efektivitas art therapy dalam mengurangi …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/kian anak kel. 1 rsdm...

60
EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI KECEMASAN PADA REMAJA PASIEN LEUKEMIA DI RUANG MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIAN) Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Program Profesi Ners Disusun Oleh : KELOMPOK 1 RSDM 1. Aprilia Ade Herviana SN191012 2. Ayu Setiyawati SN191021 3. Dinda Ayu Wulandari SN191033 4. Febriani Martanti SN191052 5. Haryanto SN191061 6. Ike Wulandari SN191067 7. Intan Indah Bagastri SN191072 8. Neni Budi Purwaningsih SN191104 9. Nita Adenansi SN191110 10. Wirani Intan Saputri SN191177 PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2019/2020

Upload: others

Post on 19-Dec-2020

32 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

i

EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI

KECEMASAN PADA REMAJA PASIEN LEUKEMIA

DI RUANG MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIAN)

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Program Profesi Ners

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1 RSDM

1. Aprilia Ade Herviana SN191012

2. Ayu Setiyawati SN191021

3. Dinda Ayu Wulandari SN191033

4. Febriani Martanti SN191052

5. Haryanto SN191061

6. Ike Wulandari SN191067

7. Intan Indah Bagastri SN191072

8. Neni Budi Purwaningsih SN191104

9. Nita Adenansi SN191110

10. Wirani Intan Saputri SN191177

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN 2019/2020

Page 2: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa

Karya Ilmiah Akhir Ners yang berjudul :

“Efektivitas Art Therapy Dalam Mengurangi Kecemasan Pada Remaja Pasien

Leukemia Di Ruang Melati II RSUD dr. Moewardi Surakarta” telah melakukan

proses bimbingan dan dinyatakan layak untuk diseminarkan di depan penguji

Dibuat Oleh :

1. Aprilia Ade Herviana 6. Ayu Setiyawati

2. Dinda Ayu Wulandari 7. Febriani Martanti

3. Haryanto 8. Ike Wulandari

4. Intan Indah Bagastri 9. Neni Budi Purwaningsih

5. Nita Adenansi 10. Wirani Intan Saputri

Surakarta, 6 Agustus 2020

Mengetahui,

Pembimbing KIAN

Ns. Meri Oktariani, M. Kep

NIK. 200981037

Page 3: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

iii

Page 4: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih dan penyertaan-Nya, penulis

dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah akhir ners (KIAN) ini tepat pada

waktunya. KIAN berjudul “Efektivitas Art Therapy Dalam Mengurangi

Kecemasan Pada Remaja Pasien Leukemia Di Ruang Melati II RSUD dr.

Moewardi Surakarta” disusun untuk memenuhi syarat akademis dalam rangka

menyelesaikan pendidikan profesi ners pada Universitas Kusuma Husada

Surakarta.

Dalam menjalani proses menyusun KIAN ini, tidak sedikit halangan dan

rintangan yang penulis hadapi. Menyadari bahwa dalam penulisan KIAN ini ada

begitu banyak tangan yang membantu untuk mengoreksi, memberikan bahan dan

informasi yang di butuhkan.serta banyak pikiran dan kata-kata penyemangat yang

diterima oleh penulis. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Ns. Setiyawan., M.Kep selaku Rektor Universitas Kusuma Husada Surakarta.

2. Ns. Atiek Murharyati, M. Kep. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kusuma Husada Surakarta.

3. Ns. Yunita Wulandari, M. Kep selaku Ketua Prodi Sarjana Keperawatan dan

Profesi Ners Universitas Kusuma Husada Surakarta.

4. Ns. Meri Oktariani, M.Kep selaku pembimbing yang telah memberikan

masukan, bimbingan dan arahan selama penyusunan KIAN.

5. Direktur RSUD Dr. Moewardi yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan praktik keperawatan.

6. Teman-teman seperjuangan atas semangat dan kekompakannya selama ini,

baik suka maupun duka

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini.

Page 5: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

v

Penulis menyadari bahwa dalam keterbatasan pengetahuan, kemampuan

dan waktu yang dimiliki, masih banyak kekurangan dalam penulisan penelitian

ini. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis

harapkan. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

terkait, kalangan akademis dan masyarakat yang berminat terhadap ilmu

keperawatan.

Surakarta, 6 Agustus 2020

Penulis

Page 6: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................. ii

KATA PENGANTAR......................................................................................... iii

DAFTAR ISI......................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ vi

ABSTRAK........................................................................................................... vii

ABSTRACT........................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 3

1.3 Tujuan ............................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Leukemia........................................................................................... 4

2.2 Art Therapy....................................................................................... 16

2.3 Kecemasan........................................................................................ 20

BAB III SKENARIO KASUS............................................................................. 28

BAB IV STRATEGI PENELUSURAN BUKTI................................................. 29

BAB V PEMBAHASAN..................................................................................... 32

BAB VI KESIMPULAN..................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Kuisioner Kecemasan HARS

2 Kuisioner Kecemasan RCMAS

3 Infografis

Page 8: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

viii

Program Studi Profesi Ners

Universitas Kusuma Husada Surakarta

EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI KECEMASAN

PADA REMAJA PASIEN LEUKEMIA DI RUANG MELATI II

RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Aprilia Ade Herviana, Ayu Setiyawati, Dinda Ayu Wulandari, Febriani Martanti,

Haryanto, Ike Wulandari, Intan Indah Bagastri, Neni Budi Purwaningsih,

Nita Adenansi, Wirani Intan Saputri, Ns. Meri Oktariani, M.Kep

ABSTRAK

Latar belakang : Leukemia atau kanker darah adalah penyakit neoplastik yang

beragam, ditandai oleh produksi secara tak normal (transformasi maligna) dari sel-

sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Leukemia dapat

menimbulkan masalah fisik dan psikologis, salah satu masalah psikologis pada

remaja dengan leukemia adalah kecemasan. Penatalaksanaan kecemasan dapat

dilakukan dengan teknik nonfarmakologis, yaitu art theraphy.

Skenario kasus : Pasien An.T usia 17 tahun datang ke RSUD dr. Moewardi

Surakarta atas rujukan dari RS dr. Oen Solo Baru dengan keluhan panas dan nyeri

seluruh anggota tubuh. Pasien mengatakan saat ini akan menjalani kemoterapi

yang ke 3. Pasien mengeluh kepala terasa pusing, badan lemas, serta cemas

dengan kondisi yang dialaminya saat ini karena tidak bisa masuk sekolah

dikarenakan tidak kuat dan menjalani program pengobatan. Saat dilakukan

pengkajian kecemasan didapatkan hasil pre test HARS = 38 (cemas berat), dan

menggunakan RCMAS hasil pre test social alienation 16.66%, worry

oversensitivity 69.23%, physiological concerns 44.44%

Strategi penelusuran bukti : Penelusuran jurnal penelitian menggunakan alamat

Pub Med, Google Scholar, dan Science Direct pada tanggal 3 Mei 2020 dengan

menggunakan kata kunci dan telah ditemukan beberapa hasil jurnal penelitian,

kemudian dilakukan pemilihan sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Pembahasan : Kekuatan art therapy bagi seseorang yang mengalami kecemasan

terletak pada proses kreatif dalam art therapy dapat memfasilitasi untuk

mengungkapkan ekspresi diri dan mengeksplorasi diri.

Kesimpulan : art theraphy efektif dalam mengurangi kecemasan pada pasien

leukemia.

Kata kunci : Art theraphy, Kecemasan, Leukemia

Page 9: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

ix

Nursing Profession Study Program

Kusuma Husada University, Surakarta

EFFECTIVENESS OF ART THERAPY IN REDUCING ANXIETY IN

ADOLESCENTS OF LEUKEMIA PATIENTS IN MELATI II

ROOM RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Aprilia Ade Herviana, Ayu Setiyawati, Dinda Ayu Wulandari, Febriani Martanti,

Haryanto, Ike Wulandari, Intan Indah Bagastri, Neni Budi Purwaningsih,

Nita Adenansi, Wirani Intan Saputri, Ns. Meri Oktariani, M.Kep

ABSTRACT

Background: Leukemia or blood cancer is a diverse neoplastic disease,

characterized by abnormal production (malignant transformation) of blood-

forming cells in the bone marrow and lymphoid tissue. Leukemia can cause

physical and psychological problems, one of the psychological problems in

adolescents with leukemia is anxiety. Anxiety management can be done with

nonpharmacological techniques, namely art therapy.

Case scenario: An.T patient aged 17 years came to RSUD dr. Moewardi Surakarta

with reference from Dr. Oen Solo Baru with complaints of heat and pain

throughout the body. The patient said that when he was going to undergo the 3rd

chemotherapy. The patient complains that the head feels dizzy, the body is weak,

and is anxious about his current condition because he cannot go to school because

he is not strong and is undergoing a treatment program. When the anxiety

assessment was carried out, the results of the pre test HARS = 38 (severe anxiety),

and using the RCMAS the results of the pre-test social alienation were 16.66%,

69.23% worry oversensitivity, 44.44% physiological concerns.

Evidence tracking strategy: Search research journals using the addresses of Pub

Med, Google Scholar, and Science Direct on May 3, 2020 with using keywords

and found several results of research journals, then made the selection according

to the desired criteria.

Discussion: The power of art therapy for someone who experiences anxiety lies in

the creative process in art therapy can facilitate to express self-expression and

explore themselves.

Conclusion: art therapy is effective in reducing anxiety in leukemia patients.

Keywords: Art theraphy, Anxiety, Leukemia

Page 10: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Leukemia atau kanker darah adalah penyakit neoplastik yang

beragam, ditandai oleh produksi secara tak normal (transformasi

maligna) dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan

limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang belakang digantikan

oleh sel abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat

dijumpai di dalam darah perifer atau sel darah tepi. Sel leukemia sangat

mempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan

imunitas tubuh penderita (Yayan, 2010).

Leukemia adalah jenis kanker anak yang paling umum terjadi.

Leukemia menyumbang angka 30% dari semua jenis kanker yang

terdiagnosis pada anak-anak pada umur kurang dari 15 tahun. Insiden

leukemia meningkat per tahun, namun jumlah pasti kasus baru tidak

diketahui karena di banyak negara tidak semua penderita kanker anak

terdaftar dan banyak yang tidak terdiagnosis dengan benar.(World

Health Organization, 2011).

Data International Agency for Research on Cancer (2014)

menyebutkan penyakit leukemia di dunia sebesar 351.965 kasus.

