efektivitas komunikasi dalam mempengaruhi motivasi …
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM MEMPENGARUHI
MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI
PT. PLN (PERSERO) AREA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
EKO KRISTANTO
NPM. 1305160132
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
i
ABSTRAK
Eko Kristanto. NPM. 1305160132. Efektivitas Komunikasi dalam
Mempengaruhi Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Pegawai PT. PLN
(Persero) Area Medan. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan. 2017.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
langsung komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai PT.PLN (Area Medan).
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh komunikasi terhadap motivasi kerja
pegawai PT.PLN (Area Medan). Untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi
terhadap kepuasan kerja pegawai PT.PLN (Area Medan). Untuk mengetahui
apakah ada pengaruh tidak langsung komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai
melalui motivasi kerja pegawai PT. PLN (Persero) Area Medan.
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan asosiatif dan teknik
analisis jalur. Penelitian asosiasif merupakan penelitian yang digunakan dan atau
lebih variable satu dengan variable lain. Alasan peneliti memiliki asosiatif sebagai
metode penelitian disebabkan dalam penelitian ini mempunyai hubung antar
variabel yang satu dengan variabel lain. Teknik analisis jalur digunakan karena
ingin melihat pengaruh langsung atau tidak langsung suatu variabel terhadap
variabel lainnya.
Adapun jumlah populasi pegawai PT. PLN (Persero) Area Medan yang
beralamat Jl. listrik no. 8 Medan ada sebanyak 238 orang. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 70 orang pegawai PT. PLN (Persero) Area Medan
yang diambil dari seluruh bagian.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa nilai sig (2
tailed) antara komunikasi (X) terhadap kepuasan kerja (Y) adalah sebesar 0,007
ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi (X) dan
kepuasan kerja (Y). Nilai sig (2 tailed) antara motivasi kerja (Z) terhadap
kepuasan kerja (Y) adalah sebesar 0,000 ini menunjukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara motivasi kerja (Z) dan kepuasan kerja (Y) . Nilai sig (2
tailed) antara komunikasi (X) terhadap motivasi kerja (Z) adalah sebesar 0,000 ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi (X) dan
motivasi kerja (Z) . Nilai koefisien pengaruh tidak langsung > pengaruh langsung
(P1 x P3 > P2) yakni 0,235 > 0,211. Nilai ini menunjukan bahwa komunikasi (X)
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja (Y) melalui motivasi kerja
(Z). Atau dengan kata lain, motivasi kerja (Z) merupakan variabel intervening.
Kata kunci: Komunikasi, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Segala puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT karena atas
berkat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata-1 (S1) Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara. Skripsi ini di ajukan dengan judul “Efektivitas Komunikasi dalam
mempengaruhi Motivasi Kerja dan Kepusan Kerja pegawai PT. PLN
(Persero) Area Medan”. Penulis menyadari bahwa sesungguhnya penulis dalam
penyusunan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa bimbingan dan nasehat serta
pengarahan pihak-pihak terkait dan mungkin dalam penyajiannya masih jauh dari
kesempurnaan karena mungkin kiranya masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan.Karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis menerima
masukan baik saran maupun kritik demi sempurnanya skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan, yakni kepada :
1. Teristimewa keluarga tercinta kepada Ayahanda Sutrisno dan Ibunda tercinta
Ngatemi, yang telah memberikan doa, kekuatan moral dan materi,
membimbing, serta mendukung saya dalam menjalani pendidikan dan
kehidupan dari masa kecil hingga sekarang.
2. Bapak Dr. Agussani, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
iii
3. Bapak Zulaspan Tupti, SE M .Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Bapak Januri, SE, MM, M,Si, selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Bapak Ade Gunawan, SE, M.Si, selaku Wakil Dekan 3 Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Muhammadiyah Sumatera Utara.
6. Bapak Dr. Hasrudy Tanjung, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mugammadiyah
Sumatera Utara.
7. Bapak Dr. Jufrizen, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
8. Bapak Dr. Hazmanan Khair Pasaribu, S.E., M.B.A., selaku dosen
pembimbing skripsi yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan pengaruh kepada saya demi selesainya skripsi
ini.
9. Bapak/Ibu Dosen Program S1 Ekonomi ManajemenUniversitas
Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis selama masa perkuliahan.
10. Seluruh staf dan karyawan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara telah
memberikan dukungan dan kerjasama kepada penulis selama melaksanakann
riset untuk skripsi.
Semoga Allah SWT memberikan imbalan dan pahala atas kemurahan hati
dan bantuan pihak-pihak yang terkait tersebut.
iv
Akhir kata penulis berhsrsp semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya pada diri penulis, dan apabila dalam penulisan terdapat kata-
kata yang kurang berkenan, penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga kita
semua senantiasa dilindungi dan diberikan berkah serta rahmat oleh sang Maha
Pencipta. Amiin ya rabbal’alamin.
Wassalamualaikum wr. Wb.
Medan, April 2017
Penulis
EKO KRISTANTO
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Batasan Masalah ....................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ................................................................... 4
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 7
A. Uraian Teoritis .......................................................................... 7
1. Kepuasan Kerja .................................................................... 7
a. Pengertian Kepuasan Kerja ............................................. 7
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ...... 8
c. Indikator Kepuasan Kerja ............................................... 9
2. Komunikasi .......................................................................... 10
a. Pengertian Komunikasi ................................................... 10
b. Jenis Komunikasi ............................................................ 11
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi............. 15
vi
d. Indikator Komunikasi ..................................................... 16
3. Motivasi Kerja ..................................................................... 17
a. Pengertian Motivasi Kerja .............................................. 17
b. Teori Motivasi ................................................................. 18
c. Indikator Motivasi ........................................................... 20
d. Jenis-jenis Motivasi......................................................... 23
e. Tujuan Motivasi .............................................................. 23
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja ........ 23
B. Kerangka Konseptual ............................................................... 24
C. Hipotesis ................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 28
A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 28
B. Defenisi Operasional ............................................................... 28
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 30
D. Populasi dan Sampel ................................................................ 30
E. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 32
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 43
A. Deskripsi Data ........................................................................... 43
1. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................... 33
2. Teknik Analisis Data ........................................................... 48
B. Pembahasan ............................................................................... 60
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 67
A. Kesimpulan ............................................................................... 67
B. Saran .......................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III.1. Table indicator .............................................................................. 31
Tabel III.2. Rincian Waktu Penelitian ............................................................. 32
Tabel III.3. Skala Likert................................................................................... 35
Tabel III.4. Uji validitas variable komunikasi ................................................. 37
Tabel III.5. Uji validitas motivasi kerja ........................................................... 37
Tabel III.6. Uji validitas kepuasan kerja .......................................................... 38
Tabel III.7. Uji validitas kepuasan kerja Reabilitas ......................................... 39
Tabel IV.1. Skala Likert .................................................................................. 43
Tabel IV.2. Profil Responden Berdasarkan Gender ........................................... 44
Tabel IV.3. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan ..................................... 44
Tabel IV.4. Profil Responden Berdasarkan lama bekerja .................................. 44
Tabel IV.5. Skor angket untuk variabel X (Komunikasi) ................................... 45
Tabel IV.6. Skor angket untuk variabel Z (motivasi kerja) ................................ 46
Tabel IV.7. Skor angket untuk variabel Y (kepuasan kerja) .............................. 47
Tabel IV.8. ANOVA ........................................................................................ 48
Tabel IV.9. Hasil Pengujian Hipotesis .............................................................. 51
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III.1. Paradigma Penelitian ................................................................ 28
Gambar IV.1. Grafik Kurva Normal................................................................ 52
Gambar IV.2. Scatterplot ................................................................................. 54
Gambar IV.3. Regresi dalam persamaan 1 ...................................................... 56
Gambar IV.3. Regresi dalam persamaan Model II .......................................... 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan baik swasta maupun pemerintah akan berupaya dan
berorientasi pada tujuan jangka panjangnya yaitu berkembangnya perusahaan
yang diindikasikan dengan peningkatan pendapatan sejalan dengan meningkatnya
para kesejahteraan para pegawainya. Keberhasilan sebuah perusahaan sangat
didukung oleh bagaimana perusahahan mencapai kepuasan kerja pegawainya.
Pegawai akan merasakan semangat kerja yang tinggi dan kegairahan dalam
memulai pekerjaanya jika kepuasan kerja tercapai, namun jika tidak tercapai maka
pegawai berusaha menghindari lingkungan sosialnya seperti mengundurkan diri
dari perusahaan, bolos kerja, melakukan sabotase, sengaja melakukan kesalahan
dalam bekerja, aktif pemogokan dan perilaku lain yang cenderung bersifat
menghindari aktivitas organisasi (Sutrisno,2009, hal.83).
Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai diantaranya
adalah komunikasi. Menurut Pawito dan C.Pardjono (1994, hal.12) Komunikasi
yang efektif di dalam perusahaan diperlukan untuk menghasilkan kepuasan kerja
yang diinginkan perusahaan. Selanjutnya Arni (2007, hal.90) mengatakan bahwa
komunikasi mempunyai hubungan berarti dengan bermacam-macam aspek
kepuasan kerja. Dalam suatu perusahaan diperlukan iklim yang mendukung dalam
komunikasi organisasi. Untuk menciptakan suatu organisasi yang efektif dan akan
lebih memungkinkan mempengaruhi hubungan yang bersifat organisasi yang
lebih menyenangkan dari pada yang tidak menyenangkan.Hal ini menunjukan
2
bahwa ada hubungan yang positif antara komunikasi dengan kepuasan kerja.Hasil
penelitian Wirawan dan Sudharma (2015) juga mengatakan bahwa komunikasi
dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pegawai.
Disamping faktor komunikasi, faktor motivasi juga mempengaruhi
kepuasan kerja pegawai. Motivasi kerja merupakan proses pemberian dorongan
kepada bawahan atau pegawai untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik
sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah diberikan.
Motivasi menjadi penting karena motivasi merupakan keinginan dalam
diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut akan melakukan suatu bertindak
yang disebabkan karena ingin meraih suatu keinginan.Oleh karna itu, motivasi
kerja dapat juga dapat diartikan sebagai semangat kerja yang ada pada pegawai
yang membuat pegawai tersebut dapat bekerja untuk mencapai tujuan
(Mathis,2006,hal.114) .
Hal ini juga sependapat dengan Robbins (2002, hal.36) yang menyatakan
bahwa diantara faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai adalah
penghargaan yang sesuai, pondisi kerja yang mendukung dan kolega yang
suportif. tiga hal ini dapat memotivasi pegawai untuk bekerja dengan baik.
Dengan demikian suatu organisasi harus mampu memenuhi kepuasan pegawainya
melalui pemenuhan keinginan dan kebutuhan pegawainya yang merupakan motif
dari keinginan pegawai untuk bekerja secara total.
Begitu pula halnya dengan perusahaan PT.PLN Persero (Area Medan)
sangat memperhatikan kepuasan kerja para pegawainya. Di dalam menunjang
kepuasan kerja pegawainya, PT.PLN (Persero) Area medan berusaha menjalin
3
komunikasi yang baik dan selau memotivasi kerja para pegawainya. Hal ini
disebabkan jika komunikasi antara atasan dan bawahan baik, antar sesama
pegawai juga baik maka hal ini bisa mengurangi kesenjangan komunikasi dan
akhirnya akan menyebabkan kepuasan kerja. Begitu pula dengan motivasi yang
diberikan PT.PLN (Persero) Area Medan kepada para pegawainya selalu
memotivasi pegawainya dengan fasilitas kerja dan balas jasa yang sesuai dengan
pencapaian prestasi yang diraih sehingga akan meningkatkan kepuasan kerja.
