skripsi hubungan antara dukungan keluarga …

138
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA GANGREN DIABETIK DI RSUD KOTA MADIUN Oleh : VRISKA ANJARSARI NIM : 201402053 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA

GANGREN DIABETIK DI

RSUD KOTA MADIUN

Oleh :

VRISKA ANJARSARI

NIM : 201402053

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA

GANGREN DIABETIK DI

RSUD KOTA MADIUN

Diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan dalam mencapai

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

VRISKA ANJARSARI

NIM : 201402053

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing dan telah dinyatakan layak

mengikuti Ujian Sidang

S K R I P S I

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT

DEPRESI PADA PENDERITA GANGREN DIABETIK

DI RSUD KOTA MADIUN

Menyetujui,

Pembimbing I

(Sesaria Betty M., S.Kep., Ns., M.Kes)

NIS. 20150124

Menyetujui,

Pembimbing II

(Muncul Wiyana, S.KM., M.Kes)

NIP. 197101241997031004

Mengetahui,

Ketua Program Studi Keperawatan

(Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep)

NIS. 20130092

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

iv

P E N G E S A H A N

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir (Skripsi) dan dinyatakan telah

memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Pada Tanggal.............................................

Dewan Penguji

1. Ketua dewan penguji

Binar Wahyuning Widhi, S.Kep., Ns., M.Kes : .......................................

2. Penguji I

Sesaria Betty M., S.Kep., Ns., M.Kes : .......................................

NIP. 20150124

3. Penguji II

Muncul Wiyana., S.Kep., Ns., M.Kep : .......................................

NIP. 197101241997031004

Mengesahkan,

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Ketua,

Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid)

NIS. 20160130

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

v

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Vriska Anjarsari

NIM : 201402053

Judul : Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada

Penderita Gangren Diabetik Di RSUD Kota Madiun

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini berdasarkan pemikiran

dan pemaparan asli dari saya sendiri. Jika terdapat karya orang lain, saya akan

mencantumkan sumber yang jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di

kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik dan sanksi lain sesuai peraturan

yang berlaku di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Demikian pernyataan ini saya buat dalm keadaan sadar tanpa paksaan dari

pihak manapun.

Madiun, Agustus 2018

Vriska Anjarsari

NIM. 201402053

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Vriska Anjarsari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 29 Juli 1993

Agama : Islam

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. Lulus Dari Pendidikan TK Tunas Rimba Perhutani Madiun Tahun 2000

2. Lulus Dari Sekolah Dasar Negri 05 Klegen Madiun Tahun 2006

3. Lulus Dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 08 Madiun Tahun 2009

4. Lulus Dari Sekolah Menengah Atas Khatolik St.Bonaventura Madiun

2012

5. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun 2014-

sekarang.

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

vii

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT

DEPRESI PADA PENDERITA GANGREN DIABETIK

DI RSUD KOTA MADIUN

Vriska Anjarsari

201402053

105 Halaman + 12 Tabel + 2 Gambar + Lampiran

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronik yang jika tidak dikelola

dengan baik akan menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik. Masalah kaki DM

masih kurang mendapat perhatian hingga masih muncul konsep dasar yang kurang tepat

pada pengelolaan penyakit ini. Akibatnya, banyak penderita yang penyakitnya

berkembang menjadi penderita osteomyelitis dan teramputasi kakinya. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan derajat depresi

pada penderita gangren diabetik di RSUD Kota Madiun.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan

pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Semua penderita

gangren diabetik di RSUD Kota Madiun sejumlah 53 orang. Besar sampel yang di

gunakan sebanyak 35 responden. Teknik sampling yang di gunakan adalah Purposive

Sampling. Pengum[ulan data menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner

tingkat depresi (HARS). Selanjutnya di uji analisis menggunakan uji statistik Somers’d

dengan α = 0,05. H1 diterima.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar 20 responden (57,1%)

mengalami dukungan keluarga sedang dan sebagian besar 22 responden (62,9%)

responden derajat depresi pada penderita gangren diabetik adalah sedang. Hasil dari uji

Somers’d menjelaskan ρ= 0,000 < α= 0,05.

Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat adanya hubungan keluarga dengan

tingkat depresi pada penderita gangren diabatik. Dengan adanya dukungan keluarga,

anggota keluarga yang menderita gangren diabetik dengan tingkat depresi termotivasi

sehingga mengalami perubahan untuk melakukan perawatan kaki gangrennya dengan

baik.

Kata Kunci : Dukungan keluarga, derajat depresi, gangren diabetik

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

viii

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT WITH DEPRESSION

LEVEL IN DIABETIC GANGREN PATIENTS

AT MADIUN CITY HOSPITALS

Vriska Anjarsari 201402053

105 Halaman + 12 Tabel + 2 Gambar + Lampiran

Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease that if not managed properly will

cause a variety of chronic complications, the problem of DM legs is still not getting

attention until there is still a basic concept that is less precise on the management of this

disease. As a result, many people with the disease develop into osteomyelitis and

amputated legs. This study aims to determine the relationship between family support

with the degree of depression in diabetic gangrene sufferers in Madiun City Hospitals.

The research design used in this research is correlation with cross sectional

approach. The population in this study were All diabetic gangrene sufferers in hospitals

Madiun a number of 53 people. The sample size is 35 respondents. The sampling

technique used is Purposive Sampling. The data were collected using a family support

questionnaire and a depressed level questionnaire (HARS). Furthermore, in the analysis

test using the statistical test of Somers'd with α = 0,05. H1 accepted.

The results of this study indicate that most of the 20 respondents (57.1%)

experienced moderate family support and most of the 22 respondents (62.9%) of the

respondents of depression degree in diabetic gangrene sufferers were moderate. The

result of the Somers'd test explains ρ = 0,000 <α = 0.05

The conclusion of this study is that there is a family relationship with depression

level in gangrene sufferer diabatik. With the support of the family, family members who

suffer from diabetic gangrene with a motivated level of depression so that it changes to

do the treatment of gangrene legs well.

Keywords: family support, degree of depression, diabetic gangrene.

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

ix

DAFTAR ISI

Sampul Depan .................................................................................................... i

Sampul Dalam .................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................ iii

Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv

Lembar Pernyataan ............................................................................................. v

Lembar Riwayat Hidup ...................................................................................... vi

Abstrak ............................................................................................................... vii

Daftar Isi ............................................................................................................. ix

Daftar Tabel ....................................................................................................... xi

Daftar Gambar .................................................................................................... xii

Daftar Lampiran ................................................................................................. xiii

Daftar Singkatan ................................................................................................. xiv

Daftar Istilah ....................................................................................................... xv

Kata Pengantar ................................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakan .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga ........................................................................ 7

2.1.1 Pengertian Keluarga ........................................................ 7

2.1.2 Struktur Keluarga ............................................................ 8

2.1.3 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan ..................... 8

2.1.4 Fungsi Keluarga .............................................................. 9

2.1.5 Ciri-ciri Keluarga Indonesia ........................................... 9

2.2 Dukungan Keluarga .................................................................... 10

2.2.1 Pengertian Dukungan Keluarga ...................................... 10

2.2.2 Bentuk Dukungan Keluarga ........................................... 11

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan

Keluarga .......................................................................... 12

2.3 Depresi ........................................................................................ 14

2.3.1 Definisi Depresi .............................................................. 14

2.3.2 Penyebab Depresi ........................................................... 15

2.3.3 Gejala Depresi ................................................................ 16

2.3.4 Tipe Deprsi ..................................................................... 18

2.3.5 Alat Ukur Derajat Depresi .............................................. 19

2.4 Konsep Diabetes Mellitus ........................................................... 20

2.4.1 Pengertian Diabetes Mellitus .......................................... 20

2.4.2 Penyebab Diabetes Mellitus ........................................... 21

2.4.3 Tipe-tipe Diabetes Mellitus ............................................ 26

2.4.4 Gejal-gejala Diabetes Mellitus ....................................... 27

2.4.5 Pencegahan Diabetes Mellitus ........................................ 30

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

x

2.4.6 Pengobatan Diabetes Mellitus ........................................ 34

2.4.7 Komplikasi Diabetes Mellitus ........................................ 40

2.4.8 Pengertian Komplikasi Diabetes Mellitus ...................... 41

2.5 Kaki Gangren .............................................................................. 42

2.5.1 Pengertian Kaki Gangren ................................................ 42

2.5.2 Penyebab Kaki Gangren ................................................. 43

2.5.3 Klasifikasi Gangren ........................................................ 43

2.5.4 Jenis-jenis Gangren ......................................................... 44

2.5.5 Perawatan Kaki Penderita Diabetes Mellitus ................. 45

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 49

3.2 Hipotesa Penelitian ..................................................................... 50

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ........................................................................ 51

4.2 Populasi Dan Sampel .................................................................. 51

4.2.1 Populasi .......................................................................... 51

4.2.2 Sampel dan Besar Sampel .............................................. 52

4.2.3 Kriteria Sampel ............................................................... 53

4.3 Sampling ..................................................................................... 53

4.4 Kerangka Kerja Penelitian .......................................................... 56

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional .............................. 56

4.5.1 Identivikasi Variabel ....................................................... 56

4.5.2 Definisi Oprasional Variabel .......................................... 57

4.6 Instrumen Penelitian ................................................................... 58

4.6.1 Uji Validitas .................................................................... 58

4.6.2 Uji Reabilitas .................................................................. 58

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 59

4.7.1 Lokasi Penelitian ............................................................ 59

4.7.2 Waktu Penelitian ............................................................. 59

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 59

4.8.1 Pengumpulan Data .......................................................... 59

4.8.2 Pengolahan Data ............................................................. 60

4.9 Analisa Data ............................................................................... 63

4.9.1 Analisa Univariat ............................................................ 63

4.9.2 Analisa Bivariat .............................................................. 64

4.10 Etika Penelitian ........................................................................... 65

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

xi

DAFTAR TABEL

Nomer Judul Tabel Halaman

Tabel 4.1 Kriteria Sampel ................................................................... 53

Tabel 4.2 Definisi Oprasional ............................................................. 57

Tabel 4.3 Daftar Nilai Keeratan Antara Variabel ............................... 65

Tabel 5.1 Karakter Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 68

Tabel 5.2 Karakter Responden Berdasarkan Usia .............................. 68

Tabel 5.3 Karakter Responden Berdasarkan Pendidikan .................... 69

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............... 69

Tabel 5.5 Karakter Responden Berdasarkan Informasi ...................... 69

Tabel 5.6 Karakter Responden Berdasarkan Sumber Informasi ......... 70

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga ...... 70

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Derajat

Depresi ................................................................................ 71

Tabel 5.9 Tabulasi Silang Antara Dukungan Keluarga Dengan

Tingkat Depresi ................................................................... 72

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomer Judul Gambar Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ....................................................... 50

Gambar 4.2 Kerangka Kerja ................................................................. 55

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin pencarian data awal di RSUD Kota Madiun ............. 83

Lampiran 2 Surat Ijin penelitian .................................................................... 84

Lampiran 3 Surat rekomendasi Bangkespol .................................................. 85

Lampiran 4 Surat keterangan selesai penelitian ............................................. 86

Lampiran 5 Lembar persetujuan .................................................................... 87

Lampiran 6 Surat permohonan menjadi responden ....................................... 88

Lampiran 7 Lembar kuesioner data umum .................................................... 89

Lampiran 8 Kuesioner dukungan keluarga .................................................... 90

Lampiran 9 Kuesioner tingkat depresi ........................................................... 92

Lampiran 10 Tabulasi kuesioner data umum ................................................... 96

Lampiran 11 Tabulasi kuesioner dukungan keluarga ...................................... 98

Lampiran 12 Tabulasi tingkat depresi ............................................................... 101

Lampiran 13 Prosentase kuesioner dekungan keluarga ................................... 106

Lampiran 14 Prosentase kuesioner tingkat depresi .......................................... 108

Lampiran 15 Tabulasi statistik kuesioner dukungan keluarga

Lampiran 16 Tabulasi statistik kuesioner tingkat depresi

Lampiran 17 Lembar konsul proposal

Lampiran 18 Lembar konsul skripsi

Lampiran 19 Dokumentasi

Lampiran 20 Jadwal kegiata

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

xiv

DAFTAR SINGKATAN

APA : American Psycology Association

DM : Diabetes Mellitus

HRS-D : Hamilton Rating Scale Of Depression

OHO : Obat Hipoglikemia Oral

RTA : Reality Testing Ability

TZD : Thiazolidinedione

WHO : World Health Organization

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

xv

DAFTAR ISTILAH

Arterisklerosis : Gangren yang kering akibat penyumbatan arteri.

Cross Sectional : Penelitian untuk mengembangkan hubungan

antara Variabel yang menjelaskan hubungan yang

ditemukan.

Learned Helpnessless : Kondisi seseorang menjadi cemas dan depresi

ketika Membuat antribusi bahwa tidak memiliki

kontrol atas Stress dalam kehidupan.

Negative Cognitive Style : Pikiran negatif atas segala sesuatu fenomena yang

yang sudah terpola atau yang sudah menjadi gaya

Hidup.

Post Meal Hyperglikemia : Bekerja mengambat absorpsi glukosa.

Sensitifer : Obat yang meningkatkan sesnsitifitas terhadap

insulin.

World Health Organization : Organisasi Ksehatan Dunia.

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

xvi

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, karunia serta hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesakan penyusunan skripsi yang berjudul “ Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Tingkat Depresi Pada Penderita Gangren Diabetik Di RSUD Kota

Madiun”.

Adapun maksut menulis skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan

dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

Penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ;

1. Drs. Budi Wibowo Santoso Selaku Direktur RSUD Kota Madiun. Yang

telah memberikan izin dan kesempatan melakukan penelitian di tempat

beliau.

2. Zaenal Abidin, SKM., M.Kes. selaku ketua STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun.

3. Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Prodi Sarjana

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

4. Sesaria Betty M., S.Kep., Ns., M.Kes. selaku pembimbing I dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Muncul Wiyana, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku pembimbing II dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Keluarga tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan selama

menyusun skripsi ini.

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

xvii

7. Teman-teman Kelas 8A Keperawatan dan semua pihak yang banyak

membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bias saya sebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan

usulan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik

yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan

skripsi ini.

Madiun, Agustus 2018

Vriska Anjarsari

201402053

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik yang jika tidak dikelola

dengan baik akan menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik, baik

mikroangiopati maupun makroangiopati. Komplikasi yang terjadi pada penderita

diabetes ini menjadi penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Dalam

pengelolaan penyakit ini, selain dokter, perawat, ahli gizi, dan tenaga kesehatan

lain, peran pasien dan keluarganya menjadi sangat penting. Apabila tidak

dikendalikan, penyakit ini akan menimbulkan penyulit-penyulit yang dapat

berakibat fatal, termasuk amputasi pada penyakit kaki diabetes (gangren diabet).

Sampai saat ini, masalah kaki Diabetes Militus masih kurang mendapat perhatian

hingga masih muncul konsep dasar yang kurang tepat pada pengelolaan penyakit

ini. Akibatnya, banyak penderita yang penyakitnya berkembang menjadi penderita

osteomyelitis dan teramputasi kakinya (Misnadiarly, 2006). Gangren diabetik

merupakan salah satu komplikasi diabetes pada berbagai organ tubuh (Ratih,

2012).

Menurut laporan badan kesehatan dunia atau World Health Organisation

(WHO) pada tahun 2014 sebanyak 171 juta jiwa menderita diabetes melitus tipe 2

dan diperkirakan pada 2030 akan terjadi peningkatan sebanyak 195 juta jiwa lagi

yang akan menderita diabetes tipe 2 (WHO, 2014). Indonesia menempati urutan

ke 4 terbesar dengan 8,426 juta orang dan diperkirakan akan menjadi sekitar

21,257 juta pada tahun 2030 (WHO, 2014). Populasi penderita DM di Indonesia

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

2

pada tahun 2013 mencapai 5,8% atau sekitar 8,5 juta penduduk dengan rentang

usia 20-79 tahun. jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2013 masih

didominasi oleh kaum perempuan dengan total sebesar 4,9 juta penderita atau

lebih besar daripada kaum laki-laki yakni sebesar 3,6 juta penderita. Berdasarkan

Laporan Tahunan Rumah Sakit di Jawa Timur tahun 2013 penderita DM

(102.399 kasus) (Profil Dinkes Jatim, 2014).

Berdasarkan data dari RSUD Kota Madiun jumlah kunjungan pasien DM

pada tahun 2015 sejumlah 9.203 orang, kunjungan pasien DM pada tahun 2016

sejumlah 12.213 orang dan kunjungan pasien DM pada tahun 2017 sejumlah

14.784 orang. Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 5 Januari 2018 di

Rung Seruni, Ruang Anggrek dan Poli Bedah RSUD Kota Madiun dari 10

responden pasien gangren diketahui 6 pasien gangren mengalami putus asa karena

sakit gangre yang di derita dan 4 responden tidak memiliki putus asa karena sakit

gangren yang di derita.

Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronik DM yang paling

buruk hasil pengelolaannya. Kaki diabetes yang tidak dirawat dengan baik akan

mudah mengalami luka, dan cepat berkembang menjadi ulkus gangren bila tidak

dirawat dengan benar (Dewi, 2007). Penyakit kaki diabetik dapat menyebabkan

pasien mengalami permasalahan-permasalahan yang bersifat fisik, psikologis, dan

sosial yang dirasakan sebagai kondisi yang menekan. Permasalahan yang dialami

pasien kaki diabetik juga dapat berlanjut menjadi suatu perasaan depresi pada

pasien (Watkins, 2010).

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

3

Penderita gangren diabetik mengalami banyak perubahan dalam hidupnya,

mulai dari pengaturan pola makan, olahraga, kontrol gula darah, dan lain-lain

yang harus dilakukan sepanjan hidupnya. Perubahan dalam hidup yang mendadak

membuat penderita gangren diabetik manunjukan beberapa reaksi psikologis yang

negatif diantaranya adalah marah, merasa tidak berguna, kecemasan yang

meningkat dan depresi. Selain perubahan tersebut jika penderita gangren diabetik

telah mengalami komplikasi maka akan menambah depresi pada penderita karena

dengan adanya komplikasi akan membuat penderita mengeluarkan lebih banyak

biaya, pandangan negatif tentang masa depan, dan lain-lain (Lubis, 2010).