Jumlah Leukemia di Asia mencapai 167.448 kasus. Union for

International Cancer Control (2014) Menyebutkan setiap tahunnya ada

sekitar 176.000 anak yang didiangnosis kanker, yang rata-rata berasal

dari negara berkembang. Kanker yang paling umum pada anak-anak

usia 0-14 tahun adalah leukemia limfoblastik akut (26%), Kanker otak

dan system saraf pusat (21%), Neuroblastoma (7%), dan Iymphoma

non-Hodgkin (6%) (American Cancer Society, 2014).

Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan bentuk leukemia

yang paling umum dijumpai pada anak yaitu sekitar 75-80%

(Hoffbrand, 2012). Di dunia, anak-anak yang didiagnosis leukemia

Page 11: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

2

limfoblastik akut sebesar 30-34% dari semua jenis keganasan. Rata-rata

leukemia limfoblastik akut adalah 4-4,5 kasus per tahun, (Permono &

Ugrasena, 2010).

Data dari World Health Organization WHO (2011) menunjukkan

bahwa angka kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh leukemia

meningkat dua kali lipat sejak tahun 1971. Panduan yang diluncurkan

Kementrian Kesehatan RI (2013), prevalensi kanker di Indonesia

mencapai 4,3 per 1.000 penduduk dan kanker menduduki peringkat

ketujuh penyebab kematian.

Hasil Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa jumlah kanker di

Indonesia mencapai 1,4%, sedangkan Registrasi Kanker di Indonesia

tahun 2005-2007 dalam Kemenkes (2013) mencatat angka kejadian

kanker pada anak (0-17 tahun) adalah 9 per 100.000 anak-anak dengan

prevalensi leukemia (kanker tertinggi pada anak) adalah 2,8 per

100.000 anak-anak. Data yang tercatat pada Riskesdas (2013)

menunjukkan bahwa prevalensi leukemia tertinggi terdapat di provinsi

Derah Istimewa Yogyakarta sebanyak 4,15% sedangkan di Jawa

Tengah terdapat 2,1%.

Masalah fisik biasanya berasal dari rasa sakit dan ketidaknyamanan

akibat kanker yang bisa diatasi secara medis untuk mengurangi rasa

sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh remaja penderita

leukemia. Sedangkan masalah psikologis dapat muncul selama proses

pengobatan, yaitu remaja harus berada di rumah sakit untuk jangka

waktu yang cukup lama sehingga remaja harus berjauhan dengan

anggota keluarga, teman-teman, dan harus absen dari sekolah. Remaja

yang tugas perkembangannya adalah mencari identitas diri merasa

terancam dengan lingkungan rumah sakit dan kebutuhan untuk selalu

tergantung selama menjalani pengobatan. Kondisi ini dapat

menimbulkan kecemasan pada remaja (Adriani, 2011). Salah satu

intervensi untuk mengatasi kecemasan dapat dilakukan dengan art

Page 12: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

3

therapy dan salah satu jenis kegiatannya berupa kegiatan menggambar

atau sering disebut art drawing therapy.

Art drawing therapy merupakan kegiatan terapi menggunakan

kombinasi alat gambar, warna, dan media dengan maksud untuk

mengekspresikan emosinya (Malchiodi, 2018). Art drawing therapy

merupakan media menuangkan emosi, kecemasan, dan apa yang

dirasakan (British Association of Art Therapy (2007) dalam Adriani dan

Satiadarma (2011)). Proses pembuatan gambar dapat mengaktifkan

bagian visual cortex pada otak. Pada tema tertentu yang diberikan dapat

merangsang emosi dan pikiran sehingga dapat memberikan efek yang

menenangkan (American Art Theraphy Association, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan kasus dan latar belakang diatas maka penulis mengambil

rumusan masalah tentang adakah “Efektivitas Art Therapy Dalam

Mengurangi Kecemasan Pada Remaja Pasien Leukemia Di Ruang

Melati II RSUD dr. Moewardi Surakarta?”

1.3 Tujuan

Tujuan karya imliah ini adalah untuk mengetahui efektivitas art therapy

dalam mengurangi kecemasan pada remaja pasien leukemia di ruang

melati II RSUD dr. Moewardi Surakarta

Page 13: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LEUKIMIA

2.1.1 Definisi Leukimia

Istilah leukemia berasal dari bahasa Yunani yang berarti darah

putih. Leukemia termasuk ke dalam jenis tumor cair (liquid tumor)

(Morrison, Candis dan Hesdorffer, Charles S., 2012). Leukemia

ditandai oleh penimbunan sel darah putih yang abnormal dalam

sumsum tulang, yang dapat menyebabkan kegagalan sumsum tulang

dan meningkatnya sirkulasi sel darah putih (Arita Murwani, 2008).

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang

menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sum-sum tulang

(bone marrow) (Padila, 2013). Leukemia adalah poliferasi sel lekosit

yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain dari

pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia,

trombositopeni dan diakhiri dengan kematian (Nurarif & Kusuma,

2015).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

leukemia merupakan tumor ganas yang menyerang leukosit yang

ditandai oleh penimbunan sel darah putih yang abnormal dalam

sumsum tulang, yang dapat menyebabkan kegagalan sumsum tulang,

meningkatnya sirkulasi sel darah putih bahkan anemia dan

trombositopeni dan diakhiri dengan kematian.

Leukemia dibagi menjadi dua yaitu leukemia akut dan leukemia

kronik, dan bagi dua menurut jenisnya yaitu kedalam limfoid dan

mieloid. Masing-masing ada yang akut dan kronik. Jenis dari leukemia

mieloid yaitu leukemia mieloid kronik dan leukemia mieloblastik akut.

Sedangkan jenis dari leukemia limfoid yaitu leukemia limfositik kronik

dan leukemia limfoblastik akut (Desmawati, 2013).

Page 14: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

5

2.1.2 Etiologi

Menurut Lanzkowsky P (2011) etiologi dari leukemia masih tidak

diketahui. namun diketahui ada beberapa faktor yang diduga

mempengaruhi, yaitu:

a. Radiasi dan zat ionisasi

b. Bahan-bahan kimia (contohnya, benzene penyebab LMA)

c. Obat-obatan (contohnya, penggunaan bahan-bahan bergugus alkil

pada terapi kombinasi radiasi dapat menyebabkan LMA)

Sedangkan berdasarkan genetika seseorang, ada beberapa faktor yang

diduga mempengaruhi:

a. Kembar identik- apabila anak kembar yang pertama didiagnosa

leukemia pada 5 tahun pertama, maka risiko untuk anak kembar

kedua meningkat menjadi 20% didiagnosa leukemia.

b. Kejadian leukemia pada saudara yang didiagnosa leukemia akan

meningkat sebanyak 4 kali lipat dibandingkan pada populasi umum.

c. Gangguan pada kromosom.

2.1.3 Anatomi dan Fisiologi

Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan

oksigen dari traktus digestivus dan dari paru-paru ke sel-sel tubuh.

Selain itu system sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa

metabolisme dari sel-sel ke ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan

tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme.

Organ-organ system sirkulasi mencakup jantung, pembuluh darah

dan darah :

a. Jantung

Adalah organ berongga, terletak di mediastinum diantara

kedua paru- paru didalam rongga dada diatas diafragma. Fungsinya

adalah memompa darah kaya oksigen kedalam system arteri (yang

membawanya ke sel-sel) dan menampung darah dari system vena

dan meneruskannya ke paru untuk reoksigenasi. Fungsi arteri,

Page 15: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

6

kapiler, vena, dan pembuluh limfe adalah membawa darah kedalam

sel di seluruh tubuh.

b. Pembuluh darah

1) Arteri (pembuluh nadi)

Arteri meninggalkan jantung pada ventrikel kiri dan kanan.

2) Kapiler (pembuluh rambut)

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang

berasal dari cabang terhalus dari arteri sehingga tidak nampak,

kecuali dibawah mikroskop. Kapiler membentuk anyaman

diseluruh jaringan tubuh, kapiler selanjutnya bertemu satu

dengan yang lain menjadi pembuluh darah yang lebih besar

yang disebut vena.

3) Vena (pembuluh darah balik)

Vena membawa darah kotor kembali ke jantung.

4) Darah

Darah merupakan bentuk jaringan ikat khusus, terdiri atas

elemen berbentuk yaitu sel-sel darah dan trombosit dan suatu

substansi interselular cair yaitu plasma darah. Ada dua jenis

utama sel-sel darah yang digambarkan menurut penampilannya

dalam keadaan segar tanpa pulasan yaitu sdarah merah

(eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) (Leeson, 2001).

Proses pembentukan sel darah (hemopoesis) terdapat tiga

tempat, yaitu :

a) Sumsum tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah

(1) Tulang vertebrae

(2) Sternum ( tulang dada)

(3) Costa (tulang iga)

b) Hepar

Merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar

pada tubuh manusia.

Page 16: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

7

c) Limpa

Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen. Limpa

berbentuk setengah bulan berwarna kemerahan. Limpa

adalah organ berkapsula dengan berat normal 100-150 gr.

Limpa mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ limfoid

dan memfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah

merah yang rusak.

Fungsi darah secara umum terdiri atas :

(1) Sebagai alat pengangkut

Yaitu mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-

paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh,

mengangkut CO2 dari jarinagan untuk dikeluarkan

melalui paru-paru, mengambil zat- zat makanan dari

usus halus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh

jaringan tubuh atau alat tubuh, mengangkat atau

mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh

untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.

(2) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit

penyakit dan racun yang akan membinasakan tubuh

dengan perantaraan leukosit, anti bodi, atau zat-zat anti

racun

(3) Menyebarkan panas keseluruh tubuh

Darah terdiri dari dua bagian yaitu :

(1) Eritrosit

Eritrosit atau sel darah merah merupakan sel yang telah

berdiferensiasi jauh dan mempunyai fungsi khusus

untuk transpor oksigen. Eritrosit berbentuk seperti

cakram-bikonkaf dan bila dilihat pada bidang datar

bentuknya bundar. Sel-sel darah merah bersifat elastis

dan mempunyai kemampuan berubah bentuk. Sel darah

merah berdiameter 7,6 mikrometer dan tebalnya 1,9

Page 17: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

8

mikro meter. Jumlah eritrosit pada laki-laki terdapat 5-

5,5 juta per milimeterkubik, pada wanita 4,5-5 juta per

millimeter kubik. Eritrosit berwarna kuning kemerah-

merahan karena didalamnya mengandung suatu zat

yang disebut hemoglobin. Warna ini akan bertambah

merah jika didalamnya banyak mengandung O2. fungsi

dari eritrosit adalah mengikat O2 dari paru-paru untuk

diedarkan keseluruh tubuh dan mengkat CO2 dsri

jaringsn tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru.

