edisi 70 01 april 2013 genderang rb telah · pdf filesesekali terdengar lantang teriakan...

8
Genderang RB Telah Ditabuh FOKUS UTAMA Genderang RB Telah Ditabuh 1 PERATURAN MENTERI Penegakan Disiplin PNS KemenBUMN 2 Kopi Pagi 2 WAWASAN Masih Perlukah Reformasi Birokrasi? 3 SOSOK TOKOH IMAM APRIYANTO PUTRO Siapa pun Pemimpinnya, Kita Harus Back Up 4 SUDUT PANDANG Rayakan HUT (diam-diam) 6 Tugas Berat Seorang PPK 6 PARODI Sepak Terjang Pak Fadlan 7 REKAM PERISTIWA SHARING KNOWLEDGE 2013 Setiap Orang Adalah Guru 7 ON KLIK! 8 fokus utama Kamis pagi, 21 Maret 2013, bertempat di Ruang Rapat Wakil Menteri BUMN, Wahyu Hidayat menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) KemenBUMN kepada Wakil Menteri BUMN. “FOKUS DAN arah RB itu ada delapan,“ ujar Wahyu Hidayat, Deputi Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN. Delapan fokus dan arah RB itu antara lain perubahan pola pikir dan budaya kerja yang berintegritas dan melayani, penataan peraturan perundang- undangan yang tertib dan tidak tumpang-tindih, penataan penguatan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran, tata laksana yang jelas efektif dan efisien, manajemen SDM aparatur yang berintegritas, netral dan kompeten, pengawasan dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN, serta peningkatan akuntabilias kinerja. “Seluruh fokus RB akan bermuara pada terwujudnya pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan stakeholder melalui peningkatan kualitas pelayanan publik,” ujar Wahyu Hidayat. Dalam kesempatan itu, Mahmuddin Yasin, Wakil Menteri BUMN menegaskan komitmen dan dukungan penuhnya terhadap proses RB di KemenBUMN. Ia minta agar seluruh program dan kegiatan RB terus dijalankan sesuai ketentuan dan diharapkan dapat selesai di tahun 2013. “Saya juga minta seluruh anggota Tim RB khususnya pimpinan di masing-masing unit kerja agar punya komitmen atas program RB serta menjadi agen perubahan dan role model di unit kerjanya masing-masing,” katanya. Wamen juga minta agar Tim RB melakukan sosialisasi, internalisasi maupun komunikasi secara intensif kepada seluruh pejabat dan pegawai KemenBUMN. Beberapa slogan sudah diciptakan Tim RB dalam sosialisasi dan komunikasi itu, semisal: ‘Kalau Tidak Saat ini, Kapan Lagi’, ‘Semangat Berubah Ciptakan Nilai Tambah’, dan ‘Kerja Antusias, Cerdas dan Ikhlas’, serta ‘Profesional, Cepat dan Tidak Berbelit-belit’. Fadjar Judisiawan, Plt Asdep Risinfo dan Dwi Ary Purnomo, Kabid Administrasi dan Kekayaan BUMN tanggal 26 Maret lalu telah melakukan sosialisasi RB ke Biro Hukum. “Kami akan lakukan sosialisasi ke unit lainnya,” kata Fadjar. Fadjar menegaskan, dengan RB diharapkan ada perubahan yang lebih baik di KemenBUMN ini. [Tbk] SUARA PEMEGANG SAHAM EDISI 70 TAHUN VII 01 APRIL 2013 Ingin tahu tentang BUMN?

Upload: truongnguyet

Post on 06-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: EDISI 70 01 APRIL 2013 Genderang RB Telah  · PDF fileSesekali terdengar lantang teriakan yel-yel penyemangat. ... Ambillah contoh ... KBUMN termasuk instansi kelas berapa?

Genderang RB Telah DitabuhFOKUS UTAMAGenderang RB Telah Ditabuh 1

PERATURAN MENTERIPenegakan Disiplin PNS KemenBUMN 2

Kopi Pagi 2

WAWASAN Masih Perlukah Reformasi Birokrasi? 3

SOSOK TOKOHIMAM APRIYANTO PUTROSiapa pun Pemimpinnya, Kita Harus Back Up 4

SUDUT PANDANGRayakan HUT (diam-diam) 6

Tugas Berat Seorang PPK 6

PARODISepak Terjang Pak Fadlan 7

REKAM PERISTIWASHARING KNOWLEDGE 2013Setiap Orang Adalah Guru 7

ON KLIK! 8

fokus utama

Kamis pagi, 21 Maret 2013, bertempat di Ruang Rapat Wakil Menteri BUMN, Wahyu Hidayat menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) KemenBUMN kepada Wakil Menteri BUMN.

“FOKUS DAN arah RB itu ada delapan,“ ujar Wahyu Hidayat, Deputi Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN. Delapan fokus dan arah RB itu antara lain perubahan pola pikir dan budaya kerja yang berintegritas dan melayani, penataan peraturan perundang-undangan yang tertib dan tidak tumpang-tindih, penataan penguatan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran, tata laksana yang jelas efektif dan efisien, manajemen SDM aparatur yang berintegritas, netral dan kompeten, pengawasan dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN, serta peningkatan akuntabilias kinerja.

“Seluruh fokus RB akan bermuara pada terwujudnya pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan stakeholder melalui peningkatan kualitas pelayanan publik,” ujar Wahyu Hidayat.

Dalam kesempatan itu, Mahmuddin Yasin, Wakil Menteri BUMN menegaskan komitmen dan dukungan penuhnya terhadap proses RB di KemenBUMN. Ia minta agar seluruh program dan

kegiatan RB terus dijalankan sesuai ketentuan dan diharapkan dapat selesai di tahun 2013. “Saya juga minta seluruh anggota Tim RB

khususnya pimpinan di masing-masing unit kerja agar punya komitmen atas program RB serta menjadi agen perubahan dan

role model di unit kerjanya masing-masing,” katanya. Wamen juga minta agar Tim RB melakukan

sosialisasi, internalisasi maupun komunikasi secara intensif kepada seluruh pejabat dan

pegawai KemenBUMN. Beberapa slogan sudah diciptakan Tim RB dalam sosialisasi dan komunikasi itu, semisal:

‘Kalau Tidak Saat ini, Kapan Lagi’, ‘Semangat Berubah Ciptakan Nilai Tambah’, dan ‘Kerja Antusias, Cerdas dan Ikhlas’, serta ‘Profesional, Cepat dan Tidak Berbelit-belit’.

Fadjar Judisiawan, Plt Asdep Risinfo dan Dwi Ary Purnomo, Kabid Administrasi dan Kekayaan BUMN tanggal 26 Maret lalu telah melakukan sosialisasi RB ke Biro Hukum. “Kami akan lakukan sosialisasi ke unit lainnya,” kata Fadjar. Fadjar menegaskan, dengan RB diharapkan ada perubahan yang lebih baik di KemenBUMN ini. [Tbk]

SUARA PEMEGANG

SAHAM

EDISI 70 TAHUN VII 01 APRIL 2013

Ingin tahu tentang BUMN?

Page 2: EDISI 70 01 APRIL 2013 Genderang RB Telah  · PDF fileSesekali terdengar lantang teriakan yel-yel penyemangat. ... Ambillah contoh ... KBUMN termasuk instansi kelas berapa?