Seseorang yang mengalami depresi biasanya diawali dari persepsinya yang

negatif terhadap stressor. Kondisi ini diperburuk dengan tidak adanya Support

system yang adekuat seperti keluarga, sahabat, ibu, tetangga, terutama

keyakinannya pada Tuhan (Yosep, 2009). Miller (2008 dikutip dari Lubis, 2009)

menambahkan bahwa seseorang yang tidak mendapatkan dukungan keluarga

beresiko menderita depresi. Selain itu, pendekatan yang tidak personal dari dokter,

perawat ataupun pegawai rumah sakit menyebabkan pasien merasa hanya menjadi

objek pemeriksaan semata.

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui

pertalian darah, adopsi, atau perkawinan. Beberapa fungsi keluarga, fungsi afektif,

sosial, reproduksi, ekonomi, perawatan/pemeliharaan kesehatan, disamping itu

keluarga juga dapat berfungsi dalam memberikan dukungan sosial kepada anggota

keluarganya yang mengalami depresi. Dukungan keluarga menjadikan penderita

mampu meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

4

Dukungan keluarga bermanfaat untuk mengeluarkan segala perasaan dan masalah

merasa diterima, dan disayangi dalam keadaan apapun, sehingga dapat

mengurangi stres berat yang dialami individu (Lubis, 2009).

Dukungan keluarga sangat bermanfaat bagi diabetes sehingga diabetes

akan tau bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintai

serta dapat meningkatkan kesehatan dan adaptasi diabetes dalam menjalankan

kehidupanya. Dukungan keluarga dapat meliputi dukungan instrumental terkait

dengan penyediaan obat-obatan yang dibutuhkan, dukungan informasi berupa

pemberian nasehat, dukungan emosional berupa simpati dan empati (Setiadi,

2008).

Depresi akan meningkatkan hormone dari kelenjar adrenal, yaitu adrenalin

dan kortisol yang akan mempengaruhi kadar glukosa dan lemak. Glukosa dan

lemak akan dilepas tubuh untuk memberikan tambahan energi. Keadaan ini akan

memberikan dampak yang buruk terhadap diabetes karena terjadi peningkatan

glukosa dalam darah (Smith, 2009). Untuk itu diabetes memerlukan sebuah

strategi koping (penanggulangan) yang tepat untuk mengatasi depresi tersebut

(Palupi, 2010). Strategi koping sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu

salah satunya yaitu dukungan keluarga (Widatin, 2009). Dukungan keluarga

sangat bermanfaat bagi Diabetes sehingga Diabetes akan tahu bahwa ada orang

lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintai serta dapat meningkatkan

kesehatan dan adaptasi Diabetes dalam menjalankan kehidupanya.

Keluarga mempunyai pengaruh kepada sikap dan kebutuhan belajar bagi

penderita DM dengan cara menolak atau memberikan dukungan baik secara fisik,

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

5

psikologis, emosional, sosial. Pada pasien DM akan memiliki sikap lebih positif

untuk mempelajari diabetes mellitus, apabila keluarga memberikan dukungan dan

berpatisipasi dalam pendidikan kesehatan mengenai diabetes mellitus. Sebaliknya

pasien DM akan bersikap negatif apabila terjadi penolakan terhadap pasien dan

tanpa adanya dukungan dari keluarga selama menjalani pengobatan (Soegondo,

2008).

Salah satu manajemen dalam perawatan pasien cemas dan depresi yang

berhubungan dengan penyakit DM adalah melibatkan dukungan sosial dalam

perawatan. Dalam literatur disebutkan bahwa interaksi sosial berperan dalam

adaptasi pasien dengan penyakit kronis. Salah satu dukungan sosial yang dapat

diperoleh pasien adalah dukungan dari keluarga (Rubin, 2000).

Berdasarkan latar belakan diatas dalam penelitian ini adalah hubungan

dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada penderita gangren diabetik di

RSUD Kota Madiun belum dapat di jelaskan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan urain latar belakang maka rumusan masalahnya adalah :

“Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan derajat depresi pada

penderita gangren diabetik di RSUD Kota Madiun?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan derajat depresi

pada penderita gangren diabetik di RSUD Kota Madiun.

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

6

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi dukungan keluarga yang menderita gangren di

RSUD Kota Madiun.

2. Mengidentifikasi derajat depresi pada penderita gangren diabetik di

RSUD Kota Madiun.

3. Menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan derajat

depresi pada penderita gangren diabetik di RSUD Kota Madiun.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Responden

Sebagai bahan masukan bagi responden agar bias merespon dan bertindak

yang positif dalam mengatasi depresi untuk mengatasi diabetik.

1.4.2 Bagi Institusi

Dengan adanya penelitian ini dapat mengembangkan penelitian supaya

lebih lengkap lagi serta lebih sempurna, serta peneliti lain dapat

mengembangkan penelitia ini dengan melakukan penelitian di masa

mendatang serta mengetahui perkembangan dukungan keluarga dengan

derajat depresi pada penderita gangren diabetik.

1.4.3 Bagi Peneliti

Peneliti bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta ketrampilan

lapangan dalam penelitian khususnya yang berhubungan antara dukungan

keluarga dengan derajat depresi pada penderita gangren diabetik.

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

7

1.4.4 Bagi RSUD Kota Madiun

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

RSUD Kota Madiun mengenai cara mengatasi gangren diabetik dan

meningkatkan dukungan keluarga terhadap pasien dengan depresi yang

menderita gangrene diabetik.

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai

hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus

menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan

mempunyai kewajiban satu orang dengan lainnya (Johnson, 2010).

Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proes yang terjadi sepanjang

masa hidup, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap

siklus kehidupan. Namun demikian dalam semua tahap siklus kehidupan,

dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai

kepandaiandan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan

adaptasi keluarga (Friedman, 2010).

Dukungan adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap

anggotanya. Aanggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan

(Soetjiningsih, 2008).

Menurut peneliti, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri

atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu

tempat dibawah stu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

9

2.1.2 Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

1. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah istri.

4. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

5. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembimbing keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi

bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

(Johnson, 2010).

2.1.3 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan, antara lain:

1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit dan yang

tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang

terlalu muda.

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

10

4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-

fasilitas yang ada (Johnson, 2010).

2.1.4 Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif

Keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu utnuk

mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

2. Fungsi Sosialisasi

Mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial

sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain

di luar rumah.

3. Fungsi Reproduksi

Untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

4. Fungsi ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara

ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga. (Setiadi, 2008).

2.1.5 Ciri-ciri Keluarga Indonesia

1. Suami sebagai pengambilan keputusan.

2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

11

3. Berbentuk monogram.

4. Bertanggung jawab.

5. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.

6. Ikatan kekeluargaan sangat erat.

7. Mempunyai semangat gotong-royong.

(Johnson, 2010).

2.2 Dukungan Keluarga

2.2.1 Pengertian Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (1998) dalam Akhmadi (2009), dukungan keluarga

adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap keluarga yang sakit

ataupun keluarga yang sehat. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang

bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan.

Manfaat dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi

sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan keluarga berbeda-beda dalam

berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namun, dalam semua tahap siklus

kehidupan, dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan

berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan

dan adaptasi keluarga (Friedman, 1998 dalam Akhmadi, 2009). Secara lebih

spesifik, keberadaan dukungan keluarga yang adekuat terbukti berhubungan

dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit dan dikalangan

kaum tua, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi.

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

12

Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara

keluarga dengan lingkungan sosial (Setiadi, 2008).

Menurut peneliti, Dukungan keluarga adalah pemberian diringan, motivasi

atau semangat serta nasehat kepada orang lain yang sedang di dalam situasi

membentuk keputusan.

2.2.2 Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut Caplan (1964) dalam Akhmadi (2009) menjelaskan bahwa

keluarga memiliki empat bentuk dukungan yaitu:

1. Dukungan informasional

Yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator

(penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian

saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu

masalah. Bentuk dukungan yang diberikan oleh keluarga adalah

dorongan semangat, pemberian nasehat atau mengawasi tentang pola

makan sehari-hari atau pengobatan. Dukungan keluarga juga

merupakan perasaan individu yang mendapat perhatian, disenangi,

dihargai dan termasuk bagian dari masyarakat. Manfaat dari dukungan

ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi

yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada

individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan,

saran, petunjuk dan pemberian informasi.

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

13

2. Dukungan penilaian atau penghargaan,

Yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan

validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan

support, penghargaan, perhatian.

3. Dukungan instrumental,

Yaitu keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan

konkrit. Mencakup bantuan langsung seperti dalam bentuk uang,

peralatan, waktu, modifikasi lingkungan maupun menolong dengan

pekerjaan waktu mengalami stress.

4. Dukungan emosional

Yaitu keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk

istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang

diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian,

mendengarkan dan didengarkan. Misalnya umpan balik, penegasan.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Menurut Kodriati (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan

keluarga antara lain :

1. Usia

Dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia, dalam hal ini adalah

pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian setiap rentang

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

14

usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap

perubahan kesehatan yang berbeda-beda.

2. Jenis kelamin

Pada wanita diketahui memiliki hubungan sosial yang lebih luas dan

lebih erat dibandingkan dengan kaum pria. Secara teori jenis kelamin

adalah sesuatu yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan

laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologi atau merupakan

identitas responden yang dapat digunakan untuk membedakan laki-

laki dan perampuan.

3. Tingkat pendidikan

Menurut Ihsan (2008) dalam pengertian yang sederhana dan umum

makna pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan

mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun

rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan

kebudayaan.

Semakin tinggi tingkat pendidikan kemungkinan akan mendapatkan

dukungan sosial dari orang yang berada disekitarnya. Konsep dasar

pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau

perubahan ke arah yang lebih dewasa lebih baik, dan lebih matang

pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Kodriati, 2008).

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

15

4. Status pernikahan

Pernikahan akan memberikan keuntungan bagi kesehatan seseorang

karena akan mendapatkan perhatian dari pasangannya. Penelitian

membuktikan bahwa seseorang yang menikah hidupnya akan lama

dari pada yang tidak menikah atau bercerai (Kodriati, 2008).

5. Lamanya menderita

Seseorang yang semakin lama menderita suatu penyakit ada

kemungkinan dukungan sosial yang diterima semakin berkurang

(Kodriati, 2008).

2.3 Depresi

2.3.1 Definisi Depresi

Depresi adalah gangguan alam perasaan hati (mood) yang ditandai oleh

kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sampai hilangnya

kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan menilai realitas (reality testing

ability / RTA masih baik), kepribadian tetap utuh (tidak ada splitting of

personality), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal (Hawari,

2011).

Depresi merupakan gangguan suasana perasaan yang menurun, dengan

gejala utama berupa kesedihan. Gejala ini ternyata cukup banyak dijumpai dengan

angka prevalensi 4-5 % populasi, dengan derajat gangguan bertaraf ringan,

sedang, atau berat. Ditinjau dari aspek klinis, depresi dapat berdiri sendiri,

merupakan gejala dari penyakit lain, mempunyai gejala fisik beragam, atau terjadi

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

16

bersama dengan penyakit lain (komorbiditas), sehingga dapat menyulitkan

penatalaksanaan (Sudiyanto, 2010).

Menurut peneliti, Depresi adalah suatu gangguan mental umum yang

ditandai dengan mood tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan

bersalah atau harga diri rendah, gangguan makan atau tidur, kurang energi dan

konsentrasi yang rendah.

2.3.2 Penyebab Depresi

Faktor-faktor penyebab depresi menurut Durand & Barlow (2010) sebagai

berikut :

1. Dimensi Biologis

Prevalensi keluarga yang memiliki anggota pernah mengalami depresi

ada kemungkinan dialami oleh anggota keluarga yang lain.

2. Dimensi Psikologis

a. Peristiwa lingkungan yang stressfull

b. Learned Helpnessless, orang menjadi cemas dan depresi ketika

membuat atribusi bahwa mereka tidak memiliki kontrol atas stress

dalam kehidupanya.

c. Negative Cognitive Style, adanya pikiran negatif atas suatu

fenomena yang sudah terpola atau menjadi gaya hidup.

3. Dimensi Sosial Kultural

Meliputi berbagai masalah sosial misalnya hubungan interpersonal,

hubungan dengan keluarga, dukungan sosial dan pengaruh budaya

setempat.

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

17

Pada dasarnya faktor penyebab depresi dapat ditinjau dari berbagai

segi baik fisik (biologis), psikologis, ataupun sosial

(lingkungan/kultural) yang ketiganya tidak berdiri sendiri tetapi saling

mempengaruhi terbentuknya depresi.

2.3.3 Gejala Depresi

Gejala depresi meliputi trias depresi, yang terdiri dari mood yang

terdepresi, hilangnya minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi yang

ditandai dengan keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas.

Gejala tambahan lainnya meliputi :

1. Konsentrasi dan perhatian berkurang

2. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

3. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna

4. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

5. Gagasan dan perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

6. Tidur terganngu

7. Nafsu makan berkurang

Tingkat depresi yang muncul merupakan gambaran dari banyaknya gejala

trias depresi serta gejala tambahannya (Hawari, 2011).

Ciri-ciri depresi versi American Psychology Association-APA (2011):

1. Mood yang depresi hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari.

Dapat berupa mood yang mudah tersinggung.

2. Penurunan kesenangan atau minat secara drastis dalam seluruh

aktivitasnya

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

18

3. Suatu kehilangan atau pertambahan berat badan yang signifikan (5%

dari berat tubuh dalam sebulan) atau suatu peningkatan atau

penurunan selera makan yang drastis.

4. Agitasi yang berlebihan atau melambatnya respon gerakan hamper

setiap hari.

5. Perasaan lelah atau kehilangan energi setiap hari

6. Perasaan berharga atau salah tempat ataupun rasa bersalah yang

berlebihan hampir setiap hari

7. Berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi atau berfikir jernih

atau untuk membuat keputusan

8. Pikiran yang muncul berulang tentang kematian atau bunuh diri.

Depresi sebagai suatu diagnosa gangguan jiwa adalah suatu keadaan jiwa

dengan ciri sedih, merasa sendirian, putus asa, rendah diri, disertai perlambatan

psikomotorik, atau kadang malah agitasi, menarik diri dari hubungan sosial, dan

terdapat gangguan vegetatif seperti anoreksia serta insomnia (Kaplan & Sadock,

2010).

Orang yang rentan terkena depresi menurut Hawari (2011) biasanya

mempunyai ciri-ciri:

1. Pemurung, sukar untuk bisa merasa bahagia

2. Pesimis menghadapi masa depan

3. Memandang diri rendah

4. Mudah merasa bersalah dan berdosa

5. Mudah mengalah

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

19

6. Enggan bicara

7. Mudah merasa haru, sedih, dan menangis

8. Gerakan lamban, Lemah, Lesu, Kurang energik

9. Keluhan psikosomatik

10. Mudah tegang, agitatif, gelisah

11. Serba cemas, khawatir, dan takut

12. Mudah tersinggung

13. Tidak ada percaya diri

14. Merasa tidak mampu, merasa tidak berguna

15. Merasa selalu gagal dalam usaha, pekerjaan ataupun studi

16. Suka menarik diri, pemalu, dan pendiam

17. Lebih suka menyisih diri, tidak suka bergaul, pergaulan sosial amat

terbatas

18. Lebih suka menjaga jarak, menghindar keterlibatan dengan orang

19. Suka mencela, mengkritik, konvensional

20. Sulit mengambil keputusan

21. Tidak agresif, sikap oposisinya dalam bentuk pasif-agresif

22. Pengendalian diri terlampau kuat, menekan dorongan/impuls diri

23. Menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan

24. Lebih senang berdamai untuk menghindari konflik atau konfrontasi

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

20

2.3.4 Tipe Depresi

Kategorisasi depresi menurut Durand & Barlow (2010) berdasarkan berat

tidaknya gangguan ada dua yaitu;

1. Depresi berat disebut episode depresi mayor

Ini adalah depresi yang paling sering didiagnosis dan paling berat.

Mengindikasikan keadaan suasana ekstrem yang berlangsung paling

tidak salama 2 minggu dan meliputi gejala-gejala kognitif (perasaan

tidak berharga dan tidak pasti) dan fungsi fisik yang terganggu (seperti

perubahan pola tidur, perubahan pola makan, dan berat badan yang

signifikan atau kehilangan banyak energi). Episode ini biasanya

disertai dengan hilangnya interes secara umum terhadap berbagai hal

dan ketidakmampuan mengalami kesenangan apapun dalam hidup.

2. Mania

Periode kegirangan atau eforia eksesif yang tidak normal yang

berhubungan pada beberapa gangguan suasana perasaan.

3. Hypomanic Episode

Versi episode hipomanik yang tidak begitu berat yang tidak

menyebabkan terjadinya hendaya berat pada fungsi sosial atau

okupasional. Episode manik tidak selalu bersifat problematik, tetapi

memberikan kontribusi pada penetapan beberapa gangguan suasana

perasaan.

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

21

4. Episode Manik Campuran

Suatu kondisi di mana individu mengalami kegirangan dan depresi

atau kecemasan di waktu yang sama. Juga dikenal dengan sebutan

episode manik disforfik.

2.3.5 Alat Ukur Derajat Depresi

Untuk mengetahui sejauh mana derajat depresi seseorang apakah ringan,

sedang, berat atau berat sekali, orang menggunakan alat ukur (instrument) yang

dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale Of Depression (HRS-D). Alat ukur

ini terdiri dari 21 kelompok diberi penilaian angka (score) antara 0-4, yang artinya

adalah:

Nilai :

0 = tidak ada gejala (keluhan)

1 = gejala ringan

2 = gejala sedang

3 = gejala berat

4 = gejala berat sekali

Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh psikiater atau orang

yang telah dilatih untuk menggunakannya melalui teknik wawancara langsung.

