efek ekstrak daun insulin (smallanthus...

87
EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS SONCHIFOLIUS) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH, BERAT BADAN, DAN KADAR HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA TIKUS YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOSIN Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Hapsari Abdining Ilahi NIM: 1112103000093 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436H

Upload: truongduong

Post on 07-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS

SONCHIFOLIUS) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH,

BERAT BADAN, DAN KADAR HIGH DENSITY

LIPOPROTEIN (HDL) PADA TIKUS YANG DIINDUKSI

STREPTOZOTOSIN

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Hapsari Abdining Ilahi

NIM: 1112103000093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M / 1436H

Page 2: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan
Page 3: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan
Page 4: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan
Page 5: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala

rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta

salam semoga tetap tercurah limpahkan pada Nabi besar Muhammad SAW,

beserta keluarganya, sahabatnya, serta umatnya.

Alhamdulillahi rabbil alamin, penelitian ini akan sulit terselesaikan jika

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi Program

Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta

segenap dosen di prodi ini yang selalu membimbing serta memberikan

ilmu kepada saya selama menjalani masa pendidikan di Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku dosen pembimbing I, yang selalu

memberikan ilmu, arahan, saran, dan bimbingan kepada saya agar

penelitian ini berjalan dengan sebaik-baiknya.

4. dr. Hari Hendarto, Sp.PD, Ph.D, FINASIM selaku dosen pembimbing II

penelitian saya, yang selalu memberikan bimbingan dan arahan, terutama

dalam penulisan laporan penelitian ini.

5. Pak Chris Adhiyanto, M.Biomed, Ph.D dan dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh,

Ph.D selaku dewan penguji penelitian saya, untuk ilmu, waktu dan tenaga

dalam memperbaiki laporan penelitian ini.

6. Kedua orang tua tercinta, Ir. Nugroho Fajar Satmoko dan Dra. Yayuk Hari

Sugihartini yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya,

memberikan doa, nasihat, serta semangat sepanjang hidup saya. Juga pada

ketiga adik kandung saya, Inayah Anugerahing Ilahi, Ilham Muhammad

Page 6: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

vi

Fariz, dan Muhammad Iqra’ Fawwaz, dan untuk seluruh Keluarga besar

saya yang banyak memberikan inspirasi dan semangat untuk tidak berhenti

menggapai cita-cita.

7. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab (PJ) modul riset

PSPD 2012, drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku PJ laboratorium

Riset, Ibu Nurlaely Mida R, M.Biomed, Ph.D selaku PJ laboratorium

Animal house, Ibu Endah Wulandari, M.Biomed selaku PJ laboratorium

Biokimia, Ibu Zety Haryati, M.Biomed selaku PJ laboratorium Biologi

yang telah memberikan izin atas penggunaan lab pada penelitian ini.

8. Untuk teman seperjuangan, Myra Patricia, Rachmah Ubat H, Miftahul

Jannah S U, dan Azmi Agnia atas dukungan, kerja keras, dan kebersamaan

sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik. Untuk sahabat saya,

Rizka Chairunnisa, atas doa, semangat, dan dukungan moral. Teman-

teman CSS 2012 dan PSPD 2012 untuk kebersamaan yang telah mewarnai

masa pendidikan saya di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Laboran yang terlibat Bu Ai, Bu Suryani, Bu Sulis, Mas Rachmadi, dan

Mas Panji yang sangat membantu berlangsungnya penelitian ini. Kak

Bayu dan Kak Ika PSKM yang telah membantu dalam proses pengolahan

data penelitian ini.

10. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik

dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi

kesempurnaan laporan penelitian ini.

Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga dapat memberikan manfaat

bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 28 Mei 2015

Penulis

Page 7: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

vii

ABSTRAK

Hapsari Abdining Ilahi. Program Studi Pendidikan Dokter. Efek Ekstrak

Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius) terhadap Kadar Glukosa Darah,

Berat Badan, dan Kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada Tikus yang

Diinduksi Streptozotosin. 2015.

Diabetes merupakan penyakit metabolik kronik akibat kelainan sekresi

insulin, kerja insulin. Belum ada obat yang efektif untuk mengobati penyakit ini,

sehingga para peneliti mencoba untuk mengembangkan obat tradisional karena

dinilai relatif lebih aman. Yacon (Samallanthus sonchifolus) merupakan tanaman

asli pegunungan Andes, Amerika Selatan. Penelitian membuktikan bahwa

pemberian teh yang dipadu dengan ekstrak daun yacon 2% selama 30 hari dapat

menimbulkan efek hipoglikemik dan meningkatkan kadar insulin plasma pada

tikus diabetes yang diinduksi STZ. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

efek ekstrak daun insulin dengan dosis 100mg/kgBB dan 300mg/kgBB secara oral

selama 28 hari terhadap kadar glukosa darah, berat badan, dan kadar High Density

Lipoprotein (HDL) pada tikus yang diinduksi streptozotosin. Penelitian ini

menunjukkan bahwa ekstrak daun insulin secara signifikan berpengaruh dalam

menurunkan kadar glukosa darah serta mencegah penurunan berat badan berlebih

(p-value < 0,05). Akan tetapi, ekstrak Yacon tidak berpengaruh terhadap kadar

HDL (p-value > 0,05).

Kata kunci : Yacon, glukosa darah, HDL, DM

ABSTRACT

Hapsari Abdining Ilahi. Medical Education Study Program. The effect of

Insulin Leaves Extract (Smallanthus sonchifolia) on Blood Glucose, Body

Weight and High Density Lipoprotein (HDL) of Streptozotocin-induced rats.

2015.

Diabetes is a group of chronic metabolic disease resulting from defects in

insulin secretion and insulin action. There has been no effective drugs to treat this

disease, so the clinicians are trying to develop traditional medicine as it is

considered relatively safe. Yacon (Smallanthus sonchifolius syn Polymnia

sonchifolia) is a native plant of the Andes, South America. A research on STZ-

induced diabetic rats proved that the administration of 2% yacon tea for 30 days

produced a significant hypoglicemic effect and increased plasma insulin levels.

This study was conducted to determine the effect of insulin leaves extract at a

dose of 100mg/weight (kg) and 300mg/weight (kg) orally for 28 days on blood

glucose levels, weights, and leaves of high density lipoprotein (HDL) in STZ-

Page 8: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

viii

induced rats. This study showed that the yacon leaves extract significantly

lowering blood glucose levels and preventing excess weight losses (p-value <

0,05), but not influencing plasma HDL level (p-value > 0,05).

Keywords : Yacon, blood glucose, HDL, DM

Page 9: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL...................................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv

KATA PENGANTAR............................................................................................v

ABSTRAK............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL................................................................................................ xi

DAFTAR GRAFIK............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 3

1.3 Hipotesis ................................................................................................. 4

1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................... 4

1.4.1 Tujuan Umum........................................................................... 4

1.4.2 Tujuan Khusus.......................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................... 5

1.5.1 Bagi Peneliti.............................................................................. 5

1.5.2 Bagi Institusi............................................................................. 5

1.5.3 Bagi Masyarakat........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 6

2.1 Landasan Teori......................................................................................... 6

2.1.1 Diabetes Melitus.......................................................................... 6

2.1.1.1 Definisi Diabetes Melitus...................................................6

2.1.1.2 Epidemiologi Diabetes Melitus ......................................... 6

2.1.1.3 Klasifikasi Diabetes Melitus ............................................. 8

Page 10: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

x

2.1.1.4 Patofisiologi Diabetes Melitus ........................................ 10

2.1.1.5 Diagnosis Diabetes Melitus ............................................ 13

2.1.1.6 Komplikasi Diabetes Melitus ......................................... 15

2.1.1.7 Tatalaksana Diabetes Melitus ......................................... 21

2.1.2 Dislipidemia pada Diabetes Melitus ....................................... 24

2.1.3 Yacon (Smallanthus sonchifolius) .......................................... 26

2.1.4 Streptozotocin (STZ).............................................................. 29

2.2 Kerangka Konsep................................................................................... 31

2.3 Definisi Operasional............................................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................ 34

3.1 Desain Penelitian.................................................................................. 34

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................... 34

3.2.1 Waktu Penelitian...................................................................... 34

3.2.2 Tempat Penelitian.................................................................... 34

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 34

3.3.1 Populasi ...................................................................................... 34

3.3.2 Sampel Penelitian ...................................................................... 34

3.3.3 Kriteria Inklusi ........................................................................... 35

3.3.4 Kriteria Eksklusi ........................................................................ 36

3.4 Cara Kerja Penelitian........................................................................... 36

3.4.1 Alat penelitian ............................................................................ 36

3.4.2 Bahan Penelitian ........................................................................ 37

3.4.3 Adaptasi Hewan Sampel ............................................................ 37

3.4.4 Induksi Streptozotosin ............................................................... 37

3.4.5 Pemberian Ekstrak Daun Insulin Terhadap Tikus ..................... 38

3.4.6 Pengukuran Sampel ................................................................... 38

3.4.6.1 Berat Badan ................................................................... 38

3.4.6.2 Glukosa Darah ............................................................... 39

3.4.6.3 Kadar HDL .................................................................... 39

3.5 Alur Penelitian...................................................................................... 41

3.6 Pengolahan Data dan Analisa Data ..................................................... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 43

4.1 Glukosa Darah ..................................................................................... 43

4.2 Berat Badan.......................................................................................... 47

4.3 HDL .................................................................................................... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................... 54

5.1 Simpulan............................................................................................... 54

5.2 Saran..................................................................................................... 54

BAB VI KERJASAMA PENELITIAN........................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 57

LAMPIRAN......................................................................................................... 62

Page 11: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi DM berdasarkan etiologi ................................................... 10

Tabel 2.2 Gambaran klinis pasien dengan DM tipe 1 dan 2 ................................ 14

Tabel 2.3 Kriteria pra diabetes ............................................................................. 15

Tabel 2.4 Aktivitas fisik sehari-hari penyandang DM ......................................... 22

Tabel 2.5 Kadar lipid serum ................................................................................. 25

Tabel 2.6 Taksonomi yacon ................................................................................. 27

Tabel 4.1 Rata-rata gula darah seluruh sample .................................................... 43

Tabel 4.2 Rata-rata GDS hari 1 berbanding hari 28 ............................................. 45

Tabel 4.3 Rata-rata kadar GDS antar kelompok .................................................. 46

Tabel 4.4 Rasio pengukuran berat badan rata-rata selama 28 hari ...................... 49

Tabel 4.5 Rasio rata-rata berat badan hari 1 berbanding hari 28 ......................... 50

Tabel 4.6 Persentase Rasio Berat Badan Selama 28 Hari .................................... 51

Tabel 4.7 Rata-rata kadar HDL ............................................................................ 52

Tabel 4.8 Rata-rata kadar HDL antar kelompok .................................................. 53

Tabel 7.3 Rata-rata GDS Selama 28 hari ............................................................. 72

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Rata-Rata GDS (mg/dl) ...................................................................... 44

Grafik 4.2 Mann Whitney Rata-rata GDS H-28 .................................................. 47

Grafik 4.3 Persentase perbandingan berat badan dalam kurun waktu 28 hari..... 48

Grafik 4.4 Grafik rata-rata HDL .......................................................................... 52

Grafik 7.2 Uji post hoc berat badan .................................................................... 72

Grafik 7.3 Uji T-Independen Kadar HDL ........................................................... 73

Page 12: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Klasifikasi DM menurut ADA ........................................................... 8

Gambar 2.2 Infiltrasi pankreas oleh sel T CD4 dan CD8 ...................................... 9

Gambar 2.3 Struktur histologi islet pankreas ....................................................... 10

Gambar 2.4 Mekanisme sekresi insulin dari sel B pankreas ................................ 11

Gambar 2.5 Faktor yang mempengaruhi sekresi insulin ...................................... 12

Gambar 2.6 Alur diagnosis DM ........................................................................... 14

Gambar 2.7 Mekanise komplikasi akut DM ........................................................ 17

Gambar 2.8 Patofisiologi terjadinya nefropati pada DM ..................................... 19

Gambar 2.9 Mekanisme terbentuknya atherosclerosis ........................................ 20

Gambar 2.10 Berbagai jenis insulin beserta waktu kerjanya .............................. 24

Gambar 2.11 Kandungan yacon ........................................................................... 27

Gambar 2.12 Perbedaan kadar glukosa darah/jam ............................................... 30

Gambar 7.1 Kondisi Animal House ..................................................................... 62

Gambar 7.2 Kondisi kandang tikus ...................................................................... 62

Gambar 7.3 Proses membersihkan kandang tikus ................................................ 62

Gambar 7.4 Pengambilan darah untuk tes GDS ................................................... 62

Gambar 7.5 Tes GDS ........................................................................................... 62

Gambar 7.6 Proses pembakaran ........................................................................... 62

Gambar 7.7 Anestesi tikus menggunakan ether ................................................... 63

Gambar 7.8 Pengukuran BB menggunakan timbangan digital ............................ 63

Gambar 7.9 Pengukuran pH buffer sitrat ............................................................. 63

Gambar 7.10 Na sitrat yang akan dijadikan buffe sitrat ....................................... 63

Gambar 7.11 Penyuntikan STZ intraperitoneal ................................................... 63

Gambar 7.12 Spektrofotometer ............................................................................ 63

Gambar 7.13 Reagen kolesterol ........................................................................... 64

Gambar 7.14 HDL precipitating reagent ............................................................. 64

Page 13: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

xiii

Gambar 7.15 Mesin oven ..................................................................................... 64

Gambar 7.16 Mesin autoklaf ................................................................................ 64

Gambar 7.17 Tes HDL plasma ............................................................................. 64

Gambar 7.18 Sacrifice .......................................................................................... 64

Gambar 7.19 Pengambilan darah dari vena cava ................................................. 65

Gambar 7.20 Larutan sukrosa .............................................................................. 65

Gambar 7.21 Streptozotosin ................................................................................. 65

Gambar 7.22 Neraca analitik ................................................................................ 65

Gambar 7.23 Vortex ............................................................................................. 65

Gambar 7.24 Sentrifuge ....................................................................................... 65

Gambar 7.25 Penghancuran daun insulin menggunakan blender ........................ 66

Gambar 7.26 Serbuk hasil blender ....................................................................... 66

Gambar 7.27 Proses pengadukan menggunakan hot stirer .................................. 66

Gambar 7.28 Proses penyaringan ......................................................................... 66

Gambar 7.29 Evaporator ...................................................................................... 66

Gambar 7.30 Maltodextrin 250 mg ...................................................................... 66

Gambar 7.31 Proses sonde ekstrak ....................................................................... 67

Gambar 7.32 Ekstrak kering daun insulin ............................................................ 67

Gambar 7.33 Surat keterangan sehat hewan ........................................................ 68

Gambar 7.34 Surat identifikasi bahan uji ............................................................. 68

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar proses penelitian ................................................................. 61

Lampiran 2 Surat keterangan sehat hewan ........................................................... 67

Lampiran 3 Hasil determinasi/identifikasi bahan uji ........................................... 68

Lampiran 4 Perhitungan dosis .............................................................................. 69

Lampiran 5 Hasil Uji T dan post hoc ................................................................... 72

Page 14: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

xiv

DAFTAR SINGKATAN

ABC-1 : Adenosine Triphosphate-binding Cassete transporter-1

ADA : American Diabetes Association

AGES : Advanced Glycosylated End Products

CETP : Cholesterol Ester Transfer Protein

DM : Diabetes Melitus

FOS : Fruktooligosakarida

FPG : Fasting Plasma Glucose

GDS : Glukosa Darah Sewaktu

GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu

HDL : High Density Lipoprotein

IDL : Intermediate Density Lipoprotein

i.v : Intravena

i.p : Intraperitoneum

IDDM : Insulin Dependent Diabetes Melitus

IKADAR : Ikatan Keluarga Penderita DM Anak dan Remaja

LCAT : Lecithin Cholesterol Acyltransferase

LDL : Low Density Lipoprotein

LPL : Lipoprotein Lipase

NIDDM : Non Insulin Dependent Diabetes Melitus

OGTT : Oral Glucose Tolerance Test

PJK : Penyakit Jantung Koroner

SR-A : Scavenger-A

STZ : Streptozotocin

Page 15: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

xv

TG : Trigliserida

TGT : Toleransi Glukosa Terganggu

VEGF : Vascular Endothelial Growth Factor

VLDL : Very Low Density Lipoprotein

WHO : World Health Organization

Page 16: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes

melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

insulin, atau kedua-duanya.1 Sedangkan menurut World Health Organization

(WHO), DM didefinisikan sebagai keadaan hiperglikemia yang dapat merusak

mikrovaskular, menyebabkan komplikasi makrovaskular (penyakit jantung, stroke,

dan penyakit pembuluh darah perifer), serta menurunkan kualitas hidup manusia.2

Prevalensi DM cukup tinggi baik di negara-negara berkembang dan maju.

