durian
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara beriklim tropis yang memiliki keanekaragaman
hayati yang tinggi. Tipe topografi Indonesia yang beragam menyebabkan banyak
jenis tanaman daerah tropis maupun subtropis dapat tumbuh dan berproduksi
dengan baik. Salah satu komoditas yang memiliki potensi yang tinggi untuk
dikembangkan di Indonesia adalah tanaman buah, khususnya buah tropis
diantaranya adalah durian (Durio Zibethinus Murray).
Durian (Durio Zibethinus Murray) adalah buah yang memiliki nilai ekonomi
tinggi di Indonesia dengan kisaran pasar yang luas dan beragam, mulai dari pasar
tradisional hingga pasar modern, restoran, dan hotel. Hal ini menunjukan bahwa
komoditas durian sangat potensial untuk diusahakan karena memiliki nilai
ekonomi dan daya saing yang tinggi dibandingkan dengan komoditas buah yang
lain. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak lama sehingga buah ini
sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Buah durian yang mengandung
vitamin C cukup tinggi ini juga memiliki serat pangan yang baik untuk tubuh
(Sobir, 2010).
Durian (Durio Zibethinus Murray) merupakan buah berkulit duri namun
memiliki rasa yang sangat enak dan legit. Buah ini memiliki aroma yang sangat
khas dan menyengat. Buah legit ini banyak sekali jenisnya, di Indonesia saja
terdapat bermacam-macam durian seperti durian sukun, durian merah, durian
1
matahari, durian otong, durian kuning emas, dan lain-lain. Sedangkan durian
monthong bukanlah durian asli Indonesia.
Di Indonesia, pada awalnya durian merupakan tanaman hutan. Oleh karena
rasanya yang luar biasa, durian lalu berkembang menjadi tanaman pekarangan ,
selanjutnya dikebunkan. Di Thailand, karena jauh dari pusat keragaman maka
durian secara cepat berkembang menjadi tanaman budidaya komersial. Seiring
perkembangan teknologi dan budidaya pertanian, di Indonesia durian mulai
dibudidayakan secara intensif sehingga kualitasnya meningkat. Hal ini menjadi
penting terutama karena Indonesia memiliki varietas durian yang sangat beragam.
Dengan dipelihara secara intensif, varietas tersebut akan terjaga keberlanjutannya
dan semakin dikenal di mancanegara (Sobir, 2010).
Tanaman durian dapat diperbanyak secara generatif (biji) atau secara
vegetatif (misalnya okulasi, sambung dan susunan). Tanaman yang berasal dari
biji sering kali mengalami perubahan sifat dari pohon induknya. Karena itu, cara
yang terbaik untuk memperbanyak tanaman durian adalah dengan okulasi,
sambung, atau susunan. Dengan cari ini sifat tanaman akan tetap sama dengan
pohon induknya. Dengan praktek kerja lapang ini bermaksud untuk mempelajari
bagaiman teknik perbanyakan dan pembibitan durian yang benar.
2
B. Tujuan dan Sasaran Praktik Kerja Lapang
Tujuan dari pelaksanaan praktik kerja lapang, antara lain :
1. Mempelajari teknik perbanyakan dan pembibitan tanaman durian (Durio
Zibethinus Murray) di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian
Banjarnegara.
2. Mempraktikan secara langsung teknik teknik perbanyakan dan pembibitan
durian (Durio Zibethinus Murray) di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas
Pertanian Banjarnegara.
3. Mengkaji permasalahan yang ada dalam pelaksanaan teknik teknik
perbanyakan dan pembibitan tanaman durian (Durio Zibethinus Murray) di
UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara.
Sasaran dari pelaksanaan praktik kerja lapang, antara lain :
1. Memperoleh informasi mengenai teknik perbanyakan dan pembibitan (Durio
Zibethinus Murray) di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian
Banjarnegara.
2. Mempraktikan sendiri cara teknik teknik perbanyakan dan pembibitan (Durio
Zibethinus Murray) di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian
Banjarnegara.
3. Memecahkan permasalahan yang ada dalam pelaksanaan teknik perbanyakan
dan pembibitan tanaman durian (Durio Zibethinus Murray) di UPTD Balai
Benih Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara.