Masing-masing nilai angka dari ke 21 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan

hasil penjumlahan itu dapat diketahui derajat depresi seseorang, yaitu:

Total Nilai (score) :

kurang dari 17 = tidak ada depresi

18-24 = depresi ringan

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

22

25-34 = depresi sedang

35-51 = depresi berat

52-80 = depresi berat sekali

(Hawari, 2011).

2.4 Konsep Diabetes Mellitus

2.4.1 Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes adalah suatu penyakit di mana kadar glukosa (glukosa sederhana)

di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan

insulin secara cukup (Maulana, 2008).

Diabetes merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan oleh

kurangnya hormon insulin dalam tubuh (Santosa, 2014).

Menurut peneliti, Diabetes adalah penyakit yang di sebabkan tingginya

kadar gula dalam darah akibat gangguan sekresi insulin.

2.4.2 Penyebab Diabetes Mellitus

Menurut Suiraoka (2012) penyebab DM adalah sebagai berikut:

1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah :

a. Umur

Umur merupakan factor pada orang dewasa, dengan semakin

bertambahnya umur kemampuan jaringan mengambil glukosa

darah semakin menurun. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada

orang berumur di atas 40 tahun daripada orang yang lebih muda.

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

23

b. Keturunan

Diabetes mellitus bukan penyakit menular tetapi diturunkan.

Namun bukan berarti anak dari kedua orangtua yang diabetes pasti

akan menghidap diabetes juga, sepanjang bias menjaga dan

menghindari factor resiko yang lain.

2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi/diubah :

a. Pola makan yang salah

Pola makan yang salah dan cenderung berlebih menyebabkan

timbulnya obesitas. Obesitas sendiri merupakan factor predisposisi

utama dari penyakit diabetes mellitus.

b. Aktifitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan kurangnya pembakaran

energi oleh tubuh sehingga kelebihan energi dalam tubuh akan

disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh.

Menurut Santosa (2014) faktor penyebab terjadinya diabetes mellitus

adalah sebagai berikut:

1. Faktor genetik atau keturunan

Penyakit diabetes merupakan penyakit yang cenderung diturunkan

bukan ditularkan. Biasanya jika orangtua menderita diabetes,

kemungkinan besar anaknya juga menderita penyakit yang sama. Para

ahli diabetes telah menentukan presentase kemungkinan terjadinya

diabetes karena faktor keturunan.

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

24

2. Virus atau bakteri

Virus dan bakteri juga sebagai salah satu faktor terjadinya diabetes.

Misalnya, virus rubella, mumps, dan human coxsackievirus B4.

Melalui infeksi sitolik dalam sel beta, virus ini akan merusak sel.

Selain itu virus ini juga dapat menyerang melalui reaksi auto-imunitas

yang menghilangkan autoimun dalam sel beta.

3. Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat atau gula

Saat ini, semakin banyak makanan yang mengandung gula, seperti

berbagai macam kue, makanan ringan, minuman, es krim, permen dan

aneka jananan lainnya. Tanpa kita sadari makanan dan minuman

tersebut akan mengundang bahaya bagi tubuh kita, jika dikonsumsi

dalam jumlah banyak dan secara terus menerus.

4. Kurang tidur

Jika kualitas tidur kurang baik, metabolisme tubuh dan system

kekebalan tubuh bisa terganggu sehingga mudah terserang penyakit.

Para ahli menyatakan bahwa kurang tidur selama hari dapat

menurunkan kemampuan tubuh untuk memproses glukosa. Kurang

tidur juga dapat merasangsang sejenis nafsu makan dalam darah yang

memicu nafsu makan. Munculnya nafsu makan tersebut akan

mendorong penderita gangguan tidur untuk menyantap makanan

berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

25

5. Malas beraktifitas fisik

Saat ini, gaya hidup manusia semakin jauh dari pola hidup sehat.

Aktivitas seperti bekerja di kantor, naik mobil atau motor saat

berangkat kerja, naik lift dan duduk terlalu lama di depan computer,

dapat membuat sistem kreasi tubuh menjadi lambat. Akibatnya,

terjadilah penumpukan lemak di dalam tubuh yang lambat laun akan

menyebabkan berat badan bertambah. Seseorang yang memiliki berat

badan berlebih, berisiko terkena diabetes lebih tinggi dibandingkan

dengan seseorang yang memiliki bobot badan normal.

Selain itu, di zaman modern ini, orang menjadi semakin sibuk dan

tentu saja tidak memiliki waktu luang untuk berolahraga. Padahal,

olahraga bermanfaat untuk mengurangi tingkat gula darah dan bisa

mempertahankan bobot badan. Olahraga secara ruitin dapat

mengurangi risiko obesitas.

6. Rokok, soda dan minuman beralkohol

Rokok mengandung zat nornikotin, yakni salah satu zat yang mudah

menguap. Keberadaan zat nornikotin dalam tubuh dapat meningkatkan

diabetes. Perokok berat yang dapat menghabiskan lebih dari satu

bungkus rokok perhari berisiko terkena diabetes tiga kali lebih besar

dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.

Sama seperti rokok, kecanduan minuman bersoda pun akan

berpengaruh terhadap peningkatan bobot badan dan risiko diabetes

akan semakin tinggi. Para peneliti menyatakan kenaikan resiko

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

26

diabetes terjadi karena adanya kandungan pemanis yang ada dalam

minuman bersoda.

Asupan kalori dalam bentuk cair pun tidak membuat anda kenyang,

sehingga terdorong untuk minum lebih banyak. Selain itu, minuman

beralkohol juga sebagai salah satu faktor pemicu diabetes. Alcohol

dapat menyebabkan inflamasi kronis di pancreas yang mengakibatkan

produksi insulin mengalami gangguan.

7. Takut kulit hitam karena matahari

Vitamin D membantu tubuh untuk mengatur proses metabolisme gula

darah. Sumber vitamin D terbaik diperoleh dari sinar matahari. Wanita

dengan asupan vitamin D yang tinggi beresiko rendah terkena

diabetes. Selama dua puluh menit terkena sinar matahari pagi sudah

dapat mencukupi kebutuhan vitamin D selama tiga hari.

8. Stress

Ketika stress dating, produksi hormon epinephrine dan kortisol akan

meningkatkan gula darah dan tubuh mendapatkan cadangan energi

untuk beraktivitas. Namun, jika kadar gula darah semakin meningkat

karena stress berkepanjangan, maka diabetes pun akan menyerang

tubuh anda.

9. Jumlah nutrisi

Penyakit diabetes sangat erat kaitannya dengan jumlah nutrisi yang

terkandung dalam tubuh. Jumlah nutrisi yang berlebihan dalam tubuh

merupakan faktor risiko utama penyebab datangnya diabetes. Semakin

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

27

lama anda mengalami kelebihan nutrisi, semakin besar resiko

terjadinya obesitas dan diabetes.

Sedangkan menurut Lanywati (2011) penyebab Diabetes mellitus adalah

sebagai berikut :

1. Makan yang berlebihan menyebabkan gula dan lemak dalam tubuh

menumpuk secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan kelenjar

pankreas terpaksa harus bekerja keras memproduksi hormon insulin

untuk mengolah gula yang masuk. Jika suatu saat pankreas tidak

mampu memenuhi kebutuhan hormon insulin yang terus bertambah,

maka kelebihan gula tidak dapat terolah lagi dan akan masuk ke dalam

darah serta urine (air kencing).

2. Pada saast tubuh melakukan aktivitas/gerakan, maka sejumlah gula

akan dibakar untuk dijadikan tenaga gerak. Sehingga jumlah gula

dalam tubuh akan berkurang, dan dengan demikian kebutuhan akan

hormon insulin juga berkurang. Pada orang yang kurang gerak dan

jarang berolah raga, zat makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak

dibakar, tetapi hanya akan ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan

gula. Proses pengubahan zat makanan menjadi lemak dan gula,

memerlukan hormon insulin. Namun, jika hormon insulin kurang

mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit Diabetes mellitus .

3. Penyakit saat hamil, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan

janinnya, seorang ibu secara naluri akan menambah jumlah konsumsi

makanannya, sehingga umumnya berat badan ibu hamil akan naik

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

28

sekitar 7 kg-10 kg. Pada saat penambahan jumlah konsumsi makanan

tersebut terjadi, jika ternyata produksi insulin kurang mencukupi,

maka akan timbul gejala penyakit Diabetes mellitus.

2.4.3 Tipe-tipe Diabetes Mellitus

Menurut Santosa (2014) tipe diabetes mellitus atau klasitifikasi diabetes

yang utama adalah :

1. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 terjadi karena tubuh penderita tidak mampu

memproduksi insulin. Diabetes tipe 1 juga sering disebut sebagai

penyakit autoimun. Penyakit ini terjadi karena sistem imun tubuh pada

suatu individu secara spesifik menyerang dan merusak sel-sel

penghasil insulin yang terdapat pada pankreas.

2. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 disebabkan oleh faktor kombinasi antara faktor

genetika dan faktor lingkungan. Pada diabetes tipe 2, faktor genetika

lebih dominan bila dibandingkan dengan diabetes tipe 1. dari berbagai

penelitian diketahui bahwa sebagian besar penderita diabetes tipe 2

memiliki anggota keluarga yang juga menderita penyakit atau masalah

kesehatan yang berhubungan dengan diabetes.

3. Gestational diabetes

Diabetes tipe ini terjadi saat kondisi gula darah menjadi tinggi pada

masa kehamilan dan terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes.

Umumnya akan kembali normal setelah masa kehamilan. Meskipun

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

29

tipe diabetes ini bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik,

dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu.

2.4.4 Gejala-gejala Diabetes Mellitus

Tanda-tanda seseorang terkena atau mengidap diabetes adalah sebagai

berikut : gejala diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak

sebagai akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin

dengan baik. Gejala-gejalanya antara lain adalah :

1. Sering buang air kecil.

2. Terus menerus lapar dan haus.

3. Berat badan menurun.

4. Kelelahan.

5. Penglihatan kabur.

6. Infeksi pada kulit yang berulang.

7. Meningkatkanya kadar gula dalam darah dan air seni.

8. Cenderung terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun.

Sedangkan gejala Diabetes mellitus tipe II mencul secara perlahan-laha

sampai menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala

Diabetes mellitus tipe I, yaitu :

1. Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit.

2. Sering buat air kecil.

3. Terus menerus lapar dan haus.

4. Kelelahana yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya.

5. Mudah sakit yang berkepanjangan.

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

30

6. Biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, tetapi

prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak-anak dan

remaja.

Gejala-gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan

akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urin dan urin tersebut

tidak disiram, makan akan dikerubuti oleh semut yang merupakan tanda adanya

gula. Gejala lain yang biasanya muncul adalah :

1. Penglihatan kabur.

2. Luka yang lama sembuh.

3. Kaki terasa kebas, geli atau merasa terbakar.

4. Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita.

5. Impotensi pada pria.

(Maulana, 2008).

Sedangkan menurut Lanywati (2011) gejala klasik penyakit diabetes

mellitus, dikenal dengan istilah trio-P, yaitu meliputi poliuria (banyak kencing),

polidipsi (banyak minum) dan polipagio (banyak makan).

1. Poliuria (banyak kencing), merupakan gejala umum pada penderita

diabetes mellitus, banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula dalam

darah berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha

mengeluarkannya melalui ginjal bersama air dan kencing, gejala

banyak kencing ini terutama menonjol pada waktu malam hari, yaitu

saat kadar gula dalam darah relatif tinggi.

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

31

2. Polidipsi (banyak minum), sebenarnya merupakan akibat (reaksi

tubuh) dari banyak kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh

kekurangan cairan (dehidasi), maka secara otomatis akan timbul rasa

haus/kering yang menyebabkan timbulnya keinginan untuk terus

minum selama kadar gula dalam darah belum terkontrol baik.

Sehingga dengan demikian, akan terjadi banyak kencing dan banyak

minum.

3. Polipagi (banyak makan), merupakan gejala yang tidak menonjol.

Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan

gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga

dengan demikian, tubuh berusaha untuk memperoleh cadangan gula

dari makanan yang diterima.

Gejala-gejala yang biasa tampak pada penderita Diabetes mellitus adalah

sebagai berikut :

1. Adanya perasaan haus yang terus-menerus.

2. Sering buang air kecil (kencing) dan jumlah yang banyak.

3. Timbulnya rasa letih yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

4. Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun.

Adapun pada penderita yang berat, akan timbul beberapa gejala atau tanda

yang lain, yaitu sebagai berikut :

1. Terjadinya penurunan berat badan.

2. Timbulnya rasa kesemutan (mati rasa) atau sakit pada tangan atau

kaki.

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

32

3. Timbulnya borok (luka) pada kaki yang tak kunjung sembuh.

4. Hilangnya kesadaran diri (Lanywati, 2011).

2.4.5 Pencegahan Diabetes Mellitus

Beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara

umum adalah sebagai berikut :

1. Diet yang baik dan terukur agar berat badan tidak berlebihan.

Usahakan untuk dapat mencapai dan mempertahankan berat badan

normal, atau bahkan berat badan ideal. Jangan makan dalam porsi

yang berlebihan, dan kurangi makan gula atau makanan yang manis

serta berlemak tinggi.

2. Olah raga secara teratur dan terukur, agar kelebihan gula dan lemak di

dalam tubuh dapat berkurang (diubah menjadi energi gerak). Di

samping itu, dengan olah raga secara teratur, otot-otot tubuh akan

menjadi kencang dan organ-organ tubuh dapat bekerja dengan lebih

lancar, baik dan efisien (Lanywati, 2011).

Sedangkan menurut Maulana (2008) pencegahan komplikasi Diabetes

mellitus ada 9 cara untuk berperan aktif dalam perawatan Diabetes mellitus

sehingga dapat menikmati hidup lebih sehat di masa yang akan datang :

1. Lakukan pemeriksaan fisik setiap tahun

Selain pemeriksaan rutin untuk mengawasi perawatan diabetes

mellitus, lakukan pemeriksaan fisik sekali setahun.

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

33

2. Periksa mata setahun sekali

Pergi ke spesialis mata sekali tiap tahun dapat membantu untuk

mendeteksi masalah penglihatan yang berkaitan dengan Diabetes

mellitus untuk dapat mendeteksi secara dini, sehingga lebih mudah

ditangani maupun dicegah.

3. Temui dokter gigi setahun dua kali

Kadar gula darah yang tinggi mengganggu sistem kekebalan tubuh,

membatasi kemampuan tubuh untuk berperang dengan bakteri dan

virus yang menyebabkan infeksi. Karena mulut penuh dengan bakteri,

maka infeksi juga dapat terjadi pada gusi. Oleh sebab itu sangat

dianjurkan untuk menemui dokter gigi setahun dua kali untuk

memeriksakan kesehatan mulut dan gigi.

4. Vaksinasi tepat waktu

Selalu up to date terhadap vaksinasi yang dapat membantu mencegah

terjadinya komplikasi akibat diabetes mellitus. Contohnya vaksinasi

untuk radang paru. Hampir tiap dokter akan merekomendasikan pada

penderita Diabetes mellitus untuk vaksinasi radang paru-paru.

Apabila telah menderita komplikasi akibat Diabetes mellitus atau

berusia lebih dari 65 tahun maka akan dibutuhkan vaksinasi ulang

setiap 5 tahun.

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

34

5. Rawat kebersihan dan kesehatan kaki

Penderita Diabetes mellitus beresiko tinggi untuk menderita penyakit

pada kaki dalam dua cara yaitu :

a. Diabetes mellitus dapat merusak saraf-saraf di kaki, mengurangi

sensasi nyeri. Ini berarti dapat terjadi ruam dan memar tanpa

menyadarinya.

b. Diabetes mellitus dapat menyempitkan atau menutup arteri,

mengurangi aliran darah menuju kaki.

6. Jangan merokok

Orang yang menghidap Diabetes mellitus dan merokok sering kali

ditemukan meninggal karena serangan jantung, stroke dan penyakit

lainnya daripada penderita Diabetes mellitus yang tidak merokok. Hal

ini karena merokok menyempitkan pembuluh darah, serta menurunkan

aliran darah menuju kaki.

7. Awasi tekanan darah

Sama seperti diabetes mellitus, tekanan darah yang tinggi juga dapat

merusak pembuluh darah. Bila kedua keadaan ini muncul, maka dapat

terjadi serangan jantung, stroke atau kondisi lain yang mengancam

jiwa.

8. Memeriksa kadar gula darah

Mengatur kadar gula darah merupakan hal yang paling penting untuk

merasa lebih baik dan mencegah komplikasi lebih lanjut dari diabetes

mellitus. Dengan mengawasi kadar gula darah dan tetap menjaganya

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

35

normal, maka akan mengurangi resiko kerusakan mata, ginjal,

pembuluh darah dan saraf.

Terdapat sepuluh petunjuk hidup sehat dan merupakan senjata untuk

mencegah komplikasi Diabetes mellitus :

1. Semua yang manis sebaiknya dihindari atau pantang gula.

2. Batasi makanan yang mengandung asam urat (jeroan, sarden, burung

dara, unggas, kaldu, kacang-kacangan, emping, tapai).

3. Batasi tek kuk CS2 (telur-keju-kepiting, udang, kerang, cumi-cumi,

susu, santan).

4. Targetkan lingkar pinggang pria < 90 cm, wanita < 80 cm.

5. Kalau ada hipertensi : batasi garam, ikan asin, kacang asin dan stop

alkohol.

6. Stop rokok.

7. Rutinlah olahraga, minimal jalan 3 km atau sit up 50-200 kali, hindari

diam tak beraktivitas.

8. Tidur 6-7 jam /hari.

9. Check up secara teratur.

Kontrol/check up teratur untuk 1,2,3,4,5,6 bulan untuk orang non

diabetes mellitus, terutama untuk > 40 tahun, dan untuk penderita

Diabetes mellitus yang menghidap penyakit kardiovaskuler, lakukan

check up setiap 1,2,3 bulan

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

36

10. Perbanyak makanan kaya chromium apabila tak menderita peninggian

asam urat (misal : merica, apel, brokoli, udang, dan kacang-kacangan)

karena berfungsi memperbaiki kerja insulin (Sutedjo, 2010).

2.4.6 Pengobatan Diabetes Mellitus

Tujuan utama pengobatan Diabetes mellitus adalah untuk

mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Kadar gula darah

yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin mendekati

kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara

maupun jangka panjang adalah semakin berkurang. Pengobatan Diabetes mellitus

meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet.

Ilmu pengetahuan sudah mampu menemukan berbagai jenis pengobatan

yang tidak memberatkan para penderita diabetes mellitus, yaitu :

1. Insulin bentuk baru untuk memperbaiki kadar gula darah. Dulu,

setengah jam setelah disuntik insulin, diabetesi baru boleh makan.

Kini sehabis disuntik insulin diabetesi bisa langung makan. Bahkan

ada suntik insulin dengan periode waktu hingga 24 jam.

2. Ditemukannya obat penurun lipid (lemak dalam darah). Lipid menjadi

ancaman karena bisa menimbulkan komplikasi si stroke atau jantung

pada diabetesi.

3. Obat yang dapat menghambat progresif perkembangan penyakit ginjal

pada diabetesi.

4. Obat anti pembekuan darah. Penderita jantung koroner lazim dipasang

cincin metal di pembuluh jantung yang dapat memperingan kadar

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

37

penyakitnya. Namun, pada penderita jantung akibat komplikasi

Diabetes mellitus hal ini tdaik dapat dilakukan karena kerap terjadi

pembekuan darah. Hal inilah yang dicegah obat anti pembekuan

darah.

5. Insulin sensitizing. Jumlah insulin yang disuntikkan sedikit namun

mampu menurunkan kadar gula darah sekaligus kadar lipid.

6. Alat pemantau gula darah mandiri yang cara kerjanya makin

sederhana serta mengurangi rasa sakit.

Menurut Santosa (2014) dalam proses terapi obat hipoglikemik oral,

pemilihan dan penentuan rejimen hipoglikemik yang digunakan harus

mempertimbangkan tingkat keparahan diabetes serta kondisi kesehatan penderita

secara umum, termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi yang ada.

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral dapat dibagi

menjadi 4 golongan, yaitu:

1. Golongan sulfonilurea

Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat

hipoglikemik oral golongan sulfonilurea dan glinida (meglitinida dan

turunan fenilalanin). Golongan sulfonilurea adalah obat hipoglikemik

oral yang pertama kali ditemukan. Sejak beberapa tahun yang lalu,

hampir semua obat hipoglikemik oral termasuk dalam golongan

sulfonilurea. Obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurita diabetes

dewasa dan dengan berat badan normal serta tidak pernah mengalami

ketoasidosis sebelumnya.

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

38

Obat-obatan yang termasuk dalam golongan sulfonilurea ini

bekerja merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas. Maka dari

itu, obat-obatan dalam kelompok ini hanya efektif apabila sel-sel

langerhans pankreas masih dapat berproduksi.

Penurunan kadar glukosa darah yang terjadi setelah pemberian

senyawa-senyawa sulfonilurea disebabkan oleh perangsangan sekresi

insulin oleh kelenjar pankreas. Sifat perangsangan ini berbeda dengan

perangsangan oleh glukosa. Hal ini karena pada saat glukosa gagal

merangsang sekresi insulin, senyawa-senyawa obat ini masih mampu

meningkatkan sekresi insulin. Oleh sebab itu, obat-obatan golongan

sulfonilurea sangat bermanfaat untuk penderita diabetes yang kelenjar

pankreasnya masih mampu memproduksi insulin.

Obat atau senyawa-senyawa yang dapat meningkatkan risiko

hipoglikemia sewaktu pemberian obat-obat hipoglikemia sulfonilurea

antara lain:

a. Alkohol

b. Insulin

c. Fenformin.

d. Sulfonamida.

e. Salisilat dosis besar.

f. Fenilbutazon.

g. Oksifenbutazon.

h. Probenezida.

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

39

i. Probenezida.

j. Dikumarol.

k. Kloramfenikol.

l. Guanetidin.

m. Streroida anabolik.

n. Fenfluramin dan klofibrat.

o. Golongan meglitinida dan turunan fenilalanin.

Obat-obatan hipoglemik oral golongan glinida ini termasuk obat

hipoglikemik generasi baru. Adapun cara kerjanya mirip dengan

golongan sulfonilurea. Obat hipoglikemik oral golongan glinida ini

bekerja meningkatkan sintesis dan sekresi insulin oleh kelenjar

pankreas. Umumnya senyawa obat hipoglikemik golongan meglitinida

dan turunan fenilalanin ini dipakai dalam bentuk kombinasi dengan

obat-obat antidiabetik oral lainnya.

2. Golongan biguanida

Sensitifer (obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas sel

terhadap insulin), meliputi obat-obat hipoglikemik golongan

biguanida dan tiazolidindion, yang dapat membantu tubuh untuk

memanfaatkan insulin secara lebih efektif. Obat hipoglikemik oral

golongan biguanida yang masih dipakai sebagai obat hipoglikemik

oral adalah metformin. Di antara negara yang menggunakan

metformin adalah Indonesia. Hal ini karena, ketika menggunakan

metformin frekuensi terjadinya asidosis laktat cukup sedikit asal dosis

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

40

tidak melebihi 1700 mg/hari dan tidak ada gangguan fungsi ginjal dan

hati.

3. Golongan Tizaolidindion

Senyawa golongan tiazolidindion bekerja meningkatkan kepekaan

tubuh terhadap insulin dengan PPARy di otot, jaringan lemak, dan hati

untuk menurunkan resistensi insulin. Senyawa-senyawa TZD juga

menurunkan kecepatan glikoneogenesis.

4. Golongan inhibitor a-Glukosidase

Inhibitor katablolisme karbohidrat, antara lain inhibitor a-

glukosidase yang bekerja menghambat absorpsi glukosa dan umum

digunakan untuk mengendalikan hipoerglikemia post-prandial (post

meal hypergicermia). Senyawa-senyawa inhibitor a-glukosidase

bekerja menghambat enzim alfa glukosidase yang terdapat pada

dinding susu halus. Enzim-enzim a-glukosidase (maltase, isomaltase,

glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis

oligosakarida, pada dinding usus halus.

Menurut Sutedjo (2010) pemberian obat pada penderita DM bertujuan

untuk mempertahankan kadar gula darah puasa maupun sesudah makan dalam

batas normal.

Obat hipoglikemik oral (OHO)

1. Tujuan pemberian dan cara kerja OHO

OHO diberikan dengan tujuan mempertahankan kadar gula dalam darah agar

tetap normal dan digunakan pada DM tipe II. OHO bekerja dengan cara

sebagai berikut:

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

41

a. Merangsang sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin dalam jumlah

cukup.

Obat kelompok ini adalah sulfonilurea sulfonilurea yang mempunyai

rumus kimia menyerupai sulfonamida. Pemberian sulfonilurea harus

disertai dengan banyak minum karena mempunyai ESO yang hampir

sama dengan sulfonamida yaitu pembentukan kristal pada urine. Obat

dimakan kira-kira 30 menit sebelum makan.

b. Menurunkan berat badan

Obat kelompok biguanida ini terdiri atas metformin dan penformin

dengan segala mereka dagangnya. Obat ini mempunyai mekanisme kerja

yang belum jelas, tetapi mempunyai efek penurunan berat badan

sehingga dahulu pernah digunakan para artis sebagai obat penurunan

berat badan.

Obat metformin bekerja di luar pankreas yaitu:

1) Meningkatkan sensitivitas insulin.

2) Menghambat produksi glukagon.

3) Menurunkan absorpsi karbohidrat dari usus.

4) Menghambat glukoneogenesis (pembentukan gula dari bahan lain).

5) Meningkatkan afinitas atau keterikatan kapiler terhadap insulin.

6) Meningkatkan jumlah reseptor insulin pada sel.

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

42

2. Prinsip penggunaan OHO

a. Dimulai dari dosis kecil dan secara bertahap ditingkatkan sampai dosis

yang sesuai, yaitu diperolehnya kadar gula darah yang normal.

b. Sebaiknya dihindari obat OHO efek panjang pada orang tua karena

menyebabkan hipoglikemi.

c. Pada saat minum OHO sebaiknya dihindari obat-obat yang antagonis

atau melawan efek OHO. Apabila terpaksa harus mendapatkan obat

antagonis tersebut konsultasikan dengan dokter. Obat anagonis OHO di

antaranya adalah kortikosteroid dan adrenalin.

2.4.7 Komplikasi Diabetes Mellitus

Tingginya kadar glukosa darah secara terus-menerus atau berkepanjangan

dapat menyebabkan komplikasi diabetes sebagai berikut :

1. Mata

Jika kadar glukosa dalam darah mendadak tinggi lensa mata menjadi

cembung dan penderita mengeluh pandangannya menjadi kabur,

bisanya penderita akan sering mengganti lensa kacamata. Penyakit ini

menyebabkan lensa mata menjadi kering (tampak putih) dan membuat

pandangan kabur (katarak). Jika katarak sudah parah harus dioperasi.

2. Jantung

Penderita diabetes mudah terserang penyakit jantung koroner, yaitu

penyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah

koroner. Jika ini terjadi, otot jantung akan kekurangan oksigen dan

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

43

makanan sehingga akan menjadi lemah atau sebagai jaringan sel

jantung mati. Keadaan ini disebut infark jantung.

3. Ginjal

Dibandingkan dengan orang normal penderita diabetes lebih

cenderung mengalami gangguan fungsi ginjal yang disebabkan oleh

infeksi berulang-ulang. Yang sering dialami penderita diabetes.

Diabetes juga menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah

kapiler (disebut mikroangipati diabetic) yang mempunyai empat tipe,

yaitu tipe B stadium I, tipe B 2 stadium II, tipe B3 stadium III dan tipe

Bc stadium IV atau stadium terminal (stadium akhir). Pada stadium III

dan IV, fungsi ginjal sudah sangat jelek (renal collaps) sehingga

penderita berulang kali cuci darah (hemodialisa).

4. Pembuluh darah

Komplikasi yang paling berbahaya pada penderita diabetes adalah

komplikasi pada pembuluh darah Karena akan jadi penyempitan

pembuluh darah yang terjadi pada pembuluh darah kapiler disebut

mikroangiopati diabetic. Jika terjadi pada mata disebut retinopati

diabetic dan jika terjadi pada ginjal disebut nephropati diabetic.

(Santosa, 2014).

5. Gangraen

Adanya gangren pada kaki merupakan lanjutan dari neuropati diabetik

dan kerusakan pembuluh darah tepi.

(Sutedjo, 2010).

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

44

2.4.8 Pengertian Komplikasi DM

Komplikasi diabetes mellitus adalah gangguan metabolik sehingga terjadi

hiperglikemia yang berdampak pada peningkatan kadar lemak darah dan

kerusakan pembuluh darah kecil yang dalam waktu lama akan menyebabkan

neuropati diabetik serta gangguan orga-organ penting dalam tubuh yaitu jantung,

ginjal, otak, saluran pencernaan, pancaindera dan sebagainya (Sutedjo, 2010).

2.5 Kaki Gangren

2.5.1 Pengertian Kaki Gangren

Kaki gangren adalah salah satu komplikasi kronik DM yang paling

ditakuti. Angka amputasi akibat diabetes masih tinggi, sedangkan biaya

pengobatan juga sangat tinggi dan sering tidak terjangkau oleh masyarakat umum

(Misnadiarly, 2009).

Gangren adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan

kematian area tubuh. Ini terjadi ketika pasokan darah terpotong ke bagian yang

terganggu sebagai akibat dari berbagai proses, seperti infeksi, pembuluh darah

(berkaitan pembuluh darah), penyakit atau trauma, Gangren dapat melibatkan

bagian manapun dari tubuh; situs yang paling umum termasuk jari kaki, jari, kaki,

dan tangan (Nirwana, 2011).

Ulkus diabetik adalah salah satu bentuk komplikasi kronik DM berupa

luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya kematian jaringan

setempat. Ulkus diabetika merupakan luka terbuka pada permukaan kulit karena

adanya komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan

neuropati, yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

45

dirasakan, dan dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob

maupun anaerob (Tambunan, 2009).

2.5.2 Penyebab Kaki Gangren

1. Sirkulasi darah kaki dari tungkai yang menurun (gangguan pembuluh

darah).

2. Berkurangnya perasaan pada kedua kaki (gangguan saraf)

3. Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi

(Misnadiarly, 2009).

Penyebab gangren menurut Nirwana (2011):

1. Kondisi selanjutnya merupakan faktor risiko untuk pengembangan

gangrene.

2. Cedera atau trauma, seperti cedera naksir, luka bakar berat, atau

radang dingin.

3. Penyakit yang mempengaruhi sirkulsi darah, seperti arterisklerosis,

diabetes, merokok atau penyakit Nayraud.

4. Infeksi luka.

2.5.3 Klasifikasi Gangren

Ada berbagai macam klasifikasi gangren, mulai dari klasifikasi oleh

Edmonds dari King’s College Hospital London, klasifikasi Liverpool, klasifikasi

wagner, klasifikasi texas, serta yang lebih banyak digunakan adalah yang

dianjurkan oleh International Working Group On Diabetic Foot karena dapat

menentukan kelainan apa yang lebih dominan, vascular, infeksi, neuropatik,

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

46

sehingga arah pengelolaan dalam pengobatan dapat tertuju dengan baik.

Klasifikasi menurut Wagner (Ernawati, 2013):

Derajat 0 = tidak ada lesi luka, kulit utuh dan mungkin disertai kelainan

bentuk kaki atau selulitis.

Derajat 1 = ulkus superfisial dan terbatas di kulit

Derajat 2 = ulkus dalam mengenai tendon, kapsula sendi atau fasia yang

dalam tanpa akses

Derajat 3 = ulkus yang dalam disertai abses, osteomyelitis atau sepsis

sendi

Derajat 4 = gangren yang terlokalisasi pada kaki bagian depan atau tumit

Derajat 5 = gangren seluruh kaki dan sebagian tungkai bawah.

2.5.4 Jenis-jenis Gangren

Jenis-jenis gangren menurut Nirwana (2011):

1. Gangren kering disebabkan oleh pengurangan aliran darah melalui arteri,

tampaknya secara bertahap dan berlangsung perlahan – lahan, pada

kebanyakan orang, bagian yang sakit tidak menjadi terinfeksi, dalam

jenis gangren, jaringan menjadi dingin dan hitam, mulai mengering,

dan akhirnya Sloughs off. Ganggren kering sering terlihat pada orang

dengan penyumbatan arteri (Arterisklerosis) akibat peningkatan kadar

kolesterol, diabetes, merokok, dan faktor genetik dan lainnya.

2. Gangren basah atau lembab berkembang sebagai komplikasi dari luka

yang terinfeksi yang tidak diobati, pembengkakan akibat infeksi

bakteri menyebabkan penghentian tiba-tiba aliran darah, penghentian

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

47

aliran darah memfasilitasi invasi otot-otot oleh bakteri dan perkalian

dari bakteri karena melawan penyakit sel (sel darah putih) tidak bias

mencapai bagian yang sakit.

3. Gangren Gas adalah Jenis gangren basah yang disebabkan oleh bakteri

yang dikenal sebagai clostridia. Clostridia adalah jenis infeksi bakteri

penyebab yang tumbuh hanya dalam ketiadaan oksigen, sebagai

clostridia tumbuh, mereka memproduksi racun dan gas beracun,

sehingga kondisi ini disebut gas gangren.

2.5.5 Perawatan Kaki Penderita Diabetes Mellitus

1. Diagnosis klinis dan laboratorium yang lebih teliti.

2. Pemberian obat-obatan yang tepat untuk infeksi (menurut hasil

laboratorium lengkap) dan obat vaskularisasi, obat untuk penurunan

gula darah maupun menghilangkan keluhan atau gejala dan penyulit

DM.

3. Pemberian penyuluhan kepada penderita dan keluarga tentang (apakah

DM, penatalaksanaan DM secara umum, apakah kaki diabetes, obat-

obatan, perencanaan makan dan kegiatan jasmani dan lain-lain.

4. Kaki diabetes, materi penyuluhan dan instruksi, hentikan merokok.

Periksa kaki dan celah kaki setiap hari apakah terdapat kalus

(pengerasan), bula (gelembung), luka, lecet.

5. Bersihkan dan cuci kaki setiap hari, keringkan, terutama di celah jadi

kaki.

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

48

6. Pakailah krim khusus untuk kulit kering, tapi dipakai di celah jadi

kaki.

7. Hindari penggunaan air panas atau bantal pemanas.

8. Memotong kuku secara hati-hati dan jangan terlalu dalam.

9. Pakailah kaus kaki yang pas bila kaki terasa dingin dan ganti setiap

hari.

10. Jangan berjalan tanpa alas kaki.

11. Hindari trauma berulang.

12. Memakai sepatu dan kulit yang sesuai utnuk kaki dan nyaman dipakai.

13. Periksa bagian dalam sepatu setiap hari sebelum memakainya, hindari

adanya benda asing.

14. Olah raga teratur dan menjaga berat badan ideal.

15. Menghindari pemakaian obat yang bersifat vasokonstruktor seperti

orgat, adrenalin, ataupun nikotin.

16. Periksakan diri secara rutin ke dokter dan periksakan kaki setiap kali

kontrol walaupun ulkus atau gangren telah sembuh.

(Misnadiarly, 2009).

Menurut Sutedjo (2010) teknik perawatan kaki penderita diabetes mellitus

adalah sebagai berikut:

1. Periksa kaki tiap hari terutama terhadap adanya perlukaan, infeksi dan

pecah kulit, melepuh, cantengan, mata ikan, kapalen, kutil dan lain-

lain.