Tingginya prevalensi DM di negara berkembang dan maju disebabkan oleh

peningkatan kemakmuran dan perubahan gaya hidup penduduk negara tersebut.

Perubahan gaya hidup meningkatkan prevalensi penyakit degeneratif, seperti

penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia, diabetes, dan lain-

lain.3

Belum tuntas Indonesia menyelesaikan masalah penyakit infeksi, epidemi

penyakit tidak menular muncul sebagai penyebab utama kematian. Penyebab

kematian terbesar di Indonesia telah bergeser dari penyakit menular menjadi

penyakit tidak menular. Dari sepuluh penyebab utama kematian, dua diantaranya

termasuk penyakit tidak menular.4 Diperkirakan terdapat ±50% dari jumlah

keseluruhan penyandang diabetes yang belum terdiagnosis. Dua pertiga dari

jumlah yang terdiagnosis menjalani program pengobatan DM baik secara

farmakologi maupun non farmakologi. Sedangkan hanya terdapat sekitar sepertiga

dari jumlah pasien diabetes yang menjalani pogram pengobatan DM terkendali

dengan baik glukosa darahnya.5

Angka penderita penyakit DM tipe 1 di dunia hanya sekitar 5-10% dari

jumlah pasien diabetes melitus secara keseluruhan.1 Karena defek pada imunitas

terhadap sel β pankreas maka DM tipe 1 lebih banyak timbul di usia muda. Di

Amerika Serikat pada tahun 2007 dilaporkan terdapat 186.300 anak usia kurang

dari 20 tahun yang menyandang DM tipe 1 atau 2. Angka tersebut sama dengan

Page 17: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

2

0,2% penduduk Amerika pada kelompok tersebut. Finlandia merupakan negara

dengan angka kejadian paling tinggi, sedangkan Jepang memiliki angka paling

rendah.6

Jumlah pasti penyandang DM tipe 1 di Indonesia belum diketahui secara

pasti, meskipun angkanya dilaporkan meningkat akhir-akhir ini. Jumlah anak

yang menderita DM tipe 1 dalam Ikatan Keluarga Penderita DM Anak dan

Remaja (IKADAR) mencapai 400 orang. Banyak orang tua yang tidak

mempunyai pengetahuan mengenai DM tipe 1, sehingga mereka tidak waspada

penyakit tersebut. Bahkan banyak orang tua yang tidak percaya anaknya

menyandang DM tipe 1 dan baru menyadari saat sakitnya sudah cukup berat.6

Non insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) atau dikenal sebagai

type 2 diabetes mellitus banyak terjadi pada usia >30 tahun. Penyebabnya adalah

karena resistensi dan defisiensi insulin. Etiologi DM tipe 2 merupakan kombinasi

dari faktor genetik yang berpengaruh pada ketidakseimbangan sekresi insulin dan

resistansi insulin, serta faktor lingkungan seperti obesitas, overeating, aktivitas

fisik yang kurang, stres, dan aging.7 Dari 85% kasus DM tipe 2, obesitas

merupakan salah satu faktor resiko pencetus NIDDM. 8 Karena resistansi dan

sekresi insulin yang tidak seimbang juga dapat menyebabkan hiperglikemia.

Kadar glukosa darah daun insulin plasma harus dikontrol dengan baik. Hal

ini bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat penyakit DM.

Komplikasi tersebut antara lain aterosklerosis, hipertensi, impotensi, retinopati,

nefropati, hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, dan sebagainya.9 Oleh karena

itu, para peneliti mencoba untuk menemukan terapi untuk penyakit DM, salah

satunya menggunakan tanaman tradisional.

Pada penelitian kali ini, ekstrak yang akan digunakan diambil dari daun

insulin (Smallanthus sonchifolius) atau dikenal juga dengan sebutan yacon. Yacon

merupakan tanaman asli pegunungan Andes, Amerika Selatan. Karena rasanya

lebih manis dan rendah kalori, yacon mulai terkenal di kalangan masyarakat

Jepang dan beberapa negara di dunia. Saat ini, yacon dipakai sebagai obat

tradisional olah masyarakat di negara Peru. Akar tanaman yacon banyak

mengandung air dan fruktooligosakarida (FOS). Keunggulan dari FOS ini yaitu

tidak dihidrolisis oleh enzim pencernaan, serta meninggalkan tubuh dalam

Page 18: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

3

keadaan tidak tercerna.10

Penelitian pada tikus diabetes membuktikan bahwa teh

yang dipadu dengan ekstrak daun insulin dapat menurunkan glikemia dan

meningkatkan kadar insulin plasma.11

Negri (2005) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa, penurunan

kadar glukosa darah setelah pemberian ekstrak tanaman yacon kemungkinan

disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : adanya stimulasi sel β pankreas sehingga

banyak insulin yang disekresikan ke plasma darah, terjadi resistensi pada hormon-

hormon peningkat glukosa darah, memperbanyak jumlah dan meningkatkan

sensitivitas reseptor insulin, meningkatkan ambilan glukosa di jaringan maupun

organ, menurunkan degradasi glikogen, menurunkan absorpsi glukosa di saluran

pencernaan.12

Streptozotosin (STZ) mengandung nitrosurea yang merupakan terapi

pilihan untuk karsinoma sel islet pankreas dan tumor ganas lainnya.13

Induksi STZ

baik secara i.v maupun i.p bersifat toksik karena menstimulasi terjadinya

endogenous chronic oxidative stress. Proses inflamasi memicu makrofag dan sel-

sel limfosit menginfiltrasi sel pankreas. Akibatnya sel β pankreas akan mengalami

nekrosis secara cepat dan ireversibel, sehingga pankreas tidak dapat menghasilkan

insulin layaknya kondisi DM tipe 1.13

Peneliti akan melakukan penelitian terhadap pengaruh pemberian ekstrak

daun insulin dengan dosis 100mg/kgBB/hari dan 300mg/kgBB/hari selama 28

hari terhadap berat badan, kadar kolesterol dan HDL plasma tikus yang diinduksi

streptozotosin.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah efek ekstrak daun insulin (Smallanthus sonchifolius)

terhadap kadar glukosa darah tikus jantan yang diinduksi STZ?

2. Bagaimanakah efek ekstrak daun insulin terhadap berat badan tikus jantan

diinduksi STZ?

3. Bagaimanakah efek ekstrak daun insulin terhadap kadar HDL plasma tikus

jantan yang diinduksi STZ?

Page 19: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

4

1.3 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti membuat hipotesis sebagai

berikut:

1. Ho : Ekstrak daun Insulin tidak mempunyai efek terhadap kadar

glukosa darah tikus jantan yang diinduksi STZ.

Ha : Ekstrak daun insulin mempunyai efek terhadap kadar glukosa

darah tikus jantan yang diinduksi STZ.

2. Ho : Ekstrak daun insulin tidak mempunyai efek terhadap berat badan

tikus jantan yang diinduksi STZ.

Ha : Ekstrak daun insulin mempunyai efek terhadap berat badan tikus

jantan yang diinduksi STZ.

3. Ho : Ekstrak daun insulin tidak mempunyai efek terhadap kadar HDL

plasma tikus jantan yang diinduksi STZ.

Ha : Ekstrak daun insulin mempunyai efek terhadap kadar HDL

plasma tikus jantan yang diinduksi STZ.

1.4 Tujuan Penelitian

1.3.1 Umum

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui efek pemberian

daun insulin dengan dosis 100mg/kgBB dan 300mg/kgBB yang diberikan

selama 28 hari terhadap berat badan, kadar glukosa darah dan kadar HDL

tikus DM.

1.3.2 Khusus

a. Mengetahui efek ekstrak daun insulin dosis 100mg/kgBB dan

300mg/kgBB selama 28 hari secara oral terhadap kadar glukosa darah

pada kelompok normal, diabetes, dan terapi.

b. Mengetahui efek ekstrak daun insulin dosis 100mg/kgBB dan

300mg/kgBB selama 28 hari secara oral terhadap berat badan pada

kelompok normal, diabetes, dan terapi.

Page 20: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

5

c. Mengetahui efek ekstrak daun insulin dosis 100mg/kgBB dan

300mg/kgBB selama 28 hari terhadap kadar HDL plasma pada kelompok

normal, diabetes, dan terapi.

1.5 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

a. Memperkaya pengetahuan tentang tanaman sebagai agen hipoglikemik

tradisional.

b. Memperkaya pengalaman dalam bidang penelitian desain eksperimental.

c. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dari

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang klinik.

1.4.2 Bagi Instansi

a. Menambah refrensi yang ada di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, sehingga dapat dijadikan sebagai refrensi

penelitian yang lebih dalam selanjutnya.

b. Meneruskan penelitian yang telah ada sebelumnya, dengan perlakuan

berbeda sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

1.4.3 Bagi Masyarakat

a. Memberikan informasi bagi masyarakat terutama pasien DM mengenai

ekstrak daun insulin sebagai agen hipoglikemik alami dan menurunkan

kadar lipid darah, yang dapat digunakan untuk mencegah atau

pendamping terapi DM.

Page 21: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Diabetes Melitus

2.1.1.1 Definisi Diabetes Melitus

Menurut ADA, Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok

penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.1

Sedangkan menurut WHO, DM didefinisikan sebagai keadaan

hiperglikemia yang dapat merusak mikrovaskular, menyebabkan komplikasi

makrovaskular (penyakit jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah

perifer), serta menurunkan kualitas hidup manusia.2

2.1.1.2 Epidemiologi Diabetes Melitus

Prevalensi DM cukup tinggi baik di negara-negara berkembang dan

maju. Tingginya prevalensi DM di negara berkembang dan maju disebabkan

oleh peningkatan kemakmuran dan perubahan gaya hidup penduduk negara

tersebut. Perubahan gaya hidup meningkatkan prevalensi penyakit degeneratif,

seperti penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia, diabetes,

dan lain-lain.3

Belum tuntas Indonesia menyelesaikan masalah penyakit infeksi,

epidemi penyakit tidak menular muncul sebagai penyebab utama kematian.

Penyebab kematian terbesar di Indonesia telah bergeser dari penyakit menular

menjadi penyakit tidak menular. Dari sepuluh penyebab utama kematian, dua

diantaranya termasuk penyakit tidak menular.4 Diperkirakan terdapat ±50%

dari jumlah keseluruhan penyandang diabetes yang belum terdiagnosis. Dua

pertiga dari jumlah yang terdiagnosis menjalani program pengobatan DM

baik secara farmakologi maupun non farmakologi. Sedangkan hanya terdapat

sekitar sepertiga dari jumlah pasien diabetes yang menjalani pogram

pengobatan terkendali dengan baik glukosa darahnya.5

Page 22: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

7

Angka penderita penyakit DM tipe 1 di dunia hanya sekitar 5-10%

dari jumlah pasien DM secara keseluruhan.1 Karena defek pada imunitas

terhadap sel B pankreas, maka DM tipe 1 lebih banyak timbul diusia muda.

Di Amerika Serikat pada tahun 2007 dilaporkan terdapat 186.300 anak usia

kurang dari 20 tahun yang menyandang DM tipe 1 atau 2. Angka tersebut

sama dengan 0,2% penduduk Amerika pada kelompok tersebut. Finlandia

merupakan negara dengan angka kejadian paling tinggi,sedangkan Jepang

memiliki angka paling rendah.6

Jumlah pasti penyandang DM tipe 1 di Indonesia belum diketahui

secara pasti, meskipun angkanya dilaporkan meningkat akhir-akhir ini.

Jumlah anak penyandang DM tipe 1 dalam Ikatan Keluarga Penderita DM

Anak dan Remaja (IKADAR) mencapai 400 orang. Banyak orang tua yang

tidak mempunyai pengetahuan mengenai DM tipe 1, sehingga mereka tidak

waspada penyakit tersebut. Bahkan banyak orang tua yang tidak percaya

anaknya menyandang DM tipe 1 dan baru menyadari saat sakitnya sudah

cukup berat.6

Beberapa tahun ke depan, angka insidensi dan prevalensi DM tipe 2

diperkirakan cenderung mengalami peningkatan sebanyak 2-3 kali lipat.

WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4

juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Begitu juga

dengan IDF pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM

dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030.5

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003,

penduduk Indonesia berusia di atas 20 tahun diperkirakan berjumlah sekitar

133 juta jiwa. Perbandingan prevalensi DM di daerah urban dan rural yaitu

sebesar 14,7% dan 7,2%, maka dapat diperkirakan jumlah penyandang DM

tipe 2 pada tahun 2003 sebesar 8,2 juta jiwa di daerah urban dan 5,5 juta jiwa

didaerah rural. Dan angka ini akan meningkat pada tahun 2030 dengan

perkiraan jumlah penduduk Indonesia di atas usia 20 tahun sebanyak 194 juta

jiwa. Maka apabila prevalensi DM tipe 2 di daerah urban sebesar 14,7% dan

daerah rural sebesar 7,2%, maka jumlah penyandang DM tipe 2 pada tahun

2030 sebanyak 12 juta jiwa di daerah urban dan 8,1 juta jiwa di daerah rural.