Namun, berdasarkan survey pendahuluan yang telah penulis lakukan
terdapat adanya ketidakpuasan kerja pegawai yang disebabkan komunikasi dan
motivasi. Fenomena yang penulis dapatkan adalah dimana komunikasi antara
pegawai masih kurang efektif dan kurang bermakna, hal ini dapat dibuktikan dari
adanya ketidakpahaman seorang pegawai untuk melakukan suatu pekerjaan
setelah mendapatkan informasi. Selain itu pegawai juga kurang termotivasi untuk
bekerja dengan baik hal ini disebkan karena motivasi yang diberikan perusahaan
masih belum mampu meningkatkan semangat kerja pegawai yang disebabkan
karena adanya ketidakpuasan kerja pegawai. Bukti empiris yang penulis dapatkan
adalah para pegawai suka mengobrol pada saat jam waktu kerja, kurang mau
memberikan ide-ide kreatif pada pegawai lain, cenderung individual dalam
melakukan suatu pekerjaan tanpa menghiraukan bantuan dari pegawai lain.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai seberapa efektif pengaruh komunikasi dalam mempengaruhi motivasi
kerja dan kepuasan kerja pegawai,untuk lebih jelasnya penelitian ini berjudul
“Efektivitas Komunikasi dalam mempengaruhi Motivasi Kerja dan Kepusan
Kerja pegawai PT. PLN (Persero) Area Medan”
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka
penulis dapat mengidentifikasikan masalah yang berkaitan dengan efektivitas
komunikasi dalam mempengaruhi motivasi kerja dan kepuasan kerja pegawai
PT.PLN (Persero) Area Medan yaitu:
1. Komuniksi yang terjalin masih kurang efektif sehingga mempengaruhi
kepuasan kerja pegawai.
2. Motivasi yang diberikan kepada pegawai belum mampu meningkatkan
kepuasan pegawai.
3. Kepuasan kerja pegawai masih relatif rendah.
C. Batasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja diantaranya gaji,
lingkungan, budaya, dan faktor-faktor lain, namun dalam penelitian ini penulis
hanya membatasi pada faktor komunikasi dan motivasi kerja yang mempengaruhi
kepuasan kerja. Disamping itu penelitian ini hanya mengunakan pegawai tetap
saja sebagai objek penelitian.
5
D. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas mengenai penelitian maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh langsung komunikasi terhadap kepuasan kerja
pegawai PT.PLN (Area Medan)?
2. Apakah ada pengaruh komunikasi terhadap motivasi kerja pegawai
PT.PLN (Area Medan)?
3. Apakah ada pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai PT.PLN
(Area Medan)?
4. Apakah ada pengaruh tidak langsung komunikasi terhadap kepuasan kerja
pegawai melalui motivasi kerja pegawai PT. PLN (Persero) Area Medan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh langsung komunikasi terhadap
kepuasan kerja pegawai PT.PLN (Area Medan).
b. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh komunikasi terhadap motivasi
kerja pegawai PT.PLN (Area Medan).
c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi terhadap kepuasan
kerja pegawai PT.PLN (Area Medan).
d. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tidak langsung komunikasi
terhadap kepuasan kerja pegawai melalui motivasi kerja pegawai PT.
PLN (Persero) Area Medan.
6
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulis mengadakan penelitian ini adalah
a. Manfaat teoritis
Untuk dapat memberikan hasil penelitian yang dapat dijadikan rujukan
bagi mahasiswa yang ingin melakukan kajian tentang komunikasi,
motivasi kerja dan kepuasan kerja. Sealain itu di harapkan penelitian
ini akan menambah pengalaman dan wawasan bagi peneliti tentang
bagaimana penerapan ilmu- ilmu manajeman dalam suatau
organisasi/perusahaan..
b. Manfaat praktis
Untuk memberikan kontribusi yang positif bagi perusahaan. Untuk
melakukan komunikasi yang efektif dalam perusahaan. dan motivasi
kerja pegawai karna hal ini akan berdapak pada kepuasan kerja
pegawai
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Uraian teotritis
1. Kepuasan Kerja
a. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah perasaan dan penilaian seorang atas pekerjaannya,
khususnya mengenai kondisi kerjanya, dalam hubungannya dengan apakah
pekerjaanya mampu memenuhi harapan, kebutuhan, dan keinginannya( Husain
umar, 2008, hal .213).
Menurut Hariandja (2009, hal.290) kepuasan kerja adalah salah satu
elemen yang cukup penting dalam organisasi. Hal ini disebabkan kepuasan kerja
dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti: malas, rajin, produktif dan lain-lain,
atau mempunyai hubungan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam
organisasi.
Sedangkan menurut Handoko (2007, hal.193) menyatakan kepuasan kerja
adalah keadan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana
para karyawannya memandang pekerjaan mereka.
Jadi berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja
adalah keadaan psikis yang menyenangkan yang dirasakan oleh pekerja dalam
suatu lingkungan pekerjaan karena terpenuhinya kebutuhan secara memadai.
Menurut Wexley dan Yulk (1977) teori- teori tentang kepuasan kerja ada 3
macam yang lazim dikenal yaitu:
8
1) Teori perbandingan intrapersonal (discrepancy theory)
Kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh individu
merupakan hasil dari perbandingan atau kesenjangan yang
dilakukan oleh diri sendiri terhadap berbagai macam hal yang
sudah diperolehnya dari pekerjaan yang diharapkannya.
Kepuasan akan dirasakan oleh individu tersebut bila perbedaan
atau kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa
yang diperoleh dari pekerjaan kecil, sebaliknya ketidakpuasan
akan dirasakan oleh individu bila berbeda atau kesenjangan
antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari
pekerjaan besar.
2) Teori keadilan ( Equity theory)
Seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah
dia merasa adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi.
Perasaan inequity atas suatu situasi diperoleh seorang dengan
cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas,
sekantor, maupun di tempat lain.
3) Teory dua faktor ( two factor theory )
Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan atau ketidakpuasan
kerja merupakan dua hal yang berbeda. Menurut teori ini,
karakteristik bekerja dapat dikelompokan menjadi dua kategori,
yang satu dinamakan dissatisfier atau hygiene factors dan yang
lain dinamakan satisfier atau motivators.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Robbins (2008,hal.149) faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja, adalah sebagai berikut:
1) Kerja yang menantang secara mental
Pada umumnya individu lebih menyukai pekerjaan yang
memberi mereka peluang untuk menggunakan keterampilan
dan kemampuan serta memberi beragam tugas, kebebasan, dan
umpan balik tentang seberapah baik kerja mereka.
2) Kondisi kerja yang mendukung
Karyawan berhubungan dengan lingkungan kerja mereka untuk
kenyamanan pribadi dan kemudahan melakukan pekerjaan
yang baik.
3) Penghargaan yang sesuai
Karyawan menginginkan sistem bayaran yang mereka rasa
adil,dan selaras dengan harapan mereka.ketika bayaran adil,
sesuai dengan tuntutan pekerjaan,tingkat keterampilan
individual, dan standar bayaran masyarakat, kemungkinan akan
tercipta kepuasan.
9
4) Kolega yang supportif
Individu mendapat sesuatu yang lebih dari pada sekedar uang
atau atau prestasi yang nyata dari pekerjaan. Untuk sebagian
karyawan, kerja memenuhi kebutuhan interaksi sosial. Oleh
karna itu, tidak mengherankan bahwa memiliki rekan-rekan
kerja yang ramah dan suportif mampu meningkatkan kepuasan
kerja.
Selain itu faktor –faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, menurut
Luthans dalam Sopiah (2008,hal.171) adalah sebagai berikut:
1) Pekerjaan itu sendiri
Sejauh mana karyawan memendang pekerjaanya sebagai
pekerjaan yang menarik, memberikan kesempatan untuk belajar,
dan peluang untuk menerima tanggungjawab.
2) Gaji
Merupakan jumlah balas jasa finansial yang diterima karyawan
dan tingkat dimana hal ingin dipandang sebagai suatu hal yang
adil dalam organisasi.
3) Promosi
Kesempatan untuk kenaikan jabatan dalam jenjang karir.
4) Suprvisi
Merupakan kemampuan untuk memberikan bantuan secara
teknis maupun memberikan dukungan.
5) Kelompok kerja
Merupakan suatu tingkatan dimana rekan kerja memberikan
dukungan.
6) Kondisi kerja
Apabila kondisi kerja karyawan baik (bersih, menarik, dan
lingkungan kerja yang menyenangkan) akan membuat mereka
mudah menyelesaikan pekerjaanya.
c. Indikator Kepuasan Kerja
Adapun kepuasan kerja menurut Hasibuan dalam waluyo (2008, hal.202),
adalah:
1) Upah atau gaji
Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kerja
kepada penerima kerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja sendiri
maupun keluarganya. Upah Biasanya diberikan kepada pekerja yang
melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan kekuatan
fisik. Jumlah pembayaran upah biasanya diberikan secara harian atau
berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan.
10
Gaji adalah merupakan balas jasa yang dibayarkan kepada pemimpin,
pengawas, pegawai tata usaha, pegawai kantor serta para manajer
lainnya. Proses pembayaran gaji biasanya diberikan dalam setiap
bulannya. Gaji biasanya tingkatannya lebih tinggi dari pada
pembayaran-pembayaran kepada pekerja-pekerja upahan .
2) Kesempatan mengembangkan karir
Pengembangan karir adalah proses pelaksanaan (implementasi)
perencanaan karir. Pengembangan karir pegawai bisa dilakukan
melalui dua jalur, yakni melalui pendidikan dan latihan (diklat) dan
melalui non diklat.
3) Hubungan dengan pegawai lain
Perusahaan yang menumbuhkan sikap saling menghargai dan
menghormati tentunya akan membuat hubungan dalam perusahaan itu
menjadi baik. Semua orang ingin dihargai. Sikap saling menghargai
dan menghormati ini bisa tercermin dari mudahnya karyawan dalam
memberikan aspirasinya, selain itu perlu juga saling menghargai dan
menghormati peran karyawan dan pimpinan dalam perusahaan
4) Penempatan kerja
Penempatan berarti mengalokasikan para karyawan baru atau lama
pada posisi kerja tertentu. Penempatan terdiri dari dua hal yaitu
karyawan yang baru datang dari luar perusahaan dan penugasan bagi
karyawan yang lama di tempat yang baru (perlu orientasi/pengenalan).
Dalam alur ini ada tiga jenis penempatan, yaitu promosi, transfer dan
demosi. Setiap keputusan harus diiringi dengan orientasi dan tindak
lanjut , apapun penyebabnya seperti perampingan , merger, akuisisi
atau perubahan internal lainnya.
5) Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan berarti seseorang tersebut bekerja tergantung pada
jenis pekerjaanya bisa pekerjaan tersebut sulit dan banyak
rintanggannya.
6) Struktur organisasi
Struktur organisasi merupakan pengelompokan bagian-bagian dari
divisi-divisi keorganisasian tersebut.
7) Mutu pengawasan
Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan untuk
memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu (standar) dapat
tercermin dalam hasil akhir. Pengawasan mutu menentukan
komponen-komponen mana yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan
untuk produksi mendatang tidak sampai rusak. Pengawasan mutu
merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk
bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan
mengurangi jumlah bahan yang rusak.
Menurut Mangkunegara (2005, hal.117), indikator-indikator yang dapat
menjadi alat ukur kepuasan kerja diantaranya sebagai berikut:
11
1) Turn over
Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turn over
karyawan yang rendah, sedangkan karyawan yang kurang puas
biasanya turn over-nya lebih tinggi.
2) Tingkat ketidakhadiran kerja (absen)
Karyawan yang kurang puas cenderung tingkat kehadirannya
tinggi, mereka sering tidak hadir dengan alasan yang tidak logis
dan subjektif.