(2) Trombosit (sel pembeku)

Merupakan benda-benda kecil yang bentuk dan

ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan ada

yang lonjong.warnanya putih dengan jumlah normal

150.000 – 450.000/ mm3. trombosit memegang

peranan penting dalam pembekuan darah jika kurang

dari normal. Apabila timbul luka darah tidak lekas

membeku sehingga timbul perdarahan terus menerus.

Proses pembekuan darah dibantu oleh suatu zat yaitu

Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila

tubuh mendapat luka. Jika tubuh terluka darah akan

keluar, trombosit pecah dan akan mengeluarkan zat

yang disebut trombokinase. Trombokinase akan

bertemu dengan protombin dengan bantuan Ca2+ akan

menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin

yang merupakan beneng-benang halus, bentuk jaringan

yang tidak teratur letaknya yang akan menahan sel

darah, dengan demikian akan terjadi pembekuan.

(3) Leukosit (sel darah putih)

Sel darah yang bentuknya dapat berubah-ubah dan

dapat bergerak dengan perantara kaki palsu

(pseudopodia) mempunyai macam-macam inti sel

Page 18: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

9

sehingga dapat dibedakan berdasarkan inti sel. Leukosit

berwarna bening (tidak berwarna). Banyaknya kira-kira

4000- 11000/mm3.

Leukosit berfungsi sebagai serdadu tubuh yaitu

membunuh dan memakan bibit penyakit atau bakteri

yang masuk kedalam jaringan tubuh yaitu jaringan

Retikulo Endotel System, fungsi yang yang lain yaitu

sebagai pengangkut, dimana leukosit mengangkut dan

membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa

dan pembuluh darah. Ada golongan utama leukosit

yaitu agranular dan granular :

(a) Leukosit agranular mempunyai sitoplasma yang

tampak homogen dan intinya berbentuk bulat. Ada

dua jenis leukosit agranular :

- Limfosit

Adalah leukosit mononuclear lain dalam darah

yang memiliki inti bulat dan oval yang

dikelilingi oleh pinggiran sitoplasma sempit

berwarna biru yang mengandung sedikit

granula. Bentuk kromatin inti saraf dengan jala-

jala yang berhubungan didalam. Limfosit

bervariasi dalam ukuran dari kecil (7-10

mikrometer) sampai besar seukuran granulosit

dan tampaknya berasal dari sel induk

pluripotensial didalam sumsum tulang dan

bermigrasi ke jaringan limfoid lain termasuk

kelenjar getah bening, lien, timus dan

permukaan mukosa traktus gastrointestinal dan

traktus respiratorius.

Terdapat 2 jenis limfosit yaitu limfosit T

bergantung pada timus,berumur panjang,

Page 19: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

10

dibentuk dalam timus, limfosit T bermigrasi dari

kelenjar timus ke jaringan limfoid lain. Sel ini

secara khas ditemukan pada pada parakorteks

kelenjar getah bening dan lembaran limfoid

periarteriola dari pulpa putih lien. Limfosit T

bertanggung jawab atas respon kekebalan

selular melalui pembentukan sel yang reaktif

antigen. Sedangkan limfosit B tidak bergantung

pada timus, limfosit B tersebar dengan folikel-

folikel kelenjar getah bening, lien, dan pita-pita

medulla kelenjar getah bening. Limfosit B jika

dirangsang dengan semestinya akan

berdiferensiasa menjadi sel-sel plasma yang

menghasilkan immunoglobulin, sel ini

bertanggung jawab atas respons kekebalan

humoral.

- Monosit

Monosit lebih besar dari pada neutrofil dan

memiliki inti monomorfik yang relative

sederhana. Intinya terlipat atau berlekuk dan

kelihatan berlobus dengan lipatan seperti otak.

Sitoplasma kelihatan lebih banyak di

bandingkan dengan intinya dan menyerap warna

biru keauan yang tidak terlalu nyata, granulanya

tersebar merata. Diferensiasi pematangan dan

pelepasan monosid terjadi lebih dari 24 hari,

suatu periode yang lebih lama dari granulosid.

Monosit meninggalkan sirkulasi dan menjadi

makrofag jaringan serta merupakan bagian dari

system monosid-makrofag. Monosid

mempunyai fungsi fagosit, membuang sel-sel

Page 20: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

11

cedera dan mati, fragmen- fragmen sel dan

mikroorganisme.

(b) Leukosit granular : leukosit ini mengandug granula

spesifik (dalam keadaan hidup berupa tetesan

setengah cair) dalam sitoplasmanya dan

mempunyai inti yang memperlihatkan banyak

variasi dalam bentuknya. Ada 3 jenis leukosit

granular:

- Neutrofil

Neutrofil merupakan system pertahanan tubuh

primer melawan infeksi bakteri, metode

pertahanannya adalah proses fagositosis.

- Eosinofil

Eosinofil mempunyai fungsi fagosit lemah yang

tidak dipahami secara jelas. Eosinofil

kelihatannya berfungsi pada reaksi antigen,

antibody dan meningkat pada serangan asma,

reaksi obat-obatan, dan infestasi parasit tertentu.

- Basofil

Basofil membawa heparin, faktor-faktor

pengaktifan histamine dan trombosit dalam

granula-granulanya untuk menimbulkan

peradangan pada jaringan. Fungsi yang

sebenarnya tidak diketahui dengan pasti. Kadar

basofil yang meningkat (basofilia) ditemukan

pada gangguan proliferasi dari sel-sel

pembentuk darah.

c. Plasma Darah

Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah warna bening

kekuningan hampir 90% plasma darah terdiri dari :

Page 21: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

12

1) Fibrinogen yang berguna dalam proses pembekuan darah.

2) Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dan

lain-lain yang berguna dalam metabolisme dan juga

mengadakan osmotik).

3) Protein darah (albumin dan globulin) meningkatkan viskositas

darah dan juga menimbulkan tekanan osmotick untuk

memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.

4) Zat makanan (zat amino, glukosa lemak, mineral, dan vitamin).

5) Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.

6) Antibody atau anti toksin.

2.1.4 Patofisiologi dan Pathway

1. Patofisiologi

Leukemia terjadi dari proses mutasi tunggal dari sel progenitor

pada sistem hematopoiesis yang meneyebabkan sel mampu untuk

berproliferasi secara tidak terkontrol yang dapat menjadi suatu

keganasan dan sel prekursor yang tidak mampu berdiferensiasi pada

sistem hematopoiesis (American Cancer Society,2012).

Pada leukemia, terjadi keganasan sel darah pada fase limphoid,

mieloid, ataupun pluripoten. Penyebab dari hal ini belum

sepenuhnya diketahui. Namun diduga berhubungan dengan

perubahan susunan dari rantai DNA. Faktor eksternal juga dinilai

mempengaruhi seperti bahan-bahan obat bergugus alkil, radiasi, dan

bahan-bahan kimia. Sedangkan faktor internal, yaitu kromosom yang

abnormal dan perubahan dari susunan DNA. Perubahan susunan dari

kromosom mungkin dapat mempengaruhi struktur atau pengaturan

dari sel-sel onkogen. Leukemia pada sel limfosit B terjadi translokasi

dari kromosom pada gen yang normal berproliferasi menjadi gen

yang aktif untuk berproliferasi. Hal ini menyebabkan limfoblas

memenuhi tubuh dan menyebabkan sumsum tulang gagal untuk

berproduksi dan akhirnya menjadi pansitopenia. Seiring sumsum

Page 22: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

13

tulang gagal, sel-sel yang abnormal bersirkulasi dalam tubuh dan

masuk ke organ-organ lain, seperti hati, limpa, dan mata. Gangguan

pada sistemik ini menyebabkan perubahan pada kadar hematologi

tubuh, terjadi infeksi oportunistik, iatrogenik karena komplikasi dari

kemoterapi (Wu, 2010).

Page 23: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

14

2. Pathway

Virus

(Enzyme Retrovirus Transcriptase)

Genetik Sinar Radioaktif

Invasi ke Sumsum

Tulang

Kelainan Kromosom 21

(Syndroma Down)

Perubahan Ionisasi Sumsum

Tulang Belakang

Leukemia Limfositik Akut

Proliferasi Sel Darah Putih

Immatur

Imunosupresi Sumsung Tulang

Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

Hematopiosis Eritrosit, Neutrofil &

Trombosit

Kemotrapi

Ketidaktahuan Tentang

Efek Samping Obat Asam Lambung

(Hcl)

Mual dan Muntah Kecemasan

Anoreksia

Resiko Gangguan Nutrisi

Eritroprnia Neutropeni

a Trombositopenia

Pertahanan Imunitas Pendarahan

Risiko Infeksi Risiko

Hipovolemia

Hemoglobin

Sirkulasi O2 Dalam Darah

Kelelahan Intoleransi Aktivitas

Page 24: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

15

2.1.5 Manifestasi Klinis

Deteksi dini leukemia sulit dilakukan karena gejala-gejalanya

yang umumnya samar-samar, dan dapat dikaitkan dengan penyebab lain

sampai tes darah yang tepat dilakukan. Gelajanya biasanya hanya

seperti masuk angin biasa, sehingga pasien biasanya tidak menyadari

gejala tersebut. Adapun gejala leukemia menurut Morrison, Candis dan

Hesdorffer, Charles S., (2012), antara lain:

1. Mudah lelah dan badan terasa lemas. Ini mungkin berkembang

secara perlahan, atau sangat cepat, tergantung jenis leukemia yang

diderita.

2. Penderita terlihat pucat dan mengalami penurunan berat badan yang

drastis tanpa disadari.

3. Demam, keringat dingin di malam hari, hilangnya nafsu makan, dan

atau infeksi berat yang sering terjadi pada pasien.

4. Memar dan mudah berdarah, seperti mimisan atau pendarahan di

gusi ketika menyikat gigi.

5. Kelenjar getah bening membengkak dan mungkin menyakitkan.

6. Nyeri tulang atau sendi dan nyeri di perut bagian atas, yang

disebabkan oleh pembengkakan hati atau limpa.