3
C. Manfaat Praktik Kerja Lapang
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang teknik teknik perbanyakan dan
pembibitan (Durio Zibethinus Murray).
2. Memperoleh pengalaman dan wawasan tentang cara pengelolaan suatu
organisasi di bidang pertanian.
3. Latihan kerja di bidang pertanian.
4. Hasil praktik kerja lapang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
melaksanakan penelitian.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani Tanaman Durian
1. Taksonomi
Menurut (Sobir, 2010) Berikut ini klasifikasi ilmiah buah durian.
Kingdom : Plantae – Plants
Subkingdom : Tracheobionta – Vascular plants
Superdivision : Spermathophyta – Seed plants
Division (Phylum) : Magnoliophyta – Flowering plants
Kelas : Magnoliopsida – Dicotyledons
Subkelas : Dillenlidae
Order : Malvales
Keluarga : Bombacaceae – Kopok – tree familly
Genus : Durio Adanson – durio
Spesies : Durio zibethinus Murray – durian
Murray adalah seorang ahli yang pertama kali mendengar adanya buah
durian. Akan tetapi, pada waktu itu ia masih memilik pandangan negatif. Ia
menilai bahwa bau buah durian itu sangat mengganggu karena baunya seperti bau
musang (zibethinus). Setelah mencari buah durian sendiri di hutan Malay dan
meneliti kehidupan di sekitanya, menemukan buah durian tersebut. Buah durian
yang didapat itu langsung dibelah dan dimakannya tanpa ragu-ragu. Ia pulang ke
negeri asalnyadan membawa buah durian tersebut. Ia sendiri mencoba
menetralisasi anggapan bahwa buah durian itu tidak enak, berbau busuk, dan
5
sebagainya. Dengan upaya tersebut, banyak orang menyukai buah durian karena
rasanya memang sungguh lezat dan baunya harum. Akhirnya, buah durian
tersebut dinobatkan sebagai raja segala buah (AAK,1997).
Murray alias Alfred Russel Wallace, sebagai ahli pengetahuan alam, sangat
bangga akan hasil buah penemuannya. Ahli lain yang mengenalkan buah durian
adalah C. Lumbolz (AAK,1997 ).
2. Asal Usul Tanaman Durian
Menurut (Sobir,2010) Durian merupakan pohon asli nusantara, dengan pusat
keragaman di Pulau Kalimantan, kata “durian” mengacu pada bentuk kulit
buahnya yang berduri sehingga diberi naman duri dengan akhiran –an, jadilah
kata durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya
berduri tajam. Di beberapa daerah, durian dikenal dengan nama yang berbeda,
yaitu duren (Jawa, Betawi, Gayo), kadu (Sunda), duriang (Manado), duliang
(Toraja), dan rulen (Pulau Seram Timur).
Durio atau durian (Durio zibethinus Murray) adalah tanaman buah asli Asia
Tenggara dengan pusat keanekaragaman tertinggi berada di Borneo. Jenis durian
kira-kira berjumlah 30 jenis. Dari jumlah tersebut, hanya Durio zibethinus yang
ditanam untuk dikonsumsi sebagai bebuahan.
Tanaman durian merupakan jenis pohon hutan basah yang memiliki tinggi
mencapai 30 – 40 m dan garis tengah 2 – 2,5 m. Walaupun umumnya tidak
dikenal di negara barat, durian adalah sebuah komoditas berharga di Asia
Tenggara yang memberikan pengaruh pada kultur dan sejarah dunia. Durian
merupakan jenis buah yang cukup lama ada di dunia. Di Malaysia, nilai ekspor
6
durian tercatat diatas 40%. Sementara di Indonesia, panen beras pernah gagal
hanya karena waktu tanamnya bersamaan dengan panen durian. Itulah sebabnya,
petani lebih tertarik pada durian dibandingkan beras (Sobir, 2010).
3. Morfologi Tanaman Durian
Daun tanaman durian umumnya berbentuk bulat memanjang dengan bagian
ujung meruncing. Letaknya berselang-seling dan pertumbhannya secara tunggal.
Struktur daun agak tebal dengan permukaan daun sebelah atas berwarna hijau
mengilap dan bagian bawah berwarna cokelat atau kuning keemasan.
