edisi 4

12

Upload: mesuji-mandiri

Post on 15-Mar-2016

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

catatan kecil seorang kader2 edisi januari 2013

Pelindung: Khamamik, S.H. (Bupati Mesuji)

Haryati Candralela, S.Sos.M.M. (Ketua DPRD)

Penasihat: Syamsudin, S.Sos.M.M. (Kepala Badan PMPK Mesuji) Sukarman, S.H. (Kepala Bappeda Mesuji)

Staf Redaksi: Puryanto, Ansori Eko Setiyo, Juni Setiono, Warseno, Yoyok, Dadang Saputra, S.Pd., Supriyanto, Rudi Hartono.

Penerbit: Pokja Media dan Informasi Ruang Belajar Masyarakat (RBM) Kabu-paten Mesuji.

Mesuji Mandiri

ALAMAT: Kampung Budiaji, Kecamatan Simpangpematang, Kabupaten mesuji, Provinsi Lampung. Email: [email protected]

Pimpinan Redaksi: Fajarullah

PENGIRIMAN OPINI: Mesuji Mandiri menerima opini dengan jumlah 3000 karakter. Kirim via email ke redaksi [email protected]

SEBERSIT cahaya lentera yang me nyala kecil dalam kepekatan yang riap. Dan terombang-ambing oleh terpaan angin  diam yang bisu. Tak pernah menandakan apa pun kecuali satu hal; ia adalah hara-pan atas sebuah kehidupan baru. Kehi dupan yang tak pernah jengah mengajari kita tentang makna se-buah komitmen.

Khalil Gibran, sastrawan yang karya-karyanya begitu mendunia dan hingga kini  masih senantiasa me nginspirasi banyak orang itu, per nah menulis sepenggal syair:

Andailah mahluk berbulu halus itu tersenyum disatu malam......Rembulan  dilangit bahkan tak jen-gah  ingin segera melihat wajahnya ......Tapi entah mengapa, kini ia me-nangis.......Wajahnya buram.......Dipenuhi butir kaca-kaca retakHatinya menyimpan selaksa rindu.....

Syair sarat makna dari  pujang-ga  asal  Lebanon  itu bercerita tentang seekor kucing dan seorang ma ji kan itu kembali menggelitik saya saat membaca statemen menggetarkan  yang dilontarkan  oleh  Bupati  Mesuji Khamamik, S.H.  ketika meninjau penyusunan rencana kerja angga-ran (RKA) APBD Tahun 2013  di kan-tor Sistem Informasi Pemerintah dan Keuangan Daerah (SIPKD). Di kan-tor tersebut, bupati ini mengingatkan “Anggaran harus tepat dan terarah un-tuk masyarakat. Kasatker harus paham apa yang diharapkan oleh masyarkat!”

Kalimat tegas yang juga sempat di-abadikan oleh berbagai media lokal itu menjadi menarik untuk dimaknai bukan saja karena yang mengeluar-kannya adalah seorang bupati, tetapi juga karena apa yang disampaikan itu sesungguhnya adalah wujud hidup dari rindu panjang rakyat  Mesuji yang sudah bergurat-berakar direntang pa-ruh waktu yang juga cukup lama.

Selang sebulan kemudian, bupati kembali membuat gebrakan dengan membangun jalan provinsi  menggu-nakan dana pribadi dan sumbangan koleganya. Media massa pun gencar mewarkannya. Mengutip Koran Edi-tor Edisi Jumat 11 Januari 2013 yang mengangkatnya melalui sebuah judul cukup menggelitik Oase Kepemimpi-nan dari Mesuji.

Di koran tersebut, Bupati Khama-mik bertutur lugas “Saya minta ban-tuan dari kerabat dan orang-orang yang peduli dengan Mesuji. Sedikit-sedikit dikumpulkan untuk membeli batu dan operasional alat berat.”

Meski saya belum sempat meli-hat secara langsung tempat itu

Komitmen  Bupati Mesuji Ibarat Rindu TerpendamKomitmen  Bupati Mesuji Ibarat Rindu Terpendam

dan hanya membacanya dari me-dia, saya tetap meyakini kebenaran-nya. Sebab, saya tidak menemukan sanggahan atau hak jawab yang datang sebagai klarifi kasi saat pem-beritaan di atas terpublikasi bahkan sampai tulisan ini dibuat.

Dengan atau tanpa berbekal  ke-mampuan menulis yang baik, apal-agi bertutur bahasa sesuai EYD, saya merasa kebulatan sikap Pak Khama-mik itu mengingatkan saya tentang beberapa hal yang coba diurai dalam tulisan tak terlalu berbobot ini.

1. Rindu Pada Wujud KomitmenSeorang sahabat,  yang berprofesi

sebagai  jurnalis di salah satu media lokal di Lampung pernah bercerita kepada saya tentang ketidaktahuan seorang warga pedalaman di Mesuji terhadap sejumlah program yang digelontorkan pemerintah. Sa at itu,  warga asal Wiralaga yang ja uh dari akses dan sarana informasi pernah mendatanginya dalam sebuah ket-erkejutan luar biasa di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSU-DAM) di Bandarlampung.  Warga itu amat tersentak ketika salah seorang anggota medis di RSUDAM member-itahukan bahwa segala biaya pengo-batan ditanggung oleh pemerintah melalui program Jamkesmas.

Dia pun terperangah dan sontak terkejut. Seketika pria paro baya itu dengan tampang lusuh itu tak  kuat lagi untuk  menyimpan perasaan ingin tahunya.“Tahu  tidak dimana rumah orang yang bernama pemerintah itu?  Saya mau mengucapkan terimakasih. Alangkah baik orang itu!” tanyanya.

Sahabat saya itu langusng terse-nyum. Pertanyaan polos itu memang terdengar amat menggelikan. Lalu, sa-habat saya itu mencoba menjelaskan pertanyaan warga tersebut. “Pemer-intah itu bukan nama orang, Pak. Tapi nama lembaga negara yang bertugas mengatur negara, provinsi, dan kabu-paten/kota,” jelasnya yang disambut si pasien dengan kepala mengangguk.

Begitulah. Betapa hebatnya pengaruh yang ditimbulkan ketika komitmen  tentang sebuah kebija-kan. Implementasinya menempuh

ruang paling dalam di dada rakyat jelata. Tak seorang pun dapat men-duga ternyata ia memiliki semacam kekuatan magic yang tanpa sadar dapat berwujud menjadi terobatin-ya sebuah rindu sekaligus juga ter-gaugnya sebuah rasa. 

Kalimat lugu yang dilontarkan warga masyarakat yang lugu itu mem-perlihatkan pada kita betapa pent-ingnya menyelaraskan antara kata dan perbuatan ketika itu sudah menjadi sebuah kebijakan yang harus diambil dan ditetapkan.  Apalagi jika memang  gaung dari hal  itu memang sudah menjadi buah bibir sejak lama. Maka menemukanya dalam sebuah realitas nyata adalah wujud hidup atas sebuah kehalusan yang menderu dalam se-genap debaran jiwa.

Meski sejujurnya, apa yang ter-jadi diatas  adalah hal yang secara alamiah memang  itulah semestin-ya yang harus terjadi. Dan ia sedang menjawab sederet keraguan milik rakyat yang kemunculannya adalah karena ulah janji.  Keraguan yang kerap datang hingga menakdirkan sebuah mimpi panjang yang men-jenuhkan. Dia juga adalah  akibat dari betapa untuk  menemukan im-plementasi atas sebuah keputusan yang sudah dinisbatkan,  bahkan menjadi  sama sulitnya dengan melihat mentari di malam gelap.

Sehingga  akumulasi dari rasa se-jenis inilah yang kemudian memu-nculkan sikap pesimis dan apatis di kalangan masyarakat.  Puncaknya, tak jarang masyarakat akhirnya jus-tru    mencari jalan keluar sendiri atas segala masalah yang ia hadapi. Sebab ia tak  lagi  memiliki kekuatan untuk bisa mempercayai segantang  harapan  yang selalu disemai di sepanjang musim janji itu.

 2.  Rindu Sosok Pemimpin Tel-adan

Pernah suatu hari, ketika masih menjadi Walikota Solo, Jokowi (Joko Widodo) yang saat ini menjabat seba-gai Gubernur DKI Jakarta pulang dari sebuah kegiatan dalam kondisi yang sudah larut.  Saat tiba di depan pintu gerbang rumah dinasnya, ia melihat

anggota Satpol PP di pos penjagaan pintu gerbang itu sudah terlelap di tem-pat jaga mereka. Melihat kondisi itu, sopir Jokowi segera tanggap dan  ber-maksud untuk membunyikan klakson.  Tapi Jokowi segera mencegah sambil berucap spontan, “Biarkan, jangan diganggu. Mungkin mereka terlalu ca-pek. Kita lompat pagar saja!”

