e-learning sebagai media pelengkap pembelajaran...

4
396 Ricky Ramdani/ E-learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran Konvensional Pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan ProsidingPertemuanIlmiah XXVIII HFI Jateng& DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823 E-Learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran Konvensional pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan Ricky Ramdani*, Eka Murdani STKIP Singkawang Jalan STKIP, Kelurahan Naram, Kecamatan Singkawang Utara, Kota Singkawang, Kalimantan Barat * [email protected] Abstrak Kemajuan media informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat. Hal ini menunjang dunia pendidikan untuk memberikan metode-metode pembelajaran baru agar memudahkan proses pembelajaran. E-learning merupakan salah satu pembelajaran multimedia yang memanfaatkan media elektronik dan internet sebagai sumber informasi dan komunikasi. E-learning akan membantu imajinasi peserta didik yang awalnya sulit membayangkan sistem fisis menjadi lebih mudah, sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. E-learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) karena materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Pengkajian mengenai penggunaan media e-learning pada pokok bahasan Besaran dan Satuan telah dilakukan untuk melengkapi dan semakin memantapkan penguasaan materi ajar terutama pada bagian simulasi penggunaan alat ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup. Hasil kajian menyimpulkan bahwa e-learning dengan berbagai kelebihannya cocok berperan sebagai pelengkap bagi metode pembelajaran konvensional. Kata kunci: e-learning, media pelengkap, konvensional Abstract Advancement of information and communication media is growing rapidly. This supports the educational environment to provide new learning methods in order to facilitate the learning process. E-learning is one of multimedia learning which utilized electronic media and the internet as a source of information and communication. E-learning will help students who initially difficult to imagine a physical system so it becomes easier, thus the learning process will be more effective and efficient. E-learning serves as a complement since the electronic learning material is programmed as a learning materials supplement received by students in the classroom. The study of the use of e-learning media on the subject of Quantities and Units have been made to complete and enhance the understanding of teaching materials, especially on the part of vernier caliper and micrometer screw-gauge operation and measurement. The study concluded that e-learning with its strengths is suitable for a role as a complement of conventional teaching methods. Keywords: e-learning, complementary media, conventional I. PENDAHULUAN Teknologi merupakan aspek yang selalu tumbuh dan berkembang dalam kehidupan manusia. Dewasa ini teknologi yang berkembang pesat adalah teknologi informasi. Teknologi informasi yang sangat mendominasi saat ini adalah internet. Internet dapat mengoneksikan komputer satu dan lainnya sehingga terjadi pertukaran informasi secara cepat dan akurat. Sejalan dengan era globalisasi yang semakin berkembang maka perlu dilakukan inovasi-inovasi di dunia pendidikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama pemanfaatan teknologi informasi. Para praktisi pendidikan melakukan berbagai cara untuk menerapkan teknologi dalam dunia pendidikan salah satunya adalah media pembelajaran multimedia berbasis internet yang disebut e-learning. E-learning merupakan salah satu produk pembaharuan pendidikan dengan menerapkan teknologi dalam dunia pendidikan. E-learning membuat transfer ilmu pengetahuan berjalan secara cepat namun sesuai dengan kebutuhan dan tetap relevan dengan era globalisasi sehingga pendidikan yang dilakukan akan lebih aktual. II. LANDASAN TEORI Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah satunya yaitu dari Darin E. Hartley yang menyatakan e- learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain [1]. LearnFrame.com dalam Glossary of e-learning Terms menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa e- learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone [1]. Matthew Comerchero dalam e-Learning Concepts and Techniques mendefinisikan e-learning adalah sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi dan teknologi. Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka tetap termotivasi [1]. E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi. Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan media yang dapat diakses dari terminal komputer yang memiliki peralatan yang sesuai, dan sarana teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan komputer atau Internet [2,3]. Pemanfaatan e-learning yang baik akan mendorong terciptanya lingkungan belajar yang berpusat pada siswa

Upload: tranminh

Post on 06-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: E-Learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran ...hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-E-Learning Sebagai... · dan Satuan yang disampaikan dalam dalam makalah ini

