editing baru draft makalah tki(1)

Upload: deviwahyudk

Post on 06-Mar-2016

233 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

djdksk

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANDemokrasi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan. Secara bahasa demokrasi adalah kekuasaan yang berada ditangan rakyat (pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Jadi demokrasi adalah sebuah bentuk sistem pemerintahan dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat yang dijalankan oleh pemerintah.

Di Indonesia tujuan dari pelaksanaan demokrasi yaitu mewujudkan kedaulatan yang pada akhirnya mensejahterakan rakyat. Maksud dari kedaulatan rakyat adalah rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam setiap kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pemerintah sebagai wakil rakyat, berkewajiban untuk memperjuangkan hak-hak rakyat di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun pada kenyataannya pemerintah tidak sepenuhnya memperjuangkan hak-hak rakyat.

Salah satu contoh dari tidak berjalannya tujuan demokrasi dengan baik di Indonesia adalah pemerintah terlalu sibuk dengan permasalahan berpolitik yang menghilangkan tujuan utama atas demokrasi yaitu mensejahterakan rakyat, kurangnya perhatian pemerintah terhadap para tenaga kerja Indonesia di luar negeri terutama yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga. Para tenaga kerja Indonesia adalah salah satu penyumbang devisa tertinggi untuk negara. Banyak masyarakat Indonesia yang memiliki masalah ekonomi dan tidak mendapat pekerjaan di dalam negeri memutuskan untuk menjadi TKI ( tenaga kerja Indonesia) dan bekerja di luar negeri. Namun perlindungan dari pemerintah untuk TKI sangat kurang, banyak diantara mereka yang disiksa, dihina, dan dilecehkan oleh majikannya.

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat memahami tujuan dari demokrasi.

2. Dapat mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

3. Dapat mengetahui dampak demokrasi yang tidak berjalan dengan baik terhadap masalah yang dihadapi oleh TKI di luar negeri.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:1. Apa tujuan dari demokrasi?

2. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia?

3. Apa dampak dari pelaksanaan demokrasi yang kurang baik?4. Apa alasan masyarakat memilih menjadi TKI?

5. Apa permasalahan yang dihadapi TKI di luar negeri?

6. Apa yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi TKI?

7. Bagaimana penyelesaian dari masalah yang dihadapi oleh TKI?

Kajian Pustaka

Radar Pekan Baru. Mengapa Menjadi TKI. www.radarpekanbaru.com. Diakses pada tanggal 15 Maret 2015 pukul 19.15

Republika. Penghentian Pengiriman TKI Harus Diikuti Penegakan Hukum. www.republika.co.id. Diakses pada tanggal 15 Februari 2015 pukul 11.39.Sindonews. Kemiskinan Penyebab Masyarakat Pilih Jadi TKI. www.sindonews.com. Diakses pada tanggal 15 Maret 2015 pukul 19.00.

Wawa, Jannes Eudes.2005.Ironi Pahlawan Devisa. Jakarta: Kompas Group.BAB IIPEMBAHASANDemokrasi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan. Secara Bahasa demokrasi adalah kekuasaan yang berada ditangan rakyat (pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Jadi demokrasi adalah sebuah bentuk sistem pemerintahan dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat yang dijalankan oleh pemerintah.