Kejadian itu sebenarnya tak per-nah diceritakan pada siapapun oleh Gubernur  . Para penjaga dan sopir Jokowi merasa perlu untuk mengung-kapkan hal tersebut, bahkan ham-pir pada semua orang yang mereka kenal.  Boleh jadi, mereka memang sepakat untuk satu hal; bahwa sikap Pak Walikota memang laiak untuk menjadi teladan bagi siapapun.

Hari ini wujud sebuah keteladan-an di kalangan pemimpin justru nyaris tak terlalu mendominasi  un-tuk dapat dihayati secara laiak.  Beta-pa teramat sering kita melihat bentuk dan sikap  arogansi justru membung-kam dan menyita hampir semua rasa simpati kita yang bebal. Tak terhi-tung rasanya, mata kita menyaksikan betapa  faktor pengaruh dalam hal pola  kepemimpinan justru menjadi muara dan pangkal atas  sebuah si-lang sengketa yang sebenarnya sama sekali  tak perlu.

Pemimpin tak lagi muncul seba-gai sosok yang patut diteladani. Ia hanyalah sosok yang harus hadir un-tuk sebuah tujuan sesaat yang derun-ya tak lebih dari sehasta jemari. Hing-ga di posisi inilah kemudian phobia terhadap pemimpin dan sikap apatis rakyat itu jutru menemukan wujudn-ya yang amat sempurna.

Maka sosok pemimpin yang  me-neladani, sejatinya laksana  sebuah ca-haya lentera lampu nelayan di malam hari. Yang riap-riapnya memberi-kan cahaya di tengah hamparan laut yang  menghampar luas. Pemimpin juga ibarat sebait sketsa tentang rindu yang terus membucah di ruang dada untuk menanti satu perjumpaan di titik akhir.  Karena sesunggunya, keteladan-an  adalah wujud dahsyat atas sebuah keteguhan sikap dan kebeningan hati. Dan dampaknya selalu akan men-ganugerahkan satu kekuatan maha

dahsyat pula! Kekuatan yang tak per-nah kuasa diterka, bahkan oleh sembu-rat mentari pagi.

3. Rindu Sosok Pemimpin Penuh Inspirasi

“Jika kamu melakukan sesuatu, yang  sesuatu  itu membuat orang lain dan kamu menjadi besar. Dan karena itu banyak orang yang tergerak untuk turut melakukannya sehingga orang-orang itu pun juga menjadi besar sepertimu, sesung-guhnya kamu adalah pemimpin.”

Itulah pesan inspiratif yang pernah dilontarkan oleh Jhon F. Kennedy di hadapan ribuan rakyatnya yang berku-lit hitam pada detik-detik terahir masa hidupnya. Amerika Serikat kala itu me-mang adalah  semacam tanah mem-bara bagi warga kulit hitam. Tapi sete-lah pernyataan itu,  satu pondasi besar untuk sebuah kebangkitan telah tertan-am  di negeri Paman Sam; bahwa ka-pasitas seorang Amerika  --setidaknya dari sudut pandang Kennedy— hanya akan diukur bukan dari apa warna ku-lit orangnya, melainkan bagaimana ia mampu manjadi inspirasi bagi bangsa-bangsa lain. Dan statemen ini  dengan tanpa disadari, ternyata adalah strategi Kennedy untuk membangkitkan se-mangat rakyatnya yang berkulit hitam,  sekaligus mengikis dengan kasat stig-ma  buruk bernuansa ras yang sudah menjadi hal biasa kala  itu.

Sejak lama kita begitu dihantui oleh mimpi yang panjang terhadap satu keinginan untuk menemukan seorang pemimpin yang juga  ada-lah inspirator. Pemimpin yang sela-lu berada dijarak yang teramat dekat dengan sikap dan sifat itu. Dengan kekuatan lisan dan keteladanannya ia menjadi sumber rujukan bagi se-genap jiwa rakyat di segala kondisi  yang kerap terjadi. Dan kita juga rindu dengan genggaman tangan lembut seorang pemimpin yang ke-tika kita tersesat, jemarinya meng-gapai lengan kita sambil berkata; “Aku ada disini. bersamamu!” Dan ketika ketakutan dan belenggu itu pergi dari kita, sudut matanya yang biru masih setia menatap kita tan-pa  beringsut,  bibirnya pun seolah kembali berkata; “Aku masih di sini. Untuk menjagamu!”

Demikianlah rindu itu. Iramanya bahkan masih terus mengalun dalam senandung  bernada sopran yang  ka-dang terdengar hampa tanpa suara. Dan disini, ia --sang rindu itu-- masih mendekap nadi kita dalam orkestra  latin dan irama buramnya yang tanpa komposer. Karena memang begitulah kisah tentang rindu.

 *Penulis  juga aktif  seba-gai  Ketua Pokja Ruang Belajar Masyarakat  (RBM) Kabupaten

Mesuji  

Andailah mahluk berbulu halus itu tersenyum disatu malam.......Rembulan  dilangit bahkan tak jengah  ingin segera meli-hat wajahnya....Tapi entah mengapa, kini ia menangis......Wajahnya buram..........Dipenuhi butir kaca-kaca retak........Hatinya menyimpan selaksa rindu........

musawarah mufakat 3edisi januari 2013

ADIKARYA MULYA – Besarnya ku-curan dana pemberdayaan yang akan digulirkan Pemkab Mesuji mendapat-kan perhatian khusus dari Camat Pancajaya Anca Martha Utama. Dia melarang keras adanya pemotongan dana PNPM MPd-Integrasi dan SBSS.

“Dilarang keras memotong ang-garan, apalagi sampai meminta. Ini sama saja merusak program yang disusun dalam musrenbang,” ungkap mantan Kabid Pendidikan Dasar Di-nas Pendidikan Mesuji ini saat mem-berikan arahan dalam musrenbang di Desa Adikarya Mulya, medio Januari lalu.

Menurut Anca, larangan potongan dana pemberdayaan ini guna memak-simalkan kualitas pengerjaan PNPM Mandiri Perdesaan-Integrasi dan Sae Bumi Serasan Segawe (SBSS) di Ke-camatan Pancajaya. “Saya mewarn-ing supaya para kader dan pelaku di semua tingkatan jangan sekali-kali menyimpangkan dana yang dikelola tim pelaksana kegiatan (TPK) kam-pung,” tegasnya.

Dana pemberdayaan tersebut, lan-jut Anca, tidak memiliki setoran pada pihak manapun, termasuk sejumlah pejabat di satuan kerjanya. “Itu adalah

dana milik masyarakat yang hanya boleh dipergunakan untuk memban-gun kampung mereka,” imbuhnya.

Dia menambahkan selama ini program kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh masyarakat melalui PNPM Mandiri Perdesaan-Integrasi dan SBSS sudah terbukti memiliki kualitas lebih baik. “Untuk itu, jan-gan sampai hal ini ternodai oleh sikap para kader dan pelaku yang tidak ber-tanggungjawab. Laksanakanlah pro-gram ini dengan sebaik-baiknya. Dan hindari bentuk-bentuk kebocoran sekecil apapun,” katanya.

“Ini bentuk komitmen dan kes-eriusan pemerintah daerah dalam memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun kam-pung mereka. Jadi, perhatian pemer-intah daerah ini harus dijaga dan di-pertahankan,” harap Anca.

Diketahui, alokasi dana pem-berdayaan dari pemerintah pusat mengalami penurunan. Kendati demikian, Pemkab Mesuji telah me-nambah alokasi sebesar 63 persen atau Rp15.430.000.000. pada tahun anggaran 2013. Sebelumnya, alokasi dana daerah untuk program pember-dayaan cuma Rp9.600.000.000. (red)

Camat Pancajaya Warning Kader Pemberdayaan

FOTO IST

BERI ARAHAN: Camat Pancajaya Anca Martha Utama (berdiri) melarang keras adanya pemotongan dana PNPM MPd-Integrasi dan SBSS tahun 2013 di dalam acara musrenbang di Desa Adikarya.

musawarah mufakat 4 edisi januari 2013

FOTO RUDI HARTONO

TERUS BERGULIR: Program simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) di Kecama-tan Wayserdang tetap menjadi kegiatan andalan. Karena SPP di kecamatan ini tidak memiliki tunggakan seperti di Kecamatan Mesuji.

