dukungan keluarga
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dukungan Keluarga
1. Definisi
Dukungan keluarga adalah persepsi seseorang bahwa dirinya
menjadi bagian dari jaringan sosial yang didalamnya tiap anggotanya
saling mendukung ( Kuncoro, 2002). Dukungan keluarga didefinisikan
oleh Gottlieb dalam Zaenuddin (2002), yaitu informasi verbal atau non
verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh
orang-orang yang akrab dengan subyek didalam lingkungan sosialnya atau
yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan
emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini
orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa
lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan
pada dirinya. Menurut Saurasan dalam Zaenuddin (2002), dukungan
keluarga adalah keberadaan, kesedihan, kepedulian, dari orang-orang yang
dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita. Pandangan yang sama
juga dikemukakan oleh Cabb dalam Zaenuddin (2002), mendefinisikan
dukungan keluarga sebagai adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan
atau menolong orang dengan sikap menerima kondisinya, dukungan
keluarga tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok.
2. Bentuk Dukungan Keluarga
Menurut Kuncoro (2002), bentuk dukungan keluarga terdiri dari empat
macam dukungan yaitu:
a. Dukungan penghargaan (Appraisal Support)
Merupakan suatu dukungan sosial yang berasal dari keluarga atau
lembaga atau instansi terkait dimana pernah berjasa atas
kemampuannya dan keahliannya maka mendapatkan suatu perhatian
yang khusus.
b. Dukungan materi (Tangible Assistance)
Adalah dapat berupa servis (pelayanan), bantuan keuangan dan
pemberian barang-barang. Pemberian dukungan materi dapat
dicontohkan dalam sebuah keluarga atau persahabatan.
c. Dukungan informasi (Information Support)
Merupakan dukungan yang berupa pemberian informasi, saran dan
umpan balik tentang bagaimana seseorang untuk mengenal dan
mengatasi masalahnya dengan lebih mudah.
d. Dukungan emosional (Emosional Support)
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.merupakan
dukungan emosional yang mencakup ungkapan empati, kepedulian dan
perhatian terhadap orang yang bersangkutan misalnya penegasan,
reward, pujian, dan sebagainya.
8
3. Sumber Dukungan Keluarga
Menurut Rook dan Dooley dalam Kuncoro (2002), ada dua sumber
dukungan keluarga yaitu sumber natural dan sumber artifisial. Dukungan
keluarga yang natural diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam
kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di
sekitarnya misalnya anggota keluarga (anak, istri, suami, dan kerabat)
teman dekat atau relasi. Dukungan keluarga ini bersifat non formal
sementara itu dukungan keluarga artifisial adalah dukungan sosial yang di
rancang kedalam kebutuhan primer seseorang misalnya dukungan keluarga
akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial. Sehingga sumber
dukungan keluarga natural memiliki berbagai perbedaan jika dibandingkan
dengan dukungan keluarga artifisial perbedaan tersebut terletak pada:
a. Keberadaan sumber dukungan keluarga natural bersifat apa adanya
tanpa dibuat-buat sehingga lebih mudah diperoleh dan bersifat spontan.
b. Sumber dukungan keluarga yang natural memiliki kesesuaian dengan
nama yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan.
c. Sumber dukungan keluarga yang natural berakar dari hubungan yang
telah berakar lama.
d. Sumber dukungan keluarga yang natural memiki keragaman dalam
penyampaian dukungan sosial, mulai dari pemberian barang nyata
hingga sekedar menemui seseorang dengan menyampaikan salam.
e. Sumber dukungan keluarga yang natural terbebas dari bebas dan label
psikologis.
9
4. Peranan Keluarga
Menurut Effendy (1998 ) peran keluarga mengambarkan seperangkat
perilaku interpersonal,sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari
oleh harapan dan pola perilaku dalam keluarga,kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peran ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anaknya yang berperan sebagai
bpencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta anggota
masyarakat dari lingkunganya.
b. Peran ibu
Sebagai isrti dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung, dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakatbdari lingkungan.
c. Peran anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, social dan spiritual.
