efektivitas bakteri probiotik bacillus sp. d2.2 dan ...digilib.unila.ac.id/32698/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS BAKTERI PROBIOTIK Bacillus sp. D2.2 DAN EKSTRAK
TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI SINBIOTIK TERHADAP PERFORMA
PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
(Skripsi)
Oleh
FATMA SETIANINGSIH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
EFEKTIVITAS BAKTERI PROBIOTIK Bacillus sp. D2.2 DAN EKSTRAK
TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI SINBIOTIK TERHADAP PERFORMA
PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Fatma Setianingsih1, Limin Santoso
1, Esti Harpeni
2
Email: [email protected]
Oleh
Fatma Setianingsih
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas sinbiotik bakteri Bacillus
sp. D2.2 dan ekstrak tepung ubi jalar terhadap pertumbuhan ikan nila
(Oreochromis niloticus). Probiotik yang digunakan adalah bakteri Bacillus sp.
D2.2 dan prebiotik yang digunakan adalah ekstrak tepung ubi jalar ungu. Metode
yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap dua
faktorial dengan tujuh perlakuan dan tiga kali ulangan. Komposisi dosis yang
digunakan adalah perlakuan A (kontrol), B (prebiotik 4ml/100g pakan + probiotik
4ml/100g pakan+ binder 2ml/100g pakan), C (prebiotik 4ml/100g pakan+
probiotik 6ml/100g pakan+ binder 2 ml/100g pakan), D (prebiotik 4ml/100g
pakan+ probiotik 8ml/100g pakan + binder 2 ml/100g pakan), E (prebiotik
6ml/100g pakan+ probiotik 4 ml/100g pakan+ binder 2ml/100g pakan), F
(prebiotik 6ml/100g pakan+ probiotik 6 ml/100g pakan+ binder 2ml/100g pakan),
G (prebiotik 6ml/100g pakan+ probiotik 8ml/100g pakan + binder2 ml/100g
pakan). Pemberian pakan perlakuan diberikan selama 60 hari masa pemeliharaan.
Perlakuan E menunjukkan hasil yang lebih baik dengan nilai pertumbuhan berat
mutlak 12,08 g, laju pertumbuhan harian 0,20g/hari, survival rate 86,67%, rasio
konversi pakan 1,6, retensi protein 31,40%, dan jumlah koloni bakteri 2,76
x108CFU/ml. Aplikasi sinbiotik ke dalam pakan ternyata mampu meningkatkan
laju pertumbuhan pada ikan nila.
Kata Kunci: Bacillus sp. D2.2, ekstrak ubi jalar, Ikan nila, pertumbuhan, sinbiotik
ABSTRACT
EFFECTIVENESS OF PROBIOTIC BACTERIA BACILLUS SP D2.2 AND
SWEET POTATO EXTRACT AS SYNBIOTICS ON THE GROWTH
PERFORMANCE OF TILAPIA
(oreochromis niloticus)
Fatma Setianingsih1, Limin Santoso
1, Esti Harpeni
2
Email: [email protected]
By
Fatma Setianingsih
The purpose of this research was to study the effectiveness of synbiotic bacterial
Bacillus sp.D 2.2 and sweet potato extract against the growth tilapia fish
(Oreochromis niloticus). Probiotic bacteria used were Bacillus sp. D 2.2 and
prebiotik used are purple sweet potato extract.The method used is the method of
experimental complete random design two factorial with seven treatments and
three replicates. Composition of the dosage used was A treatment (control), B
(prebiotik 4ml/ 4ml probiotic feed 100 g/100 g of feed binder 2 ml/100 g of feed),
C (prebiotik 4ml/6ml probiotic feed 100 g/100 g of feed binder 2 ml/100 g of
feed), D (prebiotik 4ml/100 g feed probiotics 8ml/100 g feed binder 2 ml/100 g of
feed), E (prebiotik 6ml/100 g of feed probiotics 4 ml/100 g feed binder 2 ml/100 g
of feed), F (prebiotik 6ml/100 g of feed probiotics 6 ml/100 g feed binder 2
ml/100 g of feed), prebiotik 6ml (G/100 g of feed probiotics 8ml/100 g feed
binder2 ml/100 g of feed). Feeding the treatment given during the 60-day period
for maintenance. A treatment shows better results with absolute weight growth
rate 12.08 g, daily growth rate 0, 20 g/day, survival rate 86.67%, feed conversion
ratio 1.6, protein retention 31.40%, and the number of bacterial colonies 2.76
x108CFU/ ml. Synbiotic applications in feed apparently was able to increase the
growth rate of the tilapia fish.
Keywords: Tilapia fish, sweet potato extract, Bacillus sp. D2.2, synbiotic,
growth.
EFEKTIVITAS BAKTERI PROBIOTIK Bacillus sp. D2.2 DAN EKSTRAK
TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI SINBIOTIK TERHADAP PERFORMA
PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Oleh
FATMA SETIANINGSIH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERIKANAN
Pada
Program Studi Budidaya Perairan
Jurusan Perikanan Dan Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
h&t Slaipsi
:i :rr a :: i:l:::.;..,1:1 :,,,, t: , ,.':r'.', ' , r :i ::,,,:,.i, , , .', l: l .''''
: EFE-STr\ry.rA!, nAXffint'P4O*.IOTA( "', " -
.. 8aedtussp,, D?a DAN.EKSTSAK TE-P:UIIG, .
,' "UBI:JAI,A,S $EBAGfi SilrtB-fO.fnf.JfN.NEADAP..PERFO P'ERfUMBUHAN'[<AN N["A {Orebeihromis AUAias1,,
',., , ,, ,,..,,,
:: ,l
' ': : '
Irlama Mahasiswa,, ..''' :__---___.---: ::i:: , t.. '..':::,.:
l$mor PokokMah,asi':,rj:.;....tr,_,
-'.,:::, .:::,StUdf ,; ...-"
" r';
: l4l4lll0Z7: l. i.:
: Budidaya Peraifan, .
Fakultas *rFe.
ti', ii!lii::' .:.j
'+.it,t
' 'l l" 'i i: .: 1: "-: i : .- ri]:, r:,:]jlr
Limin Santoso, S.Pi., M.Si,NIP 19770377,2AA501 t 001
l. t,i.
r,:i:', .
i...- ' I
'a:' .::
i I j.:: i:l:.!.. ii,.: i., : :: ,. !
,:: I ' .lti,t:: jj::.L 1,:: : i:,::; ; I.t,. '.: :
'.MENG"ESAItrKAN.
'.'i.1,
: ":.,.l
i":-,i
-
-rrl
n Sukri Satru,TY€;,M.Si.198603 li002r
PERITYATAAI\T
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis saya" Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akadernik (Sarjana/Ahli Madya), baik di Universitas
Lampung maupun di perguruan tinggl lainnya.
2. Karya tulis ini mumi gagasan, rusmusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lairu kecuali aratran Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah, dengan naskatr disebutkan
nama pengarang dan dicantumkan dalam daftff pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pemyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena karya tulis ini serta sanksi lainnya yang sesuai
dengannonnayang berlaku di Perguruan Tinggi ini.
F'atna Setianingsih
t414111027
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di desa Purwodadi Dalam Kecamatan
Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan Lampung pada
tanggal 04 Maret 1996. Penulis adalah anak Pertama dari
dua bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Sugiyo dan
Ibu Suprapti. Pendidikan yang pernah ditempuh oleh
penulis yaitu menyelesaikan Sekolah Dasar Negeri 1
Purwodadi Dalam, Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten
Lampung Selatan Lampung (2002-2008), SMPN 1 Tanjung Sari Kabupaten
Lampung Selatan Lampung (2008-2011), SMAN 1 Tanjung Bintang Kabupaten
Lampung Selatan Lampung (2011-2014).
Pada Tahun 2014, Penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Pertanian
pada Jurusan Perikanan Dan Kelautan, Program Studi Budidaya Perairan melalui
jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun
2014. Penulis aktif dalam organisasi kampus yaitu pernah menjadi Anggota
Bidang II Penelitian Dan Pengembangan HIDRILA periode 2015/2016. Penulis
juga mengikuti Organisasi Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) sebagai anggota
bidang II periode 2016/2017
Pada tahun 2016 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Rajawali, Kecamatan Bandar Surabaya, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi
Lampung. Pada tahun 2017 Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Serpong dengan judul "Analisa
Penyakit Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) secara Molekuler
menggunakan Gen 16S rRNA di Laboratoria Pengembangan Teknologi Industri
Agro dan Biomedika (Laptiab), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), Serpong".
