edp
DESCRIPTION
auditingTRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai laba adalah dengan melakukan
penjualan. Penjualan merupakan salah satu usaha perusahaan untuk mencapai tujuan perusahan,
sebab penjualan adalah sumber pendapatan perusahaan. Peningkatan volume penjualan akan
dapat membantu perusahaan meningkatkan laba perusahaan. Penjualan dilakukan dengan cara
penjualan tunai ataupun penjualan kredit. Penjualan kredit dilakukan untuk menarik pelanggan
tetapi disertai resiko yang cukup besar, yaitu kemungkian tidak tertagihnya piutang.
Salah satu faktor yang mengakibatkan tidak tertagihnya piutang adalah pemberian kredit
yang tidak selektif, serta lemahnya pengendalian intern yang diterapkan. untuk mengatasi
kelemahan ini diperlukan adanya suatu sistem akuntansi dan pengendalian intern yang baik
sehingga akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam menagih piutang
1
BAB IIPEMBAHASAN
Hal – hal yang perlu diperhatikan untuk memperkirakan control risk dan merancang
tests of control serta substantive tests of transaction untuk setiap klasifikasi transaksi
adalah pertama, harus memahami kelas-kelas transaksi dari siklus penjualan dan
penagihan serta akun-akun di perusahaan tertentu. Selanjutnya, harus memahami
dokumen dan catatan tertentu yang digunakan di dalam siklus penjualan dan penagihan
karena dokumen dan catatan tersebut merupakan hal yang penting di dalam proses audit.
Tujuan dari audit ini adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo yang dipengaruhi oleh
siklus ini telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
Berikut klasifikasi dari transaksi pada siklus penjualan dan penagihan :
1. Sales (Cash and sales on account)
2. Cash receipts
3. Sales returns and allowances
4. Write-off and uncollectible accounts
5. Estimate of bad debt expense
Berikut akun-akun dalam transaksi pada siklus penjualan dan penagihan :
1. Sales
2. Account Receivable
3. Cash in Bank
4. Cash Discounts Taken
5. Sales Returns and Allowances
6. Bad Debt Expense
7. Allowances for Uncollectible Accounts
2
Setelah mengetahui kelompok-kelompok transaksi dan akun-akun yang terlibat dalam siklus
penjualan dan penagihan, supaya auditor dapat memperkirakan control risk dan merancang tests
of control serta substantive tests of transaction, auditor butuh pemahaman dari fungsi bisnis dan
dokumen serta catatan-catatan dalam perusahaan.
Kelompok Transaksi
Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan
catatan
Sales Sales Procesing customer
order
Customer order
Sales order
Account Receivable Granting Credit Customer order or
sales order
Shipping Goods Shipping document
Billing Customers and recording sales
Sales invoice
Sales transaction file
Sales journal or listing
Account receivable
master file
Account receivable
trial balance
Monthly statement
Cash receipt Cash in Bank (Debits from cash receive)
Processing and recording cash receipt
Remittance advice
Account receivable Prelisting of cash receipts Cash receipts transaction file Cash receipts journal or listing
Sales Returns and Allowances
Sales Returns and Allowances
Processing and Recording Sales Returns and Allowances
Credit memo
Accounts Receivable Sales returns and allowances journal
Write-off of Accounts Receivable Writing-off Uncollectible account
3
Uncollectible Accounts
Uncollectible Accounts Receivable
authorization form
Allowances for Uncollectible account
General journal
Bad Debt Expense Bad Debt Expense Providing For Bad Debts
General journal
Allowances for Uncollectible Accounts
Fungsi Bisnis Pada Siklus Dan Dokumen Serta Catatan yang Berhubungan :
1. Processing Customer Order
Dokumen ini berisi rincian jenis dan jumlah produk atau jasa yang dipesan oleh
pelanggan. Pesanan penjualan dapat dibuat dan dikirimkan oleh tenaga penjualan, dikirim atau di
faks, atau di terima melalui telepon atau internet. Pada contoh earthwarker, pegawai penerima
pesanan memasukkan informasi yang terdapat penjualan, yang dikirim atau di faks oleh
pelanggan, ke dalam sistem pendapatan. Penjualan melalui telepon atau internet dimasukkan
secara langsung ke dalam program validasi data. Dokumen yang berhubungan : Pesanan
pelanggan (customer order) dan pesanan penjualan (sales order)
2. Granting Credit
Praktek yang lemah menyebabkan piutang tak tertagih besar. Persetujuan penjualan
kredit ditandai oleh persetujuan untuk mengirim barang.
o Formulir persetujuan kredit (credit approval form)
Jika pelanggan membeli barang secara kredit dari klien untuk pertama kali, klien harus
memiliki prosedur normal untuk menginvestigasi kelayakan kredit dari pelanggan. Hasil
dari prosedur ini didokumentasikan dalam suatu jenis formulir persetujuan kredit.
o Laporan Pesanan yang belum terselesaikan (Open-OrderReport)
4
Merupakan laporan seluruh pesanan pelanggan yang belum selesai di proses. Pada
beberapa proses pendapatan, jika pesanan pelanggan telah di terima, pesanan kemudian
dimasukkan ke dalam sistem. Setelah barang dikirimkan dan di tagih, maka harus di catat
sebagai pesanan yang telah terpenuhi.