Page 23: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

8

2.1.1.3 Klasifikasi Diabetes Melitus

Gambar 2.1 Klasifikasi DM menurut ADA

Sumber : diabetesjournals.org.5

DM merupakan salah satu bentuk gangguan toleransi glukosa. ADA

bersama dengan PERKENI membagi DM berdasarkan etiologi menjadi 4

macam, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, tipe lain, dan diabetes gestasional.DM

tipe 1 merupakan suatu respon autoimun terhadap protein sel islet pankreas.14

Sel T seperti CD4+, CD8

+, dan makrofag menginfiltrasi islet pankreas dan

mengakibatkan destruksi secara permanen.15

Destruksi secara permanen

menyebabkan pankreas tidak dapat memenuhi kebutuhan hormon insulin

tubuh dengan optimal. Sebagai perbandingan, pankreas normalnya

memproduksi insulin sebanyak 31 unit/hari, sedangkan pada kasus DM tipe 1

pankreas hanya mampu memproduksi insulin sebanyak 0-4 unit/hari.6 Oleh

karena itu, DM tipe 1 disebut juga Insulin Dependent Diabetes Mellitus

sehubungan dengan kebutuhan terapi terhadap insulin untuk kelangsungan

hidup.

Page 24: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

9

Gambar 2.2 Infiltrasi pankreas oleh sel T CD4 dan CD8, sel B, makrofag, dan sel

dendritik. Sumber : Tom L. Van Belle, et.al (2011).

16

DM tipe 2 disebut juga Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus

(NIDDM) merupakan suatu bentuk gangguan toleransi glukosa yang tidak

memerlukan insulin sebagai terapi utama. Obesitas merupakan faktor resiko

utama penyebab resistensi insulin yang merupakan patogenesis utama DM

tipe 2. Resistensi insulin membuat glukosa darah tidak dapat disimpan ke

dalam jaringan, sehingga tubuh akan cenderung melakukan glikogenolisis

bahkan glukoneogenesis.1 Tujuan terapi DM tipe 2 adalah untuk mengontrol

indeks glikemik, hipertensi, dan kadar lipid darah, sehingga angka morbiditas

dan mortalitas berkurang.17

Tipe diabetes selanjutnya adalah DM tipe lain. Etiologi DM tipe ini

bermacam-macam seperti defek genetik pada sel B pankreas pankreas, defek

genetik pada kerja insulin, penyakit pada kelenjar eksokrin pankreas,

endokrinopati, drug or chemical induced diabetes mellitus, dan infeksi.1

Tipe terakhir yaitu gestasional diabetes, dimana terjadi intoleransi

glukosa saat kehamilan sedang berlangsung. Beberapa kasus gestasional

diabetes menghilang setelah melahirkan anak, tapi beberapa kasus

menunjukkan gestasional diabetes menetap bahkan setelah melahirkan anak.1

Page 25: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

10

Tabel 2.1 Klasifikasi DM berdasarkan etiologi

Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut

Autoimun

Idiopatik

Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi

insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai

resistensi insulin

Tipe lain Defek genetik fungsi sel beta

Defek genetik kerja insulin

Penyakit eksokrin pankreas

Endokrinopati

Karena obat atau zat kimia

Infeksi

Sebab imunologi yang jarang

Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

Diabetes Melitus

gestasional

Sumber : PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 diIndonesia.

2011.5

2.1.1.4 Patofisiologi Diabetes Melitus

Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino,

dihasilkan oleh sel-sel pulau langerhans pankreas yang mempunyai dampak

regulasi glukosa. Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan

asam amino darah serta mendorong penyimpanan bahan-bahan tersebut.18

Pada manusia normal, molekul nutrien hasil dari absorpsi makanan di usus

halus akan menstimulasi sel B pankreas untuk menyintesis dan menyekresi

insulin ke dalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk regulasi darah.19

Gambar 2.3 Struktur histologi islet pankreas

Sumber : Tortora, Gerard J., Derrickson, Bryan.Principles of Anatomy and Physiology. Edisi 12.20

Page 26: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

11

Terdapat beberapa tipe sel yang terdapat pada sel Langerhans. Setiap

sel langerhans mempunyai fungsi yang berbeda untuk menyekresikan hormon

tertentu.20

Sel A berjumlah sekitar 17% yang berfungsi untuk menyekresi

glukagon. Sel B berjumlah sekitar 70% dari jumlah total sel langerhans yang

menghasilkan hormon insulin. Sedangkan sel D hanya berjumlah sekitar 7%

dan menyekresi somatostatin suatu hormon yang identik dengan GH. Yang

terakhir adalah sel F yang berfungsi untuk menyekresi pancreatic polypeptide.

Sekresi insulin melalui mekanisme feedback negative antara sel

pankreas dengan kadar glukosa darah. Peningkatan kadar glukosa darah akan

menstimulasi sel B pankreas untuk menyintesis dan menyekresikan insulin.

Glukosa akan masuk ke dalam sel B pankreas melalui GLUT-2. Kemudian

glukosa akan melalui proses fosforilasi menjadi glukosa-6-fosfat. Oksidasi

glukosa-6-fosfat menghasilkan ATP yang akan berikatan dengan ATP-

sensitive K+ channel sehingga kanal ion K

+ tertutup. Tingginya kadar ion K

+

di dalam sel menjadikan sel tersebut terdepolarisasi. Depolarisasi akan

menstimulasi pembukaan voltage-gated Ca2+

channel. Ion Ca2+

yang masuk

ke dalam sel akan menyebabkan eksositosis insulin untuk diedarkan ke

seluruh tubuh.18

Gambar 2.4 Mekanisme sekresi insulin dari sel B pankreas

Sumber : Sherwood, Lauralee. Human Physiology From Cells to System.18

Page 27: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

12

Mekanisme kerja insulin untuk menurunkan kadar glukosa darah

adalah dengan meningkatkan ambilan glukosa dari darah untuk dipakai

ataupun disimpan di dalam sel tertentu. Glukosa masuk ke dalam sel dengan

cara difusi terfasilitasi melalui glucose transporter dengan bantuan insulin.

Sedangkan glukosa yang berada di usus dan ginjal masuk ke dalam sel

melalui transport aktif Na+.21

Setelah glukosa masuk ke dalam sel, terjadi

fosforilasi dengan bantuan enzim membentuk glukosa-6-fosfat.

Peran insulin dalam masuknya glukosa ke dalam sel (otot, adiposit,

dan jaringan lainnya) yaitu dengan meningkatkan jumlah glucose transporter

di membran sel. Insulin akan mengaktivasi Insuline sensitive receptor yang

berada di membran sel untuk meningkatkan glucose transporter dengan

bantuan enzim phopoinositide-kinase-3. Selanjutnya vesikel yang berisi

molekul transporter akan berfusi dengan membran sel dan menyisipkan

molekul tersebut. Kemudian, saat kerja insulin dihambat, maka molekul

transporter akan endositosis dan disimpan di dalam vesikel yang ada di

sitoplasma.21

Gambar 2.5 Faktor yang mempengaruhi sekresi insulin

Sumber : Sherwood, Lauralee. Human Physiology From Cells to System18

Page 28: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

13

Tidak hanya metabolisme glukosa yang diregulasi oleh insulin, tetapi

juga lipid, protein dan asam nukleat. Efek pada metabolime lipid yaitu insulin

mencegah terjadinya lipolisis di hepar dan jaringan adiposa serta

menstimulasi lipogenesis. Sedangkan efek insulin terhadap metabolisme

protein dan asam nukleat yaitu menstimulasi anabolisme (sintesis protein)

dan menghambat destruksi protein.

Baik pada DM tipe 1 maupun 2 terjadi kondisi hiperglikemia. Pada

orang normal, kondisi hiperglikemia akan menurunkan sekresi glukagon,

yaitu hormon yang berperan dalam glikogenolisis dan glukoneogenesis. Akan

tetapi, pada keadaan DM, kondisi hiperglikemia tidak dapat menghambat

sekresi glukagon sehingga kondisi ketoasidosis lebih cepat terjadi.15

DM juga

berkaitan erat dengan dislipidemia, yang ditandai dengan meningkatnya FFA

(Free Fatty Acid) atau asam lemak bebas di dalam sirkulasi serta perubahan

pada profil lipid darah. Pada orang normal, kadar FFA yang terlalu tinggi

dikompensasi dengan peningkatan sekresi insulin. FFA yang kadarnya terlalu

tinggi dalam darah dan berlangsung dalam waktu lama merupakan salah satu

faktor yang berkontribusi dalam kerusakan sel B pankreas yang progresif.23

Tabel 2.2 Gambaran klinis pasien dengan DM tipe 1 dan 2.

Sumber : Guyton and Hall. Textbook of Medical Physiology. Edisi 11.8

2.1.1.5 Diagnosis Diabetes Melitus

DM dalam kondisi kronik bisa menyebabkan berbagai komplikasi

baik penyakit mikrovaskular maupun makrovaskular. Apabila terdapat

keluhan seperti poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan

Features Type 1 Type 2

Age of onset Usually less than 20 years Usually greater than 30 years

Body mass Low (wasted) to normal Obese

Plasma insulin Low or absent Normal to high initially

Plasma glucagon High, can be suppressed High, resistant to suppression

Plasma glucose Increased Increased

Insulin sensitivity Normal Reduced

Therapy Insulin Weight loss, thiazolidinediones,

metformin, sulfonylureas, insulin

Page 29: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

14

tanpa penyebab yang jelas maka perlu dicurigai sebagai gejala penyakit DM.

Selain keluhan utama, dalam anamnesis dapat dicari keluhan tambahan

lainnya seperti lemah badan, kesemutan terutama di daerah perifer,

penglihatan kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada

wanita.

Gambar 2.6 Alur diagnosis DM

Sumber : PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2

diIndonesia. 2011.5

Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah.

Penegakan diagnosis DM bisa melalui kriteria kadar glukosa darah, FPG

(Fasting Plasma Glucose), dan 75-g OGTT (Oral Glucose Tolerance Test).1

Bahan pemeriksaan berasal dari darah plasma vena. Sedangkan untuk tujuan

Page 30: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

15

pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan pemeriksaan glukosa dari

darah kapiler menggunakan alat glukometer.5

Karena tingginya angka DM di Indonesia, maka untuk seseorang

dengan resiko DM tanpa ditemukan gejala, perlu dilakukan pemeriksaan

penyaring. Pemeriksaan penyaring dilakukan untuk menemukan pasien DM

tanpa gejala klinis, serta pasien dengan gangguan toleransi glukosa.

Gangguan toleransi glukosa seperti TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) dan

GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) merupakan tahapan pradiabetes.

Tabel 2.3 Kriteria pra diabetes

Kadar gula dara puasa (FPG) 100 mg/dL (5,6 mmol/L) hingga

125 mg/dL (6,9 mmol/L)

Kadar gula darah sewaktu 140 mg/dL (7,8 mmol/L) hingga

199 mg/dL (11,0 mmol/L)

HbA1C 5,7 – 6,4%

Sumber : ADA. Diagnosis and classification of diabetes mellitus.1

2.1.1.6 Komplikasi Diabetes Melitus

Defisiensi insulin tidak hanya berpengaruh kepada metabolisme

glukosa, tetapi juga terhadap lemak, protein, dan asam nukleat. Defisiensi

insulin menyebabkan kondisi hiperglikemia. Komplikasi DM dapat

digolongkan menjadi dua kategori mayor yaitu komplikasi metabolik akut

dan komplikasi vaskular jangka panjang.3

a. Komplikasi metabolik akut

Komplikasi metabolik akut penyakit DM diantaranya ketoasidosis

diabetes, koma hiperosmolar hiperglikemik non ketotik, asidosis laktat,

dan hipoglikemia. Hipoglikemia lebih sering ditimbulkan pada

pengobatan DM. Biasanya disebabkan karena obat oral hipoglikemik,

maupun insulin.24

Hipoglikemia dibagi ke dalam beberapa kriteria yaitu :

a. Hipoglikemia ringan : 60 - 70mg/dL dengan gejala minimal

ataupun tanpa gejala.

b. Hipoglikemia berat : < 40mg/dL dan gangguan neurologis.

Page 31: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

16

Resiko hipoglikemia timbul ketika kadar insulin di antara dua

makan dan pada malam hari meningkat secara tidak proporsional dan

tubuh gagal menjaga kondisi fisiologis dalam usaha untuk melindungi

batas penurunan glukosa darah yang aman.19

Ketoasidosis diabetik adalah keadaan dekompensasi yang ditandai

dengan trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis, terutama disebabkan

oleh defisiensi insulin absolut atau relatif.19

Kondisi ketoasidosis diabetes

lebih sering dialami oleh pasien IDDM, akan tetapi bisa dialami oleh

pasien NIDDM dibawah tekanan penyakit akut penyerta.24

KAD biasanya

mengalami dehidrasi berat dan bahkan sampai dapat mengalami syok.

Koma hiperosmolar hiperglikemik non ketotik (HHNK)

merupakan kondisi defisiensi insulin relatif, hiperglikemia >1000mg/dL

disertai peningkatan osmolalitas serum >300 mosm/kg, dehidrasi, stupor,

koma progresif tanpa adanya gejala ketosis maupun asidosis.24

HHNK

lebih sering ditemukan dibanding KAD, dengan onset rata-rata pada

dekade ketujuh.19

Asidosis laktat merupakan suatu keadaan dimana terjadi

peningkatan kadar asam laktat dalam darah (≥ 2,0 mmol/L) disertai

asidosis (pH ≤7,3) tanpa disertai ketosidosis. Sekitar 50% kasus asidosis

laktat yang dilaporkan diakibatkan oleh penyakit DM.24

Pada keadaan

normal, asam laktat bersifat tidak toksik dan dapat diproduksi oleh semua

sel untuk memenuhi kebutuhan energi sel. Asam laktat dibentuk pada

keadaan anaerob dan akan meningkat berlebihan pada kondisi hipoksia.

Asidosis laktat dapat berujung pada kerusakan saraf dan edema serebral.