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Asisten Dosen mata kuliah
Ikhtiologi pada TA (2015-2016), Limnologi (2015 – 2016), Bioteknologi (2017-
2018), Manajemen Kualitas Air (2016-2017), Teknologi Produksi Pakan (2017-
2018). Asisten Limnologi di Kampus Prasetya Mandiri Group pada TA (2016-
2017)
Penulis menyelesaikan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Perikanan (S.Pi)
dalam bentuk Skripsi yang berjudul "Efektivitas Bakteri Probiotik Bacillus Sp.
D2.2 dan Ekstrak Tepung Ubi Jalar sebagai Sinbiotik terhadap Performa
Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)".
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini untuk Allah SWT sebagai
rasa syukur atas Rhido dan Karunia-Nya sehingga
Skripsi ini dapat terselesaikan.
Alhamdullillahhirabbil'alamin
Ayahku Sugiyo, Ibuku Suprapti, dan Adikku Ines
Anggraini, yang sangat aku sayangi, terima kasih untuk setiap do'a, semangat dan dukungan yang telah
diberikan.
Negara Republik Indonesia melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, terima kasih atas beasiswa BIDIKMISI yang telah diberikan kepada
saya sehingga saya dapat menempuh pendidikan tinggi dan menyelesaikan pendidikan Sarjana saya tepat
waktu.
Dosen dan sahabat-sahabat yang selalu ada disaat suka dan duka serta almamaterku tercinta.
UNIVERSITAS LAMPUNG
MOTTO
Titik optimum kesuksesan adalah bagaimana kita dapat
bekerja totalitas dengan hasil yang berkualitas
(Fatma Setianingsih)
Agar Sukses, kemauanmu untuk berhasil harus lebih besar dari
ketakutanmu untuk gagal
(Bill Cosby)
Beberapa Orang Bermimpi akan keberhasilannya. Sementara
orang lain bangun untuk mewujudkannya
(Wayne Huizenga)
Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita
(Q.S At-Taubah:40)
SANWACANA
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat, hidayah dan inayahNya maka laporan Akhir/Skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS BAKTERI PROBIOTIK
BACILLUS sp. D2.2 DAN EKSTRAK TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI
SINBIOTIK TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA
(Oreochromis niloticus)”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
3. Bapak Limin Santoso, S.Pi, M.Si., selaku pembimbing I sekaligus
pembimbing akademik, yang telah memberikan bimbingan serta saran dalam
penyelesaian Skripsi ini.
4. Ibu Esti Harpeni, S.T., MAppSc., selaku pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan serta saran dalam penyelesaian Skripsi ini.
5. Bapak Wardiyanto, S.Pi., M.P., selaku Pembahas yang telah memberikan
bimbingan serta saran dalam penulisan skripsi ini.
6. Kedua orang tuaku tercinta Ayah Sugiyo dan Ibu Suprapti yang selalu
memberikan kasih sayang, cinta, dukungan, perhatian, pengorbanan serta
do’a yang selalu dipanjatkan demi kelancaran, keselamatan dan kesuksesan
penulis.
7. Adikku Ines Anggraini serta keluarga besar yang selalu memberikan nasehat,
dukungan serta do’a yang menjadi penyemangat penyusun.
8. Negara Republik Indonesia melalui Kementrian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi (RISTEKDIKTI) yang telah memberikan beasiswa
BIDIKMISI sehingga penulis dapat mengenyam pendidikan tinggi dan
menyelesaikan pendidikan Sarjana dengan tepat waktu.
9. Sahabat-sahabat terbaikku “Fryens”, Novi Ratna Sari, Ravita Sari, Yuliani
rolliana, Siska Kurniawati, dan Tri Endang Sukarti, kalian semua adalah
wanita terhebatku, kalian adalah orang yang tidak pernah membiarkanku
sendirian
10. Sahabat-sahabat “Couple Goals”, Jaya Trilisdiyanto, Nobel, Anjas, Mariya
alisa, Jessica Anggraesi, Siswi wahyu, Neneng Hariati, Hendra, Mas Sahab,
Bayu, Edo, terimakasih telah memberikan kenyamanan, keceriaan, dan
kehangatan
11. Sahabat-sahabat terhebatku, Ayu Setiawati, Fetrilisa Silitonga, Istiqomah
Nuraini, Margaretha Sandra, Devika Kharisma Putri, Siti Rodianatun, Ussy
Trianti, terimakasih untuk kegembiraan, kepedulian, dan kasih sayang
kalian selama kuliah di perikanan
12. Sahabat-sahabat Penelitian, Mewa, Nandia, Mira, Revilarita, Dewi, Licha,
Citra, Puput, Revita, Sagada, Riki, Bagus, Rizky, Rian, Anas, Agung, Fajri,
Nurjahadi, Bambang, Pramudita, Vallen, Farida, dan Iqbal, terimakasih atas
bantuannya selama penelitian ini,
13. Sahabat-sahabat angkatan 2014 yang tidak dapat kusebutkan satu persatu,
terimakasih atas kekompakannya
14. Sahabat-sahabat KKN desa Rajawali, Rimfak, Atu Reni, Rebecca, Sari,
Dewi, April, Eby, Arga, Harry, Amin, Aden, Risky, Halvis, Panji, dan Obet,
terimakasih untuk kerjasamanya selama 40 hari, serta semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis menyadari dalam pembuatan dan penyusunan laporan Skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Bandar Lampung, 31 Juli 2018
Fatma Setianingsih
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR . ............................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. v
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
1.3 Manfaat Penelitian .......................................................................... 2
1.4 Kerangka Penelitian . ...................................................................... 3
1.5 Hipotesis. ......................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6
2.1 Ikan Nila ........................................................................................ 6
2.2 Prebiotik ......................................................................................... 7
2.3 Probiotik .......................................................................................... 8
2.4 Sinbiotik ......................................................................................... 9
2.5 Pertumbuhan Berat Mutlak ............................................................ 10
2.6 Laju Pertumbuhan Harian ............................................................... 10
2.7 Tingkat Kelangsungan Hidup .......................................................... 11
2.8 Rasio Konversi Pakan ..................................................................... 12
2.9 Kualitas Air ..................................................................................... 12
III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 14
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................... ............... 14
3.2 Alat dan Bahan . .............................................................................. 14
3.3 Rancangan Penelitian ..................................................................... 14
3.4 Prosedur penelitian ......................................................................... 16
3.4.1 Persiapan Probiotik. ............................................................... 16
3.4.2 Persiapan Prebiotik. ................................................................ 17
3.4.3 Persiapan Pakan Uji. .............................................................. 17
3.4.4 Persiapan Wadah Uji. ............................................................. 18
3.4.5 Persiapan Ikan Uji. ................................................................. 18
3.4.6 Pemeliharaan . ........................................................................ 18
3.4.7 Parameter Pengamatan. .......................................................... 18
3.4.7.1 Pertumbuhan Berat Mutlak ........................................ 19
2
3.4.7.2 Laju Pertumbuhan Harian .......................................... 19
3.4.7.3 Tingkat Kelangsungan Hidup .................................... 19
3.4.7.4 Rasio Konversi Pakan ................................................ 20
3.4.7.5 Retensi Protein ........................................................... 20
3.4.7.6 Jumlah Bakteri di Usus Ikan Uji ................................ 20
3.4.8 Kualitas Air. ........................................................................... 21
3.4.9 Analisis Data. ......................................................................... 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 22
4.1 Pertumbuhan Berat Mutlak ....................................................... 22
4.2 Laju Pertumbuhan Harian ......................................................... 24
4.3 Tingkat Kelangsungan Hidup ................................................... 26
4.4 Rasio Konversi Pakan ............................................................... 27
4.5 Retensi Protein .......................................................................... 30
4.6 Jumlah Bakteri di Usus Ikan Uji ............................................... 31
4.7 Kualitas Air .............................................................................. 33
V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 34
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 34
5.2 Saran ................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 35
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema Kerangka Pikir ............................................................................ 4
2. Cara Kerja Probiotik dalam Saluran Pencernaan ................................. . 9