3. Shipping Goods
Dokumen pengiriman harus dibuat setiap kali barang dikirimkan kepada pelanggan.
Dokumen ini biasanya juga merupakan konosemen atau surat jalan (bill of lading) dan berisikan
informasi jenis dan jumlah produk yang dikirimkan, serta informasi relevan lain. Pada beberapa
sistem pendapatan, dokumen pengiriman, dan konosemen merupakan dokumen terpisah. Salinan
dokumen pengirimkan ke pelanggan, sedangkan salinan lain digunakan untuk memulai proses
penagihan.
4. Billing customer and recording sales
Nota pengiriman disiapkan saat penjualan dan dokumen pengiriman (bill of lading)
dibuat untuk keperluan penagihan atas pengiriman ke pelanggan. Dokumen yang berhubungan :
Dokumen pengiriman (shipping document)
Faktur penjualan (sales invoice)
Jurnal penjualan (sales journal)
Neraca saldo A/R
Laporan ikhtisar penjualan (summary sale report)
Laporan Bulanan ( Monthly Statement )
Berkas induk piutang dagang (A/R Master file)
Faktur Penjualan (Sales Invoice) Dokumen ini digunakan untuk menagih pada
pelanggan,. Faktur penjualan berisikan informasi jenis, jumlah, harga dan syarat
penjualan produk atau jasa. Faktur penjualan asli biasanya dikirimkan ke pelanggan, dan
salinan-salinannya didistribusikan kepada departemen-departemen lain dalam organisasi.
5
Faktur penjualan khususnya merupakan sumber dokumen yang menandai pengakuan
pendapatan.
Jurnal Penjualan ( Sales Journal) Bila faktur penjualan telah diterbitkan, penjualan harus
di catat dalam catatan akuntansi. Jurnal penjualan di gunakan untuk mencatat informasi
yang diperlukan untuk tiap transaksi penjualan.
Laporan Transaksi Pelanggan (Customer Statement) Dokumen ini biasanya dikirimkan
kepada pelanggan setiap bulan laporan ini terdiri atas rincian seluruh transaksi-transaksi
penjualan, penerimaan kas dan memorendum kredit yang di proses dalam akun pelanggan
untuk suatu periode.
5. Processing and recording cash receipts
Meliputi penerimaan, penyimpanan, dan pencatatan kas baik kas maupun berupa cek.
Pertimbangan utama adalah seluruh kas harus disetor ke bank dalam jumlah yanng benar dengan
tepat waktu dan dicatat ke berkas transaksi penerimaan kas yang digunakan untuk membuat
jurnal penerimaan kas dan memutakhirkan berkas induk piutang usaha.
Dokumen yang berhubungan :
Nota pembayaran (Remittance Advice)
Daftar awal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas.
6. Processing and recording sales return and allowances
Dokumen yang berhubungan :
Kredit memo
Jurnal cadangan dan retur penjualan.
7. Writing-off uncollectible account receivable
Jika perusahaan berkesimpulan bahwa suatu jumlah akan tidak tertagih lagi, jumlah
tersebut harus dihapuskan dan sering terjadi setelah pelanggan pailit atau piutang dialihkan ke
agen penagihan. Formulir yang digunakan adalah uncollectible account authorization form yaitu
dokumen yang digunakan secara intern yang mengindikasikan adanya otorisasi untuk
menghapuskan piutang usaha.
6
8. Providing for bad debts
Harus cukup untuk mencerminkan bagian dari penjualan periode sekarang yang
diperkirakan tidak dapat ditagih di masa depan.
Metodologi Perancangan Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas
Transaksi Penjualan
1. Memahami SPI-Penjualan.
Dengan mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuisioner pengendalian
intern dan melaksanakan uji 'walkthrough' untuk penjualan.
2. Memperkirakan Risiko Pengendalian Yang Direncanakan- Penjualan.
Dengan 4 langkah dasar :
Auditor membutuhkan kerangka dasar untuk memperkirakan risiko pengendalian
Auditor harus mengidentifikasi pengendalian intern kunci dan kelemahan atas transaksi
pengendalian.
