efektivitas model pembelajaran kooperatif …digilib.unila.ac.id/23603/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEGALLERY WALK DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 4
Bandarlampung Tahun Pelajaran 2015/2016)
(Skripsi)
Oleh:Nadya Mahanani
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
ABSTRAK
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEGALLERY WALK DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 4
Bandarlampung Tahun Pelajaran 2015/2016)
Oleh
Nadya Mahanani
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran koope-
ratif tipe gallery walk ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa. Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII reguler SMP Negeri 4 Bandar-
lampung tahun pelajaran 2015/2016 yang terdistribusi dalam sepuluh kelas (VIII
B – VIII K). Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII D dan VIII E yang
dipilih dengan teknik purposive random sampling. Penelitian ini menggunakan
posttest only control group design. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesim-
pulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk tidak efektif di-
tinjau dari pemahaman konsep matematis siswa.
Kata kunci: efektivitas, gallery walk, pemahaman konsep matematis
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEGALLERY WALK DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 4
Bandarlampung Tahun Pelajaran 2015/2016)
Oleh
Nadya Mahanani
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandarlampung, Provinsi Lampung, pada 13 Desember
1994. Penulis adalah anak pertama dari pasangan Bapak Winarno, S.E dan Ibu
Widyastuti, S.Pd, memiliki dua orang adik bernama Azriel Windiarto dan Farhan
Setiawan. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Al-Kautsar Bandarlam-
pung pada tahun 2007. Tahun 2009, penulis menamatkan pendidikan menengah
pertama di SMP Negeri 2 Bandarlampung dan menyelesaikan pendidikan me-
nengah atas pada tahun 2012 di SMA Negeri 2 Bandarlampung,
Melalui jalur Seleksi Mandiri Universitas Lampung tahun 2012, penulis diterima
sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendi-
dikan. Selama menjadi mahasiswa, penulis dipercaya menjadi asisten mata kuliah
Pembelajaran Berbasis TIK. Selain itu, penulis juga aktif dalam organisasi HIMA-
SAKTA periode 2012-2014. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependi-
dikan Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Lemong, Kecamatan Lemong, Kabupaten
Pesisir Barat, sekaligus melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMP Negeri 2 Lemong, Pesisir Barat tahun 2015.
MOTO
Do everything for Allah SWT
(Nadya Mahanani)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, syukur tiada terkira kuucapkan kepada Allah SWT
atas terselesaikannya karya kecil ini.
Dengan penuh cinta, tulisan ini ku persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Winarno, S.E dan Ibu Widyastuti, S.Pd
yang senantiasa mendukung, mendoakanku, dan tanpa letih terus
menyemangati. Sungguh segala yang kuraih tiada lain karena doa
dan dukungan beliau.
Adik-adikku tersayang Azriel Windiarto dan Farhan Setiawan yang selalu
memberi semangat saat aku jatuh dan berjuang. Semangat ya adik-adikku,
kalian juga akan berhasil.
Para Pendidik dengan ketulusan dan kesabarannya dalam mendidik dan
membinaku.
Teman-teman seperjuangan.
Almamater Universitas Lampung.
ii
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menye-
lesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Gallery Walk Ditinjau dari Pemahaman Konsep Matematis Siswa
(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 4 Bandarlampung
Tahun Pelajaran 2015/2016).”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua Orang tuaku tersayang atas semangat, kasih sayang, dan doa yang tak
pernah berhenti mengalir.
2. Adik-adikku tercinta, Azriel Windiarto dan Farhan Setiawan atas do’a,
motivasi, dan dukungannya
3. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
bimbingan, menyumbangkan banyak ilmu, memberikan perhatian, motivasi
sehingga skripsi ini selesai dan menjadi lebih baik.
4. Ibu Dra. Arnelis Djalil, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah ber-
sedia memberikan waktunya untuk membimbing, memberikan sumbangan
pemikiran, kritik, dan saran selama penyusunan skripsi, sehingga skripsi ini
selesai dan menjadi lebih baik.
5. Ibu Dra. Rini Asnawati, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan ma-
sukan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini selesai dan menjadi lebih
baik.
6. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA yang telah memberi-
kan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam me-
nyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
10. Ibu Emy Yuslina, S.Pd. selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam
penelitian.
11. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberi motivasi: Utary Fathu
Rahmi, Resti Ayu Wardhani, Depi Puspita Arum, Agata Intan Putri, Lelly
Diana, Reza Selvia, terimakasih atas kebersamaan terindah, semangat, kasih
sayang dan do’a.
12. Teman-teman seperjuangan KKN Pekon Lemong, Lemong, Pesisir Barat:
Riski Nanda Fardhani, Roy Kembar Habibi, Farhanah, Wika Christian
Pasaribu, Anita Fikti Utami, Ayu Marlina, Ratih Finarsih, Ahmad Fuady,
Banuarea Hosea, yang mengabdikan ilmu bersama-sama.
13. Teman-teman seperjuangan, pendidikan Matematika 2012: Titi Andara,
Talitha Nabilah Raissa, Rini Haswin Pala, Rina Handayani, Tika Rahayu,
Nidya Zahra, Zachra Dilya Mulyadi, Nur Annisa, Arum Dahlia Mufidah,
Aulia Eka Alzianina, Titis Aiyudiya, dan teman-teman yang lain yang tidak
dapat saya tulis satu per satu terima kasih atas kebersamaannya dalam me-
nuntut ilmu dan menggapai impian.
14. Kakak-kakak angkatan 2009-2011 dan adik-adik angkatan 2013- 2014 yang
telah menemani perjuanganku.
15. Siswa-siswi SMP Negeri 2 Lemong dan SMP Negeri 4 Bandarlampung.
16. Pak Yaman, Pak Mariman, dan Pak Liyanto, terima kasih atas bantuannya se-
lama ini.
17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
disisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.
