efek antihiperglikemik ekstrak etanol suruhan …digilib.unila.ac.id/55570/3/skripsi tanpa bab...

49
EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SURUHAN (Peperomia pellucida (L.) Kunth) TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS SPERMATOZOA MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI ALOKSAN (Skripsi ) Oleh Risky Amellia Mandasari JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2019

Upload: lamminh

Post on 16-May-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SURUHAN(Peperomia pellucida (L.) Kunth) TERHADAP KUALITAS DAN

KUANTITAS SPERMATOZOA MENCIT (Mus musculus L.) YANGDIINDUKSI ALOKSAN

(Skripsi )

Oleh

Risky Amellia Mandasari

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG2019

ABSTRAK

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SURUHAN(Peperomia pellucida (L.) Kunth) TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS

SPERMATOZOA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Oleh

Risky Amellia Mandasari

Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan kenaikan jumlah kadar guladarah dalam tubuh (hyperglikemia). Diabetes Mellitus sebagai penyakit metabolik dapatterjadi karena adanya kelainan pada sekresi insulin. Hal ini mengakibatkan adanya gangguansistematis serta fungsional bagi kaum pria yaitu gangguan pada sistem reproduksi terutamapada kualitas sperma yang buruk, serta terjadinya infertilitas pada pria. Penelitian inibertujuan menguji efektifitas ektrak etanol tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida [L.]Kunth) terhadap kualitas dan kuantitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.) yangdiinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari5 kelompok perlakuan dengan masing-masing 5 ulangan. Kelompok K- diinduksi aloksandengan dosis 150 mg/kg BB 3 kali dalam 6 hari tanpa pemberian bahan uji, kelompok K+diinduksi aloksan dengan dosis 150 mg/kg BB 3 kali dalam 6 hari dan diberi glibenclamiddengan dosis 0,65 mg/kg BB selama 35 hari, Kelompok P1, P2 dan P3 diinduksi aloksan 150mg/kg BB 3 kali dalam 6 hari kemudian diberikan ekstrak etanol suruhan dengan dosis P1:56 mg/kg BB, P2: 112 mg/kg BB, dan P3: 168 mg/kg BB selama 35 hari. Data yangdiperoleh dianalisis dengan One-way ANOVA dan dilanjutkan BNT pada taraf nyata 5%.Hasil menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol suruhan dapat meningkatkan motilitas,viabilitas, morfologi normal dan jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi aloksan.

Kata Kunci : Spermatozoa, Peperomia pellucida [L.] Kunt, Diabetes mellitus, Aloksan

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SURUHAN (Peperomiapellucida (L.) Kunth) TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS

SPERMATOZOA MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Oleh

RISKY AMELLIA MANDASARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh GelarSARJANA SAINS

Pada

Jurusan BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG2019

v

RIWAYAT HIDUP

Risky Amellia Mandasari dilahirkan di Lampung Barat,

pada tanggal 27 Februari 1997. Penulis merupakan anak

kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sudiarto

dan Ibu Mumainatun.

Penulis menempuh pendidikan pertama di Taman

Kanak-Kanak Anggun Lampung Barat dari tahun 2002

dan lulus pada tahun 2003, Sekolah Dasar Negeri 2 Trimulyo, Gedung Surian,

Lampung Barat dari tahun 2003 hingga tahun 2009. Penulis melanjutkan Sekolah

Menengah Pertama di SMP N 1 Gedung Surian, Lampung Barat dari tahun 2009

hingga tahun 2012 dan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA N 1

Waytenong, Lampung Barat dari tahun 2012 dan lulus pada tahun 2015. Setelah

lulus di sekolah menengah atas, penulis melanjutkan ke Perguruan Tinggi sebagai

mahasiswi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN) tertulis pada tahun 2015.

Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Genetika. Penulis Terdaftar sebagai anggota Bidang Kaderisasi pada Himpunan

Mahasiswa Biologi (HIMBIO) Fakultas MIPA pada periode 2016-2018 dan

vi

menjadi Koordinator Dana dan Usaha pada Pekan Konservasi sumber Daya Alam

(PKSDA) KE-21 Mahasiswa Biologi (HIMBIO) Fakultas MIPA Universitas

Lampung. Penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) di Balai Veteriner Lampung

pada bulan Januari 2018 dan telah menyelesaikan Laporan Kerja Praktik dengan

Judul “Pemeriksaan Nekropsi Makropatologi Kucing Anggora (Felis Catus)

yang Terinfeksi Feline Urologyc Syndrom (Fus) di Laboratorium Patologi

Balai Veteriner Lampung ”. Penulis juga telah melaksanakan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Desa Candra Mukti, Kecamatan Tulang Bawang Tengah,

Kabupaten Tulang Bawang Barat pada bulan Juli tahun 2018. Terakhir, penulis

melaksanakan kegiatan penelitian di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung pada

bulan September hingga November 2018.

Dengan segala rasa syukur dan penuh perjuangan dalam proses pembelajaran

yang ditempuh, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Pendidikan Stara 1 (S1) di

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lampung.

MOTTO

“Hendaklah engkau semakin semangat melakukan apa yang bermanfaat untukdirimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan

janganlah engkau merasa lemah”

( HR. Muslim )

“Saat Masalahmu jadi terlalu berat untuk ditangani, beristirahatlah dan hitungberkah yang sudah kau dapatkan”

“Lakukan yang terbaik, sampai kita tidak bias menyalahkan diri sendiri atassemua yang terjadi”

( Magdalena Neuner )

Maka sesungguhnya Bersama kesulitan itu ada kemudahan. SesungguhnyaBersama kesulitan itu ada kemudahan”

( QS. Al-Insyirah 5-6 )

“Man Jadda Wajada”

( Barang siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil )

PERSEMBAHAN

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM...

Dengan mengucap rasa syukur kehadirat Allah SWT, yangtelah memberikan rahmat dan ridho-Nya kepadaku untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Ku persembahkan karya kecilku ini kepada :

Ayah dan Ibuku Tercinta

Sudiarto dan Mumainatun

Kakakku tersayang

Faradilla Prima Hesti

Guru-guru, dosen-dosen, dan pembimbingku yang selalumemberikan arahan dan mengajari ku banyak hal.

Kawan-kawan Seperjuanganku

Biologi 2015

Almamaterku tercinta

Universitas Lampung

Dan semua orang-orang baik yang sudah membantu penulishingga tahap sekarang ini.

xi

SANWACANA

Alhamdulillah, Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan

salah satu syarat akademis menempuh pendidikan di Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Skripsi dengan judul “Efek

Antihiperglikemik Ekstrak Etanol Suruhan (Peperomia pellucida [L.]