3. Desain Perlakuan Sinbiotik secara Acak ................................................ 16
4. Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Nila .................................................... 22
5. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Nila ...................................................... 24
6. Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila ................................................. 26
7. Rasio Konversi Pakan Ikan Nila ............................................................ 27
8. Retensi Protein ...................................................................................... 30
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kualitas Air untuk Budidaya Ikan Nila .................................................. 13
2. Hasil Pengamatan Bakteri dalam Usus Ikan Nila ................................. 32
3. Hasil Pengamatan Kualitas Air .............................................................. 33
DAFAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Data Berat Mutlak Pertumbuhan Ikan Nila (g) ................................................. 41
2. Data Laju Pertumbuhan Harian (ADG) Ikan Nila ........................................... 42
3. Data Survival Rate (SR) Ikan Nila (%) ............................................................ 42
4. Data Feed Conversion Ratio Ikan Nila ............................................................. 43
5. Data Uji Proksimat Pakan ................................................................................. 44
6. Data Uji Proksimat Protein dan Daging Ikan Nila ........................................... 44
7. Data Hasil Perhitungan Retensi Protein (%) ..................................................... 45
8. Data Perhitungan Bakteri di dalam Usus .......................................................... 45
9. Data Kualitas Air............................................................................................... 47
10. Analisis Statistik terhadap Bobot Berat Mutlak .............................................. 47
11. Analisis Statistik terhadap Laju Pertumbuhan Harian .................................... 48
12. Analisis Statistik terhadap Survival Rate (SR)................................................ 49
13. Analisis Statistik terhadap Rasio Konversi Pakan .......................................... 50
14. Dokumenasi Persiapan Probiotik. ................................................................... 51
15. Dokumentasi Persiapan Prebiotik. .................................................................. 53
16. Dokumentasi Pembuatan Pakan Uji ................................................................ 54
17. Dokumentasi Persiapan Wadah dan pemeliharaan ikan uji ............................ 55
18. Dokumentasi sampling dan pengukuran kualitas air ...................................... 56
19. Dokumentasi Perhitungan Jumlah Bakteri Dalam Usus ................................. 56
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan nila Oreochromis niloticus merupakan ikan konsumsi yang memiliki nilai
ekonomis tinggi. Dagingnya yang tebal menyebabkan ikan nila menjadi salah satu
komoditi ekspor dalam bentuk fillet ikan. Tidak hanya itu, dalam bentuk segar
ikan nila juga sangat laku di pasaran, baik pasar domestik maupun pasar luar
negeri. Namun pada kenyataanya produksi ikan nila di Indonesia masih belum
optimal. KKP (2016) melaporkan bahwa produksi ikan nila di Indonesia pada
tahun 2016 adalah sebesar 1.140.000 ton jumlah tersebut masih jauh dari sasaran
produksi yang ditargetkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) yaitu
sebesar 1.822.200 ton. Padahal pada tahun 2017 KKP menargetkan peningkatan
produksi ikan nila dapat mencapai 2.004.500 ton.
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya yang tepat untuk meningkatkan
produksi ikan nila tersebut. Salah satu upaya yang dikira tepat untuk
meningkatkan laju pertumbuhan ikan nila yaitu dengan pemberian aplikasi
sinbiotik ke dalam pakan. Sinbiotik merupakan gabungan antara probiotik dan
prebiotik yang memberikan keuntungan pada inang, salah satunya dapat
meningkatkan laju pertumbuhan ikan (Cerezuela et al., 2011).
Probiotik adalah mikroba hidup yang dapat memodifikasi komunitas mikroba
dalam saluran pencernaan inang, sehingga dapat meningkatkan penggunaan pakan
atau nilai nutrisi, serta dapat melindungi inang terhadap serangan penyakit
patogen (Verschuereet al., 2000). Sedangkan prebiotik adalah bahan pangan yang
tidak dapat dicerna oleh inang akan tetapi dapat memberikan efek menguntungkan
bagi inangnya yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan mikroflora di dalam
2
saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan
inangnya (Ringo et al., 2010).
Probiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri Bacillus sp. D2.2.
Bakteri tersebut diisolasi dari tambak udang tradisional di Desa Mulyosari,
Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur. Septiani (2016) melaporkan
bahwa bakteri Bacillus sp. D2.2 mampu hidup dalam kisaran salinitas 0 – 30 ppt,
sehingga memungkinkan untuk diaplikasikan pada ikan air tawar. Prebiotik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak tepung ubi jalar ungu. Arifin (2017)
melaporkan bahwa ekstrak tepung ubi jalar ungu menunjukkan nilai terbaik
sebagai media tumbuh bakteri Bacillus sp. D2.2 dibandingkan dengan ekstrak
tepung ubi jalar putih dan ubi jalar kuning.
Sinbiotik bakteri Bacillus sp. D2.2 dengan ekstrak tepung ubi jalar ungu terbukti
dapat meningkatkan performa pertumbuhan dan menurunkan rasio konversi pakan
pada udang vaname (Harpeni et al., 2017). Sampai sejauh ini aplikasi sinbiotik
bakteri Bacillus sp. D2.2 dengan ekstrak tepung ubi jalar belum pernah
diujicobakan pada ikan sehingga perlu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui
dosis prebiotik dan probiotik terbaik dalam peningkatan performa pertumbuhan
pada ikan nila.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu:
1. Mempelajari efektivitas bakteri probiotik Bacillus sp. D2.2 dan Ekstrak
tepung ubi jalar sebagai sinbiotik terhadap performa pertumbuhan ikan nila
(Oreochromis niloticus).
2. Mengetahui dosis prebiotik dan probiotik terbaik dalam peningkatan performa
pertumbuhan pada ikan nila.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi baru
tentang efektivitas bakteri probiotik Bacillus sp. D2.2 dan ekstrak tepung ubi jalar
3
sebagai sinbiotik terhadap performa pertumbuhan ikan nila (Oreochromis
niloticus).
1.4 Kerangka Penelitian
Ikan nila merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan memiliki
banyak keunggulan seperti dapat hidup dalam salinitas luas, memiliki ukuran
tubuh yang besar, dan tahan terhadap infeksi penyakit. Dagingnya yang tebal
menyebabkan ikan nila laku dalam bentuk fillet. Dalam bentuk segar ikan nila
juga sangat laku di pasar domestik maupun pasar luar negeri. Hal inilah yang
menyebabkan permintaan pasar ikan nila setiap tahunnya semakin meningkat,
Namun tingkat produksi ikan nila di indonesia masih belum optimum. Oleh
karena itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi ikan nila
tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memicu laju
pertumbuhan ikan nila melalui aplikasi sinbiotik. Sinbiotik merupakan kombinasi
seimbang antara probiotik dan prebiotik yang dapat memberikan keuntungan bagi
inang.
Probiotik merupakan mikroba hidup yang dapat memodifikasi komunitas mikroba
dalam saluran pencernaan inang sehingga dapat meningkatkan nilai nutrisi pakan
serta dapat melindungi inang terhadap serangan bakteri patogen. Namun probiotik
memiliki kelemahan yaitu kemampuan bertahan, kolonisasi, dan kompetisi nutrien
di dalam saluran pencernaan yang cukup beragam sehingga bakteri probiotik sulit
untuk bersaing. Oleh sebab itu, dibutuhkan tambahan nutrien seperti prebiotik
sebagai tambahan nutrisi untuk pertumbuhan bakteri probiotik.
Prebiotik merupakan bahan pangan yang tidak dapat dicerna oleh inang namun
memberikan efek menguntungkan yaitu dengan cara merangsang mikroflora
normal khususnya bakteri probiotik dalam saluran pencernaan inang. Namun
prebiotik hanya bersifat sementara sehingga perlu adanya metode untuk
optimalisasi antar keduanya. Sinbiotik merupakan metode yang memberikan efek
menguntungkan pada inang karena sinbiotik adalah suplemen yang
menggabungkan probiotik dan prebiotik. Sinbiotik dapat meningkatkan
4
penggunaan pakan atau nilai nutrisi yaitu dengan mengimplementasi pertumbuhan
probiotik oleh prebiotik dalam saluran pencernaan sehingga metabolisme inang
tetap terjaga (Hamed, 2012).
Bakteri probiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri Bacillus sp.
D2.2. Bakteri Bacillus sp. D2.2 diisolasi dari tambak tradisional di Desa
Mulyosari, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur. Bakteri tersebut
merupakan isolat lokal yang dapat hidup pada kisaran salinitas 0 – 30 ppt
sehingga dapat diaplikasikan pada ikan air tawar maupun ikan air laut (Septiani,
2016). Prebiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar ungu.
