dukungan keluarga bagi lanjut usia (lansia) di...

180
DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDA (PSTW) BUDI MULIA 3 CIRACAS JAKARTA TIMUR (Studi Kasus Nenek Sutinem) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Nur Intan Saputri 1112054100011 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Upload: lydang

Post on 06-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA)

DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDA (PSTW) BUDI MULIA 3

CIRACAS JAKARTA TIMUR

(Studi Kasus Nenek Sutinem)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

Nur Intan Saputri

1112054100011

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANSIA

DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDA (PSTW) BUDI MULIA 3

CIRACAS JAKARTA TIMUR

(Studi Kasus Nenek Sutinem)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar sarjana sosial (S. Sos)

Oleh:

Nur Intan Saputri 1112054100011

Pembimbing

~~ Nurhayati 1~. Si

NIP.l9740809 199803 2 002

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SY ARIF HIDAY A TULLAH

JAKARTA

1437 HI 2016 M

Page 3: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Dukungan Keluarga bagi Lanjut Usia (LANSIA) di Panti

Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 3 Ciracas Jakarta Timur (Studi

Kasus Nenek Sutinem) telah diujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UTN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tanggal 19 September

2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

Kesejahteraan Sosial (S.Sos) pada Program ,Studi Kesejahteraan Sosial.

Jakarta, 19 September 2016

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Penguji I Penguji II

NIP.19771127 2007101 001

Pembimbing

s SE M.Si

NIP.19740809 19 803 2 002

Page 4: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

LEMBARPERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata (S 1) Jurusan Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari saya terbukti bahwa dalam penulisan skripsi ini bukan hasil

karya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain dalam (plagiat),

maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,

Page 5: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

i

ABSTRAK

Nur Intan Saputri

Dukungan Keluarga bagi Lanjut Usia (LANSIA) di Panti Sosial Tresna Werdha

(PSTW) Budi Mulia 3 Ciracas Jakarta Timur (Studi Kasus Nenek Sutinem)

Penelitian ini penting karena suatu hari nanti saya akan menjadi lanjut usia

(Lansia). Lanjut usia (Lansia) merupakan sebuah siklus hidup manusia yang hampir

pasti dialami setiap orang. Kenyataan saat ini, setiap kali menyebut kata lansia yang

terbesit di benak kita adalah seseorang yang tidak berdaya. Alasannya karena angka

usia harapan hidup yang tinggi, kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah lansia

suatu saat nanti akan semakin besar. Dalam Islam mengajarkan kepada setiap anak

untuk senantiasa menghormati,menyayangi dan patuh terhadap perintah orang tua.

Tidak boleh berani melawan kepada orang tua bahkan menelantarkan mereka. Oleh

karena itu lanjut usia (Lansia) sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan dukungan

khususnya keluarga. Dukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi

sepanjang hidup dimana didalamnya terdapat sebuah informasi, saran, bantuan nyata

dan sikap yang diberikan oleh keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk

menggambarkan bagaimana dukungan keluarga yang diberikan kepada lanjut usia

(Lansia) di Panti Tresna Werdha Budi Mulia 3 Ciracas Jakarta timur.

Metode yang peneliti gunakan dalam skripsi ini ialah metodologi penelitian

kualitatif dimana dalam teknik pengumpulan data peneliti melakukan wawancara dan

observasi.Teknik pemilihan informan yang peneliti gunakan ialah purposive sampling

dan snowball sampling dimana peneliti menunjuk pekerja sosial terlebih dahulu untuk

dapat memberikan informasi yang peneliti butuhkan,lalu pekerja sosial tersebut akan

merujuk informan lainnya yang dapat membantu peneliti dalam memilih klien sesuai

dengan kriteria yang telah peneliti tetapkan, yakni berdasarkan lansia yang tinggal di

panti karena keinginan keluarga dan masih memiliki keluarga.

Adapun hasil temuan yang peneliti dapatkan mengenai dukungan keluarga

yang diberikan oleh keluarga kepada lansia adalah cukup baik. Dimana nenek

Sutinem mendapatkan dukungan seperti dukungan fisiologis, dukungan psikologis,

dan dukungan sosial dari keluarga. Meskipun begitu nenek Sutinem merasa dibuang

oleh keluarganya. Alasan Sutinem tinggal di panti karena Sutinem memiliki

hubungan tidak baik dengan menantunya sering bertengkar jadi anaknya

menempatkan ibunya di panti.

Page 6: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji senantiasa peneliti panjatkan atas segala karunia Allah SWT, yang

telah menciptakan makhluk-Nya dengan penuh cinta dan kasih serta mengajarkan

manusia untuk mencintai sesama manusia hanya karena Allah semata. Shalawat dan

salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar kita yakni Nabi Muhammad

SAW, para keluarga, para sahabatnya, serta para umatnya yang insya Allah hingga

kini terus mencintainya.

Skripsi dengan judul “Dukungan Keluarga Bagi Lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Mulia 03 Ciracas Jakarta Timur (Studi Kasus Nenek Sutinem)”.

Merupakan salah satu wujud upaya peneliti dalam mengetahui dukungan keluarga

bagi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Ciracas Jakarta Timur.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal

tersebut disebabkan oleh keterbatasan yang peneliti miliki. Oleh karena itu segala

kritikan dan masukan yang bertujuan membangun sungguh merupakan suatu yang

sangat berharga dan membantu peneliti dalam membuat skripsi ini karenanya, sudah

sepantasnya peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed., Ph.D, selaku Wadek Bid. Akademik, Ibu

Dr. Roudhonah, M.Ag, selaku Wadek Bid. Adkum, Bapak Dr. Suhaimi, M.Si,

selaku Wadek Bid. Kemahasiswaan.

2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida M.Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan

Sosial, Hj. Nunung Khairiyah MA, selaku Sekretaris Program Studi, dan para

Page 7: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

iii

dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah banyak ilmu dan

pengalamannya kepada penulis.

3. Ibu Nurhayati Nurbus M.Si selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

meluangkan waktunya dalam membantu dan memberikan pengarahan serta

bimbingannya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini, sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan dan

membimbing peneliti selama melaksanakan perkuliahan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Seluruh pegawai Perpustakaan Dakwah dan Perpustakaan Utama atas pelayanan

dan tersedianya buku-buku yang peneliti butuhkan dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Akmal Towe selaku Ketua Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03

Ciracas Jakarta Timur

7. Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Ciracas Jakarta Timur yang telah

mengizinkan peneliti dalam melakukan penelitian.

8. Para staff dan petugas PSTW yang telah bersedia di wawancarai oleh peneliti.

9. Bapak dan Mama peniliti yang selalu menjadi penyemangat dan terimakasih

untuk kasih sayangmu selama hidupku dan akhirnya cita-cita kalian agar penulis

menjadi sarjana sudah penulis penuhi

10. Terimakasih untuk kedua kakak ku perempuan yang hebat serta kakak iparku dan

terus memberikan dukungan serta doa, aku menyayangi kalian.

11. Spesial buat kak R yang selalu ada memberi dukungan untuk peneliti sampai saat

ini peneliti ucapkan terimakasih banyak.

12. Sahabat tersayang peneliti, Baety Mubarokah, Nia Waliani, Rina Gustina dan

Ester Kartika Sari yang telah amat sangat peneliti kasihi dan sayangi serta selalu

menerima penulis apa adanya dengan segala kekurangan yang ada pada diri

peneliti. Semoga kita selalu selamanya bersahabat.

13. Teman-teman tercinta Kesejahteraan Sosial angkatan 2012 yang telah memberi

dukungan selama ini.

Page 8: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

iv

14. Teman-teman Pratikum I bersama Wawan, Erik, Mila, Fanhari, Halim dan

teman-teman Pratikum II bersama Rosidah, Nafisah, Annisa, Hikmah, Angga,

Fanhari dan Fajri terimakasih atas semua kerja samanya.

15. Terimakasih untuk kakak, adik-adik, dan teman-teman di LDK Syahid tercinta.

16. Kawan seperjuangan di UIN Jakarta yaitu Keluarga Besar Asy-Syams.

17. Seluruh pihak yang telah membantu dalam peyusunan laporan penelitian ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah mendukung baik secara lansung

maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini namun tidak menghilangkan

rasa hormat dan terimakasih peneliti kepada kalian.

Peneliti tidak mampu memberikan balasan apa-apa atas segala asa yang

diberikan, dan hanya mampu menyampaikan terimakasih yang setulus-tulusnya

dengan iringan doa semoga segala pengorbanan dan bantuan dari semua pihak dapat

dicatat sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini mampu memberikan manfaat,

baik bagi penulis mahasiswa kesejahteraan sosial juga pembaca lainnya. Ridho dan

keikhlasan dari para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi selalu

penulis harapkan, semoga ilmu yang diberikan kepada kami dapat bermanfaat untuk

pengabdian di masyarakat.

Ciputat, 19 September 2016

Penulis

Nur Intan Saputri

Page 9: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR……………………………………………………. . ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 10

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 11

D. Perumusan Masalah .................................................................... 12

E. Tujuan Penelitian......................................................................... 12

F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 12

G. Metodologi Penelitian ................................................................ 13

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 25

A. Dukungan Keluarga............................................. ...................... 25

1. Pengertian Dukungan Keluarga ................................................. 25

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga ....... 26

3. Bentuk Dukungan Keluarga .................................................. 28

4. Sumber Dukungan Keluarga ................................................. 30

5. Fungsi Dukungan Keluarga ................................................... 30

B. Dukungan Sosial ........................................................................ 32

1. Pengertian Dukungan Sosial ................................................ 32

2. Jenis-jenis Dukungan Sosial ................................................ 32

3. Komponen Dukungan Sosial ............................................... 33

4. Manfaat Dukungan Sosial .................................................... 36

C. Lansia ......................................................................................... 37

1. Pengertian Lanjut Usia ......................................................... 37

2. Kebutuhan Lanjut Usia ........................................................ 38

3. Hak dan Kewajiban Lanjut Usia .......................................... 40

Page 10: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

vi

4. Karakteristik Lanjut Usia ..................................................... 41

5. Tugas Perkembangan Lanjut Usia ....................................... 44

D. Teori Fungsional ........................................................................ 45

E. Teori Proses Menua.................................................................... 47

1. Teori Biologis ...................................................................... 47

2. Teori Sosial .......................................................................... 48

3. Teori Penarikan Diri ............................................................. 53

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA ........................................... 55

A. Latar Belakang Pendirian Lembaga .......................................... 55

B. Tujuan, Visi dan Misi Lembaga ................................................. 56

C. Falsafah Lembaga ...................................................................... 57

D. Struktur Organisasi Lembaga ..................................................... 59

E. Program ...................................................................................... 61

F. Jangkauan Layanan .................................................................... 66

G. Sumber Daya Manusia ............................................................... 68

H. Sarana dan Prasarana Lembaga .................................................. 69

I. Kemitraan Dengan Pihak Luar ................................................... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN & ANALISA ......................................... 76

A. Profil (Informan) ....................................................................... 76

B. Bentuk Dukungan Keluarga ....................................................... 79

C. Fungsi Dukungan Keluarga........................................................ 84

D. Komponen Dukungan Sosial ..................................................... 88

E. Kebutuhan Lanjut Usia .............................................................. 93

F. Kateristik Lanjut Usia ................................................................ 96

BAB V PENUTUP.………………………………………….. .................. 114

A. Kesimpulan ................................................................................ 114

B. Saran ........................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

vii

DAFTAR TABEL

1. Table 1.1 Informan…………………………………………........................18

2. Table 1.2 Struktur Organisasi PSTW………………………………………41

3. Table 1.3 Data Jumlah Lanjut Usia………………………………………...51

Page 12: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Keluarga mempunyai peran yang penting dalam keperawatan karena

keluarga menyediakan sumber-sumber yang penting untuk memberikan

pelayanan kesehatan bagi dirinya dan orang lain dalam keluarga. Dalam

sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit, cidera, perpisahan) akan

mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga dalam hal tertentu.

Keluarga adalah kelompok orang yang ada hubungan darah atau

perkawinan. Orang-orang yang termasuk keluarga adalah ibu, bapak,

dan anak-anaknya. Ini disebut keluarga batih (nuclear family). Keluarga

yang diperluas (extended family) mencakup semua orang dari satu

keturunan dari kakek dan nenek yang sama, termasuk keturunan suami

dan istri. Keluarga mempunyai fungsi untuk berkembang biak,

mensosialisasi atau mendidik anak, dan menolong serta melindungi

yang lemah, khususnya orang yang telah lanjut usia.1

Adapun kewajiban keluarga pada lansia yakni memberikan perhatian

pada lanjut usia dan mengupayakan lansia agar tidak terlalu tergantung pada

orang lain dan mampu membantu diri sendiri. Hal ini sejalan dengan

kedudukan dan peranan lansia dalam keluarga yang dianggap sebagai orang

1 Kusdwiratri Setiono, Psikologi Keluarga (Bandung : P.T Alumni, 2011) cet. 1h. 24.

Page 13: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

2

yang harus dihormati dan dihargai apalagi dianggap memiliki prestise yang

tinggi dalam masyarakat.

Direktorat Lansia Kemsos RI memiliki beberapa program

diantaranya yaitu Home Care, Day Care, Nursing Care, Family

Support, UEP (Usaha Ekonomi Produktif), dan JSLU (Jaminan Sosial

Lanjut Usia) diganti ASLUT (Asistensi Lanjut Usia Terlantar). Pada

program Home Care ini adalah bentuk pelayanan bagi lanjut usia yang

berada di rumah dengan didampingi oleh seseorang pendamping

dalam pemenuhan kebutuhannya. Pendamping ditunjuk oleh provinsi

yang nantinya akan membimbing atau merawat kakek dan nenek yang

ada di rumah. Program ini bertujuan meningkatkan peran serta

keluarga dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

lanjut usia, meningkatkan kerja sama dan partisipasi aktif Lembaga

Kesejahteraan Sosial dalam pelayanan pendampingan dan perawatan

sosial lanjut usia di rumah dan memberikan pendampingan terhadap

lanjut usia yang mempunyai hambatan fisik, mental, sosial, ekonomi,

dan spiritual sehingga lanjut usia dapat mengatasi masalahnya dan

dapat hidup secara wajar. Anggaran dari kemensos untuk program

Home Care adalah sebesar Rp. 1.200.000

Pada program Day Care ini adalah program pelayanan harian

lanjut usia yang dilakukan oleh LKS jangkauan untuk kakek dan

nenek yang masih memiliki potensi dan memiliki keluraga tinggal di

Page 14: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

3

sekitar LKS. Mereka diberikan kegiatan tidak saja untuk pengisian

waktu luang, melainkan untuk meningkatkan produktivitas seperti

membuat keset. Pada program Nursing Care adalah bentuk pelayanan

perawatan yang dilakukan di dalam LKS ada juga yang di panti.

Nursing Care adalah program terbaru pada tahun 2015. Fasilitas

perawatan jangka panjang membutuhkan biaya, fasilitas dan tim yang

lengkap seperti perawat yang tinggal dipanti. Kakek atau nenek yang

di rawat di rumah sakit perawatan jangka lama untuk pengobatan

medis sudah dinyatakan sembuh tapi secara psikologis belum maka

dikembalikan ke panti dengan syarat di panti tersebut memiliki

peralatan yang lengkap. Salah satu panti yang ada program Nursing

Carenya adalah Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti Ria

Pembangunan di cibubur.

Family Support adalah pelayanan bagi kakek atau nenek yang

tinggal di keluarga atau anaknya yang sangat miskin otomatis kakek

atau nenek tersebut juga miskin dan kebutuhan gizi atau makanan nya

kurang mencukupi. Anggaran dana yang dikeluarkan sebesar Rp.

3.000.000 sekali bantuan. Program ini memiliki tujuan memberikan

bantuan dan dukungan kepada lanjut usia potensial melalui

peningkatan peran keluarga guna memperkuat ketahanan sosio-

Page 15: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

4

ekonomi yang memungkinkan lanjut usia terlindungi dari resiko sosial

sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan.2

Program UEP (Usaha Ekonomi Produktif) diperuntukan untuk

lansia yang masih potensial Kemensos memberikan bantuan berupa

dana sebesar Rp.1.500.000 sekali bantuan. Diharapkan bisa membuka

usaha sendiri seperti berjualan tempe goreng.

Pertumbuhan penduduk Lansia di seluruh dunia berjalan sangat cepat

dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pertumbuhan Lansia di Negara

berkembang, jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas diperkirakan meningkat

menjadi 20% antara tahun 2015-2050. Sementara Indonesia berada di urutan

keempat setelah China, India, dan Jepang. Penduduk lansia di Indonesia tahun

2000 berjumlah 14,4 juta (7,8%), pada tahun 2005 berjumlah 18,2 juta orang

atau 8,2%. Pada tahun 2007 penduduk lansia Indonesia berjumlah 18,7 juta

(8,42%), tahun 2010 meningkat menjadi 9,77% dan pada tahun 2020

diperkirakan menjadi dua kali lipat berjumlah 28,8 juta (11,34%).3

Peningkatan jumlah ini akan membawa dampak terhadap berbagai aspek

kehidupan, baik pada diri yang bersangkutan, keluarga dan masyarakat.

Secara individu, proses penuaan (aging process) merupakan proses alami

2 Kementrian Sosial RI, Petunjuk Pelaksanaan Uji Coba Family Support Kesejahteraan

Sosial Lanjut Usia (Jakarta :2014) h.7 3 Universitas Pendidikan Indonesia , “Pertumbuhan Lanjut Usia,”artikel diakses pada 12

Januari 2016 dari http://repository.upi.ac.id/bistream/123456789/39240/3/Chapter%2011.pdf

Page 16: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

5

yang tidak dapat dielakkan, berpengaruh terhadap segi kehidupan fisik,

mental, sosial maupun spiritual.4

Dalam ketentuan-ketentuan Undang-Undang No. 13 Tahun 1998

tentang kesejahteraan Lansia, mengenai pengertian lanjut usia, yaitu seseorang

yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.5 Asas peningkatan kesejahteraan

lanjut usia adalah keimanan, dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

kekeluargaan, keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam kehidupan.

Dengan arah agar lanjut usia tetap dapat diberdayakan sehingga berperan

dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi kearifan,

pengetahuan, keahlian, keterampilan pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya

serta terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahteraan.

Ajaran Islam sangat jelas menegaskan tentang keharusan kita berbuat

baik kepada kedua orang tua, bahkan ketika mereka berusia lanjut.

Diantaranya adalah tercantum dalam Surah Al Israa‟ (17; 23-24)

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia

dan hendaklah berbuat kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya

4 Dadang Hawari, Sejahtera di Usia Senja (Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, 2007) h. 6 5 Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia Bab 1 Pasal 1

Page 17: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

6

atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-

kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan

janganlah engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada kedua-nya

perkataan yang baik.” Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan

penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya

sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil!”

Oleh karena itu sangat disayangkan apabila ada seseorang yang sampai

menelantarkan mereka, bahkan sampai melakukan kekerasan serta tidak peduli

akan keberadaan mereka, walau bagaimanapun mereka adalah seseorang yang

perlu mendapatkan perhatian, sekaligus pelayanan yang memadai untuk

keberlangsungan hidup para orang tua atau lansia yang terlantar.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, beliau berkata, “Seseorang datang

kepada Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam dan berkata, „Wahai Rasulullah,

kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?‟ Nabi Shalallaahu „alaihi

wasallam menjawab, „ibumu! Dan orang tersebut kembali bertanya, „kemudian

siapa lagi?‟ Nabi shalallaahu „alaihi menjawab, „Ibumu!‟ Dan orang tersebut

kembali bertanya, „kemudian siapa lagi?‟ Nabi shalallaahu „alaihi menjawab,

„Ibumu!‟ orang tersebut bertanya kembali, „kemudian siapa lagi,‟ Nabi

shalallaahu „alaihi menjawab, „kemudian ayahmu.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Hadist tersebut menunjukan bahwa kecintaan dan kasih sayang

terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap

seorang ayah. Nabi shalallaahu „alaihi wasallam menyebutkan kata ibu

sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita

mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan

dalam mnghadapi masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada

saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga

bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak

memilikinya.

Page 18: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

7

Maka dengan adanya lembaga pemerintah yang khusus

menanggulangi masalah lansia terlantar ini, diharapkan dapat membangun dan

melahirkan perubahan dalam masyarakat yang lebih maju.

Lembaga Pemerintah atau Panti Sosial ini sebagai pusat kegiatan

pelayanan sosial yang sangat ditunggu peran aktifnya oleh masyarakat untuk

menjawab persoalan yang dapat meresahkan masyarakat. Pelaksanaan

pemberdayaan Panti Sosial Tresna Werdha dalam menanggulangi lansia yang

mempunyai program pemberdayaan berupa pelayanan sosial seperti pembinaan

keagamaan, olahraga, pelatihan keterampilan dalam proses pelaksanaan

pemberdayaan.

Pelatihan keterampilan seperti menjahit, membuat keset, membuat

tempat tisu dari mute-mute, serta membuat bunga yang terdapat di Panti Sosial

Tresna Werdha ini dapat memberikan kemampuan pada mereka sangat penting

suatu karya atau hasil yang berguna dan bermanfaat yang membuat lansia bisa

berlatih hidup mandiri dalam berperilaku, serta mempunyai jiwa yang kreatif

Elizabeth B. Hurlock menggambarkan secara umum kondisi lanjut

usia yaitu, keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus tergantung pada

orang lain. Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan

untuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya. Menentukan

kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik.

Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang telah meninggal

Page 19: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

8

atau pergi jauh dan atau cacat. Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi

waktu luang yang semakin bertambah. Belajar unuk memperlakukan anak

sudah besar sebagai orang dewasa. Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat

yang secara khusus direncanakan untuk orang dewasa. Mulai merasakan

kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk orang berusia lanjut dan memiliki

kemauan untuk mengganti kegiatan lama yang erat dengan kegiatan yang lebih

cocok.6

Oleh karena itu, lanjut usia ini memerlukan perhatian khusus dari

semua pihak, mengingat populasinya yang terus meningkat mereka juga

berpotensi dapat menimbulkan permasalahan yang akan mempengaruhi lanjut

usia lain. Seperti masalah yang timbul ketika manusia sudah menjadi lansia

adalah lansia sering dinilai tidak kreatif, kembali kemasa anak-anak, egois,

keras kepala, suka mencela, bingung, kurang menjaga kebersihan, dan kurang

merasa bahagia.

Dukungan keluarga dan masyarakat luas sangat penting bagi anggota

keluarganya yang berada di panti. Dengan dukungan sosial (social support)

dari semua pihak, terutama dari orang-orang terdekat, diharapkan dapat

membuat individu menjadi memiliki rasa aman, berani mengambil keputusan,

dan mengungkapkan idenya tanpa rasa takut. Dengan kata lain, individu

tersebut akan cenderung memiliki rasa confidence.

6 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1984) Cet. 4

H. 387.

Page 20: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

9

Peneliti melihat dukungan keluarga perlu untuk diketahui dukungan

apa saja yang dibutuhkan dipanti sosial tresna werdha kepada para lansiannya

dalam pengembangan diri lansia. Alasan peneliti meneliti nenek Sutinem

adalah karena ia termasuk kriteria informan yang peneliti butuhkan yaitu

ditempatkan di panti kerana keinginan keluarga dan masih memiliki keluarga.

Dan mengapa yang dipilih nenek Sutinem berdasarkan data yang ada di panti

bahwa ada 81 nenek dan 69 kakek yang tinggal di panti seperti nenek Sutinem

karena ini rujukan juga dari pekerja sosial. Fokus kegiatan yang akan peneliti

teliti adalah mengenai dukungan keluarga lansia, dengan demikian peneliti

mengambil judul tulisan “DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA

DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 3 JAKARTA

TIMUR (Studi Kasus Nenek Sutinem)”.

Page 21: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

10

B. TINJAUAN PUSTAKA

Penulis menemukan judul skripsi yang membahas tentang Lansia yang

di tulis oleh Sarjana Universitas Islam Negeri Jakarta. Akan tetapi setelah

penulis membaca beberapa skripsi tersebut ada perbedaan yang sangat

signifikan, sehingga dalam penulisan skripsi ini nantinya tidak ada timbul

kecurigaan plagiasi. Untuk itu dibawah ini penulis akan kemukakkan judul

skripsi yang di tulis, anatara lain:

1. Judul :Pelayanan Kematian Bagi Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna

Werdha (PSTW) Budi Mulia 4 Margaguna

Penulis: Wahyudi

Jurusan: Konsentrasi Kesejahteraan Sosial, Universitas Islam Negeri.

Perbedaan Fokus Penelitian: Dalam penelitian ini yang menjadi fokus

penelitianya adalah pelayanan kepada lanjut usia sebelum kematian dan

yang menjadi perbedaannya adalah pada tempat penelitian perbedaaanya

skripsi ini meneliti di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4

Margaguna sedangkan penulis meneliti di Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Mulia 3 Ciracas.

2. Judul : Hubungan antara Senam Kesegaran Jasmani Lansia dengan

Fungsi Kognitif dan Keseimbangan Tubuh di Posyandu Lansia Desa Dauh

Puri Kauh Denpasar

Penulis : Lanawati

Jurusan : Kesehatan Masyarakat, Universitas Udayana Denpasar

Page 22: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

11

Perbedaan Fokus Penelitian : Pada skripsi ini menulis tentang hubungan

antara senam kesegaran jasmani lansia dengan fungsi kognitif dan

keseimbangan tubuh di posyandu lansia desa Dauh Puri Kauh Denpasar

Sedangankan perbedaan fokus yang penulis teliti lebih kepada peran

dukungan keluarga lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Mulia 3

3. Judul : Pendekatan Pekerja Sosial dalam Usaha Kesejahteraan Sosial

Lanjut Usia di Sasana Tresna Werdha Budhi Mulia Cipayung Jakarta

Timur

Penulis : Bagus Gede Bhayu Dharma Putra

Jurusan : Kesejahteraan Sosial, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Perbedaan Fokus Penelitian : Pada skripsi ini menulis tentang pekerja

sosial dalam usaha kesejahteraan sosial yang bertempatkan di sasana

tresna werdha budhi mulia cipayung Jakarta timur perbedaan fokus yang

penulis teliti lebih kepada peran dukungan keluarga yang ada di Panti

Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3

C. PEMBATASAN DAN MASALAH

Untuk menfokuskan penulisan dan memudahkan dalam penelitian

maka penulis membatasi permasalahan penelitian hanya pada:

Peran dukungan keluarga bagi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Mulia 3 Ciracas Jakarta Timur .

Page 23: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

12

D. PERUMUSAN MASALAH

Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang masalah ini,

maka berikut ini diajukan pertanyaan penelitian yang dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana dukungan keluarga bagi lansia nenek Sutinem yang tinggal di

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Timur?

2. Bagaimana peran PSTW dalam memberikan dukungan keluarga bagi lansia

nenek Sutinem?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

Mengetahui tentang dukungan keluarga bagi lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Timur dan mengetahui peran PSTW dalam

memberikan dukungan keluarga bagi lansia.

F. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian diharapkan memiliki manfaat:

1. Secara Akademis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan

bahan acuan untuk penelitian-penelitian yang akan dilakukan

selanjutnya.

Page 24: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

13

b. Memberikan wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti

khususnya, sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya bagi

Panti Sosial tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Timur dalam

memberikan informasi mengenai peran dukungan keluarga yang

seperti apa yang dibutuhkan lansia.

b. Penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan mengenai peran

dukungan keluarga pada lansia di Panti Sosial tresna Werdha Budi

Mulia 3 Jakarta Timur dan diharapkan dapat dipergunakan sebagai

sumbangan yang berguna dalam memperkaya koleksi dalam ruang

lingkup karya-karya penelitian lapangan.