MESUJI TIMUR – Sebagai bentuk komitmen dan kepedulian terhadap peningkatan kualitas kader PNPM MPd-Integrasi dan SBSS, Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Mesuji Timur menggelar penguatan kelembagaan kepada pelaku-pelaku pengelola kegiatan di tingkat desa.

Hajatan ini sebagai salah satu bentuk persiapan dan peman-tapan PNPM MPd-Integrasi dan SBSS tahun anggaran 2013. Pelatihan kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD) dan kader teknis ini dihelat di Aula Pusat Bisnis Kota Terpadu Man-diri (KTM) Desa Tanjungmas Makmur, Mesuji Timur. Acara yang berlangsung selama dua hari itu secara resmi dibuka oleh Camat Mesuji Timur Almuzni B.A.

Dalam sambutannya, Camat Mesuji Timur ini menjelaskan bahwa sukses dan tidaknya pembangunan di desa sangat ter-gantung para kader-kader sebagai pelaksana program pember-dayaan di lapangan. “Jika kadernya rusak, maka hasil pemban-gunan pun ikut rusak,” tegasnya.

Untuk itu, sambung Almuzni, pelatihan dan pembinaan ke-pada para kader merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keberhasilan sebuah pembangunan. “Tidak ada pekerjaan yang sulit untuk dilakukan, asal kita mau belajar dan berusaha den-gan sungguh-sungguh,” imbuhnya.

Pelatihan itu diikuti seluruh tim pelaksana kegiatan (TPK) yang tersebar di 13 desa. Setiap desa diwakili oleh empat peser-ta yang terdiri dari dua kader pemberdayaan dan dua kader teknis. Lalu tiga UPK, satu PL (pendamping lokal), fasilitator kecamatan dan fasilitator teknis.

Ketua UPK Kecamatan Mesuji Timur Warseno menjelas-kan pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman tugas pokok fungsi (Tupoksi) para kader pemberdayaan. “Sehingga program ini berjalan sesuai dengan perencanaan dan tepat sa-saran,” tukasnya.

Fasilitator Teknis Kecamatan Mesuji Dirwan memberikan apresiasi terhadap tingkat pemahanan para peserta pelatihan. “Hal ini dapat dilihat dari kemampuan para peserta dalam me-nyelesaikan soal yang diberikan pemateri. Dan dapat disele-saikan dengan benar,” katanya.

Eka Elviana, peserta pelatihan dari Desa Margojadi, men-gungkapkan pelatihan sangat bermanfaat dan berguna me-ningkatkan wawasan kader. “Khususnya untuk saya. Karena saya baru kali pertama terlibat dalam PNPM MPd-Integrasi dan SBSS ini,” ujarnya.

Dengan adanya pelatihan ini, Eka mengaku bisa mengeta-hui pola penyusunan rencana anggaran belanja (RAB); mem-buat gambar; dapat memahami SAP, VAP dan MAP. Dia juga berharap pelatihan dapat terlaksana setiap tahunnya. “Harus berkesinambungan, sehingga kami benar-benar bisa menyerap ilmunya fasilitator teknis sebanyak mungkin,” pintanya. (war)

UPK InventarisirUsulan 2013

uPk tingkatkan wawasan kPmD-teknis

WAYSERDANG – Memasuki tahun baru 2013, Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM MPd-Integrasi dan pro-gram SBSS Kecamatan Wayserdang mulai menerima usulan untuk keg-iatan tahun ini. Pengajuan program pemberdayaan itu datang dari tim pembuat usulan (TPU) desa yang tersebar di kecamatan tersebut.

Pendamping lokal (PL) PNPM MPd-Integrasi Kecamatan Wayserdang Rudi Hartono mengharapkan pertengahan Januari ini semua pengajuan itu sudah dapat terselesaikan. “Ini sesuai dengan target saat rencana kerja tindak lanjut (RKTL) UPK Wayserdang tahun 2013,” tuturnya.

Di pertengahan bulan ini, sam-bungnya, sudah bisa dilaksanakan verifi kasi guna mengecek usulan keg-

iatan di lapangan. “Sehingga diharap-kan pelaksanaan musrenbang dapat terealisasi paling lambat awal bulan Februari,” ujarnya.

Rudi mengakui bahwa dalam hal penulisan usulan ini, masih banyak kendala teknis yang harus dihadapi. “Salah satunya seperti masih terdapat beberapa desa yang mengganggap usulan bukanlah hal penting yang ha-rus dibuat oleh TPU,” katanya.

Menurut Rudi, pemahaman sep-erti itulah yang membuat beberapa desa khususnya yang masih baru mengenal program ini. “Jadi terkesan membuat usulan asal jadi. Padahal pelatihan TPU sejak jauh-jauh hari di-laksanakan,” tambahnya.

Meski begitu, Rudi menganggap hal itu adalah sesuatu yang wajar dan

lazim terjadi di dalam program pem-berdayaan. “Sebab merubah mindset (pola pikir) sebuah masyarakat me-mang bukanlah pekerjaan semudah membalikkan telapak tangan,” kela-karnya.

Karena itu, dia menganggap ber-bagai kendala ini adalah tantangan untuk senantiasa berbenah agar hasil yang dicapai dari waktu kewaktu dapat semakin baik. “Perbaikan akan tereal-isasi seiring banyaknya pengalaman buruh yang akan dibenahi bersama masyarakat,” tukasnya.

Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM MPd-Integrasi dan program SBSS Kecamatan Way-serdang Tamyani Arsyad juga me-nyampaikan hal serupa. Menurutnya, secara umum keberadaan program ini sudah dapat diterima masyarakat. “Tetap saja kendala-kendala teknis se-bagaimana di atas terus terulang dari waktu ke waktu. Ini karena sosialisasi yang dilaksanakan memang belum sepenuhnya dapat dipahami secara utuh oleh masyarakat,” akunya.

Sebenarnya, masih kata Tamyani, hal ini hanyalah pengulangan saja. Se-bab tingkat pemahaman masyarakat terhadap program masih harus terus tersosialisasi. “Jadi kendala ini meru-pakan tugas kita bersama,” tandasnya.

Salah satu kegiatan perencanaan yang dilaksanakan UPK adalah meng-inventarisir usulan-usulan yang telah diputuskan melalui musyawarah desa. Di kecamatan ini, setiap kampung men-gajukan tiga usulan yang terdiri dari dua usulan berasal dari unsur khusus perempuan dan satu usulan berasal dari unsur campuran, yakni laki-laki dan perempuan. Salah satu bentuk usulan perempuan itu adalah program simpan pinjam kelompok perempuan atau laz-im disingkat SPP. (rud)

musawarah mufakat 5edisi januari 2013

FOTO RUDI HARTONO

RAJIN TURBA: Bupati Mesuji Khamamik didampingi Kepala Desa Kebundalam Sujoko (pakai topi) terlihat serius melihat lokasi yang akan dibangun Taman Pendidikan Alquran di desa setempat.

KEBUNDALAM – Dana bergulir yang bersumber dari program pemberdayaan dalam bentuk sarana fisik baik melalui PNPM MPd-Integrasi maupun program Sai Bumi Serasan Segawe (SBSS) dipasti-kan menyentuh seluruh titik di Desa Kebundalam, Kecamatan Wayserdang.

Hal ini terungkap saat perangkingan usulan program pembangunan dalam musyawarah perencanaan pem-bangunan (musrenbang) tingkat desa. Tahun sebelum-nya, Kebundalam tidak mendapatkan kucuran dana untuk program pemberdayaan karena perangkingan jeblok di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.

Kepala Desa Kebundalam Sujoko mengatakan wilayah kerjanya masih sangat bergantung terhadap program pemberdayaan karena sejumlah lokasi belum tersentuh pembangunan dari pemerintah. “Karena itulah, sejak awal tahun ini, masyarakat sudah mulai bersiap-siap. Salah sa-tunya adalah apa yang sudah dilakukan masyarakat, khu-susnya Suku 3 untuk pembangunan TPA Al-Iman. Mereka bahkan sudah mempersiapkan beberapa jenis material seperti pasir, kayu dan batu split secara swadaya dan su-karela,” terangnya.

Sejalan dengan waktu, lanjut Sujoko, masyarakat kini mulai memahami bahwa program pemberdayaan adalah upaya pemerintah untuk kembali menumbuhkan seman-gat gotongroyong di kalangan masyarakat itu sendiri.