Kunth) Terhadap Kualitas dan Kuantitas Spermatozoa Mencit (Mus

musculus L.) yang Diinduksi aloksan”.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini masih banyak

kendala dan kekurangan. Namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari

berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang

dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sutyarso, M. Biomed., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah memberi bimbingan, memberikan dukungan, serta kritik dan saran

selama proses penyusunan skripsi.

2. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si., selaku Dosen Pebimbing II yang dengan

sabar memberikan arahan, perhatian, dan berbagi ilmu selama proses

penyusunan skripsi.

xi

3. Bapak Drs. Hendri Busman, M.Biomed., selaku Dosen Pembahas yang

senantiasa memberi masukan dan arahan, serta nasihat yang membangun

dalam proses penyelesaian skripsi.

4. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Hendri Busman, M.Biomed. selaku Pembimbing Akademik.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung yang

telah memberikan ilmu dan pengalamannya yang sangat berharga selama

masa perkuliahan.

8. Orangtua tercinta, Ayahku Sudiarto dan Ibuku Mumainatun yang selalu

memberi doa dan kasih sayang hingga terselesainya skripsi ini.

9. Kakakku Faradilla Prima Hesti yang selalu memberikan dukungan,

nasehat serta mendoakan penulis hingga terselesainya skripsi ini.

10. Agung Irawan, yang selalu memberikan semangat, dukungan, do’a serta

selalu bersabar dalam mendengarkan keluh kesah penulis selama

menyelesaikan skripsi ini.

11. Cahyani Intan Kesuma, Desti Islamy, Eti Purwanti, dan Rohmawati

sebagai partner selama menyelesaikan penelitian skripsi yang penuh

dengan drama, penuh suka cita dan keluh kesah yang selalu menemani,

partner berbagi pengetahuan dan memberikan semangat selama

melaksanakan penelitian skripsi.

xi

12. Sahabat-sahabat tersayang Sasa, Ocha, Tommi, Angel, Dea, Maya, Novi,

yang selalu memberikan dukungan, semangat, saran dan kritik yang

membangkitkan semangat penulis.

13. Mbak Osalia, Mbak Dian dan Mbak Elok yang selalu memberi arahan dan

semangat dalam serta berbagi ilmu dalam pembuatan skripsi ini.

14. Teman-teman Biologi 2015 (Neofelis) atas kebersamaan semasa

perkuliahan, bantuan dan dukungan selama ini.

15. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu dan mempermudah penulis.

16. Serta almamater tercinta Universitas Lampung.

Akhir kata, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan

penyusunan skripsi ini, namun besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 18 Januari 2019

Penulis,

Risky Amellia Mandasari

iii

DAFTAR ISIHalaman

ABSTRAK ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ..................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................. vii

MOTTO ................................................................................................ viii

SANWACANA ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI.......................................................................................... xii

DAFTAR TABEl ................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xv

I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4E. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 4F. Hipotesis ....................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 6A. Pengertian Diabetes Milletus......................................................... 6B. Infertilitas Penderita Diabetes Milletus ......................................... 7C. Sistem Reproduksi Mencit Jantan (Mus musculus L.)................... 8D. Spermatogenesis pada Mencit Jantan (Mus musculus L.) ............. 9E. Morfologi Mencit (Mus musculus L.) ............................................ 10

1. Klasifikasi Mencit (Mus musculus L.) ...................................... 102. Deskripsi Mencit (Mus musculus L.) ........................................ 11

F. Suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) ................................... 131.Klasifikasi Tumbuhan Suruhan ................................................. 132.Deskripsi Tumbuhan................................................................... 143.Kandungan Senyawa Kimia ....................................................... 15

xiii

G. Glibenclamid ................................................................................. 15

III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 17A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 17B. Bahan dan Alat ........................................................................... 17

1. Bahan - bahan Penelitian ....................................................... 172. Alat – alat Penelitian .............................................................. 18

C. Metode Penelitian........................................................................ 19D. Alur Penelitian ............................................................................ 20E. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 21

1. Pembuatan Ekstrak Tumbuhan Suruhan ................................. 212. Pemeliharaan Hewan Uji ....................................................... 223. Induksi Aloksan pada Hewan Uji ........................................... 224. Pemberian Ekstrak Suruhan .................................................... 235. Pengukuran Berat Badan Menncit ......................................... 236. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah ........................................ 247. Pembedahan Hewan Uji.......................................................... 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 28A. Kadar Glukosa Darah Mencit .................................................... 28B. Jumlah Spermatozoa Mencit ...................................................... 30C. Motilitas Spermatozoa Mencit ................................................... 32D. Viabilitas Spermatozoa Mencit .................................................. 35E. Morfologi Spermatozoa Mencit ................................................. 37

V. SIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 41A. Simpulan ....................................................................................... 41B. Saran ............................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 42LAMPIRAN .......................................................................................... 46

DAFTAR TABELHalaman

Tabel 1. Data Biologis Mencit di Laboratorium .................................... 12

Tabel 2. Kelompok Perlakuan ................................................................ 20

Tabel 3. Kadar Glukosa Darah Mencit Setelah Induksi Aloksan danSetelah Perlakuan Ekstrak Etanol Suruhan. ............................. 28

Tabel 4. Persentase Jumlah Spermatozoa Mencit Setelah InduksiAloksan dan Setelah Perlakuan Ekstrak Etanol Suruhan. ........ 30

Tabel 5. Persentase Motilitas Spermatozoa Mencit Setelah InduksiAloksan dan Setelah Perlakuan Ekstrak Etanol Suruhan. ........ 32

Tabel 6. Persentase Viabilitas Spermatozoa Mencit Setelah InduksiAloksan dan Setelah Perlakuan Ekstrak Etanol Suruhan. ........ 34

Tabel 7. Persentase Morfologi Abnormal Spermatozoa MencitSetelah Induksi Aloksan dan Setelah Perlakuan EkstrakEtanol Suruhan. ........................................................................ 36

DAFTAR GAMBARHalaman

Gambar 1. Morfologi Mencit (Mus musculus L) ................................... 11

Gambar 2. Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth)

............................................................................................... 14

Gambar 3. Alur Penelitian ..................................................................... 20

Gambar 4. Morfologi Abnormal Spermatozoa Mencit Tidak MemilikiKepala atau Ekor ................................................................. 37

Gambar 5. Morfologi Abnormal Spermatozoa Mencit Sperma LeherBengkok ................................................................................ 38

Gambar 6. Morfologi Abnormal Spermatozoa Mencit Sperma EkorMenggulung .......................................................................... 38