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

49

2. Bersihkan kaki dengan menggunakan sabun yang lembut dan air

hangat 370 C pada pagi hari dan menjelang tidur.

3. Keringkan dan bersihkan selalu kaki terutama pada sela-sela jari

dengan menggunakan handuk bersih.

4. Gunting kuku tiap hari dengan arah mendatar dan lakukan setelah

mandi karena masih lunak.

5. Beri pelembab pada kaki yang terlalu kering.

6. Selalu gunakan sandal untuk mencegah terjadinya perlukaan.

7. Gunakan kaos kaki dari bahan serat alami, katun atau wool, dengan

ukuran pas dan tak berlubang.

8. Apabila menggunakan stoking (pada wanita), pilih yang tidak terlalu

ketat dan tidak terlalu tinggi karena akan menghambat sirkulasi.

Usahakan setiap hari untuk ganti dengan yang bersih.

9. Pilih sepatu yang pas, berbahan lembut terbuat dari kulit dan menutup

semua bagian kaki. Apabila sepatu baru, kontrol bagian dalam sepatu

sebelum 3 bulan pertama sebelum digunakan secara normal. Hindari

sepatu berbahan plastik.

Menurut Sutedjo (2010) hal-hal yang tidak boleh dilakukan karena

membahayakan kaki penderita diabetes mellitus adalah sebagai berikut:

1. Jangan memanasi kaki dengan aliran listrik dan air hangat karena akan

berisiko terbakar tanpa terasa.

2. Jangan mengiris kapal pada kaki (kalus) dan korn dengan

menggunakan gunting atau silet. Kalus adalah penebalan kulit dan

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

50

pengerasan pada bantalan telapak kaki atau sisi luar ibu jari kaki

akibat gesekan dan tekanan yang lama, dalam Bahasa Jawa disebut

kapalen.

3. Korn adalah penebalan kulit pada punggung jari kaki akibat dari

tekanan dan gesekan yang lama dan berlebihan, berbentuk bulat, keras

di bagian tengahnya dan lunak di bagian tepinya.

4. Kalus dapat ditipiskan pelan-pelan dengan foot roepm sedangkan korn

dengan batu apung setelah kulit dilembabkan terlebih dahulu.

5. Jangan menggunakan sikat atau pisau untuk membersihkan kaki.

6. Jangan membiarkan adanya luka sekecil apapun.

7. Jangan memakai sepatu dan kaos kaki yang sempit.

8. Jangan menggunakan obat-obat untuk luka kaki tanpa rekomendasi

petugas kesehatan.

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

51

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Mempengaruhi

: Berhubungan

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian hubungan antara dukungan

keluarga dengan derajat depresi pada penderita gangren diabetik di

RSUD Kota Madiun.

Dukungan keluarga

1. Dukungan informasional

2. Dukungan penilaian dan

penghargaan

3. Dukungan instrumental

4. Dukungan emosional

Faktor yang

mempengaruhi

dukungan keluarga

a. Jenis kelamin

b. Status

Pernikahan

c. Lamanya

menderita

d. Tingkat

pendidikan

e. Usia

Faktor-faktor yang mempengaruhi

depresi :

1. Dimensi Biologis

2. Dimensi Psikologis

3. Dimensi Sosial Kultural

Derajat depresi pada

penderita gangrene

diabetik (HARS)

1. Tidak depresi

2. Ringan

3. Sedangh

4. Berat

5. Berat sekali

Penyebab Gangren

1. Arteri Tersumbat

2. Trauma

3. Radang Dingin

Gangren

diabetik

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

52

Pada gambar 3.1 dapat dijelaskan faktor yang mempengaruhi dukungan

keluarga yaitu jenis kelamin, lamanya menderita, tingkat pendidikan dan usia.

Dukungan keluarga terdiri dari 4 yaitu dukungan imformasional, dukungan

penilaian dan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan emosional.

Faktor-faktor yang mempengaruhi depresi yaitu dimensi biologis, dimensi

psikologis dan dimensi sosial kultural. Selain itu ada tingkatan derajat depresi

pada penderita gangren diabetik yaitu tidak depresi, ringan, sedang, berat dan

berat sekali. Sebagian besar penyebab DM yang umum sering ditemukan salah

satunya yaitu dari faktor keturunan, pola makan yang salah dan malas beraktifitas

fisik.

3.2 Hipotesa Penelitian

Dari kajian di atas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan derajat depresi

pada penderita gangren diabetik di RSUD Kota Madiun.

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

53

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan analitik dengan metode pendekatan

cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/

observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat

(Hidayat, 2009).

Jenis penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu penelitian

yang melakukan survai atau pengukuran terhadap variabel bebas dan variabel

terikat yang mengumpukan datanya yang dilakukan pada satu periode tertentu dan

pengamatan hanya dilakukan satu kali selama penelitian (Notoatmojo, 2010).

Pada penelitian ini akan menganalisis Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Tingkat Depresi Pada Penderita Gangren Diabetik Di RSUD Kota Madiun.

Penelitian ini dibuat dengan cara mengidentifikasi depresi tanpa follow up

kemandirian dihubungkan dengan dukungan keluarga menggunakan instrument

penelitian kuesioner.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi merupakan subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan

(Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan semua penderita

gangren diabetik rata-rata populasi Januari - April di Ruang Seruni, Ruang

Anggrek dan Poli Bedah RSUD Kota Madiun sejumlah 53 orang.

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

54

4.2.2 Sampel dan Besar Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2009). Sampel

merupakan bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai subyek

penelitian melalui sampling (Nursalam, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah

sebagian pasien rawat inap yang terdiri dari ruang yaitu Ruang Seruni, Ruang

Anggrek dan Poli Bedah di RSUD Kota Madiun. Besar dan banyaknya sampel

pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut :

N = N

1 + N (d )²

Keterangan :

N : Besar sampel

N : Besar populasi

d² : Tingkat signifikan ( 0,01 ) (Sugiono, 2010)

Maka :

N =

N

1 + N (d )²

N =

53

1 + 53 ( 0,01 )

N =

53

1 + 0,53

N =

53

1,53

N = 35

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

55

4.2.3 Kriteria Sampel

Tabel 4.1 Kriterian Inklusi Dan Kriteria Eksklusi

Kriteria Insklusi Kriteria Eksklusi

1. Pasien dengan diagnose Diabetes

mellitus dengan gangren pada kai

2. Pasien yang bersedia dijadikan

responden

3. Usia pada penderita gangrene ≥ 40

Tahun

4. Responden yang mengalami gangren ≥ 5

Tahun

5. Pasien gangren yang tinggal dengan

keluarga

1. Pasien dengan gangguan kesadaran dan

gangguan fisik

2. Pasien yang tinggal sendiri, tidak ada yang

membantu dalam perawatan sehari-hari

4.3 Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakuka dengan cara

Purposive Sampling, yaitu Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan

mengambil responden secara kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai

dengan konteks penelitian (Notoatmojo, 2010)

Pada penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Madiun dengan 35 pasien

pada 2 bulan terakhir. Untuk pemilihan responden ditentukan berdasarkan kriteria

sampel itu. Di Ruang Rawat Inap dan Rawat Jalan RSUD Kota Madiun terdapat

beberapa ruang, yaitu Ruang Seruni, Ruang Anggrek dan Poli Bedah RSUD Kota

Madiun dengan total populasi 35 orang, lalu peneliti menetapkan sampel sesuai

sub populasi, di Ruang Seruni sebanyak 5 orang, di Ruang Anggrek sebanyak 3

orang dan di Poli Bedah sebanyak 27 orang, kemudian peneliti mengambil sampel

sebanyak 35 orang.

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

56

4.4 Kerangka Kerja (frame work)

Kerangka kerja adalah bagian kerja terhadap rancangan kegiatan penelitian

yang akan dilakukan (Hidayat, 2009). Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah:

Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan antara dukungan keluarga dengan derajat

depresi pada penderita gangren diabetik di Ruang Seruni dan Ruang

Anggrek RSUD Kota Madiun.

Populasi

Semua penderita gangren diabetik di Ruang Seruni, Ruang Anggrek dan

Poli Bedah RSUD Kota Madiun sejumlah 53 orang

Desain Penelitian

Kolerasi dengan pendekatan Cross Sectional.

Variabel Independent

Dukungan keluarga

Variabel Dependent

Derajat Depresi

Pengumpulan Data

Kuesioner Dukungan Keluarga

Pengumpulan Data

Skala HRS-D

Pengolahan Data

Editing, Cording, Scoring, Dan

Tabulating

Analisa Data

Somers’d

Penyajian Hasil penelitian

Sampel

Sebagian pasien Rawat Inap di RSUD Kota Madiun dengan Teknik

Purposive Sampling yang berjumlah 35 orang

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

57

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.5.1 Identivikasi Variabel

1. Variabel independent (bebas)

Variabel independent pada penelitian ini adalah dukungan keluarga.

2. Variabel Dependent (terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah derajat depresi pada

penderita gangren diabetik.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 4.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor / kriteria

Variabel

independent

Dukungan

keluarga

Perlakuan

keluarga yang

dirasakan oleh

pasien

gangren

diabetik

Dukungan

keluarga :

1. Dukungan

informasional

2. Dukungan

penilaian dan

penghargaan

3. Dukungan

instrumental

4. Dukungan

emosional

Kuesioner

Ordinal Skor nilai :

Selalu nilai 4

Sering nilai 3

Kadang-kadang nilai 2

Tidak pernah nilai 1

Dengan kriteria

dukungan keluarga

a. Buruk = <50

b. Sedang = 50-74

c. Baik = 75-100

Variabel

dependent

derajat

depresi pada

penderita

gangren

diabetik

gangguan

alam perasaan

hati (mood)

yang ditandai

oleh

kemurungan

dan kesedihan

yang

mendalam dan

berkelanjutan

sampai

hilangnya

kegairahan

hidup

Hamilton Rating

Scale Of

Depression

(HRS-D)

Kuesioner Ordinal Skor nilai

Nilai 0 = tidak ada

gejala (keluhan)

1 = gejala ringan

2 = gejala sedang

3 = gejala berat

4 = gejala berat sekali

Derajat depresi

1. Skor ≤ 6 = Tidak

ada depresi

2. Skor 7-14 =

Depresi ringan

3. Skor 15-27 =

Depresi sedang

4. Skor ≥ 27 Depresi

berat

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

58

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang disusun dengan

hajat untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun data

kuantitatif (Nursalam, 2013). Kuesioner dalam penelitian diartikan sebagai daftar

pernyataan yang sudah tersusun dengan baik dan responden memberikan jawaban

sesuai pemahaman. (Hidayat, 2009). Kuesioner dalam pengukuran depresi

menggunakan skala Hamilton Rating Scale Of Depression (HRS-D) dan untuk

dukungan keluarga menggunakan kuesioner.

4.6.1 Uji Validitas

Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Produc Moment

dengan bantuan program komputer SPSS 16 For Windows. Instrumen dikatakan

valid jika nilai p value > 0,05 dengan menggunakan rumus Produc Moment

(Arikunto, 2015). Uji validitas digunakan Kuesioner Tingkat Depresi.

Dalam kuesioner Dukungan Keluarga yang baku dan dimodifikasi oleh

peneliti yang diajukan kepada Diabetes Mellitus degan Gangren diajukan kepada

10 responden dan diperoleh hasil uji dari 25 pertanyaan. Dalam kuesioner

Dukungan Keluarga pada pasien Diabetes Mellitus dengan Gangren diujikan pada

tanggal 9 juli 2018 kepada 10 responden yang berada diruang seruni, ruang

anggrek dan poli bedah di RSUD Kota Madiun dan diperoleh hasil uji dari 25

pertanyaan adalah valid.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu

hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

59

lebih. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur

dalam mengukur gejala yang sama. Untuk mengetahui reliabilitas kuesioner,

penelitian ini menggunakan pendekatan pengukuran reliabilitas konsistensi

internal dengan menghitung koefisien alpha. Koefisien alpha ini berkisar antara 0

sampai 1. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,6.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini lokasi yang digunakan sebagai objek penelitian

adalah Ruang Rawat Inap (Ruang Seruni dan Ruang Anggrek) dan Poli Bedah di

RSUD Kota Madiun.

4.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2018.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

4.8.1 Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini prosedur yang dilakukan sebagai berikut :

1. Peneliti mengajukan surat rekomendasi penelitian kepada institusi

pendidikan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang ditujukan

kepada Kaprodi S1 Keperawatan.

2. Kemudian untuk melakukan penelitian, peneliti meminta perijinan

kembali kepada Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, lalu ke

RSUD Kota Madiun.

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

60

3. Kemudian untuk melakukan penelitian, peneliti meminta perijinan

kembali kepada Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, lalu ke

BANGKESBANGPOL, selanjutnya mengurus perijinan kepada

Direktur RSUD Kota Madiun.

4. Setelah semua surat izin penelitian sudah didapatkan, peneliti dating

langsung ke RSUD Kota Madiun.

5. Setelah itu peneliti memilih responden sesuai kriteria inklusi dan

kriteria ekslusi.

6. Peneliti menjelaska kepada calon responden tentang tujuan penelitian,

manfaat dan prosedur penelitian.

7. Lalu peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden

dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan lembar

(Informed Consent).

8. Peneliti memberikan kuesioner yang sudah disediakan untuk diisi oleh

responden dengan cara mengisi pertanyaan dan memberikan tanda (√)

pada jawaban yang dianggap benar. Kemudian setelah selesai

kuesioner dikumpulkan kembali kepada peneliti.

9. Setelah kuesioner sudah dikumpulkan, peneliti memberikan kode pada

setiap lembar jawaban (kuesioner) dan yang terakhir peneliti

memberikan skor pada setiap masing-masing lembar jawaban

(kuesioner).

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

61

4.8.2 Pengolahan Data

1. Editing

Memeriksa kembali semua data yang telah peneliti kumpulkan

melalui pembagian kuesioner dengan tujuan mengecek kembali

apakah hasilnya sudah sesuai dengan rencana atau tujuan yang hendak

peneliti capai. Apabila ada beberapa kuesioner yang belum diisi atau

pengisian tidak sesuai dengan petunjuk sebaiknya diperbaiki dengan

jalan meminta mengisi kembali kuesioner yang masih kosong ke

responden semula.

2. Coding

Tahap dimana peneliti memberi kode pada setiap kategori yang

ada dalam setiap variabel.

a. Jenis Kelamin

Laki-Laki : 1

Perempuan : 2

b. Tingkat Pendidikan

Tidak Sekolah : 1

SD : 2

SMP : 3

SLTA : 4

Diploma / Sarjana : 5

c. Pekerjaan

Tidak Bekerja : 1

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

62

Pedagang : 2

Petani : 3

Pegawai Negri : 4

Pegawai Swasta : 5

TNI / Polri : 6

d. Umur

40 tahun – 50 tahun : 1

51 tahun – 60 tahun : 2

61 tahun – 70 tahun : 3

>70 tahun : 4

e. Lama Menderita Diabetes Mellitus dengan Gangren

<5 tahun : 1

5 – 10 tahun : 2

>10 tahun : 3

f. Tinggal bersama keluarga, memperhatikan pola makan, olahraga

teratur, minum OHO/ suntik Insulin

Ya : 1

Tidak : 2

3. Scoring

Melakukan penilaian untuk jawaban dari responden untuk

mengukur depresi dengan kuesioner yang terdiri 21 item pertanyaan

dengan skala HRS-D sebagai berikut :

a. ≤ 6 Tidak ada depresi

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

63

b. 7-14 Depresi ringan

c. 15-27 Depresi sedang

d. ≥ 27 Depresi berat

Karateristik dukungan keluarga

a. ≤50 Buruk

b. 50-74 Sedang

c. 75-100 Baik

Pertnyataan positif dan negatif Dukungan Keluarga

Pernyataan posif dukungan keluarga

a. Selalu = 4

b. Sering = 3

c. Kadang-kadang = 2

d. Tidak pernah = 1

Pernyataan negatif dukungan keluarga

a. Selalu = 1

b. Sering = 2

c. Kadang-kadang = 3

d. Tidak pernah = 4

4. Tabulating

Mengelompokkan data ke dalam satu tabel tertentu menurut sifat-

sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah diproses

sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format yang telah

dirancang. (Nursalam, 2013).

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

64

4.9 Analisa Data

Data yang diolah baik pengolahan secara manual maupun menggunakan

komputer, tidak akan ada maknanya tanpa ada dianalisis. Manganalisis data tidak

sekedar mendeskripsikan dan menginpretasikan data yang diolah. Keluaran akhir

dari analisis data harus memperoleh makna atau arti dari hasil penelitian

4.9.1 Analisis Univariat

Analisa data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan

karateristik setiap variabel penelitian. Pada analisa data univariat ini digunakana

untuk menganalisa hubungan dukungan keluarga dengan derajat depresi pada

penderita gangren diabetik di RSUD Kota Madiun. Pada penelitian ini meliputi

data umum dan data khusus, yang termasuk data umum meliputi usia responden,

jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan data khusus meliputi derajat

depresi pada penerita gangren diabetik.

Rumus yang digunakan dalam distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :

P = %100xN

F

Keterangan :

P : Prosentase

F : Frekuensi yang sedang dicari

N : Frekuensi Jawaban

100% : Bilang Genap

Untuk mengetahui sejauh mana derajat depresi seseorang apakah ringan,

sedang, berat atau berat sekali, orang menggunakan alat ukur (instrument) yang

dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale Of Depression (HRS-D). Alat ukur

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

65

ini terdiri dari 21 kelompok diberi penilaian angka (score) antara 0-4,yang artinya

adalah:

Nilai :

0 = tidak ada gejala (keluhan)

1 = gejala ringan

2 = gejala sedang

3 = gejala berat

4 = gejala berat sekali

Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh psikiater atau orang

yang telah dilatih untuk menggunakannya melalui teknik wawancara langsung.

Masing-masing nilai angka dari ke 21 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan

hasil penjumlahan itu dapat diketahui derajat depresi seseorang, yaitu:

Total Nilai (score) :

kurang dari 6 = tidak ada depresi

7-14 = depresi ringan

15-27 = depresi sedang

≥ 27 = depresi berat

4.9.2 Analisis Bivariat

Dalam penelitia analisa bivariant dilakukan untuk mengetahui hubungan

tingkat depresi pada penderita gangrene diabetik di RSUD Kota Madiun. Dan di

dalam penelitian ini menggunakan sekala ordinal dan ordinal maka uji statistik

yang digunakan adalah uji Somers’d. Uji Somers’d merupakan kolerasi non

parametik yang tepat digunakan untuk menganalisis suatu hubungan di antara dua

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

66

variabel yang memiliki skala data ordinal dan ordinal tidak berpasangan

menggunakan analisa data uji Somers’d dengan taraf signifikan yaitu a 0,05.

1. Apabila nilai p value > 0,05 yang artinya H˳ diterima dan Hₐ ditolak

yang berarti tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan derajat

depresi pada penderita gangrene diabetik di RSUD Kota Madiun.

2. Apabila nilai p value < ɑ (0,05), maka signifikan atau ada hubungan

antar variabel, menurut pedoman untuk memberikan interprestasi

koefisien kolerasi sebagai berikut :

Tabel 4.3 Daftar nilai keeratan hubungan antara variabel

Nilai Katagori

0,00-0,199 Sangat Lemah

0,20-0,399 Lemah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,00 Sangat Kuat

4.10 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian permohonan ijin dari derektur untuk

mendapatkan persetujuan, kemudian kuesioner dikirim ke subyek (responden)

yang akan diteliti dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan menjadi responden)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum

penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk

menjadi responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek

mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

67

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan

atau mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan

hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2009).

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

68

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Ruang

Seruni dan Ruang Anggrek RSUD Kota Madiun pada tanggal 09-16 Juli 2018

dengan responden 35 orang. Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian yaitu

data umum dan data khusus.Data umum dimuat karakteristik umur, pendidikan,

jenis kelamin, informasi dan sumber informasi. Sedangkan data khusus adalah

kepatuhan minum obat dan perubahan kadar gula darah pada pasien DM tipe 2

dan hubungan antara dukungan keluarga dengan derajat depresi pada penderita

gangren diabetik di Ruang Seruni dan Ruang Anggrek RSUD Kota Madiun.

5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

RSUD Kota Madiun yang terletak di Jl. Campursari 12B, Sogaten,

Mangunharjo, Kota Madiun, Jawa Timur.RSUD Kota Madiun terdiri dari Ruang

Anggrek merupakan ruang rawat inap kelas I yang berjumlah 4 bed, kelas II

dengan jumlah 6 bed dan kelas III dengan jumlah 8 bed yang menangani BPJS

dan Non BPJS yang menangani kasus penyakit dalam dewasa yang terletak

disebelah selatan, sedangkan ruang seruni merupakan ruang rawat inap kelas I

yang berjumlah 4 bed, kelas II dengan jumlah 6 bed da kelas III dengan jumlah 8

bed yang menangani kasus penyakit dalam yang terletak di sebelah timur dan di

rawat jalan poli bedah di sebelah utara jumlah pasien gangren per hari antara 4

sampai 6 responden perhari dengan menangani BPJS dan NON BPJS.

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

69

5.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 9-16 Juli 2018 di

Ruang Seruni dan Ruang AnggrekRSUD Kota Madiun diperoleh data sebagai

berikut:

1. Data Umum

a. Karakter Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Penelitian karateristik responden berdasarkan jenis kelamin akan

ditunjukan pada tabel berikut :

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di

Ruang Seruni dan Ruang Angrek Pada Bulan Juli 2018

No Jenis Kelamin Jumlah (F) Presentase (%)

1. Laki-Laki 14 40

2. Perempuan 21 60

Jumlah 35 100

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagai besar yaitu

sebanyak 21 responden (60%) berjenis kelamin perempuan.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Penelitian karakteristik responden berdasarkan usia akan

ditunjukan pada tabel berikut :

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di Ruang

seruni dan Ruang Anggrek di RSUD Kota Madiun Pada Bulan

Juli 2018 No Usia Jumlah F Prosentase (%)

1. 40-50 Tahun 1 2,9

2. 51-60 Tahun 15 42,9

3. 61-70 Tahun 13 37,1

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

70

4. >70 Tahun 6 17,1

Jumlah 35 100

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagaian besar yaitu

sebanyak 15 responden (42,9%) berusia 51-60 Tahun.

c. Karateristik responden berdasarkan pendidikan pasien gangrene diabetik di

Ruang Seruni dan Ruang Anggrek di RSUD Kota Madiun

Penelitian karateistik responden berdasarkan tingkat pendidikan

akan ditunjukan pada tabel berikut ini :

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di

Ruang Seruni, dan Ruang Angrek RSUD Kota Madiun Bulan

Juli 2018

No Pendidikan Jumlah F Presentase (%)

1. SD 4 11,4

2. SMP 0 0

3. SMA 28 80,0

4. Perguruan Tinggi 3 8,6

Jumlah 35 100

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.3 di dapatkan hasil sebagian besar yaitu sebanyak

28 responden (28%) berpendidikan SMA

d. Karateristik responden berdasarkan pekerjaan pada pasien gangrene

diabetik diRuang Serui, Ruang Anggrek dan Poli Bedah di RSUD Kota

Madiun.

Penelitian karakteristik responde berdasarkan usia yang akan

ditunjukan pada tabel berikut :

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Ruang

Seruni dan Ruang Anggrek di RSUD Kota Madiun.

No Pekerjaan Jumlah F Presentase (%)

1. Bekerja 31 88,6

2. Tidak Bekrja 4 11,4

Jumlah 35 100

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.4 di dapat hasil 31 responden (88,6%) bekerja.

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

71

e. Karateristik responden berdasarkan informasi

Penelitian karakteristik responden berdasarkan informasi akan

ditunjukan pada tabel berikut :

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan informasi di Ruang

Seruni dan Ruang Angrek RSUD Kota Madiun pada bulan

Juli 2018

No Informasi Frekuensi Prosentase (%)

1. Pernah 35 100

2. Tidak Pernah 0 0

Jumlah 35 100

Sumber : Data Primer 2018

Tabel 5.5menunjukkan bahwa seluruhnya (100%) responden pernah

mendapatkan informasi tentang gangren.

f. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi

Penelitian karakteristik responden berdasarkan sumber informasi akan

ditunjukan pada tabel berikut :

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi

di Ruang Seruni dan Ruang Angrek RSUD Kota Madiun pada

bulan Juli 2018

No Sumber Informasi Frekuensi Prosentase (%)

1. Petugas Kesehatan 26 74,3

2. Majalah 2 5,7

3. Radio 0 0

4. TV 2 5,7

5. Internet 5 14,3

Jumlah 36 100

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

(74,3%) responden mendapatkan sumber informasi tentang gangren dari

petugas kesehatan.

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

72

2. Data Khusus

a. Dukungan keluarga

Penelitian karakteristik responden berdasarkan dukungan keluarga

akan ditunjukan pada tabel sebaga berikut :

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga

di Ruang Seruni danRuang Angrek RSUD Kota Madiun pada

bulan Juli 2018

No Katagori Dukungan Kleuarga Frekuensi (F) Prosentase (%)

1 Baik 15 42,9

2 Sedang 20 57,1

3 Buruk 0 0

Jumlah 35 100

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.7 dari total 35 responden, sebagaian besar

responden yang mendapatkan dukungan sedang sebanyak 20 responden

(57,9%).

b. Derajat Depresi Pada Penderita Gamgren Diabetik

Penelitian karakteristik responden berdasarkan derajat depresi pada

penderita gangrene diabetik di RSUD Kota Madiun akan ditunjukan pada

tabel sebagai berikut :

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan derajat depresi

pada penderita gangren diabetik di dan Ruang Seruni dan

Ruang Angrek RSUD Kota Madiun Pada Juli 2018

No Derajat depresi pada penderita

gangrene diabetik Frekuensi (F) Presentase (%)

1 Sedang 22 62,9

2 Ringan 10 28,6

3 Tidak Depresi 3 8,6

Jumlah 35 100

Sumber : Data Primer 2018

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

73

Berdasarkan Tabel 5.8menunjukkan bahwa sebagian besar (62,9%)

responden derajat depresi pada penderita gangren diabetik adalah sedang.

c. Hubungan antara dukungan keluarga dengan derajat depresi pada penderita

gangren diabetik di Ruang Seruni dan Ruang Angrek RSUD Kota Madiun.

Hasil perhitungan Crosstab Dukungan Keluarga dan Derajat Deprsi

sebagai berikut :

Tabel 5.9 Tabulasi silang hubungan antara dukungan keluarga dengan

derajat depresi pada penderita gangren diabetik di Ruang

Seruni dan Ruang Angrek RSUD Kota Madiun pada bulan Juli

2018

Dukungan Keluarga

Derajat Depresi Pada Penderita

Gangren Diabatik Total

Tidak Ada

Depresi Ringan Sedang

N %

N % N % N %

Dukungan Keluarga

Baik 3 20,0 9 60,0 3 20,0 15 100,0

Dukungan Keluarga

Sedang 0 0 1 5,0 19 95,0 20 100,0

Dukungan Keluarga

Buruk 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 3 8,6 10 28,6 22 62,9 35 100,0

α= 0,05 r=0,740 P Value = 0,000

Sumber : Data Primer 2018

Dari tabel 5.9 diatas menunjukan bahwa sebagian besar dukungan

keluarga sedang pada penderita gangren diabatik sebanyak 19 responden

(95,0%)

Berdasarkan uji statistik Somers’D didapatkan ρ= 0,000< α= 0,05 maka

H1 diterima, yang berarti ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

tingkat depresi pada penderita gangren diabetik di Ruang Seruni dan

Ruang Anggrek di RSUD Kota Madiun.

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

74

5.3 Pembahasan

5.3.1 Data Umum

Berdasarkan hasil penelitian menurut jenis kelamin pada responden tabel

5.1 diketahui bahwa 35 responden di ruang seruni, ruang anggrek dan poli bedah

di RSUD Kota madiun menunjukan bahwa 21 responden (60%) berjenis kelamin

perempuan.

Menurut kodriati (2008) Pada wanita diketahui memiliki hubungan sosial

yang lebih luas dan lebih erat dibandingkan dengan kaum pria. Secara teori jenis

kelamin adalah sesuatu yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-

laki dan perempuan dari segi anatomi biologi atau merupakan identitas responden

yang dapat digunakan untuk membedakan laki-laki dan perampuan.

Menurut asumsi peneliti, wanita sangat mempunyai banyak mempunyai

wawasan dan tanggap dalam hubungan sosial pada lingkungan sosial, jadi laki-

laki sangat berpotensi kecil untuk melakukan hubungan sosial.

Berdasarkan hasil penelitian usia pada responden tabel 5.2 dapat

diketahui bahwa diketahui 35 responden di ruang seruni, ruang anggrek dan poli

bedah di RSUD Kota Madiun menunjukan 15 responden (42,9%) sebagian besar

berusia 51 tahun-60 tahun..

Menurut Kodriati (2008) Dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia,

dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian setiap

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

75

rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan

kesehatan yang berbeda-beda.

Menurut peneliti usia tua yang mendapat dukungan dari keluarganya akan

memperlihatkan kondisi kesehatan fisik dan mental yang lebih baik dibanding

usia tua yang sedikit mendapat dukungan keluarga. Dukungan keluarga juga

merupakan bentuk terapi keluarga yang termasuk pada penatalaksanaan depresi

pada usia tua sehingga usia tua dapat menjalankan hidupnya lebih baik dan

terhindar dari depresi.

Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan pada

responden tabel 5.3 dapat diketahui bahwa 35 responden di ruang seruni, ruang

anggrek dan poli bedah di RSUD Kota Madiun adalah 28 responden (80%)

sebagian besar berpendidikan akhir SMA.

Menurut teori Kordiatri (2008), Semakin tinggi tingkat pendidikan

kemungkinan akan mendapatkan dukungan sosial dari orang yang berada

disekitarnya. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti

didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan

ke arah yang lebih dewasa lebih baik, dan lebih matang pada diri individu,

kelompok atau masyarakat.

Menurut ansumsi peneliti, bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

responden maka akan semakin luas tingkat pengetahuanya untuk mengetahui cara

menangani penyakit yang di derita responden tersebut.

5.3.2 Dukungan Keluarga Pada Pasien Gangrene Diabetik di RSUD Kota

Madiun

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

76

Berdasarkan hasil penelitian Tabel 5.7diketahui dari 35 responden di

Ruang Anggrek dan Ruang Serunidi RSUD Kota Madiun menunjukkan yaitu 20

responden (57,1%) sebagian besar dengan dukungan keluarga sedang.

Menurut Setiadi (2008), dukungan keluarga merupakan pemberian

dorongan atau pengorbanan, semangat dan nasihat kepada orang lain dalam satu

situasi tertentu. Dukungan keluarga dapat diartikan sebagai bantuan dan dukungan

yang diterima individu hasil interaksi dengan keluarga sehingga individu

menerima kenyamanan, perhatian dan juga bantuan yang diberikan oleh keluarga

yang dapat meningkatkan perilaku hidup sehat.

Menurut peneliti dukungan keluarga merupakan hal yang penting untuk

seseorang. Dalam penelitian ini dukungan keluarga sebagian besarsedang. Hal

inilah yang membuat para penderita gangren dalam bisa menahan atau

mengendalikan depresi yang dialami jika menghadapi suatu masalah yang berat.

Menurut peneliti anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Faktor yang mempengaruhi dukungan keluargaadalah faktor usia.

Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukan bahwa hampir seluruhnya (42,9%) responden

berusia 51-60 tahun rentan terhadap penyakit diabetes militus dan berakibat

gangren karena akibat tidak bisa mengontrol makanan yang tinggi akan

karbohirdrat. Hasil penelitian sejalan dengan teori Setiadi (2008), dimana semakin

betambah usia seseorang semakin beresiko terkena gangguan kesehatan, baik

secara fisik, psikologis dan sosiologis.

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

77

Menurut Akmadi (2009), dukungan keluarga merupakan suatu upaya

pencegahan terjadinya depresi pada usia tua dimana dukungan keluarga

merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal yang melindungi seseorang dari

efek stress, dukungan keluarga juga dapat memberi petunjuk tentang kesehatan

mental, fisik, dan emosi usia tua. Dukungan keluarga tersebut diklasifikaskan

menurut 4 parameter berupa dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan

instrumental, dan dukungan emosional.

Dari analisa kuesioner terdapat 4 parameter yang menjelaskan dukungan

informasional yang terdapat yaitu pertanyaan untuk parameter 1 responden yang

keluarga tidak mendukung tentang diberikan informasi untuk penyembuhan luka

kaki gangren, adalah no. 5 keluarga tidak memberikan informasi tentang

pentingnya gunakan kaos kaki dari bhan serat alami, di dapat 33 responden

(94,3%) yang menjawab kadang-kadang, sering, selalu.

Didapat teori dari Akmadi (2009) dalam dukungan informasional adalah

saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan untukmenyeleseikan suatu

masalah. Bentuk dukungannya dapat berupa pemberian nasehat, dorongan

semangat, dan pemberian informasi mengenai lingkungan luar sehingga membuat

sugesti yang baik pada diri usia tua tersebut.

Berdasarkan dari ansumsi peneliti, kurangnya dukungan informasi yang

diterima oleh usia tua disebabkan karena usia tua jarang menceritakan masalah

yang dihadapinya kepada anggota keluarga lainnya, sehingga mereka tidak

mendapat nasehat dalam memecahkan masalahnya. Usia tua juga tidak mendapat

informasi mengenai kesehatan dari anggota keluarganya disebabkan karena

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

78

keterbatasan pengetahuan anggota keluarga lain mengenai kesehatan, dan

biasanya mereka hanya mendapat informasi mengenai kesehatan dari bidan dan

kader setempat pada saat posyandu dilakukan. Jadi dengan kurangnya informasi

mengenai kesehatan baik fisik ataupun mental dan kurangnya bantuan berupa

saran untuk memecahan masalah, maka keadaan fisik usia tua akan tambah berat

karena disertai dengan gangguan mental.

Untuk parameter 2 responden yang tidak memiliki dukungan penilaian dan

penghargaan adalah no. 10 keluarga tidak pernah peduli kepada saya tentang

pentingnya hindari air panas, di dapat 28 responden (80,0%) yang menjawab

sering, selalu. Peratnyaan no. 11 keluarga tidak pernah memberikan pujian jika

melakukan perawatan kaki gangren, di dapat 33 responden (74,3%) yang

menjawab kadang-kadang, sering, selalu.

Menurut Akmadi (2009)Yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah

bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah,

sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya

memberikan support, penghargaan, perhatian.

Menurut peneliti keluarga harus memberikan perhatian dan pujian pada

responden karena responden sangat membutuhkan perhatian dan pujian tersebut

agar mau dan mempunyai keinginan ingin cepat sembuh.

Untuk parameter 3 responden yang tidak memiliki dukungan insrtumental

adalah no.16 keluarga tidak mempunyai cukup waktu untuk mengantar ke tempat

pengobatan, di dapat 22 responden (91,5%) yang menjawang kadang-kadang,

sering, selalu. Pertanyaan no. 17 keluarga tidak pernah memberikan waktu luang

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

79

untuk memberikan bantuan mencuci dan membersihkan kaki gangren, di dapat 32

responden (90,5%) menjawab kadang-kadang, sering, selalu.

Menurut peneliti dukungan keluarga sangat berperan dalam membantu

dalam proses penyembuhan dengan cara menyediakan fasilitas dan mengantar

keluarganya ketempat kesehatan untuk mengobati kaki gangren.

Untuk parameter 4 dukungan emosional, semua keluarga tidak ada yang

memberikan dukungan negatif pada responden. Hasilnya terdapat keluarga yang

memberikan motivasi untuk melakukan perawatan kaki gangren agar

mempercepat proses penyembuhan.

