efektivitas model pembelajaran berbasis ...digilib.unila.ac.id/32272/3/skripsi tanpa bab...

60
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PENCEMARAN OLEH LIMBAH DETERGEN DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (Skripsi) Oleh EVI NUR INDAH SARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

PENCEMARAN OLEH LIMBAH DETERGEN DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN

BERPIKIR TINGKAT TINGGI

(Skripsi)

Oleh

EVI NUR INDAH SARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

PENCEMARAN OLEH LIMBAH DETERGEN DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN

BERPIKIR TINGKAT TINGGI

Oleh

EVI NUR INDAH SARI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas pembelajaran berbasis

masalah pencemaran oleh limbah detergen (PBMPLD) dalam meningkatkan kete-

rampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Metode dalam penelitian ini adalah quasi

eksperimen dengan the matching only pretest-posttest control group design.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA di SMA Negeri

14 Bandarlampung tahun pelajaran 2017/1018. Pengambilan sampel dilakukan

dengan teknik purposive sampling sehingga didapatkan kelas eksperimen dan

kelas kontrol, yaitu XI MIA1 dan kelas XI MIA2 yang diberi perlakuan pembela-

jaran menggunakan model PBMPLD pada kelas eksperimen dan pembelajaran

konvensional pada kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata

postes keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen lebih tinggi secara

signifikan daripada rata-rata postes kelas kontrol, serta nilai n-gain kelas eksperi-

men berkategori sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembela-

Page 3: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

Evi Nur Indah Sari

iii

jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen (PBMPLD) efektif

dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

Kata kunci: model pembelajaran berbasis masalah, pencemaran oleh limbah detergen, keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Page 4: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

PENCEMARAN OLEH LIMBAH DETERGEN DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN

BERPIKIR TINGKAT TINGGI

Oleh

EVI NUR INDAH SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen
Page 6: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen
Page 7: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen
Page 8: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro, pada tanggal 08 Juni 1996, sebagai anak pertama dari

Bapak Samsudin dan Ibu Eni Kusrini. Penulis mengawali pendidikan formal pada

tahun 2001 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Metro Selatan, diselesaikan pada

tahun 2002, dilanjutkan ke SD Negeri 8 Metro Selatan diselesaikan tahun 2008,

SMP Negeri 2 Metro diselesaikan tahun 2011, dan SMA Negeri 4 Metro

diselesaikan tahun 2014.

Pada tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Mahasiswa

Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswa, aktif dalam Unit Kegiatan

Mahasiswa Universitas (UKM-U) Taekwondo sebagai Anggota divisi eksternal.

Pada tahun 2017, pengalaman mengajar dan mengabdi yang pernah diikuti selama

perkuliahan yaitu Praktik Profesi Kependidikan (PPK) yang terintegrasi di SMA

Negeri 1 Blambangan Umpu dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa

Lembasung, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan.

Page 9: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, Alhamdulillah atas karunia-Nya skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dengan mengharap

ridho-Mu, ku persembahkan skripsi ini kepada:

Bapak dan Ibuku serta seluruh keluarga tercinta, atas perjuangan

dan dukungan yang diberikan serta do’a yang senantiasa

mengiringi setiap langkahku.

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 10: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

SANWACANA

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pencemaran oleh Limbah Detergen dalam

Meningkatkan Keterampilan Berpiki Tingkat Tinggi” sebagai salah satu syarat

untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Shalawat serta salam juga semoga sela-

lu tercurah pada Rasullulah Muhammad SAW.

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku dekan FKIP Universitas

Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia;

4. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku pembimbing satu sekaligus Pembim-

bing Akademik, atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan

kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi ini;

5. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si., selaku pembimbing kedua atas kesedia-

annya memberikan bimbingan, saran, dan masukan dalam proses penyusunan

skripsi ini;

Page 11: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

xi

6. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku pembahas atas masukan dan perbaikan

yang telah diberikan;

7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan segenap civitas akademik

Jurusan Pendidikan MIPA atas ilmu yang telah diberikan;

8. Ibu Tri Winarsih, S. Pd. M. Pd., selaku kepala SMA Negeri 14 Bandarlampu-

ng dan Ibu Ridasari, S., selaku guru mitra atas kerja sama dan bimbingannya;

9. Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Kimia 2014 serta tim skripsi Maria

Ulfa dan Maisaroh.

10. Rekan-rekan KKN Desa Lembasung, Blambangan Umpu, Way Kanan, Roma,

Asti, Herlina, Siti, Vera, Arif, Faqih, Reza, dan Robby, terima kasih atas do’a

dan semangatnya. Pengalaman yang tak terlupakan selama 70 hari bersama

kalian, suka duka selalu bersama akan selalu ku rindukan dan terkenang di

dalam hati;

11. Ulfa, Janik, Dewi, Nanda, Zelvi, Inggit, Indah, Dina, Esti, Shinta, Enjel, Mba

Enca dan Mba Ayu, atas do’a dan dukungan. Semoga Allah selalu memberi-

kan kemudahan dan mengahadirkan banyak orang yang baik kepada kalian;

Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kekeliruan dan jauh dari kesempur-

naan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dinanti.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Bandar Lampung, 2018

Penulis,

Evi Nur Indah Sari

Page 12: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. xiv xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ xiv xvi

I. PENDAHULUAN ................................................................................................................. xiv 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................... xi 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................. 10 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................................... 10 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................................... 10 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 10 9

A. Pembelajaran Konstruktivisme ......................................................................................... 10 9

B. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ............................................................................ 10 11

C. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi ............................................................................. 10 15

D. Peta Pemecahan Masalah .................................................................................................... 10 19

E. Kerangka Pemikiran ........................................................................................................... 10 21

F. Anggapan Dasar ................................................................................................................... 10 23

G. Hipotesis Penelitian ............................................................................................................. 10 24

III METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 10 25

A. Populasi dan Sampel .......................................................................................................... 10 25

Page 13: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

xiii

B. Jenis dan Sumber Data ........................................................................................................ 10 26

C. Metode dan Desain Penelitian ........................................................................................... 10 26

D. Variabel Penelitian ............................................................................................................. 10 27

E. Instrumen Penelitian dan Validitas Instrumen ................................................................. 10 27

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ....................................................................................... 10 28

G. Hipotesis Kerja ..................................................................................................................... 10 31

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ............................................................... 10 31

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................................ 10 38

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ................................................................................... 38

1. Nilai pretes keterampilan berpikir tingkat tinggi ...................................... 40

2. Nilai postes keterampilan berpikir tingkat tinggi.................................. xv 43

3. Pengujian hipotesis .................................................................................. 44

4. n-gain keterampilan berpikir tingkat tinggi .............................................. 46

5. Selisih nilai pretes dan postes keterampilan berpikir tingkat

tinggi pada setiap indikator di kelas eksperimen ..................................... 47

6. Nilai kinerja siswa..................................................................................... 49

B. Pembahasan ......................................................................................................................... 10 50

1. Kemampuan menganalisis ....................................................................... 51

2. Kemampuan mengevaluasi ....................................................................... 56

3. Kemampuan mencipta ............................................................................. 59

V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................. 10 65

A. Simpulan .............................................................................................................................. 10 65

B. Saran ..................................................................................................................................... 10 65

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 66

LAMPIRAN ....................................................................................................... 71

1. Soal Pretes .............................................................................................................................. 10 71

2. Kisi-kisi Soal Pretes .............................................................................................................. 74

3. Rubrik Soal Pretes ................................................................................................................ 1 80

4. Soal Postes ............................................................................................................................. 10 95

5. Kisi-kisi Soal Postes. ............................................................................................................ 101

6. Rubrik Soal Postes ......................................................................................... 107

Page 14: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

xiv

7. Asesmen Kinerja Siswa ...................................................................................................... 10 135

8. Data nilai kelas eksperimen dan kelas kotrol .................................................................... 139

9. Data nilai Kinerja Siswa Kelas Eksperimen ...................................................................... 145

10. Perhitungan Nilai Pretes, Postes, dan n-Gain ................................................................. 147

Page 15: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbandingan pembelajaran yang berpusat pada guru dengan

pembelajaran yang berpusat pada siswa (Arends, 2012) ...........................................................

10

2. Sintaks untuk Problem-Based Learning (Arends, 2008) ......................................................... 12

3. Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan

Krathwohl (dalam Fadiawati dan Syamsuri, 2016) .....................................................................

17

4. Desain Penelitian (Fraenkel, et. al., 2012) ..................................................................... 26

5. Klasifikasi n-Gain <g> (Hake, 1998) ............................................................................................ 33

6. Hasil uji normalitas terhadap nilai pretes keterampilan berpikir

tingkat tinggi ...........................................................................................................................................

41

7. Hasil uji homogenitas terhadap nilai pretes keterampilan

berpikir tingkat tinggi ..........................................................................................................................

42

8. Hasil pengujian hipotesis terhadap nilai pretes keterampilan

berpikir tingkat tinggi ..........................................................................................................................

42

9. Hasil uji normalitas terhadap nilai postes keterampilan berpikir

tingkat tinggi ...........................................................................................................................................

44

10. Hasil uji homogenitas terhadap nilai postes keterampilan

berpikir tingkat tinggi ..........................................................................................................................

45

11. Hasil pengujian hipotesis terhadap nilai postes keterampilan

berpikir tingkat tinggi ..........................................................................................................................