3) Umur
Ada kecenderungan karyawan yang lebih tua merasa puas dari
pada karyawan yang lebih muda. Hal ini diasumsikan bahwa
karyawan yang lebih tua berpengalaman menyesuaikan diri
dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan karyawan yang lebih
muda biasanya mempunyai harapan yang ideal tentang dunia
kerjanya, sehingga apabila antara harapan dan realita
mengalami suatu kesenjangan maka dapat menyebabkan
ketidakpuasan.
4) Tingkat pekerjaan
Karyawan-karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan yang
lebih tinggi cenderung lebih puas daripada karyawan yang
menduduki tingkat pekerjaan yang lebih rendah. Karyawan-
karyawan yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukkan
kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan
ide-ide kreatif dalam bekerja.
5) Ukuran perusahaan
Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan
kerja karyawan. Hal ini karena besar kecil suatu perusahaan
berhubungan dengan koordinasi dan partisipasi pegawai.
2. Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian daam bentuk gagasan
atau informasi dari orang satu orang ke orang lain. Perpindahan pengertian
tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang di pergunakan dalam
percakapan,ekspresi wajah, intonasi, dan sebagainya (Handoko,2012,hal. 272).
Sedangkan menurut Widjaja (2000,hal.1) menyatakan bahwa komunikasi
dapa umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan yang berkaitan dengan
masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai sarana tukar menukar pendapat
12
atau sebagai kontak antar manusia secara individu ataupun kelompok. Sedangkan
menurut Rogers (2007,hal.3) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses
dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan perbentukan informasi
terhadap satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertia.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpukan bahwa komunikasi sebagai
suatu proses di mana orang-orang bermaksud memberikan pengertian pengertian
melalui pengiriman berita secara simbolis dapat menghubungkan para anggota
berbagai satiap organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga
sering disebut rantai pertukaran informasi.
b. Jenis Komunikasi
Sistem komunikasi yang dianut oleh perusahaan dalam menjalankan arus
konunikasi tergantung dari kapasitas dan ruang lingkup kerja tersebut.Pengertian
sistem adalah sebagai satu keseluruhan komponen atau bagian yang saling
berinteraksi sedemikiam rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang terpadu untuk
mencapai komunikasi yang efektif dan efisien.Berdasarkan hal ini sistem
komunikasi bergantung pada struktur organisasi dan mekanisme koordinasi.
Menurut Purwanto (2006,hal.5) ada beberapa bentuk komunikasi yang
lazim digunakan,yaitu:
1) Komunikasi verbal 2) Komunikasi non verbal 3) Komunikasi dari atas ke bawah 4) Komunikasi dari bawah ke atas 5) Komunikasi lateral atau horizontal 6) Komunikasi diagonal
Adapun penjelasanya dari definisi diatas yaitu:
1) Komunikasi verbal
13
Komunikasi verbal adalah salah satu bentuk komunikasi yang lazim
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui
tulisan maupun lisan. Komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan
teroganisir dengan baik. Melalui komunikasi lisan dan tulisan di harapkan orang
dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan yang baik.
Penyampaian suatu pesan melaui tulisan atau lisan memiliki suatu harapan bahwa
seorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang dikatakan pihak lain
dengan baik dan benar.secara umum, untuk mengirim pesan-pesan,orang lebih
senang berbicara kepada dari pada menulis suatu pesan. Alasanya, komunikasi
lisan relative lebih mudah, praktis dan cepat dalam penyanpaian pesan.Meskipun
demikian, bukan berarti bahwa komunikasi tulian tidak penting. Karena tidak
semua hal disampaikan secara lisan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan
mendengar dan memahami yang relative lemah atau kurang baik dari masing
masing orang. Kaitanya dengan keterampilan membaca, seseorang sering
mengalami kesulitan dalam mengambil pesan-pesan penting dari suatu
bacaan.Meskipun mendengar dan membaca adalah hal yang berbeda, keduanya
memerlukan pendekatan yang serupa.
2) Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal memiliki sifat yang kurang terstruktur yang
membuat komunikasi non verbal sulit untuk dimengerti. Jenis komunikasi
nonverbal ialah gerak isyarat-isyarat tertentu, komunikasi ini lebih bersifat
spontan misalnya seorang akan menggelengkan kepala apabila ia tidak setuju.
Komunikasi non verbal memiliki kebaikan yaitu kesahihannya dalam hal ini
14
berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran-kebenaran
pesan yang di sampaikan dengan meggunakan bahasa isyarat-isyarat. Secara
umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan kata-kata dari pada
mengunakan gerakan tubuh. Hal ini disebabkan oleh sifat komunikasi yang lebih
spontan. komunikasi non verbal penting artinya pengirim dan penerima karena
sifatnya lebih efisien, atau pesan non verbal dapat di sampingkan tampa harus
berpikir panjang dan pihak pendengar juga dapat menagkap artinya dengan cepat.
3) Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah dimulai dari manajemen puncak kemudian
mengalir ke bawah melalui tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan
paling bawah. Maksud utama komunikasi kebawah adalah untuk member
pengarahan, informasi, intruksi, nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan serta
memberikan informasi kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan
kebijaksaan organisasi. Pesan atau berita kebawah dapat berbentuk tulisan atau
lisan dan biasanya disampaikan lewat memo, laporan atau dokumen lainya, buleti
atau pertemuan lainnya, pertemuan atau rapat, dan percakapan serta melaui
interaksi orang per orang atau kelompok kecil. Salah satu kelemahan saluran
komunikasi ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor informasi
penting yang di tujukan ke parah bawahnya. Dengan kata lain, informasi yang
diterima para bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya.
4) Komunikasi dari bawah ke atas
Fungsi utama dari komunikasi dari bawah ke atas adalah untuk mensuplai
informasi kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang terjadi pada
15
tingkatan bawah. Tipe komunikasi ini mencakup laporan-laporan periodik,
penjelasan, gagasan, dan permintaan untuk di berikan keputusan.Keputusan hal ini
dapat di pandang sebagai data atau informasi umpan balik bagi manajemen atas
para manajer harus benar-benar memiliki rasa percaya kepada para bawahanya
untuk mencapai keberhasilan saluran komunikasi ini. Kalau tidak, informasi
sebagus apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat baginya,karena yang muncul
hanyalah rasa curiga atau tidak percayaan terhadap informasi tersebut.
5) Komunikasi lateral atau horizontal
Komunikasi ini meliputi hal hal sebagai berikut:
a) Komunikasi di antara anggotadalam kelompok kerja yang sama
b) Komunikasi yang terjadi antara departeman-departemen pada tingkatan
organisasi yang sama. Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat
koordinatif dan merupakan hasil dari konsep spesialisasi organisasi.
Sehingga komunikasi ini dirancang guna mempermudah koordinasi dan
penanganan masalah. Komunikasi lateral, selain membantu koordinasi
kegiatan-kegiatan lateral, juga menghindarkan prosedur pemecahan
masalah yang lambat.
6) Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara
menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil
hubungan-hubungan departemen lini dan staff, yaitu bahwa hubungan-hubungan
yang ada antara personalia lini dan staff dapat berbeda-beda, yang akan
membentuk beberapa komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula.
16
c. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Menurut (Arni Muhammad, 2009,hal.110) mengemukakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi komunikasi antara lain:
1) Keterbukaan
Kurangnya sifat terbuka antara pimpinan dan karyawan akan
menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan
dan gangguan pesan.
2) Kepercayan pada pesan tulisan
Kebanyakan para pimpinan lebih peraya pada pesan tulisan yang
menggunakan alat-alat elektronik dari pada pesan yang
disampaikan seara lisan dengan tatap muka.Pimpinan lebih
banyak menyampaikan pesan berupa bulletin dan lain-lain
sebagai pengganti kontak personal seara tatap muka dengan
bawahan.
3) Pesan yang berlebihan
Banyaknya pesan-pesan yang dikirimkan seara tertulis mka
karyawan terbebani dengan memo-memo, bulletin, surat-surat
pengumuman, majalah dan pernyataan kebijaksanaan, sehingga
banyak pesan yang harus dibaca oleh karyawan.
4) Timing
Ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi
komunikasi.Pimpinan hendaknya mempertimbangkan saat yang
tepat bagi pengiriman pesan dan dampak yang potensial kepaa
tingkah laku karyawan.
5) Penyaringan
Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan tidaklah
semuanya diterima mereka.Tetapi mereka saring mana yang
mereka perlukan.
Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi menurut Rivai
(2010,hal.305) adalah sebagai berikut:
1) Jembatan
Level jembatan sedikit banyak mempengaruhi kelancaran
komunikasi di antara pihak-pihak. Bagi yang memiliki jabatan
tinggi malu jika harus berkomunikasi dengan bawahannya,
demikian pula bawahan akan merasa canggung untuk
bekomunikasi dengan atsanya.
2) Tempat
Ruang kerja yang terpisah (yang mungkin jauh) akan
mempengaruhi komunikasi, baik antar karyawan yang selevel
maupun antara atasan dengan bawahan.
17
3) Alat komunukasi
Sangat besar pengaruhnya dalam menciptakan kelancaran dalam
berkomunikasi.Akan tetapi saat ini masalah sesungguhnya
bukan penghalang lagi karna telah ada alat komunikasi seperti
hand-phone.
4) Kepadatan kerja
Kesibukan kerja yang dihadapi dari waktu ke waktu merupakan
penghambat komunikasi, terutama dikota besar dengan volume
kerja yang padat dan memerlukan ekstra hati-hati.
d. Indikator Komunikasi
Adapun indikator-indikator komunikasi menurut Suyanto (2007, hal. 10-
11) antara lain:
1) Pemahaman
Merupakan suatu kemampuan memahami pesan secara cermat
sebagaimana yang di sampaikan oleh komunikator.
2) Kesenangan
Apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan
informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan ke dua belah pihak.
3) Pengaruh pada sikap
Apabila seorang komunikansetelah menerima pesan kemudian
sikapnya berubah sesuai dengan makna pesan itu. Dalam
berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain
dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan
kita.
4) Hubungan yang makin baik
Bahwa dalam komunikasi yang efektif secara tidak sengaja
meningkatkan kadar hubungan internasional.
5) Tindakan
Komunikasi aka efektifnya kedua belah pihak setelah
berkomunikasi terdapat adanya sebuah tindakan.
Selain itu Hardjana dalam Suranto (2011) berpendapat ada tiga indikator
komunikasi efektif yaitu:
1) Pengertian yang sama terhadap makna pesan.
Salah satu indikator yang dapat di gunakan sebagai ukuran
komunikan dikatakan efektif adalah apabila makna pesan yang
dikirim olek komunikator sama dengan pesan yang di terima
komunikan.
2) Melaksanakan pesan secara sukarela.
18
Indikator komunikasi yang efektif berikutnya adalah bahwa
komunikan menindak lanjuti pesan tersebut dengn perbuatan
dan dilkukan secara sukarela, tidak karena dipaksa.
3) Meningkatkan kualitas hubungan pribadi.
Efektivitas dalam komunikasi akan mendorong terjadinya
hubungan yang positif terhadap rekan, keluarga, dan kolega. Hal
ini di sebabkan pihak-pihak yang saling berkomunikasi
merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu, sehingga
mersa perlu untuk memelihara hubungan antar pribadi.
3. Motivasi kerja
a. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi merupakan keinginan seseorang melakukan sesuatu akibat
dorongan dari diri sendiri maupun dari luar diri pegawai. Selain itu motivasi dapat
pula diartikan sebagai dorongan pegawai untuk melakukan tindakan karena
mereka ingin melakukannya.
Berikut pendapat para ahli tentang motivasi. Menurut Mangkunegara
(2009, hal.93), berpendapat motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai
agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.
Sedangkan (Hariandja, 2009. hal.320) berpendapat bahwa motivasi adalah
sebagai faktor – faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha
yang keras atau lemah.