PERATURAN MENTERI

Penegakan Disiplin PNS KemenBUMN

HAL INI mengingatkan kita di masa lalu. Sebagai seorang PNS, ada rutinitas seremonial yang dulu wajib dilakukan yaitu melaksanakan apel pagi setiap Senin. Acara itu dimulai dengan menyiapkan barisan oleh pemimpin upacara, penghormatan kepada pembina upacara, pembacaan Panca Prasetya KORPRI (sebagai Kode Etik Korps Pegawai Negeri Indonesia dalam Janji/Komitmen).

Adapun acara inti dari kegiatan ini adalah amanat dari pembina upacara. Kegiatan apel ini termasuk kegiatan yang memupuk budaya disiplin kerja. Paling tidak dalam waktu lima hari kerja ada pencerahan dan pembinaan dari pimpinan. Saat ini, masih ada instansi yang melaksanakan apel pagi, contohnya Kementerian Dalam Negeri.

Kini, apel pagi dianggap membuang-buang waktu dan gagal menghasilkan apapun. Kondisi seperti ini bisa terjadi jika suasana apel pagi itu menimbulkan kondisi yang kurang kondusif, di mana pegawai merasa tertekan dan ‘sang pemimpin’ kurang mampu menciptakan suasana yang menyenangkan untuk saling berbagi gagasan.

Dalam reformasi birokrasi pada kementerian/lembaga, kebiasaan apel pagi dihidupkan, namun dalam suasana lebih santai dan penuh kekeluargaan. Namanya “Kopi Pagi” atau “Coffee Morning”. Ada juga yang menyebutnya “Morning Call”. Prinsipnya sama: tatap muka pimpinan dan pegawai, yang dilaksanakan dengan berdiri membentuk lingkaran. Di situlah pemimpin

atau yang mewakili membuka forum bagi para pegawainya. Banyak hal bisa dibahas, mulai dari strategi hingga progress kerja, masukan maupun kritik, gagasan ataupun solusi permasalahan. Dari hal-hal ringan sampai lumayan berat, bisa dibahas bersama-sama. Bisa juga pembahasan diambil dari peristiwa-peristiwa yang sedang hangat yang terjadi sekitar kita. Tidak perlu terlalu serius tetapi juga tidak untuk bahan bercandaan, bicaralah terbuka layaknya di warung kopi.

Kopi pagi dapat dimanfaatkan untuk menciptakan atmosfer reformasi birokrasi yang efektif. Bagaimana pendapat anda?

Penulis, Auditor Muda Inspektorat KemenBUMN

sen

tot

2 BULETIN BUMN • EDISI 70 • TAHUN VII • 1 APRIL 2013

Setiap pukul tujuh, para Satpam KemenBUMN mengawali kegiatan dengan apel pagi. Mereka berbaris rapi. Bersama-sama membacakan janji-janji untuk membentuk jiwa dan semangat disiplin. Sesekali terdengar lantang teriakan yel-yel penyemangat.

fokus utama

Di bulan Maret lalu, muncul Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-03/MBU/2013 tentang Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian BUMN.

Oleh:Sugianto

Kopi Pagi

SEBENARNYA, SESUAI dengan konsideran, Permen tersebut hanyalah menjalankan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS yang wajib dilaksanakan. Namun khusus untuk KemenBUMN perlu dilakukan pengaturan tambahan yang dikaitkan dengan pemberian TKPKN (Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara) atau jenis tunjangan lainnya dan penugasan di BUMN, bilamana terjadi pelanggaran disiplin jam kerja, tidak masuk kerja, terlambat masuk, pulang sebelum waktu, tugas kedinasan dan cuti PNS.

Dengan payung Peraturan Menteri tersebut, ditetapkan ketentuan masuk kerja pukul 7.30 WIB dengan toleransi pukul 8.00 WIB. Dengan ketentuan lama kerja 7,5 jam (tidak termasuk waktu istirahat), bagi yang masuk pukul 7.30 WIB diperbolehkan pulang pukul 16.00 WIB. Adapun jam masuk dan pulang tersebut ditentukan melalui absen elektronik. Absen elektronik dikecualikan bila terjadi kerusakan pada alat absen elektronik, PNS belum terdaftar dalam absen elektronik, sidik jari tidak terekam dalam sistem absen elektronik dan terdapat keadaan yang memaksa.

PNS KemenBUMN dianggap melakukan pelanggaran jam kerja bila tidak masuk bekerja, terlambat masuk kerja (melewati batas toleransi), pulang sebelum waktunya, tidak

berada di tempat tugas atau tidak mengisi absensi tanpa alasan yang sah. Alasan yang sah dalam peraturan tersebut adalah kalau ada surat izin/permohonan yang disetujui atasan langsung.

SANKSI ATAS PELANGGARANSanksi yang terkait dengan pemotongan TKPKN diberlakukan kepada PNS yang tidak masuk kerja atau tidak berada di tempat tugas selama 7,5 jam atau lebih dalam sehari. Selain itu diberlakukan untuk PNS yang terlambat masuk kerja, pulang sebelum waktunya dan pelanggaran disiplin kerja tersebut. Bagi yang tidak masuk kerja dengan alasan tidak sah dan tanpa dokumen dikenakan sanksi pemotongan TKPKN 2,5% dikali jumlah hari yang tidak masuk serta tidak mendapat uang makan sejumlah hari tidak masuk. Sanksi yang sama berlaku bagi yang melakukan tugas kedinasan tanpa alasan yang sah atau tanpa dokumen. Bagi yang terlambat bekerja akan dilakukan pemotongan TKPKN sebesar 1,25% kali keterlambatan. Sanksi yang sama diberikan kepada PNS yang pulang sebelum waktunya. Surat keterangan atau undangan agar disampaikan 1 hari setelah penugasan.

Sanksi lain yang diberikan adalah peninjauan ulang penugasan di BUMN yang dikenakan bilamana melakukan pelanggaran disiplin pada

tingkat tertentu berdasarkan pertimbangan pejabat yang berwenang. Pejabat yang berwenang tersebut adalah pejabat Eselon II yang menangani bidang SDM atau pejabat lain yang ditunjuk Sekretaris Kementerian BUMN.

Kabag SDM, Tumik Kristianingsih menyatakan, Peraturan Menteri itu berlaku pada tanggal ditetapkan, yakni 25 Maret 2013. “Bagian SDM sedang mempersiapkan sosialisasi yang mudah-mudahan akan dilaksanakan minggu pertama bulan April ini,” jelas Tumik. [Tbk]

Page 3: EDISI 70 01 APRIL 2013 Genderang RB Telah  · PDF fileSesekali terdengar lantang teriakan yel-yel penyemangat. ... Ambillah contoh ... KBUMN termasuk instansi kelas berapa?

Seekor rusa menyapa kelinci yang datang terlambat pada hari kerja bakti nasional hutan. ”Mengapa kamu selalu terlambat saat hari kerja bakti?” tanya Rusa. “Aku tadi ada urusan lain,” jawab Kelinci spontan. Rusa tersenyum dan berkata, “Memang hanya kamu yang punya urusan?”.

Masih Perlukah Reformasi Birokrasi?