7. Sesak napas dan jantung berdebar-debar mungkin juga dialami oleh

pasien

2.1.6 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

1. Transfusi darah

Diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 gr%. Pada trombositopenia

yang berat dan perdarahan yang massif dapat diberikan transfuse

trombosit.

2. Kortikostiroid seperti prednisone, kortison, deksametason dan

sebagainya.

Page 25: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

16

Setelah dicapai remisi (sel kanker sudah tidak ada lagi dalam tubuh

dan gejala klinik membaik ), dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan

akhirnya dihentikan.

3. Sitostatika bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan kombinasi

: vinkristine, asparaginase, prednisone, untuk terapi awal dan

dilanjutkan dengan kombinasi mercaptopurine, metotrexate,

vincristine, dan prednisone untuk pemeliharaan. Radiasi untuk

daerah kraniospinal dan injeksi intratekal obat kemoterapi dapat

membantu mencegah kekambuhan pada system saraf pusat. Infeksi

sekunder dihindarkan (bila mungkin penderita diisolasi dalam kamar

yang bebas hama).

4. Imunoterapi merupakan cara pengobatan yang baru. Setelah tercapai

remisi dan jumlah sel leukemia yang cukup rendah (105-106), imuno

terapi diberikan. Pengobatan yang spesifik dilakukan dengan

pemberian imunisasi BCG atau dengan Crynae bacterium dan

dimaksutkan agar terbentuk antibody yang dapat memperkuat daya

tahan tubuh. Pengobatan spesifik dikerjakan dengan penyuntikan sel

leukemia yang telah diradiasi.

5. Transplantasi sumsum tulang.

(Ngastiyah, 2005)

2.2 ART THERAPY

2.2.1 Definisi

Malchiodi (2018) mengungkapkan bahwa art therapy adalah

bentuk psikoterapi yang menggunakan media seni, material seni,

dengan pembuatan karya seni untuk berkomunikasi. Media seni dapat

berupa pensil, kapur berwarna, cat warna, potongan-potongan kertas,

dan tanah liat. Art therapy dapat digunakan dalam setting klinis dengan

beragam populasi termasuk anak-anak, orang dewasa, dan keluarga.

Art therapy adalah pelayanan kesehatan mental dan manusia yang

terpadu secara langsung dapat dilakukan secara individu, keluarga dan

Page 26: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

17

kelompok dengan mencoba membuat karya seni, proses kreatif,

mengaplikasikan teori psikologi dan pengalaman hidup seseorang

dengan pendekatan psikoterapeutik (Sarah, 2017). Kegiatan art therapy

mencakup berbagai kegiatan seni seperti menggambar, melukis,

memahat, gerakangerakan kreatif, drama, puisi, fotografi, melihat dan

menilai karya seni orang lain.

Art drawing therapy adalah terapi seni yang menggabungkan

coretan-coretan untuk menggambar objek atau keadan di atas

permukaan rata dengan menggunakan pensil warna, cat, atau krayon

(Malchiodi, 2018). Peneliti/terapis berperan sebagai fasilitator yang

memandu subjek selama proses terapi. Peneliti/terapis memberi

kesempatan kepada subjek untuk mengekspresikan kondisi psikisnya

melalui gambar dan memberi kesempatan kepada subjek untuk

menceritakan isi dari gambar yang telah dibuat (Cindy, 2014).

2.2.2 Manfaat

Art drawing therapy memiliki banyak manfaat dan juga kelebihan,

beberapa manfaat dari art drawing therapy dalam konteks masalah

psikologis menurut Pambudi (2016), adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Awareness atau Kesadaran Akan Masa Kini

Kesadaran akan masa kini (present moment) adalah salah satu hal

penting yang harus dimiliki untuk bisa menghadapi situasi sosial

ataupun masalah psikologis yang mengganggu. Namun, banyak

orang yang sulit memfokuskan dirinya pada present moment ini.

Karena itu, art drawing therapy dapat digunakan untuk membantu

lebih fokus pada present moment.

2. Membantu Mengidentifikasi Respon Emosional, Merasakan

Koneksi Antara Tubuh, Pikiran dan Jiwa (Body, Mind and Soul)

Respon emosional terhadap situasi tertentu kadang sulit sekali

untuk dirasakan dan juga diungkapkan. Dengan menggunakan art

drawing therapy, maka bisa lebih mudah dalam melakukan

Page 27: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

18

identifikasi terhadap respon emosional. Selain itu, body, mind and

soul yang saling terkoreksi satu sama lain yang akan meningkatkan

kesadaran akan diri sendiri.

3. Dapat Memperkuat Self Image

Self image bisa dikatakan mirip seperti self concept, yaitu

merupakan suatu gambaran tentang diri sendiri. Dengan

menggunakan teknik art drawing therapy, seseorang akan lebih

mudah untuk mengidentifikasikan dan juga memperkuat self image

positif dalam dirinya.

4. Mampu Merasakan Emosi yang Ada di Dalam Diri

Malchiodi (2016) mengungkapkan hasil penelitiannya mengenai

penatalaksanaan art drawing therapy dapat menurunkan tingkat

hormon kortisol. Kortisol atau “hormon stress” yang berkorelasi

dengan tingkat stress ditubuh dan apa yang umum dikenal sebagai

respon fight-or-flight terhadap kejadian yang mengancam atau

berbahaya.

2.2.3 Mekanisme

Malchiodi (2016) mengatakan bahwa responden yang diberikan art

drawing therapy mampu mengungkapkan perasaan lebih baik. Menurut

Dewa (2011) art drawing therapy merupakan suatu sarana untuk

mengekspresikan diri sehingga diharapkan responden dapat

mengekspresikan dirinya dengan lebih baik. Art drawing therapy dapat

menurunkan depresi dan memungkinkan individu mengembangkan

koping (Setyoadi & Hariadi, 2011). Malchiodi (2016) mengungkapkan

hasil penelitiannya mengenai penatalaksanaan art drawing therapy

dapat menurunkan tingkat hormon kortisol. Kortisol atau “hormon

stress” yang berkorelasi dengan tingkat stress ditubuh. Sehingga dapat

mengeluarkan homon endorphin yang berefek meningkatkan perasaan

nyaman dan tenang sehingga otot-otot tubuh yang awalnya tegang akan

Page 28: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

19

mengalami rileksasi apabila seseorang melakukan sesuatu hal dengan

senang hati (Mumpuni & Wulandari, 2010).

2.2.4 Pelaksanaan Art Therapy

Joseph (2018) mengatakan terapi seni menggambar akan dilakukan

selama kurang lebih 1 bulan dengan satu minggu 4 kali pertemuan. Setiap

pertemuan akan berlangsung selama 90 – 120 menit. Art Therapy

dilakukan dengan 7 sesi yaitu :

1. Sesi pertama adalah proses screening apakah partisipan memiliki

kriteria yang sesuai dengan kategori penelitian.

2. Sesi kedua, peneliti memberikan informed consent kepada

partisipan yang mengalami kecemasan dan dilanjutkan dengan

memberikan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) untuk melihat

tingkat kecemasan (pre-test) partisipan sebelum dilaksanakannya

program intervensi. Peneliti kemudian memperkenalkan art

material yang akan digunakan dalam proses terapi dan di awali

dengan menggambar bebas.

3. Sesi ketiga, merupakan tahap pertama dari program intervensi,

yaitu expressing your emotion. Tahap pertama bertujuan untuk

membantu partisipan menjelaskan masalah yang dialami dan

menunjukan bagaimana cara melewati masalah tersebut.

4. Sesi keempat, merupakan tahap kedua dari program intervensi

yaitu healing the mind. Tahap ini membantu partisipan untuk dapat

keluar dari masalah yang dialaminya. Hal ini sejalan dengan terapi

seni yang telah dijelaskan oleh Levick (1981) bahwa terpai seni

bermanfaat sebagai media katarsis.

5. Sesi kelima, merupakan tahap ketiga dari program intervensi yaitu

healing the body. Tahap ini bertujuan untuk memperkuat insight

partisipan akan hal-hal positif dalam dirinya.

6. Sesi keenam, merupakan tahap keempat dari program intervensi

yaitu transformation of the spirit. Tahap ini bertujuan untuk

memberikan kesempatan kepada partisipan untuk mengekspresikan

Page 29: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

20

perubahan positif dan membantu partisipan agar lebih sadar akan

perubahan positif dalam dirinya.

7. Sesi ketujuh, peneliti memasuki tahap terminasi dan melakukan

evaluasi pelaksanaan program intervensi. Selanjutnya, peneliti

memberikan alat ukur kecemasan (HARS) kepada partisipan.

Partisipan diminta untuk mengisi HARS dengan menggunakan

pensil atau pulpen. Dalam tahap ini, peneliti juga meminta

partisipan menggambar mengenai pengalaman positif dan harapan

yang telah ia temukan selama menjalani proses penyembuhan

dengan terapi seni.

2.3 KECEMASAN

2.3.1 Definisi

Menurut KBBI (2016), kecemasan berasal dari kata cemas yang

artinya tidak tentram hati, merasa gelisah dan takut. Kecemasan atau

anxiety berasal dari bahasa Jerman dari kata angst yang artinya

ketakutan. Secara konseptual, Kecemasan berarti suatu perasaan

emosional seprti rasa takut Kata kecemasan bersasal dari Bahsa Yunani

“ango” berarti sempit, berkaitan dengan rasa sesak, tercekik yang

dialami penderita pada saat mendapat serangan berat.

Kecemsan atau ansietas merupakan penilaian dan respon emosional

terhadap sesuatu yang berbahaya. Kecemasan sangat berkaitan dengan

perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, kondisi dialami secara subjektif

dan dikimunikasikan dalam hubungan interpesonal. Kecemasan

merupakan suatu perasaan yang berlebihan terhadap kondisi ketakutan,

kegelisahan, bencana yang akan datang kekhawatiran atau ketakutan

terhadap ancaman nyata atau yang dirasakan (Saputro & Fazrin 2017).

Ansietas merupakan pengalaman emosi dan subjekstif tanpa ada

objek yang spesifik sehingga orang merasakan suatu yang buruk akan

terjadi dan pada umumnya disertai gejala-gejala otonomik yang

berlangsung beberapa waktu. Kecemasan merupakan keadaan perasaan

Page 30: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

21

afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik

yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang menunjuk dengan

tepat, tetapi kecemasan itu sendiri selalu dirasakan (Lestari, 2015).

