efek analgesik ekstrak etanol daun zaitun olea...

67
EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN (Olea europaea L.) TERHADAP TIKUS SPRAGUE-DAWLEY YANG DIINDUKSI NYERI DENGAN METODE TAIL IMMERSION Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: Taqiyya Maryam NIM: 11141030000066 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Upload: doanhuong

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN

(Olea europaea L.) TERHADAP TIKUS SPRAGUE-DAWLEY

YANG DIINDUKSI NYERI DENGAN METODE TAIL

IMMERSION

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Taqiyya Maryam

NIM: 11141030000066

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai
Page 3: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai
Page 4: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai
Page 5: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa

tercurah kepada Rasulullah SAW, yang telah menuntun umat manusia dari zaman

jahiliyyah ke zaman yang terang akan pengetahuan seperti sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat

keterlibatan banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan penghargaan dan

ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS selaku Ketua Program Studi

Kedokteran dan Pendidikan Dokter (PSKPD) FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. dr. Nurul Hiedayati, Ph.D. selaku dosen pembimbing I dan Ibu Nurlaely Mida R.,

S.Si, M.Biomed, DMS selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

inspirasi penelitian, arahan dan nasihat kepada penulis sehingga penulis

mendapatkan banyak ilmu baru terkait penelitian yang membantu penulis dalam

proses penulisan skripsi.

4. Bapak Chris Adhiyanto, M.Biomed, Ph.D selaku penanggung jawab riset PSKPD

angkatan 2014, yang telah mendukung dan memberikan solusi terkait masalah

riset.

5. Dosen PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

ilmu pengetahuan sebagai bekal bagi penulis agar menjadi dokter muslim yang

bermanfaat di masyarakat.

6. Laboran MPR, Biokimia dan MPH FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu

Mbak Ayi dan Pak Rahmadi yang telah membantu memfasilitasi akses

laboratorium sehingga penulis dapat menjalankan penelitian dengan baik.

Page 6: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

vi

7. Kedua orang tua penulis, Moh. Dhandhang Purwadi (Ayah) dan Sylva Rijanti

(Ibu), yang mendukung penuh, memotivasi dan mendoakan penulis agar

penulisan skripsi ini dapat segera selesai dengan baik serta membawa manfaat.

8. Adik penulis, Aqila Hanifah, yang selalu ada untuk mendengarkan keluhan

penulis terkait penyusunan skripsi, serta menghibur, memberi saran, dan

memotivasi penulis di saat sulit dan sedih.

9. Teman-teman satu kelompok riset, Nadia Khairunnisa, Fitria Hafidzoh, Carin

Libel Octa Herina, dan Zakiyah Widiyanti yang telah memberikan banyak

bantuan dan dukungan. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk

mengingatkan penulis agar terus semangat dalam menulis skripsi.

10. Sahabat penulis, Nurul Fathimah dan Neti Kurniawati, yang selalu ada untuk

berbagi banyak hal dengan penulis.

11. Sahabat SMA penulis, Putri Qurrotul Aini, teman konsultasi skripsi yang setia

membantu jika penulis mengalami kesulitan dalam penulisan skripsi.

12. Teman-teman satu angkatan PSKPD 2014, yang mendukung penulis selama

proses penulisan skripsi.

13. Semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

pengerjaan skripsi ini yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk perkembangan penelitian

selanjutnya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ciputat, 2 November 2017

Taqiyya Maryam

Page 7: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

vii

ABSTRAK

Taqiyya Maryam. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Efek Analgesik Ekstrak Etanol Daun Zaitun (Olea europaea

L.) terhadap Tikus Sprague-Dawley yang Diinduksi Nyeri dengan Metode Tail

Immersion. 2017.

Latar belakang: Daun zaitun mengandung oleuropein sebagai senyawa fenol utama

yang dapat menghambat kanal kalsium dan menimbulkan analgesia. Tujuan:

Mengetahui efek analgesik ekstrak etanol daun zaitun (OLE) pada tikus Sprague-Dawley

yang diinduksi nyeri dengan metode tail immersion. Metode: 25 ekor tikus Sprague-

Dawley dibagi menjadi 5 kelompok (n = 5): Kelompok kontrol negatif (phosphate

buffered saline (PBS) i.p.), kontrol positif (natrium diklofenak 10 mg/kg i.p.), dan 3

kelompok perlakuan (ekstrak etanol daun zaitun (OLE) 100 mg/kg, 300 mg/kg, dan 500

mg/kg i.p.). Metode tail immersion digunakan untuk menginduksi nyeri pada tikus. Data

berupa durasi waktu antara kontak dengan stimulus termal dan reaksi (periode latensi)

dicatat dalam satuan detik. Hasil: Pemberian OLE meningkatkan rata-rata periode latensi

secara signifikan pada menit ke-30 dan menit ke-60 setelah injeksi (p = 0,001 dan p =

0,045; secara berturut). Persentase analgesik tertinggi dicapai pada menit ke-30 oleh

kelompok yang diberi ekstrak etanol dosis 500 mg/kg (14,04%). Kesimpulan: Ekstrak

etanol daun zaitun memiliki efek analgesik pada tikus.

Kata Kunci: ekstrak etanol daun zaitun (Olea europaea L.), analgesik, tail immersion

ABSTRACT

Taqiyya Maryam. Medical Studies and Medical Education Program. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Effect of Olive Leaf Ethanolic Extract in Pain-Induced

Sprague-Dawley Rats by Tail Immersion Test . 2017.

Background: Olive leaf has oleuropein as the main phenol which could inhibit calcium

channel and induce analgesia. Objective: The aim of this study is to know the analgesic

effect of olive leaf ethanolic extract (OLE) in pain-induced Sprague-Dawley rats by tail

immersion test. Method: 25 Sprague-Dawley rats was divided into 5 groups (n = 5):

Negative control group (phosphate buffered saline (PBS) i.p.), positive control group

(sodium diclofenac 10 mg/kg i.p.), and 3 variable groups (OLE 100 mg/kg, 300 mg/kg,

and 500 mg/kg i.p.). Tail immersion test was used to induce pain in rats. The data was

recorded as duration of thermal stimulus contact time and reaction time was defined

(latency period) in seconds. Result: Administration of OLE could increase the average

of latency period significantly in 30 minutes and 60 minutes after injection (p = 0,001

and p = 0,045, respectively). The highest percentage of analgesic was by administration

of 500 mg/kg i.p. OLE (14.04%) in 30 minutes after injection. Conclusion: Olive leaf

ethanolic extract has analgesic property in rats.

Keywords: olive leaf (Olea europaea L.) ethanolic extract, pain, analgesic, tail

immersion

Page 8: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ..........................................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................................iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................................v

ABSTRAK ......................................................................................................................vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................xii

DAFTAR GRAFIK .........................................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................xiv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................xv

BAB I

PENDAHULUAN .........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................2

1.3 Hipotesis ...................................................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................................3

1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................................3

1.4.2 Tujuan Khusus ...............................................................................................3

1.5 Manfaat penelitian ...................................................................................................3

1.5.1 Bagi Peneliti ..................................................................................................3

1.5.2 Bagi Pendidikan ............................................................................................3

1.5.3 Bagi Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan ................................................4

Page 9: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

ix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 4

2.1 Daun Zaitun (Olea europaea L.) ............................................................................... 4

2.1.1 Karakteristik Umum Zaitun ........................................................................... 4

2.1.2 Kandungan dan Manfaat ................................................................................ 6

2.1.3 Ekstrak Daun Zaitun dan Efek Analgesik ...................................................... 8

2.2 Nyeri ........................................................................................................................10

2.3 Analgesik ................................................................................................................12

2.3.1 Natrium Diklofenak ......................................................................................13

2.4 Uji Nyeri Akut pada Hewan Coba ..........................................................................14

2.4.1 Metode Tail Immersion .................................................................................16

2.5 Kerangka Teori .......................................................................................................18

2.6 Kerangka Konsep ....................................................................................................19

2.7 Definisi Operasional ...............................................................................................20

BAB III

METODE PENELITIAN .............................................................................................22

3.1 Desain Penelitian ....................................................................................................22

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................................22

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ..............................................................................22

3.3.1 Populasi .........................................................................................................22

3.3.2 Sampel ...........................................................................................................22

3.3.3 Kriteria Inklusi ..............................................................................................23

3.3.4 Kriteria Eksklusi ............................................................................................23

3.4 Variabel Penelitian ..................................................................................................23

3.4.1 Variabel Bebas .............................................................................................23

3.4.2 Variabel Tergantung ....................................................................................23

3.5 Alat dan Bahan Penelitian .......................................................................................24

3.5.1 Alat ...............................................................................................................24

3.5.2 Bahan ............................................................................................................24

Page 10: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

x

3.6 Cara Kerja Penelitian .............................................................................................24

3.6.1 Determinasi Daun Zaitun (Olea europaea L.) ............................................24

3.6.2 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Zaitun .....................................................24

3.6.3 Adaptasi Hewan Coba .................................................................................24

3.6.4 Pemberian Perlakuan pada Hewan Coba ....................................................25

3.6.5 Uji Efek Analgesik dengan Metode Tail Immersion ..................................25

3.7 Alur Penelitian .......................................................................................................27

3.8 Analisis Data Statistik ...........................................................................................28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................................29

4.1 Uji Analgesik dengan Metode Tail Immersion ......................................................29

4.1.1 Rata-rata Periode Latensi ............................................................................29

4.1.2 Persentase Analgesik ...................................................................................34

4.2 Keterbatasan Penelitian .........................................................................................36

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................................37

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................37

5.2 Saran ......................................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................38

LAMPIRAN ...................................................................................................................41

Page 11: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Oleuropein Berdasarkan Bagian Zaitun .......................................... 8

Tabel 3.1 Kelompok Penelitian......................................................................................... 23

Tabel 4.1 Rata-rata dan Standar Deviasi Periode Latensi ................................................. 30

Tabel 4.2 Hasil Uji Kruskal-Wallis Rata-rata Periode Latensi berdasarkan Waktu ......... 31

Tabel 4.3 Persentase Analgesik berdasarkan Waktu ........................................................ 35

Page 12: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pohon Zaitun ................................................................................................ 5

Gambar 2.2 Daun Zaitun Tampak Depan dan Belakang ................................................... 6

Gambar 7.1 Daun Zaitun Kering ..................................................................................... 43

Gambar 7.2 Ekstrak Etanol Daun Zaitun ......................................................................... 43

Gambar 7.3 Injeksi Ekstrak Etanol Daun Zaitun ............................................................. 43

Gambar 7.4 Uji Tail Immersion ....................................................................................... 43

Gambar 7.5 Penghitungan dan Pencatatan Periode Latensi ........................................... 43

Page 13: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Uji Mann-Whitney Rata-rata Periode Latensi Menit ke-30 .................32

Grafik 4.2 Hasil Uji Mann-Whitney Rata-rata Periode Latensi Menit ke-60 .................33

Page 14: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Determinasi Ekstrak Daun Zaitun ......................................................41

Lampiran 2 Perhitungan Sampel .....................................................................................42

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ...............................................................................43

Lampiran 4 Perhitungan Dosis........................................................................................44

Lampiran 5 Data Periode Latensi dan Rata-rata Periode Latensi ...................................45

Lampiran 6 Analisis Data Statistik Rata-rata Periode Latensi........................................47

Lampiran 7 Riwayat Penulis ...........................................................................................52

Page 15: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

xv

DAFTAR SINGKATAN

cAMP : Cyclic adenosine monophosphate

COX : Cyclooxygenase

GDP : Guanosine diphosphate

GTP : Guanosine triphosphate

i.p. : Intraperitoneal

NSAID : Nonsteroid anti-inflammatory drugs

OLE : Olive leaf ethanol extract

PGE2 : Prostaglandin

PBS : Phosphate buffered saline

Page 16: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zaitun (Olea europaea L.) merupakan tumbuhan asal Mediterania yang

telah dibudidayakan manusia sejak lebih dari 7000 tahun yang lalu.1 Zaitun

bahkan telah disebutkan beberapa kali dalam Alquran, di antaranya pada surah Al

An’am ayat 99, At-Tin ayat 1-2, Abasa ayat 28, dan An-Nahl ayat 11.