SAMBIL BERSUNGUT, Kelinci menyahut, “Singa, raja dan pemimpin di hutan ini saja, belum datang. Mengapa aku yang rakyat jelata harus datang sesuai jadwal?”. Mendengar jawaban Kelinci, Rusa tertawa terbahak-bahak. Setelah tawanya reda, Rusa berkata, “Saudaraku, bukankah kita masing-masing adalah pemimpin bagi diri kita sendiri? Jadi, untuk apa kita harus menunggu contoh dari Singa? Ambillah contoh dari yang sudah datang hari ini. Atau kalau tidak, cobalah jadi teladan bagi yang lain. Bukankah kau sudah paham bahwa sebaik-baik makhluk adalah yang paling bermanfaat bagi yang lain?”.

REFORMASI DAN COMFORT ZONEDihitung dari pertengahan tahun 2007, Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian BUMN (KBUMN) sudah berusia lebih dari enam tahun. Beberapa hasil telah dicapai, meski banyak juga yang terkendala. Kata “reformasi” memang senantiasa membuat banyak orang gundah dan bertanya-tanya. Secara umum kegundahan individu diakibatkan ketidaktahuannya. Faktor lain yang juga sering diungkapkan para pakar, salah satunya adalah kenyamanan. Kebanyakan individu senantiasa hidup dalam kenyamanannya. Padahal, kalaulah sadar dan benar-benar sadar, comfort zone itulah yang mematikan kreativitas dan jalan menuju kesempurnaan hidup individu itu sendiri. Kalau mau dicari, banyak ungkapan yang menggambarkan hal itu, seperti: “Life begins at the end of your comfort zone.” (Neale Donald Walsch). “……. I believe that history is not equal to the future but it could be, if we don’t change and we don’t move from our comfort zone and start contributing the goodness….”. (William Shakespears)

Ungkapan Shakespears di atas, mengatakan bahwa sudah dipastikan ketika individu berada dan menikmati zona nyaman, sejarah dan masa depannya akan sama. Zona nyaman menjadikan individu manja dalam mengarungi hidup ini. Para motivator pun, intinya senantiasa meneriakkan hal ini: Tinggalkan zona nyaman Anda!

MENGAPA HARUS BERUBAH?Dalam suatu percakapan, saya sering mendengar kalimat sakti, “... wong begini saja enak, kenapa harus diubah?” Secara jangka pendek mungkin itu berfungsi dan berjalan baik. Seiring waktu, lambat laun situasi berubah dan tanpa disadari yang menganut kalimat di atas, akan tergerus, tertinggal, dan menanti saat binasa. C.K. Prahalad & Gary Hamel (1994) menyatakan bahwa if you don’t change, you die!

Globalisasi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut

semua organisasi mampu mengelola setiap perubahan secara tepat. Kunci sukses organisasi tergantung pada kemampuan bertindak cepat dan tepat dalam antisipasi perubahan.

Hal yang pasti di masa depan adalah ketidakpastian dan perubahan itu sendiri. Ketidakpastian masa depan menyebabkan semua organisasi dipaksa berpikir ulang atas hal yang telah dilakukannya. Rowan Gibson menyatakan the winners will be those who stay ahead of the change curve, ..... challenging the status quo. Charles Handy dalam Rowan Gibson (1998) menyatakan bahwa kita mesti belajar hidup dalam kekacauan dan ketidakpastian serta coba menikmati tanpa mencari kepastian yang pasti tidak ditemukan.

Inti dari semua pendapat di atas, menyatakan bahwa perubahan itu keharusan dan bukan pilihan. Jadi, apabila ada individu yang masih ingin hidup dalam zona nyaman dan tidak mau berubah, berarti dia sudah benar-benar menyiapkan kuburannya sendiri, atau siap mati.

MOZAIK RB KBUMNBicara RB KBUMN, catatan perjalanan menunjukkan telah banyak momentum yang hilang akibat puas diri berlebihan dan gagal menumbuhkan senses of urgency bagi seluruh anggota organisasi. Kedua hal itu dinyatakan John Kottler (1996) merupakan bagian dari sebab kegagalan tranformasi. Sekali lagi, ‘kepedean’ dan kenyamanan yang telah menghambat jalannya RB KBUMN. Tidak adanya sense of urgency menyebabkan kaburnya semangat kebersamaan dan komitmen anggota organisasi.

Sense of urgency dapat bangkit, apabila seluruh individu menyadari bahwa ‘aman’ dan ‘nyaman’ yang dirasa selama ini, sebenarnya hanyalah ilusi. Apakah benar? Untuk menjawabnya, pelbagai pertanyaan singkat dapat dikemukakan, seperti: KBUMN termasuk instansi kelas berapa? Apakah KBUMN merupakan instansi yang harus ada? Apakah NIP kita masih mencerminkan instansi induk? Bagaimana kalau KBUMN bubar? Apakah kita bisa dengan mudah kembali pada instansi induk? Apakah PNS tidak bisa dipecat? Andai dipecat, apakah mudah mencari kerja lain? Mengapa remunerasi kita berbeda dengan Kementerian lain?

Andai semua pertanyaan itu belum menggugah, berarti patut disyukuri bahwa diri kita memang memiliki rasa percaya diri dan kompetensi yang luar biasa.

Di sisi lain, memimpin perubahan perlu keberanian, termasuk dalam menghadapi risiko. Conner dan Patterson (1981) mengemukakan bahwa keberhasilan perubahan berakar pada komitmen. Komitmen seluruh anggota organisasi diperlukan, dan tentu saja, komitmen pimpinan yang terpenting. Mengapa demikian? Perubahan itu perlu role model atau panutan. Panutan terbaik dan berdampak signifikan bagi perubahan sudah pasti adalah pola pikir, sikap, dan perilaku pimpinan.

Mengapa panutan harus pemimpin? Jelas jawabnya, pemimpin transformational adalah individu yang mampu menstimulasi dan menginspirasi pengikut dalam mencapai prestasi luar biasa dan pengembangan kapasitas kepemimpinannya. Peter Senge menyatakan bahwa pemimpin memiliki kedudukan dan peran kritikal karena sebagai desainer, guru, dan pramugara. Peran lain seorang pemimpin visioner adalah direction setter, agent of change, spokesperson, dan coach (1992). Dari seluruh peran pemimpin itu, wajar dan harus, apabila dia dijadikan panutan utama dari perubahan dalam organsisasi.

Tertatihnya jalan RB KBUMN, sejalan dengan hasil penelitian McKinsey (2008) yang menyatakan bahwa ±70% organisasi gagal dalam melakukan perubahan karena beberapa hal, seperti pemimpin tidak komitmen, tidak ada panutan, tidak terencana, tidak ada visi, anggota organisasi tidak paham, inisiator lelah dan sebagainya. Dalam budaya kita yang paternalistik, pemimpin sebagai panutan merupakan kunci utama keberhasilan. Jadi, kalau ingin sukses, diperlukan komitmen khususnya pemimpin sehingga dapat juga dijadikan panutan, adanya visi yang dituju dan dikomunikasikan ke seluruh anggota serta menjaga momentum agar tidak bosan dan melelahkan.

Dengan mozaik yang ada, merupakan pilihan kita semua, menentukan nasib organisasi dan tentu pula nasib kita sendiri. Apakah kita bergerak menyongsong perubahan? Ataukah kita berhenti diam agar dapat tergilas zaman? Pilihan lain, inginkah kita terus menunggu komando pemimpin? Atau kita langsung bertindak sebagai pemimpin atas diri kita masing-masing dan mampu jadi panutan bagi lingkungan? Apapun pilihannya, tentu semua ada konsekuensi.

