edisi 57 kelola aset dengan eam
TRANSCRIPT
jadi Rp. 80 triliun pada tahun 2018. Kapasitas gardu induk (GI) pada tahun 2012 sebesar 76.328 Mega Volt Ampere (MVA) juga terus tumbuh rata-rata sebesar 13.4% pertahun sehingga pada tahun 2018 diperkirakan menjadi 162.457 MVA. Panjang jaringan transmisi bertambah sebesar 14% per tahun dari 37,924 km pada tahun 2012 akan menjadi 83,106 km pada tahun 2018. Se-dangkan biaya operasi dan pemeliharaan transmisi juga meningkat dari Rp. 2,35 triliun pada tahun 2012 dan akan men-jadi Rp. 3.06 triliun pada tahun 2018. Dengan aset transmisi dan biaya pemeliharaan yang besar dan terus bertambah serta tuntutan stakeholders untuk mengoperasi-kan dan memelihara sistem
PLN memanfaatkan teknologi
informasi untuk mengelola asetnya melalui program Enter-prise Asset Management (EAM) di bidang pembangkitan, trans-misi, dan distribusi. Implemen-tasi EAM disisi pembangkitan sudah berjalan di anak peru-sahaan PLN yaitu PT Pembang-kitan Jawa Bali (PJB) dan PT In-donesia Power (IP) dan saat ini juga sedang dilaksanakan di unit pembangkit di Sumatra dan Su-lawesi. Implementasi EAM di sisi distribusi juga sudah go live di PLN Distribusi Bali dan akan dilanjutkan di unit lainnya. Ma-najeman aset untuk bidang transmisi siap diimplementasi-kan untuk tiga unit PLN, masing-masing di PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Jawa-Bali, P3B Sumatera, dan PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselrabar). Implementasi EAM transmisi di tiga unit PLN tersebut rencanan-ya akan diselesaikan dalam 12 bulan. Dalam pelaksanaannya PLN dibantu oleh perus-ahaan konsultan teknologi informasi dari Indonesia yaitu PT Astra Graphia Information Technology (AGIT). EAM transmisi ini menggunakan modul Plant Maintenance (PM) dari SAP yang sudah terintegrasi dengan sis-tem yang sudah ber-jalan di PLN.
Sebagai tanda dimulainya imple-mentasi EAM transmisi ini, dil-akukan penandatanganan doku-men kick-off (project charter) anta-ra pihak PLN dan AGIT. Penan-datanganan dokumen di-lakukan oleh Direktur (Operasi Jawa-Bali-Sumatera) PLN, Ngurah Adnyana, dengan Presiden Direktur AGIT, Michael A.R. Roring, pada Senin, 26 Agustus 2013 di Jakarta. Seiring dengan pesatnya pertum-buhan kebutuhan listrik masyara-kat maka perkembangan aset PLN juga meningkat tajam untuk me-menuhi pertumbuhan kebutuhan listrik tersebut. Kebutuhan listrik rata rata tumbuh sekitar 9 sampai 10 % per tahun. Di sisi aset, khu-susnya aset transmisi yang ber-fungsi untuk menyalurkan listrik dari pembangkit ke distribusi meningkat rata-rata 2,9 % per ta-hun, yaitu dari Rp. 67,4 triliun pa-da tahun 2012 dan diprediksi men-
Edisi 57— 26 Agustus 2013
[email protected] Diterbitkan oleh Komunikasi Korporat – Sekretariat Perusahaan
Kelola Aset dengan
Enterprise Asset Management (EAM) Page 1
menunjukkan komitmen PLN
untuk mengutamakan produk
dan jasa dari dalam negeri”.
Adnyana juga memberikan
penekanan tentang keberhasi-
lan ini. “Tapi kerja sama ini
akan berhasil kalau pelaksa-
naannya bagus. Saya pernah
bertemu dengan salah satu
perusahaan BUMN, beliau
menyatakan kenapa tidak kita
sinergikan. Saya jawab, oke
kita setuju, tapi kita harus
bangun dulu trust-nya. Disini,
kualitas itu sangat kita penting-
kan. Jika kualitas bagus, maka
ke depannya akan kita tunjuk lagi.
Kita akan dorong, membuat suatu
list apakah konsultan atau kon-
traktor yang sudah bagus perfor-
mance-nya dan mempunya kredi-
biltas”.
Sejalan dengan PLN, Presiden Direktur AGIT, Michael A.R. Ror-ing, menyatakan bahwa suksesnya implementasi EAM transmisi di PLN adalah tersedianya sistem informasi yang dapat menghasilkan standardisasi proses bisnis pemeliharaan dan integrasi sistem yang lebih efektif dan efisien.”Suksesnya implementasi EAM ini adalah tersedianya sum-ber informasi bagi manajemen untuk pengambilan keputusan yang akurat dan cepat serta terse-dianya mekanisme control dan monitoring sistem pemeliharaan yang lebih baik dan terukur”, ujar Michael.
penyaluran secara handal, efisien dan berkualitas maka diperlukan implementasi mana-jemen aset yang dilengkapi dengan sistem informasi sehing-ga dapat memberikan informasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan asetpor-tofolio, kondisi aset, investasi dan finance secara transparan sehingga dapat dievaluasi dan dianalisa secara komprehensif dengan pertimbangan mana-jemen risiko. Sistem informasi yang mendukung aset mana-jemen dikenal sebagai EAM (Enterprise Asset Management). Menurut Direktur PLN, Ngurah Adnyana, implementasi EAM ini diharapkan mampu menye-diakan sistem informasi yang dapat digunakan untuk memo-nitor kinerja peralatan transmisi yang terkait dengan biaya sela-ma masa manfaatnya. Juga dapat dijadikan evaluasi bagi kinerja penyedia jasa yang melakukan pemasangan mau-pun yang menangani aset terse-
but selama masa manfaatnya, ser-ta tersedianya proses bisnis yang terintegrasi dengan sistem infor-masi PM dan peran pegawai sesuai dengan job description. “Penerapan EAM ini bertujuan un-tuk menghasilkan kinerja operasi ekselen dengan fokus pada opti-masi pemanfaatan aset, efisiensi finansial dan mitigasi risiko”, tegas Adnyana. Dalam EAM itu ada 4 hal yang
penting yaitu proses, infrastruktur,
data, dan people. Kalau proses bisa
didiskusikan, tapi data tidak bisa
didiskusikan. Anda harus punya
data yang baik. Infrastruktur pun
kita sudah punya. Dan yg lebih
penting lagi, adalah mindset. Kita
harus mengubah sikap kita," ucap
Adnyana menegaskan.
Selanjutnya Adnyana mengungkap-
kan kesannya tentang kerja sama
PLN dengan perusahaan nasio-
nal.”Saya lebih bahagia lagi, kali ini
ditunjuk konsultan lokal. Ini
[email protected] Diterbitkan oleh Komunikasi Korporat – Sekretariat Perusahaan
Kelola Aset Page 2