G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini penulis mengunakan metodologi penelitian

kualitatif, metode penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang

menghasilkan penemuam-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan

menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi

Page 25: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

14

lainnya.7 Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk melakukan

penelitian terhadap kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,

organisasi, perubahan sosial, atau hubungan kekerabatan.

Denzin dan Liconln mendefinikan penelitian kualitatif sebagai

berikut. 8

Qualitative research is multimethod, involving an interpretive,

naturalistic approach to is subject matter. This means qualitative

reserarchers study in their natural setting, attempting to make

sense of or interpret phenomena in terms of the meanings people

bring to them. Qualitative research involves studied use and

collection of a variety of empirical materials-case study,

personal exsperience, introspective, live story, interview,

observational, historical, interactional, and visual texts-that

describe routine and problematic moment and meaning in

individuals lives.

Definisi ini menyarankan suatu pendekatan apriori yang

didasarkan pada asumsi filosofis ( pendekatan naturalistis interpretif)

pada penelitian kualitatif dan sumber-sumber informasi jamak dan

pendekatan naratif yang tersedia bagi peneliti.

Penelitian kualitatif memiliki Karakteristik, yaitu: 1. Naturalistik,

penelitian memiliki latar aktual sebagai sumber langsung data; 2. Data

deskrptif, penelitian kualitatif. Data yang dikumpulkan mengambil bentuk

kata-kata atau gambar daripada angka-angka; 3. Berurusan dengan proses,

penelitian kualitatif lebih berkonsetrasi pada proses daripada dengan hasil

atau produk; 4. Induktif, penelitian kualitatif cenderung menganalisis data

7 Basrowi dan Suwardi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Aneka Cipta, 2008), h. 1

8 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisi Data (Jakarta: Rajawali Press, 2011) h.1

Page 26: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

15

secara induktif (dari bawah keatas); 5. Makna, makna adalah kepedulian

yang esensial pada pendekatan kualitatif.9

Penelitian studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam

penelitian yang penelaahannya kepada satu kasus dilakukan secara

intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif. Studi kasus bisa

dilakukan terhadap individu, seperti yang lazimnya dilakukan oleh para

ahli psikologi analisis; juga bisa dilakukan terhadap kelompok, seperti

yang dilakukan oleh beberapa ahli Antropologi, Sosiologi, dan Psikologi

Sosial.

Pada tipe penelitian ini, seseorang atau suatu kelompok yang

diteliti, permasalahannya ditelaah secara komprehensif, mendetail, dan

mendalam; berbagai variabel di telaah dan di telusuri, termasuk juga

kemungkinan hubungan antarvariabel yang ada. Karenanya, penelitian

sesuatu kasus, bisa jadi melahirkan pernyataan-pernyataan yang bersifat

eksplanasi. Akan tetapi “eksplanasi” yang demikian itu, tidak dapat

diangkat sebagai suatu generalisasi.

Latar belakang kehidupan dan lingkungan seseorang pecandu

narkotika, kehidupan intern sebuah gang, pembentukan militansi pada

sesuatu kelompok radikal, faktor-faktor yang melatarbelakangi tingginya

swadaya pembangunan di sesuatu desa, merupakan beberapa contoh dari

topic telaahan suatu studi kasus.10

9 Ibid, h.2

10 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) h. 22

Page 27: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

16

2. Macam dan Sumber Data

Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal

yang berkaitan dengan semua tujuan penelitian.11

Menurut Lofland yang

dikutip oleh Basrowi dan Suwandi dalam bukunya, sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan.12

Data menurut pembagian asalnya terbagi menjadi: (a) Data

literer, merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis seperti

dari buku teks, majalah, koran, dan tulisan di Internet; (b) Data

dokumenter, data yang diperoleh dari dokumen-dokumen seperti: data

dokumenter tertulis, data dokumenter terekam, data dokumenter verbal,

data dokumenter Material-Budaya; (c) Data laboratoris, data yang

diperoleh dari hasil laboratorium; (d) Data empiris, merupakan data yang

diperoleh langsung dari sumber asli di lapangan yang dilakukan

berdasarkan investigasi langsung kepada informan.13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga sumber data,

pertama literer sumber data ini penulis mendapatkanya melalui buku-

buku, internet dan dokumentasi tertulis dari Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Mulia 3 Jakarta Timur. Kedua, sumber yang berbentuk Dokumenter

yang penulis gali dari dokumentasi tertulis dan dokumentasi foto yang

berada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Timur.

Ketiga, melalui data Empiris yang penulis gali melalui observasi, dan

11

M. Idrus , Metode Penelitian Ilmu Sosial (Yogyakarta: Erlangga, 2009) h.61. 12

Basrowi dan Suwandi,Memahami penelitian Kualitatif, h.169. 13

M. Idrus, Metode Penelitian ilmu Sosial,(Yogyakarta : Erlangga, 2009) h.83.

Page 28: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

17

wawancara pengurus Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta

Timur.

Menurut derajat sumbernya data terbagi menjadi dua yaitu, data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti

dari sumber asli (langsung dari sumber informan) yang memiliki

informasi atau data tersebut. Sedangkan data sekunder adalah yang

diperoleh dari sumber kedua (bukan orang pertama, bukan asli) yang

memiliki informasi atau data.14

Data yang akan digunakan oleh penulis adalah Pertama, data

primer yang diperoleh melalui wawancara dan observasi kepada pengurus

dan para lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta

Timur kemudian data tersebut dianalisis dengan cara menguraikan dan

menghubungkan masalah yang dikaji. Kedua, data sekunder adalah data

yang diperoleh dengan jalan mengadakan studi dokumenter yang

berhubungan dengan masalah yang diajukan. Data primer dan sekunder

adalah kedua metode yang harus dipadukan satu sama lain sehingga

dalam penelitian tidak terjadi timpang dalam mendapatkan hasilnya.

14

M. Idrus,” Metode Penelitian ilmu Sosial” (Yogyakarta : Erlangga, 2009) h.86

Page 29: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

18

3. Tehnik Pengumpulan Data

a. Studi lapangan

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

melakukan studi lapangan adalah, Observasi dan Wawancara.

1. Observasi

Adapun observasi ilmiah adalah perhatian terfokus

terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan maksud

menafsirknya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya, dan

menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.15

Observasi dapat

dilakukan dengan mengamati hal-hal yang berkembang di .

Metode observasi yang penulis gunakan adalah metode observasi

terus terang atau tersamar, dimana penulis dalam melakukan

penelitian atau mengumpulkan data menyatakan secara terus

terang kepada sumber data bahwa penulis sedang melakukan

penelitian.16

Sesungguhnya yang dimaksud dengan metode

observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

penginderaan.17

15

M.Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009) h.101 16

Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D , (Bandung: Alfabeta, 2011) h. 228

17 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007) h. 118.

Page 30: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

19

2. Wawancara

Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa

yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling

berhadapan salah seorang melakukan wawancara meminta

informasi kepada orang yang diteliti. Wawancara terbagi menjadi

dua, pertama wawancara tidak terstruktur atau dapat dikatakan

juga wawancara yang bebas dimana peneliti tidak mengunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya.18

Dalam penulisan skripsi ini

penulis menggunakan metode wawancara terstruktur (Structured

interviw). Proses wawancara terstruktur dilakukan dengan

menggunakan instrument pedoman wawancara tertulis yang berisi

pertanyaan yang akan diajukan kepada informan.19

Wawancara ini dilakukan kepada Pengurus Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Timur, selain kepada

pengurus Panti wawancara juga akan dilakukan kepada Warga

Binaan Sosial yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Mulia 3 Jakarta Timur. Wawancara ini bertujuan untuk

mengetahui permasalahan secara mendalam dilapangan terkait

18

Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D , (Bandung: Alfabeta,

2011),h. 140 19

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,

2013) h.162

Page 31: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

20

proses pelaksanaan strategi pemberdayaan keterampilan di Panti

Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Timur.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data-data

sekunder, hal ini sangat penting untuk mendapatkan teori-teori dan

data yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian. Selanjutnya

studi kepustakaan dilakukan dengan cara mebaca buku sebagai

referensi dan sumber-sumber ilmiah lainya yang memiliki hubungan

secara mendasar.

c. Analisa Data

Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan

pengaturan transkrip wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi

lain yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman penulis

mengenai materi-materi yang telah dikumpulkan. Penulis

menggunakan metode analisis Kualitatif deskriptif, yaitu menganalisis

data dari hasil wawancara, pengamatan, Dokumen dan angket yang

dibagikan kepada informan.

Metode analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan

data-data kualitatif secara jelas dan mengambil isinya dengan

menggunakan content analysis (analisis isi secara kualitatif).

Kemudian diinterprestasikan dengan mengunakan bahasa penulis

Page 32: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

21

sendiri, dengan demikian akan nampak rincian jawaban atas pokok

permasalahan yang diteliti.

Tujuan akhir menganalisis data adalah untuk menarik

kesimpulan, yang dalam penelitian kualitatif adalah menemukan

konsep atau hubungan antarkonsep (teori).20

Konsep merupakan

pernyataan singkat atau abstraksi dari sekumpulan data empirik.

d. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Mulia 3, yang berada di Jalan Raya Ciracas No. 60, Kelurahan Kelapa

Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Penelitian dilakukan

pada bulan Maret 2016 sampai Agustus 2016.

20

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan

Penelitian (Malang :UMM Press, 2010) h. 64

Page 33: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

22

Tabel 1.1 (Informan)

Informasi yang dicari Informan Metode atau cara Jumlah

1. Menggali

informasi

dukungan apa saja

yang diberikan

keluarga lansia

Keluarga

Lansia

Wawancara 1 orang

2. Menggali

informasi peran

dukungan apa saja

yang diberikan

panti

Petugas

Panti

Wawancara 1 orang

3. Menggali

informasi

dukungan apa saja

yang diberikan

keluarga lansia

Nenek

Sutinem

Wawancara 1 orang

Page 34: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

23

BAB I : PENDAHULUA N

Berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORI

Teori yang digunakan adalah, teori dukungan keluarga. Bab ini memuat

tentang pengertian dukungan keluarga, pengertian dukungan sosial, dan

pengertian lansia.

BAB III : PROFIL LEMBAGA

Memuat tentang latar belakang berdirinya lembaga, visi dan misi lembaga,

program-program yang dilaksanakan oleh Panti Sosial Tresna Werdha Budi

Mulia 3 Jakarta Timur dan profil lembaga.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

Pada bab ini adalah proses menganalisa dukungan keluarga yang diberikan

oleh keluarga di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Timur.

Hasil temuan dianalisis pada bab ini sehingga diketahui apa peran panti dalam

dukungan keluarga bagi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3

Jakarta Timur.

Page 35: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

24

BAB V: PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari rangkaian pembahasan dalam penulisan

skripsi yang berisi kesimpulan, dan saran-saran, yang didapat dari bab-bab

sebelumnya yang kemudian diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran-

lampiran.

Page 36: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

25

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan membahas landasan teori-teori yang bersifat ilmiah

untuk mendukung penulisan skripsi ini. Teknik-teknik yang dibahas mengenai

dukungan keluarga, dukungan sosial, lanjut usia dan teori proses menua.

A. DUKUNGAN KELUARGA

1. Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara

keluarga dengan lingkungan. Menurut Smet dukungan keluarga didefinisikan

sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau

tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di

dalam lingkungannya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat

memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku

penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan secara

emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang

menyenangkan pada dirinya.21

Dukungan keluarga menurut Friedman adalah sikap, tindakan

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan

21

Universitas Sumatera Utara, “Konsep Dukungan Keliuarga” artikel diakses pada 17

Agustus 2016 dari http://repository.usu.ac.id/bistream/123456789/31622/3/Chapter%2011.pdf

Page 37: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

26

emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan

interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota

keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan.22

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Menurut Purnawaman dalam Setiadi faktor-faktor yang mempengaruhi

dukungan keluarga adalah :

1. Faktor Internal

a. Tahap Perkembangan

Artinya dukungan keluarga dapat ditentukan oleh faktor usia

dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan

demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki

pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan

berbeda-beda.

b. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan

Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk

oleh variable intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar

belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan

kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk

kemampuan untuk memahami faktor –faktor yang

22

Universitas Udayana, “Dukungan Keluarga” artikel diakses pada tanggal 17 Agustus 2016

dari http://repository.unud.ac.id/bistream/123456789/38745/3/Chapter%2011.pdf

Page 38: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

27

berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan

tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan dirinya.

c. Faktor Emosional

Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap

adanya dukungan dan cara melaksanakannya. Seseorang yang

mengalami respon stress dalam perubahan hidupnya cenderung

berespon terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan

dengan cara menghawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat

mengancam kehidupannya. Seseorang yang secara umum

terlihat sangat tenang mungkin mempunyai respon emosional

yang kecil selama ia sakit. Seorang individu yang tidak mampu

melakukan koping secara emosional terhadap ancaman

penyakit, mungkin ia menyangkal adanya gejala penyakit pada

dirinya dan tidak mau menjalani pengobatan.

d. Spiritual

Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang

menjalani kehidupannya, menyangkut nilai dan keyakinan

yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau teman, dan

kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.

2. Faktor Eksternal

a. Praktik di Keluarga

Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya

mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya.

Page 39: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

28

Misalnya : klien juga akan melakukan tindakan pencegahan

jika keluarga melakukan hal yang sama.

b. Faktor Sosial

Faktor sosial dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit

dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan

bereaksi terhadap penyakitnya.

c. Latar Belakaang Budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan nilai dan

kebiasaan individu dalam memberikan dukungan termasuk

cara pelaksanaan kesehatan pribadi.23

3. Bentuk Dukungan Keluarga

Gallo dan Reichel yang dikutip oleh Indriyani membagi jenis-jenis

dukungan keluarga menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :

1) Dukungan Fisiologis

Dukungan fisiologis merupakan dukungan yang dilakukan dalam

bentuk pertolongan-pertolongan dalam aktivitas sehari-hari yang

mendasar, seperti dalam hal mandi, menyiapkan makanan dan

memperhatikan gizi, toileting, menyediakan tempat tertentu atau

ruangan khusus, merawat seseorang bila sakit, membantu kegiatan

23

Mutiara “Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Frekuensi kunjungan Antenatal Care”

artikel di akses pada 17 juli 2016

http://repository.uinjkt.ac.id/bistream/123456789/39240/3/Chapter%2011.pdf

Page 40: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

29

fisik sesuai kemampuan, seperti senam, menciptakan lingkungan

yang aman dan lain-lain.

2) Dukungan Psikologis

Dukungan psikologis yakni ditunjukan dengan memberikan

perhatian dan kasih sayang pada anggota keluarga, memberikan

rasa aman, membantu menyadari, dan memahami identitas. Selain

itu, meminta pendapat atau melakukan diskusi, meluangkan waktu

bercakap-cakap untuk menjaga komunikasi yang baik dengan

intonasi atau nada bicara jelas, dan sebagainya. Stolte

menyebutkan bahwa keluarga memiliki fungsi proteksi yang

melingkupi selain memenuhi kebutuhan makanan dan tempat

tinggal, juga memberikan dukungan dan menjadi tempat yang

aman dari dunia luar.

3) Dukungan Sosial

Dukungan sosial diberikan dengan cara menyarankan individu

untuk mengikuti kegiatan spiritual seperti pengajian, perkumpulan

arisan, memberikan kesempatan untuk memilih fasilitas kesehatan

sesuai dengan keinginan sendiri, tetap menjaga interaksi dengan

orang lain, dan memperhatikan norma-norma yang berlaku.24

24

Ibid.

Page 41: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

30

4. Sumber Dukungan Keluarga

Menurut Gallo dan Reichel dikutip oleh Indriyani terdapat tiga

komponen sumber dukungan, yaitu sebagai berikut :

1) Sistem pendukung informal meliputi keluarga dan teman-

teman.

2) Sistem pendukung formal meliputi tim keamanan sosial

setempat, program-program medikasi, dan kesejahteraan

sosial.

3) Sistem pendukung semiformal meliputi bantuan-bantuan dan

interaksi sosial yang disediakan oleh organisasi lingkungan

sekitar.

5. Fungsi Dukungan Keluarga

Fungsi dukungan keluarga menurut Friedman ada beberapa fungsi,

yaitu :

a. Dukungan Informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan

disseminator (penyebar) informasi dunia. Menjelaskan

tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat

digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari

dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu

Page 42: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

31

stressor karena informasi yang diberikan dapat

menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu.

Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan,

saran, petunjuk, dan pemberian informasi.

b. Dukungan Penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan

balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah.

Sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga

diantanya memberikan support, penghargaan dan perhatian.

c. Dukungan Instrumental

Keluarga merupakan sebuah pertolongan praktis dan

konkrit, diantaranya kesehatan penderita dalam hal

kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya

penderita kelelahan.

d. Dukungan Emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk

istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan

terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional

meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi,

adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan

didengarkan.

Page 43: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

32

B. DUKUNGAN SOSIAL

1. Pengertian Dukungan Sosial

Menurut Cohen dan Syme dukungan sosial di pahami sebagai bentuk

dukungan sosial yang bersifat menolong dengan ,melibatkan aspek emosi,

informasi, bantuan instrumental dan penghargaan.25

Sarason, Lerin dan Basham mendefinisikan dukungan sosial sebagai

suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain

yang dapat dipercaya. Dengan demikian individu mengetahui bahwa orang

lain memperhatikan, menghargai, dan mencintai.26

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan

sosial merupakan perhatian, perasaan nyaman dan bantuan yang didapat

individu dari orang lain atau kelompok sehingga menimbulkan perasaan

bahwa seseorang merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai.

2. Jenis-jenis Dukungan Sosial

Dalam menjelaskan konsep dukungan sosial, kebanyakan peneliti

sependapat untuk membedakan jenis-jenis yang berlainan. House

membedakan empat jenis dukungan sosial, yaitu:27

25

Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Teknologi Pengembangan Masyarakat

(Bandung: STKS, 2008), h.62. 26

Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Teknologi Pengembangan Masyarakat

(Bandung: STKS, 2008), h.63. 27

Ibid, h.63

Page 44: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

33

a. Dukungan emosional

Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian terhadap orang yang bersangkutan.

b. Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan hormat

(penghargaan) positif untuk orang tersebut, dorongan maju atau

persetujuan terhadap gagasan atau perasaan individu dan

perbandingan positif orang itu dengan orang-orang lain.

c. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung contohnya

seperti memberikan uang kepada orang atau menolong dengan

pekerjaan.

d. Dukungan informasi

Dukungan informasi mencakup pemberian nasehat, petunjuk-

petunjuk, saran-saran dan umpan balik.

3. Komponen Dukungan Sosial

Para ahli berpendapat bahwa dukungan sosial dibagi ke dalam

berbagai komponen yang berbeda-beda. Weiss mengemukakan adanya 6

(enam) komponen dukungan sosial yang disebut sebagai The Social Provision

Scale dimana masing-masing komponen dapat berdiri sendiri-sendiri, namun

Page 45: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

34

satu sama lain saling berhubungan dan digunakan sebagai pengukuran pada

dukungan sosial. Adapun komponen-komponen tersebut adalah:28

a. Kerekatan emosional (emostional attachment). Jenis dukungan

sosial semacam ini memungkinkan seseorang untuk memperoleh

kerekatan (kedekatan) emosional sehingga menimbulkan rasa

aman bagi yang menerima. Orang yang menerima dukungan sosial

semacam ini merasa tentram, aman dan damai yang ditunjukkan

dengan sikap tenang dan bahagia. Sumber dukungan sosial

semacam ini yang paling seringa dan umum adalah diperoleh dari

pasangan hidup, namun juga diperoleh melalui hubungan yang

akrab dengan kerabat.

b. Integrasi sosial (social integration) jenis dukungan sosial semacam

ini memungkinkan seseorang untuk memperoleh perasaan

memiliki di dalam kelompoknya yang memungkinkan untuk

membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan yang sifatnya

rekreatif secara bersama-sama. Sumber dukungan semacam ini

memungkinkan seseorang mendapatkan rasa aman, nyaman serta

merasa memiliki dan dimiliki dalam kelompok.

c. Penghargaan atau pengakuan (reassurance of worth) pada

dukungan sosial jenis ini seseorang akan mendapatkan pengakuan

atas kemampuan dan keahlian serta mendapat penghargaan dari

28

Zainuddin Sri, “Dukungan Sosial Pada Lansia,” Jurnal Psikologi, 13 April 2016, h.3

Page 46: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

35

orang lain atau lembaga terhadap kompetensi, keterampilan dan

nilai yang dimiliki seseorang. Sumber dukungan sosial semacam in

dapat berasal dari keluarga atau instansi dimana ia bekerja.

d. Hubungan yang dapat diandalkan untuk mendapatkan bantuan

yang nyata (reliable alliance), yaitu dalam dukungan sosial jenis

ini agar mendapat dukungan sosial berupa jaminan bahwa ada

orang yang dapat diandalkan bantuannya ketika individu

membutuhkan bantuan tersebut. Jenis dukungan sosial ini

bersumber pada umumnya diberikan oleh anggota keluarga.

e. Saran atau informasi (guidance), yaitu dukungan sosial jenis ini

adalah memungkinkan mendapatkan informasi, saran atau nasihat

yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi

permasalahan yang dihadapi. Jenis dukungan sosial ini bersumber

dari guru, mentor, pembimbing, atau sosok orang tua.

f. Kemungkinan membantu (Opportunity for naturance) yaitu suatu

aspek penting dalam hubungan interpersonal adalah perasaan

dibutuhkan orang lain. Dukungan yang menimbulkan perasaan

dalam diri individu bahwa ia bertanggung jawab terhadap

kesejahteraan orang lain. Dukungan ini sering diperoleh dari anak,

cucu dan pasangan hidup.

Page 47: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

36

4. Manfaat Dukungan Sosial

Menurut Brownell dan Schumaker ada tiga pengaruh atau manfaat

dasar dari dukungan sosial diantaranya, pengaruh langsung, tidak langsung,

dan interaktif.29

a. Pengaruh langsung

Yaitu terciptanya hubungan interpersonal dan hubungan yang

bersifat menolong dan hubungan tersebut dapat memfasilitasi

terbentuknya prilaku yang lebih sehat.

b. Pengaruh tidak langsung

Yaitu membantu individu menhadapi dan mengatasi stressor yang

datang dengan cara membantu individu mengatasi stress yang

datang, dengan mencoba membantu individu mempelajari cara

pemecahan masalah dan mengontrol masalah-masalah kecil

sebelum menjadi masalah besar.

c. Pengaruh interaktif

Berupa dampak yang diinterprestasikan untuk meredam atau

memperbaiki dampak-dampak yang merugikan dengan

mempengaruhi kualitas dan kuantitas terhadap sumber-sumber

coping.

29

Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Teknologi Pengembangan Masyarakat

(Bandung: STKS, 2008), h.63,

Page 48: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

37

C. LANJUT USIA

1. Pengertian Lanjut Usia

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dikatakkan

bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun

keatas.30

Lanjut Usia adalah seseorang baik wanita maupun laki-laki yang

telah berusia 60 tahun keatas, dimana Lanjut Usia secara fisik dapat

dibedakan atas dua yaitu lanjut usia potensial maupun lanjut usia tidak

potensial.31

Menurut kamus besar bahasa Indonesia Lanjut Usia adalah tahap

masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke

atas.32

Menurut Nugroho Wahyudi proses menua merupakan proses yang

terus menerus (berlanjut) secara alamiah dimulai sejak lahir dan

umumnya dialami pada semua makhluk hidup.33

Lanjut Usia digolongkan menjadi dua yaitu lanjut usia potensial dan

juga lanjut usia tidak potensial. Lanjut Usia potensial adalah lanjut usia

yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat

menghasilkan barang dan atau jasa. Kemudian Lanjut Usia tidak potensial

adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya

30

Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta: Rineka Cipta,

2007,) h. 275. 31

Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial, “Lanjut Usia,” artikel diakses pada 12 Januari 2016

dari http://rehsos.go.id/modules.php?name=showpage&pid=6 32

Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta: Rineka Cipta,

2007,) h. 280. 33

Universitas Pendidikan Indonesia , “Pertumbuhan Lanjut Usia,”artikel diakses pada 13

Januari 2016 dari http://repository.upi.ac.id/bistream/123456789/39240/3/Chapter%2011.pdf

Page 49: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

38

bergantung pada bantuan orang lain.34

Jadi dapat disimpulkan bahwa

lanjut usia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas.

2. Kebutuhan Lanjut Usia

Adapun yang menjadi kebutuhan lanjut usia pada umumnya adalah :35

a. Kebutuhan Jasmani

Kebutuhan secara jasmani atau fisik dan disebut juga biologic

atau fisiologik merupakan kebutuhan vital, karena apabila tidak

terpenuhi akan kebutuhan ini manusia terancam akan

menimbulkan kegoncangan keseimbangan mental. Kebutuhan

jasmani antara lain pelayanan pemenuhan kesehatan, makanan

dan gizi, perumahan sandang, olahraga dan alat bantu.

b. Kebutuhan Mental dan Psikis

Aspek psikis atau mental terjadinya kemunduran intelegensia

dan emosi. Kebutuhan psikis atau mental spiritual dimasudkan

membantu lanjut usia agar memiliki sikap mental yang positif

bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. Kebutuhan

psikis meliputi pelayanan konseling an pembelaan yang

34

Undang-Undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan Lansia nomor 13 tahun 1998,”

artikel diakses pada 17 Februari 2015 dari file:///C:User/Acer/Downloads/Undang-Undang-tahun-

1998-13-98%20(3).pdf 35

Achmadi Jayaputra, Pelayanan Sosial Lanjut Usia di Indonesia, (Jakarta: Pusat Penelitian

Permasalahan Kesejahteraan Sosial, Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, Depsos RI, 2005) h.

44-45.

Page 50: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

39

berkaitan dengan rasa aman, tentram, adanya hubungan dengan

Tuhan, dekat dengan teman dan mempunyai hubungan baik

dengan lingkungannya. Sebagai salah satu cara mendekatkan

diri dengan Tuhan, lanjut usia diajak beribadah, menghadiri

pengajian dan upacara-upacara keagamaan atau upacara-

upacara lainnya.

c. Kebutuhan Sosial dan Ekonomi

Pendekatan dengan cara memberikan kesempatan seluas-

luasnya kepada lanjut usia diluar lingkungan keluarga.

Pelayanan sosial lanjut usia dapat memberikan kesan bagi

lanjut usia merasa dirinya semakin tua dan berguna. Kebutuhan

sosial antara lain pelayanan bimbingan sosial, rekreasi,

sosialisasi dan perlindungan. Sedangkan kebutuhan ekonomi

hanya dapat dilakukan lanjut usia yang masih produktif.

Bentuk pelayanan terhadap kesempatan kerja, membantu

Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan masuk dalam Kelompok

Usaha Bersama (KUB).

Kebutuhan dasar bagi lanjut usia diarahkan terwujudnya

kesejahteraan sosial lanjut usia yaitu terpenuhinya kebutuhan-

kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan tersebut

dimaksudkan dalam rangka menopang kelangsungan hidup

Page 51: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

40

manusia, dengan kata lain lanjut usia yang hidup sejahtera

apabila terpenuhi kelima kebutuhan dasar tersebut.

