efek radiasi dan proteksi radiasi

13
EFEK RADIASI DAN PROTEKSI RADIASI RINGKASAN Radiasi yang berasal dari alam dan bukan dari hasil aktivitas manusia disebut radiasi alam. Berdasarkan sumbernya, radiasi alam dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu radiasi kosmik dan radiasi yang berasal dari bahan radioaktif yang berada dalam kerak bumi. Radiasi kosmik terdiri dari radiasi kosmik primer yang berasal dari luar angkasa dan masuk ke atmosfir bumi, dan radiasi kosmik sekunder yang terjadi akibat interaksi antara radiasi kosmik primer dengan unsur-unsur di angkasa. URAIAN Radiasi alam adalah radiasi yang ada di alam berupa radiasi kosmik dan radiasi yang berasal dari bahan radioaktif yang ada dalam kerak bumi (radionuklida terestrial). Radiasi yang terpancar dari inti atom akibat interaksi antara radiasi kosmik dengan inti atom yang ada di atmosfir bumi (radionuklida kosmogenik) adalah radiasi yang paling umum. Di sini akan dibahas radiasi yang berasal dari radiasi kosmik dan dari radionuklida terestriall. (Gambar 1). 1. Radiasi Kosmik Radiasi kosmik terdiri dari radiasi berenergi tinggi yang berasal dari luar angkasa yang masuk ke atmosfir bumi (radiasi kosmik primer), partikel sekunder dan

Upload: daniel-hans-jaya

Post on 27-Dec-2015

55 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

radiasi

TRANSCRIPT

Page 1: Efek Radiasi Dan Proteksi Radiasi

EFEK RADIASI DAN PROTEKSI RADIASIRINGKASANRadiasi yang berasal dari alam dan bukan dari hasil aktivitas manusia disebutradiasi alam. Berdasarkan sumbernya, radiasi alam dikelompokkan ke dalam duajenis, yaitu radiasi kosmik dan radiasi yang berasal dari bahan radioaktif yangberada dalam kerak bumi. Radiasi kosmik terdiri dari radiasi kosmik primer yangberasal dari luar angkasa dan masuk ke atmosfir bumi, dan radiasi kosmiksekunder yang terjadi akibat interaksi antara radiasi kosmik primer denganunsur-unsur di angkasa.URAIANRadiasi alam adalah radiasi yang ada di alam berupa radiasi kosmik dan radiasiyang berasal dari bahan radioaktif yang ada dalam kerak bumi (radionuklidaterestrial). Radiasi yang terpancar dari inti atom akibat interaksi antara radiasikosmik dengan inti atom yang ada di atmosfir bumi (radionuklida kosmogenik)adalah radiasi yang paling umum. Di sini akan dibahas radiasi yang berasal dariradiasi kosmik dan dari radionuklida terestriall.(Gambar 1).1. Radiasi KosmikRadiasi kosmik terdiri dari radiasi berenergi tinggi yang berasal dari luar angkasayang masuk ke atmosfir bumi (radiasi kosmik primer), partikel sekunder dangelombang elektromagnetik yang terjadi akibat interaksi radiasi kosmik primerdengan inti atom yang ada di atmosfir.1.1. Radiasi Kosmik PrimerBagian terbesar dari radiasi kosmik primer adalah radiasi Bima Sakti primer yangberasal dari sistem tata surya, terutama partikel yang berasal dari flare matahariseperti partikel proton (90 %) dan partikel alfa (10%). Selain itu, dalam jumlahyang kecil terdapat inti atom berat, elektron, foton, dan neutrino.Besarnya fluks radiasi kosmik yang masuk ke bumi dipengaruhi oleh medanmagnet bumi dan aktivitas matahari. Di daerah pada garis lintang rendah,partikel berenergi rendah dibelokkan kembali ke angkasa, sehingga fluks radiasikosmik pada daerah tersebut lebih rendah dari pada fluks di daerah pada garislintang tinggi (efek posisi lintang). Partikel proton berenergi rendah dari radiasiBima Sakti primer menunjukkan fluktuasi dengan periode 11 tahun sesuai denganaktivitas matahari (modulasi). Fluks partikel tersebut akan menjadi sangat kecilpada saat aktivitas matahari sangat tinggi, sebaliknya pada saat aktivitasmatahari paling kecil fluksnya menjadi paling besar.1.2 Radiasi Kosmik SekunderSetelah memasuki atmosfir, radiasi kosmik primer akan mengalami berbagaireaksi dengan inti atom yang ada di atmosfir dan menghasilkan partikel dan intiatom yang baru. Partikel radiasi kosmik berenergi tinggi mengalami reaksi intiyang disebut reaksi tumbukan dengan inti atom udara dan menghasilkan materi

