efek ekstrak daun kelor (moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...

76
EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PANKREAS TIKUS Sprague dawley YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Disusun oleh Rani Rahmawati NIM : 11161030000045 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1441 H

Upload: others

Post on 24-May-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

i

EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)

TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PANKREAS

TIKUS Sprague dawley YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran

Disusun oleh

Rani Rahmawati

NIM : 11161030000045

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 2: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

ii

Page 3: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

iii

Page 4: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

iv

Page 5: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya

serta salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, saya dapat

menyelesaikan penelitian yang berjudul “Efek Ekstrak Daun Kelor (Moringa

oleifera) Terhadap Gambaran Histopatologi Tikus Sprague dawley yang Diinduksi

Streptozotocin”. Dalam pelaksanaan penelitian serta penulisan penelitian ini, saya

mendapat banyak arahan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh

sebab itu, saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada :

1. dr. Devy Ariany, M.Biomed dan dr. Lucky Brilliantina, M.Biomed selaku

pembimbing 1 dan pembimbing 2 saya yang telah banyak memberi saran,

masukan, serta dukungan. Terima kasih sebesar-besarnya atas bimbingan yang

menyita waktu dan pikiran, serta tenaga sehingga saya bisa menyelesaikan

penelitian ini.

2. dr. Hari Hendarto, PhD, SpPD-KEMD, FINASIM dan Ibu Rr. Ayu Fitri Hapsari,

S.Si., M.Biomed. selaku penguji 1 dan penguji 2 yang telah bersedia meluangkan

waktunya dalam menilai performa saya dalam sidang skripsi.

3. dr. Achmad Zaki, M.Epid, SpOT., selaku ketua Program Studi Kedokteran yang

telah memberikan banyak masukan yang membangun.

4. dr. Hari Hendarto, PhD, SpPD-KEMD, FINASIM, selaku dekan Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan segala fasilitas

dan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian.

5. Penanggung jawab modul riset, drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD, yang selalu

membantu mengingatkan dan memotivasi saya untuk segera menyelesaikan

penelitian ini.

6. Dr. Zeti Harriyati, M.Biomed selaku pembimbing akademik saya yang tidak

lelah memberikan semangat serta perhatiannya kepada saya.

7. dr. Flori Ratna Sari, PhD, dr. Nurul Hiedatari, PhD, ibu Nurlaely Mida

Rachmawati, S.Si, M.Biomed, PhD, dan ibu Dr. Endah Wulandari, S.Si,

Page 6: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

vi

M.Biomed selaku dosen Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah, yang

juga membantu penelitian saya walaupun bukan sebagai pembimbing saya.

8. Ayah saya, Suryadi, dan Ibu saya, Suratmi, serta adik saya, Bagas Setiawan dan

Ardian Agra Sena, yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moril,

materi, maupun rohaniyah selama masa penelitian saya.

9. Kelurga Harto-Mujiyono dan Keluarga Sukarno-Muji selaku keluarga besar

saya, yang telah memberikan banyak dukungan untuk saya.

10. Teman-teman Sekelompok saya, Masnunah, Tresna Anugrah, Ahmad Faizun

Niam, dan Nashih Abdillah yang selalu membantu saya serta berjuang bersama

dalam menyelesaikan penelitian ini.

11. Teman-teman kelompok lain yakni, Dheasita Permatasari, Fredianto Akil,

Aditya Rizky, dan Faradila Amirabagya yang kerap membantu saya dan

kelompok saya dalam pelaksanaan penelitian saya.

12. Teman-teman terdekat saya, Masnunah, Azza Nurlaila, Putri Nurbaeti, Rasya

Salma, Hafidzah Qaulan, Sarah Hanifah, Arini Hikmah, Siti Firyal Rafa, Muh.

Rafli Iqbal, Lazuardi Resi, M. Faiz Almumtaz, Zely Martiani, Nila Rahadatul

Aisy, Annisa Putri Z, Ayu Saputri, Ratu Nadia yang selalu memberikan

dukungan untuk saya dan menghibur saya saat penat dengan penelitian ini.

13. Keluarga Kaderisasi USMR, Honeybee, Pacemaker 2016, BPH USMR

2018/2019, Anggota Inti XII USMR, yang juga saling memberikan dukungan

dan masukan dalam pengerjaan penelitian ini.

14. Seluruh lingkungan Fakultas Kedokteran, termasuk laboran yakni Mbak Ai,

Mbak Din, Pak Panji, Pak Bacok, OB, dan satpam yang membantu kelancaran

penelitian ini.

Saya menyadari bahwa penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan. Oleh

sebab itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi penelitian ini.

Saya harap, penelitian ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan pembaca.

Ciputat, 6 Oktober 2019

Rani Rahmawati

Page 7: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

vii

ABSTRAK

Rani Rahmawati. Fakultas Kedokteran. Efek Ekstrak Daun Kelor (Moringa

oleifera) Terhadap Gambaran Histopatologi Pankreas Tikus Sprague dawley

yang Diinduksi Streptozotocin.

Latar Belakang Diabetes melitus adalah salah satu penyakit metabolik yang

menyebabkan keadaan hiperglikemia dan memiliki prevalensi tinggi di Indonesia.

Daun Kelor (Moringa oleifera) menurut penelitian sebelum ini, mengandung

senyawa antidiabetik dan antioksidan, yaitu flavonoid. Flavonoid ini memiliki efek

memperbaiki kerusakan pada pankreas sehingga dapat mengatasi kerusakan

pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh ekstrak

Moringa oleifera terhadap gambaran histopatologi pankreas dan kadar gula darah.

Metode yang digunakan adalah desain penelitian eksperimental. Sampel yang

digunakan adalah tikus jantan Sprague dawley sejumlah 25 ekor.Tikus diberikan

Streptozotocin dengan dosis 40 mg/kgBB untuk membuat sampel diabetes.

Kemudian tikus dibagi menjadi lima kelompok, yakni kelompok kontrol negatif

(normal), kontrol positif (tanpa ekstrak daun Kelor), dan kelompok perlakuan

dengan dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, serta 600 mg/kgBB.

Hasil Adanya perbedaan pada gambaran histopatologi pankreas pada setiap

kelompok. Pada kelompok kontrol negatif didapatkan gambaran pulau berbatas

jelas, berbentuk bulat, jarak antarsel rapat, sitoplasma merah muda-keunguan,

nukleus bulat dan ungu, serta berdiameter 62,9 µm. Pada kelompok kontrol positif

didapatkan gambaran pulau berbatas tidak jelas, berbentuk tidak jelas, jarak antarsel

jarang, sitoplasma merah muda-keunguan, nukeluas bulat-lonjong dan ungu, serta

diameter yang tidak bisa diukur. Pada kelompok perlakuan satu didapatkan

gambaran pulau berbatas jelas, berbentuk bulat-tidak jelas, jarak antarsel jarang,

sitoplasma merah muda-keunguan, nukeluas bulat-lonjong dan ungu, serta

berdiameter 83,9 µm. Pada kelompok perlakuan dua didapatkan gambaran pulau

berbatas kurang jelas, berbentuk bulat, jarak antarsel rapat, sitoplasma merah muda-

keunguan, nukeluas bulat-lonjong dan ungu, serta berdiameter 84 µm. Terakhir,

pada kelompok perlakuan tiga didapatkan gambaran pulau berbatas jelas, berbentuk

bulat-lonjong, jarak antarsel rapat, sitoplasma merah muda-keunguan, nukeluas

bulat-lonjong dan ungu, serta berdiameter 91,1 µm.

Kesimpulan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) pada dosis 200 mg/kgBB, 400

mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB dapat memperbaiki kerusakan pada pulau Langerhans

pankreas dan perbedaan dosis mempengaruhi panjang diameter pulau.

Kata kunci : Moringa oleifera, Daun Kelor, Kadar gula darah, histopatologi

pankreas.

Page 8: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

viii

ABSTRACT

Rani Rahmawati. Faculty of Medicine. An Effect of Kelor Leaves (Moringa

oleifera) to Pancreatic Histopatologic of Sprague dawley Strain Male Rats

induced by Streptozotocin.

Background Diabetes melitus is one of metabolic disorders that causes

hyperglycemic state and is high in prevalence in Indonesia. Kelor Leaves (Moringa

oleifera) contains Flavonoid, an antidiabetic and antioxidant substance. Flavonoid

has an effect as pancreas repairing substance to restore pancreas function. This

study’s goal is to determine the effect of Moringa oleifera extract on histological

changes of pancreas and blood glucose levels.

Method This study uses experimental study design. The sample that was used were

Sprague dawley strain male rats. The total amount of rats that were used was 25

rats. The rats were given streptozotocin in a dose 40 mg/kgBW to induce diabetes

in rats. The samples wre divided into 5 groups. Negative control group (without

streptozotocin), positive control group (without Moringa oleifera), and experimetn

group with doses of 200 mg/kgBW (first group), 400 mh/kgBW (second group),

and 600 mg/kgBW (third group).

Result There are some differences in the histopathological features of the pancreas

in each groups. On the negative control group, it is obtained a picture of islands

with clear borders, spherical shapes, tight spaces between cells, pink-purple

cytoplasm, round and purple nuclei, and 62,9 µm in diameter. On the positive

control groups, there is an unclear borders, crushed shapes, sparse spaces between

cells, pink-purple cytoplasm, round and purple nuclei, and unmeasurable diameter.

On the first treatment group, it is obtained a pictures of islands with clear borders,

spherical-indistinct shapes, sparsely intercell spacing, pink-purple cytoplasm,

round-oval and purple nuclei, and 83,9 µm in diameter. On the second treatment

group, it is obtained a pictures of islands with less clear borders, spherical shapes,

tight spaces between cells, pink-purple cytoplasm, oval and purple nuclei, and 84

µm in diameter. Lastly, on the third treatment group, it is obtained a pictures of

islands with clear borders, spherical-oval shapes, tight spaces between cells, pink-

purple cytoplasm, round-oval and purple nuclei, and 91,1 µm in diameter.

Conclusion Moringa oleifera leaf extract on dose of 200 mg/kgBW, 400

mh/kgBW, and 600 mg/kgBW could repair pancreatic Langerhans island structure

and different doses affect the diamter of the island.

Keyword : Moringa oleifera, Daun Kelor, Blood glucose levels, Pancreatic

histopatological.

Page 9: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ v

ABSTRAK .........................................................................................................................vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xii

DAFRAR BAGAN ........................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xiv

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

14.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

14.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3

14.3 Hipotesis Masalah ............................................................................................... 3

14.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3

14.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 4

14.5.1 Bagi Peneliti ................................................................................................ 4

14.5.2 Bagi Institusi ............................................................................................... 4

14.5.3 Bagi Masyarakat ......................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 5

2.1 Landasan Teori .................................................................................................... 5

2.1.1 Histologi dan Anatomi Pankreas ................................................................. 5

2.1.2 Perbedaan Pankreas Manusia dan Tikus ..................................................... 9

2.1.3 Fisiologi Organ Pankreas .......................................................................... 10

2.1.4 Diabetes Mellitus ...................................................................................... 11

2.1.5 Klasifikasi Diabetes Melitus ..................................................................... 11

2.1.6 Epidemiologi Diabetes Mellitus ................................................................ 12

2.1.7 Patofisiologi Diabetes Mellitus ................................................................. 13

2.1.8 Diagnosis Diabetes Melitus ...................................................................... 16

2.1.9 Streptozotocin ........................................................................................... 18

2.1.10 Daun Kelor (Moringa Oleifera) ................................................................ 19

2.1.11 Kandungan yang Terdapat pada Moringa oleifera.................................... 20

Page 10: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

x

2.1.12 Efek Ekstrak Daun Moringa oleifera terhadap Pankreas .......................... 21

2.1.13 Regenerasi Pankreas ................................................................................. 23

2.1.14 Perubahan Gambaran Histologi Pankreas Tikus ....................................... 24

2.2 Kerangka Teori ................................................................................................. 25

2.3 Kerangka Konsep .............................................................................................. 26

2.4 Definisi Operasional ......................................................................................... 27

METODOLOGI PENELITIAAN ..................................................................................... 29

3.1 Desain Penelitian ............................................................................................... 29

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................... 29

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................................ 29

3.3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ..................................................................... 30

3.4 Cara Kerja ......................................................................................................... 30

3.4.1 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 30

3.4.2 Adatasi Hewan Coba ................................................................................. 31

3.4.3 Induksi dengan Streptozotocin .................................................................. 31

3.4.4 Pengukuran Glukosa Darah ...................................................................... 31

3.4.5 Pemberian Ekstrak daun Moringa oleifera ( daun kelor) pada Tikus. ...... 32

3.4.6 Tahap Nekropsi dan Fiksasi ...................................................................... 32

3.4.7 Tahap Pemrosesan Jaringan ...................................................................... 32

3.4.8 Foto Jaringan ............................................................................................. 33

3.4.9 Interpretasi Pulau Langerhans ................................................................... 33

3.5 Alur Penelitian .................................................................................................. 34

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 35

4.1 Morfologi Pulau Langerhans ............................................................................ 35

4.2 Perbandingan Gambaran Histopatologi antara Kelompok Perlakuan ............... 37

4.3 Data Gula Darah ............................................................................................... 40

4.4 Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 42

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................... 43

5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 43

5.2 Saran ................................................................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 44