2.3.2 Bentuk-Bentuk Kecemasan

Para ahli membagi bentuk kecemasan itu dalam dua tingkat,

(Dalami, 2009) dalam (Wardani, 2016) yaitu :

a. Tingkat psikologis

Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti

tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi, perasaan tidak

menentu dan sebagainya.

b. Tingkat fisiologis

Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala-

gejala fisik, terutama pada fungsi system syaraf, misalnya tidak

dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual dan

sebagainya.

2.3.3 Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan dibedakan menjadi 3 menurut Saputra & Fazrin

(2017) :

a. Kecemasan ringan

Pada tingkat kecemasan ringan seseorangmengalami ketegangan

yang dirasakan setiap hari sehingga menyebabkan seseoang menjadi

waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Seseorang akan lebih

tanggap dan bersikap positif terhadap peningkatan minat dan

motivasi. Tanda-tanda kecemasan ringan berupa gelisah, mudah

marah, dan perilaku mecari perhatian.

b. Kecemasan sedang

Kecemasan sedang menungkinkan seseorang untuk memusatkan

pada hal yang penting dan mengesamapingkan yang lain, sehingga

seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat

Page 31: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

22

melakukan sesuatu yang lebih terarah. Pada kecemasan sedang,

seseorang akan kelihatan serius dalam memperhatikan seseuatu.

Tanda-tanda kecemasan sedang berupa suara bergetar, perubahan

dalam nada suara takikardi, gemetaran, peningkatan ketegangan otot.

c. Kecemasan berat

Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi, cenderung

untuk memusatkan pada sesuatu yang rici dan spesifik serta tidak

dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk

mengurangi menurunkan kecemasan dan fokus pada kegiatan lain

berkurang. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk

dapat memusatkan pada suatu daerah lain. Tanda-tanda kecemasan

berat berupa perasaan terancam, ketegangan otot berlebihan,

perubahan pernapasan, perubahan pernapasan, perubahan

gastrointestinal (mual, muntah, rasa terbakar pada ulu hati, sendawa,

anoreksia dan diare), perubahan kardiovaskuler dan

ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Adapun gangguan

kecemasan pada anak yang sering dijumpai di rumah sakit adalah

panik, fobia, obsesif-kompulsif, gangguan kecemasan umum dan

lainnya.

2.3.3 Tanda dan Gejala Kecemasan

Hawari (2011) menyebutkan keluhan-keluhan yang sering

dikemukakan oleh orang yang gangguan kecemasan antara lain:

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendriri,

mudah tersinggung.

b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah mudah terkejut.

c. Takut sendirian, takut pada kematian dan banyak orang.

d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.

e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.

f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan

tulang, pendengaran berdenging, berdebar-debar, sesak nafas,

Page 32: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

23

gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan

sebaginya.

2.3.4 Faktor Penyebab Kecemasan Anak

Faktor yang mempengaruhi kecemasan anak menurut Saputro &

Fazrin (2017) antara lain :

a. Usia

Usia dikaitkan dengan pencapaian perkembangan kognitif

anak. Anak usai prasekolah belum mampu menerima dan

mempersepsikan penyakit dan pengalaman baru dengan

lingkungan asing. Dalam penelitian Tsai (2007) Semakin muda

usia anak, kecemasan hospitalisasi akan semakin tinggi. Anak

usia infant, toodler, dan prasekolah lebih mungkin mengalami

stress akibat perpisahan karena kemampuan kognitif anak yang

terbatas untuk memahami hospitalisasi, Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Dayani dkk (2015).

b. Karakteristik saudara

Karakteristik saudara dapat mempengaruhi kecemasan pada

anak yang dirawat di rumah sakit. Anak yang dilahirkan sbagai

anak pertama dapat menunjukkan rasa cemas yang berlebihan

dibandingkan anak kedua.

c. Jenis Kelamin

Jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat stress

hospitalisasi, dimana anak perempuan yang menjalani

hospitalisasi memeliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi

dibandingkan anak laki-laki, walaupun ada beberapa yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signitifikan antara

jenis kelamin dengan tingkat kecemasan anak.

d. Pengalaman terhadap sakit dan perawatan di rumah sakit

Menurut Tsai, 2007, anak yang mempunyai pengalaman

hospitalisasi sebelumnya akan memiliki kecemasan yang lebih

Page 33: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

24

rendah dibandingkan dengan anak yang belum memiliki

pengalaman sama sekali. Respon anak menunjukkan

peningkatan sensitivitas terhadap lingkungan dan mengingat

dengan detail kejadian yang dialaminya dan lingkungan

disekitarnya. Pengalaman pernah dilakukan perawatan juga

membuat anak menghubungkan kejadian sebelumnya dengan

perawatan saat ini, Anak yang memiliki pengalaman yang tidak

menyenangkan selama dirawat di rumah sakit sebelumnya akan

membuat anak takut dan trauma. Sebaliknya apabila

pengalaman anak dirawat di rumah sakit mendapatkan

perawatan yang baik dan menyenangkan maka akan lebih

kooperatif.

e. Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah.

Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah dikaitkan

dengan dukungan keluarga. Semakin tinggi dukungan keluarga

pada anak yang menjalani hospitalisasi, maka semakin rendah

tingkat kecemasan anak. Jumlah saudara kandung sangat erat

hubungannya dengan dukungan keluarga. Semakin banyak

jumlah saudra kandung. Maka anak cenderung cemas, merasa

sedih serta kesepian saat anak harus dirawat di rumah sakit.

Keterlibatan orang tua selama anak dirawat memberikan

perasaan tenang, nyaman, merasa disayang dan diperhatikan.

Koping emosi yang baik pada anak dalam menghadapi

permasalahannya. Keterlibatan orang tua dapat memfasilitasi

penugasan anak terhadap lingkungan yang asing.

f. Persepsi anak terhadap sakit.

Keluarga dengan jumlah cukup besar mempengaruhi

persepsi dan perilaku anak dalam mengatasi masalah

menghadapi hospitalisasi. Jumlah anggota keluarga dalam suatu

rumah semakin besar memungkinkan dukungan keluarga yang

baik dalam perawatan anak.

Page 34: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

25

2.3.5 Berikut Faktor Penyebab Kecemasan Anak Hospitalisasi

Menurut Herliana (2010) faktor penyebab kecemasan hospitalisasi

yaitu :

a. Cemas disebabkan perpisahan

Sebagian besar kecemasan yang terjadi pada anak

pertengahan sampai anak periode prasekolah khususnya untuk 6-

30 bulan adalah cemas karena perpisahan. Hubungan anak dengan

ibu sangat dekat sehingga perpisahan dengan ibu akan

menimbulkan rasa kehilangan terhadap orang yang terdekat bagi

diri anak. Selain itu, lingkungan yang belum dikenal akan

mengakibatkan perasaan tidak aman dan rasa cemas.

b. Kehilangan kontrol

Anak yang mengalami hospitalisasi biasanya kehilangan

kontrol. Hal ini terlihat jelas dalam perilaku anak dalam hal

kemampuan motorik, bermain, melakukan hubungan

interpersonal, melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan

komunikasi. Akibat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak akan

kehilangan kebebasan pandangan ego dalam mengembangkan

otonominya. Ketergantungan merupakan karakteristik anak dari

peran terhadap sakit. Anak akan bereaksi terhadap ketergantungan

dengan cara negatif, anak akan menjadi cepat marah dan agresif.

c. Luka pada tubuh dan rasa sakit (rasa nyeri)

Konsep tentang citra tubuh, pada anak-anak sedikit sekali

berkembang. Berdasarkan hasil pengamatan, bila dilakukan

pemeriksaan telinga, mulut atau suhu pada rektal akan membuat

anak sangat cemas. Reaksi anak terhadap tindakan yang tidak

menyakitkan sama seperti tindakan yang sangat menyakitkan,

anak akan bereaksi terhadap rasa nyeri dengan menangis,

mengigit bibir,menendang, memukul atau berlari keluar.

Page 35: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

26

2.3.6 Kuesioner dan Alat Ukur Tingkat Kecemasan

a. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS)

Instrumen penilaian tingkat kecemasan pada anak menurut

Saputro & Fazris (2017) menggunakan Hamilton Rating Scale

For Anxiety (HARS) adalah tes kuesioner yang digunakan untuk

mengukur semua tanda kecemasan baik psikis maupun somatik.

HARS terdiri dari 14 item pertanyaan yaitu perasaan anxietas,

ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan,

perasaan depresi, gejala somatik, gejala sensorik, gejala

kardiovaskuler, gejala pernafasan, gejala gastrointestinal, gejala

urogenital, gejala otonom, perilaku sewaktu wawancara, yang

masing-masing diberi penilaian angka (skore) antara 0-4. Cara

penilaian dengan memberikan nilai dengan kategori : nilai 0 yaitu

tidak ada gejala sama sekali, nilai 1 yaitu satu gejala yang ada,

nilai 2 yaitu sedang/separuh gejala yang ada, nilai 3 yaitu

berat/lebih dari separuh gejala yang ada, nilai 4 yaitu sangat berat

semua gejala ada.

Penentuan derajat kecemasn dengan cara menjumlahkan

skore 1-14 item dengan hasil skore ≤ 14 tidak ada kecemasan,

skore 14-20 kecemasan ringan, skore 21-27 kecemasan sedang,

skore 28-41 kecemasan berat, 42-52 kecemasan berat sekali.

b. Revised Children’s Manifest Anxiety Scale (RCMAS)

Alat yang digunakan untuk mengukur kecemasan pada anak

adalah Revised Children’s Manifest Anxiety Scale (RCMAS).

RCMAS merupakan alat yang digunakan untuk menilai derajat

dan kualitas kecemasan yang dialami oleh anak-anak dan remaja.

RCMAS ini cocok digunakan untuk menilai derajat dan kualitas

kecemasan pada anak usia 6-19 tahun. Pemeriksaan RCMAS

memerlukan waktu selama 10-15 menit. Kuisioner ini terdiri dari

tiga faktor kecemasan yang dinilai yaitu kecemasan fisiologis (10

item), khawatir/over sensitivity (11 item), konsentrasi dan

Page 36: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

27

kepedulian sosial (7 item) dengan jawaban ya (skor 1) dan tidak

(skor 0). Kuesioner ini mengandung 37 pertanyaan ya atau tidak,

yang terdiri dari 28 pertanyaan yang menggambarkan kecemasan

dan 9 pertanyaan untuk mendeteksi kebohongan. Total skor

maksimal kuesiner ini adalah 28 dan minimalnya ada 0. Total

skor 0-19 merupakan range normal, total skor 20-28

menunjukkan adanya kecemasan klinis. Jumlah skor butir

pernyataan pada kuisioner RCMAS yang diperoleh adalah 0-28

(Asian nursing research, 2009).