Ekstrak tepung ubi jalar ungu menunjukkan nilai terbaik sebagai media tumbuh
bakteri Bacillus sp. D2.2 dibandingkan dengan ekstrak tepung ubi jalar putih dan
ubi jalar kuning (Arifin, 2017). Harpeni et al juga melaporkan bahwa sinbiotik
bakteri Bacillus sp. D2.2 dengan ekstrak tepung ubi jalar dapat meningkatkan
performa pertumbuhan dan menurunkan rasio konversi pakan pada udang
vaname.
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian
Budidaya Ikan Nila
Permintaan pasar tinggi sehingga pertumbuhan
perlu ditingkatkan
Aplikasi Sinbiotik
Pemanfaatan Bakteri Bacillus sp. D2.2 dan Ekstrak Tepung
Ubi Jalar sebagai Komoditas Lokal yang Murah dan Mudah
Diaplikasikan
Peningkatan Performa Pertumbuhan
5
1.5 Hipotesis
a. UJI ANOVA
H0 : Tidak ada pengaruh perbedaan kombinasi dosis probiotik dan prebiotik
dalam sinbiotik terhadap performa pertumbuhan ikan nila
H1 : Ada pengaruh perbedaan kombinasi dosis probiotik dan prebiotik
dalam sinbiotik terhadap performa pertumbuhan ikan nila
b. UJI Lanjut BNT
H0 : Tidak ada pengaruh perbedaan dosis probiotik dan prebiotik dalam
sinbiotik terhadap performa pertumbuhan ikan nila
H1 : Minimal ada satu perbedaan dosis probiotik dan prebiotik dalam
sinbiotikyang berpengaruh terhadap performa pertumbuhan ikan nila
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Nila
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang berasal dari
Afrika. Ikan nila termasuk kedalam famili Cichlidae (Boyd, 2004). Ikan nila
diintroduksi dari Afrika Timur tepatnya di Sungai Nil, danau Tangayika, dan
Kenya, yang kemudian dibawa ke Eropa, Amerika, Negara Timur Tengah, dan
Asia. Ikan nila merupakan ikan yang memiliki ukuran tubuh cukup besar yaitu
sekitar 200 – 400 gram. Ikan nila bersifat pemakan segala (omnivora) sehingga
dapat mengonsumsi makanan yang berasal dari hewan maupun tumbuhan, serta
memakan limbah-limbah organik (Amri & Khairun, 2003).
Umumnya ikan nila hidup di air tawar seperti sungai, waduk, rawa, danau, dan
irigasi, namun karena ikan nila memiliki kisaran toleransi salinitas yang cukup
luas sehingga dapat hidup di air payau dengan kisaran salinitas 20 – 25 ppt. Ikan
nila dapat hidup dengan kadar oksigen terlarut antara 2,0 – 2,5 mg/l. pH untuk
budidaya ikan nila umumnya berkisar antara 5 – 10, namun nilai pH optimum
untuk pertumbuhan ikan nila antara 6 – 9 (Setyo, 2006).
Klasifikasi ikan nila menurut Sugiarto (1998) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Percomorphi
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
7
Kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan nila yaitu protein,
karbohidrat, dan lemak. Agar pertumbuhannya optimum ikan nila membutuhkan
pakan yang cukup tinggi dari segi kualitas dan kuantitas. Kandungan nutrisi yang
kurang tepat dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan nila. Ikan nila memanfaatkan
protein sebagai sumber energi utama untuk pertumbuhan, namun pemberian
protein yang berlebih akan terbuang, sehingga menyebabkan kandungan amoniak
dalam perairan meningkat. Karbohidrat merupakan kelompok organik terbesar
yang terdapat pada tumbuhan. Karbohidrat merupakan salah satu komponen yang
berperan sebagai sumber energi bagi pertumbuhan ikan dan bersifat sparing effect
bagi protein. Karbohidrat juga mudah larut dalam air dan dapat dijadikan sebagai
perekat (binder) untuk memperbaiki stabilitas pakan. Karbohidrat dengan tingkat
kecernaan dan aktivitas enzim amilase yang tinggi akan meningkatkan daya cerna
ikan nila (Pascual, 2009).
2.2 Prebiotik
Pada umumnya prebiotik merupakan karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh
ikan. Berdasarkan tingkat polimerasenya karbohidrat dibagi menjadi tiga yaitu
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Oligosakarida merupakan
karbohidrat yang tidak dapat terhidrolisis dalam saluran pencernaan ikan, karena
mukosa pada usus tidak memiliki enzim pencernaan oligosakarida yaitu –
galaktosidase (Weese, 2002).
Oligosakarida merupakan gula yang terdiri dari 3 sampai 20 unit sakarida.
Oligosakarida merupakan senyawa yang terdiri dari susunan monosakarida seperti
glukosa, galaktosa, xylosa, dan fruktosa (Manning et al., 2004). Prebiotik dapat
meningkatkan kesehatan inang dan tidak diserap oleh epitel usus. Mekanisme
penghambatan patogen dapat dilakukan melalui dua cara yaitu langsung dan tidak
langsung. Penghambatan patogen secara langsung dilakukan dengan mem ‘blok’
reseptor tempat melekatnya patogen pada mukosa usus. Sedangkan penghambatan
patogen secara tidak langsung yaitu dengan menstimulasi pertumbuhan miklofora
probiotik (Rastall, 2005). Penambahan prebiotik dalam pakan akan menstimulasi
pertumbuhan mikroflora normal di dalam saluran pencernaan ikan. Prebiotik
menjadi sumber energi bagi pertumbuhan probiotik.
8
Prebiotik merupakan karbohidrat yang berasal dari ubi-ubian. Prebiotik yang
dimaksud bukan merupakan organisme maupun obat (FAO, 2007). Prebiotik yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu ubi jalar ungu. Oligosakarida yang tedapat
dalam ubi jalar ungu merupakan karbohidrat yang bermanfaat untuk pertumbuhan
bakteri probiotik (Haydersah et al., 2012).
2.3 Probiotik
Probiotik merupakan mikroba yang memberikan keuntungan pada inangnya jika
diberikan dalam porsi yang tepat. Probitoik dapat meningkatkan kesehatan dan
imunitas inang sehingga inang dapat tumbuh dengan baik (Verschuere et al.,
2000). Induksi mukosa pada permukaan usus dapat memberikan rangsangan
sistem imun. Glukan yang terdapat dalam dinding sel bakteri dapat merangsang
aktivitas makrofag, kemudian makrofag akan membentuk interleukin sehingga
menyebabkan aktivitas polimerase sel limfosit mengalami peningkatan. Selain itu,
glukan juga akan merangsang makrofag untuk memproduksi lebih banyak
lisozim.
Cara kerja probiotik dalam saluran pencernaan yaitu meliputi: 1). Kompetisi
nutrisi dalam pengambilan substrat untuk pertumbuhan bakteri probiotik, 2).
Biokonversi yaitu gula dijadikan sebagai produk fermentasi yang dapat
menghambat patogen, 3). Dapat menghasilkan produk substrat yaitu EPS atau
vitamin, 4). Penghambatan secara langsung oleh bakteri probiotik terhadap bakteri
patogen yaitu dengan cara memfermentasi inulin yang akan menghasilkan asam
lemak rantai pendek dan membuat suasana menjadi asam sehingga bakteri
patogen kesulitan untuk tumbuh, 5). Kompetisi secara langsung antara bakteri
probiotik dengan bakteri patogen di dalam mukosa usus, 6). Peningkatan
pertahanan oleh bakteri probiotik yaitu dengan memblok mukosa usus, 7).
Pengurangan inflamasi akibat bakteri patogen, sehingga probiotik membentuk
kolonisasi yang rapat, 8). Dapat menstimulasi sistem imun spesifik dengan
mekanisme yang belum diketahui (Gambar 2) (Delgado, 2011).
9
Gambar 2. Cara Kerja Probiotik dalam Saluran Pencernaan (Delgado 2011)
Probiotik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bakteri Bacillus sp. D2.2.
Mariska (2013) telah menemukam isolat bakteri biokontrol dengan kode D2.2
yang sampelnya diambil dari tambak tradisional di Desa Mulyosari, Kecamatan
Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur. Aji (2014) melakukan proses identifikasi
isolat bakteri D2.2 tersebut menggunakan gen 16S rDNA dan menunjukkan hasil
kekerabatan sangat dekat dengan bakteri Bacillus sp. yaitu dengan tingkat
homologi mencapai 97%. Bakteri Bacillus sp. D2.2 termasuk ke dalam bakteri
gram positif dan berbentuk batang. Bakteri ini bisa bersifat aerob obligat atau
fakultatif anaerob (bisa bertahan pada kondisi aerob dan anaerob), biasanya motil,
bersifat katalase dan oksidase positif. Isolat bakteri Bacillus sp. D2.2 dapat
menekan pertumbuhan bakteri V.harveyi, Stapylococcus aureus dan Aeromonas
hydrophila secara in vitro (Aji, 2014). Hardiani (2014) juga melaporkan bahwa
bakteri Bacillus sp. D2.2 mampu menghambat pertumbuhan bakteri V. Harveyi
pada udang vaname yang diuji secara in vivo.