Page 11: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

xi

DAFTAR TABEL

2.1 Perbedaan Organ Pankreas pada Manusia dan Tikus.................................. 9

2.2 Kriteria Diagnosa DM. .............................................................................. 17

3.1 Morfologi Pulau Langerhans pada Tikus Sprague dawley ...................... 35

Page 12: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

xii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Ilustrasi Anatomi pada Tikus ...................................................................... 5

2.2 Anatomi Pankreas Tikus Normal. ................................................................ 6

2.3 Anatomi Pankreas Manusia..........................................................................7

2.4 Histologi Pankreas Tikus Normal. ............................................................... 8

2.5 Tumbuhan Kelor ........................................................................................ 19

2.6 Pankreas Normal dan Pankreas Diabetik ................................................... 24

4.1 Kelompok Kontrol negatif ......................................................................... 39

4.2 Kelompok Kontrol positif ......................................................................... 39

4.3 Kelompok Perlakuan Satu. ........................................................................ 39

4.4 Kelompok Perlakuan Dua .......................................................................... 39

4.5 Kelompok Perlakuan Tiga..........................................................................39

Page 13: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

xiii

DAFRAR BAGAN

2.1 Langkah Diagnostik DM ........................................................................... 18

4.1 Grafik Gula Darah Tikus Sprague dawley ................................................ 40

Page 14: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil Identifikasi Tanaman ................................................................ 47

Lampiran 2 : Sertifikasi Hasil Uji........................................................................... 48

Lampiran 3: Surat Keterangan Sehat Hewan .......................................................... 49

Lampiran 4 : Kaji Etik............................................................................................. 50

Lampiran 5 : Dosis Streptozotocin ......................................................................... 51

Lampiran 6 : Larutan Buffer ................................................................................... 52

Lampiran 7 : Dosis Pemberian Sukrosa.................................................................. 53

Lampiran 8 : Dosis Daun Kelor ............................................................................. 54

Lampiran 9 : Pengenceran Formalin ....................................................................... 55

Lampiran 10 : Proses Penelitian. ............................................................................ 56

Lampiran 11 : Gambaran Histopatologi Pankreas Sprague dawley ........................ 58

Lampiran 12 : Identitas Penulis............................................................................... 62

Page 15: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes

melitus cukup tinggi. Dilansir dari Infodatin Kemenkes RI, pada tahun 2000,

Indonesia memiliki 8,4 juta penduduk yang mengalami penyakit ini, dan

diperkirakan akan meningkat menjadi 21,3 juta penduduk pada tahun 2030. Hal ini

disebabkan banyak faktor dari luar seperti lingkungan, pola makan, dan lainnya.

Selain itu, terdapat faktor dari dalam seperti adanya kelainan atau kerusakan organ

penghasil insulin, yaitu pankreas, kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin,

dan lainnya.1

Menurut WHO (2017), jumlah penderita diabetes melitus meningkat dari 108

juta jiwa pada 1980 menjadi 422 juta jiwa pada 2014. Untuk prevalensi penderita

di atas 18 tahun meningkat dari 4,7% pada 1980 menjadi 8,5% pada 2014. Pada

tahun 2016, diperkirakan 1,6 juta kematian disebabkan oleh diabetes melitus dan

2,2 juta kematian lainnya disebabkan oleh gula darah tinggi pada 2012.5

Diabetes melitus (DM), atau penyakit gula, merupakan suatu kelompok

penyakit metabolik yang ditandai oleh adanya hiperglikemia yang dapat disebabkan

oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Hiperglikemia

merupakan keadaan di mana kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal.

Insulin dapat mempengaruhi kerja metabolisme dari tubuh. Jika terdapat defisiensi

insulin, maka akan terjadi hiperglikemia yang kemudian akan menjadi pencetus

banyak komplikasi yang terlihat sebagai manifestasi klinis dari diabetes melitus ini.

Hiperglikemia kronik dapat menyebabkan efek samping berupa mikroangiopati dan

makroangiopati.2

Menurut PERKENI (2015), DM dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu

DM tipe 1, tipe 2, tipe lain, dan gestasional. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)

dan Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDP Terganggu) merupakan suatu kondisi

di antara normal dengan diabetes.3,4

Sementara menurut Departemen Kesehatan Indonesia, terdapat 382 juta jiwa

penderita DM pada 2013, di mana 175 juta di antaranya belum terdiagnosis, dan

Page 16: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

2

diperkirakan pada tahun 2035 akan meningkat menjadi 592 juta jiwa. Dengan

prevalensi yang cukup besar, baik di dunia maupun di Indonesia, diabetes melitus

menjadi suatu permasalahan yang besar dan harus segera ditangani. Sudah banyak

obat yang diperkenalkan sebagai tata laksana dari diabetes melitus ini, baik

berbentuk obat antidiabetik oral maupun dalam bentuk hormon insulin. Obat-obat

ini dapat terbuat dari bahan aktif kimia ataupun ramuan herbal, salah satunya adalah

tanaman Kelor.4

Daun Kelor (Moringa oleifera) memiliki khasiat dalam menyembuhkan

penyakit gula atau diabetes melitus ini. Hal ini semakin menarik karena setelah

ditelusuri lebih lanjut, terdapat beberapa penelitian yang mengatakan bahwa daun

kelor memiliki efek antidiabetik pada tikus yang dibuat menjadi menderita diabetes

melitus. Gupta R dkk (2012) melakukan penelitian dengan menggunakan bubuk

batang kelor selama 21 hari. Mereka menggunakan dosis 150 mg/kgBB dan 300

mg/kgBB. Kemudian, didapatkan kesimpulan bahwa kandungan antidiabetik dan

antioksidan pada Moringa oleifera dapat menurunkan kadar glukosa serum dan

nitrit oksida yang bermakna. Selain itu, pada pemeriksaan histopatologi pun terlihat

adanya perbaikan dari pulau Langerhans tersebut.6

Pada Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyorini R dkk (2015), hewan coba

diinduksi dengan streptozotocin secara intraperitoneal dan kelompok perlakuan

diberikan ektrak Moringa oleifera dengan dosis 250 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB

secara peroral sselama 21 hari. Pada penelitian ini didapatkan hasil berupa

penurunan kadar glukosa darah yang meningkat akibat streptozotocin dan

perbaikan kerusakan pulau Langerhans.7

Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati dkk (2014),

hewan coba diinduksi dengan streptozotocin secara intraperitoneal. Hewan coba ini

juga diberikan ekstrak Moringa oleifera dengan dosis 250 mg/kgBB dan 500

mg/kgBB secara peroral selama 21 hari. Hasil yang ditunjukan pada penelitian ini

berupa penurunan kadar gula darah terutama pada hewan coba yang diberikan

ekstrak Moringa oleifera dengan dosis 500 mg/kgBB, tanpa disertai perbaikan

matriks ektraseluler pankreas.8

Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Kunharjito dkk (2018) yang

menggunakan Aloksan sebagai penginduksi diabetes melitus secara intraperitoneal.

Page 17: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

3

Dosis ekstrak Moringa oleifera yang digunakan yakni 42 mg/kgBB, 72 mg/kgBB,

dan 98 mg/kgBB. Penelitian ini menunjukkan hasil berupa penurunan kadar

glukosa darah, penambahan diameter pulau Langerhans, dan perbaikan sel pulau

Langerhans yang mengalami nekrosis.9

Kemudian, menurut Al-Malki A dan El Rabey H (2015), terdapat perbedaan

antara gambaran histologi pankreas tikus yang mengalami diabetes melitus dan

yang sudah mendapat intervensi dengan menggunakan bubuk Moringa oleifera.

Mereka menggambarkan, terdapat nekrosis sel pada gambaran histopatologi tikus

yang mengalami Diabetes Melitus. Sementara tikus yang telah diintervensi dengan

bubuk Moringa oleifera sebanyak 50 mg/KgBB dan 100 mg/KgBB memiliki

gambaran sel yang normal seperti gambaran histologi sel pankreas tikus normal.10

Didasari oleh penelitian sebelumnya, penelitian kali ini diharapkan akan

menunjukkan bagaimana pengaruh ekstak Moringa oleifera pada peningkatan gula

darah dan bagaimana gambaran dari jaringan pankreas setelah diterapi ekstrak

Moringa oleifera dengan dosis 200 mg/KgBB, 400 mg/KgBB, dan 600 mg/KgBB.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah pada

penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimana pengaruh ekstrak daun Moringa

oleifera pada gambaran histopatologi pankreas tikus Sprague dawley?”

1.3 Hipotesis Masalah

Berdasarkan ilmu pengetahuan sementara yang sudah didapat, hipotesis

dirumuskan sebagai berikut: “Ekstrak daun Moringa Oleifera dapat memperbaiki

kerusakan pada pulau Langerhans pankreas.”

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana pengaruh dari ekstrak daun Moringa oleifera

pada histopatologi pankreas.

Page 18: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

4

1.4.2 Tujuan Khusus

Mengetahui perubahan histopatologi pulau Langerhans pankreas,

ditinjau dari batas, bentuk, dan diameter pulau Langerhans, jarak antar sel

dalam pulau, dan sitoplasma serta nukleus sel pada tikus DM yang diberikan

ekstrak daun Moringa oleifera setiap hari selama 15 hari.

.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti

1. Memeroleh ilmu dari penelitian ini dan bisa mengaplikasikannya

dalam kehidupan baik secara medis maupun non medis.

2. Sebagai persyaratan untuk kelulusan Strata 1 pada Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter.

1.5.2 Bagi Institusi

1. Menambah referensi bacaan pada perpustakaan, baik perpustakaan

fakultas, kampus, maupun online.

2. Menjadi bahan bacaan bagi penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan efek tanaman Kelor, baik daun, batang, akar,

atau lainnya.

1.5.3 Bagi Masyarakat

1. Menjadi bukti bahwa daun kelor (Moringa oleifera) memiliki efek

pada penderita diabetes melitus.

Page 19: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Histologi dan Anatomi Pankreas

Gambar 2.1: Ilustrasi Anatomi pada Tikus11

Sumber: Zoeckler V. Ward’s Science: Rat Dissection Guide Including Pregnant

Female. 2015

Pankreas terdiri dari dua kata, yakni Pan- yang berarti semua dan -

Kreas yang berarti daging. Pankreas sendiri merupakan salah satu organ

tubuh manusia berukuran panjang 12-15 cm dan tebal 2,5 cm, yang terletak

di rongga retroperitoneal. Pankreas berada di bawah dan di belakang

lambung.12, 13

Page 20: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

6

Gambar 2.2: Anatomi Pankreas Tikus Normal14

Sumber: Longnecker DS. Anatomy and Histology of the Pancreas. 2014

Pankreas yang berbentuk seperti huruf L ini terdiri dari empat

bagian, yakni caput, collum, corpus, dan cauda. Bagian caput atau kepala

terletak di dekat duodenum.cauda atau ekor terletak paling lateral, di dekat

organ Limpa. corpus atau badan dari pankreas terletas di tengah caput dan

cauda. Pada masa pembentukan organ atau Organogenesis, bagian caput

berasal dari ventral pancreatic bud, sementara bagian corpus dan cauda

berasal dari dorsal pancreatic bud.13,15

Pankreas memiliki dua fungsi, yakni sebagai organ endokrin dan

eksokrin. Kedua fungsi ini bekerja dalam dua bagian berbeda. Fungsi

eksokrin dijalankan oleh sel sekretorik yang membentuk kantung yang

dikenal sebagai asinus. Asinus ini akan bermuara pada duktus-duktus yang

akan berhubungan dengan Duodenum. Sementara fungsi endokrin dijalankan

oleh sel-sel yang lebih kecil dan membentuk pulau-pulau yang dikenal

sebagai Pulau Langerhans.12

Page 21: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

7

Gambar 2.3: Anatomi Pankreas Manusia14

Sumber: Longnecker DS. Anatomy and Histology of the Pancreas. 2014

Duktus pankreas yang menjadi muara dari asinus terdiri dari dua

duktus. Duktus yang pertama disebut duktus pankreatikus atau Duktus

Wirsungi. Duktus ini merupakan duktus yang lebih besar. Di dalam duktus

ini pula sering terjadi penyumbatan oleh batu empedu karena berhubungan

langsung dengan duktus billiaris. Pertemuan antara duktus pankreatikus dan

duktus biliaris ini disebut hepatopancreatic ampulla yang kemudian akan

bermuara ke duodenum. Sementara duktus yang lebih kecil disebut duktus

aksesorius atau duktus santorini, yang berhubungan langsung hanya dengan

duodenum. Duktus-duktus ini berfungsi pada bagian eksokrin pankreas

karena akan mengalirkan enzim-enzim pankreas dan larutan NaHCO3.12,13

Pankreas diperdarahi oleh beberapa pembuluh darah. Dari aorta

abdominalis, perdarahan ke pankreas dimulai dari truncus coelicalus yang

kemudian terbagi menjadi arteri hepatica communis dan arteri splenica.