Bandarlampung, Agustus 2016
Penulis,
Nadya Mahanani
v
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 8
1. Efektivitas Pembelajaran.................................................................... 82. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery Walk ......................... 103. Pemahaman Konsep Matematis ......................................................... 134. Pembelajaran Konvensional............................................................... 15
B. Kerangka Pikir ................................................................... .................... 16
C. Anggapan Dasar ...................................................................................... 19
D. Hipotesis ................................................................................................. 20
III. METODE PENELITIAN.............................................................................. 21
A. Populasi dan Sampel ............................................................................... 21
B. Desain Penelitian .................................................................................... 22
vi
C. Data Penelitian ....................................................................................... 22
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 23
E. Prosedur Penelitian ................................................................................. 23
F. Instrumen Penelitian................................................................................ 24
a. Validitas Instrumen .......................................................................... 26b. Reliabilitas........................................................................................ 27c. Daya Pembeda.................................................................................. 28d. Tingkat Kesukaran ........................................................................... 29
G. Teknik Analisis Data............................................................................... 30
a. Uji Normalitas .................................................................................. 30b. Uji Hipotesis Pertama....................................................................... 31c. Uji Hipotesis Kedua ......................................................................... 33
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 35
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 35
B. Pembahasan ............................................................................................. 39
V. SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 46
A. Simpulan ................................................................................................. 46
B. Saran........................................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rata-rata nilai ujian tengah semester (UTS) .................................... 21
Tabel 3.2 Desain Penelitian.............................................................................. 22
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematis ............... 25
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas .......................................................................... 27
Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Daya Pembeda...................................................... 28
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ............................................... 29
Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Penelitian ................................... 31
Tabel 4.1 Data Nilai Pemahaman Konsep Matematis Siswa ........................... 35
Tabel 4.2 Data Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep Matematis Siswa . 36
Tabel 4.3 Hasil Uji Non-parametrik Mann Whitney U Data Pemahaman
Konsep Matematis Siswa ................................................................. 38
Tabel 4.4 Hasil Uji Proporsi Pemahaman Konsep Matematis Siswa............... 39
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A.1 Silabus Pembelajaran .................................................................. 51
Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 54
Lampiran A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ......... 78
Lampiran A.4 Lembar Kerja Kelompok (LKK) ................................................. 102
Lampiran B.1 Kisi-Kisi Soal Posttest ................................................................ 137
Lampiran B.2 Soal Posttest ................................................................................ 139
Lampiran B.3 Kunci Jawaban Soal Posttest ....................................................... 140
Lampiran B.4 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa 145
Lampiran B.5 Form Penilaian Validasi............................................................... 146
Lampiran C.1 Analisis Reliabilitas Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematis
pada Kelas Uji Coba ................................................................... 148
Lampiran C.2 Analisis Daya Pembeda Tes Pemahaman Konsep Matematis
pada Kelas Uji Coba ................................................................... 149
Lampiran C.3 Analisis Tingkat Kesukaran Tes Pemahaman Konsep Matematis
pada Kelas Uji Coba.................................................................... 150
Lampiran C.4 Uji Normalitas Data Pemahaman Konsep Matematis Siswa....... 151
ix
Lampiran C.5 Hasil Nilai Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa pada Kelas
yang Mangikuti Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery
Walk ............................................................................................. 159
Lampiran C.6 Hasil Nilai Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa pada
Kelas yang Mangikuti Pembelajaran Konvensional.................... 161
Lampiran C.7 Uji Non-Parametrik Mann Whitney U Hipotesis Penelitian
Pemahaman Konsep Matematis Siswa ........................................ 162
Lampiran C.8 Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep Matematis Siswa ..... 166
Lampiran C.9 Uji Proporsi Pemahaman Konsep Matematis Siswa.................... 171
Lampiran D.1 Surat Izin Penelitian..................................................................... 173
Lampiran D.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 174
Lampiran D.3 Daftar Hadir Seminar Proposal.................................................... 175
Lampiran D.4 Daftar Hadir Seminar Hasil ......................................................... 177
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menjadi pribadi yang memiliki skill dan pengetahuan yang handal dibidangnya
merupakan harapan setiap individu. Untuk memenuhi harapan tersebut setiap in-
dividu harus menempuh pendidikan, karena pendidikan dapat mengembangkan
potensi yang dimiliki individu sehingga menjadi pribadi yang berkualitas. Pen-
didikan nasional berperan penting menjadikan individu sebagai pribadi yang ber-
kualitas, dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Bab II Pasal 3 yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan mem-bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki individu dalam menempuh pen-
didikan, salah satunya perlu adanya peran guru dalam pembelajaran di sekolah se-
hingga pendidikan nasional dapat terlaksana secara optimal.
Guru memiliki peran dalam menciptakan kegiatan belajar siswa. Peran guru ter-
kandung dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab
IX Pasal 40 ayat 2 a yaitu pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban
2
menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dina-
mis, dan dialogis. Guru harus menciptakan situasi belajar yang optimal sehingga
tugas mengajar dapat berjalan dengan efektif. Begitu pula guru mata pelajaran
matematika harus mampu menciptakan suasana belajar yang menarik minat siswa
sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika yang dirumuskan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006) menyatakan bahwa mata pelajaran mate-
matika memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami kon-
sep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan kon-
sep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan ma-
salah. Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, salah satu kemampuan
yang harus dikuasai siswa adalah pemahaman konsep matematis.
Pemahaman konsep matematis sangat diperlukan siswa dan merupakan bagian
yang paling penting dalam pembelajaran matematika seperti yang dinyatakan oleh
Zulkardi (Rohana 2009: 92) bahwa mata pelajaran matematika menekankan pada
konsep. Apabila siswa menguasai konsep materi prasyarat maka siswa akan
mudah untuk memahami konsep selanjutnya. Selain itu, siswa yang menguasai
konsep dapat mengidentifikasi dan mengerjakan soal yang lebih bervariasi. Pada
proses pembelajaran penguasaan konsep merupakan hal yang penting bagi siswa
agar mereka memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai kemampuan yang
lain seperti penalaran, pemecahan masalah dan komunikasi. Apabila pemahaman
konsep siswa tinggi akan berdampak pada kualitas siswa dan secara luas ber-
dampak pada kualitas pendidikan di Indonesia.
3
Programme for International Student Assesment (PISA) menunjukkan pencapaian
rata-rata peserta Indonesia pada PISA 2012 adalah 375, menduduki posisi 64 dari
65 negara (OECD: 2013). Selain itu, Trend in International Mathematics and
Science Study (TIMSS) dalam Mullis, Martin, Foy,dan Arora (2012: 462) me-
nyatakan bahwa rata-rata skor yang diperoleh Indonesia pada tahun 2011 adalah
386. Skor tersebut masih jauh dari standar skor internasional yaitu 500. Berdasar-
kan hasil tersebut terlihat bahwa kemampuan matematis siswa Indonesia masih
rendah.
Hasil-hasil survei tersebut sejalan dengan hasil observasi dan wawancara guru di
SMP Negeri 4 Bandarlampung. Rendahnya kemampuan matematis siswa salah sa-
tunya karena kurangnya pemahaman konsep yang dimiliki siswa. Hal ini diduga
karena pembelajaran masih menggunakan cara konvensional, yaitu terpusat pada
guru dan siswa kurang aktif. Pembelajaran ini belum mampu untuk mengem-
bangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Hal tersebut dise-
babkan karena guru berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga sis-
wa cenderung menghafalkan konsep-konsep yang dipelajarinya tanpa memahami
dengan baik dan benar dan mengakibatkan lemahnya penguasaan siswa terhadap
konsep-konsep matematika. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Marpaung
(Alam, 2012) bahwa matematika tidak ada artinya bila hanya dihafalkan, namun
lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi
pelajaran itu sendiri. Selain itu, keaktifan siswa untuk mengembangkan dan me-
nemukan konsep juga masih rendah. Siswa tidak dibiasakan untuk membangun
pengetahuannya sendiri sehingga sulit untuk memahami suatu konsep. Siswa ter-
biasa menerima pembelajaran dari guru.