2.4 Sinbiotik
Sinbiotik adalah gabungan antara prebiotik dan probiotik. Kedua komponen
tersebut saling berkaitan antar satu dengan lainnya, prebiotik adalah sumber
nutrisi bagi pertumbuhan probiotik di dalam mukosa usus (Hamed et al., 2012).
10
Sinbiotik mempengaruhi inang dengan cara memberikan sumplemen kepada
probiotik melalui suplemen makanan dalam saluran pencernaan yang secara
selektif mampu merangsang pertumbuhan dan mengaktifkan metabolisme bakteri
yang meningkatkan kesehatan inang (Cerezuela et al., 2011). Telah dilakukan uji
sinbiotik komersial jenis Biomin IMBO pada larva ikan Texascichlid (Herichthys
cyanoguttatus) dan memberikan hasil yang signifikan dari beberapa parameter
pertumbuhan seperti FCR, SGR, dan SR (Salar et al., 2012).
Harpeni et al., (2017) menyatakan bahwa sinbiotik antara bakteri Bacillus sp.
D2.2 dengan ubi jalar dapat meningkatkan performa pertumbuhan pada udang
vaname yaitu mencapai 20 gram dengan laju pertumbuhan 3 gram per minggu
dengan padat tebar 100 ekor/m2
. Sinbiotik antara bakteri Bacillus sp. D2.2 juga
dapat menurunkan rasio konversi pakan pada udang vaname. Prebiotik tidak
memberikan efek positif terhadap rasio konversi pakan tanpa adanya pemberian
bakteri Bacillus sp. D2.2.
2.5 Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak adalah laju pertumbuhan total ikan. Pertumbuhan
mutlak juga merupakan jumlah kenaikan dari sebuah variabel spesifik dalam
kurun waktu tertentu. Berat mutlak sangat berpengaruh terhadap pemeliharaan
dan nilai jual ikan. Agustin et al., (2014) melaporkan bahwa pertumbuhan bobot
pada ikan gabus meningkat dengan adanya penambahan dosis probiotik.
Penambahan bobot tersebut diduga karena peran probiotik dalam membantu
mencerna dan menyerap makanan. Pemberian probiotik dengan dosis optimal
mampu memperbaiki mutu pakan sehingga meningkatkan kecernaan pakan dan
akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan (Mansyur & Tengko, 2008).
2.6 Laju Pertumbuhan Harian
Pertumbuhan merupakan proses biologi yang kompleks yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Namun menurut istilah sederhana pertumbuhan merupakan
panjang dalam satuan waktu atau pertumbuhan berat (Effendi, 2004).
Wahyuningsih & Alexander (2006) melaporkan bahwa laju anabolisme akan
11
melebihi laju katabolisme dalam proses pertumbuhan. Average Daily Growth
(ADG) dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
yang mempengaruhi ADG yaitu oksigen terlarut, suhu, amonia, kompetisi dan
makanan. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi ADG yaitu gen dan
umur.
Laju pertumbuhan harian dihitung menggunakan rumus Zonneveld (1991):
ADG =
Keterangan : ADG = Laju pertumbuhan harian
Wo = Berat hewan uji pada awal penelitian (g)
Wt = Berat hewan uji pada akhir penelitian (g)
t = Lama penelitian (hari)
Sudiarto et al.,(2014) melaporkan bahwa penambahan prebiotik dalam pakan
pada ikan nila menghasilkan nilai aktivitas retensi lemak dan protein lebih tinggi
dibandingkan perlakuan kontrol dan berkorelasi positif dengan nilai ADG. Hal ini
berarti ikan mampu memanfaatkan nutrien dalam pakan menjadi nutrien dalam
tubuh dan mengkonversi nutrien tersebut di dalam tubuh.
2.7 Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup akan menentukan keberhasilan suatu budidaya ikan.
Kelangsungan hidup ikan nila ditentukan oleh kualitas induk, kualitas telur,
kualitas air, dan perbandingan antara jumlah pakan serta padat tebar selama proses
budidaya (Effendi, 2004). Kafuku (1983) melaporkan bahwa padat tebar yang
tinggi dapat menurunkan tingkat kelangsungan hidup organisme budidaya hal ini
karena adanya persaingan oksigen, ruang gerak, makanan sehingga organisme
sulit bertahan hidup dan menyebabkan kematian pada ikan budidaya. Rata-rata
nilai tingkat kelangsungan hidup ikan berkisar antara 73,5 – 86,0 %. Faktor lain
yang mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup ikan yaitu suhu, pH, dan oksigen
terlarut (DO).
12
2.8 Rasio Konversi Pakan
Rasio konversi pakan adalah jumlah berat pakan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bobot ikan sebanyak 20 – 25%, selebihnya digunakan untuk energi,
dan sisa nya tidak dapat dicerna atau menjadi limbah. Untuk memperoleh rasio
konversi pakan yang rendah maka metode pemberian pakan harus disesuaikan
dengan jenis ikan dan bentuk pakan. Selain itu rasio konversi pakan juga
dipengaruhi oleh jumlah gizi, bobot, dan umur ikan (Mujiman, 2014). Semakin
rendah nilai konversi pakan, maka akan semakin sedikit jumlah pakan yang
dibutuhkan untuk menambah bobot ikan. Tinggi rendahnya nilai konversi pakan
sangat dipengaruhi oleh kualitas dan jumlah pakan, spesies ikan, ukuran ikan, dan
kualitas air (Pascual, 2009).
Nilai konversi pakan sangat dipengaruhi oleh kecernaan pakan dalam saluran
pencernaan ikan. Saluran pencernaan ikan mengandung bakteri yang dapat
mempercepat kecernaan pakan. Pemberian probiotik dengan komposisi yang tepat
dapat menstimulasi pertumbuhan mikroorganisme dalam saluran pencernaan
sehingga pakan lebih mudah dicerna (Samadi, 2007).
2.9 Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam proses
budidaya ikan nila. Kualitas air yang rendah akan menyebabkan ikan mudah
terserang penyakit, laju pertumbuhan ikan terhambat, terganggunya proses
reproduksi, dan menyebabkan kematian ikan. Parameter kualitas air terbagi
menjadi tiga yaitu parameter fisika, kimia, dan biologi. Parameter fisika meliputi
suhu, kecerahan, kekeruhan, dan warna air. Parameter kimia air meliputi oksigen
terlarut (DO), derajat keasaman (pH), karbondioksida, amoniak, salinitas, dan
alkalinitas. Parameter biologi meliputi plankton, bentos, dan tanaman air. Namun
parameter kualitas airyang biasa diamati dalam proses budidaya ikan nila meliputi
suhu, salinitas, oksigen terlarut (DO), dan pH. Kualitas air sangat berpengaruh
terhadap pengelolaan, perkembangan, dan kelangsungan hidup ikan. Kualitas air
yang dianggap baik untuk kelulushidupan ikan nila menurut SNI 7550 (2009)
dapat dilihat dalam Tabel 1.
13
Tabel 1. Kualitas Air untuk Budidaya Ikan Nila
No. Parameter Nilai Optimum
1. Suhu 25 - 32°C
2. pH 6,5 – 8,5
3. Oksigen terlarut > 3 mg/l
4. TAN < 0,02 mg/l
5. Kecerahan 30 – 40 cm
Kualitas air yang baik dalam budidaya ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh
dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak atau limbah pabrik.
Kekeruhan air yang disebabkan oleh limbah organik akan menyebabkan
pertumbuan ikan menjadi lambat. Berbeda dengan kekeruhan air yang disebabkan
oleh adanya fitoplankton. Air yang mengandung banyak fitoplankton dapat
berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan. Kekeruhan air akibat tingginya
fitoplankton juga harus dikontrol agar tidak menyebabkan keracunan pada ikan.