46

12. Nilai rata-rata pretes dan postes keterampilan berpikir tingkat

tinggi siswa ............................................................................................................................................. 10

46

13. Deskripsi task kinerja siswa ...............................................................................................................

49

Page 16: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Pemecahan Masalah ..................................................................................................................

20

2. Bagan alir penelitian ............................................................................................................................

30

3. Nilai rata-rata pretes keterampilan berpikir tingkat tinggi ........................................................

40

4. Nilai rata-rata postes keterampilan berpikir tingkat tinggi .......................................................

43

5. Nilai rata-rata n-gain keterampilan berpikir tingkat tinggi .......................................................

47

6. Selisih nilai rata-rata pretes dan postes keterampilan berpikir

tingkat tinggi siswa kelas eksperimen pada setiap indikator ....................................................

48

7. Nilai rata-rata kinerja siswa kelas eksperimen .............................................................................

50

8. Hasil pengerjaan rumusan masalah oleh siswa sebelum

konsultasi .................................................................................................................................................

52

9. Hasil pengerjaan menulis pertanyaan dari nformasi yang sudah

diketahui dan belum diketahui oleh siswa .....................................................................................

52

10. Hasil pengerjaan rumusan masalah oleh siswa setelah kosultasi ............................................

53

11. Informasi yang dikumpulkan oleh siswa mengenai penyebab

terjadinya pencemaran limbah detergen .........................................................................................

54

12. Informasi yang dikumpulkan oleh siswa mengenai solusi untuk

mengatasi pencemaran limbah detergen ........................................................................................

54

13. Informasi yang dianalisis oleh siswa mengenai solusi untuk

mengatasi pencemaran limbah detergen setelah konsultasi......................................................

55

14. Hipotesis yang diajukan oleh siswa sebelum konsultasi ...........................................................

56

15. Hipotesis yang diajukan oleh siswa setelah konsultasi ..............................................................

57

Page 17: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

xvii

16. Rancangan percobaan yang dibuat siswa untuk menentukan

judul, tujuan dan mafaat percobaan ................................................................................................. 1

60

17. Rancangan percobaan yang dibuat siswa untuk menentukan

variabel dalam percobaan ................................................................................................................... 1

60

18. Rancangan percobaan yang dibuat siswa untuk mengendalikan

variabel-variabel dalam percobaan .................................................................................................. 1

60

19. Rancangan percobaan yang dibuat siswa untuk menentukan

judul, tujuan, dan manfaat setelah melakukan konsultasi .........................................................

61

20. Rancangan percobaan yang dibuat siswa untuk menentukan

variabel dalam percobaan setelah melakukan konsultasi ..........................................................

62

21. Rancangan percobaan yang dibuat siswa untuk mengendalikan

variabel dalam percobaan setelah melakukan konsultasi ..........................................................

62

22. Rancangan percobaan yang dibuat siswa terkait langkah-langkah

percobaan setelah melakukan konsultasi .......................................................................................

63

Page 18: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia kini menghadapi tantangan baru dalam memasuki era globalisasi. Pada

era ini, masyarakat ditantang untuk mampu menciptakan tata-pendidikan yang

dapat menghasilkan sumber daya pemikir (Mukminan, 2014). Salah satu cara

untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas sum-

berdaya manusia (SDM). Adanya sumber daya manusia yang berkualitas diharap-

kan mampu bersaing di tengah era globalisasi, karena kualitas yang baik dapat

diciptakan oleh manusia yang mempunyai kemampuan berkompetisi (Oktarina,

2011; Subekti, dkk., 2015; & Wijaya, dkk., 2016).

Apabila SDM mampu menghasilkan tenaga kerja produktif dan memiliki penge-

tahuan, keterampilan, dan kemampuan yang diperoleh melalui pendidian. Dengan

demikian pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia (Hasiani, 2015; Reta, 2012; & Walidin, 2016). Peran pen-

didikan adalah menyiapkan SDM yang berkualitas sesuai dengan perubahan za-

man agar tidak terjadi kesenjangan antara realita dan idealitas (Tahir, 2017).

Pendidikan harus mampu mendidik dan menghasilkan para lulusan yang berdaya

saing tinggi (qualified) serta tidak semata-mata diarahkan pada penguasaan dan

pemahaman konsep ilmiah, tetapi juga diarahkan pada peningkatan keterampilan

Page 19: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

2

berpikir tingkat tinggi (Azan, 2017).

Sementara itu, kualitas pendidikan di Indonesia yang diandalkan sebagai wahana

dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia masih memprihatinkan. Ada-

nya ketidakcocokan dan ketidakselarasan antara output dari pendidikan dengan

tuntutan masyarakat (social demands) adalah tugas bagi dunia pendidikan di Indo-

nesia yang harus dibenah (Sujarwo, 2006; Walidin, 2016). Fenomena pendidikan

dewasa ini lebih sering menekankan tujuan pendidikan pada proses kognitif

“mengingat” dan kurang memperhatikan proses-proses kognitif yang lebih kom-

pleks (Anderson dan Krathwohl, 2015). Kemampuan berpikir yang masih rendah

tidak sesuai dengan kebutuhan era globalisasi, yaitu salah satunya membutuhkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Noma, dkk., 2016).

Kemampuan berpikir siswa yang masih rendah, ditunjukkan dengan hasil peneliti-

an oleh Julianda, Widiati, dan Djatmika (2016) yang dilaksanakan di SMP Negeri

1 Woyla Barat Kabupaten Aceh Barat. Pada proses pembelajaran dengan meng-

gunakan soal essay menunjukkan bahwa keterampilan berpikir tingkat rendah

(LOTS) sebesar 87% dari 75 siswa dengan soal mengingat (C1) , memahami (C2),

dan mengaplikasikan (C3). Sedangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi

(HOTS) dengan soal menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6)

sebesar 31% dari 75 siswa, artinya sebagian besar siswa hanya mampu menjawab

soal LOTS. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa masih rendah.

Diperkuat juga dengan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 14 Bandar-

lampung. Diperoleh informasi bahwa pembelajaran yang dilakukan di sekolah

Page 20: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

3

masih pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru (teacher centered),

cenderung berorientasi pada menghafal oleh karena itu kurang terampil dalam

mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya, tidak dituntut untuk melakukan

penyelidikan, pembelajaran kimia seolah-olah hanya sebatas terjadi di sekolah

saja tanpa adanya keterkaitan dengan kehidupan disekitarnya.

Selain itu, bahan ajar yang digunakan berupa LKS yang terdiri dari rangkuman

materi dan latihan soal, sehingga kurang melatih keterampilan berpikir tingkat

tinggi. Soal-soal tes yang diujikan guru cenderung lebih banyak menguji aspek

ingatan, sedangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang me-

nuntut kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta belum banyak

dilatihkan.

Menurut Taksonomi Bloom yang direvisi Anderson dan Krathwohl, keterampilan

berpikir tingkat tinggi adalah pola berpikir siswa yang mencakup kemampuan

untuk menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating) dan mencipta (creat-

ing) (Anderson & Krathwohl, 2001). Keterampilan tersebut telah menggambar-

kan permintaan di era globalisasi, dimana siswa harus memiliki keterampilan ber-

pikir tingkat tinggi yang memungkinkan siswa melihat konsep secara menyeluruh

dan membuat siswa mencerminkan sikap pemikir yang efektif (Saido, et. al.,

2015; Shukla & Dungsungnoen, 2016).

Keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat diperlukan siswa karena permasalahan

yang ada di kehidupan nyata (real life problems) bersifat kompleks, banyak va-

riabel, dan mengharuskan siswa untuk tidak bertumpu pada kemampuan meng-

hafal fakta atau konsep, namun juga melakukan sesuatu atas fakta-fakta tersebut.

Page 21: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

4

Keterampilan ini dapat membantu siswa menghasilkan ide-ide sehingga mampu

memecahkan masalah pada pembelajaran (Riadi, 2016; Rofiah, dkk., 2013).

Peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan dengan menerap-

kan model pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa dan didasarkan pada

konstruktivisme. Model pembelajaran tersebut adalah model Problem-Based

Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah (Noma, dkk., 2016). Model

pembelajaran berbasis masalah fokus pada pembelajaran aktif, menemukan masa-

lah, kemampuan berpikir, dan proses memecahkan masalah (Chang, 2015;

McLoone, 2016). PBL diawali dengan penyajian masalah yang menantang di ke-

hidupan nyata dan bersifat tidak terstruktur (ill-structured), dimana permasalahan

kurang terumuskan dengan jelas serta solusinya tidak bisa dinilai benar atau salah.

Permasalahan yang ditampilkan merupakan permasalahan yang relevan dengan

apa yang siswa hadapi dalam kehidupan sehari-hari (Fakhriyah, 2014; Reta, 2012;

& Redhana, 2010).

Tahap-tahap model pembelajaran berbasis masalah, yaitu mengorientasikan siswa

pada masalah nyata yang menantang, lalu mengorganisasi siswa untuk belajar,

membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan

hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

(Arends, 2008). Rangkaian aktivitas tersebut dapat meningkatkan pemahaman

siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga mereka dapat menerapkannya di

kehidupan nyata (Dasna dan Sutrisno, 2006; Reta, 2012).