Penulis, Plt. Asdep Riset dan Informasi KBUMN, juga Sekretaris Sub Tim Manajemen

Perubahan Tim RB KBUMN 2013

BULETIN BUMN • EDISI 70 • TAHUN VII • 1 APRIL 2013 3

sent

ot Oleh: Fadjar Judisiawan

wawasan kita

Page 4: EDISI 70 01 APRIL 2013 Genderang RB Telah  · PDF fileSesekali terdengar lantang teriakan yel-yel penyemangat. ... Ambillah contoh ... KBUMN termasuk instansi kelas berapa?

sen

tot

do

k. p

rib

adi

sosok tokoh

TANGSI MILITER DANKELUARGA BESAR BUMNIMAM LAHIR di sebuah desa di Cilacap, 22 Maret 1964. Saat itu ia tinggal di komplek yang akrab disebut ‘tangsi militer’. Bapaknya, M. Chaeroni adalah seorang tentara, sedang Ibunya, Masnu’ah, adalah seorang guru SD yang kemudian jadi Kepala Sekolah. Kedua orangtuanya berasal dari Jepara.

Ia mengakui bahwa Imam kecil lumayan nakal. “Ya nakal seperti anak kebanyakan lah,” kenangnya. Namun Imam kecil sudah mulai menyadari bahwa mereka bukanlah keluarga yang berpunya sehingga kala itu telah tumbuh rasa prihatinnya dengan membantu ibunya berdagang di seputar komplek. “Biasanya by order, apapun itu, lalu akan ada semacam akad seperti model syariah dan pembayarannya dicicil bulanan,” jelasnya lagi. Imam menyadari sebagai anak sulung dari tujuh bersaudara, ia berkewajiban untuk meringankan beban orang tuanya. Imam mengenang, kala SD, ia sempat mencari pucuk peluru di tempat orang berlatih menembak. “Itu kan banyak timbalnya, lalu dibakar hingga timahnya meleleh dan bisa dijual,” katanya. Lain cerita di kala SMP, Imam pernah berjualan es dan berdagang rokok. Ia juga sempat menjadi supir ‘angkot tembak’ mobil colt Bapaknya, yang beroperasi di malam hari.

Kala Bapaknya pensiun dari tentara di usia 45 tahun dengan pangkat sersan, Imam sudah duduk di kelas tiga SMP. Keluar dari tentara, sang ayah berprofesi sebagai satpam di komplek Kawasan Industri Wijayakusuma. “Saya baru sadar Kawasan Industri itu BUMN juga,” ujarnya. “Saya kuliah dengan penghasilan dari jerih payah Bapak sebagai satpam,” kenangnya menerawang. Kala itu, Imam ingat, Ibunya juga berdagang sepeda motor bekas. Karenanya, walau tidak punya motor sendiri, ia suka gonta-ganti motor. “Kayaknya saya jagoan, padahal itu bukan motor sendiri,” terangnya tersenyum.

Bertutur tentang sang ibu, “Ibu adalah seorang wanita yang santun. Beliau sepertinya selalu berdoa, walau anaknya nakal-nakal,” ujarnya. Kedua orang tuanya kini menetap di Cilacap dalam keadaan sehat walafiat. “Mereka masih sering boncengan naik motor, sepertinya itu sudah bagian dari ritual hidup mereka,” tambahnya.

Tidak hanya Bapaknya yang bekerja di BUMN, semua adik laki-lakinya pun bekerja di BUMN, yakni Pusri, BRI dan di Jasa Raharja. “Dan menjadi lengkap dengan saya bekerja di Kementerian BUMN ini,” senyumnya.

SELALU LULUS, DANCERITA ‘PENJEBLOSAN’ NILAIUsia SD hingga SMA dilakoni Imam di Cilacap. Ia menghabiskan masa SD-nya bersekolah di tempat ibunya mengajar. “Saya tidak pernah juara, bandel, suka berantem, dan suka mandi di laut, “ kenangnya sambil tertawa. SD-nya itu memang terletak di kampung nelayan yang dekat sekali dengan laut.

Meski mengaku tidak pintar, Imam selalu lulus dengan baik, walau nilainya nggak terlalu bagus. “Saya malah sering main mulu, semisal bersepeda hingga ke Batu Raden,” ceritanya. Ia ingat, waktu SD itu sedang musim-musimnya sepeda. Ia bahkan memodifikasi sepedanya sehingga terlihat unik.

Lulus SD, Imam berinisiatif mendaftar ke SMPN 1 Cilacap, SMP favorit di kotanya. Ia beruntung diterima di SMP itu, padahal teman-temannya yang lain bisa dihitung dengan jari yang berhasil diterima.

Setelah lulus SMP, Imam pun mendaftar sendiri. “Waktu itu, hanya ada satu SMA Negeri, sedang swasta juga satu yakni SMA Yos Sudarso,” ujarnya. Ia pun diterima di SMA Negeri 1 Cilacap. Satu hal yang ia kenang waktu SMA ialah

IMAM APRIYANTO PUTRO Siapa Pun Pemimpinnya,Kita Harus Back Up

Sekretaris Kementerian BUMN yang baru saja diangkat pada tanggal 18 Maret 2013 ini kerap disebut ‘Anak Kolong’. Kala ditemui di ruang kerjanya, di lantai M Kementerian BUMN, Sesmen baru ini menjelaskan, “Bapak saya pensiunan tentara dengan pangkat sersan”. Ia juga merasa banyak mendapatkan keberuntungan. “Hidup saya penuh dengan blessing,” tegas Imam menyimpulkan jalan hidupnya.

BULETIN BUMN • EDISI 70 • TAHUN VII • 1 APRIL 20134

kebiasaan merokoknya bisa dihentikan. “Waktu itu saya sangat ingin jadi dokter,” ujarnya serius. Selain itu, demi tujuannya, Imam bertekad masuk jurusan IPA. “Padahal sebelum penjurusan, nilai IPS saya lebih baik dari IPA,” katanya. Alhasil, Imam dengan sengaja ‘menjebloskan’ nilai IPS-nya, sehingga ia sempat diperingati oleh guru IPS. Namun akhirnya, ia memang masuk IPA.

UNDIP, NIKAH 8-8-88, DAN DEPKEULulus dari SMA tahun 1982, Imam pun mendaftar melalui program Perintis I di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Diponegoro (Undip), sedang untuk Perintis III di Universitas Soedirman (Unsoed). Imam diterima di Fakultas Peternakan Unsoed lebih dulu. Pada Perintis IV, ia juga diterima di IKIP Semarang. Waktu itu ibunya mendorong Imam masuk ke Peternakan Unsoed karena dekat dengan rumah. “Tapi saya berpikir, keluarga asalnya kan dari Semarang, jadi saya pilih Undip,” putusnya. Kala itu, diterima di Perintis I merupakan kebanggaan anak-anak SMA. Dari semua teman sekolahnya, ternyata yang masuk Perintis I hanya 10 orang, termasuk dirinya. “Sepertinya ini nasib baik saya, mungkin karena doa orang tua,” ujarnya.