Menurut Wibowo (2010,hal.379) mengemukakan bahwa motivasi
merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada
pencapaian tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi
unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intesitas, bersifat
terus menerus dan adanya tujuan.
19
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi
timbul dalam diri pegawai atau melalui rangsangan dari luar diri pegawai tersebut.
Dalam sebuah organisasi, pemimpin dalam hal ini dituntut memainkan peran yang
lebih dalam memberikan rangsangan dan dorongan agar pegawainya semakin
termotivasi dalam menghasilkan output yang memuaskan dan terus berusaha lebih
meningkatkan lagi hasil kerjanya.
b. Teori Motivasi
Hariandja (2009, hal.324) mengemukakan bahwa terdapat lima macam
teori motivasi, antara lain:
1. Teori Motivasi Kebutuhan
Teori ini dikemukakan oleh Abraham A. Maslow yang menyatakan bahwa
manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri
setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan. Kebutuhan ini terdiri dari lima
jenis dan terbentuk dalam suatu hierarki dalam pemenuhan, dalam arti manusia
pada dasarnya pertama sekali akan berusaha memenuhi kebutuhan tingkat
pertama, kemudian kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya, dan pemenuhan
semua kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak menjadi unsur pemotivasi lagi.
Adapun kebutuhan – kebutuhan adalah:
1) Kebutuhan fisik
2) Kebutuhan rasa aman
3) Kebutuhan sosial
4) Kebutuhan pengakuan
5) Kebutuhan aktualisasi diri
20
2. Teori X dan Y
Teori ini menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri dari dua jenis.
Pencetusnya McGregor, mengatakan bahwa ada jenis manusia X dan jenis
manusia Y yang masing – masing memeiliki karakteristik tertentu. Jenis manusia
X adalah manusia yang selalu ingin menghindari pekerjaan bilamana mungkin,
sedangkan manusia jenis Y menunjukkan sifat yang senang bekerja yang
diibaratkan bahwa bekerja baginya seperti bermain. Kemudian jenis manusia X
tidak punya inisiatif dan senang diarahkan, sedangkan jens manusia Y adalah
sebaliknya. Dikaitkan dengan kebutuhan, dikatakan bahwa tipe manusia X bila
mana mengacu pada hierarki kebutuhan dari Maslow, memiliki kebutuhan tingkat
rendah dibandingkan manusia tipe Y yang memiliki kebutuhan tingkat tinggi.
3. Three Needs Theory
Teori ini dikemukakan oleh David McClelland, yang mengatakan bahwa
ada tiga kebutuhan manusia, yaitu:
a. Kebutuhan berprestasi, yaitu keinginan untuk melakukan sesuatu lebih baik
dibandingkan sebelumnya.
b. Kebutuhan untuk berkuasa, yaitu kebutuhan untuk lebih kuat, lebih
berpengaruh terhadap orang lain.
c. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan untuk disukai, mengembangkan, atau
memelihara persahabatan dengan orang lain.
4. ERG Theory
Teori ini dikemukakan oleh Clayton Aldefer, yang sebetulnya tidaklah
jauh berbeda dengan teori A.Maslow, yang mengatakan bahwa teori ini
21
merupakan revisi dari teori tersebut. Teori ini mengatakan bahwa ada tiga
kelompok kebutuhan manusia, yaitu:
a. Existence berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan keberadaan
seseorang dalam hidupnya. Dikaitkan dengan penggolongan dari Maslow, ini
berkaitan dengan kebutuhan fisik dan keamanan.
b. Relatednees berhubungan dengan kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang
lain. Dikaitkan dengan penggolongan kebutuhan dari Maslow, ini meliputi
kebutuhan social dan pengakuan.
c. Growth berhubungan dengan kebutuhan pengembangan diri, yang identik
dengan kebutuhan self-actualization yang dikemukakan oleh Maslow.
Menurut teori ini, bila seseorang mengalami hambatan dalam memenuhi
kebutuhan tingkat yang lebih tinggi, orang tersebut akan kembali pada kebutuhan
yang lebih rendah sebagai kompensasinya,yang disebut frustration-regression
dimension.
5. Teori Dua Faktor
Teori ini mengatakan bahwa suatu pekerjaan selalu berhubungan dengan
dua aspek, yaitu pekerjaan itu sendiri seperti mengajar, merakit sebuah barang,
mengkordinasikan suatu kegiatan, menunggu langganan, membersihkan ruangan –
ruangan, dan lain – lain yang disebut job content, dan aspek – aspek yang
berkaitan dengan pekerjaan seperti gaji, kebijakan organisasi, supervise, rekan
kerja, dan lingkungan kerja disebut job context.
22
e. Indikator Motivasi
Menurut Siagian (2008,hal.138) mengemukakan bahwa motivasi adalah
daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela
untuk menggerakkan kemampuan dalam membentuk keahlian dan keterampilan
tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian
tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa indikator motivasi
adalah sebagai berikut:
1) Daya Pendorong
2) Kemauan
3) Kerelaan
4) Membentuk Keahlian
5) Membentuk Keterampilan
6) Tanggung Jawab
7) Kewajiban
Adapun penjelasanya sebagai berikut:
1. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Namun, cara-cara yang
digunakan dalam mengejar kepuasan terhadap daya pendorong tersebut
berbeda bagi tiap individu menurut latar belakang kebudayaan masing-masing.
2. Kemauan adalah dorongan untuk melakukan sesuatu karena terstimulasi (ada
pengaruh) dari luar diri. Kata ini mengindikasikan ada yang akan dilakukan
sebagai reaksi atas tawaran tertentu dari luar.
23
3. Kerelaan adalah suatu bentuk persetujuan atas adannya permintaan orang lain
agar dirinnya mengabulkan suatu permintaan tertentu tanpa merasa terpaksa
dalam melakukan permintaan tersebut.
4. Keahlian: kemahiran dl suatu ilmu (kepandaian, pekerjaan)
Membentuk keahlian adalah proses penciptaan atau pengubahan kemahiran
seseorang dalam suatu ilmu tertentu.
5. Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang
kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk
mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik
melainkan juga penguasaan fungsi mental yang bersifat kognitif. Konotasinya
pun luas sehingga sampai pada mempengaruhi atau mendayagunakan orang
lain. Artinya orang yang mampu mendayagunakan orang lain secara tepat juga
dianggap sebagai orang terampil.
6. Tanggung jawab sebagai suatu akibat lebih lanjut dari pelaksanaan peranan,
baik peranan itu merupakan hak maupun kewajiban ataupun kekuasaan.
Secara umum tanggung jawab diartikan sebagai kewajiban untuk melakukan
sesuatu atau berperilaku menurut cara tertentu.
7. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan atas sesuatu yang
dibebankan kepadanya.
Selain itu Hamzah B. Uno (2009,hal.73) berpendapat dimensi dan
indikator motivasi kerja dapat dikelompokan sebagai berikut:
1) Motivasi internal
a) Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
b) Melaksanakan tugas dengan target yang jelas.
c) Memiliki tijuan yang jelas.
24
d) Ada umpan balik atas hasil pekerjaanya.
e) Selalu berusaha mengunguli orang lain.
f) Di utamakam prestasi dari apa yang di kerjakan.
2) Motivasi ekternal
a) Selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan
kerjanya.
b) Senang memperoleh pujian dari apa yang di kerjakannya.
c) Bekerja dengan ingin memperoleh insentif.
d) Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari
teman dan atasan.
f. Jenis – Jenis Motivasi
Hasibuan (2008, hal.150) mengemukakan bahwa terdapat dua jenis
motivasi yang digunakan antara lain:
1) Motivasi Positif ( intensif positif )
Dalam motivasi positif pimpinan memotivasi (merangsang)
bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang
berprestasi diatas prestasi standar, dengan motivasi positif ini
semangat kerja bawahan akan meningkat. Insentif yang
diberikan kepada karyawan diatas standar dapat berupa uang,
fasilitas, barang, dan lain-lain.
2) Motivasi Negatif
Dalam motivasi negatif, pimpinan memotivasi dengan
memberikan hukuman bagi mereka yang bekerja dibawah
standar yang ditentukan. Dengan motivasi negativ semangat
bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena
takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu yang panjang dapat
berakibat kurang baik.
g. Tujuan Motivasi
Menurut Hasibuan (2003) yang dikutip Soekidjo (2005, hal.125)
mengemukakan bahwa motivasi di dalam suatu organisasi mempunyai maksud
dan tujuan yang sangat luas dalam rangka pengembangan organisasi tersebut,
antara lain:
1) Meningkatkan gairah dan semangat kerja pegawai atau
karyawan.
2) Meningkatkan kepuasan kerja karyawan, yang akhirnya
meningkatkan kinerjanya.
25
3) Meningkatkan produktifitas karyawan
4) Meningkatkan loyalitas dan integritas karyawan
5) Meningkatkan kedisiplinan karyawan
6) Meningkatkan kehadiran kerja karyawan
h. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi menurut A.Hadisaputro (1986,
hal.11) antara lain:
1) Motivasi merupakan suatu tenaga yang dinamis bagi seseorang. Maksudnya walaupun motivasi sebenarnya sudah ada pada diri individu sendiri, akantetapi untuk munculnya diperlukan adanya rangsangan baik dari dalam maupun yang berasal dari luar.
2) Motivasi ini sering kali ditandai dengan munculnya suatu keinginan yang penuh emosional.
3) Motivasi ini merupakan suatu reaksi pilihan (anticipatory) bagi tercapainya suatu tujuan dari pada tingkah lakunya. Manusia memiliki sejumlah perhatian terhadap lingkungannya dan motivasi ini merupakan pengarahan batiniyah terhadap suatu objek tertentu, dengan demikian sikapnya yang dilandasi motivasi ini merupakan sikap pilihan yang dianggapnya paling cocok tertuju kepada objek tingkah laku yang bersangkutan.
4) Motivasi berhubungan dengan sejumlah kebutuhan dalam diri seseorang yang memunculkan dorongan, sehingga dengan melakukan perbuatan tersebut kebutuhannya itu akan segera dapat terpenuhi dan memuaskan.
B. Kerangka Konseptual
1. Pengaruh langsung Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja
Komunikasi memiliki hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja, hal
ini di tunjukan dengan beberapa hasil penelitian yang telah di lakukan adalah
sebagai berikut, Ardana dkk (2012. Hal.194) menyatan bahwa variabel
komunikasi mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan kerja pegawai
karna komunikasi yang baik dapat memberikan rasa nyaman dan interaksi yang
baik antara pegawai dan atasan. Newstrom (2007,hal.26) teori sistem perilaku
dijelaskan bahwa budaya organisasi mempengharuhi kepemimpinan dan
26
komunikasi, selanjutnya kepemimpinan dan komunikasi mempengaruhi motivasi,
dan pada akhirnya motivasi mempengaruhi kepuasan kerja. Penelitian yang
dilakukan oleh Dwijayanti ( 2013 ) dan Diatmika 2013 ) menyatakan komunikasi
pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Berdasarkan
sejumblah penelitian tersebut diatas, dapat ditarik hipotesis sebagai tersebut.
2. Pengaruh Komunikasi terhadap Motivasi Kerja
Menurut Elena Buja (2009,hal.51) komunikasi memiliki pengaruh
terhadap motivasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan
suatu hal yang esensial. Komunikasi dapat membantu para karyawan dapat
memahami suatu informasi, membentuk rasa nyaman terhadap pekerjaan dan
lingkungannya, yang nantinya akan berdampak pada motivasi kerjanya. Bila
motivasi kerja karyawan baik, maka tujuan suatu organisasi akan tercapai.
Namun, sebaliknya apabila komunikasi di suatu perusahaan atau organisasi tidak
baik, maka dapat mempengaruhi motivasi kerja pegawai, serta membuat
ketidakharmonisan hubungan antar pegawai di dalam suatu perusahaan.