5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut model Friedman (1998) sebagai berikut :
10
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian): untu stabilitas
kepribadian kaum dewasa, untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para
anggota keluarga, uuntuk memiliki dan dimiliki dalam keluarga, untuk
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain,untuk saling
menghargai dan kehanngatan didalam keluaraga.
b. Fungsi sosialisasi
Merupakan interaksi atau hubungan dalam keluarga bagaimana keluarga
belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi bertujuan untuk menjaga kelangsungan generasi dan
juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi bertujuan untuk mengadakan sumber-sumber ekonomi
yang memadai dan pengalokasian sumber-sumber tersebut secara
efektif.
6. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat mengambarkan bagaimana keluarga
melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat sekitarnya. (parad dan caplan,
1965), Yang diadopsi oleh friedman mengatakan ada elemen struktur
keluaga, yaitu :
11
a. Sruktur peran keluarga
Mengambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam
keluarga sendiri dan peranya dilingkungan masyarakat atau peran
formal dan informal.
b. Nilai atau norma keluarga
Mengambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh
keluarga, khususya yang berhubungan dengan motivasi.
c. Pola komunikasi keluarga
Mengambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu (orang
tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga
lain (pada anggota keluarga besar ) dengan keluarga inti.
d. Struktur kekuatan keluarga.
Mengambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi
dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang
mendukung motivasi.
B. Motivasi
1. Pengertian motivasi
Menurut Terry, motivasi adalah keinginan di dalam seorang individu
yang mendorong ia untuk bertindak. Sedangkan menurut Harold Koontz,
motivasi adalah dorongan dan usaha untuk memenuhi/memuaskan suatu
kebutuhan atau untuk mencapai suatu tujuan (Moekijat, 2002). Sedangkan
menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi
12
pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang
dikehendaki (Purwanto, 2003).
Menurut Sardiman dalam Saputra (2009) motivasi dapat dikatakan
sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu
sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak
suka, maka ia akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan
perasaan tidak suka.
Selanjutnya dalam kegiatan belajar, motivasi dapat diartikan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi diperlukan dalam kegiatan belajar untuk mendorong
seseorang agar mau belajar. Jadi, bisa dikatakan motivation is an essential
condition of learning. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi.
Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran
itu. Dengan demikian, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas
usaha belajar bagi para siswa. Motivasi yang timbul berkaitan erat dengan
adanya suatu tujuan yang selanjutnya memengaruhi adanya kegiatan.
Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan faktor psikis yang
bersifat nonintelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal
penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa
yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk
13
melakukan kegiatan belajar. Sebaliknya, bisa terjadi seorang siswa yang
memiliki inteligensia cukup tinggi boleh jadi akan gagal karena kurangnya
motivasi. Akibatnya, hasil belajar itu akan optimal kalau ada motivasi
yang tepat (Saputra, 2009).
2. Tujuan motivasi
Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah
seseorang agar timbul keinginan dan kemampuannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan tertentu
(Purwanto, 2003).
Untuk meningkatkan motivasi seseorang, ada beberapa cara yang
dapat digunakan, yaitu:
a. Dengan teknik verbal: berbicara, dan membangkitkan semangat,
dengan pendekatan pribadi serta dengan diskusi dan sebagainya.
b. Teknik tingkah laku: dengan meniru, mencoba dan menerapkan
c. Teknik insentif dengan mengambil kaidah yang ada
d. Citra / image: dengan imajinasi atau daya khayal yang tinggi maka
individu akan termotivasi.
e. Kepercayaan akan sesuatu yang logis akan membawa keberuntungan
(Widayatun, 1999).