Imam menyelesaikan kuliah di Undip selama lima tahun. Ia diwisuda bulan Agustus 1988. Kala itu di Fakultas Ekonomi Undip, ujian skripsi dan kompre sangat sulit dan biasanya harus dilalui minimal 3 kali ujian. “Entah blessing atau apa, saya termasuk yang sekali ujian langsung lulus,” kata Imam. Menurutnya, itu bukan karena ia pintar. “Itu karena blessing. Kebetulan yang ditanya bisa saya jawab,” jelasnya. Ia pun mencatat hari kelulusannya tersebut, karena tepat satu hari setelah tanggal ulang tahunnya.

Imam masih ingat, skripsinya sempat diolok teman-temannya. “Karena nggak punya uang, untuk nyetaknya saja saya pakai rugos, nggak pakai jilid,” katanya. Nyatanya, ia sekali ujian langsung lulus.

Setelah lulus kuliah, Imam langsung menikahi Eri Susanti putri seorang polisi, yang sudah dikenalnya sejak semester 5. Mereka menikah pada tanggal 8 Agustus 1988 atau 8-8-88, tanggal yang menurut Imam sangat ‘cantik’ dan mudah diingat. Setelah menikah, isterinya yang telah lebih dulu bekerja di perusahaan joint venture, mengajak Imam untuk turut serta. Perusahaan yang bergerak di pipanisasi itu merupakan perusahaan kerjasama Pertamina, Mitsubishi dan Nippon Kokan KK yang kala itu sedang membangun pipa Cilacap–Bandung.

Page 5: EDISI 70 01 APRIL 2013 Genderang RB Telah  · PDF fileSesekali terdengar lantang teriakan yel-yel penyemangat. ... Ambillah contoh ... KBUMN termasuk instansi kelas berapa?

sen

tot

sen

tot

sen

tot

Di perusahaan itu Imam bekerja selama dua tahun. Ketika ada pergantian Presiden Direktur yang melarang suami-istri bekerja di perusahaan yang sama, Imam memutuskan keluar dari perusahaan tersebut. Itulah yang menyebabkan Imam melamar ke Departemen Keuangan (Depkeu) dan diterima di Direktorat Pembinaan BUMN tahun 1991.

KARIR, BLESSING DANBERUBAH MELALUI RBDalam karir, Imam juga merasa selalu mendapat blessing. Baru dua tahun bekerja, Direktorat Pembinaan BUMN berkembang menjadi Direktorat Jenderal Pembinaan BUMN. Di sinilah ia pertama kali didaulat menjadi eselon IV. Ia dipercaya menjabat Kasi di Direktorat Jasa. Waktu itu direkturnya Harry Supangkat, dengan empat Kasubdit yakni Wahyu Hidayat, Gatot Mardiwasisto, Wibisono, dan Harry Susetyo Nugroho sebagai atasan langsung.

Ketika Ditjen Pembinaan BUMN berubah menjadi Kementerian Negara BUMN di tahun 1998, ia diajak Mahmuddin Yasin untuk tetap di Biro Tata Usaha (BTU) BUMN. Tak disangka, BTU yang didesain untuk 30–40 orang ternyata anggotanya mencapai sekitar 100 orang. Ia masih menjabat eselon 4 di situ, sampai akhirnya ‘kembali bersatu’ di Kementerian BUMN. Karir Imam pun menanjak menjadi pejabat Eselon III di Deputi Jasa. Lalu ia diangkat menjadi Kabag Perencanaan, dan sempat juga menjadi Kabid di Kedeputian Restrukturisasi.

Sewaktu menjadi Kabag Perencanaan, Imam menyempatkan kuliah di Institut Bisnis Indonesia. Lalu pada tahun 2008 ia melanjutkan kuliah S3 di Universitas Negeri Jakarta. “Sampai sekarang saya masih berjuang untuk lulus,” katanya.

Menyangkut posisinya sebagai Sesmen, Imam menjelaskan bahwa pegawai Kementerian BUMN sudah mengalami era pergantian beberapa Menteri BUMN dari Tanri Abeng hingga Dahlan Iskan. “Yang penting, siapapun pemimpinnya, kita harus back up,” katanya. “Ia sependapat dengan pernyataan Menteri Dahlan, kalau kita ingin jadi pemimpin yang baik, maka jadilah anak buah yang baik.

Proses menuju Reformasi Birokrasi (RB) yang sedang diproses di Kementerian BUMN saat ini juga harus didukung semua pegawai. Menteri Dahlan dari awal sudah mengisyaratkan agar Kementerian BUMN berubah. “Contohnya, kita diminta untuk mengurangi rapat dengan Direksi, agar mereka lebih fokus mengurus BUMN,” katanya. Sosialisasi tentang rencana RB tidak boleh berhenti. “Orang hidup kan harus terus melakukan perubahan, utamanya merubah mindset. Mulai dari diri kita sendiri, dari yang kecil-kecil,” ulasnya.

Sebagai Sesmen baru, ia meminta seluruh jajaran pegawai KemenBUMN untuk mengikuti perubahan yang sedang terjadi. Ia juga bertekad mewujudkan Kementerian BUMN yang bersih dan berwibawa. “Yang penting kita punya tupoksi membina BUMN, untuk kemakmuran rakyat,” katanya. Salah satu cara yang perlu dilakukan menurutnya adalah mempercepat pengambilan keputusan sehingga dapat selalu menangkap momentum yang kondusif dan menguntungkan. Untuk dapat melakukan itu pegawai KemenBUMN dituntut untuk memiliki wawasan yang luas dan mengamati perkembangan bisnis dan ekonomi secara cermat. “Kalau tidak cepat, bagaimana bisa menjadikan BUMN lebih baik?” tegasnya dalam nada bertanya.

CERITA TENTANG UYANG, LARAS, ALIL,DAN ALYAImam pun bercerita tentang anak-anaknya. Anak pertamanya, Wulan, lahir tahun 1989. “Biasa dipanggil Uyang,” ujar Imam. Uyang kini lulusan Psikologi UII. Uyang merintis sebuah sekolah untuk perkembangan anak, semacam preschool tempat penitipan anak.

Putri keduanya, Laras, lahir tahun 1994. “Laras lebih mirip istri saya, ulet dan trengginas,” nilainya. Laras sekarang kuliah di Jerman. Ketika dapat informasi kuliah di Jerman gratis, Laras pun giat belajar bahasa Jerman. Laras kini sekolah di Martin Luther University. Mulanya Laras ingin masuk jurusan Bio Teknologi, namun akhirnya ia memilih masuk ke jurusan Psikologi.

Melengkapi kebahagiannya, sang putra bernama Kahlila yang akrab dipanggil Alil, lahir tahun 1999. Anak laki satu-satunya ini dulu hobinya main bola hingga mengikuti berbagai pertandingan, namun sekarang lebih menyukai

BULETIN BUMN • EDISI 70 • TAHUN VII • 1 APRIL 2013 5

teknologi, dari mengulik robot sampai game komputer.

Putri bungsunya, lahir tahun 2009 bernama Alya Sausan. Panggilan kesayangannya Chochan. “Ini bonus, makanya sering dibilang sebagai cucu saya,” katanya tersenyum. Kehadiran Chochan juga menjadi awal muasal si Sulung untuk mendirikan sekolah preschool. “Jadi murid pertamanya Uyang, ya Chochan itu,” jelas Imam tergelak.

IKAN, HAJI, DAN JEMPUT BOLADi sela kesibukan kerjanya, Imam memiliki hobi melihat ikan-ikan di aquarium ruang kerjanya. Ia juga menyukai olahraga jalan pagi di Monas yang sedang diusahakan menjadi aktivitas rutin setiap pagi. Ia pun menyukai golf di waktu senggangnya. Sebenarnya, ia lebih menyukai pingpong dan badminton. “Waktu SD saya pernah jadi kontingen pingpong dan badminton,” katanya.

