edible portion domba ekor tipis dan domba ekor … · saya dengan arahan dari komisi ... akikah...
TRANSCRIPT
EDIBLE PORTION DOMBA EKOR TIPIS DAN DOMBA
EKOR GEMUK DI JASA PELAYANAN AKIKAH
ADHE WAHYU SEPTIAN
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Edible Portion Domba
Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk di Jasa Pelayanan Akikah adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan sebelumnya.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Adhe Wahyu Septian
NIM D14080307
2
ABSTRAK
ADHE WAHYU SEPTIAN. Edible Portion Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor
Gemuk di Jasa Pelayanan Akikah. Dibimbing oleh MUHAMAD BAIHAQI dan
SRI RAHAYU.
Akikah adalah penyembelihan hewan untuk anak yang dilahirkan dalam
ritual keagaman masyarakat muslim. Domba ekor tipis dan domba ekor gemuk
adalah jenis domba lokal yang pada umumnya digunakan untuk hewan akikah.
Permintaan hewan akikah sangat bervariasi dari segi bobot badan, sehingga
diperkirakan sangat berpengaruh terhadap bagian yang dapat dikonsumsi atau
edible portion. Penelitian ini bertujuan membandingkan pengaruh dari perbedaan
bangsa terhadap porsi tubuh yang dapat dimakan (edible portion) dari domba
akikah pada bangsa domba ekor tipis dan domba ekor gemuk di jasa pelayanan
akikah. Penelitian ini menggunakan 17 ekor domba Ekor Tipis dan 5 ekor domba
ekor gemuk. Analisis data yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dan
data dianalisa dengan Analysis of covariance (ANCOVA) dimana bobot potong
dijadikan sebagai covariable. Hasil penelitian ini menunjukkan pada bobot
potong yang disamakan, nilai bobot karkas, lemak karkas, dan ekor domba ekor
gemuk nyata dan lebih tinggi (P<0.05) dari domba ekor tipis. Persentase karkas
domba ekor tipis dan domba ekor gemuk adalah 42.56% dan 44.37%, nilai edible
portion dari domba ekor tipis dan ekor gemuk masing masing adalah 75.34% dan
70.90%, nilai inedible portion masing-masing adalah 14.66% dan 29.10%.
Kata kunci : akikah, domba ekor gemuk, domba ekor tipis, edible portion.
ABSTRACT
ADHE WAHYU SEPTIAN. Edible Portion of Javanese Thin Tailed and
Javanese Fat Tailed in Akikah Service. Supervised by MUHAMAD BAIHAQI
and SRI RAHAYU.
Akikah is slaughtering of animals for children born in the rituals of religious
Muslims. Javanese Thin Tailed and Javanese Fat Tailed is the type of sheep used
to local animal akikah. Demand animals akikah highly variable in terms of
weight body, it is expected would influence the part wich can be consumed. The
purpose of this research was to evaluate the differences of edible portion of
Javanese Thin Tailed and Javanese Fat Tailed sheep in akikah service. The
research used 17 Javanese Thin Tailed and 5 Javanese Fat Tailed. The research
was designed using random complete design and data was analized by analysis of
covariance (ANCOVA) and slaughter weight was used as covariable. The results
of this research showed that the carcass weight, carcass fat, and tail of Javanese
fat tailed was higher (P<0.05) than the javanese thin tail. The percentage of
carcass javanese Thin Tailed and javanese Fat Tailed were 42.56% and 44.37%,
the edible portion of javanese Thin Tailed and javanese Fat Tailed were 75.34%
and 70.90% and the inedible portion were 14.66% and 29.10%, respectively.
Keywords: akikah, edible portion, javanese fat tailed, javanese thin tailed.
3
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
EDIBLE PORTION DOMBA EKOR TIPIS DAN DOMBA
EKOR GEMUK DI JASA PELAYANAN AKIKAH
ADHE WAHYU SEPTIAN
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
4
5
Judul Skripsi : Edible Portion Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk di
Jasa Pelayanan Akikah
Nama : Adhe Wahyu Septian
NIM : D14080307
Disetujui oleh
Muhamad Baihaqi, SPt MSc
Pembimbing I
Ir Sri Rahayu, MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Muladno, MSA
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
6
PRAKATA
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Alloh subhanahu wa ta’ala atas
segala nikmat serta karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini telah diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah edible portion, dengan judul Edible
Portion Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk di Jasa Pelayanan Akikah.
Edible Portion merupakan porsi tubuh yang dapat dimakan, penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan pengaruh bangsa terhadap edible portion yang
dihasilkan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Muhamad Baihaqi, SPt MSc
dan Ibu Ir Sri Rahayu, MSi selaku pembimbing skripsi. Penulis juga sampaikan
terima kasih kepada Ibu Ir Komariah, MSi, Bapak Ir K Budi Santoso, MS, dan
Bapak Edit Lesa Aditia, SPt MSc selaku dewan penguji ujian sidang akhir sarjana.
Terima kasih kepada Bapak Budi Susilo, Bapak Afnan, dan Mang Ajid selaku
pengelola Salamah Akikah serta Bapak Herman selaku pengelola di Bogor
Akikah Center yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima
kasih disampaikan juga kepada bapak, ibu, serta seluruh keluarga dan sahabat atas
segala doa dan bantuannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2013
Adhe Wahyu Septian
7
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
PENDAHULUAN 1
Latar belakang 1
Tujuan 1
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 2
Waktu dan Lokasi Penelitian 2
Bahan 2
Prosedur Penelitian 2
Analisis Data 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 3
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 3
Bobot dan Persentase Karkas 4
Komponen Karkas dan Non Karkas 6
Edible Portion 8
SIMPULAN 10
Kesimpulan 10
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN 12
RIWAYAT HIDUP 18
8
DAFTAR TABEL
1 Karakteristik karkas domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk (DEG) 4 2 Nilai persentase karkas domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk (DEG) 6
3 Nilai persentase komponen non karkas bangsa domba ekor tipis (DET) dan
domba ekor gemuk (DEG) 7
4 Karakteristik edible portion pada bangsa domba ekor tipis (DET) dan domba
ekor gemuk (DEG) 9
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Akikah adalah penyembelihan hewan untuk anak yang dilahirkan dalam
ritual keagaman masyarakat muslim. Menurut Sabiq (2009), salah satu hewan
yang digunakan untuk akikah adalah domba. Alasan penggunaan domba untuk
akikah selain harga relatif terjangkau, juga karena daging domba lebih digemari
oleh konsumen khususnya di Jawa Barat. Kebutuhan domba terus meningkat,
khususnya untuk kebutuhan akikah, selain karena populasi bayi muslim yang
meningkat, faktor pengetahuan, budaya dan tingkat pendapatan.
Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2013),
populasi domba di provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 berjumlah 7.8 juta ekor
ekor. Jumlah ini meningkat dibandingkan populasi tahun 2011 sebesar 7.04 juta
ekor. Hasil penelitian Ramadhani (2012), meyatakan bahwa permintaan domba
untuk akikah di peternakan Salamah Akikah yang berlokasi di Kabupaten Bogor
pada tahun 2011 berjumlah 342 ekor, meningkat dari tahun 2010, permintaan
untuk domba akikah berjumlah 247 ekor. Jumlah permintaan yang meningkat tiap
tahunnya di Salamah Akikah dipengaruhi oleh tingkat kelahiran bayi muslim tiap
bulannya, harga pesaing, tingkat pendapatan masyarakat, sosial budaya, dan
tingkat pemahaman terhadap hukum dan manfaat akikah (Ramadhani 2012).
Salah satu hasil dari ternak domba adalah karkas dan non karkas. Herman
(1986), menyatakan bahwa karkas adalah bagian tubuh ternak tanpa kepala, kaki,
ekor, darah, dan organ dalam tubuh. Karkas merupakan produk utama usaha
peternakan ternak potong karena karkas adalah bagian terbesar yang dapat
dimakan (edible portion). Selain karkas, bagian non karkas juga terdapat bagian
yang bisa dimakan. Produksi daging banyak ditentukan mulai dari pemeliharaan
sampai dengan penanganan pasca pemotongan. Faktor genetik dan lingkungan
termasuk pertumbuhan, umur, bobot tubuh, jenis kelamin dan bangsa dapat
mempengaruhi produksi daging. Peningkatan produksi tersebut perlu dilakukan
penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan edible portion domba
Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk yang merupakan bangsa domba yang
dijadikan hewan akikah.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh dari perbedaan
bangsa terhadap porsi tubuh yang dapat dimakan (edible portion) dari domba
akikah pada bangsa domba ekor tipis dan domba ekor gemuk di Pelayanan Jasa
Akikah.
2
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mencangkup data porsi tubuh yang dapat dimakan (edible
portion) dari domba akikah pada bangsa domba Ekor Tipis dan domba Ekor
Gemuk berdasarkan keterangan dari pelayanan jasa akikah. Penelitian ini
menganalisis pengaruh perbedaan bangsa terhadap edible portion, dengan
melakukan pendataan dari bobot potong, bobot tubuh kosong, bobot karkas, bobot
non karkas dan persentase karkas untuk mendapatkan data edible portion dari
kedua bangsa tersebut.
METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian berlangsung pada bulan November 2012 hingga Maret 2013.
Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi yaitu di Salamah Akikah, Desa Tegal
Waru RT 04/05, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dan di Bogor Aqiqah
Center, Jl. Raya Semplak, RT 02/03, Pangkalan Batu, Kota Bogor.
Bahan dan Peralatan
Penelitian ini menggunakan ternak domba ekor tipis dan domba ekor
gemuk yang masing-masing bangsa terdiri dari 17 ekor domba ekor tipis dengan
rataan bobot potong 17.7 ± 4.5 kg dan 5 ekor domba ekor gemuk dengan rataan
bobot potong 22.5 ± 5 kg.
Prosedur
Domba ditimbang untuk mengetahui bobot potong tanpa dipuasakan
terlebih dahulu. Penyembelihan diawali dengan pemotongan bagian leher pada
persendian atlantis hingga semua pembuluh darah oesophagus, dan trakea
terpotong. Darah yang keluar ditampung dan kepala serta empat kaki bagian
bawah dipisahkan pada sendi carto-metacarpal dan sendi tarso-metatarsal dan
ekor dipisahkan dari tubuhnya. Selanjutnya tubuh ternak digantung pada tendo-
achiles pada kedua kaki belakang, selanjutnya dilakukan pengulitan serta
pengeluaran isi perut.
Peubah yang diamati adalah bobot karkas, bobot tubuh kosong, persentase
karkas, bobot non karkas dan bobot edible portion. Bobot edible portion karkas
diperoleh dari bobot daging dan lemak tanpa tulang. Bobot edible portion kepala
diperoleh setelah kepala dikuliti dan dicacah sehingga diperoleh bobot lidah,
tulang, otak dan mata. Bobot edible portion kaki diperoleh setelah kaki dikuliti
kemudian dibakar untuk menghilangkan bulu halus pada kaki, sehingga diperoleh
bobot tulang sebagai edible portion kaki. Edible portion jeroan diperoleh setelah
3
jeroan diurai dan saluran pencernaan dibersihkan, kemudian didapat bobot saluran
pencernaan bersih, jantung, paru-paru, hati, ginjal, trakea dan organ produksi.
Bobot edible portion ekor, didapat dari ekor yang telah dikuliti.
Bobot inedible portion kepala diperoleh dari tulang kepala, bobot inedible
portion kaki diperoleh dari tulang kaki, bobot inedible portion jeroan diperoleh
dari saluran pencernaan, bobot inedible portion ekor diperoleh dari kulit ekor dan
bobot inedible portion total diperoleh dari total bobot inedible portion karkas,
kepala, kaki, jeroan, dan ekor ditambah bobot kulit dan darah.