Diriwayatkan dari Umar bin Khattab RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Makan dan berminyaklah dengan zaitun karena ia berasal dari pohon yang

diberkati.” (HR. Tirmidzi).

Produk zaitun utama adalah minyak zaitun yang banyak digunakan sebagai

bahan campuran makanan, sehingga zaitun ditanam secara luas. Selain untuk

kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai ramuan tradisional

untuk mengobati penyakit. Minyak zaitun dicampur dengan jus lemon untuk

mengobati batu empedu. Buah dan daun zaitun kering digunakan untuk

menyembuhkan diare, infeksi sistem respirasi, dan saluran kemih. Daunnya

dimakan sebagai terapi berbagai penyakit saluran pencernaan dan pembersih

mulut. Seduhan ekstrak daun zaitun segar dalam air panas diminum untuk

mengobati hipertensi dan menginduksi diuresis.2

Zaitun yang ditanam di Indonesia sulit menghasilkan buah karena proses

pembungaan dan pemecahan dormansi membutuhkan suhu rendah. Namun

daunnya dapat dihasilkan karena fase vegetatif zaitun tumbuh baik selama

memperoleh suhu hangat dan sinar matahari cukup.3

Oleuropein sebagai kandungan fenol utama berbagai bagian pohon zaitun

diyakini menimbulkan efek terapeutik. Oleuropein terdapat dalam berbagai bagian

pohon zaitun, tetapi kandungan tertinggi ada pada daun zaitun. Berdasarkan

laporan penelitian Esmaeili-Mahani (2010) ekstrak etanol daun zaitun dosis 50

mg/kg, 100 mg/kg, dan 200 mg/kg yang diinjeksikan secara intraperitoneal (i.p.)

memberikan efek analgesik (p < 0,05) pada tikus Wistar yang diinduksi nyeri

dengan metode tail flick serta kandungan oleuropein pada ekstrak tersebut dapat

Page 17: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

2

menghambat kanal Ca2+

. Secara fisiologis ion kalsium berperan pada sensitivitas

terhadap nyeri, dan inhibisi terhadap kalsium menginduksi analgesia.4

Nyeri didefinisikan oleh The International Association for the Study of Pain

(IASP) sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan

disebabkan oleh kerusakan jaringan. Nyeri merupakan manifestasi klinis yang

umum dari beragam penyakit dan berpotensi menurunkan kualitas hidup

penderitanya. Oleh sebab itu penelitian terkait tata laksana terhadap nyeri yang

tepat sangat dibutuhkan.

Metode uji nyeri idealnya dilakukan pada manusia, tetapi sulit terlaksana

akibat kendala etik. Uji nyeri pada hewan pun dianggap sangat perlu dilakukan

untuk pengembangan terapi analgesik yang lebih baik. Uji nyeri dengan hewan

coba berupa tikus dan mencit lebih banyak dilakukan dalam lima tahun terakhir.

Model uji nyeri yang sering digunakan adalah tail flick, yaitu dengan memberikan

stimulus berupa suhu panas pada bagian distal ekor tikus dan menghitung durasi

antara waktu kontak dengan stimulus dan gerak refleks tikus mengangkat ekornya

untuk menghindari stimulus dalam satuan detik (periode latensi). Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah variasi dari tail flick yaitu tail immersion.

Stimulus nyeri diberikan melalui air yang dipanaskan dan dipertahankan pada

suhu konstan, kemudian ekor tikus dicelupkan ke dalamnya. Metode tail

immersion yang menguji nyeri akut ini sederhana, tidak merusak jaringan pada

lokasi pemberian stimulus, hasil dapat dikuantifikasi, serta tidak terpengaruh oleh

pemberian stimulus berulang.5

Adanya potensi efek analgesik daun zaitun, keterbatasan jumlah penelitian

terkait efek analgesik ekstrak daun zaitun, serta kemampuan tumbuh daun zaitun

yang mencukupi di Indonesia merupakan dasar ketertarikan penulis untuk meneliti

efek analgesik ekstrak etanol daun zaitun pada tikus Sprague-Dawley dengan

metode tail immersion.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

Page 18: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

3

Apakah ekstrak etanol daun zaitun (Olea europea L.) memberikan efek analgesik

terhadap tikus Sprague-Dawley yang diinduksi nyeri dengan metode tail

immersion?

1.3 Hipotesis

Ekstrak etanol daun zaitun (Olea europaea L.) memberikan efek analgesik.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui efek analgesik ekstrak etanol daun zaitun (Olea europaea L.)

terhadap tikus Sprague-Dawley yang diinduksi dengan metode tail immersion.

1.4.2 Tujuan Khusus

Mengetahui aktivitas analgesik ekstrak etanol daun zaitun dari perbandingan

rata-rata periode latensi dan persentase aktivitas analgesik.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1.5.1 Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman melakukan penelitian metode eksperimen dan

penerapan terhadap teori yang telah dipelajari selama pendidikan di Program

Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

1.5.2 Bagi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan

pemahaman terkait efek ekstrak analgesik etanol daun zaitun pada tikus yang

diinduksi nyeri dengan metode tail immersion.

Page 19: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

4

1.5.3 Bagi Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan terapi analgesik

alternatif bahan alam pada pelayanan kesehatan, terutama pelayanan primer.

Page 20: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Zaitun (Olea eropaea L.)

2.1.1 Karakteristik Umum Zaitun

Gambar 2.1 Pohon zaitun

Sumber: Dokumen pribadi

Zaitun merupakan tanaman asli daerah Mediterania. Budidaya zaitun juga

berkembang di luar daerah Mediterania, yakni di negara-negara beriklim subtropis

dan bersuhu hangat seperti Amerika Serikat, Australia, Cina dan Afrika Selatan.6

Agar tumbuh dengan baik, zaitun membutuhkan iklim yang kering dan hangat

serta banyak pancaran sinar matahari, namun suhu rendah seperti saat musim

dingin juga diperlukan untuk berbuah. Suhu optimum untuk berbuah dan

berbunga adalah 18-22°C. Suhu di atas 30°C dapat merusak bunga, tetapi pohon

zaitun umumnya dapat bertahan hidup pada suhu yang lebih tinggi. Pohon zaitun

Page 21: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

6

dapat tumbuh dan produktif pada rentang kualitas tanah yang cukup luas, kecuali

pada tanah yang tergenang air, salinitas tinggi, atau terlalu basa (pH > 8,5).7

Di Indonesia zaitun dapat tumbuh dengan baik pada fase vegetatif sepanjang

mendapatkan suhu hangat dan sinar matahari yang cukup. Fase generatif sulit

tumbuh karena membutuhkan suhu rendah untuk pembungaan dan pemecahan

dormansi.3 Maka pohon zaitun di Indonesia cenderung menghasilkan daun dan

jarang menghasilkan buah.

Gambar 2.2 Daun zaitun tampak depan dan belakang

Sumber: Dokumen pribadi

Pohon zaitun adalah tumbuhan evergreen yang dapat hidup dalam jangka

waktu lama hingga mencapai ribuan tahun. Tinggi pohon zaitun dapat mencapai

4-8 meter. Batang mudanya berwarna hijau, dan berubah menjadi abu-abu ketika

tua. Daun zaitun berbentuk lanceolate, oblanceolate atau elips menyempit dengan

panjang berkisar 1,5 cm hingga 9 cm, serta lebar antara 0,5-2 cm. Daun zaitun

memiliki lapisan kitin pada permukaan bagian atas sehingga tampak berwarna

hijau mengkilap, sedangkan bagian bawah daun dilapisi peltat sehingga berwarna

hijau keabuan. Bunga zaitun berukuran kecil dengan diameter antara 4-6 mm,

berwarna putih kekuningan dan terdiri dari dua macam, yaitu bunga hermaprodit

Page 22: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

7

(memiliki struktur reproduksi jantan dan betina) dan bunga jantan. Buah zaitun

mempunyai variasi bentuk mulai dari bulat, oval hingga sedikit memanjang

dengan ukuran 2-3 cm. Buah yang masih muda berwarna hijau, berubah menjadi

merah hingga ungu kehitaman ketika masak. 6,7

Taksonomi Olea europaea 2:

Kingdom : Plantae

Division : Angiosperms

Class : Eudicots

Order : Lamiales

Family : Oleaceae

Genus : Olea

Species : europaea

2.1.2 Kandungan dan Manfaat Terapeutik Zaitun

Pohon zaitun termasuk tumbuhan berbuah tertua yang dibudidayakan oleh

manusia. Bahkan zaitun tercantum pada beberapa ayat Alquran, salah satunya

dalam Surat Al-An’am ayat 99: “Dan Dialah yang menurunkan air dari langit,

lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami

keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau; Kami keluarkan

dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma,

mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami

keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikan

buahnya pada waktu berbuah dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian

itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.”. Dalil

tersebut menguatkan bahwa zaitun merupakan tumbuhan istimewa yang

bermanfaat.

Bagian yang paling sering dimanfaatkan sejak zaman dahulu adalah buah

dan daun zaitun. Buah zaitun diolah menjadi minyak zaitun, dan dimanfaatkan

untuk bahan campuran makanan, bahan bakar lampu, sabun, kosmetik dan obat.6

Sedangkan daun zaitun dikonsumsi sebagai teh serta ramuan tradisional untuk

Page 23: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

8

mengobati penyakit dengan manifestasi klinis demam, salah satunya yakni

malaria, juga penyakit gastrointestinal.2

Minyak zaitun mengandung berbagai macam nutrisi, antara lain

triasilgliserol, asam lemak, senyawa aromatik, sterol, tokoferol, fenol, dan

sebagainya.8 Zaitun mengandung senyawa metabolit sekunder konsentrasi tinggi

yaitu senyawa fenolat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Diantara berbagai

senyawa fenolat, oleuropein dinilai sebagai senyawa utama yang menimbulkan

efek terapeutik.2 Oleuropein menyebabkan produk zaitun mentah mempunyai rasa

pahit, paling banyak ditemukan pada daun, biji, dan buah zaitun yang belum

matang.9

Tabel 2.1 Kandungan Oleuropein Berdasarkan Bagian Zaitun

Bagian Kandungan Oleuropein

Daun zaitun 2,1-134 mg/g (DW)

34,0-38,1 mg/g (FW)

Batang zaitun 11-18,9 mg/g (DW)

Akar zaitun 1,9-6,0 mg/g (DW)

Bunga zaitun 15,3-20.9 mg/g (FW)

Buah zaitun 0,4-21,7 mg/g (DW)

0,3-50,8 mg/g (FW)

Virgin olive oil 0,0-11,2 mg/g

FW: fresh weight; DW: dry weight

Sumber: Effects of Olive Oleuropein in Human Health. Barbaro, 20149

Menurut laporan beberapa penelitian, efek oleuropein terhadap kesehatan di

antaranya yakni antikanker, antimikroba, antivirus, hepatoprotektif,

neuroprotektif, antioksidan, antiaterogenik, antiinflamasi, dan analgesik.8,9

Di

antara manfaat tersebut, efek analgesik zaitun berpotensi untuk diteliti lebih lanjut

melihat masih minimnya jumlah studi terkait dan pentingnya pengembangan

Page 24: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

9

tatalaksana terhadap nyeri sebagai manifestasi klinis dari berbagai penyakit yang

cukup sering ditemui.