Auditor menghubungkan pengendalian dan kelemahan dengan tujuan.
Auditor memperkirakan risiko pengendalian pada setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahan untuk setiap tujuan.
Pengendalian kunci terdiri dari :
Pemisahan tugas yang memadai.
Otorisasi yang semestinya.
Dokumen/catatan yang memadai.
Dokumen yang prenumbered.
Pengiriman monthly statement.
Prosedur verifikasi intern.
7
3. Mengevaluasi Untung Rugi Pengujian atas Pengendalian.
4. Merancang Pengujian atas Pengendalian untuk Transaksi Penjualan.
5. Merancang Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan. Bertujuan untuk :
Penjualan yang dicatat benar-benar ada.
Terdapat dua kemungkinan salah saji : penjualan dicatat untuk pengiriman yang tidak pernah
dilakukan dan pengiriman dilakukan ke pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
Sifat pengujian tergantung sifat kelemahan Internal Control ; dengan menelusuri dari jurnal
ke dokumen dasar ( test of ommission )
Transaksi penjualan yang terjadi telah dicatat.
Dengan menelusuri dari dokumen dasar ke jurnal dimana dokumen sebagai direction of test.
Penjualan dicatat secara akurat.
Kebenaran penilaian transaksi penjualan berkenaan dengan pengiriman jumlah barang yang
dipesan, kebenaran penagihan atas jumlah yang dikirim dan kebenaran pencatatan jumlah
yang ditagih dalam catatan akuntansi
Penjualan yang dicatat telah diklasifikasikan sebagaimana mestinya.
Pengujian atas klasifikasi penjualan merupakan bagian pengujian penilaian.
Penjualan dicatat pada tanggal yang tepat.
Penjualan ditagih dan dicatat sesegera mungkin setelah terjadinya pengiriman untuk
mencegah hilangnya transaksi dari catatan tanpa sengaja dan untuk menjamin bahwa
penjualan dicatat pada periode yang sesuai.
Transaksi penjualan dicatat dengan semestinya di berkas induk dan diikhtisarkan dengan
benar.
Retur Penjualan Dan Pengurangan Penjualan
Perbedaan pengendalian salah saji dalam nota kredit dan penjualan berkaitan dengan :
1. Materialitas ; retur dan pengurangan harga penjualan sangat tidak material sehingga dapat
diabaikan dalam pelaksanaan audit.
2. Tujuan ; penekanan pada pengujian keabsahan transaksi yang dicatat sebagai cara untuk
menemukan pengalihan kas dari penerimaan penagihan piutang yang telah diterima dengan retur
dan pengurangan harga fiktif.
8
Pengendalian Intern, Pengujian Pengendalian, & Pengujian Substantif Atas Transaksi
Penerimaan Kas
Prosedur audit yang paling mungkin menyebabkan salah pengertian :
1. Menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat.
Defalkasi kas yang paling sulit dideteksi : yang terjadi sebelum kas dicatat pada jurnal
penerimaan kas atau catatan kas yg lain. Pencegahan : pengendalian yang tergantung pada bisnis
masing-masing.
2. Menyiapkan Pembuktian atas Penerimaan Kas.
Digunakan jika IC lemah. Pengujian dilakukan dengan menjumlah penerimaan kas yang dicatat
dijurnal penerimaan kas pada periode tertentu dan direkonsiliasi dengan setoran aktual yang
dilakukan ke bank untuk periode yang sama. Prosedur ini digunakan untuk membongkar :
- penerimaan kas yang belum disetor - pinjaman tidak dicatat
- setoran yang tidak dicatat - pinjaman bank yg langsung disetor ke R/K
3. Pengujian untuk menemukan lapping piutang.
Lapping , merupakan fraud yang umum yaitu menangguhkan pencatatan penerimaan piutang
untuk menyembunyikan adanya kekurangan kas dan dicegah melalui pemisahan fungsi.
Dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah, tanggal dalam nota pembayaran dengan
jurnal penerimaan kas dan deposit slip.
Pengujian Audit Untuk Piutang Tak Tertagih
Pertimbangan utama auditor untuk memverifikasi penghapusan piutang tak tertagih adalah
keabsahan dan kepantasan otorisasi dengan perhatian utama : kemungkinan klien untuk
menutupi defalkasi dengan menghapus piutang yang telah ditagih.
Prosedur yg lazim adalah memeriksa persetujuan dari orang yang berwenang dan memeriksa
korespondensi dalam arsip klien yang mendukung ketidak kolektibilitasannya.