3. Teori motivasi
a. Teori Hedonisme
Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua
orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan
14
menyusahkan atau mendatangkan resiko berat dan lebih suka
melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya.
b. Teori naluri
Manusia memiliki tiga dorongan naluri yaitu: naluri untuk
mempertahankan diri, dan naluri untuk mengembangkan dan
mempertahankan jenis. Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu,
maka kebiasaan atau tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang
diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh
ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini untuk
memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju
dan perlu dikembangkan. Seringkali ditemukan seseorang bertindak
melakukan sesuatu karena didorong oleh lebih dari satu naluri pokok
sekaligus, sehingga sukar bagi kita untuk menentukan naluri pokok
mana yang lebih dominan mendorong orang tersebut melakukan
tindakan yang demikian itu.
c. Teori reaksi yang dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia
tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah
laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup.
Dengan mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang kita dapat
memahami pola tingkah lakunya dan dapat memahami pula mengapa
bereaksi atau bersikap yang mungkin berbeda dengan orang lain dalam
menghadapi suatu masalah.
15
d. Teori daya pendorong
Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu
dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.
Namun, cara-cara yang digunakan dalam mengejar kepuasan terhadap
daa pendorong tersebut berbeda tiap-tiap individu dan menurut latar
belakang kebudayaan masing-masing.
e. Teori kebutuhan (teori Abraham Maslow)
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh
manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik
kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena apabila
seorang pemimpin ingin memberikan motivasi kepada seseorang ia
harus mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang
yang akan dimotivasinya. Menurut Maslow, ada lima tingkatan
kebutuhan pokok manusia, antara lain:
1) Kebutuhan fisiologis: kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar
yang bersifat primer dan vital menyangkut fungsi-fungsi biologis
dasar dari organisme manusia, seperti kebutuhan akan pangan,
sandang dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks dan
sebagainya.
2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security),
seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman
penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dan
sebagainya.
16
3) Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain
kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui
sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, dan kerjasama.
4) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), termasuk kebutuhan
dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status
pangkat, dan sebagainya.
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara
lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki,
pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas dan ekspresi diri
(Purwanto, 2003).
4. Ciri-ciri motivasi
Menurut Sardiman (2001), motivasi mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tekun menghadapi tugas
Dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama, tidak pernah berhenti
sebelum selesai.
Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa)
Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin dan tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
Lebih senang bekerja mandiri
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
Dapat mempertahankan pendapatnya bila sudah yakin tentang sesuatu
17
g.
h.
Tidak udah melepaskan hal-hal yang diyakininya
Senang mencari dan memecahkan masalah atau persoalan
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang itu
selalu memiliki motivasi yang kuat. Ciri-ciri motivasi itu sangat penting
dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Jenis-jenis motivasi
Menurut Sardiman (2001), jenis-jenis motiavsi yaitu:
a. Jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya:
1) Motif bawaan
Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir. Motivasi ini
ada tanpa dipelajari, contoh: dorongan untuk makan, bekerja,
beristirahat dan dorongan seksual. Motif-motif ini seringkali
disebut motif yang diisyaratkan secara biologis. Franden
memberi istilah motif physiological drives.
2) Motif-motif yang dipelajari
Motif-motif yang dipelajari adalah motif yang timbul karena
dipelajari, contoh: dorongan untuk belajar, dorongan untuk
mengajar sesuatu di masyarakat. Motif-motif ini seringkali
disebut dengan motif yang diisyaratkan secara sosial, sebab
manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia
lain sehingga motivasi ini terbentuk.
18
Franden menambahkan jenis-jenis motif lain yaitu:
a) Cognitive motives
Motif ini menunjuk pada gejala intrinsik yakni menyangkut
kepuasan individual yang berada dalam diri manusia dan
biasanya berwujud proses dan produk mental, terutama yang
berkaitan dengan pengembangan intelektual.
b) Self expression
Penampilan diri sebagian dari perilaku manusia, yang penting
kebutuhan individu tidak sekedar tahu tetapi juga mampu
membuat suatu kejadian.
c) Self enhancement
Melaui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan
meningkatkan kemajuan diri seseorang.
b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woordworth dan Marquis:
1) Motif kebutuhan organis
Meliputi kebutuhan makan, minum, bernafas dan seksual sesuai
dengan jenis physiological drives.