Hasil penelitian Esmaeili-Mahani dkk. (2010) terhadap tikus Wistar

menunjukkan injeksi intraperitoneal ekstrak etanol daun zaitun dosis 50-200

mg/kg menimbulkan efek analgesik pada tes hot-plate dan tail-flick, serta

menurunkan respon nyeri secara signifikan pada fase pertama dan fase kedua tes

formalin untuk ekstrak etanol daun zaitun dosis 200 mg/kg i.p.4

Secara fisiologis, ion kalsium berperan dalam regulasi jaras nyeri dan

inhibisi kalsium berkontribusi menimbulkan sifat antinosisepsi. Di sisi lain,

diketahui oleuropein dapat bersifat sebagai calcium channel blocker. Namun,

menurut laporan penelitian Haloui (2011), diduga efek analgesik ekstrak daun

zaitun berhubungan dengan efek antiinflamasinya yang dapat menghambat

sintesis prostaglandin,4,10

Penelitian Khalatbary dkk. dan Impelizzeri dkk. membuktikan bahwa

oleuropein mengurangi ekspresi sitokin proinflamasi TNF-α dan IL-1β.10

Hal ini

secara tidak langsung menghambat enzim cyclooxygenase-2 (COX-2) yang

membantu mengubah asam arakidonat menjadi berbagai mediator inflamasi,

diantaranya prostaglandin (PGE2). Prostaglandin diketahui menyebabkan

sensitisasi pada reseptor nyeri terhadap sensasi mekanik dan kimiawi sehingga

menimbulkan keadaan hiperalgesia.11

2.1.3 Ekstrak Daun Zaitun dan Efek Analgesik

Budidaya pohon zaitun tidak hanya bertujuan memanfaatkan buahnya untuk

diolah menjadi minyak zaitun, namun daun zaitun juga telah lama dimanfaatkan

sebagai obat tradisional berbagai penyakit, diantaranya yakni penyakit dengan

manifestasi klinis berupa nyeri. Di Lebanon, daun zaitun digunakan untuk

menyembuhkan rematik dan neuralgia. Masyarakat Iran juga juga

menggunakannya untuk mengurangi nyeri otot dan nyeri sendi.8

Senyawa fenol merupakan kandungan utama yang bertanggungjawab atas

potensi efek farmakologis zaitun.8 Kandungan polifenol daun zaitun segar dapat

mencapai 10%.10

Lima kelompok senyawa fenol yang terdapat dalam daun zaitun

yaitu: oleuropeosides (oleuropein dan verbascoside), flavones (luteolin-7-

Page 25: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

10

glucoside, apigenin-7-glucoside, diosmetin-7-glucoside, luteolin dan diosemetin),

flavonols (rutin), flavan-3-ols (catechin) dan substituted phenols (tyrosol,

hydroxytyrosol, vanilin, vanilic acid, dan caffeic acid). Namun senyawa fenol

yang terbanyak adalah oleuropein, diikuti hydroxytyrosol, luteolin-7-glucoside,

apigenin-7-glucoside, dan verbascoside.12

Kandungan oleuropein pada daun

zaitun lebih banyak dibanding produk zaitun lainnya.2 Rentang kadar oleuropein

pada minyak zaitun adalah 0,005%-0,12%, sedangkan pada daun zaitun mencapai

1%-14%.13

Laporan penelitian Haloui (2011) menyimpulkan bahwa oleuropein dan

hydroxytyrosol memiliki efek analgesik dan antiinflamasi. Uji analgesik ekstrak

oleuropein-rich dan hydroxytyrosol-rich dari daun zaitun dengan metode acetic

acid-induced writhing pada mencit menunjukkan adanya penurunan jumlah geliat

signifikan, hal ini berhubungan dengan pengeluaran substansi endogen, salah

satunya yakni prostaglandin. Oleh karena itu diduga oleuropein dan

hydroxytyrosol terlibat dalam inhibisi sintesis prostaglandin. Dengan demikian

terdapat hubungan antara efek analgesik perifer kedua senyawa tersebut dengan

efek antiinflamasinya.10

Selain itu uji analgesik dengan metode tail-flick dan hotplate yang

dilakukan oleh Esmaeili-Mahani dkk. (2010) menunjukkan bahwa injeksi ekstrak

etanol daun zaitun 200 mg/kg intraperitoneal pada tikus Wistar menimbulkan

aktifitas antinosisepsi dimulai sejak 15 menit pasca injeksi. Puncak kerja dicapai

30 menit pasca injeksi pada uji tail-flick dan 45 menit pasca injeksi untuk uji

hotplate, kemudian bertahan secara signifikan hingga 15 menit setelahnya pada

kedua uji. Diperkirakan bahwa kemampuan blokade kanal kalsium yang dimiliki

ekstrak daun zaitun berakibat pada penurunan Ca2+

intraneuron sehingga

menginduksi analgesia.4

Proses ekstraksi banyak digunakan dalam industri obat dan makanan untuk

memperoleh zat aktif tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Proses ini

membutuhkan suatu solvent (pelarut) untuk melarutkan zat aktif tersebut. Menurut

hasil penelitian Lazos (2013), pelarut yang digunakan dalam pembuatan ekstrak

berpengaruh signifikan terhadap total kandungan fenol dalam ekstrak daun zaitun.

Adanya perbedaan polaritas pelarut berkontribusi terhadap solubilitas senyawa

Page 26: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

11

fenol daun zaitun. Kandungan fenol paling tinggi terdapat pada ekstrak daun

zaitun dengan pelarut etanol. Ekstrak metanol daun zaitun juga menghasilkan total

fenol yang cukup tinggi, namun etanol lebih dipilih dan dianggap sebagai pelarut

yang paling sesuai untuk karena toksisitas metanol. Persentase senyawa fenol

pada ekstrak daun zaitun dengan pelarut etanol, metanol, n-propanol, serta

isopropanol dan etil asetat secara berturut-turut yakni 90,8%; 75,5%; 50,2%;

49,5%.14

Beberapa faktor lainnya di luar proses ekstraksi yang dapat berpengaruh

terhadap komposisi kandungan fenol daun zaitun antara lain adalah varian zaitun,

kondisi cuaca, keadaan tanah, waktu panen daun dan kondisi penyimpanan.13,15

2.2 Nyeri

Nyeri merupakan suatu persepsi yang mempunyai fungsi proteksi terhadap

kerusakan jaringan. Definisi nyeri menurut The International Association for the

Study of Pain (IASP) Sub-committee on Taxonomy (1986) ialah “an unpleasant

sensory and emotional experience associated with actual or potential tissue

damage or is described in terms of such damage”.16

Terdapat 2 tipe utama nyeri, yaitu nyeri nosiseptif/nociceptive pain dan

nyeri neuropatik/neuropathic pain. Nyeri nosiseptif muncul ketika jejas pada

jaringan mengaktivasi reseptor nyeri atau nosiseptor yang sensitif terhadap

stimulus yang berpotensi merusak jaringan (noxious). Stimuli yang merangsang

nosiseptor dapat berupa panas, dingin, getaran, regangan serta substansi kimiawi

yang dikeluarkan jaringan sebagai respon terhadap kekurangan oksigen,

kerusakan jaringan atau inflamasi seperti bradikinin, serotonin, histamin, ion

kalium, asam, asetilkolin dan enzim proteolitik. Di samping itu terdapat

prostaglandin dan substansi P yang secara tidak langsung merangsang nyeri

dengan meningkatkan sensitivitas ujung-ujung serat nyeri. Nyeri nosiseptif dibagi

menjadi dua, yaitu nyeri somatik dan viseral. Nyeri somatik dicetuskan oleh

nosiseptor pada permukaan jaringan superfisial (kulit, mukosa pada mulut,

hidung, genital) maupun jaringan profunda seperti tulang, kulit, sendi, otot, dan

jaringan ikat. Contoh nyeri somatik yaitu pada peristiwa trauma benda tajam pada

kulit, sprain, dan kram otot. Nyeri viseral ditimbulkan oleh stimulasi nosiseptor

pada organ internal. Misalnya pada infeksi, distensi akibat akumulasi cairan atau

Page 27: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

12

gas, serta regangan dan kompresi akibat tumor. Nyeri neuropatik disebabkan oleh

adanya kerusakan struktur atau disfungsi sel saraf pada sistem saraf perifer atau

sistem saraf pusat. Berbagai proses metabolik, trauma, infeksi, iskemia,

imunologi, toksik maupun kompresi saraf secara mekanik dapat menimbulkan

nyeri neuropatik. Nyeri neuropatik bersifat perifer bila lesi atau penyakit terdapat

pada saraf perifer atau ganglion radiks dorsal, dan dapat juga bersifat sentral jika

lesi atau penyakit mengenai sistem saraf pusat. Nyeri nosiseptif dan neuropatik

yang terjadi bersamaan disebut nyeri campuran/mixed pain. Contohnya yaitu pada

luka bakar, dimana terjadi kerusakan jaringan dan sel saraf, juga pada kanker,

dimana proses infiltrasi menyebabkan kompresi dan kerusakan sel saraf.17

Berdasarkan waktu, nyeri diklasifikasikan menjadi nyeri akut dan nyeri

kronik. Nyeri akut berlangsung kurang dari 30 hari, sedangkan nyeri kronik

berlangsung lebih dari 3 bulan. Nyeri akut ditandai dengan onset segera setelah

jejas, intensitas berat, namun durasinya pendek. Sedangkan nyeri kronik memiliki

karakteristik kontinyu atau rekuren dan bertahan melebihi waktu normal

penyembuhan. Nyeri kronik dapat diawali oleh nyeri akut yang muncul dalam

waktu lama, terjadi rekuren akibat adanya stimulus noxious terus-menerus, atau

eksaserbasi jejas berulang. Bagaimanapun pembagian nyeri berdasarkan waktu ini

tidak berpengaruh terhadap manajemen nyeri.18

Mekanisme nyeri terdiri dari 4 proses, yaitu transduksi, transmisi, modulasi,

dan persepsi. Transduksi merupakan proses konversi stimulus noxious ke bentuk

yang dapat diakses oleh otak, dimulai dengan teraktivasinya nosiseptor.

Selanjutnya adalah transmisi, yaitu proses pengiriman impuls listrik dari sistem

saraf tepi ke sistem saraf pusat dan otonom. Transmisi impuls berlangsung

melalui serat saraf yang bersinaps di kornu dorsal medulla spinalis, kemudian

dihantarkan melalui traktus spinotalamikus ke nukleus ventral posterior lateral dan

ventromedial talamus. Proses transduksi dan transmisi disebut sebagai nosisepsi,

yakni penyampaian informasi adanya potensi kerusakan jaringan ke otak.