Page 37: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

28

BAB III

SKENARIO KASUS

Pasien An.T usia 17 tahun datang pertama kali ke RSUD dr. Moewardi

Surakarta rujukan dari RS dr. Oen Solo Baru pada bulan Januari 2020 dengan

kondisi dan keluhan panas dan nyeri seluruh anggota tubuh. Pasien juga

mengatakan sampai saat ini menjalani rawat inap di RSUD dr. Moewardi

Surakarta sudah 5x, dan menjalani kemoterapi 2x. Pasien mengatakan saat ini

akan menjalani kemoterapi yang ke 3, badan terasa nyeri semua saat dipegang P :

Nyeri saat dipegang, Q : Njarem, R : Seluruh tubuh yang dipegang, S : Skala 3, T

: Hilang Timbul. Pasien mengeluh kepala terasa pusing, badan lemas, tenggorokan

gatal dan batuk, serta cemas dengan kondisi yang dialaminya saat ini karena tidak

bisa masuk sekolah dikarenakan tidak kuat dan menjalani program pengobatan.

Saat dilakukan pengkajian pasien tampak tenang, bingung, khawatir, pucat,

konjungtiva anemis, CRT <2 detik, mukoa bibir kering, akral teraba hangat, suhu

36,8oC, nadi 98x/menit, kekuatan ekstremitas atas 5/5 dan ekstremitas bawah 5/5.

Saat dilakukan pengkajian kecemasan didapatkan hasil dari kuesioner HARS

dengan pre test = 38 (cemas berat), dan menggunakan RCMAS hasil pre test

social alienation 16.66%, worry oversensitivity 69.23%, physiological concerns

44.44%.

Selama perawatan pasien terpasang infus D5 ¼ Ns, Prednison, Aspar K, dan

Vincristine. Hasil laboratorium hemoglobin 10.4 g/dl, trombosit 350 ribu/ul,

eritrosit 3.68 juta/ul, natrium darah 132, dan kalium darah 4.2. Pasien mengatakan

pada akhir bulan desember 2019 yang lalu dibawa ke Rumah Sakit PKU

Delanggu Boyolali karena badan panas, dan seluruh badan terasa nyeri, selama

perawatan di RS PKU Delanggu Boyolali menjalani transfusi darah sebanyak 3x

karena HB 7 g/dl, setelah dirawat ±1 minggu kemudian pulang dan melakukan

rawat inap di RS dr. Oen Solo baru karena tidak ada perubahan. Selama dirawat di

dr. Oen Solo baru dilakukan beberapa pemeriksaan dan mengetahui sakit kanker

leukimia, sebelumnya tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit yang

sama sepertinya.

Page 38: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

29

BAB IV

STRATEGI PENELUSURAN BUKTI

Penelusuran jurnal penelitian menggunakan alamat Pub Med, Google

Scholar, dan Science Direct pada tanggal 3 Mei 2020 dengan menggunakan kata

kunci yang tercantum pada tabel 4.1 dan telah ditemukan beberapa hasil jurnal

penelitian, kemudian dilakukan pemilihan sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Tabel 4.1 Strategi Penelusuran Bukti

Database Strategi pencarian Jurnal yang

ditemukan

Jurnal yang dipilih

Pub Med, (3 Mei

2020)

P : Children with

Leukemia

I : -

C : -

O : Reducing

anxiety

Evaluation Of The

Effect Of

Psycotherapy On

Anxiety Among

Children With

Leukemia

Impaired Sleep

Affect Quality Of

Life In Children

During

Maintenance

Treatment For

Acute

Lympoblastic

Leukemia : An

Exploratory Study

Tidak ada

Page 39: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

30

Pub Med, (3 Mei

2020)

P : Children with

Leukemia

I :

Nonpharmacologic

treatment

C : -

O : Reducing

anxiety

Music Therapy To

Reduce Pain And

Anxiety In

Children With

Cancer

Undergoing

Lumbal Puncture :

A Randomized

Clinical Trial

The Effect Of

Relaxation

Techniques On

Anxiety, Fatigue

And Sleep Quality

Of Children With

Leukemia Under

Chemotherapy In

South East Iran

The Effect Of

Drawing And

Writing

Techniques On

The Anxiety Level

Of Children

Undergoing

Cancer Treatment

Tidak ada

Pub Med, (3 Mei

2020)

P : Children with

Leukemia

I : Art therapy

Art Therapy As

Support For

Children With

Tidak ada

Page 40: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

31

C : -

O : Reducing

anxiety

Leukemia During

Painful

Procedures

Impact Of

Painting Therapy

On Aggresion And

Anxiety Of

Children With

Cancer

Google Scholar,

(3 Mei 2020)

P : Pasien

Leukimia

I : Art Therapy

C : -

O : Mengurangi

Kecemasan

Efektivitas Art

Therapy Dalam

Mengurangi

Kecemasan Pada

Remaja Pasien

Leukemia

Efektivitas Art

Therapy Dalam

Mengurangi

Kecemasan Pada

Remaja Pasien

Leukemia

Science Direct, (3

Mei 2020)

P : Pediatic,

Children,

Oncology

I : Art Therapy

C : -

O ;

The Efficacy Of

Art Therapy In

Pediatric

Oncology Patient

: An Integrative

Literature Review

The Efficacy Of

Art Therapy In

Pediatric

Oncology Patient

: An Integrative

Literature Review

Page 41: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

32

BAB V

PEMBAHASAN

Nama

penulis

& tahun

Judul

penelitian

Tujuan &

pertanya

an

penelitian

Desain

penelitian

Besar

sampel

Variabel

dependen

dan

pengukurann

ya

Uji

statistik

Hasil

peneliti

an

Kekuatan

penelitian

Kelema

han

penelitia

n

Kesimpula

n untuk

praktek

keperawat

an

Shinta

natalia

adriani &

Monty P.

Satiadar

ma

(2011)

Efektivita

s Art

Therapy

Dalam

Menguran

gi

Kecemasa

n Pada

Remaja

Pasien

Leukemia

Untuk

mengetah

ui

efektivitas

art

therapy

dalam

menguran

gi

kecemasa

n pada

remaja

Penelitian

ini

menggunak

an metode

kualitatif

sebagai

metode

utama dan

metode

kuantitatif

sebagai

metode

Subyek

dalam

penelitia

n ini

adalah 5

remaja

penderit

a

leukemi

a

dengan

2

Tingkat

kecemasan

dengan alat

ukur tingkat

kecemasan

menggunakan

Hamilton

Rating Scale

For Anxiety

(HARS) dan

Revised

Children’s

(tidak

tercantu

m dalam

jurnal)

Hasil

peneliti

an

menunj

ukan

bahwa

art

therapy

efektif

dalam

mengur

angi

Pembahas

an dapat

dipahami

oleh

pembaca

dan

memberik

an inovasi

intervensi

terbaru

kepada

perawat

Tidak

dijelaska

n kriteria

inklusi

dan

eksklusi

Art therapy

dapat

digunakan

sebagai

salah satu

alternatif

terapi

dalam

menangani

masalah

emosional

pada pasien

32

Page 42: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

33

pasien

leukemia

pendukung subyek

diberika

n art

therapy

Manifest

Anxiety Scale

(RCMAS)

kecema

san

pada

pasien

leukemi

a

dalam

mengatasi

kecemasa

n anak

penderita

leukemia

dan kanker

lainnya di

rumah

sakit.

Bree A.

aguilar,

MSN,

RN

(2017)

The

Efficacy

Of Art

Therapy

In

Pediatric

Oncology

Patient :

An

Integrativ

e

Literature

Review

Untuk

menguji

efek art

therapy

pada

pasien

anak yang

menderita

kanker

Penelitian

ini

menggabun

gkan data

eksperiment

al, non-

eksperiment

al, teoritis,

dan empiris

Subyek

penelitia

n ini

sebanya

l 316

anak-

anak

dan

remaja

berusia

2-19

tahun

Ekspresi

emosi /

komunikasi,

mekanisne

koping /

distraksi, dan

penurunan

tanda gejala

kecemasan.

Alat ukur

tidak

dicantumkan.

(tidak

tercantu

m dalam

jurnal)

Hasil

dalam

peneliti

an ini

menunj

ukkan

anak-

anak

yang

berparti

sipasi

dalam

interven

Pembahas

an dapat

dimengert

i oleh

pembaca

Kekuran

gan

dalam

penelitia

n

menggu

nakan

responde

n yang

menjalan

i rawat

inap dan

rawat

Menerapka

n intervensi

menggamb

ar atau

bentuk seni

lainnya ke

dalam

perawatan

holistic

pasien

onkologi

anak dapat

membantuk

Page 43: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

34

ing

mengga

mbar

(Art

Therapy

)

menunj

ukkan

komuni

kasi

yang

mening

kat

antara

keluarg

a dan

tenaga

kesehat

an.

jalan.

Terbatas

nya

interpret

asi

gambar

karena

sifatnya

sangat

subjektif

dalam

individu

menilai

gambar,

serta

gambarn

ya itu

sendiri.

dalam

memaksima

lkan

kualitas

hidup dan

memungkin

kan gaya

hidup yang

lebih dapat

ditoleransi.

Page 44: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

35

Leukemia atau kanker darah adalah penyakit neoplastik yang

beragam, ditandai oleh produksi secara tak normal (transformasi

maligna) dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan

limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang belakang digantikan

oleh sel abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat

dijumpai di dalam darah perifer atau sel darah tepi. Sel leukemia sangat

mempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan

imunitas tubuh penderita (Yayan, 2010).

Data International Agency for Research on Cancer (2014)

menyebutkan penyakit leukemia di dunia sebesar 351.965 kasus.

Jumlah Leukemia di Asia mencapai 167.448 kasus. Union for

International Cancer Control (2014) Menyebutkan setiap tahunnya ada

sekitar 176.000 anak yang didiangnosis kanker, yang rata-rata berasal

dari negara berkembang. Kanker yang paling umum pada anak-anak

usia 0-14 tahun adalah leukemia limfoblastik akut (26%), Kanker otak

dan system saraf pusat (21%), Neuroblastoma (7%), dan Iymphoma

non-Hodgkin (6%) (American Cancer Society, 2014).

Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan bentuk leukemia

yang paling umum dijumpai pada anak yaitu sekitar 75-80%

(Hoffbrand, 2012). Di dunia, anak-anak yang didiagnosis leukemia

limfoblastik akut sebesar 30-34% dari semua jenis keganasan. Rata-rata

leukemia limfoblastik akut adalah 4-4,5 kasus per tahun, (Permono &

Ugrasena, 2010).

Hasil Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa jumlah kanker di

Indonesia mencapai 1,4%, sedangkan Registrasi Kanker di Indonesia

tahun 2005-2007 dalam Kemenkes (2013) mencatat angka kejadian

kanker pada anak (0-17 tahun) adalah 9 per 100.000 anak-anak dengan

prevalensi leukemia (kanker tertinggi pada anak) adalah 2,8 per

100.000 anak-anak. Data yang tercatat pada Riskesdas (2013)

menunjukkan bahwa prevalensi leukemia tertinggi terdapat di provinsi

Page 45: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

36

Derah Istimewa Yogyakarta sebanyak 4,15% sedangkan di Jawa

Tengah terdapat 2,1%.

Masalah fisik biasanya berasal dari rasa sakit dan ketidaknyamanan

akibat kanker yang bisa diatasi secara medis untuk mengurangi rasa

sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh remaja penderita

leukemia. Sedangkan masalah psikologis dapat muncul selama proses

pengobatan, yaitu remaja harus berada di rumah sakit untuk jangka

waktu yang cukup lama sehingga remaja harus berjauhan dengan

anggota keluarga, teman-teman, dan harus absen dari sekolah. Remaja

yang tugas perkembangannya adalah mencari identitas diri merasa

terancam dengan lingkungan rumah sakit dan kebutuhan untuk selalu

tergantung selama menjalani pengobatan. Kondisi ini dapat

menimbulkan kecemasan pada remaja (Adriani, 2011). Proses

pengobatan yang kurang menyenangkan, pemikiran tentang

kekambuhan dan berakhir dengan kematian juga dapat menimbulkan

rasa takut terhadap kematian. Bagi sebagian besar penderita kanker

kondisi yang menakutkan tersebut dapat menimbulkan kecemasan

(Miller, 2008).

Kecemasan merupakan salah satu reaksi psikologis terhadap

diagnosis penyakit dan pengobatan kanker. Kondisi yang penuh tekanan

merupakan ancaman bagi tubuh. Ketika tubuh terpapar ancaman,

hasilnya adalah sekumpulan perubahan fisiologis yang umumnya

disebut respon stres (Pinel, 2009). Respon yang muncul merupakan

respon yang kompleks, yaitu fisiologis, kognitif, emosional dan

perilaku. Respon fisiologis dapat termanifestasi dalam sistem syaraf

otonom, sistem kekebalan tubuh dan sistem neuroendokrin. Perubahan

yang ditunjukkan dari respon fisiologis, kognitif, emosional dan

perilaku merupakan gejala kecemasan (Sarah, 2010).

Untuk mengurangi terjadinya kecemasan karena pengobatan dan

meningkatkan angka kesehatan pada pasien kanker dewasa dengan

menggunakan pengobatan komplementer dan alternatif (CAM) seperti

Page 46: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

37

seni, musik, dan terapi dansa (Somani, Ali, Ali, & Lalani, 2014;

Tomlinson, Hesser, Ethier, & Sung, 2011). Selain itu penggunaan

pengobatan komplementer dan alternatif (CAM), terapi pikiran dan

tubuh memiliki efek positif pada kualitas hidup pada pasien kanker

anak (Ott, 2006).

Art therapy adalah bentuk psikoterapi yang menggunakan media

seni, material seni, dengan pembuatan karya seni untuk berkomunikasi.

Media seni dapat berupa pensil, kapur berwarna, warna, cat, potongan

potongan keratas, dan tanah liat (Hallowell, 2007). Kegiatan art therapy

mencakup berbagai kegiatan seni seperti menggambar, melukis,

memahat, menari, gerakan-gerakan kreatif, drama, puisi, fotografi,

melihat dan menilai karya seni orang lain. Art therapy dapat menjadi

cara yang aman untuk penderita kanker dan keluarga mereka untuk

mengungkapkan emosi-emosi seperti marah, takut, dan cemas tentang

kanker dan pengobatannya (Cancer, 2007).

Malchiodi (2016) mengungkapkan hasil penelitiannya mengenai

penatalaksanaan art drawing therapy dapat menurunkan tingkat hormon

kortisol. Kortisol atau “hormon stress” yang berkorelasi dengan tingkat

stress ditubuh. Sehingga dapat mengeluarkan homon endorphin yang

berefek meningkatkan perasaan nyaman dan tenang sehingga otot-otot

tubuh yang awalnya tegang akan mengalami rileksasi apabila seseorang

melakukan sesuatu hal dengan senang hati (Mumpuni & Wulandari,

2010).

Perkembangan neuroscience yang pesat juga berpengaruh terhadap

penelitian art therapy. Beberapa penelitian dilakukan dengan tujuan

untuk melihat hubungan proses membuat kreasi seni dengan bagian

otak yang terlibat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dimisio pada

tahun 1994 (dalam Sarah, 2010) diketahui bahwa gambar yang dilihat,

dibayangkan ataupun digambar mengaktifkan bagian visual cortex pada

otak. Penelitian lain dilakukan oleh Firth dan Law (1995) dengan

menggunakan Position Emision Tomography (PET) yang memindai

Page 47: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

38

aktivitas otak. Hasil penelitian Firth dan Law (1995) dalam Sarah

(2010) menemukan bahwah proses membuat gambar yang sangat

mudah dapat menimbulkan aktivitas kompleks pada beberapa bagian

otak.

Kekuatan art therapy bagi seseorang yang mengalami kecemasan

terletak pada proses kreatif dalam art therapy dapat memfasilitasi untuk

mengungkapkan ekspresi diri dan mengeksplorasi diri (Liebmann,

dalam Chambala, 2008). Pengalaman dalam menggambar, melukis

ataupun aktivitas artistik lainnya melibatkan proses di otak dan terlihat

melalui reaksi tubuh. Proses pembuatan gambar mengaktifkan visual

cortex pada otak. Oleh karena itu tubuh akan memberikan respon yang

sama ketika menghadapi situasi yang nyata.

Page 48: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

39

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Leukemia atau kanker darah adalah penyakit

neoplastik yang beragam, ditandai oleh produksi secara tak

normal (transformasi maligna) dari sel-sel pembentuk darah

di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di

dalam sumsum tulang belakang digantikan oleh sel

abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat

dijumpai di dalam darah perifer atau sel darah tepi. Sel

leukemia sangat mempengaruhi pembentukan sel darah

normal (hematopoiesis) dan imunitas tubuh penderita

(Yayan, 2010). Sedangkan masalah yang akan muncul

kepada anak dengan leukimia yaitu psikologis dapat muncul

selama proses pengobatan, yaitu remaja harus berada di

rumah sakit untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga

remaja harus berjauhan dengan anggota keluarga, teman-

teman, dan harus absen dari sekolah. Kegiatan yang dapat

digunakan untuk mengurangi adanya kecemasan

menggunakan art therapy. Melalui art therapy kedua remaja

tersebut dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan

mereka. Sehingga art therapy merupakan cara yang aman

bagi penderita kanker dan juga keluarga mereka untuk

mengekspreskan emosi-emosi, seperti marah, takut, dan

kecemasan mengenai kanker dan pengobatannya. Art

therapy dengan menggambar juga dapat meningkatkan

hubungan komunikasi antara individu dan perawat.

Page 49: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

40

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti dapat

memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi orang tua

Orang tua juga disarankan mengikuti kegiatan yang

diadakan di rumah sakit yang melibatkan para orang

tua untuk saling memberi dukungan dan semangat

sehingga orang tua tidak jenuh hanya di kamar saja.

Sikap orang tua yang relaks akan membuat anak

menjadi lebih nyaman. Kedekatan diantara orang tua

pasien juga membuat anak-anak mereka menjadi

saling dekat sehingga anak juga merasakan adanya

dukungan dari teman sebaya dan mereka yang

memiliki kondisi yang sama dengan dirinya.

2. Bagi rumah sakit

Bagi rumah sakit dapat menjadikan salah satu

alternatif terapi untuk mengatasi kecemasan pada

anak, dan menjadikan suatu kegiatan yang bisa

mengisi waktu luang pasien dengan leukimia

Page 50: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, S. N. & Satiadarma, M. P. (2011). Efektifitas art therapy dalam

mengurangi kecemasan pada remaja pasien leukimia. Indonesian

Journal of Cancer. Volume 5. Nomor 1.

American Art Theraphy Association. (2013). The American Art Therapy

Association’s Mission.

American Cancer Society. (2012). Cancer Facts and Figures 2012. Atlanta:

American Cancer Society

American Cancer Society. (2014). Global Cancer Fact & Figures 2nd

Edition. Atlanta, American Cancer. Diakses pada 29 Oktober 2018

pada http://cebp.aacrjournals.org/content/19/8/1893.short.

British Association of Art Therapy. What is Art Therapy?. Diambil tanggal

2 juli 2020, dari http://www. baat.org?art_thrapy.html

Cancer Helps. What is art therapy. Diambil tanggal 2 juli 2020, dari

http://www.cancerhelp.org,uk/help. default.asp?page=25615

Chambala, A. (2008). Anxiety and art therapy: treatment in the public eye.

Journal of Art Therapy Assocation vol 25(4): 187‐189

Cindy, A. R. (2014). “Pengaruh Art Therapy Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Pada Anak Jalanan Di Jalan Tanjung

Putrayudha II Malang”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Malang.

Dayani, EN, Budhiarti, LY & Lestari, LD. (2015). Terapi Bermain Clay

Terhadap Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah (3-6) yang

Menjalani Hospitalisasi di RSUD Bajar Baru: Jurnal Keperawatan

vol.3 no.2. Diakses pada 1 November 2018 pada

https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JDK/article/view/592

Desmawati. (2013). Sistem Hematologi dan Imunologi. Edited by D.

Juliastuti. Jakarta: Penerbit In Media.

Hallowell, L. (2007). Art Therapy Program-Children Cancer Centre.

Diambil dari http:///www.rch.org.au/ept/art/index.cfm?doc_id= 7693.