4
Pembelajaran di kelas perlu adanya interaksi antara siswa dengan siswa untuk sa-
ling memberi gagasan dan membangun konsep matematis. Hal ini dapat dilakukan
dengan membentuk siswa ke dalam kelompok dan saling bekerja sama mencapai
tujuan pembelajaran. Salah satu pembelajaran aktif dan kooperatif yang berpusat
pada siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk. Model pem-
belajaran kooperatif ini memberikan kesempatan bagi siswa bekerja sama antar
siswa kelompok kecil untuk menyampaikan materi yang ada ke kelompok lain
dengan exhibition atau pameran di kelas (Djamarah, 2000: 5). Selain itu, pada mo-
del pembelajaran kooperatif tipe gallery walk dalam proses pembelajaran guru ha-
rus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan (Husamah dan Yanur, 2013: 164).
Siswa akan berdiskusi, saling mengoreksi pemahaman dan berpresentasi, sehingga
siswa akan terlibat aktif dalam aktivitas-aktivitas belajar di kelas. Siswa akan
diarahkan bekerja secara kelompok, kemudian hasil kerja kelompok ditempel di
papan gabus atau karton. Masing-masing kelompok mengamati hasil kerja kelom-
pok lain lalu berkomentar. Kemudian setiap kelompok melakukan presentasi, guru
mengklarifikasi, dan bersama-sama menyimpulkan agar tidak terjadi kesalahan
dalam memahami konsep yang diperoleh.
Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk, diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa. Maka dari itu, penulis
tertarik untuk melakukan studi eksperimen terhadap model pembelajaran ko-
operatif tipe gallery walk yang dianggap memberi peluang untuk meningkatkan
pemahaman konsep matematis siswa.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dirumuskan masalah penelitian sebagai beri-
kut: “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk efektif ditinjau dari
pemahaman konsep matematis siswa?”. Dari rumusan masalah tersebut dapat dija-
barkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk lebih tinggi daripada
pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konven-
sional ?
2. Apakah persentase siswa yang memiliki pemahaman konsep matematis
dengan baik pada pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe
gallery walk mencapai lebih dari 60% dari jumlah siswa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pem-
belajaran kooperatif tipe gallery walk ditinjau dari pemahaman konsep matematis
siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 4 Bandarlampung tahun pelajaran
2015/2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dalam bidang
pendidikan matematika yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif
6
tipe gallery walk dan pembelajaran konvensional, serta pemahaman konsep mate-
matis siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi para praktisi pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi tentang efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe gallery
walk, serta dapat menjadi masukan dan bahan kajian pada penelitian
serupa di masa yang akan datang.
b. Bagi guru dan calon guru, diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan
dan masukan bagi para guru untuk mengembangkan kemampuan menga-
jarnya serta dapat menjadi referensi dalam mencoba menggunakan model
pembelajaran koperatif tipe gallery walk dalam proses pembelajaran yang
tidak selalu terbatas dengan metode ceramah saja.
c. Bagi kepala sekolah, diharapkan dengan penelitian ini kepala sekolah
memperoleh informasi sebagai masukan dalam upaya pembinaan para gu-
ru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dalam pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pembelajaran dikata-
kan efektif apabila: (1) pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk lebih
tinggi daripada pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembe-
lajaran konvensional, dan (2) persentase siswa yang memiliki pemahaman
7
konsep matematis dengan baik pada pembelajaran dengan menggunakan mo-
del kooperatif tipe gallery walk mencapai lebih dari 60% dari jumlah siswa.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk merupakan suatu model
pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pem-
belajaran dengan cara membentuk kelompok dan menentukan peran, berdis-
kusi, memajang hasil kerja kelompok, mengelilingi stan kelompok lain lalu
berkomentar, presentasi, dan guru mengklarifikasi kemudian bersama-sama
menyimpulkan materi pembelajaran.
3. Pemahaman konsep matematis artinya suatu pemikiran dalam mengemukakan
ide berdasarkan dari pembentukan pengetahuannya sendiri yang berkaitan
dengan matematika dalam menguasai materi. Indikator yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menyatakan ulang suatu konsep, menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk representasi, mengembangkan syarat perlu dan syarat
cukup dari suatu konsep, menggunakan dan memanfaatkan serta memilih pro-
sedur atau operasi tertentu, mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pe-
mecahan masalah.
4. Pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang biasa di-
gunakan guru dalam pembelajaran di sekolah tempat penelitian. Pada pembe-
lajaran ini guru aktif memberikan materi, siswa cenderung hanya menyimak,
mencatat, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan dipersilahkan
bertanya apabila ada yang belum dimengerti.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Efektivitas Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif artinya berpengaruh, selain itu
dapat diartikan pula dapat membawa hasil. Menurut Asmani (2011: 61) efektivitas
adalah proses pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Keadaan aktif dan me-
nyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlang-
sung.
Menurut Komariah (2005: 34) efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh
mana sasaran atau tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) yang telah dicapai. Su-
tikno (2005: 88) mengemukakan bahwa efektivitas pembelajaran adalah kemam-
puan dalam melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan yang memung-
kinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah dan dapat mencapai tujuan dan
hasil yang diharapkan. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembela-
jaran dikatakan efektif apabila pembelajaran yang diberikan berpengaruh kepada
siswa dan adanya hasil yang didapat oleh siswa.
9
Hal ini didukung oleh pendapat dari Wortruba dan Wright (Uno, 2011: 174-190),
menurut Wortruba dan Wright berdasarkan pengkajian dan hasil penelitian meng-
identifikasi 7 (tujuh) indikator yang dapat menunjukkan pembelajaran yang efek-
tif, yaitu: (1) Pengorganisasian materi yang baik; (2) Komunikasi yang efektif;
(3) Penguasaan dan antuisiasme terhadap materi pelajaran; (4) Sikap positif ter-
hadap siswa; (5) Pemberian nilai yang adil; (6) Keluwesan dalam pendekatan
pembelajaran; (7) Hasil belajar siswa yang baik. Dapat disimpulkan bahwa
efektivitas pembelajaran adalah ukuran atau tingkat keberhasilan siswa dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pada dasarnya efektivitas ditujukan untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tu-
juan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik (Uno, 2011: 29). Selain
itu, Wicaksono (2011: 1) menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan efektif apa-
bila mengacu pada ketuntasan belajar yaitu apabila lebih dari atau sama dengan
60% dari jumlah siswa memperoleh nilai ketuntasan minimal 75 dalam pening-
katan hasil belajar dan strategi pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, penggunaan
kriteria ketuntasan ini bergantung dari ketetapan setiap sekolah. Kriteria Ketun-
tasan Minimal (KKM) setiap sekolah berbeda karena potensi atau kemampuan ha-
sil belajar setiap siswa berbeda di masing-masing sekolah.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan
ukuran keberhasilan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan. Pembelajaran dikatakan efektif apabila pemahaman konsep ma-
tematis siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe gallery walk lebih
tinggi daripada pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti
10
pembelajaran konvensional dan persentase siswa yang memiliki pemahaman kon-
sep matematis dengan baik pada pembelajaran dengan menggunakan model ko-
operatif tipe gallery walk mencapai lebih dari 60% dari jumlah siswa.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gallery Walk
Gallery walk terdiri atas dua kata yaitu gallery dan walk. Menurut Ismail
(Oktarina, 2013: 20), gallery adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk
memperkenalkan produk, karya, atau gagasan kepada khalayak ramai. Misalnya
pameran buku, lukisan, tulisan, dan lain sebagainya. Sedangkan walk artinya ber-
jalan atau melangkah. Model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk termasuk
model pembelajaran active learning atau pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa
dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa se-
hingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan ga-
gasan (Husamah dan Yanur, 2013: 164). Selain itu, menurut Silberman (Asmani,
2011: 65), saat belajar aktif, siswa banyak melakukan kegiatan. Mereka menggu-
nakan otak untuk mempelajari ide-ide, memecahkan permasalahan, dan menerap-
kan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran aktif perlu dilakukan agar siswa ter-
biasa bertanya dan berdiskusi.