Gambar 7. Morfologi Abnormal Spermatozoa Mencit Sperma KepalaTidak Beraturan .................................................................... 38

Gambar 8. Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunht)............................................................................................... 58

Gambar 9. Pembuatan Ekstrak Etanol Suruhan ..................................... 58

Gambar 10. Pelet Pakan Mencit.............................................................. 58

Gambar 11. Aloksan ............................................................................... 59

Gambar 12. Pengukuran Kadar Glukosa Darah...................................... 59

Gambar 13. Pengambilan Epididimis Mencit ......................................... 60

Gambar 14. Pembuatan Suspensi Spermatozoa Mencit.......................... 60

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gaya hidup serta pola makan yang tidak sehat seiring dengan perkembangan

zaman menjadi salah satu faktor penyebab kenaikan jumlah penderita Diabetes

Militus (DM) setiap tahunnya. Tidak memandang usia, penyakit diabetes

menyerang usia tua diatas 50 tahun maupun muda sekitar 20-30 tahun dan

masih produktif. Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health

Organization (WHO) tahun 2003 penderita diabetes mencapai 200 juta lebih

orang di dunia. Dengan jumlah penderita diabetes yang cukup banyak,

Indonesia sebagai negara berkembang mendapat urutan ke-4 di dunia setelah

India, Cina, dan Amerika serikat (Soegondo et al., 2009).

Diabetes Militus merupakan penyakit yang ditandai dengan kenaikan jumlah

kadar gula darah dalam tubuh (hyperglikemia). DM sebagai penyakit metabolik

dapat terjadi karena adanya kelainan pada sekresi insulin, gangguan kerja

insulin yang mengakibatkan komplikasi kronik (Parkeni, 2011).

Diabetes Militus termasuk salah satu penyakit kronik dengan proses

penyembuhan bertahap dan cukup lama karena menyerang organ. Hal ini

2

mengakibatkan adanya gangguan sistematis serta fungsional beberapa organ di

dalam tubuh. Dampak yang ditimbulkan penyakit tersebut bagi kaum pria yaitu

adanya gangguan pada sistem reproduksi terutama pada kualitas sperma yang

buruk serta terjadinya infertilitas pada pria (Suyono S, 2005)

Infertilitas pada pria dipengaruhi oleh menurunnya hormon reproduksi seperti

kadar testosteron diiringi dengan penurunan kadar LH dan FSH serta

peningkatan stres oksidatif karena radikal bebas. Maka akan memberikan

pengaruh pada proses spermatogenesis yang ditandai dengan kelainan saat

ejakulasi dan penurunan kualitas spermatozoa (Rachman K, 2001).

Hasil penelitian yang telah diuji oleh Manessh et al., (2006) menunjukkan

bahwa penderita penyakit diabetes mellitus mengalami hilangnya fungsi

potensial membran mitokondria dengan kadar Reactive Oxygen Spesies (ROS)

yang tinggi. Selain itu dapat menginduksi kerusakan DNA dan mempercepat

apostosis sel spermatozoa.

Sudah banyak jenis tanaman yang dijadikan sebagai bahan obat tradisional di

Indonesia sejak zaman dulu. Beberapa diantaranya untuk meningkatkan

kesehatan bahkan dalam penyembuhan penyakit (Saifudin, 2011). Pengobatan

Diabetes Millitus dalam kurun waktu yang lama menggunakan obat-obat

sintetis,dapat menimbulkan efek samping. Tumbuhan Suruhan (Peperomia

pellucida [L.] Kunth) adalah salah satu obat tradisional yang biasa digunakan

untuk mengobati sakit perut, sakit kepala, depresi, demam dan kejang-kejang.

Kandungan yang ada didalamnya seperti alkonoid, memiliki aktifitas

3

antiinflamasi (Wijaya dan Monica, 2004), aktifitas antipiretik (Khan et al.,

2008), obat antihipertensi (Nwokocha et al., 2012), flavonoid seperti acacetin,

apigenin, isovitexin dan pellucidatin, pitosterol, yaitu, campesterol,

stigmasterol, dan arylproppanoids. Glikosida jantung, tanin dan antrakuinon

juga telah diisolasi dari tanaman (Nwokocha et al., 2012).

Tanaman suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunt) mengandung senyawa yang

dapat menghambat proses terjadinya oksidasi, sehingga dipercaya dapat

dijadikan sebagai obat. Jumlah Antioksidan di dalam tubuh sangat berpengaruh

sebagai penangkal radikal bebas. Apabila kadar antioksidan di dalam tubuh

menurun dan radikal bebas meningkat, maka tubuh akan memerlukan

antioksidan yang didapat baik dari dalam (endogen) maupun dari luar tubuh

(eksogen) (Widowati, 2011).Selain itu pada tanaman suruhan juga memiliki

aktivitas antidiabetik yang dapat menurunkan kadar glukosa pada tikus yang

telah diinduksi aloksan.

Dari hasil penelitian yang telah diuji oleh Kusumawati et a.,l (2012)

menunjukkan bahwa terdapat penurunan persentase kadar glukosa sebesar

53.44 % dinyatakan tidak berbeda nya ta dengan kontrol positif. Namun sejauh

ini belum ada informasi dan belum ditemukan variasi dosis dari ekstrak

tanaman suruhan sebagai obat herbal yang dapat mengatasi gangguan

reproduksi pria terutama kerusakan spermatozoa pada penderita hiperglikemik

yang diinduksi aloksan. Maka penelitian ini bertujuan untuk melihat variasi

dosis yang tepat dan kualitas spermatozoa dari pemberian ekstrak etanol

tanaman suruhan yang diinduksi aloksan.

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas,maka rumusan masalah ini adalah apakah pemberian

ekstrak etanol tanaman suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) dapat

meningkatkan kualitas dan kuantitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.)

yang diinduksi aloksan.

C. Tujuan Penelitian

Untuk menguji efektifitas ektrak etanol tanaman suruhan (Peperomia pellucida

[L.] Kunth) terhadap motilitas, viabilitas, morfologi normal dan jumlah

spermatozoa mencit jantan (Mus musculus L.) yang diinduksi aloksan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dalam

upaya pengembangan obat herbal untuk penderita diabetes mellitus dan

melindungi terjadinya infertilitas pada pria penderita diabetes mellitus.

E. Kerangka Pemikiran

Diabetes mellitus (DM) terjadi karena adanya kelainan skresi insulin dan

gangguan kerja insulin yang dapat mengakibatkan komplikasi kronik. Hal ini

disebabkan karena adanya kenaikan jumlah kadar gula darah dalam tubuh.