3. Hak dan Kewajiban Lanjut Usia

Lanjut Usia merupakan warga Negara yang memiliki hak yang

sama dengan warga Negara lainnya. Disebutkan dalam Undang-Undang

No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan Lanjut Usia mempunyai hak

yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dan juga disebutkan dalan undang-undang tersebut sebagai

penghormatan dan penghargaan kepada Lanjut Usia diberikan hak untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi:36

a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual.

b. Pelayanan kesehatan.

c. Pelayanan kesempatan kerja.

d. Pelayanan pendidikan dan pelatihan.

e. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas,sarana dan prasarana

umum.

f. Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum.

g. Perlindungan sosial

h. Bantuan sosial

36

Undang-Undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan Lansia nomor 13 tahun 1998,”

artikel diakses pada 17 Februari 2015 dari file:///C:User/Acer/Downloads/Undang-Undang-tahun-

1998-13-98%20(3).pdf

Page 52: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

41

Selain hak lanjut usia juga memiliki kewajiban yang telah

disebutkan dalam undang nomor 13 tahun 1998 dimana lanjut usia

mempunnyai kewajiban yang sama dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Sesuai dengan peran dan fungsinya , lanjut usia

berkewajiban untuk :

a. Membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana

berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, terutama di

lingkungan keluarganya dalam rangka menjaga martabat dan

meningkatkan kesejahteraannya.

b. Mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan,

keahlian, keterampilan, kemampuan, dan pengalaman yang

dimilikinya kepada generasi penerus.

c. Memberikan keteladanan dalam segala aspek kehidupan

kepada generasi penerus.

4. Karakteristik Lanjut Usia

Adapun karakteristik usia lanjut yaitu :

1. Merupakan periode penurunan (kemunduran)

Penurunan tersebut disebabkan sebagian oleh factor fisik,

seperti perubahan-perubahan sel tubuh karena ketuaan dan sebagian-

sebagian lagi oleh factor psikologis, seperti sikapnya terhadap orang

lain dan terhadap kerja.

Page 53: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

42

Mereka yang telah pensiunan tidak mempunyai minat apa-apa

mudah menjadi depresi dan berantakan, akhirnya kondisi fisik dan

mentalnya menjadi cepat menurun dan akhirnya meninggal. Motivasi

kelihatannya memegang peran yang penting, yang kurang bermotivasi

untuk mempelajari hal-hal baru atau mengikuti akan mengalami

kemunduran yang lebih cepat.37

2. Ada perbedaan individual dalam efek ketuaan

Reaksi orang terhadap masa tua berbeda-beda, ada yang

menganggap pension merupakan masa yang menyenangkan, karena

sekarang yang bersangkutan dapat hidup dengan lebih santai, namun

ada pula yang menganggap pension sebagai hukuman.

3. Banyak terdapat streotip mengenai usia lanjut seperti misalnya adanya

humor-humor dalam majalah-majalah mengenai usia lanjut yang

menggambarkan masa tua tidak menyenangkan.

4. Sikap sosial terhadap lanjut usia

Umumnya terdapat sikap sosial terhadap orang-orang usia

lanjut yang kurang positif. Mereka bukannya dihormati dan dihargai

karena pengalamannya, melainkan sikap mereka membuat para orang

tua usia lanjut ini merasa tidak lagi dibutuhkan oleh kelompok sosial,

37

Elizabeth B. Hurlock, “Psikologi Perkembangan”, (Jakarta: Erlangga, 1984) h.380

Page 54: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

43

lebih dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu, namun ada

perbedaan sikap antara budaya yang berbeda-berbeda pula, ada

kelompok etnik yang menghargai tinggi terhadap usia lanjut.

Disamping itu kelas sosial juga mempengaruhi sikap sosial itu.

5. Usia lanjut mempunyai status kelompok minoritas

Sebagai akibat dari sikap sosial yang negative terhadap usia

lanjut mereka cenderung dibatasi dalam interaksi sosialnya dan hanya

mempunyai kekuatan atau kekuasaan yang terbatas. Mereka menjadi

warga Negara kelas dua, hal mana mempengaruhi penyesuaian dirinya

secara sosial maupun pribadi. Sering mereka lalu bersikap defensive,

juga tidak jarang menjadi korban dari orang-orang yang jahat atau

beritikad jelek.

6. Usia lanjut diikuti dengan perubahan-perubahan peran

Berhubungan kelompok usia lanjut dapat bersaing lagi dengan

kelompok yang lebih muda, mereka lalu kurang mempunyai peran

yang aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan masyarakat maupun

dalam dunia bisnis. Sebagai akibatnya peran-peran yang dapat

dimainkan menjadi berkurang atau berubah sifatnya. Hal ini juga dapat

mengembangkan sikap rendah diri dan dendam yang akhirnya

mempengaruhi pula penyesuaian sosial dan pribadinya.

Page 55: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

44

7. Penyesuaian diri yang tidak baik

Sikap sosial yang negative dan kurangnya pemberian

penghargaan (rewerds) terhadap jasa-jasa orang lanjut usia di masa

lalu, yang tercermin dari cara kelompok sosial memperlakukan

mereka, maka tidak heran bila pada lanjut usia ini timbul konsep diri

yang negative

5. Tugas Perkembangan Usia Lanjut

Sebagian besar tugas perkembangan usia lanjut lebih banyak

berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang dari pada kehidupan orang

lain. Hal ini sering diartikan sebagai perbaikan dan perubahan peran yang

pernah dilakukan di dalam maupun di luar rumah. Bagi beberapa orang

berusia lanjut kewajiban untuk menghadiri rapat yang menyangkut

kegiatan sosial dan kewajiban sebagai warga negara sangat sulit dilakukan

karena kesehatan dan pendapatan mereka menurun setelah pensiun.

Sebagaimana halnya tugas perkembangan yang ada dan harus

dijalani oleh periode-periode sebelumnya, individu-individu yang berada

pada periode lanjut usia juga memiliki tugas perkembangan yang harus

dilalui dengan sebaik-baiknya. Diantara tugas perkembangan yang

hendaknya dilalui para lansia adalah :

1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan

berkurangnya kesehatan.

Page 56: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

45

2. Meyesuaikan diri dengan masa pension dan berkurangnya

income (penghasilan) keluarga.

3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.

4. Menjalin hubungan dengan orang-orang seusianya.

5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.

6. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes dan

harmonis.38

D. Teori Fungsional

Beberapa tokoh utama pengembang dan pendukung teori fungsional

pada zaman modern ini bisa disebut antara lain Talcott Parsons. Robert K.

Merton dan Neil Smelser. Teori Fugsional dalam menjelaskan perubahan-

perubahan yang terjadi di masyarakat mendasarkan pada tujuh asumsi

(Lauer).

1. Masyarakat harus dianalisis sebagai satu kesatuan yang utuh

yang terdiri dari berbagai bagian yang saling berinteraksi.

2. Hubungan yang ada bisa bersifat satu arah atau hubungan yang

bersifat timbal balik.

3. Sistem sosial yang ada bersifat dinamis, di mana penyesuaian

yang ada tidak perlu banyak merubah sistem sebagai satu

kesatuan yang utuh.

38

Yudrik Jahja, “Psikologi Perkembangan”, (Jakarta: Kencana, 2011) h. 318

Page 57: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

46

4. Integrasi yang sempurna di masyarakat tidak pernah ada, oleh

karenanya di masyarakat senantiasa timbul ketegangan-

ketegangan dan penyimpangan-peyimpangan. Tetapi

ketegangan-ketegangan dan penyimpangan-penyimpangan ini

akan dinetralisir lewat proses pelembagaan.

5. Perubahan-perubahan akan berjalan secara gradual dan

perlahan-perlahan sebagai suatu proses adaptasi dan

penyesuaian.

6. Perubahan adalah merupakan hasil penyesuaian dari luar,

tumbuh oleh adanya diferensiasi dan inovasi.

7. Sistem diintegrasikan lewat pemilikan nilai-nilai yang sama.

Menurut teori fungsional, masyarakat sebagai suatu sistem memiliki

struktur yang terdiri dari banyak lembaga, di mana masing-masing lembaga

memiliki fungsi sendiri-sendiri. Struktur dan fungsi, dengan kompleksitas

yang berbeda-beda, ada pada setiap masyarakat, baik masyarakat modern

maupun masyarakat primitive. Misalnya lembaga keagamaan berfungsi

membimbing pemeluknya menjadi anggota masyarakat yang baik dan penuh

pengabdian untuk mencapai kebahagian dunia dan akherat. Lembaga keluarga

berfungsi menjaga keberlangsungan perkembangan jumlah penduduk.39

39

Zamroni, Pengantar Pengembangan Teori Sosial, (Yogyakarta :Tiara Wacana, 1992) h. 26

Page 58: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

47

E. Teori Proses Menua

Menurut Maryam, ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses

penuaan :

1. Teori Biologis

Teori biologis mencakup teori :

- Teori genetik dan mutasi

Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia

yang diprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel

pada saatnya akan mengalami mutasi. Pada teori biologis

dikenal istilah „pemakaian dan perusakan‟ (wear and tear)

yang terjadi karena kelebihan usaha dan stress yang

menyebabkan sel-sel tubuh menjadi lelah (pemakaian).

Pada teori ini juga di dapatkan terjadinya peningkatan

jumlah kolagen dalam tubuh lansia, tidak ada perlindungan

terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.

- Immunology slow theory

Menurut Immunology slow theory, sistem imun menjadi

efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke

dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan organ

tubuh.

Page 59: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

48

- Teori Stres

Teori stress mengungkapkan menua terjadi akibat

hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi

jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan

lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stres yang

menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

- Teori Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak

stabilnya radikal bebas (kelompok atom) yang

mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik

seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan

sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi.

- Teori Rantai Silang

Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi

kimia sel-sel yang tua atau using menyebabkan ikatan yang

kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan

kurangnya elastisitas, kekacauan dan hilangnya fungsi sel.

2. Teori Sosial

Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses

penuaan yaitu :

Page 60: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

49

- Teori Interaksi Sosial

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia

bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-

hal yang dihargai masyarakat. Mauss, Homans, dan Blau

mengemukakan bahwa interaksi sosial terjadi berdasarkan

atas hukum pertukaran barang dan jasa. Sedangkan pakar

lain Simmons, mengemukakan bahwa kemampuan lansia

untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci

untuk mempertahankan status sosialnya atas dasar

kemampuannya untuk melakukan tukar menukar. Menurut

Dowd, interaksi antara pribadi dan kelompok merupakan

upaya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dan

menekan kerugian hingga sedikit mungkin. Kekuasaan

akan timbul apabila seseorang atau kelompok mendapatkan

keuntungan lebih besar dibandingkan dengan pribadi atau

kelompok lainnya.

Pada lansia, kekuasaan dan prastisenya berkurang,

sehingga menyebabkan interaksi sosial mereka juga

berkurang, yang tersisa hanyalah harga diri dan

kemampuan mereka untuk mengikuti perintah. Pokok-

pokok interaksi sosial adalah sebagai berikut: masyarakat

terdiri atas aktor-aktor sosial yang berupaya mencapai

Page 61: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

50

tujuannya masing-masing, dalam upaya tersebut terjadi

interaksi sosial yang memerlukan biaya dan waktu, untuk

mencapai tujuan yang hendak dicapai seorang aktor harus

mengeluarkan biaya, aktor senantiasa berusaha mencari

keuntungan dan mencegah terjadinya kerugian, hanya

interaksi yang ekonomis saja yang dipertahankan olehnya.

- Teori Aktivitas

Teori aktivitas dikembangkan oleh Palmore dan Lemon

yang menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantung

dari bagaimana seorang lansia merasakan kepuasaan dalam

melakukan aktivitas serta mempertahankan aktivitas

tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas dan aktivitas

yang dilakukan. Dari satu sisi aktivitas lansia dapat

menurun, akan tetapi dilain sisi dapat dikembangkan

misalnya peran baru lansia sebagai relawan, kakek atau

nenek, seorang duda atau janda, serta karena ditinggal

wafat pasangan hidupnya. Dari pihak lansia sendiri

terdapat anggapan bahwa proses penuaan merupakan suatu

perjuangan untuk tetap muda dan berusaha untuk

mempertahankan perilaku mereka semasa mudanya.

Pokok-pokok teori aktivitas adalah: moral dan kepuasan

berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan

Page 62: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

51

sepenuhnya dari lansia di masyarakat; kehilangan peran

akan menghilangkan kepuasan seorang lansia.

- Teori Kesinambungan

Teori ini dianut oleh banyak pakar sosial. Teori ini

mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus

kehidupan lansia. Pengalaman hidup seseorang pada suatu

saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi

lansia. Hal ini dapat terlihat bahwa gaya hidup, perilaku,

dan harapan seseorang ternyata tidak berubah meskipun ia

telah menjadi lansia. Pokok-pokok teori kesinambungan

adalah sebagai berikut: lansia tidak disarankan untuk

melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan,

tetapi berdasarkan pada pengalamannya di masa lalu,

lansia harus memilih peran apa yang harus dipertahankan

atau dihilangkan; peran lansia yang hilang tak perlu

diganti; lansia berkesempatan untuk memilih berbagai

macam cara untuk beradaptasi.

- Teori Perkembangan

Havighurst dan Duvali menguraikan tujuh jenis tugas

perkembangan (developmental tasks) selama hidup yang

harus dilaksanakan lansia yaitu: penyesuaian terhadap

penurunan kemampuan fisik dan psikis; penyesuaian

Page 63: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

52

terhadap pensiun dan penurunan pendapatan; menemukan

makna kehidupan; mempertahankan pengaturan hidup

yang memuaskan; menemukankepuasan dalam hidup

berkeluarga; penyesuaian diri terhadap kenyataan akan

meninggal dunia; menerima dirinya sebagai seorang lansia.

Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses

menjadi tua merupakan suatu tantangan dan bagaimana

jawaban lansia terhadap berbagai tantangan tersebut yang

dapat bernilai positif ataupun negatif. Pokok-pokok dalam

teori perkembangan adalah sebagai berikut: masa tua

merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa

kehidupannya; masa tua merupakan masa penyesuaian diri

terhadap kenyataan sosial yang baru, yaitu pensiun

dan/atau menduda/menjanda; lansia harus menyesuaikan

diri sebgai akibat perannya yang berakhir dalam keluarga,

kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat

pensiun, serta ditinggal mati oleh pasangan hidup dan

teman-temannya.

- Teori Stratifikasi Usia

Wiley menyusun stratifikasi usia berdasarkan usia

kronologis yang menggambarkan serta membentuk adanya

perbedaan kapasitas, peran, kewajiban, dan hak mereka

Page 64: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

53

berdasarkan usia. Dua elemen penting dari model

stratifikasi usia tersebut adalah struktur dan prosesnya.

Pokok-pokok dari teori stratifikasi usia adalah sebagai

berikut: arti usia dan posisi kelompok usia bagi

masyarakat, terdapatnya transisi yang dialami oleh

kelompok, terdapatnya mekanisme pengalokasian peran di

antara penduduk. Keunggulan teori stratifikasi usia adalah

bahwa pendekatan yang dilakukan bersifat deterministik

dan dapat dipergunakan untuk mempelajari sifat lansia

secara kelompok dan bersifat makro. Kelemahannya

adalah teori ini tidak dapat dipergunakan untuk menilai

lansia secara perorangan, mengingat bahwa stratifikasi

sangat kompleks dan dinamis serta terkait dengan

klasifikasi kelas dan kelompok etnik (Maryam).

3. Teori Penarikan Diri (Disengagement Theory)

Teori ini merupakan teori sosial tentang penuaan yang paling

awal dan pertama kali diperkenalkan oleh Gumming dan Henry.

Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat

kesehatan mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan

menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Para lansia juga terjadi

kehilangan ganda (triple loss), yaitu : kehilangan peran, hambatan

kontak sosial, berkurangnya komitmen. Menurut teori ini seorang

lansia dinyatakan mengalami proses penuaan yang berhasil apabila

Page 65: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

54

ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri

pada persoalan pribadi serta mempersiapkan diri dalam

menghadapi kematiannya. Pokok-pokok teori menarik diri adalah

sebagai berikut : pada pria, kehilangan peran hidup terutama

terjadi pada masa pensiun. Sedangkan pada wanita terjadi pada

masa ketika peran dalam keluarga berkurang, misalnya saat anak

menginjak dewasa serta meninggalkan rumah untuk belajar dan

menikah; lansia dan masyarakat mampu mengambil manfaat dari

hal ini, karena lansia dapat merasakan bahwa tekanan sosial

berkurang, sedangkan kaum muda memperoleh kerja yang lebih

luas. Tiga aspek utama dalam teori ini adalah proses menarik diri

yang terjadi sepanjang hidup. Proses ini tidak dapat dihindari serta

hal ini harus diterima oleh lansia dan masyarakat.40

40

Universitas Veteran Jakarta, “Landasan Teori Lansia” artikel diakses pada 28 September

2016 dari http://library.upnvj.ac.id/pdf/5FKS1KEDOKTERAN/0810211095/Bab.2.pdf.pdf

Page 66: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

55

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Latar Belakang Pendirian Lembaga

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Ciracas adalah cabang dari

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung. Yang merupakan

salah satu lembaga yang dilindungi oleh Dinas Sosial yang memberikan

pelayanan dan rehabilitas sosial kepada lanjut usia (Lansia) terlantar

dijalanan, rumah sakit dan dari kalangan miskin untuk diberikan hak yang

sesuai berupa bimbingan konseling, layanan kesehatan, resosialisasi dan

bimbingan keterampilan bagi para lansia yang masih potensial, agar dapat

meningkatkan kemampuan, motivasi dan perannya dan memperkuat

kembali keberfungsian sosialnya.

Keberhasilan pembangunan meningkatkan derajat kesehatan dan

gizi masyarakat berpengaruh terhadap meningkatnya usia harapan hidup

dan jumlah lanjut usia. Semakin meningkatnya tuntutan kehidupan

kebutuhan ekonomi khususnya di kota-kota besar menyebabkan terjadinya

pergeseran nilai dalam keluarga. Kondisi ini mengarah kepada semakin

berkurangnya perhatian keluarga terhadap lansia karena keterbatasan waktu

yang tersedia. Akibatnya banyak lansia terlantar dan harus hidup sendiri

tanpa perhatian serta pendampingan keluarga serta tidak dapat melakukan

aktifitas yang bermakna dalam mengisi hari tuanya, selanjutnya keberadaan

lansia menjadi beban bagi keluarga. Kondisi ini menuntut Pemerintah

Page 67: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

56

Daerah untuk memberikan pelayanan sosial kepada lansia sehingga dapat

menghindarkan mereka dari keterlantaran dari berbagai aspek.

PSTW Budi Mulia 3 merupakan salah satu unit pelaksanaan teknis

Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan kegiatan pelayanan

kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar. PSTW (Panti Sosial Tresna

Werdha) Budi Mulia 3 yaitu dibangun pada akhir tahun 2001 dengan luas

bangunan 2.445 m2

diatas lahan seluas 8.665 m2

dan selesai pada bulan

November 2002 yang di kukuhkan menjadi Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Mulia 3 Ciracas melalui SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 63

Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Bina Mental Spiritual dan

Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta. Dan daya tampung PSTW

Budi Mulia 3 Ciracas sebanyak 150 orang Lansia terdiri dari 2 wisma pria

(Cendrawasih dan Garuda) dan tiga wisma wanita (Anggrek, Mawar, dan

Melati).

B. Tujuan, Visi dan Misi Lembaga

• Tujuan

Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas hidup dan keberfungsian sosial

lanjut usia terlantar, sehingga dapat membuat hari tuanya dengan

mengikuti ketentraman lahir dan batin.

Page 68: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

57

• Visi PSTW Budi Mulia 3 :

“Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia Ciracas sebagai puasat layanan

Lansia terdepan di Provinsi DKI Jakarta”

• Misi PSTW Budi Mulia 3 :

Melayani Lansia secara Holistik yang meliputi : Biologis, Psikologis,

Sosial, dan Spiritual.

1) Meningkatkan lanjut usia terlantar dalam kehidupan yang normative

2) Meningkatkan harkat dan martabat serta kualitas hidup lanjut usia

3) Meningkatkan keberfungsian sosial lanjut usia

4) Meningkatkan pelayanan sosial lanjut usia terlantar

5) Meningkatkan peran serta keluarga, masyarakat dan dunia usaha

C. Falsafah Lembaga

Adapun dasar-dasar hukum yang dipakai di PSTW Budi Mulia,

diantaranya :

1. Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia.

2. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

3. Undang-Undang No. 11 tahun 2009 tentang Pokok-Pokok

Kesejahteraan Sosial.

4. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan provinsi sebagai Daerah Otonom.

5. Peraturan Gubernur No. 104 tahun 2009 tentang organisasi dan Kerja

Dinas Sosial Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

Page 69: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

58

6. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 63 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di

Lingkungan Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial

Provinsi DKI Jakarta.

Page 70: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

59

D. Struktur Organisasi Lembaga

Tabel 1.2 (Tabel Struktur Organisasi PSTW Budi Mulia 3 Ciracas)

Adapun Job Description yang dilakukan oleh pengurus di PSTW

Budi Mulia 3 adalah :

KEPALA PANTI

Drs. H. Akmal Towe, M.Si

SATPEL

KEPERAWATAN

Irwan Santoso, SH

SATPEL BAG TATA

USAHA

Dra. Utari, M.Si

SATPEL

PELAYANAN

Farida Noviyanti, SH

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

Page 71: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

60

1. Ketua Panti

Bertugas memonitoring segala pekerjaan setiap

divisi/seksi. Disamping itu, kepala panti juga melaksanakan

tugas manajerial dan teknis operasional pelayanan dan

rehabilitas social seusuai dengan Peraturan Perundang

Undangan yang berlaku.

2. Tata Usaha

Dalam tugasnya melakukan urusan surat menyurat,

kepegawaian, menyusun laporan keuangan, menginput data-

data keuangan, transparasi dana perlengkapan, serta sarana

dan prasarana Panti.

3. Sie.Perawatan

Merupakan divisi yang membantu pekerja social untuk

melakukan seleksi terhadap calon WBS berdasarkan segi

moralitas dan kesehatannya. Sekso perawatan juga berfungsi

sebagai bagian yang mengatur masalah sandang, pangan,

kebersihan lingkungan, kerapihan wisma dan WBS,

pemberian obat-obatan dan Vitamin bagi WBS yang

membutuhkan.

Page 72: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

61

4. Sie. Bimbingan Penyaluran

Merupakan divisi yang mengawasi jalannya program yang

telah disepakati oleh dinas dan pihak panti seperti bimbingan

rohani, senam, kerajinan tangan dan kesenian, layanan

konseling dan case conference

5. Kelompok Jabatan Fungsional

Pekerja sosial/ jabatan fungsional merupakan divisi yang

melakukan assessment, intervensi klien, identifikasi,

registrasi, seleksi dan penerimaan serta penjelasan program

kepada WBS.

Dalam hal pengambilan keputusan, PSTW Budi Mulia 3 mengambil

keputusan dengan system non direktif (secara tidak langsung) karena

pengambilan keputusan dilakukan secara bermusyawarah antara ketua panti

dengan para staff panti.

E. Program

Di PSTW BM 3 perencanaan program dibuat oleh Dinas dan

cenderung untuk jangka panjang dan sifatnya tetap, tidak berubah. Dalam

perencanaannya masing-masing dari kepala Panti hadir untuk rapat tentang

manajemen program lalu direalisasikan kebawah (staff panti). Sayangnya

manajemen program yang ada di PSTW belum berjalan secara optimal.

Page 73: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

62

Adapun program yang dibuat bedasarkan keputusan dari Dinas dan kepala

Panti diantaranya kelas Angklung, dimana di semua Panti Sosial Tresna

Werdha memiliki program yang sama tergantung bagaimana mereka

menerapkannya atau tidak. Pelayanan sosial dan kesehatan, seperti bimbingan

konseling dan keterampilan juga merupakan perencanaan dari Dinas yang

disepakati bersama oleh masing-masing kepala panti, hanya untuk

keterampilannya ingin seperti apa diserahkan kembali kepada pihak panti.

Di sisi lain terdapat pula program yang dibuat oleh kebijakan panti

yang perencanannya disusun oleh Sie.Bimbingan dan Penyaluran panti dan

disepakati bersama oleh pihak panti yang berkaitan, seperti adanya kegiatan

panggung gembira, kegiatan senam seminggu dua kali untuk menyehatkan

tubuh para lansia agar tidak mudah terkena stroke dan jantung, kegiatan

bimbingan rohani Islam dan Kristen di setiap hari Selasa dan Kamis, latihan

rebana untuk para lansia kakung dan keterampilan menjahit dan meronce

bunga untuk para lansia perempuan bagi mereka yang masih potensial.

Program di PSTW memiliki system Top-Down, yang dibuat langsung oleh

Dinas kepada masing-masing Panti. Disamping itu, manajemen program yang

ada di PSTW ada juga yang menggunakan system Bottom-Up. Salah satu

contohnya ialah program keterampilan menjahit dan meronce bunga yang

diusulkan oleh pihak panti ke Dinas.

PSTW BM 3 memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lansia

terlantar dalam bentuk pembinaan fisik berupa olahraga dan pemeriksaan

Page 74: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

63

kesehatan, pembinan mental spiritual yang berupa bimbingan rohani Islam

dan Kristen yang diadakan seminggu dua kali, bimbingan sosial yang

dimasudkan agar WBS dapat mengenali peran dan fungsi sosialnya di

lingkungan panti, bimbingan keterampilan meliputi kerajinan tangan dan

kesenian, rekreasi dan hiburan.

Pelaksanaan program diantara Program-program inti yang terdapat di

PSTW Budi Mulia 3, terdapat pula program-program yang diselenggarakan

untuk memperingati hari-hari besar seperti, Hari Kartini, Isra Mi‟raj, Ulang

Tahun Jakarta, Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) dan sebagainya. Seperti

halnya pada peringatan acara Hari Kartini, pihak Panti biasanya mengadakan

acara lomba busana kebaya (Fashion Show) bagai para WBS (Warga Binaan

Sosial) Panti yang masih potensial. Lalu pada acara hari besar keagamaan

seperti halnya Isra Mi‟raj biasanya pihak panti mengadakan acara peringatan

dengan mengunang Ustadz untuk memberikan khotbahnya bagi para WBS

panti yang beragama muslim. Pada acara peringatan HLUN pun pihak panti

bekerja sama dengan kepala panti Werdha lainnya untuk mengadakan acara.

Adapun program-program yang ada di PSTW Budi Mulia 3 diantarnya

adalah:

a. Adanya pelatihan-pelatihan seperti keterampilan menjahit,

membuat keset dan meronce bunga dari sedotan khusus bagi para

lansia yang masih potensial. Hal tersebut dapat berfungsi untuk

mengembangkan kreatifitas para lansia.

Page 75: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

64

b. Kegiatan bermain Angklung sebagai terapi pemulihan para lansia

yang memiliki riwyat penyakit stroke. Disisi lain bermain

Angklung juga dapat membantu mennggabungkan fungsi otak kiri

(lewat syair lagu) dan otak kanan (tangga nada), sehingga dapat

menjadi jembatan otak untuk menjadi aktif dan tidak mudah lupa

(membantu meningkatkan memori).

c. Ada kegiatan Bimbingan Rohani seminggu 2 kali setiap hari Senin

dan Kamis, baik rohani agama Islam (Pengajian) maupun Kristen.

d. Kegiatan Panggung Gembira. Disini para lansia dituntut untuk

bebas berekspresi, tidak peduli suaranya merdu atau tidak,

tujuannya dapat melatih rasa kepercayaan diri lansia untuk mau

berjoget dan riang gembira bersama.

e. Pelatihan rebana untuk para lansia kakung dan perempuan,

membantu untuk melatih gerakan otot tangan dan sebagai salah

satu tujuan untuk memperkenalkan salah satu musik Indonesia.

f. Kegiatan Senam yang dilakukan seminggu 2 kali, tujuannya agar

dapat memberfungsikan syaraf dan motoric para lansia, terutama

bagi mereka yang merupakan penderita jantung, stroke, dan

diabetes.