Salah satu permasalahan menantang di kehidupan nyata dalam proses pembelajar-

an kimia adalah pencemaran limbah detergen. Detergen merupakan bahan yang

Page 22: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

5

sering dijumpai dalam kehidupan baik itu dalam rumah tangga maupun di tempat-

tempat usaha laundry. Pemakaian detergen paling banyak dipilih masyarakat

untuk keperluan mencuci daripada sabun, karena mempunyai daya cuci yang lebih

baik. Bahan kimia yang terkandung pada detergen dapat menimbulkan dampak

negatif terhadap kesehatan maupun lingkungan, jika penanganan limbah yang di-

hasilkan oleh detergen tidak diatasi dengan benar. Pembuangan limbah ke sungai/

sumber-sumber air tanpa pengolahan sebelumnya, mengakibatkan lingkungan per-

airan yang tercemar dapat mengancam dan membahayakan kehidupan biota air

dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut.

Terkait penyelesaian masalah pencemaran limbah detergen, siswa diminta mema-

hami konsep-konsep kimia, seperti asam basa, garam hidrolisis, dan pemisahan

campuran. Melalui tahapan dari model pembelajaran berbasis masalah, mula-

mula siswa dihadapkan pada fenomena tentang pencemaran limbah detergen, sis-

wa menganalisis masalah tersebut dan mengajukan rumusan masalah atau perta-

nyaan, lalu secara berkelompok mengorganisasikan apa yang telah dipahami. Sis-

wa mengkaji informasi terkait penyebab, kandungan, serta dampak negatif dari

limbah detergen. Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan siswa dapat

mengajukan hipotesis dari rumusan masalah yang telah ditentukan. Siswa meng-

kaji informasi dan menganalisis lebih lanjut dengan membedakan informasi yang

penting dari informasi yang tidak penting untuk menemukan jawaban dari perma-

salahan pencemaran oleh limbah detergen.

Selanjutnya, siswa merencanakan solusi baru berdasarkan apa yang telah dipela-

jari dan mampu menyusun prosedur percobaan berdasarkan rancangan variabel-

Page 23: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

6

nya serta melakukan percobaan. Siswa menganalisis serta melaporkan data hasil

penyelidikan kepada masing-masing anggota kelompok, sehingga dapat saling

mengkritisi dan memberikan argumen. Selanjutnya mengevaluasi proses peme-

cahan masalah yang mereka gunakan, dan mempresentasikannya di depan kelas,

serta siswa mampu menarik sebuah kesimpulan berdasarkan pembelajaran yang

telah dilakukan.

Berdasarkan tahapan dari model pembelajaran berbasis masalah pencemaran oleh

limbah detergen (PBMPLD), dapat melatih kemampuan siswa dalam menganali-

sis, mengevaluasi, dan mencipta. Kemampuan tersebut termasuk dalam indikator

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan kata lain, tahapan yang ada pada

model pembelajaran berbasis masalah diharapkan mampu meningkatkan keteram-

pilan berpikir tingkat tinggi siswa.

Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji model pembelajaran berbasis masa-

lah dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Fadhila, Corebima, dan Balqis (2013), Pertiwi

(2017), Riadi (2016), Suprapto, Fahrizal, Priyono & Basri (2017) menyatakan

bahwa model Problem-Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar

siswa, keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, yang diimplementasikan dalam

keterampilan pemecahan masalah, kerjasama tim, dan kepercayaan diri menjadi

lebih baik. Selain itu, terdapat penelitian oleh Saputri dan Febriani (2017) yang

menyatakan bahwa model Problem-Based Learning berpengaruh signifikan

terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada materi pencemaran

lingkungan.

Page 24: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

7

Berdasarkan kajian teoritik dan empirik yang telah diuraikan di atas, maka perlu

dilakukan penelitian guna melihat “Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis

Masalah Pencemaran oleh Limbah Detergen (PBMPLD) dalam Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah

bagaimanakah efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pencemaran oleh

limbah detergen (PBMPLD) dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah mendes-

kripsikan efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pencemaran oleh lim-

bah detergen (PBMPLD) dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat ting-

gi siswa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. bagi siswa, diterapkannya model berbasis masalah pencemaran oleh limbah

detergen (PBMPLD) akan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa dan memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa dalam me-

mecahkan masalah menantang di kehidupan nyata yang berkaitan dengan ber-

bagai konsep-konsep kimia;

Page 25: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

8

2. bagi guru, dalam menerapkan pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi

alternatif bagi guru untuk melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

serta menambah referensi guru dalam membelajarkan keterkaitan antara pem-

belajaran kima dengan lingkungan;

3. dihasilkan produk berupa perangkat pembelajaran yang dapat digunakan oleh

guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran kimia; dan

4. bagi sekolah, menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya me-

ningkatkan mutu pendidikan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. materi yang terkait dalam pemecahan masalah pencemaran oleh limbah deter-

gen adalah asam basa, garam hidrolisis, dan pemisahan campuran;

2. model pembelajaran berbasis masalah dikatakan efektif apabila terdapat per-

bedaan rata-rata postes yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas ekspe-

rimen, serta rata-rata n-gain yang diperoleh di kelas eksperimen berkategori

sedang, tinggi, dan atau sangat tinggi;

3. model pembelajaran berbasis masalah yang akan diteliti sesuai dengan sintaks

Arends (2008); dan

4. keterampilan berpikir tingkat tinggi yang akan diteliti sesuai dengan Takso-

nomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2001) meliputi

tingkat berpikir menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Page 26: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Istilah konstruktivisme dikenal mengacu pada teori perkembangan struktur kogni-

tif dari Piaget (English & Halford, 1995 dalam Shanti 2013). Teori ini biasa juga

disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Kon-

struktivisme mendorong pengalaman belajar (experimental learning), keterampil-

an belajar (hands-on learning) serta pembelajaran kolaboratif (collaborative

learning) dan diadopsi dengan baik di ranah pendidikan (Li & Guo, 2015).

Konstruktivisme adalah teori belajar yang berpendapat bahwa siswa belajar

dengan aktif membangun pengetahuan mereka sendiri. Menurut Brooks &

Brooks (1993) (dalam Ultanir, 2012) yaitu:

konstruktivisme bukanlah sebuah teori tentang mengajar, melainkan sebuah

teori tentang pengetahuan dan belajar. Teori ini mendefinisikan pengetahuan

sebagai perkembangan, bersifat sementara, sosial dan budaya yang dime-

diasi, dan non-objektif.

Arends (2012) menjelaskan perbandingan antara pembelajaran yang berpusat pada

guru dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa secara rinci yang diuraikan

pada Tabel 1.

Page 27: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

10

Tabel 1. Perbandingan pembelajaran yang berpusat pada guru dengan pembela-

jaran yang berpusat pada siswa.

Ciri Model transmisi berpusat

pada guru

Model konstruktivis

berpusat pada siswa

Landasan

Teoritis

Teori sosial kognitif,

behaviouristik dan teori

pemrosesan informasi.

Teori kognitif dan teori

konstruktivis sosial

Peran guru Guru merancang pembelajaran

bertujuan untuk mencapai standar

dan tujuan yang telah ditentukan;

menggunakan prosedur yang

mendukung perolehan

pengetahuan dan keterampilan

yang ditentukan.

Guru membangun kondisi

supaya siswa bertanya;

melibatkan siswa pada

perencanaan; mendorong atau

menerima ide siswa; dan

memberikan mereka otonomi

(kemandirian) atau pilihan.

Peran siswa Siswa sering berperan pasif,

hanya mendengarkan guru atau

membaca; hanya mempraktik-kan

keterampilan yang sudah

ditentukan oleh guru.

Siswa paling banyak berperan

secara aktif; berinteraksi dengan

orang lain dan berpartisipasi

dalam kegiatan investigasi dan

pemecahan masalah

Perencanaan

Tugas

Kebanyakan guru yang

mendominasi; secara ketat

berhubungan dengan kurikulum

dan tujuan yang ditentukan.

Seimbang antara input guru dan

input siswa; terikat secara

fleksibel pada kurikulum dan

tujuan yang ditentukan.

Lingkungan

Belajar

Hampir di semua tempat secara

ketat terstruktur, tapi tidak

berarti otoriter.

Bebas terstruktur; dicirikan

dengan proses demokratis,

pemilihan, dan adanya oto-nomi

untuk berpikir dan bertanya.

Prosedur

Penilaian

Cenderung pada tes tertulis

tradisional

Cenderung pada asesmen

otentik dan asesmen kinerja.

(Arends, 2012)

Pengetahuan di bawah konstruktivisme tidak dilihat sebagai komoditas yang akan

ditransfer dari ahli ke pelajar, melainkan konsep yang disatukan melalui proses

keterlibatan aktif dan interaksi dengan lingkungan (Schcolnik, et. al., 2006).

Satu prinsip yang penting dalam psikologi pendidikan menurut teori ini bahwa

guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus

membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Karena penekanannya pada

Page 28: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

11

siswa sebagai pembelajar aktif, maka pembelajaran konstruktivistik ini sering

disebut sebagai pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learn-

ing) (Slavin, 2006).

B. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah merupakan istilah yang diadopsi dari bahasa

Inggris Problem-Based Learning (PBL). Model pembelajaran berbasis masalah

dirancang berdasarkan masalah riil kehidupan yang bersifat tidak terstruktur (ill-

structured), terbuka, dan mendua (Fogarty, 1997 dalam Reta, 2012). Model pem-

belajaran ini menggunakan permasalahan nyata sebagai dasar untuk memperoleh

pengetahuan dan konsep melalui kemampuan berpikir dan memecahkan masalah

(Fakhriyah, 2014).

Pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran, karena

kemampuan berpikir siswa dioptimalisasi melalui proses kerja kelompok yang

sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan

mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan (Rusman,

2012). Karakteristik dari model ini adalah mengembangkan kemampuan berpikir

siswa, memungkinkan siswa untuk memiliki kreativitas, mendorong siswa untuk

bekerja secara kooperatif, dan mengarahkan siswa untuk mengakses informasi

mereka sendiri. Pembelajaran berbasis masalah biasanya meminta siswa untuk

berpartisipasi dengan sukarela dalam kegiatan pembelajaran yang dihadapi me-

lalui kerjasama tim (Chiang & Lee, 2016).

Page 29: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

12

Ada beberapa cara menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam prosses

pembelajaran. Dimulai dengan adanya masalah yang harus dipecahkan oleh

peserta didik, lalu memusatkan pembelajaran di sekitar masalah tersebut, dengan

arti lain, peserta didik belajar teori dan metode ilmiah agar dapat memecahkan

masalah dan diakhiri dengan evaluasi dan analisis proses pemecahan masalah.

Dengan demikian, peserta didik belajar memecahkan masalah secara sistematis

dan terencana (Suryani dan Agung, 2012).

Terdapat 5 (lima) tahap Problem-Based Learning dan perilaku guru yang dibutuh-

kan untuk setiap tahap. Adapun kelima tahap tersebut dijelaskan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Sintaks untuk Problem-Based Learning

Tahap Perilaku Guru

Tahap 1:

Orientasi siswa terhadap

masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelas-

kan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa

untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.

Tahap 2: Mengorganisasi siswa

untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan meng-

atur tugas-tugas studi yang berkaitan dengan masa-

lah

Tahap 3: Membantu penye-

lidikan mandiri dan kelom-pok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan in-

formasi yang sesuai, melakukan percobaan, dan

mencari penjelasan dan solusi

Tahap 4: Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,

video, dan model, dan membantu mereka berbagi

tugas mereka dengan orang lain.

Tahap 5: Menganalisis dan

mengevaluasi proses peme-

cahan masalah

Guru membantu siswa untuk merefleksikan penye-

lidikan mereka dan proses-proses yang mereka gu-

nakan.

(Arends, 2008)

Arends (2008) merinci langkah-langkah yang diperlukan untuk mengimplementa-

sikan pembelajaran berbasis masalah dalam penmbelajaran sebagai berikut:

Page 30: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

13

Tahap 1. Mengorientasikan siswa pada masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-

aktivitas yang akan dilakukan. Disini peran guru sangat penting, dimana guru

harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa dan guru

sendiri, serta menjelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembela-

jaran. Sutrisno (Dasna dan Sutrisno, 2006) menekankan empat hal penting pada

proses ini, yaitu:

a. tujuan utama pengajaran ini tidak untuk mempelajari sejumlah informasi

baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah

penting dan bagaimana menjadi mahasiswa yang mandiri;

b. permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban

mutlak “benar”, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai

banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan;

c. selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), mahasiswa didorong

untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak

sebagai pembimbing yang siap membantu, namun siswa harus berusaha

untuk bekerja mandiri atau dengan temannya; dan

d. selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menya-

takan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.

Dalam pembelajaran ini, semua siswa diberi peluang untuk menyumbang kepada

penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

Tahap 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar.

Pemecahan suatu masalah yang membutuhkan kerjasama dan sharing antar-

anggota mendorong siswa untuk belajar berkolaborasi. Pada saat memulai kegiat-

an pembelajaran siswa dibagi dalam beberapa kelompok dimana tiap kelompok

akan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan siswa

dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks, seperti: kelompok

harus heterogen, pentingnya interaksi antaranggota, komunikasi yang efektif,

adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Tugas guru adalah memonitor dan meng-

Page 31: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

14

evaluasi kerja masing-masing kelompok selama pembelajaran. Selanjutnya guru

dan siswa menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,

dan jadwal.

Tahap 3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.

Pada tahap ini siswa dibantu guru dalam mengumpulkan informasi dari berbagai

sumber, selanjutnya siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir ten-

tang suatu masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan ma-

salah tersebut. Siswa diajarkan untuk menjadi penyelidik yang aktif dan dapat

menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya, serta diajar-

kan apa dan bagaimana etika penyelidikan yang benar.

Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Hasil karya yang dimaksud lebih dari sekedar laporan tertulis, seperti rekaman

video yang memperlihatkan situasi yang bermasalah dan solusi yang diusulkan,

model-model yang mencakup representasi fisik dari situasi masalah atau solusi-

nya, dan program komputer serta presentasi multimedia.

Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.

Pembelajaran berbasis masalah melibatkan kegiatan yang membantu siswa

menganalisis dan mengevaluasi proses berpikirnya sendiri maupun keterampilan

investigative dan keterampilan intelektual yang digunakan. Siswa diminta untuk

merekonstruksikan pikiran dan kegiatan mereka selama pelajaran. Guru meng-

upayakan agar semua siswa aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan penyelidikan

dan hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan penyelesaian terhadap

permasalahan tersebut.

Page 32: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

15

Karakter pembelajaran berbasis masalah menurut Rusman (2010) adalah sebagai

berikut:

1. permasalahan menjadi starting point dalam belajar;

2. permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata

yang tidak terstruktur;

3. permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective);

4. permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap,

dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan

belajar dan bidang baru dalam belajar;

5. belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama;

6. pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan

evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam

pembelajaran berbasis masalah;

7. belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif;

8. pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama

pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari

sebuah permasalahan;

9. keterbukaan proses dalam pembelajaran berbasis masalah meliputi sintesis

dan intergrasi dari sebuah proses belajar; dan

10. pembelajaran berbasis masalah melibatkan evaluasi dan review penga-

laman siswa dan proses belajar.

C. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Konsep pemikiran tingkat tinggi berasal dari Taksonomi Bloom ranah kognitif

yang diperkenalkan pada tahun 1956. Ranah kognitif melibatkan pengetahuan

dan pembangunan keterampilan intelektual (Forehand (2010); Bloom (1956)

dalam Saido, et. al., 2015).

Anderson telah melakukan penelitian serta didapatkan perbaikan dalam Taksono-

mi Bloom, dengan bukunya yang berjudul: A Taxonomy for Learning, Teaching,

and Assesing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives). Per-

baikan tersebut, yaitu mengubah Taksonomi Bloom dari kata benda (knowledge,

comprehension, application, analysis, synthesis, dan evaluation) menjadi kata

kerja (remember, understand, apply, analyze, evaluate, dan creat) (Anderson &

Page 33: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

16

Krathwohl, 2001). Hal ini dilakukan karena Taksonomi Bloom yang sebenarnya

yaitu penggambaran proses berpikir, setelah itu dilakukanlah pergeseran susunan

Taksonomi Bloom yang menjabarkan berpikir tingkat rendah ke berpikir tingkat

tinggi (Bloom, et. al., 1956).

Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau dalam bahasa inggrisnya Higher Order

Thinking Skill (HOTS) adalah pola berpikir siswa dengan mengandalkan kemam-

puan untuk menganalisis, mencipta, dan mengevaluasi semua aspek dan masalah

(Anderson & Krathwohl, 2001). Menurut Zaini (2015) dan Narayanan, dkk

(2015), berpikir tingkat tinggi meliputi kemampuan berpikir kritis, berpikir krea-

tif, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

Menurut Lewis & Smith (1993) (dalam Smith & Szymanski, 2013), bahwa kete-

rampilan berpikir tingkat tinggi terjadi ketika seseorang mendapat informasi baru

dan informasi tersebut disimpan dalam memori dan saling berhubungan dan/atau

menyusun dan memperluas informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan lalu

menemukan kemungkinan jawaban dalam situasi yang membingungkan.

Arikunto (2013) menyatakan bahwa ada delapan aspek yang berasosiasi dengan

berpikir tingkat tinggi, yaitu:

1. tidak ada seorangpun yang dapat berpikir sempurna atau tidak dapat ber-

pikir sepanjang waktu;

2. mengingat sesuatu tidak sama dengan berpikir tentang sesuatu itu;

3. mengingat sesuatu dapat dilakukan tanpa memahaminya;

4. berpikir dapat diwujudkan dalam kata dan gambar;

5. terdapat tiga tipe intelegensi dan berpikir yaitu analitis, kreatif dan prak-

tis;

6. ketiga intelegensi dan cara berpikir tersebut berguna dalam kehidupan

sehari-hari;

7. keterampilan berpikir dapat ditingkatkan dengan memahami proses yang

terlibat dalam berpikir;

Page 34: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

17

8. metakognisi adalah bagian berpikir tingkat tinggi.

Berikut Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathowhl

(dalam Fadiawati & Syamsuri, 2016) disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl.