396 Ricky Ramdani/ E-learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran Konvensional Pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan

ProsidingPertemuanIlmiah XXVIII HFI Jateng& DIY, Yogyakarta, 26 April 2014

ISSN : 0853-0823

E-Learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran Konvensional

pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan

Ricky Ramdani*, Eka Murdani STKIP Singkawang

Jalan STKIP, Kelurahan Naram, Kecamatan Singkawang Utara, Kota Singkawang, Kalimantan Barat

* [email protected]

Abstrak – Kemajuan media informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat. Hal ini menunjang dunia pendidikan

untuk memberikan metode-metode pembelajaran baru agar memudahkan proses pembelajaran. E-learning merupakan

salah satu pembelajaran multimedia yang memanfaatkan media elektronik dan internet sebagai sumber informasi dan

komunikasi. E-learning akan membantu imajinasi peserta didik yang awalnya sulit membayangkan sistem fisis menjadi

lebih mudah, sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. E-learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap)

karena materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di

dalam kelas. Pengkajian mengenai penggunaan media e-learning pada pokok bahasan Besaran dan Satuan telah

dilakukan untuk melengkapi dan semakin memantapkan penguasaan materi ajar terutama pada bagian simulasi

penggunaan alat ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup. Hasil kajian menyimpulkan bahwa e-learning dengan

berbagai kelebihannya cocok berperan sebagai pelengkap bagi metode pembelajaran konvensional.

Kata kunci: e-learning, media pelengkap, konvensional

Abstract – Advancement of information and communication media is growing rapidly. This supports the educational

environment to provide new learning methods in order to facilitate the learning process. E-learning is one of multimedia

learning which utilized electronic media and the internet as a source of information and communication. E-learning will

help students who initially difficult to imagine a physical system so it becomes easier, thus the learning process will be

more effective and efficient. E-learning serves as a complement since the electronic learning material is programmed as

a learning materials supplement received by students in the classroom. The study of the use of e-learning media on the

subject of Quantities and Units have been made to complete and enhance the understanding of teaching materials,

especially on the part of vernier caliper and micrometer screw-gauge operation and measurement. The study concluded

that e-learning with its strengths is suitable for a role as a complement of conventional teaching methods.

Keywords: e-learning, complementary media, conventional

I. PENDAHULUAN

Teknologi merupakan aspek yang selalu tumbuh dan

berkembang dalam kehidupan manusia. Dewasa ini

teknologi yang berkembang pesat adalah teknologi

informasi. Teknologi informasi yang sangat mendominasi

saat ini adalah internet. Internet dapat mengoneksikan

komputer satu dan lainnya sehingga terjadi pertukaran

informasi secara cepat dan akurat.

Sejalan dengan era globalisasi yang semakin

berkembang maka perlu dilakukan inovasi-inovasi di

dunia pendidikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

terutama pemanfaatan teknologi informasi. Para praktisi

pendidikan melakukan berbagai cara untuk menerapkan

teknologi dalam dunia pendidikan salah satunya adalah

media pembelajaran multimedia berbasis internet yang

disebut e-learning.

E-learning merupakan salah satu produk pembaharuan

pendidikan dengan menerapkan teknologi dalam dunia

pendidikan. E-learning membuat transfer ilmu

pengetahuan berjalan secara cepat namun sesuai dengan

kebutuhan dan tetap relevan dengan era globalisasi

sehingga pendidikan yang dilakukan akan lebih aktual.

II. LANDASAN TEORI

Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat

luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang

definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah

satunya yaitu dari Darin E. Hartley yang menyatakan e-

learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang

memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa

dengan menggunakan media internet, intranet atau media

jaringan komputer lain [1].

LearnFrame.com dalam Glossary of e-learning Terms

menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa e-

learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan

aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar

dengan media Internet, jaringan komputer, maupun

komputer standalone [1].

Matthew Comerchero dalam e-Learning Concepts and

Techniques mendefinisikan e-learning adalah sarana

pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri,

komunikasi, efisiensi dan teknologi. Karena ada

keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga

diri mereka tetap termotivasi [1]. E-learning efisien

karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi. Jarak

dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan

media yang dapat diakses dari terminal komputer yang

memiliki peralatan yang sesuai, dan sarana teknologi

lainnya yang dapat mengakses jaringan komputer atau

Internet [2,3].