Penderita Diabetess mellitus mengalami gangguan fungsi pada membran

mitokondria karena kadar Reactive Oxygen Spesies (ROS) tinggi

menyebabkan stress oksid atif dan dapat menurunkan antioksidan,

5

menginduksi kerusakan DNA yang mempercepat apostosis sel, sehingga dapat

menurunkan kualitas serta kuantitas sel spermatozoa.

Tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) mempunyai kandungan

senyawa kimia sehingga sering dijadikan sebagai salah satu obat tradisional

yang telah banyak digunakan oleh masyarakat. Kandungan tersebut berupa

alkanoid, kardenolid, tannin, sponin, dan flavonoid. Flavonoid terdiri dari

banyak gugus fenol dalam molekulnya dan merupakan senyawa yang banyak

terdapat pada tumbuhan. Peran aktif senyawa flavonoid dalam tubuh dapan

menanggulangi gangguan fungsi yang diakibatkan oleh adanya radikal bebas,

mencegah kerusakan sel beta pankreas dalam memproduksi

insulin.Tumbuhan suruhan mempunyai aktifitas antihiperglikemik yang dapat

membantu memperbaiki kerukan pada spermatogenesis akibat diabetes

mellitus.

F. Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol

suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) dapat meningkatkan kualitas dan

kuantitas spermatozoa mencit ( Mus musculus L.) yang diinduksi aloksan.

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Diabetes Milletus

Diabetes Militus (DM) di Indonesia dikenal dengan kencing manis dengan

jumlah penderita yang cukup tinggi. Penderita penyakit ini mempunyai kadar

glukosa yang tinggi melebihin kadar normal. Tanda-tanda umum yang dapat

dijumpai yaitu penderita mengkonsumsi makanan secara berlebihan, minum

serta sering buang air kecil (Kawatu et al., 2013). Penyakit metabolik ini

terjadi dalam kurun waktu yang lama dan menahun karena pankreas tidak

bekerja dengan baik dan menghasilkan sedikit insulin atau tubuh yang

mengalami hiperglikemik tidak dapat menggunakan insulin tersebut dengan

efektif.

Insulin sebagai hormon yang bertugas untuk mengatur jumlah kadar gula

dalam darah. Gejala lain yang terjadi yaitu badan lemas, gatal-gatal, mata

mulai kabur serta gangguan pada reproduksi pria seperti saat ereksi (Haida,

2013).

7

Terdapat dua tipe Diabetes mellitus, tipe pertama yaitu IDDM (Insulin

dependent diabetes mellitus) disebabkan adanya destruksi sel-sel beta pada

pankreas oleh proses autoimun. Di Indonesia banyak usia yang relatif masih

muda menderita diabetes mellitus tipe satu dengan rentan umur 25-64 tahun.

Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan insulin. Tipe

kedua yaitu NIDDM (non insulin dependent diabetes mellitus) ditandai

dengan kenaikan kadar glukosa darah deengan konteks penolakan

insulin,dimana jumlah insulin tidak dapat menanggapi respon insulin lemak,

otot dan sel hati (Mansjoer, 2000).

B. Infertifitas Penderita Diabetes mellitus

Diabetes mellitus menjadi salah satu penyebab utama tingkat kesuburan

(fertilitas). Dari kasus riwayat penyakit yang menyebabkan infertilitas pria,

persentase pengaruh DM pada kesuburan pria mencapai 50 %. Hal ini terjadi

pada pasagan suami istri dengan tingkat persentase 15 %. Diabetes mellitus

mempengaruhi fungsi reproduksi pria pada kualitas dan kuantitas sperma.

Tahapan spermatogenesis menjadi terganggu akibat kontrol endokrin

spermatogenesis, proses spermatogenesisnya sendiri, maupun pengaruhnya

dalam menimbulkan disfungsi ereksi. Pada penderita diabetes melitus terjadi

penurunan kadar testosterone secara signifikan disebabkan oleh Reaction

Oxygen Spesies (ROS) dan disertai penurunan LH dan FSH yang juga dapat

merusak DNA serta menginduksi dan mempercepat apostosis sel

8

spermatozoa. terjadi kecacatan fungsi sel Sertoli dan sel Ledyg (Ballester et

al.,2004).

Hilangnya fungsi potensial membrane mitokondria menyebabkan terjadinya

apostosis sel (kematian sel). Energi yang dihasilkan membrane mitokondria

dipakai untuk pergerakan spermatozoa dalam bentuk eneergi mekanik,

sedangkan untuk energi kimia digunakan saat biosistesis (Toelihere,

1985).Kerusakan DNA yang mempercepat apostosis sel sehingga terjadi

penurunan jumlah serta perubahan morfologi sel. Mitokondria berperan dalam

sintesis energi ATP yang dibutuhkan saat motilitas spermatozoa, sehingga

apabila terjadi kerusakan pada membrane ini akan menurunkan motilitas

spermatozoa (Bashandy, 2007).

C. Sistem Reproduksi Mencit Jantan (Mus musculus)

Sistem reproduksi pada mencit terdiri dari satu pasang testis untuk

menghasilkan sperma dan testosteron, kantong skrotum, kelenjar asesoris

berfungsi untuk menyalurkan sperma, epididimis, vas deferens, uretra dan

penis (Rugh, 1967). Testis sebagai tempat sintesis testosterone berlangsung di

sel ledyg berada pada jaringan interlobular dan fungsi lain testis sebagai

tempat untuk proses spermatogenesis berlangsung dalam tubulus seminiferus.

Testis dan epididimis dipisahkan oleh tunika vaginalis yang dibentuk dari

peritoneum intra abdomen (Junqueira, 2007).

9

Sperma yang diproduksi oleh testis akan berjalan menuju epididimis dan akan

dimatangkan pada bagian kauda epididimis. Epididimis terbentuk dari saluran

berlekuk-lekuk yang disebut dengan ductus epididimis. Strukturnnya

memanjang dari atas sampai bawah bagian testis. Didalam epididimis terdapat

proses pematangan dan penyimpanan spermatozoa. Pengangkutan sperma

menuju uretra melewati saluran vas deferens dibantu dengan saluran ekskresi

vesika seminalis membentuk ductus ejakulatoris (Sheerwood, 2004). Vas

deferens berbentuk tabung dan membentang dari epididimis hingga uretra.

Berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum sperma

dikeluarkan melalui penis. Kelenjar aksesori menghasilkan plasma semen

sebagai cairan nutrisi yang berguna membantu sperma untuk aktif bergerak

(Ganong, 2008).