Sebagai seorang muslim, Imam dan isteri telah menunaikan ibadah Haji pada tahun 2002. Baginya pengalaman itu sudah cukup dan akan lebih bermanfaat kalau ia bisa membantu orang lain atau keluarga lain yang belum sempat atau mampu naik haji.

Saat ini Imam juga menjadi Komisaris di PT Bukit Asam Tbk. Baginya, dalam interaksi dengan staf, ia suka melakukan upaya jemput bola. “Saya tidak suka hanya di belakang meja dan Saya tidak suka menunda pekerjaan. Kalau satu pekerjaan selesai, kan saya punya banyak waktu untuk menuntaskan pekerjaan yang lain,” alasan penyuka makanan daun-daunan ini. “Ya, kalau makan daun-daunan dikasih sambel, pecel, daun kecombreng, itu mengingatkan ke makanan masa kecil,” ujarnya bernostalgia. Sukses selalu, Pak Imam!

[Rudi Rusli/Sandra Firmania/Hendra Gunawan]

Page 6: EDISI 70 01 APRIL 2013 Genderang RB Telah  · PDF fileSesekali terdengar lantang teriakan yel-yel penyemangat. ... Ambillah contoh ... KBUMN termasuk instansi kelas berapa?

TUGAS POKOK dan kewenangan seorang PPK sedikitnya diatur dalam dua wilayah, yaitu pengadaan barang/jasa dan penyelesaian tagihan pengeluaran negara. Di sini hanya akan dibahas mengenai tupoksi PPK dalam ranah pengadaan barang/jasa.

Perpres 70 tahun 2012 pasal 11 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah memuat 10 poin tupoksi dan kewenangan PPK, di mana poin pertamanya adalah menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang jasa yang meliputi Kerangka Acuan Kerja/KAK dan Spesifikasi Teknis, Harga Perkiraan Sendiri/HPS serta Rancangan Kontrak.

KAK dan Spesifikasi Teknis disusun berdasarkan kebutuhan unit pengguna yang mengacu pada rencana strategis. Di sini butuh kemampuan menuangkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai ke dalam dokumen, sebagai dasar dalam proses lelang/seleksi nantinya. KAK digunakan calon penyedia barang/jasa sebagai acuan menyusun proposal penawaran. Proposal yang menyajikan respon terbaik atas tujuan-tujuan dalam KAK-lah yang akan diterima. Masalahnya, bila PPK gagal mendefinisikan kebutuhan dalam KAK, selain pengadaan tidak sesuai kebutuhan, juga akan menimbulkan kebingungan

saat pelaksanaan pekerjaan karena lingkup pekerjaan tidak jelas dan tidak mengikat.

HPS harus disusun berdasar harga pasar secara wajar. Di sini butuh ketajaman analisa dan penggunaan metode penetapan harga yang tepat, dengan memperhatikan karakteristik dan jenis barang/jasa. HPS harus disusun secara wajar dengan tujuan mendorong terjadinya persaingan yang sehat dalam proses seleksi/lelang. Untuk itu, PPK mau tidak mau harus melakukan survei pasar. Permasalahan yang sering muncul adalah dalam menyusun HPS, kurang didukung data yang bisa dipertanggungjawabkan sehingga harga dalam proses seleksi/lelang tidak kompetitif. Lebih jauh, risiko yang mungkin terjadi adalah adanya inefisiensi pengeluaran negara atau bahkan terjadi indikasi kerugian negara.

Sedangkan Rancangan Kontrak disusun berdasar jenis dan karakteristik barang/jasa, yang nantinya disepakati menjadi dokumen perjanjian kerjasama. Dokumen itu mengikat para pihak secara hukum dan memiliki konsekuensi/risiko hukum. Di sini, PPK harus memahami aspek-aspek hukum sebuah perjanjian serta jenis dan karakteristik barang/jasa, sehingga dapat memilih jenis kontrak yang tepat. Kenyataannya, PPK sering begitu saja mengadopsi

draft kontrak yang dikeluarkan LKPP yang sebenarnya hanya acuan umum saja. Alhasil, kontrak terkesan ‘tumpul’ ketika dipakai untuk pekerjaan spesifik serta berpotensi rawan dipertentangkan atau disalahtafsirkan dalam pelaksanaan pekerjaan, bahkan membingungkan karena banyak hal krusial tidak diatur secara jelas.

Demikian satu dari sekian banyak poin tugas pokok seorang PPK. Dalam pelaksanaannya, PPK memang bisa dibantu ULP (Unit Layanan Pengadaan), tim dari unit pengguna atau bahkan dari Kementerian Teknis, tapi tanggung jawab tetap melekat pada PPK seorang. Berat memang, di tengah kesibukannya menjalankan tupoksi struktural, penugasan lain dan sebagainya. Akankah PPK sanggup menjalankan tupoksi ini dengan baik? Sudahkah penetapan seseorang PPK memperhatikan kompetensinya? Sudahkah beban kerja dan risiko jabatannya dianalisis dan bagaimana reward and punishment-nya? Adakah upaya advokasi bila suatu hari mereka harus menghadapi gugatan hukum? Semoga ini jadi perhatian kita semua.

Penulis, Pelaksana pada Bagian Perlengkapandan Rumah Tangga

sen

tot

Rayakan HUT (diam-diam)Kesemestian bisa jadi adalah harapan-harapan kita yang tidak mewujud dalam alam nyata. Kesemestian adalah keinginan yang karena satu dan lain hal menjadi ‘barang mewah’, susah dijangkau.

BULETIN BUMN • EDISI 70 • TAHUN VII • 1 APRIL 20136

SEMESTINYA, SAMA seperti tradisi dua tahun terakhir ini, setiap tanggal 13 April kita merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kementerian BUMN. Tanggal itu, di tahun 1998, telah terbit Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 1998 tentang “Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan Selaku Pemegang Saham atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Perusahaan Perseroan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara”, yang menjadi penanda dimulainya ‘Era Kementerian’. Itu pun menjadi pengakuan bahwa untuk mengurus seluruh BUMN nasional, tidak lagi memadai dalam struktur Eselon I, apalagi Eselon II. Bilamana dihitung per tanggal itu, maka 13 April tahun 2013 ini, Kementerian BUMN berulang tahun yang ke-15. Bisa dibilang, itu usia remaja menjelang dewasa.

SEMESTINYA, sama dengan tahun-tahun lalu, ada semacam kemeriahan yang terjadi di tanggal yang bersejarah ini. Kalau dimisalkan Kementerian BUMN ini adalah ‘orang tua’ yang telah membimbing kita selama ini, di hari itu kita ingin berikan kecupan

terindah tepat di kening orang tua kita itu. Sebagai ungkapan terima kasih. Sebagai ekspresi penghormatan yang dalam!

SEMESTINYA, sama dengan tahun-tahun lalu, ada semacam upacara khusus di mana kita semua bisa tafakur menghitung apa-apa yang telah dilakukan Kementerian BUMN ini, dan apa-apa yang telah kita ‘sumbangkan’ sebagai pegawai Kementerian BUMN demi menjaga harga diri dan kehormatannya. Atau mungkin, sebagaimana dua tahun lalu, ada semacam pemberian penghargaan terhadap seseorang yang dianggap berjasa dalam perjalanan Kementerian BUMN ini.

SEMESTINYA juga, peringatan hari ulang tahun ini juga jadi semacam ‘kesenangan kecil’ bagi pegawai Kementerian BUMN, di mana dalam momentum itu dilaksanakan perlombaan-perlombaan olah raga dan seni yang memunculkan rasa keakraban di antara pegawai. Atau seperti tahun lalu ada lomba kebersihan antar unit yang dinilai oleh Ibu-ibu Dharma Wanita.

SEMESTINYA, dalam acara HUT Kementerian BUMN tersebut, ada acara potong tumpeng, yang potongan pertama, kedua dan ketiga diberikan kepada Menteri-Menteri BUMN periode lalu atau pejabat-pejabat tinggi Kementerian BUMN yang sudah purna tugas. Itu untuk menghormati jasa para pelaku sejarah dari perjalanan 15 tahun Kementerian BUMN. Kita juga bisa bikin sebuah video klip berdurasi 10 menit yang menerbitkan rasa bangga kita terhadap institusi pembina BUMN ini. Atau melakukan perbincangan (baca: talk show) tanpa rekayasa, dari hati ke hati, antara pegawai Kementerian BUMN dengan Menteri BUMN.

SEMESTINYA, itu bisa diwujudkan di bulan April ini. Namun apa daya, sebuah kesemestian bisa jadi adalah sebuah kemewahan, atau harapan-harapan yang hanya bisa dengan leluasa kita tuangkan secara diam-diam dalam tulisan ini. Saya coba memelihara kenangan kesemestian itu, walau dengan suara yang tercekat!

Penulis, Kasubag Pelayanan dan Bantuan Hukum Ic

sen

tot

Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK adalah salah satu pejabat perbendaharaan yang memiliki peran sentral dalam pengelolaan anggaran. Sukses tidaknya suatu program kerja, banyak bergantung dari peran PPK.

Tugas Berat Seorang PPKOleh:Kholid

Oleh:Rudi Rusli

sudut pandang

Page 7: EDISI 70 01 APRIL 2013 Genderang RB Telah  · PDF fileSesekali terdengar lantang teriakan yel-yel penyemangat. ... Ambillah contoh ... KBUMN termasuk instansi kelas berapa?

ALARM DI handphone berbunyi cukup keras Subuh itu. Tepat pukul 5 lewat 15 menit, Pak Fadlan kaget dan segera bangun. Tanpa menengok kiri-kanan, ia bergegas masuk kamar mandi. Beberapa saat di kamar mandi, Pak Fadlan sudah keluar kembali dengan celana pendek dan kaos oblong.

Tak lupa sepatu kets merk karepmu (terserah) lengkap menemani kesiapan Pak Fadlan pagi itu. Tanpa berucap sepatah katapun pada sang istri, langkah kakinya begitu cepat menuju teras belakang. Burung-burung kesayangannya menyambut gembira kedatangan Pak Fadlan.

Suasana berbeda terlihat di dapur. Sang istri terlihat begitu repot dengan suguhan untuk Pak Fadlan beserta anak-anak tersayang Karno dan Nani. Olahan nasi goreng dengan telur mata sapi plus sarden akan disajikan untuk keluarga tersayang. Tak lupa minuman teh dan kopi hangat. Satu-per satu anak-anaknya menghampiri Ibunda tersayang. Mereka duduk manis di meja makan dan coba menghibur Ibunda dengan sanjungan manis dan sedikit merajuk untuk dimasakkan sayur lodeh sepulangnya dari kerja malam nanti. Tak lama Karno dan Nani pamit untuk berangkat bekerja. Dengan mencium tangan dan kening, sang Ibunda mengijinkan dengan senyum. Karno dan Nani menghampiri Pak Fadlan yang masih asik-masyuk di teras belakang. Tanpa mencium tangan sang Ayah, mereka pun mohon ijin.

Pagi berjalan begitu cepat. Tanpa terasa, jam menunjukkan pukul 8. Pak Fadlan masih dengan telaten memindahkan sangkar burung satu persatu naik ke atas. Panggilan sayang sang istri bahwa nasi goreng telah tersedia hanya bikin Pak Fadlan menoleh sebentar, lalu kembali melanjutkan keasyikannya. Namun kali ini sang istri mulai tak sabar. Ia teriak dengan suara lebih lantang: “Pakkk, nasinya mulai dingin!”.

Itu mengagetkan Pak Fadlan. Dengan gontai, ia menuju meja makan. Hanya beberapa suap, Pak Fadlan kembali ke teras belakang. Setelah menyelesaikan semuanya, Pak Fadlan siap-siap berangkat kerja. Kantornya di Jl. Merdeka tersebut dapat ditempuh 45 menit dari rumah. Sesampainya di kantor, sudah jam 9 lewat 45 menit. Absen finger print pun masih mau menerima pak Fadlan. Risiko potong uang makan tidak mengurangi konsistensi Pak Fadlan datang telat, mengingat penghasilan sampingan dari jualan burung bisa menutup potongan uang makan itu.

Suasana kantor sudah rame. Setelah sedikit basa-basi, Pak Fadlan menuju ruang kerjanya. Dengan menyandarkan tubuh di kursi, Pak Fadlan telpon sana-sini sekedar menanyakan kabar dan rencana membahas waktu rapat tentang kinerja bulanan. Sebentar kemudian, pintunya diketuk. Ada kabar, rapat akan segera dimulai. Pak Fadlan langsung menuju ruang rapat. Beberapa peserta rapat dari BUMN sudah berkumpul. Seraya mengucap selamat

sen

tot

BULETIN BUMN • EDISI 70 • TAHUN VII • 1 APRIL 2013 7

Sepak Terjang Pak Fadlan

‘Setiap Orang Adalah Guru’. Itulah filosofi yang melatarbelakangi Bagian SDM KemenBUMN melaksanakan kegiatan ‘Sharing Knowledge’. Pada kegiatan tersebut, setiap pegawai dapat menularkan dan berbagi ilmu kepada pegawai lainnya. Setiap orang memiliki ilmu dan pengalaman hidup yang unik sehingga dengan ajang seperti ini seluruh pegawai KemenBUMN dapat belajar bersama untuk lebih kritis dan bijak dalam mengambil keputusan sesuai tupoksinya dalam satu kerangka pembinaan BUMN.

SHARING KNOWLEDGE 2013

Setiap Orang Adalah Guru

AJANG INI juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran sebuah kepemimpinan yang tercermin pada cara membagi ilmu, mengeluarkan pendapat atau kritik dan saran.

Untuk kesempatan pertama, kegiatan sharing knowledge mengambil tema “Aspek Hukum dalam Pengelolaan BUMN” dengan narasumber Hambra, Kepala Biro Hukum KemenBUMN. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Maret 2013 di Lantai 21. Ke depannya, kegiatan sharing knowledge ini akan dilaksanakan setiap hari Rabu, dua pekan sekali di tempat yang sama namun dengan tema yang berbeda-beda.

“Sharing Knowledge ini merupakan acara yang menarik untuk berbagi ilmu, ini penting untuk dijadikan kebiasaan di kantor kita. Harapan saya, kita menjadi tidak ragu ataupun malu dalam saling bertanya, mengajukan saran ataupun

berdebat di antara kita. Hal yang aneh adalah kalau kita merasa paling tahu dan sok tahu, itu celaka!” ungkap Sekretaris Kementerian BUMN, Wahyu Hidayat dalam pembukaan acara.

