e7 - manajemen kasus_ sunita
DESCRIPTION
ebdTRANSCRIPT
PORTFOLIONo. ID dan Nama Peserta : dr. SunitaNo. ID dan Nama Wahana : Puskesmas PalimananTopik : Tuberkulosis paru kasus baruTanggal (kasus) : 6 September 2012Nama Pasien : An. R No. RM : --Tanggal Presentasi : 24 September 2012 Pendamping : dr. Asep Firmansyah, MHKesTempat Presentasi : Aula Puskesmas PalimananObyektif Presentasi :
Keilmuan √ Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah √ Istimewa Neonatus Bayi Anak √ Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Pasien An. R, laki-laki, umur 14 bulan, dibawa ke Balai Pengobatan Desa
Lungbenda setelah mendapat pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) selama 4 bulan.
6 bulan yang lalu, pasien mengalami batuk selama 2 bulan. Batuk dikatakan berdahak, namun dahak sulit untuk dikeluarkan. Batuk disertai demam yang hilang timbul. Berat badan pasien sulit naik (+), namun tidak pernah turun. Pembesaran kelenjar getah bening (-).
4 bulan yang lalu, pasien mengalami sesak nafas yang tidak disertai dengan bunyi mengi. Batuk berdahak dan demam masih dirasakan. Demam dikatakan tinggi. Pasien dibawa berobat ke RS Arjawinangun dan dirawat selama 10 hari. Selama perawatan, pada pasien dilakukan pemeriksaan rontgen dada. Pada pasien tidak dilakukan tes mantoux (tuberkulin). Pasien dikatakan menderita flek paru dan disarankan untuk berobat selama minimal 6 bulan. Riwayat kontak TB pada pasien (+), yaitu nenek pasien.
Selama 4 bulan terakhir, pasien mengkonsumsi OAT. Pengawas Minum Obat (PMO) pasien adalah ibu pasien. Sejak 3 minggu terakhir, obat dihentikan oleh ibu pasien karena pasien sudah membaik dan dikira sudah sembuh.
Sejak 1 minggu terakhir, pasien kembali mengalami batuk berdahak, demam yang tidak terlalu tinggi, dan keringat dingin (+). Berat badan pasien dikatakan menurun sejak 2 bulan terakhir (0.5 kg dalam 2 bulan terakhir).
Hasil pemeriksaan fisik: status generalis dalam batas normal, BB: 9.9 kg, TB: 76.5 cm. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Riwayat penyakit flek paru dalam keluarga (+), yaitu nenek pasien, namun tidak tinggal serumah dengan pasien. Pasien tinggal bersama orang tuanya. Lingkungan rumah berdebu, jendela selalu ditutup tirai dan sinar matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah.
Tujuan : Pasien dapat berobat dan kontrol teratur hingga dinyatakan sembuh oleh dokter, menjauhkan pasien dari kontak TB (nenek pasien), memotivasi nenek pasien untuk berobat, menjaga lingkungan rumah agar bersih dan sehat
Bahan bahasan : Tinjauan pustaka Riset Kasus √ AuditCara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi √ E-mail Pos
Data Pasien : Nama : An. R No. registrasi : --Nama klinik : BP Desa Lungbenda Telpon : Terdaftar sejak :Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis : Tuberkulosis paruPada anamnesis didapatkan batuk berdahak selama 2 bulan (> 3 minggu), batuk berdahak, demam (+), berat badan sulit naik (+), mengi (-). Ibu pasien menghentikan obat sendiri dan pasien tidak minum obat selama 3 minggu. Saat ini, pasien mengalami batuk berdahak, demam, keringat dingin (+), dan penurunan berat badan (+). Riwayat kontak TB paru (+), yaitu nenek pasien.
Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Frekuensi nadi 110 x/menit, frekuensi nafas 30 x/menit. Tidak ditemukan pembesaran KGB. Bunyi nafas paru vesikuler.
Hasil rontgen dada saat perawatan (19/4/2012): Groundglass appearance inhomogen di perihiler dan paracardial bilateral, air
bronchogram (+) Tampat pemadatan hilus bilateral Sinus costosphrenicus lancip Diafragma licin Cor: CTR ≤ 0.5. Aorta tak tampak kelainan Sistema tulang tervisualisasi intactKesan: bronchopneumonia dengan lymphadenopathy hiler bilateral e.c. specific process suspected
Sistem skoring gejala dan pemeriksaan penunjang TB anakGEJALA 0 1 2 3 SKOR
Kontak Tidak jelas - Laporan keluarga, BTA (-) atau tidak tahu, BTA tidak jelas
BTA (+) 3
Tes Tuberkulin negatif - - Positif 0Berat badan/keadaan gizi BB/TB < 90%
atau BB/U < 80%
Klinis gizi buruk atau BB/TB < 70% atau BB/U < 60%
- 0
Demam ≥ 2 minggu - - ?Batuk ≥ 3 minggu 1Pembesaran kelenjar > 1 kelenjar,
≥ 1 cm, tidak nyeri
0
Tulang / Sendi Bengkak 0Foto thorax Normal Sugestif TB 1
TOTAL ?
Hasil sistem skoring 5 (minimal) pasien dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjutTelah didiagnosis Tuberkulosis paru oleh dokter spesialis anak dan mendapat pengobatan OAT.
2. Riwayat Pengobatan : Pasien mendapatkan pengobatan OAT.
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :Pasien dikatakan menderita flek paru sejak 4 bulan yang lalu.
4. Riwayat Keluarga : Riwayat sakit flek paru dalam keluarga (+) – nenek pasien, yang merupakan sumber kontak TB pasien.
5. Riwayat Pekerjaan : --6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Pasien tinggal dengan orang tuanya. Pasien merupakan anak pertama. Nenek pasien terkadang datang mengunjungi dan juga sebaliknya.
Ventilasi rumah cukup, namun tidak digunakan dengan baik. Jendela selalu ditutup dan ditutup tirai, sehingga sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah. Lingkungan rumah terlihat berdebu.
Daftar Pustaka :1. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Diunduh dari
http://www.tbindonesia.or.id/pdf/BPN_2007.pdf; 20072. Diagnosis dan Tatalaksana Tuberkulosis Anak. Diunduh dari
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/723/4/BK2008-G49.pdf; 2008.
3. Rahajoe, N.N, dkk. 2007. Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak. Jakarta : UKK Respirologi PP Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Hasil Pembelajaran :1. Etiologi tuberkulosis paru2. Diagnosis tuberkulosis paru3. Kategori pengobatan tuberkulosis paru4. Edukasi pasien tuberkulosis paru
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :
1. Subyektif :Pasien mengalami batuk berdahak selama 2 bulan (> 3 minggu), penurunan berat badan (+), keringat dingin (+), dan demam. Riwayat kontak TB (+), yaitu nenek pasien. Pasien tidak minum obat selama 3 minggu karena dirasa sudah membaik.
2. Objektif : Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :
Penurunan berat badan (+) – 0.5 kg dalam 2 bulan Hasil rontgen dada (19/4/2012): bronchopneumonia dengan
lymohadenopathy hiler bilateral e.c. specific process suspected Riwayat kontak TB (+) Sistem skoring ≥ 5 didiagnosis tuberkulosis paru oleh dokter spesialis anak
3. Assessment : Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (rontgen thorax), dapat disimpulkan pasien menderita tuberkulosis paru. Pasien sudah mendapat pengobatan OAT selama 4 bulan dan kemudian OAT dihentikan oleh ibu pasien selama 3 minggu. Kasus pasien ini masih dikategorikan dalam tuberkulosis paru kasus baru.
4. Plan : Diagnosis : Dari hasil pemeriksaan, dapat disimpulkan bahwa pasien menderita tuberkulosis paru kasus baru.
Pengobatan : Pasien telah mendapat pengobatan OAT selama 4 bulan, namun kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan masih kurang. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu pasien terhadap pengobatan tuberkulosis paru.
Pendidikan : Mengedukasi ibu pasien mengenai: Cara penularan tuberkulosis paru Pentingnya menjalani pengobatan selama minimal 6 bulan dan kontrol teratur Menjaga lingkungan rumah yang bersih dan sehat, misalnya dengan membuka
jendela dan tirai setiap pagi agar sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah Pentingnya makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Kontrol: Menganjurkan dan memotivasi pasien untuk kontrol teratur (setiap bulan) ke dokter selama pengobatan.Kegiatan Periode Hasil yang Diharapkan
Kontrol teratur
Setiap bulan selama pengobatan
Pasien kontrol teratur sampai dinyatakan sembuh