D. Spermatogenesis pada Mencit Jantan (Mus musculus)

Proses pembentukan sperma disebut dengan spermatogenesis yang terjadi

didalam tubulus seminiferous didalam testis. Tubulus seminiferous berbentuk

seperti tabung dengan dilapisi oleh sel-sel sertoli yang berfungsi untuk tempat

pertumbuhan dari sel sperma. Sperma kemudian disimpan didalam epididimis

sebagai saluran yang menghubungkan antara testis dengan vas deferens.

Jumlah spermatogonia akan bertambah dengan cara membelah diri secara

terus-menerus (Sherwood L, 2001).

10

Spermatogonia pada mencit membutuhkan waktu selama 35,5 hari dalam

beberapa tahapan yaitu poliferasi, tahap pertumbuhan, tahap pematangan dan

tahap transformasi atau spermiogenesis. Hormon yang berperan penting saat

dalam menstimulasi spermatogenesis yaitu hormone follicle stimulating

hormone (FSH) (Junquiera, 2003).

E. Morfologi Mencit (Mus musculus L.)

1. Klasifikasi Mencit ( Mus musculus L.)

Mencit merupakan mamalia yang termasuk ke dalam famili muridae. Menurut

Integrated Taxonomic Information System (ITIS) (2017), mencit dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Divisio : Chordata

Sub divisio : Vertebrata

Classis : Mamalia

Sub Classis : Theria

Ordo : Rodentia

Familia : Muridae

Genus : Mus

Species : Mus musculus L.

11

Gambar 1. Morfologi Mencit (Mus musculus L) (Dokumentasi pribadi)

2. Deskripsi Mencit ( Mus musculus L.)

Mencit (Mus musculus L.) termasuk mamalia pengerat yang berkembang biak

dengan cepat, mudah dipelihara , variasi genetiknya cukup besar serta sifat

anatomi dan fisiologi nya terkarakteristik dengan baik. Mencit yang sering

digunakan dalam penelitian di laboratorium merupakan hasil perkawinan tikus

putih “inbreed” maupun “outbreed”(Tabakoff dan Hoffman, 2000).

Mencit jantan dapat mencapai kematangan seksual dalam usia lima

sampai tujuh minggu, sedangkan pada mencit betina dalam usia tiga

minggu. Seekor mencit dewasa membutuhkan 15 gram makanan dan

12

15 ml minuman dalam satu hari per 100 gram berat badan (Malole &

Pramono 1989).

Mencit sering digunakan dalam berbagai penelitian dalam bidang obat-obatan

dan kosmetik, pemanfaatan hewan percobaan sebagai penelitian didasarkan

atas aktivitas biologisnya. Digunakannya hewan labortorium sebagai

penelitian dengan alasan karena biaya yang dibutuhkan tidak begitu mahal,

efisien dalam waktu,kemampuan repruduksinya yang tinggi dalam waktu

yang singkat serta sifat genetiknya dapat dibuat seragam (Malole dan

Pramono 1989).

Tabel 1. Data biologis mencit di laboratorium

Lama hidupLama buntingUmur disapihUmur dewasaUmur dikawinkanBerat dewasaBerat lahirJumlah anakSuhu (rektal)Konsumsi oksigenVolume darahSel darah merahSel darah putihTrombositHbKecepatan tumbuh

1-2 tshun, bias sampai 3 tahun19-21 hari21 hari35 hari8 minggu (jantan dan betina)20-40 g jantan ; 18-35 g betina0,5-0,1 gramRata-rata 6 bisa 536-390 C (rata-rata 37,90 C)2,38-4,48 ml/g/jam75-80 ml/kg7,7-12,5 X 103/mm3

66,0-12,6 X 103/mm3

150-400 X 103/mm3

13-16/100 ml1 g/hari

(Sumber : Kusumawati, 2004)

13

Mencit dipilih untuk subjek eksperimental sebagai bentuk relevansinya

dengan manusia. Walaupun mencit sebenarnya memiliki struktur anatomi dan

fisik berbeda dengan manusia, tetapi mencit memiliki beberapa ciri fisiologi

dan biokimia yang hampir menyerupai manusia (Syahrin, 2006).

F. Suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth)

1. Klasifikasi Tumbuhan Suruhan

Menurut Majumunder, Pulak, Abraham, Priya & Satya (2011) yaitu:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Subclass : Magnoliidae

Order : Piperales

Family : Piperaceae

Genus : Peperomia

Species : Peperomia pellucida (L.) Kunth

14

2. Deskripsi Tumbuhan

Suruhan merupakan tanaman dari family piperaceae termasuk kedalam

tumbuhan herba dengan kandungan air yang tinggi. Suruhan berasal dari

Benua Amerika dan Asia tepatnya di Amerika Tengah, Amerika Selatan,

dan juga terdapat di Asia Tenggara. Habitat tumbuh dari suruhan yaitu di

tempat-tempat lembab dan hidup sebagai gulma. Karakteristik akarnya

berserabut, batangnya tegak menggantung, lunak dan beruas, berair.

Daunnya tunggal berbentuk lonjong tebal dengan ujung pangkal

tumpultapi rata. Panjangnya mencapai 1-4 cm dan lebar 2-5 cm,

mengkilap jernih berwarna hijau kekuningan. Tepi daun rata dengan

permukaan yang lunak, dan berwarna hijau. Bunganya majemuk

berbentuk bulir tanpa perhiasan bunga berwarna hijau,yang terdapat di

ketiak daun atau di ujung batang.Buahnya berbentuk bulat kecil dan

berwarna hijau sedangkan bijinya berwarna hitam dank eras (Wagner,

Herbest & Sohmer, 1999).

Gambar 2. Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth)

(Sumber: Indriya, 2017)

15

3. Kandungan Senyawa Kimia

Tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth) merupakan salah

satu kekayaan hayati di Indonesia yang banyak memiliki manfaat dan

khasiat dalam menyembuhkan peneyakit. Terdapat berbagai macam

kandungan kimia yang ada didalamnya seperti flafonoid, alkaloid,

kardenolid, saponin dan tannin, memiliki aktifitas antiinflamasi, aktifitas

antipiretik, antiperthensi . Suruhan juga mengandung beberapa zat yang

diperlukan oleh tubuh seperti serat, protein, karbohidrat dan lemak.

mineral didalam suruhan yaitu kalsium, magnesium, kalium, natrium,

mangan dan zat besi (Egwuche, Odetola & Erukainure, 2011).