Tingkatan Berpikir tingkat tinggi Komunikasi

Menciptakan

(creating)

Menggeneralisasikan

(generating),merancang

(designing), memproduksi

(producing), merencanakan

kembali (devising)

Negosiasi (negotiating),

memoderatori (moderating),

kolaborasi (collaborating)

Mengevaluasi

(evaluating)

Mengecek (checking),

mengkritisi (critiquing),

hipotesis (hypothesising),

eksperimen (experimenting)

Bertemu jaringan/ berdiskusi

(net meeting), berkomentar

(commenting), berdebat

(debating)

Menganalisis

(analyzing)

Memberi atribut (atributting),

mengorganisasikan

(organizing), mengintegrasikan

(integrating), mensahihkan

(validating)

Menanyakan (questioning),

meninjau ulang (reviewing)

Tingkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi dijelaskan sebagai berikut:

1. Menganalisis

Menganalisis merupakan proses memecahkan suatu permasalahan dengan memi-

sahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan menentukan keterkaitan dari tiap-

tiap bagian tersebut serta mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat me-

nimbulkan permasalahan. Proses berpikir dalam menganalisis meliputi, membe-

dakan (differentiating), mengintegrasikan (integrating), mensahihkan (validating),

mengorganisasikan (organizing), dan memberi atribut (attributing).

Membedakan yaitu membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dari yang

tidak relevan, bagian yang penting dari yang tidak penting. Mengorganisasikan

memungkinkan siswa membangun hubungan-hubungan yang sistematis dan

Page 35: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

18

koheren antarpotongan informasi. Memberi atribut muncul apabila siswa mene-

mukan permasalahan, lalu memerlukan kegiatan membangun ulang hal yang men-

jadi permasalahan.

2. Mengevaluasi

Mengevluasi merupakan membuat keputusan berdasar kriteria dan standar yang

sudah ada. Proses berpikir dalam mengevaluasi, meliputi mengecek (checking)

dan mengkritisi (critiquing), hipotesis (hypothesising), dan eksperimen (experiment-

ing). Mengecek mengarah pada proses menguji hal-hal yang tidak koheren dari

suatu operasi atau produk. Mengkritisi mengarah pada proses penilaian suatu

produk, dimana siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi positif atau negatif

dari suatu produk dan membuat keputusan menggunakan standar ini.

3. Mencipta

Mencipta mengarah pada proses menyusun beberapa elemen menjadi sebuah ke-

seluruhan yang koheren atau fungsional dan mengarahkan siswa menghasilkan

suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk

yang berbeda dari sebelumnya. Proses berpikir dalam mencipta, meliputi meng-

hasilkan (generating), merencanakan (planning), merancang (designing), dan mem-

produksi (producing),.

Menghasilkan yaitu kegiatan mempresentasikan permasalahan dan penemuan

alternatif hipotesis yang diperlukan. Merencanakan (planning), yaitu merenca-

nakan berbagai metode dan solusi lalu mengubahnya menjadi suatu rencana aksi.

Memproduksi yaitu perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan yang dibe-

rikan (Fadiawati & Syamsuri, 2016)

Page 36: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

19

D. Peta Pemecahan Masalah

Menurut Nakin (2003), pemecahan masalah adalah proses yang melibatkan peng-

gunaan langkah-langkah tertentu (heuristik), yang sering disebut sebagai model

atau langkah-langkah pemecahan masalah, untuk menemukan solusi suatu ma-

salah. Sementara itu Gagne (dalam Kirkley, 2003) mendefinisikan pemecahan

masalah sebagai proses mensintesis berbagai konsep, aturan, atau rumus untuk

memecahkan masalah.

Kirkley (2003) juga menyatakan bahwa pemecahan masalah melibatkan kete-

rampilan berpikir tingkat tinggi salah satunya seperti analisis. Heller & Heller

(2010) (dalam Hidayat, dkk., 2014) menyatakan strategi pemecahan masalah

melakukan lima tahapan yaitu:

(1) tahap mengenal masalah (Recognize the problem);

(2) tahap menjelaskan masalah (Describe the problem in terms of the field);

(3) tahap perencanaan pemecahan (Plan a solution);

(4) tahap pelaksanaan perencanaan (Execute the plan); dan

(5) mengecek dan mengevaluasi jawaban (Evaluate the solution).

Alberta (2005) (dalam Yunita, dkk., 2014) menjelaskan bahwa peta konsep dapat

digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah di dalam pendidikan sebagai

pilihan solusi atau sebagai alternatif. Sholahudin (2002), memanfaatkan peta kon-

sep sebagai alat untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh siswa sekaligus

menghasilkan proses belajar bermakna. Peta pemecahan masalah terkait pence-

maran limbah detergen terdapat pada Gambar 1.

Page 37: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

20

Gambar 1. Peta Pemecahan Masalah

Pencemaran air Limbah

detergen

pH menjadi

tinggi ( >9) Solusi

1. Surfaktan

- Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) tidak terurai dalam air. Menyebabkan

keracunan biota air dan penurunkan kualitas air. Selain itu bahan ini juga

merusak organ pernafasan (insang) pada ikan.

- Sodium lauryl sulfate (SLS) menyebabkan iritasi pada kulit, memperlambat

proses penyembuhan, dan penyebabkan katarak pada mata orang dewasa.

2. Builder

- Phosphate menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang

berlebihan pada air, sehingga air kekurangan oksigen akibat pertumbuhan

dan perkembangan algae (phytoplankton) yang cepat, pendangkalan sungai

dan iritasi pada kulit manusia karena memiliki pH antara 10 – 12.

3. Filter (Sodium sulfat)

4. Adiktif (enzim, borak, sodium chloride, carboxy methyl cellulose (CMC)

- Konsep Asam Basa

- Hidrolisis

- Kekuatan Asam Basa

- Konsep pH

B. Netralisasi

Asam organik yang terdapat

dalam daun ketapang yaitu tannin

dan humic akan

menguraikan/menghidrolisis ion

H+ sehingga pH limbah deterjen

akan turun (Hidrolisis)

Filtrasi (pemisahan campuran)

Penyaringan air (filtrasi)

menggunakan ijuk, busa

akuarium, batu krikil, dan sabut

kelapa untuk mengurangi warna

kuning dari sisa rendaman daun

ketapang

oleh Sehingga

Kandungan

A. Absorbsi(koloid) dan Filtrasi (pemisahan

campuran)

Adsorben yang digunakan yaitu karbon aktif,

pasir pantai, pasir silika, zeolit yang

dimasukkan ke dalam kain puring.

Alat filtrasi yang digunakan adalah paralon

Page 38: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

21

E. pilan berpikir tin Kerangka Pemikiran

Pembelajaran berbasis masalah seperti yang telah dipaparkan dalam tinjauan pus-

taka merupakan pembelajaran untuk membantu siswa mengembangkan kemam-

puan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual. Pada proses

pembelajaran berbasis masalah siswa dapat aktif dalam memecahkan masalah

secara ilmiah melalui langkah-langkah sistematis sehingga memberikan penga-

laman belajar yang lebih bermakna dan dapat menghadapi tantangan yang akan

diperlukan di dalam kehidupan nyata.

Permasalahan menantang seperti pencemaran limbah detergen, yang penyelesai-

annya dapat menggunakan konsep-konsep kimia, seperti asam basa, pH, garam

hidrolisis, dan pemisahan campuran akan tepat jika menggunakan model pembela-

jaran berbasis masalah. Pembelajaran akan menjadi lebih bermakna karena pem-

belajaran dilakukan secara bertahap.

Tahap pertama pembelajaran berbasis masalah yaitu mengorientasikan siswa ter-

hadap masalah. Pada tahap ini, siswa diberi motivasi untuk terlibat dalam aktivi-

tas yang akan dilakukan, lalu siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus

diselidiki dan dipecahkan. Siswa diminta mengidentifikasi fenomena tersebut

dengan mengenali ciri-ciri obyek yang diamati, mengorganisasi beberapa potong-

an informasi yang dihadirkan agar dapat meninjau ulang hal yang menjadi perma-

salahan, lalu dapat merumuskan masalah. Melalui kegiatan tersebut dapat me-

ningkatkan kemampuan menganalisis siswa (C4).

Page 39: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

22

Tahap kedua, mengorganisasi siswa untuk belajar. Pada tahap ini, siswa dibentuk

dalam beberapa kelompok untuk memecahkan suatu masalah yang membutuhkan

kerjasama dan sharing antaranggota. Siswa mampu menunjukkan sikap demo-

krasi dalam kerjasama dengan teman sekelompoknya untuk menyelesaikan masa-

lah. Berdasarkan informasi-informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut,

siswa mengajukan hipotesis dari rumusan masalah yang telah dibuat, melalui

kegiatan tersebut dapat meningkatkan kemampuan mengevaluasi siswa (C5).

Tahap ketiga, membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, siswa melakukan

kegiatan seperti mengalisis pH air yang tercemar dengan kriteria air bersih dan

menganaisis kenaikan pH air yang dikarenakan oleh limbah detergen. Melalui

kegiatan mengkaji dan manganalisis informasi untuk menemukan jawaban dari

permasalahan yang telah ditentukan, dapat melatih kemampuan menganalisis sis-

wa (C4) dan melatih kemampuan mengealuasi siswa (C5) melalui kegiatan ekpe-

rimen untuk menguji apakah hipotesis dapat diterima atau tidak. Sebelum itu,

siswa merencanakan berbagai metode dan solusi yang baru, lalu merancang pe-

nyelidikan untuk memecahkan masalah pencemaran limbah detergen. Contoh so-

lusi yang dapat diterapkan dalam rancangan percobaan terkait pencemaran limbah

detergen yaitu penggunaan daun ketapang melalui proses netralisasi dan filtrasi.