Page 2: Efek Radiasi Dan Proteksi Radiasi

hasil reaksi partikel sekunder seperti neutron, proton, p meson, K meson danlain-lain, serta inti He-3 (helium), Be-7 (berilium), Na-22 (natrium). Selanjutnyapartikel proton, neutron, p meson berenergi tinggi bereaksi dengan inti atomyang ada di udara, dan menghasilkan partikel sekunder lebih banyak (cascade).Kemudian p meson meluruh dan berubah menjadi muon atau foton danmenghasilkan penggandaan jenis yang lain. Partikel yang terjadi disebut radiasikosmik sekunder. Selain itu, H-3, Be-7, Na-22 adalah materi yang memancarkanradiasi. Materi ini disebut radionuklida kosmogenik dan dianggap berbeda denganradiasi kosmik sekunder.Radiasi kosmik dapat sampai ke permukaan bumi dan mengionisasi udara.Besarnya ionisasi udara di sekitar permukaan laut sekitar 75% disebabkan olehelektron yang lepas karena tumbukan muon, dan 15% disebabkan oleh elektronyang terjadi akibat peluruhan muon. Selain itu, neutron yang merupakan bagiandari radiasi kosmik memberikan dosis efektif tahunan sekitar 8% dari partikelyang dihasilkan karena ionisasi.Intensitas radiasi kosmik juga bervariasi bergantung pada ketinggian. Padaketinggian 2.000 m jumlah ionisai yang terjadi sekitar 2 kali jumlah ionisasi dipermukaan laut, pada ketinggian 5.000 m sekitar 10 kali, dan pada ketinggian10.000 m sekitar 100 kali.2. Radiasi dari Radionuklida alamDari seluruh radionuklida yang ada di bumi, sebagian besar merupakan inti atomyang ada di kerak bumi sejak bumi terbentuk (radiasi primordial). Selain ituterdapat inti yang terjadi dari interaksi antara radiasi kosmik dengan inti atomyang ada di udara, bahan radioaktif akibat peluruhan spontan atau akibatinteraksi dengan neutron dari radiasi kosmik, dan radionuklida yang pernah adatetapi saat ini sudah musnah karena umur paronya pendek. Jumlah inti yangmusnah ini tidak begitu banyak. Di bawah ini akan dijelaskan radiasi yangdipancarkan oleh radionuklida terestrial yang ada sejak terbentuknya bumi.2.1 Radiasi dari radionuklida primordialTerdapat tiga jenis radionuklida primordial utama yaitu kalium-40 (K-40 umurparo 1,25 milyar tahun), Th-232 (umur paro 14 milyar tahun) yang merupakaninti awal deret thorium, dan U-238 (umur paro 4,5 milyar tahun) yangmerupakan inti awal deret uranium. Radionuklida dalam deret uranium maupunthorium mengalami peluruhan a, b maupun g. K-40 mengalami peluruhan b berubah menjadi Ca-40 dan Ar-40 dengan memancarkan radiasi b dan g.Radionuklida ini ada dalam hampir semua materi seperti kerak bumi, bebatuan,lapisan tanah, air laut, bahan bangunan dan tubuh manusia dengan kadar yangberbeda-beda. Secara umum batuan dari gunung berapi memiliki kadarradionuklida yang lebih tinggi dari pada batuan endapan. Jadi, kerapatanradionuklida berbeda-beda bergantung kepada jenis tanah dan unsur