Komunikasi selalu ditemukan dalam keseharian berorganisasi. Misalnya, gerakan
tubuh ketika sedang berbicara, kontak mata ketika sedang berbicara, dan bahkan
pakaian yang digunakan ketika berada didalam kantor.
Komunikasi
(X)
Kepuasan Kerja
(Y)
Komunikasi
(X)
Motivasi Kerja
(Z)
27
3. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Motivasi memiliki hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja, ini
ditunjukan dengan beberapa hal penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya.Penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
Motivasi yang di kemukakan oleh Handoko (2008,hal:252) adalah keadaan
dalam peribadi seseorang yang mendorong keinginaan pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan. Sependapat dengan Newstron (2007,hal:26 ) teori sistem
perilaku dijelaskan bahwa budaya organisasi mempengaruhi komunikasi,
selanjutnya mempengaruhi motivasi, dan pada akhirnya motivasi mempengaruhi
kepuasan kerja. Demikian pula halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh
Brahmasari dan Suprayetno (2008) membuktikan bahwa motivasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan pegawai. Berdasarkan sejumblah
penelitian di atas, dapat digambarkan hubungan antara motivasi dan kepuasan
kerja seperti berikut:
4. Pengaruh komunikasi tidak langsung terhadap Kepuasan kerja melalui
Motivasi Kerja
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh mardianto (2012) menyimpulkan
bahwa komunikasi dan motivasi kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh
Motivasi
(Z)
Kepuasan Kerja
(Y)
28
positif terhadap kepuasan kerja pegawai. Dapat dilihat dengan kerangka
konseptual sebagai berikut:
Gambar II.1 Paradigma Penelitian
C. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara dari
pertantyaan yang ada pada perumusan masalah penelitian Juliandi (2013, hal.45).
Berdasarkan rumusan masalah serta tujuan dari penelitian ini, maka dapat diambil
hipotesis sebagai berikut:
1. Adanya pengaruh langung komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai PT.
PLN (Persero) Area Medan
2. Adanya pengaruh komunikasi terhadap motivasi kerja kerja pegawai PT. PLN
(Persero) Area Medan
3. Adanya pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja kerja pegawai PT.
PLN (Persero) Area Medan
Komunikasi
Kepuasan Kerja
Motivasi
29
4. Adanya pengaruh komunikasi tidak langsung terhadap kepuasan kerja melaui
motivasi kerja
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan assosiatif. Menurut Juliandi dan
Irfan (2014, hal. 86) pendekatan assosiatif bertujuan menganalisis permasalahan
hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Kemudian data yang
dikumpulkan dalam bentuk kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012, hal. 13) metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan data sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian.
Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yang terdiri dari satu variabel
bebas (X) yaitu Komunikasi, satu variabel terikat (Y) yaitu Kepuasan Kerja dan
satu variabel intervening (Z) yaitu Motivasi Kerja. Masing-masing akan dilihat
korelasi hubungan antar variabel apakah kuat, cukup, atau lemah dalam hubungan
dan berpengaruh antar variabel.
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana suatu variabel
didefinisikan secara operasional dan diukur untuk mengetahui baik buruknya
pengukuran dari suatu penelitian. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini
sebagai berikut:
31
1. Komunikasi (X)
Komunikasi adalah sikap umum pegawai terhadap semua yang ada disekitarnya
dalam memberikan dan menerima informasi.
2. Kepuasan Kerja (Y)
Kepuasan Kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan dimana karyawan memandang pekerjaannya.
3. Motivasi kerja (Z)
Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
tindakan. Pada hakikatnya motivasi bisa datang dari internal, eksternal dan dapat
juga berbentuk motivasi positif atau negatif yang untuk mengarahkannya sangat
tergantung sang manajer.
Tabel III.1
Table indicator
Variabel Indikator Nomor item
Komunikasi (x) Pengertian yang sama
terhadap makna pesan
1,2
Suranto (2011) Melaksanakan pesan
secara sukarela
3,4
Meningkatkan kualitas
hubungan pribadi
5,6
Kepuasan Kerja (y) Upah atau gaji
Kesempatan
mengembangkan karir
1,2
Hasibuan dalam Waluyo
(2008: 202)
Hubungan dengan
pegawai lain
3
Penempatan kerja 4
Jenis pekerjaan 5
Struktur organisasi 6
Mutu pegawasan 7
Motivasi kerja (z) Daya dorong
1
32
Siagian (2008: 138) Kemauan 2
Kerelaan 3
Membentuk keahlian 4
Membentuk
keterampilan
5
Tanggung jawab 6
Kewajiban 7
Tujuan
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN (Persero) Area Medan di Jl. Listrik
No.8 Medan 20112 Tlp. (061)4142888, Fax. (061)4152289.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari bulan November 2016 sampai dengan April 2017.
Adapun jadwal rencana penelitian mulai dari survey lokasi hingga penyelesaian
penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
Tabel III.2
Rincian Waktu Penelitian
No Jenis
Kegiatan
Nov 2016 Des 2016 Jan 2017 Feb 2017 Mar 2017 Apr 2017
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pra Riset
2 Pengajuan Judul
3 Penyusunan Proposal
4 Bimbingan Proposal
5 Seminar Proposal
6 Penyusunan skripsi
7 Sidang Meja Hijau
33
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek / subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012, hal. 115).
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai tetap PT.
PLN (Persero) Area Medan. Adapun jumlah populasi pegawai PT. PLN (Persero)
Area Medan yang beralamat Jl. listrik no. 8 Medan ada sebanyak 238 orang.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012, hal. 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan jumlah sampel yang
diambil sebagai responden dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2002)
sebagai berikut:
n =
Keterangan:
n : Ukuran sampel
n : Ukuran populasi
e : Toleransi ketidaktelitian (%)
Dengan rumus diatas diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:
n =
n =
n =
34
n =
n = 70.4142
Dari perhitungan rumus Slovin di atas, maka sampel yang diambil dalam
penelitian ini sebanyak 70 orang pegawai pada PT. PLN (Persero) Area Medan.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan Simple Random Sampling yaitu pengambilan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata/golongan yang ada dalam populasi itu ( Juliandi, 2014, hal. 53). Maka
dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 orang
pegawai PT. PLN (Persero) Area Medan yang diambil dari seluruh bagian.
E. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian dengan menggunakan
beberapa cara, yaitu:
1. Penyebaran angket/ Kuesioner (daftar pertanyaan)
Sugiyono (2012, hal.199) mengemukakan bahwa kuesioner (angket)
adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Dalam penelitian ini, angket sebagai instrumen penelitian yang
membuat butir-butir pertanyaan untuk memperoleh informasi berkenaan dengan
variabel-variabel penelitian X, Y dan Z. Adapun angket/kuisioner dalam
penelitian ini berupa daftar pertanyaan yang ditunjukan kepada pegawai PT. PLN
(Persero) Area Medan dengan likert yang terdiri dari lima pertanyaan dengan
rentang mulai dari “sangat setuju sampai tidak setuju” dan setiap jawaban
diberikan bobot nilai:
35
Tabel III-3 Skala Likert
No Pertanyaan Bobot
1 Sangat setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Tidak Setuju 3
4 Kurang Setuju (KS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Juliandi dan Irfan (2014, hal. 70)
Agar hasil kuesioner dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data,
maka harus melewati uji validitas dan reabilitas sebagai berikut:
a. Uji validitas
Validitas berarti menguji sejauh mana ketepatan atau kebenaran suatu
instrument sebagai alat ukur variabel penelitian (Juliandi dan Irfan, 2014, 76).
Dalam menguji validitas digunakan analisis menggunakaan SPSS 18 dengan
Correted Total Item Correlation menggunakan nilai Correted Total Item
Correlation. Selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai r tabel.
Dalam menentukan valid tidaknya jawaban dari setiap butir pertanyaan
dilakukan dengan ketentuan yang ditetapkan, yaitu jika nilai Correted Total Item
Correlation lebih kecil dari r tabel maka butir pertanyaan tidak valid. Untuk
mengukur validitas setiap butir pertanyaan, maka digunakan teknik korelasi
product moment yaitu:
(Sumber: Sugiyono (2012, hal. 248)
Dimana:
n = banyaknya pasangan pengamat
36
∑xi = jumlah pengamatan variabel X
∑yi = jumlah pengamatan variabel Y
(∑xi²) = jumlah kuadrat pengamatan variabel X
(∑yi²) = jumlah kuadrat pengamatan variabel Y
(∑xi) ² = kuadrat jumlah pengamatan variabel X
(∑yi) ² = kuadrat jumlah pengamatan variabel Y
∑xi yi = jumlah hasil kali variabel X dan Y
rxy = besarnya korelasi antara kedua variabel X dan Y
Hipotesisnya adalah:
1) H0:p=0 [tidak ada korelasi signifikan skor item dengan total skor (tidak
valid)]
2) H1:p≠0 [ada korelasi signifikan skor item dengan total skor (valid) ]
3) Kriteria penerimaan/penolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
4) Tolak H0 jika nilai korelasi adalah negatif dan atau probabilitas yang
dihitung ≥ nilai probabilitas yang ditetapkan sebesar 0,05 (Sig 2-tailed ≥
α0,05).
5) Terima H0 jika nilai korelasi adalah positif dan probabilitas yang dihitung
≤ nilai probabilitas yang ditetapkan sebesar 0,05 (Sig 2-tailed ≤α0,05).
37
Tabel III-4
Uji validitas variable komunikasi
iten Nilai korelasi probabilitas keterangan
1 0,628 0.000<0,05 valid
2 0,710 0.000<0,05 valid
3 0,761 0.000<0,05 valid
4 0,712 0.000<0,05 valid
5 0,703 0.000<0,05 valid
6 0,50 0.000<0,05 valid
Data diolah 2017
Table III-5
Uji validitas motivasi kerja
item Nilai korelasi probabilitas keterangan
1 0,593 0.000<0,05 valid
2 0,518 0.000<0,05 valid
3 0,641 0.000<0,05 valid
4 0,603 0.000<0,05 valid
5 0,457 0.000<0,05 valid
6 0,447 0.000<0,05 valid
7 0,095 0.000<0,05 valid
38
Table III-6
Uji validitas kepuasan kerja
item Nilai korelasi probabilitas keterangan
1 0,451 0.000<0,05 valid
2 0,523 0.000<0,05 valid
3 0,585 0.000<0,05 valid
4 0,642 0.000<0,05 valid
5 0,553 0.000<0,05 valid
6 0,231 0.000<0,05 valid
7 0,246 0.000<0,05 valid
b. Uji Reliabilitas
Reabilitas merupakan bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang
berbeda. Instrument yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2012, hal.173). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
Cronbach Alpha. Menurut Arikunto (2002) dalam Juliandi (2014, hal. 82)
dikatakan reliabel bila hasil Cronbach Alpha > 0,60, dengan rumus sebagai
berikut:
(Sumber: Juliandi dan Irfan (2013, hal. 86)
39
Dimana:
r = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
= Jumlah varians butir
= Varians total
Kriteria pengujian reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:
a) Jika nilai koefisien reliabilitas (Croanbach Alpha) ≥ 0,6 maka instrumen
dinyatakan reliable (terpercaya).
b) Jika nilai koefisien reliabilitas (Croanbach Alpha) < 0,6 maka instrumen
dinyatakan tidak reliable (tidak terpercaya).
Tabel III-7
Reabilitas
variale Cronbach alpha status
komunikasi 0,766 reliable
Motivasi kerja 0,694 reliable
Kepuasan kerja 0,663 reliable
2. Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung
kepada pihak PT. PLN (Persero) Area Medan dalam hal ini adalah manager
sumber manusia dan para karyawan. Teknik wawancara digunakan untuk
memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang beberapa informasi yang
relevan dengan penelitian yang digunakan.