G. Glibenclamid

Glibenclamid merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar gula

darah bersifat hipoglikemik pada penderita Diabetes Mellitus tipe II. Pada

generasi pertama glibenclamid terdiri atas tolbutamide, klorpopamid, dan

asetoheksimid. Obat ini membantu melepaskan insulin dengan menstimulasi

sel beta pankreas, merangsang sekresi hormon insulin dari granul sel beta

pankreas. Beberapa efek samping yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi

obat ini yaitu timbulnya gangguan pencernaan, gangguan sistem saraf pusat

dengan frekuensi yang ringan dan rendah. Penggunaan obat dalam jangka

16

Panjang dapat meningkatkan berta badan, bila pemberian obat dihentikan,

obat akan bersih dari serum dalam waktu 36 jam (Soegondo, 2005).

17

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2018. Pembuatan

ekstrak tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) dilaksanakan di

Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Lampung.

Pemeliharaan mencit sebagai hewan uji, penginduksian aloksan, pemberian

ekstrak etanol suruhan pada mencit, pembedahan mencit dan pengamatan kualitas

serta kuantitas spermatozoa mencit dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan

Biologi FMIPA, Universitas Lampung.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan-bahan Penelitian

Adapun bahan-bahan yang diperlukan pada penelitian ini yaitu sebagai hewan uji

menggunakan mencit jantan (Mus musculus L), yang berasal dari Balai

Penyelidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Lampung regional III, dengan

rentan usia 2-3 bulan dan berat badan 30-40 gram. Tumbuhan yang diujikan yaitu

berasal dari akar, batang dan daun tumbuhan suruhan (Peperomia

18

pellucida [L.] Kunth) yang diperoleh dari sekitaran FMIPA, Universitas

Lampung, induksan diabetes menggunakan aloksan monohidrat, kloroform,

kapas. Dan menggunakan obat antidiabetes yaitu glibenclamid sebagai

pembanding. Bahan yang digunakan untuk perawatan mencit yaitu pakan mencit

(pellet), air minum dan sekam padi yang digunakan sebagai alas mencit. Bahan

yang digunakan untuk pembuatan ekstrak etanol suruhan (Peperomia pellucida

[L.] Kunth) menggunakan etanol 96 %, aquabidest. Untuk pengamatan

spermatozoa bahan yang diperlukan yaitu larutan ringer, aquadest yang digunakan

untuk menjaga agar spermatozoa tetap hidup, dan asam asetat.

2. Alat-alat penelitian

Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah untuk perlakuan

digunakan 30 kandang mencit beserta tempat makan dan minum, 2 buah sonde

untuk memberikan ekstrak etanol suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) dan

larutan glibenclamid terhadap mencit secara oral, alat uji glukosa darah beserta

strip uji glukosa darah, spidol untuk menandai jumlah ulangan, timbanngan

digital untuk menimbang berat badan mencit, serta jarum suntik untuk mengambil

darah mencit. Alat untuk menghitung spermatozoa mencit menggunakan

hemasitometer, mikroskop dan kamera, guntung, objek gelas. Alat untuk proses

pembuatan ekstrak suruhan gelas ukur, beker glass, Erlenmeyer, batang

pengaduk, corong, kertas saring, mesin penggiling, aluminium foil, botol, kulkas

19

untuk menyimpan hasil maserasi, dan evapator yang digunakan untuk proses

evaporasi pembuatan ekstrak etanol suruhan.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan

rancangan penelitian yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jumlah ulangan

dilakukan berdasarkan dengan rumus Frederer (1983) yaitu (t-1) (n-1) ≥ 15, t

menandakan jumlah perlakuan dan n merupakan jumlah ulangan.

(5 - 1) (n - 1) ≥ 15

4 n – 4 ≥ 15

4 n ≥ 19

n ≥ 4.75

Berdasarkan pertimbangan rumus tersebut, menggunakan 5 kelompok perlakuan

dan masing-masing kelompok terdiri dari 6 kali ulangan yang dilakukan selama

35 hari dengan perlakuan seperti pada tabel berikut :

20

Tabel 2. Kelompok Perlakuan

Kelompok Keterangan Jumlah

Kontrol Positif Mencit yang ddiinduksi aloksan dan diberi

glibenclamid dengan dosis 0,65 mg/kg BB/hari

6

Kontrol Negatif Mencit hanya diinduksi aloksan, tanpa diberikan

ekstrak tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida [L.]

Kunt).

6

P1 Mencit diinduksi aloksan dan diberi ekstrak suruhan

dengan dosis 56 mg/kg BB/hari

6

P2 Mencit diinduksi aloksan dan diberi ekstrak suruhan

dengan dosis 112 mg/kg BB/hari

6

P3 Mencit diinduksi aloksan dan diberi ekstrak suruhan

dengan dosis 168 mg/kg BB/hari

6

D. Alur Penelitian

Gambar 3. Alur Penelitian

1. Mencit (Mus musculus L) berumur 2-3 bulan, berat badan berkisar

30-40 gram

2. Adaptasi pakan standar (ad libitum)

3. Induksi aloksan, pemberian dilakukan sebanyak 3 kali dalam 6

hari dan untuk melihat pengaruh aloksan, dilakukan optimasi

larutan secara sub kutan.

5. Pemngambilan sampel spermatozoa mencit

4. Penentuan dosis dan pemberian ekstrak tumbuhan suruhan

(Peperomia pellucida [L.] Kunt) dan glibenclamid

21

E. Pelaksanaan Penelitian

1. Pembuatan Ekstrak Tumbuhan Suruhan

Tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) yang diambil dari

sekitaran FMIPA, Universitas Lampung dicuci bersih pada air yang

mengalir untuk mengjhilangkan kotoran yang menempel pada tumbuhan

kemudian untuk mensterilkan, dibilas menggunakan aquadest agar

menghilangkan mikroba yang menempel pada tumbuhan tersebut. Setelah

itu tumbuhan dikering anginkan pada suhu ruang sampai air pada

permukaan tumbuhan mengering. Tumbuhan dihancurkan menggunakan

mesin penggiling. Tumbuhan yang sudah hancur dimasukkan kedalam

beker glass, dilakukan ekstraksi menggunakan etanol 96 % sampai

tumbuhan terendam seluruhnya kedalam etanol 96%.

Campuran larutan tersebut didiamkan selama 1 x 24 jam, dan dibiarkan

dalam suhu ruang yang tidak terpapar sinar matahari sambal diaduk-aduk.

Perendaman menggunakan etanol 96 % dilakukan berulang sampai

tumbuhan suruhan tersebut tidak berwarna. Metode yang digunakan untuk

ekstraksi yaitu metode maserasi.

Hasil maserasi tersebut selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas

saring dan diambil filtratnya. Filtrat yang telah didapat selanjutnya di

masukkan ke dalam rotary evaporator pada suhu 50o C di Laboratorium

22

Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Lampung hingga

didapat ekstrak pekat dari tumbuhan suruhan pada proses evaporasi ini.

Selanjutnya ekstrak suruhan disimpan di dalam botol dan ditutup rapat.

2. Pemeliharaan Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan di dapat adalah mencit jantan (Mus musculus )

berusia 2-3 bulan dengan berat badan antara 30-40 gram yang diperoleh

dari Balai Penyelidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Lampung

regional III sebanyak 35 ekor yang dikelompokkan dalam 5 kelompok

percobaan. Masing-masing kelompok percobaan terdiri dari 6 ekor mencit

sesuai dengan rancangan percobaan. Masing-masing mencit di pelihara di

kandang dengan alas sekam dan diberi makan pellet secara ad libitum

(sampai kenyang) serta diberi air minum di dalam botol setiap hari.

3. Induksi Aloksan pada Hewan Uji

Aloksan berfungsi agar mencit berada pada kondisi hiperglikemik. Untuk

mengetahui berat badan mencit percobaan, dilakukan penimbangan berat

badan mencit menggunakan timbangan digital untuk menentukan jumlah

aloksan yang akan diinduksikan. Dosis aloksan yang digunakan adalah

150 mg/kgBB dibuat dalam bentuk larutan dengan mencampurkan NaCl

0,9 %. Untuk mengetahui kadar gula pada masing-masing mencit, maka

23

mencit harus dipuasakan dalam waktu 8 jam.Aloksan diinduksikan setelah

2 jam pemeriksaan kadar gula mencit yang dilakukan sebanyak 2 hari

sekali selama 6 hari.

4. Pemberian Ekstrak Suruhan

Pada hari ke 6 setelah hewan uji selesai diinduksi aloksan selanjutnya

diberikan ekstrak tumbuhan suruhan yang dilakukan secara peroral

menggunakan sonde lambung. Dalam kurun waktu 35 hari atau satu

periode siklus spermatogenesis. Hewan uji diberikan ekstrak suruhan

secara terus menerus setiap hari dengan dosis yang berbeda-beda sesuai

dengan kelompok percobaan. Ekstrak diberikan dalam volume maksimum

pemberian ekstrak pada mencit dengan cara per oral yaitu 1 % berat

badan.

5. Pengukuran Berat Badan Mencit

Selama 35 hari percobaan ,berat badan mencit ditimbang pada hari ke-1,

hari ke-6 dan hari ke-35 pada seluruh mencit kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan. Hasil pengukuran berat badan dicatat dan

dibandingkan antar kelompok perlakuan.

24

6. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah

Pengukuran kadar glukosa darah mencit dalam penelitian ini dilakukan

sebanyak 3 kali. Pengukuran awal bertujuan untuk mengetahui kadar

glukosa mencit sebelum diinduksi aloksan, kemudian disebut sebagai hari

ke-1. Pengukuran kadar glukosa kedua dilakukan 2 hari setelah diinduksi

aloksan untuk mengetahui keberhasilan mencit dalam kkkondisi

hiperglikemik. Pengukuran selanjutnya dilakukan setelah mencit diberikan

ekstrak suruhan untuk mengetahui keberhasilan dari perlakuan yang

diberikan.

Pengambilan darah mencit dilakukan dari pembuluh darah vena ekor

mencit dengan memotong sedikit bagian ujung ekor. Pengukuran kadar

gula darah menggunakan glucometer strips, dengan meneteskan darah

pada kontak sensor glucometer strips .

7. Pembedahan Hewan Uji

Mencit (Mus musculus) yang telah diberi perlakuan selama 35 hari, diberi

kloroform menggunakan kapas sebelum dilakukan nekropsi, kemudian

dipreparasi dengan cara dislokasi leher, selanjutnya mencit dibedah

dengan menggunakan peralatan bedah. Spermatozoa diambil melalui

kauda epididimis dengan menekan dan menyayat secara perlahan

25

menggunakan gunting kecil (Soehadi dan Arsyad, 1983). Kauda

epididimis dimasukkan kedalam gelas arloji yang telah berisi larutan NaCl

0,9 % lalu dihomogenkan sehingga didapat suspensi spermatozoa yang

telah homogen. Setelah itu dilakukan analisis kualitas dan kuantitas

spermatozoa, yaitu dengan menghitung jumlah spermatozoa, motilitas

spermatozoa, viabilitas spermatozoa, dan morfologi spermatozoa.

a. Perhitungan Jumlah Spermatozoa

Alat yang digunakan untuk menghitung jumlah spermatozoa adalah

hemositometer. Suspensi spermatozoa diambil 10 μL disisipksn

kedalam slide hemositometer, setelah itu ditutup dengan gelas penutup.

Kemudian diamati dibawah mikroskop. Untuk menghitung jumlah

spermatozoa, digunakan rumus sebagai berikut :

jumlah sel/mL = jumlah spermatozoa (n) x 104 x pengenceran. (Bijanti

et al., 2002).

b. Pengamatan Motilitas Spermatozoa

Suspensi spermatozoa diambil sebanyak 10 μL disisipkan kedalam

slide hemositimeter, kemudian dihitung persentase spermatozoa yang

bergerak dan tidak bergerak dalam slide hemositometer menggunakan

mikroskop. Untuk menentukan persentase tersebut, dapat digunakan

rumus sebagai berikut (Astuti, 2009) :

26

Persentase spermatozoa (%) =

X 100

c. Pengamatan Viabilitas Spermatozoa

Suspensi spermatozoa diambil sebanyak 10 μL diteteskan diatas gelas

objek dan ditambahkan iosin dikering anginkan, kemudian ditutup

dengan cover glass dan diamati menggunakan mikroskop dengan

perbesaran 400 x. Untuk menentukan persentase jumlah spermatozoa

yang hidup, dapat digunakan rumus sebagai berikut (Astuti, 2009) :

Persentasi spermatozoa (%) =

X 100

d. Morfologi Spermatozoa

Suspensi spermatozoa diambil satu tetes dan diteteskan diatas gelas

objek lalu dibuat sediaan oles dengan menggeserkan gelas objek lain

diatasnya, kemudian dikeringkan dan difiksasi menggunakan etanol 96

% selama 5 menit, setelah itu diwarnai menggunakan larutan giemsa

dan didiamkan selama 30 menit. Dibersihkan di air mengalir dan

diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400 x. Untuk

menentukan persentase morfologi spermatozoa, dapat digunakan

rumus sebagai berikut (Astuti, 2009):

∑ spermatozoa bergerak∑ spermatozoa bergerak dan tidak bergerak

∑ spermatozoa hidup∑ spermatozoa hidup + mati

27

Persentasi morfologi spermatozoa (%) =

X 100

Spermatozoa mencit normal dapat dilihat bagian kepala (caput), bagian

tengah (middle piece), dan bagian ekor (cauda) (Astuti,2009).