Model pembelajaran kooperatif tipe Gallery walk menuntut siswa untuk berdis-
kusi dan memajang hasil kerja kelompoknya di setiap kelompok untuk dipajang di
kelas. Setiap kelompok mengomentari hasil karya kelompok lain yang digaleri-
kan. Penggalerian hasil kerja dilakukan pada saat siswa telah mengerjakan tugas-
nya (Utami, 2014: 82). Menurut Asmani (2011: 50), tujuannya agar masing-ma-
sing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi
11
mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lainnya. Selain itu
terdapat pendapat lain tentang model pembelajaran kooperatif ini. Dalam Journal
of College Science Teaching, menurut Mark Francek:
A gallery walk is a discussion technique that gets students out of their chairsand actively involved in synthesizing important science concepts, writing, andpublic speaking. The technique also cultivates listening and team-buildingskills.
Gallery Walk adalah sebuah teknik diskusi dimana siswa beranjak dari kursi me-
reka dan secara aktif terlibat dalam memahami konsep-konsep pokok materi, me-
nulis, dan mempresentasikan. Teknik ini juga melatih keterampilan mendengarkan
dan kerja sama kelompok.
Dalam jurnalnya, Francek (2006) disebutkan langkah-langkah model pembelaja-
ran kooperatif tipe Gallery Walk, yaitu:
1. Membuat dan posting pertanyaan
Guru menulis beberapa pertanyaan atau permasalahan berkaitan dengan kon-
sep materi yang menjadi topik pembelajaran. Kemudian tempatkan (posting)
pertanyaan tersebut di dinding atau meja di dalam kelas yang diberi jarak satu
sama lainnya.
2. Membentuk grup, menentukan peran dan kerjasama kelompok
Bentuklah siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-6 siswa.
Masing-masing kelompok kemudian menetapkan recorder yang bertugas me-
nulis komentar kelompok mereka. Peran recorder harus bergantian pada se-
tiap stan diskusi yang dikunjungi.
12
3. Menetapkan stan dan mulai berdiskusi
Setiap kelompok kemudian menuju ke stan diskusi mereka masing-masing.
Di stan diskusi mereka melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang
disediakan oleh guru.
4. Berputar
Setelah 3-5 menit, katakan “Berputar!”. Masing-masing kelompok kemudian
bergerak searah jarum jam dari stan diskusi mereka ke stan diskusi kelompok
lain disebelahnya. Di sini, siswa mengamati hasil kerja kelompok lain dan
memberikan komentar atau pertanyaan pada hasil kerja tersebut. Guru ber-
peran sebagai fasilitator, mengawasi siswa, memperjelas pertanyaan, dan
mengukur pemahaman siswa serta mencatat setiap kesalahpahaman atau pe-
nyimpangan untuk didiskusikan kemudian selama presentasi kelompok.
Gambar 2.1 Skema perputaran gallery walk
5. Presentasi
Setelah mengunjungi setiap stan diskusi, siswa kembali ke stan diskusi awal
mereka. Kemudian merangkum semua komentar dan menjawab pertanyaan
yang diterima dalam waktu 5-10 menit. Reporter yang dipilih diawal, kemu-
dian mempersentasikan hasil kerja kelompok dan menuliskannya di papan tu-
lis dalam waktu tidak lebih dari 5 menit. Selama presentasi, guru memperkuat
konsep-konsep materi, klarifikasi dan penarikan kesimpulan dibantu guru.
Stan 1 Stan 2
Stan 4 Stan 3
13
Menurut Ismail (Ghufron, 2011: 14-15), terdapat kelebihan dan kekurangan dalam
model pembelajaran kooperatif ini, yaitu:
1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk :1) Siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan masalah
dalam belajar.2) Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan
pembelajaran.3) Membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengapresiasi hasil belajar
kawannya.4) Mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar.5) Membiasakan siswa memberi dan menerima kritik.
2. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk :1) Bila anggota terlalu banyak akan terjadi sebagian siswa menggantungkan
kerja kawannya.2) Guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifan individu
dan kolektif.3) Pengaturan seting kelas yang lebih rumit.
Dari pemaparan di atas, model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk tidak
hanya memiliki banyak kelebihan, tetapi juga beberapa kelemahan. Kelebihan dari
model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk diharapkan dapat memberi hasil
positif terhadap penelitian yang akan dilakukan. Kelemahannya dapat dijadikan
bahan pengetahuan dan pembelajaran dalam penelitian. Oleh karena itu, perlu
adanya pemahaman yang mendalam mengenai model ini supaya dalam pe-
nerapannya dapat terlaksana dengan efektif.
3. Pemahaman Konsep Matematis
Setiap siswa harus memiliki kemampuan matematika. Salah satu kemampuan ma-
tematika yang harus dikuasai siswa adalah pemahaman konsep matematis. Sardi-
man (2007: 42) mengungkapkan, pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu
dengan pikiran, belajar harus mengerti secara mental makna dan filosofinya,
14
maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa
memahami suatu situasi. Gagne (Suherman, 2003: 33) mengemukakan bahwa
konsep merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan kita untuk dapat me-
ngelompokkan objek atau kejadian itu ke dalam bentuk contoh maupun bukan
contoh.
Menurut Jihad dan Haris (2012: 149) pemahaman konsep merupakan kompetensi
yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur
(algoritma) secara luwes, akurat, efisien, dan tepat. Penjelasan lebih lanjut, menu-
rut Suherman (2003: 22) konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, ter-
struktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai
konsep yang paling kompleks. Hal ini membuat siswa harus memiliki konsep
yang benar agar dapat memahami konsep selanjutnya.
Terdapat indikator pemahaman konsep matematis siswa menurut Peraturan Dirjen
Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang peni-
laian, yaitu : (1) Menyatakan ulang sebuah konsep; (2) Mengklasifikasikan objek
menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya; (3) Memberikan contoh dan bu-
kan contoh dari suatu konsep; (4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk re-
presentasi; (5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep;
(6) Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu;
(7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep mate-
matis siswa adalah suatu pemikiran dalam mengemukakan ide berdasarkan dari
15
pembentukan pengetahuannya sendiri yang berkaitan dengan matematika dalam
menguasai materi.
4. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran yang umum digunakan saat ini oleh guru adalah pembelajaran kon-
vensional. Pada pembelajaran konvensional guru dijadikan sebagai pusat pem-
belajaran (teacher center). Hamiyah dan Jauhar (2014: 168) menyatakan bahwa
dalam pembelajaran yang berpusat pada guru, hampir seluruh kegiatan pem-
belajaran dikendalikan penuh oleh guru. Siswa cenderung pasif dalam proses
pembelajaran.
Menurut Sanjaya (2009: 177), pembelajaran konvensional adalah pembelajaran
yang menekankan pada penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepa-
da kelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara op-
timal. Pada pembelajaran ini siswa cenderung hanya menyimak, mencatat, dan
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Kegiatan
ini dilakukan untuk mengajarkan siswa-siswa dalam waktu yang relatif singkat
(Uno, 2011: 99).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional merupa-
kan pembelajaran yang sering diterapkan oleh guru dan dalam proses pembelajar-
an hanya berpusat pada guru. Guru aktif menjelaskan materi dan siswa mencatat,
mendengarkan, dan mengerjakan soal.
16
B. Kerangka Pikir
Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Dalam
penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif
tipe gallery walk sedangkan variabel terikatnya adalah pemahaman konsep mate-
matis siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk merupakan model pembelajaran
yang dapat mengarahkan peserta didik agar dapat berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Siswa dilibatkan dari awal hingga akhir pelaksanaan pembelajaran.
Selama proses tersebut guru tidak lagi menyampaikan informasi secara langsung
tetapi bertindak sebagai fasilitator, pembimbing, motivator dan mengawasi selama
proses pembelajaran berlangsung agar siswa menemukan konsep yang ada secara
mandiri.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk pada penelitian ini
terdiri dari lima langkah, yaitu: (1) membuat dan posting pertanyaan; (2) mem-
bentuk grup, menentukan peran, dan kerjasama kelompok; (3) menetapkan stan
dan mulai berkomentar; (4) berputar; dan (5) presentasi.
Pada langkah pertama model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk adalah
membuat dan posting pertanyaan. Guru membuat LKK berupa uraian dan pe-
rtanyaan yang memuat kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Guru di
awal proses pembelajaran menstimulus siswa dengan posting pertanyaan agar
siswa ingin tahu dan tertarik dengan pembelajaran yang guru berikan. Guru
memberi peluang kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman konsepnya yaitu
17
menyatakan ulang suatu konsep. Pembelajaran sebelumnya siswa terbiasa men-
dapatkan materi secara langsung dari guru.
Pada langkah kedua adalah membentuk grup, menentukan peran, dan kerjasama
kelompok. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan tiap kelompok ter-
diri dari 5-6 siswa yang heterogen. Setelah itu, siswa menentukan peran masing-
masing. Setiap kelompok menentukan recorder yang bertanggung jawab untuk
menulis komentar kelompok mereka. Komentar yang ditulis berupa pertanyaan
atau tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain. Kemudian menetapkan re-
porter, reporter bertugas mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. Peran yang
diperoleh membuat siswa bertanggung jawab dengan peran tersebut dan siswa
akan bersungguh-sungguh dalam memahami materi pembelajaran serta mening-
katkan kerjasama dalam kelompok masing-masing.
Pada langkah ketiga adalah menetapkan stan dan mulai berdiskusi. Guru menetap-
kan setiap kelompok mendapatkan satu stan. Pada tahap ini siswa berdiskusi un-
tuk menjawab LKK yang diberikan. Siswa diberi kesempatan untuk mencari lite-
ratur, mengemukakan gagasan masing-masing dan saling bertukar informasi da-
lam kelompok. Pembelajaran dikelompok yang heterogen dengan kemampuan
setiap siswa yang berbeda-beda akan terjadi interaksi antar siswa. Siswa dapat
bekerjasama dengan teman-temannya yang terdiri dari siswa yang memiliki ke-
mampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang berkemampuan rendah dan se-
dang menjadi meningkat pengetahuannya dan yang berkemampuan tinggi dapat
menjadi sumber, sehingga konsep yang diajarkan dapat dipahami oleh teman ke-
lompoknya. Dengan interaksi siswa dalam memahami konsep matematis, hasil
18
belajar siswa pun diharapkan meningkat. Selain itu, akan merubah paradigma gu-
ru dalam pembelajaran, yaitu dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada tahap ini, siswa dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep yang dimilikinya antara lain menyatakan ulang
suatu konsep, mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep, dan
menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu.
Pada langkah keempat adalah berputar. Kelompok mulai mengunjungi stan ke-
lompok lain berdasarkan instruksi guru. Guru memberi aba-aba, “berputar!”.
Masing-masing kelompok berkunjung ke stan kelompok lain, mengomentari hasil
kerja kelompok lain berupa pertanyaan atau tanggapan. Komentar ditulis pada
secarik kertas yang disediakan guru kemudian ditempelkan di papan gabus atau
karton stan kelompok yang dikunjungi. Recorder yang bertugas menulis komentar
kelompok dan harus bergantian pada setiap stan diskusi yang dikunjungi.
Pemahaman konsep yang sudah dibangun pada saat diskusi kelompok akan ter-
lihat dan sejauh mana konsep yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung.
Recorder akan membandingkan pemahaman konsep yang dimiliki dengan
pemahaman konsep kelompok lain yang diamatinya. Kegiatan ini akan memberi-
kan informasi baru apabila jawaban dari kelompok lain berbeda, siswa dilatih un-
tuk berfikir manakah jawaban yang benar dengan pemahaman konsep yang di-
milikinya. Oleh karena itu, recorder harus bersungguh-sungguh dalam memahami
materi. Pada tahap ini siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep yang
dimilikinya yaitu menyatakan ulang suatu konsep dan menyajikan konsep dalam
bentuk representasi.
19
Setelah mengunjungi stan kelompok lain, kemudian setiap kelompok kembali ke
stan masing-masing. Setiap kelompok berdiskusi menjawab pertanyaan yang di-
berikan dari kelompok lain yang berkunjung. Langkah terakhir yaitu presentasi.
Reporter yang dipilih diawal, kemudian mempersentasikan hasil kerja kelompok-
nya dan menjawab pertanyaan yang diberikan dari kelompok lain yang berkun-
jung pada langkah sebelumnya. Selama presentasi, guru memperkuat konsep-
konsep materi yang diperoleh dan mengoreksi apabila terdapat miskonsepsi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam model kooperatif tipe gallery walk ter-
dapat proses-proses pembelajaran yang memberi peluang siswa untuk mening-
katkan pemahaman konsep matematis, sedangkan dalam pembelajaran konvensio-
nal peluang-peluang tersebut tidak didapatkan oleh siswa. Pada pembelajaran kon-
vensional, pembelajaran hanya berpusat pada guru. Guru aktif menjelaskan materi
dan siswa menyimak, mencatat, dan mengerjakan beberapa soal yang diberikan
oleh guru, akibatnya pemahaman konsep matematis siswa kurang optimal. Siswa
hanya mendapat konsep materi dari penjelasan guru dan siswa kurang aktif dalam
pembelajaran. Dengan kata lain pemahaman konsep matematis siswa dengan
model kooperatif tipe gallery walk akan lebih tinggi daripada pemahaman konsep
matematis siswa dengan pembelajaran konvensional.