Pengendalian Intern Tambahan Atas Transaksi Neraca
9
Jika Internal control untuk golongan transaksi efektif dan pengujian substantif mendukung
maka kemungkinan salah saji L/K berkurang. Mungkin ada Internal Control yang berkaitan
secara langsung dengan akun yang belum diidentifikasi sebagai bagian pengujian
pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi.
Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas paling tidak berdampak pada 3 tujuan audit :
Realizable value. Penting karena kolektibilitas piutang sering merupakan pos utama L/K dan
merupakan masalah sejumlah kasus tentang tanggungjawab akuntan. Pengendalian yang
lazim : persetujuan kredit, penyiapan neraca saldo A/R secara periodik untuk ditelaah dan
ditindaklanjuti dan kebijaksanaan penghapusan piutang tak tertagih.
Hak & Kewajiban. Pengendalian dengan penggunaan akuntan yang kompeten
Penyajian dan pengungkapan. Pengendalian dengan penggunaan akuntan yang kompeten
Pengendalian Intern Tambahan Atas Transaksi Neraca
Jika Internal control untuk golongan transaksi efektif dan pengujian substantif mendukung
maka kemungkinan salah saji L/K berkurang. Mungkin ada Internal Control yang berkaitan
secara langsung dengan akun yang belum diidentifikasi sebagai bagian pengujian
pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi.
Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas paling tidak berdampak pada 3 tujuan audit :
Realizable value. Penting karena kolektibilitas piutang sering merupakan pos utama L/K dan
merupakan masalah sejumlah kasus tentang tanggungjawab akuntan. Pengendalian yang
lazim : persetujuan kredit, penyiapan neraca saldo A/R secara periodik untuk ditelaah dan
ditindaklanjuti dan kebijaksanaan penghapusan piutang tak tertagih.
Hak & Kewajiban. Pengendalian dengan penggunaan akuntan yang kompeten
Penyajian dan pengungkapan. Pengendalian dengan penggunaan akuntan yang kompeten
Metode untuk merancang tes detail atas saldo.
10
Memutuskan tes yang memadai atas saldo bukan hal yang mudah. Auditors biasanya
menggunakan kertas kerja perencanaan bukti.
Tujuan audit atas saldo accounts receivable.
Detail tie-in : accounts receivable dibuat aging sesuai dengan master file.
Existence
Completeness
Accuracy
Classification
Cutoff
Realizable value
Rights
Presentation and disclosure.
Dalam menyusun kertas kerja perencanaan bukti, auditor biasanya menempuh langkah-langkah
berikut ini :
Menentukan materialitas dan menetapkan risiko audit beserta inherent risk atas accounts
receivable.
Menetapkan control risk atas siklus sales and collection.
Merancang dan melaksanakan tes atas kontrol dan substantif tes atas transaksi dalam
siklus sales and collection.
Merencanakan dan melaksanakan prosedur analitis atas saldo accounts receivables.
Merencanakan tes mendetail atas saldo accounts receivable untuk memenuhi tujuan audit
atas accounts receivable.
Auditor merancang prosedur audit, besar sampel, item yang akan diambil, dan waktu
pengujian.
Tes detail atas saldo.
11
Tes detail yang terpenting yang dilakukan dalam pengujian accounts receivable adalah konfirmasi.
Accounts receivable ditambahkan dengan benar dan sesuai dengan master file dan buku
besar.
Aging atas saldo menjadi penting karena allowance dan biaya atas uncollectible accounts
receivable berdasarkan pada estimasi dari hasil aging.
Accounts receivable yang tercatat benar-benar ada.
Dari konfirmasi dapat diyakini keberadaan accounts receivable. Untuk accounts receivable
yang tidak dikonfirmasi dapat ditelusuri dari dokumen penjualan dan penerimaan kas sebagai
prosedur alternatif.
Accounts receivable seluruhnya tercatat.
Tes yang dilakukan biasanya dengan membandingkan antara saldo dengan control account.
Cara lain adalah dengan melakukan tes silang dari hasil tes atas transaksi penjualan.
Accounts receivable dicatat dengan akurat.
Akurasi yang tidak dikonfirmasi, dapat dilakukan dengan menguji dokumen penjualan dan
penerimaan kas.
Accounts receivable diklasifikasikan dengan layak.
Klasifikasi di sini dimaksudkan pemisahan yang tegas di antara berbagai jenis receivable,
misalnya notes dan accounts receivable.
Pisah batas telah tepat.
Pisah batas di sini meliputi pisah batas penjualan, sales return and allowance, dan
penerimaan kas.
Accounts receivable dicatat pada realizable value.
