliabilitas instrumen;

n = banyaknya butir instrumen;

Page 73: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2

is = variansi butir ke-i = 1,2,…,n;

2

ts = variansi skor total yang diperoleh subjek uji coba.

(Budiyono, 2003: 70)

Interpretasi indeks reliabilitas instrumen angket sama

dengan interpretasi indeks reliabilitas instrumen tes, instrumen

angket dikatakan reliabel jika indeks reliabilitasnya 11 0,7r .

3) Konsistensi Internal

Untuk mengetahui konsistensi internal butir soal angket

digunakan rumus korelasi produk momen Karl Pearson sebagai

berikut.

2 22 2

xy

n XY X Yr

n X X n Y Y

Dengan:

rxy = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i;

n = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen);

X = skor butis ke-i (dari subjek uji coba);

Y = skor total (dari subjek uji coba).

Dalam penelitian ini jika indeks konsistensi internal untuk

butir ke-i kurang dari 0,3 butir tersebut harus dibuang.

(Budiyono, 2003: 65)

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Untuk mengetahui perbedaan efek model pembelajaran (NHT

dengan pendekatan open-ended, NHT, dan Konvensional) yang

digunakan dan AQ siswa terhadap hasil prestasi belajar matematika

digunakan anava dua jalan dengan sel tidak sama. Namun sebelum

menguji hipotesis menggunakan ANAVA dua jalan sel tak sama, terlebih

dahulu dilakukan uji keseimbangan. Pada analisis variansi satu jalan

maupun analisis variansi dua jalan dipersyaratkan dipenuhinya:

Page 74: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

a) Setiap sampel diambil secara random dari populasi yang seimbang;

b) Masing-masing populasi saling independen dan masing-masing data

amatan saling independen di dalam kelompoknya;

c) Setiap populasi berdistribusi normal; dan

d) Populasi-populasi mempunyai variansi yang sama atau homogen.

(Budiyono, 2004: 206)

Oleh karena itu, perlu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini

digunakan uji Lilliefors dengan prosedur, sebagai berikut.

1. Hipotesis:

H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2. Tingkat signifikansi: α = 5%

3. Statistik uji

Maks ( ) ( )i iL F z S z

s

XXz i

i

Dengan:

F(zi) = P(Z ≤ zi); Z ~ N (0,1);

S(zi) = proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh cacah zi;

Xi = skor responden.

4. Daerah Kritik

DK = nLLL ;| dengan n adalah ukuran sampel.

5. Keputusan Uji

Ho ditolak jika L .

(Budiyono, 2009: 170)

Page 75: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

b. Uji Homogenitas Variansi Populasi

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian

mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji

homogenitas ini digunakan uji Bartlett dengan statistik uji chi kuadrat

dengan prosedur sebagai berikut.

1. Hipotesis:

Ho : 2 2 2 2

1 2 3 ... k (semua variansi sama);

H1 : paling sedikit ada satu variansi yang berbeda.

2. Tingkat signifikansi : α = 5%

3. Statistik uji

22 loglog303,2

jj sfRKGfc

Dengan:

1~ 22 k

k = banyaknya populasi = banyaknya sampel;

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran);

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel

ke-j;

fj = nj – 1 = derajat kebebasan untuk ; j= 1,2,3,…, k;

f = N – k = 1

k

j

j

f

= derajat kebebasan untuk RKG;

1 1 11 ;

3( 1) j

ck f f

RKG = rerata kuadrat galat = ;i

i

SS

f

2

2 21

j

j j j j

j

XSS X n s

n

4. Daerah kritik

DK = { | }.

Page 76: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

5. Keputusan Uji

Ho ditolak jika .

(Budiyono, 2009: 176)

2. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan digunakan untuk mengetahui apakah kelas

eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol dalam keadaan

seimbang atau tidak sebelum perlakuan dikenakan kepada kelompok

eksperimen. Oleh karena itu, dilakukan uji sebagai berikut.

1. Hipotesis

H0 :

H1 : atau atau

2.

3. Komputasi

Untuk mempermudah perhitungan dalam penelitian ini didefinisikan

besaran sebagai berikut.

(1) =

;

(2) = ∑

(3) =∑

;

Jumlah kuadrat

JKA = (3) (1)

JKG = (2) (3)

JKT = (2) (1)

Derajat kebebasan:

dk(A) =

dk(G) =

dk(T) =

Rataan Kuadrat:

Page 77: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4. Statistik yang digunakan

;

5. Daerah kritik

{ | }.

6. Keputusan Uji

Ho ditolak jika .

3. Pengajuan Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan

dengan sel tak sama, dengan model data sebagai berikut.

Di mana:

= data ( nilai ) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j;

= rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean);

= = efek baris ke-i pada variabel terikat;

= = efek kolom ke-j pada variabel terikat;

= ( )

= interaksi baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat;

= deviasi data terhadap rerata populasinya ( yang

berdistribusi normal dengan rerata 0;

= 1, 2, 3;

1 = model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan

pendekatan open-ended;

2 = model pembelajaran kooperatif tipe NHT;

3 = model konvensional;

= 1, 2,3;

1 = tipe climbers;

2 = tipe campers;

Page 78: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3 = tipe quitters;

= 1, 2, 3 ... nij; nij = banyaknya data amatan pada setiap sel.

Prosedur uji dalam analisis variansi dua jalan adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis

HoA : untuk setiap ;

H1A : paling sedikit ada satu yang tidak nol.

HoB : untuk setiap j ;

H1B : paling sedikit ada satu yang tidak nol.

HoAB : untuk setiap dan ;

H1AB : paling sedikit ada satu yang tidak nol.

Ketiga pasang hipotesis itu ekuivalen dengan tiga pasang

hipotesis berikut ini:

H0A : tidak terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap

prestasi belajar;

H1A : terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi

belajar.

H0B : tidak terdapat pengaruh AQ terhadap prestasi belajar;

H1B : terdapat pengaruh AQ terhadap prestasi belajar.