“Peran serta dan keterlibatan masyarakat menjadi hal yang sangat penting untuk terus disosialisasikan. Kare-nanya, kita juga selalu menyampaikan betapa pentingnya peran masyarakat dalam pembangunan desa mereka. Sehingga, mereka bisa benar-benar mengerti mana yang disebut proyek, dan mana yang disebut pemberdayaan,” ungkapnya.

Lebih jauh, kepala desa yang akrab disapa Pak Kelik ini menyambut baik upaya yang sudah dilakukan masyara-katnya dalam hal menyiapkan sebagian material pemban-gunan Taman Pendidikan Alquran (TPA) secara swadaya sebagai upaya persiapan menyambut pelaksanaan pro-gram pemberdayaan di tahun 2013 ini. “Saya sangat ber-terimakasih atas segala upaya itu. Saya juga berharap agar antusias masyakat ini dapat memotivasi seluruh kader dan tim pemberdayaan di Desa Kebundalam untuk terus bekerja secara optimal,“ imbuhnya.

Sementara, Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) PNPM MPd-Integarsi dan SBSS Desa Kebundalam Surahman mengatakan bahwa dalam musyawarah desa penetapan usulan yang telah dilaksanakan pertengahan Desember 2012 lalu, TPA Al-Iman memang menjadi prioritas dan di-anggap mendesak untuk diajukan.

Sebab, lanjutnya, TPA yang ada saat ini masih menum-pang di teras masjid Agung. “Masjidnya juga tanpa dind-ing, sehingga tidak laik lagi untuk menampung ratusan siswa dengan tenaga pengajar sebanyak tujuh orang, ter-masuk kepala TPA,” katanya.

Karena, terus Surahman, keberadaan tempat belajar yang tak ada dinding itu sangat mengganggu kenyamanan anak-anak saat menerima materi dari tenaga pengajarnya, begitupun sebaliknya. “Khususnya saat musim hujan, air memercik hingga mengenai anak-anak yang sedang be-lajar. Dan ini terasa sangat mengganggu keberlangsun-gan proses belajar mengajar,” ujar laki-laki berperawakan ramping ini.

Oleh sebab itu, kata Surahman, pihaknya telah berkoor-dinasi dengan tim pembuat usulan (TPU) supaya dapat mengajukan pembangunan TPA ini di tahun anggaran 2013. “Kita akan mengawalnya sampai ke tingkat keca-matan maupun kabupaten,” pungkasnya. (rud)

SIMPANGPEMATANG – Guna mengoptimalkan pelaksanaan pro-gram program nasional pember-dayaan masyarakat mandiri perd-esaan (PNPM MPd) di Kecamatan Simpangpematang  tahun anggaran 2013, tim verifikasi lapangan melak-sanakan verifikasi faktual.

Kali ini verifikasi dilaksanakan untuk melakukan cek dan ricek hasil usulan Desa Rejobinangun. Tujuan tim ini turun langsung ke lapangan untuk meyakinkan bahwa pengajuan program pembangunan tersebut benar-benar nyata dan di-anggap mendesak bagi masyarakat setempat.

Di desa ini, tim memverifi-kasi usulan perkerasan jalan/tel-ford.  Tim ini dipimpin Lius Pon-goh, S.Sos. (perwakilan Kecamatan Simpangpematang). Menurutnya, perkerasan jalan yang akan diaju-kan harus memenuhi kriteria.

“Sebelum pelaksanaan dimulai, badan jalan harus dipersiapkan ter-lebih dahulu. Selain itu, kita harus membuat saluran air (drainase) sehingga pada saat musim hujan air dapat mengalir dengan lancar,” katanya.

Verifikasi yang dilaksanakan di Rejobinangun berjalan dengan baik, begitu pula dengan sejum-lah desa lainnya. Sesuai tahapan, verifikasi dilaksanakan setelah proposal/usulan desa sudah dis-erahkan ke kantor Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Sim-pangpematang. “Dan sudah men-galami pembenahan,” tambah Lius Pongoh.

Tim verifikasi ini dibentuk atas dasar kesepakatan dalam musya-warah antar desa (MAD). Di Ke ca-m atan Simpangpematang, tim   ini terdiri dari unsur Badan Kerjasama Antar Kampung ( BKAK ), staf ke-camatan, dan Dinas Kesehatan (Diskes) Mesuji. Verifikasi itu di-gelar di sembilan desa se-Simpang-pematang.

Tujuan diadakannya verifikasi adalah untuk menindak lanjuti kelaikan atas usulan/pengajuan program pembangunan dari masyarakat. Tidak hanya itu. Hal ini guna menginventarisir jenis kegiatan yang ada di setiap desa. Setiap usulan yang telah disetu-jui oleh tim verifikasi akan   men-jadi kembali dibahas kembali di tingkat musyawarah perenca-naan pembangunan (musren-bang) kecamatan.

Dari sanalah akan dapat diketa-hui apakah usulan itu dapat terda-nai pada tahun ini atau menunggu tahun berikutnya. Sesuai dengan perolehan rangking dan kondisi pagu dana yang ada. (adi)

Usulan Rejobinangun DiverifikasiBangun TPA, Warga Kebundalam Siap Swadaya

PEmBErDayaan PErEmPuan 6 edisi januari 2013

MESUJI – Dugaan penyim-pangan anggaran untuk program simpan pinjam kelompok perem-puan (SPP) Kecamatan Mesuji terus berlanjut. Belum lama ini, tim penanganan dan penyehatan pinjaman (TP3) menggelar sidang perdana guna mengungkap aliran dana senilai Rp1,8 miliar.

Tim yang diketuai Ibta Arisa, S.E. ini memanggil pengurus Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Keca-matan Mesuji. Dalam pertemuan bertajuk sidang klarifi kasi terse-but, tim memintai keterangan se-jumlah terduga. Di antaranya Yy (Ketua UPK Kecamatan Mesuji) dan Mw (Bendahara UPK).

“Sidang ini adalah langkah awal yang sudah kita lakukan dalam rangka mencari kebena-ran sesuai dengan hasil temuan di lapangan,” tegas Ibta. Ia me-nyatakan bahwa pihaknya juga akan memintai keterangan sejum-lah oknum yang diduga telah me-

nyelewengkan dana SPP tersebut. “Prinsipnya, semua pihak yang

berhubungan baik langsung atau tidak langsung terhadap mem-bengkaknya tunggakan dana perguliran ini akan dimintai ket-erangan. Agar semuanya jelas dan terang benderang,” tambah Ibta.

Diungkapkannya, upaya peny-elesaian melalui sidang ini sesuai dengan asas pemberdayaan yang mengutamakan proses non litigasi sebelum ke proses pengadilan.

“Dalam sidang pembuktian tersebut, Mw mengakui adanya dana yang digunakan individu masing-masing. Tetapi hal itu diakui sudah dilunasi melalui TP3 sejak November 2012,” jelasnya.

Sedangkan Yy, sambung Ibta, yang dikonfrontir terkait temuan dana Rp95.699.986. mengaku hanya menggunakan dana Rp37 juta saja. “Selebihnya, ia meminta waktu untuk mengklarifi kasi lebih jauh ke kelompok-kelompok yang

menyebutkan namanya itu,” tam-bah Ibta.

Terpisah, Fasilitator Keuangan (Fakseu) PNPM MPd-Integrasi Aliful Hakim, Amd. menyatakan dasar pola penyelesaian masalah pinjaman yang dilakukan oleh tim ini mengcu pada aturan petunjuk teknis operasional (PTO) Kemen-terian Dalam Negeri.

“Dalam PTO X tentang penge-lolaan dana bergulir, salah satu-nya disebutkan bahwa jika peny-elewengan dilakukan oleh oknum UPK, maka administrasi peny-aluran atau pengembalian oleh kelompok tidak dibebankan pada kelompok itu, melainkan menjadi tanggungjawab UPK,” terang Alif, sapaan akrabnya.

Jika peyelewengan dilakukan oleh pengurus kelompok, kata Alif, maka beban itu tetap menjadi tangungjawab kelompok bersang-kutan. “Namun tetap difasilitasi penyelesaiannya hingga tahap ke-

camatan.” ujarnya. Selain itu, lanjutnya, dalam me-

mutuskan pola penyelesa ian yang akan diambil terle bih dahulu dis-epakati anta ra UPK/tim peyehatan/tim veri fi kasi dan kelom pok pemin-jam sebel um di putuskan dalam musyawarah antar desa (MAD). “Pola ini bertujuan memberikan rasa adil dan sikap transparansi sebagai kesepakatan penyelesaian atas pinjaman bermasalah itu,” im-buhnya.