Nilai derajat keasaman (pH) ikan nila berkisar antara 6,5 - 8,5. Sedangkan suhu
optimal untuk pertumbuhan ikan nila berkisar antara 25 – 30°C.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Maret 2018 di Laboratorium
Budidaya Perikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium ukuran 50x40x40 cm,
bak ukuran 50 liter, autoklaf, spektrofotometer, cawan petri, kain kassa,
erlenmeyer, rak tabung reaksi, tabung reaksi, kapas, botol sampel, aerator,
sentrifuse, jarum ose, alumunium foil, bunsen, shaker, pH meter, DO meter,
mikropipet, spatula, pipet tetes, dan cuvet.
Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan nila ukuran
13,00± 0,48 g, isolat bakteri Bacillus sp. D2.2 , ubi jalar ungu (Ipomoea batatas),
media SWC, pakan, air laut, kuning telur, kaporit Ca(OCl)2, alkohol 70%.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)
faktorial. Perlakuan sinbiotik yang digunakan mengacu pada penelitian
sebelumnya yaitu dengan mengkombinasikan dosis probiotik 4ml/100 g pakan,
6ml/100 g pakan, dan 8ml/100 g pakan dengan dosis prebiotik 4ml/100 g pakan
dan 6ml/100 g pakan.
Perlakuan A: Pakan komersil sebagai kontrol
Perlakuan B: Penambahan prebiotik 4 ml/100 g pakan dan probiotik 4
ml/100 g pakan dengan binder 2 ml/100 g pakan
15
Perlakuan C: Penambahan prebiotik 4 ml/100 g pakan dan probiotik 6
ml/100 g pakan dengan binder 2 ml/100 g pakan
Perlakuan D: Penambahan prebiotik 4 ml/100 g pakan dan probiotik 8
ml/100 g pakan dengan binder 2 ml/100 g pakan
Perlakuan E: Penambahan prebiotik 6 ml/100 g pakan dan probiotik 4
ml/100 g pakan dengan binder 2 ml/100 g pakan
Perlakuan F: Penambahan prebiotik 6 ml/100 g pakan dan probiotik 6
ml/100 g pakan dengan binder 2 ml/100 g pakan
Perlakuan G: Penambahan prebiotik 6 ml/100 g pakan dan probiotik 8
ml/100 g pakan dengan binder 2 ml/100 g pakan
Penempatan kombinasi tersebut diletakan secara acak (Gambar 3).
Keterangan :
Yij : Nilai pengamatan dari pemberian probiotik dengan konsentrasi yang
berbeda ke-i terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila pada
ulangan ke-j
µ : Rataan umum atau nilai tengah pengamatan
Σσi : Pengaruh pemberian probiotik ke-i
∑ij : Galat percobaan pemberian probiotik ke-i dan ulangan ke-j
Yij = µ + σi + ∑ ij
16
Gambar 3. Desain perlakuan sinbiotik secara acak
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Persiapan Probiotik
Probiotik yang digunakan adalah bakteri Bacillus sp. D2.2. Persiapan probiotik
dimulai dengan optimasi salinitas yang bertujuan untuk menumbuhkan bakteri
Bacillus sp. D2.2 pada salinitas 0 ppt. Optimasi salinitas dimulai dengan
menumbuhkan bakteri Bacillus sp. D2.2 dari media SWC padat ke dalam media
SWC cair dengan perbandingan 50% air laut dan 50% air tawar (5 g
bactopeptone, 1 g yeast extract, 3 ml gliserol, 15 g agar, 500 ml air laut, dan 500
ml akuades). Setelah tumbuh bakteri dikultur ulang menggunakan media ekstrak
tepung ubi jalar dengan perbandingan air laut 25% dan air tawar 75% setelah
tumbuh bakteri diisolasi kembali ke dalam media ekstrak tepung ubi jalar dengan
perbandingan 0% air laut dan 100% air tawar. Kemudian diinkubasi selama 24
jam dan diamati pertumbuhannya tiap 12 jam sekali kemudian dihitung
kepadatannya hingga 108
CFU/ml menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 625 nm.
Optimasi salinitas dilakukan karena bakteri Bacillus sp. D2.2 merupakan bakteri
air laut yang dapat hidup hingga salinitas 0 ppt (Septiani, 2016). Selain itu
optimasi salinitas juga dilakukan karena bakteri Bacillus sp. D2.2 akan
A2
A1 B1
G3 D2 C2 D3 G1 F3
E2 D1 G2
B2 B3 E1 C3
E3 C1
F1
A3
F2
17
diaplikasikan pada ikan air tawar, sehingga harus dilakukan optimasi agar bakteri
tersebut ketika diaplikasikan pada ikan nila dapat bekerja secara optimum.
3.4.2 Persiapan Prebiotik
Prebiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar ungu. Pembuatan
tepung ubi jalar mengacu pada penelitian Harpeni et al., (2016). Ubi jalar ungu
dicuci hingga bersih kemudian dikupas. Ubi jalar bersih direndam dengan air
selama 10 menit agar kadar oksalat menurun. Setelah itu dipotong ubi tersebut
menjadi empat bagian dan dikukus selama 30 menit. Setelah dikukus kemudian
diiris tipis-tipis. Irisan tipis ubi jalar dioven pada suhu 55ºC selama 5 jam hingga
irisan ubi tersebut dapat dipatahkan. Setelah kering irisan ubi tersebut diblender
hingga berbentuk seperti tepung. Setelah berbentuk tepung kemudian diayak.
Hasil ayakan tersebut dicampur dengan air dengan perbandingan 1:1 kemudian
dikukus selama 30 menit dan di oven kembali dengan suhu 55ºC sampai tepung
benar-benar kering kemudian digiling dan diayak kembali.
Proses ekstraksi tepung ubi jalar dilakukan dengan mencampurkan 5 g tepung ubi
jalar ke dalam 40 ml air mendidih. Kemudian ekstrak dipertahankan pada suhu
85±2ºC dengan diaduk terus menerus selama 10 menit. Setelah itu disaring
dengan menggunakan kertas saring dan didapatkan ekstrak tepuung ubi jalar
(Harpeni et al., 2016).
3.4.3 Persiapan Pakan Uji
Pakan yang diberikan dalam proses pemeliharaan ikan nila yaitu pakan komersil
dengan kadar protein 30%. Rata-rata pakan (FR) yang diberikan yaitu 5%. Pakan
yang akan diberikan dicampur dengan prebiotik dan probiotik yang ditambah
kuning telur sebanyak 2 ml/100 g pakan sebagai perekat (binder). Setelah
tercampur kemudian dikeringkan dalam suhu ruang, setelah kering pakan dapat
diberikan ke ikan uji.
18
3.4.4 Persiapan Wadah Uji
Wadah yang akan digunakan adalah akuarium ukuran 50x40x40 cm dengan
volume 50 L sebanyak 21 buah. Sebelum digunakan akuarium tersebut dicuci
terlebih dahulu, kemudian didesinfektan dengan kaporit 30 ppm, lalu dibilas
hingga bersih (Farouq, 2011). Setelah bersih akuarium diisi air yang berasal dari
bak tandon kemudian diberi aerasi.
3.4.5 Persiapan Ikan Uji
Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila merah dengan bobot 13,00 ± 0,48 g
(Farouq, 2011). Ikan dipelihara dengan padat tebar 10 ekor/akuarium. Sebelum
dipelihara ikan tersebut diaklimatisasi terlebih dahulu selama 7 hari, kemudian
ikan dipelihara selama 60 hari dengan diberi perlakuan sinbiotik.
3.4.6 Pemeliharaan
Ikan nila berukuran 13,00±0,48 g dipelihara dalam akuarium berukuran 50x40x40
cm dengan padat tebar 10 ekor/akuarium. Ikan nila dipelihara selama 60 hari
dengan perlakuan sinbiotik yang diberikan melalui pakan. Jumlah pakan yang
diberikan adalah 5% dari total biomasa ikan per hari dengan frekuensi pemberian
pakan tiga kali sehari, yaitu pada pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB. Untuk
menjaga kualitas air, akuarium disifon dan dilakukan pergantian air setiap tiga
hari sekali sebanyak 60% dari total volume akuarium (Farouq, 2011).
3.4.7 Parameter yang Diamati
Parameter yang diamati yaitu pertumbuhan berat mutlak, tingkat kelangsungan
hidup (SR), laju pertumbuhan harian (ADG), rasio konversi pakan (FCR), retensi
protein (RP), perhitungan bakteri di dalam usus ikan dan kualitas air. Parameter
pertumbuhan diawali dengan aklimatisasi sealama 7 hari. Kemudian diberi
perlakuan sinbiotik dari hari ke-1 hingga hari ke-60. Parameter pertumbuhan
diukur setiap 10 hari sekali dan kualitas air diukur pada awal, tengah dan akhir
penelitian (Ali, 2015). Pertumbuhan bobot diukur menggunakan timbangan digital
dengan ketelitian 0,1 gram.