Angka kematian akibat asidosis laktat cukup tinggi. Semakin tinggi kadar

asam laktat dalam darah, maka semakin tinggi resiko kematian.24

Page 32: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

17

Gambar 2.7 Mekanise komplikasi akut DM

Sumber : Sherwood, Lauralee. Human Physiology From Cells to System 18

b. Komplikasi vaskular jangka panjang

Hiperglikemia kronik yang tidak ditangani dengan baik dapat

menyebabkan berbagai komplikasi kronik, baik mikrovaskular (nefropati

diabetes, neuropati, dan retinopati) maupun makrovaskular (penyakit

jantung koroner, penyakit pmbuluh darah perifer, dan stroke). Usia tua,

pubertas, dan lamanya waktu terkena DM merupakan faktor resiko

timbulnya komplikasi.

Patogenesis dasar dari komplikasi kronik dari DM berasal dari

kondisi hiperglikemia kronik yang tidak terkontrol menyebabkan

Page 33: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

18

disfungsi endotel pembuluh darah. Disfungsi inilah yang mendasari

komplikasi baik mikrovaskular maupun makrovaskular.

a. Komplikasi mikrovaskular

Glukosa yang terdapat dalam darah pada kondisi hiperglikemia

akan dirubah menjadi sorbitol melalui jalur poliol, sehingga terjadi

akumulasi sorbitol di mata. Penumpukan sorbitol di lensa akan

menimbulkan katarak. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah dapat

menyebabkan pembentukan produk nonenzimetik, AGES (Advanced

glycosylated end products).25

Produk nonenzimatik inilah yang akan

membentuk microaneurysms, suatu dilatasi pemubuluh darah karena

adanya penyumbatan. Kemudian terbentuk lokus iskemik yang memicu

retina meningkatkan ekspresi faktor pertumbuhan endotel vaskular

(VEGF = Vascular Endothelial Growth Factor) dan memicu terjadinya

neovaskularisasi. Jika neovaskularisasi terus berlanjut, maka kebutaan

tak dapat dihindari akibat perdarahan vitreous.25

Komplikasi mikrovaskular kedua yaitu nefropati diabetes, yang

ditandai dengan proteinuria persisten lebih dari 500mg/24 jam, tetapi

sebelumnya telah didahului dengan keadaan mikroalbuminuria. Definisi

mikroalbuminuria yaitu ekskresi albumin sebanyak 30-299mg/24 jam.25

Meskipun tanpa intervensi, keadaan mikroalbuminuria dapat berkembang

secara progesif menjadi proteinuria bila tidak dilakukan pengobatan.26

Disfungsi endotel pada sel mesangial ginjal menyebabkan peningkatan

tekanan glomerular, disertai meningkatnya matriks ekstraselular akan

menyebabkan terjadinya penebalan membran basal, ekspansi mesangial

dan hipertrofi glomerular.19

Area filtrasi akan berkurang. Nefron yang

sehat akan melakukan kompensasi dengan meningkatkan laju filtrasi,

akan tetapi kondisi ini lambat laun akan menyebabkan sklerosis di nefron

tersebut.19

Page 34: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

19

Gambar 2.8 Patofisiologi terjadinya nefropati pada DM

Sumber : Sudoyo, Aru W. dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 19

Diabetes dapat mempengaruhi kinerja sistem saraf somatis dan

otonom.19

Menurut ADA neuropati diabetes yaitu timbulnya gejala

disfungsi saraf perifer pada penyandang diabetes tanpa ada penyebab

lainnya.19

Peningkatan aktivitas jalur poliol, sintesis AGEs, pembentukan

radikal bebas dan aktivasi protein kinase C (PKC) merupakan akibat dari

kondisi hiperglikemia kronik. Kemudian vasodilatasi tidak terjadi secara

maksimal, sehingga aliran darah ke saraf menurun dan terjadilah

neuropati diabetes.27

b. Komplikasi makrovaskular

Atherosclerosis merupakan kunci utama terjadinya komplikasi

makrovaskular. Atherosclerosis merupakan penebalan dinding pembuluh

darah arteri. Kata atherosklerosis berasal dari bahasa Yunani, “atheros”

yang berarti perekat dan “sclerosis” yang artinya penebalan.28

Hiperlipidemia merupakan faktor resiko penting terbentuknya

atherosclerosis. Selain hiperlipidemia, faktor resiko terbentuknya

atherosclerosis yaitu hipertensi, merokok, homosistein, faktor

hemodinamik, zat racun, virus, dan reaksi imun. Faktor-faktor resiko

tersebut akan menimbulkan cedera pada endotel.28

Page 35: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

20

Gambar 2.9 Mekanisme terbentuknya atherosclerosis

Sumber : Kumar, Robbins, and Cotran. Pathologic Basis of Disease.28

Saat kadar kolesterol tinggi, monosit akan menempel ke permukaan

endotel kemudian bermigrasi ke dalam lapisan sel endotel. Ketika berada

di lapisan subendotel, monosit yang berubah menjadi makrofag.

Makrofag yang teraktivasi melepaskan radikal bebas yang akan

mengoksidasi LDL. LDL teroksidasi bersifat toksik terhadap sel endotel,

dan menyebabkan rusaknya endotel sehingga lapisan subendotel akan

terpapar ke komponen darah. Hal tersebut akan memicu adhesi platelet

dan agregasi trombosit. Platelet bersama dengan makrofag teraktivasi

mengeluarkan VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor), faktor

pertumbuhan yang menstimulasi proliferasi otot polos, serta deposisi

matriks ekstraselular. Makrofag teraktivasi akan memfagosit LDL

teroksidasi sehingga terbentuklah foam cell. Hasil akhir dari proses ini

yaitu terbentuknya aterosklerosis kaya akan lemak disertai fibrous cap.

Page 36: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

21

atherosclerosis bisa terjadi di pembuluh manapun, dan apabila ruptur

bisa menyebabkan sumbatan yang memicu terjadinya iskemia

jaringan.19,27

Atherosclerosis di pembuluh darah besar seperti aorta, dapat

menyebabkan pembentukan trombus dan melemahnya dinding arteri.

Sedangkan di pembuluh darah dengan diameter sedang seperti arteri

koroner dan serebral, lebih sering menimbulkan iskemia dan infark

jaringan. Oleh karena itu, insidensi penyakit jantung dan stroke pada

penyandang DM cukup tinggi.27

2.1.1.7 Tatalaksana Diabetes Melitus

Secara umum, tujuan utama penatalaksanaan DM yaitu meningkatkan

kualitas hidup penyandang diabetes. Berdasarkan konsensus DM tipe 2

Indonesia 2011 yang diterbitkan oleh PERKENI, tujuan penatalaksanaan DM

dibagi menjadi:5

Jangka pendek: menghilangkan keluhan dan tanda DM, mempertahankan

rasa nyaman, dan mencapai target pengendalian glukosa darah.

Jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit

mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati.

Tujuan akhir: turunnya tingkat morbiditas dan mortalitas DM

Tentunya tujuan tersebut tidak dapat dilakukan secara mudah tanpa

sistem pengelolaan secara holistik. Dalam sistem pengelolaan holistik

penyandang DM, dilakukan pengendalian beberapa aspek meliputi glukosa

darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid. Selain itu, pasien juga

diajarkan mengenai perawatan mandiri serta perubahan perilaku.5

Pengelolaan DM dimulai dengan pendekatan non farmakologis.

Pendekatan ini berupa terapi gizi medis, meningkatkan aktivitas jasmani dan

edukasi berbagai masalah yang berkaitan dengan peyakit diabetes.18

Intervensi

farmakologis dilakukan ketika sasaran pengendalian secara non farmakologis

belum tercapai. Pemilihan jenis terapi farmakologis disesuaikan dengan

penyebab terjadinya hiperglikemia.19

Page 37: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

22

Pola makan penyandang diabetes diatur sedemikian rupa agar asupan

makanan sesuai dengan kebutuhan kalori dan gizi masing-masing individu.

Perlu ditekankan pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis, jumlah

kebutuhan kalori terutama pada pasien yang mendapat terapi agen

hipoglikemik ataupun insulin (PERKENI, 2011).5

Tujuan utama terapi gizi

medis yaitu:

a. Kadar glukosa darah mendekati normal, baik FPG (Fasting Plasma

Glucose), post prandial glucose, dan kadar A1c.

b. Tekanan darah <130/80mmHg

c. Profil lipid mendekati normal

d. Berat badan senormal mungkin

Tabel 2.4 Aktivitas fisik sehari-hari penyandang DM

Kurangi aktivitas

Hindari aktivitas sedenter

Misalnya, menonton televisi,

menggunakan internet, main game

komputer

Persering aktivitas

Mengikuti olahraga rekreasi dan beraktivitas

fisik tinggi pada waktu liburan

Misalnya, jalan cepat, golf, olah otot,

bersepeda, sepak bola

Aktivitas harian

Kebiasaan bergaya hidup sehat

Misalnya, berjalan kaki ke pasar (tidak

menggunakan mobil), menggunakan

tangga (tidak menggunakan lift), menemui

rekan kerja (tidak hanya melalui telepon

internal), jalan dari tempat parkir

Sumber : PERKENI (2011)5

Pengendalian selanjutnya yaitu latihan jasmani yang berguna untuk

menurunkan berat badan dan meningkatkan sensitivitas insulin. Latihan

jasmani bersifat aerobik dianjurkan bagi penyandang DM, berupa jalan kaki,

bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan yang akan dilakukan harus

disesuaikan terlebih dahulu dengan usia dan tingkat kebugaran tubuh.

Terapi farmakologis pada DM terdiri dari dua macam yaitu obat oral

dan obat suntikan. Terapi farmakologis tidak dijalankan secara mandiri, tetapi

bersamaan dengan pengaturan pola makan, dan latihan jasmani. Para

Page 38: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

23

penyandang DM tipe 1, sesuai dengan namanya, insulin dependent diabetes

mellitus, membutuhkan insulin sebagai terapi utama, dikarenakan pankreas

sudah tidak mampu menghasilkan hormon insulin secara adekuat. Sedangkan

pada kasus DM tipe 2, obat oral cenderung menjadi terapi utama.5

Insulin diberikan secara oral dan digunakan untuk mengendalikan

glukosa darah basal. Insulin terbagi menjadi empat macam berdasarkan

mekanisme kerja, yaitu:5,30

Insulin kerja cepat (rapid acting insulin), contohnya yaitu aspart, glulisine,

dan lispro. Insulin tipe ini onset dan waktu kerjanya lebih cepat

dibandingkan insulin regular. Dapat diberikan sesudah makan apabila

dibutuhkan.

Insulin kerja pendek (short acting insulin), diberikan 30 menit sebelum

makan. Insulin ini biasanya diberikan kombinasi dengan insulin kerja

menengah atau analog basal.

Insulin kerja menengah (intermediate acting insulin), preparat yang

tersedia yaitu Isophane NPH dan Crystalline zinc acetate insulin.

Insulin kerja panjang (long acting insulin), contoh sediaannya yaitu

glargine dan ultralente. Insulin jenis ini mempunya waktu kerja hingga 24

jam, sehingga memenuhi kebutuhan insulin basal. Insulin kerja panjang

merupakan satu-satunya preparat yang tidak dapat dikombinasi dengan

jenis lain.

Insulin campuran tetap (premixed insulin), merupakan campuran antara

insulin kerja pendek dan menengah. Insulin tipe ini lebih cocok digunakan

dengan pen injector.

Page 39: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

24

Gambar 2.10 Berbagai jenis insulin beserta waktu kerjanya

Sumber : Bangstad, HJ., dkk. Insulin Teatment in Children and adolescents with diabetes.29

2.1.2 Dislipidemia pada Diabetes Melitus

Insulin berperan penting pada metabolisme asam lemak darah melalui

beberapa mekanisme yaitu: (1) Insulin meningkatkan pemasukan asam lemak

dari darah ke dalam sel jaringan lemak, (2) Insulin meningkatkan transpor

glukosa ke dalam jaringan lemak untuk pembentukan asam lemak dan

gliserol, (3) Insulin mendorong reaksi kimia untuk sintesis trigliserida, dan (4)

Insulin menghambat lipolisis.18

Kondisi hiperglikemia kronik pada DM

akibat defisiensi insulin absolut maupun relatif dapat menyebabkan kerusakan

jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan organ tubuh, seperti mata, ginjal,

saraf, jantung, dan pembuluh darah.30

Istilah “dislipidemia” merujuk pada perubahan abnormal profil lipid

akibat terganggunya metabolisme lipid.30

Terdapat perbedaan karakteristik

profil lipid penyandang DM jika dibandingkan dengan populasi normal,

seperti hipertrigliserida, kadar HDL-C yang rendah, dan peningkatan kadar

LDL-C.

Page 40: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

25

Tabel 2.5 Kadar lipid serum

Lipid Optimal/diinginkan Borderline Resiko tinggi

TC, mg/dL < 200 200 – 239 ≥ 240

HDL-C, mg/dL ≤ 60 (faktor resiko negatif) 40–59 (♂)

50-59 (♀)

< 40 (♂)

< 50 (♀)

LDL-C, mg/dL < 100 optimal (100-129

diinginkan)

130-159 160-189 tinggi

≥ 190 sangat tinggi

TG, mg/dL < 150 150-199 200-449 tinggi

Apo B, mg/dL < 90 (pasien dengan resiko

CAD, termasuk diabetes)

< 80 (pasien dengan CAD

atau diabetes dan ≥ 1

faktor resiko)

≥ 500 sangat tinggi

Ket: TC, total cholesterol; HDL-C, high density lipoprotein cholesterol; LDL-C, low density lipid

cholesterol; TG, triglyceride; apo, apolipoprotein

Sumber : Paul SJ, et al. AACE guidelines (2012).31

Lipid bersifat tidak larut dalam air, oleh karena itu dibutuhkan suatu

protein yang dinamakan apolipoprotein atau apoprotein yang jika bergabung

dikenal dengan nama lipoprotein. Setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas

atau ester), trigliserida, fosfolipid, dan apoprotein. Terdapat tiga jalur

metabolisme lipoprotein yaitu:19

a. Jalur Metabolisme Eksogen

Trigliserida dan kolesterol, baik yang berasal dari makanan maupun

kolesterol hepar, akan diserap melalui mukosa usus halus dan dirubah

menjadi kilomikron. Di dalam saluran limfe, trigliserida dihidrolisis oleh

enzim lipoprotein lipase (LPL) menjadi asam lemak bebas. Asam lemak

bebas dapat disimpan di adiposit dalam bentuk trigliserida. Kilomikron

yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserida akan menjadi

kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibawa

ke hati.19

Asam lemak bebas yang disimpan dalam bentuk trigliserida

dalam hepar nantinya akan menjadi bagian dari VLDL, sehingga dalam

keadaan resistensi insulin VLDL kaya akan TG atau VLDL besar

(enriched triglyceride)

b. Jalur Metabolisme Endogen

Page 41: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

26

VLDL merupakan trigliserida dan kolesterol yang disekresikan dalam

sirkulasi. VLDL akan mengalami hidrolisis menjadi intermediate density

lipoprotein (IDL) dengan bantuan enzim LPL. IDL akan mengalami

hidrolisis menjadi LDL, suatu lipoprotein yang kaya akan kolesterol.