H0AB : tidak terdapat interaksi antara AQ dan model pembelajaran

terhadap prestasi belajar;

H1AB : terdapat interaksi antara AQ dan model pembelajaran

terhadap prestasi belajar.

b. Tingkat signifikansi : α = 5%

c. Komputasi

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ini didefinisikan

notasi-notasi sebagai berikut.

nij : ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

: banyaknya data amatan pada sel ij;

p = 1, 2, 3; p : banyaknya baris;

q = 1, 2, 3; q : banyaknya kolom;

Page 79: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

: rerata harmonik frekuensi seluruh sel =

,

;1

i j ij

pq

n

N = ,

n

ij

i j

n = banyaknya seluruh data amatan;

(∑ )

= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij;

= rerata pada sel ij;

∑ jumlah rerata pada baris ke-i;

∑ jumlah rerata pada baris ke-j;

∑ jumlah rerata semua sel.

Sedangkan rumus untuk mencari komponen JK sebagai berikut.

(1) =

(2) = ,

ij

i j

SS ;

(3) = ∑

(4) = ∑

(5) = ∑

Jumlah Kuadrat

{ }

{ }

{ }

Derajat Kebebasan

Page 80: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Rerata Kuadrat

Statistik uji

1. untuk adalah

;

2. untuk adalah

;

3. untuk adalah

;

Daerah Kritis

1. Daerah kritis untuk adalah { }.

2. Daerah kritis untuk adalah { }.

3. Daerah kritis untuk adalah { }.

(Budiyono, 2009: 229-231)

4. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava (komparasi ganda) adalah tindak lanjut dari analisis

variansi, jika hasil analisis variansi menunjukkan hipotesis nol ditolak.

Tujuannya untuk melakukan pelacakan terhadap perbedaan rerata setiap

pasangan kolom, baris dan setiap pasangan sel. Metode komparasi ganda

yang dipakai adalah uji Scheffe‟.

Langkah-langkah dalam menerapkan uji Scheffe‟ yaitu:

1. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata.

2. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.

3. Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai

berikut.

Page 81: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

a. Komparasi Rerata Antar Baris

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar baris adalah:

Uji Scheffe‟ untuk komparasi rerata antar baris adalah:

( )

(

)

Dengan:

= nilai pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j;

= rerata pada baris ke-i;

= rerata pada baris ke-j;

RKG = rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi;

ni. = ukuran sampel baris ke-i;

nj. = ukuran sampel baris ke-j;

Daerah kritis untuk uji itu adalah:

{ }.

b. Komparasi Rerata Antar Kolom

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar kolom adalah:

Uji Scheffe‟ untuk komparasi rerata antar kolom adalah:

( )

(

)

Daerah kritis untuk uji itu adalah:

{ }.

Page 82: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

c. Komparasi Rerata Antar Sel pada Kolom yang Sama

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar sel pada kolom

yang

sama adalah:

Uji Scheffe‟ untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama

adalah:

( )

(

)

Daerah kritis untuk uji itu adalah:

{ }

d. Komparasi Rerata Antar Sel pada Baris yang Sama

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar sel pada baris

yang sama adalah:

uji Scheffe‟ untuk komparasi rerata antar sel pada baris yang sama

adalah:

( )

(

)

Daerah kritis untuk uji itu adalah:

{ }.

(Budiyono, 2009: 215-217)

Page 83: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada Bab IV berikut dilaporkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan

pada kelas eksperimen 1 yang menggunakan model NHT dengan pendekatan

open-ended, yaitu kelas X-9 SMA Negeri 3 Mataram, kelas X-F SMA Negeri 7

Mataram, dan X-8 SMA Negeri 8 Mataram. Pada kelas eksperimen 2 yang

menggunakan model NHT, yaitu kelas X-11 SMA Negeri 3 Mataram, kelas X-C

SMA Negeri 7 Mataram, dan X-7 SMA Negeri 8 Mataram. Pada kelas control

yang menggunakan model konvensional yaitu, siswa kelas X-12 SMA Negeri 3

Mataram, kelas X-B SMA Negeri 7 Mataram, dan X-6 SMA Negeri 8 Mataram

serta kelas X-D SMA Negeri 4 Mataram sebagai kelas uji coba instrumen

penelitian.

A. Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang diujicobakan dalam penelitian ini berupa angket untuk

memberikan data mengenai Adversity Quotient (AQ) siswa dan tes prestasi

belajar matematika siswa. Instrumen penelitian diadaptasi dari alat ukur

Adversity Response Profile (ARP). Oleh karena itu, perlu diujicobakan

terlebih dahulu untuk mengetahui validitas isi dan realiabilitas dari angket AQ

siswa dan tes prestasi belajar matematika siswa. Uji coba instrumen penelitian

tersebut dilaksanakan di SMA Negeri 4 Mataram kelas X-D pada semester I

tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil uji coba instrumen diperoleh

data sebagai berikut.

1. Hasil Uji Coba Angket AQ Siswa

a. Validitas Isi

Validitas isi uji coba angket AQ siswa terdiri dari 30 butir.

Kriteria penelaahan validitas isi instrumen angket AQ ini meliputi

aspek isi, konstruksi, dan bahasa. Melalui tiga orang validator, yaitu

Hj. Sumarmi, guru SMA N 5 Mataram, Drs. Faizun, guru SMA N 5

66

Page 84: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Mataram dan Drs. Kaharudin Ahmad, guru SMK N 1 Mataram. Hasil

validasi selengkapnya dari validitas angket AQ siswa oleh validator

dapat dilihat pada Lampiran 2.2. Diperoleh bahwa seluruh kriteria

telah terpenuhi, maka instrumen angket AQ ini valid ditinjau dari

validitas isi.

b. Reliabilitas

Dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha,

diperoleh r11= 0,906. Karena r11 = 0,906 > 0,70 sehingga angket AQ

siswa dikatakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.4.

c. Konsistensi Internal

Instrumen angket AQ siswa yang diujicobakan terdiri dari 30

item pernyataan. Dari hasil uji konsistensi internal dengan

menggunakan rumus korelasi produk momen Karl-Pearson diperoleh 30

item pernyataan yang mempunyai konsistensi internal baik, karena

lebih dari atau sama dengan 0,3 (rxy ≥ 0,3) namun hanya 20 item yang

digunakan untuk mengambil data karena 10 item lainnya merupakan

item positif, tidak termasuk item yang diskor. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.3.

d. Penetapan Instrumen Angket AQ Siswa

Setelah dilakukan validitas isi, reliabilitas, dan konsistensi

internal terhadap 30 item pernyataan yang digunakan untuk

mengumpulkan data AQ siswa, diperoleh reliabilitas lebih dari 0,70

(r11= 0,906) dan konsistensi internal lebih dari atau sama dengan 0,3

sehingga dari 30 pernyataan angket yang diujicobakan, 20 item

digunakan untuk mengumpulkan data AQ siswa.

2. Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika

Uji coba instrumen tes prestasi belajar terdiri dari 30 soal pilihan

ganda dengan 5 pilihan jawaban dilaksanakan di SMA Negeri 4 Mataram

Page 85: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

kelas X-D dengan responden sebanyak 31 siswa diperoleh hasil sebagai

berikut.

a. Validitas Isi

Validitas isi uji coba instrumen tes prestasi belajar matematika

pada pokok bahasan fungsi dan persamaan kuadrat dilakukan oleh 3

validator, yaitu A.A. Km. Purnarbhawa. A, S.Pd, M. Rofi Aryadi, S.Pd

guru matematika dan Irma, S.Pd, guru matematika. Kriteria penelaahan

validitas isi instrumen tes ini meliputi aspek materi, konstruksi, dan

bahasa, diperoleh bahwa 30 butir uji coba instrumen tes prestasi belajar

dinyatakan valid karena telah memenuhi kriteria yang diberikan.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.7.

b. Reliabilitas

Dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus KR-20,

diperoleh perhitungan r11= 0,82. Karena r11= 0,82 > 0,70 sehingga

instrumen tes dikatakan reliabilitas baik dan dapat digunakan dalam

penelitian. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.9.

c. Daya Pembeda

Tes prestasi belajar matematika yang diujicobakan terdiri dari

30 soal tes pilihan ganda. Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda

butir soal tes prestasi belajar matematika, dari 30 butir soal yang

dujicobakan, terdapat 25 butir soal yang memiliki daya pembeda yang

tergolong baik, karena lebih dari atau sama dengan 0,3 (rxy 0,3). Hasil

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.8.

d. Tingkat Kesukaran

Dari 30 soal tes prestasi belajar matematika yang diujicobakan

diperoleh 25 soal tersebut termasuk soal yang cukup artinya tidak

terlalu mudah dan tidak terlalu sukar karena 0,3 ≤ P ≤ 0,7. Item tes

prestasi belajar yang tidak memenuhi kriteria adalah nomor 2, 8, 17, 27,

30. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.8.

Page 86: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

e. Penetapan Instrumen Tes Prestasi Belajar

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan soal yang dipakai adalah

soal yang memenuhi kriteria berdasarkan validitas isi, tingkat kesukaran

sedang, yakni butir soal yang memiliki tingkat kesukaran lebih dari atau

sama dengan 0,30 dan kurang dari atau sama dengan 0,07 (0,30 ≤ P ≤

0,07), memiliki daya pembeda baik, yaitu dengan indeks daya pembeda

lebih dari atau sama dengan 0,3 (rxy 0,3) dan memiliki koefisien

reliabilitas lebih dari 0,70 ( ). Dengan demikian, dapat

ditetapkan butir soal yang dipakai dalam penelitian ini yang sesuai

dengan kriteria adalah sebanyak 25.

B. Deskripsi Data Penelitian

1. Data AQ Siswa

Data tentang AQ siswa diperoleh dari angket AQ siswa dengan

responden sebanyak 334 siswa dari 3 SMA, selanjutnya data tersebut

dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan skor tertinggi dari

masing-masing tingkatan AQ yaitu climbers, campers, quitters.

Secara umum dari data hasil angket AQ siswa diperoleh gambaran

bahwa 118 siswa climbers dengan skor tertinggi 164, dan skor terendah

135; 116 siswa campers dengan skor tertinggi 134, dan skor terendah 60;

100 siswa quitters dengan skor tertinggi 58, dan skor terendah 45.

Secara khusus pada kelas eksperimen 1 yang diberi pembelajaran

NHT dengan pendekatan open- ended diperoleh: 37 siswa climbers dengan

skor tertinggi 152, dan skor terendah 135; 37 siswa campers dengan skor

tertinggi 130, dan skor terendah 60; 35 siswa quitters dengan skor

tertinggi 58, dan skor terendah 46.

Pada kelas eksperimen 2 yang diberi pembelajaran NHT diperoleh

45 siswa climbers dengan skor tertinggi 157, dan skor terendah 135; 40

siswa campers dengan skor tertinggi 132, dan skor terendah 61; 27 siswa

quitters dengan skor tertinggi 58, dan skor terendah 48.

Page 87: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Sedangkan pada kelas kontrol yang diberi pembelajaran dengan

konvensional diperoleh 36 siswa climbers dengan skor tertinggi 164, dan

skor terendah 135; 39 siswa campers dengan skor tertinggi 134, dan skor

terendah 64; 38 siswa quitters dengan skor tertinggi 58, dan skor terendah

46. Hasil deskripsi di atas terangkum dalam Tabel 4. 1.

Tabel 4. 1. Rangkuman hasil angket AQ siswa

Model Skor angket

AQ

AQ

Climber

s

(b1)

Campers

(b2)

Quitters

(b3)

NHT dengan

pendekatan Open-

ended (a1)

Skor Maks 152 130 58 152

Skor Min 135 60 46 46

NHT

(a2)

Skor Maks 157 132 58 157

Skor Min 135 61 48 48

Konvensional

(a3)

Skor Maks 164 134 58 164

Skor Min 135 64 46 46

Skor Maks 164 130 58

Skor Min 135 60 46

Jadi, berdasarkan diskripsi data AQ di atas maka dari kelas

eksperimen 1 diperoleh 37 siswa climbers, 37 siswa campers, dan 35 siswa

quitters. Pada kelas eksperimen 2 diperoleh 45 siswa climbers, 40 siswa

campers, dan 27 siswa quitters. Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 36

siswa climbers, 39 siswa campers, dan 38 siswa quitters. Hasil deskripsi di

atas terangkum dalam Tabel 4.2 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

3.2.