Page 76: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

65

1. Jadwal Kegiatan WBS PSTW Budi Mulia Ciracas

Jadwal Kegiatan Mingguan Jadwal Kegiatan Harian

Hari Kegiatan Jam Kegiatan

Senin

Bimbingan

Rohani/Keagamaan

04.00 Bangun Pagi/Mandi

04.45 Sholat Subuh

Selasa

Olahraga, Bim. Kesenian,

dan Panggung Gembira

05.30 Jalan Kaki Pagi

06.00 Sarapan Pagi

Rabu

Bimbingan

Rohani/Keagamaan

07.00

Kegiatan Yang

Terjadwal

12.00 Sholat Dzuhur

Kamis Bimbingan Keterampilan

12.30 Makan Siang

13.30 Istirahat Siang

Jum‟at Olahraga dan TAK

15.00 Sholat Ashar

15.30 Makan Sore

Sabtu

Bimbingan

Rohani/Keagamaan

16.00 Istirahat Sore

18.00 Sholat Magrib

Minggu Aktifitas Mandiri

19.00 Sholat Isya

20.00 Istirahat Malam

Page 77: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

66

2. Alur pelayanan dan penerimaan penghuni panti:

Persyaratan penerimaan

a. Usia diatas 60 tahun keaatas

b. Warga DKI Jakarta

c. Surat Keterangan RT, RW, Keluraham, Kepolisian, Instansi terkait

d. Sehat jasmani dan rohani

e. Bersedia mematuhi tata tertib panti

3. Tata tertib penghuni dan pengurus panti

Bagian keamanan panti terdapat petugas keamanan sebanyak 7 orang

petugas yang bekerja secara bergilir sesuai shift nya. Diadakan patroli setiap

3 jam sekali untuk mengecek keamanan lingkungan sekitar panti.

Tata tertib keamanan untuk para WBS antara lain:

- WBS dilarang berada diluar panti atau pos security selama jam kerja

- Untuk WBS yang ingin berpergian jauh harus memiliki surat ijin dari

penanggung jawab

- kerjasama yang baik dengan para staff, pramu jajaran, untuk

menciptakan lingkungan yang bersih, aman dan nyaman.

F. Jangkauan Layanan

Adapun target layanan PSTW Budi Mulia 3 diantaranya yaitu lansia

terlantar yang berusia 60 tahun ke atas, Penduduk DKI Jakarta, ada surat

Page 78: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

67

pengantar dari RT/RW dan Kelurahan dan rekomendasi dari suku Dinas

Sosial wilayah.

Gambaran umum Klien yang terdapat di PSTW Budi Mulia 3 sebagian

besar merupakan hasil jaringan polisi Pamong Praja (SATPOL PP). Ada

beberapa juga yang merupakan rujukan dari panti-panti lain karena panti

tersebut tidak memiliki fasilitas yang cukup baik untuk memenuhi kebutuhan

klien, ada juga yang beralasan karena WBS tersebut sudah tidak bisa

mengikuti aturan dan tata tertib yang sudah di tetapkan di Panti sebelumnya.

10% dari penyaluran Klien merupakan rujukan dari keluarga kandungnya

sendiri. Sebagian besar keluarga yang menitipkan ayah/ibu mereka di Panti

karena keluarga tersebut tidak memiliki biaya untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, merawatnya dan memberikan hak-hak yang seharusnya bisa

didapatkan oleh setiap orang, yakni kasih saying. Mereka merupakan keluarga

yang pada umumnya dari keluarga bermasalah, dan banyak yang tidak

memiliki anak, sehingga ketika mereka sudah berusia lanjut, tidak ada satupun

sanak saudara yang dapat menampung keberadaan lansia di dalam

keluarganya dikarenakan memang mereka sudah tidak memiliki sanak saudara

lagi dan hanya tinggal mereka seorang diri. Mayoritas dari mereka para lansia

yang sudah tidak memiliki sanak saudara dirujuk oleh pihak RT/RW ataupun

Kelurahan setempat yang mengurus langsung surat-surat penyaluran lansia

tersebut ke tempat yang lebih mulia, yakni PSTW dimana lansia-lansia

tersebut nantinya dapat bisa diberdayakan kembali, tidak terluntang-lantung

Page 79: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

68

dijalanan dan dapat menikmati masa tuanya walaupun tidak dengan keluarga

kandungnya. Jadi, dapat dikatakan katagori lansia yang berada di PSTW Budi

Mulia 3, 90% mereka merupakan lansia terlantar dan 10% berasal dari

keluarga miskin.

Ada 150 WBS yang terapat di PSTW Budi Mulia 3. Data WBS

berdasarkan psikologis yang telah diamati oleh PSTW BM 3 pada tahun 2014,

hampir 67% WBS yang berada di PSTW BM 3 menderita gangguan psikotik,

33% mengalami gangguan dimensia, dan 100% tidak memiliki gangguan.

Data penyakit yang dominan yang dialami oleh para WBS Lansia di PSTW

BM 3 ialah Rheumatoid Arthritis sebanyak 35%, Chardiovascular 60%,

diabetes sekitar 20%, Psikogeriatri 85%. Dan data WBS berdasarkan Agama

yaitu 80% beragama muslim dan 20% non muslim.

G. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Pembagian kerja setiap kepala seksi sebagian besar tidak berdasarkan

kompetensi melainkan berdasarkan pengabdian dan pengalaman. Misalnya

staff pada bagian keperawatan yang bertugas sebagai pendamping wisma

tidak harus berlatar belakang pendidikan perawatan. Tetapi pengabdian dan

pengalaman yang dibutuhkan untuk menjadi pendamping wisma. Meskipun

seperti itu, ada beberapa posisi yang mengharuskan memiliki latar belakang

sesuai dengan bidang yang bersangkutan seperti untuk mengisi posisi pekerja

sosial di panti harus berlatar belakang kesejahteraan sosial dan memiliki SK.

Page 80: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

69

Rasio pekerja sosial yang ada di panti dengan WBS adalah 3 : 150

yang sudah tersertifikasi dan sudah memiliki SK untuk menjadi peksos.

Pekerjaannya pun menjadi jabatan fungsional, seperti assessment, intervensi

klien dan lain-lain. Artinya, pekerja sosial di PSTW BM 3 hanya berjumlah 3

orang, sedangkan pekerja sosial tersebut harus menangani kurang lebih 150

WBS yang ada di panti.

Pengembangan kompetensi, dalam hal pelatihan untuk para staff

ataupun Tenaga Pelayanan Sosial (TPS) yang ada di PSTW BM 3

diselenggarakan oleh Kementrian Sosial (Kemensos) dan Dinas Sosial

(Dinsos) dengan waktu yang tidak menentu tetapi rutin dilaksanakan. Tempat

pelaksanaan di BPPKS (Balai Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial)

yang terletak di Lembang, Jawa Barat. Untuk biaya pelatihan, jika Kemensos

utama yang berfungsi sebagai ruang kantor dan tempat dilaksanakannya case

conference, maupun rapat-rapat untuk para staff.

H. Sarana dan Prasarana Lembaga

1. Gedung

PSTW Budi Mulia 3 merupakan salah satu unit pelaksanaan

teknis Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan

kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar. PSTW

(Panti Sosial Tresna Werdha) Budi Mulia 3 yaitu dibangun pada

Page 81: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

70

akhir tahun 2001 dengan luas bangunan 2.445 m2

diatas lahan seluas

8.665 m2

dan selesai pada bulan November 2002. Sarana dan

prasarana yang ada di PSTW BM 3, terdiri dari gedung kantor utama,

di dalam gedung kantor utama yang berfungsi sebagai ruang kantor

dan tempat dilaksanakannya case conference, maupun rapat-rapat

untuk staf.

2. Wisma untuk para WBS terdiri dari:

a. Cendrawasih

Di Ruangan cendrawasih terdapat 8 kamar di dalamnya, terdiri

dari 33 Tempat tidur dengan kamar mandi didalamnya untuk

MCK. Keadaan kamar pada ruangan cendrawasih bersih dan

tertata dengan baik. Disudut ruangan terdapat klinik pengobatan

untuk WBS memerikasakan kesehatan dirinya.

b. Garuda

Di ruang garuda terdapat 8 kamar, terdiri dari 26 tempat tidur

dengan satu kamar mandi didalamnya untuk MCK. Keadaan

kamar mandi bersih ada tempat pembuangan sampah pada masing-

masing kamar WBS.

c. Anggrek

Di Ruangan Anggrek terdapat 2 kamar besar dengan masing-

masing kamar yang terdiri dari anggrek 1 memiliki 13 tempat

tidur, dan kamar anggrek 2 memiliki 14 kamar tidur dan satu

Page 82: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

71

kamar mandi didalamnya untuk MCK keadaan kamar pada

ruangan anggrek bersih dan tertata dengan baik.

d. Melati

Di Ruangan melati memiliki 4 kamar, terdiri dari 31 tempat

tidur dengan satu kamar mandi didalamnya untuk MCK. Keadaan

kamar mandi bersih, ada tempat pembuangan sampah pada

masing-masing kamar.

e. Mawar

Di ruangan Mawar terdapat 4 kamar, terdiri dari 28 tempat

tidur dengan dua kamar mandi didalamnya untuk MCK. Keadaan

kamar mandi bersih ada tempat pembuangan sampah pada masing-

masing kamar WBS.

3. Ruangan-ruangan yang ada di panti PSTW Budi Mulia 3 terdiri dari :

a. Poliklinik : poliklinik ini berfungsi memeriksa kesehatan para

WBS yang dilakukan oleh dokter, bidan dan psikiatri (untuk

kejiwaan). Poliklinik ini juga dijadikan sebagai posyandu lansia.

b. Aula : sebagai tempat berkumpul melakukan kegiatan panti dan

tempat penerimaan tamu atau menyelenggarakan kegiatan

kunjungan.

c. Ruang konsultasi : ruang ini dijadikan untuk melakukan konseling

dengan psikolog maupun dengan pekerja sosial.

d. Ruang taman bacaan.

Page 83: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

72

e. Ruang pemulasaran jenazah : ruang ini diperuntukkan untuk

mengurus jenazah WBS dari mulai dimandikan hingga dikafankan.

f. Ruang keterampilan : ruang ini dijadikan tempat melakukan

kegiatan keterampilan.

g. Mushola : berada di depan rumah dinas, seperti mushola pada

umunya terdapat tempat wudhu, tempat sholat laki-laki dan

perempuan. Biasa digunakan oleh para WBS untuk sholat dan

kegiatan pengajian yang dilaksanakan setiap hari senin dan rabu

jam 10, serta kegiatan yasinan setiap malam Jum‟at

h. Dapur : terdapat dibagian samping ruang TAK (Terapi Aktifitas

Kelompok) untuk WBS. Keadaan dapur cukup bersih dan menjaga

kesehatan makanan untuk diberikan WBS. Di dalam dapur

terdapat petugas yang memasak makanan untuk WBS dengan

menu masakan yang bervariasi sesuai dengan kesehatan gizi lansia.

i. Asrama TPS (Tenaga Pelayanan Sosial) : ruang ini digunakan

untuk tempat istirahat sementara bagi para TPS.

j. Rumah Dinas : berada di belakang panti, bersebelahan dengan

mushola. Terdapat 2 lantai dan dipergunakan untuk para pegawai

panti.

k. Lapangan : lapangan ini digunakan untuk melakukan kegiatan

panti seperti senam, sekaligus dijadikan lahan parkir untuk para

tamu dan staff. Di panti terdapat sarana olahraga yaitu lapangan

futsal dan badminton, WBS jarang menggunakannya karena jarak

Page 84: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

73

antara kamar dan lapangan olahraga sedikit jauh. Kebanyakan dari

WBS hanya menggunakan sarana olahraga seperti senam pada

lansia yang diadakan setiap hari selasa dan jum‟at di bagian

halaman depan panti.

l. Kantin : di dalam panti terdapat kantin yang menjual aneka

minuman dengan makanan/snacknya. Kantin yang terdapat di

dalam panti lebih sering dikunjungi oleh para pegawai dan

mahasiswa praktek.

m. Peternakan : di dalam panti terdapat beebrapa peternakan kambing

yang berjumlah 4 ekor, ada juga kolam ikan yang berisi ikan

mujair dan ikan bawal, serta kandang ayam. Masing-masing

peternakan diurus oleh WBS sendiri dan dibantu oleh pegawai

panti untuk menyalurkan hobi dan kesukaannya dalam merawat

binatang.

Page 85: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

74

Berikut ini adalah tabel mengenai lanjut usia (WBS) berdasarkan jenis kelamin,

sebagai berikut:

Tabel 1.3

Data jumlah lanjut usia/WBS berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Perempuan 89 orang

2. Laki-laki 61 orang

I. Kemitraan Dengan Pihak Luar

Hubungan lembaga dengan masyarakat sekitar dapat dikatakan cukup

baik, terbukti dengan adanya PHLU (Pelayanan Harian Lanjut Usia) yang

dimana di panti terdapat posyandu lansia yang dapat digunakan oleh warga

sekitar panti khususnya lansia di RT.07 karena di daerah sekitar belum

memiliki layanan posyandu lansia. Maka dari itu panti dengan warga sekitar

RT.07/06 bekerja sama dalam hal posyandu. Begitu juga bila ada kegiatan

seperti senam, maka warga sekitar dapat mengikuti senam bersama-sama.

Kerja sama yang telah dilakukan oleh PSTW Budi Mulia 3 Ciracas,

dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada lansia, yaitu :

Page 86: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

75

a. Dinas sosial, Dinas ketentraman dan ketertiban Satpol PP dalam

pengiriman calon WBS (lansia terlantar) dan menindak lanjuti

hasil razia yang dilaksanakan.

b. RSKD Duren Sawit Satelit dalam hal pasien gangguan jiwa

(psikotik)

c. RSUD Budi Asih dan dalam hal memberikan pelayanan kesehatan

kepada lansia

d. Puskesmas Ciracas, dalam hal memberikan layanan kesehatan

lansia.

e. PUM (Panti Usada Mulia) dalam bentuk perawatan untuk lansia

yang sakit.

f. PSBI Bangun Daya (Panti Sosial Bina Insan) panti penampungan

sementara WBS yang akan dikirim ke setiap panti. Di PSBI juga

terdapat Lansia yang Psikotik.

Page 87: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

76

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

Berdasarkan hasil temuan penulis dapat diperoleh suatu informasi mengenai

dukungan keluarga. Pada bab ini, hasil temuan penulis dijelaskan melalui teori

bentuk dukungan keluarga yang dikemukakan oleh Friedman. Adapun sub bab

yang akan dibahas diantaranya ialah mengenai profil informan, macam-macam

bentuk dukungan keluarga, serta komponen dukungan sosial.

A. Profil (Informan)

Salah satu yang dipilih menjadi informan adalah salah satu lansia terlantar

yang berada di panti tetapi masih memiliki keluarga. Di bawah ini dapat dilihat

ringkasan data diri menjadi informan.

1. Sutinem

Saat ini Sutinem berusia 73 tahun. Dari kecil berpendidikan

sekolah 4 SD. Memiliki bapak seorang petani yang berjualan kacang dan

ibu juga seorang petani. Saat usia 12 tahun ibunya nenek Sutinem

meninggal. Nenek Sutinem mulai belajar masak untuk petani yang bekerja

di sawah. Setelah itu bapak nenek Sutinem sakit udah tua lalu meninggal

di Purbalingga. Nenek Sutinem adalah anak ke dua dari empat bersaudara.

Sekarang saudara nenek Sutinem sudah meninggal semua. Nenek Sutinem

memiliki tiga anak laki-laki yang berada di Pasar Rebo satu, di

Page 88: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

77

Purbalingga satu dan di Sumatera satu. Sebenarnya nenek Sutinem

memiliki anak 4 namun yang satu sudah meninggal. Namanya Rahmat

Aris, Agus Waluyo, Sutrisno dan Riyadi yang sudah meninggal.

Nenek Sutinem pernah tinggal juga di Pasar Rebo saat tahun 2013.

Awal nenek Sutinem bisa masuk panti karena anak nenek Sutinem yang

menempatkan nenek Sutinem disini. Alasan pak Rahmat menempatkan ke

panti karena ketidak cocokan nenek Sutinem dengan menantunya, nenek

Sutinem sering berantem dengan menantunya. Suami nenek Sutinem

sudah meninggal saat umur 84 tahun. Nenek Sutinem pernah bekerja

berjualan kopi mentah saat di Purbalingga. Pak Rahmat Aris kemarin

sempat menjenguk nenek Sutinem udah sebulan setengah sebelum puasa.

Nenek Sutinem tinggal di panti sudah dua tahun kurang lebih.

2. Anak Sutinem

Anak pertama nenek Sutinem di Pasar Rebo namanya Rahmat

Aris. Rahmat Aris ini memiliki tiga anak. Anak yang pertama bernama

Rizki Ramadhan berumur sepuluh tahun. Anak yang kedua namanya Kana

Tegar berumur delapan tahun kelas 2 SD. Anak yang ketiga bernama

Zanita Okta Nurjannah berumur enam tahun setengah mau masuk SD.

Memiliki pekerjaan sebagai ojek online yaitu Grabbike. Rumahnya

kontrak di Pasar Rebo. Istrinya bekerja di Catering.

Page 89: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

78

Anak kedua nenek Sutinem tinggal di Jambi namanya Adi

Sutrisno. Kerja sebagai pesuruh di kantor pajak. Istrinya bekerja sebagai

ibu rumah tangga. Memiliki dua anak lelaki. Anak yang pertama bernama

Imam. Anak yang ke dua bernama Ibrahim. Setelah itu anak ketiga nenek

Sutinem Agus Waluyo tinggal di Purbalingga. Dulunya bekerja sebagai

satpam namun sekarang sudah tidak bekerja lagi karena sakit-sakitan dan

harus menjalani cuci darah rutin dua kali seminggu sakit gagal ginjal.

Istrinya bekerja sebagai karyawan pabrik industri rambut palsu. Memiliki

dua anak laki-laki. Anak yang pertama berusia tujuh tahun dan anak yang

kedua berusia empat tahun.

3. Bu Purba

Ibu Purba berusia 51 tahun. Tempat tanggal lahirnya di Taruntung

14 Juli 1965. Bu Purba anak ke 8 dari 9 bersaudara. Nama saudara yang ke

satu Bernad Purba kerja pensiunan guru SMPN sekarang tinggal di ciputat.

Saudara ke dua Berliana Purba ikut suami pegawai negeri tinggal di

Taruntung. Saudara ke tiga Sofar Purba kerja supir Jakarta –Medan.

Saudara ke empat Galih Purba kerja jadi pemborong di Taruntung.

Saudara ke lima Linda Purba guru menjahit sambil membuka toko

menjahit di Taruntung. Saudara ke enam sudah meninggal. Saudara ke

tujuh Sabarohtuah Purba menjadi ibu rumah tangga. Ke 8 ibu Mangiring

Purba sendiri kerja jadi pegawai pns. Saudara ke sembilan Asimah Ulil

Purba kerjanya di bidan pulo mas. Orang tua Bu Purba sekarang bapaknya

Page 90: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

79

berumur 89 tahun sudah tidak bekerja namun dahulunya adalah

pemborong proyek bangunan sekolah sedangkan ibunya sudah meninggal

sepuluh tahun yang lalu dulunya pedagang kopi. Pendidikan ibu Purba dari

SD sampai SMA di Sumatera. Lalu melanjutkan kerja sambil kuliah di

Jakarta mengambil S1 di Widuri. Ibu purba memiliki dua anak yang

pertama bernama Meilita Kusumadiani mau masuk kuliah. Arisil Irmawan

baru mau masuk SMA. Rumah tempat tinggal ibu Purba di kavling

cipayung. Motto hidup ibu Purba bekerja untuk menyekolahkan anak.

Pekerjaan suami ibu Purba adalah menjadi pegawai PNS di Departemen

Sosial.

B. Bentuk Dukungan Keluarga

Sesuai dengan teori Gallo dan Reichel yang dikutip oleh Indriyani membagi

jenis-jenis dukungan keluarga menjadi 3 (tiga) jenis pada bab II halaman 23 :

a. Dukungan Fisiologis

Dukungan fisiologis merupakan dukungan yang dilakukan dalam

bentuk pertolongan-pertolongan dalam aktivitas sehari-hari yang

mendasar, seperti dalam hal mandi, menyiapkan makanan dan

memperhatikan gizi, toileting, menyediakan tempat tertentu atau

ruangan khusus, merawat seseorang bila sakit. Seperti yang diutarakan

anaknya kepada ibunya :

“Ibu dipanti jaga kesehatan ya, jangan sampai sakit. Kalo ada

kegiatan olahraga kalo bisa ibu ikut. Agar ibu sehat terus

jangan lupa makan sehari tiga kali yang bergizi. Terkadang

Page 91: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

80

saya suka bilang gitu pada ibu saya saat saya menengokin di

panti.”41

Dari pemaparan informan diatas dapat terlihat bahwa adanya

dukungan fisiologis yang diberikan oleh keluarga kepada nenek.

Dalam hal ini nenek mendapat perhatian dari anak pertamanya yaitu

Rahmat Aris dalam memperhatikan gizi.

“Dukungan fisiologis kalo di wbs disini ya di arahkan ada

yang masak ada yang menyajikan petugas mengajak untuk

mengikuti kegiatan senam dan dalam hal makanan juga

memperhatikan gizi.”42

Petugas panti memberikan tahu bahwa terdapat dukungan fisiologis

juga dari panti berupa menyiapkan makanan dan memperhatikan gizi.

b. Dukungan Psikologis

Dukungan psikologis adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian

maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa

ibu merasa dicintai dan diperhatikan, yang pada akhirnya dapat

berpengaruh kepada keberhasilan. Seperti yang diutarakan pak Rahmat

kepada ibunya :

“iya saya suka nanyain apa ibu sedang sakit atau tidak?

Terus gimana makannya disini? Apa tadi malam ibu tidurnya

nyeyak? Saya sering menanyakan itu pada ibu saya”43

41

Wawancara pribadi dengan bapak Rahmat Aris selaku anak pertama keluarga lansia. Pasar

Rebo, 20 Juni 2016 42

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016 43

Wawancara pribadi dengan bapak Rahmat Aris selaku anak pertama keluarga lansia. Pasar

Rebo, 20 Juni 2016

Page 92: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

81

Dari pemaparan informan diatas dapat terlihat bahwa adanya

dukungan psikologis yang diberikan oleh keluarga kepada nenek.

Dalam hal ini nenek mendapat perhatian dari anak pertamanya yaitu

Rahmat Aris.

“Ya saya rutin menengok ibu di panti. Sebulan sekali bahkan

bisa lebih dari itu. “44

Dari pemaparan informan diatas dapat terlihat bahwa adanya

dukungan psikologis yang diberikan oleh keluarga kepada nenek.

Dalam hal ini nenek dapat berkomunikasi dengan keluarga dengan

cara bertemu langsung karena keluarga sudah meluangkan waktu

untuk nenek.

“Ya dengan dia datang dia udah ada perhatiannya. Ya itu jika

dia datang bagaimana mak sehat gak mak. Bagaimana

keadaan mama disini.”45

“Ya memberikan rasa aman. Ya kalo sakit diobatin. Jika laper

dikasih makan. Lalu dikasih baju juga. Kebutuhannya

dipenuhi. Makanya kakek dan nenek disini pada betah.”46

“Ada peran panti dalam membina hubungan keluarga lansia

tersebut. Seperti waktu itu pernah keluarga lansia dipanggil

kesini diundang oleh kepala pembinaan. Terus bagi yang

punya keluarga juga dianjurkan menengok anggota lansianya

yang ada disini. Kalo bisa kita menggali data kita ada juga

home visit kita assessment wbs dan keluarganya. Kalo jadwal

kunjungan kita tidak ada khusus tapi syarat hanya diberikan

anggota keluarganya agar kakek atau nenek tinggal di panti

sering-sering ditengok minimal sebulan sekali jadwal dia

sempet nengoknya kapan misalnya di hari libur sabtu atau

minggu silahkan saja. Ditengok anggota kelurganya dengan

44

Ibid 45

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016 46

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 93: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

82

melapor petugas piket. Kita ada peraturan sebenarnya

anggota keluarga yang datang sini tidak boleh masuk wisma

tetapi hanya menunggu di ruang tamu, di gazebo di taman

atau di loby.”47

Petugas panti juga menilai jika adanya dukungan psikologis dari

keluarga yaitu bentuk perhatian keluarga kepada nenek dengan cara

anaknya menengoki ibunya di panti dan menanyakan kabar keadaan

ibunya. Peran panti juga memberikan dukungan psikologis yaitu rasa

aman kepada nenek sutinem di panti.

“Ya jelas pernah menengok nenek sebulan sekali. Diskusi yang

pernah melakukan adalah membicarakan tentang kehidupan

keluarga.”48

Nenek juga melakukan diskusi dengan keluarga untuk meluangkan

waktu menjaga komunikasi baik dengan keluarga.

c. Dukungan Sosial

Dukungan sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang

memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang di dapat lewat

pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai

oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu kelompok

yang berdasarkan kepentingan bersama. Seperti yang diutarakan

anaknya kepada ibunya :

47

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016 48

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016

Page 94: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

83

”Saya juga sering mengingatkan kepada ibu saya untuk

mengikuti kegiatan pengajian agar hatinya selalu tenang dan

tentram dalam mengingat Allah SWT”49

Dari pemaparan informan diatas dapat terlihat bahwa adanya

dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga kepada nenek. Dalam

hal ini nenek mendapat saran dari anak pertamanya yaitu Rahmat Aris

untuk mengikuti kegiatan spiritual seperti pengajian

“Petugas selalu mengajak kegiatan pengajian. Waktunya hari

senin ada ceramah dengan ust. samatrin, rabu ada baca quran

deng pak zainudin, malam jumat yasinan.”50

“Iya saya tetap menjaga interaksi dengan orang lain dengan

cara memberikan senyuman. Ya kadang saya ramah dengan

orang lain. Ya saya patuh terhadap norma yang berlaku di

panti.”51

Nenek selalu diajak oleh petugas panti untuk mengikuti kegiatan

pengajian. Jadi nenek mendapatkan dukungan sosial dari panti. Nenek

juga tetap menjaga interaksi dengan orang lain dan bersikap patuh

terhadap norma yang berlaku di panti.

“Fasilitas kesehatan ada tetapi tidak semua rumah sakit bisa

di rujuk tergantung rumah sakit yang merujuk.”

Petugas panti tidak memberikan kesempatan untuk memilih fasilitas

kesehatan sesuai dengan keinginan sendiri karena semua sudah diatur

oleh panti dan yang bisa merujuk adalah rumah sakit.

49

Wawancara pribadi dengan. bapak Rahmat Aris selaku anak pertama keluarga lansia. Pasar

Rebo, 20 Juni 2016 50

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016 51

Ibid

Page 95: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

84

C. Fungsi Dukungan Keluarga

Fungsi dukungan keluarga menurut Friedman ada beberapa fungsi, sesuai

teori pada bab II halaman 24 yaitu :

a. Dukungan Informasional

Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran, atau

umpan balik tentang situasi dan kondisi individu, jenis informasi ini

dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah

dengan lebih mudah. Seperti diutarakan pak Rahmat kepada ibunya :

“ibu dipanti jaga kesehatan ya, jangan sampai sakit. Kalo ada

kegiatan olahraga kalo bisa ibu ikut. Agar ibu sehat terus

jangan lupa makan sehari tiga kali. Terkadang saya suka

bilang gitu pada ibu saya saat saya menengokin di panti.”52

Dari pemaparan informan diatas dapat terlihat bahwa adanya

dukungan informasi yang diberikan oleh keluarga kepada nenek.

Dalam hal ini nenek mendapat nasehat dari anak pertamanya yaitu

Rahmat Aris.

“Ya jika lagi berantem ya dileraikan agar supaya tidak

bertengkar lagi. Namanya juga manusia mempunyai

kesalahan. Nenek disini kan berasal dari gelandangan ada

yang tinggal di ubin jadi kadang ada aja yang membuat

masalah. Kita arahkan kita tanya dulu kenapa nenek berantem

misalnya begini begini ya tidak usah berantem kita

pisahkan.”53

Peran dukungan panti dalam dukungan informasi yaitu memberikan

nasehat jika ada lansia yang sedang berantem.