Menurut Akmadi (2009) Dukungan Emosional adalah Yaitu keluarga

sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta

membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional

meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan,

perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Misalnya umpan balik, penegasan.

Menurut peneliti dukungan emosional sangat perlu diberikan pada

responden, karena memerlukan dukungan dari keluarga berupa motivasi untuk

penyembuhan kaki gangrenya. Dengan hasil tersebut di dapat keluarga selalu

memberikan motivasi dan dukunganya dalam proses penyembuhan luka pada kaki

gangren.

5.3.1 Derajat Depresi Pada Penderita Gangren Diabetik

Tabel 5.8 menunjukkan hasil penelitian pada responden yang mengalami

depresi sedang 22 responden (62,9%). Maka dapat disimpulkan yang menunjukan

hasil yang sangat tinggi pada no. 1 responden denga gejala ansietas menunjukan

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

80

bahwa 26 responden (74,3%) tidak merasakan gejala seperti cemas, firasat buruk,

takut akan pikiran sendiri dan mudah tersinggung, no. 13 responden yang

memiliki gejala otonom menunjukan bahwa 21 responden (60,0%) tidak

merasakan gejala yang dirasakan seperti mulut kering, muka merah, mudah

berkeringat, pusing, sakit kepala dan bulu-bulu berdiri. no. 14 responden yang

memiliki gejala tingkah laku pada saat diwawancara menunjukan bahwa 22

responden (62,9%) tidak merasakan gejala yang dirasakan seperti gelisah, tidak

tenang, jari gemetar, kerut kening, muka tegang, muka merah, tonus otot

meningkat, nafas pendek dan cepat.

Hal ini dijelaskan oleh Hawari (2013) bahwa Depresi adalah gangguan

alam perasaan hati (mood) yang ditandai oleh kemurungan dan kesedihan yang

mendalam dan berkelanjutan sampai hilangnya kegairahan hidup, tidak

mengalami gangguan menilai realitas (reality testing ability/ RTA masih baik),

kepribadian tetap utuh (tidak ada splitting of personality), perilaku dapat

terganggu tetapi dalam batas-batas normal, Sedangkan depresi menurut Sudiyanto

(2010) merupakan gangguan suasana perasaan yang menurun, dengan gejala

utama berupa kesedihan. Gejala ini ternyata cukup banyak dijumpai dengan angka

prevalensi 4-5 % populasi, dengan derajat gangguan bertaraf ringan, sedang, atau

berat. Ditinjau dari aspek klinis, depresi dapat berdiri sendiri, merupakan gejala

dari penyakit lain, mempunyai gejala fisik beragam, atau terjadi bersama dengan

penyakit lain (komorbiditas), sehingga dapat menyulitkan penatalaksanaan.

Menurut ansumsi peneliti depresi dalam kategori sedang dimana tingkat

depresi tidak begitu menggangu atau menghambat dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga masih dapat menjalani aktivitas sehari-hari dan responden masih bisa

melakukan perawatan pada kaki gangren diabetik.

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

81

5.3.2 Hubunganantara dukungan keluarga dengan derajat depresi Pada

penderita gangren diabetik di RSUD Kota Madiun

Berdasarkan hasil penelitian pada table 5.9 yang dilakukan pada 35

responden yaitu seluruh pasien yang memerlukan dukungan keluarga dan

memiliki depresi, menunjukan bahwa responden yang memerlukan dukungan

keluarga dan memiliki depresi akibat penyakit yang di deritanya merupakan hasil

tertinggi yaitu sebanyak depresi sedang 22 responden (62,9%), sementara

responden yang memiliki dukungan keluarga sedang sebanyak 20 responden

(57,1%).

Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistic Somers’d di

dapat hasil ρ value 0,000 ≤ α = 0,05 artinya Ha diterima, sehingga ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada penderita gangren diabetik

di RSUD Kota Madiun yang di dapat hubungan keluarga yang baik dalam

penyembuhan luka kaki gangren.

Dari uraian diatas hasil penelitian bahwa dukungan keluarga sangat

berperan dalam proses penyembuhan luka gangren seperti mengantarkan ke

pelayanan kesehatan, membantu dalam melakukan perawatan kaki gangren dan

memberikan dukungan dengan cara mengingatkan untuk selalu

membersihkanluka kaki gangren.

Keluarga memiliki beberapa fungsi antara lain, fungsi afektif, sosial,

reproduksi, ekonomi, perawatan/pemeliharaan kesehatan, disamping itu keluarga

juga dapat berfungsi dalam memberikan dukungan sosial kepada anggota

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

82

keluarganya yang mengalami depresi. Dukungan keluarga menjadikan penderita

mampu meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.

Dukungan keluarga bermanfaat untuk mengeluarkan segala perasaan dan masalah

merasa diterima, dan disayangi dalam keadaan apapun, sehingga dapat

mengurangi stres berat yang dialami individu (Lubis, 2009).

Menurut peneliti tingkat depresi pada pasien gangren dalam kategori

sedang dikarenakan adanya dukungan keluarga yang positif, keluarga dalam hal

ini berperan memberikan dukungan pada pasien, dukungan yang bisa dilakukan

seperti keluarga bersedia mengantar pasien ke tempat pelayanan kesehatan untuk

melakukan pengobatan atau perawatan gangren diabetik, keluarga memberikan

informasi tentang cara melakukan perawatan yang benar pada gangren diabetik,

keluarga memberikan perhatian pada pasien dalam melakukan perawatan gangren

diabetik.

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

82

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

dalam penelitian yang berjudul ”Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan

Tingkat Depresi Pada Penderita Gangren Diabetik Di Ruang Seruni dan Anggrek

RSUD Kota Madiun”.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa:

1. Dukungan keluarga pada penderita Gangren Diabetik di RSUD Kota

Madiun hampir seluruhnya adalah sedang

2. Derajat depresi pada penderita gangren diabetik di RuangSeruni dan

Ruang Anggrek sebagian besar sedang.

3. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada

penderita gangren diabeti di RSUD Kota Madiun.

6.2 Saran

1. Bagi petugas kesehatan

Diharapkan hasil penelitian ini bagi petugas kesehatan bisa

memberikan informasi tentang pentingnya dukungan keluarga pada

penderita gangren diabetik.

2. Bagi RSUD Kota Madiun

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

bagi RSUD Kota Madiun mengenai cara mengatasi gangren diabetik

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

83

dan meningkatkan dukungan keluarga terhadap pasien dengan depresi

yang menderita gangrene diabetik.

3. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Dengan adanya penelitian ini dapat mengembangkan penelitian

supaya lebih lengkap lagi serta lebih sempurna, serta peneliti lain

dapat mengembangkan penelitia ini dengan melakukan penelitian di

masa mendatang serta mengetahui perkembangan dukungan keluarga

dengan derajat depresi pada penderita gangren diabetik.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat digunakan untuk

menambah wawasan dan informasi khususnya cara mencegah depresi

pada penderita gangren diabetik serta memakai sampel yang lebih

besar disertai observasi.

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

84

DAFTAR PUSTAKA

Ahmady. 2009. Dukungan keluarga. http://repository.usu.ac.id/bitstream. Diakses

04/01/2018.

American Psychology Association. 2011. Ciri-ciri depresi.

https://core.ac.uk/download/files.pdf. Diakses 04/01/20/2018.

Arikunto, Suharsimi. 2015. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, 2007. Kaki diabetes mellitus komplikasi kronik DM.

http://eprints.ums.ac.id/20431/20. Diakses 04/01/2018

Durand & Barlow. 2010. Faktor penyebab depresi.

https://core.ac.uk/download/files.pdf. Diakses 04/01/2018.

Ernawati, 2013. Klasifikasi gangren. http://repository.usu.ac.id/bitstream/.

Diakses 04/01/2016.

Hawari. 2011. Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta. FKUI.

Hidayat, Alimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta. Rineka Cipta.

Himawati, 2010. Epidemiologi depresi. https://core.ac.uk/download/files.pdf.

Diakses 04/01/2018.

Ihsan. 2003. Tingkat pendidikan mempengaruhi dukungan keluarga.

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf. Diakses 04/01/2018.

Johnson. 2010. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta. Nuha Medika.

Kaplan & Sadock, 2010. Depresi sebagai suatu diagnosa gangguan jiwa.

https://core.ac.uk/download/files.pdf. Diakses 04/01/2018.

Kaplan, Sadock, 2010. Gangguan depresi berat.

https://core.ac.uk/download/files.pdf. Diakses 04/01/2018.

Kodriati. 2008. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga.

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf. Diakses 04/01/2018

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

85

Lanywati. 2011. Diabetes mellitus penyakit kencing manis. Yogyakarta. Kanisius.

Lubis. 2009. Dukungan keluarga pada penderita. http://repo.unand.ac.id/394/1.

Diakses 04/01/2018.

Maulana, M. 2008. Mengenal Diabetes Mellitus. Jogjakarta. Kata Hati.

Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus mengenali gejala, menanggulangi,

mencegah komplikasi. Jakarta. Pustaka Populer Obor.

Nirwana, 2011. Definisi gangren. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789.

Diakses 04/01/2018.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Profil Kesehatan Jatim. 2014. Jumlah penderita DM di Jatim.

http://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen. Diakses 04/01/2018.

Ratih. 2012. Kaki Diabetes. http://www.pantirapih.or.id/index.php. Diakses

04/01/2018.

Rekam Medis RSUD Kota Madiun. 2018. Jumlah Penderita Diabetes Mellitus.

Madiun : RSUD Kota Madiun

RSUD Kota Madiun. 2018. Data diabetes mellitus.

Santosa. 2014. Sembuh Total Diabetes dan Hipertensi dengan Ramuan Herbal.

Jakarta. Pinang Merah.

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta. Graha.

Sudiyanto, 2010. Pengertian depresi. https://core.ac.uk/download/files.pdf.

Diakses 04/01/2018.

Suiraoka. 2012. Penyakit Degeneratif. Yogyakarta. Nuha Medika.

Sutedjo. 2010. Strategi Penderita Diabetes Mellitus Berusia Panjang. Yogjakarta.

Kanisius.

Tambunan. 2006. Kaki diabetik. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789.

Diakses 05/01/2018.

Watkins. 2010. Permasalahan kaki diabetes mellitus.

http://eprints.ums.ac.id/20431/20. Diakses 10/01/2018.

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

86

WHO. 2014. Prevelensi DM di Indonesia. http://repository.usu.ac.id/bitstream.

Diakses 05/01/2018.

WHO. 2014. Prevelensi DM di seluruh dunia.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/. Diakses 05/01/2018.

Yosep. 2009. Depresi pada penderita. http://repo.unand.ac.id/394/1. Diakses

05/01/2018.

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

87

Lampiran 1

Surat Permohonan Pencarian Data Awal

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

88

Lampiran 2

Surat Izin Penelitian

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

89

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

90

Lampiran 3

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

91

Lampiran 4

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa S1 Keperawatan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Nama : Vriska Anjarsari

NIM : 201402053

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Derajat Depresi Pada Penderita Gangren Diabetik Di RSUD Kota

Madiun”.

Sehubung dengan judul penelitian diatas, data yang diperoleh dari penelitian

akan sangat bermanfaat bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Untuk

kepentingan tersebut peneliti memohon kerjasamanya untuk melakukan senam

tera dan memberikan jawaban atas pertanyaan yang saya ajukan dengan jujur.

Semua data yang kumpulkan akan dirahasiakan.

Atas perhatian, kerjasama dan kesediaan dalam berpartisipasi sebagai

responden dalam penelitian ini, saya menyampaikan terima makasih dan berharap

informasi anda akan berguna, khususnya dalam penelitian ini.

Hormat saya

Vriska Anjarsari

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

92

Lampiran 5

LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed consent)

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : Vriska Anjarsari

NIM : 201402053

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya dari penulis serta

mengetahui manfaat, tujuan dan prosedur penelitian yang berjudul “Hubungan

Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada Penderita Gangren Diabetik Di

RSUD Kota Madiun“ menyatakan BERSEDIA/ TIDAK BERSEDIA*

diikutsertakan dalam penelitian ini dengan catatan apabila suatu waktu merasa

dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini.

Saya percaya apa yang diinformasikan dijamin kerahasiaannya oleh

penulis.

Madiun, April 2018

Peneliti,

Vriska Anjarsari

NIM. 201402053

Responden,

(…………………………)

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

93

Lampiran 6

LEMBAR KUESIONER

Kode Kuesioner :

Tanggal :

Hari :

Berilah tanda ( ) pertanyaan di bawah ini.

A. Data Umum

1. Pendidikan

1. Pendidikan dasar (SD)

2. Pendidikan menengah Pertama(SMP)

3. Pendidikan Menengah (SMA)

4. Pendidikan tinggi (PT)

2. Jenis kelamin

1. Laki-laki

2. Perempuan

3. Pekerjaan

1. TB (Tidak Bekerja)

2. Pedagang

3. Petani

4. PNS

5. Pegawai Swasta

6. TNI dan Polri

4. Informasi

1. Pernah

2. Tidak pernah

5. Sumber informasi

1. Petugas kesehatan

2. Majalah

3. Radio

4. TV

5. Internet

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

94

KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

Nomer Responden :

Nama Responden :

Petunjuk pengisian:

1. Berilah tanda centang (√) pada jawban kolom yang anda anggap benar.

2. Jika ingin mengganti jawaban, coret jawaban awal

3. Jawaban anda harus yang paling sesuai yang anda rasakan atau yang anda

alami saat ini :

DUKUNGAN KELUARGA

S = Selalu

SR = Sering

KK = Kadang-kadang

TP = Tidak pernah

No Pernyataan S SR KK TP

Dukungan Informasional

1 Keluarga memberikan informasi cara mengganti

perban pada kaki gangren saya dengan sabar

2 Keluarga memberikan informasi tentang

pentingknya membersihkan dan memastikan saya

mencuci kaki setiap hari

3 Keluarga saya memberikan informasi tentang

pentingnya memakai krim khusus untuk kulit

kering

4 Keluarga saya memberikan informasi tentang

dibolehkanya memakai sandal atau sepatu saat

berjalan diluar rumah

5 Keluarga tidak memberikan informasi tentang

pentingnya gunakan kaos kaki dari bahan serat

alami

6 Keluarga memngingatkan saya untuk mengganti

perban setiap 2 hari sekali agar mempercepat

proses penyembuhan

Dukungan Penilaian dan Penghargaan

7 Keluarga memberikan dukungan untuk

mengantar ke tempat pelayanan kesehatan

8 Keluarga memberikan perhatian untuk mengobati

kaki gangren

9 Keluarga memberikan perhatian yang baik setiap

saya membutuhkan bantuan

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

95

No Pernyataan S SR KK TP

10 Keluarga tidak pernah peduli kepada saya tentang

pentingnya menghindari penggunaan air panas

11 Keluarga tidak pernah memberikan pujian jika

saya melakukan perawatan kaki

12 Keluarga ikut menemani saya selama selama

proses perawatan luka kaki gangren berlangsung

Dukungan Instrumental

13 Keluarga menyediakan fasilitas apabila saya

memerlukan untuk keperluan pengobatan

14 Keluarga membantu melengkapi hal-hal yang

dibutuhkan dalam perawatan kaki gangren saya

15 Keluarga membantu dalam hal keuangan untuk

sarana dan peralatan yang saya perlukan

16 Keluarga tidak mempunyai cukup waktu untuk

mengantar ke tempat pengobatan

17 Keluarga tidak pernah memberikan waktu luang

untuk memberikan bantuan mencuci dan

membersihkan kaki saya

18 Keluarga membantu menyediakan makanan yang

dianjurkan oleh petugas medis

Dukungan Emosional

19 Dukungan keluarga membuat termotivasi untuk

melakukan perawatan kaki gangren sendiri

20 Kedekatan keluarga membuat saya dicintai dan

disayangi sehingga termotivasi untuk

menggunakan sandal agar terhindar dari

perlukaan

21 Keluarga mengingatkan dengan halus ketika

malas melakukan olah raga teratur

22 Peringatan dari keluarga memotivasi saya untuk

membersihkan kaki setiap hari

23 Keluarga saya mengingatkan saya dengan lembut

agar memeriksakan kaki saya setiap hari

24 Keluarga saya mengingatkan saya untuk

mengurangi makanan yang menghambat proses

penyembuhan luka kaki gangren saya

25 Keluarga saya mengingatkan saya dengan halus

untuk menggunakan sandal agar tidak terjadi

perlukaan

Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

96

KUESIONER DEPRESI DENGAN HRS-D

(Hamilton Rating Scale for Depression)

Nomer Responden :

Nama Responden :

Petunjuk pengisian:

1. Berilah tanda centang (√) pada jawban kolom yang anda anggap benar.

Apapun jawaban anda akan dijamin kerahasiaanya.