Kedua Arteri tersebut akan terbagi-bagi menjadi beberapa pembuluh darah

yang lebih kecil. Cabang arteri hepatica communis cenderung memperdarahi

Page 22: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

8

bagian caput, sementara cabang Arteri spelnica cenderung memperdarahi

bagian corpus dan cauda.15

Gambar 2.4: Histologi Pankreas Tikus Normal14

Sumber: Longnecker DS. Anatomy and Histology of the Pancreas. 2014

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, fungsi eksokrin yang

berkaitan dengan fungsi digestif, difasilitasi oleh adanya sel sekretorik. Sel

sekretorik ini terdiri dari Sel Duktus dan Sel Asinus. Kedua jenis sel ini akan

menghasilkan dua produk yang berbeda fungsi. Hasil produksi kedua jenis sel

ini akan dialirkan melalui Duktus Interkalaris, kemudian ke Duktus Interlobar

yang lebih besar, dan berakhir di Duktus Pankreatikus. Duktus-duktus ini

dilapisi oleh epitel silindris.12,16

Untuk fungsi endokrin, dijalankan oleh sel-sel yang berada di pulau

Langerhans. Pulau Langerhans merupakan massa padat berbentuk sferis atau

bulat dengan diameter 100-200 µm. Pulau Langerhans dibatasi oleh simpai

serat retikular yang sangat tipis sehingga terlihat batas jelas antara pulau

dengan bagian asinus eksokrin. Jumlah pulau dalam setiap potongan

bervariasi, bergantung pada cara pemotongannya.16

Pulau Langerhans memiliki ratusan sel di dalamnya. Sel tersebut

terdiri dari beberapa jenis. Pertama, Sel α atau A yang mensekresi hormon

glukagon dan biasanya terletak di tepi pulau. Kedua, sel β atau B yang

mensekresi hormon insulin dan berada di sentral dari pulau. Ketiga, sel δ atau

Page 23: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

9

D yang mensekresi somatostatin dan berada di sentral pulau. Terakhir,

terdapat sel F yang mensekresi Polipeptida pankreas dan berada di tepi pulau.

Dalam pewarnaan H&E, sel-sel tersebut memiliki sitoplasma yang asidofilik

dan basofilik, serta terpulas lebih pucat daripada jaringan disekitarnya, yaitu

asinus pankreas. Nukleus yang berbentuk bulat atau poligonal dan berwarna

lebih gelap dari sitoplasmanya. Sementara pada pulasan aldehida fusin, sel β

terlihat bewarna jingga kecoklatan dan sel α berwarna ungu kecoklatan.13,16

2.1.2 Perbedaan Pankreas Manusia dan Tikus

Terdapat beberapa perbedaan antara pankreas normal pada manusia

dan tikus. Dilansir dari Dolensek J, terdapat beberapa perbedaan struktur pada

organ pankreas. Perbedaan tersebut dirangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.1 : Perbedaan Organ Pankreas pada Manusia dan Tikus17

Manusia Tikus

Makroskopis Terdiri dari caput, collum,

corpus, dan cauda

Terdiri dari tiga lobus yang

kurang bisa didefinisikan,

yaitu lobus gaster, lobus

duodenal, dan lobus

splenik

Mikroskopis 1. Lobulus pankreas pada

bagian eksokrin lebih

besar

2. Sel-sel di dalam pulau

endokrin tersusun secara

difus atau tersebar

3. Gambaran pulau

endokrin sama besarnya

1. Lobulus pankreas

pada bagian eksokrin

lebih kecil.

2. Sel-sel di dalam pulau

endokrin memiliki

pola mantle-core.

3. Gambaran pulau

endokrin sama

besarnya

Page 24: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

10

Dengan gambaran pankreas yang tidak terlalu berbeda, maka tikus

bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menjadi hewan coba dengan hasil yang

bisa diimplementasikan kepada manusia.

2.1.3 Fisiologi Organ Pankreas

Sesuai bahasan sebelumnya, terdapat dua fungsi pankreas. Fungsi

pankreas sebagai eksokrin akan berguna untuk sistem digestif. Pankreas akan

mensekresi larutan NaHCO3 dan juga enzim-enzim. Larutan NaHCO3 akan

disekresi oleh sel duktus. Larutan ini berguna untuk membasakan bolus

makanan yang bersifat asam karena tercampur asam lambung. Sementara sel

asinus akan mensekresi beberapa enzim yang akan berguna dalam proses

penyerapan makanan, di antaranya enzim proteolitik pankreas, enzim amilase

pankreas, dan enzim lipase pankreas. Namun, di sini tidak akan dibahas lebih

dalam mengenai fungsi eksokrin.12

Dalam fungsinya sebagai organ endokrin, pankreas menjalankan

fungsi metabolik Melalui hormon-hormon yang disekresikan, pankreas

menjalankan fungsinya dalam proses anabolisme dan proses katabolisme.

Anabolisme merupakan pembentukan atau sintesis makromolekul yang besar

dari molekul yang lebih kecil. Sementara Katabolisme adalah penguraian

makromolekul besar menjadi subunit yang lebih kecil.12

Hormon-hormon terpenting dari pankreas adalah insulin dan

glukagon. Kedua hormon ini bekerja berkebalikan. Insulin berfungsi sebagai

hormon anabolik untuk membentuk glikogen dari glukosa darah, dan

glukagon berfungsi sebagai hormon katabolik untuk memecah glikogen yang

disimpan di hati dan otot menjadi glukosa darah.12

Pada saat setelah makan, di mana glukosa akan diserap dari usus,

menghasilkan kenaikan kadar glukosa dalam darah. Keadaan ini akan

memicu produksi dari insulin. Insulin yang keluar ini akan berikatan dengan

reseptor yang membuat GLUT-4 muncul ke permukaan sel otot, dan melalui

GLUT-4 ini, glukosa akan masuk ke otot dan akan disimpan menjadi

glikogen. Proses ini disebut glikogenesis. Selain itu, Insulin juga akan

Page 25: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

11

menfasilitasi penyimpanan glukosa di dalam sel adiposa dan membentuk

trigliserida, atau yang disebut proses lipogenesis.12,13

Dalam keadaan puasa, atau tidak adanya asupan makanan yang

masuk, akan menyebabkan kadar glukosa darah menjadi turun. Keadaan

inilah yang akan memicu produksi glukagon. Glukagon akan bekerja dengan

memecah glikogen menjadi glukosa darah. Proses ini disebut glikogenolisis.

Glukosa hasil pemecahan glikogen tersebut dapat dipakai oleh sel-sel lain

untuk proses glikolisis. Glukagon juga memiliki fungsi untuk memecah asam

amino menjadi glukosa darah (Glukoneogenesis) dan memecah Trigliserida

menjadi asam lemak bebas yang berguna sebagai bahan baku pembentukan

ATP juga (Lipolisis).12,13

2.1.4 Diabetes Mellitus

Menurut Dyah Purnamasari, dalam Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid

2 edisi 4, diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.2

2.1.5 Klasifikasi Diabetes Melitus

Diabetes melitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe. Menurut

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 yang dikeluarkan oleh

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, terdapat empat tipe diabetes melitus,

yakni :

Diabetes melitus tipe 1, disebabkan oleh destruksi sel β dan

kebanyakan menyebabkan defisiensi insulin absolut. Biasanya

disebabkan keadaan autoimun dan idiopatik.

Diabetes melitus tipe 2, disebabkan mulai dari resistensi insulin

disertai defisiensi insulin relatif sampai defek sekresi insulin disertai

resistensi insulin.

Diabetes tipe lain, penyebabnya bervariasi, yaitu defek genetik

fungsi sel β, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,

endokrinopati, efek samping obat atau zat kimia, infeksi, kelainan

Page 26: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

12

imunologi, dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan diabetes

melitus.

Diabetes melitus gestasional, oleh keadaan kehamilan dan diderita

oleh ibu hamil.3

Terdapat pula beberapa keadaan yang terjadi di antara keadaan

normal tanpa kenaikan gula darah dan keadaan diabetes, yaitu Toleransi

Glukosa Terganggu (TGT) atau impaired Glucose Tolerance (IGT) dan

Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDP Terganggu) atau impaired Fasting

Glycemia (IFG). Kedua hal tersebut dapat berkembang menjadi diabetes

melitus tipe 2 bila tidak terdapat perubahan pola makan dan gaya hidup.4

2.1.6 Epidemiologi Diabetes Mellitus

Menurut Internasional Diabets Federation (IDF), yang dicantumkan

dalam infodatin departemen kesehatan Indonesia, pada tahun 2013, terdapat

382 juta orang menderita diabetes, di mana 175 juta orang diantaranya belum

terdiagnosis dan terancam akan menimbulkan komplikasi. Diperkirakan,

jumlah tersebut akan meningkat menjadi 592 juta orang pada 2035. Survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001, menemukan prevalensi

diabetes di Jawa dan Bali sebesar 7,5% di rentang usia 25-64 tahun.18

Riset kesehatan dasar (riskesdas) melakukan penelitian prevalensi

diabetes melitus di Indonesia pada tahun untuk tahun 2013 sampai 2018. Pada

penduduk dengan umur di atas 15 tahun, prevalensi tahun 2018 mencapai 2%

jumlah penduduk. DKI Jakarta menempati posisi tertinggi, di mana penduduk

berusia di atas 15 tahun yang mengalami diabetes melitus sampai di angka

3,4% dari jumlah penduduk. Posisi terendah ditempati NTT, dengan

prevalensi 0,9% dari jumlah penduduk.18

Sementara untuk prevalensi penduduk pengidab diabetes melitus

pada semua umur, terdapat 1,5% penduduk yang mengalami diabetes melitus.

Sama seperti pada kelompok usia di atas 15 tahun, pada kelompok semua

umur, DKI Jakarta juga menempati posisi tertinggi dengan jumlah penduduk

penderita diabetes melitus dan NTT menempati posisi terendah.18

Page 27: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

13

Dilihat dari kelompok umur, kelompok usia 55-64 tahun menempati

posisi tertinggi sebagai penderita diabetes melitus. Pada kelompok usia ini,

persentase mencapai 6,3% dari jumlah penderita diabetes melitus. Ditinjau

dari jenis kelamin, penderita diabetes melitus lebih banyak diderita oleh

perempuan. Sebanyak 1,8% dari jumlah penderita diabetes melitus adalah

perempuan, dan 1,2% adalah laki-laki. Sementara jika ditinjau dari daerah

tempat tinggal, penduduk di perkotaan lebih banyak menderita diabetes

melitus sebanyak 1,9% dari jumlah penderita dan di pedesaan sebesar 1%.18

Dilihat dari riwayat pendidikan terakhir, penderita diabetes melitus

paling banyak berasal dari masyarakat yang tamat D1/D2/D3/PT, dengan

persentase 2,8% dari jumlah penderita. Sementara dari pekerjaan, 4,2%

penderita diabetes melitus berlatar belakang sebagai

PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD.18

2.1.7 Patofisiologi Diabetes Mellitus

Pada saat terjadi kerusakan di sel β pankreas, insulin yang dihasilkan

akan menjadi berkurang. Kerja insulin adalah membuat kadar glukosa darah

menjadi menurun dengan menyimpannya di dalam sel otot dan sel hati

sebagai glikogen serta sel lemak sebagai trigliserida. Saat terjadi kekurangan

insulin, maka glukosa dalam darah tidak dapat disimpan di dalam sel-sel

tersebut. Pada diabetes melitus tipe 2, terjadi keaadaan yang disebut resistensi

insulin, yakni di mana terjadi kerusakan di reseptor-reseptor insulin yang

tersebar di beberapa sel. Hal tersebut menyebabkan sel tidak dapat merespon

kerja insulin dan bermanifestasi sama seperti keadaan defisiensi insulin.19

Sel β pankreas juga menghasilkan asam γ-aminobutirat (GABA), di

mana GABA akan menghambat kerja sel α pankreas untuk menghasilkan

glukagon. Saat terjadi kerusakan, maka GABA ini akan berkurang, sehingga

sel α pankreas akan menghasilkan glukagon tanpa ada yang menghambat.

Keadaan tersebut memperparah peningkatan kadar glukosa darah karena

glukagon akan memecah glikogen hati dan otot menjadi glukosa dan

trigliserida sel adiposa menjadi asam lemak bebas.19

Page 28: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

14

2.1.6.1 Patofisiologi Diabetes Melitus tipe 1

Diabetes melitus (DM) tipe 1) disebabkan oleh keadaan

autoimun, dimana destruksi sel β pankreas diperantarai oleh sel limfosit

T. Keadaan tersebut terjadi karena adanya kelainan genetik pada MHC

(histokompatibilitas mayor) tipe II yang menyandi antigen leukosit

manusia. MHC tipe II disajikan sel penyaji-antigen spesifik (APC)

seperti makrofag. Makrofag yang berada di sel β pankreas akan

membentuk suatu kompleks dengan autoantigen atau antigen asing

yang kemudian akan mengaktifkan sel limfosit T. Kemudian sel

limfosit T ini akan mulai bekerja mendestruksi sel β pankreas. Sel

limfosit T supresor CD 8 diduga menjadi penyebab utama terjadinya

destruksi sel β pankreas.2

Keadaan ini akan menyebabkan sel β pankreas hanya dapat

menghasilkan insulin dengan jumlah sedikit atau bahkan tidak sama

sekali. Jika tidak segera ditatalaksana, keadaan ini dapat menyebabkan

komplikasi ketoasidosis diabetikum, di mana terjadi peningkatan benda

keton akibat lipolisis yang dilakukan oleh glukagon.2

2.1.6.2 Patofisiologi Diabetes Melitus tipe 2

Keadaan DM tipe 2 ini pada awalnya disebabkan oleh faktor

resiko obesitas, di mana pada keadaan obesitas ini, terdapat banyak sel

lemak. Sel lemak tersebut akan menghasilkan beberapa hormon seperti

resistin yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin di sel lemak dan

sel otot, dan adinopektin yang akan meningkatkan sensitivitas reseptor

insulin pada sel. Pada keadaan obesitas, resistin akan meningkat

sementara adinopektin menurun, sehingga dapat terjadi keadaan

resistensi insulin pada penderita obesitas.2

Resistensi insulin ini menyebabkan insulin tidak dapat

menjalankan fungsinya untuk memperantarai glukosa masuk ke dalam

sel, sehingga kadar glukosa dalam darah akan meningkat. Keadaan ini

disebut keadaan hiperglikemia. Pada tahap ini, insulin belum dihasilkan

Page 29: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

15

terlalu tinggi oleh sel β pankreas sehingga aktifitas glukagon belum

terlalu berlebihan.2

Jika berlangsung dalam kurun waktu lama, keadaan

hiperglikemia ini dapat menyebabkan sel β pankreas seakan mengalami

“kelelahan” karena terus dirangsang untuk menghasilkan insulin akibat

sel tubuh memberi umpan balik negatif berupa keadaan hipoglikemia.