Page 51: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

Han, Hae Ra. (2009). Measuring Anxiety in Children : A Methodological

Review of the Literature. Asian Nursing Research. Vol. 3 no. 2

Hawari, D (2011). Psikometri Alat Ukur (Skala) Kesehatan Jiwa. Jakarta:

FKUI.

Hoffbrand, AV, & Moss PAH. (2012) Kapita Selekta hematologi (6th ed).

Jakarta: EGC.

Joseph, M. C., Satiadarma, M. P., Koesma, R. E. (2018). Penerapan Terapi

Seni Dalam Mengurangi Kecemasan Pada Perempuan Korban

Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Jakarta. Jurnal Muara Ilmu

Sosial, Humaniora, Dan Seni Vol. 2, No. 1, April 2018: Hlm 77-87

ISSN 2579-6348 (Versi Cetak) ISSN-L 2579-6356 (Versi Elektronik)

KBBI. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses 30 Oktober 2018

pada http://kkbi.web.id.cemas

Kementrian Kesehatan RI . (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta:

Riskesdas

Lanzkowsky P, (2011). Manual of Pediatric hematology and Oncology. 5th

ed.USA: ELSEVIER.

Lestari, T. (2015). Kumpulan teori untuk kajian pustaka penelitian

kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Malchiodi, Cathy. (2018). Art Therapy Changes Lives.

Miller, G. 2008. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kanker. Jakarta:

Pustaka Karya

Morrison, Candis & Hesdorffer, Charles S. (2012). Patients’ Guide to

Leukemia (Panduan untuk Penderita Leukemia). Penerjemah: Cisya

Dewantara. Jakarta: PT Indeks.

Mumpuni & Wulandari. (2010). Cara Jitu Mengatasi Stres. Yogyakarta:

ANDI Yogyakarta.

Murwani, Arita. (2008). Perawatan Penyakit Dalam. Kediri: Mitra

Cendikia.

Ngastiyah. (2005). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta:

EGC.

Page 52: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:

MediAction.

Ott, M. J. (2006). Mind-body therapies for the pediatric oncology patient:

Matching the right therapy with the right patient. Journal of Pediatric

Oncology Nursing, 23(5),254–267.

http://dx.doi.org/10.1177/1043454206291359

Padila. (2013) Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha

Medika

Permono, H. (2013). Tumbuh Kembang Anak Untuk Membangun Karakter

Anak Usia Dini. Universitas Persada Indonesia, Jakarta Diakses 28

Maret 2019, dari

<https;//publikasiilmiahums.sc.id/bitstream/handle/1167/3994/02.pdf?

sequence=1>

Pinel, J. P. J. (2009). Biopsikologi. Edisi ke 7. Terjemahan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Pui C. H., Evans W. E. (2006). Treatment of acute lymphoblastic leukemia.

England Journal of medicine. 354: 166-178.

Riskedas. (2013). Riset Kesehatan Dasar. (2013). Jakarta: Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Diakses

pada 19 Oktobe r 2018 pada

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskes

das%202013.pdf

Saputro, H & Fazrin, I. (2017). Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit :

Penerapan Terapi Bermain Anak Sakit : Proses, Manfaat dan

Pelaksanaanya. FORIKES :Ponorogo. Diakses pada 24 Oktober 2018

pada

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=eLBFDwAAQBAJ&

oi=fnd&pg=PR1&dq=Anak+Sakit+Wajib+Bermain+di+Rumah+Sakit

+:%09Penerapan+Terapi+Bermain+Anak+Sakit+&ots=gmcKKckzxU

&sig=x3Cba4HfQf-

Page 53: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

L6NtAf3eWwmm5O3E&redir_esc=y#v=onepage&q=Anak%20Sakit

%20Wajib%20Bermain%20di%20Rumah%20Sakit%20%3A%09Pen

erapan%20Terapi%20Bermain%20Anak%20Sakit&f=false

Sarah. (2010). Kajian Teoritis Pengaruh Art Therapy Dalam Mengurangi

Kecemasan Pada Penderita Kanker. Buletin Psikologi Fakultas

Psikologi Universitas Gadjah Mada Volume 18, No. 1, 2010: 29 – 35

ISSN: 0854‐7108

Setyoadi & Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada

Pasien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika.

Somani, S., Ali, F., Ali, T., & Lalani, N. S. (2014). Complementary and

alternative medicinein oncology nursing. British Journal of Nursing,

23(1), 40–46

Tomlinson, D., Hesser, T., Ethier, M., & Sung, L. (2011). Complementary

and alternative medicine use in pediatric cancer reported during

palliative phase of disease. Support Care Cancer, 19, 1857–1863.

http://dx.doi.org/10.1007/s00520-010-1029-0

Tsai, C. (2007). The effect of animal assisted therapy on children’s stress

during hospitalization. Disertasi. Univercity of marylan, school of

nursing.

WHO.(2011).Top 10 Causes of Death.

www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en

World Health Organization. (2011). World Cancer Report 2011. WHO

Library Cataloguing in Publication Data: WHO Press.

Wu, EQ., et al. (2010). Healthcare resource utilization and costs associated

with non-adherence to imatinib treatment in chronic myeloid leukemia

patients. Journal Current Medical Research and Opinion. Volume 26,

2010

Yayan A. I., (2010). Leukemia. Riau: FK Universitas Riau.

Page 54: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

Lampiran 1

KUESIONER KECEMASAN

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS)

No Item 0 1 2 3 4

1 Perasaan Anxietas

Cemas

Firasat buruk

Takut

Mudah tersinggung

2 Ketegangan

Merasa tegang

Lesu

Tidak bisa istirahat tenang

Mudah terkejut

Mudah menangis

Gemetar

Gelisah

3 Ketakutan

Pada gelap

Pada orang asing

Ditinggal sendiri

Pada binatang besar

Pada keramaian lalu lintas

Pada kerumunan orang banyak

4 Gangguan tidur

Sukar masuk tidur

Terbangun malam hari

Tidur tidak nyenyak

Bangun tidur terasa lesu

Banyak mimpi-mimpi

Mimpi menakutkan

5 Gangguan kecerdasan

Sukar konsentrasi

Daya ingat menurun

Daya ingat buruk

6 Perasaan depresi (murung)

Hilangnya minat

Berkurangnya kesengangan pada hobi

Sedih bangun dini hari

Page 55: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

Perasaan berubah - ubah

7 Gejala somatik/fisik (otot)

Sakit dan nyeri di otot

Kaku

Kedutan otot

Gigi gemerutuk

Suara tidak stabil

8 Gangguan somatik/fisik

(sensorik)

Tinnitus (telinga berdering)

Pengelihatan kabur

Muka merah atau pucat

Merasa lemas

Perasaan di tusuk-tusuk

9 Gejala kardiovaskuler

Takikardi (denyut jantung

cepat)

Berdebar-debar

Nyeri dada

Denyut nadi mengeras

Rasa lesu/lemas seperti mau

pingsan

Detak jantung menghilang (berhenti sekejap)

10 Gejala respiratori/pernafasan

Rasa tertekan atau sempit di dada

Rasa tercekik

Sering menarik nafas

Nafas pendek dan sesak

11 Gejala gastrointestinal

Sulit menelan

Perut melilit

Gangguan pencernaan

Nyeri sebelum dan sesudah makan

Perasaan terbakar di perut

Rasa penuh atau kembung

Mual

Muntah

Buang air besar lembek

Sukar BAB (konstipasi)

Kehilangan berat badan)

Page 56: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

12 Gejala urogenital

Sering buang air kecil

Tidak dapat menahan air seni

Tidak datang bulan/haid

Darah haid berlebih

Darah haid amat sedikit

Masa haid berkepanjangan

Masa haid sangat pendek

Haid berapa kali dalam sebulan

Menjadi dingin (frigid)

Ejakulasi dini

Ejakulasi melemah

Ereksi hilang (impotensi)

13 Gejala autonom

Mulut kering

Muka merah

Mudah berkeringat

Kepala pusing

Kepala terasa berat

Kepala amat sakit

Bulu-bulu berdiri

14 Tingkah laku sikap pada

wawancara

Gelisah

Tidak tenang

Jari gemetar

Kerut kening

Muka tegang

Otot tegang/mengeras

Page 57: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

Lampiran 2

Kuesioner Kecemasan

Revised Children’s Manifest Anxiety Scale RCMAS

Faktor Item Ya Tidak

Faktor I

Sosial

alienation

1. Saya merasa bahwa orang lain

tidak menyukai cara saya

melakukan sesuatu

2. Orang lain terlihat melakukan

sesuatu lebih mudah dari pada

yang bisa saya lakukan

3. Anak-anak lain lebih bahagia

dari pada saya

4. Saya merasa seseorang akan

mengatakan kepada saya bahwa

saya melakukan sesuatu dengan

cara yang salah

5. Banyak orang yang bertentangan

dengan saya

6. Saya merasa sendirian walaupun

saya bersama orang lain

Faktor II

Worry-

oversensitivity

7. Saya merasa khawatir apa yang

akan terjadi

8. Saya mudah selaki merasa

perasaan saya tersakiti

9. Saya sering merasa khawatir

bahwa sesuatu yang buruk akan

terjadi pada saya

10. Saya merasa mudah sakit hati

pada saat saya bertengkar

11. Saya sering merasa khawatir

12. Saya merasa gelisah

13. Saya takut terhadap banyak hal

14. Saya khawatir saat akan tidur

malam

15. Saya khawatir apa yang akan

dikatakan oleh orang tua saya

16. Saya kadang-kadang terbangun

ketakutan

Page 58: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

17. Saya merasa takut pada saat

sesuatu berjalan tidak seperti

yang saya harapkan

18. Saya bermimpi buruk

19. Saya khawatir apa yang akan

dipikirkan orang tentang diri saya

Faktor III

Physiological

concerns

20. Saya sering merasa capek

21. Saya susah untuk tidur malam

22. Saya sering merasa sakit di

perut saya

23. Saya sering merasa sesak nafas

24. Saya merasa sulit untuk

konsentrasi dengn tugas sekolah

saya

25. Saya mempunyai masalah

terhadap keyakinan tekat

26. Saya sering bergoyang-goyang

waktu duduk

27. Saya mudah marah

28. Tangan saya terasa berkeringat

Page 59: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas

Lampiran 3

Page 60: EFEKTIVITAS ART THERAPY DALAM MENGURANGI …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/306/1/KIAN ANAK KEL. 1 RSDM NERS XI.pdfmempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas