edukasi pasien

4
Olah Raga/ Latihan yang Baik bagi Usia Lanjut Agar tetap memperoleh gizi seimbang, selain variasi penyajian makanan yang menarik juga perlu tetap aktif dan bergaul untuk meningkatkan nafsu makan dan penyerapan nutrisi. Berikut ini beberapa aktivitas kegiatan yang baik bagi kelompok usia lanjut: 1. Pekerjaan rumah Pekerjaan rumah merupakan suatu latihan untuk menjaga kesegaran dan daya tahan tubuh. Tetapi, pekerjaan dimaksud perlu dilakukan secara cepat sehingga denyut jantung dan otot akan lebih cepat, karena denyut jantung usia lanjut cenderung melemah. 2. Berjalan-jalan Berjalan-jalan dengan baik berguna untuk meregangkan kaki dan menjaga daya tahan tubuh. Bila berjalan dilakukan makin lama makin cepat, akan makin sempurna. 3. Senam tera dan aerobik Senam tera dan aerobik atau yoga memberikan keuntungan dalam mempertahan bentuk fisik dan mental. 4. Jogging Dilakukan dengan tidak terlalu cepat, berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan zat asam (O2) yang menyangkut fungsi jantung, paru-paru, peredaran darah kaki, dan lain-lain. 5. Bersepeda

Upload: dian-ayu-ningsih

Post on 08-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

edukasi pasien

TRANSCRIPT

Olah Raga/ Latihan yang Baik bagi Usia Lanjut Agar tetap memperoleh gizi seimbang, selain variasi penyajian makanan yang menarik juga perlu tetap aktif dan bergaul untuk meningkatkan nafsu makan dan penyerapan nutrisi. Berikut ini beberapa aktivitas kegiatan yang baik bagi kelompok usia lanjut:1. Pekerjaan rumah Pekerjaan rumah merupakan suatu latihan untuk menjaga kesegaran dan daya tahan tubuh. Tetapi, pekerjaan dimaksud perlu dilakukan secara cepat sehingga denyut jantung dan otot akan lebih cepat, karena denyut jantung usia lanjut cenderung melemah. 2. Berjalan-jalanBerjalan-jalan dengan baik berguna untuk meregangkan kaki dan menjaga daya tahan tubuh. Bila berjalan dilakukan makin lama makin cepat, akan makin sempurna. 3. Senam tera dan aerobik Senam tera dan aerobik atau yoga memberikan keuntungan dalam mempertahan bentuk fisik dan mental. 4. JoggingDilakukan dengan tidak terlalu cepat, berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan zat asam (O2) yang menyangkut fungsi jantung, paru-paru, peredaran darah kaki, dan lain-lain. 5. Bersepeda Kegiatan ini dapat dilakukan apabila memungkinkan, terutama untuk penderita artritis, karena dapat meningkatkan keregangan dan daya tahan tubuh, tapi tidak menambah kelenturan pada derajat yang lebih tinggi.

Nutrisi pada pasien.1. Sumber karbohidrat komplek (serealia, umbi) dalam jumlah sesuai anjuran. Tujuannya adalah untuk menjamin kecukupan serat, serta tidak bersifat refined carbohydrate.2. Batasi konsumsi lemak dan minyak yang berlebihan.Gunakan sumber lemak nabati seperti kacang kacangan. Tujuannya mengurangi konsumsi lemak jenuh, trigliserida, dan kolesterol yang merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler.3. Makan sumber zat besi secara cukupBergantian antara sumber hewan dan nabati, sumber hewani ada pada daging (red meat) dan sumber nabati ada pada semua sayur yang berwarna hijau pekat. Hal ini perlu ditekankan karena anemia masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia dan terdapat di berbagai kelompok umur.4. Minum air bersih, aman, cukup jumlahnya, dan telah dididihkan.Anjuran ini bersifat mendidik agar tiap orang meminum air bersih yang tidak membawa kontaminan baik bahan kimiawi maupun mikroorganisme.5. Kurangi konsumsi makanan, jajanan, dan minuman yang tinggi gula murni dan lemak.Anjuran ini diberikan untuk mengurangi kemungkinan terkena penyakit diabetes mellitus.6. Perbanyak frekuensi konsumsi hewan laut.Lemak tak jenuh omega 3 yang banyak pada golongan ikan telah terbukti memberikan perlindungan terhadap/mencegah terjadinya aterosklerosis.7. Gunakan garam beryodium, namun batasi jumlahnya atau kurangi konsumsi makanan yang diawetkan atau diolah dengan banyak menggunakan garam, penyedap, atau pengawet lain. Penggunaan garam iodium masih perlu dikampanyekan mengingat gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia dan dapat mengenai semua golongan umur.8. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.9. Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Makanlah makanan yang mudah dicerna Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang Makan dalam porsi kecil tetapi sering Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya Diberikan10. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.11. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.12. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng13. Perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna Untuk mengurangi resiko konstipasi dan hemoroid:a. Sarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari, seperti sayuran dan buah-buahan segar, roti dan sereal.b. Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap hari untuk melembutkan feses.c. Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin , karena pasien akan menjadi tergantung pada laksatif.