“Kelelahan” yang terjadi pada sel β pankreas dapat menyebabkan

penumpukan protein di retikulum endoplasma sel β pankreas yang

akhirnya akan menyebabkan efek toksik. Jika berlangsung lama, maka

akan menyebabkan terjadinya destruksi pada sel β pankreas, yang

menyebabkan menurunnya kadar insulin dalam darah. Hal ini akan

menyebabkan gambaran dan resiko yang sama seperti diabetes melitus

tipe I.2

2.1.6.3 Manifestasi Klinis

Gambaran klinis utama dari keadaan hiperglikemia adalah

polifagia, polidipsia, poliuria, dan penurunan berat badan. Polifagia

adalah keadaan di mana penderita diabetes akan mengalami rasa lapar

terus-menerus. Polidipsia adalah keadaan di mana penderia diabetes

merasa haus. Poliuria adalah keadaan di mana penderita diabetes

berkemih dengan volume urin yang meningkat.2

Pada keadaan hiperglikemia, terdapat dua keadaan, yakni

resistensi insulin dan defisiensi insulin, yang intinya adalah tubuh

kekurangan insulin. Berkurangnya insulin dalam tubuh akan

menyebabkan pengeluaran kanal GLUT-4 di beberapa sel tubuh tidak

terjadi sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tersebut.

Glukosa yang tidak bisa masuk ke dalam sel akan menumpuk di darah

sehingga kadar glukosa darah akan tinggi. Darah tersebut akan beredar

di sepanjang pembuluh darah, di mana salah satunya akan menuju ginjal

untuk diproses sebagai pengeluaran urin. Darah akan difiltrasi di

glomerulus dan glukosa dapat lolos dari proses filtrasi tersebut sehingga

glukosa di dalam lumen tubulus ginjal akan meninggkat. Glukosa

Page 30: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

16

memiliki sifat menarik air, sehingga air dari luar tubulus akan tertarik

masuk ke dalam tubulus dan menyebabkan peningkatan volume urin

yang akan diekskresikan (poliuria).2

Pada keadaan poliuria tersebut, tubuh mengalami penurunan

osmolaritas pembuluh darah. Kemudia hal tersebut akan dideteksi oleh

baroreseptor di glomerulus ginjal dan akan mengaktifkan sel

jusxtaglomerular untuk menghasilkan renin. Renin yang dihasilkan

akan mengaktifkan sistem RAA yang akhirnya akan memicu pusat rasa

haus di hipotalamus. Aktifnya pusat rasa haus ini akan menyebabkan

penderita DM merasa haus terus menerus (polidipsia).2

Pada keadaan insulin rendah, maka akan terjadi lipolisis dan

proteolisis sebagai respon atas keadaan kekurangan energi akibat gagal

masuknya glukosa ke dalam sel. Proteolisis ini akan menurunkan massa

tubuh penderita diabetes melitus, sehingga akan tampak sebagai

penurunan berat badan yang cukup besar.2,19

Ketika terjdi lipolisis, maka sel lemak akan berkurang

jumlahnya. Menurunnya jumlah sel lemak akan memengaruhi kadar

leptin yang dihasilkan. Leptin berfungsi sebagai inhibisi neuron

penghasil Neuropeptida Y (NPY) dan stimulasi neuron penghasil

proopiomelanokortin (POMC). Ketika leptin berkurang produksinya,

maka inhibisi neuron penghasil NPY dan penstimulasi neuron

penghasil POMC akan berkurang. Peningkatan kadar NPY dan

penurunan kadar POMC akan mengaktifkan neuron hipotalamus lateral

(LHA) di area hipotalamus lateral yang kemudian mensekresi ereksin.

Ereksin ini akan meningkatkan nafsu makan. Jadi, penderita DM akan

mengalami peningkatan nafsu makan (polifagia).2,12

2.1.8 Diagnosis Diabetes Melitus

Menurut Konsensus, kecurigaan diabetes perlu diwaspadai jika

terdapat gejala-gejala berikut ini :

Keluhan klasik, yaitu poliuria, polidipsi, polifagia, dan penurunan

berat badan.

Page 31: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

17

Keluhan lain berupa lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan

disfungsi ereksi pada laki-laki dan pruritus vulva pada wanita.3

Di samping keluhan-keluhan yang disampaikan, perlu dilakukan

pemeriksaan kadar gula darah. Diagnosis diabetes melitus ditegakkan dengan

pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemantauan dilakukan dengan

glukometer.3

Dijabarkan pula di dalam buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, Kriteria

Diagnosis diabetes terdiri dari :

Tabel 2.2: Kriteria Diagnosis DM3

Sumber : Perkeni. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe

2 di Indonesia. 2015

Namun, biasanya hasil pemeriksaan tidak akan serta merta langsung

terdiagnosis menjadi DM, terdapat keadaanpula keadaan TGT atau GDPT.

Oleh sebab itu, untuk mendiagnosis, perlu memerhatikan langkah-langkah

diagnostik DM, supaya tidak salah mendiagnosis. Berikut tabel langkah-

langkah diagnostik DM:

Page 32: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

18

Bagan 2.1: Langkah Diagnostik DM2

Sumber : Siti Setiati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi ke-6. 2014

2.1.9 Streptozotocin

Streptozotocin atau disebut Streptozocin atau Zanosar merupakan

agen antineoplastik sintesis yang diklasifikasikan sebagai antibiotik

antitumor. Pada Mamalia dan sel Bakteri, streptozotocin akan mencegah

sintesis DNA. Mekanisme biokimia yang terjadi akan memberikan hasil pada

mamalia berupa kematian sel. Streptozotocin dapat mencegah sintesis DNA

karena streptozotocin akan menghambat berbagai macam enzim yang

berpengaruh pada sintesis DNA.21

Streptozotocin sendiri diproduksi oleh bakteri gram positif

Streptomyces achromogenes yang menunjukan spektrum sifat bakteri yang

luas. Melalui kemampuannya menghentikan sintesis DNA, streptozotocin

akan membunuh sel β pankreas yang menghasilkan insulin, sehingga tubuh

hewan coba akan kekurangan insulin. Selain itu, streptozotocin yang

merupakan racun glucoseanalogue akan terakumulasi pada sel β pankreas dan

Page 33: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

19

menurunkan afinitas GLUT-2 sehingga sel β pankreas sendiri akan

kekurangan glukosa dan ATP kemudian akan mengalami destruksi.

Streptozotocin juga akan merusak sel β pankreas dengan merusak sistem

mitokondria dan menghambat O-GlcNAcase. Models.22

Menurut Wilson, streptozotocin akan membentuk radikal bebas

melalui dua mekanisme, yaitu dengan merusk DNA dan mengaktifkan NO-

synthase yang akan meningkatkan konsentrasi nitrit oksida di dalam sel. Nitrit

oksida inilah yang berperan sebagai radikal bebas dan akan menghancurkan

sel dan jaringan tubuh. Kemudian, menurut Szkudelski T, streptozotocin

sebagai glucosamine nitrosurea akan masuk ke sel β pankreas dengan bantuan

GLUT-2 dan merusak DNA. DNA yang rusak akan mengaktifkan ADP-

ribosilase. Enzim ini membutuhkan NAD, sehingga semakin banyak

streptozotocin yang masuk, enzim ini akan makin banyak terbentuk dan NAD

akan semakin berkurang. Berkurangnya NAD inilah yang memicu kerusakan

sel pada sel β pankreas.23,24

2.1.10 Daun Kelor (Moringa Oleifera)

Gambar 2.5: Tumbuhan Kelor25

Sumber: Musyarofah K. Dikagumi Bangsa Barat, Inilah 10 Manfaat Daun Kelor.

2018.

Kelor atau Moringa oleifera merupakan salah satu tanaman yang

sering ditemukan di Indonesia dan digunakan oleh masyarakat sebagai obat

maupun bahan makanan. Kelor merupakan tanaman perdu setinggi 7-11

meter dan bisa tumbuh mulai dari dataran rendah sampai di ketinggian 700

m. Kelor juga merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis

Page 34: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

20

maupun subtropis pada semua jenis tanah. Selain itu, kelor juga mampu hidup

di musim kering dan bisa bertahan sampai 6 bulan.26

Di Indonesia sendiri, Kelor memiliki nama yang berbeda, di

antaranya disebut kelor di Jawa, Sunda, Bali, dan Lambung, disebut

maronggih di Madura, Moltong di Flores, Keloro di Bugis, ongge di Bima,

murong atau barunggai di Sumatra, dan hai fo di Timur.26

Toksonomi kelor, di antaranya:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angeospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Brassicales

Familia : Moringaceae

Genus : Moringa

Spesies : Moringa oleifera

Kelor memiliki beberapa manfaat bagi manusia, yakni dijadikan

bahan makanan karena kandungan nutrisi yang cukup tinggi, dijadikan bahan

baku pembuatan kosmetik, memperbaiki lingkungan yang tercemar, dan

menjadi obat-obatan. Salah satu fungsi yang cukup menonjol adalah

kemampuan kelor menurunkan kadar gula darah pada penderita Diabetes

melitus.26

2.1.11 Kandungan yang Terdapat pada Moringa oleifera

Tanaman kelor memiliki berbagai macam kandungan di dalamnya,

salah satunya kandungan yang bisa meningkatkan kesehatan seseorang

sehingga masyarakat cenderung menggunakan daun kelor sebagai santapan

sehari-hari maupun sebagai obat. Seperti yang disampaikan Gopalakrishnan

et al, pada 100 gram daun kelor yang segar dan kering, terdapat berbagai

kandungan nutrisi. Kandungan nutrisi tersebut, di antaranya protein, lemak,

karbohidrat, serat, kalsium, magnesium, fosfor, kalium, tembaga, besi, sulfur,

dan vitamin B1, B2, B3, C, serta E. Dikutip dari Aminah, 2015, penelitian

Verma et al pada 2009 menyatakan bahwa daun kelor mengandung cukup

Page 35: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

21

banyak fenol, yang mana fenol dikenal sebagai penangkal senyawa radikal

bebas.26,27

2.1.12 Efek Ekstrak Daun Moringa oleifera terhadap Pankreas

Penelitian yang dilakukan oleh AlMalki dkk (2015), menggunakan

bubuk Moringa oleifera dengan dosis 50 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB. Pada

penelitian ini, daun Moringa oleifera dinyatakan memiliki efek terhadap sel

β pankreas karena adanya kandungan antidiabetik dan antioksidan di

dalamnya. Antioksidan yang terkandung di daun akan menekan efek radikal

bebas yang merusak sel β pankreas. Sifat antioksidan ini ditunjukan dari

kemampuan daun kelor untuk mengikat nitrit oksida yang merupakan radikal

bebas yang bersifat destruktif, mempengaruhi massa serta fungsi dari sel β

pankreas, dan meningkatkan sensitivitas terhadap insulin di jaringan perifer.

Flavonoid dan Asam Fenolat yang terkandung pada daun Moringa oleifera

inilah yang mengambil peran sebagai antioksidan dan antidiabetik. Salah satu

zat dari Flavonoid, yaitu quercetin, memegang peran penting dalam fungsinya

dalam meningkatkan kemampuan regenerasi sel β pankreas. Quercetin juga

akan mengubah metabolisme Ca2+ sehingga eksositasi insulin akan

meningkat.10,28,29

Pada Penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati dkk (2014), tikus

diinduksi oleh streptozotocin 40 mg/kgBB secara peritoneal. Dosis ekstrak

daun Moringa oleifera yang digunakan adalah 250 mg/kgBB dan 500

mg/kgBB. Dalam penelitian ini, dijabarkan bahwa ekstrak tersebut memiliki

fungsi untuk mengikat oksida, sehingga stress oksidatif menurun. Stress

oksidatif yang menurun akan mengakibatkan menurunnya proses degenerasi

dan meningkatkan proses regenerasi sel pankreas. Kemudian, penelitian

mendapatkan hasil berupa penurunan kadar gula darah dan gambaran

perbaikan sel pulau Langerhans. Namun, penelitian ini tidak menunjukkan

adanya perubahan pada matriks ekstraselular pulau Langerhans.8

Hal yang tidak jauh berbeda disampaikan oleh Sulistyorini R dkk

(2015). Penelitian ini juga menggunakan ekstrak daun Moringa oleifera

dengan dosis 250 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB. Perbedaannya, penelitian ini

Page 36: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

22

menunjukan bagaimana efek ekstrak tersebut sebagai antiinflamasi. Seperti

yang disampaikan dalam penelitian ini, streptozotocin dapat mengakibatkan

kerusakan dan mengaktifkan sel-sel radang. Hasil yang terlihat adalah

penurunan derajat peradangan pada kelompok perlakuan, terutama dosis 500

mg/kgBB. Penelitian ini juga menyatakan bahwa quercetin dapat

menstimulasi sel progenitor pada saluran pankreas untuk berdiferensiasi

membentuk sel pulau Langerhans baru.7

Sementara pada penelitian yang dilakukan oleh Gupta dkk (2012),

dilakukan pemberian Moringa oleifera dalam bentuk bubuk kering dan pada

bagian batang. Sebelumnya, kelompok perlakuan diinduksi streptozotocin

sebanyak 50 mg/kgBB, kemudian diberikan bubuk kering dengan dosis 150

mg/kgBB dan 300 mg/kgBB. Penelitian ini menunjukkan adanya penurunan

kadar glukosa darah dan juga regenerasi pulau Langerhans. Pankreas yang

dirusak oleh streptozotocin menunjukkan gambaran degenerasi sel dengan

debris sel dan kerusakan sel asinar yang meningkatkan sekat interseluler.