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan
pada penelitian ini adalah perbedaan bangsa, yaitu antara domba ekor tipis dan
domba ekor gemuk. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 17 ulangan
untuk domba Ekor Tipis dan lima ulangan untuk domba Ekor Gemuk sehingga
terdapat 22 unit percobaan. Model matematika rancangan percobaan menurut
Gasperz (1992):
Yij = µ + PI + Xij + ɛij
Keterangan :
Yij = Komposisi edible portion domba berdasarkan bangsa ke-i dan ulangan ke-j
µ = Nilai rata-rata edible portion domba Pi = Pengaruh perbedaan bangsa ke-i (Ekor Tipis dan Ekor Gemuk)
Xij = Pengukuran kovariat yang dihasilkan bangsa ke-i pada ulangan ke-j yang berkaitan
dengan Yij
ɛij = Pengaruh galat percobaan pada taraf perbedaan bangsa ke-i pada ulangan ke-j
Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Covariance (ANCOVA)
yaitu bobot potong digunakan sebagai covariable.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan diwilayah Bogor dengan mengambil 2 lokasi
yang terdapat usaha akikah, selain itu, lokasi ini dipilih karena kedua tempat ini
menyediakan area pemotongan, sehingga bisa dilakukan pengambilan data,
berikut gambaran lokasi penelitian.
Salamah Akikah
Salamah Akikah merupakan perusahaan yang bergerak dalam pelayanan
jasa akikah dan sudah dimulai sejak tahun 2005. Perusahaan ini merupakan
bagian dari Mitra Tani Farm (MT Farm) yang terletak di jalan Manunggal Baru
No 39 desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Hasil penelitian Ramadhani (2012), menyatakan bahwa domba yang dipelihara
Mitra Tani Farm total berjumlah 587 ekor. Jumlah domba ekor tipis 288 ekor,
domba ekor gemuk 190 ekor, domba garut 44 ekor, dan domba wonosobo 65
4
ekor. Sebagian besar domba yang tersedia untuk akikah pada peternakan ini
berasal dari domba ekor tipis, karena harga yang relatif lebih murah dibanding
domba dari bangsa lain.
Bogor Aqiqah Center
Bogor Aqiqah Center merupakan perusahaan yang mirip dengan Salamah
Akikah, namun perusahaan ini merupakan perusahaan utama dan memiliki cabang
perusahaan lain di Kota Bogor. Perusahaan ini baru berdiri tahun 2012. Kandang
perusahaan ini terletak di jalan raya Semplak RT 02/03 desa Pangkalan Batu,
sedangkan alamat kantor perusahaan ini terletak di jalan raya Yasmin RT 02/01
Kota Bogor.
Jenis ternak yang dipelihara di perusahaan ini terdiri dari kambing kacang,
domba ekor tipis, dan domba ekor gemuk. Jumlah kambing yang dipelihara di
perusahaan ini 2 ekor, domba ekor tipis 15 ekor, dan domba ekor gemuk 3 ekor.
Pakan yang diberikan berupa rumput yang diberikan pada pada pagi, siang, dan
sore hari, dan jenis ternak yang digunakan untuk akikah sesuai dengan syariah,
dan boleh menggunakan jenis kelamin jantan dan betina, bertanduk dan tidak
bertanduk.
Bobot dan Persentase Karkas
Hasil penelitian terhadap bobot potong antara domba ekor tipis dan domba
ekor gemuk serta kompenen lain seperti bobot tubuh kosong, bobot karkas, dan
nilai persentase karkas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Karakteristik karkas domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk
(DEG)
Parameter DET DEG Nilai P
Bobot Potong(g) 17 706 ± 4 576a 22 552 ± 5 012b 0.001
BobotTubuh
Kosong(g)
13 946 ± 4 238 19 256 ± 5 287 0.195*
Bobot Karkas(g) 7 535 ± 2 152a 10 006
± 2 698b 0.045*
Persentase
Karkas(%)
42.56 ± 4.39 44.37 ± 8.33 0.095*
Keterangan* : Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot potong 18807g
Bobot Potong
Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil analisis covarian bobot potong antara
domba ekor gemuk lebih tinggi berbeda nyata (P<0.05) dari domba ekor tipis.
Menurut Hardjosubroto (1993), domba ekor gemuk merupakan domba pedaging
yang memiliki bobot badan dewasa mencapai 40-60 kg dan betina 25-35 kg.
Berdasarkan literatur yang ada, hasil ini menunjukkan perbedaan bangsa
mempengaruhi perbedaan bobot potong domba dan pada umur dewasa bobot
potong domba ekor gemuk lebih tinggi dari domba ekor tipis.
5
Bobot Tubuh Kosong
Bobot tubuh kosong domba ekor gemuk tidak berbeda nyata dari bobot
tubuh kosong domba ekor tipis. Nilai bobot tubuh kosong domba ekor gemuk
lebih tinggi dikarenakan bobot potong yang besar, namun saat bobot potong kedua
bangsa antara domba ekor tipis dan domba ekor gemuk disamakan maka nilai
bobot tubuh kosong relatif sama.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Baihaqi dan Herman (2013), bahwa
domba ekor gemuk dan domba priangan memiliki bobot tubuh kosong yang sama
pada bobot potong yang sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada
bobot potong yang sama, bobot tubuh kosong domba ekor tipis dan domba ekor
gemuk memiliki karakteristik bobot yang relatif sama.
Bobot Karkas
Nilai bobot karkas berbeda nyata (P<0.05) pada bobot karkas domba ekor
tipis dengan domba ekor gemuk. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
Herman (1993) menyatakan semakin tinggi bobot potong yang diperoleh akan
menghasilkan bobot karkas yang semakin tinggi. Bobot karkas adalah bobot
bagian tubuh setelah dikurangi bobot darah, kepala, kaki, kulit, saluran
pencernaan, kantong urin, jantung, intestin, paru-paru, ginjal, trakea, limpa, hati,
dan jaringan lemak yang melekat pada bagian tubuh tersebut (Lawrie 2003).
Soeparno (2005) menyatakan bahwa bobot potong yang meningkat akan
menghasilkan karkas yang semakin meningkat sesuai dengan besarnya bobot
potong.
Persentase Karkas
Persentase karkas yang diperoleh pada penelitian ini untuk domba ekor tipis
dan domba ekor gemuk adalah 42.69% dan 44.52%. Persentase karkas adalah
perbandingan bobot karkas dan bobot potong (Sunarlim dan Setiyanto 2005).
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan nilai yang tidak berbeda
nyata. Nilai persentase karkas domba ekor tipis cenderung lebih rendah
dibandingkan domba ekor gemuk karena bobot potong domba ekor tipis lebih
rendah dibanding domba ekor gemuk. Hasil penelitian ini sama dengan hasil yang
diperoleh oleh Baihaqi dan Herman (2013), bahwa domba ekor gemuk dan domba
priangan pada bobot yang sama menghasilkan persentase yang tidak berbeda
nyata (P>0.05), hal ini dikarenakan proses pemotongan yang dilakukan pada saat
dewasa tubuh menghasilkan kuantitas karkas yang mirip meskipun secara kualitas
karkas berbeda.
Berg dan Butterfield (1976) menyatakan bahwa persentase karkas
dipengaruhi oleh bangsa, bobot potong, proporsi bagian-bagian non karkas,
ransum, umur, domba, dan jenis kelamin. Persentase karkas domba ekor gemuk
yang cenderung lebih tinggi dibandingkan domba ekor tipis karena secara ukuran
tubuh domba ekor gemuk lebih besar dibandingkan domba ekor tipis, sehingga
pada penelitian ini bangsa mempengaruhi adanya perbedaan persentase karkas
pada dua bangsa yang berbeda. Oberbauer et al. (1994) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi karkas adalah bangsa, jenis kelamin,
laju pertumbuhan, bobot potong, dan nutrisi.
6
Komponen Karkas dan Non Karkas
Komponen karkas domba penelitian ini terdiri dari daging, lemak, dan
tulang. Komponen non karkas terdiri dari darah, kepala, kaki, kulit, saluran
pencernaan, intestine, kantong urin, jantung, trakea, paru-paru, ginjal, limpa, hati,
dan jaringan lemak yang melekat pada bagian tubuh., nilai komponen karkas dan
non karkas dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2 Nilai persentase karkas domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk
(DEG)*
Parameter DET DEG Nilai P
Karkas (%) 42.56 ± 4.39 44.37 ± 8.33 0.095*
Daging (%) 60.94 ± 6.28 57.91 ± 18.56 0.075*
Lemak (%) 1.37 ± 0.68a 4.26 ± 2.99b 0.003*
Tulang (%) 38.29 ± 6.22 36.78 ± 14.89 0.716* Keterangan* : Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot potong 18807g
Komponen Karkas
Persentase karkas domba ekor tipis dan ekor gemuk adalah 42.56% dan
44.52% dan hasil analisis data menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata.
Natasasmita (1976) menyatakan bahwa komponen karkas yang dikehendaki
konsumen adalah karkas dengan proporsi otot yang tinggi, tulang rendah, dan
lemak optimal. Davendra dan Mcleroy (1982) menyebutkan bahwa komponen
karkas dan potongan dapat diuraikan secara fisik menjadi komponen jaringan
daging tanpa lemak, lemak, tulang, dan jaringan ikat. Hasil yang sama juga
didapat dari persentase bagian karkas seperti persentase daging dan tulang karkas.
Persentase daging, lemak, dan tulang karkas didapat dengan cara membandingkan
bobot bagian tersebut dengan bobot karkas.
Persentase daging antara domba ekor tipis dan domba ekor gemuk tidak
berbeda nyata. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh tulang karkas, namun hasil
yang berbeda untuk lemak karkas yang menunjukkan hasil berbeda nyata
(P<0.05), hal ini berarti secara proporsional bobot lemak karkas domba ekor
gemuk lebih tinggi, selain itu nilai ini menunjukkan penimbunan lemak domba
ekor gemuk tinggi pada bagian karkas. Daging dan lemak karkas merupakan
bagian edible portion karkas, sementara tulang karkas merupakan bagian inedible
portion, karena pada penelitian ini tulang tidak dimasukkan sebagai bagian yang
dikonsumsi. Lawrie (2003) menyatakan bahwa rata-rata 30% - 40% bobot potong
dari hewan yang sudah terdomestifikasi terdiri dari jaringan urat daging.
7
Tabel 3 Nilai persentase komponen non karkas bangsa domba ekor tipis (DET)
dan domba ekor gemuk (DEG)*
Parameter DET DEG Nilai P
%
Non Karkas 52.56 ± 8.12 47.90 ± 7.00 0.345
Kulit 7.49 ± 1.27a 9.92 ± 2.62b 0.015
Darah 5.23 ± 2.08
3.92 ± 0.23
0.612
Kepala 7.40 ± 1.19a 5.80 ± 0.37b 0.004
Kulit Kepala 1.06 ± 0.25a
1.42 ± 0.13b
0.002
Otak 0.34 ± 0.11a 0.46 ± 0.09b 0.006
Mata 0.22 ± 0.07a
0.31 ± 0.11b
0.008
Lidah 0.23 ± 0.09a
0.48 ± 0.22b
0.004
Tulang 4.41 ± 0.78 4.38 ± 0.34 0.447
Telinga 0.23 ± 0.1 0.31 ± 0.06 0.119
Kaki 2.89 ± 0.61a
2.94 ± 0.36b
0.016
Kulit Kaki 0.51 ± 0.19
0.41 ± 0.08
0.281
Tulang Kaki 2.07 ± 0.46a 1.92 ± 0.15b 0.001
Jeroan 34.23 ± 8.07 29.78 ± 8.45 0.259
Saluran Pencernaan 29.21 ± 7.48 24.51 ± 7.88 0.182
Saluran Pencernaan
Bersih
9.07 ± 2.70 9.06 ± 0.93 0.996
Pankreas 0.24 ± 0.08a 0.13 ± 0.04b 0.008
Organ Produksi 0.42 ± 0.57a 1.05 ± 0.65b 0.024
Trachea 0.22 ± 0.14 0.19 ± 0.02 0.399
Paru-paru 1.19 ± 0.59 1.02 ± 0.23 0.269
Hati 1.67 ± 0.29a 1.90 ± 0.15b 0.028
Jantung 0.49 ± 0.16
0.43 ± 0.08
0.936
Ginjal 0.51 ± 0.23a
0.20 ± 0.05b
0.017
Limpha 0.17 ± 0.05 0.15 ± 0.03 0.570
Ekor 0.34 ± 0.17a 0.81 ± 0.43b 0.001
Lemak Ekor 0.05 ± 0.11 0.11 ± 0.16 0.168 Keterangan* : Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot potong 18807g
Komponen Non Karkas
Penelitian ini menunjukkan hasil persentase non karkas domba ekor tipis
dan domba ekor gemuk tidak berbeda nyata. Hasil yang menunjukkan perbedaan
yang nyata (P<0.05) terdapat pada bagian kulit, kepala, kulit kepala, otak, mata,
lidah, tulang kaki, pankreas, organ produksi, ginjal, hati, dan ekor. Bagian lain
seperti darah, tulang kepala, telinga, kaki, kulit kaki, jeroan, saluran pencernaan,
saluran bersih, trachea, paru-paru, jantung, limpha dan lemak ekor menunjukkan
hasil yang tidak berbeda nyata antara domba ekor tipis dan domba ekor gemuk.
Hasil penelitian ini menunjukkan persentase bobot ekor domba ekor tipis
dan domba ekor gemuk berbeda nyata (P<0.05), nilai ini menunjukkan bobot
domba ekor gemuk lebih tinggi dibandingkan domba ekor tipis, hal ini
dikarenakan ukuran ekor domba ekor gemuk lebih besar dan komposisi lemak
pada ekor domba ekor gemuk cenderung lebih tinggi dibandingkan domba ekor
tipis. Devendra dan Mc Leroy (1982) menyatakan bahwa ciri ekor domba ekor
gemuk digunakan sebagai tempat untuk mendeposit lemak, sehingga pada saat
8
kekurangan pakan akibat kekeringan maka lemak yang disimpan tersebut akan
digunakan untuk proses metabolisme tubuhnya. Nilai lemak ekor yang
merupakan bagian dari edible potion menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata.
Persentase kepala menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05). Bagian
dari kepala yang menunjukkan hasil yang sama adalah kulit kepala, otak, mata,
dan lidah sedangkan bagian tulang kepala dan telinga menunjukkan hasil yang
tidak berbeda nyata. Kaki merupakan bagian eksternal dari non karkas, nilai
persentase kaki menunjukkan tidak berbeda nyata. Bagian kaki yang memiliki
hasil yang sama adalah kulit kaki, hasil berbeda didapat tulang kaki. Kepala,
keempat kaki, ekor dan kulit merupakan bagian organ eksternal dari domba.
Menurut Hudallah et al. (2007) kaki merupakan tubuh ternak yang masak dini
sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan. Tobing et al. (2004) menyatakan
kaki merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan yang besar pada awal
pertumbuhan, namun mengalami penurunan pertumbuhan pada akhir
pertumbuhan. Total persentase bagian organ eksternal ini adalah sekitar 17%
sedangkan menurut Lawrie (2003) bagian organ eksternal memiliki persentase
20% - 24% dari bobot potong.
Persentase jeroan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Bagian
yang termasuk kedalam jeroan dan memiliki hasil yang sama adalah saluran
pencernaan, saluran pencernaan bersih, organ produksi, trachea, paru-paru, hati,
jantung, dan limpha. Bagian yang mendapatkan hasil yang berbeda nyata (P<0.05)
adalah pankreas dan hati. Persentase bobot internal ini terhadap bobot potong
adalah sekitar 33%, dan menurut Lawrie (2003) persentase organ internal terhadap
bobot potong adalah 32% - 33%. Hudallah et al. (2007) menyatakan bahwa bobot
viscera mempengaruhi perbedaan bobot non karkas, jika bobot viscera berbeda
maka bobot non karkas juga akan berbeda.
Bagian non karkas yang termasuk kedalam inedible portion adalah kulit dan
darah, persentase kulit pada penelitian ini memiliki perbedaan yang nyata
(P<0.05), hasil ini sesuai dengan pendapat Tobing et al. (2004), yang menyatakan
bahwa bobot potong yang semakin besar menghasilkan persentase kulit yang lebih
besar. Darah mendapatkan hasil tidak berbeda nyata dengan persentase 4.9% dan
menurut Lawrie (2003) persentase darah sekitar 4% terhadap bobot potong.
Edible Portion
Bagian-bagian tubuh yang dapat dimakan (edible portion) merupakan
bagian penting dalam usaha ternak potong termasuk domba akikah karena bagian
ini dapat dimakan oleh konsumen baik bagian karkas dan non karkas. Edible
portion domba ekor tipis dan domba ekor gemuk terdapat pada Tabel 4.
9
Tabel 4 Karakteristik edible portion pada bangsa domba ekor tipis (DET) dan
domba ekor gemuk (DEG)*
Parameter DET DEG Nilai P
Karkas (g) 4 668.2± 1 680a 6 396.0 ± 2 908.3b 0.002
Kepala (g) 530.0 ± 282.4a 330.0 ± 127.5b 0.019
Kaki (g) 129.4 ± 75.9a 450.0 ± 92.5b 0.001
Jeroan (g) 2 471.2 ± 827.8 3 190.0 ± 781.4 0.793
Ekor (g) 50.59 ± 24,10a
156.00
± 114.80b
0.008
Total (g) 12 782.9 ± 2394.6a 15 595.5 ± 4 205.7b 0.003 Keterangan* : Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot potong 18807 g
Menurut Romans et al. (1994) edible portion juga terdiri atas lidah, hati,
paru-paru, pankreas, ginjal, limpa, otak, jantung dan saluran pencernaan. Edible
portion karkas berbeda nyata antara domba ekor tipis dan domba ekor gemuk
(P<0.05). Edible portion karkas diambil dari data bobot daging dan lemak.
Soeparno (2005), menyatakan bahwa proporsi komponen karkas dan potongan
karkas yang dikehendaki konsumen adalah karkas yang terdiri atas proporsi
daging tanpa lemak yang tinggi dan tulang yang rendah. Pemotongan komersil
pada penelitian ini lemak dianggap sebagai edible portion karkas sedangkan
tulang merupakan bagian inedible portion. Lawrie (2003), perbedaan bangsa
mempengaruhi bobot daging, bobot tulang karkas dan bobot lemak. Bobot daging
dan bobot lemak karkas merupakan bobot yang menjadi komponen edible portion
karkas pada penelitian ini. Peningkatan tubuh ternak sebagian besar terdapat pada
bagian karkas, dengan bertambahnya bobot tubuh menyebabkan bobot potong
meningkat diikuti oleh peningkatan bobot karkas dan persentase karkas (Rianto et
al. 2004).
Hasil dari edible portion kepala diperoleh dari bobot otak, mata, lidah dan
tulang kepala. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata
(P<0.05) antara edible portion kepala domba ekor tipis dan domba ekor gemuk.
Edible portion bagian kepala dari domba ekor tipis lebih tinggi dari domba ekor
gemuk, hal ini menunjukkan komponen yang dijadikan edible portion bagian
kepala domba ekor tipis lebih tinggi nilainya. Persentase otak, mata, dan lidah
yang dijadikan edible portion kepala memiliki perbedaan yang nyata. Bobot
kepala yang digunakan pada penelitian ini menunjukkan bobot kepala domba ekor
tipis lebih tinggi dibanding bobot kepala domba ekor gemuk pada bobot hidup
dewasa.
Hasil penelitian ini menunjukkan, edible portion kaki antara domba ekor
tipis dan domba ekor gemuk berbeda nyata. Bobot edible portion kaki domba
ekor tipis dan domba ekor gemuk adalah 397.65 g dan 566 g. Persentase kaki
domba ekor gemuk yang lebih tinggi menyebabkan edible portion kaki yang
diperoleh bangsa ini lebih tinggi dibanding domba ekor tipis, karena tulang kaki
merupakan bagian yang dijadikan edible portion kaki.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan edible portion jeroan antara domba
ekor tipis dan domba ekor gemuk tidak berbeda nyata (P>0.05), hasil ini sama
dengan persentase jeroan dari kedua bangsa ini. Edible portion jeroan diperoleh
dari bobot saluran pencernaan bersih, pankreas, organ produksi, trachea, paru-
paru, hati, jantung, ginjal, limpha dan lemak saluran pencernaan, namun yang
memiliki hasil persentasenya berbeda nyata adalah pankreas dan hati, sehingga
10
tidak mempengaruhi perbedaan edible portion jeroan. Frandson (1996),
menyatakan bahwa semakin besar tubuh ternak maka ukuran organ dalamnya
akan semakin besar, domba ekor tipis dan domba ekor gemuk memiliki ukuran
tubuh yang tidak jauh berbeda sehingga menghasilkan persentase jeroan yang
relatif sama, dan edible portionnya juga relatif sama.
Hampir semua bagian dari ekor masuk kedalam edible portion ekor seperti
tulang dan lemak kecuali kulit. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang
berbeda nyata (P<0.05). Nilai yang diperoleh untuk domba ekor tipis dan domba
ekor gemuk adalah 50.59 g dan 156 g. Bagian edible portion domba Ekor Gemuk
terlihat lebih tinggi dibandingkan domba ekor gemuk, hal ini menunjukkan ekor
domba ekor gemuk memiliki bobot deposit lemak yang tinggi.
Edible portion total merupakan jumlah dari semua edible portion yang
dihitung, hasil penelitian menunjukkan adanya perberbedaan yang nyata (P<0.05)
antara domba ekor tipis dan domba ekor gemuk. Hasil ini menunjukkan nilai
keseluruhan edible portion dari domba ekor gemuk lebih tinggi dan terdapat
perbedaan yang nyata, hasil ini berkorelasi dengan edible portion karkas yang
memiliki persentase tinggi untuk ukuran edible portion dibanding persentase dari
non karkas, karena bagian non karkas hanya beberapa bagian yang menjadi
komponen dari edible portion.
Hasil edible portion total pada penelitian ini tidak berbeda nyata namun
hasil ini lebih besar jika dibandingkan dari penelitian Akhmadi (2003) dimana
persentase edible portion 51.81% dari bobot potong. Domba dengan bobot
potong tinggi, mempunyai edible portion total yang tinggi pula, sebaliknya domba
dengan bobot potong rendah, edible portion yang akan dihasilkan akan rendah
pula (Lestari et al. 1999).
KESIMPULAN
Simpulan
Karakteristik domba ekor tipis dan domba ekor gemuk di jasa pelayanan
akikah memiliki persentase karkas sebesar 42.56% dan 44.37% dari bobot potong.
Pada bobot potong yang disamakan, domba ekor gemuk mempunyai bobot karkas,
lemak karkas dan ekor yang lebih tinggi dibanding domba ekor tipis. Nilai
persentase non karkas pada domba ekor tipis dan ekor gemuk adalah 52.56% dan
47.90% dari bobot potong, untuk nilai edible portion dari domba ekor tipis dan
ekor gemuk masing masing 75.34% dan 70.90% dari bobot potong, nilai inedible
portion dari domba ekor tipis dan domba ekor gemuk 14.66% dan 29.10% dari
bobot potong.
Saran
Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh perbedaan jenis
kelamin jantan dan betina terhadap edible portion yang dihasilkan. Hal ini
diperlukan agar peternak mengetahui perbedaan edible portion antara jantan dan
betina.
11
DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi D. 2003. Persentase “edible portion” domba lokal jantan yang diberi
ampas tahu dengan aras yang berbeda. [skripsi]. Semarang (ID): Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro.
Baihaqi M, Herman R. 2013. Carcass and non-carcass of priangan and javanese
fat-tailed rams slaughtered at mature live weight. ISSN 0126-0472: MP.
Berg RT, Butterfield R. 1976. New Concept of Cattle Growth. Sydney (AU):
Sydney University Pr.
Cordray JC, Huffman DL, McGuire JA. 2013. Predictive equations for estimating
protein and fat in the pork carcass. J. Anim Sci 1978. 46:666-673.
Davendra C, Mc Leroy DB. 1982. Goat and Sheep Production In The Tropics.
Singapore (SI): Longman Group Ltd.
Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan. 2013. Statistik Peternakan Tahun
2013. Jakarta (ID): Departemen Pertanian Republik Indonesia.
Frandson RD. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. B.Srigandono dan K.Praseno,
penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr . Ed ke-4
Gasperz V. 1992. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Bandung (ID):
Vol 2. Tarsito.
Hardjosubroto W, Astuti JM. 1993. Buku Pintar Peternakan. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Herman R. 1993. Perbandingan pertumbuhan komposisi tubuh dan karkas antara
domba priangan dan domba ekor gemuk. [disertasi]. Bogor (ID):Institut
Pertanian Bogor.
Herman R. 1986. Produksi Kelinci. Bogor (ID): Fakultas Peternakan. Institut
Pertanian Bogor.
Hudallah, Lestari CMS, Purbowati E. 2007. Persentase karkas dan non karkas
domba lokal jantan dengan metode pemberian pakan yang berbeda. Di
dalam : Darmono et al., penyunting. Akselerasi Agribisnis Peternakan
Nasional melalui Pengembangan dan Perkembangan IPTEK. Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner ; Bogor, 21-22
Agustus 2007, hal 487-484.
Kurnia II. 2012. Komposisi jaringan pada potongan komersial karkas domba garut
dan ekor tipis umur sebelas bulan dengan ransum penggemukan
mengandung Indigofera sp. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor.
Lawrie RA. 2003. Ilmu Daging. Terjemahan: Aminuddin Parakkasi. Jakarta (ID):
Universitas Indonesia Pr.
Lestari CMS, Prawoto JA, Gazala Z. 1999. Edible portion domba lokal jantan
dengan pakan rumput gajah dan pollard.Semarang (ID) : Fakultas
Peternakan, Universitas Diponegoro. Lokakarya Nasional Domba dan
Kambing: Strategi Peningkatan Produksi dan Mutu Bibit Domba dan
Kambing.
Natasasmita A. 1976. Pedoman Standar Mutu Hasil Ternak (Domba dan
Kambing). Bogor (ID): Fakultas Peternakan dan Biokimia Fakultas
Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor Bekerja Sama dengan
Direktorat Jendral Peternakan.
12
Nugraha A. 2012. Komposisi jaringan pada potongan karkas domba garut dan
ekor tipis umur sebelas bulan dengan ransum penggemukan mengandung
limbah tauge. skripsi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Oberbauer AM, Arnold AM, Thoney ML. 1994. Genectically size-scaled growth
and composition of Dorset and Suffolk rams. J. Anim Prod. 59: 223-234.
Ramadhani WS. 2012. Analisis proyeksi permintaan dan strategi pengembangan
usaha ternak domba untuk akikah. skripsi. Bogor (ID): Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Rianto E, Lindasari E, Purbowati E. 2006. Pertumbuhan dan komponen fisik
karkas domba ekor tipis jantan yang mendapat dedak padi dengan aras
berbeda. Purwokerto (ID): Jurnal Peternakan Universitas Jendral
Soedirman, Purwokerto. 8 (1): 28-33.
Romans JR, Costello WJ, Carlson CW, Greaser ML, Jones KW. 1994. The Meat
We Eat. 13th Ed. Interstate Publishers Inc: Danviile. Illinois.
Sabiq Sayyid. 2009. Fiqih Sunnah. Jilid 4. Cetakan ke-1. Terjemahan : Mujahidin
Muhayan, Lc. Jakarta(ID): Penerbit Pena Pundi Aksara.
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Edisi ke-4. Yogyakarta (ID): Gadjah
Mada University Pr.
Sunarlim R, Setiyanto H. 2005. Potongan komersial karkas kambing kacang
jantan dan domba lokal jantan terhadap komposisi fisik karkas, sifat fisik
dan nilai gizi daging. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan
dan Veteriner. Bogor, 12-13 September 2005. Bogor (ID): Puslitbang
Peternakan, Hal 672-679.
Tobing MM, Lestari CMS, Dartosukarno S. 2004. Proporsi karkas dan non karkas
domba lokal jantan menggunakan pakan rumput gajah dengan berbagai
level ampas tahu. Pengembangan Peternakan Tropis. Hal. 90-97.
LAMPIRAN
Data yang didapat kemudian diolah menggunakan analisis Anova dengan
program SAS menghasilkan data berupa Tabel Anova sebagai berikut.
Lampiran 1 Berat karkas
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Karkas 1 19.28 9.64 0.63 0.43
Bobot Potong 1 7.26 3.63 0.24 0.63
Galat 19 579.61 289.81
Total 21 599.90
Lampiran 2 Berat daging
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Daging 1 27.18 13.590 0.26 0.61
Bobot Potong 1 0.35 0.175 0.01 0.95
Galat 19 2009.32 1004.660
Total 21 2045.27
13
Lampiran 3 Persentase non karkas
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Non Karkas 1 9.75 4.87 0.17 0.68
Bobot Potong 1 168.44 84.22 2.96 0.10
Galat 19 1082.21 541.11
Total 21 1334.65
Lampiran 4 Persentase kulit
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 20.41 10.20 7.30 0.01
Bobot Potong 1 0.13 0.06 0.05 0.83
Galat 19 53.13 26.56
Total 21 76.10
Lampiran 5 Persentase darah
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.29 0.145 0.11 0.74
Bobot Potong 1 20.07 10.050 7.70 0.01
Galat 19 49.50 24.750
Total 21 76.21
Lampiran 6 Persentase lemak
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 37.34 18.67 18.45 <0.01
Bobot Potong 1 4.94 2.47 2.44 0.13
Galat 19 38.46 19.23
Total 21 102.21
Lampiran 7 Persentase tulang
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 12.78 6.390 0.16 0.69
Bobot Potong 1 4.61 2.305 0.06 0.81
Galat 19 1502.43 751.215
Total 21 1515.80
Lampiran 8 Persentase kepala
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 9.64 4.820 8.06 0.01
Bobot Potong 1 0.33 0.165 0.28 0.60
Galat 19 22.73 11.365
Total 21 32.92
14
Lampiran 9 Persentase kulit kepala
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.78 0.390 20.19 <0.01
Bobot Potong 1 0.31 0.155 8.12 0.01
Galat 19 0.74 0.370
Total 21 1.57
Lampiran 10 Persentase otak
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.050 0.0250 4.98 0.03
Bobot Potong 1 0.009 0.0045 0.86 0.36
Galat 19 0.210 0.1050
Total 21 0.260
Lampiran 11 Persentase mata
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.06 0.03 13.72 <0.01
Bobot Potong 1 0.04 0.02 8.99 <0.01
Galat 19 0.08 0.04
Total 21 0.15
Lampiran 12 Persentase lidah
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.11 0.055 8.83 <0.01
Bobot Potong 1 0.06 0.030 4.97 0.03
Galat 19 0.25 0.125
Total 21 0.55
Lampiran 13 Persentase tulang kepala
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.03 0.015 0.07 0.78
Bobot Potong 1 0.14 0.070 0.27 0.61
Galat 19 10.06 5.030
Total 21 10.20
Lampiran 14 Persentase telinga
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.009 0.0045 1.15 0.29
Bobot Potong 1 0.022 0.0110 2.70 0.11
Galat 19 0.157 0.0785
Total 21 0.209
15
Lampiran 15 Persentase kaki
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.56 0.280 2.92 0.10
Bobot Potong 1 2.70 1.350 13.88 <0.01
Galat 19 3.69 1.845
Total 21 6.41
Lampiran 16 Persentase tulang kaki
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 3.860 1.9300 21.51 <0.01
Bobot Potong 1 0.073 0.0365 0.41 0.53
Galat 19 3.410 1.7050
Total 21 8.63
Lampiran 17 Persentase jeroan total
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 21.38 10.690 0.32 0.57
Bobot Potong 1 68.85 34.425 1.04 0.32
Galat 19 1257.98 628.99
Total 21 1403.11
Lampiran 18 Persentase saluran pencernaan
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 32.25 16.125 0.56 0.46
Bobot Potong 1 46.86 23.430 0.81 0.37
Galat 19 1097.26 548.630
Total 21 1229.57
Lampiran 19 Persentase saluran pencernaan bersih
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.09 0.045 0.02 0.90
Bobot Potong 1 0.57 0.285 0.09 0.76
Galat 19 119.87 59.935
Total 21 120.45
Lampiran 20 Persentase pankreas
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.032 0.0160 6.33 0.02
Bobot Potong 1 0.001 0.0005 0.20 0.65
Galat 19 0.097 0.0485
Total 21 0.143
16
Lampiran 21 Persentase organ produksi
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.52 0.260 1.66 0.21
Bobot Potong 1 0.94 0.470 3.02 0.09
Galat 19 5.97 2.985
Total 21 8.42
Lampiran 22 Persentase trakea
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.001 0.0005 0.09 0.75
Bobot Potong 1 0.058 0.0290 4.01 0.05
Galat 19 0.275 0.1375
Total 21 0.338
Lampiran 23 Persentase paru-paru
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.001 0.0005 0.01 0.93
Bobot Potong 1 0.762 0.3810 2.90 0.10
Galat 19 4.999 2.4995
Total 21 5.878
Lampiran 24 Persentase hati
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.32 0.160 4.51 0.04
Bobot Potong 1 0.15 0.075 2.14 0.16
Galat 19 1.34 0.670
Total 21 1.70
Lampiran 25 Persentase jantung
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.001 0.0005 0.01 0.95
Bobot Potong 1 0.105 0.0525 5.93 0.02
Galat 19 0.337 0.1685
Total 21 0.460
Lampiran 26 Persentase ginjal
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.13 0.065 3.63 0.07
Bobot Potong 1 0.20 0.10 5.54 0.02
Galat 19 0.69 0.345
Total 21 1.24
17
Lampiran 27 Persentase limpa
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.001 0.0005 0.11 0.74
Bobot Potong 1 0.003 0.0015 2.01 0.17
Galat 19 0.037 0.0185
Total 21 0.043
Lampiran 28 Persentase ekor
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.86 0.43 4.09 <0.01
Bobot Potong 1 0.04 0.02 0.81 0.37
Galat 19 1.16 0.58
Total 21 2.05
Lampiran 29 Persentase lemak ekor
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 0.02 0.010 1.76 0.20
Bobot Potong 1 0.01 0.005 1.13 0.30
Galat 19 1.30 0.150
Total 21 3.03
Lampiran 30 Berat edible portion karkas
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 632 441.51 316 220.8 0.26 0.61
Bobot Potong 1 32 532 129.76 16 266 065.0 13.30 <0.01
Galat 19 46 460 037 23 230 019.0
Total 21 90 525 781
Lampiran 31 Berat edible portion kepala
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 346 056 173 028.0 6.46 0.01
Bobot Potong 1 319 250 159 625.0 5.96 0.02
Galat 19 1 018 549 509 274.5
Total 21 1 492 345
Lampiran 32 Berat edible portion kaki
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 307 927 153 963.5 6.46 <0.01
Bobot Potong 1 2 753 1 376.5 5.96 0.52
Galat 19 123 740 61 870.0
Total 21 523 586
18
Lampiran 33 Berat edible portion jeroan
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 19 696 9 848 6.46 0.79
Bobot Potong 1 8 085 026 4 042 513 5.96 <0.01
Galat 19 5 320 750 2 660 375
Total 21 15 402 145
Lampiran 34 Berat edible portion ekor
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 27 202 13 601.0 6.46 0.01
Bobot Potong 1 3 664 1 832.0 5.96 0.28
Galat 19 58 349 29 174.5
Total 21 104 945
Lampiran 35 Berat edible portion total
Sumber DB JK KT F Hitung Pr>F
Kulit 1 3 553 515 1 776 758 6.46 0.42
Bobot Potong 1 61 259 279 30 629 640 5.96 0.003
Galat 19 101 242 045 50 621 023
Total 21 193 065 114
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Purworejo tanggal 16 September 1990 sebagai anak
pertama dari 3 bersaudara pasangan Bapak Rayono dan Ibu Tri Widi Asih.
Penulis memperoleh pendidikan sekolah menengah pertama di SMP negeri 2
Depok dan lulus tahun 2005 dan kemudian melanjutkan pendidikan sekolah
menengah atas di SMA Negeri 5 Depok dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2008
penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih program studi mayor
Ilmu Produksi Teknologi Peternakan.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di sejumlah organisasi dan
kepanitiaan, diantaranya adalah menjadi ketua Divisi Pengembangan Sumber
Daya Manusia (PSDM) Ikatan Keluarga Muslim TPB (IKMT) 2008-2009, Ketua
Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Lembaga Dakwah Fakultas
Peternakan (LDF) FAMM AL-AN’AM 2009-2011, dan Ketua Panitia Masa
Perkenalan Fakultas (MPF) Peternakan 2010.