40
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Asumsi klasik bertujuan untuk menganalisis apakah model regresi yang
digunakan dalam penelitian adalah model yang terbaik ( Juliandi, 2014, hal. 160).
Adapun uji asumsi klasik dalam penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Normalitas
Menurut Juliandi (2014, hal. 160) Pengujian normalitas data dilakukan
untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independennya
memiliki distribusi normal atau tidak. Jika data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b. Multikolinearitas
Menurut Juliandi (2014, hal. 161) Multikolinearitas digunakan untuk
menguji apakalh pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar
variabel independen. Dengan melihat nilai faktor inflasi varian (Variance Inflasi
Factor/VIF) yang tidak melebihi 4 atau 5.
c. Heterokedastisitas
Menurut Juliandi (2014, hal. 161) Heterokedastisitas digunakan untuk
menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual
dari suatu pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari suatu pengamatan yang
lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varian berbeda disebut
heterokedastisitas, model yang baik apakah tidak terjadi heterokedastisitas.
41
Menurut Santoso dalam Juliandi (2014, hal. 161) dasar pengambilan
keputusannya adalah: jika pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi heterokedastisitas. Jika
tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (poin-poin) menyebar kebawah dan
diatas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
2. Analisis Jalur
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
assosiatif dan kuantitatif dengan alat ukur statistik koefisien jalur (path analysis).
Dengan persamaan sebagai berikut. Menurut Sewall Wright dalam Juliandi (2014,
hal. 165):
a. Model persamaan jalur I: Z = p1X + ε1
b. Model persamaan jalur II: Y = p2X + p3Z + ε2
Adapun model analisis satu jalur akan digambarkan sebagai berikut:
P2
P1 P3 Pε2
Pε1
Gambar III.1
Diagram Analisis Jalur
X Y
Z εz
ε1
42
Keterangan:
X = Komunikasi
Z = Motivasi Kerja
Y = Kepuasan Kerja
ε1= Error Term (variabel yang tidak diteliti)
Pε1 = Koefisien jalur 1 dengan residual I (ε1)
P1 = Koefisien regresi Komunikasi terhadap Motivasi kerja
P2 = Koefisien regresi Komunikasi terhadap Kepuasan kerja
P3 = Koefisien regresi Motivasi kerja terhadap Kepuasan Kerja
Pε2 = Koefisien jalur II dengan residual II (ε2)
Jalur:
1. Pengaruh Langsung : X Z
: X Y
: Z Y
2. Pengaruh tidak langsung: X Y melalui Z
Menurut Juliandi dkk (2014, hal 171), langkah-langkah untuk
menganalisis data dalam analisis jalur adalah sebagai berikut:
1) Menghitung parameter (nilai koefisien) dalam model analisis jalur:
a) Koefisien korelasi (r)
b) Koefisien regresi model persamaan 1 (P1, P2) dan koefisien jalur dengan
residual 1 (Pε1)
c) Koefisien regresi dengan persamaan 2 (P3) dan koefisien jalur dengan
residual 2 (Pε2)
43
2) Analisis data/pengujian hipotesis
a) Analisis pengaruh langsung X terhadap Z
Hipotesisnya:
1) H0: Komunikasi (X) tidak berpengaruh sisgnifikan terhadap Motivasi
Kerja (Z)
2) Ha: Komunikasi (X) berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja
(Z)
Kriteria penarikan kesimpulan:
1) Jika probabilitas Sig < probabilitas α0,05 maka tolak H0 terima Ha
2) Jika probabilitas Sig > probabilitas α0,05 maka terima H0 tolak Ha
b) Analisis pengaruh langsung X terhadap Y
Hipotesisnya:
1) H0: tidak ada pengaruh langsung Komunikasi (X) terhadap Kepuasan
Kerja (Y)
2) Ha: ada pengaruh langsung Kepuasan Kerja Pegawai (Y)
Kriteria penarikan kesimpulan:
1) Jika probabilitas Sig < probabilitas α0,05 maka tolak H0 terima Ha
2) Jika probabilitas Sig > probabilitas α0,05 maka terima H0 tolak Ha
c) Analisi pengaruh langsung Z terhadap Y
Hipotesisnya:
1) H0: tidak ada pengaruh langsung Motivasi Kerja (Z) terhadap
Kepuasan Kerja (Y)
44
2) Ha: ada pengaruh langsung Motivasi Kerja (Z) terhadap Kepuasan
Kerja (Y)
Kriteria penarikan kesimpulan:
1) Jika probabilitas Sig < probabilitas α0,05 maka tolak H0 terima Ha
2) Jika probabilitas Sig > probabilitas α0,05 maka terima H0 tolak Ha
d) Analisi pengaruh langsung, tidak langsung X terhadap Y melalui Z
Koefisien pengaruh langsung, tidak langsung dan total:
1) Pengaruh langsung (direct effect) X ke Y: Dilihat dari nilai regresi X
terhadap Y
2) Pengaruh tidak langsung ( idirect effect) X ke Y melalui Z: Dilihat dari
perkalian antara nilai koefisien regresi X terhadap Z dengan nilai
koefisien, pengaruh tidak langsung.
3) Pengaruh total ( total effect) X ke Y: Dilihat dari nilai pengaruh
langsung, pengaruh tidak langsung.
Dalam menganalisis seluruh data dalam penelitian ini dimana
menggunakan program SPSS 18.0 tor windows.
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskristif data
1. Deskriptif hasil penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menyajikan data jawaban angket yang terdiri
dari 6 pernyataan untuk variabel X, 7 pernyataan untuk variabel Z dan 7
pernyataan untuk variabel Y. Dan yang menjadi variabel X adalah komunikasi,
variabel Z adalah motivasi kerja dan yang menjadi variabel Y adalah kepuasan
kerja. Angket yang disebarkan ini di berikan kepada 70 orang pegawai pada PT.
PLN (Persero) Area Medan sebagai sample penelitian inidan dengan
menggunakan metode linker Summmated Rating (LSR).
Tabel IV.1
Skala Likert
No Pertanyaan Bobot
1 Sangat setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Tidak Setuju 3
4 Kurang Setuju (KS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Dan ketentuan di atas berlaku baik di dalam menghitung variabel bebas
maupun variabel terikat. Jadi untuk setiap responden yang menjawab angket
tertinggi adalah 5 dan sekor terendah adalah 1.
46
a. Identitas responden
Tabel IV.2 Profil Responden Berdasarkan Gender
Keterangan Jumlah Percent Laki-Laki 36 51,43 Perempuan 34 48,57 Total 70 100
Pada tabel 4.2 terlihat sebagian besar responden bergender laki-laki yaitu
berjumlah 36 orang sedangkan sisanya 34 orang responden lagi bergender
perempuan.
Tabel IV.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan
Keterangan Jumlah Percent SMA 25 35,71% Diploma 25 35,71% Strata 1 (S1) 20 28,58% Total 70 100
Dari table di atas di ketahui bahwa sebagian besar pendidikan responden
adalah SMA dan DIPLOMA yaitu masing-masing 25 orang hal ini dikarenakan
pegawai PT. PLN Area medan mayoritas cukup berpendidikan.
Tabel IV.4 Profil Responden Berdasarkan lama bekerja
pekerjaan Jumlah Percent > 5 tahun 39 55,71 < 5 tahun 31 44,29 Total 70 100
Dari table di atas di ketahui bahwa lama bekerja di atas 5 tahun dalam
perusahaaan lebih besar 39 orang di bandingkan dengan kurang dari 5 tahun
47
hanya 31 orang. Hal ini disebabkan karna lebih banyak pegawai-pegawai lama
pada PT. PLN Area Medan.
Berikut ini penulis akan menyajikan table frekuesnsi hasil skor jawaban
responden dari angket yang penulis sebarkan kan yaitu:
Tabel IV.5 Skor angket untuk variabel X (Komunikasi)
Alternatif jawaban
No.
per
SS S KS TS STS JUMBLAH
F % F % F % F % F % F %
1
2
3
4
5
6
23
24
20
27
23
22
23
24
20
27
23
22
29
27
30
22
24
29
29
27
30
22
24
29
12
14
17
15
21
11
12
14
17
15
21
11
6
5
3
6
2
8
6
5
3
6
2
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Dari table di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Jawaban responden tentang memahami setiap informasi yang disampaikan
pimpinan, mayoritas menjawab setuju 29%
2. Jawaban responden tentang memahami setiap informasi yang disampaikan
rekan kerja saya, mayoritas menjawab setuju 27%
3. Jawaban responden tentang Setiap individu yang ada di perusahaan
memahami setiap ada informasi yang baru disampaikan pimpinan, mayoritas
menjawab setuju 30%
4. Jawaban responden tentang menindaklanjuti setiap perintah yang diberikan
atasan saya, mayoritas menjawab sangat setuju 27%
48
5. Jawaban responden tentang Kebijakan yang dibuat pimpinan selalu saya
tanggapi secara positif, mayoritas menjawab setuju 24%
6. Jawaban responden tentang Peraturan yang ditetapkan pimpinan selalu saya
laksanakan dengan baik, mayoritas menjawab setuju 29%
Kesimpulanya: Dari jawaban responden di atas mayoritas responden
memahami dan mengetahui tentang makna dari komunikasi sebesar 80%.
Tabel IV.6 Skor angket untuk variabel Z (motivasi kerja)
Alternatif jawaban
No.
per
SS S KS TS STS JUMLAH
F % F % F % F % F % F %
1
2
3
4
5
6
7
33
29
24
28
22
31
25
33
29
24
28
22
31
25
21
36
31
27
23
29
29
21
36
31
27
23
29
29
16
3
14
9
20
9
13
16
3
14
9
20
9
13
0
2
1
6
5
1
3
0
2
1
6
5
1
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Dari table di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Jawaban responden tentang selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik
bagi perusahaan, mayoritas menjawab sangat setuju 33%
2. Jawaban responden tentang memiliki kemauan yang kuat untuk menunjukkan
prestasi saya, mayoritas menjawab setuju 36%
3. Jawaban responden tentang mempunyai keahlian yang bisa diandalkan untuk
perusahaan, mayoritas menjawab setuju 31%
49
4. Jawaban responden tentang Keteranpilah yang saya miliki bisa diandalkan
perusahaan, mayoritas menjawab sangat setuju 28%
5. Jawaban responden tentang bertanggung jawab atas pekerjaan yang di berikan
kepada saya, mayoritas menjawab setuju 23%
6. Jawaban responden tentang selalu menjalankan kewajiban saya yang telah
diberikan pimpinan, mayoritas menjawab sangat setuju 31%
7. Jawaban responden tentang berusaha mencapai tujuan perusahaandengan
kualitas yang tinggi, mayoritas menjawab setuju 29%
Kesimpulanya: Dari jawaban responden di atas mayoritas responden
memilikiki motivasi kerja yang tinggi sebesar 85%.
Tabel IV.7 Skor angket untuk variabel Y (kepuasan kerja)
Alternatif jawaban
No.
per
SS S KS TS STS JUMBLAH
F % F % F % F % F % F %
1
2
3
4
5
6
7
20
27
20
21
22
24
27
20
27
20
21
22
24
27
34
20
32
31
28
29
24
34
20
32
31
28
29
24
15
23
17
15
16
`13
14
15
23
17
15
16
13
14
1
0
1
3
4
4
5
1
0
1
3
4
4
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
1. Jawaban responden tentang puas dengan gaji yang saya terima sesuai dengan
beban pekerjaan saya, mayoritas menjawab setuju 34%
50
2. Jawaban responden tentang puas dengan hubungan kerja yang baik di antara
sesama dengan rekan kerja, mayoritas menjawab sangat setuju 27%
3. Jawaban responden tentang puas dengan kebijakan karir yang ada di
perusahaan, mayoritas menjawab sangat setuju 32%
4. Jawaban responden tentang puas dengan bentuk pengawasan yang yang
dilakukan pihak manajemen, mayoritas menjawab setuju 31%
5. Jawaban responden tentang puas dengan cara manajemen saya mengarahkan
pekerjaan saya, mayoritas menjawab setuju 28%
6. Jawaban responden tentang puas dengan pekerjaan yang diberikan pimpinan
kepada saya, mayoritas menjawab setuju 29%
7. Jawaban responden tentang puas dengan atasan saya dalam mengawasi
pekerjaan pegawai sangat objektif, mayoritas menjawab sangat setuju 27%
Kesimpulanya: Dari jawaban responden di atas mayoritas responden memiliki
tingkat kepuasan kerja yang sangat tinggi sebesar 87%.
2. Teknik analisis data
Bagian ini adalah menganalisis data yang berasal dari data-data yang
tealah dideskripsikan dari subbab sebelumnya. Data-data yang dianalisis dimulai
dari asumsi-asumsi yang digunakan untuk suatau statistik tertentu. Dilanjutkan
dengan dilakukan pengujian untuk penarikan kesimpulan.
a. Uji asumsi
Dengan regresi linier berganda dikenal dengan beberapa asumsi klasik regresi
bergabda atau di kenal juga BLUE (best linear unbias excimation). Pengujian
51
asumsi klasik secara sederhana bertujuan untuk mengidentifikasi apakah
regrensi merupakan model yang baik atau tidak.
Ada beberapa pengujian asumsi klasik tersebut, yakni:
1). Linearitas
Pengujian linearitas untuka melihat apakah dalam model regresi, hubungan
antar variabel adalah linier atau tidak. Ketentuan dilihat dari uji F, jika nilai
probabilitasnya sig < alpha 0,05, maka model regresi adalah linear, sebaliknya
jika nilai probabilitasnya sig > alpha 0,05, maka maka model regresi adalah
tidak liniar.
Table 4.8
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 149.720 2 74.860 34.419 .000a
Residual 145.723 67 2.175
Total 295.443 69
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Komunikasi
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
2). Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan data dilakukan untuk melihat apakah dalam
model regresi, variabel depeden dan independennya memiliki distribusi
normal atau tidak. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
52
Gambar 4.1 Grafik Kurva Normal
3). Multikolinearitas
Multikolinealitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Cara yang
digunakan untuk manilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflansi varian
(variance inflansi factor/VIF), yang tidak melebihi 4 atau 5.
53
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 13.646 1.948 7.004 .000
Komunikasi .259 .047 .474 5.510 .000 .993 1.007
Motivasi Kerja .385 .058 .573 6.652 .000 .993 1.007
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Kedua variabel independen yakni X dan Z memiliki nilai VIF dalam batas
toleransi yang telah di tentukan (tidak melebihi 4 dan 5). sehingga
Multikolinearitas dalam variabel independen penelitian ini.
4). Heterokedastisitas
Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
terjadi ketidaksamaan varians dari suatu pengamatan yang lain. Jika variasi
residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap. Maka disebut
homokedasititas. Model yang baik adalah tidak terjadi homokedasititas.
Dasar pengambilan keputusan adalah jika pola tertentu, seperti titik-titik
(poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi
heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (poin-poin)
menyebar di bawah 0 pada sumbu y maka tidak terjadi heterokedastisitas.
54
Gambar IV.2
Scatterplot
Gambar di atas memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak, tidak
membentuk pola yang jelas/teratur, serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y dengan demikian “tidak terjadi heterokedastisitas” pada
model regresi.
b. Pendugaan parameter (koefisien-koefisien) dalam analisis jalur.
Pada bagian ini ditentukan nilai koefisisen-koefisien dalam model analisis
jalur:
55
1). Regresi dalam model persamaan I
a. Regresi dalam persamaan I (pengaruh secara langsung X terhadap Z)
digunakan untuk menentukan nilai P1 dan Pε1. Model persamaannya
adalah Z = p1X + ε1.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .633a .401 .392 2.68808
a. Predictors: (Constant), Komunikasi (X)
a. Predictors (constant) komunikasi
Nilai adjusted r-square di atas adalah sebesar 0,392, menunjukkan
bahwa kontribusi variasi nilai X dalam mempengaruhi variasi Z adalah
sebesar 39,2% sisanya 69,8% merupakan kontribusi variabel lain yang
tidak diikutsertakan di dalam model penelitian ini.
Table
Coefisien
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.109 1.734 7.558 .000
Komunikasi (X) .502 .074 .633 6.750 .000
a. Dependent Variable: Motivasi Kerja (Z)
56
Dari table coefficients di atas (pada kolom standardized
coefficients) terlihat nilai koefisisen regresi X terhadap Y atau disebut P1 =
0,633 (selanjutnya nilai di masukan kedalam diagram analisis jalur)
Sedangkan dari table summary di atas nilai adjusted R adalah 0,392. Nilai
ini dapat digunakan untuk menentukan nilai koefisien jalur dengan
residualnya, yaitu
780,0923,011 2 zz RP (selanjutnya nilai ini dimasukan ke
dalam diagram analisis jalur)
P1 (0,392)
P31 (0,780)
Gambar IV.3 Regresi dalam persamaan 1
Jadi persamaanya adalah X2 = P1X1 + E1
= 0,392 + 0,780
2). Regresi dalam model persamaan II
Regresi dalam persamaan II (pengaruh secara langsung X dan Z
terhadapY) digunakan untuk menentukan nilai P2, P3 dan Pε2. Model
persamaannya adalah: Y = p2X + p εZ + ε2.
X
Ε1
Z
57
Table IV
Model sumary
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .712a .507 .492 1.94675 2.021
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (Z), Komunikasi (X)
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Y)
nilai adjust r-square di atas dalah sebesar 0,492, menunjukkan bahwa kontribusi
variasi nilai X dan Z dalam mempengaruhi variasi Y adalah sebesar 0,492 sisanya
0,508 merupakan kontribusi variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam model
penelitian ini.
Table Iv
coefisien
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 15.523 1.704 9.110 .000
Komunikasi (X) .148 .070 .235 2.124 .037 .599 1.670
Motivasi Kerja (Z) .427 .088 .539 4.865 .000 .599 1.670
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Y)
dari table cofficients di atas (pada kolom standartzed cofficients) terlihat nilai-
nilai koefisiens regresinya adalah:
58
a) X terhadap Y, atau disebut P2 = 0,235 (selanjutnya nilai dimasukan kedalam
diagram analisis jalur)
b) Z terhadap Y, atau disebut P3 = 0,539 (selanjutnya nilai dimasukan kedalam
diagram analisis jalur)
c) Sedangkan dari model table summary di atas nilai adjusted R adalah 0,492,
nilai ini dapat di gunakan untuk menetukan nilai koefisiensi jalur dengan
residulanya, yaitu 713,0492,011 2 zz RP (selanjutnya nilai
dimasukan kedalam diagram analisis jalur)
P2(0,235)
P1(0,392) P3 (0,539) Pε2 (0,713)
Pε1(0,780)
Gambar IV.4
Regresi dalam model persamaan model II
Jadi persamaanya adalah Y = p2X + p εZ + ε2
= 0,235x + 0,539z + 0,713
X Y
Z εz
ε1
59
c. Interpretasi analisis jalur
Analisis dalam bagian ini adalah dengan cara menguji untuk melihat
signifikan atau tidak pengaruh langsung dan tidak lansung variabel variabel dalam
penelitian ini.
1) Analisis pengaruh X terhadap Y
Hipotesis
1) H0: X tidak berpengaruh signifikan terhadapY
2) H1: X berpengaruh signifikan terhadap Y
Kriteria penarikan kesimpulan:
1) Jika probabilitas Sig < probabilitas α0,05 maka tolak H0 terima Ha
2) Jika probabilitas Sig > probabilitas α0,05 maka terima H0 tolak Ha
Kesimpulan: nilai sig 0.007 > 0.005, maka H0 di tolak sehingga X
berpengaruh terhadap signifikan terhadap Y
2). Analisis pengaruh Z terhadap Y
Hipotesis:
1) H0: tidak ada pengaruh langsung Z terhadap Y
2) H1: ada pengaruh langsung Z terhadap Y
Kriteria penarikan kesimpulan:
1) Jika probabilitas Sig < probabilitas α0,05 maka tolak H0 terima H1
2) Jika probabilitas Sig > probabilitas α0,05 maka terima H0 tolak H1
60
Table IV
Coefisien
Depeden kepuasan kerja
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .577a .333 .323 2.24791 1.982
a. Predictors: (Constant), Komunikasi (X)
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Y)
3) Analisis pengaruh X terhadap Z
1) H0: X tidak berpengaruh sisgnifikan terhadap Z
2) H1 : X berpengaruh signifikan terhadap Z
Kriteria penarikan kesimpulan:
1) Jika probabilitas Sig < probabilitas α0,05 maka tolak H0 terima H1
2) Jika probabilitas Sig > probabilitas α0,05 maka terima H0 tolak H1
Kesimpulan: nilai sig 0,000 < 0,05 , maka H0 ditolak sehingga X berpengaruh
signifikan terhadap Z.
Koefisiensi
Depedent motivasi kerja
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 21.124 1.450 14.564 .000
Komunikasi (X) .363 .062 .577 5.826 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Y)
61
4) analisis pengaruh X terhadap Y melalui Z (koefisisen pengaruh langsung dan
tidak langsung)
a) pengaruh langsung (direct effect) X ke Y: di lihat dari nilai koefisien regresi X
terhadap Y yakni P2 sebesar 0,235
b) pengaruh tidak langsung (indirect effect) X ke Y melalui Z: dilihat dari
perkalian antara nilai koefisien regresi X terhadap Z dengan nilai regresi Z
terhadap Y yakni P1 x P3 = 0,392 x 0,539 = 0,211
hipotesis:
a) H0: X tidak berpengaruh signifikan terhadap Y melalui Z (variabel Z bukan
sebagai variabel intervening, pengaruh yang sebenarnya adalah langsung)
b) H1: X berpengaruh signifikan terhadap Y melalui Z (variabel Z sebagai
variabel intervening, pengaruh yang sebenarnya adalah tidak langsung)
Kriteria pengujian hipotesis:
a) Tolak H0 jika nilai koefisisen pengaruh tidak langsung > pengaruh langsung
(P1 x P3 > P2).
b) Terima H0 jika nilai koefisisen pengaruh tidak langsung < pengaruh langsung
(P1 x P3 < P2)
Kesimpulan:
Nilai koefisien pengaruh tidak langsung (P1x P3> P2) yakni 0,235 > 0,211,
maka HO ditolak, dengan demikian X berpengaruh signifikan terhadap Y
melalui Z atau dengan kata lain Z merupakan variabel intervening (variabel Z
cukup kuat dalam mediasi hubungan X terhadap Y). Hal ini menunjukkan
bahwa pengaruh yang sebenarnya antara X terhadap Y adalah tidak langsung.
62
B. Pembahasan
Secara umum penelitian ini menunjukkan hasil yang cukup memuaskan,
hasil analisis deskristif menunjukkan bahwa kondisi penilaian responden terhadap
variabel- variabel penelitian ini secara umum sudah baik. Hal ini dapat di
tunjukan dari banyaknya tanggapan kesetujuan yang tinggi dari responden
terhadap kondisi dari masing-masing variabel penelitian. Penjelasan dari masing-
masing variabel di jelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh langsung Komunikasi Terhadap Kepuasan
Dari hasil pengujian sebelumnya terlihat bahwa nilai sig (2 tailed) antara
komunikasi (X) terhadap kepuasan kerja (Y) adalah sebesar 0,007 ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi (X) dan
kepuasan kerja (Y).