Setelah 21 hari pmberian bubuk kering batang Moringa oleifera, pemulihan

pulau Langerhans baru dapat terlihat.6

Selain diinduksi oleh streptozotocin, terdapat pula penggunaan

aloksan sebagai penginduksi. Penelitian yang diakukan oleh Kunharjito dkk

(2018) salah satunya. Namun penelitian tetap menggunakan ekstrak daun

Moringa oleifera dengan dosis yang lebih rendah, yakni 42 mg/kgBB, 72

mg/kgBB, dan 98 mg/kgBB. Penelitian menunjukkan adanya penurunan

kadar glukosa darah melalui kandungan quercetin. Quercetin adalah senyawa

dengan gugus hidroksil fenolik berperan sebagai antioksidan. Lalu, penelitian

ini juga menunjukkan perubahan diameter pulau Langerhans dan keadaan

nekrosis sel pulau Langerhans Terjadi penyempitan diameter dan nekrosis sel

pada pankreas hewan coba yang hanya diinduksi streptozotocin. Sementara

untuk kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun Moringa oleifera

menunjukkan penambahan diameter dan perbaikan sel pulau Langerhans,

terutama pada dosis 98 mg/kgBB.9

Di samping itu, ekstrak daun Moringa oleifera juga bisa menjadi

inhibitor enzim α-glukosidase dan α-amilase yang bekerja dalam absorbsi

Page 37: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

23

karbohidrat di usus. Hal ini dapat menyebabkan penurunan glukosa darah

sehingga mengurangi komplikasi yang akan terjadi. Mekanisme kerja yang

mirip dengan salah satu obat antidiabetes, yakni Akarbosa.30

Daun kelor juga mengandung seng yang cukup tinggi. Seng, di

samping fungsinya sebagai mikronutrien yang memenuhi kebutuhan nutrisi,

dapat menjadi mineral yang akan dibutuhkan dalam produksi insulin.27

2.1.13 Regenerasi Pankreas

Pankreas sebagai salah satu organ manusia, memiliki kemampuan

regenerasinya sendiri, sehingga pankreas dapat memperbaiki dirinya saat

terjadi jejas. Menurut Stocum DL, terdapat tiga mekanisme regenerasi

pankreas secara endogen, yaitu:

Hiperplasia kompensasi, yakni regenerasi dengan cara proliferasi

yang dilakukan oleh sel yang telah berdeferensiasi atau sel yang

telah matur.

Regenerasi oleh sel matur yang membentuk sel progenitor baru,

di mana sel progenitor ini akan membelah dan berdeferensiasi

menjadi sel baru.

Regenerasi oleh cadangan sel punca atau sel progenitor di

jaringan lainnya yang mampu diaktivasi.31

Di samping itu, Menurut Benerjee M yang dikutip dari Safithri F,

ada empat mekanisme regenerasi yang dapat dilakukan oleh pankreas, yakni

Neogenesis : pembentukan sel baru dengan memanfaatkan sel

progenitor pulau langerhans dan sel progenitor duktus endokrin.

Diferensiasi : perubahan sel yang dilakukan oleh sel punca

embrionik dan sel punca dewasa.

Replikasi: Proliferasi yang dilakukan oleh sel β pankreas matur.

Transdiferensiasi: perubahan yang dilakukan oleh sel progenitor

liver atau eksokrin pankreas.31,32

Page 38: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

24

2.1.14 Perubahan Gambaran Histologi Pankreas Tikus

Gambar 2.6: A: Normal Pancreas; B: Diabetic Rats Pancreas 33

Sumber: Azmi NS, Zin NSNM, et all. Changes in Pancreatic Histology, Insulin

Secretion and Oxidative Status in Diabetic Rats Following Treatment with Ficus

deltoidea and Vitexin 2017

Menurut Azmi NS dkk, terdapat perbedaan antara lima kelompok

penelitian yang dilakukan, termasuk didalamnya kelompok kontrol normal

dan kelompok tikus diabetes. Pada gambar A, menunjukan susunan normal

pankreas tikus. Pada bagian eksokrin, terdapat sel asinar yang tersusun di

dalam lobus. Di antara lobus-lobus tersebut, terdapat lobulus yang dipisahkan

oleh jaringan ikat padat intralobular dan interlobular. Sementara untuk bagian

endokrin, pulau-pulau Langerhans terlihat berwarna lebih terang dan

dikelilingi oleh sel asinar.33

Pada gambar B yang merupakan pankreas dari tikus yang diabetes

akibat induksi streptozotocin menunjukan adanya perubahan pada bagian

eksokrin dan endokrin. Sel asinar membengkak dan terlihat adanya vakuola

kecil di dalamnya. Duktus interlobular dilapisi oleh sel epitel pipih. Sel β

pankreas yang ada di dalam pulau Langerhans hampir menghilang seluruhnya

akibat pemberian streptozotocin.33

Page 39: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

25

streptozotocin Diabetes Melitus

Pemberian ekstrak MO, yang

mengandung flavonoid jenis

quercetin

Membantu

regenerasi

pulau panreas

Sebagai antioksidan

yang melindungi sel

dari NO

2.2 Kerangka Teori

Limfosit T

mendestruksi sel

β pankreas

Pankreas mengalami

kerusakan

Keadaan

autoimun

Tipe 2 Tipe 1

Melalui mekanisme

Peran sebagai

glucosamine

nitrosurea, masuk

melalui GLUT 2

Menurunkan

afinitas GLUT 2

Peran sebagai Racun

glucoseanalogue dan

terakumulasi di sel

Merusak

DNA sel β

+ NO-synthase

Nitrit oksida

meningkat

Kerusakan jaringan pankreas

NAD

berkurang

+ ADP-

ribosilase

Resistensi

reseptor insulin

Menurunkan

sekresi insulin

Sel lemak akan

menghasilkan hormon

resistin

Hipoglikemia

sel β

Obesitas

Keadaan gaya

hidup kurang baik

Page 40: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

26

2.3 Kerangka Konsep

Keterangan:

= Variabel Bebas

= Variabel Terikat

Diabetes Melitus

Akibat pemberian Streptozotocin

Kadar gula darah naik

pemberian ekstrak daun Moringa

oleifera pada P1, P2, P3

Memperbaiki kerusakan sel

Diameter

pulau

Nukleus

sel

Sitoplasma

sel

Bentuk

pulau

Batas

pulau

Jumlah

pulau

Kandungan antioksidan (Flavonoid jenis

quercetin)

Page 41: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

27

2.4 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Pengukuran Skala

Dosis

ekstrak daun

Moringa

oleifera

Jumlah dosis

ekstrak daun

Moringa oleifera

yang diberikan

secara oral

menggunakan

sonde pada tikus

dalam satuan mg

per kilogram

berat badan.

Neraca analitik

ketelitian

0,0001 gram

Menimbang berat

badan tikus,

kemudian

menghitung dosis

ekstrak daun

Moringa oleifera 200

mg/KgBB, 400 mg/KgBB, dan 600

mg/KgBB.

Ekstrak daun

Moringa oleifera

diekstrak dengan

etanol dan dilarutkan

dengan aquades

secara oral

menggunakan sonde.

Rasio

Jumlah

pulau

Rata-rata jumlah

pulau Langerhans

dari masing-

masing kelompok

tikus

Gambaran dari

mikroskop 10x

dan 20x

Menghitung jumlah

pulau melalui

mikroskop, kemudian

menghitung rata-rata

jumlah pulau dari

setiap tikus pada

masing-masing kelompok.

Nominal

Batas pulau Batas rata-rata

antara pulau

Langerhans dan

Asinus eksokrin

pankreas yang

terlihat jelas

Gambaran dari

mikroskop 10x

dan 20x

Mengamati batas

pulau melalui

mikroskop dan

menginterpretasikann

ya

Nominal

Bentuk

pulau

Bentuk rata-rata

dari masing-

masing pulau

Langerhans,

berbentuk sferis atau bulat. Beserta jarak antar sel yang rapat.

Gambaran dari

mikroskop 10x

dan 20x

Mengamati bentuk

pulau melalui

mikroskop dan

menginterpretasikann

ya

Nominal

Page 42: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

28

Sitoplasma

sel

Rata-rata warna

sitoplasma sel di

dalam pulau

Langerhans.

Pulasan yang

lebih pucat

daripada jaringan

di sekitarnya dan

berwarna

asidofilik dan

basofilik

Gambaran dari

mikroskop 10x

dan 20x

Mengamati

sitoplasma sel

melalui mikroskop

dan

menginterpretasikann

ya

Nominal

Nukleus sel Rata-rata warna

nukleus atau inti

sel yang di dalam

pulau Langehans,

berbentuk bulat

atau poligonal

dan bewarna

lebih gelap dari sitoplasma sel

Gambaran dari

mikroskop 10x

dan 20x

Mengamati nukleus

sel melalui

mikroskop dan

menginterpretasikann

ya

Nominal

Diameter

pulau

Panjang rata-rata

diameter pulau

Langerhans pada

masing-masing

kelompok

Gambaran dari

mikroskop 10x

dan 20x serta

aplikasi

ImageJ

Menghitung jarak

diameter terjauh

dalam satu pulau,

kemudian

menghitung jarak

diameter yang tegak

lurus dengan

diameter pertama.

Setelah itu,

mengukur panjang

akhir diameter

dengan aplikasi

ImageJ.

Rasio

Page 43: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

29

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAAN

3.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : Februari-September 2019

Tempat : Penelitian dilakukan di Animal House, Laboratorium Biokimia,

Laboratorium Farmakologi, dan Laboratorium Patologi Anatomi FK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta di Jalan Kertamukti No. 05, Pisangan, Ciputat, 15419,

Tangerang Selatan.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan tikus galur Sprague dawley sebanyak 20 ekor, menurut

rumus Mead, yakni : E = N-B-T 34

Keterangan

E : derajat kebebasan komponen kesalahan (10-20)

N : jumlah sampel dalam penelitian (dikurangi 1)

B : blocking component menggambarkan pengaruh lingkungan yang

diperbolehkan dalam penelitian (dikurangi 1)

T : jumlah kelompok perlakuan (dikurangi 1)

E = N-B-T

≥10 = (N-1)-0-(5-1)

≥10 = N-1-4

≥10 = N-5

N ≥15

E = N-B-T

≤20 = (N-1)-0-(5-1)

≤20 = N-1-4

≤20 = N-5

N ≤25

Jumlah hewan coba yang dibutuhkan adalah 15 sampai 25 ekor. Kelompok kami

mengambil jumlah sampel 25 ekor karena jumlah tersebut ada di dalam rentang jumlah

Page 44: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

30

yang sudah dihitung. Selain itu, jika ada yang mati dalam proses perlakuan, jumlah hewan

coba masih bisa mencukupi.

Seluruh tikus tersebut akan dibagi menjadi lima kelompok kontrol yang masing-

masing terdiri dari lima ekor Sprague dawley. K- adalah kontrol negatif. K+ adalah

kontrol positif yang diberi 40 mg/kgBB Streptozotocin. P1 adalah kontrol perlakuan yang

diberi 40 mg/kgBB Streptozotocin dan 200 mg/kgBB ekstrak daun Moringa oleifera. P2

adalah kontrol perlakuan yang diberi 40mg/kgBB Streptozotocin dan 400 mg/kgBB

ekstrak daun Moringa oleifera. P3 adalah kontrol perlakuan yang diberi 40mg/kgBB

Streptozotocin dan 600 mg/kgBB ekstrak daun Moringa oleifera.

3.3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.3.1.1 Kriteria Inklusi

Tikus Sprague dawley yang sehat.

Berjenis kelamin jantan

Berat badan 150-200 gr

Usia 2-3 bulan

Kontrol negatif memiliki glukosa darah <200 mg/dL

Kontrol positif dan perlakuan memiliki glukosa darah >200 mg/dL

3.3.1.2 Kriteria Eksklusi

Tikus Spraguey dawley yang mati saat diinduksi Streptozotocin 40

mg/dL dan perlakuan.

3.4 Cara Kerja

3.4.1 Alat dan Bahan Penelitian

a. Tahap Adaptasi

Kandang hewan coba, tempat makan, tempat minum, pakan 512, air

mineral galon

b. Tahap Induksi Streptozotocin dan Sukrosa

Streptozotocin, larutan buffer sitrat, spuit 1 mL, vortex, hot plate stirer, pH

meter, tabung centrifuge, aquadest, sukrosa, gelas kimia 50 mL, 100 mL,

500 mL, dan 1000 mL, timbangan digital, spatula kimia

Page 45: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

31

c. Tahap Pengukuran Gula Darah

Strip gula darah, glukocheck Easytouch,jarum lancet, pen lancet

d. Tahap Pemberian Ekstrak Moringa oleifera.