Pemanfaatan e-learning yang baik akan mendorong

terciptanya lingkungan belajar yang berpusat pada siswa

Page 2: E-Learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran ...hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-E-Learning Sebagai... · dan Satuan yang disampaikan dalam dalam makalah ini

Ricky Ramdani/ E-learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran Konvensional Pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan 397

ProsidingPertemuanIlmiah XXVIII HFI Jateng& DIY, Yogyakarta, 26 April 2014

ISSN : 0853-0823

(student centered learning), karena e-learning menuntut

peserta didik untuk belajar secara mandiri dan

mengonstruksi ilmu pengetahuannya sendiri. Hal tersebut

sesuai dengan karakteristik e-learning sebagai berikut:

(1) Daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran

tidak tergantung kepada instruktur/guru, karena siswa

mengonstruksi sendiri ilmu pengetahuannya melalui

bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui interface

situs web; (2) Sumber ilmu pengetahuan tersebar di

mana-mana serta dapat diakses dengan mudah oleh setiap

orang. Hal ini dikarenakan sifat media internet yang

mengglobal dan bisa diakses oleh siapapun yang

terkoneksi ke dalamnya; (3) Pengajar/lembaga

pendidikan berfungsi sebagai mediator/pembimbing; (4)

Diperlukan sebuah restrukturisasi terhadap kebijakan

sistem pendidikan, kurikulum dan manajemen yang dapat

mendukung pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Komunikasi untuk pendidikan secara optimal [3].

Empat karakteristik di atas merupakan hal yang

membedakan e-learning dari kegiatan pembelajaran

secara konvensional. Dalam e-learning, daya tangkap

peserta didik terhadap materi pembelajaran tidak lagi

tergantung kepada instruktur/pengajar, karena peserta

didik mengonstruksi sendiri ilmu pengetahuannya

melalui bahan ajar yang disampaikan melalui interface

aplikasi e-learning. Dalam e-learning pula, sumber ilmu

pengetahuan tersebar di mana-mana serta dapat diakses

dengan mudah oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan

sifat media internet yang mengglobal dan bisa diakses

oleh siapapun yang terkoneksi ke dalamnya [3].

Layanan dan media yang mendukung proses kegiatan

e-learning diantaranya internet dan media elektronik.

Internet mempunyai beberapa jenis layanan yang dapat

mendukung kegiatan pembelajaran e-learning antara lain:

(1) E-mail atau yang lebih dikenal sebagai surat

elektronik ini dapat digunakan sebagai salah satu layanan

yang dapat menunjang kegiatan e-learning. Siswa dapat

menggunakan email untuk mentransfer tugas, modul atau

pun materi pelajaran. (2) Internet Relay Chat (chatting),

aplikasi chatting merupakan sejenis konferensi berbasis

teks yang dilakukan secara real time dari berbagai tempat

di seluruh dunia. Dalam pembelajaran aplikasi ini dapat

digunakan sebagai forum diskusi online antar siswa

maupun antara siswa dan guru agar pembelajaran yang

dilakukan lebih komunikatif. (3) Layanan multimedia

atau website. Di era modern ini banyak website yang

telah dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan e-learning

yang dapat dikelompokkan dalam berbagai macam yaitu

search engine, e-books, e-library dan e-laboratory [4,5].

Search Engine yang terkenal saat ini adalah Google

dan Yahoo. Search engine memudahkan penggunanya

untuk mencari informasi yang dibutuhkan dengan

mengetikkan kata kunci (keyword). Search engine ini

akan menelusuri dan menyajikan informasi yang

dibutuhkan penggunanya.

E-book merupakan bentuk modul digital. Pada website

berbasis e-Book dapat diperoleh buku dalam format PDF

(Portable Document Format). Contohnya BSE (buku

sekolah elektronik) yang diterbitkan oleh Depdiknas.