Page 3: Efek Radiasi Dan Proteksi Radiasi

pembentuknya, dan ini adalah penyebab utama adanya perbedaan dosis radiasidari suatu tempat dengan lainnya.Di dalam deret uranium dan thorium terdapat gas mulia Rn-222 dan Rn-220(radon). Sebagian dari gas yang muncul/terjadi dalam deret peluruhan ini akankeluar dari lapisan tanah atau bahan bangunan. Partikel inti hasil peluruhan dapatmenempel pada aerosol di udara dan mengubah aerosol itu menjadi aerosolradioaktif alam. Paparan radiasi (dosis efektif) akibat menghirup aerosolradioaktif merupakan komponen terbesar di antara radiasi alam. Di dalambangunan yang terbuat dari batuan yang kerapatan materi radioaktifnya tinggi,kerapatan aerosol radioaktif di udara juga tinggi; dan karenanya dosis radiasipada sistem pernafasan juga meningkat maka kerapatan dan dinamika Rn danhasil peluruhannya di udara dalam ruangan menjadi suatu masalah.Paparan radiasi dari radionuklida di luar ruangan ditentukan oleh kerapatanradionuklida di dalam lapisan tanah di tempat itu, sedangkan di dalam ruangan,faktor penentunya adalah kerapatan radionuklida di dalam bahan bangunan danefek kungkungan. Di luar ruangan, laju dosis rata-rata akibat menghirup udara (1m di atas tanah) di Jepang adalah 49 nGy/jam (terkecil 5, terbesar 100), hampirsama dengan nilai rata-rata dunia (55 nGy/jam). Data pengukuran di 23 negaratermasuk Austria dan Denmark menunjukkan nilai rata-rata 24 ~ 85 nGy/jam,dan nilai rata-rata di satu negara sangat berbeda dengan di negara lain. Daridaerah-daerah tersebut ada sebagian wilayah yang laju dosisnya sangat tinggi,misalnya di wilayah Kerala (India) yang banyak mengandung monasit (150 ~1000 nGy/jam), dan wilayah Karabari di Brazil (130 ~ 1200 nGy/jam).

Page 4: Efek Radiasi Dan Proteksi Radiasi

Efek Radiasi pada Tubuh Manusia

Kerusakan sel akan mempengaruhi fungsi jaringan atau organ bila jumlah sel yang mati/rusak dalam jaringan/organ tersebut cukup banyak. Semakin banyak sel yang rusak/mati, semakin parah gangguan fungsi organ yang dapat berakhir dengan hilangnya kemampuan untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Perubahan fungsi sel atau kematian dari sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologi dari radiasi yang bergantung antara lain pada jenis radiasi (LET), dosis, jenis sel dan lainnya.

Pada tubuh manusia, secara umum terdapat dua jenis sel yaitu sel genetik dan sel somatik. Sel genetik adalah sel ogonium (calon sel telur) pada perempuan dan sel spermatogonium (calon sel sperma) pada laki-laki. Sedangkan sel somatik adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Bila dilihat dari jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik.

Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu terpapar dalam waktu singkat (harian sampai mingguan) setelah pemaparan, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel darah. Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan-tahunan) setelah terkena paparan radiasi, seperti katarak dan kanker. Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik.

Bila sel yang mengalami perubahan ini adalah sel genetik maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau efek pewarisan. Apabila sel terubah ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker.

1. Efek : Efek radiasi yang dapat dirasakan langsung oleh orang yang menerima radiasi (contoh: kanker, leukimia, luka bakar, katarak, kemandulan, kelainan kongenital)2. Efek Genetik : Efek radiasi yang diterima oleh individu akan diwariskan kepada keturunannya (contoh: penyakit keturunan, kanker pada masa kanak-kanak)

Page 5: Efek Radiasi Dan Proteksi Radiasi

3. Efek Teragonik: Efek pada embrio (contoh: kemunduran mental)4. Efek Stokastik: Efek yang kebolehjadian timbulnya merupakan fungsi dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang (contoh: leukimia, kanker, efek genetik)5. Efek Deterministik: Efek yang kualitas keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui (contoh: katarak, anemia, penurunan IQ janin, pneunomitis, kemandulan, sindrom radiasi akut)

Mo tanya lagi nich, kalo di rontgen apa ada efek sampingnya?

kalo sering gimana effectnya?Rontgen itu sebenarnya menggunakan sinar X yang panjang gelombangnya range 10 sampai 0.01 nanometer. Dari panjang gelombangnya, kita bisa kategorikan bahwa panjang gelombang sinar X ini sangat pendek.