19
3.4.7.1 Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak ikan diukur dengan menggunakan rumus Effendie
(1997), yaitu:
Wm = Wt – Wo
Keterangan : Wm = Pertumbuhan berat mutlak (g)
Wt = Berat rata-rata akhir (g)
Wo = Berat rata-rata awal (g)
3.4.7.2 Laju Pertumbuhan Harian
Sedangkan pertumbuan harian mengacu pada Zonneveld (1991) yaitu sebagai
berikut:
ADG =
Keterangan : ADG = Laju pertumbuhan harian (g/hari)
Wo = Berat rata-rata hewan uji pada awal penelitian (g)
Wt = Berat rata-rata hewan uji pada akhir penelitian (g)
t = Lama penelitian (hari)
3.4.7.3 Tingkat Kelangsungan Hidup
Pengukuran Tingkat kelulushidupan (SR) mengacu pada pendapat (Zonneveld et
al., 1991) yaitu :
SR =
Keterangan : SR = Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah individu pada akhir penelitian (ekor)
No = Jumlah individu pada awal penelitian (ekor)
20
3.4.7.4 Rasio Konversi Pakan
FCR dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh (Zonneveld et al.,
1991) yaitu :
Keterangan : FCR = Feed conversion Ratio
F = Jumlah pakan yang dikonsumsi selama pemeliharaan (g)
Wt = Biomassa akhir (g)
Wo = Biomassa awal (g)
3.4.7.5 Retensi Protein
Retensi protein dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh
(Takeuchi, 1988)
Keterangan :
RP = Retensi Protein (%)
F = Kandungan protein tubuh pada akhir pemeliharaan (g)
I = Kandungan protein pada awal pemeliharaan (g)
P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (g)
3.4.7.6 Jumlah Bakteri di Usus Ikan Uji
Sampel bakteri diambil dari usus ikan uji yaitu dengan membedah isi perut ikan
kemudian usus dipotong-potong hingga halus dan dimasukkan ke dalam tabung
mikrotube sebanyak 1 ml . Setelah itu menyiapkan sebanyak 5 tabung mikrotube
1 ml untuk seri pengenceran. Tabung tersebut berisi larutaan fisiologis sebanyak
0,9 ml. Pengenceran dimulai dengan mengambil 0,1 ml sampel bakteri
menggunakan mikropipet kemudian dimasukkan ke dalam tabung mikrotube
pertama, dan seterusnya hingga pengenceran ke-5. Setelah itu diambil sebanyak
0,1 ml sampel bakteri dari tabung pengenceran ke-5 dan dimasukkan ke dalam
RP =
x 100%
21
media SWC padat (Afzriansyah, 2014). Kemudian diratakan menggunakan oce
hingga benar-benar kering untuk menghindari kontaminasi. Setelah kering cawan
petri ditutup dengan cling wrap kemudian diinkubasi terbalik selama 24 jam.
Kemudian dicatat jumlah koloni bakteri yang tumbuh dan dihitung menggunakan
rumus (Fardiaz, 1989):
Jumlah sel bakteri (CFU/ml) = Koloni x
x
3.4.8 Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian yaitu: suhu, pH, dan DO.
Pengukuran dilakukan pada awal, tengah, dan akhir penelitian yaitu pada pagi,
siang, dan sore hari. Suhu diukur menggunakan termometer, pH diukur dengan
menggunakan pH paper, dan DO diukur menggunakan DO kit.
3.4.9Analisis Data
Pengaruh perlakuan seperti pertumbuhan berat mutlak, ADG, SR, FCR, dan
retensi protein dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila
hasil uji antar perlakuan berbeda nyata maka akan dilakukan uji lanjut Beda Nyata
Terkecil (BNT) dengan tingkat kepercayaan 95% (Steel & Torrie, 2001).
Selanjutnya pengamatan jumlah bakteri dilakukan dengan menggunakan metode
hitung cawan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakuka, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Sinbiotik terbukti efektif dalam meningkatkan performa pertumbuhan ikan
nila yaitu mampu meningkatkan pertumbuhan berat mutlak, laju pertumbuhan
harian (ADG), rasio konversi pakan (FCR), retensi protein, dan populasi
bakteri di dalam usus ikan nila.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan E dosis (prebiotik 6 ml/100 g
pakan + probiotik 4 ml/100 g pakan + binder 2 ml/100 g pakan) merupakan
dosis yang paling efektif dalam aplikasi sinbiotik melalui pakan pada ikan nila
dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
5.2 Saran
Aplikasi sinbiotik pada ikan nila sangat perlu dilakukan dalam lingkungan terbuka
(Outdoor) sehingga dapat diketahui hasil yang sejalan baik di dalam akuarium
maupun di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Afzriansyah. 2014. Aplikasi Prebiotik untuk Meningkatkan Nilai Kecernaan
Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Perikanan dan Kelautan,
4, 235-242.
Agustin, A., Sasanti, A. D., & Yulisman. (2014). Konversi Pakan, Laju
Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan Populasi Bakteri Benih Ikan
Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan dengan Penambahan Probiotik.
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2, 55 – 66.
Aji, M. B. (2014). Aktivitas Senyawa Antimikroba dari Bakteri Biokontrol D2.2
terhadap Bakteri pada Udang dan Ikan secara In Vitro. Skripsi. Universitas
Lampung. Lampung.
Amri & Khairun. (2003). Budidaya Ikan Nila secara Intensif. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Armiah, J. (2010). Pemanfaatan Fermentasi Ampas Tahu dalam Pakan terhadap
Pertumbuhan Benih Ikan Selais (Ompok hypopyhalmus). Skripsi. Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kalautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Boyd, C. E. (2004). Farm Level Issues in Aquaculture Certification: Tilapia.
WWF-US. Auburn, Alabama.
Cerezuela, R., Meseguer, J., & Esteban, M. A. (2011). Current Knowledge in
Synbiotic Use for Fish Aquaculture: A Review. J Aquac Res Development
S1:008.doi:10.4172/2155-9546.S1- 008.
Delgado, G. T. C., Tamashiro, Wirla, M., Silva, C., Marostica, J. M. R.,
Moreno,Y. M. F., & Pastore, G. M. (2011). The putative effects of
prebiotics asimmunomo dulatory agents. Food Research International,44,
3167-3173.
36
Dwiari, S. R. (2008). Pengujian Potensi Prebiotik Ubi Garut dan Ubi Jalar serta
Hasil Olahannya (Cookies dan Sweet Potato Flakes). Tesis. IPB. Bogor
Effendi, I. (2004). Pengantar Akuakultur. Depok : Penebar Swadaya.
Effendie, M. I. (1997). Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama.
Yogyakarta: 92-132 hlm.
Fadri, S. 2016. Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan Daya Cerna Pakan Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) yang Mengandung Tepung Daun Jaloh (Salix
tetrasperma Roxb) dengan Penambahan Probiotik Em-4. Jurnal Ilmiah
Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 2, 210 -221.
Fardiaz, S. (1989). Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan
Gizi. IPB. Bogor.
Farouq, A. (2011). Aplikasi Probiotik, Prebiotik, dan Sinbiotik dalam Pakan untuk
Meningkatkan Respon Imun dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila
Oreochromis niloticus yang Diinfeksi Streptococcus agalactiae. Skripsi.
IPB. Bogor.
Food Agriculture Organization of the United Nations. (2007). FAO Technical
Meeting on Prebiotics. www.fao.org/ag/agn/agns/indexen.stm. Diakses
tanggal [30 Oktober 2017].
Ali, M., Santoso, L., Fransiska, D. (2015). Pengaruh Subtitusi Tepung ikan
dengan Tepung Kepala Ikan Teri terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Gift
(Oreochromis sp.). Maspari Journal, 7, 63-70.
Hamed, N., Susan, J., & Reza, I. (2012). Effect of synbiotics (Biomin imbo) on
Fecundity and Reproductive Factors of Zebrafish (Danio rerio). World
Journal of Fish and Marine Sciences,4, 65-67.
Hardiani, S. (2014). Uji Patogenisitas dan Studi In Vivo Bakteri Biokontrol
Bacillus sp. D.2.2 terhadap Vibrio alginolyticus pada Pemeliharaan Udang
Vaname (Litopenaeus vanname). Skripsi. Unila. Lampung.