Sementara itu, proses modulasi diartikan sebagai kontrol sistem saraf terhadap

transmisi jalur penghantaran impuls yang dapat terjadi di bagian mana saja,

namun umumnya mengacu pada pengaturan di kornu dorsal medulla spinalis. Dari

kedua nukleus talamus, informasi nosiseptif dihantarkan ke berbagai bagian

Page 28: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

13

kortikal dan subkortikal meliputi amigdala, hipotalamus, periaquaduktal grisea,

ganglia basal, dan regio-regio di korteks serebri. Bagian insula dan korteks

cingulata anterior diketahui secara konsisten teraktivasi ketika nosiseptor

terstimulasi oleh stimuli noxious dan berasosiasi dengan subjektivitas persepsi

nyeri.16,19

2.3 Analgesik

Analgesia merupakan keadaan dimana tidak ada rasa nyeri. Sedangkan

analgesik merujuk pada terapi digunakan untuk mengurangi hingga

menghilangkan rasa nyeri. Secara umum anlagesik dibagi menjadi dua, analgesik

golongan opioid dan nonopioid.

Analgesik opioid bersifat seperti opium yang berasal dari getah Papaver

somniferum. Opium mengandung sekitar 20 jenis alkaloid, di antaranya adalah

morfin, kodein, tebain, dan papaverin. Analgesik opioid bekerja pada reseptor

opioid yang berpasangan dengan protein G pada membran neuron, yaitu reseptor

mu, delta, dan kappa. Ketiga reseptor tersebut banyak ditemukan di SSP dan

medulla spinalis.11

Ikatan opioid agonis dengan reseptor opioid mengaktivasi

reseptor, menyebabkan subunit alfa protein G mengubah ikatan molekul

guanosine diphosphate (GDP) menjadi guanosine triphosphate (GTP). Kompleks

α-GTP kemudian terdisosiasi dari kompleks β-gama. Kedua kompleks tersebut

bebas berinteraksi dengan berbagai protein target sehingga menyebabkan

penurunan cyclic adenosine monophosphate (cAMP), inhibisi kanal kalsium yang

berperan terhadap influks ion Ca2+

serta aktivasi kanal kalium mengakibatkan

efluks ion K+. Hal ini menimbulkan efek hiperpolarisasi neuron dan terhambatnya

pengeluaran neurotransmitter.20

Analgesik nonopioid yang sering digunakan antara lain adalah nonsteroid

antiinflammation drugs (NSAID). Kerja NSAID yakni menghambat enzim

cyclooxygenase (COX) yang berperan dalam konversi asam arakidonat menjadi

berbagai mediator proinflamasi, salah satunya prostaglandin. Prostaglandin

meningkatkan kadar cAMP sehingga sensitisasi nosiseptor meningkat akibat

penurunan ambang kanal natrium via jalur protein kinase A. Maka inhibisi sintesis

prostaglandin berperan menginduksi analgesia.21

Page 29: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

14

2.3.1 Natrium Diklofenak

Natrium diklofenak merupakan salah satu obat golongan NSAID yang

banyak diresepkan sebagai terapi untuk osteoarthritis, rheumatoid arthritis,

dismenorrhea dan penyakit lainnya, juga digunakan oleh masyarakat secara bebas

tanpa melalui resep untuk atasi berbagai keluhan nyeri ringan hingga sedang.22,23

Natrium diklofenak memiliki nama kimia 2-[(2,6- dichlorophenyl)amino]-

benzeneacetic acid dan termasuk kelompok preferential COX-2 inhibitor.23

Terhambatnya COX-2 berefek pada penurunan produksi prostaglandin, sehingga

melemahkan respon sistem saraf perifer dan sentral terhadap stimulus noxious,

juga mengurangi sensasi nyeri yang telah ada sebagai respon terhadap stimulus

tersebut. Oleh karenanya NSAID dianggap berpotensi sebagai terapi analgesik

preventif.24

Natrium diklofenak diabsorpsi secara cepat melalui saluran cerna. Absorpsi

mencapai 100% pasca administrasi per oral, tetapi hanya 60% yang mencapai

sirkulasi sistemik akibat first-pass metabolism. Makanan tidak secara signifikan

memperpanjang waktu absorpsi pada pemberian per oral. Lebih dari 99% natrium

diklofenak di sirkulasi berikatan dengan protein, utamanya albumin, namun secara

farmakokinetik dianggap tidak signifikan karena adanya proses asosiasi-disosiasi

yang cepat sehingga obat segera terdisosiasi dan melewati membran vaskular ke

jaringan.23

Natrium diklofenak dimetabolisme di hepar oleh CYP2C.11

Metabolit

dieksresikan 65% melalui urin dan 35% melalui empedu.23

Efek samping yang

ditimbulkan natrium diklofenak antara lain yakni mual, gastritis, eritema kulit, dan

peningkatan enzim transaminase reversible pada 15% pasien, maka penggunaan

obat ini pada pasien dengan ulkus peptikum harus berhati-hati. Dosis yang

dianjurkan untuk dewasa yakni 100-150 mg terbagi 2-3 dosis.11

Walaupun

demikian, natrium diklofenak memiliki indeks terapi yang cukup tinggi diantara

NSAID lainnya.23

2.4 Uji Nyeri Akut pada Hewan Coba

Uji nyeri menggunakan hewan coba telah dilakukan sejak akhir abad ke-19

dan dinilai krusial untuk memahami mekanisme nyeri. Sejak saat itu, berbagai

metode uji nyeri dengan hewan coba banyak dikembangkan.25

Hewan coba

Page 30: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

15

menjadi pilihan agar prosedur penelitian yang bersifat invasif, manipulatif, dan

tidak boleh dilakukan pada manusia akibat kendala etik dapat dilaksanakan,

sehingga reliabilitas penelitian lebih baik.26

Hewan coba yang banyak digunakan

antara lain yakni tikus dan mencit.

Uji nyeri terhadap stimulus durasi pendek atau nyeri akut merupakan jenis

uji yang paling sering dilakukan. Uji ini dinilai cukup mendekati keadaan alamiah

dimana stimulus yang diberikan berupa suhu, mekanik, dan kimiawi.27

Stimulus

noxious diberikan dalam jangka waktu pendek dan dapat dihindari oleh hewan

coba, sehingga meminimalisasi kemungkinan pelanggaran etik. Prinsip umum uji

nyeri akut pada hewan coba yakni pemberian stimulus, dan kuantifikasi respon

behavioral berupa refleks menghindar maupun refleks rekuperatif.5

Berikut berbagai metode uji nyeri akut yang dikelompokkan berdasarkan

stimulus noxious yang diberikan:

(1) Stimulus Suhu

Tail-flick

Dilakukan fiksasi/restrain pada hewan coba dengan ekor terjulur

pada bidang datar. Setengah distal ekor diberi stimulus termal

berasal dari kumparan logam/coil yang dipanaskan dengan suhu

dijaga konstan. Normalnya hewan coba merespon dengan refleks

berupa gerakan hentakkan ekor. Durasi antara waktu kontak ekor

dengan stimulus dan waktu refleks menghindar dicatat sebagai

periode latensi. 5,25

Tail-immersion

Metode ini mirip dengan tail-flick, hanya saja stimulasi termal yang

diberikan pada 3-5 cm distal ekor berasal dari air panas (51°-

55°C).5,25

Hot-plate

Hewan coba ditempatkan di atas hot-plate atau permukaan panas

dengan suhu dijaga antara 50°-56°C, dibiarkan bebas tanpa fiksasi.

Tetapi area lokomosi dibatasi oleh dinding silinder Plexiglas. Target

stimulus termal yakni telapak kaki belakang hewan coba. Reaksi

Page 31: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

16

terhadap nyeri dapat berupa gerakan menjilat telapak kaki, bergetar,

atau meloncat. Periode latensi dicatat sebagai data.5,25

Cold stimuli

Termasuk metode yang jarang digunakan dibandingkan dengan

metode uji nyeri stimulus termal. Pada uji ini, aseton diaplikasikan

pada telapak kaki hewan coba. Ketika kontak dengan kulit, aseton

akan terevaporasi dan menimbulkan sensasi dingin. Reaksi hewan

coba meliputi refleks menghindar, bergetar dan menjilat telapak

kaki.5

(2) Stimulus Mekanik

Tail-clip

Hewan coba difiksasi, dan bagian proksimal ekor dijepit erat

terhadap suatu objek. Periode latensi terhadap reaksi hewan coba

berupa menjilat, menggigit maupun berusaha meraih ekor dicatat.5

von Frey filament

Hewan coba diletakkan di dalam area berdinding Plexiglas, dengan

permukaan lantai berupa jaring-jaring kawat dan dibiarkan bebas

tanpa fiksasi. Kemudian serat nilon diselipkan melalui celah jaring-

jaring kawat dan ditempelkan pada plantar belakang hewan coba.

Respon yang muncul dapat berupa refleks menghindar dari serat

nilon dan menjilat plantar dihitung dan dicatat.5

(3) Stimulus Kimiawi

Formalin

Hewan coba diberi injeksi subkutan formalin 1-5% sebanyak 20-50

µl di bagian dorsal, atau di bagian plantar kaki belakang. Formalin

menyebabkan inflamasi, sehingga hewan coba bereaksi dengan

menjilat, menggigit ataupun mengangkat telapak kaki. Pengamatan

dilakukan hingga 40-90 menit pascainjeksi formalin. Pengamatan

terhadap reaksi dibagi menjadi fase awal/akut yang merupakan

respon dari injeksi formalin terhadap nosiseptor, dan fase

Page 32: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

17

akhir/tonik, yakni respon terhadap sensitisasi sentral serta inflamasi

perifer.5

Abdominal constriction/writhing

Metode ini bertujuan menguji nyeri viseral. Hewan coba diberi

injeksi intraperitoneal asam asetat glacial 0,1-0,9% dengan dosis 10

ml/kg. Adanya reaksi berupa geliat/writhing (gerakan meregangkan

torso dengan punggung membentuk lekukan ke arah ventral)

dihitung. Pengamatan dilakukan hingga 30-40 menit pascainjeksi

asam asetat.5

2.3.1 Metode Tail Immersion

Metode tail immersion merupakan metode uji nyeri akut yang dinilai dari

periode latensi atau rentang antara waktu kontak dengan stimulus dan waktu

munculnya respon berupa refleks menghindar. Refleks ini merupakan refleks

spinal, namun prosesnya dimodulasi oleh batang otak.5 Selain itu, suatu observasi

menunjukkan bahwa morphine-like drugs memperpanjang periode latensi pada

tikus yang bagian distal ekornya dicelupkan pada air bersuhu 55°C.26

Dengan

demikian metode tail immersion dianggap mampu memprediksi efikasi opioid

dari suatu analgesik.27

Kelebihan metode tail immersion adalah, uji coba yang dilakukan berulang

tidak berpengaruh pada hasil akibat proses adaptasi.5 Namun kekurangannya yaitu

proses restrain untuk memfiksasi hewan coba pada metode ini secara signifikan

berpengaruh terhadap respon behavioral dan fisiologis terhadap nyeri dan

berpotensi mempengaruhi sensitivitas baseline pain hewan coba. Penelitian Mogil

et al. (2001) menunjukkan bahwa restrain menggunakan kain/handuk

menyebabkan sedikit stress-induced analgesia dibandingkan dengan imobilisasi

menggunakan silinder Plexiglas.27

Page 33: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

18

2.5 Kerangka Teori

Stimulus termal

durasi pendek

Aktivasi nosiseptor

Transmisi impuls ke kornu

dorsal medulla spinalis

Talamus

Traktus

spinotalamikus

Regio kortikal,

subkortikal dan

batang otak

Jalur descendingRefleks

menghindarPersepsi nyeri

Kandungan

senyawa fenol

utama: oleuropein

& hydroxytyrosol

Periode latensi

Ekstrak etanol

daun zaitun

Inhibisi kanal

kalsium

Inhibisi

pengeluaran

neurotransmitter

Page 34: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

19

2.6 Kerangka Konsep

Tikus

Sprague- Dawley

Diinjeksi ekstrak

etanol daun zaitun

Pengukuran

periode latensi

Refleks

menghindar

Diinduksi nyeri akut

dengan metode tail

immersion

Efek analgesik

opioid (sentral)

Page 35: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

20

2.7 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Pengukuran Alat Ukur Skala

Dosis

ekstrak

etanol

daun

zaitun

Jumlah dosis

ekstrak etanol

yang diberikan

pada tikus

melalui injeksi

intraperitoneal.