Pola penyelesaian yang dapat dilaksanakan mencakup beberapa kategori, yakni pola penjadwalan ulang yang memungkinkan ter-jadinya perpanjangan jangka wak-tu pinjaman atau perubahan pola angsuran; restrukturisasi pinja-man. “Ini bisa memnugkinkan pe-rubahan jadwal angsuran dengan perpanjangan waktu pinjaman. Misalnya pola perbulan menjadi triwulan,” bebernya.

Kemudian, pola kompensasi

yang diterapkan pada pinjaman bermasalah akibat penyelewen-gan. Besaran kompensasi setida-knya harus sama dengan besaran dana yang diselewengkan. “Uta-manya barang yang mudah di-jual,” kata Alif lagi.

Selanjutnya adalah pola ligitasi. Hal Ini dilakukan jika memang ok-num yang menyelewengkan dana SPP tidak memiliki itikad baik un-tuk menyelesaikan permasalahan tersebut. “Dalam melakukan proses hokum, kita harus konsultasi ter-lebih dahulu kepada ahli hokum, apakah termasuk perkara pidana atau perdata,” urainya.

Sekadar diketahui, dasar pelak-sanaan penyelesaian persoalan ke-macetan perguliran di Kecamatan Mesuji ini juga merujuk pada surat edaran Direktoral Jenderal Pember-dayaan Masyarakat No.414.2/1108/PNPM-MP/II/2012 tertanggal 13 Agustus 2012 tentang pengelolaan dana bergulir. (jar)

TP3 Konfrontir Oknum Penyeleweng Dana SPP

FOTO M.WAJAR

SIDANG PERDANA: Tim penanganan dan penyehatan pinjaman (TP3) Ka-bupaten Mesuji memintai keterangan Yy dan Mw, oknum pengurus UPK Ke-camatan Mesuji terkait dugaan penyimpangan aliran dana senilai Rp1,8 miliar.

7edisi januari 2013 activity

FOTO IST

DIMAJUKAN: Rapat koordinasi yang berlangsung di Kantor Bappeda Mesuji telah menetapkan jadwal musrenbang kecamatan.

BRABASAN – Jadwal musyawarah perencanaan pembangunan (musren-bang) kecamatan se-Mesuji ditetapkan. Penetapan ini lebih awal dibandingkan dari jadwal sebelumnya. Hal itu terjadi menyusul adanya instruksi Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. terkait pelaksanaan mus-renbang kabupaten yang dideadline paling lambat pekan kedua Maret 2013 sudah digelar.

Kepala Bappeda Mesuji Sukarman mengatakan surat

edaran gubernur Lampung bersifat instruksi ini harus dipatuhi karena sangat berkolerasi dengan pelaksan-aan musrenbang di tingkat provinsi. “Sebelumnya, kita menjadwalkan musrenbang kabupaten pada akhir Maret. Tapi karena ada surat guber-nur, maka jadwalnya dimaju-kan lebih awal sesuai perintah dalam surat tersebut,” jelasnya.

Bappeda Mesuji juga telah menggelar rapat koordinasi (rakor) yang mengundang seluruh ca-mat dan Fasilitator Kabu-

paten (Faskab) Mesuji guna membahas penetapan jad-wal musrenbang di tingkat kecamatan. Rakor tersebut berlangsung di kantor Bap-peda setempat.

Koordinator Faskab Mesu-ji Yohanes TB.menyambut baik dimajukannya jadwal musrenbang kabupaten. Meski begitu, ia mengaku cukup kewalahan karena waktunya terlalu sedikit. “Tapi mau tidak mau, mus-renbang harus tetap berja-lan. Jadwal musrenbang di kecamatan memang terke-

san padat,” katanya. Rakor yang dipimpin

Sekretaris Bappeda Mesuji Sayyid Nasir ini memutus-kan jadwal musrenbang di tujuh kecamatan. Peneta-pan tersebut sudah disetu-jui para camat dan faskab. (Selengkapnya lihat grafi s)

“Jadwal itu disusun dengan camat, Bappeda, dan Faskab. Karena itu, kita menargetkan pelaksanaan musrenbang di tingkat desa paling lambat awal Feb-ruari 2013 nanti,” pungkas Yohanes. (red)

KECAMATAN AGENDA Simpangpematang 19-20 Februari 2013 Pancajaya 20-21 Februari 2013Mesuji 21-22 Februari 2013Mesuji Timur 25-26 Februari 2013Rawajitu Utara 25-26 Februari 2013Wayserdang 27-28 Februari 2013Tanjungraya 27-28 Februari 2013Sumber: Faskab Mesuji 2013

iniLah JaDwaL musrEnBang kEcamatan

FOTO IST

musrenbang kabupaten Dipercepat

YOHANES

activity 8 edisi januari 2013

FOTO YOHANES TB.

JADI KORBAN: Sesuai dengan programnya yang bersifat pemberdayaan. Isuzu Panther milik Fasilitator Teknik Kabupaten (Fastekab) Mesuji Singgih Bambang Kuncahyo pun ikut diberdayakan selama proses byarpet.

FOTO IST

DIREVIEW: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) bersama Fasilitator Kabupaten (Faskab) Mesuji mereview petunjuk teknis operasional (PTO) terkait adanya penggantian nama kampung menjadi desa.

BUDIAJI – Tak ada rotan akar pun jadi. Tak ada listrik, aki mobil pun jadilah. Pepatah lawas itu tepat ternyata sangat berguna bagi Fasili-tator Kabupaten (Faskab) Mesuji dalam menyiasati pemadaman ber-gilir (byarpet) yang dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Meski mati lampu, mereka tak kehabisan akal. Mereka pun ha-rus mengorbankan aset pribadinya masing-masing untuk melancarkan rutinitas. Korban dimaksud bukan-lah korban perasaan, melainkan

kendaraan roda empat milik Fasili-tator Teknik Kabupaten (Fastekab) Mesuji Singgih Bambang Kunca-hyo yang dipaksa hidup guna men-erangi kantor faskab yang sedang disibukkan melakukan inventari-sir program pemberdayaan tahun 2013.

Ya. Isuzu Panther warna hijau ini turut diberdayakan untuk mem-berikan sedikit arus listrik yang ber-sumber dari aki mobil tersebut. Ide kreatif para Fasilitator Kabupaten (Faskab) Mesuji ini muncul seiring

“ulah” PLN yang doyan memadam-kan listrik hampir setiap hari.

“Kondisi byarpet ini cukup mengganggu kerja kami. Terlebih lagi, kita sedang dideadline meny-elesaikan musrenbang tingkat desa dan kecamatan. Jika sudah begini, mobil pun terpaksa diberdayakan,” seloroh Faskab Mesuji Yohanes Tubarat, kemarin.

Bung Jo—sapaan akrabnya –mengaku pemadaman bergilir sangat mengganggu kinerja kader PNPM MPd-Integrasi dan SBSS.

BUDIAJI – Perubahan nama kampung menjadi desa di Mesuji mulai disosialisasikan. Badan Pem-berdayaan Masyarakat dan Pemer-intahan Desa (BPMPD) bersama Fasilitator Kabupaten (Faskab) Mesuji akan mereview petunjuk teknis operasional (PTO) terkait adanya penggantian identitas wilayah tersebut.

Koordinator Faskab Mesuji Yo-hanes TB. mengatakan perubahan nama kampung menjadi desa san-gat baik. Hanya saja, satuan kerja terkait harus merubah seluruh per-aturan daerah dan peraturan teknis PNPM MPd-Integrasi maupun Sai Bumi Serasan Segawe (SBSS).

“Termasuk merubah nama desa

ke dalam sistem pembangunan partisipatif (SPP) dan sistem per-encanaan pembangunan nasional (SPPN) . Semuanya harus diganti dari kampung menjadi desa,” ka-tanya saat pelaksanaan review PTO di Kantor Faskab Mesuji, Budiaji, Simpangpematang, pekan lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Faskab bersama BPMPD tengah mengidentifikasi jenis-jenis kegia-tan yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2013. “Kita juga masih menunggu masukan-mas-ukan awal terkait program pem-bangunan tahun ini. Selasa (29/1) nanti, review lanjutan akan digelar,” tandas Bang Jo, demikian sapaan akrabnya. (red)

Mobil Fastekab Turut DiberdayakanPasalnya, mereka kini tengah kon-sentrasi penuh melakukan musy-awarah perencanaan pemban-gunan (musrenbang) di 75 desa se-Mesuji.

“Bisa dibayangkan kalau kami harus berhenti bekerja karena mati lampu. Yang jelas musrenbang desa ini pasti terlambat selesainya. Dan secara otomatis berdampak terha-dap pelaksanaan musrenbang ke-camatan dan kabupaten,” tuturnya.