2) Motif darurat
Contohnya : dorongan untuk menyelamatkan diri untuk membalas
dan memburu. Motif ini rangsangan dari luar.
19
3) Motif obyektif
Contohnya : kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, manipulasi.
Motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia
luar secara efektif.
c. Jenis motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah
Motivasi jasmaniah, misalnya : reflek, instink otomatis dan nafsu.
Sedangkan motivasi rohaniah, misalnya : kemauan-kemauan pada
setiap manusia, terbentuk melalui empat moment yaitu:
1) Moment timbulnya alasan
2) Moment pilih
3) Moment putusan
4) Moment terbentuknya kemauan
d. Jenis motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
1) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Motivasi ini
muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan esensial bukan
sekedar simbol atau seremonial.
Menurut Hurrahman (2009) motivasi intrinsik adalah
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Kemudian kalau dilihat dari
segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan
20
belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini
adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam
perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang
siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat
pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah
lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain.
Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai
bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara
mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya, dalam artian bahwa
seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala
sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.
Berbagai kebutuhan keinginan dan harapan yang terdapat
di dalam pribadi seseorang menyusun motivasi internal orang
tersebut. Kekuatan ini mempengaruhi pribadi dengan menentukan
berbagai pandangan, yang menurut pikiran untuk memimpin
tingkah laku dalam situasi yang khusus. Teori kepentingan
dipandang sebagai suatu bentuk dari motivasi internal karena
keinginan dan kepentingan seseorang individu berada pada diri
sendiri.
2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsi karena ada perangsang dari luar.
21
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh
itu seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian
dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan
dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi yang penting bukan
karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin
mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi
kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak
secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya
itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Hurrahman,
2009).
Sedangkan menurut Syafi i (2009) motif ekstrinsik adalah
motif yang timbul dari luar / lingkungan. Motivasi ekstrinsik
dalam belajar antara lain berupa penghargaan, pujian, hukuman,
celaan atau ingin meniru tingkah laku seseorang. Selain itu
motivasi sosial dapat timbul dari orang-orang lain di sekitar
siswa, seperti dari tetangga, sanak saudara, atau teman bermain.
6. Unsur-unsur motivasi
Menurut Purwanto (2003), unsur-unsur motivasi adalah:
22
a.
b.
c.
d.
Motivasi merupakan suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya
memerlukan rangsangan baik dari dalam maupun luar.
Motivasi sering kali ditandai dengan perilaku yang penuh emosi.
Motivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternatif pencapaian
tujuan.
Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri
7. Fungsi motivasi
Menurut Purwanto (2003), fungsi motivasi adalah:
a.
b.
c.
Mendorong timbulnya tingkah laku atau suatu perbuatan serta
menyeleksinya.
Sebagai pengarah artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian
tujuan yang diinginkan.
Sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil, besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.
Menurut Sardiman (2001), fungsi motivasi adalah:
a.
b.
Mendorong manusia untuk berbuat
Motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
Menentukan arah perbuatan
Motivasi dapat memberikan arah dan menentukan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
23
c.
d.
Menyeleksi perbuatan
Motivasi ikut menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan atau
dilakukan agar dapat mencapai tujuan.
Sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi
8. Prinsip motivasi dalam belajar
Menurut Hurrahman (2009) ada beberapa prinsip motivasi dalam
belajar seperti dalam uraian berikut.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam
belajar
Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Mahasiswa untuk
Melanjutkan Ke Program Ners
Menurut Wlodkowski dalam Sudrajat (2009) menyatakan bahwa ada
enam faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, termasuk dalam mengikuti
program Ners, yaitu:
1. Sikap (attitudes)
Sikap adalah kombinasi antara konsep, informasi dan emosi yang
menyebabkan kecenderungan individu untuk mereaksi senang atau tidak
24
senang terhadap orang, kelompok, ide, kejadian atau objek-objek tertentu.