Hasil yang diperoleh diperkuat dengan nilai koefisien regresi bertanda
positif, temuan tersebut menandakan bahwa semakin tinggi komunikasi maka
akan semakin meningkatkan kepuasan kerja dalam pada PT. PLN (Persero) Area
Medan, kepuasan tercipta karena karyawan merasakan terjadinya kesesuaian
antara harapan atau keinginan yang diharapkan sebelum pada perusahaan dengan
kenyataan yang dirasakan dalam perusahaan, dalam hal ini PT. PLN (Persero)
Area Medan memiliki interior, dan eksterior yang nyaman, , sopan,
berpenampilan rapi, fasilitas ruangan yang nyaman hingga jam pelayanan yang
tidak mengganggu waktu karyawan. Pada umumnya karyawan merasa kerasan
dan termotivasi.
Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis pertama
63
konsisten dengan hasil penelitian Tresiana (2007) di dalam penelitiannya
ditemukan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap kepuasan masyarakat
pada PDAM. Tercapainya kesesuaian antara harapan dengan realitas yang
dirasakan dalam pada PDAM mendorong terbentuknya kepuasan konsumen. Sari
(2006) menemukan bahwa komunikasi yang dinilai dari lima dimensi yang terdiri
dari tangible, reliability, responsibility, assurance dan emphaty berpengaruh
positif terhadap kepuasan yang dirasakan pengguna jasa PT. PLN (Persero) Area
Medan.
2. Pengaruh Komunikasi Terhadap Motivasi kerja
Dari hasil pengujian sebelumnya terlihat bahwa nilai sig (2 tailed) antara
motivasi kerja (Z) terhadap kepuasan kerja (Y) adalah sebesar 0,000 ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja (Z) dan
kepuasan kerja (Y) .
Hasil yang diperoleh juga diperkuat dengan koefisien regresi bertanda
positif, temuan tersebut semakin memperkuat teori yang menyatakan semakin
tinggi komunikasi tentu akan semakin meningkatkan motivasi kerja dalam pada
PT. PLN (Persero) Area Medan. Hasil yang diperoleh tersebut memperlihatkan
bahwa mutu dan komunikasi yang dirasakan karyawan dalam pada PT. PLN
(Persero) Area Medan selalu terjaga atau konsisten sehingga segala keinginan atau
pun harapan yang di inginkan karyawan selalu dapat direalisasikan, kondisi ini
tentu menciptakan kesan positif dalam diri karyawan untuk terus pada PT. PLN
(Persero) Area Medan ketika dibutuhkan, kesan positif juga menciptakan
komitmen yang kuat dan mengenyampingkan perusahaan yang lain diluar PT.
64
PLN (Persero) Area Medan.
Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kedua sejalan
dengan hasil penelitian Susanti dan Damayanti (2008) hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa komunikasi yang konsisten tentu akan menciptakan
kepercayaan dan kesan positif terhadap jasa yang akan mendorong meningkatnya
komitmen pelanggan untuk terus pada yang sama dimasa mendatang. Sumarwan
(201) di dalam penelitiannya juga menemukan bahwa konsistensi komunikasi
yang mampu dipertahankan secara terus menerus oleh sebuah perusahaan jasa
akan mendorong terbentuk komitmen di dalam diri pelanggan untuk pada yang
sama dimasa mendatang.
3. Pengaruh Motivasi kerja terhadap Kepuasan kerja
Dari hasil pengujian sebelumnya terlihat bahwa nilai sig (2 tailed) antara
komunikasi (X) terhadap motivasi kerja (Z) adalah sebesar 0,000 ini menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi (X) dan motivasi kerja
(Z) .
Berdasarkan hasil pengolahan data terlihat bahwa motivasi kerja
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pada PT. PLN (Persero) Area
Medan, di dalam tahapan pengujian terlihat bahwa semakin tinggi tingkat
kepuasan yang dirasakan karyawan akan semakin meningkatkan motivasi kerja
dalam pada PT. PLN (Persero) Area Medan. Hasil pengujian terjadi karena segala
keinginan atau harapan yang dimiliki karyawan ketika pada PT. PLN (Persero)
Area Medan memiliki kompetensi yang tinggi, sopan dan ramah kepada sesama
karyawan. Terjadi kesesuaian antara harapan dengan kinerja yang dirasakan
65
dalam pada perusahaan tentu menciptakan kesan positif kepada perusahaan,
akibatnya aktifitas berulang-ulang untuk pada perusahaan dilakukan, konsistensi
nilai kepuasan yang dirasakan karyawan setiap pada perusahaan membentuk
komitmen yang kuat untuk terus pada perusahaan yang sama komitmen tersebut
dinamakan motivasi kerja.
Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengolahan data sejalan dengan
Tiara et al (2010) di dalam penelitiannya ditemukan bahwa kepuasan berpengaruh
positif terhadap motivasi kerja dalam pada PT Garuda Indonesia, kepuasan yang
dirasakan secara konsisten setiap pada PT Garuda mendorong terbentuknya
komitmen pelanggan yang disebut dengan motivasi kerja. Dharmayanti (2009) di
dalam penelitiannya juga menemukan bahwa kepuasan berpengaruh signifikan
terhadap motivasi kerja nasabah pada Bank Mandiri Cabang Surabaya. Semakin
konsisten nilai kepuasan yang dirasakan tentu semakin meningkatkan motivasi
kerja pegawai.
4. Pengaruh tidak langsung Komunikasi terhadap Kepuasan kerja
pegawai melalui Motivasi kerja
Dari hasil pengujian sebelumnya terlihat bahwa nilai koefisien pengaruh
tidak langsung > pengaruh langsung (P1 x P3 > P2) yakni 0,235 > 0,211. Nilai ini
menunjukan bahwa komunikasi (X) berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan kerja (Y) melalui motivasi kerja (Z). Atau dengan kata lain, motivasi
kerja (Z) merupakan variabel intervening.
Berdasarkan hasil pengolahan data ditemukan secara bersama-sama
komunikasi dan kepuasan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja.
66
Temuan ini semakin memperkuat teori yang menyatakan bahwa komunikasi yang
tinggi tentu akan menciptakan kepuasan dalam diri karyawan, komunikasi yang
konsisten menunjukkan kualitas terbaiknya kepada karyawan tentu akan selalu
dapat memberikan kepuasan kepada karyawan yang pada perusahaan, kepuasan
yang dirasakan menciptakan kepercayaan dan mendorong terbentuknya komitmen
dalam diri karyawan untuk terus pada PT. PLN (Persero) Area Medan dan
mengenyampingkan jasa perusahaan lain. Jadi dapat disimpulkan komunikasi dan
kepuasan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja.
Hasil yang diperoleh konsisten dengan Damayanti (2008) yang
mengungkapkan untuk menciptakan kepuasan sebuah perusahaan jasa harus dapat
menciptakan kepuasan yang konsisten melalui pelayanan terbaik dan stabil.
Kepuasan yang dirasakan secara terus-menerus yang dirasakan konsumen selama
pada yang sama mendorong munculnya komitmen dalam diri konsumen untuk
terus menggunakan merek jasa yang sama. Komitmen tersebut disebut dengan
motivasi kerja.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ada hubungan yang signifikan antara komunikasi (X) dan kepuasan kerja
(Y).
2. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja (Z) dan kepuasan
kerja (Y) .
3. Ada hubungan yang signifikan antara komunikasi (X) dan motivasi kerja
(Z) .
4. Komunikasi (X) berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja
(Y) melalui motivasi kerja (Z). Atau dengan kata lain, motivasi kerja (Z)
merupakan variabel intervening.
B. Saran
1. Ada baiknya manajemen PT. PLN (Persero) Area Medan untuk berupaya
terus menjaga dan meningkatkan komunikasi yang akan mereka berikan
kepada karyawan, berhubungan dengan prilaku karyawan, strategi dan cara
tersebut sangat penting untuk mendorong meningkatkan motivasi dan
kepuasan kerja pegawai untuk memajukan PT. PLN (Persero) Area Medan di
masa depan.
2. Ada baiknya manajemen PT. PLN (Persero) Area Medan juga meningkatkan
motivasi kerja dengan cara memberikan fasilitas yang memadai bagi
karyawan seperti lingkungan yang nyaman, dan peralatan kantor yang baik
sehingga karyawan semakin termotivasi untuk bekerja dengan giat.
68
3. Peneliti dimasa datang disarankan untuk memperbanyak jumlah sampel yang
akan digunakan, serta mencoba menambahkan minimal satu variabel lainnya
yang diduga juga mempengaruhi terbentuknya motivasi kerja yaitu sikap,
selain itu peneliti dimasa datang harus mencoba menggunakan wilayah
observasi yang berbeda, saran ini sangat penting dicoba untuk meningkatkan
akurasi hasil penelitian dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
A A Anwar Prabu Mangkunegara, (2009) : Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia. Bandung : Refika Aditama
A.W.Widjaya. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta : Rineka Cipta.
Ardana, I Komang dkk. 2012.ManajemenSumber Daya Manusia.
Yogyakarta:Graha ilmu
Hasibuan Malayu SP, (2009) : Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi
Revisi. Cetakan Ketujuh. Jakarta : Bumi Aksara
.
Handoko, T. Hani. 2012.Manajemen Personalia dan Sumber
DayaManusia.Yogyakarta: BPFE
Hasibuan, Malayu S.P. 2003.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:
PTBumiAksara
Hasibuan, Malayu S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Husein, Umar. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisni.Jakarta. PT
RajagrafindoPersada
Juliandi, Azuar. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu- Ilmu Bisnis.
Medan: M2000.
Juliandi, Azwar dan Irfan. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif UntukIlmu-
Ilmu Bisnis. Bandung: Citapustaka Media Perintis
Marihot, Tua Efendi Hariandja, (2009) : Manajemen Sumber Daya Manusia,
Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, Peningkatan
Produktivitas Pegawai. Jakarta : Grafindo.
Mathis, Robert L. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
Empat
Muhammad, Arni, 2007. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara, Jakarta.
Newstrom, (2007), Kondisi Kerja dan Kepuasan Kerja. (internet), 30Halaman,
Tersedia : Digital Collections, Petra. chapter2.pdf
Rogers, E. M (Ed). 1989.Komunikasi dan Pembangunan: Perspektif
Kritis.Jakarta.LP3S.Rogers, Everett M. dan F. Floyd
Shoemaker.Communication o fInnovations.Terjemahan
AbdillahHanafiMemasyarakatkan Ide-Ide Baru.Surabaya.Usaha
Nasional.
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sugala. 2010.Manajemen Sumber
DayaManusiaPerusahaan: DariTeori ke Praktik, Edisi Kedua. Jakarta: PT
RajaGrafindoPersada.
Robbins SP, dan Judge. 2002. Perilaku Organisasi,Jakarta : Salemba EmpatHal
284.
Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Suyanto, M. 2007. Marketing Strategy. Top Brand Indonesia.Yogyakarta: Andi
Offset.
Umar, Husein.2008.Metode Riset Bisnis. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Umum.
Uno, Hamzah B. 2012.Teori Motivasi dan Pengukuranny. Jakarta. Bumi Aksara
Internet serching
www.scribd.com/doc/47810533/makalah-anemia-bumil
Jurnal:
Tresiana (2007). Pengaruh Kmuniasi terhadap kepuasan masyarakat pada PDAM.
Sari (2006) Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap pada PT. PLN (Persero)
Area Medan.
Susanti dan Damayanti (2008) Pengaruh komunikasi terhadap Kepuasan
Pelanggan.
Sumarwan (2011) Pengaruh Komunikasi dalam Meningkatkan Kepuasan
Pelanggan.
Tiara et al (2010). Pengaruh kepuasan dalam Meningkatkan motivasi kerja pada
PT Garuda Indonesia
Dharmayanti (2009). Pengaruh Kepuasan terhadap Motivasi Kerja Nasabah pada
Bank Mandiri Cabang Surabaya.