Untuk itulah, Bung Jo bersama rekan-rekannya memberdayakan aki mobil sehingga bisa memberi-kan arus listrik guna mendukung kinerja. “Setidaknya untuk menge-cas laptop dan komputer. Karena kedua alat elektronik ini menjadi kebutuhan utama dalam menyusun program,” katanya.

Kondisi kelistrikan di Mesuji me-mang semakin memprihatinkan. Betapa tidak. Byarpet bisa terjadi berhari-hari tanpa ada pemberi-tahuan dari PLN. Humas PT PLN Distribusi Lampung Hari Nugroho mengatakan pemadaman yang berlarut-larut itu karena konduktor transmisi yang putus akibat gang-guan alam di Kotabumi, Lampung Utara.

“Saat ini, kondisinya sedang di-perbaiki oleh Unit Penyalur Trans-misi (UPT) Sumatera di Kotabumi. Diupayakan malam ini (Kemarin, Red) selesai proses perbaikannya,” jelasnya.

Kondisi tersebut membutuhkan perhatian serius pemerintah pusat. Hal ini karena realisasi penyam-bungan sarana penerangan di ka-bupaten ini baru mencapai 24 dari 75 desa.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Kadistamben) Mesuji Indra Kesuma Wijaya mengatakan bahwa stabilisasi daya sangat bergantung terhadap keberadaan gardu induk (GI). “Kita sudah mengajukan ban-

tuan kepada PLN terkait desa yang belum dialiri listrik di Mesuji. Tetapi hal itu bisa terealisasi jika kita me-nyediakan lahannya untuk pem-bangunan gardu induk tersebut,” katanya.

Indra membeberkan bahwa pe-nyediaan lahan untuk gardu induk disiapkan seluas 2 hektar. “Lokasin-ya di Desa Muktikarya, Kecamatan Pancajaya,” ujar mantan camat Sim-pangpematang ini.

Tahun ini, lanjut Indra, PLN menjanjikan bantuan empat unit pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). “Di antaranya akan diku-curkan Desa Sungaicambai, Tan-jungmas Makmur, dan Keagungan Dalam,” urainya.

Sebelumnya, satu unit PLTS su-dah disalurkan ke Desa Labuhan-batin, Kecamatan Wayserdang be-berapa waktu lalu. Meski begitu, keberadaan PLTS itu belum cukup membantu kebutuhan warga se-tempat. Kegiatan pembangunan jaringan PLTS komunal ini didan-ai melalui dana APBN Tahun 2012 sebesar Rp1.371.522.000. PLTS yang terbangun menjadi 6 KVA ini mampu mengaliri 48 KK. Ma-sing-masing KK yang dialiri PLTS mendapatkan jatah untuk meng-gunakan listrik pada malam hari selama 10 jam dan siang harinya hanya 3 jam. Itupun hanya bisa untuk menghidupkan tiga bohlam lampu saja.

Setiap rumah dipasang termis pengatur daya. Hal ini untuk mem-batasi penggunaan yang berlebi-han. Apabila terjadi penggunaan listrik yang berlebihan, maka ali-ran listrik seketika terputus ketika kuotanya habis. Diketahui, jumlah kepala keluarga (KK) di Mesuji saat ini sebanyak 71.000 KK. Yang baru mendapatkan aliran listrik PLN sebanyak 10.237 KK, sedangkan si-sanya masih diperjuangkan. (red)

BPMPD-Faskab Review PTO

9edisi januari 2013 Dari masyarakat untuk masyarakat

BUDIAJI – Kepedulian Pemkab Mesuji terhadap kondisi pembangunan yang masih minim di segala sektor tidak han-ya dibuktikan dengan blusukan bupati. Pemkab setempat merealisasikan pen-galokasian APBD Tahun Anggaran 2013 yang berorientasi prorakyat.

Hal ini terlihat dari alokasi bantuan langsung masyarakat (BLM) pendamp-ing senilai Rp11 miliar untuk program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan integrasi (PNPM MPd-Integrasi) dan PNPM MPd reguler Rp4,3 miliar.

“Sehingga total alokasi komitmen daerah melalui APBD   2013 sebesar Rp15,3 miliar. Ini luar biasa dan perlu diapresiasi dengan cara melaksana-kan pekerjaan sesuai ketentuan ber-

laku,” kata Fasilitator Kabupaten Integrasi (Faskabin) Drs. Yohanes, TB. saat rapat koordinasi persia-pan dan perencanaan program kegiatan tahun anggaran 2013 dengan Unit Pengelola Kegia-

tan (UPK) dan Badan Koordi-nasi Antar Kampung (BKAK) se-

Mesuji di Sekretariat Faskab, Desa Budiaji, Kecamatan Simpangpe-

matang, pekan pertama Januari lalu. 

Untuk mengawal hal itu, lanjut Yohanes, semua kader pemberdayaan

baik di tingkat kecamatan maupun desa diminta agar dapat bekerja sin-

ergi. “Jangan sampai upaya serius yang telah ditunjukan oleh pemeintah daerah ini  menuai permasalahan dalam imple-mentasinya di lapangan,” tegas pria yang akrab disapa Bung Yo ini.

Dia kembali menekankan pent-ingnya sikap profesionalitas dan ke-terbukaan sebagaimana yang selalu didengung-dengungkan. “Saya tidak ingin ada hal-hal non teknis yang sengaja dibuat baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan menjadi agenda buruk terhadap per-jalanan pelaksanaan penggunaan dana yang dikucurkan ini. Sekali lagi saya tekankan, dana itu  jangan dipo-tong atau disunat. Dan jangan pernah muncul dalam benak kader PNPM MPd-Integrasi untuk coba-coba ber-main dengan dana ini,” ungkapnya.

Karena program   PNPM MPd-Inte-grasi, masih menurut Yohanes, adalah sebuah pola pengentasan kemiskinan yang sejak lama sudah dicanangkan oleh pemerintah. “Jika terdapat pemotongan dana BLM itu, maka sanksi tegas telah disiapkan bagi kader nakal,” tukasnya.

Fasilitator Teknik Kabupaten (Fastek-ab) PNPM MPd-Inteagrasi dan SBSS Mesuji Singgih Bambang Kuncahyo, S.T. mewarning UPK dan FT selaku penang-gungjawab pelaksanaan teknik di ke-camatan supaya lebih mengoptimalkan pengawalan terhadap kualitas sarana prasarana fi sik.

Penekanan ini, menurut Singgih, guna meminamilisir kesalahan pada tahun anggaran sebelumnya yang masih ban-yak ditemukan kualitas asal-asalan. Dia menyatakan pelaksanaan kurang optimal karena kurangnya informasi yang dida-patkan Tim Pelakasana Kegiatan   (TPK) berkaitan dengan hal teknis.   “Kedepan jangan lagi terulang. Jika memang ada kesulitan teknis,  Fastekab siap turun ke lapangan. Dan hal itu akan kita lakukan,” katanya.

Sementara, Kepala Bappeda Mesuji Sukarman, S.H.  mengharapkan  kualitas perencanaan dan pelaksanaan di tahun ini dapat berjalan lebih baik dari tahun sebelumnya. “Harus terus berbenah dan diperbaiki dari waktu ke waktu. Sehingga mendapatkan hasil yang optimal dan da-pat direfl eksikan kembali sebagai gerakan pembangunan bagi kabupaten ini kede-pan,” tuturnya.

Sukarman mengungkapkan seluruh kader pemberdayaan harus termotivasi untuk berbuat maksimal sebagaima-na  komitmen yang telah digaungkan Bupati Mesuji Khamamik saat ini. “Kita juga siap mendorong dan membimbing kader pemberdayaan agar dapat menjadi motor bagi laju pembangunan Sai Bumi Serasan Segawe semakin cepat. Dalam bingkai satu perencanaan untuk semua, mari kita bangun Mesuji dengan perenca-naan yang matang dan pelaksanaan yang akuntabel,” tutupnya. (jar)

BUDIAJI terhadap kondisi pembangunan yang masih minim di segala sektor tidak han-ya dibuktikan dengan blusukan bupati. Pemkab setempat merealisasikan pen-galokasian APBD Tahun Anggaran 2013 yang berorientasi prorakyat.

Hal ini terlihat dari alokasi bantuan langsung masyarakat (BLM) pendamp-ing senilai Rp11 miliar untuk program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan integrasi (PNPM MPd-Integrasi) dan PNPM MPd reguler Rp4,3 miliar.