Berat badan tikus

ditimbang, kemudian

jumlah ekstrak

etanol diberikan

sesuai dosis yang

ditentukan, yaitu 100

mg/kg, 300 mg/kg

dan 500 mg/kg.

Neraca

analitik

Numerik

Periode

latensi

Durasi antara

waktu kontak

ekor tikus

dengan stimulus

termal dan

waktu saat tikus

menggerakkan

ekor menjauhi

stimulus (refleks

menghindar).

3 cm bagian distal

ekor tikus

dicelupkan ke dalam

air yang dipanaskan

pada suhu 55°C

dijaga konstan.

Dilakukan

penghitungan waktu

mulai dari waktu

ekor dicelupkan

hingga tampak ekor

bergerak

menghindari

stimulus. Waktu

diukur dalam satuan

detik.

Stopwatch Numerik

Page 36: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

21

Variabel Definisi Cara Pengukuran Alat Ukur Skala

Persentase

analgesik

Aktivitas

analgesik setelah

pemberian

perlakuan

dibandingkan

dengan sebelum

pemberian

perlakuan.

Nilai periode latensi

setelah perlakuan

dikurangi dengan

periode latensi

sebelum perlakuan,

dibagi dengan durasi

waktu maksimal

pemberian induksi

nyeri (cutoff time)

yaitu 15 detik

dikurangi dengan

periode latensi

sebelum perlakuan,

kemudian dikalikan

dengan 100.

- Numerik

Page 37: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium, yakni

dengan menguji efek analgesik dari ekstrak etanol daun zaitun pada tikus galur

Sprague-Dawley menggunakan metode tail immersion.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Mei-10 Juni 2017. Pembuatan

ekstrak etanol daun zaitun (Olea europea L.) dilakukan di Balittro (Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat), Bogor, Jawa Barat. Pemeliharaan tikus

dilakukan di Animal House FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Perlakuan dan

pengamatan terhadap hewan coba dilakukan di Laboratorium Farmakologi FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah tikus galur Sprague-Dawley jantan

dengan berat 300 gram serta usia 18 bulan yang dibudidayakan dan telah

diverifikasi sebelumnya di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Tikus Sprague-Dawley jantan dipilih karena berdasarkan penelitian Vierck (2008)

lebih sensitif terhadap stimulasi termal.

3.3.2 Sampel

Berdasarkan rumus Mead, jumlah sampel minimal penelitian adalah 3 ekor

per kelompok, sedangkan jumlah sampel maksimal yaitu 5 ekor. Oleh karena itu

jumlah total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25 ekor tikus

jantan Sprague-Dawley yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan, sehingga

Page 38: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

23

terdapat 5 ekor tikus dalam tiap kelompok. Cara menghitung sampel tercantum

dalam Lampiran 2.

Tabel 3.1 Kelompok Penelitian

No. Nama Kelompok Perlakuan

1 Kontrol negatif PBS (i.p.)

2 Kontrol positif PBS + natrium diklofenak 10 mg/kg

(i.p.)

3 OLE 100 PBS + ekstrak etanol daun zaitun

(OLE/olive leaf extract) 100 mg/kg

(i.p.)

4 OLE 300 PBS + OLE 300 mg/kg (i.p.)

5 OLE 500 PBS + OLE 500 mg/kg (i.p.)

3.3.3 Kriteria Inklusi

a. Tikus jantan galur Sprague-Dawley usia 18 bulan

b. Tidak ada kelainan anatomi sebelum perlakuan

c. Tidak tampak kusam, rambut rontok, atau botak sebelum perlakuan

3.3.4 Kriteria Eksklusi

a. Tikus sakit selama penelitian berlangsung

b. Tikus mati selama penelitian berlangsung

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian dosis ekstrak etanol

daun zaitun yang diinjeksikan intraperitoneal.

Page 39: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

24

3.4.2 Variabel Tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah periode latensi atau durasi

waktu antara awal pencelupan ekor tikus pada air panas dan reaksi tikus

mengangkat ekor.

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain yaitu kandang tikus,

tempat makan dan minum tikus, neraca analitik, tabung reaksi, spatula, vortex,

beaker glass (100 mL), hotplate, termometer raksa, restrainer tikus (modifikasi

dari botol air mineral plastik ukuran 600 mL), spuit 1 cc, sarung tangan, dan

stopwatch.

3.5.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian yakni tikus Sprague-Dawley jantan,

makanan dan minuman tikus, sekam (bedding), ekstrak etanol daun zaitun, PBS

10%, dan natrium diklofenak.

3.6 Cara Kerja Penelitian

3.6.1 Determinasi Daun Zaitun (Olea europaea L.)

Sebelum dibuat menjadi ekstrak, determinasi perlu dilakukan untuk

memastikan kebenaran identitas tanaman. Dalam penelitian ini daun zaitun yang

telah terkumpul dideterminasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),

Bogor, Jawa Barat. Surat determinasi daun zaitun terlampir dalam Lampiran 1.

3.6.2 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Zaitun

Sampel berupa daun zaitun kering ditimbang terlebih dahulu, didapat hasil

penimbangannya yakni 196 gram. Daun zaitun direndam dengan alkohol 96%

sebanyak 2,5 liter selama semalam untuk satu kali rendaman, pada proses

pembuatan ekstrak ini dilakukan tiga kali rendaman. Setelah itu rendaman daun

zaitun ditampung menggunakan beaker glass, kemudian dimasukkan dalam labu

Page 40: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

25

evaporator untuk dievaporasi dengan suhu 35°C dan putaran 90° selama 2 hari

hingga pekat.

3.6.3 Adaptasi Hewan Coba

Hewan coba berupa tikus Sprague-Dawley jantan dengan berat 300 gram

dan berusia 18 minggu menjalani proses adaptasi di Animal House FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta selama 14 hari. Semua tikus diperlakukan sama dari

segi pemberian makanan, minuman dan tempat tinggal. Pemeliharaan seperti

pembersihan kandang, penggantian bedding, serta pemberian makan dan minum

dilakukan setiap 1-3 hari sekali. Adaptasi bertujuan agar tikus tidak stres dan

mempengaruhi hasil penelitian.

3.6.4 Pemberian Perlakuan pada Hewan Coba

Tikus ditimbang terlebih dahulu, didapat rata-rata berat tikus Sprague-

Dawley yang digunakan dalam penelitian ini adalah 300 gram. Kemudian tikus

diberikan perlakuan secara i.p. menggunakan spuit 1 cc sesuai kelompok

berdasarkan dosis sebagaimana penjelasan berikut:

Kelompok kontrol negatif diberi larutan PBS 10% sebanyak 0,5 ml

Kelompok kontrol positif diberi natrium diklofenak 10 mg/kg + PBS 10%

sebanyak 0,1 ml

Kelompok OLE 100 diberi ekstrak etanol daun zaitun 100 mg/kg + PBS 10%

sebanyak 0,5 ml

Kelompok OLE 300 diberi ekstrak etanol daun zaitun 300 mg/kg + PBS 10%

sebanyak 0,5 ml

Kelompok OLE 500 diberi ekstrak etanol daun zaitun 500 mg/kg + PBS 10%

sebanyak 0,5 ml

3.6.5 Uji Efek Analgesik dengan Metode Tail Immersion

Tikus dimasukkan ke dalam restrainer yang terbuat dari modifikasi botol air

mineral ukuran 600 mL sehingga tikus terfiksasi dengan ekor menjuntai keluar.

Kemudian bagian ujung ekor tikus yang sudah ditandai sebelumnya, yakni 3 cm

dari distal ekor, dicelupkan ke dalam beaker glass berisi air yang dipanaskan

Page 41: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

26

menggunakan hotplate hingga suhu 55°C dan dijaga konstan. Pengamatan

dilakukan terhadap reaksi refleks tikus mengangkat ekor akibat stimulus termal

pada saat sebelum diberi perlakuan, serta setelah diberi perlakuan, yakni pada

menit ke-30, menit ke-60, menit ke-90, menit ke-120, menit ke-150, dan menit ke-

180. Waktu pencelupan ekor tikus dalam air panas dibatasi maksimal 15 detik.

Data yang diambil berupa periode latensi atau waktu antara pencelupan ekor tikus

hingga muncul reaksi refleks mengangkat ekor. Periode latensi dihitung dalam

satuan detik dengan stopwatch.

Page 42: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

27

3.7 Alur Penelitian

Tikus Sprague-

Dawley jantan

Aklimatisasi

selama 7 hari

Pengukuran periode

latensi awal

Setelah jeda ≥ 20 menit, tikus diberi perlakuan sesuai

kelompok (5 kelompok, n=5)

Kelompok

kontrol negatif

(PBS)

Kelompok

kontrol positif

(PBS + natrium

diklofenak)

Kelompok OLE

100

(PBS + OLE 100

mg/kg)

Kelompok OLE

300

(PBS + OLE 300

mg/kg )

Kelompok OLE

500

(PBS + OLE 500

mg/kg)

Injeksi PBS 0,5

ml i.p.

Injeksi PBS

0,1 ml + natrium

diklofenak 10

mg/kg i.p.

Injeksi PBS

0,5 ml + OLE

100 mg/kg i.p.

Injeksi PBS

0,5 ml + OLE

300 mg/kg i.p.

Injeksi PBS

0,5 ml + OLE

500 mg/kg i.p.

Pengukuran periode latensi tiap jeda 30 menit, mulai dari menit ke-30

pasca pemberian perlakuan hingga menit ke-180

Analisis data

penelitian

Kesimpulan

Page 43: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

28

3.8 Analisis Data Statistik

Data periode latensi yang diperoleh dari penelitian dihitung rata-ratanya

sehingga diperoleh hasil rata-rata periode latensi. Dari nilai rata-rata dihitung

persentase analgesik menggunakan rumus berikut:4

Anal esik Latensi setelah di eri perlak an Latensi se el m di eri perlak an

(1 detik) Latensi se el m di eri perlak an

Setelah itu data diolah mengunakan International Business Machine

Statistical Package for Social Sciences (IBM SPSS) version 24. Dilakukan uji

Shapiro-Wilk untuk mengetahui distribusi data dan uji Levene untuk melihat

homogenitas data. Didapatkan hasil distribusi data pada penelitian ini tidak

normal, maka dilakukan uji Kruskal-Wallis, dan selanjutnya uji post-hoc Mann-

Whitney.28

Page 44: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Analgesik dengan Metode Tail Immersion

Dilakukan pengukuran periode latensi awal pada semua tikus dalam

kelompok penelitian dengan metode tail immersion, yakni mencelupkan bagian

distal ekor tikus ke dalam air panas suhu konstan 55°C. Setelah diberikan

perlakuan pada masing-masing kelompok secara i.p., dilakukan pengukuran

periode latensi setiap 30 menit hingga menit ke-180 setelah injeksi. Hasil

penelitian berupa data periode latensi diolah menjadi nilai rata-rata periode latensi

dan persentase analgesik.