Tabung centrifuge, aquadest, spatula kimia, lemari pendingin 40C, vortex,

sonde, spuit 10 mL

e. Tahap Nekropsi

Kapas, Toples, Minor Set Surgeon, Papan alas pemotong, Eter, gelas kimia

50 mL, larutan fisiologis

f. Tahap Fiksasi

Formalin 10%, pot plastik 30 cc

g. Tahap Foto Jaringan

Kamera preparat, DVD foto, Komputer lab, Mikroskop Olympus BX41

dan software Olympus DP2-BSW.

3.4.2 Adatasi Hewan Coba

Adaptasi hewan coba dilakukan di Animal House FK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta selama 4 hari. Hewan coba diberi makanan M512 dan

minuman air mineral galon ad libitum. Kandang dibersihkan (bedding) setiap 2 hari

sekali.

3.4.3 Induksi dengan Streptozotocin

Pada hari ke-4, hewan coba dipuasakan selama 12 jam, kemudian periksa

kadar gula darah awal. Setelah itu, diinduksi streptozotocin 40 mg/KgBB pada hari

ke-5, yang dilarutkan dalam 0,1 M buffer sitrat, secara intraperitoneal. Induksi

Streptozotocin diberikan kepada K+, P1, P2, dan P3. Induksi streptozotocin ini

dilakukan pada pukul 16.00 WIB.

3.4.4 Pengukuran Glukosa Darah

Selain diukur sebelum induksi streptozotocin yakni hari ke-5, gula darah

diukur lagi pada hari ke-10 setelah induksi streptozotocin, kemudian dilakukan

pengecekan satu kali setiap 3-4 hari. Pengukuran glukosa darah menggunakan

glukocheck EasyTouch. Jarum lancet ditusuk di bagian pangkal ekor tikus sehingga

Page 46: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

32

darah keluar. Darah yang keluar ditampung pada strip gula darah dan ditunggu

sampai hasil keluar dari alat.

3.4.5 Pemberian Ekstrak daun Moringa oleifera ( daun kelor) pada Tikus.

Daun Moringa oleifera diambil dari kawasan Desa Mekarsari, Bogor.

Kemudian daun dikirim ke LIPI bogor untuk sertifikasi selama satu bulan. Daun

yang telah dipastikan merupakan tanaman Kelor, dibawa ke LIPI Serpong untuk

dibuatkan ekstrak. Ekstrak tersebut disimpan di dalam kulkas dengan suhu 40C.

Ekstrak ini akan diberikan kepada P1 dengan dosis 200 mg/dL, P2 dengan dosis

400 mg/dL, dan P3 dengan dosis 600 mg/dL. Pemberian ekstrak dilakukan dengan

menggunakan sonde. Sebelum diberikan kepada hewan coba, ekstrak daun Moringa

oleifera dilarutkan ke dalam aquades untuk mempermudah proses menyonde.

Ekstrak disonde ke tikus setiap pukul 16.00 wib.

3.4.6 Tahap Nekropsi dan Fiksasi

Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk proses

nekropsi. Tikus dianastesi dengan cara dimasukan ke toples yang sudah diberi

kapas yang diberikan eter, kemudian kesadaran tikus diperiksa dengan melakukan

rangsang nyeri di telapak kaki tikus. Jika sudah tidak ada respon, maka efek anastesi

telah berhasil. Pembedahan mulai dilakukan pada bagian abdominotorakal dan

nekropsi organ pankreas. Organ tersebut dimasukan ke dalam gelas kimia yang

berisi larutan fisiologis supaya bersih dari darah, kemudian dimasukan ke pot

plastik 30 mL yang sudah dimasukan formalin 10% dan diberi label kode hewan

coba.

3.4.7 Tahap Pemrosesan Jaringan

Organ pankreas yang sudah dikemas dalam pot plastik 30 mL dengan

formalin 10% dikirim ke Lab Cito, di Depok, untuk dibuatkan bentuk preparat

dengan menggunakan pewarnaan hematosilin eosin (HE).

Page 47: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

33

3.4.8 Foto Jaringan

Preparat dengan pewarnaan HE dilihat dibawah Mikroskop Olympus

BX41 dan software Olympus DP2-BSW di komputer laboratorium Patologi

Anatomi dengan perbesara 10x, dan 20x, kemudian hasilnya difoto dan dimasukan

ke dalam DVD untuk diinterpretasi.

3.4.9 Interpretasi Pulau Langerhans

1. Identifikasi Foto

buka file berisi foto preparat di perangkat lunak Document sesuai lokasi

penyimpanan.

Klik foto preparat, perangkat lunak Photos akan otomatis terbuka.

Identifikasi foto.

Gunakan fitur zoom in untuk melihat dengan lebih jelas.

2. Pengukuran diameter pulau

Buka perangkat lunak ImageJ.

Klik File, lalu klik Open, pilih gambar yang akan diukur.

Klik gambar kaca pembesar untuk memperbesar gambar, kemudian klik

dibagian ukuran dari preparat di pojok kanan bawah untuk melakukan

kalibrasi.

Klik logo garis miring untuk membuat garis. Klik kiri pada mouse,

kemudian buat garis sepanjang garis kalibrasi.

Klik Analyze dan pilih set scale. Atur ke dalam ukuran 50 µm.

Klik kembali gambar kaca pembesar sampai gambar kembali ke ukuran

semula.

Buatlah garis pada bagian yang akan diukur dengan cara yang sama seperti

melakukan kalibrasi.

Tekan tombol ctrl+f, kemudian ctrl+m untuk melakukan pengukuran.

Hasil akan muncul dengan sendirinya.

Page 48: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

34

Bogor pada 25 Maret 2019

3.5 Alur Penelitian

Mencit galur Sprague dawley

Dibeli dengan akta di Fakultas kedokteran Hewan IPB (sampai di FK

UIN pada 4 Mei 2019

Dibuatkan ekstrak di LIPI serpong

dan selesai pada 1 April 2019

Disimpan di lemari

pendingin di Lab

Biokimia

Adaptasi hewan

coba selama 4 hari di

Animal House (5- 8

Mei 2019)

Latihan Animal

Handling di Lab

Farmako pada 8

Februari 2019

Interpretasi

Gambaran

histopatologi

pankreas

Ambil gambar dengan Mikroskop di

lab Patologi Anatomi pada 13, 14,

dan 23 Juni 2019

Dibuat preparat di Lab Cito,

Depok. Diambil tanggal 12 Juni

2019 ( terpotong lebaran)

Mengecek kadar gula

darah

Memulai perlakuan

terhadap hewan coba

selama 25 hari di

animal house.

Pembuatan

streptozotocin,

sukrosa, dan ekstrak di

laboratorium

biokimia. Mulai

tanggal 4 sampai 29

Mei 2019

Kontrol (+) : Tikus DM

kontrol (-) : Tikus

normal

P1 : Tikus DM dengan

dgn kelor 200mg/KgBB

P2 : Tikus DM dengan

dun kelor 400mg/KgBB

P3 : Tikus DM dengan

dun kelor 600mg/KgBB

Nekropsi hewan coba di

Lab Patologi Anatomi

pada 28 dan 29 Mei 2019

Page 49: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

35

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Morfologi Pulau Langerhans

Data morfologi pulau Langerhans yang terdapat di pankreas pada masing-masing

kelompok yang dinekropsi pada tanggal 28 dan 29 Juli 2019 (hari ke 15 pasca pemberian

daun kelor) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 : Morfologi Pulau Langerhans pada Tikus Sprague dawley

Tikus Rerata

Jumlah

Rerata Batas

Pulau

Rerata bentuk pulau Rerata

Sitoplasma

Rerata

Nukleu

s

Rerata

Diameter

Pulau

K(-) 5 Batas jelas Berbentuk bulat,

jarak antarsel rapat

Merahmuda

keunguan

Bulat, ungu 62.9 µm (5

tikus)

K(+) 6 Batas tidak

jelas

Berbentuk tidak jelas

(hancur), jarak antar sel

jarang

Merahmuda

keunguan

Bulat-

lonjong, ungu

Tidak dapat

dinilai

P1 4 Batas tidak

jelas sampai

jelas

Berbentuk bulat sampai

tidak jelas, jarak antar

sel jarang

Merahmuda

keunguan

Bulat-

lonjong, ungu

83.9 µm (3

tikus)

P2 6 Batas kurang

jelas

Berbentuk bulatm jarak

antarsel rapat

Merahmuda

keunguan

Bulat-

lonjong, ungu

84 µm

(5

tikus)

P3 5 Batas jelas Berbentuk bulat-

lonjong, jarak antarsel

rapat

Merahmuda

keunguan

Bulat-

lonjong, ungu

91.1 µm (5

tikus)

Pengamatan dilakukan dengan perbesaran 10x dan 20x, namun yang dijabarkan di

dalam penelitian ini adalah perbesaran pada ukuran 20x. Tikus kontrol negatif yaitu tikus

normal tanpa intervensi, baik induksi streptozotocin ataupun ekstrak daun Moringa

oleifera. Pulau langerhans yang ada pada kelompok ini memiliki batas pulau yang jelas

sebanyak 100%, bentuk pulau yang bulat sebanyak 80% dan bulat-lonjong 20%, serta

jarak antarsel yang rapat sebanyak rapat sebanyak 80% dan jarang sebanyak 20%.

Sitoplasma sel berwarna merah muda-keunguan, dengan nukleus yang berbentuk bulat

Page 50: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

36

dan berwarna ungu. Rata-rata diameter pulau berukuran 62,9 µm. Jumlah pulau

langerhans yang ditemukan adalah lima buah.

Tikus kontrol positif adalah tikus yang diinjeksi streptozotocin dan tidak diberi

daun kelor. Pada tikus ini, pulau langerhans memiliki batas sel yang 60% tidak jelas

sehingga sulit dibedakan dari bagian eksokrin. Bentuk pulau 80% hancur dan diameter

yang tidak dapat dinilai, namun salah satu tikus menunjukkan diameter sebesar 93,3 µm.

Jarak antarsel jarang dan nukleus berbentuk bulat-lonjong berwarna ungu. Sitoplasma

80% berwarna merah muda-keunguan. Jumlah pulau langerhans pada pankreas adalah

enam pulau.

Tikus perlakuan satu adalah tikus yang diinjeksi streptozotocin dan diberikan

ekstrak daun kelor dengan dosis 200 mg/KgBB. Pada tikus ini, pulau langerhans 50%

berbatas jelas, 50% berbentuk tidak jelas, dan jarak antarsel jarang. Sitoplasma sel

berwarna merah mudah-keunguan dengan nukleus berbentuk bulat sampai lonjong

berwarna ungu. Rata-rata diameter pulau pada 3 tikus yakni 83,9 µm. Pada salah satu

tikus yang tidak ditemukan adanya pulau pada miksrokop kemungkinan disebabkan

karena saat pemotongan preparat, bagian yang terpotong tidak terdapat pulau Langerhans,

dan satu pulau lainnya yang tidak dapat dinilai karena berbentuk hancur. Jumlah pulau

langerhans pada pankreas adalah empat buah.

Tikus perlakuan dua adalah tikus yang diinjeksi streptozotocin dan diberikan

ekstrak daun kelor dengan dosis 400 mg/KgBB. Pada tikus ini, batas pulau langerhans

60% kurang jelas, 20% pulau berbentuk bulat, dan jarak antarsel rapat. 60% sitoplasma

sel berwarna merah muda-keunguan dengan nukleus berbentuk bulat sampai lonjong

berwarna ungu. Rata-rata diameter pulau yakni 84 µm. Jumlah pulau langerhans pada

pankreas adalah enam buah.

Terakhir, tikus perlakuan tiga adalah tikus yang diinjeksi streptozotocin dan

diberikan ekstrak daun kelor dengan dosis 600 mg/KgBB. Pada tikus ini, 60% batas pulau

langerhans jelas, 80% berbentuk bulat sampai lonjong, dan jarak antarsel rapat. 80%

sitoplasma sel berwarna merah muda-keunguan dengan nukleus berbentuk bulat sampai

lonjong berwarna ungu. Rata-rata diameter berukuran 91,1 µm. Jumlah pulau langerhans

pada pankreas adalah lima buah.

Page 51: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

37

4.2 Perbandingan Gambaran Histopatologi antara Kelompok Perlakuan

Berdasarkan data hasil morfologi sel dan pulau Langerhans di atas, terdapat

perbedaan pada setiap kelompok. Kelompok kontrol negatif memiliki gambaran histologi

pankreas yang normal sehingga dijadikan acuan untuk mendeskripsikan kelompok

lainnya serta menjadi pembanding.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Pankreas sendiri memiliki kemampuan

regenerasinya sendiri. Ekstrak daun kelor membantu mempercepat proses tersebut. Hal

ini dapat dinilai dari gambaran histologi pankreas pada kelompok kontrol positif dan

kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol positif, bentuk pulau hancur dan batas sel

tidak jelas. Hal ini terjadi akibat efek dari streptozotocin itu sendiri yang mendestruksi

pankreas. Pada Kelompok perlakuan, bentuk pulau sudah kembali berbentuk bulat dan

sel sudah mulai berproliferasi kembali sehingga gambaran histologi pulau tidak jauh

berbeda dari gambaran histologi pulau langerhans pada kontrol negatif.