Sikap mahasiswa terhadap tutor, materi dan situasi belajar, dirinya sebagai
mahasiswa, dan terhadap harapannya untuk berhasil, mempengaruhi
proses belajar.
2. Kebutuhan (needs)
Kebutuhan adalah suatu kondisi kekurangan yang mendorong individu
untuk melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan (Wlodkowski, 1985).
Semakin kuat mahasiswa merasakan suatu kebutuhan, semakin besar
usaha yang dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Rangsangan (stimulation)
Rangsangan adalah segala perubahan dalam persepsi atau pengalaman
dengan lingkungan yang menyebabkan individu menjadi aktif
(Wlodkowski, 1985). Semakin menarik dan bermanfaat suatu kegiatan,
semakin aktif mahasiswa terlibat dalam kegiatan tersebut.
4. Emosi (affects)
Emosi mengacu pada pengalaman individu selama proses belajar. Emosi
dapat merupakan pendorong intrinsik. Hal ini menunjukkan bahwa
keterlibatan emosi mahasiswa dalam proses belajar adalah penting untuk
memelihara motivasi belajar mahasiswa.
25
5. Kemampuan
Kemampuan mengacu pada kemampuan individu untuk merespon sebagai
hasil belajar (Perlmutter & Hall, 1992). Mahasiswa akan merasa memiliki
kemampuan apabila mahasiswa menyadari bahwa dirinya telah mencapai
tingkat pengetahuan atau ketrampilan tertentu yang sesuai dengan standar
pribadi atau sosial. Motivasi belajar mahasiswa akan meningkat apabila
proses belajar meningkatkan kesadaran mahasiswa akan kemajuan,
penguasaan dan tanggung jawab dalam belajar.
6. Penguatan
Penguatan adalah segala kegiatan yang memelihara dan meningkatkan
kemungkinan untuk merespon lebih lanjut (Wlodkowski, 1985). Semakin
tepat proses belajar memberikan penguatan terhadap tingkah laku
mahasiswa, semakin meningkat motivasi belajar mahasiswa, penguatan
disini termasuk dukungan keluarga.
D. Kerangka Teori
Faktor mempengaruhi Motivasia. Sikapb. Kebutuhanc. Rangsangand. Emosi
Motivasi MelanjutkanProgam Ners
e. Kemampuanf. Penguatan: dukungan keluarga
Skema 2.1. Kerangka Teori
Sumber : (Wlodkowski dalam sudrajat, 2009)
26
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitiannya sebagai berikut :
Dukungan Keluarga Meliputi :----
Dukungan PenghargaanDukungan MateriDukungan InformasiDukungan Emosional
Motivasi MelanjutkanProgam Ners
Skema 2.2. Kerangka Konsep
F. Variabel penelitian
Variabel-variabel yang diteliti meliputi :
1. Variabel Independent (bebas)
Merupakan suatu variebel yang menjadi sebab atau timbulnya variabel
dependent/terikat, atau variabel yang nilainya menentukan variabel lain
(Alimul, 2003). Variabel Independent dalam penilitian ini adalah meliputi
dukungan keluarga.
2. Variabel Dependent (terikat)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat variabel
independent/bebas (Alimul, 2003). Variabel dalam penelitian ini adalah
motivasi mahasiswa semester akhir program studi S1 Keperawatan untuk
melanjutkan ke program ners di Universitas Muhammadiyah Semarang.
27
G. Hipotesis
Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi diri semester akhir
program studi S1 Keperawatan untuk melanjutkan ke program ners di
Universitas Muhammadiyah Semarang
28