Sebagian kolesterol akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik,

sementara sebagian lagi akan mengalami oksidasi di makrofag melalui

reseptor scavenger-A (SR-A). Makrofag yang didalam berisi kolosterol

teroksidasi disebut sebagai foam cell.19

c. Jalur Reverse Cholesterol Transport

HDL nascent merupakan partikel kecil miskin kolesterol yang akan

mengambil kolesterol bebas di dalam makrofag melalui suatu

transporteryang disebut adenosine triphosphate-binding cassete

transporter-1 (ABC-1). Kolesterol kemudian akan mengalami proses

esterifikasi oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT).

Sebagian kolesterol ester akan dibawa ke hati, sementara sebagian yang

lain akan dipertukarkan dengan trigliserida dari VLDL dan IDL dengan

bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP). HDL yang miskin

kolesterol ini mudah dikatabolisme oleh ginjal, sehingga jumlahnya

menurun dalam darah.19

2.1.3 Yacon (Smallanthus sonchifolus)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, diabetes mellitus

merupakan penyakit metabolik yang memiliki banyak komplikasi. Penyakit

ini akan menimbulkan masalah yang sangat serius apabila tidak ditangani

dengan baik. Saat ini, terdapat dua macam jenis obat, insulin dan antidiabetik

oral, yang digunakan untuk mencegah timbulnya komplikasi penyakit DM.

Akan tetapi, belum ada obat yang efektif untuk mengobati penyakit ini. Oleh

karena itu, para ahli mencoba untuk mengembangkan obat antidiabetes

tradisional yang dinilai relatif lebih aman.32

Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa, obat antidiabetes yang berasal dari ekstrak tanaman mempunyai nilai

Page 42: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

27

efektivitas lebih baik, mengurangi resiko terjadinya efek samping, dan harga

jual lebih murah.33

Tabel 2.6 Taksonomi yacon berdasarkan Integrated Taxonomic Information

System (ITIS)

Kingdom Plantae

Subkingdom Viridiplantae

Infrakingdom Streptophyta

Superdivision Embryophyta

Division Tracheophyta

Subdivision Spermatophytina

Class Magnoliopsida

Superorder Asteranae

Order Asterales

Family Asteraceae

Genus Polymnia

Species Polymnia sonchifolia

Sumber : ITIS.34

Gambar 2.11 Kandungan yacon

Sumber : Yacon [Smallanthus sonchifolia (Poepp. et Endl.) H. Robinson] chemical

composition and use – a review. 36

Page 43: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

28

Yacon (Samallanthus sonchifolus syn Polymnia sonchifolia)

merupakan tanaman asli pegunungan Andes, Amerika Selatan. Yacon

digunakan sebagai obat tradisional di negara Peru. Tanaman ini mempunyai

rasa yang lebih manis dan rendah kalori. Oleh karena itu, yacon menjadi

popular di kalangan masyarakat Jepang dan beberapa negara dunia. Akar

tanaman yacon banyak mengandung air dan fruktooligosakarida (FOS),

dikenal sebagai oligofruktosa, yang dapat ditemukan pada banyak tanaman.

Keunggulan dari FOS ini yaitu tidak dapat dihidrolisis oleh enzim pencernaan

di saliva dan saluran pencernaan, serta meninggalkan tubuh dalam keadaan

tidak tercerna. Penelitian pada tikus diabetes membuktikan bahwa teh yang

dipadu dengan daun yacon dapat menurunkan glikemia dan meningkatkan

kadar insulin plasma.12

Penurunan kadar glukosa darah setelah pemberian ekstrak tanaman

yacon kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : adanya stimulasi

sel B pankreas sehingga banyak insulin yang disekresikan ke plasma darah,

terjadi resistensi pada hormon-hormon peningkat glukosa darah,

memperbanyak jumlah dan meningkatkan sensitivitas reseptor insulin,

meningkatkan ambilan glukosa di jaringan maupun organ, menurunkan

degradasi glikogen, menurunkan absorpsi glukosa di saluran pencernaan.13

Akan tetapi, efek hipoglikemik tidak berhubungan dengan penurunan asupan

makanan maupun gangguan penyerapan glukosa di saluran pencernaan.37

Selain itu, ekstrak yacon cukup aman digunakan. Rentang terapi

cukup besar. Angka kejadian toksisitas akut pada tikus diabetes yang diberi

ekstrak hydro-ethanolicyacon secara oral sangat rendah. Meskipun pada dosis

tinggi, 5.000 mg/kgBB, tidak ada kematian atau perubahan lainnya

(perubahan kepribadian, postur, exploratory movements, kesadaran, dan

abdominal contortions) yang ditemukan.37

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aybar, et.al (2001)

dikemukakan bahwa terjadi penurunan signifikan kadar glukosa plasma tikus

normal yang mendapat terapi ekstrak daun insulin baik secara i.p maupun

gastric tube (sonde).12

Pada penelitian tersebut, dilakukan perbandingan

antara tikus kelompok normal dan kelompok kontrol, yang mendapat terapi

Page 44: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

29

larutan salin isotonis. Kadar basal glukosa plasma kelompok kontrol yaitu

1,14 ± 0,10 g/l, dan tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara kedua

kelompok.Berbeda dengan kelompok kontrol, kadar glukosa plasma

kelompok normal yang mendapat injeksi ekstrak yacon 10% 4ml/kgBB

secara i.p mulai menurun 1 jam setelahnya, dan mencapai angka terendah

dalam waktu 3 jam (0,7 ± 0,14 g/l). Kemudian kadar glukosa plasma akan

normal kembali dalam waktu 6 jam setelah terapi. Sedangkan pada tikus

kelompok normal yang mendapat terapi ekstrak yacon 10% 8ml/kgBB

melalui sonde, kadar plasma glukosa mulai menurun setelah 2 jam dan

kembali normal pada waktu 7 jam setelah terapi.

(A)(B) (C)

Ket: (A) Kelompok kontrol dengan terapi larutan salin isotonis, (B) Kelompok normal

dengan terapi ekstrak yacon 10% 4ml/kgBB i.p., (C) Kelompok normal dengan terapi ekstrak

yacon 10% 8ml/kgBB g.t.

Gambar 2.12 Perbedaan kadar glukosa darah/jam

Sumber : Aybar, et al. HypoglicemicEffect of the Water Extract of Smallanthus sonchifolius

(Yacon) Leaves in Normal and Diabetic Rats.11

2.1.4 Streptozotosin (STZ)

Pada percobaan ini tikus percobaan dikondisikan layaknya mengidap

DM tipe 1. Ada beberapa cara yang yang dapat dilakukan untuk menciptakan

kondisi tersebut.38

Pertama, yaitu dengan mengangkat 90-95% pankreas,

sehingga sel-sel Langerhans yang tersisa menjadi hipertrofi untuk memenuhi

kebutuhan insulin (1). Kedua, yaitu dengan menyuntikkan bahan kimia

seperti STZ atau aloksan, yang akan menginfiltrasi sel β pankreas dan

menyebabkan degenerasi (2). Kemudian,dapat dilakukan penyuktikan ekstrak

hipofisis anterior (3).

Page 45: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

30

Streptozotosin (STZ; N-nitro turunan dari glukosamin) secara alami

terdapat dalam tubuh, campuran dalam pembuatan antibiotik spektrum luas,

dan mempunyai sifat toksik terhadap pankreas.38

Streptozotosin atau

streptozosin atau Izostazin atau Zanosar (STZ) mengandung nitrosourea,

yang mana nitrosourea merupakan terapi pilihan untuk karsinoma sel islet

pankreas dan tumor ganas lainnya.13

dikenal sebagai synthetic antineoplastic

agent yang digunakan banyak digunakan dalam pengobatan kanker37

.

Induksi STZ baik i.v maupun i.p bersifat toksik karena menstimulasi

terjadinya endogenous chronic oxidative stress.39

Proses inflamasi memicu

makrofag dan sel-sel limfosit menginfiltrasi islet pankreas. Akibatnya sel β

pankreas akan nekrosis secara cepat dan ireversibel, sehingga pankreas tidak

dapat menghasilkan insulin layaknya kondisi DM tipe 1.13

Bedasarkan protokol yang diterbitkan oleh Animal Models of Diabetic

Complication Consortium (AMDCC), dosis STZ yang disuntikkan yaitu

sebanyak 50mg/kgBB.38

Beberapa penelitian sebelumnya dikatakan bahwa

dosis STZ antara 25-100mg/kgBB yang diinjeksi melalui intravena dapat

menyebabkan hiperglikemia akibat kerusakan sel β pankreas.40

Dalam jurnal

yang sama juga dikatakan bahwa kondisi klinis diabetes dapat terlihat 2-4

hari setelah injeksi STZ 60mg/kgBB secara i.v maupun i.p.

Sebelum injeksi STZ, tikus dipuasakan selama 4-6 jam sebelumnya.38

Namun, beberapa penelitian lain menyebutkan bahwa tikus dipuasakan

selama 12 jam sebelumnya.40

STZ dilarutkan ke dalam buffer sitrat 0,05M pH

4,5 setelah preparasi injeksi selesai dilakukan, karena STZ mudah mengalami

degenerasi dalam waktu 15-20 menit jika berbentuk larutan. Injeksi larutan

pada tikus menggunakan jarum berukuran 25g. Sebelumnya tikus dianestesi

menggunakan ether. Saat injeksi, tikus dipegang dengan posisi dorsal

menggunakan satu tangan. Lokasi injeksi disterilisasi menggunakan kapas

alkohol.38,40

Page 46: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

31

2.2 Kerangka Konsep

Osmosis

diuresis

Sel-sel tubuh

kekurangan

glukosa

Hiperglikemia

Poliuria

Glukosuria

Gangguan

filtrasi di

ginjal

Dehidrasi

Asam lemak

darah

Polifagia

Ketosis

Asidosis

metabolik

Kematian

Weight

loss

Muscle

wasting

Streptozotosin (STZ)

Masuk ke sel β

pankreas via GLUT 2

Metabolisme

Anabolisme

protein

Nitrite oxide

Gangguan uptake

glukosa ke sel

Smallanthus

sonchifolius

Gangguan

sekresi insulin

Formasi ROS

Mengandung fenol &

fruktooligosakarida

1. Meningkatkan sekresi

insulin

2. Meningkatkan sensitifitas

reseptor insulin

Stress oksidatif

mitokondria

Glikogenolisis

hepar

Defisiensi insulin

Produksi ATP

berkurang

Konsumsi O2

menurun Menghambat

siklus kreb Menghambat akonitas

Kerusakan DNA

irreversibel

Berikatan dengan iron-

containing aconitase

inhibiting enzyme

Lipolisis

Menghambat

Page 47: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

32

2.3 Definisi Operasional

No Variabel Cara ukur Alat ukur Skala ukur

1. Kadar glukosa

darah

Darah didapat dari ekor

tikus yang disayat

sedikit pada bagian

distal.

Glukometer Numerik

2. Kadar HDL Didapatkan melalui

plasma tikus

menggunakan

precipitating reagent

HDL dan reagen

kolesterol. Absorbansi

dibaca menggunakan

alat spektrofotometer

Spektrofotometer Numerik

3. Berat badan Diukur berat badan

selama pemberian

ekstrak

Timbangan berat

badan digital

Numerik

Page 48: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain eksperimental.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan September 2014 sampai dengan

bulan Februari 2015.

3.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Animal House,

Laboratorium Farmakologi, Laboratorium Biokimia, dan

Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl. Kertamukti

No.05, Pisangan, Ciputat 15419, Tangerang Selatan.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Hewan percobaan yang digunakan yaitu tikus putih jantan strain

Sprague-Dawley berumur 2-3 bulan, dengan rentang berat badan 192-

337 gram yang diperoleh dari Departemen Patologi Institut Pertanian

Bogor (IPB). Pencahayaan ruangan cukup. Hewan percobaan

mendapat makanan cukup dengan penggantian makanan dilakukan

sehari sekali. Minuman diganti sebanyak dua kali sehari untuk

mencegah dehidrasi hewan percobaan.

3.3.2 Sampel Penelitian

Pada penelitian ini, hewan percobaan akan dibagi menjadi 4 kelompok,

yaitu kelompok N (Nomal) sebagai kontrol negatif, kelompok D

(diabetes), kelompok D + Ss 100mg (terapi ekstrak yacoon 100mg/dL),

dan kelompok D + Ss 300mg (terapi ekstrak yacoon 300mg/dL).

Kelompok kontrol negatif terdiri dari tikus normal tanpa diinduksi

Page 49: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

35

STZ maupun ekstrak. Sedangkan kelompok terapi ekstrak terdiri dari

tikus DM yang mendapat salah satu terapi ekstrak yacon 100mg/kgBB

atau 300mg/kgBB selama 28 hari

Untuk menentukan jumlah sampel pada setiap kelompok penelitian,

digunakan rumus Mead’s Equation Formula. Rumus ini digunakan

ketika parameter antar kelompok sulit untuk diketahui maupun tidak

diketahui sama sekali.

E = Error Component (10-20)

N =Jumlah individu percobaan (sampel) dalam semua

kelompok(dikurang 1)

B = Blocking Component (dikurang 1)

T = Jumlah kelompok terapi (dikurang 1)

E = N – B – T

E = N – O – T

10 = (N-1) – (T-1)

10 = (N-1) – (4-1)

10 = N – 4

N = 14

E = N – 0 – T

20 = N – 0 – T

20 = (N-1) – (T-1)

20 = (N-1) – (4-1)

20 = (N-1) - 3

20 = N - 4

N = 24

N 14 – 24 kemudian dibagi menjadi 3 kelompok dengan jumlah yang

sama. Didapatkan jumlah sampel adalah 4 - 6.

3.3.1 Kriteria Inklusi

Tikus kontrol negatif : tikus jantan strain Sprague dawley dengan

glukosa darah sewaktu < 200mg/dL.

Tikus kontrol positif dan terapi : tikus jantan strain Sprague dawley

yang diinduksi STZ dengan glukosa darah sewaktu >250 mg/dL.

E = N – B – T

Page 50: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

36

3.3.2 Kriteria Eksklusi

Tikus mati

Tikus sakit

Tikus jantan strain Sprague dawley yang diinduksi STZ dengan

glukosa darah sewaktu <250mg/dL setelah dilakukan 3 kali

pengukuran GDS dengan rentang waktu 3 hari.