Di Indonesia pelaksanaan tujuan demokrasi yaitu mewujudkan kedaulatan yang pada akhirnya mensejahterakan rakyat. Maksud dari kedaulatan rakyat adalah rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam setiap kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pemerintah sebagai wakil rakyat, berkewajiban untuk memperjuangkan hak-hak rakyat di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun pada kenyataannya pemerintah tidak sepenuhnya memperjuangkan hak-hak rakyat.Dampak pelaksanaan demokrasi yang tidak baik adalah banyak rakyat yang sengsara karena hak-hak dasar rakyat tidak dapat terpenuhi, seperti hak untuk mendapat pendidikan yang baik, hak untuk hidup sejahtera, dan hak untuk mendapat pekerjaan. Makna dan arti pentingnya pekerjaan bagi setiap orang tercermin dalam Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 Pasal 27 ayat 2 yang menyatakan bahwa, Setiap warga Negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Namun pada kenyataannya, keterbatasan akan lowongan kerja di dalam negeri menyebabkan banyaknya warga Negara Indonesia mencari pekerjaan ke luar negeri.Tingkat kemiskinan di Indonesia yang masih cukup tinggi menuntut masyarakat untuk berpikir keras memperbaiki perekonomiannya. Bahkan, tak jarang di antara mereka yang memilih menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menuturkan, masyarakat miskin di Indonesia tersebar di sentra pertanian, nelayan, hingga sekitar pegunungan. Pertumbuhan perusahaan swasta juga tidak dapat mengimbangi jumlah tenaga kerja. Menjadi TKI adalah pilihan hidup. Masalah nasib, cita-cita, tekanan, impian, kebutuhan, panggilan, ikut-ikutan, peruntungan, maupun coba-coba merupakan sejumlah parameter kenyataan hidup yang pada akhirnya membawa seseorang untuk berniat menjadi TKI. Besarnya animo tenaga kerja yang akan bekerja ke luar negeri dan besarnya jumlah TKI yang sedang bekerja di luar negeri di satu segi mempunyai sisi positif yang mengatasi sebagaian masalah pengangguran di dalam negeri namun mempunyai pula segi negatif berupa resiko kemungkinan terjadinya perlakuan yang tidak manusiawi terhadap TKI. Resiko tersebut dapat dialami oleh TKI baik selama proses keberangkatan selama bekerja di luar negeri maupun setelah pulang ke Indonesia. Mendapatkan perlakuan tidak layak dari majikan, dipermainkan berbagai oknum, terjebak dalam kondisi "hidup segan mati tak hendak", tersesat di Negara asing dan dicap "buronan" pemerintah setempat, karena tidak adanya ijin kerja formal, dizalimi secara jasmani maupun rohani oleh penjahat kemanusian, dan diperlakukan selayaknya seorang budak belian, merupakan kenyataan hidup pahit yang tidak jarang dialami oleh para TKI.Sejarah perlindungan hukum terhadap TKI dimulai ketika pada tahun 1969 pemerintah mengerluarkan kebijakan tentang penempatan TKI luar negeri yang dilaksanakan oleh departemen perburuhan dengan dikeluarkannya PP No.4 Tahun 1970 tentang program Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN) maka penempatan TKI di luar negeri mulai melibatkan pihak swasta. Dalam upaya perlindungan TKI pemerintah telah membentuk Badan Koordinasi Penempatan TKI (BKPTKI) tanggal 16 April 1999 melalui Kepres No.29 tahun 1999. BPTKI terdiri dari 9 Instansi terkait. Pada tahun 2004 pemerintah telah menerbitkan UU No.39 tentang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, pasal 5 UU meyatakan : Pemerintah bertugas mengatur, membina, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraaan, penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.Dengan terbitnya UU No.39 pasal 5 tahun 2004, maka penempatan TKI di luar negeri tidak saja dilakukan oleh swasta, tetapi juga oleh pemerintah. Dengan demikian dari sisi pengurusan dan penempatan TKI luar negeri semakin lancar dan baik. Hal ini membuat jumlah TKI yang bekerja di luar negeri semakin banyak. Dalam menangani kasus kekerasan terhadap TKI, Indonesia juga mengadakan kerjasama-kerjasama dengan negara-negara yang mempekerjakan tenaga kerja Indonesia, misalnya mengenai perjanjian TKI antara Indonesia dengan Saudi Arabia dan Malaysia.

Upaya yang dilakukan pemerintah pada orde kepemimpinan Presiden Joko Widodo untuk para Tenaga Kerja Indonesia informal di luar negeri adalah menghentikan pengiriman TKI informal, Poempida Hidyatullah menyatakan, rencana penghentian pengiriman TKI informal Asisten Rumah Tangga (ART) memang sudah menjadi rencana kerja pemerintahan sebelumnya yang menargetkan "zero TKI informal" pada 2017. Dengan dibuatnya rencana kebijakan ini yang harus diperhatikan pemerintah adalah konsekuensinya, yakni penegakan hukum harus dilakukan secara konsekuen. Hal ini agar tidak terjadi pasar gelap perdagangan manusia Indonesia di luar negeri, mengingat ada Masyarakat Ekonomi ASEAN akan membuka peluang perdagangan manusia yang lebih besar. Ada beberapa upaya dalam mengatasi masalah kurangnya perlindungan terhadap para TKI yang bekerja di luar negeri diantaranya :

a. Dari segi sumber daya manusia (SDM) :

-Menciptakan SDM yang unggul dengan memperbaiki faktor kesehatan sejak dari kandungan, anak-anak, remaja dan orang dewasa.

-Menciptakan lapangan kerja dengan menitik beratkan pada pengembangan pasar domestik, agar ada alternatif lain selain mencari pekerjaan keluar negeri.b. Dari segi peraturan pemerintah :

- Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang PPTKLN perlu direvisi yang lebih berprespektif perlindungan.

- Bila masih belum memungkinkan paling tidak peraturan pelaksananya agar dilengkapi untuk mendukung dan mempermudah implementasi pelaksanaannya.

- Perlu dirumuskan mekanisme yang jelas dan tegas dalam pengawasan perlindungan TKI.

- Menindak tegas kepada pihak-pihak yang memeras/pungli terhadap TKI.c. Pra Penempatan

- Perlu sosialisasi Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang PTPPO ke kantong-kantong TKI secara lebih intensif, perlu melibatkan organisasi perempuan hingga tingkat paling bawah, yang lebih mengetahui keadaan lapangan dan dapat mendampingi serta melakukan sosialisasi hak-hak TKI dan melibatkan badan PP dan KB di tingkatProvinsi/Kabupaten/Kota.