Hambra kemudian berbagi ilmunya tentang segala peraturan yang terkait tugas pokok Kementerian BUMN, kedudukan Menteri BUMN dan kedudukan hukum BUMN itu sendiri. Terlihat jelas perbedaan yang mencolok antara BUMN dengan swasta dari segi peraturan yang mengaturnya. BUMN terikat delapan peraturan yaitu UU PT, UU Pasar Modal, UU Sektoral, UU BUMN, UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, UU Tipikor dan UU Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Sedangkan lembaga swasta hanya dikenai tiga dari peraturan di atas. “Inilah yang menyebabkan BUMN tidak fleksibel layaknya swasta, dan pola pikir kita

mengurus BUMN masih seperti penguasa, bukan pengusaha,” ungkap Hambra. Mirisnya, akibat peraturan yang tidak harmonis itu pula, banyak kasus BUMN dijadikan kasus dalam tindak korupsi. “Padahal sebenarnya yang dilakukan BUMN justru memberikan profit yang lebih besar, bahkan membuat perusahaan itu bangkit dan sehat kembali,” tambahnya.

Diskusi yang cukup menarik pun terjadi dalam acara ini. Peserta begitu antusias untuk bertanya, memberikan saran, bahkan untuk mendebat. Tidak hanya terkait undang-undang, namun juga terkait tanggung jawab dan kinerja dari direksi dan dewan komisaris yang mempunyai peran sangat penting dalam mewarnai BUMN.

Semoga dengan kegiatan sharing knowledge ini, kinerja pegawai KemenBUMN semakin optimal. Semangat! [Tbk]

sen

tot

rekam peristiwa

parodi

Oleh: Teddy

Poernama

pagi, Pak Fadlan langsung memimpin rapat. Semua hadirin dengan rapi mencatat semua yang disampaikan Pak Fadlan. 30 menit berlalu dan Pak Fadlan masih saja melontarkan pendapatnya atas agenda rapat kali ini tentang pendistribusian kelinci Anggora ke beberapa kabupaten di Sulawesi. Pak Fadlan kemudian mempersilahkan peserta rapat berpendapat. Semuanya enggan berpendapat. Sepertinya semua setuju saja. Rapat diakhiri tanpa salam-salaman dan foto bersama.

Langit sore itu begitu cerah, langkah kaki Pak Fadlan menuju tempat parkir. Mobil merah menyalanya terlihat berbeda dengan mobil lainnya. Selama perjalanan, lagu-lagu nostalgia dan balada terus menemaninya. Tepat pukul 5 lewat 20 menit Pak Fadlan tiba di rumah, tanpa disambut sang istri yang sibuk membersihkan teras belakang. Dua anaknya pun belum pulang kerja. Mereka tidak ada yang mengikuti karier sang ayah sebagai birokrat, karena memilih berbisnis burung yang lebih menguntungkan.

Penulis, Kasubag Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat

Page 8: EDISI 70 01 APRIL 2013 Genderang RB Telah  · PDF fileSesekali terdengar lantang teriakan yel-yel penyemangat. ... Ambillah contoh ... KBUMN termasuk instansi kelas berapa?

BULETIN BUMN • EDISI 70 • TAHUN VII • 1 APRIL 20138

foto

-fo

to: s

ento

t

SUSUNAN PENGURUS BULETIN BUMN

Pelindung: Menteri BUMNPembina: Sekretaris Kementerian BUMN, Kepala Biro Umum dan HumasPemimpin Umum/Penanggung Jawab: Faisal HalimiPemimpin Redaksi/Ketua Tim: Sandra FirmaniaTim Editor: Teddy Poernama, Rudi Rusli, Ferry AndriantoDewan Redaksi dan Desain Grafis: Riyanto Prabowo, Sugianto, Erwin Fajrin, Sentot MoelyonoSekretariat: Sahala Silalahi (Koordinator), Umi Gita Nugraheni, Hendra Gunawan, Abdul Kollid, Sutarman.Alamat Redaksi: Lantai 12A Gedung Kementerian BUMN (Humas dan Protokol) Jl. Medan Merdeka Selatan No.13, Jakarta Pusat 10110.Telp: 021-29935678 Fax: 021-2311224E-mail: [email protected],Website: www.bumn.go.id

Redaksi menerima kontribusi tulisan dari pegawai Kementerian BUMN, karyawan BUMN atau pihak lain yang relevan dengan semangat Buletin Kementerian BUMN, dengan syarat diketik rapi dengan spasi ganda, maksimal 2.000 karakter (setengah halaman), dengan disertai identitas diri penulis. Setiap tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis.

7 Maret lalu, Menteri dan Wakil Menteri BUMN menyelenggarakan Coffee Morning dengan seluruh Pegawai Kementerian BUMN di lantai 21. Dalam suasana akrab itu, para pegawai tampak antusias mengajukan berbagai macam pertanyaan untuk dijawab oleh Menteri dan Wakil Menteri BUMN.

Wahyu Hidayat, Deputi Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN, menerima kunjungan kerja Delegasi Vietnam, pada tanggal 26 Maret 2013, di Ruang Rapat Lantai M Kantor Kementerian BUMN.

Pelantikan Pejabat Eselon I Kementerian BUMN (18/3) di lantai 21. Lima pejabat yang dilantik, yakni A. Pandu Djajanto (Staf Ahli Bidang SDM & Teknologi), Herman Hidayat (Staf Ahli Bidang Investasi dan Sinergi BUMN), Wahyu Hidayat (Deputi Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis), Gatot Trihargo (Deputi Bidang Usaha Jasa), dan Imam Apriyanto Putro (Sekretaris Kementerian BUMN).

PT Jasindo dan PT BTN melakukan sinergi dalam pemanfaatan produk dan jasa. Disaksikan Menteri BUMN, Dirut Jasindo dan Dirut BTN menandatangani Nota Kesepahaman kerjasama tersebut di Kantor Pusat Jasindo tanggal 18 Maret lalu.

on klik!

Dody Heriawan Priatmoko 15 April 1982 Selvin Marini 16 April 1988Malim Damanik 17 April 1957Harry M. Rochim 17 April 1971Zuryati Simbolon 19 April 1973Singgih Supriyanto 19 April 1980Hendradi Gunarso 21 April 1964Luizah 21 April 1964Lily Wintolo 24 April 1964Suyoto 26 April 1975Pratomo Aji 26 April 1985Sumardi 27 April 1962Aloysius Kiik Ro 29 April 1961Eko Setiawan 30 April 1972

Seminar PR Planning and Programme diselenggarakan bagi Insan Humas BUMN dalam rangka memperkaya pemahaman tentang strategi membangun reputasi perusahaan. Bertempat di London School of Public Relations tanggal 20 Maret 2013.

Siswantoro 02 April 1964Slamet 02 April 1974Wasiyati 04 April 1964Faisal Halimi 06 April 1969Nurul Almy Firdausi 07 April 1985Asep Iskandar 09 April 1958Haryo Indratno 09 April 1969Sukamdani Eko Basuki 10 April 1984Engkus Ali Kusdinar 11 April 1979Rasyo Al Suryadi 12 April 1962Dadang Nurzaman 14 April 1985