Bila kita kembali ke pelajaran Fisika waktu SMU, maka kita akan diingatkan kembali mengenai spektrum cahaya dari warna merah - ungu. Di mana panjang gelombang yang paling panjang adalah merah dan panjang gelombang yang paling pendek adalah ungu. Dari sini juga kita belajar bahwa panjang gelombang berbanding terbalik dengan energi. Bila panjang gelombang pendek, maka energinya besar. dan sebaliknya. Jadi sinar merah memiliki energi kecil dan sinar ungu memiliki energi yang besar. Dan energi yang lebih besar adalah sinar Ultra Violet(panjang gelombang = 400 nm - 280 nm). Dan seperti yang kita tahu sinar UV pun tidak baik untuk

Page 6: Efek Radiasi Dan Proteksi Radiasi

kesehatan bila dipaparkan dalam jangka waktu lama karena dapat menyebabkan gangguan kulit dan kanker.

Kembali ke sinar X yang panjang gelombangnya pendek(bahkan lebih pendek dari sinar UV, maka kita bisa katakan energinya lebih besar dari sinar UV). Energi sinar UV saja berbahaya bagi tubuh. Apalagi energi sinar X yang jauh lebih besar.

Efek yang dapat ditimbulkan adalah kematian sel2 tubuh. Pemakaian dalam jangka waktu lama dan terus menerus dapat mengakibatkan terjadi mutasi pada sel yang memicu kanker. Makanya biasanya ditetapkan rontgen ideal maksimal 3 bulan sekali. Diharapkan dalam tempo 3 bulan, sel2 tubuh yang rusak akibat sinar X terdahulu sudah regenerasi dan menjadi normal seperti sedia kala.

Karena itu, sinar X yang ‘ditembakkan’ untuk memotret bagian dalam organ tubuh seharusnya benar-benar dalam komposisi tepat. “Jika tidak, teknologi ini justru bisa memicu kanker, sebab fungsi dari Sinar X adalah mematikan pertumbuhan atau malah memicu pertumbuhan sel. Nah, jika pertumbuhan sel tersebut liar, itulah yang disebut dengan kanker,” ujar Hengky.

MANFAAT DAN RISIKO KECELAKAAN RADIASIDALAM BIDANG RADIOTERAPI

Pemanfaatan Radiasi dalam Bidang RadioterapiRadiasi yang digunakan dalam pemeriksaan kesehatan(radiodiagnosis) dan pengobatan (radioterapi) pertamakali ditemukan oleh Prof. WC. Roentgen pada bulanNopember 1895. Radiasi ini berasal dari sinar X, yangkarena sifat-sifatnya mampu menembus jaringan tubuhmanusia untuk mendeteksi kelainan dan menimbulkan efekbiologi menghentikan pertumbuhan sel hingga mematikansel. Oleh karena itu dapat dimanfaatkan untuk