4.1.1 Rata-rata Periode Latensi

Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran periode latensi pada semua

sampel dalam satuan detik. Kemudian dihitung rata-ratanya berdasarkan

kelompok penelitian dan waktu pengamatan, yaitu pada menit ke-30, ke-60, ke-

90, ke-120, ke-150, dan ke-180. Hasilnya ditampilkan dalam tabel sebagai

berikut:

Page 45: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

30

Tabel 4.1 Rata-rata dan Standar Deviasi Periode Latensi

Kelompok

Rata-rata ± standar deviasi periode latensi (detik)

Periode

latensi awal

Menit ke-

30

Menit ke-

60

Menit ke-

90

Menit ke-

120

Menit ke-

150

Menit ke-

180

Kontrol

negatif 2,13 ± 0,22 2,20 ± 0,24 2,20 ± 0,26 2,17 ± 0,24 2,15 ± 0,38 2,15 ± 0,38 2,16 ± 0,45

Kontrol

positif 2,19 ± 0,11 2,22 ± 0,28 2,24 ± 0,53 2,37 ± 0,38 2,38 ± 0,40 2,42 ± 0,34 2,46 ± 0,31

OLE 100

mg/kg 2,08 ± 0,15 3,21 ± 0,58 2,61 ± 0,26 2,47 ± 0,30 2,24 ± 0,25 2,17 ± 0,38 2,09 ± 0,29

OLE 300

mg/kg 2,09 ± 0,28 3,73 ± 0,41 2,87 ± 0,65 2,51 ± 0,34 2,28 ± 0,14 2,22 ± 0,45 2,11 ± 0,33

OLE 500

mg/kg 2,25 ± 0,25 4,04 ± 0,70 3,14 ± 0,50 2,91 ± 0,46 2,62 ± 0,42 2,41 ± 0,23 2,31 ± 0,34

Ket.: Kontrol negatif = PBS, Kontrol positif = Natrium diklofenak, OLE 100 mg/kg = Ekstrak

etanol daun zaitun dosis 100 mg/kg, OLE 300 mg/kg = Ekstrak etanol daun zaitun dosis 300

mg/kg, OLE 500 mg/kg = Ekstrak etanol daun zaitun dosis 500 mg/kg

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa periode latensi sebelum

adanya tindakan perlakuan (sebelum perlakuan) tidak berbeda antar kelompok (p

= 0,822). Periode latensi kelompok kontrol negatif yang diberi PBS cenderung

konstan. Sedangkan pada kelompok kontrol positif yang diberi natrium diklofenak

dosis 10 mg/kg terjadi peningkatan periode latensi dari menit ke-30 sampai menit

ke-180, walaupun nilai rata-ratanya di tiap waktu pengamatan jauh lebih rendah

bila dibandingkan dengan tiga kelompok yang diberi OLE.

Kelompok yang diberi OLE dosis 100 mg/kg, 300 mg/kg dan 500 mg/kg

menunjukkan rata-rata periode latensi tertinggi pada menit ke-30. Nilai rata-rata

periode latensi ketiga kelompok tersebut meningkat berdasarkan jumlah dosis,

semakin besar dosis OLE yang diberikan, maka semakin besar nilai rata-rata

periode latensinya. Namun pada menit ke-60 rata-rata periode latensi ketiga

kelompok tersebut menurun, dan terus menurun secara gradual hingga mencapai

nilai terendah pada menit ke-180.

Dalam penelitian ini dilakukan analisis statistik diawali dengan uji

normalitas untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak. Hasilnya adalah

distribusi data tidak normal (p < 0,05). Oleh karena itu dilanjutkan uji Kruskal-

Wallis untuk mengetahui waktu pengamatan mana yang memiliki perbedaan yang

signifikan.

Page 46: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

31

Tabel 4.2 Hasil Uji Kruskal-Wallis Rata-rata periode Latensi berdasarkan Waktu

Waktu P value

Sebelum perlakuan 0,822

Menit ke-30 0,001*

Menit ke-60 0,045*

Menit ke-90 0,127

Menit ke-120 0,398

Menit ke-150 0,588

Menit ke-180 0,401

Ket.: *p < 0,05

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa pada menit ke-30 dan menit ke-

60 nilai p < 0,05. Dengan demikian terdapat perbedaan rata-rata periode latensi

yang signifikan antar kelompok penelitian pada menit ke-30 dan menit ke-60.

Untuk mengetahui kelompok mana saja yang memiliki perbedaan rata-

rata periode latensi yang signifikan pada menit ke-30 dan menit ke-60, maka

dalam dilakukan uji Mann-Whitney. Hasil uji Mann-Whitney disajikan dalam

bentuk grafik berikut:

Page 47: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

32

Grafik 4.1 Hasil uji Mann-Whitney Rata-rata Periode Latensi Menit ke-30 Ket: Kontrol negatif = PBS, Kontrol positif = Natrium diklofenak, OLE 100 mg/kg = Ekstrak

etanol daun zaitun dosis 100 mg/kg, OLE 300 mg/kg = Ekstrak etanol daun zaitun dosis 300

mg/kg, OLE 500 mg/kg = Ekstrak etanol daun zaitun dosis 500 mg/kg, (*) = p <0,05

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney pada menit ke-30 terdapat perbedaan

rata-rata periode latensi yang signifikan antara kelompok Kontrol negatif yang

diberi PBS dibandingkan dengan kelompok OLE 100 mg/kg (p = 0,009),

kelompok Kontrol negatif yang diberi PBS dibandingkan dengan kelompok OLE

300 mg/kg (p = 0,009), kelompok Kontrol negatif yang diberi PBS dengan

kelompok OLE 500 mg/kg (p = 0,009), kelompok Kontrol positif yang diberi

natrium diklofenak dengan kelompok OLE 100 mg/kg (p = 0,009), kelompok

Kontrol positif yang diberi natrium diklofenak dengan kelompok OLE 300 mg/kg

(p = 0,009), kelompok Kontrol positif yang diberi natrium diklofenak dengan

kelompok OLE 500 mg/kg (p = 0,009), serta kelompok OLE 100 mg/kg dengan

kelompok OLE 500 mg/kg (p = 0,047).

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

5

Kontrol negatif Kontrol positif OLE 100 mg/kg OLE 300 mg/kg OLE 500 mg/kg

Ra

ta-r

ata

pero

de l

ate

nsi

(d

eti

k)

Rata-rata periode latensi menit ke-30

*

*

*

*

*

*

*

Page 48: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

33

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata periode latensi

yang signifikan antara kelompok OLE 100 mg/kg, OLE 300 mg/kg, dan OLE 500

mg/kg dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dan kontrol positif pada

menit ke-30.

Grafik 4.2 Hasil Uji Mann-Whitney Rata-rata Periode Latensi Menit ke-60 Ket: Kontrol negatif = PBS, Kontrol positif = Natrium diklofenak, OLE 100 mg/kg = Ekstrak

etanol daun zaitun dosis 100 mg/kg, OLE 300 mg/kg = Ekstrak etanol daun zaitun dosis 300

mg/kg, OLE 500 mg/kg = Ekstrak etanol daun zaitun dosis 500 mg/kg, (*) = p <0,05

Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney pada menit ke-60 diketahui bahwa

terdapat perbedaan rata-rata periode latensi yang signifikan antara kelompok

kontrol negatif yang diberi PBS dibandingkan dengan kelompok OLE 300 mg/kg

(p = 0,47), serta kelompok kontrol negatif yang diberi PBS dibandingkan dengan

kelompok OLE 500 mg/kg (p = 0,16).

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata periode latensi

yang signifikan antara kelompok kontrol negatif dibandingkan dengan kelompok

OLE 300 mg/kg dan OLE 500 mg/kg pada menit ke-60.

Peningkatan periode latensi pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan

kelompok kontrol negatif menyatakan adanya aktivitas analgesik pada zat yang

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Kontol negatif Kontrol positif OLE 100 mg/kg OLE 300 mg/kg OLE 500 mg/kg

Ra

ta-r

ata

perio

de

late

nsi

(d

eti

k)

Rata-rata periode latensi menit ke-60

*

*

Page 49: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

34

diuji.29

Maka berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik ekstrak etanol daun

zaitun mempunyai efek analgesik.

Oleuropein dan hydroxytyrosol merupakan kandungan utama ekstrak etanol

daun zaitun yang diduga menimbulkan efek farmakologis. Menurut penelitian

Esmeili-Mahani (2012), oleuropein memiliki sifat sebagai calcium channel

blocker sehingga dapat menurunkan ion kalsium intraneuron. Keadaan ini

mencetus antinosisepsi.4 Selain itu Haloui (2011) menyatakan bahwa oleuropein

dan hydroxytyrosol memiliki efek antinosisepsi dengan mekanisme kerja

berhubungan dengan efek antiinflamasinya, yaitu melalui inhibisi sintesis

prostaglandin perifer dan sentral.10

Di sisi lain, hasil rata-rata periode latensi kelompok kontrol positif yang

diberi natrium diklofenak 10 mg/kg terus meningkat sejak menit ke-30 hingga

menit ke-180. Pola ini sesuai dengan penelitian Sankdia (2014) yang

menunjukkan injeksi natrium diklofenak dosis 10 mg/kg i.p. pada tikus Sprague-

Dawley menghasilkan rata-rata periode latensi yang semakin meningkat seiring

berjalannya waktu pengamatan. Nilai rata-rata periode latensi pada menit ke-15,

menit ke-30, menit ke-60 dan menit ke-120 secara berturut-turut yaitu 4,03; 4,6;

5,18; 5,65; dan 6,07 detik.30

Rata-rata periode latensi kelompok kontrol positif

pada penelitian ini lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata periode latensi

penelitian sebelumnya. Selain itu, hasil analisis uji Mann-Whitney pada

pengamatan di menit ke-30 dan menit ke-60 menyatakan bahwa tidak terdapat

perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif dan kelompok kontrol

positif. Hal ini diperkirakan karena sebagian besar natrium diklofenak tidak larut

dalam PBS dan terdapat partikel yang melekat pada dinding spuit maupun jarum

spuit, sehingga saat diinjeksikan pada tikus jumlah dosis yang masuk berkurang.

4.1.2 Persentase Analgesik

Pada penelitian ini dihitung persentase analgesik yang diperoleh dari nilai

rata-rata periode latensi yang dihitung menggunakan rumus. Maka hasilnya

disajikan sebagai berikut:

Page 50: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

35

Tabel 4.3 Persentase Analgesik berdasarkan Waktu

Kelompok

% Analgesik

Menit ke-

30

Menit ke-

60

Menit ke-

90

Menit ke-

120

Menit ke-

150

Menit ke-

180

Kontrol

negatif 0,54 0,54 0,31 0,16 0,16 0,23

Kontrol

positif 0,23 0,39 1,41 1,48 1,8 2,11

OLE 100

mg/kg 8,75 4,10 3,02 1,24 0,7 0,08

OLE 300

mg/kg 12,70 6,04 3,25 1,47 1,01 0,15

OLE 500

mg/kg 14,04 6,98 5,18 2,90 1,25 0,47

Ket: Kontrol negatif = PBS, Kontrol positif = Natrium diklofenak, OLE 100 mg/kg = Ekstrak

etanol daun zaitun dosis 100 mg/kg, OLE 300 mg/kg = Ekstrak etanol daun zaitun dosis 300

mg/kg, OLE 500 mg/kg = Ekstrak etanol daun zaitun dosis 500 mg/kg

Dari Tabel 4.3 di atas dapat dibuat grafik tren persentase analgesik terhadap

waktu. Masing-masing garis mewakili setiap kelompok penelitian.