“Sehingga total alokasi komitmen daerah melalui APBD   2013 sebesar Rp15,3 miliar. Ini luar biasa dan perlu diapresiasi dengan cara melaksana-kan pekerjaan sesuai ketentuan ber-

laku,” kata Fasilitator Kabupaten Integrasi (Faskabin) Drs. Yohanes, TB. saat rapat koordinasi persia-pan dan perencanaan program kegiatan tahun anggaran 2013 dengan Unit Pengelola Kegia-

tan (UPK) dan Badan Koordi-nasi Antar Kampung (BKAK) se-

Mesuji di Sekretariat Faskab, Desa Budiaji, Kecamatan Simpangpe-

matang, pekan pertama Januari lalu. 

Untuk mengawal hal itu, lanjut Yohanes, semua kader pemberdayaan

baik di tingkat kecamatan maupun desa diminta agar dapat bekerja sin-

Pemkab Mesuji Gelontorkan Dana BLM Rp15,3 Miliar

FOTO IST

PEMANTAPAN: Fasilitator Kabupaten (Faskab) Mesuji menggelar rapat koordinasi persiapan dan perencanaan program kegiatan tahun anggaran 2013 dengan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dan Badan Koordinasi Antar Kampung (BKAK) se-Mesu-ji di Sekretariat Faskab, Desa Budiaji, Kecamatan Simpangpematang, pekan pertama Januari lalu.

SUKARMAN

Dari masyarakat untuk masyarakat10 edisi januari 2013

CEK PEKERJAAN: Penanggungjawab Operasional Kabu-paten (PJOKAB) PNPM MPd-Integrasi dan SBSS Mesuji Budiman Jaya (kiri) melakukan monitor-ing dan evaluasi (monev) terhadap hasil program pem-berdayaan di Keca-matan Wayserdang.

FOTO RUDI HARTONO

BUKOPOSO – Penanggungjaw-ab Operasional Kabupaten (PJOK-AB) PNPM MPd-Integrasi dan SBSS Mesuji melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap hasil program pemberdayaan di Keca-matan Wayserdang.

Pengecekan ini bersamaan den-gan berakhirnya masa pelaksanaan program sarana dan prasarana tahun anggaran 2012. Diketahui, pembangunan TPA Bukoposo ini menggunakan anggaran daerah melalui program Sai Bumi Serasan Segawe (SBSS).

“Sesuai dengan rencana keja

tindak lanjut (RKTL), Desember adalah batas akhir pelaksanaan sa-rana fi sik yang dilaksanakan TPK. Dan monev ini merupakan upaya untuk melihat secara dekat pelak-sanaan fi sik dan administarstif oleh UPK dan TPK,” terang PJOKAB PNPM MPd-Integrasi dan SBSS Bu-diman Jaya, S.STP. M.IP. saat me-mantau keberadaan gedung TPA di Desa Bukoposo, akhir Desember lalu.

Budiman mengakui bahwa hasil pekerjaan dengan pola pemberday-aan memang terbilang cukup baik. Hal ini mengingat adanya kerteli-

batan masyarakat dari sejak peren-canaan hingga pemeliharaan yang cukup dominan dan terasa.

Salah satu ciri khas pemban-gunan dengan pola ini adalah sa-rananya yang dibangunkan relatif lengkap sehingga langsung bisa digunakan oleh masyarakat. “Sep-erti TPA ini, bagian yang dibangun bukan saja gedungnya, tetapi juga sarana MCK (mandi cuci kakus), maubelernya, bahkan papan tulis untuk kegiatan belajar,” ujarnya.

Semua dibuat satu paket se-hingga ketika pengerjaannya usai, masyarakat langsung bisa mera-

PJOKAB Monev TPA Bukoposo

TANJUNGSERAYAN – Warga Tanjungserayan, Kecamatan Mesu-ji, berbangga hati. Hal ini lantaran program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (PNPM MPd) sudah menembus ke salah satu desa pedalaman di Ka-bupaten Mesuji.

Masyarakat saat ini dapat menikmati jalan mulus, meski belum hotmix. Pem-

bangunan jalan ini merupakan kucuran dana PNPM MPd-Integrasi tahun ang-garan 2012 silam. Desa Tanjungserayan mendapatkan dua program dari pro-gram pemberdayaan tersebut.

“Perbaikan jalan sepanjang 1260 meter dan lebar 2,5 meter. Angga-rannya sebesar Rp329.650.000. Ini belum dipotong untuk operasional TPK dan UPK,” terang Muhammad

Wajar, bendahara UPK Kecamatan Mesuji.

Untuk PNPM Integrasi, lanjut Wajar, perbaikan jalan sepanjang 825 meter dengan lebar 2,5 meter. “Jumlah dana fi sik Rp230.755.000. Operasional TPK Rp7.287.000. dan UPK senilai Rp4.858.000. Jadi total dana yang dikucurkan mencapai Rp242.900.000,” tutupnya. (red)

Warga Tanjungserayan Nikmati Jalan Beton

sakan manfaatnya. “Karena pro-gram ini memang adalah sebuah upaya untuk menggiring pemaha-man masyarakat agar senatiasa siap bersama-sama membangun desa mereka,” timpalnya.

Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Bukoposo Lasimin menyampaikan bahwa pelaksa-naan pembangunan dengan pola pemberdayaan cukup mendapat perhatian dan simpati masyarakat. Bahkan, masyarakat juga turut an-dil membantu proses pengerjaan-nya dari awal sampai fi nishing. “Misalnya, untuk pengurukan pon-dasi dan menaikan kap bagian atap pada TPA ini. Semua dilaksanakan secara bergotongroyong,” katanya.

Hal itu, masih menurut Lasimin, dikarenakan adanya faktor keterbu-kaan yang selalu dibangun baik an-tar sesama pengurus TPK maupun masyarakat dalam bentuk sosial-isasi hingga penyediaan sarana in-formasi seperti papan kegiatan dan papan informasi.

Disamping itu, semua hasil kinerja TPK itu juga turut dievalu-asi oleh masyarakat secara khusus dalam musyawarah desa serah teri-ma (MDST) yang dilaksanakan pada akhir pelasanaan kegiatan fi sik. “Ini belum lagi ditambah pembinaan administrasi yang dilakukan oleh UPK. Sehingga dari pola itulah, ke-percayaan masyarakat kepada pro-gram ini pun semakin hari semakin membaik,” tukasnya.

Sementara, Ketua UPK Keca-matan Wayserdang Fajarullah menambahkan bahwa hasil pe-kerjaan fisik dalam bentuk sarana dan pra sarana tahun ini cukup mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas-nya. “Jika dibanding dengan ta-hun-tahun sebelumnya, lebih baik tahun 2012,” tuturnya.

Hal ini, terus Fajarullah, seja-lan dengan komitmen yang terus dibangun oleh Pemerintah Kabu-paten (Pemkab) Mesuji dan para pelaku pemberdayaan di seluruh tingkatan. “Sehingga senatiasa bergerak secara sinergi dan terus menyosialisasikan keberadaan pro-gram SBSS dan PNPM MPd-Inte-grasi sebagai gerakan besar dalam upaya peningkatan kapasitas ma-syarakat dalam pembangunan,” jelasnya.

Salah satunya dengan pola pelatihan yang sering digelar. Bu-kan cuma itu. Upaya pembinaan terhadap semua pelaku pember-dayaan di tingkat desa terus men-jalin komunikasi yang baik kepada semua pelaku yang ada. “Kedepan, gerakan pemberdayaan ini benar-benar dapat menjadi solusi bagi kebutuhan masyarakat sekaligus menjawab berbagai sentimen mir-ing tentang keragu-ragauan ke-mampuan masyarakat desa dalam melaksanakan program yang saat ini masih berkembang,” pungkas-nya. (rud)

sEBELum sEsuDah

11edisi januari 2013 gotongroyong

MESUJI – Minimnya kepedulian Pemprov Lampung dalam mem-perbaiki ruas jalan provinsi yang menghubungkan Desa Simpangpe-matang hingga Wiralaga membuat Bupati Mesuji Khamamik mengam-bil inisiatif brilian.

Khamamik berencana mem-perbaiki jalan poros yang bersta-tus jalan provinsi itu dengan men-gumpulkan dana sumbangan dari sejumlah donatur yang peduli ter-hadap kondisi kabupaten pecahan Tulangbawang tersebut. “Status ja-lan tidak menjadi kendala. Karena dana penimbunan jalan itu diam-bil dari sumbangan pribadi warga Mesuji,” kata bupati belum lama ini.