Pada kelompok perlakuan pun terdapat beberapa perbedaan, terutama dari diameter,

batas, dan bentuk pulau seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya. Berdasarkan jumlah

pulau yang ditemukan, kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan dua memiliki

jumlah paling banyak dan kelompok perlakuan 1 memiliki jumlah paling sedikit. Namun,

untuk jumlah pulau kurang bisa dijadikan acuan karena perbedaan potongan.

Berdasarkan persentase antara batas jelas dan tidak jelas, kelompok yang memiliki

batas paling jelas adalah kontrol negatif, kemudian perlakuan tiga, perlakuan dua,

perlakuan satu, dan terakhir kontrol positif. Berdasarkan persentase bentuk pulau, kontrol

negatif memiliki bentuk paling bulat, dan kontrol positif memiliki bentuk pulau yang

hancur atau tidak jelas. Sementara kelompok perlakuan dua memiliki lebih banyak pulau

berbentuk bulat-lonjong daripada perlakuan tiga dan perlakuan satu.Untuk diameter,

kontrol negatif memiliki rata-rata diameter sebesar 62,9 µm. Kontrol positif tidak dapat

dinilai karena berbentuk hancur dan tidak bulat. Kemudian, untuk kelompok perlakuan,

terlihat peningkatan rata-rata diameter pankreas. Peningkatan diameter ini menunjukkan

bahwa perbedaan dosis menunjukkan perbedaan dalam regenerasi sel dan pulau

Langerhans.

Di sini dapat dilihat bahwa antara kelompok perlakuan memiliki perbedaan dari

segi bentuk, batas, dan diameter. Kemudian, dapat disimpulkan, bahwa perlakuan tiga

Page 52: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

38

memiliki efek paling baik dibandingkan kelompok lainnya. Sementara perlakuan satu

memiliki efek namun tidak sebesar kelompok perlakuan lainnya.

Gambaran pulau Langerhans dari ketiga kelompok ini mirip dengan kelompok

negatif, sementara untuk kelompok positif gambarannya sangat berbeda dari kelompok

negatif. Hal ini menandakan terjadi perbaikan pulau Langerhans oleh ekstrak daun

Moringa oleifera dan sejalan dengan pendapat Sulistyorini R, 2015, yang menyatakan

bahwa ekstrak daun kelor dengan dosis 250 dan 500 mg/KgBB dapat memperbaiki

keadaan histologi pankreas.7

Penelitian yang dilakukan Ambarwati dkk (2014), juga menunjukkan hal serupa.

Dengan ekstrak daun Moringa oleifera dosis 250 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB, terdapat

penurunan kadar gula darah dan perbaikan gambaran histopatologi pulau Langerhans.

Penelitian yang dilakukan Gupta dkk (2012), juga menunjukkan penurunan kadar gula

darah dan adanya regenerasi pulau Langerhans. Namun, penelitian ini menggunakan

bubuk kering daun Moringa oleifera dengan dosis 150 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB.6,8

Penelitian yang dilakukan oleh Kunharjito dkk (2018) juga menunjukkan hasil yang

serupa. Aloksan digunakan sebagai penginduksi diabetes melitus yang dialami oleh tikus.

Walau dosis ekstrak daun Moringa oleifera lebih rendah dari penelitian lainnya, yakni 42

mg/kgBB, 72 mg/kgBB, dan 98 mg/kgBB, hasil menunjukkan adanya penurunan kadar

glukosa darah, penambahan diameter pulau Langerhans, dan perbaikan sel pada pulau

Langerhans.9

Page 53: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

39

Gambar 4.1 : Kelompok kontrol negatif Gambar 4.2 : Kelompok kontrol positif

Gambar 4.3 : Kelompok perlakuan satu Gambar 4.4 : Kelompok perlakuan dua

Gambar 4.5 : Kelompok perlakuan tiga

Page 54: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

40

4.3 Data Gula Darah

Berikus ini adalah grafik data gula darah yang diperiksa selama periode waktu

penelitian:

Bagan 4.1: Grafik Gula Darah Tikus Sprague dawley

Tanggal 9 Mei 2019 merupakan tanggal pemeriksaan gula darah pertama di mana

seluruh tikus belum diinduksi dengan streptozotocin. Grafik warna biru adalah kontrol

negatif, gula darah yang terlihat adalah 115 mg/dL. Grafik warna merah adalah kontrol

positif, yang kadar gula darahnya sejumlah 106 mg/dL. Grafik warna hijau adalah

perlakuan satu, kadar gula darahnya sejumlah 116,6 mg/dL. Grafik berwarna kuning

adalah perlakuan dua, di mana kadar gula darahnya adalah 107,6 mg/dL. Terakhir, grafik

berwarna ungu adalah perlakuan tiga, yang kadar gula darahnya adalah 107,8 mg/dL.

Pada hari pertama pemeriksaan, seluruh kelompok menunjukkan kadar gula darah

normal, yakni di bawah 200 mg/dL.

Tanggal 14 Mei 2019, 5 hari setelah induksi streptozotocin, terjadi perubahan pada

kadar gula darah kelompok selain kontrol negatif. Kontrol negatif tetap menujukan

kadar gula darah normal, yaitu 100,2 mg/dL. Kontrol positif menunjukkan kadar gula

darah 428,8 mg/dL. Perlakuan satu menunjukkan kadar gula darah 444,6 mg/dL.

Perlakuan dua menunjukkan kadar gula darah 399,8 mg/dL. Terakhir, perlakuan tiga

menunjukkan kadar gula darah 464 mg/dL. Empat kelompok yang menunjukkan kadar

28/29 Mei 25 Mei 21 Mei 17 Mei 14 Mei 9 Mei

Page 55: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

41

gula darah tinggi, menjadi penanda bahwa induksi streptozotocin berhasil dan tikus

mengalami diabetes melitus.

Pada tanggal 17 Mei 2019, kontrol negatif menunjukkan kadar gula darah sejumlah

117,6 mg/dL. Kontrol positif sejumlah 462,4 mg/dL. Kemudian, perlakuan satu dengan

kadar gula darah 428,8 mg/dL. Perlakuan dua dengan kadar gula darah 494,4 mg/dL.

Terakhir, kadar gula darah perlakuan tiga adlaah 394,4 mg/dL.

Tanggal 21 Mei 2019, kontrol negatif menunjukkan kadar gula darah 126,2 mg/dL.

Kontrol positif menunjukkan 468,4 mg/dL. Perlakuan satu menunjukkan kadar 473,4

mg.dL. Lalu, perlakuan dua dengan kadar 461,8 mg/dL. Terakhir, perlakuan tiga dengan

kadar 444,4 mg/dL.

Tanggal 25 Mei 2019, kadar gula darah kontrol negatif adalah 98,6 mg/dL. Kontrol

positif menunjukkan 533,8 mg/dL Lalu, perlakuan satu dengan kadar 451,4 mg/dL.

Perlakuan dua memiliki kadar gula darah 479 mg/dL. Terakhir, perlakuan tiga dengan

kadar gula darah 560,4 mg/dL.

Untuk hari terakhir pemeriksaan, dibagi menjadi dua tanggal, yakni 28 dan 29 Mei

2019. Pada tanggal 28 Mei 2019, kontrol positif dan kontrol negatif dinekropsi terlebih

dahulu. Pada pemeriksaan ini, kelompok kontrol negatif menunjukkan kadar 115,6

mg/dL. Kemudian, kontrol positif menunjukkan kadar gula darah 442,2 mg/dL.

Sementara pada tanggal 29 Mei 2019, ketiga kelompok perlakuan dinekropsi dan

sebelumnya telah diperiksa kadar gula darahnya. Perlakuan satu menunjukkan kadar gula

darah 201,25 mg/dL. Perlakuan dua menunjukkan kadar gula darah 201,4 mg.dL.

Terakhir, perlakuan tiga menunjukkan kadar gula darah sebesar 318,4 mg/dL.

Secara keseluruhan, kelima kelompok menunjukkan kadar gula darah yang naik

turun dari hari ke hari, bergantung pada makanan yang dikonsumsi. Pemberian makanan

secara ad libitum memungkinkan tikus tidak memakan makanan dengan kadar yang sama

setiap harinya. Untuk kelompok kontrol negatif, walaupun naik turun, kadar gula darah

selalu berada di bawah garis batas, yakni 200 mg/dL.

Untuk kelompok kontrol positif, kadar gula darah menunjukkan kenaikan dari hari

ke hari. Namun pada hari terakhir pemeriksaan, yakni 28 Mei 2019, kadar gula darah

cukup menurun walau tidak signifikan. Hal ini menunjukkan adanya proses regenerasi

sel seperti yang dijabarkan pada penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut adalah

Page 56: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

42

penelitian yang dilakukan oleh Stocrum Dl (2002), di mana penelitian ini menyatakan

bahwa pankreas memiliki kemampuan regenerasinya sendiri.31

Sementara itu, ketiga kelompok perlakuan menunjukkan kadar gula darah yang

bervariasi. Namun, dapat dilihat bahwa pada hari terakhir pemeriksaan, yakni 29 Mei

2019, terdapat penurunan yang lebih banyak daripada penurunan kelompok kontrol

positif. Pada kelompok perlakuan satu dan dua, kadar gula darah yang semula ada di

rentang 400-an, turun menjadi ada di rentang 200-an. Sementara perlakuan tiga, yang

semula ada di rentang 500-an, turun menjadi di rentang 300-an. Dapat dilihat bahwa

ketiga kelompok ini menunjukkan penurunan kadar gula darah sebanyak ±200 mg/dL.

Hal ini sesusai penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Gupta dkk (2012) dan

Ambarwati dkk (2014), di mana penelitian ini menyatakan bahwa ekstrak daun kelor

dapat meningkatkan proses regenerasi pankreas dan memperbaiki kelainan gula darah.6,8

4.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran

histopatologi pada pankreas tikus yang diinjeksi streptozotocin dengan berbagai dosis.

Keterbatasan pada penelitian ini, yaitu:

Belum maksimalnya waktu untuk adaptasi (4 hari) dan intervensi (15 hari).

Keadaan animal house yang kurang memadai, ditinjau dari keadaan kandang,

kebersihan, serta polusi suara.

Pemotongan dan pewarnaan preparat mempengaruhi kesubjektifan penilaian

peneliti.

Page 57: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstrak Moringa oleifera dengan dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, dan 600

mg/kgBB dapat memperbaiki pankreas dan pada gambaran histopatologi pulau

Langerhans menjadi mirip dengan kelompok normal, memperbaiki diameter antar

kelompok perlakuan yang semakin luas seiring dengan bertambahnya dosis, serta

menurunkan kadar gula darah yang tinggi.

5.2 Saran

Perlu dilakukan adaptasi lebih lama untuk meminimalisir stress pada tikus.

Perlu memperhatikan keadaan di Animal House supaya tidak terlalu berpengaruh

pada tingkat stress tikus.

Sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan Aloksan dan streptozotocin-

Na sebagai pembanding penggunaan streptozotocin.

Page 58: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

44

DAFTAR PUSTAKA

1. Infodatin Kemenkes RI. “Hari Diabetes Sedunia Tahun 2018”. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI. 2019: hal 4.

2. Setiati S, Alwi I, dkk. “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi ke-6”. Jakarta :

Internal Publishing. 2014.

3. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. “Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan

Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia”. Jakarta: PB PERKENI. 2015.

4. Kemenkes Depkes RI. “Situasi dan Analisis Diabetes”. Jakarta: Departemen

kesehatan. 2014.

5. World Health Organization. “Diabetes”. Swiss: WHO News Room. 2017.

6. Gupta R, et all. “ Evaluation of Antidiabetic and antioxidant activity of Moringa

Oleifera in experimental diabetes”. India: University of Rajasthan. 2012; 4(2):164-

171.

7. Sulistyorini R, Sarjadi, Johan A, Djamiatun K. “Pengaruh Ekstrak Etanol Daun

Kelor (Moringa oleifera) pada Ekspresi Insulin dan Insulitis Tikus Diabetes

Melitus”. Bandung: Majalah Kedokteran Bandung. 2015; 47(2):69-76.

8. Ambarwati, Sarjadi, Johan A, Djamiatun K. “Efek Moringa oleifera Terhadap Gula

Darah dan Kolagen Matrik Ekstraseluler sel β Pankreas Diabetes Eksperimental”.

Malang: Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2014; 28(2): 74-78.

9. Kunharjito WAC, Avesina M, Anggriyawanti DP, Purnama ER. “Pemanfaatan

Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Pemulihan Struktur Pankreas Mencit

Diabetik”. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. 2018; 2(2):

85-92.

10. Al-Malki AL, El Rabey HA. “The Antidiabetic Effect of Low Doses of moringa

oleifera Lam. Seeds on Streptozotocin Induced Diabetes and Diabetic Nephropathy

in Male Rats”. Biomed Res Int. 2015.

11. Zoeckler V. “Ward’s Science: Rat Dissection Guide Including Pregnant Female”.

Newyork: Ward’s Science. 2015.

12. Sherwood Lauralee. “Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi ke-8”. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2016.

Page 59: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

45

13. Tortora G Derrickson B. “Principles, of Anatomy and Physiology 14th edition”.

New York : John Wiley & Sons. 2014.

14. Longnecker DS. “Anatomy and Histology of the Pancreas”. Pancreapedia: Exocrine

Pancreas Knowledge Base. 2014; 2: 9-27.

15. F. Paulsen dan J. Waschke. “Sobotta Atlas Anatomi Manusia Edisi 23”. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2013.

16. Mescher AL. “Histologi Dasar Junqueira Teks & Atlas edisi 12”. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran: EGC. 2016.

17. Dolensek J, Rupnik MS, Stozer A. “Structural Similarities and Differences Between

the Human and the Mouse Pancreas”. Slovenia: University of Maribor. 2015; 7(1).

18. Kementerian Kesehatan RI. “Hasil Utama Riskesdas 2018”. Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI. 2018.

19. Guyton, A.C. dan Hall, J.E. “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 12”. Jakarta:

EGC. 2014.

20. Ganong WF, McPhee SJ. “Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran

Klinis”. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2012.

21. Akbarzadeh A, et all. “Induction of Diabetes by Streptozotocin in Rats”. Indian

Journal of CLinical Biochemistry. 2007; 22(2): 60-64.

22. Goud BJ, Dwarakanath V, dan B.K. Chikka swamy. “Streptozotocin – A Diabetic

Agent in Animal Models”. Internasional Journal of Pharmacy &Pharmaceutical

Research. 2015; 3(1).

23. Wilson GL, et al. “Mechanisms of Nitrosourea-induced beta-cell damage.

Activation of poly (ADP-ribose) synthase and cellular distribution”. University of

South Alabama Collage of Medicine. 1988; 37(2): 213-216.

24. Szkudelski T. “The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin action in B cells of

the rat pancreas”.. Polandia: University of Agriculture. 2001; 50(6): 537-546.

25. Musyarofah K. “Dikagumi Bangsa Barat, Inilah 10 Manfaat Daun Kelor untuk

Kesehatan”. IDN Times. 2018.

26. Aminah S, Ramdan T, dan Yanis M. “Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional

Tanaman Kelor (Moringa oleifera)”. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan.

2015; 5(2).

Page 60: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

46

27. Isnan W, Nurhaedah. “Ragam Manfaat Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lamk.)

Bagi Masyarakat”. Makassar: Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Makassar. 2017.

28. Vergara JM, Almatrafi MM, Fernandez ML. “Bioactive Components in Moringa

Oleifera Leaves Protect against Chronic Disease”. University of connecticut.

2017; 6(4).

29. Abdoel Aziz MT, et al. “The effect of a novel curcumin derivate on pancreatic islet

regeneration in experimental type-1 diabetes in rats”. Diabetol Metab Syndr. 2013;

5:75.

30. Adisakwattana dan Chanathing. “Alpha-glucosidase Inhibitory Activity and Lipid-

Lowering Mechanisms of Moringa oleifera Leaf Extract”. Eur Rey Med Pharmacol.

2011; 15(7): 803-808.

31. Stocum DL. “Regenerative Biology and Medicine”. J Musculoskel Neuron Interact.

2002; 2(3): 270-273.

32. Safithri F. “Potensi Biji jintan hitam (Nigella sativa) dalam regenerasi pankreas

secara endogen pada diabetes melitus tipe-2”. Skripsi, FK Universitas

Muhammadiyah Malang. 2017.

33. Azmi NS, ZIN NSNM, Nurdiana S, Goh YM, Ahmad H,Ebrahimi M, Dom SM.

“Changes in Pancreatic Histology, Insulin Secretion and Oxidative Status in

Diabetic Rats Following Treatment with Ficus deltoidea and Vitexin”. BMC

Complement Altern Med. 2017; 17: 290.

34. Singh,Ajay S. “Sampling Tehcniques & Deretermination of sample size in Applied

Statistics Research: An Overview. Internasional Journal Of Economic, Commerce

and Managemen”. United Kingdom; 2014.

Page 61: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

47

Lampiran 1

Hasil Identifikasi Tanaman

Page 62: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

48

Lampiran 2

Sertifikasi Hasil Uji

Page 63: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

49

Lampiran 3

Surat Keterangan Sehat Hewan

Page 64: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

50

Lampiran 4

Kaji Etik

Page 65: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

51

Lampiran 5

Dosis Streptozotocin

40 mg/KgBB = 40mg/1000 g = 4 mg/ 100 g BB

Bermakna : setiap 100 g berat badan, maka diberikan 4 mg streptozotocin

20 x 200 gram BB x 4 mg

100 g

= 160 mg

Ket : 20 adalah jumlah hewan coba yang diinduksi STZ. 200 mg adalah berat

badan maksimal yang tertera pada kriteria inklusi

Bermakna : jumlah total STZ yang dibutuhkan untuk menginduksi seluruh hewan

coba adalah 160 mg

STZ akan dilarutkan dalam larutan buffer dengan konsentrasi 4mg/0,1 mL

4 mg/100 gBB = 4 mg/0,1 mL

100 gBB = 0,1 mL

Bermakna : setiap 100 g BB hewan coba akan diberikan STZ sejumlah 0,1 mL

200 mg =

4 mg

X m 0,1 ml

X = 200 mg x 0,1 ml

4 mg

X = 5 mL

Ket : 160 mg adalah kebutuhan STZ untuk seluruh tikus. Namun, untuk

meminimalkan kekurangan jumlah larutan, peneliti menggunakan 200 mg STZ

Bermakna : jumlah buffer sitrat yang dibutuhkan untuk melarutkan 200 g STZ

adalah 5 mL

Untuk pemberian dosis larutan STZ-buffer, berdasarkan pada berat masing-

masing hewan coba yang sudah ditimbang sebelumnya.

Page 66: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

52

Lampiran 6

Larutan Buffer

Sodium sitrat 0,1 M, berat molekul 258,068 g, sebanyak 100 mL

1 M =

0,1 M =

=

=

Asam sitrat 0,1 M, berat molekul 192,123 g, sebanyak 100 mL

1 M =

0,1 M =

=

=

Campurkan 44,5 mL 0,1 M asam sitrat

55,5 mL 0,1 M natrium sitrat

100 mL larutan buffer sitrat dengan pH 4,479

Page 67: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

53

Lampiran 7

Dosis Pemberian Sukrosa

Sukrosa diberikan kepada hewan coba selama tiga hari pertama untuk

menghindari keadaan hipoglikemi akibat pemberian streptozotocin. Pemberian sukrosa

melalui oral, secara ad libitum, dan diletakkan di dalam tempat minum. Terdapat 10

kandang di mana setiap kandang diberikan dua botol minum. Follow up terhadap botol

minuman dilakukan tiga kali sehari, dan di waktu tersebutlah botol minuman akan diisi

kembali sampai penuh.

Kebutuhan volume sukrosa untuk seluruh hewan coba.

Volume total = 80 mL x 20 x 6

= 9600 mL

= 9,6 L

Ket: Volume 1 botol minuman = 80 mL.

Jumlah seluruh botol minuman = 20 buah

Banyak pemberian = 6 kali

Sukrosa yang digunakan adalah sukrosa dengan konsentrasi 10%, maka:

10 g

100 ml =

x

9600 ml

X = 10 g x 9600 ml

100 ml

= 96000 g

100 ml

= 960 g

Maka, untuk membuat sukrosa 10% sebanyak 9600 mL, dibutuhkan 960 g

sukrosa.

Page 68: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

54

Lampiran 8

Dosis Daun Kelor

Dosis pemberian daun kelor berdasarkan kelompok, yakni P1 sejumlah 200

mg/kgBB, P2 sejumlah 400mg/KgBB, dan P3 sejumlah 600mg/kgBB. Maka akan

didapatkan hasil berupa dosis pemberian dalam satuan mg (miligram) pada masing-

masing hewan coba.

Untuk mempermudah pemberian ekstrak melalui oral, maka ekstrak daun kelor

dilarutkan ke dalam aquadest. Peneliti menggunakan konsentrasi 25 mg/0,2 mL

didasari oleh kapasitas lambung hewan coba, yaitu maksimal 5 mL.

25 mg =

1 mg

0,2 ml x

X = 1 mg x 0,2 ml

25 mg

X = 0,008 mL

Bermakna : setiap dosis 1 mg daun kelor dilarutkan ke dalam 0,008 mL aquadest.

Maka, untuk mengukur dosis pemberian berupa larutan didapatkan rumus:

Y = P x 0,008

Ket : Y adalah jumlah larutan ekstrak daun kelor yang diberikan (mL).

P adalah jumlah ekstrak daun kelor dalam bentuk ekstrak (mg).

0,008 adalah volume aquadest yang dibutuhkan dalam 1 mg ekstrak daun kelor.

Kebutuhan per hari dalam

200 mg/KgBB 200 mg x 0,2 kg = 40 mg x 5 = 200 mg

400 mg/KgBB 400 mg x 0,2 kg = 80 mg x 5 = 320 mg

600 mg/kgBB 600 mg x 0,2 kg = 120 mg x 5 = 600 mg

Total = 200 mg + 320 mg + 600 mg = 1.120 mg

Ket : 0,2 kg adalah berat maksimal hewan coba dalam kriteria inklusi

5 adalah jumlah hewan coba dalam satu kelompok

Kemudian dimasukan ke dalam rumus di atas.

Y = 1.120 x 0,008

= 8,96 mL

Bermakna : Jumlah larutan ekstrak daun kelor yang dibutuhkan dalam satu hari

adalah 8,96 mL.

Page 69: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

55

Lampiran 9

Pengenceran Formalin

Kebutuhan formalin adalah formalin dengan konsentrasi 10%. Oleh karena

ketersediaan formalin yang ada di Laboratorium anatomi adalah Formalin 37%, maka

harus dilakukan pengenceran.

Kebutuhan formalin 10% untuk mengawetkan semua preparat

20 ml x 25 x 7 = 3500 mL

Ket : 20 mL : volume yang dibutuhkan dalam 1 tube

25 : jumlah seluruh hewan coba

7 : jumlah organ yang akan diambil pada masing-masing tikus (pankreas,

hepar, jantung, testis kanan, testis kiri, ginjal kanan, dan ginjal kiri)

Pengenceran :

37% x P = 10% x 3700 ml (digunakan 3700 ml untuk mempermudah perhitungan)

P = 10% x 3700 ml

37%

P = 1000 mL

Ket : P : volume formalin 37% yang dibutuhkan untuk menghasilkan 3700 ml

formalin 10%

Page 70: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

56

Lampiran 10

Proses Ekstrak

Gambar 6.1 Aklimatisasi hewan coba

Gambar 6.3 Pengukuran pH buffer

Gambar 6.5 Induksi STZ

Gambar 6.2 Penimbangan STZ

Gambar 6.4 Pencampuran STZ dan

Gambar 6.6 Pembuatan sukrosa 2%

Page 71: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

57

Gambar 6.7 Pengukuran GDS

Gambar 6.9 Anastesi dengan kapas Eter

Gambar 6.11 Pemrosesan jaringan

Gambar 6.8 Pemberian Ekstrak daun MO

Gambar 6.10 Nekropsi

Gambar 6.12 Preparat histologi

Gambar 6.13 Pemotretan preparat

Page 72: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

58

Lampiran 11

Gambaran Histopatologi Pankreas Sprague dawley

Gambar 7.1 Tikus 1 Kontrol negatif Gambar 7.2 Tikus 2 Kontrol negatif

Gambar 7.3 Tikus 3 Kontrol negatif Gambar 7.4 Tikus 4 Kontrol negatif

Gambar 7.5 Tikus 5 Kontrol negatif Gambar 7.6 Tikus 1 Kontrol positif

Page 73: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

59

Gambar 7.7 Tikus 2 Kontrol positif Gambar 7.8 Tikus 3 Kontrol positif

Gambar 7.9 Tikus 4 Kontrol positif Gambar 7.10 Tikus 5 Kontrol positif

Gambar 7.11 Tikus 1 Perlakuan 1 Tikus 2 Perlakuan 1

Gambar 7.12 Tikus 3 Perlakuan 1 Gambar 7.13 Tikus 4 Perlakuan 1

Page 74: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

60

Gambar 7.14 Tikus 5 Perlakuan 1 Gambar 7.15 Tikus 1 Perlakuan

Gambar 7.16 Tikus 2 Perlakuan 2 Gambar 7.17 Tikus 3 Perlakuan 2

Gambar 7.18 Tikus 4 Perlakuan 2 Gambar 7.19 Tikus 5 Perlakuan 2

Page 75: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

61

Gambar 7.20 Tikus 1 Perlakuan 3 Gambar 7.21 Tikus 2 Perlakuan

Gambar 7.22 Tikus 3 Perlakuan 3 Gambar 7.23 Tikus 4 Perlakuan 3

Gambar 7.24 Tikus 5 Perlakuan 3

Page 76: EFEK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Saat ini Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penderita diabetes melitus

62

Lampiran 12

Identitas Penulis

DATA PRIBADI

Nama : Rani Rahmawati

Tempat/Tanggal lahir1 : Jakarta, 10 Juni 1998

Alamat : Jl. H. Montong No. 9 RT/RW 09/03 Ciganjur, Jagakarsa,

Jakarta Selatan 12630

Telepon Selular : 0895397942925

Email : [email protected]

Status : Mahasiswa

PENDIDIKAN FORMAL

2016- sekarang FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2013-2016 SMAN 28 Jakarta

2010-2013 SMPN 41 Jakarta

2004-2010 MI El-Syifa Ciganjur

2003-2004 TK Islam El-Syifa Ciganjur

RIWAYAT ORGANISASI

1. Anggota Sahitya RSUD Pasar Minggu

2. Kepala Divisi Kaderisasi UIN Syarif Medical Rescue

3. Pengajar Kimia dan Biologi Mabit Nurul Fikri Mampang

4. Humas Paskibra SMAN 28 Jakarta

5. Humas Rohis SMAN 28 Jakarta

6. Humas Taekwondo SMAN 28 Jakarta

7. Wakil Ketua PMR SMPN 41 Jakarta