Berdasarkan Tabel 4.3, persentase analgesik tertinggi dicapai pada menit

ke-30 oleh kelompok yang diberi OLE dosis 500 mg/kg yakni sebesar 14,04%,

kemudian diikuti oleh kelompok yang diberi OLE dosis 300 mg/kg (12,7%) dan

kelompok yang diberi OLE dosis 100 mg/kg (8,75%).

Hasil ini memiliki persamaan pola dengan hasil penelitian Esmaeili-

Mahani et al. (2010), yaitu pemberian OLE dosis 50 mg/kg, 100 mg/kg, dan 200

mg/kg i.p. pada tikus Wistar menunjukkan persentase analgesik lebih tinggi pada

menit ke-30 dibandingkan dengan persentase analgesik pada menit ke-60 dan

menit ke-120. Nilai persentase analgesik pada menit ke-30 meningkat bersamaan

dengan bertambahnya jumlah dosis yang diberikan.4

Persentase analgesik tertinggi yang dicapai pada menit ke-30 dapat

dipengaruhi oleh rute administrasi ekstrak etanol daun zaitun yakni injeksi

intraperitoneal. Laju absorpsi mempengaruhi efek kerja suatu substansi terhadap

waktu. Abdomen mempunyai permukaan yang luas dan banyak pembuluh darah

sehingga injeksi intraperitoneal memfasilitasi laju absorpsi cepat.

Page 51: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

36

4.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini adalah:

1. Uji analgesik hanya menggunakan satu jenis metode yaitu tail immersion

yang terbatas untuk menguji nyeri akut.

2. Pelarut PBS yang digunakan tidak dapat melarutkan natrium diklofenak dan

ekstrak etanol daun zaitun secara sempurna.

Page 52: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

37

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Ekstrak etanol daun zaitun memberikan efek analgesik pada tikus Sprague-

Dawley yang diinduksi nyeri dengan metode tail immersion. Rata-rata periode

latensi memiliki perbedaan signifikan pada menit ke-30 (p = 0,001) dan menit ke-

60 (p = 0,045). Persentase analgesik tertinggi dicapai oleh kelompok yang diberi

ekstrak etanol daun zaitun dosis 500 mg/kg i.p. pada menit ke-30 setelah injeksi,

yaitu sebesar 14,04%.

5.2 Saran

Bagi Penelitian

Diperlukan penelitian efek analgesik ekstrak etanol daun zaitun lebih lanjut

menggunakan metode uji nyeri kronik maupun uji nyeri dengan model penyakit

tertentu, serta menggunakan pelarut yang dapat melarutkan ekstrak etanol daun

zaitun lebih baik.

Bagi Pendidikan

Sebaiknya penelitian efek analgesik ekstrak etanol daun zaitun dilanjutkan

dan dikembangkan mengingat potensi manfaatnya dan keutamaan zaitun sebagai

tanaman yang disebutkan dalam Alquran.

Bagi Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

Ekstrak etanol daun zaitun dapat dipertimbangkan sebagai pilihan terapi

analgesik dari bahan alam.

Page 53: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

38

DAFTAR PUSTAKA

1. Hashmi MA, Khan A, Hanif M, Farooq U, Perveen S. Traditional Uses,

phytochemistry, and pharmacology of Olea europaea (Olive). Evid Based

Complement Alternat Med [Internet]. 2015 [dikutip 25 Oktober

2017];2015:1 29. Tersedia pada:

http://www.hindawi.com/journals/ecam/2015/541591/

2. Ben Salem M, Affes H, Ksouda K, Sahnoun Z, Zeghal KM, Hammami S.

Pharmacological activities of Olea europaea leaves. J Food Process Preserv

[Internet]. Desember 2015 [dikutip 25 Oktober 2017];39(6):3128 36.

Tersedia pada: http://doi.wiley.com/10.1111/jfpp.12341

3. Sari AP. Karakter vegetatif tanaman zaitun (Oleo Europaea L.) pada kondisi

tanam yang berbeda serta konsentrasi oleuropein dan asam askorbat pada

daunnya. Inst Pertan Bogor. Juli 2016;1 7.

4. Esmaeili-Mahani S, Rezaeezadeh-Roukerd M, Esmaeilpour K, Abbasnejad M,

Rasoulian B. Olive leaf extract elicits antinociceptive activity, potentiates

morphine analgesia and suppresses morphine hyperalgesia in rats. J

Ethnopharmacol [Internet]. Oktober 2010 [dikutip 25 Oktober

2017];132(1):200 5. Tersedia pada:

http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S037887411000560X

5. Fish R, Danneman PJ, Brown M, Karas A. Anesthesia and analgesia in

laboratory animals. 2 ed. Academic Press; 2011. 549-53.

6. Jain SM, Priyadarshan PM, editor. Breeding plantation tree crops: tropical

species. New York: Springer; 2009. 423-30.

7. Lim TK. Edible medicinal and non-medicinal plants [Internet]. Dordrecht:

Springer Netherlands; 2012 [dikutip 25 Oktober 2017]. 82-100. Tersedia

pada: http://link.springer.com/10.1007/978-94-007-4053-2

8. Omar SH. Oleuropein in olive and its pharmacological effects. Sci Pharm

[Internet]. 2010 [dikutip 25 Oktober 2017];78(2):133 54. Tersedia pada:

http://www.mdpi.com/2218-0532/78/2/133

9. Barbaro B, Toietta G, Maggio R, Arciello M, Tarocchi M, Galli A, et al.

Effects of the olive-derived polyphenol oleuropein on human health. Int J Mol

Sci [Internet]. 14 Oktober 2014 [dikutip 25 Oktober 2017];15(10):18508 24.

Tersedia pada: http://www.mdpi.com/1422-0067/15/10/18508/

10. Haloui E, Marzouk B, Marzouk Z, Bouraoui A, Fenina N. Hydroxytyrosol

and oleuropein from olive leaves: Potent anti-inflammatory and analgesic

activities. J Food Agric Environ. 2011;9(3 4):128 33.

11. Hilal-Dandan R, Brunton L. Goodman and Gilman manual of pharmacology

and therapeutics. McGraw Hill Professional; 2013. 920-21.

Page 54: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

39

12. Özcan MM, Matthäus B. A review: benefit and bioactive properties of olive

(Olea europaea L.) leaves. Eur Food Res Technol [Internet]. Januari 2017

[dikutip 25 Oktober 2017];243(1):89 99. Tersedia pada:

http://link.springer.com/10.1007/s00217-016-2726-9

13. Vogel P, Kasper Machado I, Garavaglia J, Terezinha Zani V, de Souza D,

Morelo Dal Bosco S. Polyphenols benefits of olive leaf (Olea europaea L) to

human health. Nutr Hosp. 2015;31(3):1427 33.

14. Lafka T-I, Lazou A, Sinanoglou V, Lazos E. Phenolic extracts from wild olive

leaves and their potential as edible oils antioxidants. Foods [Internet]. 4

Januari 2013 [dikutip 25 Oktober 2017];2(1):18 31. Tersedia pada:

http://www.mdpi.com/2304-8158/2/1/18/

15. Abaza L, Taamalli A, Nsir H, Zarrouk M. Olive tree (Olea europaea L.)

leaves: importance and advances in the analysis of phenolic compounds.

Antioxidants [Internet]. 3 November 2015 [dikutip 25 Oktober

2017];4(4):682 98. Tersedia pada: http://www.mdpi.com/2076-3921/4/4/682/

16. Ardinata D. Multidimensional nyeri. J Keperawatan Rufaidah Sumat Utara.

November 2007;2:77 81.

17. World Health Organization. WHO guidelines on the pharmacological

treatment of persisting pain in children with medical illnesses. World Health

Organization; 2012. 19-20.

18. McMahon SB, editor. Wall and Melzack’s text ook of pain. 6th ed.

Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders; 2013. 1153.

19. Garland EL. Pain processing in the human nervous system. Prim Care Clin

Off Pract [Internet]. September 2012 [dikutip 25 Oktober 2017];39(3):561

71. Tersedia pada:

http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0095454312000553

20. Pathan H, Williams J. Basic opioid pharmacology: an update. Br J Pain.

2012;6(1):11 6.

21. Ossipov MH, Lai J, King T, Vanderah TW, Malan TP, Hruby VJ, et al.

Antinociceptive and nociceptive actions of opioids. J Neurobiol [Internet].

Oktober 2004 [dikutip 25 Oktober 2017];61(1):126 48. Tersedia pada:

http://doi.wiley.com/10.1002/neu.20091

22. Ahmad M, Iqbal M, Akhtar N, Murtaza G, Madni MA, Rasool F. Comparison

of bioavailability and pharmacokinetics of diclofenac sodium and diclofenac

potassium in healthy and Escherichia coli induced febrile rabbits. Pak J Zool.

2010;42(4):395 400.

23. B.Chuasuwan, Binjesoh V, Polli JE, Zhang H, Amidon GL, Junginger HE, et

al. Biowaiver Monographs for Immediate Release Solid Oral Dosage Forms:

Diclofenac Sodium and Diclofenac Potassium. J Pharm Sci [Internet]. April

Page 55: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

40

2009 [dikutip 25 Oktober 2017];98(4):1206 19. Tersedia pada:

http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0022354916329227

24. Cashman JN. The mechanisms of action of NSAIDs in analgesia. Drugs.

1996;52(5):13 23.

25. Mogil JS. Animal models of pain: progress and challenges. Nat Rev Neurosci

[Internet]. April 2009 [dikutip 25 Oktober 2017];10(4):283 94. Tersedia

pada: http://www.nature.com/doifinder/10.1038/nrn2606

26. Chipkin RE, Berger JG, Billard W, Chapman R, Florentin D, Sassi A, et al.

Inhibition of enkephalinase. Drug Discov Eval Pharmacol Assays.

2013;224:365.

27. Conn PM, editor. Sourcebook of models for biomedical research. Totowa,

N.J: Humana Press; 2008. 778.

28. Dahlan S. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan: deskriptif, bivariat, dan

multivariat, dilengkapi aplikasi menggunakan SPSS. 6 ed. Jakarta:

Epidemiologi Indonesia; 2014. 11-4.

29. Zare L, Esmaeili-Mahani S, Abbasnejad M, Rasoulian B, Sheibani V, Sahraei

H, et al. Oleuropein, chief constituent of olive leaf extract, prevents the

development of morphine antinociceptive tolerance through Inhibition of

morphine-induced L-type calcium channel overexpression: oleuropein

prevents the development of morphine tolerance. Phytother Res [Internet].

November 2012 [dikutip 30 Oktober 2017];26(11):1731 7. Tersedia pada:

http://doi.wiley.com/10.1002/ptr.4634

30. Sankdia R, Kaore S. Antinociceptive activity of non-analgesic agents and

their interactions with tramadol and diclofenac in rats. Int J Pharma Bio Sci.

