efektifitas serikat pekerja

3
Nama : Yanuar Dwi Anggara NIM : E0010356 Kelas : A EFEKTIVITAS SERIKAT PEKERJA DI INDONESIA Para elite serikat buruh harus mengembalikan efektivitas gerakan kolektif dalam memperjuangkan hak-hak buruh yang kini semakin tidak sejahtera. Jumlah anggota yang banyak dan aktif dalam berserikat merupakan modal utama gerakan buruh dalam bernegosiasi, baik dengan pengusaha maupun pemerintah. Gerakan-gerakan buruh kini cenderung kewalahan menghadapi tekanan kapitalisme yang membawa semangat pasar kerja fleksibel. Jumlah pekerja tetap kian merosot dan digantikan oleh buruh kontrak dengan masa depan kerja yang tidak pasti. Saat ini di Indonesia masih sangat minim sekali adanya kesadaran para pekerja untuk membentuk suatu kepengurusan dalam suatu serikat pekerja, malah disebagian perusahan sengaja memasukan oang- orang yang mempunyai jabatan kedalam kepengurusan suatu serikat buruh / pekerja tersebut, sehingga hal ini dapat memanipulasi perjanjian-perjanjian yang seharusnya dapat membatasi kesewenang-wenangan antara pengusaha dan pekerja tanpa adanya intervensi dari pihak manapun.

Upload: yanuar-dwi-anggara

Post on 30-Nov-2015

23 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

serikat pekerja

TRANSCRIPT

Page 1: efektifitas serikat pekerja

Nama : Yanuar Dwi Anggara

NIM : E0010356

Kelas : A

EFEKTIVITAS SERIKAT PEKERJA DI INDONESIA

Para elite serikat buruh harus mengembalikan efektivitas gerakan kolektif dalam

memperjuangkan hak-hak buruh yang kini semakin tidak sejahtera. Jumlah anggota yang

banyak dan aktif dalam berserikat merupakan modal utama gerakan buruh dalam

bernegosiasi, baik dengan pengusaha maupun pemerintah.

Gerakan-gerakan buruh kini cenderung kewalahan menghadapi tekanan kapitalisme

yang membawa semangat pasar kerja fleksibel. Jumlah pekerja tetap kian merosot dan

digantikan oleh buruh kontrak dengan masa depan kerja yang tidak pasti.

Saat ini di Indonesia masih sangat minim sekali adanya kesadaran para pekerja untuk

membentuk suatu kepengurusan dalam suatu serikat pekerja, malah disebagian perusahan

sengaja memasukan oang- orang yang mempunyai jabatan kedalam kepengurusan suatu

serikat buruh / pekerja tersebut, sehingga hal ini dapat memanipulasi perjanjian-perjanjian

yang seharusnya dapat membatasi kesewenang-wenangan antara pengusaha dan pekerja

tanpa adanya intervensi dari pihak manapun.

Dampak yang paling terasa pada buruh kini semakin tak berdaya menghadapi

kebijakan-kebijakan pemerintah yang lebih berpihak kepada investor. Kelemahan pemerintah

dalam hal penyediaan infrastruktur, energi, dan pemberantasan korupsi malah ditimpakan

dengan menciptakan kebijakan yang membuat kesejahteraan buruh semakin merosot. "Gaji

buruh sejak zaman kuli kontrak sampai sekarang tidak pernah membuat mereka sejahtera.

hanya bisa sampai pada batas-batas mereka tetap hidup,

upah minimum bagi buruh industri garmen yang berlaku di sebagian wilayah

Indonesia hanya mampu memenuhi 62,4 persen kebutuhan hidup mereka. Kondisi ini

membuat buruh harus bekerja ekstra keras, apakah dengan lembur atau mencari kerja

sampingan, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sistem kerja kontrak yang semakin

meluas juga merugikan buruh.

Page 2: efektifitas serikat pekerja

Jangankan memikirkan serikat buruh / pekerja, mimikirkan pemenuhan kebutuhan

mereka sendiri saja masi dirasa sangat jauh dari cukup. Hal ini mengakibatkan keapatisan

para pekerja terhadap serikat pekerja itu sendiri.

Para pencari kerja harus membayar minimal Rp 1 juta kepada perusahaan pemasok

buruh kontrak agar dapat segera disalurkan ke perusahaan mitra yang memberikan pekerjaan.

Jumlah pengusaha yang memakai pekerja kontrak kini kian meningkat untuk menekan biaya.

Pengusaha yang memakai jasa buruh kontrak hanya membayar 40 persen dari biaya upah

pekerja tetap. Kondisi ini sangat merugikan buruh. Apalagi ditambah pengawasan yang

lemah telah memicu pertumbuhan porsi buruh kontrak yang luar biasa dibanding pekerja

tetap.

Persoalan lain adalah semakin rendahnya kesadaran pekerja untuk aktif berserikat

walau tingkat pendidikan mereka saat ini jauh lebih baik dibandingkan pekerja 10 tahun lalu.

Hal ini merupakan tantangan serikat buruh untuk menarik minat mereka berserikat.

Seharusnya dalam suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha terdapat kontrak

yang memuat pasal bahwasanya pekerja merupakan bagian dari suatu perusahan, apabila

keseimbangan tersebut terganggu maka akan mempengaruhu pula system produksi yang

dihasilkan. Tidak boleh diberlakukan semena-mena. Seharusnya perusahan sadar hal tersebut

betapa pentingnya posisi pekerja dalam suatu perusahaan.