Tabel 4. 2. Rangkuman jumlah siswa berdasarkan angket AQ siswa

Model

AQ

Total Climbers

(b1)

Campers

(b2)

Quitters

(b3)

NHT dengan pendekatan

Open- ended (a1) 37 37 35 109

NHT (a2) 45 40 27 112

Konvensional (a3) 36 39 38 113

Total 118 116 100

Page 88: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2. Data Prestasi Belajar

Setelah melakukan tes hasil prestasi belajar terhadap 334 responden

diperoleh data dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah 32, dan nilai rata-

rata 64,455. Data tes prestasi belajar terangkum pada Tabel 4.3,

Tabel 4. 3. Hasil tes prestasi belajar

Nilai

Xmaks 100 100 100 100

Xmin 48 44 44 44

X 74,054 70,270 71,314 71,978

Xmaks 100 100 92 100

Xmin 36 40 32 32

X 67,911 67,1 56,741 64,929

Xmaks 92 88 88 92

Xmin 32 32 32 32

X 59,667 58,974 51,895 56,814

Xmaks 100 100 100

Xmin 32 32 32

X 67,322 65,379 60

Keterangan:

model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan pendekatan

open-ended

= model pembelajaran kooperatif tipe NHT

= model konvensional

tipe climbers

tipe campers

tipe quitters

C. Hasil Analisis Data

1. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

berasal dari populasi yang mempunyai kemampuan awal yang sama.

Nilai yang digunakan dalam uji ini adalah nilai kemampuan awal yang

diambil dari nilai mid semester I.

Page 89: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas data kemampuan awal kelas

eksperimen 1 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.1, hasil uji

normalitas data kemampuan awal kelas eksperimen 2 selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 4.2 dan hasil uji normalitas data

kemampuan awal kelas kontrol selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 4.3. Rangkuman hasil uji normalitas dapat disajikan dalam

Tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil analisis uji normalitas data kemampuan awal

Kelompok Lmaks L0,05;n Keputusan Kesimpulan

Kelas Eksperimen 1 0,073 0,085 H0 diterima Normal

Kelas Eksperimen 2 0,082 0,084 H0 diterima Normal

Kelas Kontrol 0,074 0,083 H0 diterima Normal

Berdasarkan pada Tabel 4.4 di atas, untuk masing-masing

sampel diperoleh bahwa Lobs DK, sehingga H0 diterima. Hal ini

berarti masing-masing sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Hasil uji homogenitas data kemampuan awal kelas

eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol disajikan pada

Tabel 4.5. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

4.4.

Tabel 4. 5. Hasil uji homogenitas tes kemampuan awal

Sampel k 2 obs 2 0,05; 2

Keputusan Kesimpulan

Kelas 3 0, 204 5,991 H0 diterima Homogen

Berdasarkan pada Tabel 4.5 di atas, ternyata diperoleh nilai

2 obs DK, sehingga H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa

sampel berasal dari populasi yang homogen.

c. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dalam penelitian ini dilakukan antara

kelas eksperimen satu, eksperimen dua dan kelas kontrol Setelah

Page 90: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

dipenuhi normalitas dan homogenitas data kemampuan awal maka

selanjutnya uji keseimbangan dengan anava satu jalan diperoleh data

seperti tersaji pada Tabel 4.6. Perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 4.5.

Tabel 4. 6. Rangkuman uji keseimbangan tes kemampuan awal

Sumber JK Dk RK Fobs Ftab

Kelas 2673,757 2 13336,879 2,801 3,00

Galat 157991,2 331 477,3149

Total 160664,957 333

Berdasarkan pada Tabel 4.6 di atas, diperoleh bahwa nilai

Fobs DK, sehingga H0 diterima, dengan demikian diperoleh bahwa

populasi pada kelas eksperimen satu, eksperimen dua dan kelas

kontrol mempunyai kemampuan awal matematika yang sama.

2. Prasyarat analisis variansi dua jalan

a. Uji Normalitas

Uji normalitas masing-masing sampel dilakukan sebanyak

enam kali dengan menggunakan uji Lilliefors. Berdasarkan uji yang

telah dilakukan (selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.6, 4.7,

4.8, 4.9, 4.10, 4.11) diperoleh hasil uji dengan taraf signifikansi 0,05

pada masing-masing sampel disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel 4. 7. Hasil uji normalitas prasyarat anava dua jalan

Kelompok Lobs L0,05; n Keputusan Kesimpulan

NHT dengan

pendekatan Open-

ended

0,083 L0,05;109= 0,085 H0 diterima Normal

NHT 0,082 L0,05;112= 0,084 H0 diterima Normal

Konvensional 0,079 L0,05;113= 0,083 H0 diterima Normal

Climbers 0,070 L0,05;118= 0,082 H0 diterima Normal

Campers 0,078 L0,05;116= 0,082 H0 diterima Normal

Quitters 0,089 L0,05;100= 0,089 H0 diterima Normal

Berdasarkan pada Tabel 4.7 di atas utuk masing-masing

sampel diperoleh Lobs DK, sehingga H0 diterima. Hal ini berarti

Page 91: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

masing-masing sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

b. Uji Homogenitas

Perhitungan uji homogenitas antara kelas eksperimen 1,

kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 4.4 dan perhitungan uji homogenitas tipe AQ siswa

dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett pada taraf signifikansi

0,05 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.12, 4.13.

Rangkuman hasil uji homogenitas dapat disajikan dalam Tabel 4.8.

Tabel 4. 8. Hasil uji homogenitas prasyarat anava dua jalan

Kelompok k 2 obs 2 0,05; 2

Keputusan Kesimpulan

Model

pembelajaran

2 0,572 5,991 H0 diterima Homogen

AQ Siswa 2 1,275 5,991 H0 diterima Homogen

Berdasarkan pada Tabel 4.8 di atas, pada kelompok model

pembelajaran diperoleh nilai 2 obs DK, sehingga H0 diterima yang

berarti bahwa populasi pada ketiga model pembelajaran memiliki

variansi yang sama (homogen). Untuk tipe Adversity Quoteient (AQ)

siswa diperoleh 2 obs DK, sehingga H0 diterima yang berarti

bahwa populasi pada 3 tipe AQ siswa memiliki variansi yang sama

(homogen).

3. Pengujian Hipotesis

a. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Tabel 4. 9. Rangkuman anava dua jalan dengan sel tak sama

Sumber JK dk RK Fobs Ftabel Keputusan

Model (A) 12387,372 2 6193,686 22,234 3,00 0 AH ditolak

AQ (B) 3109,479 2 1554,740 5,5811 3,00 0BH ditolak

Intraksi

(AB)

1350,826 4 337,706 1,212 2,37 0 ABH

diterima

Galat (G) 90535,715 325 278,571 - - -

Total 107383,392 333 - - - -

Page 92: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama

dengan desain 3 x 3 faktorial yang terangkum pada Tabel 4. 9,

menyimpulkan bahwa:

1) Pada efek utama baris (A) 0 AH ditolak, hal ini berarti terdapat

perbedaan prestasi belajar pada siswa yang diberi perlakuan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT dengan

pendekatan open-ended, NHT, dan konvensional.

2) Pada efek utama kolom (B) 0BH ditolak, hal ini berarti terdapat

perbedaan prestasi belajar pada AQ siswa antara siswa tipe

climbers, campers, dan quitters.

3) Pada efek utama interaksi (AB) 0 ABH diterima. Karena 0 ABH

diterima berarti tidak ada interaksi antara model pembelajaran

dengan AQ siswa.

b. Uji Lanjut Pasca Anava

1) Uji Komparasi Rerata Antar Baris

Dari hasil perhitungan uji analisis variansi dua jalan

diperoleh bahwa H0A ditolak, hal ini berarti prestasi belajar siswa

dalam pembelajaran dengan menggunakan model NHT dengan

pendekatan open-ended, pembelajaran dengan mengunakan model

NHT, dan model konvensional berbeda, sehingga diperlukan uji

lanjut pasca anava yaitu menggunakan Scheffe‟. Perhitungan

lengkap uji komparasi rerata antar baris dapat dilihat pada Lampiran

4.15 dan terangkum pada Tabel 4.10, sedangkan untuk penyebaran

rerata disajikan pada Tabel 4. 11.

Tabel 4.10 Hasil komparasi rerata antar baris

No Komparasi H0 H1 k.F0,05;2 Fobs Keputusan

Uji

1 µ1. vs µ2. µ1. = µ2. µ1. ≠ µ2. 6,00 9,609 0H ditolak

2 µ2. vs µ3. µ2. = µ3. µ2. ≠ µ3. 6,00 13,297 0H ditolak

3 µ1. Vs µ3. µ1. = µ3. µ1. ≠ µ3. 6,00 44,163 0H ditolak

Page 93: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Kesimpulan dari hasil perhitungan uji komparasi di atas :

a. Pada komparasi yang pertama, 0H ditolak berarti terdapat

perbedaan prestasi belajar antara model NHT dengan pendekatan

open-ended dengan menggunakan model NHT.

b. Pada komparasi yang kedua, 0H ditolak berarti terdapat

perbedaan prestasi belajar antara model NHT dengan

menggunakan model konvensional.

c. Pada komparasi yang ketiga, 0H ditolak berarti terdapat

perbedaan prestasi belajar antara model NHT dengan pendekatan

open-ended dengan menggunakan model konvensional.

Tabel 4. 11 Rangkuman rerata dan rerata marginal

Kelompok b1 b2 b3 Rerata

Marginal

a1 74,054 70,270 71,314 71,978

a2 67,911 67,1 56,741 64,929

a3 59,667 58,974 51,895 56,814

Rerata

Marginal

67,322 65,379 60

Berdasarkan hasil uji komparasi data di atas, diperoleh

bahwa:

(1) Berdasarkan hasil a) di atas dan dengan memperhatikan rerata

marginal antara a1 dan a2 pada Tabel 4.11, maka disimpulkan

bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan model NHT

dengan pendekatan open-ended lebih baik daripada pembelajaran

dengan menggunakan NHT.

(2) Berdasarkan hasil b) di atas dan dengan memperhatikan rerata

marginal antara a2 dan a3 pada Tabel 4.11, maka disimpulkan

bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan model NHT

lebih baik daripada pembelajaran dengan menggunakan

konvensional.

(3) Berdasarkan hasil c) di atas dan dengan memperhatikan rerata

marginal antara a1 dan a3 pada Tabel 4.11, maka disimpulkan

bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan model NHT

Page 94: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

dengan pendekatan open-ended lebih baik daripada pembelajaran

dengan menggunakan konvensional.

2) Uji Komparasi Rerata Antar Kolom

Pada hasil perhitungan uji analisis variansi dua jalan sel tak

sama pada Tabel 4.9 diperoleh bahwa H0B ditolak, hal ini berarti

terdapat perbedaan prestasi belajar siswa dengan AQ siswa tipe

climbers, campers, dan tipe quitters maka uji lanjut pasca anava dua

jalan yaitu uji Scheffe‟ untuk komparasi antar kolom. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.16 yang terangkum

pada Tabel 4.12

Tabel 4.12 Hasil komparasi rerata antar kolom

No Komparasi H0 H1 Ftab Fobs Keputusan Uji

1 µ.1 vs µ.2 µ.1 = µ.2 µ.1 ≠ µ.2 6,00 0,793 0H diterima

2 µ.2 vs µ.3 µ.2 = µ.3 µ.2 ≠ µ.3 6,00 5,578 0H diterima

3 µ.1 vs µ.3 µ.1 = µ.3 µ.1 ≠ µ.3 6,00 10,417 0H ditolak

Kesimpulan dari hasil perhitungan uji komparasi di atas :

a. Pada komparasi yang pertama, 0H diterima berarti antara siswa

tipe climbers dan campers mempunyai prestasi belajar yang

sama.