April 2014;5(2):79 90.

Page 56: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

41

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Determinasi Ekstrak Daun Zaitun

Page 57: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

42

Lampiran 2

Perhitungan Sampel

Rumus Mead

=

Keterangan:

N = Total dari jumlah individu dalam penelitian (dikurangi 1)

B = Blocking component, mempresentasikan pengaruh limgkungan yang

diperbolehkan dalam suatu penelitian

T = Kelompok uji coba, termasuk kelompok kontrol (dikuragi 1)

E = Derajat kebebasan dari kelompok error, nilainya diantara 10-20

10 ≤ E ≤ 20

E = N B T E = N B T

≥ 10 (N 1) 0 (5 1) ≤ 20 (N 1) 0 (5 1)

≥ 10 N 1 4 ≤ 20 N 1 4

≥ 10 N 5 ≤ 20 N 5

N ≥ 1 N ≤ 2

Jadi jumlah sampel pada penelitian, yait : 1 ≤ N ≤ 2 , artinya minimal

jumlah sampel yang diperlukan pada penelitian ini yaitu 15 sampel, sedangkan

jumlah maksimal sampel yang dibolehkan pada penelitian ini yaitu 25 sampel.

Maka rentang jumlah sampel per kelompok berdasarkan rumus ini adalah 3-5.

Page 58: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

43

Lampiran 3

Dokumentasi Penelitian

Gambar 7.3 Injeksi Ekstrak Etanol Daun

Zaitun

Gambar 7.4 Uji Tail Immersion

Gambar 7.5 Pencatatan Periode

Latensi

Gambar 7.1 Daun Zaitun kering Gambar 7.2 Ekstrak Etanol Daun Zaitun

Page 59: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

44

Lampiran 4

Perhitungan Dosis

Berat badan tikus rata-rata = 300 g = 0,3 kg

1. Dosis Natrium Diklofenak

Dosis 10 mg/kgBB

= 10 mg x 0,3 kg

= 3 mg /tikus

2. Dosis Ekstrak Etanol Daun Zaitun

Dosis 100 mg/kgBB

= 100 mg x 0,3 kg

= 30 mg /tikus

Dosis 300 mg/kgBB

= 300 mg x 0,3 kg

= 90 mg /tikus

Dosis 500 mg/kgBB

= 500 mg x 0,3 mg

= 150 mg/tikus

Page 60: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

45

Lampiran 5

Data Periode Latensi dan Rata-rata Periode Latensi

Kelompok

Periode

latensi awal

Menit ke-

30

Menit ke-

60

Menit ke-

90

Menit ke-

120

Menit ke-

150

Menit ke-

180

I II R I II R I II R I III R I II R I II R I II R

Kontrol

negatif

1,8 2,0 1,9 2,2 1,9 2,05 2,0 2,4 2,2 2,0 2,1 2,05 2,1 2,2 2,15 1,9 2,0 1,95 1,7 2,0 1,85

1,7 2,7 2,2 2,4 2,5 2,45 2,4 2,7 2,55 1,6 2,1 1,85 1,8 1,7 1,75 3,2 2,2 2,7 2,9 2,9 2,9

2,5 1,8 2,15 2,2 2,0 2,1 3,1 2,8 2,95 2,2 2,5 2,35 2,9 2,2 2,55 1,9 2,9 2,4 1,7 2,3 2,0

1,7 2,2 1,95 2,5 2,4 2,45 1,7 2,0 1,85 1,7 3,2 2,45 1,7 1,9 1,8 1,6 2,0 1,8 2,2 2,3 2,25

2,3 2,6 2,45 1,7 2,2 1,95 1,6 1,7 1,65 2,1 2,2 2,15 2,3 2,7 2,5 1,6 2,2 1,9 1,8 1,8 1,8

Rata-rata 2,130 2,200 2,200 2,170 2,150 2,150 2,160

SD 0,220 0,235 0,257 0,239 0,376 0,384 0,449

Kontrol

positif

2,4 2,0 2,2 1,8 2,0 1,9 2,0 2,4 2,2 2,0 2,6 2,3 2,7 3,0 2,85 1,9 2,2 2,05 2,8 2,3 2,55

2,6 2,1 2,35 2,8 1,9 2,35 2,4 2,7 2,55 2,9 2,4 2,65 2,0 1,9 1,95 2,3 3,5 2,9 3,0 2,6 2,8

2,2 1,9 2,05 1,3 3,7 2,5 3,1 2,8 2,95 2,7 3,0 2,85 2,5 2,9 2,7 2,0 2,9 2,45 3,0 2,3 2,65

1,8 2,5 2,15 1,8 2,1 1,95 1,7 2,0 1,85 1,9 2,3 2,1 2,3 2,5 2,4 2,1 3,0 2,55 2,4 2,1 2,25

2,1 2,3 2,2 2,1 2,7 2,4 1,6 1,7 1,65 1,7 2,2 1,95 1,7 2,3 2,0 1,9 2,4 2,15 2,4 1,7 2,05

Rata-rata 2,190 2,220 2,240 2,370 2,380 2,420 2,460

SD 0,108 0,275 0,525 0,375 0,404 0,338 0,305

OLE 100

mg/kg

2,1 2,4 2,25 2,7 3,6 3,15 2,9 2,2 2,55 2,5 3.0 2,05 2,2 1,9 2,05 2,4 2,4 2,4 1,8 2,4 2,1

2,6 1,8 2,2 4,0 4,2 4,2 3,2 2,6 2,9 1,8 2,7 2,25 2,1 2,0 2,05 1,9 2,7 2,3 2,0 2,3 2,15

1,8 2,0 1,9 3,7 2,5 3,1 2,7 2,7 2,7 3,3 2,4 2,85 2,7 2,6 2,65 2,2 2,5 2,35 1,8 1,6 1,7

2,3 1,9 2,1 2,7 3,0 2,85 2,0 2,4 2,2 2,5 2,0 2,25 2,1 2,3 2,2 1,4 1,6 1,5 2,5 2,5 2,5

2,0 1,9 1,95 2,6 2,9 2,75 2,5 2,9 2,7 2,4 2,1 2,25 1,8 2,7 2,25 2,1 2,5 2,3 1,8 2,2 2,0

Rata-rata 2,080 3,210 2,610 2,470 2,240 2,170 2,090

SD 0,152 0,578 0,261 0,303 0,246 0,377 0,288

Page 61: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

46

(Lanjutan)

OLE 300

mg/kg

2,5 1,9 2,2 3,9 4,3 4,1 1,9 2,2 2,05 2,4 2,4 2,4 2,0 2,8 2,4 1,9 2,6 2,25 2,1 2,4 2,25

2,1 2,4 2,25 3,4 3,9 3,65 2,3 5,4 3,85 2,1 2,5 2,3 2,3 2,3 2,3 1,5 2,2 1,85 1,8 2,0 1,9

1,7 1,7 1,7 3,9 3,3 3,6 2,8 3,1 2,95 2,2 2,7 2,45 2,3 2,3 2,3 3,1 2,8 2,95 2,4 2,2 2,3

1,7 2,1 1,9 4,0 4,3 4,15 3,6 2,2 2,9 3,3 2,9 3,1 2,4 2,6 2,35 2,3 2,1 2,2 2,2 2,7 2,45

2,2 2,6 2,4 3,3 3,0 3,15 2,4 2,8 2,6 2,0 2,5 2,25 2,2 1,9 2,05 2,1 1,6 185 1,6 1,7 1,65

Rata-rata 2,090 3,730 2,870 2,510 2,280 2,220 2,110

SD 0,284 0,410 0,654 0,342 0,135 0,449 0,327

OLE 500

mg/kg

2,1 2,7 2,4 3,9 4,2 4,05 3,0 2,9 2,95 3,3 2,8 3,05 2,3 2,4 2,35 2,8 2,0 2,4 1,5 2,8 2,15

2,7 1,7 2,2 3,3 3,5 3,4 4,0 3,8 3,9 3,6 3,1 3,35 1,8 2,3 2,05 2,6 2,9 2,75 2,6 1,9 2,25

2,3 1,7 2,0 4,8 5,2 5,0 2,5 3,1 2,8 2,0 2,5 2,25 3,4 2,5 2,95 1,9 2,4 2,15 1,9 2,5 2,2

1,3 2,8 2,05 4,8 4,0 4,4 3,2 4,0 3,6 2,3 3,0 2,65 2,2 3,9 3,05 2,1 2,9 2,5 1,8 2,3 2,05

2,2 3,0 2,6 3,1 3,6 3,35 2,7 2,2 2,45 3,0 3,5 3,25 1,8 3,6 2,7 2,5 2,0 2,25 2,5 3,3 2,9

Rata-rata 2,250 4,040 3,140 2,910 2,620 2,410 2,310

SD 0,250 0,696 0,595 0,456 0,418 0,233 0,338

Ket: I = Pengukuran pertama, II = Pengukuran kedua, R = Rata-rata

Page 62: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

47

Lampiran 6

Analisis Statistik Rata-rata Periode Latensi

1. Uji Normalitas

Page 63: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

48

(Lanjutan)

2. Uji Kruskal-Wallis

Test Statisticsa,b

Latensi

Awal

Menit ke-

30

Menit ke-

60

Menit ke-

90

Menit ke-

120

Menit ke-

150

Menit ke-

180

Chi-Square 1,525 18,949 9,728 7,182 4,063 2,820 4,041

df 4 4 4 4 4 4 4

Asymp. Sig. ,822 ,001 ,045 ,127 ,398 ,588 ,401

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kelompok

3. Uji Mann-Whitney Menit ke-30

Kontrol negatif & Kontrol positif Kontrol negatif & OLE 100 mg/kg

Kontrol negatif & OLE 300 mg/kg Kontrol negatif & OLE 500 mg/kg

Page 64: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

49

(Lanjutan)

Kontrol positif & OLE 100 mg/kg Kontrol positif & OLE 300 mg/kg

Kontrol positif & OLE 500 mg/kg OLE 100 mg/kg & OLE 300 mg/kg

OLE 100 mg/kg & OLE 500 mg/kg OLE 300 mg/kg & OLE 500 mg/kg

Page 65: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

50

(Lanjutan)

4. Uji Mann-Whitney Menit ke-60

OLE 300 mg/kg & OLE 500 mg/kg

Kontrol negatif & Kontrol positif Kontrol negatif & OLE 100 mg/kg

Kontrol negatif & OLE 300 mg/kg Kontrol negatif & OLE 500 mg/kg

Kontrol positif & OLE 100 mg/kg Kontrol positif & OLE 300 mg/kg

Page 66: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

51

(Lanjutan)

Kontrol positif & OLE 500 mg/kg OLE 100 mg/kg & OLE 300 mg/kg

OLE 100 mg/kg & OLE 500 mg/kg OLE 300 mg/kg & OLE 500 mg/kg

Page 67: EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN ZAITUN Olea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38296/1/TAQIYYA... · kepentingan komersial, berbagai bagian zaitun dikenal sebagai

52

Lampiran 7

Riwayat Penulis

Identitas :

Nama : Taqiyya Maryam

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Sapporo, 6 Desember 1995

Agama : Islam

Alamat : Puri Serpong 2 Blok C1/4, Babakan, Setu,

Tangerang Selatan, Banten

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. 2002-2008 : SDN Puspiptek

2. 2008-2011 : SMPN 8 Tangerang Selatan

3. 2011-2014 : MAN Insan Cendekia Serpong

4. 2014-Sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta