ecase dalam

5
MONACO sebagai Terapi Awal Sindrom Koroner Akut pada Pria dengan Nyeri Dada Akut RSUD Tidar Kota Magelang Abstrak Sindrom koroner akut adalah kumpulan gejala yang paling sering bermanifestasi sebagai nyeri dada yang timbul tiba-tiba karena menurunnya suplai darah ke jantung, biasanya timbul saat istirahat ataupun saat sedang melakukan kegiatan ringan. Sindrom koroner akut ini sering menyerang usia > 45 tahun, dominan pria, gaya hidup sedentari, merokok, dan dengan kelainan metabolik. Gejala yang muncul biasanya berupa berdebar-debar, nyeri dada seperti ditimpa beban berat, diikat atau terbakar, sesak nafas, keringat seperti mandi, serta mual muntah. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan pasien tampak sesak, gelisah dan berkeringat banyak, edema paru dengan peningkatan vena jugular. Pemeriksaan tambahan seperti EKG dan pemeriksaan darah terutama biomarker jantung dapat menunjang apakah pasien tergolong STEMI, NSTEMI, atau UAP. Penatalaksanaan awal pada sindrom koroner akut bertujuan untuk mengurangi obstruksi aliran darah menuju jantung seperti morfin, oksigen, nitrat, aspirin, clopidogrel (MONACO). Kata kunci: sindrom koroner akut, tatalaksana, monaco Isi Seorang laki-laki usia 53 tahun datang dengan keluhan nyeri di bagian tengah dada seperti terbakar, menjalar hingga punggung, lama nyeri ± 1 jam, tidak hilang dengan istirahat. Saat nyeri dada, pasien berkeringat dingin seperti mandi, tetapi sesak nafas, mual, muntah disangkal. Pasien mengaku akhir-akhir ini sedang banyak pekerjaan dan kecapaian, telat makan, kurang minum air putih, tidak rutin olahraga, dan sering mengkonsumsi daging. Tiga tahun yang lalu, pasien sempat mondok di rumah sakit karena nyeri dada tetapi kurang dari 1 jam. Riwayat hipertensi penyakit jantung disangkal. Tanda vital saat di rumah sakit, suhu tubuh

Upload: shafira-vidiastri

Post on 23-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

AMI

TRANSCRIPT

Page 1: Ecase Dalam

MONACO sebagai Terapi Awal Sindrom Koroner Akut pada Pria dengan Nyeri Dada Akut RSUD Tidar Kota Magelang

Abstrak

Sindrom koroner akut adalah kumpulan gejala yang paling sering bermanifestasi sebagai nyeri dada yang timbul tiba-tiba karena menurunnya suplai darah ke jantung, biasanya timbul saat istirahat ataupun saat sedang melakukan kegiatan ringan. Sindrom koroner akut ini sering menyerang usia > 45 tahun, dominan pria, gaya hidup sedentari, merokok, dan dengan kelainan metabolik. Gejala yang muncul biasanya berupa berdebar-debar, nyeri dada seperti ditimpa beban berat, diikat atau terbakar, sesak nafas, keringat seperti mandi, serta mual muntah. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan pasien tampak sesak, gelisah dan berkeringat banyak, edema paru dengan peningkatan vena jugular. Pemeriksaan tambahan seperti EKG dan pemeriksaan darah terutama biomarker jantung dapat menunjang apakah pasien tergolong STEMI, NSTEMI, atau UAP. Penatalaksanaan awal pada sindrom koroner akut bertujuan untuk mengurangi obstruksi aliran darah menuju jantung seperti morfin, oksigen, nitrat, aspirin, clopidogrel (MONACO).

Kata kunci: sindrom koroner akut, tatalaksana, monaco

Isi

Seorang laki-laki usia 53 tahun datang dengan keluhan nyeri di bagian tengah dada seperti terbakar, menjalar hingga punggung, lama nyeri ± 1 jam, tidak hilang dengan istirahat. Saat nyeri dada, pasien berkeringat dingin seperti mandi, tetapi sesak nafas, mual, muntah disangkal. Pasien mengaku akhir-akhir ini sedang banyak pekerjaan dan kecapaian, telat makan, kurang minum air putih, tidak rutin olahraga, dan sering mengkonsumsi daging. Tiga tahun yang lalu, pasien sempat mondok di rumah sakit karena nyeri dada tetapi kurang dari 1 jam. Riwayat hipertensi penyakit jantung disangkal. Tanda vital saat di rumah sakit, suhu tubuh 36,2°C, laju respirasi 20x/menit, nadi 110x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan vena jugularis tidak meningkat, ronkhi basal pada auskultasi paru, pemeriksaan cor dan abdomen dalam batas normal, pada ekstremitas tidak ditemukan adanya edema, serta capillary refill < 2 detik. Pada pemeriksaan EKG didapatkan hasil berupa ST elevasi yang tidak signifikan dan tidak ada peningkatan CK-MB maupun troponin.

Diagnosis

Unstable Angina Pectoris

Terapi

Oksigen 3-4 Lpm

Aspilet tab 80 mg 1 x I

ISDN tab 10 mg 3 x I

Page 2: Ecase Dalam

Clopidogrel 75 mg 1 x I

Diskusi

Nyeri dada pada usia lanjut (>45 tahun) paling sering merupakan manifestasi dari sindrom koroner akut. Sindrom koroner akut ini adalah sebuah keadaan gawat darurat yang disebabkan karena aliran darah yang menuju ke jantung menurun atau terhambat secara total. Etiologi dari penyakit ini adalah obstruksi pembuluh darah akibat proses atherosklerosis, trombosis, hingga berakhir menjadi infark miokard. Umumnya penderita tidak menyadari gangguan pada jantungnya hingga tercetusnya ‘serangan jantung’. Diagnosis sindrom koroner akut menjadi lebih kuat apabila nyeri dada yang dikeluhkan tergolong angina tipikal dan memenuhi kriteria seperti pria, mempunyai riwayat penyakit jantung koroner, usia tua > 45 tahun, hipertensi, merokok, dislipidemia, diabetes melitus, dan riwayat keluarga mengenai penyakit serupa.

Penampilan umum pasien dengan sindrom koroner akut umumnya gelasiha, pucat, berkeringat banyak, akral dingin, sesak nafas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda gagal jantung kiri dan kanan, edema paru, edema ekstremitas serta distensi vena jugular. Untuk menegakkan diagnosis sindrom koroner akut harus dilakukan pemeriksaan EKG, pemeriksaan darah terutama enzim jantung, dan echocardiografi jika memungkinkan. Pasien dapat dipastikan sindrom koroner akut jika memenuhi tiga kriteria yaitu, angina bersifat tipikal, ditemukan perubahan gambaran EKG baik elevasi segmen ST ataupun depresi, serta peningkatan enzim jantung yaitu CK-MB dan troponin I serta T. Penatalaksaan pasien dengan sindroma koroner akut adalah dengan meningkatkan perfusi serta oksigenasi ke jantung, yaitu dengan pemberian oksigen, asam asetil salisilat minimal 160 mg, clopidogrel minimal 75 mg per hari, isosorbit dinitrat 2,5 – 10 mg/jam, morfin, anti hipertensi ( blocker, CCB, ARB), serta heparin untuk menghancurkan trombus pada pembuluh darah. Jika hasil pemeriksaan lebih mengarah ke diagnosis STEMI, pertimbangkan untuk terapi reperfusi jika masih dalam GOLD period.

Pada kasus ini pasien memiliki gejala berupa nyeri dada tipikal sehingga patut dicurigai sebagai sindrom koroner akut, dimana sebagai lini pertamanya diberikan asam salisilat 300mg dikunyah dan golongan nitrat sublingual. Kemudian selanjutnya dievaluasi hasil pemeriksaan EKG serta pemeriksaan enzim jantung pasien tersebut apakah mendukung ke arah STEMI, NSTEMI atau UAP. Karena pada pasien ini tidak ada perubahan yang spesifik dari gambaran EKG, dapat didiagnosis sebagai unstable angina pectoris yang selanjutnya dapat diterapi dengan aspirin, clopidorgel, dan nitrogliserin.

Kesimpulan

Penatalaksanaan kasus ini sudah tepat, sesuai dengan algoritma sindrom koroner akut, yaitu diberikan oksigen maksimal, nitrat dan morfin yang membatu meningkatkan suplai oksigen ke jantung, trombolitik/fibrinolitik untuk mencegah re-infark seperti aspirin dan clopidogrel.

Page 3: Ecase Dalam

Pada pasien tidak diberikan ACE inhibitor, Calcium channel blocker atau anti hipertensi lainnya karena tekanan darah pasien masih dalam batas normal.

Referensi

1. ACCESS Investigator. 2011, november. Management of acute coronary syndromes in developing countries: acute coronary events-a multinational survey of current management strategies. Am Heart J. 2011 Nov;162(5):852-859.e22. doi: 10.1016/j.ahj.2011.07.029.

2. Mayoclinic. 2013, may 7. Dipetik may 21, 2014, dari Acute Coronary Syndrome: http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acute-coronary-syndrome/basics/symptoms/con-20033942

3. Heart Foundation. 2011. 2011 Addendum To Guidelines For The Management Of Acute Coronary Syndromes (ACS) 2006. Dipetik may 21, 2014, dari http://www.heartfoundation.org.au/information-for-professionals/Clinical-Information/Pages/acute-coronary-syndrome.aspx

4. Kumar, Amit. Cannon, Christopher P. 2009. Acute Coronary Syndromes: Diagnosis and Management, Part I. Mayo Clin Proc. Oct 2009; 84(10): 917–938.

5. Davis T, Bluhm J, Burke R, Iqbal Q, Kim K, Kokoszka M, Larson T, Puppala V, Setterlund L, Vuong K, Zwank M. Institute for Clinical Systems Improvement. Diagnosis and Treatment of Chest Pain and Acute Coronary Syndrome (ACS). http://bit.ly.ACS1112. Updated November 2012.

Shafira Vidiastri, Bagian Ilmu Penyakit Dalam, RSUD Tidar Kota Magelang