Harpeni, E., Santoso, L., & Arifin, M. Z. (2016). Efektivitas ekstrak tepung ubi
jalar sebagai media teknis bakteri probiotik. Dalam: Peran Penelitian Ilmu
Dasar dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan. Prosiding Seminar
Nasional MIPA. Universitas Padjajaran. Bandung. Pp. 127 – 130.
Harpeni, E., Santoso, L., Supono, Wardiyanto, Widodo, A., & Yolanda, L. (2017).
Effects of Dietary Probiotic Bacillus sp. D2.2 and Prebiotik Sweet Potato
Extract on Growth Performance and Resistance to Vibrio harveyi in
Pacific White Shirmp Litopenaeus vannamei. Journal Aquacultura
Indonesiana, 18, 55-61
37
Haydersah, J., Chevallier, I., Rochette, C., Morquet-Rivier, C., Picq, T.,
Marianne-Pepin, C., Icard-Verniere, C., J-P., & Guyot, J. P. (2012).
Fermentation by amylolytic lactic acid bacteria and consequences for
starch digestibility of plantain, breadfruit, and sweet potato flours. Journal
of Food Science, 77, 466 - 472.
Kafuku, T. (1983). Modern Methods of Aquaculture Tilapia in Japan. Kodansha
Ltd. Tokyo. 45-46.
Khairuman & Amri, K. (2008). Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Jakarta:
Agromedia Pustaka.
KKP. (2016). Laporan Kinerja (LKj). Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Jakarta.
Listyanti, A. F. (2011). Aplikasi Sinbiotik melalui Pakan pada Ikan Nila Merah
(Oreochromis niloticus) yang Diinfeksi (Streptococcus agalactiae).
Skripsi. IPB. Bogor.
Mahyuddin, K. (2008). Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Manning, T. S., Rastall, R., & Gibson, G. (2004). Prebiotics and Lactic Acid
Bacteria.Didalam:oSalminenoS,WrightAV,oOuwehandoA,editor.oLactico
Acid Bacteria.oNewoYork:oMarceloDekkerooInc,407-418.
Mansyur. A & A. M. Tangko. (2008). Probiotik: Pemanfaatan untuk Makanan
Ikan Berkualitas Rendah. Media Akuakultur, 2, 145-149.
Mariska, D. C. (2013). Penapisan Kandidat Bakteri Biokontrol dari Perairan
Tambak Udang Tradisional terhadap Bakteri Vibrio harveyi. Skripsi.
Universitas Lampung. Lampung.
Mujiman, A. & Suyanto, R. (2014). Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Olusola, S. E.& Nwanna, L.C.(2014). Growth Performance of Nile Tilapia
(Oreochromis niloticus) Fed Processed Soybean Meal Based Diets
Supplemented With Phytase. International Journal of Aquaculture, 4, 48-
54.
Pascual, S. (2009). Nutrition and feeding of fish. Van nostrand Reinhold, 11-91,
New York.
Pradana, Y. E., Srihewanto, C., Yunita, E., Suja’i, I. (2017). Growth of Nile
Tilapia (Oreochromis niloticus) Fry Fed with Coconut Testa-Cassava
38
Bagasse Mixed Substrate Fermented by Rhizopus oryzae. Journal
Biotecnologi & Biosains Indonesia,4, 1-9.
Putra, A. N. (2010). Kajian Probiotik, Prebiotik, dan Sinbiotik untuk
Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Tesis. IPB. Bogor.
Putra, A. N & Widanarni. (2015). Screening of amylolytic bacteria as candidates
of probiotics in tilapia (Oreochromis sp.). Research Journal of
Microbiology, 10, 1-13.
Putra, A. N., Utomo, N. B., & Widanarni. (2015). Growth Performance of Tilapia
(Orechromis niloticus) Fed with Probiotic, Prebiotic, and Synbiotic in
Diet. Pakistan Journal of Nutrition, 14, 263-268.
Rastall, R. A. (2005). Mini Review: Modulation of The Microbial Ecology of The
Human Colon by Prebiotics, Prebiotics and Synbiotics to Enhance Human
Health: An Overview of Enabling Science and Potential Applications.
FEMS MicrobiologyoEcology,o52, 145-152.
Ringo, E., Olsen, R. E., Gifstad, T. O., Dalmo, R. A., Amlund, H., & Hemre, G. I.
(2010). Prebiotics in aquaculture: a review. Aquaculture Nutrition, 16,
117-136.
Sakeru, A. C. P. (2015). Aplikasi Mikrokapsul Sinbiotik dengan Dosis Berbeda
melalui Pakan pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Skripsi.
IPB. Bogor
Salar, M., Michael, H., Mohammad, F. V., Azam, S. H. Z., Fakhrie, S. M., Seyes,
A. H. (2012). Effect of Synbiotic (Biomin imbo) on growth Performance
and Survival Rate of Texas Cichild (Herichthys cyanoguttatus) Larvae.
Global Veterinaria,o9, 358-361.
Samadi. (2007). Probiotik Pengganti Antibiotik dalam Pakan Ternak. PPI
Goettingen, Jerman.
Saputra, D. A. (2014). Studi Pemberian Sinbiotik dengan Dosis Probiotik Berbeda
untuk Pencegahan Penyakit Vibriosis pada Ikan Kerapu Bebek
(Cromileptes altivelis). Tesis. IPB. Bogor.
Sari, N. A. (2012). Pemberian sinbiotik dengan dosis berbeda untuk meningkatkan
kinerja pertumbuhan dan sistem imun benih ikan patin (Pangasius sp.).
Skripsi. IPB. Bogor.
39
Septiani, D. R. (2016). Uji Kinetika dan Aktivitas Antibakteri dari Bakteri
Biokontrol D2.2 pada Salinitas dan pH yang Berbeda. Skripsi. Universitas
Lampung. Lampung.
Setiawati, J. E. (2013). Pengaruh Penambahan Probiotik pada Pakan dengan Dosis
Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Patin (Pangasius
pangasius). Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.
Setyo, B. P. (2006). Efek Konsentrasi Cromium dan Salinitas Berbeda Terhadap
Efisiensi Pemanfaatan Pakan Untuk Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Standar Nasional Indonesia (SNI). (2009). Produksi Ikan Nila (Oreochromis
niloticus Bleeker) Kelas Pembesaran di Kolam Air Tenang. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional, SNI : 7550:2009
Steel, G. D. & J. H. Torrie. (2001). Principles and Procedure of Statistics. A
Biometrical Approach, Mc Graw-Hill Inc. New York.
Sudiarto, A. J., Mustahal, & Putra, A. N. (2014). Aplikasi Prebiotik pada Pakan
Komersial untuk Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Jurnal Perikanan dan Kelautan, 4, 229-234.
Sukenda, Nuryati, S., & Sari, I.R. (2015). Pemberian Meniran Phyllanthus neruri
untuk Pencegahan Infeksi IMNV (Infectious Myonecrosis Virus) pada
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Jurnal Akuakultur Indonesia, 10,
192-202.
Sumiarti, H. (2000). Pengaruh Antibiotik Neomycin terhadap Sintasan Ikan Nila
Gift dalam Menanggulangi Streptococciasis. Skripsi. Unpad. Bandung.
Supriyanto. (2010). Pengaruh Pemberian Probiotik dalam Pelet terhadap
Pertumbuhan Lele Sangkuriang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Semarang.
Takeuchi. (1988). Laboratory Work-Chemical Evaluation of Dietary Nutriens.
P.179-233, in Watanabe (Ed) Fish Nutrition and Mariculture. Kanagawa
International Fisheries Training. Japan International Cooperation Agency
(JICA), Japan.
Verschure, L., Rombaut, G., Sorgeloos, P., & Verstraete, W. (2000). Probiotic
Bacteria as Biological Control Agents in Aquaculture. Microbiological
and Molecular Biology,o64, 655 - 671.
Wahyuningsih, H. & Alexander, B. (2006) . Buku Ajar Ikhtiologi. Universitas
Sumatera Utara.
40
Wang, Jian-Zhong H. (2007). The Role of Probiotic Cell Wall Hydrophobicity in
BioremediationoofoAquaculture.oAquaculture,o269, 349 - 354.
Weese, J. S. (2002). Probiotics, Prebiotics, and Synbiotics. J. Of Equine
Veterinary Science,o22,o357 - 360.
Zonneveld, N. E., A. Huinsman, & J. H. Boon. (1991). Prinsip-Prinsip Budaya
Ikan. Jakarta: Graamedia Pustaka Utama.