∑ spermatozoa abnormal∑ spermatozoa abnormal + normal

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa

Ekstrak etanol suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) terbukti dapat

meningkatkan motilitas, viabilitas, morfologi normal dan jumlah spermatozoa mencit

(Mus musculus L.) yang diinduksi aloksan.

B. Saran

Perlu dilakukan uji lanjutan mengenai pengaruh ekstrak etanol suruhan (Peperomia

pellucida [L.] Kunth) terhadap histologi tubulus seminiferus mencit (Mus musculus

L.) yang diinduksi aloksan.

42

DAFTAR PUSTAKA

Amalina, 2010. Pengaruh Pemberian Daun Beluntas (Plucea indica L.) Terhadap

Spermatogenesis Mencit. (Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret.

Astusti, A. 2009. Profil Antioxidant Copper, Zinc-Superoxide Dismutase (Cu, Zn,

dan SOD) Pada tubuli Seminiferi Testis Tikus Yang Diberi .Tepung Kedelai

Kaya Isoflavon, Seng ( Zn), dan Vitamin E. http://lemlit. Unila.ac.id/file

arsip 2010. Prossiding Dies Natalis Sussi Astuti FP. Pdf. Diakses September

2017.

Ballester J, Munoz MC, Dominguez J, Rigau T, Guinovart JJ, Rodriguez-Gil JE.

Insulin-dependent diabetes affects testicular function by FSH-and LH-linked

mechanisms. Journal of Andrology 2004; 25

Bashandy, AES, 2007. Effect f Fixed Oil Nigella sativa on Male Fertility in Normal

and Hyperlipidemic Rats. Int. J. Pharmacol 3 : 27-33

Bijanti, R., Partosoewignjo, S., Wahyuni, R. S., danUtomo, B., 2002, Penuntun

Praktik Laboratorium Klinik Veteriner, cetakan ke-3, Laboratorium Patologi

Klinik Veteriner Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.

Cheng, C. Y. 2008. Mollecular Mechanismin Spermatogenesis. Landes Bioscienceand Springer Bioscience+Bussiness Media, LLC., USA.

43

Faranita, O, V, 2009, Kualitas Spermatozoa pada Tikus Wistar Jantan Diabetes

Mellitus. Laporan Akhir Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran. Universitas

Semarang.

Guyton, A.C., and J.E. Hall.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi ke-9. Terjemahan

Setiawan. EGC, Jakarta.

Haida, 2013. Hubungan Empat Pilar Pengendalian DM Tipe 2 Dengan Rerata Kadar

Gula Darah (Skripsi) Departemen Epideminologi Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga, Jawa Timur.

Junqueira, C., J.Carneiro.,& R.O., Kelley.2003. Basic Histology. Edisi ke-11. Boston:

McGraw Hill.

Junqueira, C., J.Carneiro.,& R.O., Kelley.2007.Histologi Basic Histology. Edisi ke -

11.Boston : MeGraw Hill.

Kawatu, C., W. Bodhi dan J. Mongi. 2013. Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Kucing-

Kucingan (Acalypha Indica L.) terhadap Kadar glukosa darah Tikus Putih

Jantan Galur Wistar (Rattus novergicus). PHARMACON Jurnal Ilmiah

Farmasi. 2: 81-85.

Khan, A., M. Rahman., and S. Islam. 2008. Neuropharmacological Effects of

Peperomia pellucida Leaves in Mice. DARU.16:35-40.

Kusumawarni , P., Supriyatna, dan Y. Susilawati. 2012. Aktivitas Antidiabetes Fraksi

Etil Asetat dari Herba Sasaladaan (Peperomia pellucida (L.) Kunth.) dengan

Metode Induksi Aloksan. eJournal Mahasiswa Universitas Padjadjaran. Vol.

(1).

44

Maneesh, M.,H. Jayalakshmi and T.A Singh. 2006. Impaired Hipotalamic-Pituitary-

Gonadal Axix Finction In Men Whit Diabetes Mellitus. Indian Journal of

clinical biochemistry. Vol 21 (1) : 165-168.

Mansjoer A., Triyanti K., Savitri R., Wardhani WI., Setiowulan W., 2000. Kapita

Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi 3. Jakarta : Penerbit : Media Aesculapius

FKUI hal. 530.

Marianne, Yuandani, dan Rosnani. 2011. Antidiabetic Activity from Ethanol Extractof Kluwih’s Leaf (Artocarpus camansi). Jurnal Natural. 11: 64-68.

Nieschlag E, Behre HM, editor. Andrology male reproductive health dysfunction.

2nd ed. Berlin: Springer, 2000: 24-57

Nwokocha, C.R., D.U. Owu., K. Kinlocke., J. Murray., R. Delgoda., K. Thaxter., G.

McCalla., and L. Young. 2012. Possible Mechanism of Action of the

Hypotensive Effect of Peperomiapellucida and Interactions between Human

Cytochrome P450 Enzymes. Medicinal and Aromatic Plants.1:1-5.

Parkeni, 2011. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Milletus Tipe 2 di Indonesia.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.

Rachman K, Beshay E. Diabetes and male sexual function. Sex Reproduction

Medicine, 2001;1/1:29-33

Remzi C, Ali G, Suat A, Kemal N, Ayegul J. Hypotalamic pituitary-gonadal

axis hormones and cortisol in both menstrual phases of women with chronic

fatigue syndrome and effect of depressive mood on these hormrones. BMC

Musculoskelet Disord 2004; 47-51

45

Saifudin, Aziz., Rahayu, Viesa.,Teruna & Hilwan Yuda. (2011). Standardisasi Bahan

Obat Alam. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sherwood L.2001. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC

Sherwood,L.2004. Human Physiology : from cels to systems. 5th ed. Thomson

learning, Inc. Brooks.

Soegondo, S., P. Soewondo., dan I. Subekti.2009. Penataklaksanaan Diabetes

Mellitus Terpadu.Edisi ke2.Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Suyono S. Kecenderungan peningkatan jumlah penyandang diabetes. Dalam buku :

Sidartawan S, editor. Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta : Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005:1

Widowati, W. 2011.Uji Fitokimia dan potensi Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu

Secang (Caesalpinia sappan L.). .JKM. 11: 23-31.

Wijaya, S., dan S.W. Monica.2004. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Herba Suruhan

(Peperomia pellucida L. Kunth) pada Tikus Putih Jantan.Berk.Penel.Hayati.

9:115118.