Melalui kegiatan merancang percobaan guna mendapatkan penjelasan serta solusi

terhadap masalah pencemaran limbah detergen dapat dilatihkan kemampuan men-

cipta siswa (C6).

Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Siswa menganalis

dan mengevaluasi data hasil percobaan, seperti membedakan pH air limbah sebe-

Page 40: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

23

lum dan sesudah diberi perlakuan, mengkritisi variabel yang digunakan untuk me-

lihat manakah yang lebih efektif menurunkan pH air yang tercemar. Data hasil

percobaan yang telah dikembangkan kemudian disajikan dalam bentuk laporan.

Melalui kegiatan tersebut dapat melatihkan kemampuan mengevaluasi siswa (C5).

Tahap kelima adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Pada tahap ini, siswa menganalisis dan mengevaluasi kembali hasil pemikiran dan

kegiatan proses pemecahan masalah yang mereka gunakan pada setiap tahap pem-

belajaran. Siswa berkelompok mempresentasikan hasil percobaan yang telah dila-

kukan kepada masing-masing anggota kelompok dalam kegiatan diskusi, siswa

akan saling melakukan kegiatan tanya jawab, mengkritik, serta memberikan argu-

men atas hasil kerja temannya, selanjutnya membuat kesimpulan berdasarkan

pembelajaran yang telah dilakukan. Melalui kegiatan tersebut dapat meningkat-

kan kemampuan mengevaluasi siswa (C5).

Berdasarkan uraian dan langkah-langkah di atas dengan diterapkannya pembela-

jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen diyakini dapat mening-

katkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

F. Anggapan Dasar

Beberapa hal yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. tingkat kedalaman dan keluasan materi yang diberikan sama;

2. perbedaan rata-rata postes yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eks-

perimen, serta adanya n-gain yang diperoleh di kelas eksperimen berkategori

sedang, tinggi, dan atau sangat tinggi;

3. faktor-faktor lain diluar perialaku pada kedua kelas diabaikan.

Page 41: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

24

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah pen-

cemaran oleh limbah detergen (PBMPLD) efektif dalam meningkatkan keteram-

gkat tinggi siswa.

Page 42: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

25

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X I MIA SMA Negeri 14

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 162 siswa dan terse-

bar dalam lima kelas. Siswa tersebut merupakan satu kesatuan populasi, karena

adanya kesamaan-kesamaan berikut:

a. siswa-siswa tersebut berada dalam tingkatan yang sama, yaitu kelas XI MIA

SMA Negeri 14 Bandarlampung;

b. siswa-siswa tersebut dalam semester yang sama, yaitu semester genap; dan

c. dalam pelaksanaan pengajarannya, siswa-siswa tersebut diajar dengan kuriku-

lum 2013 dan jumlah jam belajar yang sama.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan

kelas XI MIA 2 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan

sampel yang didasarkan pada informasi mengenai keadaan populasi sebelumnya

dimana peneliti berasumsi bahwa ahli yang mengetahui keadaan sampel dan

populasi dapat menggunakan pengetahuan mereka untuk mengetahui apakah

Page 43: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

26

sampel yang diambil itu representatif atau tidak (Fraenkel et al., 2012). Dalam

pelaksanaannya peneliti meminta bantuan guru bidang studi kimia untuk mem-

peroleh informasi mengenai karakteristik siswa di sekolah tersebut untuk menen-

tukan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data utama dan data pendu-

kung. Data utama berupa skor tes sebelum penerapan pembelajaran (pretes), skor

tes setelah penerapan pembelajaran (postes). Data pendukung berupa skor kinerja

siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas kontrol dan

seluruh siswa di kelas eksperimen.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dalah quasi eksperimen dengan The

Matching Only Pretest-Posttest Control Group Design (Fraenkel, et. al., 2012)

yang dapat ditunjukkan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Desain Penelitian

Kelas Penelitian Perlakuan

Eksperimen M O1 X O2

Kontrol M O1 C O2

(Fraenkel, et. al., 2012)

Keterangan:

M = matching, yang berarti bahwa dalam desain ini ada sampel yang dicocokkan

O1= kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretes

O2= kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi postes

X = perlakuan berupa penerapan pembelajaran berbasis masalah

C = kelas kontrol dengan penerapan pembelajaran konvensional

Page 44: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

27

Sebelum diterapkan perlakuan, kedua sampel penelitian diberikan pretes (O1).

Kemudian hasil pretes pada kedua sampel penelitian dicocokkan secara statistik

melalui uji kesamaan dua rata-rata. Lalu, kedua sampel penelitian diundi untuk

menentukan kelas yang dijadikan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Setelah itu, pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan model

pembelajaran berbasis masalah (X) dan pada kelas kontrol diterapkan pembelajar-

an konvensional. Selanjutnya, kedua kelas diberikan postes (O2).

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Se-

bagai variabel bebas adalah model pembelajaran yang digunakan, yaitu pembela-

jaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional. Sebagai variabel terikat

adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI MIA SMA Negeri 14

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2017/2018. Variabel kontrolnya adalah instru-

men tes berupa soal pretes dan postes, kurikulum, kedalaman dan keluasan materi

ajar serta guru yang mengajar di kelas.

E. Instrumen Penelitian dan Validitas Instrumen

Instrumen adalah alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data pene-

litian (Fraenkel, et. al., 2012). Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan

adalah perangkat pembelajaran, yang meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajar-

an, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berbasis masalah pencemaran lim-

bah detergen, instrumen tes (soal pretes dan soal postes) berupa soal uraian yang

mewakili keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan lembar penilaian kinerja siswa.

Page 45: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

28

Data yang diperoleh agar sahih dan dapat dipercaya, maka instrumen yang digu-

nakan harus valid, bersifat reliabel atau ajeg, dapat membedakan kelompok atas

dan kelompok bawah, serta memiliki taraf kesukaran yang tidak terlalu mudah

dan juga tidak terlalu sulit. Untuk itu, perlu dilakukan pengujian terhadap instru-

men yang akan digunakan. Dalam konteks pengujian instrumen dapat dilakukan

dengan dua macam cara, yaitu cara judgement atau penilaian, dan pengujian em-

pirik. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di-

inginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Va-

liditas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen.

Pengujian instrumen penelitian ini menggunakan validitas isi. Pengujian kevalid-

an isi ini dilakukan dengan cara judgement. Dalam hal ini pengujian dilakukan

dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan

pengukuran, indikator keterampilan dan butir-butir pertanyaannya. Bila antara

unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap

valid untuk digunakan dalam mengumpulkan data dan sesuai kepentingan pene-

litian yang bersangkutan. Oleh karena dalam melakukan judgement diperlukan

ketelitian dan keahlian penilai, maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Peneliti meminta izin Kepala SMA Negeri 14 Bandarlampung. Setelah itu me-

ngadakan penelitian pendahuluan di sekolah tersebut untuk mendapatkan infor-

masi tentang kurikulum yang digunakan, metode pembelajaran yang diterapkan,

Page 46: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

29

karakteristik siswa, jadwal dan sarana prasarana yang ada di sekolah yang dapat

digunakan sebagai sarana pendukung pelaksanaan penelitian. Informasi yang

diperoleh digunakan untuk menentukan sampel penelitian.

2. Penelitian

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. tahap persiapan

Peneliti menyusun instrumen penelitian yang meliputi perangkat pembelajaran,

diantaranya RPP, LKPD kimia yang berbasis masalah pencemaran limbah

detergen, kisi-kisi soal pretes dan postes, soal pretes dan postes berupa soal uraian

yang digunakan sebagai data kuantitatif untuk mewakili keterampilan berpikir

tingkat tinggi, rubrikasi pretes dan postes, serta lembar penilaian kinerja siswa.

b. tahap pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian diantaranya adalah (1) melakukan pretes dengan

soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol; (2) melakukan

matching nilai secara statistik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen; (3)

melaksanakan kegiatan pembelajaran mengenai pencemaran limbah detergen,

pembelajaran berbasis masalah diterapkan di kelas eksperimen dan pembelajaran

konvensional diterapkan di kelas kontrol; (4) melakukan postes dengan soal-soal

yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol; (5) melakukan analisis data;

dan (6) menarik kesimpulan.

Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat disajikan pada alur penelitian yang

disajikan pada Gambar 2.

Page 47: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

30

Gambar 2. Bagan alir penelitian

Persiapan

Hasil:

1. Informasi mengenai populasi.

2. Instrumen penelitian (RPP,

LKPD, soal tes keterampilan

berpikir tingkat tinggi, dan

lembar penilaian kinerja siswa

Menentukan sampel penelitian

Pretes

Hasil awal

Keterampilan berpikir

tingkat tinggi

Matching nilai secara statistik

terhadap kedua sampel

Kelas eksperimen

(pembelajaran berbasis

masalah)

Kelas kontrol

(pembelajaran

konvensional)

Penilaian kinerja

siswa

Hasil:

Data kinerja siswa selama

proses pembelajaran

Postes Hasil akhir:

Keterampilan

berpikir tingkat

tinggi

Analisis Data

Kesimpulan

Melakukan observasi

lapangan

Hasil:

Informasi tentang keadaan sekolah,

data siswa, jadwal, serta sarana dan

prasarana di sekolah dan informasi

mengenai sampel penelitian.

Kelas Eksperimen Kelas kontrol

Kedua kelas matching

Perlakuan

Tes keterampilan

berpikir tingkat

tinggi

Page 48: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

31

c. tahap pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses penelitian. Tahap-

an ini membuat laporan mengenai hasil penelitian secara tertulis. Laporan secara

tertulis perlu dibuat agar peneliti dapat mengkomunkasikan hasil penelitiannya

kepada para pembaca.

G. Hipotesis Kerja

Hipotesis kerja pada penelitian ini adalah rata-rata postes keterampilan berpikir

tingkat tinggi siswa pada kelas yang diterapkan model pembelajaran berbasis

masalah pencemaran limbah detergen (PBMPLD) lebih tinggi daripada rata-rata

postes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada kelas yang diterapkan

pembelajaran konvensional.

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Teknik analisis data

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti

yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah,

tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam penelitian ini,

analisis data dilakukan terhadap data utama dan data pendukung.

a. analisis data utama

Data utama yang diperoleh pada penelitian ini adalah skor tes keterampilan berpi-

kir tingkat tinggi sebelum penerapan pembelajaran (pretes), skor tes keterampilan

berpikir tingkat tinggi setelah penerapan pembelajaran (postes). Penilaiannya

adalah sebaagai berikut:

Page 49: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

32

1) mengubah skor tes menjadi nilai

Dalam hal pengolahan data pretes dan postes, skor pretes dan skor postes diubah

menjadi nilai. Nilai pretes dan postes pada penilaian keterampilan berpikir tingkat

tinggi secara operasional dirumuskan sebagai berikut:

Selanjutnya nilai pretes dan postes siswa yang diperoleh, dihitung nilai rata-rata

pretes dan nilai rata-rata postes dengan rumus sebagai berikut:

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menghitung rata-rata n-gain

yang selanjutnya digunakan pengujian hipotesis.

2) perhitungan n-gain masing-masing siswa

Untuk mengetahui keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, maka dilakukan

analisis gain ternormalisasi. Besarnya perolehan dihitung dengan rumus norma-

lized gain (Hake, 1998), yaitu:

3) perhitungan rata-rata n-gain

Setelah diperoleh n-gain masing-masing siswa, n-gain keterampilan berpikir ting-

kat tinggi siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dihitung rata-ratanya.

Besarnya rata-rata n-gain siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen dihitung

dengan rumus berikut:

Page 50: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

33

Hasil perhitungan rata-rata n-Gain <g> kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan kriteria dari Hake (1998). Kriteria pengklasifikasian n-Gain

menurut Hake dapat dilihat seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Klasifikasi n-Gain <g>

Besarnya n-Gain <g> Interpretasi

<g> ≥ 0,7 Tinggi

0,3 < <g> ≤ 0,7 Sedang

<g> ≤ 0,3 Rendah

Data rata-rata gain ternormalisasi yang diperoleh diuji normalitas dan homogeni-

tasnya, kemudian dijadikan dasar dalam menguji hipotesis dalam penelitian.

b. analisis data pendukung

Data pendukung yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kinerja siswa yang

dijelaskan secara deskriptif. Selain itu, penilaian kinerja siswa dalam asesmen

kinerja dirumuskan sebagai berikut:

2. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan dua

rata-rata dan uji perbedan dua rata-rata. Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan

pada kemampuan awal (pretes), sedangkan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan

pada kemampuan akhir (postes). Sebelum dilakukan uji kesamaan dan perbedaan

dua rata-rata ada uji prasyarat yang harus dilakukan, yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas.

Page 51: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

34

a. uji normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak, serta untuk menentukan uji selan-

jutnya apakah menggunakan uji statistik parametrik atau non parametrik. Untuk

uji normalitas dapat digunakan uji Chi-Kuadrat (Sudjana, 2005).

Hipotesis untuk uji normalitas:

H0 : kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : kedua sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Dengan rumus untuk uji normalitas sebagai berikut:

Keterangan:

ᵡ2 = uji chi-kuadrat

Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan ≤

Dengan kriteria uji: Terima H0 jika

<

dengan taraf nyata 5%

dan derajat kebebasan dk = (Sudjana, 2005).

b. uji homogenitas dua varians

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian

berasal dari varians yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentu-

kan uji yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilaku-

kan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama

(populasi dengan varians yang homogen) atau sebaliknya.

kedua kelompok yang diteliti memiliki varians yang homogen.

kedua kelompok yang diteliti memiliki varians tidak homogen.

Keterangan :

= varians skor kelompok Eksperimen

Page 52: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

35

= varians skor kelompok Kontrol

Untuk menguji homogenitas kedua varians kelas sampel, digunakan uji kesamaan

dua varians, dengan rumusan statistik sebagai berikut:

dengan

Keterangan : = varians terbesar

= varians terkecil

= simpangan baku

= nilai pretes siswa

= nilai pretes siswa

n = jumlah siswa

Dengan kriteria uji: Terima jika pada taraf nyata 5%

(Sudjana, 2005).

Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap nilai pretes siswa

di kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata

untuk nilai pretes siswa dikedua kelas dan uji perbedaan dua rata-rata untuk nilai

postes siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, nilai pretes siswa di kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, maka uji kesa-

maan dua rata-rata dan perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan

uji statistik parametrik, yaitu dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan

dalam uji-t adalah sebagai berikut:

thitung =

dengan s

2 =

Keterangan untuk uji persamaan dua rata-rata:

thitung = Koefisien t

= Rata-rata nilai pretes kelas eksperimen

Page 53: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

36

= Rata-rata nilai pretes kelas kontrol

= Varian kelas eksperimen

= Varian kelas kontrol

= Varian kedua kelas

= Jumlah sampel kelas eksperimen

= Jumlah sampel kelas kontrol

Dengan kriteria uji: jika tHitung < tTable terima H0 dan tolak H1 dengan taraf nyata

5% dan dk = n1 + n2 -2 (Sudjana, 2005).

Keterangan untuk uji perbedaan dua rata-rata:

thitung = Koefisien t

= Rata-rata nilai postes kelas eksperimen

= Rata-rata nilai prostes kelas kontrol

= Varian kelas eksperimen

= Varian kelas kontrol

= Varian kedua kelas

= Jumlah sampel kelas eksperimen

= Jumlah sampel kelas kontrol

Dengan kriteria uji: jika tHitung> tTable terima H1 dan tolak H0 dengan taraf nyata

5% dan dk = n1 + n2 -2 (Sudjana, 2005).

a. uji kesamaan dua rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah keterampilan ber-

pikir tingkat tinggi siswa di kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan

dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas kontrol.

Rumusan hipotesis untuk uji kesamaan dua rata-rata adalah:

H0 : = : nilai rata-rata pretes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di

kelas eksperimen sama dengan rata-rata nilai pretes siswa di

kelas kontrol.

H0 : : nilai rata-rata pretes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di

kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata nilai pretes siswa

di kelas kontrol.

Keterangan:

µ 1x = Rata-rata pretes (x) di kelas eksperimen.

µ 2x = Rata-rata pretes (x) di kelas kontrol.

x = Keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

Page 54: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

37

b. uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui seberapa efektif perlaku-

an terhadap sampel dengan melihat postes keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa yang berbeda secara signifikan antara pembelajaran menggunakan pembela-

jaran berbasis masalah dengan pembelajaran konvensional pada siswa SMA

Negeri 14 Bandarlampung.

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

H0 : μ1x ≤ μ2x : Rata-rata postes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang

diterapkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah lebih rendah atau sama dengan rata-rata postes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dengan pembelajaran konvensional.

H1 : μ1x ≥ μ2x : Rata-rata postes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang

diterapkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada rata-rata postes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dengan pembelajaran konvensional.

Keterangan:

μ1 = nilai rata-rata postes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada kelas

eksperimen

μ2 = nilai rata-rata postes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada kelas

kontrol

x = keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

Page 55: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. model pembelajaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

(PBMPLD) efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi;

2. rata-rata postes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas eksperimen

lebih tinggi daripada rata-rata postes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa

di kelas kontrol, serta rata-rata n-gain siswa di kelas eksperimen berkategori

sedang.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. permasalahan yang diajukan harus relevan dengan masalah dunia nyata;

2. guru yang ingin menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pence-

maran oleh limbah detergen (PBMPLD) perlu memerhatikan jadwal pembela-

jaran dengan baik, sehingga tidak mengganggu aktivitas pembelajaran lain;

3. guru dapat menggunakan model PBMPLD sebagai salah satu sumber belajar

yang dapat menunjang proses pembelajaran karena terbukti dapat meningkat-

kan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

Page 56: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, K. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Penabur.

8(12):50-56.

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching

and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives.

New York : Longman.

. 2015. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan

Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Terjemahan: Agung

Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arends, R. I. 2008. Learning to Teach (seventh edition). New York: McGraw-Hill

Companies.