Buah ini terdiri atas kulit, daging, dan biji. Sesuai dengan namanya, kulit
buah memiliki duri. Warnanya hijau sampai cokelat kekuningan, tergantung pada
tingkat kematangan buah. Daging buah terletak di juring-juring atau pangsa-
pangsa (petak-petak di dalam buah). Jumlah juring dalam sebutir buah durian
bervariasi, tergantung pada jenis varietas durian.
Akar tanaman durian merupakan akar tunggang. Akar ini bisa menembus
tanah sampai kedalaman lebih kurang 3 m (Bernard,2008).
Bunganya besar berbentuk mangkuk dengan benang sari dan mahkota
berwarna kuning emas hingga merah. Bunganya sempurana atau hermafrodit (satu
bunga terdapat benang sari dan putik yang fertil). Bunga keluar secara tunggal
atau berkelompok pada cabang primer hingga cabang sekunder (ranting). Letak
bunga bergantung dengan tangkai panjang. Tanaman dari biji dapat berbunga pada
umur 8 – 15 tahun, sedangkan dari bibit okulasi pada umur 5 – 7 tahun (Hendro,
2008).
7
4. Kandungan Gizi Buah Durian
Daging buah durian mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, tiap 100
gram daging buah mengandung 65 gram air, 134 energi, 2,5 gram protein, 3 gram
lemak, 28 gram karbohidrat, 7,4 mg kalsium, 44 mg fosfor, 1,3 mg besi, dan 175
SI vitamin A, serta 53 mg vitamin C. Sedangkan bau yang dikeluarkan,
disebabkan oleh belerang yang terikat pada asam butirat dan asam organik lain
yang mudah menguap. Senyawa yang baunya paling busuk adalah propanatiol dan
dietil tioeter, selain itu juga senyawa lain yang turut menentukan rasa nyaman dari
buah durian (Setiadi, 2008).
5. Jenis Buah durian
Menurut (Bernard, 2008), jenis durian yang ada di Indonesia adalah :
a. Durio kutejensis
Varietas ini lebih dikenal dengan nama durian lai atau durian daun karena
daunnya lebar. Bunga durian lai berwarna merah dan berukuran lebih besar
daripada durian kebanyakan. Daging buahnya tebal, bertekstur kering, dan hampir
tidak mengeluarkan bau sehingga lebih disukai oleh orang Eropa. Warnanya
kuning tua, kuning putih, dan merah. Serta rasanya manis.
b. Durio oxleyanus
Durian yang tumbuh liar di hutan basah ini lebih dikenal dengan nama
durian kerantongan. Berat buahnya hanya 200 – 400 gram dengan duri panjang
dan rapat berwarna hijau. Walaupun berukuran kecil, daging buahnya berasa
manis. Daging buahnya itu berwarna kuning tua dan bertekstur halus. Di habitat
aslinya tinggi pohon dapat mencapai 40 m.
8
c. Durio dulcis
Sosok pohon durian yang satu ini tidak jauh berbeda dengan durian
kebanyakan. Yang membedakan adalah warna kulitnya yang merah dengan berat
buah 400 – 1000 gram. Daging buahnya tebal, berasa manis, serta bertekstur halus
dan lembek. Durian ini tidak mempunyai nilai ekonomis untuk dikebunkan.
d. Durio graveolens
Durian ini lebih dikenal dengan nama labelak. Bunganya muncul di ujung
batang yang lebih tua. Kulit buahnya ada yang berwarna hijau, kuning, cokelat,
dan ada pula yang berwarna merah. Berat buahnya mencapai 400 – 2000 gram.
Daging buahnya tebal, berwarna merah, bertekstur dan kering, serta berasa manis.
Aromanya harum sedang.
e. Durio grndiflorus
Daun durian ini tergolong panjang karena bisa mencapai 24 cm dengan lebar
mencapai 3,8 cm. Bunganya berdiameter 8 – 12 cm dan muncul di cabang yang
sudah tua.
f. Durio testudinarium
Durian ini lebih dikenal dengan nama durian kura-kura. Buahnya muncul di
pangkal batang bagian bawah dan jarang muncul di bagian atas pohon. Daging
buahnya agak tebal dengan warna kuning atau putih dan berasa manis.
9
B. Manfaat Tanaman Durian
Daging bauh durian yang telah matang dapat dimakan segar. Sisa buah dapat
dibuah lempok (dodol) dan tempoyak (asinan). Buah yang tua, tetapi belum
matang dapat dibuat tepung durian. Kayunya baik sekali untuk bahan bangunan.
Sari buah durian digunakan untuk aroma es krim (Hendro, 2008).
Menurut (AAK, 1997), selain hasil utama tanaman durian ialah buahnya.
Ada pula hasil ikutan, antara lain :
1. Tanaman durian dapat dimanfaatkan sebagai pencegah erosi di lahan yang
miring, terutama tanah yang miring ke timur karena intensitas sinar matahari
pagi yang diterima akan lebih banyak. Perakaran durian akan
mencengkeram lapisan tanah atas sehingga tanag tersebut terbebas dari
erosi. Adapun sisa-sisa tanaman akan tertahan oleh batang-batang durian
sehingga dapat menyuburkan tanah.
2. Batang durian dapat digunakan untuk bahan bangunan atau perkakas rumah
tangga. Kendati tidak termasuk kelas istimewa kayu durian dapat digunakan
sebagai bahan bangunan. Kayu durian setaraf dengan kayu sengon sebab
kayu durian cenderung lurus. Di samping itu, kayu durian bisa diolah
menjadi kayu lapis olahan dan mudah dibubut serta dibentuk menjadi
perkakas rumah tangga, seperti rak gelas dan piring, sendok nasi, alu,
lumpang, dan lain-lain.
3. Biji durian memiliki kandungan pati yang cukup tinggi sehingga berpotensi
sebagai alternatif pengganti bahan makanan. Biji durian sebagai bahan
makanan memang belum memasyarakat di Indonesia. Di Thailand, biji
10
durian sudah cukup memasyarakat untuk dibuat bubur dengan cara diberi
campuran daging buahnya. Bubur biji durian ini menghasilkan kalori yang
cukup potensial bagi manusia.
4. Kulit durian dapat dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus. Caranya
adalah dengan dijemur sampai kering, kemudian dibakar sampai hancur dan
abunya dipakai untuk mencuci piring dan gelas. Di samping itu, abu kulit
dapat juga digunakan untuk campuran media tanaman di dalam pot, baik
tanaman indoor maupun bebungaan.
C. Aspek Ekologi Tanaman Durian
Menurut (Bernad, 2008), tanaman durian akan tumbuh secara optimal di
daerah tropis. Untuk bertanam durian secara intensif dibutuhkan tempat dengan
ketinggian 50 – 600 m di atas permukaan laut. Ketinggian tempat akan
berpengaruh terhadap waktu pembungaan dan kematangan buah. Durian yang
ditanam di tempat yang tinggi akan lebih lambat waktu berbunganya
dibandingkan dengan yang ditanam di dataran rendah. Begitu pula dengan proses
kematangan buah. Buah yang ditanam di tempat yang tinggi akan lebih lambat
masaknya dibandingkan dengan yang ditanam di tempat yang rendah.
Selain itu, tempat ideal untuk menanam durian adalah yang memiliki
intensitas cahaya matahari 40 – 50% dengan suhu 22 – 300C. Curah hujan yang
ideal adalah 1500 – 2500 mm per tahun. Tempat itu juga sebaiknya memiliki
bulan basah selama 9 – 11 bulan per tahun dan bulan kering selama 3 – 4 bulan
untuk merangsang pertumbuhan bunga. Tanaman durian dapat ditemukan juga di
11
daerah dengan iklim sedang yang memiliki bulan basah 7 – 8 bulan per tahun.
Tanah yang cocok untuk tanaman durian adalah tanah lempung berpasir yang
subur dan memiliki banyak kandungan bahan organik. Jenis tanah latosol,
podsolik, atau andosol merupakan jenis tanah yang paling cocok untuk tanaman
durian.
D. Teknik Budidaya Tanaman Durian
Durian dapat diperbanyak dengan biji yang tua, okulasi, susunan, dan
sambung. Namun, bibit hasil okulasi lebih populer dan dianjurkan daripada biji.
Sebagai batang bawah digunakan tanaman dari biji yang telah berumur 4 – 8
bulan. Jenis durian untuk batang bawah belum ada yang khusus, tetapi dianjurkan
menggunakan jenis durian kompetibel (serasi) dan sehat.
Pada saat ini, penggunaan durian okulasi atau sambung lebih populer
walaupun harganya mahal. Bibit okulasi atau sambung lebih terjamin karena
mutunya sesuai dengan keunggulan pohon induk dan lebih seragam.
Perubahan sifat mungkin terjadi karena penggunaan bibit batang bawah
yang kurang tepat (tidak kompetibel). Kejadian ini biasa ditemukan pada tanaman
durian okulasi atau sambung dengan batang bawah dari biji yang dikumpulkan
dari pedagang durian (biji sapuan).
Menurut (Hendro, 2008), bibit okulasi dalam keranjang atau polibag umur
satu tahun (tinggi lebih dari 70 cm) ditanam dengan jarak 8 meter x 8 meter atau
10 meter x 10 meter atau 12 meter x 12 meter, tergantung varietas dan pola tanam.
Lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm dipupuk dengan pupuk kandang
12
sebanyak dua blek atau 40 kg per lubang. Pupuk buatan NPK sebanyak 50 – 2000
gram per pohon diberikan empat kali setahun, sesuai umur. Pada umur 1 – 6
tahun diberikan 50 – 500 gram per tahun. Sesudah berbuah, pemupukan cukup
diberikan dua kali setahun menjelang berbunga dan setelah panen buah sebanyak
500 – 2000 gram per tahun. Bunga akan muncul berkelompok pada cabang
horizontal.
Setelah benang sari dan mahkota bunga gugur, selanjutnya mulai tampak
pentil buah. Bila perlu, pentil buah dibungkus dengan kantong plastik hitam untuk
mencegah serangan penggerek buah. Untuk mencegah buah jatuh ke tanah setelah
matang, dianjurkan mengikat buah dengan tali rafia pada cabang terdekat.
Pengikatan buah dilakukan setelah buah sebesar bola kaki atau sebelum tua.
Pemangkasan dilakukan pada tunas liar atau tunas air dan cabang sakit.
Cara perbanyak tanaman secara vegetatif, antara lain :
1. Perbanyak dengan cara stek
Perbanyak dengan cara stek adalah perbanyak tanaman dengan
menumbuhkan potongan atau bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk
sehingga menjadi tanaman baru. Stek pucuk umu dilakukan untuk perbanyakan
tanaman bebuahan.
a. Persyaratan
Bahan stek berupa cabang yang sehat, tidak terlalu tua atau telalu muda.
b. Alat dan Bahan
Pisau, Polibag berisi media, Guting tanaman.
c. Langkah-langkah
13
Secara garis besar, langkah-langkah perbanyak stek pucuk adalah :
Pilihlah pohon induk yang dikehendaki sebagai sumber pengambilan stek.
Pilihlah disesuaikan dengan sifat yang dikehendaki, menurut tujuan
pertanaman.
Pilihlah cabang dari pohon induk yang sesuai dengan persyaratan untuk
bahan stek.
Potonglah cabang yang terpilih dengan arah potong serong atau miring.
Pangkaslah daun sehingga tersisa sepasang daun.
Potonglah daun yang tersisa sehingga tertinggal 1/3 – 1/2 bagian.
Rendamlah pangkal stek dengan zat perangsang (misalnya Rootone F)
untuk merangasang pertumbuhan akar stek.
Tanamlah stek dalam polibag yang telah diisi dengan media.
Tempatkanlah polibag dalam naungan.
Siramlah dengan air secukupnya dan teratur.
2. Perbanyak dengan cara cangkok
Mencangkok adalah suatu teknik perbanyakan tanaman dengan cara
merangsang pertumbuhan perakaran pada cabang pohon sehingga dapat
ditanam sebagai tanaman baru. Cara merangsang pertumbuhan pertumbuhan
akar dapat dilakukan dengan mengupas kulit luar cabang dan selanjutnya
cabang yang terkupas diberi media tanah.
a. Pesrsyaratan pohon yang akan dicangkok
adalah :
Persyaratan utama :
14
Tumbuh baik dan sehat.
Produktivitas tinggi.
Persyaratan lainnya :
Setelah persyaratan utama terpenuhi pilihlah satu cabang atau ranting
dengan persyaratan sebagai beriku :
Arah pertumbuhan cabang tegak atau condong ke kiri 450.
Cabang berukuran sebesar ibu jari sampai dengan pergelangan tangan
orang dewasa.
Cabang tidak terlalu muda atau terlalu tua karena cabang yang terlalu tua
akan sukar keluar akarnya dan yang terlalu muda akan mudah patah serta
lambat berbuah.
Panjang dari ujung cabang sampai tempat sampai tempat cangkokan 50 –
100 cm tergantung besar cabang yana akan dicangkok.
b. Alat dan Bahan yang diperlukan untuk
mencangkok
Pisau yang tajam dan bersih untuk mengupas kulit cabang.
Plastik putih atau sabut kelapa untuk pembungkus kulit pohon.
Tali rafia atau tali bambu untuk pengikat.
Tanah yang subur atau mos sabut kelapa yang sudah dihancurkan untuk
media tumbuh akar.
Gunting tanaman.
Kuas untuk membersihkan kambium.
15
c. Langakah-langkah perbanyakan dengan
cangkok adalah :
Pilih pohon induk sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki.
Pilihlah cabang pada pohon induk yang memenuhi persyaratan pada di
atas.
Kupaslah kulit cabang pada salah satu buku selebar kira-kira 4 cm.
Bersihkanlah kambium yang terdapat pada cabang yang telah dikupas, dan
keringkanlah selama 1 hari, untuk tanaman yang bergetah keringkanlah 3
– 4 hari.
Buatlah media berupa campuran pupuk kandang dan tanah dengan
perbandingan 1:2.
III. METODE KERJA PRAKTIK
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik
Kerja praktik dilaksanakan di UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas
Pertanian Banjarnegara selama 25 hari, yaitu antara bulan Januari sampai
Februari. Tempat kerja praktik yaitu suatu Balai yang bergerak di bidang produksi
benih hortikultura.
B. Materi Kerja Praktik
Materi yang akan digunakan dalam kerja praktik, yaitu:
1. UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara.
16
2. Peralatan (alat tulis, cangkul, sabit, dan lain-lain) dan bahan untuk melakukan
pengembangan durian.
C. Metode Kerja Praktik
Kerja praktik dilakukan dengan metode magang, yaitu berpartisipasi akif
dalam semua kegiatan pengembangan tanaman durian di UPTD Balai Benih
Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara. Untuk melengkapi data yang
dibutuhkan, dilakukan survei terhadap kegiatan pengembangan tanaman durian di
UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara. Wawancara
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada para staff dan pekerja setempat
yang menangani budidaya dan pengembangan tanaman durian di UPTD Balai
Benih Hortikultura Dinas Pertanian.
D. Cara Pengambilan Data
Metode kerja praktik dimaksudkan untuk mendapatkan data primer dan
data sekunder
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil melalui pengamatan secara langsung
di lapangan yaitu kegiatan pengembangan tanaman durian. Pengambilan data
primer ini didukung dengan foto dokumentasi yang diambil pada saat pelaksanaan
praktik kerja lapang.
2. Data sekunder
17
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung yaitu data
yang diambil dari arsip, studi pustaka dan pustaka lain yang berkaitan dengan
pengembangan tanaman durian, termasuk informasi mengenai keadaan umum
UPTD Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian Banjarnegara.
18
IV. JADWAL PELAKSANAAN
Tabel 3. Jadwal pelaksanaan praktik kerja lapang
NoKegiatan
Minggu ke-
1 2 3 4
1Persiapan dan pengenalan kondisi lingkungan Kerja
Praktik.
2
Pengambilan data primer dan sekunder di bagian
administrasi maupun pada kegiatan Balai terutama yang
berkaitan dengan kegiatan pengembangan lengkeng
3
Mengamati dan melakukan secara langsung kegiatan pengembangan tanaman
lengkeng..4 Pembuatan laporan mingguan.
5Melengkapi data yang
diperlukan.
19