3.4. Cara Kerja Penelitian

3.4.1 AlatPenelitian

Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Adaptasi dan pemeliharaan

Kandang tikus, tempat makan, tempat minum, dan alat kebersihan.

b) Menghitung BB harian

Timbangan digital dan stoples.

c) Menghitung kadar GDS

Silet, korek api, glukometer merek Easy touch, strip glukosa merek

Easy touch, kapas, alcohol swab,stoples anestesi tikus, dan sarung

tangan tebal.

d) Pembuatan ekstrak yacoon dan pemberian ekstrak ke tikus

percobaan

Neraca analitik, valcon tube, alat sonde, spuit 3 cc, vortex, dan

kulkas.

e) Sacrifice

Minor set, meja operasi, tissue, jarum pentul, toples untuk anestesi,

insenerator, tabung EDTA, tabung eppendrof, spuit 3 cc, kulkas suhu

-800C, sentrifuge,termos es, ice box, kantong plastik, dan beker glass.

f) Menghitung kadar HDL darah

Micropipet, microtube, spektrofotometer, sentrifuge, stopwatch ,

tabung reaksi, kulkas suhu 40C, autoklaf, beker glass, dan rak tabung.

Page 51: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

37

3.4.2 Bahan Penelitian

Bahan utama untuk penelitian ini merupakan hibah dari penelitan

dengan tema yang sama tetapi berbeda dalam pemberian dosisnya.

Daun insulin (Smallanthus sonchifolius) yang diperoleh dari Bursa

Bibit Yogyakarta sebanyak 2 kg. Daun insulin kemudian

dideterminasi di LIPI Kebun Raya Bogor. Kemudian dilanjutkan

proses ekstraksi oleh peneliti sebelumnya di laboratorium Riset dan

laboratorium PDR. Selanjutnya hasilnya diolah labih lanjut menjadi

ekstrak kering daun insulin di PAU Institut Pertanian Bogor. Daun

insulin yang semula sebanyak 2 kg, hanya 750 gram saja yang

dilakukan proses ekstraksi kemudian menyusut jumlahnya saat telah

menjadi ekstrak kering, yaitu sekitar 250 gram.

Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk penginduksian tikus

diabetes adalah STZ, buffer sitrat 0,05M pH 4,5, reagen HDL darah

merk Sclavo, reagen kolesterol merk Slavo, larutan NaCl 0,9%,

sukrosa 10%, dan ether, dan aquades steril.

3.4.3 Adaptasi Hewan Sampel

Proses adaptasi sampel dilakukan selama 14 hari di laboratorium

Animal house. Adaptasi sampel dilakukan baik terhadap tempat

tinggal, dan pemberian makanan dan minuman.

3.4.4 Induksi Streptozotosin

Sebelum diinduksi STZ, tikus dipuasakan selama ±16 jam pada hari

ke-15. Kemudian tikus diinduksi STZ dengan dosis 55mg/kgBB

secara intraperitoneal. Dalam 24 jam pertama setelah diinduksi STZ,

hewan diberi makan dan air minum yang cukup. Tikus disonde dengan

larutan sukrosa 10% untuk mencegah kematian akibat hipoglikemi

fatal. Pengukuran kadar glukosa darah sewaktu dilakukan pada hari ke-

5 setelah induksi STZ, darah diambil dari ekor tikus. Tikus dengan

kadar glukosa darah sewaktu >250mg/dl dimasukkan dalam penelitian

ini. Tikus dengan kadar glukosa darah sewaktu <250mg/dL ditunggu

Page 52: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

38

selama 3 hari untuk dilakukan pengecekan GDS ulang. Batas

pengecekan GDS untuk penentuan tikus percobaan mengidap DM

sebanyak 2 kali dengan rentang waktu 3 hari.

3.4.5 Pemberian Ekstrak Daun Insulin Terhadap Tikus

Setelah tikus dinyatakan mengidap DM eksperimental, dilanjutkan

dengan pemberian ekstrak daun insulin (Smallanthus sonchifolius)

selama 28 hari dengan dosis 100mg/kgBB/hari dan 300mg/kgBB/hari.

Ekstrak daun insulin diberikan menggunakan alat sonde secara oral

menggunakan spuit 3cc. Ekstrak daun insulin diganti setiap 3 hari

sekali dan disimpan dalam kulkas. Pembuatan ekstrak daun insulin

dilakukan di Laboratorium MPR.

3.4.6 Pengukuran Sampel

3.4.6.1 Berat Badan

Berat badan tikus diukur menggunakan timbangan berat

badan digital. Pengukuran BB awal dilakukan sebelum

diinduksi STZ, kemudian setelah dinyatakan DM hingga

waktu sacrifice. Tujuan dilakukan pengukuran berat badan

dengan metode tersebut yaitu untuk mendapatkan hasil

perbandingan berat badan tikus DM sebelum dan sesudah

diberikan ekstrak.

3.4.6.2 Glukosa Darah Tikus

Pengambilan darah dilakukan sebanyak 5 kali, yaitu satu

kali saat sebelum penyuntikan STZ, dan sisanya dilakukan

setiap minggu setelah tikus didiagnosis mengidap DM.

Pengukuran dilakukan pada hari ke-1, hari ke-7, hari ke-14,

hari ke-21, dan hari ke-28. Kadar glukosa darah yang diukur

merupakan glukosa darah sewaktu tikus. Untuk mengurangi

rasa sakit, hewan percobaan di bius dalam stoples yang

dilapisi kapas pada bagian dasarnya, yang sebelumnya telah

Page 53: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

39

ditambahkan larutan ether. Stoples ditutup dan tunggu

hingga tikus terlihat lemas. Setelah itu, ujung ekor tikus

disayat sedikit menggunakan silet hingga mengeluarkan

darah. Usahakan darah yang keluar cukup ketika diteteskan

ke strip glukosa. Teteskan darah pada glucose strip yang

telah dipasang pada glucometer, tunggu beberapa detik,

kemudian dilakukan pencatatan hasil. Kemudian lakukan

desinfeksi menggunakan alcohol swab dan korek api.

3.4.6.3 Kadar HDL

Kadar HDL diukur menggunakan reagen merek Sclavo.

Pada waktu pelaksanaan sacrifice, darah tikus diambil

menggunakan spuit 3cc dan jarum berukuran 26G dari vena

cava inferior jantung. Untuk mencegah koagulasi, darah

dimasukkan ke dalam tabung EDTA dan disimpan dalam

ice box. Kemudian darah tikus dilakukan sentrifugasi

dengan kecepatan 5000rpm selama 10 menit. Dengan

menggunakan micropipet, plasma dipindahkan ke tabung

eppendrof, sedangkan komponen darah lainnya dibuang.

Sebelum pemeriksaan HDL, plasma disentrifuge. Kemudian

masukkan sample (plasma tikus, aqades, dan standar) ke

dalam tabung reaksi sebanyak 100µL. Tambahkan dengan

HDL precipitating reagent sebanyak 10µL dan campurkan

dengan menggunakan mikropipet. Lakukan sentrifugasi

3000rpm (1000xg) selama 15 menit untuk mendapatkan

supernatan.

Pisahkan supernatan dari presipitat menggunakan

mikropipet. Kemudiaan masukkan sample (supernatan

plasma, aquades, dan standar) ke dalam tabung reaksi

sebanyak 12,5µL. Tambahkan reagen kolesterol sebanyak

500µL campurkan dan inkubasi selama 10 menit dalam

Page 54: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

40

suhu ruangan (20-250C). Kemudian baca absorbansi pada

spektrofotometer dengan panjang gelombang 580nm.

Rumus menghitung kadar HDL :

Kadar HDL =

x conc stdn x 1,1

Page 55: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

41

3.5 Alur Penelitian

Persiapan alat dan bahan penelitian

Adaptasi tikus (H1-H14)

Injeksi STZ & pengukuran BB

(H15)

Injeksi blanko & pengukuran BB

(H15)

Pemilihan sample

(H19)

Pengukuran GDS Pengukuran

BB

GDS < 250mg/dL

Pengecekan

ulang GDS

Kriteria eksklusi

Waktu eksperimen sonde ekstrak

kelompok D+Y100 dan D+Y300

Pengukuran BB (H19-H27)

Pengolahan data

Pengukuran

kadar HDL

Sacrifice

(H47)

Pengukuran GDS

(H25, 32,39,46)

Kontrol

negatif (N)

Kontrol

positif (DM)

Diabetes +

yacoon

100mg/dL

(DM + Y100)

GDS >250mg/dL

Pengukuran BB

Diabetes +

yacoon

300mg/dL

(DM + Y300)

Page 56: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

42

3.6 Pengolahan Data dan Analisa Data

Dalam pengambilan data untuk penelitian ini, dilakukan eksperimen langsung

terhadap tikus jantan strain Sprague-Dawleydengan berat badan 192-337 gram,

yang telah diberi perlakuan sebelumnya berupa injeksi STZ dan ekstrak

yacoon (Smallanthus sonchifolius). Ditambah dengan pencarian literatur dan

melakukan peninjauan pustaka untuk mendapatkan informasi mengenai

pengaruh ekstrak daun insulin terhadap berat badan, kadar glukosa darah dan

HDL plasma. Setelah data terkumpul, dilanjutkan dengan pengolahan data

secara komputerisasi yaitu dengan program SPSS versi 16.0.

Page 57: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Glukosa Darah

Tabel 4.1 Rata-rata gula darah seluruh sample

Sampel GDS Mean±SD (mg/dL)

Hari1 Hari7 Hari14 Hari21 Hari28

N 83.3±10.5 116.8±12 94.3±17.3 117.5±12.6 103.3±7.5

D 481.3±98.2 532.8±91.2 521±102.4 531.5±26.3 600±0

D+Ss 100 mg 539.3±36.8 541.5±58.9 416±223.9 490.3±91.4 494.5±71.5

D+Ss 300 mg 519±51 556.5±48.7 586.5±15.6 565±30.1 517.5±81

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes

dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan

terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui perbedaan kadar rata-rata glukosa

darah sewaktu (GDS) di antara empat kelompok tikus selama 28 hari. Pengecekan

glukosa darah dilakukan sebanyak lima kali. GDS kelompok normal hari pertama

hingga hari ke-28 masih dalam rentang normal yaitu di bawah angka 200mg/dL.

Kelompok diabetes mengalami peningkatan yang mencolok hingga mencapai

batas tertinggi yang dapat diukur oleh glukometer yaitu 600mg/dL. Pada

kelompok D+Ss 100 mg, GDS rata-rata mengalami penurunan dibandingkan hari

pertama, meskipun rentang normal GDS belum dapat tercapai. Sedangkan GDS

rata-rata pada kelompok D+Ss 300 mg terjadi fluktuasi, meskipun pada hari ke-

28 mengalami penurunan yang tidak signifikan.

Page 58: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

44

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100 mg= kelompok

diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300 mg= kelompok

diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Grafik 4.1 Rata-Rata GDS (mg/dL)

Konsensus DM tipe 2 Indonesia tahun 2011 menyatakan bahwa jika

keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200

mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis. Hal ini sesuai dengan

percobaan yang dilakukan yaitu GDS kelompok diabetes mengalami peningkatan

hingga mencapai batas maksimum kadar glukosa yang bisa diukur oleh

glukometer, yaitu 600mg/dL

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat perbedaan penurunan GDS pada dua

kelompok terapi. Kelompok yang mendapat terapi ekstrak daun insulin 100mg/dL

mengalami penurunan GDS lebih baik. Angka GDS terendah (416mg/dL) dicapai

pada hari ke-14. Sedangkan pada kelompok terapi ekstrak daun insulin

300mg/kgBB hanya mengalami penurunan ±1,5mg/dL. Glukosa darah meningkat

hingga hari ke-21 dan baru mengalami penurunan pada hari ke-28. Perbedaan efek

terapi kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa bahan aktif membutuhkan

waktu untuk mencapai konsentrasi maksimum dalam tubuh untuk bereaksi dan

menimbulkan efek.36

0

100

200

300

400

500

600

700

Hari 1 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28

GD

S (

mg

/dL

)

Kelompok Sampel

N D D+ Ss100 D+Ss300D+Ss 100 mg D+Ss 300 mg

Page 59: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

45

Tabel 4.2 Rerata GDS hari 1 berbanding hari 28

Sampel Hari 1 ± SD % Hari 1 berbanding Hari 28

Hari 28 ± SD (Hari 28-Hari 1)/Hari1*100%

N 83.3 ± 10,5 103.3 ± 7,5 24% (naik)

D 481.3 ± 98,2 600 ± 0 24,7% (naik)

D+Ss 100 mg 539.3 ± 36,8 494.5 ± 71,5 8,3% (turun)

D+Ss 300 mg 519 ± 51 517.5 ± 81 0,3% (Turun )

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes

dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan

terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4).

Kedua kelompok yang mendapat terapi ekstrak daun insulin mengalami

penurunan kadar GDS dibandingkan hari pertama yang ditunjukkan oleh tabel 4.2.

Kelompok yang mendapat terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB cenderung

mengalami penurunan kadar glukosa darah sebanyak 8,3% dari hari pertama

pengukuran. Sedangkan kelompok dengan terapi ekstrak daun insulin

300mg/kgBB hanya mengalami penurunan sebesar 0,3%. Berbeda dengan

kelompok diabetes dan normal yang masing-masing mengalami peningkatan

kadar glukosa darah sebesar 24,7% dan 24%.

Simonovska et al. (2003), dalam penelitiannya mengemukakan bahwa,

pelarut yang digunakan dalam pembuatan ekstrak tanaman secara

kualitatif/kuantitatif mempengaruhi bahan aktif ekstrak tersebut.38

Baroni et al.

(2008), menemukan bahwa ekstrak daun insulin yang dilarutkan dalam etanol

dengan dosis 400mg/kgBB selama empat belas hari secara oral, dapat

menurunkan glukosa darah secara signifikan pada tikus kelompok diabetes (59%)

dan tikus normal (28%).36

Sedangkan penelitian lain yang dilakukan menyatakan

bahwa ekstrak daun insulin dosis 300mg/kbBB yang dilarutkan dalam aquades

steril selama empat belas hari secara oral dapat menurunkan kadar glukosa darah

secara signifikan (347,75±59,6 mg/dL) jika dibandingkan dengan kelompok

diabetes (536,25±42,46 mg/dL), meskipun tidak dapat mencapai rentang normal

jika dibandingkan dengan kelompok normal (130,6±8,11 mg/dL).41

Penurunan kadar glukosa yang dihasilkan oleh ekstrak daun insulin

disebabkan oleh adanya stimulasi terhadap sintesis dan sekresi insulin, serta

hambatan degradasi insulin.11

Molekul asam benzoat yang terkandung dalam daun

insulin berfungsi untuk menghambat insulinase, hormon yang ditemukan di hepar

Page 60: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

46

dan ginjal yang bertanggung jawab terhadap degradasi insulin, dan meningkatkan

efek insulin.11

Penelitian lain mengemukakan bahwa terdapat beberapa mekanisme

ekstrak daun insulin dalam menurunkan kadar glukosa darah: peningkatan sekresi

insulin melalui stimulasi sel β pankreas, resistensi terhadap hormon glukagon,

peningkatan jumlah dan sensitivitas reseptor insulin, dan yang terakhir ialah

peningkatan uptake glukosa oleh jaringan dan organ, serta penurunan absorpsi

glukosa di saluran cerna.12

Tabel 4.3 Rata-rata kadar GDS antar kelompok

Sampel Mean ± SD P.value

N 103± .6

0.015

D 533.3±41.8

D+Ss 100 mg 496.3±44.9

D+Ss 300 mg 548.9±28.6

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes

dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan

terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Kemudian dialukan uji Anova untuk mengetahui signifikasi perbedaan

antar kelompok. Tahap pertama yaitu uji normalitas, dan diketahui bahwa data

tidak terdistribusi normal, sehingga harus dilakukan transformasi data.