E-library dan E-Journal merupakan kumpulan

informasi karya tulis dalam bentuk digital. E-Journal

umumnya menyediakan artikel atau jurnal ilmiah dalam

bentuk digital. E-dictionary digunakan sebagai website

penerjemah Multilanguage. E-Laboratory atau

laboratorium virtual menyajikan simulasi percobaan

dilakukan dengan memasukkan nilai dan variabel untuk

melihat hasil percobaan.

Layanan dan media yang mendukung proses kegiatan

e-learning selain internet adalah media elektronik.

Bentuk-bentuk media elektronik diantaranya komputer,

CD-Rom dan proyektor. Dengan komputer pembelajaran

dapat diprogram secara lebih efektif misalnya:

penjadwalan penyajian materi pembelajaran dan aktivitas

pembelajaran yang sesuai dengan program yang telah

dirancang dalam komputer. Selain itu penggunaan

komputer masih dapat dioptimalkan lagi sesuai dengan

rancangan pembelajaran yang dibuat programmer. CD-

Rom sebagai media penyimpan materi pelajaran yang di

sajikan dengan bantuan media player atau komputer.

Proyektor membantu dalam menyajikan materi

pembelajaran di kelas yang sangat besar, sehingga

memungkinkan materi dapat dilihat oleh semua siswa di

kelas tersebut. Biasanya proyektor digunakan dengan

laptop, media player, dan sound system agar materi

pembelajaran dapat disajikan dengan baik.

Ada tiga fungsi pembelajaran elektronik terhadap

kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang dikemukakan

oleh Siahaan yaitu sebagai suplemen (tambahan),

komplemen (pelengkap) dan substitusi (pengganti)

[2,6,7].

E-learning berfungsi sebagai suplemen jika siswa

mempunyai kebebasan memilih, apakah akan

memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak.

Dalam hal ini tidak ada kewajiban/keharusan bagi siswa

untuk mengakses materi pembelajaran elektronik.

Sekalipun sifatnya opsional, siswa yang

memanfaatkannya akan memiliki tambahan pengetahuan

atau wawasan.

E-learning berfungsi sebagai komplemen jika materi

pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi

materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas.

Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat

penguasaan terhadap materi pelajaran yang telah diterima

di kelas. E-learning berfungsi sebagai substitusi apabila

e-learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar,

misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan

pembelajaran.

Studi e-learning sebagai media pelengkap

pembelajaran konvensional pada pokok bahasan Besaran

dan Satuan yang disampaikan dalam dalam makalah ini

adalah studi literatur atau kajian artikel. Pada studi

literatur ini dibuat dan dihasilkan suatu strategi

pembelajaran media elektronik dalam bentuk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pokok bahasan

besaran dan satuan. Secara kualitatif penerapan RPP ini

menjadikan peserta didik aktif sehingga peserta didik bisa

memahami dan membayangkan cara kerja alat ukur

seperti mikrometer sekrup dan jangka sorong melalui

simulasi yang diberikan oleh e-learning.

Page 3: E-Learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran ...hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-E-Learning Sebagai... · dan Satuan yang disampaikan dalam dalam makalah ini

398 Ricky Ramdani/ E-learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran Konvensional Pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan

ProsidingPertemuanIlmiah XXVIII HFI Jateng& DIY, Yogyakarta, 26 April 2014

ISSN : 0853-0823

III. HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penerapan e-learning

Penerapan e-learning di Indonesia belum ada pola

penerapan yang pasti. Namun hal-hal yang perlu

disiapkan dalam penerapan e-learning yaitu: (1)

Penyediaan dan pemanfaatan secara optimal infrastruktur,

media belajar, materi, modul, dan komponen lain yang

diperlukan dalam e-learning. (2) Mengembangkan

jaringan lokal(LAN) atau jaringan internet sesuai dengan

pembelajaran yang akan diterapkan. (3) Mempersiapkan

sumber daya manusia untuk menerapkan e-learning,

seperti pengajar, pengelola administrasi, programmer

dan peran pihak lain yang masih dibutuhkan. Dalam

perkembangannya saat ini umumnya e-learning yang

banyak diterapkan adalah berbasis web. Hal itu karena

ditunjang kemajuan dan penyebaran internet. Dalam

pembelajaran di kelas e-learning dapat diterapkan sesuai

dengan model pembelajaran yang dipakai dan subyek

didik di kelas. Salah satu contoh pada pembelajaran e-

learning ini dapat diterapkan dengan memvisualisasikan

materi pelajaran besaran dan satuan dalam video

interaktif tentang simulasi pengukuran mikrometer

sekrup dan jangka sorong.

Perbedaan konsep pembelajaran konvensional dengan

e-learning yaitu: pada kelas konvensional, guru

dianggap sebagai salah satu komponen sumber belajar

yang bertugas untuk menyalurkan ilmu pengetahuan

kepada siswanya. Sedangkan dalam pembelajaran e-

learning, fokus utamanya adalah siswa. Siswa dituntut

agar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab

dalam pembelajaran. Suasana pembelajaran e-learning

akan menuntut siswa agar berperan lebih aktif dalam

pembelajaran. Selain itu perbedaan utama antara

pembelajaran konvensional dan e-learning adalah pada

pembelajaran konvensional interaksi dilakukan dalam

bentuk tatap muka, sedangkan dalam e-learning

dilakukan melalui media elektronik.

Munculnya e-learning berdampak besar pada dunia

pendidikan. Pihak-pihak yang paling berperan utama

dalam dunia pendidikan pun tidak luput dari dampak e-

learning, diantaranya siswa, guru dan institusi

pendidikan. Para siswa merasakan sensasi belajar yang

benar-benar berbeda dibandingkan kelas konvensional.

Akses mereka terhadap informasi juga meningkat dengan

drastis. Selain itu, siswa juga dapat memilih sendiri cara

belajar yang dirasa paling cocok dengan kepribadian

mereka ketika mengikuti kelas e-learning.

Para guru merasakan dampak dari penggunaan e-

learning terhadap metode pengajaran yang digunakan.

Mereka perlu melakukan adaptasi dalam cara pengajaran

yang disampaikan yang tentunya berbeda dengan metode

konvensional. Selain itu juga diperlukan keahlian dalam

menyediakan materi pembelajaran yang menarik untuk

digunakan melalui sistem e-learning dan menggunakan

fitur-fitur yang disediakan pada sistem e-learning dengan

optimal dan efisien. Institusi pendidikan juga merasakan

dampak dari penggunaan e-learning, khususnya dalam

hal biaya penyelenggaraan pendidikan. Institusi juga

bertanggung jawab untuk mengadakan pelatihan kepada

para tenaga pengajarnya dan menyediakan teknologi atau

media yang menjadi landasan dari sistem e-learning

yang digunakan.

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran e-learning

Dalam kegiatan belajar mengajar perlu dipersiapkan

suatu rancangan pembelajaran terlebih dahulu sehingga

dalam pelaksanaannya dapat terprogram dengan baik dan

diharapkan tujuan pembelajaran tercapai. Materi tentang

Besaran dan satuan dipelajari di kelas X SMA atau MA,

dalam standar kompetensi (SK), Menerapkan konsep

besaran fisika dan pengukurannya. Standar kompetensi

tersebut dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD),

Mengukur besaran fisika dan pengukurannya.

Penggunaan e-learning sebagai pelengkap media

pembelajaran dalam pokok bahasan materi Besaran dan

Satuan dapat dilihat dari rencana kegiatan yang tercantum

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada

RPP tercantum rencana dari kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan penutup. Sehingga dalam pembahasan

aplikasi E-learning sebagai media pelengkap ini akan

dibahas tentang skenario pembelajaran yang tercantum

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Dalam kegiatan pendahuluan guru melakukan beberapa

pertanyaan-pertanyaan motivasi dan Apersepsi yang

mengarah pada materi besaran dan satuan yang

dihubungkan dengan kejadian sehari-hari. Contoh: apa

yang dimaksud dengan pengukuran? Bagaimana cara

mendapatkan hasil pengukuran yang tepat? Dari

pertanyaan- pertanyaan tersebut diharapkan siswa dapat

memberikan jawaban yang beragam namun tetap terarah

pada satu kesimpulan.

Pada kegiatan inti dibuat rancangan sebagai berikut:

(1) Guru Menghimbau siswa untuk membuka situs e-

dukasi.net; (2) Guru Mengarahkan siswa kegunaan fitur-

fitur yang ada dalam situs tersebut; (3) Guru

Membimbing siswa untuk memahami materi pengukuran

panjang dengan jangka sorong dan mikrometer sekrup;

(4) Guru mengarahkan siswa dalam menggunakan

simulasi pengukuran dengan jangka sorong dan

mikrometer sekrup; (5) Siswa memperhatikan dan aktif

berdiskusi.

Pada kegiatan penutup dibuat rancangan sebagai

berikut: (1) Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang

baik; (2) Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan

tentang materi yang didiskusikan; (3) Guru memberi

tugas yang berhubungan dengan materi.

C. Manfaat dan Kegunaan e-learning

Pada awalnya e-learning diproyeksikan sebagai

pengganti metode pembelajaran konvensional, tapi

ternyata e-learning belum dapat menggantikan peran dan

keuntungan dari metode pembelajaran konvensional. Hal

ini terjadi karena metode-metode pembelajaran yang

digunakan dalam e-learning belum dapat menandingi

superioritas metode interaksi tatap muka konvensional.

Akibatnya, sampai dengan saat ini, e-learning dengan

berbagai kelebihannya lebih cocok berperan sebagai

pelengkap bagi metode pembelajaran konvensional.

Page 4: E-Learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran ...hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-E-Learning Sebagai... · dan Satuan yang disampaikan dalam dalam makalah ini

Ricky Ramdani/ E-learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran Konvensional Pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan 399

ProsidingPertemuanIlmiah XXVIII HFI Jateng& DIY, Yogyakarta, 26 April 2014

ISSN : 0853-0823

Dengan menerapkan RPP yang telah dibuat di atas,

secara kualitatif diharapkan dapat mewakili e-learning,

yang berfungsi sebagai pelengkap materi pembelajaran.

Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat

penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang

telah diterima di kelas, serta menuntut keaktifan dan

kreativitas peserta didik.

Pembelajaran melalui e-learning memunculkan

dampak sisi psikologis dalam diri siswa. Hal ini menjadi

isu yang paling utama karena siswa adalah aktor yang

paling utama dalam suatu proses pembelajaran. Dalam

bagian ini, sisi motivasi, disiplin diri, dan emosi adalah

tiga hal yang akan dibahas untuk menganalisa efektivitas

proses pembelajaran dari sisi perspektif siswa.

Motivasi merupakan faktor pemicu individu untuk

melakukan sesuatu. E-learning sebagai kegiatan

pembelajaran menuntut siswa memiliki motivasi yang

kuat apabila ingin sukses dalam proses pembelajaran

yang diikutinya. Terlebih lagi sistem e-learning adalah

sistem yang menuntut usaha dari individu, sehingga

motivasi diri haruslah kuat dan datang dari individu

tersebut.

Emosi memiliki peranan penting dalam proses

pembelajaran, termasuk pembelajaran e-learning. Sistem

e-learning membuat para siswa merasa terisolasi dari

yang lain karena adanya gap baik antar siswa maupun

antara siswa dengan guru. Rasa terisolasi ini seringkali

menyebabkan frustasi dalam diri pengguna e-learning.

Selain itu rasa ketakutan juga muncul karena kurangnya

komunikasi dan kontrol atas situasi dan kondisi dalam e-

learning. Rasa malu terkadang juga muncul sebagai

akibat dari sifat lingkungan e-learning yang sangat

terbuka. Emosi-emosi negatif seperti inilah yang akhirnya

dapat mengurangi motivasi pelajar dalam menggunakan

e-learning. Namun, e-learning tidak hanya menimbulkan

emosi negatif saja. Jika siswa dapat mengadaptasikan

dirinya dengan e-learning, maka emosi positif pun dapat

muncul, seperti antusiasme tinggi dan kebanggaan atas

prestasi yang diperoleh. Untuk itu, yang diperlukan

adalah strategi yang tepat dari sisi siswa untuk

menghadapi kondisi dan situasi dalam e-learning,

sehingga akan meningkatkan efek dari emosi positif dan

mengurangi efek dari emosi negatif.