Hal ini berhubungan erat dengan pengujian atas allowance for uncollectible account.
Klien berhak atas accounts receivable.
Perlu ditelusuri apakah accounts receivable tersebut telah dijaminkan, difaktorkan, atau
dijual.
Accounts receivable telah disajikan dan diungkapkan dengan layak.
Segala hal yang berhubungan dengan accounts receivable telah diungkapkan dengan
memadai, dan saldo dlam receivable benar-benar memenuhi kriteria receivable.
Konfirmasi atas accounts receivable.
12
AICPA mensyaratkan dilakukannya konfirmasi atas account receivable kecuali jika
jumlahnya tidak material, konfirmasi yang diterima lambat dan diragukan keandalannya, serta
bila inherent risk dan control risk rendah sehingga dapat digunakan prosedur alternatif
pengumpulan bukti.
Konfirmasi yang dikirim klien harus diawasi oleh auditor dan hasi konfirmasinya
langsung dikirim kepad auditor.
Keputusan penting dalam melakukan konfirmasi di antaranya:
Jenis konfirmasi positif atau negatif. Konfirmasi negatif dilakukan bila :
Jumlah satuan accounts receivable banyak, namun nilainya masing-masing kecil.
Control risk dan inherent risk rendah.
Tidak ada alasan konfirmasi itu tidak akan diperhatikan.
Waktu konfirmasi, sedekat mungkin dengan tanggal neraca.
Jumlah sampel yang akan dikonfirmasi.
Pemilihan item yang akan diuji, biasanya dilakukan dengan stratifikasi.
Apabila konfirmasi positif tidak ditanggapi, auditor perlu menguji lagi penerimaan kas
setelah tanggal konfirmasi, memastikan tidak ada sales invoice ganda, menelusuri dokumen
pengiriman, dan berkorespondensi dengan klien. Konfirmasi yang diterima dan terdapat
perbedaan, perlu ditindaklanjuti. Perbedaan tersebut mungkin timbul karena telah dibayar
sebelum tanggal konfirmasi namun belum diterima oleh klien pada saat itu, barang yang dikirim
oleh klien belum diterima pada tanggal konfirmasi, telah terjadi pengembalian barang yang
dikirim karena tidak sesuai dengan yang diminta, dan mungkin juga karena kesalahan klerikal.
BAB III
KESIMPULAN
13
Seluruh sasaran audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo
rekening terpengaruh oleh siklus ini secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar
accounting
Terdapat beberapa fungsi bisnis dalam siklus ini,diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memproses Pesanan Pelanggan
Pesanan barang dari pelanggan adalah awal dari berjalannya siklus ini Adapun dokumen
penjualannya seperti berikut:
a. Pesanan Pelanggan
Pesanan biasanya diterima via telpon,internet atau mungkin melalui pameran.
b. Pesanan Penjualan
Dokumen yang berisi detail barang yang dipesan oleh pelanggan
c. Persetujuan Kredit
Menyetujui kredit untuk pelanggan.
2. Pengiriman Barang
3. Tagihan pada pelanggan dan pembukuan penjualan
4. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
5. Memproses dan membukukan penerimaan tunai
6. Menghapus piutang tak tertagih
7. Menetapkan piutang yang tidak ditagih
Lapping of Account Receivable
Lapping adalah suatu bentuk penyalahgunaan uang tunai,dimana setoran pertama diambil
(dimasukkan saku pribadi), sedangkan setoran kedua dianggap sebagai setoran pertama. Tapi
kecurangan ini dapat diatasi dengan membagi tugas-tugas serta membandingkan nama, jumlah,
dan tanggal yang ada pada berita pengiriman dengan salinan slip setoran.
Terdapat 3 jenis kesalahan dalam penjualan
Pencatatan penjualan dimana pengirimannya tidak dilakukan
14
Penjualan yang dicatat lebih dari sekali
Pengiriman untuk konsumen palsu
Pengujian Audit untuk Uncollectible Accounts (Piutang Tidak Tertagih)
Perhatian utama adalah pada pencurian kas yang dilakukan dengan menghapus (write-
off) piutang yang sebenarnya sudah dapat ditagih.
Pengujian audit harus dilakukan untuk menilai keabsahan otorisasi pernghapusan piutang.
Biasanya dilakukan dengan menelaah aging schedule dan dokumentasi yang terkait
koresponsendi dengan customer yang piutangnya dihapuskan.
Setelah auditor menilai bahwa penghapusan piutang telah mendapat otorisasi semestinya,
auditor juga harus memverifikasi journal entries dan postings dalam general dan
subsidiary ledgers.
15