Bahkan, bupati langsung turun ke lokasi jalan yang sedang diper-baiki. Inisiatif ini ditempuh Khama-mik karena jalan provinsi itu sudah terlalu banyak menelan korban jiwa. Meski tidak terdata, angka kecelakaan di sepanjang ruas jalan provinsi cukup tinggi.

“Truk terguling telah menjadi

pemandangan biasa di sepanjang ruas jalan tersebut. Ini akibat bu-ruknya kondisi jalan, sehingga kita khawatir membahayakan kes-elamatan jiwa pengguna jalan,” un-gkap mantan anggota DPRD Lam-pung ini.

Menurut Khamamik, inisiatif menimbun jalan provinsi dengan menggunakan dana sumbangan masyarakat ini tidak menyalahi karena bukan memakai anggaran pemerintah. “Saya meminta bantuan dari kerabat, teman-teman dekat dan orang-orang yang perduli dengan Mesuji. Sedikit-sedikit dikumpulkan untuk membeli batu dan operasional alat berat,” jelasnya.

Proses penimbunan jalan provinsi tersebut saat ini terus ber-langsung. Sejumlah alat berat milik Pemkab Mesuji bekerja menimbun jalan dengan tanah dan batu di be-berapa titik sepanjang jalan yang kini diberi nama Pangeran Mat (dulu Z.A.Pagaralam, Red). Eksava-tor juga bekerja membuat saluran

drainase dan melakukan pelebaran di sisi kiri-kanan jalan yang diren-canakan memiliki lebarnya 22 me-ter. Saat ini, lebar jalan itu hanya mencapai 10 meter dan aspalnya cuma 6 meter.

“Penggalian drainase dan pele-baran ruas jalan poros ini untuk melakukan sosialisasi kepada war-ga. Sebelumnya, masyarakat telah tersosialisasi rencana pembuatan jalan dua jalur di jalan ini. Saya me-mulai pelebaran jalan dan pengga-lian drainase di tanah milik warga yang kebetulan saya kenal,” tutur Khamamik.

Rencananya, sambung Khama-mik, jalan provinsi itu akan dile-barkan secara bertahap. “Pengga-lian mulai dari Simpangpematang hingga Wiralaga,” ujar bupati yang dikenal merakyat ini.

Khamamik menambahkan se-jumlah pemilik tanah yang terkena perluasan pada umumnya koop-eratif untuk menghibahkan lahan mereka. Untuk melegalisasi hibah

tanah itu, Pemkab Mesuji meny-iapkan dokumen berita acara hibah tanah supaya tidak bermasalah di kemudian hari.

“Masyarakat yang kita temui, rata-rata setuju menghibahkan tan-ahnya untuk pelebaran jalan. Apal-agi ini untuk kepentingan umum. Tanah yang terkena perluasan rata-rata 4 hingga 6 meter. Ini penting segera kita lakukan untuk kepentin-gan jangka panjang,” terangnya.

Diketahui, jalan Pangeran Mat ini telah mendapat perbaikan beru-pa lapisan aspal penetrasi sepan-jang 8 km dimulai dari Desa Wiral-aga pada tahun 2011. Pada tahun 2012, pemprov menggelontorkan kembali lanjutan lapisan aspal pen-etrasi sepanjang 8 km. Kendati de-mikian, anggaran yang dikucurkan dari APBD Provinsi Lampung itu belum dapat memenuhi harapan masyarakat yang menginginkan ruas jalan sepanjang poros sepan-jang 54 km itu mulus alias tidak ber-lobang. (red)

FOTO IST

DILEBARKAN: Inilah jalan provinsi yang sudah dilebarkan menggunakan dana sumbangan dari sejumlah donatur peduli Mesuji.

TALANGGUNUNG - Budaya go-tongroyong terus menjalar ke selu-ruh sektor pembangunan di Mesuji. Hal ini terbukti melalui pembangu-nan dua unit Balai Desa Talanggu-nung, Kecamatan Mesuji Timur, yang diselesaikan secara sukarela melalui program Tentara Manung-gal Masuk Desa (TMMD) Tahun 2012.

Perwira Seksi Teritorial Kodim 0426 Tulangbawang Kapten Pury-anto mewakili Komandan Kodim Letkol (Inf.) Yana Suyana mengata-kan bahwa pembangunan dua unit balai desa sudah selesai seratus persen.

“Proses pembangunannya cukup berat, karena medannya sangat ek-strim, khususnya dalam pendistri-busian material bangunan,” terang Puryanto saat ditemui di kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa (BPMPD) Mesuji belum lama ini.

Puryanto menyatakan pemban-gunan dua unit balai desa itu di-lakukan secara gotongroyong ber-sama masyarakat dan prajurit TNI AD. “Kami telah serahterimakan bangunan dua unit balai desa terse-but,” tuturnya.

Sementara, Kepala BPMPD Mesuji Syamsudin mengungkapkan bahwa pelaksanaan pembangunan dua unit balai desa di Talanggu-nung merupakan kerjasama den-gan pemkab setempat dengan Ko-dim 0426 Tulangbawang.

“Ada dua pekerjaan fisik dalam pro-gram TMMD tahun lalu. Selain ban-gunan balai desa, kita juga akan mem-bentuk dan menimbun jalan alternatif yang menghubungkan Talanggunung-Tebing sepanjang 2,3 km,” jelas mantan camat Wayserdang ini.

Dilanjutkannya, pembentukan dan penimbunan jalan desa itu be-lum bisa dikerjakan karena faktor cuaca yang tidak kondusif. “Inten-sitas hujan cukup tinggi belakangan ini. Sehingga, pekerjaan pemben-tukan dan penimbunan jalan tidak bisa berjalan,” tambah Syamsudin.

Dia menambahkan pelaksan-aan program TMMD mengguna-kan pola gotongroyong bersama masyarakat setempat. “Biaya yang dikeluarkan daerah melalui APBD hanya untuk pembelian material saja. Tenaganya dari masyarakat bekerjasama dengan anggota TNI AD,” pungkasnya. (red)

Warga-TNI Kompak Bangun Balai Desa

Pelebaran Jalan Pakai Dana Sumbangan

BLUSUKAN ala Gubenur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ternyata sudah lama dilaku-kan Bupati Mesuji Khamamik. Bedanya, kala itu Khamamik masih menjadi anggota DPRD Lampung (Periode 2004-2009 dan 2009-2012) sehingga setiap aktivitas blusukannya tidak per-

nah di-blow up media massa baik cetak maupun elektronik.

Baru-baru inilah Khama-mik yang terpilih sebagai bupati Mesuji 2012-2017 mulai gen-car terekspose di media massa. Itupun sebagaian besar hanya media cetak saja. Meski begitu, bupati yang dikenal merakyat ini

Membangun

Jelang setahun Jabatan khamamik

tidak mempersoalkan hal terse-but.

Bupati yang dilantik 13 April 2012 ini tetap concern melak-sanakan program pembangunan yang dikampanyekannya saat pencalonan dahulu. Dia mengaku bahwa Mesuji harus dibangun se-hingga kabupaten ini bisa sejajar dengan kabupaten/kota lainnya di provinsi ini. Mesuji tidak tert-inggal lagi. Itulah harapan suami Elviana ini.

Menjelang setahun masa jabatannya, Bupati Khamamik bek-erja keras membangun daerahnya yang sampai saat ini masih jauh dari harapan masyarakat. Seperti infras-truktur jalan dan jembatan; rumah sakit; sekolah; perguruan tinggi, dan program prorakyat lainnya.

Tanpa mengenal lelah dan waktu, Khamamik tetap berjuang maksimal ke pemerintah pusat dan provinsi guna mengambil anggaran untuk membangun wilayah kerjanya. Dia berharap program pembangunan yang diu-sung bisa membawa Mesuji lebih baik pada tahun ini. (red)

mEsuJiBUPATI Mesuji Khamamik mengecek langsung kondisi penggerukan tanggul yang rentan banjir saat musim hujan.

PETUGAS kamtibmas dan warga terlihat antusias berdialog den-gan Bupati Mesuji Khamamik.

KADES Muktikarya Suyati bersama Bupati Mesuji memimpin lang-sung sosialisasi pelebaran ruas jalan simpang Muktikarya menuju calon kampus akademi negeri dan sekolah unggulan terpadu (SUT).

BUPATI Mesuji Khamamik selalu aktif turun ke lapangan untuk mengecek rencana program pembangunan yang diusungnya.

KONDISI jalan berlumpur saat musim hujan tidak bisa dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.

WARGA gotongroyong membantu kendaraan dinas Bupati Mesuji yang kepater di jalan berlumpur.