b. Pada komparasi yang kedua, 0H diterima berarti antara siswa

tipe campers dan quitters mempunyai prestasi belajar yang

sama.

c. Pada komparasi yang ketiga, 0H ditolak berarti terdapat

perbedaan prestasi belajar antara siswa tipe climbers dan

quitters. Berdasarkan pada Tabel 4. 11 diperoleh bahwa rerata

marginal b1 lebih dari rerata marginal b3, maka disimpulkan

bahwa prestasi belajar siswa tipe climbers lebih baik daripada

prestasi belajar siswa tipe quitters.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa

tipe climbers dan campers mempunyai prestasi belajar yang sama

Page 95: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

serta siswa tipe campers dan quitters juga mempunyai prestasi

belajar yang sama dan prestasi belajar siswa tipe climbers lebih

baik daripada prestasi belajar siswa tipe quitters.

D. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil uji lanjut pasca anava dua jalan sel tak sama

dengan uji Scheffe‟ yang pertama diperoleh bahwa F1-.2. > 2.F0,05;2;325 atau

F1.-2. = 9,609 > 6,00 terletak pada daerah kritik, maka H0 ditolak yang

artinya terdapat perbedaan prestasi belajar siswa pada model NHT dengan

pendekatan open-ended dan NHT, dengan memperhatikan rerata marginal

dari NHT dengan pendekatan open–ended (71,978) lebih dari rerata

marginal pada model NHT (64,929) maka prestasi belajar siswa dengan

menggunakan NHT dengan pendekatan open–ended lebih baik daripada

prestasi belajar yang menggunakan model NHT sehingga dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang menggunakan model

pembelajaran NHT dengan pendekatan open–ended mempunyai prestasi

yang lebih baik daripada siswa yang menggunakan model NHT. Hal ini

relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardi (2005) bahwa ada

pengaruh signifikan model pembelajaran dengan pendekatan open-ended.

Dikarenakan pada model pembelajaran NHT dengan pendekatan open–

ended siswa lebih ditekankan untuk menyelesaikan soal yang ada dengan

beberapa cara, sehingga siswa tidak hanya terpaku dengan satu cara saja,

sedangkan pada model pembelajaran NHT siswa hanya menjawab soal

dengan satu cara saja.

Hasil uji Scheffe‟ yang kedua menunjukkan F2.-3. > 2.F0,05;2;325

atau F2.-3. = 13,297 > 6,00 terletak pada dearah kritik, maka H0 ditolak

yang artinya terdapat perbedaan prestasi belajar siswa pada model NHT

dan model konvensional, dengan memperhatikan rerata marginal dari NHT

(64,929) lebih dari rerata marginal pada model konvensional (56,814)

maka prestasi belajar siswa dengan menggunakan NHT lebih baik

Page 96: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

daripada prestasi belajar yang menggunakan model konvensional sehingga

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang menggunakan model

pembelajaran NHT mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada

siswa yang menggunakan konvensional. Hal itu dikarenakan pada model

pembelajaran NHT siswa lebih ditekankan untuk terlibat secara total untuk

mengkonstruksi pemahamannya melalui diskusi kelompok sehingga

memiliki pemahaman yang optimal, sehingga siswa menjadi lebih aktif,

sedangkan pada model konvensional siswa menjadi lebih pasif, karena

guru lebih dominan selama proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan hasil uji Scheffe‟ yang ketiga menunjukkan bahwa

F1.-3.> 2.F0,05;2;325 atau F1.-3. = 44,163 > 6,00 terletak pada dearah kritik,

maka H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan prestasi belajar siswa

pada model NHT dengan pendekatan open-ended dan model konvensional,

dengan memperhatikan rerata marginal dari NHT dengan pendekatan

open–ended (71,978) lebih dari rerata marginal pada model konvensional

(56,814) maka prestasi belajar siswa dengan menggunakan NHT dengan

pendekatan open–ended lebih baik daripada prestasi belajar yang

menggunakan model konvensional sehingga dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran NHT

dengan pendekatan open–ended mempunyai prestasi belajar yang lebih

baik daripada siswa yang menggunakan model konvensional.

2. Hipotesis Kedua

Hasil uji lanjut pasca anava dua jalan dengan uji Scheffe‟ yang

pertama diperoleh simpulan bahwa siswa tipe climbers dan tipe campers

mempunyai prestasi belajar yang sama. Hasil uji Scheffe‟ yang kedua

diperoleh simpulan bahwa siswa tipe campers dan tipe quitters

mempunyai prestasi belajar yang sama. Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian Siti Nureini (2011), bahwa prestasi belajar matematika siswa

kelompok campers sama dengan kelompok quitters. Namun, hal ini tidak

sesuai dengan hipotesis awal bahwa prestasi belajar matematika siswa-

Page 97: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

siswa tipe climbers lebih baik daripada siswa-siswa tipe campers dan

prestasi belajar matematika siswa-siswa tipe campers lebih baik daripada

siswa-siswa tipe quitters. Ketidaksesuaian ini kemungkinan disebabkan

oleh keterbatasan penelitian ini yang tidak mampu mengontrol variabel-

variabel lain di luar AQ siswa. Salah satunya adalah pengisian angket yang

kurang jujur dimungkinkan menjadikan data AQ yang kurang akurat.

Pada uji Scheffe‟ yang ketiga diperoleh simpulan bahwa siswa

tipe climbers mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada tipe

quitters. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa siswa tipe climbers

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada tipe quitters. Hal ini

disebabkan karena siswa tipe climbers lebih optimal dalam menyelesaikan

setiap soal yang diberikan dibanding dengan siswa tipe quitters.