Mengenai disiplin diri, yang perlu diperhatikan adalah

sifat dari sistem e-learning yang memberi kebebasan bagi

para pesertanya untuk memilih cara belajar yang paling

cocok dengan kepribadian pelajar tersebut. Hal ini

tentunya dapat mendatangkan keuntungan bagi para

pelajar. Namun, para peserta harus dapat menjaga dirinya

agar tetap disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran

dengan baik dan konsisten. Dari hal-hal yang telah

disebutkan sebelumnya, dapat dilihat bahwa sisi

psikologis memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap

sukses atau tidaknya suatu proses e-learning. Namun, hal

ini sering kali dilupakan oleh para pihak yang terlibat

dalam pengembangan e-learning. Akibatnya, sistem yang

dihasilkan boleh jadi memiliki fitur yang kompleks dan

canggih, tetapi kurang memfasilitasi proses pembelajaran

yang diselenggarakan, sehingga akibatnya para pelajar

tidak dapat memanfaatkan sistem yang digunakan dengan

efektif

IV. KESIMPULAN

E-learning sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran

menawarkan banyak manfaat dan kegunaan. Penggunaan

e-learning tetap memiliki tuntutan dan keterbatasannya

sendiri yang patut diperhitungkan oleh setiap pihak yang

ingin turut serta dalam proses e-learning.Walaupun pada

awalnya e-learning diproyeksikan sebagai pengganti

metode pembelajaran konvensional, tapi ternyata e-

learning belum dapat menggantikan peran dan

keuntungan dari metode pembelajaran konvensional. Hal

ini terjadi karena metode-metode pembelajaran yang

digunakan dalam e-learning belum dapat menandingi

superioritas metode interaksi tatap muka konvensional.

Akibatnya, sampai dengan saat ini e-learning dengan

berbagai kelebihannya lebih cocok berperan sebagai

pelengkap bagi metode pembelajaran konvensional.

PUSTAKA [1] Ngadiyo,Pembelajaran E-Learning Dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan, 2007. Website: www.learnframe.com,

diakses tanggal 20 September 2010.

[2] Hasbullah, Implementasi e-learning Dalam

Pengembangan Pembelajaran di Perguruan Tinggi

(Proceeding), SNPTE 2006, UNY, Yogyakarta, 2006.

[3] C. Riyana, Konsep Dasar e-Learning, Dokumen

presentasi pada perkuliahan e-learning di Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,

2007.

[4] J.K. C. Koran, Aplikasi ‘e-Learning’ Dalam Pengajaran

dan Pembelajaran di Sekolah-Sekolah Malaysia,

Kementerian Pendidikan Malaysia.

[5] H. Kamarga, Belajar Sejarah melalui e-learning;

Alternatif MengaksesSumber Informasi Kesejarahan, Inti

Media, 2002.

[6] T. Pambuditama, Pengembangan Media Pembelajaran

Berbasis e-Learning Untuk Meningkatkan Minat Siswa

Terhadap Matematika, UMS, Surakarta, 2010.

[7] W. Sulistyoweni, Pedoman Penjaminan Mutu

Penyelenggaraan e-learning, Universitas Indonesia, 2007.

TANYA JAWAB

? Siti Nurul Hidayah, Univ. Negeri Makasar:

Berapa besar presentasi dari segi kepahaman peserta

didik dari segi pembelajaran konvensional dibandingkan

dengan menggunakan E-Learning ?

@ Ricky Ramdani, STKIP Singkawang:

Metode penelitian yang saya gunakan disini Studi

Literatur, dan secara kualitatif penerapan RPP-nya bisa

menjadikan siswa aktif sehingga siswa dapat memahami

dan membayangkan tentang simulasi alat ukur yang

diberikan oleh e-learning. Jadi tujuannya untuk

memantapkan pemahaman siswa sehingga presentasinya

pemahamannya lebih besar dibandingkan pembelajaran

konvensional.