C. Anggapan Dasar
Penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut:
1. Semua siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 4 Bandarlampung tahun
pelajaran 2015/2016 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan kuri-
kulum tingkat satuan pendidikan.
20
2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemahaman konsep matematis dan
model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk tidak diperhatikan.
D. Hipotesis
1. Hipotesis Umum
Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe gallery
walk efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa.
2. Hipotesis Khusus
a. Pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti model pem-
belajaran kooperatif tipe gallery walk lebih tinggi daripada pemahaman
konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
b. Persentase siswa yang memiliki pemahaman konsep matematis dengan
baik pada pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe
gallery walk mencapai lebih dari 60% dari jumlah siswa.
21
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Bandarlampung. Populasi dalam pe-
nelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 4 Bandar-
lampung tahun ajaran 2015/2016 yang berada di kelas reguler yaitu kelas yang bu-
kan merupakan kelas unggulan (VIII A dan VIII L) yang terdistribusi dalam sepu-
luh kelas yaitu VIII B – VIII K. Pemilihan sampel dilakukan dengan mengguna-
kan teknik purposive random sampling yaitu memilih secara acak dua kelas dari
sepuluh kelas yang ada dengan pertimbangan bahwa kedua kelas tersebut diajar
oleh guru yang sama yaitu kelas VIII D, VIII E, VIII F, VIII G yang memiliki ke-
mampuan awal matematis yang relatif sama dapat dilihat dari rata-rata nilai hasil
ujian tengah semester (UTS) pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Rata-rata nilai ujian tengah semester (UTS)
Kelas Banyak Siswa Rata-rata nilai UTSVIII D 32 61,60VIII E 31 62,03VIII F 32 60,14VIII G 32 63,07
Terpilihlah kelas VIII D sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang mendapatkan
pembelajaran model kooperatif tipe gallery walk, dan kelas VIII E sebagai kelas
kontrol yaitu kelas yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
22
B. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuasi eksperimen yang terdiri da-
ri satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah model
pembelajaran kooperatif tipe gallery walk sedangkan variabel terikatnya adalah
pemahaman konsep matematis siswa. Desain penelitian yang digunakan yaitu de-
sain posttest only control group design. Menurut Furchan (2007:368) desain pe-
laksanaan penelitian sebagai berikut.
Tabel 3.2. Desain Penelitian
KelompokPerlakuan
Perlakuan PosttestE X O1
P C O2
Keterangan:E : kelas eksperimenP : kelas kontrolX : model pembelajaran kooperatif tipe gallery walkC : model pembelajaran konvensionalO1 : nilai posttest pada kelas eksperimenO2 : nilai postest pada kelas kontrol
C. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini adalah data kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa yang berupa data kuantitatif. Data tersebut diperoleh melalui tes pema-
haman konsep matematis siswa yang dilakukan setelah pembelajaran terhadap
kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe gallery walk dan terhadap kelas yang menggunakan pembelajaran konven-
sional.
23
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik tes. Tes dilaksanakan
setelah pembelajaran (posttest only) pada kelas yang diberi perlakuan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk pada kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan Penelitian
a) Observasi awal, melihat kondisi di sekolah seperti kurikulum sekolah,
jumlah kelas, karakteristik dan jumlah siswa, dan cara guru mengajar,
dilaksanakan pada tanggal 12 November 2015.
b) Menentukan sampel penelitian yaitu menetapkan kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
c) Menetapkan materi yang akan digunakan dalam penelitian.
d) Menyusun proposal penelitian.
e) Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen tes yang akan di-
gunakan selama penelitian.
f) Melaksanakan uji coba instrumen tes yang akan digunakan dalam
penelitian, dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2016.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe gallery walk pada kelas eksperimen dan pembelajaran
24
konvensional pada kelas kontrol, tertanggal dari 24 Februari 2016 – 7
Maret 2016
b) Mengadakan posttest pada kelas yang menggunakan model
pembelajaraan kooperatif tipe gallery walk dan model pembelajaran
konvensional pada 9 Maret 2016.
3. Tahap Akhir
a) Memeriksa data hasil tes pemahaman konsep matematis pada kelas yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk dan
model pembelajaran konvensional.
b) Mengolah dan menganalisis data penelitian untuk menjawab rumusan
masalah.
c) Menyusun laporan penelitian dan membuat kesimpulan berdasarkan
hipotesis yang telah dirumuskan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk mengukur pe-
mahaman konsep matematis siswa. Tes tersebut adalah tes kemampuan akhir
(posttest) terdiri dari lima soal uraian. Sebelum penyusunan tes pemahaman kon-
sep matematis, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi soal tes pemahaman konsep mate-
matis. Adapun pedoman pemberian skor pemahaman konsep matematis terdapat
pada Tabel 3.3.
25
Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematis
No IndikatorPemahaman
KonsepKetentuan Skor
1.Menyatakanulang suatukonsep
Tidak menjawab. 0Hanya sedikit dari menyatakan ulang suatukonsep yang benar.
1
Menyatakan ulang suatu konsep dengan benar,tetapi salah dalam mendapatkan solusi.
2
Menyatakan ulang suatu konsep dengan prosesbenar dan mendapat solusi dengan benar.
3
2.
Mengembangkan syaratperlu ataucukup darisuatu konsep
Tidak menjawab. 0Hanya sedikit dari mengembangkan syarat perluatau syarat cukup dari suatu konsep
1
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukupdari suatu konsep benar, tetapi salah dalammendapatkan solusi.
2
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukupdari suatu konsep benar
3
3.
Menyajikankonsep dalamberbagaibentukrepresentasi
Tidak menjawab. 0Hanya sedikit dari menyajikan konsep dalamberbagai bentuk representasi matematika denganbenar.
1
Menyajikan konsep dalam berbagai bentukrepresentasi matematika dengan benar, tetapisalah dalam mendapatkan solusi
2
Menyajikan konsep dalam berbagai bentukrepresentasi matematika dengan benar danmendapat solusi dengan benar.
3
4.
Menggunakan,memanfaatkan,dan memilihprosedur atauoperasitertentu
Tidak menjawab. 0Hanya sedikit dari menggunakan,memanfaatkan, dan memilih prosedur yangbenar.
1
Menggunakan, memanfaatkan, dan memilihprosedur, tetapi salah dalam mendapatkan solusi.
2
Menggunakan, memanfaatkan, dan memilihprosedur dengan benar dan mendapatkan solusidengan benar.
3
5.
Mengaplikasikan konseppada pemeca -han masalah
Tidak menjawab. 0Hanya sedikit mengaplikasikan konsep padapemecahan masalah yang benar.
1
Mengaplikasikan konsep pada pemecahanmasalah tetapi tidak tepat.
2
Mengaplikasikan konsep atau pemecahanmasalah dengan tepat.
3
26
Untuk memperoleh data yang akurat, maka tes yang digunakan adalah tes yang
memiliki kriteria yang baik yaitu valid, reliabel, memiliki daya pembeda minimal
cukup dan memiliki tingkat kesukaran minimal mudah.
a. Validitas Instrumen
Validitas instrumen dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi dari tes
pemahaman konsep matematis dapat diketahui dengan cara membandingkan isi
yang terkandung dalam tes pemahaman konsep matematis dengan indikator pe-
mahaman konsep matematis yang telah ditentukan.
Dalam penelitian ini, untuk memeriksa validitas isi tes dinilai oleh guru mata
pelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri 4 Bandarlampung dengan asumsi
bahwa guru mata pelajaran matematika tersebut mengetahui dengan benar kuri-
kulum SMP. Tes yang dikategorikan valid adalah yang butir-butir tesnya telah di-
nyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur berdasarkan
penilaian guru mitra. Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes
yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan kemampuan
bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar ceklis oleh guru mitra.
Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan bahwa tes yang digunakan untuk
mengambil data telah memenuhi validitas isi (Lampiran B5 halaman 146), soal tes
tersebut diujicobakan pada siswa kelas diluar sampel. Data yang diperoleh dari
hasil uji coba kemudian diolah dengan menggunakan bantuan Software Microsoft
Excel untuk mengetahui reliabilitas tes, daya pembeda, dan tingkat kesukaran
butir soal.
27
b. Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha menurut Arikunto
(2011:109) sebagai berikut.
r11 = 1 − ∑Keterangan:r 11 = Koefisien reliabilitas
= Banyaknya butir soal∑ = Jumlah varians skor tiap butir soal= Varians skor total
Untuk mencari varians digunakan rumus sebagai berikut :
= (∑ ) − (∑ )Keterangan:n = Banyaknya data∑ = Jumlah semua data∑ = Jumlah kuadrat semua data
Koefisien reliabilitas suatu butir soal diinterpretasikan dalam Arikunto (2011:75)
disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kriteria Realibilitas
Koefisien relibilitas (r11) Kriteria0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah0,00 < r11 ≤ 0,20 Sangat rendah
Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai
koefisien reliabilitas tes adalah 0,93. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes
yang digunakan memiliki reliabilitas yang sangat tinggi sehingga sesuai dengan
28
kriteria yang digunakan. Hasil perhitungan reliabilitas tes uji coba soal dapat di-
lihat pada Lampiran C.1 halaman 148.
c. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa
yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan
rendah. Dalam menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus :
= −Keterangan :DP : Indeks daya pembeda satu butir soal tertentuJA : Rata-ratanilai kelompok atas pada butir soal yang diolahJB : Rata-ratanilai kelompok bawah pada butir soal yang diolahIA : Skor maksimum butir soal yang diolah
Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang
tertera dalam Sudijono (2011: 389) pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Nilai InterpretasiNegatif ≤ DP <0,10 Sangat Jelek0,10 ≤ DP < 0,20 Jelek0,20 ≤ DP < 0,30 Cukup0,30 ≤ DP < 0,50 Baik
DP ≥0,50 Sangat Baik
Instrumen uji yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen yang memiliki
interpretasi nilai daya pembeda minimal cukup. Daya pembeda butir soal berada
diantara interval 0,30 sampai dengan 0,50 berarti soal tersebut memiliki daya
pembeda yang baik sehingga sesuai dengan kriteria yang digunakan. Hasil
29
perhitungan daya pembeda butir soal dapat dilihat pada Lampiran C.2 halaman
149.
d. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir
soal. Sudijono (2008: 372) mengungkapkan bahwa untuk menghitung tingkat
kesukaran suatu butir soal digunakan rumus berikut.
=Keterangan:TK : tingkat kesukaran suatu butir soalJT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperolehIT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal.
Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria
indeks kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) sebagai berikut.
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Nilai Interpretasi0.00 ≤ ≤ 0.15 Sangat Sukar0.16 ≤ ≤ 0.30 Sukar0.31 ≤ ≤ 0.70 Sedang0.71 ≤ ≤ 0.85 Mudah0.86 ≤ ≤ 1.00 Sangat Mudah
Instrumen uji yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen yang memilliki
interpretasi nilai tingkat kesukaran dengan kategori mudah, sedang, dan sukar.
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan tingkat kesukaran butir soal sukar dan
sedang, sehingga sesuai dengan kriteria yang digunakan. Hasil perhitungan daya
pembeda dapat dilihat pada Lampiran C.3 halaman 150.
30
G. Teknik Analisis Data
Data pemahaman konsep matematis siswa pada kelas dengan pembelajaran
gallery walk dan kelas dengan pembelajaran konvensional dianalisis untuk uji
hipotesis. Sebelum dilakukan uji hipotesis perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk melihat apakah data pemahaman konsep
matematis siswa yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Kuadrat. Uji Chi-
Kuadrat menurut Sudjana (2005 : 272-273) adalah:
a. Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
b. Taraf signifikan: α = 0,05
c. Statistik uji
==∑ ( )Keterangan:
x2 = harga chi-kuadratOi = frekuensi observasi
= frekuensi harapank = banyak kelas interval
d. Keputusan uji
Statistik di atas berdistribusi chi-kuadrat dengan dk = (k – 3). Kriteria
pengujian adalah tolak H0 jika ≥ ( )( ).
31
Hasil uji normalitas data penelitian disajikan dalam Tabel 3.7 dan data se-
lengkapnya pada Lampiran C4 halaman 151.
Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Penelitian
Pembelajaran KesimpulanH0
Keputusan Uji
Gallery Walk 15,04 7,81 H0 ditolakSampel berasal dari populasiyang tidak berdistribusi normal
Konvensional 11,75 7,81 H0 ditolakSampel berasal dari populasiyang tidak berdistribusi normal
Berdasarkan Tabel 3.7 di atas terlihat bahwa dengan taraf nyata 0,05, baik pada
kelas yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk maupun
kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional didapat bahwa >
. Ini berarti Ho kedua kelas ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa da-
ta pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran
kooperatif tipe gallery walk maupun kelas yang mengikuti pembelajaran kon-
vensional berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu,
tidak perlu dilakukan uji homogenitas pada data pemahaman konsep matematis
siswa.
2. Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama berbunyi: “Pemahaman konsep matematis siswa yang
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe gallery walk lebih tinggi daripada
pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional.” Karena data pemahaman konsep matematis siswa berasal dari
32
populasi yang tidak berdistribusi normal maka uji hipotesis yang digunakan yaitu
Mann Whitney U dengan rumusan hipotesis sebagai berikut.
H0: tidak ada perbedaan peringkat antara pemahaman konsep matematis siswa
yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe gallery walk dengan
pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional.
H1: ada perbedaan peringkat antara pemahaman konsep matematis siswa yang
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe gallery walk dengan pemahaman
konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus sebagai berikut:= + ( + 1)2 − Ʃ= + ( + 1)2 − Ʃ
Keterangan:= Jumlah sampel kelas ekperimen= Jumlah sampel kelas kontrol= Jumlah peringkat 1= Jumlah peringkat 2Ʃ = Jumlah rangking pada sampelƩ = Jumlah rangking pada sampel
Karena terdapat dua rumus uji statistik, maka rumus uji statistik yang digunakan
adalah rumus uji statistik yang memiliki nilai lebih kecil untuk dibandingkan
dengan tabel U.
Menurut Saleh (1986: 15) jika dan keduanya berjumlah ≥ 8, maka nilai
statistik U akan mendekati (dianggap) berdistribusi normal, sehingga perhitungan
tes statistiknya :
33
= ( )dengan Mean = ( ) = dan =
( )Keterangan:( ) = Nilai harapan mean
= Standar deviasi
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika nilai - Ztabel< Zhitung< Ztabel dan tolak H0
jika sebaliknya, dengan α = 0,05.
2. Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua berbunyi: “Persentase siswa yang memiliki pemahaman konsep
matematis dengan baik pada pembelajaran dengan menggunakan model koope-
ratif tipe gallery walk mencapai lebih dari 60% dari jumlah siswa”. Untuk me-
ngetahui besarnya proporsi siswa yang memiliki pemahaman konsep matematis
terkategori baik pada siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe
gallery walk maka dilakukan uji proporsi. Rumusan hipotesis untuk uji ini yaitu:
H0 : = 0,60 (persentase siswa yang memiliki pemahaman konsep matematis
dengan baik = 60%)
H1 : > 0,60 (persentase siswa yang memiliki pemahaman konsep matematis
dengan baik > 60%)
Untuk pengujian hipotesis di atas menggunakan statistik z menurut Sudjana
(2005:233) dengan rumus :
= − 0,6, ( , )Keterangan:
x = banyaknya siswa yang tuntas dengan pembelajaran gallery walk
34
n = banyaknya sampel pada kelas eksperimen
Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikan α = 5%, dengan peluang (0,5 - α)
dengan kriteria uji: tolak H0 jika zhitung ≥ z 0,5- α , dimana z 0,5- α didapat dari daftar
normal baku dengan peluang = (0,5- α). Kemudian untuk zhitung < z0,5- α hipotesis
H0 diterima.
46
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe gallery walk tidak efektif ditinjau dari pemahaman
konsep matematis siswa. Hal ini disebabkan karena pemahaman konsep matema-
tis siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe gallery walk tidak lebih
tinggi daripada pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajar-
an konvensional, terlihat dari tidak adanya perbedaan peringkat antara pema-
haman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe
gallery walk dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Selain itu,
persentase siswa yang memahami konsep dengan baik pada pembelajaran ko-
operatif tipe gallery walk tidak lebih dari 60% dari jumlah siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukan, yaitu:
1. Kepada guru, apabila akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
gallery walk untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis sebaiknya di-
sarankan untuk menggunakan model ini dalam kelas yang memiliki jumlah
siswa yang sedikit agar lebih mudah dikondisikan.
47
2. Kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang pemahaman kon-
sep matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe gallery walk di-
sarankan untuk memperhatikan waktu dan pengelolaan kelas agar proses pem-
belajaran sesuai dengan yang diharapkan.
48
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Burhan Iskandar. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemahaman danKomunikasi Matematika Siswa SD Melalui Pendekatan RealisticMathematics Education (RME). Makalah disampaikan pada SeminarNasional Matematika dan Pendidikan Matematika 10 November 2012.Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).Jakarta: Bumi Aksara.
Asmani, Jamal Ma’mur, 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Jogjakarta: Diva Press.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Depdiknas. 2004. Peraturan tentang Penilaian Perkembangan Anak Didik SMPNo.506/C/Kep/PP/2004 Tanggal 11 November 2004. Ditjen DikdasmenDepdiknas. Jakarta.
________. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)Republik Indonesia No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk SatuanPendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
_____________. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta.
Francek, Mark. 2006. Promoting Discussion In The Sciene Classroom UsingGallery Walk. Jurnal Of Collage Science Teaching, National ScienceTeachers Assosiation. [online]. Tersedia: www.nsta.org diakses pada 10 No-vember 2015.
Furchan, Arief. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta:Pustaka Belajar
Ghufron, M. 2011. Implementasi Metode Gallery Walk dan Small GroupDiscussion Dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Agama IslamKelas VIII E Di SMP Negeri 1 Banyuanyar Probolinggo. Skripsi JurusanPendidikan Agama Islam Universitas Negeri Islam Maulana Malik 67
49
Ibrahim Malang. http://lib.uin-malang.ac.id. [online] diakses pada 7November 2015
Hamiyah, Nur dan Muhammad Jauhar. 2014. Strategi Belajar Mengajar Di Kelas.Jakarta: Prestasi Pustaka.
Husamah dan Yanur, Setyaningrum. 2013. Desain Pembelajaran BerbasisPencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Jihad, Asep., dan Haris, Abdul. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta. MultiPressindo.
Komariah, Aan dan Cepi Triatna. 2005. Visionary Leadership Menuju SekolahEfektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Mullis, I. V. S., Martin, M.O., Foy, P., dan Arora, A. 2012. Trends in Interna-tional Mathematics and Science Study (TIMSS) 2011 International Result inMathe-matics. Boston: TIMSS and PIRLS International Study Center.
OECD. 2013. PISA 2012 Result In Focus. [online]. Tersedia: http://www.oecd.orgdiakses pada 6 November 2015.
Oktarina, Wartini. 2013. Perbandingan model pembelajaran Two Stay Two Stray(TSTS)dengan Model Gallery Walk (GW) Terhadap Penguasaan Konsep olehSiswa pada Materi Pokok Sistem Ekskresi. Universitas Lampung: Bandar-lampung.
Rohana. 2009. Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Statistika Dasar diprogram Stu-di Pendidikan Matematika FKIP Universitas PGRI Palembang.[online]. Tersedia: http://e-prints.unsri.ac.id diakses pada 6 November 2015
Saleh, Samsubar. 1986. Statistik Nonparametrik. Yogyakarta: BPFE-yogyakarta.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Yang Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrasindo Persada.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja GrafindoPersada.
__________________. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
50
Suherman, Erman. dkk. 2003. Common Textbook (Edisi Revisi) StrategiPembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA - UPI.
Sutikno, M. Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif. NTP Pres: Mataram.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem PendidikanNasional. 2008. Jakarta: Sinar Grafika.
Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan PendekatanPAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif,Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
Utami, W.N, Waluya, St. B, Mashuri. 2014. Keefektifan Model PembelajaranProblem Solving Berbasis Gallery Walk Terhadap Kemampuan PemecahanMasalah. Unnes Journal of Mathematics Education. [online]. Tersedia:http://journal.unnes.ac.id diakses pada 8 November 2015.
Wicaksono. 2011. Efektivitas Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://agung.smkn1pml.sch.id diakses pada 21 Januari 2016.