- Pelanggaran pada BLK PPTKIS, perlu dicari terobosan agar dapat memperbanyak pengawas ketenagakerjaan yang professional dankredibelc.

- Penguatan jejaring melalui forum perlindungan TKI yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, dunia usahamaupun elemen masyarakat.

- Penampungan di PPTKIS, harus menyediakan tempat penampungan yang lebih memadai dan manusiawi sesuai standar yang disyaratkanPermennaker Nomor R-07/Men/IV/200.

- Perlu dilakukan percepatan proses dokumen untuk pemberangkatan di PPTKIS agar TKI tidak menunggu terlalu lama sehingga menumpuk di penampungan.

- Asuransi TKI, perlu dilakukan sosialisasi tentang hak TKI perempuan tentang asuransi, polis asuransi seharusnya bersifat personal bukan kolektif.d. Penempatan

-Perlu dilakukan percepatan proses dokumen baik di KBRI/KJRI agarTKI tidak menunggu terlalu lama sehingga menumpuk dipenampungan, disamping itu perlu dipikirkan perluasan shelter sesuai dengan daya tamping.

-Paspor sebaiknya disimpan di KBRI/KJRI, sedangkan TKI diberikan identitas (ID card) sebagai pengganti paspor, masalah paspor perlu dimasukkan dalam MOU dengan Negara tujuan penempatan TKI.

-Perlu dibangun sekolah-sekolah berasrama diperbatasan untuk menampung anak-anak TKI, karena dengan membangun sekolah diperbatasan lebih menguntungkan yaitu: anak didik mendapatkan pelajaran cinta tanah air, dan asetnya tetap milik Pemerintah Indonesia.Solusi permasalahan laim yang dapat dilakukan oleh para Tenaga Kerja Indonesia sendiri adalah mulai dari membaca beraneka ragam refernsi mengenai TKI, berkonsultasi dengan perpanjangan tangan pemerintah di daerah-daerah setempat, berdiskusi secara interaktif bersama PJTKI dari sektor swasta, berbagi pengalaman dengan para TKI aktif maupun individu yang telah memasuki tahap 'purna TKI', mendengarkan siaran televisi maupun wawancara radio terkait dengan masalah yang sama, maupun menghadiri sejumlah seminar atau lokakarya yang diselenggarakan oleh beraneka ragam lembaga swadaya masyarakat. Intinya adalah bahwa sebelum memutuskan untuk 'berkarir' menjadi seorang TKI, ada baiknya setiap calon memiliki persiapan yang matang terlebih dahulu untuk meminimalisasi kegagalan dan mempertinggi probabillitas sukses bekerja di negeri seberang, dan pulang kembali ke tanah air sebagai pahlawan devisa yang membanggakan. Bekerja ke luar negeri sudah tentu lebih sulit dibandingkan bekerja di dalam negeri, butuh dokumen yang lebih banyak, perlu keterampilan dan keahlian tertentu dan tentu saja butuh persiapan dana dan mentalitas. PENUTUPSimpulan

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia masih sangat jauh dari tujuan demokrasi sebenarnya, yaitu pemerintah rakyat. Pemerintah sebagai wakil rakyat seharusnya dapat memperjuangkan dan melindungi rakyat di dalam maupun di luar negeri. Bukti dari pelaksanaan demokrasi di Indonesia yang tidak benar adalah banyaknya masyarakat menengah ke bawah yang memilih untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia informal yaitu Asisten Rumah Tangga (ART), dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Itu disebabkan karena minimnya lowongan kerja di dalam negeri. Bahkan para TKI yang bekerja di luar negeri tidak jarang mendapat pelecahan atau kekerasan ketika mereka bekerja. Oleh karena itu, pemerintah pada kepemimpinan Pak Joko Widodo akhirnya membuat rencana kebijakan untuk menghentikan pengiriman TKI informal, agar kejadian pelecahan dan kekerasan terhadap TKI informal dapa dihentikan. DAFTAR PUSTAKARadar Pekan Baru. Mengapa Menjadi TKI. www.radarpekanbaru.com. Diakses pada tanggal 15 Maret 2015 pukul 19.15 Republika. Penghentian Pengiriman TKI Harus Diikuti Penegakan Hukum. www.republika.co.id. Diakses pada tanggal 15 Februari 2015 pukul 11.39.

Sindonews. Kemiskinan Penyebab Masyarakat Pilih Jadi TKI. www.sindonews.com. Diakses pada tanggal 15 Maret 2015 pukul 19.00.

Wawa, Jannes Eudes.2005.Ironi Pahlawan Devisa. Jakarta: Kompas Group10