52

Wawancara pribadi dengan bapak Rahmat Aris selaku anak pertama keluarga lansia. Pasar

Rebo, 20 Juni 2016 53

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 96: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

85

“Ya panti meleraikan jangan bertengkar. Ada juga kegiatan

konseling dimana bisa bercerita tentang masalah pribadi lalu

diberikan arahan.”54

Peran panti dalam mengungkapkan masalah yaitu dengan adanya

kegiatan konseling dimana lansia bisa bercerita tentang masalah

pribadinya lalu akan diberikan arahan oleh petugas.

b. Dukungan Penilaian

Dukungan ini bisa berbentuk penilaian yang positif, penguatan

(pembenaran) untuk melakukan sesuatu, umpan balik atau

menunjukkan perbandingan sosial yang membuka wawasan seseorang

yang sedang dalam keadaan stress. Seperti yang diutarakan pak

Rahmat kepada Ibunya :

“iya saya suka nanyain apa nenek sedang sakit atau tidak?

Terus gimana makannya disini? Apa tadi malam nenek

tidurnya nyeyak? Saya sering menanyakan itu pada ibu

saya”55

Dari pemaparan informan diatas dapat terlihat bahwa adanya

dukungan penilaian yang diberikan oleh keluarga kepada nenek.

Dalam hal ini nenek mendapat perhatian dari anak pertamanya yaitu

Rahmat Aris.

“Ya kalo seandainya dalam kegiatan dia rajin jika dalam

kegiatan keagamaan wah hebat nenek sudah duluan datang

54

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016 55

Wawancara pribadi dengan bapak Rahmat Aris selaku anak pertama keluarga lansia. Pasar

Rebo, 20 Juni 2016

Page 97: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

86

atau jika ada kegiatan panggung gembira dia nyanyi jadi kami

memberikan pujian kepada dirinya”56

Dari pemaparan informasi diatas terlihat bahwa adanya dukungan

penilaian yang diberikan oleh panti kepada nenek. Yaitu memberikan

penghargaan berupa pujian kepada nenek yang rajin mengikuti

kegiatan.

“Ya semuanya dibimbing. Dalam membimbing pelayanan

kesehatam, pelayanan agama dsb.”57

Dari pemaparan informasi diatas terlihat bahwa adanya dukungan

penilaian yang diberikan oleh panti kepada nenek. Yaitu berupa

bimbingan pelayanan kesehatan ataupun pelayanan keagamaan.

c. Dukungan Instrumental

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat

memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian

makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi

stress karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang

berhubungan dengan materi. Seperti yang di utarakan nenek Sutinem :

“iya pernah. Ngasih Rp.30.000 atau ngasih Rp. 50.000 kalo

ada rezeki.”58

56

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016 57

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016 58

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016

Page 98: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

87

Dari pemaparan informan diatas dapat terlihat bahwa adanya

dukungan materi yang diberikan oleh keluarga berupa uang. Dalam hal

ini nenek mendapatkan uang dari anak pertamanya yaitu Rahmat Aris.

“Ya seandaianya jika ada kegiatan apabila ia masih sakit dia

tidak perlu ikut kegiatan namun istirahat yang cukup.”

Petugas panti menyarankan lansia untuk istirahat jika lansia tersebut

sakt. Jadi kebutuhan instrumental terpenuhi karena kebutuhan untuk

istirahat tercukupi.

d. Dukungan Emosional

Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman,

yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga

individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini

sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat

di kontrol. Seperti yang diutarakan anaknya kepada Ibunya :

“iya saya suka nanyain apa nenek sedang sakit atau tidak?

Terus gimana makannya disini? Apa tadi malam nenek

tidurnya nyeyak? Saya sering menanyakan itu pada ibu

saya”59

Dari pemaparan informan diatas dapat terlihat bahwa adanya

dukungan penilaian yang diberikan oleh keluarga kepada nenek.

Dalam hal ini nenek mendapat perhatian dari anak pertamanya yaitu

Rahmat Aris.

59

Wawancara pribadi dengan bapak Rahmat Aris selaku anak pertama keluarga lansia. Pasar

Rebo, 20 Juni 2016

Page 99: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

88

“Ya petugas harus mendengarkan keluhan kakek dan nenek.

Jika sudah didengarkan ya baru kita ceramahin. Baru kami

memberikan apa yang mereka butuhkan.”60

“Ya adanya kegiatan konseling disitu panti mendengarkan

keluhan nenek. Dan keluhan nenek didengarkan oleh panti.”61

Dari pemaparan informan diatas dapat terlihat adanya dukungan

penilaian yang diberikan oleh panti kepada nenek. Adanya dalam

bentuk mendengarkan dan di dengarkan.

D. Komponen Dukungan Sosial

Berdasarkan hasil temuan peneliti, terdapat komponen dukungan

sosial. Hal ini dapat terlihat dari teori komponen dukungan sosial yang

dikemukakan oleh Weiss pada bab II halaman 28.

a. Kerekatan emosional (emostional attachment).

Kerekatan emosional merupakan hubungan emosional yang

dekat antara dua orang dengan karakteristik adanya kasih

sayang antara dua pihak, dan keduanya menginginkan untuk

mempertahankan kedekatan itu. Seperti yang diutarakan nenek

Sutinem di panti :

“Memperoleh kerekatan emosional dengan cara satu

kamar. Dengan cara Makan bersama. Ikut kegiatan

bersama. Dan sholat bersama.”62

60

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016 61

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016 62

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. di Panti 17 Juni 2016

Page 100: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

89

Adanya bentuk kedekatan antara lansia dengan lansia lainnya.

Dengan cara tinggal hidup bersama dan mengikuti kegiatan

bersama. Hal ini menimbulkan rasa damai diantara mereka

yang tinggal di panti. Dukungan sosial semacam ini

menimbulkan seseorang untuk memperoleh kerekatan

(kedekatan) emosional sehingga memperoleh rasa aman.

b. Integrasi sosial (social integration).

Integrasi sosial ialah sebuah proses sosial individu atau

kelompok yang terjadi karena suatu perbedaan fisik,

emosional, budaya dan prilaku. Seperti yang diutarakan

pekerja sosial di panti :

“Ya rasa kebersamaan tinggal di panti sudah tumbuh.

Ya jika sudah kenal ya sudah sayang. Seperti sering

mengikuti kegiatan bersama.”63

Lansia tersebut merasa memiliki keluarga baru selama tinggal

di panti. Jadi lansia tersebut memiliki rasa dimiliki dalam suatu

kelompok keluarga di panti. Jenis dukungan sosial semacam

ini memungkinkan seseorang untuk melakukan kegiatan yang

sifatnya rekreatif secara bersama-sama. Dukungan semacam ini

menimbulkan rasa nyaman serta merasa memiliki dan dimiliki

dalam kelompok.

63

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 101: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

90

“Melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara

bersama-sama. Iya misalnya dengan mengikuti

kegiatan keterampilan bersama.”64

c. Penghargaan atau pengakuan (reassurance of worth).

Penghargaan adalah suatu cara yang digunakan oleh seseorang

untuk memberikan suatu penghargaan kepada seseorang karena

sudah mengerjakan suatu hal yang benar, sehingga seseorang

itu bisa semangat lagi dalam mengerjakan tugas tersebut.

Seperti yang diutarakan pekerja sosial di panti :

“Kita bawa kakek atau nenek yang mandiri ke tempat

HLUN yaitu di Ancol mengikuti kegiatan disana seperti

pentas seni menampilkan angklung, joget ya

bersenang-senanglah. Sekitar 30 orang yang ikut

kegiatan program HLUN.”65

Dalam hal ini saat kegiatan acara program HLUN (Hari Lanjut

Usia Nasional) yang bertepatkan tanggal 29 Mei. Biasa

mengadakan kegiatan pentas seni. Disini para lansia

menampilkan keahlian yang mereka miliki seperti bermain

angklung. Jadinya mereka merasa mendapatkan pengakuan

atau penghargaan atas kemampuan yang mereka miliki. Pada

dukungan sosial jenis ini seseorang akan mendapatkan

pengakuan atas kemampuan dan keahlian serta mendapat

64

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016 65

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 102: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

91

penghargaan dari orang lain atau lembaga terhadap

kompetensi, keterampilan dan nilai yang dimiliki seseorang.

d. Hubungan yang dapat diandalkan untuk mendapatkan bantuan

yang nyata (reliable alliance).

Jenis dukungan sosial ini bersumber pada umumnya diberikan

oleh anggota keluarga. Dukungan sosial dapat berupa jaminan

bahwa ada orang yang dapat diandalkan bantuannya ketika

individu membutuhkan bantuan tersebut. Seperti yang

diutarakan oleh nenek Sutinem :

“Ya kadang-kadang ada. Ya ada duit, kue , baju.

Kemarin dua puluh lima ribu dari sekolah SMA depok.

Tapi saya ga nerima karena saya naik duluan

keatas.”66

Bantuan nyata yang bisa diberikan oleh keluarga adalah dalam

berbentuk uang untuk jajan lansia. Biasanya saat ada acara

kunjungan dari lembaga atau yayasan yang berkunjung ke

panti lalu memberikan uang dalam amplop. Jenis dukungan

sosial ini bersumber pada umumnya diberikan oleh anggota

keluarga.

“Iya saya memberikan uang kepada ibu saya saat

menengok jika ada rezeki ya saya kasih.”67

66

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016 67

Wawancara pribadi dengan bapak Rahmat Aris selaku anak pertama keluarga lansia. Pasar

Rebo, 20 Juni 2016

Page 103: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

92

e. Saran atau informasi (guidance).

Saran merupakan sebuah solusi yang ditunjukan untuk

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Saran harus

bersifat membangun, mendidik, dan secara objektif sesuai

dengan topik yang dibahas. Seperti yang diutarakan pekerja

sosial di panti :

“Ya adanya kegiatan konseling dimana wbs bisa

bercerita mengungkapkan masalahnya masing-masing

lalu psikolog bisa memberikan arahan kepada wbs

tersebut.”

Dalam hal ini saat kegiatan konseling. Dimana para lansia bisa

menceritakan keluh kesahnya selama ia hidup. Lalu ada

pembimbing yang memberikan saran atau nasehat untuk para

lansia yang mengalami masalah. Dukungan sosial jenis ini

adalah memungkinkan mendapatkan informasi, saran atau

nasihat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan

mengatasi permasalahan yang dihadapi. Jenis dukungan sosial

ini bersumber dari guru, mentor, pembimbing, atau sosok

orang tua.

f. Kemungkinan membantu (Opportunity for naturance)

Dukungan ini menimbulkan perasaan dalam diri individu

bahwa ia bertanggung jawab terhadap kesejahteraan orang lain.

Page 104: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

93

Dukungan ini sering diperoleh dari anak, cucu, dan pasangan

hidup. Seperti yang diutarakan pekerja sosial di panti :

“Ya panti tanggung jawab terhadap kesejahteraan

nenek banyak misalnya dalam hal kesehatan,

keamanan, dan kebersihan.”68

“Ya saya rutin menengok nenek di panti. Sebulan sekali

bahkan bisa lebih dari itu.”69

Anak yang masih memilliki tanggung jawab terhadap

neneknya di panti dengan cara selalu menjenguknya.

Dukungan yang menimbulkan perasaan dalam diri individu

bahwa ia bertanggung jawab terhadap kesejahteraan orang lain.

Dukungan ini sering diperoleh dari anak, cucu dan pasangan

hidup.

E. Kebutuhan Lanjut Usia

Adapun yang menjadi kebutuhan lanjut usia pada umumnya sesuai

teori pada bab II halaman 31 adalah :

a. Kebutuhan Jasmani

Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan yang dimanfaatkan untuk

keperluan jasmani seperti menjaga, melindungi, memelihara,

mengembangkan, dan membangun pertubuhan jasmani manusia.

Seperti yang diutarakan oleh nenek Sutinem :

68

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016 69 Wawancara pribadi dengan bapak Rahmat Aris selaku anak pertama keluarga lansia. Pasar

Rebo, 20 Juni 2016

Page 105: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

94

“Ada pelayanan kesehatan. Ada kegiatan olahraga. Ada

perumahan sandang dan pelayanan kebutuhan makanan yang

bergizi.”70

Disini nenek sering mengikuti kegiatan olahrga secara teratur. Nenek

juga mengonsumsi makanan yang bergizi atau makanan sehat setiap

harinya. Kebutuhan jasmani antara lain pelayanan pemenuhan

kesehatan, makanan dan gizi, perumahan sandang, olahraga dan alat

bantu.

“Ya perumahan dia tinggal disini. Ya makan sehari 3 kali.

Pelayanan kesehatan jika sakit di obatin. Ya kebutuhan

jasmani dan rohani tercukupi.”71

b. Kebutuhan Mental dan Psikis

Kebutuhan mental merupakan kebutuhan yang dibutuhkan seseorang

untuk mendapatkan sesuatu bagi jiwanya secara kejiwaan. Seperti

yang di utarakan oleh nenek Sutinem :

“Ya jelas ada yang mengajak kegiatan pengajian atau

upacara keagamaan dan saya rutin mengikuti kegiatan

pengajian di mesjid”.72

“Ya kita motivasi dan kita mengarahkan. Ya pasti itu petugas

mengajak kegiatan keagamaan.”73

Nenek rutin menghadiri kegiatan pengajian di masjid. Ini sebagai

memenuhi kebutuhan mental atau psikis nya agar hati tetap tenang dan

tidak mudah stress. Kebutuhan psikis atau mental spiritual dimasudkan

membantu lanjut usia agar memiliki sikap mental yang positif bagi diri

70

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016 71

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016 72

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016 73

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 106: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

95

sendiri, keluarga dan lingkungannya. Kebutuhan psikis meliputi

pelayanan konseling an pembelaan yang berkaitan dengan rasa aman,

tentram, adanya hubungan dengan Tuhan, dekat dengan teman dan

mempunyai hubungan baik dengan lingkungannya. Sebagai salah satu

cara mendekatkan diri dengan Tuhan, lanjut usia diajak beribadah,

menghadiri pengajian dan upacara-upacara keagamaan atau upacara-

upacara lainnya.

c. Kebutuhan Sosial dan Ekonomi

Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan akan saling berinteraksi antara

manusia yang satu dengan manusia lainnya dalam kehidupan

bermasyarakat. Seperti yang diutarakan oleh nenek Sutinem :

“Ada pelayanan bimbingan sosial, ada penyuluhan, ada

rekreasi setahun dua kali. Ada kebutuhan ekonomi misalnya

barang keterampilan di jualin saat bazar.”74

“Kebutuhan sosial ya kan dia bersosialisasi di masyarakat dia

juga berteman ada bimbingan sosial, ada kegiatan rekreasi

juga. Ya namanya juga orang tua tidak bisa dipaksakan namun

mengarahkan untuk mengikuti kegiatan seperti membuat keset

yang nanti akan di jual saat bazaar.”75

Program rekreasi yang diadakan oleh panti setiap setahun dua kali

sangat bermanfaat bagi lansia agar lansia tidak jenuh. Nenek juga

pernah mengikuti kegiatan rekreasi yaitu saat pergi ke Ancol.

Pendekatan dengan cara memberikan kesempatan seluas-luasnya

74

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016 75

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 107: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

96

kepada lanjut usia diluar lingkungan keluarga. Kebutuhan ekonomi

yang diadakan adalah seperti adanya bazar saat ada acara di Aula.

Disini lansia membuat kreasi seperti keset, bunga ataupun serbet yang

dijual saat bazar.

F. Karakteristik Lanjut Usia

Adapun karakteristik usia lanjut sesuai teori pada bab II halaman 34 yaitu:

1. Merupakan periode penurunan (kemunduran)

Penurunan tersebut disebabkan sebagian oleh factor fisik,

seperti perubahan-perubahan sel tubuh karena ketuaan dan sebagian-

sebagian lagi oleh factor psikologis, seperti sikapnya terhadap orang

lain dan terhadap kerja.

“Katarak, kurang lebih tiga bulan. Awalnya gejalanya

sering pusing atau bingung punya anak baru terus

keluar air mata.” 76

Terjadinya penyakit yang dialami nenek yaitu sakit katarak dan

harus dioperasi di rumah sakit Kantor Pajak. Hal ini menjelaskan

bahwa terjadi penurunan di bagian mata nenek. Mata dan telinga

merupakan dua organ tubuh yang paling banyak digunakan setiap saat

di banding indera lainnya. Oleh karena itu keduanya merupakan organ

76

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016

Page 108: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

97

yang paling banyak dipengaruhi oleh pertambahan usia, walaupun

perubahan fungsi seluruh organ tubuh juga terjadi.

“Ya kalo ibu sutinem sehat saja. Ya soalnya ibu lagi

banyak kegiatan jadi kurang tahu. Ya memang ibu

sutinem mengalami penurunan di matanya karena sakit

katarak.”77

4. Ada perbedaan individual dalam efek ketuaan

Reaksi orang terhadap masa tua berbeda-beda, ada yang

menganggap pension merupakan masa yang menyenangkan, karena

sekarang yang bersangkutan dapat hidup dengan lebih santai, namun

ada pula yang menganggap pension sebagai hukuman. Seperti yang di

utarakan pekerja sosial di panti :

“Ya biasa saja tidak sebagai hukuman masa tuanya

dianggap santai ya kita jalani saja ya enjoy saja dia

bilang seperti itu dia sudah betah di panti.”78

Menurut petugas panti reaksi sutinem terhadap masa tuanya ia

menganggap masa tua merupakan masa yang menyenangkan, karena

sekarang yang bersangkutan dapat hidup dengan lebih santai, namun

mungkin ada pula orang lain yang menganggap sebagai hukuman.

77

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016 78

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 109: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

98

5. Berbagai streotipe (pandangan) orang lanjut usia

Banyak terdapat streotip mengenai usia lanjut seperti misalnya

adanya humor-humor dalam majalah-majalah mengenai usia lanjut

yang menggambarkan masa tua tidak menyenangkan. Seperti yang di

utarakan pekerja sosial di panti :

“Pandangan saya mengenai lanjut usia sekarang udah

51 tahun mulai sekarang sudah berhati-hati dalam

segala hal permintaan saya kalo bisa jangan

merepotkan keluarga nantinya. Rentan penyakit sudah

mengalami kemunduran saat lanjut usia nanti.”79

Pandangan petugas panti mengenai usia lanjut sebagai usia

yang rentan penyakit sudah mengalami kemunduran dalam hal

kehilangan penglihatan, pendengaran, pengecapan dsb. Petugas panti

juga berharap agar di masa tua nya nanti tidak merepotkan orang lain

maupun keluarganya nanti.

6. Sikap sosial terhadap lanjut usia

Mereka seharusnya dihormati dan dihargai karena

pengalamannya, melainkan sikap mereka membuat para orang tua usia

lanjut ini merasa tidak lagi dibutuhkan oleh kelompok sosial, lebih

dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu, namun ada perbedaan

sikap antara budaya yang berbeda-berbeda pula, ada kelompok etnik

yang menghargai tinggi terhadap usia lanjut. Disamping itu kelas

79

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 110: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

99

sosial juga mempengaruhi sikap sosial itu. Seperti yang di utarakan

oleh pekerja sosial di panti :

“Ya kita hormati ya kita banggakan dia jadi kita

membanggakan lansia seperti yang muda membantu

lansia yang ingin minum misalnya dikasih minum. Agar

mereka semangat lagi jadi yang namanya orang tua ya

harus dihormatin.”80

Petugas di panti mereka masih berprilaku baik pada lansia

yang tinggal di panti sering kali mereka mengajak lansia untuk

bersenang-senang dengan adanya kegiatan panggung gembira atau

kegiatan lainnya. Petugas panti juga mengehormati dan

membanggakan lansia yang berada di panti.

7. Usia lanjut mempunyai status kelompok minoritas

Lanjut Usia menjadi warga Negara kelas dua, hal mana

mempengaruhi penyesuaian dirinya secara sosial maupun pribadi.

Sebagai akibat dari sikap sosial yang negative terhadap usia lanjut

mereka cenderung dibatasi dalam interaksi sosialnya dan hanya

mempunyai kekuatan atau kekuasaan yang terbatas.

“Usia lanjut mempunyai status kelompok minoritas ya

gak masalah. Dia kan bersikap baik jika menjalani

hidupnya biasa saja tidak macam-macam ya tidak apa-

apa. Wbs itu kan manusia biasa. Tenaga juga tidak

kuat lagi. Pendengaran sudah berkurang. Asal orang

tua itu diperhatiin dan diurusinlah.”

80

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 111: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

100

Lansia memiliki status kelompok minoritas ya tidak masalah

menurut pekerja sosial asalkan orang tua tersebut diperhatikan dan di

urusin.

8. Usia lanjut diikuti dengan perubahan-perubahan peran

Berhubungan kelompok usia lanjut dapat bersaing lagi dengan

kelompok yang lebih muda, mereka lalu kurang mempunyai peran

yang aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan masyarakat maupun

dalam dunia bisnis. Sebagai akibatnya peran-peran yang dapat

dimainkan menjadi berkurang atau berubah sifatnya. Hal ini juga dapat

mengembangkan sikap rendah diri dan dendam yang akhirnya

mempengaruhi pula penyesuaian sosial dan pribadinya. Seperti yang

di utarakan oleh pekerja sosial :

“Waktu pertama-tama dulu agak angkuh agak

sombong agak darah tinggi tapi sekarang sudah biasa.

Untuk apa yang disombongkan disini anak juga tidak

kerja. Menurut saya dia sudah baik.”

Perubahan peran pada lansia sebaiknya atas keinginan sendiri

bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.

9. Penyesuaian diri yang tidak baik

Sikap sosial yang negative dan kurangnya pemberian

penghargaan (rewerds) terhadap jasa-jasa orang lanjut usia di masa

lalu, yang tercermin dari cara kelompok sosial memperlakukan

Page 112: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

101

mereka, maka tidak heran bila pada lanjut usia ini timbul konsep diri

yang negative. Seperti yang di utararakan oleh pekerja sosial :

“Terhadap lanjut usia yang memiliki konsep diri yang

negative. Kalo disini sih biasa saja. Ada yang

gelandangan ada yang telantar ada yang miskin. Apa

sih yg harus disombongkan orang sama-sama makan

nasi.”

Perlakuan petugas panti lansia yang memiliki konsep diri yang

buruk atau negative disama ratakan dengan wbs lainnya.

G. Hak dan Kewajiban Lanjut Usia

a. Hak Lanjut Usia

Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai penghormatan dan

penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan

kesejahteraan. Seperti yang di utarakan pekerja sosial :

“Ada pelayanan keagamaan dan mental spiritual seperti

kegiatan pengajian. Ada pelayanan kesehatan seperti

pemeriksaan kesehatan ke dokter. Ada pelayanan kesempatan

kerja seperti membantu memotong sayuran di dapur. Adanya

pendidikan dan pelatihan cara bagaimana mencuci tangan

dari mahasiswa kegiatan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok).

Kalo bantuan hukum soalnya disini tidak sampe ke hukum

disini tidak ada bantuan hukum paling bantuan sosial. Adanya

kemudahan dalam penggunaan fasilitas, saran, dan prasarana

umum. Dan adanya perlindungan sosial dan bantuan sosial.”81

Dari pemaparan informan diatas bahwa terdapat hak lanjut usia yang

terpenuhi seperti pelayanan keagamaan dan mental spiritual,

81

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 113: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

102

pelayanan kesehatan, pelayanan kesempatan kerja, pendidikan dan

pelatihan, kemudahan dalam penggunaan fasilitas, saran, dan

prasarana umum, dan adanya perlindungan sosial dan bantuan sosial.

Namun bantuan hukum tidak ada. Oleh sebab itu, kebutuhan para

lanjut usia tidak hanya terbatas pada perawatan medis dan kesehatan.

Namun kebutuhan sosial dan ekonomi mereka seperti jaminan dan

hak-hak lansia, serta kebutuhan mental seperti perhatian dan menjaga

martabat mereka sangat lebih diperlukan. Sehingga para lansia selalu

berada dalam kesehatan fisik dan mentalnya dengan baik.

b. Kewajiban Lanjut Usia

Lanjut usia mempunyai kewajiban yang sama dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Seperti yang di utarakan

pekerja sosial :

“Tidak ada generasi penerus disini. Adanya umur 60 tahun

keatas yang tinggal di panti. Ya bercerita tentang pengalaman

ya ada yang kita ambil dari mereka.”82

Dari pemaparan informan diatas bahwa ada kewajiban lanjut usia yaitu

berbagi pengalaman yang dimilikinya. Dalam pandangan islam,

penuaan sebagai tanda dan simbol pengalaman dan ilmu. Para lansia

memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, khususnya dari sisi bahwa

mereka adalah harta dari ilmu dan pengalaman, serta informasi dan

82

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 114: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

103

pemikiran. Oleh sebab itu, mereka harus dihormati, dicintai, dan

diperhatikan serta pengalaman-pengalamannya harus dimanfaatkan.

H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Menurut Purnawaman dalam Setiadi faktor-faktor yang mempengaruhi

dukungan keluarga adalah :

1. Faktor Internal

a. Tahap Perkembangan

Tahap perkembangan merupakan suatu proses yang pasti d

alami oleh setiap individu. Perkembangan dapat diartikan

sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan

berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir

hayatnya atau dapat di artikan pula sebagai perubahan-

perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan

atau kematangannya. Seperti yang di utarakan oleh pekerja

sosial :

“Perkembangan kesehatan ibu sutinem. Ya sehat sehat

saja. Waktu itu pernah sakit katarak tapi sudah

dioperasi. Ya tapi namanya orang tua sering sakit

pusing, cepat lelah gitu tapi kalo dia sehat saja. Masih

ikut aktif mengikuti kegiatan di panti.”83

Perubahan kesehatan berbeda-beda dari tahun ketiap tahun.

Sebelum masuk ke panti nenek masih sehat. Setelah dua tahun

83

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 115: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

104

di panti ternyata nenek mengalami sakit katarak dan harus

dioperasi. Adanya dukungan keluarga yaitu keluarga

menjenguk nenek di panti.

“Kalo aku dari kecil sehat terus jarang sakit. Sakit

rematik terus kalo megang ini lama-lama ga kerasa

kalo megang sayur ga kerasa rasanya nyeri. Sakit

katarak ini gak enak melihat arab kaya garis-garis

pandangan saya semenjak dioperasi jadi penurunan

matanya. Tahun 2013 masuk ke panti sehat.”84

b. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan

Pendidikan yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap

individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang

lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan

yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap

individu yaitu memiliki pola pikir, perilaku, dan akhlak yang

sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya. Seperti yang di

utarakan pekerja sosial :

“Ya yang lain nya kan klo sakit lansung berobat. Kalo

saya ya saya rasakan sakitnya ya besok mbah ada

klinik gitu aja. Kalo disini diperiksa cuma ditanya. Iya

saya juga menjaga kesehatan dengan olahraga, makan

makanan yang bergizi 4 sehat 5 sempurna.”85

Meskipun nenek tidak tamat sekolah dasar tetapi nenek selalu

menjaga kesehatannya dengan cara nenek selalu berpikir untuk

makan makanan yang sehat dan bergizi.

84

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. di Panti 17 Juni 2016 85

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016

Page 116: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

105

“Ya bisa menjaga kesehatan dirinya. Ya perawat juga

mengarahkan dan makanan sudah diatur oleh panti.”86

Menurut petugas panti meskipun nenek sutinem tidak tamat SD

tetapi ia masih bisa untuk menjaga kesehatan dirinya dengan

dibantu oleh pihak panti seperti diatur makanannya. Adanya

kegiatan olahraga itu juga dapat menjaga kesehatan dirinya.

c. Faktor Emosional

Faktor emosional merupakan suatu factor dalam suatu keadaan

atau kondisi untuk mencapai tingkat kedawasaan dari

perkembangan emosional seperti anak-anak, kematangan

emosional seringkali berhubungan dengan control emosi.

Seseorang yang telah matang emosinya memiliki kekayaan dan

keanekaragaman ekspresi emosi, ketepatan emosi dan control

emosi. Hal ini berarti respon-respon emosional seseorang

disesuaikan dengan situasi stimulus, namun ekspresi tetap

memperhatikan kesopanan sosial. Seperti yang di utarakan

nenek Sutinem :

“Ya namanya sakit susah kepengen sembuh ya berobat

menjalani pengobatan. Perasaan lagi sakit ya ga enak,

tidur ga nyenyak, mau makan ga enak ya macam yang

dirasa lah.”87

86

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016 87

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016

Page 117: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

106

Nenek menghawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat

mengancam kehidupannya. Seseorang yang secara umum

terlihat sangat tenang mungkin mempunyai respon emosional

yang kecil selama ia sakit. Tetapi nenek mampu melakukan

koping secara emosional terhadap ancaman penyakit, adanya

gejala penyakit pada dirinya dan ia mau menjalani pengobatan.

“Ya kalo dia lagi sakit ya dia mengeluh namanya juga

manusia tapi kan pegawai atau petugas membawa dia

ke dokter. Petugas menelpon ke dokter terus dokter itu

memberikan arahan kasih obat ini. Dan dia mau

menjalani pengobatan.”88

Pekerja sosial menilai respon emosional yang dimiliki oleh

nenek sutinem baik karena saat ia sakit, ia masih mau

menjalani pengobatan.

d. Spiritual

Menjadi spiritual berarti memiliki ikatan yang lebih kepada hal

yang bersifat kerohanian atau kejiwaan dibandingkan hal yang

bersifat fisik atau material. Spiritual merupakan kebangkitan

atau pencerahan diri dalam mencapai tujuan dan makna hidup.

Seperti di utarakan nenek Sutinem :

“Ya saya maunya ya bersatu saja. Kalo anak saya

maunya persatuan ma orang tua. Tapi kena gangguan

itu bini itu susah diajak persatuan maunya menang

menang sendiri. Saya pernah berantem emosi megang

gelas terus pecah soalnya bini nya susah diajak

persatuan dari dulu. Jadi hubungan dengan menantu

88

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 118: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

107

kurang baik. Hubungan sama teman saya ada yang

harmonis ada yang tidak. Hubungan yang akrab saya

dengan mbah Halimah dan mbah Kokom. Hubungan

yang tidak akrab dengan mbah Azizah.”89

Nenek dalam menjalani kehidupannya masih berhubungan baik

dengan keluarga namun nenek memiliki hubungan tidak

harmonis dengan menantunya. Nenek memiliki hubungan

akrab dengan mbah Halimah dan mbah Kokom namun nenek

juga memiliki hubungan tidak harmonis dengan mbah Azizah.

Nenek memiliki kemampuan untuk mencari harapan dan arti

dalam hidupnya.

“Jika ke anaknya sih akur namun ke menantunya tidak

akur. Makanya jika sutinem tinggal bersama anaknya

menantu tidak menerima dia lebih baik cerai katanya

dari pada disini. Makanya kita lihat keadaan juga

anaknya pengangguran termasuk golongan ekonomi

yang lemah jadi terima di panti ini. Kalo hubungan ma

temennya baik juga namun dia darah tinggi merasa dia

masih bisa merasa kuat ada rasa tinggi hati yang saya

lihat.”90

Hal ini diperkuat oleh petugas panti bahwa nenek memiliki

hubungan tidak harmonis dengan menantunya. Namun masih

memiliki hubungan baik dengan teman-temannya di panti.

Dalam pandangan Islam ajaran berbakti kepada orang tua ini

menempati urutan kedua setelah ajaran menyembah kepada

Allah SWT. Dalam Al-quran surat Al-isra ayat 23-24 berisikan

89

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016 90

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 119: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

108

tentang kewajiban anak harus berbuat baik kepada ibu dan

bapaknya sampai berumur lanjut usia. Dan anak juga harus

berkata baik kepada kedua orang tuanya. Birr al-walidayn

merupakan bentuk ketaatan yang bisa membuat kedua orang

tua menjadi ridha, hatinya tenang dan bergembira. Jika

berjauhan anak memperlakukan orangtua bisa dengan cara

menyambung silaturahmi seperti yang dilakukan pak Rahmat

dengan menjenguk ibunya di panti atau dengan cara

menelponnya. Dalam hadist juga menjelaskan bahwa kecintaan

dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat

besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Karena

kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketika

melahirkan, kesulitan saat menyusui dan merawat anak, hanya

dialami oleh seorang ibu. Meskipun menantunya memiliki

hubungan tidak baik terhadap ibunya tetap saja seharusnya

menantu bisa bersikap baik kepada ibunya dengan ikut

menjenguk mertuanya di panti.

4. Faktor Eksternal

a. Praktik di Keluarga

Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya

mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya.

Misalnya : klien juga akan melakukan tindakan pencegahan

Page 120: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

109

jika keluarga melakukan hal yang sama. Seperti yang di

utarakan oleh nenek Sutinem :

“Iya merasa diperhatikan dengan cara ya nengokin.

Kemarin pas aku lagi sakit dia pas datang kesini aku

lagi gaenak badan. Dalam tindakan pencegahan kalo

minum madu dan vitamin kadang-kadang.”91

Keluarga memberikan dukungan biasanya dengan memberikan

perhatian dalam menjaga kesehatannya dengan cara

menengokin nenek saat nenek sedang sakit. Nenek juga

melakukan tindakan pencegahan agar tidak mudah sakit yaitu

dengan caram minum madu dan vitamin.

“Dukungan keluarga ya dia datang menjengukin

ibunya ke panti sebulan sekali. Ya kalo sering-sering

kan biayanya juga anaknya pengangguran. Jadi emang

orang susah anaknya tapi tetap datang ke panti untuk

menjenguk ibunya.”92

Petugas panti juga melihat bahwa keluarga menjenguk ibunya

di panti dalam sebulan sekali.

b. Faktor Sosial

Faktor sosial meliputi pendidikan, suku dan dukungan

keluarga. Faktor sosial dapat meningkatkan resiko terjadinya

penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan

91

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016 92

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 121: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

110

dan bereaksi terhadap penyakitnya. Seperti di utarakan bu

Purba di panti :

“Ya petugas yang mengasih pengetahuan. Ya petugas

panti mengajak ke rumah sakit yang menolongin dan

peduli.”93

Faktor sosial yang terjadi saat nenek mengalami sakit katarak

petugas panti peduli terhadap kesehatan nenek. Dengan cara

menemani nenek ke rumah sakit agar nenek merasa tenang

tidak cemas.

c. Latar Belakang Budaya

Ilmu budaya dasar merupakan ilmu yang mempelajari tentang

nilai-nilai, kebudayaan, dan berbagai macam masalah yang di

hadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Latar belakang

budaya mempengaruhi keyakinan nilai dan kebiasaan individu

dalam memberikan dukungan termasuk cara pelaksanaan

kesehatan pribadi. Seperti di utarakan oleh nenek sutinem :

“Setiap hari saya olahraga secara teratur setelah

olahraga saya istirahat tidur. Lalu tidak lupa minum

vitamin.”94

Latar belakang budaya dalam memberikan dukungan pada

kesehatan pribadi nenek adalah dengan cara nenek selalu

mengikuti kegiatan olahraga yang biasa diadakan di panti.

93

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016 94

Wawancara pribadi dengan Omah Sutinem selaku lansia. Di Panti 17 Juni 2016

Page 122: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

111

I. Teori Proses Menua

Teori proses menua menurut Maryam, ada beberapa teori yang berkaitan

dengan proses penuaan, sesuai teori pada bab II halaman 47 yaitu :

1. Teori Biologis

Menjelaskan proses fisik penuaan. Termasuk perubahan fungsi dan

struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian. Perubahan-

perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molecular dan seluler

dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi

secara kuat dan melawan penyakit. Seperti yang di utarakan pekerja

sosial :

“iya nenek Sutinem mengalami penyakit katarak

mungkin dulunya karena kekurangan gizi dan

menyebabkan kerusakan pada organ tubuh yaitu pada

matanya.”95

Biologis yang dialami oleh nenek Sutinem adalah perubahan dalam

sistem organ tubuh yang mengalami penyakit katarak akibat

kekurangan gizi.

2. Teori Sosial

Di dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang berinteraksi dengan

orang lain secara pribadi maupun kelompok. Interaksi dalam berbagai

95

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 123: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

112

aspek kehidupan akan menghasilkan timbal balik sebagai proses sosial.

Seperti yang di utarakan pekerja sosial :

“Nenek Sutinem masih menjalin interaksi dengan baik

bersama teman-temannya namun di memiliki darah

tinggi merasa dia masih bisa merasa kuat ada rasa

tinggi hati yang saya lihat.”96

Kemampuan nenek Sutinem dalam menjalin interaksi soial dengan

temannya masih terjalin dengan baik merupakan kunci untuk

mempertahankan status sosialnya atas dasar kemampuannya tersebut.

3. Teori Penarikan Diri (Disengagament Theory)

Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan

mengakibatkan seseorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri

dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial

lansia menurun baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Seperti

yang di utarakan pekerja sosial di panti :

“Jika ke anaknya sih akur namun ke menantunya tidak

akur. Makanya jika sutinem tinggal bersama anaknya

menantu tidak menerima dia lebih baik cerai katanya

dari pada disini. Makanya kita lihat keadaan juga

96

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 124: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

113

anaknya pengangguran termasuk golongan ekonomi

yang lemah jadi terima di panti ini.”97

Hal ini menunjukan bahwa nenek sutinem mengalami hambatan sosial

dengan anaknya. Karena nenek Sutinem harus tinggal di panti dan

tidak bersama lagi dengan anaknya.

4. Teori Fungsional

Masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling

berhubungan. Upaya untuk menghubungkan sebisa mungkin dengan

setiap fitur, adat, atau praktik, dampaknya terhadap berfungsinya suatu

sistem yang stabil dan kohesif. Seperti yang di utarakan pekerja sosial :

“iya lembaga keagamaan disini berfungsi membimbing

lansia menjadi lebih baik lagi dan mengabdi untuk

mencapai kebahagian dunia dan akherat.”98

Menurut pekerja sosial lembaga di panti berfungsi sesuai fungsinya

dimana lembaga keagamaan berfungsi sebagai membimbing lansia

menjadi lebih baik lagi dan mengabdi untuk mencapai kebahagian

dunia dan akherat

97

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016 98

Wawancara pribadi dengan ibu Purba selaku pekerja sosial, di Panti, 17 Juni 2016

Page 125: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

114

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini yang dilaksanakan dapat

disimpulkan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dukungan sosial merupakan kenyamanan, perhatian dan

penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami

kesulitan. Keluarga lansia masih memberikan dukungan sosial

terhadap lansia yang tinggal di panti. Melalui dukungan sosial yang

diberikan baik dari keluarga, maupun dari pengurus panti dapat

meminimalisir rasa kesepian pada lansia. Masih terjalinnya

hubungan yang baik meskipun lansia telah tinggal dalam panti.

2. Dukungan keluarga yang diberikan oleh keluarga kepada lansia

adalah cukup baik. Dapat dilihat dari adanya dukungan-dukungan

yang diberikan dimana dalam hal ini peneliti bagi menjadi 3

kelompok sesuai dengan teori jenis dukungan keluarga menurut

Gallo dan Reichel, diantaranya terdapat bentuk dukungan fisiologis

seperti nenek yang mendapat perhatian dari anaknya dalam

memperhatikan gizi. Dalam bentuk dukungan psikologis seperti

nenek yang mendapat perhatian dari anaknya. Dan dalam bentuk

Page 126: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

115

dukungan sosial seperti nenek mendapat saran dari anak

pertamanya untuk mengikuti kegiatan spiritual seperti pengajian.

3. Peran panti dalam memberi dukungan keluarga lansia yaitu

membina hubungan keluarga lansia tersebut. Seperti keluarga lansia

dipanggil ke panti diundang oleh kepala pembinaan. Jika lansia

sakit pihak panti juga menelpon pihak keluarga untuk

mengabarinya. Terus bagi yang punya keluarga juga dianjurkan

menengok anggota lansianya yang ada di panti. Kalo bisa petugas

panti menggali data ada juga home visit assessment warga bina

sosial dan keluarganya. Kalo jadwal kunjungan tidak ada khusus

tapi saran hanya diberikan anggota keluarganya agar kakek atau

nenek tinggal di panti sering-sering ditengok minimal sebulan

sekali jadwal dia sempet nengoknya kapan misalnya di hari libur

sabtu atau minggu silahkan saja. Ditengok anggota kelurganya

dengan melapor petugas piket. Di panti ada peraturan sebenarnya

anggota keluarga yang datang ke panti tidak boleh masuk wisma

tetapi hanya menunggu di ruang tamu, di gazebo di taman atau di

loby

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti mengajukan beberapa saran

yang sekiranya bisa menjadi bahan masukan bagi lembaga terkait. :

Page 127: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

116

1. Keluarga perlu meningkatkan dukungan keluarga kepada lansia

baik itu dukungan keluarga fisiologis, dukungan psikologis dan

dukungan sosial untuk menjaga atau mempertahankan kemandirian

lansia semaksimal mungkin.

2. Petugas panti perlu bekerja sama dengan para kader lansia untuk

menginformasikan pentingnya dukungan keluarga sehingga dapat

dijadikan bahan penyuluhan kepada keluarga yang memiliki lansia

dan juga pihak panti memberikan edukasi kepada keluarga agar

lansia tetap pada keluarga.

3. Bagi peneliti selanjutnya perlu adanya penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh lansia dan pengetahuan keluarga terhadap

dukungan yang diberikan. Serta pengaruh dukungan keluarga

terhadap kesehatan lansia tersebut. Penelitian ini juga diharapkan

menjadi masukan serta dapat digunakan sebagai data awal untuk

penelitian selanjutnya yang ingin mengembangkan dengan metode

atau pendekatan penelitian yang berbeda.

Page 128: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Basrowi dan Suwandi, Memahami penelitian Kualitatif. Jakarta: Aneka Cipta,

2008

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group, 2007

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Press,

2011

Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Pers, 2010

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik Jakarta: Bumi

Aksara, 2013

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan

Laporan Penelitian Malang : UMM Press, 2010

Hawari, Dadang. Sejahtera di Usia Senja Jakarta : Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, 2007

Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan. Jakarta : Penerbit Erlangga, 1984

Idrus, M, Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga, 2009

Jayaputra, Achmadi, Pelayanan Sosial Lanjut Usia di Indonesia, Jakarta: Pusat

Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial, Badan Pelatihan dan

Pengembangan Sosial, Depsos RI, 2005

Jahja, Yudrik, “Psikologi Perkembangan”, Jakarta: Kencana, 2011

Kementrian Sosial RI, Petunjuk Pelaksanaan Uji Coba Family Support Kesejahteraan

Sosial Lanjut Usia Jakarta :2014

Notoatmodjo, Soekidjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Jakarta: Rineka Cipta,

2007

Setiono, Kusdwiratri, Psikologi Keluarga Bandung : P.T Alumni, 2011

Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D . Bandung:

Alfabeta, 2011

Zamroni, Pengantar Pengembangan Teori Sosial, Yogyakarta :Tiara Wacana, 1992

Page 129: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

INTERNET

Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial, “Lanjut Usia,” artikel diakses pada 12

Januari 2016 dari

http://rehsos.go.id/modules.php?name=showpage&pid=6

Mutiara “Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Frekuensi kunjungan Antenatal Care”

artikel di akses pada 17 juli 2016

http://repository.uinjkt.ac.id/bistream/123456789/39240/3/Chapter%2011.pdf

Universitas Pendidikan Indonesia , “Pertumbuhan Lanjut Usia,”artikel diakses pada 12

Januari 2016 dari

http://repository.upi.ac.id/bistream/123456789/39240/3/Chapter%2011.pdf

Undang-Undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan Lansia nomor 13 tahun

1998,” artikel diakses pada 17 Februari 2015 dari

file:///C:User/Acer/Downloads/Undang-Undang-tahun-1998-13-

98%20(3).pdf

Universitas Sumatera Utara, “Konsep Dukungan Keliuarga” artikel diakses pada

17 Agustus 2016 dari

http://repository.usu.ac.id/bistream/123456789/31622/3/Chapter%2011.pd

f

Universitas Udayana, “Dukungan Keluarga” artikel diakses pada tanggal 17

Agustus 2016 dari

http://repository.unud.ac.id/bistream/123456789/38745/3/Chapter%2011.p

df

Universitas Veteran Jakarta, “Landasan Teori Lansia” artikel diakses pada 28

September 2016 dari

http://library.upnvj.ac.id/pdf/5FKS1KEDOKTERAN/0810211095/Bab.2.p

df.pdf

UNDANG-UNDANG

Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia Bab 1

Pasal 1

Page 130: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

SKRIPSI / TESIS / DISERTASI

Bagus. 2013. “Pendekatan Pekerja Sosial dalam Usaha Kesejahteraan Sosial

Lanjut Usia di Sasana Tresna Werdha Budhi Mulia Cipayung Jakarta

Timur”. Program Sarjana. Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Tanggerang.

Lanawati. 2015. “Hubungan antara Senam Kesegaran Jasmani Lansia dengan

Fungsi Kognitif dan Keseimbangan Tubuh di Posyandu Lansia Desa Dauh

Puri Kauh Denpasar” Program Pascasarjana. Universitas Udayana

Denpasar. Bali.

Wahyudi. 2011, “Pelayanan Kematian Bagi Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna

Werdha (PSTW) Budi Mulia 4 Margaguna”. Program Sarjana. Universitas

Islam Negeri. Tanggerang.

Page 131: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

PEDOMAN WAWANCARA

DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA di PANTI TRESNA WERDHA

(PSTW) BUDI MULIA 3 CIRACAS JAKARTA TIMUR (Studi Kasus Nenek Sutinem)

Informan (Kakek/ Nenek)

I. Waktu dan Tempat

Hari dan Tanggal :

Tempat :

II. Identitas Informan

Nama :

Agama :

Usia :

III. Pertanyaan

1. Bagaimana dengan keluarga apakah mereka sering menjenguk kakek/nenek? Minimal

berapa bulan sekali?

2. Nenek sakit mata kenapa ?

3. Di rumah sakit mana tempat operasi kakek/nenek ?

4. Siapa yang nganterin atau nungguin kakek/nenek saat di rumah sakit ?

5. Siapa yang membayar berobat kakek/nenek ?

6. Siapa saja yang perhatian sama kakek/nenek saat sedang sakit ?

7. Bagaimana harapan kakek/nenek terhadap keluarga ?

8. Bagaimana kabar anak-anak kakek/nenek ?

9. Bagaimana cara kakek/nenek untuk menjaga kesehatan ?

10. Bagaimana bentuk kepedulian/perhatian yang sering diberikan oleh keluarga?

Page 132: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

11. Apa keluarga pernah memberikan uang kepada nenek?

12. Bagaimana tahap perkembangan atau perubahan kesehatan yang dialami ibu

sutinem?

13. Apa pengetahuan yang nenek miliki tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan

dirinya ?

14. Bagaimana respon emosional nenek selama nenek sakit ?

15. Bagaimana hubungan nenek dengan keluarga atau teman ?

16. Bagaimana aspek spiritual nenek dalam menjalani kehidupan ?

17. Apa nenek merasa diperhatikan oleh keluarga dalam menjaga kesehatan ?

18. Apa reaksi factor sosial yang terjadi jika nenek sakit ?

19. Apa kebiasaan yang nenek lakukan dalam menjaga kesehatan pribadi ?

20. Apa dukungan fisiologis yang nenek dapatkan selama di panti ?

21. Apa dukungan psikologis yang nenek dapatkan dari keluarga ?

22. Apa anggota keluarga pernah melakukan diskusi, melungkan waktu untuk nenek ?

23. Apa dukungan sosial yang nenek dapatkan di panti ?

24. Bagaimana pergaulan sehari-hari nenek dengan lingkungan sekitar ?

25. Bagaimana yang terjadi keamanan sosial setempat dan program-program medikasi

./ pengobatan di panti ?

26. Bagaimana bantuan-bantuan yang diberikan dari pihak luar untuk panti ?

27. Apa bentuk nasehat, usulan, saram, petunjuk dan pemberian informasi yang

diberikan kepada nenek ?

28. Apa peran panti dalam mengungkapkan suatu masalah yang dialami nenek ?

29. Apa bentuk support, penghargaan, dan perhatian yang diberikan panti kepada

nenek ?

30. Apa panti memberikan bimbingan atau membimbing nenek ?

31. Bagaimana panti memberikan dukungan instrumental kepada nenek ?

32. Bagaimana panti memberikan dukungan emosional dalam hal adanya

kepercayaan, mendengarkan dan didengarkan kepada nenek?

33. Bagaimana panti bisa memberikan rasa tentram, aman dan damai kepada nenek?

34. Bagaimana nenek memperoleh kerekatan emosional / hubungan yang akrab

Page 133: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

dengan kerabat ?

35. Bagaimana cara nenek memiliki rasa memiliki dan dimiliki dalam kelompok ?

36. Apakah nenek ,melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-sama?

37. Bagaimana cara nenek mendapat penghargaan atau pengakuan dari panti ?

38. Apa bantuan nyata yang diberikan panti kepada nenek ?

39. Saran atau informasi apa yang sering diberikan kepada nenek ?

40. Nasehat apa yang diberikan dalam mengatasi permasalah yang dihadapi oleh

nenek ?

41. Apa tanggung jawab panti terhadap kesejahteraan nenek?

42. Apa kebutuhan jasmani yang diberikan kepada nenek ?

43. Apa kebutuhan mental dan psikis yang diberikan kepada nenek?

44. Apa kebutuhan sosial dan ekonomi yang diberikan kepada nenek ?

45. Apa nenek mendapatkan hak-hak sebagai berikut ?

-pelayanan keagamaan dan mental spiritual

-pelayanan kesehatan

-pelayanan kesempatan kerja

-pelayanan pendidikan dan pelatihan

-kemudahan dalam penggunaan fasilitas, saran, dan prasaran umum

-kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum

-perlindungan sosial

-bantuan sosial

46. Apa nenek melaksanakan kewajiban sebagai lansia seperti ?

-membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana

-mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, keahlian,

keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada generasi

penerus

-memberikan keteladanan dalam segala aspek kehidupan kepada generasi penerus.

47. Apakah nenek diberikan fasilitas kesehatan sesuai dengan keinginan sendiri

48. Apakah tetap mengjaga interaksi orang lain dan mengikuti norma-norma yang

berlaku?

Page 134: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

PEDOMAN WAWANCARA

DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA di PANTI TRESNA WERDHA (PSTW)

BUDI MULIA 3 CIRACAS JAKARTA TIMUR (Studi Kasus Nenek Sutinem)

Informan (Keluarga Lansia)

I. Waktu dan Tempat

Hari dan Tanggal :

Tempat :

II. Identitas Informan

Nama :

Agama :

Usia :

Pekerjaan :

III. Pertanyaan

1. Apakah keluarga sering menjenguk kakek/nenek? Minimal berapa bulan sekali?

2. Bagaimana sikap keluarga saat kakek/nenek yang sedang sakit setelah operasi ?

3. Bagaimana cara keluarga untuk memberi motivasi dalam menjalani hidup ini ?

4. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan dan fasilitas yang diberikan di

panti ?

5. Bagaimana bentuk perhatian bapak/ibu terhadap orang tua ?

6. Apakah keluarga memberikan bentuk bantuan langsung seperti memberikan uang

kepada orang tua ?

7. Bagaimana saat lansia menghadapi permasalahan apakah keluarga membantu

memberikan solusi atau nasehat ?

Page 135: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

8. Apa pesan yang bapak sampaikan saat bapak menengok ibu ?

9. Apa bapak suka mengingatkan ibu untuk mengikuti kegiatan di panti ?

Page 136: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

PEDOMAN WAWANCARA

DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA di PANTI TRESNA WERDHA

(PSTW) BUDI MULIA 3 CIRACAS JAKARTA TIMUR (Studi Kasus Nenek Sutinem)

Informan (Petugas Panti)

I. Waktu dan Tempat

Hari dan Tanggal :

Tempat :

II. Identitas Informan

Nama :

Agama :

Usia :

III. Pertanyaan

1. Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan Panti untuk lansia yang sedang sakit ?

2. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap keluarga yang tidak mau mengurus orang

tuanya tetapi lebih memilih memasukannya ke panti ?

3. Bagaimana cara panti agar kakek/nenek disini sehat selalu ?

4. Bagaimana cara panti menasehati terhadap kakek/nenek yang sering merokok ?

5. Bagaimana cara panti menasehati terhadap kakek/nenek yang pacaran ?

6. Bagaimana bentuk kepedulian/perhatian yang diberikan Panti untuk lansia yang

sudah tidak bisa beraktivitas lagi ?

7. Bagaimana cara panti memberikan penghargaan terhadap lansia yang rajin mengikuti

kegiatan ?

8. Bagaimana yang terjadi hubungan emosional saat progam dinamika kelompok ?

Page 137: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

9. Bagaimana yang terjadi hubungan emosional saat progam dinamika kelompok ?

10. Bagaimana peran panti dalam dukungan keluarga bagi lansia ?

11. Bagaimana tahap perkembangan kesehatan yang dimiliki ibu sutinem ?

12. Bagaimana peran panti dalam hal perubahan kesehatan yang dimiliki ibu sutinem ?

13. Apakah pihak keluarga menelpon panti saat ibu sutinem sakit ?

14. Apa yang ibu ketahui tentang tingkat pengetahuan seseorang yang tidak tamat SD ?

15. Apa menurut ibu dengan tidak tamat SD bisa menjaga kesehatan dirinya ?

16. Apa peran panti dalam menambah tingkat pengetahuan lansia tentang kesehatan ?

17. Bagaimana factor emosional ibu sutinem terhadap ancaman penyakit ?

18. Bagaimana peran panti selama ibu sutinem sakit ?

19. Bagaimana ibu melihat hubungan ibu sutinem dengan keluarga atau temannya?

20. Bagaimana ibu melihat aspek spiritual yang ibu sutinem miliki ?

21. Apa ibu melihat dukungan keluarga yang terjadi pada keluarga ibu sutinem?

22. Apa ibu tahu jika keluarga memperhatikan kesehatan ibu sutinem ?

23. Apa faktor sosial yang terjadi jika ibu sutinem mengalami sakit?

24. Apa latar belakang budaya / kebiasaan dalam memberikan dukungan untuk kesehatan

pribadi lansia ?

25. Apakah sebelum masuk ke panti ada orientasi/pengenalan tempat kepada ibu

sutinem?

26. Bagaimana dukungan fisiologis yang diberikan panti kepada ibu sutinem ?

27. Apa ibu tahu jika keluarga memberikan perhatian dan kasih sayang kepada ibu

sutinem ?

Page 138: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

28. Apa petugas panti meminta pendapat atau melakukan diskusi, meluangkan waktu

bercakap-cakap untuk menjaga komunikasi yang baik dengan ibu sutinem ?

29. Apa peran panti memberikan rasa aman kepada ibu sutinem ?

30. Apa bentuk perhatian panti kepada ibu sutinem ?

31. Apa pihak panti nmenyarankan ibu sutinem untuk mengikuti kegiatan spiritual

seperti pengajian ?

32. Apa pihak panti memberikan kesempatan kepada ibu sutinem untuk memilih fasilitas

kesehatan sesuai dengan keinginan sendiri ?

33. Bagaimana pihak panti melihat ibu sutinem dalam menjaga interaksi dengan orang

lain dan memperhatikan norma-norma yang berlaku ?