. 2012. Learning To Teach (ninth edition). New York: The McGraw-

Hill Companies.

Arikunto, S. 2013. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jarakta: Bumi Aksara.

Azan, Khairul. 2017. Tantangan Pendidikan di Era Globalisasi. Diakses di

https://www.kompasiana.com/khairulazan130320/59dc880e3f8bf43be42512

e2/tantangan-pendidikan-di-era-globalisasi pada 25 Desember 2017.

Bloom, B. S., Engelhart, M. D., Furst, E. J., Hill, W. H., & Krathwohl, D. R.

1956. Taxonomy of Educational Objectives: Handbook I: Cognitive

Domain. New York: David McKay.

Chang, C. S., Chen, J. F., & Chen, F. L. 2015. Development and Design of

Problem Based Learning Game-Based Coursware. International Conference

e-Learning.

Chiang, C. L. & Lee, H. 2016. The Effect of Project-Based Learning on Learning

Motivation and Problem-Solving Ability of Vocational High School

Students. International Journal of Information and Education Technology.

6(9).

Dasna, I. W., & Sutrisno. 2006. Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based-

Learning dan Kooperatif Learning untuk meningkatkan Kualitas Proses dan

Page 57: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

67

Hasil Belajar Kuliah Metodologi Penelitian. Tesis. Universitas Negeri

Malang.

Fadhila, C., Corebima, A. D., & Balqis. 2013. Pengaruh Model Problem Based

Learning terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Hasil Belajar

Siswa Kelas X SMAN 7 Malang. Skripsi. Universitas Negeri Malang.

Fadiawati, N & Syamsuri, M. M. F. 2016. Merancang Pembelajaran Kimia di

Sekolah. Yogyakarta: Media Akademi.

Fakhriyah, F. 2014. Penerapan Problem-Based Learning dalam Upaya

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia. 3(1):95-101.

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. 2012. How to Design and Evaluate

Research in Education (Eighth Edition). New York: The McGraw-Hill

Companies.

Hake, R. R. 1998. Interactive Engagement Methods in Introductory Mechanics

Courses. Diakses di http://www.physics.indiana.edu/~sdi/IEM-

2b.pdf,[online] pada 7 Desember 2017.

Hasiani, F. 2015. Analisis Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaryhnya

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan. Jom FEKON.

2(2).

Heong, Y. M., Yunos, J. Md., Othman, W., Hassan, R., Kiong, T. T., &

Mohamad, M. M. 2011. The Needs Analysis of Learning Higher Order

Thinking Skills for Generating Ideas. Procedia - Social and Behavioral

Sciences. 59:197–203.

Hidayat, R., Djamas, D., & Kamus, Z. 2014. Analisis Model Pemecahan Masalah

Fisika dan Kaitannya dengan Karakter Berfikir Kritis dan Hasil Belajar

Siswa di Kelas X SMA N Kota Padang. Pillar of Physics Education. 4:97-

104.

Julianda, Widiati, U., & Djatmika, E. T. 2016. Tingkat Berpikir Siswa pada

Materi Pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama. Skripsi. Universitas

Negeri Malang.

Kirkley, J. 2003. Principle for Teaching Problem Solving. Plato Learning Center.

[online]. Di akses di http://ww.plato.com/downloads/papers/paper_04.pdf

pada 21 Januari 2018.

Li, L., & Guo, R. 2015. A Student-Centered Guest Lecturing: A Constructivism

Approach to Promote Student Engagement. Journal of Instructional

Pedagogies. 15.

Page 58: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

68

Magsino, R. M. 2014. Enhancing Higher Order Thinking Skills in a Marine

Biology Class through Problem-Based Learning. Asia Pacific Journal of

Multidisciplinary Research. 2(5):1-6.

McLoone, S. C., Lawlor,B. J., & Meehan, A. R. 2016. The Implementation and

Evaluation of a Project-Oriented Problem-Based Learning Module in a First

Year Engineering Programme. Journal of Problem Based Learning in

Higher Education, 4(1):71-80.

Mukminan . 2014. Tantangan Pendidikan di Abad 21. Seminar nasional teknologi

pendidikan 2014. Unnesa.

Mustapa, K. 2014. Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Kemampuan

Berpikir Tingkat TInggi. Jurnal Pendidikan Humaniora, 2(4):348-357.

Nakin, J. B. N. 2003. Creativity and Divergent Thinking in Geometry Education.

Disertasi. University of South Africa.

Noma, L. D., Prayitno, B. A., & Suwarno. 2016. PBL untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas X SMA. BIOEDUKASI.

9(2):62-66.

Oktarina, N. 2011. Peranan Pendidikan Global dalam Meningkatkan Kualitas

Sumber Daya Manusia. Jurnal Dinamika Pendidikan. 2(3).

Pertiwi, R. A. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Problem-Based Learning

(PBL) terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) Peserta Didik Kelas

XI Semester II SMA Negeri 1 Seyegan. Skripsi. Universitas Negeri

Yogyakarta.

Redhana, I W. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Peta

Argumen terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Topik Laju

Reaksi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 43(17):141-148.

Reta, I. K. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa. Artikel.

Universitas Pendidikan Ganesha.

Riadi, A. 2016. Problem-Based Learning Meningkatkan Higher-Order Thinking

Skills Siswa Kelas VIII SMPN 1 Daha Utara dan SMPN 2 Daha Utara.

Jurnal Pendidikan Matematika. 2(3).

Rofiah, E., Aminah N. S., & Ekawati, E. Y. 2013. Penyusunan Instrumen Tes

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta Didik SMP. Jurnal

Pendidikan Fisika. 1(2):17-21.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Page 59: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

69

. 2012. Model - model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Saido, G. M., Siraj, S., Nordin, A. B. B., Al-Amedy, O. S. 2015. Higher Order

Thinking Skills Among Secondary School Students in Science Learning.

The Malaysian Online Journal of Educational Science (MOJES). 3(3).

Samo, D. D., Darhim & Kartasasmita, B. 2017. Developing Contextual

Mathematical Thinking Learning Model to Enhance Higher-Order Thinking

Ability for Middle School Students. International Education Studies,

10(12):17-29.

Saputri, D. A., & Febriani, S. 2017. Pengaruh Problem-Based Learning (PBL)

terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik pada Mata

Pelajaran Biologi Materi Pencemaran Lingkungan Kelas X MIA SMA 6

Bandar Lampung. BIOSFER Jurnal Tadris Pendidikan Biologi. 8(1):40-52.

Schcolnik, M., Kol, S., & Abarbanel, J. 2006. Constructivism in Theory and in

Practice. English Teaching Forum. (4).

Shanti, W. N. 2013. Filsafat Konstruktivisme dan Penerapannya dalam

Pembelajaran. Diakses di

http://widhanurshanti.blogspot.com/2013/01/filsafat-konstruktivisme-dan-

penerapannya-dalam-pembelajaran.html pada 11 November 2017.

Sholahudin, A. 2002. Implementasi Teori Ausabel pada Pembelajaran Senyawa

Karbon. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta. 39(8):810.

Shukla, D., & Dungsungnoen, A. P. 2016. Student’s Perceived Level and

Teachers’ Teaching Strategies of Higher Order Thinking Skills; A Study on

Higher Educational Institutions in Thailand. Journal of Education and

Practice. 7(12).

Slavin, R. E. 2006. Educational Psychology Theory and Practice (eighth edition).

USA: Pearson.

Smith, V. G., & Szymanski, A. 2013. Critical Thinking: More Than Test Scores.

NCPEA International Journal of Educational Leadership Preparation.

8(2):16-26.

Subekti, I., Fitriana, A., Chasanah, C., Riskiana, J., & Suhartono. 2015. Peran

Pendidikan Karakter dalam Pembentukan SDM Berkualitas dalam

Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Prosiding Seminar Nasional

Inovasi Pendidikan. Universitas Sebelas Maret.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sujarwo. 2006. Dinamika Pendidikan Majalah Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:

Page 60: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/32272/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEvi Nur Indah Sari iii jaran berbasis masalah pencemaran oleh limbah detergen

70

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Suprapto, E., Fahrizal, Priyono & Basri. 2017. The Application of Problem-Based

Learning Strategy to Increase High Order Thinking Skills of Senior

Vocational School Students. International Education Studies. 10(6).

Suryani, N., & Agung, L. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak

(Anggota IKAPI).

Tahir, Wahid. 2017. Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap

Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal. 6(1).

Ultanir, E. 2012. An Epistemological Glance at The Constructivist Approach:

Constructivist Learning in Dewey, Piaget, and Montessori. International

Journal of Instruction. 5(2).

Walidin, W. 2016. Arah Pengembangan Sumber daya Manusia dalam Dimensi

Pendidikan Islam. Jurnal Edukasi. 2(2).

Wijaya, E. Y., Sudjimat, & D. A., Nyoto, A. 2016. Transformasi Pendidikan Abad

21 Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era Global.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika. 1.

Yunita, L., Sofyan, A., & Agung, S. 2014. Pemanfaatan Peta Konsep (Concept

Mapping) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Konsep Senyawa

Hidrokarbon. Jurnal EDUSAINS. 6(1):2-8.

Zaini, M. 2015. Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

SMA pada Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Pembelajaran

Berdasarkan Masalah. Jurnal Pendidikan Biologi. 20(207).