Transformasi data juga tidak menunjukkan data terdistribusi normal sehingga

dilakukan uji Kruskal Wallis. Setelah dilakukan uji Kruskal Wallis, didapatkan p

value 0,015 (normal p < 0,05)yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-

rata di antara kelompok normal, diabetes, diabetes dengan terapi daun insulin

100mg/kgBB dan diabetes dengan terapi daun insulin 300mg/kgBB.

Page 61: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

47

*

*

*

#

*

*

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes

dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan

terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4), * = p<0,05, # = p>0,05

Grafik 4.2 Mann Whitney Rata-rata GDS H-28

Uji Mann Whitney dilakukan untuk melihat signifakasi antar kelompok.

Berdasarkan grafik 4.2 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

di antara kelompok D dengan kelompok D+Ss 100mg maupun D+Ss 300mg. Hal

ini menunjukkan bahwa baik daun insulin dosis 100mg dengan 300mg cenderung

memiliki efek untuk menurunkan kadar glukosa darah (p<0.05). Sedangkan

kelompok D+Ss 100mg dan D+Ss 300mg tidak terdapat perbedaan yang

bermakna (p>0.05).

4.2 Berat Badan

Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari selama 28 hari setelah tikus

dinyatakan DM. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan digital.

Terdapat empat kelompok sampel pada penelitian ini. Kelompok pertama

merupakan tikus normal sebagai kontrol negatif. Kelompok kedua merupakan

*

0

100

200

300

400

500

600

N D D+Ss 100 mg D+Ss 300 mg

GD

S (m

g/d

l)

H-28

Page 62: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

48

tikus diabetes sebagai kontrol positif. Kemudian kelompok ketiga merupakan

tikus diabetes yang mendapat terapi ekstrak daun insulin melalui oral dengan

dosis 100mg/kgBB selama 28 hari. Kelompok terakhir merupakan tikus diabetes

yang mendapat terapi ekstrak daun insulin melalui oral dengan dosis 300mg/kgBB

selama 28 hari.

Ket : N= kelompok normal (n=4), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes

dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan

terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Grafik 4.3 Persentase Perbandingan Berat Badan Dalam Kurun Waktu 28 Hari

Berdasarkan grafik 4.3 dapat diketahui presentase perbandingan berat

badan di antara empat kelompok tikus. Pada kelompok normal terjadi peningkatan

berat badan rata-rata secara simultan mulai hari pertama hingga hari ke 28.

Sedangkan untuk tiga kelompok lainnya mengalami penurunan. Kelompok

diabetes mengalami penurunan BB rata-rata selama 28 hari tetapi tidak sebaik

kelompok tikus dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB. Sedangkan,

untuk kelompok tikus dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB

mempunyai presentase rata-rata berat badan terendah dibanding tiga kelompok

lainnya.

Tabel 4.3 menunjukkan presentase perbandingan berat badan tikus

kelompok normal sejak hari pertama hingga hari ke-28 percobaan. Selama 28 hari

didapatkan peningkatan berat badanrata-rata sebesar 8,5% dari kondisi awal.

Sedangkan pada kelompok diabetes, terjadi penurunan berat badan rata-rata

sebesar 8,8%. Berdasarkan grafik 4.3 dapat kita ketahui bahwa beberapa hari

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

BB

(%

g)

Hari

N D D+ Ss 100 mg D+ Ss 300 mg

Page 63: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

49

tertentu sempat terjadi peningkatan BB, akan tetapi angka peningkatan tidak naik

secara signifikan.Pada orang normal, kondisi hiperglikemia akan menurunkan

sekresi glukagon, yaitu hormon yang berperan dalam glikogenolisis dan

glukoneogenesis. Akan tetapi, pada keadaan diabetes melitus, kondisi

hiperglikemia tidak dapat menghambat sekresi glukagon.14

Glukagon akan

memberikan sinyal ke hepar dan jaringan otot baik untuk memecah glikogen

menjadi glukosa maupun protein menjadi glukosa. Hal inilah yang menyebabkan

penurunan berat badan pada penyandang DM.43

Tabel 4.4 Rasio pengukuran berat badan rata-rata selama 28 hari

Sampel Hari 1±SD

% selama 28 hari

Hari 28±SD Hari 28/Hari

1*100%

% selisih

(Hari 28-Hari 1)/Hari

1*100%

N 267±46,79 289.8±31,81 108,5 8,5(naik)

D 223.75±19,51 204.1±21,88 91,2 8,8(turun)

D+Ss 100 mg 228.5±12,71 216.7±15,20 94,8 5,2 (turun)

D+Ss 300 mg 231.3±42,73 205.1±24,74 88,6 11,4 (turun)

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes

dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan

terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Jika dibandingkan dengan kelompok diabetes, maka tikus dengan

pemberian terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB memiliki berat badan rata-rata

yang lebih baik. Selama 28 hari, tikus yang mendapat terapi ekstrak daun insulin

mengalami penurunan berat badan rata-rata sekitar 5,2%. Hal ini mungkin

dikarenakan adanya peningkatan stimulasi sintesis dan sekresi insulin yang akan

mendorong penyerapan bahan-bahan makanan menjadi glikogen, trigliserida, dan

protein.11

Penurunan berat badan paling signifikan terjadi pada tikus yang

mendapat terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB yaitu sebanyak 11,4% jika

dibandingkan dengan kelompok diabetes.

Tabel 4.5 menunjukkan rasio rata-rata berat badan pada hari 1 jika

dibandingkan dengan hari 28. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terjadi

peningkatan berat badan saat hari 28 pada kelompok normal sebesar 16,9% dari

berat badan awal (hari 1). Penurunan berat badan terbanyak terjadi pada kelompok

D+Ss 300 mg sebesar 15,1%, diikuti oleh kelompok diabetes (13,9%). Sedangkan

Page 64: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

50

kelompok D+Ss 100 mg tidak mengalami penurunan berat badan secara signifikan

(9,4%) jika dibandingkan dengan kelompok lainnya.

Tabel 4.5 Rasio rata-rata berat badan hari 1 berbanding hari 28

Sampel Hari 1±SD

% H1 berbanding H28

Hari 28±SD Hari 28/Hari 1*100% % selisih

(Hari 28-Hari

1)/Hari1*100%

N 267±46,79 312±58,43 116,9 16,9% (naik)

D 223.75±19,51 192,8±23,3 86,2 13,9% (turun)

D+Ss 100 mg 228.5±12,71 207±10,09 90,5 9,4% (turun)

D+Ss 300 mg 231.3±42,73 196,3±31,4 84,9 15,1% (turun)

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes

dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan

terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Penelitian yang dilakukan oleh Sari, dkk (2015) menyatakan bahwa

ekstrak daun insulin dosis 300 mg/kgBB yang diberikan selama empat belas hari

dapat menaikkan berat badan sebanyak ± 7,73 %.41

Penelitian lain yang

menggunakan ekstrak akar yacon yang diberikan secara oral menunjukkan hasil

peningkatan berat badan kelompok diabetes yang diberikan terapi.44

Untuk mengetahui nilai signifikasi perbedaan antar kelompok, maka

dilakukan uji One-Way Anova menggunakan software SPPS versi 16. Tahap

pertama peneliti melakukan uji normalitas. Tabel Shapiro-Wilk digunakan pada

uji ini dikarenakan jumlah sampel < 50. Dari hasil uji normalitas diketahui bahwa

data terdistribusi normal. Kemudian untuk memenuhi asumsi uji Anova dilakukan

uji homogenitas, hasil uji homogenitas menunjukan data homogen oleh karena itu

pada variabel ini dilakukan uji statatistik dengan menggunakan uji Anova. Uji

homogenitas menghasilkan p value 0,743 (p >0,05) yang menunjukkan bahwa

data terdistribusi secara homogen. Setelah data diketahui telah terdistribusi secara

normal dan homogen, dilakukan uji Anova. Berdasarkan uji Anova didapatkan p

value <0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata berat badan yang

bermakna antar kelompok.

Page 65: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

51

Tabel 4.6 Persentase Rasio Berat Badan Selama 28 Hari

Sampel Mean±SD Homogenitas Anova

N 91,2±3,6

0.743 0.000 D 108,5±4,9

D+ Ss 100 mg 94,9±3,3

D+ Ss 300 mg 89,3±6,3

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes

dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+ Ss 300mg= kelompok diabetes dengan

terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Untuk mengetahui kelompok mana saja yang berbeda, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan uji post hoc, seperti yang ditunjukkan oleh tabel 4.6.

Dari hasil uji post hoc menunjukan kelompok yang berbeda adalah kelompok

sampel normal dengan sampel diabetes tanpa terapi, sampel normal dengan

sampel diabetes terapi daun insulin 100 mg, serta sampel normal dengan sampel

diabetes terapi daun insulin 300 mg .

4.3 HDL

HDL memiliki peran yang penting dalam mengangkut kolesterol dari

jaringan perifer ke hepar untuk didegradasi. Kondisi dislipidemia menyebabkan

kadar lipid dalam darah, sehingga terjadilah peningkatan kebutuhan metabolisme.

Sebagian kolesterol yang diangkut oleh HDL akan dibawa ke hati, sedangkan

sebagian yang lain akan dipertukarkan dengan trigliserida dari VLDL dan IDL.

HDL yang miskin kolesterol ini mudah dikatabolisme oleh ginjal, sehingga

jumlahnya menurun dalam darah.18

Efek ekstrak daun insulin terhadap kadar HDL belum diketahui secara

pasti dikarenakan minimnya jumlah penelitian. Sebuah studi menyatakan bahwa,

kadar inulin yang terkandung dalam ekstrak yacon dapat meningkatkan kadar

HDL-c serum sebesar 35%.45

Peningkatan kadar HDL tersebut disebabkan oleh

penurunan kadar lipoprotein, kolesterol total, dan triasilgliserol. Sedangkan studi

lain menyatakan bahwa ekstrak yacon tidak memiliki efek yang bermakna

terhadap kadar HDL.46

Page 66: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

52

Tabel 4.7 Rata-rata kadar HDL

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes

dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan

terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Berdasarkan grafik 4.7 dapat diketahui rata-rata kadar HDL pada hari ke

28 sampel diabetes yang mendapatkan terapi daun insulin 300 mg mempunyai

kadar lebih rendah bila dibandingkan dengan sampel yang mendapatkan terapi

daun insulin 100 mg setelah perlakuan. Hal tersebut dapat terlihat pada grafik di

bawah ini:

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok

diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok

diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Grafik 4.4 Grafik rata-rata HDL

Untuk mengetahui perbedaan rata-rata kadar HDL tiap kelompok maka

dilakukan uji Anova, Dikarenakan jumlah sampel pada penelitian ini< 50 maka

untuk melihat kenormalan data digunakan tabel Shapiro – Wilk. Setelah dilakukan

uji normalitas diketahui bahwa data terdistribusi secara normal. Kemudian untuk

memenuhi asumsi uji Anova dilakukan uji homogenitas, hasil uji homogenitas

menunjukan data homogen. Setelah itu dilakukan uji statatistik Anova.

0.0

100.0

200.0

300.0

N D D+Ss 100 mg D+Ss 300 mg

HD

L (

mg/

dl)

Sampel Mean±SD (mg/dl)

N 110,1±24,3*

D 152,3±61,3

D+Ss 100 mg 205,6±59,4

D+Ss300 mg 138,3±35,7

Page 67: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

53

Tabel 4.8 Rata-rata kadar HDL antar kelompok

Sampel Mean±SD (mg/dl) Homogenitas P. value

N 110,1±24,3

0,479 0,125 D 152,3±61,3

D+Ss 100 mg 205,6±59,4

D+Ss300 mg 138,3±35,7

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok

diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok

diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Dari tabel 4.8 dapat diketahui p value pada uji Anova p ≥ 0.05, hal ini

menunjukan tidak ada perbedaan rata-rata kadar HDL antarkelompok. Oleh

karenaitu, tidakdilakukanujilanjutan post hoc. Seperti penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya oleh Oliveira (2013) ekstrak daun insulin tidak terdapat

pengaruh yang bermakna terhadap kadar HDL.47

Page 68: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

54

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan uji statistik pada penelitian ini, maka

peneliti dapat menyimpulkan:

Glukosa darah akhir pada semua kelompok tikus mengalami penurunan

setelah pemberian ekstrak daun insulin dosis 100mg/kgBB dan

300mg/kgBB selama 28 hari jika dibandingkan dengan kelompok diabetes

tanpa terapi. Terdapat perbedaan bermakna antar kelompok dengan p-

value 0,015.

Dapat diketahui bahwa ekstrakdaun insulin dosis 100mg/kgBB cenderung

memiliki efek yang lebih baik untuk menurunkan kadar glukosa darah

dengan presentase penurunan sebesar 7,9%.

Pemberian estrak daun insulin (Smallanthus sonchifolius) dengan dosis

100mg/kgBB dan 300mg/kgBB selama 28 hari dapat mencegah

penurunan berat badan meskipun tidak dapat menaikkan berat badan jika

dibandingkan dengan kelompok normal. Terdapat perbedaan bermakna

antar kelompok dengan p-value 0,000.

Ekstrak daun insulin dosis 100mg/kgBB cenderung mempunyai efek

yaang lebih baik dalam mencegah penurunan berat badan .

Terdapat perbedaan kadar HDL pada semua kelompok tikus setelah

pemberian ekstrak daun insulin dosis 100mg/kgBB dan 300mg/kgBB

selama 28 hari. Namun, perbedaannya tidak bermakna secara statistik (p-

value 0,125) .

5.2 Saran

Bagi peneliti selanjutnya :

Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang efek ekstrak daun insulin

dengan waktu yang lebih lama dan sampel yang lebih banyak.

Page 69: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

55

Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang efek ekstrak daun insulin

menggunakan pelarut yang berbeda untuk mendapatkan efek terapi yang

lebih baik.

Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang efek ekstrak daun insulin

dengan membandingkan beberapa dosis, agar mendapatkan efek terapi

terbaik untuk penyakit DM.

Page 70: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

56

BAB VI

KERJASAMA PENELITIAN

Penelitian ini merupakan bagian kerjasama penelitian mahasiswa dan

kelompok penelitian diabetes dan regenerasi pankreas PSPD FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang dibiayai oleh Kementerian Agama Republik Indonesia

dibawah bimbingan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dan dr. Hari Hendarto, Sp.PD,

Ph.D, FINASIM.

Page 71: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

57

DAFTAR PUSTAKA

1. American Diabetes Association. Diagnosis and classification of diabetes

mellitus. J. Diabetes Care. 2012. Volume 35:S66-74.

2. World Health Organization. Definition and diagnosis of diabetes mellitus

and intermediate hyperglycemia. Geneva: World Health Organization;

2006.

3. Sylvia AP, Lorraine MW. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Jakarta: EGC; 2012. p.1263.

4. Nurlaili HKP, Muhammad AI. Hubungan Empat Pilar Pengendalian DM

Tipe 2 dengan Rerata Gula Darah. J. Berkala Epidemiologi. 2013 Sept;

2(1):234-243.

5. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan

Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB. PERKENI;

2011.

6. Arman P, Herqutanto. Diabetes Melitus Tipe 1 : “Penyakit Baru” yang

Makin Akrab dengan Kita. Maj. Kedokteran Indonesia. 2009 Oct;

59(10):455-458.

7. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11th

ed. New Delhi:

Elsevier In; 2006.

8. Kohei K. Patophysiology of Type 2 Diabetes Mellitus and Its Treatment

Policy. JMAJ. 2010 jan/feb; 53(1):41-46.

9. BÖlchshazy GV, Jakus J, Jenei V, Stadler K and Somogyi A. Increased

nitric oxide levels as an early sign of premature aging in diabetes. Free.

Rad. Biol. Med., Oxford. 2003; 35: 1240-1251.

10. H Satoh, MT Audrey N, A Kudoh, T Watanabe. Yacon diet (Smallanthus

sonchifolius, Asteraceae) improves hepatic insulin resistance via reducing

Trb3 expression in Zucker fa/fa rats. J. Nutrition and Diabetes., Macmillan.

2013; 70: 1-6.

11. Manuel JA, Alicia NSA, Alfredo G, Sara SS. Hypoglicemic Effect of the

Water Extract of Smallanthus sonchifolius (Yacon) Leaves in Normal and

Diabetic Rats. J. Ethnopharmacol. 2001; 74: 125-132.

Page 72: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

58

12. Negri, Giuseppina. Diabetes Melito: Plantas e Princípios Ativos Naturais

Hipoglicemiantes. Rev. Bras. Cienc. Farm.2005; 41: 121-142.

13. Muhammad Z, Syed NN. Effects of STZ Induced Diabetes on the Relative

Weights of Kidney, Liver, and Pancreas in Albino Rats: Coparative Study.

International Journal Morphology. 2010; 28(1): 135-142.

14. Ozougwu, JC, Obimba KC, Belonwu CD, Unakalamba CB. The

Pathogenesis and Patophysiology of Type 1 and Type 2 Diabetes Mellitus.

J. Physiology and Patophysiology. 2013 Sept; 4(4): pp. 46-57.

15. Kathleen MG. Type 1 Diabetes : Pathogenesis and Prevention. CMAJ.

2006 July; 175(2): 165-170.

16. Tom LVB, Ken TC, Mathias GVH. Type 1 Diabetes : Etiology,

Immunology, and Therapeutic Strategies. Physiol review. 2011; 91: 79-

118.

17. Redmon B, Caccamo D, Flavin P, Michels R, O’Connor P, Roberts J, et al.

Diagnosis and Management of Type 2 Diabetes Mellitus in Adults.

Institue for Clinical System Improvement. 2014. Available from:

www.icsi.org

18. Lauralee S. Human Physiology From Cells to System. Edisi 7. Brooklyn

CA: Brooks/Cole. 2010. p. 714-726.

19. Aru WS, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; Diabetes Melitus di

Indonesia. Jakarta: Interna Publishing; 2012.

20. Gerard JT, Bryan D. Principles of Anatomy and Physiology. 12th

ed. River

street: John Wiley & Sons. Inc; 2009. p. 669-673.

21. William FG. Review of Medical Physiolgy. 20th

ed. San Fransisco: Mc-

Graw Hill; 2001. p. 445.

22. Deniz U, Adem K, Selina A, Altunkaynak, B.Zuhal A, Serap Y. Insulin

Hormone : Mechanism and Effects on the Body and Relationship with

Central Nervous System. Dickle Medical Journal. 2012; 39(2): 310-315.

23. CA Carrera B, J.M. Martinez M. Pathophysiology of Diabetes Mellitus

Type 2 : Beyond the Duo “Insulin Resistance Secretion-Deficit”. Nutr.

Hosp. 2013; 28(2): 78-87.

Page 73: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

59

24. Howard F, P.J Palumbo, Acute complication of Diabetes. Available from:

http://diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/america/pdf/chapter13.pdf

25. Michael JF. Microvascular and Macrovascular Complication of Diabetes. J.

Clinical Diabetes. 2008; 26(2): 77-83.

26. Kim CD, Francesco C, Daniela T, Jeremy A, Knut DJ. Microvascular and

macrovascular complications associated with diabetes in children and

adolescents. Pediatric diabetes. 2009; 10(2): 195-203.

27. Emanuel R, Howard MR, editor. Essentials of Rubin’s Pathology. 5th

ed.

Lippincott Williams & Wilkins; 2009.

28. Vinay K, Ramzi SC, Stanley LR. Buku Ajar Patologi. 7th

ed. Volume 2.

Jakarta: EGC; 2012.

29. Hans JB, Thomas D, Larry D, Przemyslawa JC, Tatsuhiko U, Ragnar H.

Insulin Teatment in Children and adolescents with diabetes. Pediatric

diabetes. 2012; 10(12): 82-89.

30. Amir KD, Ranjit D, Aela S, Siddharta C, Ashok KP, Achintya M, et al.

The Prevalence of Dyslipidemia in Patients with Diabetes Melitus of

Ayurveda Hospital. Journal of Diabetes & Metabolic Disorders. 2014;

13:58.

31. Jellinger, Paul S., dkk. 2012. American Association of Clinical

Endocrinologist Guidelines for Management of Dyslipidemia and

Prevention of Atherosclerosis. Available from:

https://www.aace.com/files/lipid-guidelines.pdf

32. Agoes A. Pengobatan Tradisional di Indonesia. Medika. 1991; 17(8): 632.

33. Chandra R, Gupta RK, Kesari AN, Murthy PS, Tandon V dan Watal G.

Hypoglycemic and antidiabetic effect of ethanolic extract of leaves of

Annona squamosa L. in experimental animals. J. Ethnopharmacol.,

Lausanne. 2005; 99: 75-81.

34. Anonim. Polymnia Sonchifolius Taxonomy. ITIS. Available from:

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&searc

h_value=505917. Diakses pada tanggal 4 April 2015.

Page 74: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

60

35. Lachman J, Fernandez EC, Orsak M. Yacon [Smallanthus sonchifolius

(Peopp. Et Endl.) H. Robinson] Chemical Compostion and use – a riview)].

Plant Soil Environ. 2013; 49(6): 283-290.

36. Silmara B, Fumie SK, Silvana MCA, Roberto KNC, Ciomar ABA. Effect

of crude extracts of leaves Smallanthus sonchifolius (yacon) on glycemia

in diabetic rats. Rev. Bras. Cienc. Farm. 2008; 44(3): 1-9.

37. Akbarzadeh A, Norouzian D, Mehrabi MR, Jamshidi S, Farhangi A, Allah

V, et al. Induction of Diabetes by Streptozotocin in Rats. Indian Journal of

Clinical Biochemistry. 2007; 22(2):60-64.

38. Frank B, editor. Low Dose Streptozotocin Induction Protocol (Mouse).

Animal Models of Diabetic Complication Consortium.

39. Sachin A. Shreesh KO, Divya V. Characterisation of Streptozotocin

Induced Diabetes Mellitus in Swiss Albino Mice. Global Journal of

Pharmacology. 2009; 3(2): 81-84

40. Mahmoud AA, Zuhair BI, Khaled RA, Sami AA, Mohamed KA, Jaafar A,

et al. Induction of Diabetes Mellitus in Rats Using Intraperitoneal

Streptozotocin : A Comparison between 2 strains of rats. European Journal

of Scientific Research. 2009; 32(3):398-402.

41. Simonovska B, Vovk I, Andrensek S, Valentova K, Ulrichova J.

Investigation of phenolic acids in yacon (Smallanthus sonchifolius) leaves

and tubers. J. Chromatogr. A, Amsterdam, 2003; 1016, p. 89-98.

42. Flori RS, Hari H. Insulin Leaves (Smallanthus sonchifolius) Dry Extract

Improves Blood Glucose and Lipid Profile in Aloxan-Induced Rat. Asian

Jr. Of Microbiol. Biotech. Env. 2015: 17(1): 1-4

43. Cooperstein SJ, Lazarow A, Watkins D. Effect of alloxan on permeability

of pancreatic islet tissue in vitro. 2008. Available from :

http://ajplegacy.physiology.org/cgi/content/abstract/207/2/436

44. Natalia CH, Stella MH, Susana BG, Sara SS. Hypolipidemic effect of

Smallanthus sonchifolius (yacon) roots on diabetic rats. J. Chemico-

Biological interaction. 2011; 194: 31-39.

45. Voet, D Voet JG, Pratt CW. Fundamentos de Bioquimica. Artmed, Porto

Alegre. 2011; pp. 931.

Page 75: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

61

46. Examine [Inetrnet]. Gregory L, dbarvinok, Kurtis F. Yacon : Summary

(All Essential Benefits/Effects/Facts & Information). 2015. [cited 2015

Jun 7]. Available from: http://examine.com/supplements/Yacon/

47. Gilberto OV, Camila PB, Ana AHF. Improvement of biochemical

parameters in type 1 diabetic rats after the roots aqueous extract of yacon

[Smallanthus sonchifolius (Poepp.& Endl.)] treatment. J. Food and

Toxicology. 2013; 59: 256-260.

Page 76: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

62

LAMPIRAN 1

Gambar Proses Penelitian

Gambar 7.1 Kondisi Animal House

Gambar 7.2 Kondisi kandang tikus

Gambar 7.3 Proses membersihkan

kandang tikus

Gambar 7.4 Pengambilan darah untuk

tes GDS

Gambar 7.5. Tes GDS

Gambar 7.6 Proses pembakaran

Page 77: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

63

Gambar 7.7 Anestesi tikus

menggunakan ether

Gambar 7.8 Pengukuran BB

menggunakan timbangan digital

Gambar 7.9 Pengukuran pH buffer

sitrat

Gambar 7.10 Na sitrat yang akan

dijadikan buffer sitrat

Gambar 7.11 Penyuntikan STZ

intraperitoneal

Gambar 7.12 Spektrofotometer

Page 78: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

64

Gambar 7.13 Reagen Kolesterol

Gambar 7.14 HDL precipitating reagen

Gambar 7.15 Mesin oven

Gambar 7.16 Mesin autoklaf

Gambar 7.17 Tes HDL plasma

Gambar 7.18 Sacrifice

Page 79: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

65

Gambar 7.19 Pengambilan darah dari

vena cava

Gambar 7.20 Larutan Sukrosa

Gambar 7.21 Streptozotosin

Gambar 7.22 Neraca analitik

Gambar 7.23 Vortex

Gambar 7.24 Sentrifuge

Page 80: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

66

Gambar 7.25 Penghancuran daun

insulin menggunakan blender

Gambar 7.26 Serbuk hasil blender

Gambar 7. 27 Proses pengadukan

menggunakan hot stirer

Gambar 7.28 Proses penyaringan

Gambar 7.29 Evaporator

Gambar 7.30 Maltodextrin 250 mg

Page 81: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

67

Gambar 7.31 Proses sonde ekstrak

Gambar 7. 32 Ekstrak kering daun

insulin

Page 82: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

68

LAMPIRAN 2

SURAT KETERANGAN SEHAT HEWAN

Gambar 7.33 Surat keterangan sehat hewan

Page 83: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

69

LAMPIRAN 3

HASIL DETERMINASI / IDENTIFIKASI BAHAN UJI

Gambar 7.34 Surat identifikasi bahan uji

Page 84: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

70

LAMPIRAN 4

PERHITUNGAN DOSIS

1. Induksi Streptozotocin (STZ)

Dari hasil pengukuran BB tikus, rerata BB adalah 250 gram. Jika tikus 260

gram, STZ yang dibutuhkan sebanyak :

x =

= 14,3 mg per tikus dengan BB 260 gram.

Setiap hari tikus yang disuntik adalah 14 ekor, maka

= 14 ekor x 14,3 mg

= 200,2 mg

STZ akan dimasukkan seminimal mungkin dengan kadar 0,1 mL buffer.

Jika yang dibutuhkan 200,2 mg STZ, maka buffer yang dibutuhkan adalah:

x =

x = 3,64 mL buffer per 14 tikus

2. Pemberian ekstrak Smallanthus sonchifolius

a. Dosis 100mg/kgBB

Untuk 20 ekor tikus = 20 x 300 g (BB) x

= 600 mg

Dilarutkan dalam aquades steril:

x =

x = 6 mL

Page 85: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

71

Jadi, untuk melarutkan 600 mg ekstrak daun insulin dibutuhkan

aquades sebanyak 6 mL.

b. Dosis 300mg/kgBB

Untuk 20 ekor tikus = 20 x 300 mg (BB) x

=1200 mg

Dilarutkan dalam aquades steril

x =

x = 12 mL

Jadi, untuk melarutkan 1200 mg ekstrak daun insulin dibutuhkan

aquades sebanyak 12 mL.

Page 86: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

72

0.0

50.0

100.0

150.0

200.0

250.0

N D D+Ss 100 mg D+Ss 300 mg

HD

L (

mg/

dl)

LAMPIRAN 5

HASIL UJI STATISTIK

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes

dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan

terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4), * = p<0,05, # = p>0,05

Grafik 7.1 Uji T-Independen Kadar HDL

Grafik 7.2 Uji post hoc berat badan

# #

#

*

#

Page 87: EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29499/1/Hapsari... · Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan

73

Tabel 7.3 Rata-rata GDS Selama 28 hari

Sampel Hari 1

% Selama28hari

Hari 28 (Hari 28-Hari 1)/Hari1*100%

N 83.3 103 23,6% (naik)

D 481.3 533.3 10,8% (naik)

D+Ss 100 mg 539.3 496.3 7,9 % (turun)

D+Ss 300 mg 519 548.9 5,8% (naik)

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes

dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan

terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)