34. Bagaimana ibu melihat pergaulan sehari-hari ibu sutinem dengan lingkungannya ?

35. Bagaimana yang terjadi keamanan sosial setempat dan program-program

medikasi/pengobatan kesehatan ?

36. Bagaimana bantuan-bantuan yang diberikan dari pihak luar untuk panti ?

37. Apa bentuk nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi yang diberikan

kepada ibu sutinem ?

38. Apa peran panti dalam mengungkapkan suatu masalah yang dialami ibu sutinem?

39. Apa bentuk support, penghargaan, dan perhatian yang diberikan panti kepada ibu

sutinem?

40. Apa panti memberikan bimbingan atau membimbing ibu sutinem ?

41. Bagaimana panti memberikan dukungan instrumental kepada ibu sutinem?

42. Bagaimana panti memberikan dukungan emosional dalam hal adanya kepercayaan,

mendengarkan dan di dingerkan kepada ibu sutinem ?

Page 139: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

43. Bagaimana panti bisa memberikan rasa tentram, aman, dan damai, kepada ibu

sutinem ?

44. Bagaimana ibu sutinem memperoleh kereketan emosional / hubungan akrab dengan

kerabat ?

45. Bagaimana cara ibu Sutinem memiliki rasa memiliki dan dimiliki dalam kelompok?

46. Apakah ibu sutinem melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-

sama?

47. Bagaimana cara ibu sutinem mendapat penghargaan atau pengakuan dari panti?

48. Apa bantuan nyata yang diberikan panti kepada ibu sutinem ?

49. Saran atau informasi apa yang sering diberikan kepada ibu sutinem ?

50. Nasehat apa yang diberikan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi ibu

sutinem ?

51. Apa tanggung jawab panti terhadap kesejahteraan ibu sutinem?

52. Apa kebutuhan jasmani yang diberikan kepada ibu sutinem ? apa tercukupi ?

53. Apa kebutuhan mental dan psikis yang diberikan kepada ibu sutinem ?

54. Apa kebutuhan sosial dan ekonomi yang diberikan panti pada ibu sutinem ?

55. Apa yang ibu ketahui tentang periode penurunan yang dialami ibu sutinem ?

56. Apa yang ibu lihat dari ibu sutinem tentang reaksi terhadap masa tuanya ?

57. Apa pandangan ibu tentang lanjut usia ?

58. Apa sikap sosial yang terjadi terhadap lanjut usia ?

59. Apa menurut ibu usia lanjut yang mempunyai status kelompok minoritas?

60. Apa perubahan peran yang terjadi pada ibu sutinem ?

Page 140: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

61. Bagaimana menurut ibu tentang lanjut usia yang memiliki konsep diri yang negative

akibat penyesuaian diri yang tidak baik ?

62. Apa ibu sutinem mendapatkan hak-hak sebagai berikut ?

-pelayanan keagamaan dan mental spiritual

-pelayanan kesehatan

-pelayanan kesempatan kerja

-pelayanan pendidikan dan pelatihan

-kemudahan dalam penggunaan fasilitas, saran, dan prasaran umum

-kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum

-perlindungan sosial

-bantuan sosial

63. Apa ibu sutinem melaksanakan kewajiban sebagai lansia seperti ?

-membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana

-mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan,

kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada generasi penerus

-memberikan keteladanan dalam segala aspek kehidupan kepada generasi penerus.

64. Apa fungsi lembaga keagamaan di panti ini ?

Page 141: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

TRANSKIP WAWANCARA

DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA di PANTI TRESNA WERDHA (PSTW)

BUDI MULIA 3 CIRACAS JAKARTA TIMUR (Studi Kasus Nenek Sutinem)

Informan (Kakek/ Nenek)

Nama : Sutinem

Waktu : Pukul 09.00

Hari dan Tanggal : Jumat, 17-06-2016

Tempat : di kamar lansia Wisma Mawar

Agama : Islam

Usia : 73 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Tidak tamat Sekolah Dasar

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana dengan keluarga apakah

mereka sering menjenguk

kakek/nenek?

Sering menjenguk. Sebulan sekali oleh

anak pertama saya Rahmat Aris.

2. Nenek sakit mata kenapa ?

Katarak, kurang lebih tiga bulan.

Awalnya gejalanya sering pusing atau

bingung punya anak baru terus keluar

air mata.

3. Di rumah sakit mana tempat operasi

kakek/nenek ?

Rumah sakit kantor pajak

4. Siapa yang nganterin atau nungguin

kakek/nenek saat di rumah sakit ?

Ga tentu, kadang bergilir. Pak yono,

bu Azizah, bu Halimah petugas panti.

Page 142: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

Banyaklah kadang anak cowok.

5. Siapa yang membayar berobat

kakek/nenek ?

Gak bayar, gratis dari kantor pajak

6. Siapa saja yang perhatian sama

kakek/nenek saat sedang sakit ?

Ya disini semua tolong pertolongan.

Ya petugas panti.

7. Bagaimana harapan kakek/nenek

terhadap keluarga ?

Sebetulnya saya bingung, kadang

ngikutin anak, anak nya masih

ngontrak belum mandiri. Warisan juga

ga dikasih. Tapi saya berharap bisa

kembali ke keluarga saya lagi.

8. Bagaimana kabar anak-anak

kakek/nenek ?

Sehat

9. Bagaimana cara kakek/nenek untuk

menjaga kesehatan ?

Ya makanan saya berpikir agar tidak

menimbulkan penyakit. Makan secara

teratur dan berolahrga. Terus saya juga

pantang makan kacang. Suka makan

buah-buahan dan sayuran.

10. Bagaimana bentuk

kepedulian/perhatian yang sering

diberikan oleh keluarga?

Cukup. Nge nengokin ke panti.

11. Apa keluarga pernah memberikan uang

kepada nenek?

iya pernah. Ngasih Rp.30.000 atau

ngasih Rp. 50.000 kalo ada rezeki.

12. Bagaimana tahap perkembangan atau

perubahan kesehatan yang dialami ibu

Kalo aku dari kecil sehat terus jarang

sakit. Sakit rematik terus kalo megang

Page 143: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

sutinem? ini lama-lama ga kerasa kalo megang

sayur ga kerasa rasanya nyeri. Sakit

katarak ini gak enak melihat arab kaya

garis-garis pandangan saya semenjak

dioperasi jadi penurunan matanya.

Tahun 2013 masuk ke panti sehat.

13. Apa pengetahuan yang nenek miliki

tentang kesehatan untuk menjaga

kesehatan dirinya ?

Ya yang lain nya kan klo sakit lansung

berobat. Kalo saya ya saya rasakan

sakitnya ya besok mbah ada klinik gitu

aja. Kalo disini diperiksa cuma

ditanya. Iya menjaga kesehatan

dengan olahraga, makan makanan

yang bergizi 4 sehat 5 sempurna.

14. Bagaimana respon emosional nenek

selama nenek sakit ?

Ya namanya sakit susah kepengen

sembuh ya berobat menjalani

pengobatan. Perasaan lagi sakit ya ga

enak, tidur ga nyenyak, mau makan ga

enak ya macam yang dirasa lah.

15. Bagaimana hubungan nenek dengan

keluarga atau teman ?

Ya saya maunya ya bersatu saja. Kalo

anak saya maunya persatuan ma orang

tua. Tapi kena gangguan itu bini itu

susah diajak persatuan maunya

menang menang sendiri. Saya pernah

berantem emosi megang gelas terus

pecah soalnya bini nya susah diajak

persatuan dari dulu. Jadi hubungan

dengan menantu kurang baik.

Hubungan sama teman saya ada yang

harmonis ada yang tidak. Hubungan

yang akrab saya dengan mbah halimah

dan mbah kokom. Hubungan yang

Page 144: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

tidak akrab dengan mbah azizah.

16. Bagaimana aspek spiritual nenek dalam

menjalani kehidupan ?

Ya jadi tentram dan damai jadi ga

gampang marah. Saya sering tadarusan

baca quran ma pak zainudin, yasinan

setiap malam jumat, menjalankan juga

sholat 5 waktu dan kadang sholat

malam di masjid jam 3.

17. Apa nenek merasa diperhatikan oleh

keluarga dalam menjaga kesehatan ?

Iya merasa diperhatikan dengan cara

ya nengokin. Kemarin pas aku lagi

sakit dia pas datang kesini aku lagi

gaenak badan. Dalam tindakan

pencegahan kalo minum madu dan

vitamin kadang-kadang.

18. Apa reaksi factor sosial yang terjadi

jika nenek sakit ?

Ya petugas yang mengasih

pengetahuan. Ya petugas panti

mengajak ke rumah sakit yang

menolongin dan peduli.

19. Apa kebiasaan yang nenek lakukan

dalam menjaga kesehatan pribadi ?

Setiap hari saya olahraga secara teratur

setelah olahraga saya istirahat tidur.

Lalu tidak lupa minum vitamin.

20. Apa dukungan fisiologis yang nenek

dapatkan selama di panti ?

Ya mendapat dukungan fisiologis

yang menolong aktivitas sehari-hari

saya. Saya nyuci kumpulin setelah

kumpul ada yang giling kadang-

kadang sudah dijemur jadi perawat

membantu mencuci pakaian. Perawat

juga menciptakan rasa aman dan

nyaman di panti

21. Apa dukungan psikologis yang nenek

dapatkan dari keluarga ?

Jelas memberikan kasih sayang

kepada orang tua. Iya keluarga juga

memberikan perhatian.

Page 145: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

22. Apa anggota keluarga pernah

melakukan diskusi, melungkan waktu

untuk nenek ?

Ya jelas pernah menengok nenek

sebulan sekali. Diskusi yang pernah

melakukan adalah membicarakan

tentang kehidupan keluarga.

23. Apa dukungan sosial yang nenek

dapatkan di panti ?

Petugas selalu mengajak kegiatan

pengajian. Waktunya hari senin ada

ceramah dengan ust. samatrin, rabu

ada baca quran deng pak zainudin,

malam jumat yasinan.

24. Bagaimana pergaulan sehari-hari nenek

dengan lingkungan sekitar ?

Ya ada yang cocok dan ada yang tidak

cocok. Saya memiliki hubungan yang

akrab dengan mbah kokom dan mbah

haliman sedangkan hubungan yang

kurang harmonis adalah dengan mbah

azizah.

25. Bagaimana yang terjadi keamanan

sosial setempat dan program-program

medikasi ./ pengobatan di panti ?

Ya kurang aman. Saya pernah

kehilangan baju baru lagi ada 2 dari

tamu. Program medikasi di panti

pelayanan cukup baik.

26. Bagaimana bantuan-bantuan yang

diberikan dari pihak luar untuk panti ?

Ya kadang-kadang ada. Ya ada duit,

kue , baju. Kemarin dua puluh lima

ribu dari sekolah SMA depok. Tapi

saya ga nerima karena saya naik

duluan keatas.

27. Apa bentuk nasehat, usulan, saram,

petunjuk dan pemberian informasi yang

diberikan kepada nenek ?

Ya nasehat itu dari pengajian dalam

ceramah, Misalnya dalam bulan

ramadhan harus meningkatkan ibadah.

28. Apa peran panti dalam mengungkapkan

suatu masalah yang dialami nenek ?

Ya panti meleraikan jangan

bertengkar. Ada juga kegiatan

konseling dimana bisa bercerita

tentang masalah pribadi lalu diberikan

Page 146: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

arahan.

29. Apa bentuk support, penghargaan, dan

perhatian yang diberikan panti kepada

nenek ?

Diberikan hadiah kaos dalam kegiatan

acara 17 agustus.

30. Apa panti memberikan bimbingan atau

membimbing nenek ?

Ya semuanya dibimbing. Dalam

membimbing pelayanan kesehatam,

pelayanan agama dsb.

31. Bagaimana panti memberikan

dukungan instrumental kepada nenek ?

Setiap hari makanan yang diberikan

kurang enak makanan untuk orang

banyak. Ya istirahat tercukupi.

32. Bagaimana panti memberikan

dukungan emosional dalam hal adanya

kepercayaan, mendengarkan dan

didengarkan kepada nenek?

Ya adanya kegiatan konseling disitu

panti mendengarkan keluhan nenek.

Dan keluhan nenek didengarkan oleh

panti.

33. Bagaimana panti bisa memberikan rasa

tentram, aman dan damai kepada

nenek?

Ya jangan pada berantem tidak ada

perselisihan. Adanya satpam

memberikan rasa aman.

34. Bagaimana nenek memperoleh

kerekatan emosional / hubungan yang

akrab dengan kerabat ?

Memperoleh kerekatan emosional

dengan cara satu kamar. Dengan cara

Makan bersama. Ikut kegiatan

bersama. Dan sholat bersama.

35. Bagaimana cara nenek memiliki rasa

memiliki dan dimiliki dalam kelompok

?

Iya mengikuti kegiatan bersama

misalnya kegiatan olahraga dan

kegiatan keterampilan.

36. Apakah nenek ,melakukan kegiatan

yang sifatnya rekreatif secara bersama-

sama?

Melakukan kegiatan yang sifatnya

rekreatif secara bersama-sama. Iya

misalnya dengan mengikuti kegiatan

keterampilan bersama.

37. Bagaimana cara nenek mendapat

penghargaan atau pengakuan dari panti

?

Bersikap baik kepada petugas panti.

Rajin mengikuti kegiatan agar

mendapat pujian.

Page 147: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

38. Apa bantuan nyata yang diberikan panti

kepada nenek ?

Ya bantuan kesehatan, makanan,

bersihan mandi, ya bantuin cuci

mencuci.

39. Saran atau informasi apa yang sering

diberikan kepada nenek ?

Informasi tentang kegiatan di panti

seperti kegiatan pengajian, kegiatan

keterampilan dan kegiatan olahraga.

40. Nasehat apa yang diberikan dalam

mengatasi permasalah yang dihadapi

oleh nenek ?

Sabar, tawakal masudnya kuat, jangan

putus asa dan jangan larut dalam

masalah.

41. Apa tanggung jawab panti terhadap

kesejahteraan nenek?

Ya panti tanggung jawab terhadap

kesejahteraan nenek banyak misalnya

dalam hal kesehatan, keamanan, dan

kebersihan.

42. Apa kebutuhan jasmani yang diberikan

kepada nenek ?

Ada pelayanan kesehatan. Ada

kegiatan olahraga. Ada perumahan

sandang dan pelayanan kebutuhan

makanan yang bergizi.

43. Apa kebutuhan mental dan psikis yang

diberikan kepada nenek?

Ya jelas ada yang mengajak kegiatan

pengajian atau upacara keagamaan dan

saya rutin mengikuti kegiatan

pengajian di mesjid.

44. Apa kebutuhan sosial dan ekonomi

yang diberikan kepada nenek ?

Ada pelayanan bimbingan sosial, ada

penyuluhan, ada rekreasi setahun dua

kali. Ada kebutuhan ekonomi

misalnya barang keterampilan di jualin

saat bazar.

45. Apa nenek mendapatkan hak-hak

sebagai berikut ?

-pelayanan keagamaan dan mental

spiritual

-pelayanan kesehatan

Terdapat pelayanan keagamaan dan

mental spiritual, pelayanan kesehatan,

pelayanan kesempatan kerja,

pelayanan pendidikan dan pelatihan,

kemudahan dalam penggunaan

Page 148: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

-pelayanan kesempatan kerja

-pelayanan pendidikan dan pelatihan

-kemudahan dalam penggunaan

fasilitas, saran, dan prasaran umum

-kemudahan dalam layanan dan

bantuan hukum

-perlindungan sosial

-bantuan sosial

fasilitas, saran, dan prasaran umum

perlindungan sosial namun tidak ada

kemudahan dalam layanan dan

bantuan hukum

46. Apa nenek melaksanakan kewajiban

sebagai lansia seperti ?

-membimbing dan memberi nasihat

secara arif dan bijaksana

-mengamalkan dan

mentransformasikan ilmu pengetahuan,

keahlian, keterampilan, kemampuan

dan pengalaman yang dimilikinya

kepada generasi penerus

-memberikan keteladanan dalam segala

aspek kehidupan kepada generasi

penerus.

Iya memberi keteladanan dengan

bersikap baik pada semua orang.

47. Apakah nenek diberikan fasilitas

kesehatan sesuai dengan keinginan

sendiri ?

Tidak memiliki fasilitas kesehatan

dengan keinginan sendiri. Semua

sudah diatur petugas panti

48. Apakah tetap mengjaga interaksi orang

lain dan mengikuti norma-norma yang

berlaku?

Iya saya tetap menjaga interaksi

dengan orang lain dengan cara

memberikan senyuman. Ya kadang

saya ramah dengan orang lain. Ya saya

patuh terhadap norma yang berlaku di

panti.

Page 149: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

TRANSKIP WAWANCARA

DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA di PANTI TRESNA WERDHA (PSTW)

BUDI MULIA 3 CIRACAS JAKARTA TIMUR (Studi Kasus Nenek Sutinem)

Informan (Keluarga Lansia)

Nama : Rahmat Aris

Waktu : Pukul 10.00

Hari dan Tanggal : Senin, 20-06-2016

Tempat : di rumah pak Rahmat Aris

Agama : Islam

Usia : 43 Tahun

Pekerjaan : Ojek Online

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : Kuliah sampai semester 7

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana dengan keluarga apa sering

menjenguk kakek/nenek?

Ya saya rutin menengok ibu di panti.

Sebulan sekali bahkan bisa lebih dari

itu. Terakhir menengok sebelum

bulan puasa minggu kemarin.

2. Bagaimana sikap keluarga saat

kakek/nenek sedang sakit ?

Kalo sakit terus terang saat ini saya

yang paling besar untuk sekarang

jadi anak pertama sebenarnya anak

kedua namun anak pertama sudah

meninggal. Ya saya yang paling

bertanggung jawab kalau untuk

apapun keadaannya sebenarnya

termasuk dipanti itu kan saya yang

Page 150: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

menitipkan disana dengan prosedur

yang ada terus itu sudah saya

pertimbangkan untuk jalan terakhir

yang saya tempuh dan saya berfikir

itu jalan yang lebih baik daripada

tidak disana.

3. Alasan apa yang membuat keluarga

menitipkan nenek di panti ?

Pertama begini ibu saya itu untuk

cara berfikir secara psikologis cara

bersosialisasi dengan saudara atau

anak menantu atau tetangga itu

kayaknya agak unik beda dengan

kebanyakan orang umum. Jadi hal

yang saya membuat keputusan

tinggal disana karena dengan saudara

tidak akur dengan menantu tidak

akur terus saya coba kostkan

berhubungan baik dengan ibu kost

dengan tetangga mungkin sifatnya

hanya sementara sebulan dua bulan

setelah itu saya mendengar ada

masalah lagi akhirnya kurang disukai

oleh lingkungan. Saya pinggirkan

lagi bingung akhirnya inilah jalan

terakhir.

4. Bagaimana tanggapan bapak/ibu

terhadap pelayanan dan fasilitas yang

diberikan di panti ?

Kalo fasilitas panti sejauh ini saya

menanyakan ke ibu saya sepertinya

bagus Cuma karena keunikan tadi

dari sifat ibu saya jadi tetap saja ada

beberapa hal yang saya dengar agak

Page 151: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

kurang harmonis terutama antara ibu

saya dengan satu kamarnya. Kalo

dengan petugasnya saya belum

pernah mendengar kalo ada masalah.

5. Bagaimana bentuk perhatian bapak/ibu

terhadap orang tua ?

Iya saya suka nanyain apa ibu sedang

sakit atau tidak? Terus gimana

makannya disini? Apa tadi malam

ibu tidurnya nyeyak? Saya sering

menanyakan itu pada ibu saya

6. Apakah keluarga memberikan bentuk

bantuan langsung seperti memberikan

uang kepada orang tua ?

Iya saya memberikan uang kepada

ibu saya saat menengok jika ada

rezeki ya saya kasih.

7. Bagaimana saat lansia menghadapi

permasalahan apakah keluarga

membantu memberikan solusi atau

nasehat ?

Kalo untuk ibu saya itu meskipun

cerita ada permasalahan terutama

hubungan dengan temannya

jangankan saya sebagai anak orang

yang dekat disana seperti satpam

seperti siapa yang memberikan

bantuan memberikan masukan atau

solusi tapi ibu saya susah kalo untuk

menerima masukan orang lain

kecuali orang lain itu dianggap yang

teladan.

8. Apa pesan yang bapak sampaikan saat

bapak menengok ibu ?

Iya seperi ibu dipanti jaga kesehatan

ya, jangan sampai sakit. Kalo ada

kegiatan olahraga kalo bisa ibu ikut.

Agar ibu sehat terus jangan lupa

Page 152: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

makan sehari tiga kali yang bergizi..

Terkadang saya suka bilang gitu

pada ibu saya saat saya menengokin

di panti.

9. Apa bapak suka mengingatkan ibu untuk

mengikuti kegiatan di panti ?

Iya saya juga sering mengingatkan

kepada ibu saya untuk mengikuti

kegiatan pengajian agar hatinya

selalu tenang dan tentram dalam

mengingat Allah SWT

Page 153: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

TRANSKIP WAWANCARA

DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA di PANTI TRESNA WERDHA (PSTW)

BUDI MULIA 3 CIRACAS JAKARTA TIMUR (Studi Kasus Nenek Sutinem)

Informan (Petugas Panti)

Nama : Purba

Waktu : Pukul 09.30

Hari dan Tanggal : Jumat, 17-06-2016

Tempat : di ruang tamu

Agama : Kristen

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sarjana Sosial

Page 154: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana bentuk dukungan yang

diberikan Panti untuk lansia yang

sedang sakit ?

Ya kalo sakit ya diobatin kaya sekarang

ini kan ada puskesmas jadwalnya

seminggu sekali terus kalo parah ya

dirujuk ke rumah sakit kalo masih bisa

ditangani disini ya dikasih obat yang

sesuai seandainya kita takut kasih obat

perawat menelpon dokter langsung.

2. Bagaimana tanggapan bapak/ibu

terhadap keluarga yang tidak mau

mengurus orang tuanya tetapi lebih

memilih memasukannya ke panti ?

Ya keluarganya kurang care ke orang

tua banyak juga masyarakat kaya gitu

tapi ada juga anak yang mau mengurus

orang tuanya gitu soalnya banyak

masyarakat istri yang kerja suami gak

kerja ini mama nya laki-laki terus dia

hanya numpang saja dia itu kata

menantu perempuan udah masukin aja

panti kadang banyak juga kaya itu

bukan hanya menantu anak juga ada

yang seperti itu jadi menurut orang ya

macam-macam. Ya orang tua kita harus

urus sendiri.

Page 155: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

3. Bagaimana cara panti agar kakek/nenek

disini sehat selalu ?

Ya dikasih makan yang benar. Ya

dikasih obat yang benar. Ya kakek atau

nenek rentan penyakit gabisa sehat

kaya anak muda.

4. Bagaimana cara panti menasehati

terhadap kakek/nenek yang sering

merokok ?

Memberikan nasihat sudah pasti kita

soalnya di DKI tidak boleh merokok

sembarangan apalagi kaya kakek itu

temanya pada puasa dia malah

merokok. Sebenarnya kita juga arahkan

tapi namanya kakek atau nenek udah

pikun kadang budek.

5. Bagaimana cara panti menasehati

terhadap kakek/nenek yang pacaran ?

Ya kita mengarahkan memberikan

nasihat tidak boleh kaya begitu nek

udah tua begini begini kita arahkan

yang bagus. Pernah dikasih sanksi

sebuah ancaman kalo pacaran lagi akan

dipindahkan ke panti lain.

6. Bagaimana bentuk kepedulian/perhatian

yang diberikan Panti untuk lansia yang

sudah tidak bisa beraktivitas lagi ?

Apabila dia mau makan di suapin jika

mau mandi dimandiin dikasih bedak

jika mau minum dikasih minum

Page 156: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

dijemur.

7. Bagaimana cara panti memberikan

penghargaan terhadap lansia yang rajin

mengikuti kegiatan ?

Ya kadang kita kasih hadiah juga.

Kadang kita banggain dia atau

memberikan pujian wah kakek hebat.

8. Bagaimana yang terjadi hubungan

emosional saat progam dinamika

kelompok ?

Ya berjalan ya tapi kan namanya kakek

atau nenek ya pendengarannya kurang

jalannya juga lelet harus ada kesabaran

dari kita dibuat senang ajah.

9. Bagaimana saat acara program HLUN ?

Kita bawa kakek atau nenek yang

mandiri ke tempat HLUN yaitu di

Ancol mengikuti kegiatan disana

seperti pentas seni menampilkan

angklung, joget ya bersenang-

senanglah. Sekitar 30 orang yang ikut

kegiatan program HLUN.

10. Bagaimana peran panti dalam dukungan

keluarga bagi lansia ?

Ada peran panti dalam membina

hubungan keluarga lansia tersebut.

Seperti waktu itu pernah keluarga

lansia dipanggil kesini diundang oleh

kepala pembinaan. Terus bagi yang

Page 157: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

punya keluarga juga dianjurkan

menengok anggota lansianya yang ada

disini. Kalo bisa kita menggali data kita

ada juga home visit kita assessment

wbs dan keluarganya. Kalo jadwal

kunjungan kita tidak ada khusus tapi

syarat hanya diberikan anggota

keluarganya agar kakek atau nenek

tinggal di panti sering-sering ditengok

minimal sebulan sekali jadwal dia

sempet nengoknya kapan misalnya di

hari libur sabtu atau minggu silahkan

saja. Ditengok anggota kelurganya

dengan melapor petugas piket. Kita ada

peraturan sebenarnya anggota keluarga

yang datang sini tidak boleh masuk

wisma tetapi hanya menunggu di ruang

tamu, di gazebo di taman atau di loby.

11. Bagaimana tahap perkembangan

kesehatan yang dimiliki ibu sutinem ?

Perkembangan kesehatan ibu sutinem.

Iya nenek Sutinem mengalami penyakit

katarak mungkin dulunya karena

kekurangan gizi dan menyebabkan

kerusakan pada organ tubuh yaitu pada

matanya.. Ya tapi namanya orang tua

sering sakit pusing, cepat lelah gitu tapi

kalo dia sehat saja. Masih ikut aktif

mengikuti kegiatan di panti.

12. Bagaimana peran panti dalam hal

perubahan kesehatan yang dimiliki ibu

Peran panti dalam kesehatan ya kalo di

panti disini ya biasanya sekali

Page 158: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

sutinem ? seminggu ada dokter dari puskesmas

ada juga dokter dari terapi juga

psikolog nya ada juga apabila dia sakit

dikasih obat dari sini apabila parah

dilihat juga perkembangan nya dari

dokter apabila dia sakit dirujuk ke

rumah sakit apa ke rumah sakit duren

sawit apa ke budi asih.

13. Apakah pihak keluarga menelpon panti

saat ibu sutinem sakit ?

Bukan keluarga yang menelpon tapi

pihak panti yang menelpon keluarga

jika seandainya ibu sutinem sakit

telepon ke anaknya jika ibunya sakit

agar ditengok kan jadi bukan keluarga

yang menelpon jadi keluarga tidak tahu

yang tahu kan panti

14 Apa yang ibu ketahui tentang tingkat

pengetahuan seseorang yang tidak tamat

SD ?

Yang namanya tidak tamat SD tinggal

di panti sudah tua ya ada keluhan nya

sakit. Ya gitu ajah.

15. Apa menurut ibu dengan tidak tamat SD

bisa menjaga kesehatan dirinya ?

Ya bisa menjaga kesehatan dirinya. Ya

perawat juga mengarahkan dan

makanan sudah diatur oleh panti.

16. Apa peran panti dalam menambah

tingkat pengetahuan lansia tentang

kesehatan ?

Ya kan ada terapi-terapi ada

pemeriksaan dokter ada petugas

perawat mengamati wbs apabila dia

sakit ada juga TAK (Terapi Aktivitas

Kelompok) jadi mahasiswa

mengadakan kegiatan bagaimana

dengan pendengaran dia, bagaimana

dengan kesehatannya dia, bisa

mendengar atau tidak.

Page 159: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

17. Bagaimana faktor emosional ibu

sutinem terhadap ancaman penyakit ?

Ya kalo dia lagi sakit ya dia mengeluh

namanya juga manusia tapi kan

pegawai atau petugas membawa dia ke

dokter. Petugas menelpon ke dokter

terus dokter itu memberikan arahan

kasih obat ini. Dan dia mau menjalani

pengobatan.

18. Bagaimana peran panti selama ibu

sutinem sakit ?

Peran panti dalam kesehatan ya kalo di

panti disini ya biasanya sekali

seminggu ada dokter dari puskesmas

ada juga dokter dari terapi juga

psikolog nya ada juga apabila dia sakit

dikasih obat dari sini apabila parah

dilihat juga perkembangan nya dari

dokter apabila dia sakit dirujuk ke

rumah sakit apa ke rumah sakit duren

sawit apa ke budi asih.

19. Bagaimana ibu melihat hubungan ibu

sutinem dengan keluarga atau

temannya?

Jika ke anaknya sih akur namun ke

menantunya tidak akur. Makanya jika

sutinem tinggal bersama anaknya

menantu tidak menerima dia lebih baik

cerai katanya dari pada disini. Makanya

kita lihat keadaan juga anaknya

pengangguran termasuk golongan

ekonomi yang lemah jadi terima di

panti ini. Nenek Sutinem masih

menjalin interaksi dengan baik bersama

teman-temannya namun di memiliki

darah tinggi merasa dia masih bisa

merasa kuat ada rasa tinggi hati yang

saya lihat.

Page 160: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

20. Bagaimana ibu melihat aspek spiritual

yang ibu sutinem miliki ?

Kalo aspek spiritual dia mengikuti

kegiatan keagamaan klo ada pengajian

dia ikut pokoknya dia rajin dan tekun

dalam mengikuti kegiatan di panti.

Petugas mengarahkan dia masih mau.

21. Apa ibu melihat dukungan keluarga

yang terjadi pada keluarga ibu sutinem?

Dukungan keluarga ya dia datang

menjengukin ibunya ke panti sebulan

sekali. Ya kalo sering-sering kan

biayanya juga anaknya pengangguran.

Jadi emang orang susah anaknya tapi

tetap datang ke panti untuk menjenguk

ibunya.

22. Apa ibu tahu jika keluarga

memperhatikan kesehatan ibu sutinem ?

Ya kalo ibu sutinem sudah diserahkan

ke panti. Jadi panti yang melihat

makanya ada dokter, terapi, dan

perawat-perawat.

23. Apa faktor sosial yang terjadi jika ibu

sutinem mengalami sakit?

Faktor sosial ya reaksi sosial yang

terjadi dia tidak mengikuti kegiatan di

panti. Ya namanya sakit jadi istirahat

dulu.

24. Apa latar belakang budaya / kebiasaan

dalam memberikan dukungan untuk

kesehatan pribadi lansia ?

Ya kita petugas mengarahkan jadi

makanan sudah diatur. Adanya juga

kebiasaan kegiatan olahraga.

25. Apakah sebelum masuk ke panti ada

orientasi/pengenalan tempat kepada ibu

sutinem?

Tidak ada orientasi paling dari

kelurahan pekerja sosial yang melihat

keadaan rumah dia orang mampu atau

tidak jadi bisa masuk ke panti atau

tidak.

26. Bagaimana dukungan fisiologis yang

diberikan panti kepada ibu sutinem ?

Dukungan fisiologis kalo di wbs disini

ya di arahkan ada yang masak ada yang

menyajikan petugas mengajak untuk

Page 161: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

mengikuti kegiatan senam dan dalam

hal makanan juga memperhatikan gizi.

27. Apa ibu tahu jika keluarga memberikan

perhatian dan kasih sayang kepada ibu

sutinem ?

Ya dengan dia datang dia udah ada

perhatiannya. Ya itu jika dia datang

bagaimana mak sehat gak mak.

Bagaimana keadaan mama disini.

28. Apa petugas panti meminta pendapat

atau melakukan diskusi, meluangkan

waktu bercakap-cakap untuk menjaga

komunikasi yang baik dengan ibu

sutinem ?

Ya melakukan bercerita-cerita sebagai

pekerja sosial memperhatikan wbs

dengan cara menanyakan bagaimana

keadaan kakek dan nenek. Saling

perhatian ke mereka menanyakan

bagaimana betah atau tidak di panti.

29. Apa peran panti memberikan rasa aman

kepada ibu sutinem ?

Ya memberikan rasa aman. Ya kalo

sakit diobatin. Jika laper dikasih

makan. Lalu dikasih baju juga.

Kebutuhannya dipenuhi. Makanya

kakek dan nenek disini pada betah.

30. Apa bentuk perhatian panti kepada ibu

sutinem ?

Ya mengurusin ibu sutinem. Ya jika

sakit diobatin. Jika tidak punya baju ya

dikasih baju dikasih sepatu untuk

keperluan dia.

31. Apa pihak panti nmenyarankan ibu

sutinem untuk mengikuti kegiatan

spiritual seperti pengajian ?

Iya udah pasti harus mengikuti

pengajian mau ngapain lagi sudah tua.

32. Apa pihak panti memberikan

kesempatan kepada ibu sutinem untuk

memilih fasilitas kesehatan sesuai

dengan keinginan sendiri ?

Fasilitas kesehatan ada tetapi tidak

semua rumah sakit bisa di rujuk

tergantung rumah sakit yang merujuk.

33. Bagaimana pihak panti melihat ibu

sutinem dalam menjaga interaksi

Ya namanya petugas melihat biasa saja

normal ya namanya orang hidup

Page 162: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

dengan orang lain dan memperhatikan

norma-norma yang berlaku ?

bagaimana nakal tidak. Dia patuh tidak

melawan sesuai norma. Jika dia

melanggar ya masih bisa diomongin ya

emang nenek mau dibalikin ke anaknya

lagi.

34. Bagaimana ibu melihat pergaulan

sehari-hari ibu sutinem dengan

lingkungannya ?

Ya biasa saja sehat. Ya kadang

berantem nya ibu sutinem. Ya nenek

sudah tua harus sadar malu. Ya di

leraikan.

35. Bagaimana yang terjadi keamanan

sosial setempat dan program-program

medikasi/pengobatan kesehatan ?

Untuk keamanan sosial setempat ada

satpam, ada yang piket, ada penjaga

barang. Kalo program kesehatan disini

sudah terjamin sekali seminggu ada

dokter. Ada dokter terapis dua orang.

Ada perwat-perawat setiap kamar ada.

36. Bagaimana bantuan-bantuan yang

diberikan dari pihak luar untuk panti ?

Bantuan dari pihak luar kadang ada

belum tentu seminggu sekali ya kadang

dia bawa makanan langsung ke wbs.

Ada juga bawa amplop ya sepuluh ribu

atau lima belas ribu. Ada yang

memberikan handuk ataupun baju.

37. Apa bentuk nasehat, usulan, saran,

petunjuk dan pemberian informasi yang

diberikan kepada ibu sutinem ?

Ya jika lagi berantem ya dileraikan agar

supaya tidak bertengkar lagi. Namanya

juga manusia mempunyai kesalahan.

Nenek disini kan berasal dari

gelandangan ada yang tinggal di ubin

jadi kadang ada aja yang membuat

masalah. Kita arahkan kita tanya dulu

kenapa nenek berantem misalnya begini

begini ya tidak usah berantem kita

pisahkan.

Page 163: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

38. Apa peran panti dalam mengungkapkan

suatu masalah yang dialami ibu

sutinem?

Ya adanya kegiatan konseling dimana

wbs bisa bercerita mengungkapkan

masalahnya masing-masing lalu

psikolog bisa memberikan arahan

kepada wbs tersebut.

39. Apa bentuk support, penghargaan, dan

perhatian yang diberikan panti kepada

ibu sutinem?

Ya kalo seandainya dalam kegiatan dia

rajin jika dalam kegiatan keagamaan

wah hebat nenek sudah duluan datang

atau jika ada kegiatan panggung

gembira dia nyanyi jadi kami

memberikan pujian kepada dirinya

40. Apa panti memberikan bimbingan atau

membimbing ibu sutinem ?

Ya semua wbs harus dimbing tidak

hanya ibu sutinem saja.

41. Bagaimana panti memberikan dukungan

instrumental kepada ibu sutinem?

Ya seandaianya jika ada kegiatan

apabila ia masih sakit dia tidak perlu

ikut kegiatan namun istirahat yang

cukup.

42. Bagaimana panti memberikan dukungan

emosional dalam hal adanya

kepercayaan, mendengarkan dan di

dingerkan kepada ibu sutinem ?

Ya petugas harus mendengarkan

keluhan kakek dan nenek. Jika sudah

didengarkan ya baru kita ceramahin.

Baru kami memberikan apa yang

mereka butuhkan.

43. Bagaimana panti bisa memberikan rasa

tentram, aman, dan damai, kepada ibu

sutinem ?

Kalo di keluarga kan malah berantem.

Jika di panti kan dia tenang kalo laper

dikasih makan, kalo sakit diobatin.

44. Bagaimana ibu sutinem memperoleh

kereketan emosional / hubungan akrab

dengan kerabat ?

Ya dia hidup disitu tinggal disitu kan

sudah otomatis. Jadi akrab saja. Sudah

hidup bersama sudah satu penderitaan.

Sudah biasa mengikuti kegiatan

bersama.

Page 164: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

45. Bagaimana cara ibu Sutinem memiliki

rasa memiliki dan dimiliki dalam

kelompok ?

Ya rasa kebersamaan tinggal di panti

sudah tumbuh. Ya jika sudah kenal ya

sudah sayang. Seperti sering mengikuti

kegiatan bersama.

46. Apakah ibu sutinem melakukan

kegiatan yang sifatnya rekreatif secara

bersama-sama?

Ya seperti mengikuti kegiatan

keterampilan bersama. Membuat keset

membuat manik-manik dll.

47. Bagaimana cara ibu sutinem mendapat

penghargaan atau pengakuan dari panti?

Ya kaya kemarin kegiatan 17 agustus

ada nya lomba kebersihan, ada lomba

makan kerupuk, ada lomba gundu di

sendok, jadi ada kegiatanlah ada

masukin pensil ke botol ya kalo dia

juara ya dia dapat hadiah.

48. Apa bantuan nyata yang diberikan panti

kepada ibu sutinem ?

Ya namanya dia hidup di panti ya

makan disini minum dan berobat.

49. Saran atau informasi apa yang sering

diberikan kepada ibu sutinem ?

Ya seandainya jika dia berantem dia

diberi saran. Ya informasi seperti

kegiatan sehari hari yang ada di panti.

50.

Nasehat apa yang diberikan dalam

mengatasi permasalahan yang dihadapi

ibu sutinem ?

Mau mengatur anaknya kerja namun

kenyataan hidup kan nyari kerja susah.

Ya menesahati ibu sutinem agar

memahami anaknya jika mencari

pekerjaan itu susah namun anaknya

sudah berusaha.

51. Apa tanggung jawab panti terhadap

kesejahteraan ibu sutinem?

Ya makan dan berobat jadi layaknya

hidup.

52. Apa kebutuhan jasmani yang diberikan

kepada ibu sutinem ? apa tercukupi ?

Ya perumahan dia tinggal disini. Ya

makan sehari 3 kali. Pelayanan

kesehatan jika sakit di obatin. Ya

kebutuhan jasmani dan rohani

tercukupi.

Page 165: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

53. Apa kebutuhan mental dan psikis yang

diberikan kepada ibu sutinem ?

Ya kita motivasi dan kita mengarahkan.

Ya pasti itu petugas mengajak kegiatan

keagamaan.

54. Apa kebutuhan sosial dan ekonomi

yang diberikan panti pada ibu sutinem ?

Kebutuhan sosial ya kan dia

bersosialisasi di masyarakat dia juga

berteman ada bimbingan sosial, ada

kegiatan rekreasi juga. Ya namanya

juga orang tua tidak bisa dipaksakan

namun mengarahkan untuk mengikuti

kegiatan seperti membuat keset yang

nanti akan di jual saat bazaar.

55. Apa yang ibu ketahui tentang periode

penurunan yang dialami ibu sutinem ?

Ya kalo ibu sutinem sehat saja. Ya

soalnya ibu lagi banyak kegiatan jadi

kurang tahu. Ya memang ibu sutinem

mengalami penurunan di matanya

karena sakit katarak.

56. Apa yang ibu lihat dari ibu sutinem

tentang reaksi terhadap masa tuanya ?

Ya biasa saja tidak sebagai hukuman

masa tuanya dianggap santai ya kita

jalani saja ya enjoy saja dia bilang

seperti itu dia sudah betah di panti.

57. Apa pandangan ibu tentang lanjut usia ? Pandangan mengenai lanjut usia

sekarang udah 51 tahun mulai sekarang

sudah berhati-hati dalam segala hal

permintaan saya kalo bisa jangan

merepotkan keluarga nantinya. Rentan

penyakit sudah mengalami kemunduran

saat lanjut usia nanti.

58. Apa sikap sosial yang terjadi terhadap

lanjut usia ?

Ya kita hormati ya kita banggakan dia

jadi kita membanggakan lansia seperti

yang muda membantu lansia yang ingin

minum misalnya dikasih minum. Agar

Page 166: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

mereka semangat lagi jadi yang

namanya orang tua ya harus

dihormatin.

59. Apa menurut ibu usia lanjut yang

mempunyai status kelompok minoritas?

Usia lanjut mempunyai status

kelompok minoritas ya gak masalah.

Dia kan bersikap baik jika menjalani

hidupnya biasa saja tidak macam-

macam ya tidak apa-apa. Wbs itu kan

manusia biasa. Tenaga juga tidak kuat

lagi. Pendengaran sudah berkurang.

Asal orang tua itu diperhatiin dan

diurusinlah.

60. Apa perubahan peran yang terjadi pada

ibu sutinem ?

Waktu pertama-tama dulu agak angkuh

agak sombong agak darah tinggi tapi

sekarang sudah biasa. Untuk apa yang

disombongkan disini anak juga tidak

kerja. Menurut saya dia sudah baik.

61. Bagaimana menurut ibu tentang lanjut

usia yang memiliki konsep diri yang

negative akibat penyesuaian diri yang

tidak baik ?

Terhadap lanjut usia yang memiliki

konsep diri yang negative. Kalo disini

sih biasa saja. Ada yang gelandangan

ada yang telantar ada yang miskin. Apa

sih yg harus disombongkan orang

sama-sama makan nasi.

62. Apa ibu sutinem mendapatkan hak-hak

sebagai berikut ?

-pelayanan keagamaan dan mental

spiritual

-pelayanan kesehatan

-pelayanan kesempatan kerja

-pelayanan pendidikan dan pelatihan

-kemudahan dalam penggunaan

Ada pelayanan keagamaan dan mental

spiritual seperti kegiatan pengajian.

Ada pelayanan kesehatan seperti

pemeriksaan ke dokter. Ada pelayanan

kesempatan kerja seperti membantu

memotong sayuran di dapur. Adanya

pendidikan dan pelatihan cara

bagaimana mencuci tangan dari

Page 167: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

fasilitas, saran, dan prasaran umum

-kemudahan dalam layanan dan bantuan

hukum

-perlindungan sosial

-bantuan sosial

mahasiswa kegiatan TAK (Terapi

Aktivitas Kelompok). Kalo bantuan

hukum soalnya disini tidak sampe ke

hukum disini tidak ada bantuan hukum

paling bantuan sosial. Adanya

kemudahan dalam penggunaan fasilitas,

saran, dan prasarana umum. Dan

adanya perlindungan sosial dan bantuan

sosial.

63. Apa ibu sutinem melaksanakan

kewajiban sebagai lansia seperti ?

-membimbing dan memberi nasihat

secara arif dan bijaksana

-mengamalkan dan mentransformasikan

ilmu pengetahuan, keahlian,

keterampilan, kemampuan dan

pengalaman yang dimilikinya kepada

generasi penerus

-memberikan keteladanan dalam segala

aspek kehidupan kepada generasi

penerus.

Tidak ada generasi penerus disini.

Adanya umur 60 tahun keatas yang

tinggal di panti. Ya bercerita tentang

pengalaman ya ada yang kita ambil dari

mereka.

64. Apa fungsi lembaga keagamaan di panti

ini ?

iya lembaga keagamaan disini

berfungsi membimbing lansia menjadi

lebih baik lagi dan mengabdi untuk

mencapai kebahagian dunia dan akherat

Page 168: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia Website : www.fdkuinjakarta.ac.id

Telp./Fax: (62-21) 7432728/74703580 Email: [email protected]

Nom or Lampi ran Hal

Tembusan :

Un.O I/F5/ PP.00 .9/15 12 '2016

lzin Penelitian (SI<ripsi)

Kepada Yth,

Kepala Kesbangpol .Jakarta Timur di

Tempat

Assalamu 'a!aikum Wr. Wb.

.lak:1rta. 26 April 2016

Dekan Fakultas llmu Dakwah clan llmu Komunikasi UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta menerangkan bahwa :

Nama Nomor Pokok Tempat/Tangga l Lahir Semester J urusan/Konsentrasi A lamat Te lp .

Nur lntan Saputri I I I 2054 I 000 I I Bekasi, 07 .lanuari 1995 V Ill (Delapan) Kesejahteraan Sosial .II. Tanjung IX BS.28 No.5 Kranggan Permai 089615336671

aclalah benar mahasiswa aktifpacla Fakultas llmu Dak\.vah clan lilllu Komunik<l si UIN Syarif HiclayatuiiC'!h Jakarta yang akan melaksa nakan peneliti<Jn/mencari data clalilm ran!Lka penulisan skripsi be1:judul Peron Dukungon Keluargo Lomiu di PSTIV Burl/ J'v!ulic~ 3 Ciracos Jokorla Timur.

Sehubung(ln dengan itu , climohon kiranya 13<qJ<lk/ lbu/Sclr. dapat menerima/mengizinkan mahasiswa kami tersebut clalnm pelaksa naan kegiatan clim 11 ksucl.

Demikian, atas kc1jasan1a dan bantunnnya kami mengucapkan terima knsih.

JVassulo11111 'o/oikiun Wr. W/J.

Dekan

I. Wakil Dekan Biclang Akademik 2. Ketua .lurusa n/Procli Kesej<Jhteraan Sosial

~KAN Komite Akreditasi Nasional Ltmbaga Sertiflkui Sblwn Uutu

Sertlf.cated No: QSC 01109 LSSM-002..KlN

Page 169: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

KEl\1ENTERIAN AGA1\1A UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN lLl\tlU KOMUNIKASI

Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia Website : www.fdkuinjakarta.ac.id

Telp./Fax: (62-21) 7432728/ 74703580 Email: [email protected]

Nom or Lampi ran Hal

Tembusan: I . Oekan

Un.O 1/F5/PP.00.9/650/20 16 Jakarta. 11 Maret 2 0 16

Izin Penelitian (Skripsi)

Kepada Yth, Pimpinan PSTW Budi Mulia 3 Ciracas Jakarta Timur di

Tern pat

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UrN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa:

Nama Nomor Pokok Tempat/Tanggal Lahir Semester J urusan/Konsentrasi Alamat Telp.

: Nur Intan Saputri 1112054100011 Bekasi, 07 Januari 1995 VIII (Delapan) Kesejahteraan Sosial Jl. Tanjung IX BS.28 No. 5 Kranggan Permai 089615336671

adalah benar mahasiswa aktif pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UrN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data dalam rangka penulisan skripsi berjudul Peran Mahasiswa Pratikan dalam Meningkatkan Keikutsertaan Pemberdayaan Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW).

Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak!Ibu/Sdr. dapat menerima/mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud.

Demikian, ata5 ke1:i 3sama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.

Wassalamu 'alaikum TFr.lf'[·

Dekan

2. Ketua Konsentrasi Kesejahteraan Sosial

Page 170: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

KEI\:1ENTERIAN AG.AIVfA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Jl.lr. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia Website : www.fdkuiniakarta.ac.id

Telp./Fax: (62-21) 7432728/ 74703580 Email: [email protected]

Nomor: Un.01/F5/PP.00.9/724/2016 Jakarta, 14 Maret 2016 Lamp 1 ( satu) bundel Hal Bimbingan Skripsi

Kepada Yth. Nurhayati Nurbus, SE., M.Si. Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Bersama ini kami sampaikan outline dan naskah proposal skripsi yang diajukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut,

Nama Nomor Pokok Jurusan Semeste1 Telp. J udul Shipsi

Nur Intan Saputri 1112054100011 Kesejahteraan So sial (Kessos) VIII (Delapan)

Peran Mahasiswa Praktikan dalam Meningkatkan Keikutsertaan Pemberdayaan Lansia di PSTW Budi Mulia 3.

Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam penyusunan dan penyelesaian skri psinya selama 6 ( enam) bulan dari tanggal 14 Maret 2016 s.d. 14 September 2016.

Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

an. Dekan, Wakil Dekan Bidang Akademik

Tembusan: 1. Dekan 2. Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos)

Page 171: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NE·GERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Indonesia Website : W\Vw.fidkom.uinjkt. ac.id

Telp./Fax: (62-21) 7432728 I 74703580 Email: [email protected]

Nomor Lampi ran Hal

Tembusan 1. Dekan

: Un.01/F5/PP.00.9/I Z I~ /2016 : 1 (satu) Berkas Skri psi

Jakarta, b September 2016

: Ujian Skripsi

Kepada Yth . : 1. Dr. Hj . Roudhonah, MA 2. Hj. Nunung Khairiyah , MA

Ketua/Penguji Sekretaris Penguji Penguji Pembimbing

3. Siti Napsiyah. MSW 4. Ahmad Zaky, M.Si 5. Nurkhayati Nurbus, M.Si di Jakarta

Assa/amu'alaikum Wr. Wb.

Dekan Fakultas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjuk Bapakllbu sebagai Tim Penguji Skripsi mahasiswa/i di Fakultas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi ,

Nama Tempat Tanggallahir NIM Jurusan Judul Skripsi

: Nur lntan Saputri : Bekasi , 7 Januari 1995 : 1112054100011 : Kesejahteraan Sosial (KESSOS) : Dukungan Keluarga Bagi Lansia di PSTW Budi Mulia 3 Ciracas Jakarta Timur ( Studi Kasus Nenek Sutinem) .

Ujian tersebut akan dilaksanakan pada :

Hari!Tanggal Waktu Tempat

Senin, 19 September 2016 : Pk. 10.00 s.d. 11 .00 WIB : Ruang Munaqasah (Lantai 7B)

Untuk menunjang kelancaran uj ian dimaksud , bersama ini kami kirimkan naskah skripsi yang akan diujikan, guna dipelajari/diteliti sebagaimana mestinya.

Demikian penunjukan ini di sampaikan . Atas perhatian Bapak/lbu , karn i ucapkan terima kasih

Wassalam,

.Ed, Ph.D 10330 199803 1 004

2. Kasubbag . Umum Fakultas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi

Aj kd/MI

Page 172: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

KANTOR PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

NOMOR i18 TAHUN 2016

TENTANG

PEMBERIAN IZIN PENELITIAN KEPADA PENELITI ATAS NAMA

Menimbang

Mengingat

NUR INTAN SAPUTRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ·

KEPALA KANTOR PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA ADMINJSTRASJ JAKARTA TIMUR,

a. bahwa sehubungan dengan Surat Kepala Kantcir Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Administrasi Jakarta Timur Nomor: 105/-1.862.81 Tanggal 2 Mei 2016;

b. bahwa sehubungan dengan akan dilaksanakannya per.elitian oleh Nur lntan Saputri di PS1W Budi Mulia 3 Ciracas Jakarta Timur;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala . Kantor Pelayanan T erpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Timur tentang Pemberian lzin Penelitian kepada Peneliti atas nama Nur I ntan Saputri;

1. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan llmu Pengetahuan dan Teknologi;

2. Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta sebagai lbukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3. Undang - Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan lnformasi Publik;

4. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang­Pembentukan Peraturan Perundang.- Undangan;

5. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

Page 173: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

Menetapkan

KESATU

KEDUA

6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2006 tentang Perizinan Melakukan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing dan Orang Asing;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Daerah;

9. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

10. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah; ·

11. Peraturan Gubemur Nomor 211 Tahun 2009 tentang Prosedur Pengelolaan Surat Masuk, Pembuatan Naskah Dinas dan Prosedur Surat · Keluar Satuan Administrasi Pangkal Pemerintah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta;

12. Peraturan Gubemur Nomor 47 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelayanan lzin Penelitian;

13, Peraturan Gubemur Nomor 55 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

14. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta Nomor 7 Tahun 2016 Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan . Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan T erpadu Satu Pintu;

15. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta Nomor 104 Tahun 2014 tentang Kop Naskah Dinas, Stempel dan Papan Nama Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; ·

16. Keputusan Gubemur Nomor 194 Tahun 201~ tentang Tata Naskah Dinas.

MEMUTUSKAN

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TiMUR TENTANG PEMBERIAN IZIN PENELITIAN KEPADA PENELITI ATAS NAMA NUR INTAN SAPUTRI

Memberikan 1z1n penelitian kepada Peneliti atas nama Nur lntan Saputri sebagai peneliti dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

lzin sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU adalah Penelitian tentang " Peran Dukungan Keluarga Lansia di PTSW Budi Mulia Ciracas Jakarta Timur "pada bulan Mei s.d Juli 2016.

Page 174: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

KETIGA

KEEMPAT

KELIMA

Tembusan :

Pemegang izin sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU wajib menyampaikan laporan tertulis kepada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Timur tentang kegiatan yang telah dilaksanakan paling lama 1 bulan setelah habis masa berlakunya izin untuk mendapatkan rekomendasi publikasi.

Peneliti dapat melakukan publikasi hasil penelitian jika laporan sebagaimana dimaksud pada diktum KETIGA telah diterima dan mendapatkan rekomendasi publikasi.

Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta. pada tanggal !I Mei 2016

1. Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta 2. Walikota Kota Administrasi Jakarta Timur 3. · Kepala PSTW Budi Mulia Ciracas Jakarta Timur 4. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi U!N Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 175: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL
Page 176: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL
Page 177: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

DOKUMENTASI PENELITIAN SAAT MELAKUKAN PENELITIAN DI PANTI

SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) BUDI MULIA 3 CIRACAS JAKARTA TIMUR

Gambar 1.1

(Gambar 1.1 : Peneliti melakukan wawancara dengan pekerja sosial ibu Purba, S.Sos yang

berperan sebagai pekerja sosial di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Ciracas Jakarta

Timur. Peneliti mewawancarai pekerja sosial untuk mengetahui peran panti dalam dukungan

keluarga lansia.)

Page 178: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

Gambar 1.2

(Gambar 1.2 : Peneliti melakukan Home Visit ke rumah salah satu keluarga WBS yang berada di

panti karena peneliti ingin melakukan wawancara untuk keperluan penelitian.)

Page 179: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

Gambar1.3

(Gambar 1.3 : Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu WBS yaitu Omah Sutinem

masih memiliki keluarga yang tinggal di Pasar Rebo)

Page 180: DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33589/1/NUR... · DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA (LANSIA) DI PANTI SOSIAL

Gambar 1.4

(Gambar 1.4 : Kegiatan diatas adalah semua kegiatan yang membuat para WBS di PSTW

berfungsi kembali atau menjadikan WBS di hari tuanya bermanfaat merasakan ketentraman lahir

dan batin dengan segala kegiatan ataupun hiburan yang ada di panti. PSTW juga memberikan

bimbingan individu maupun bimbingan kelompok kepada para WBS.