Page 7: Efek Radiasi Dan Proteksi Radiasi

mematikan sel-sel kanker, dan sudah barang tentu dalamdosis yang sesuai dengan keperluan. Denganperkembangan ilmu dan teknologi bidang fisika radiasimemungkinkan pengukuran jumlah (dosis) radiasi yangdiserap tubuh dan arah radiasi dengan tepat sasaran,bidang biologi radiasi (radiobiologi) yangmemungkinkan tatacara pemberian dan jumlah dosis yangefektif, bidang onkologi (ilmu tentang kanker) yangmemungkinkan penentuan jenis dan stadium kanker sertapemilihan jenis pengobatan yang sesuai (operasi,radioterapi, khemoterapi/obat-obatan, ataukombinasinya). Penentuan radioterapi didasarkan padahispatologi dan asal tumor, stadium/tingkatpenyebarannya, kondisi kesehatan pasien, ketersediaansarana dan prasarana. Agar radioterapi dapatmemberikan hasil yang baik dan aman maka diperlukanperencanaan yang cermat yaitu: penentuan jenis,stadium dan asal tumor; penentuan tujuan radiasi;pemilihan jenis dan teknik radiasi; penentuan luascakupan radiasi dengan alat simulator; evaluasidistribusi dosis radiasi (tinggi di sel tumor danrendah di sel sehat dengan menggunakan alatperencanaan radiasi berbasis komputer).Pegelolaan Limbah RadioterapiPemanfaatan iptek nuklir (bahan radioaktif) dalambidang kedokteran digunakan untuk diagnosa dan terapi,disamping radiasi dari sinar X yang bersumber dariberkas elektron, linear accelerator (linac), danbrachyterapi konvensional. Bahan radioaktif tersebutantara lain Am-241, Gd-153, I-125 (untuk "BoneDensitometry"); Cs-137, Ra-226, Co-60, Sr-90, Pd-103,I-125, Ir-192, Cf-252 (untuk "Brachytherapy").Pemanfaatan bahan-bahan radioaktif ini akanmenimbulkan limbah radioaktif sehingga perlu dikelolasesuai dengan standard keselamatan, mulai dari sumberlimbah sampai dengan penyimpanan lestari (yangdikelola P2PLR-BATAN termasuk kategori aktivitasrendah dan sedang dalam bentuk cair, pasta dan padatyang berasal dari kegiatan riset, industri dan rumahsakit). Strategi pengelolaan adalah dilakukantreatment (umur pendek), conditioning, penyimpanansementara, penyimpanan lestari (dekat permukaan untuk

Page 8: Efek Radiasi Dan Proteksi Radiasi

umur menengah dan jauh kedalam untuk umur panjang).Pengelolaan limbah ini diatur oleh UU No.10 tahun1997. BATAN mempunyai Instalasi Pengelolaan LimbahRadioaktif (IPLR) beserta fasilitas penunjangnya, yangdalam tahun 2001 diusulkan fasilitas penyimpanansementara yang baru untuk limbah industri dan rumahsakit (RS Cikini, RS Persahabatan, RSCM, RS Karyadi,RS Baptis Kediri, dan RS DR. Sutomo Surabaya). Limbahditerima P2PLR dan disimpan di Penyimpanan SementaraLimbah Aktivitas Tinggi (PSLAT). Setelah aktivitasnyaluruh di-imobilisasi/kondisioning dalam sel beton,kemudian disimpan di PSLR aktivitas rendah&sedang.Kegiatan lain adalah kalibrasi alat dan bahanradioaktif, perawatan dan perbaikan berbagai alatradioterapi.Pengawasan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Dalam BidangRadioterapiMengingat resikonya sangat tinggi, diperlukanpengawasan yang ketat secara teknis dan legalitassehingga tercapai manfaat maksimal dan resiko minimal.Pengawasan meliputi pengadaan, instalasi,pengoperasian, pengelolaan limbah, pengaturan,perizinan, dan inspeksi. Pihak yang terkait adalahDepkes (pelayanan medis), Batan (pelaksana diklat SDM,kalibrasi alat ukur, pengelolaan limbah), PDSRI(organisasi profesi DSR), PARI (organisasi profesiApro), dan Bapeten (badan pengawas). Pelaksanaanpengawasan berdasarkan UU no.10/1997, PP no.63, 64 &134 tahun 2000, Kep. Kepala Bapeten, Batan, Permenkes,dll. Kendala yang dihadapi antara lain: jumlah SDMyang memenuhi standard kualifikasi, ketersediaaninstalasi yang memadai. Upaya pemecahan yang mudah dancepat dilaksanakan antara lain: penyuluhan dansosialisasi UU atau PP tenaga nuklir, pelatihan PPR,inspeksi dan monitoring peralatan radioterapi yangdigunakan, dan berkoordinasi dengan institusi terkait