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya

faktor eksternal dan internal. Pada penelitian ini, karena peneliti tidak

mungkin mengontrol semua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

seperti, faktor keluarga, faktor kecerdasan, faktor lingkungan, faktor

ekonomi, faktor jenis kelamin, dan lain-lain, maka dapat peneliti

simpulkan bahwa AQ siswa mempengaruhi prestasi belajar kecuali pada

siswa tipe climbers dan tipe campers serta siswa tipe campers dan tipe

quitters mempunyai prestasi belajar yang sama.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil anava dua jalan sel tak sama diperoleh bahwa

nilai Fobs < F0,05;4;325, atau FAB = 1,212 > 2,37. Nilai FAB tidak terletak di

daerah kritis, oleh karena itu H0AB diterima yang artinya tidak terdapat

interaksi antara model pembelajaran dan AQ terhadap prestasi belajar

matematika siswa. Karena tidak ada interaksi maka karakteristik perbedaan

rerata prestasi belajar antar sel dalam kolom yang sama dengan

karakteristik perbedaan rerata marginal barisnya.

Pada hipotesis pertama, berdasarkan uji Scheffe‟ pada baris

pertama dan kedua diperoleh bahwa prestasi belajar siswa yang

Page 98: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

menggunakan model pembelajaran NHT dengan pendekatan open–ended

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang

menggunakan model NHT, karena tidak terdapat interaksi maka hal ini

berlaku untuk masing-masing tipe AQ. Berarti, untuk masing-masing tipe

AQ, model pembelajaran NHT dengan pendekatan open–ended

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang

menggunakan model NHT.

Hasil uji Scheffe‟ baris kedua dan ketiga diperoleh bahwa prestasi

belajar siswa dengan menggunakan NHT lebih baik daripada prestasi

belajar yang menggunakan model konvensional, karena tidak terdapat

interaksi maka hal ini berlaku untuk masing-masing tipe AQ. Berarti,

untuk masing-masing tipe AQ, model pembelajaran NHT mempunyai

prestasi belajar yang lebih baik daripada yang menggunakan model

konvensional.

Berdasarkan hasil uji Scheffe‟ baris pertama dan ketiga diperoleh

bahwa prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran NHT

dengan pendekatan open–ended mempunyai prestasi belajar yang lebih

baik daripada siswa yang menggunakan model konvensional, karena tidak

terdapat interaksi maka hal ini berlaku untuk masing-masing tipe AQ.

Berarti, untuk masing-masing tipe AQ, model pembelajaran NHT dengan

pendekatan open–ended mempunyai prestasi belajar yang lebih baik

daripada yang menggunakan model konvensional.

Dengan demikian, pada masing-masing tipe AQ (climbers,

campers, quitters), penggunaan model pembelajaran NHT dengan

pendekatan open-ended menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik

daripada NHT maupun konvensional dan pada model NHT juga

menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada konvensional.

4. Hipotesis Keempat

Berdasarkan hasil anava dua jalan sel tak sama diperoleh bahwa

nilai Fobs < F0,05;4;325, atau FAB = 1,212 > 2,37. Nilai FAB tidak terletak di

Page 99: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

daerah kritis, oleh karena itu H0AB diterima yang artinya tidak terdapat

interaksi antara model pembelajaran dan AQ terhadap prestasi belajar

matematika siswa. Karena tidak ada interaksi maka karakteristik perbedaan

rerata prestasi belajar antar sel dalam baris yang sama dengan karakteristik

perbedaan rerata marginal kolomnya.

Berdasarkan hipotesis kedua, hasil uji lanjut pasca anava dua

jalan dengan uji Scheffe‟ yang pertama diperoleh simpulan bahwa siswa

tipe climbers dan tipe campers mempunyai prestasi belajar yang sama,

karena tidak terdapat interaksi maka hal ini berlaku untuk masing-masing

model pembelajaran. Berarti, untuk masing-masing model pembelajaran,

siswa tipe climbers dan tipe campers mempunyai prestasi belajar yang

sama.

Hasil uji Scheffe‟ yang kedua simpulan bahwa siswa tipe campers

dan tipe quitters mempunyai prestasi belajar yang sama, karena tidak

terdapat interaksi maka hal ini berlaku untuk masing-masing model

pembelajaran. Berarti, untuk masing-masing model pembelajaran, siswa

tipe campers dan tipe quitters mempunyai prestasi belajar yang sama.

Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal bahwa prestasi belajar

matematika siswa-siswa tipe climbers lebih baik daripada siswa-siswa tipe

campers dan prestasi belajar matematika siswa-siswa tipe campers lebih

baik daripada siswa-siswa tipe quitters. Ketidaksesuaian ini kemungkinan

disebabkan oleh siswa cenderung pasif sehingga belum bisa memanfaatkan

kemampuan mereka dalam mengatasi masalah. Faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa juga diantaranya faktor eksternal dan internal. Pada

penelitian ini, karena peneliti tidak mungkin mengontrol semua faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar seperti, faktor keluarga, faktor

kecerdasan, faktor lingkungan, faktor ekonomi, faktor jenis kelamin, dan

lain-lain, maka dapat peneliti simpulkan bahwa AQ siswa mempengaruhi

prestasi belajar kecuali pada siswa tipe climbers dan tipe campers serta

siswa tipe campers dan tipe quitters mempunyai prestasi belajar yang sama

Page 100: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Pada uji Scheffe‟ yang ketiga diperoleh simpulan bahwa siswa

tipe climbers mempunyai prestasi belajar yang lebih baik tipe quitters,

karena tidak terdapat interaksi maka hal ini berlaku untuk masing-masing

model pembelajaran. Berarti, untuk masing-masing model pembelajaran,

siswa tipe climbers mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada

tipe quitters.

Dengan demikian, berdasarkan hipotesis kedua (H0AB) maka

dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing model pembelajaran (NHT

dengan pendekatan open-ended, NHT, dan konvensional), prestasi belajar

siswa dengan tipe tipe climbers dan tipe campers serta siswa tipe campers

dan tipe quitters mempunyai prestasi belajar yang sama, dan prestasi

belajar siswa tipe climbers mempunyai prestasi belajar yang lebih baik

daripada tipe quitters.

Page 101: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pada pembelajaran matematika, materi fungsi dan persamaan kuadrat,

prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran NHT dengan

pendekatan open–ended lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang

menggunakan model NHT, maupun model konvensional. Prestasi belajar

siswa dengan menggunakan NHT lebih baik daripada prestasi belajar

siswa yang menggunakan model konvensional.

2. Pada pembelajaran matematika, materi fungsi dan persamaan kuadrat,

siswa tipe climbers dan tipe campers mempunyai prestasi belajar yang

sama, serta siswa tipe campers dan tipe quitters juga mempunyai prestasi

belajar yang sama dan siswa tipe climbers mempunyai prestasi belajar

yang lebih baik daripada tipe quitters.

3. Pada masing-masing tipe AQ (climbers, campers, quitters), penggunaan

model pembelajaran NHT dengan pendekatan open-ended menghasilkan

prestasi belajar siswa yang lebih baik daripada NHT maupun

konvensional dan pada model NHT juga menghasilkan prestasi belajar

yang lebih baik daripada konvensional.

4. Pada masing-masing model pembelajaran (NHT dengan pendekatan open-

ended, NHT dan konvensional), siswa tipe climbers dan tipe campers

mempunyai prestasi belajar yang sama, serta siswa tipe campers dan tipe

quitters juga mempunyai prestasi belajar yang sama dan siswa tipe

climbers mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada tipe

quitters.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa

menggunakan model pembelajaran NHT dengan pendekatan open–ended

84

Page 102: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

lebih baik daripada prestasi belajar yang menggunakan model NHT

maupun model konvensional. Hal ini dikarenakan, pada model

pembelajaran NHT dengan pendekatan open–ended guru akan mendapat

banyak informasi berkenaan dengan kemampuan berpikir siswa dan siswa

menjadi lebih tanggung jawab serta memberi pengalaman dalam

menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan, keterampilan,

dan cara berpikir matematik yang telah diperoleh sebelummya. Prestasi

belajar siswa dengan menggunakan NHT lebih baik daripada prestasi

belajar yang menggunakan model konvensional, karena NHT adalah

model pembelajaran sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab

individual siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok serta siswa

menjadi lebih aktif. Selain model pembelajaran, penelitian ini juga

berkaitan dengan AQ siswa. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa prestasi

belajar siswa juga berkaitan dengan AQ. Prestasi belajar siswa tipe

climbers dan tipe campers serta siswa tipe campers dan tipe quitters

mempunyai prestasi belajar yang sama, sedangkan siswa tipe climbers

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada tipe quitters, karena

tipe climbers mempunyai semangat untuk berprestasi, meraih apa yang

belum tercapai dan selalu merasa yakin dengan dirinya dalam melakukan

yang terbaik untuknya sedangkan siswa tipe quitters seperti ini cenderung

menolak perubahan karena kapasitasnya yang minimal.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi seorang

pendidik dan calon pendidik untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan memperhatikan model

pembelajaran dan AQ siswa. Model pembalajaran NHT dengan

pendekatan open–ended maupun NHT dapat dijadikan salah satu alternatif

untuk melakukan proses pembelajaran. Selain itu untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa, guru hendaknya harus memperhatikan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar salah satunya adalah AQ siswa,

Page 103: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

kemampuan awal siswa, kondisi sosial ekonomi serta latar belakang

keluarga.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, ada beberapa hal

yang ingin perlu peneliti sarankan, yaitu:

1. Bagi pendidik

a. Pada pembelajaran matematika, pendidik dan calon pendidik hendaknya

memperhatikan adanya pemilihan model pembelajaran yang tepat yaitu

yang sesuai dengan kompetensi yang sedang diajarkan. Salah satu

model pembelajaran matematika yang bisa diterapkan khususnya pada

materi pokok fungsi dan persamaan kuadrat adalah dengan

menggunakan NHT dengan pendekatan open–ended maupun NHT.

b. Pada proses pembelajaran matematika juga perlu memperhatikan AQ

siswa, sehingga dapat membantu siswa tipe quitters agar mampu

menyelesaikan masalahnya.

c. Sebaiknya siswa dibiasakan untuk belajar secara berkelompok,

sehingga interaksi sosial antar siswa dapat membangun ide untuk

membentuk pemahaman mereka pada materi pelajaran dan otak siswa

dapat berkembang melalui berpikir kritis tersebut.

d. Hasil penelitian ini terbatas hanya pada materi pokok fungsi dan

persamaan kuadrat ditinjau dari AQ siswa, sehingga mungkin bisa

diterapkan pada materi pokok yang lain dan ditinjau dari segi yang lain.

2. Bagi Siswa

Siswa hendaknya dalam kegiatan pembelajaran lebih aktif, berani

bertanya maupun mengungkapkan ide-ide yang ada dalam diri masing-

masing siswa sehingga dapat mengkontruksi ide-ide dalam memecahkan

masalah, dan menyelesaikan permasalahan soal matematika.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Pada penelitian ini model dalam pembelajaran yang dipilih adalah NHT

dengan pendekatan open–ended, NHT dan konvensional yang ditinjau

Page 104: digilib.uns.ac.id/Efektivitas-model...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS PROGRAM PASCA SURAKARTA commit to user EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

dari AQ siswa. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa prestasi belajar

siswa dengan menggunakan model pembelajaran NHT dengan

pendekatan open–ended mempunyai prestasi lebih baik daripada model

NHT maupun model konvensional. Bagi para calon peneliti yang lain

mungkin dapat melakukan penelitian yang lain, yang mungkin dari

model yang akan digunakan dalam penelitian bahkan mungkin dari

tinjaun yang lainnya.

b. Hasil penelitian ini hanya terbatas pada materi pokok fungsi dan

persamaan kuadrat pada siswa kelas X SMA Negeri di Kota Mataram,

sehingga mungkin bisa diterapkan pada materi pokok yang lain ataupun

mungkin di kabupaten yang lain juga.

Harapan peneliti yang lain adalah apa yang telah diteliti pada penelitian ini

dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi siswa,

pendidik pada umunya dan peneliti pada khususnya.