2. Jika ingin mengganti jawaban, coret jawaban awal

3. Jawaban anda harus yang paling sesuai yang anda rasakan atau yang anda

alami saat ini :

0 : Tidak Ada Gejala (Tidak Ada Keluhan)

1 : Gejala Ringan

2 : Gejala Sedang

3 : Gejala Berat

4 : Gejala Berat Sekali

No Gejala depresi 0 1 2 3 4

1 Perasaan Ansietas

Cemas

Firasat Buruk

Takut akan Pikiran Sendiri

Mudah Tersinggung

2 Ketegangan

Merasa Tegang

Lesu

Tidak Bisa Istirahat Tenang

MudahTerkejut

Mudah Menangis

Gemetar

Gelisah

3 Ketakutan

Pada Gelap

Pada Orang Asing

Ditinggal sendiri

Pada Binatang Besar

Pada Keramaian Lalu lintas

Pada Kerumunan Orang Banyak

4 Gangguan Tidur

Sukar Masuk Tidur

Terbangun Malam Hari

Tidak Nyenyak

Bangun Dengan Lesu

Page 115: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

97

No Gejala depresi 0 1 2 3 4

Banyak Mimpi

Mimpi-mimpi Buruk

5 Gangguan Kecerdasan

Sukar Konsentrasi

Daya Ingat Buruk

6 Perasaan Depresi

Hilangnya Minat

Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi

Sedih

Bangun Dini Hari

Peraaan Berubah-ubah Sepanjang Hari

7 Gejala Somatik (otot)

Sakit Dan Nyeri di Otot-Otot

Kaku

Kedutan Otot

Gigi Gemerutuk

Suara Tidak Stabil

8 Gejala Somatik (Sensorik)

Tinitus

Penglihatan Kabur

Muka Merah atau Pucat

Merasa Lemah

Perasaan Ditusuk-Tusuk

9 Gejala Kardiovaskuler

Takhiardia

Berdebar

Nyeri Dada

Denyut Nadi Mengeras

Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan

Detak Jantung Menghilang (Berhenti

Sekejab)

10 Gejala Respiratori

Rasa Tertekan atau Sempit di Dada

Perasaan Tercekik

Sering Menarik Nafas

Nafas pendek/Sesak

11 Gejala Gastrointestial

Sulit Menelan

Perut Melilit

Gangguan Pencernaan

Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan

Perasaan Terbakar di Perut

Rasa Penuh atau Kemung

Mual – Muntah

Buang Air Besar Lembek

Kehilangan Berat Badan

Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)

Page 116: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

98

No Gejala depresi 0 1 2 3 4

12 Gejala Urogenital

Sering Buang Air Kecil

Tidak Dapat Menahan Air Seni

Amenorrhoe

Menorrhagia

Menjadi Dingin (Frigid)

Ejakulasi Praeccocks (Ereksi Hilang)

Impotensi

13 Gejala Otonom

Mulut Kering

Muka Merah

Mudah Berkeringat

Pusing, Sakit Kepala

Bulu-Bulu Berdiri

14 Tingkah Laku Pada Wawancara

Gelisah

Tidak Tenang

Jari Gemetar

Kerut Kening

Muka Tegang

Tonus Otot Meningkat

Nafas Pendek dan Cepat

Muka Merah

Page 117: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

99

Lampiran 7

DATA UMUM RESPONDEN

Responden

Nomor Pertanyaan

Umur Jenis

Kelamin Pendidikan Pekerjaan Informasi Sumber

1 1 2 3 2 1 1

2 2 1 3 2 1 1

3 4 2 3 2 1 2

4 2 2 3 2 1 5

5 2 1 3 2 1 1

6 2 1 3 2 1 1

7 2 2 3 2 1 2

8 3 2 3 2 1 1

9 2 1 4 2 1 5

10 3 2 1 2 1 1

11 4 2 3 2 1 1

12 3 1 3 2 1 1

13 3 2 3 2 1 1

14 2 2 3 2 1 1

15 3 1 1 2 1 1

16 4 1 4 2 1 5

17 3 2 4 2 1 5

18 2 2 3 2 1 1

19 3 1 3 2 1 1

20 4 2 3 2 1 1

21 3 2 3 2 1 1

22 2 1 3 2 1 1

23 4 2 3 2 1 1

24 2 2 3 2 1 1

25 2 1 3 2 1 1

26 2 2 3 2 1 1

27 2 1 3 2 1 1

28 3 2 3 2 1 1

29 2 2 1 1 1 1

30 3 1 3 2 1 1

31 4 1 3 2 1 1

32 3 2 3 2 1 5

33 3 2 3 1 1 4

34 2 1 3 1 1 4

35 3 2 1 1 1 1

Page 118: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

100

Keterangan :

Umur :

Kode 1 = 40 - 50 Tahun

Kode 2 = 51 - 60 Tahun

Kode 3 = 61 - 70 Tahun

Kode 4 = > 70 Tahun

Jenis Kelamin :

kode 1 =laki-laki

kode 2 = perempuan

Pendidikan :

Kode 1 = Pendidikan Dasar (SD)

Kode 2 = pendidikan Menengah Pertama

(SMP)

Kode 3 = Pendidikan Menengah (SMA)

Kode 4 = PT (Perguruan Tinggi)

Pekerjaan :

kode 1 = bekerja

kode 2 = tidak bekerja

Informasi :

kode 1 = pernah

kode 2 = tidak pernah

Sumber Informasi :

kode 1 = Petugas Kesehatan

Kode 2 = Majalah

Kode 3 = Radio

Kode 4 = TV

Kode 5 = Internet

Page 119: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

101

Lampiran 8

TABULASI KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

Resp./Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total HASIL

1 3 2 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 74 2

2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 89 1

3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 87 1

4 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 1 3 3 2 74 2

5 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 73 2

6 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 97 1

7 4 4 4 4 1 1 4 2 2 2 1 2 4 4 4 2 1 1 1 2 2 2 4 3 4 65 2

8 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 73 2

9 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 88 1

10 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 73 2

11 3 2 3 4 2 1 2 2 1 2 4 3 4 4 4 1 1 2 1 3 3 4 4 4 4 68 2

12 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 3 74 2

13 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 95 1

14 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 1 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 71 2

15 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 4 3 2 69 2

16 2 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 1 70 2

17 3 2 3 3 2 4 2 1 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 73 2

18 4 4 4 1 2 4 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 85 1

19 3 4 2 1 3 3 2 1 3 3 4 2 3 3 4 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 56 2

20 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 1 4 4 4 4 4 86 1

21 3 3 3 1 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 71 2

22 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 1 4 4 3 2 4 4 4 4 88 1

23 1 2 1 1 1 2 2 4 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 4 52 2

24 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 3 3 3 4 4 88 1

25 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72 2

26 4 2 4 1 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 1 3 4 4 3 83 1

27 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 86 1

28 3 4 4 4 4 1 2 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 87 1

29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73 2

30 3 2 3 4 4 4 4 2 2 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 4 2 1 77 1

31 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 79 1

32 2 3 4 1 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 86 1

33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74 2

34 4 3 4 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 4 3 3 54 2

35 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 73 2

Keterangan : Dukungan Keluarga Positif:

Kode 1 = Tidak Pernah

Kode 2 = Kadang-Kadang

Kode 3 = Sering

Kode 4 = Selalu

Dukungan Keluarga Negatif:

Kode 1 = Selalu

Kode 2 = Sering

Kode 3 = Kadang-Kadang

Kode 4 = Tidak Pernah

Skor :

Kode 1 = Dukungan Baik = 75 – 100

Kode 2 = Dukungan Sedang = 50 – 74

Kode 3 = Dukungan Buruk = < 50

Page 120: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

102

Lampiran 9

TABULASI DERAJAT DEPRESI

Resp./Soa

l 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1

1

1

2

1

3

1

4

JUMLA

H

1 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

2 0 1 2 1 0 0 0 1 1 2 2 2 1 0 13

3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 4

4 0 1 2 2 2 1 0 0 2 2 1 2 2 1 18

5 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

6 0 1 2 1 0 0 0 1 1 2 2 2 1 0 13

7 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 25

8 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

9 0 1 2 1 0 0 0 1 1 2 2 2 1 0 13

10 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

11 1 2 0 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 24

12 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

13 0 1 2 1 0 0 0 1 1 2 2 2 1 0 13

14 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

15 1 2 1 1 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 24

16 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

17 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

18 1 1 0 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 14

19 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 24

20 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

21 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

22 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

23 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 16

24 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

25 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

26 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2

27 1 0 0 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 21

28 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

29 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

30 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 18

31 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 21

32 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 5

33 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 1 19

34 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 21

35 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 19

Skor Nilai :

0 = tidak ada gejala (keluhan)

1 = gejala ringan

2 = gejala sedang

3 = gejala berat

4 = gejala berat sekali

Derajat Depresi:

a. ≤6 Tidak ada depresi

b. 7-14 Depresi ringan

c. 15-27 Depresi sedang

d. ≥ 27 Depresi berat

Page 121: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

103

Lampiran 10

TABULASI DATA KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

DI RSUD KOTA MADIUN

No Pernyataan Tidak

Pernah

Kadang-

Kadang Sering Selalu N

Dukungan Informasional

1 Keluarga memberikan informasi

cara mengganti perban pada

kaki gangren saya dengan sabar

2

(5,7%)

2

(5,7%)

21

(60,0%)

10

(28,6%) 100%

2 Keluarga memberikan informasi

tentang pentingknya

membersihkan dan memastikan

saya mencuci kaki setiap hari

- 10

(28,6%)

17

(48,6%)

8

(22,9%) 100%

3 Keluarga saya memberikan

informasi tentang pentingnya

memakai krim khusus untuk

kulit kering

1

(2,9%)

3

(8,6%)

17

(48,6%)

14

(40,0%) 100%

4 Keluarga saya memberikan

informasi tentang dibolehkanya

memakai sandal atau sepatu saat

berjalan diluar rumah

6

(17,1%)

5

(14,3%)

13

(37,1%)

11

(31,4) 100%

5 Keluarga tidak memberikan

informasi tentang pentingnya

gunakan kaos kaki dari bahan

serat alami

2

(5,7%)

7

(20,0%)

19

(54,3%)

7

(20,0%) 100%

6 Keluarga memngingatkan saya

untuk mengganti perban setiap 2

hari sekali agar mempercepat

proses penyembuhan

4

(11,4%)

3

(8,6%)

14

(40,0%)

14

(40,0%) 100%

Dukungan Penilaian Dan Penghargaan

7 Keluarga memberikan

dukungan untuk mengantar ke

tempat pelayanan kesehatan

- 8

(22,9%)

17

(48,6%)

10

(28,6%) 100%

8 Keluarga memberikan perhatian

untuk mengobati kaki gangren

3

(8,6%)

10

(28,6%)

11

(31,4%)

11

(31,4%) 100%

9 Keluarga memberikan perhatian

yang baik setiap saya

membutuhkan bantuan

2

(5,7%)

9

(25,7%)

13

(37,1%)

11

(31,4%) 100%

10 Keluarga tidak pernah peduli

kepada saya tentang pentingnya

menghindari penggunaan air

panas

- 7

(20,0%)

20

(57,1%)

8

(22,9%) 100%

11 Keluarga tidak pernah

memberikan pujian jika saya

melakukan perawatan kaki

2

(5,7%)

7

(20,0%)

15

(42,9%)

11

(31,4%) 100%

12 Keluarga ikut menemani saya

selama selama proses perawatan

luka kaki gangren berlangsung

- 6

(17,1%)

16

(45,7%)

13

(37,1%) 100%

Page 122: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

104

No Pernyataan Tidak

Pernah

Kadang-

Kadang Sering Selalu N

Dukungan Instrumental

13 Keluarga menyediakan fasilitas

apabila saya memerlukan untuk

keperluan pengobatan

- 3

(8,6%)

18

(51,4%)

14

(40,0%) 100%

14 Keluarga membantu melengkapi

hal-hal yang dibutuhkan dalam

perawatan kaki gangren saya

- 5

(14,3%)

13

(37,1%)

17

(48,6%) 100%

15 Keluarga membantu dalam hal

keuangan untuk sarana dan

peralatan yang saya perlukan

1

(2,9%)

3

(8,6%)

13

(37,1%)

18

(51,4%) 100%

16 Keluarga tidak mempunyai

cukup waktu untuk mengantar

ke tempat pengobatan

3

(8,6%)

10

(28,6%)

17

(48,6%)

5

(14,3%) 100%

17 Keluarga tidak pernah

memberikan waktu luang untuk

memberikan bantuan mencuci

dan membersihkan kaki saya

3

(8,6%)

5

(14,3%)

19

(54,3%)

8

(22,9%) 100%

18 Keluarga membantu

menyediakan makanan yang

dianjurkan oleh petugas medis

2

(5,7%)

6

(17,1%)

11

(31,4%)

16

(45,7%) 100%

Dukungan Emosional

19 Dukungan keluarga membuat

termotivasi untuk melakukan

perawatan kaki gangren sendiri

4

(11,4%)

3

(8,6%)

12

(34,3%)

16

(45,7%) 100%

20 Kedekatan keluarga membuat

saya dicintai dan disayangi

sehingga termotivasi untuk

menggunakan sandal agar

terhindar dari perlukaan

2

(5,7%)

3

(11,4%)

19

(54,3%)

10

(28,6%) 100%

21 Keluarga mengingatkan dengan

halus ketika malas melakukan

olah raga teratur

2

(5,7%)

7

(20,0%)

18

(51,4%)

8

(22,9%) 100%

22 Peringatan dari keluarga

memotivasi saya untuk

membersihkan kaki setiap hari

3

(8,6%)

6

(17,1%)

14

(40,0%)

12

(34,3%) 100%

23 Keluarga saya mengingatkan

saya dengan lembut agar

memeriksakan kaki saya setiap

hari

1

(2.9%)

2

(5,7%)

13

(37,1%)

19

(54,3%) 100%

24 Keluarga saya mengingatkan

saya untuk mengurangi

makanan yang menghambat

proses penyembuhan luka kaki

gangren saya

1

(2,9%)

3

(8,6%)

20

(57,1%)

11

(31,4%) 100%

25 Keluarga saya mengingatkan

saya dengan halus untuk

menggunakan sandal agar tidak

terjadi perlukaan

4

(11,4%)

6

(17,1%)

14

(40,0%)

11

(31,4%) 100%

Page 123: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

105

Lampiran 11

TABULASI DATA KUESIONER DEPRESI DI RSUD KOTA MADIUN

No Gejala depresi

Tidak

ada

gejala

Satu dari

gejala

yang ada

Sedang Berat Sangat

Berat N

1 Perasaan Ansietas

Cemas

Firasat Buruk

Takut akan Pikiran Sendiri

Mudah Tersinggung

26

(74,3%)

7

(20,0%)

26

(5,7%) - - 100%

2 Ketegangan

Merasa Tegang

Lesu

Tidak Bisa Istirahat Tenang

MudahTerkejut

Mudah Menangis

Gemetar

Gelisah

4

(11,4%)

24

(68,6%)

7

(20,0%) - - 100%

3 Ketakutan

Pada Gelap

Pada Orang Asing

Ditinggal sendiri

Pada Binatang Besar

Pada Keramaian Lalu lintas

Pada Kerumunan Orang

Banyak

6

(17,1%)

4

(11,4%)

25

(71,4%) - - 100%

4 Gangguan Tidur

Sukar Masuk Tidur

Terbangun Malam Hari

Tidak Nyenyak

Bangun Dengan Lesu

Banyak Mimpi

Mimpi-mimpi Buruk

4

(11,4%)

8

(22,9%)

23

(65,7%) - - 100%

5 Gangguan Kecerdasan

Sukar Konsentrasi

Daya Ingat Buruk

7

(20,0%)

3

(8,6%)

25

(71,4%) - - 100%

6 Perasaan Depresi

Hilangnya Minat

Berkurangnya Kesenangan

Pada Hobi

Sedih

Bangun Dini Hari

Perasaa Berubah-ubah

Sepanjang Hari

7

(20,0%)

22

(62,9%)

6

(17,2%) - - 100%

7 Gejala Somatik (otot)

Sakit Dan Nyeri di Otot-

Otot

6

(17,1%)

5

(14,3%)

24

(68,6%) - - 100%

Page 124: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

106

No Gejala depresi

Tidak

ada

gejala

Satu dari

gejala

yang ada

Sedang Berat Sangat

Berat N

Kaku

Kedutan Otot

Gigi Gemerutuk

Suara Tidak Stabil

8 Gejala Somatik (Sensorik)

Tinitus

Penglihatan Kabur

Muka Merah atau Pucat

Merasa Lemah

Perasaan Ditusuk-Tusuk

3

(8,6%)

28

(80,0%)

4

(11,4%) - - 100%

9 Gejala Kardiovaskuler

Takhiardia

Berdebar

Nyeri Dada

Denyut Nadi Mengeras

Perasaan Lesu/Lemas

Seperti Mau Pingsan

Detak Jantung Menghilang

(Berhenti Sekejab)

2

(5,7%)

9

25,7%)

24

68,6%) - - 100%

10 Gejala Respiratori

Rasa Tertekan atau Sempit

di Dada

Perasaan Tercekik

Sering Menarik Nafas

Nafas pendek/Sesak

1

(2,9%)

27

(20,0%)

7

(77,1%) - - 100%

11 Gejala Gastrointestial

Sulit Menelan

Perut Melilit

Gangguan Pencernaan

Nyeri Sebelum dan Sesudah

Makan

Perasaan Terbakar di Perut

Rasa Penuh atau Kemung

Mual – Muntah

Buang Air Besar Lembek

Kehilangan Berat Badan

Sukar Buang Air Besar

(Konstipasi)

8

(22,9%)

27

(77,1%) - - 100%

12 Gejala Urogenital

Sering Buang Air Kecil

Tidak Dapat Menahan Air

Seni

Amenorrhoe

Menorrhagia

Menjadi Dingin (Frigid)

Ejakulasi Praeccocks

(Ereksi Hilang)

Impotensi

2

(5,7%)

22

(62,9%)

11

(31,4%) - - 100%

Page 125: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

107

No Gejala depresi

Tidak

ada

gejala

Satu dari

gejala

yang ada

Sedang Berat Sangat

Berat N

13 Gejala Otonom

Mulut Kering

Muka Merah

Mudah Berkeringat

Pusing, Sakit Kepala

Bulu-Bulu Berdiri

21

(60,0%)

8

(22,9%)

6

(17,1%) - - 100%

14 Tingkah Laku Pada Wawancara

Gelisah

Tidak Tenang

Jari Gemetar

Kerut Kening

Muka Tegang

Tonus Otot Meningkat

Nafas Pendek dan Cepat

Muka Merah

22

(62,9%)

7

(20,0%)

6

(17,1%) - - 100%

Page 126: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

108

Lampiran 12

DATA DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN

Statistics

UMUR JENIS_KELAMIN PENDIDIKAN PEKERJAAN INFORMASI SUMBER_INFORMASI

N Valid 35 35 35 35 35 35

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 2.6857 1.6000 2.8571 1.8857 1.0000 1.8000

Median 3.0000 2.0000 3.0000 2.0000 1.0000 1.0000

Mode 2.00 2.00 3.00 2.00 1.00 1.00

Std. Deviation .79600 .49705 .73336 .32280 .00000 1.51075

Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Maximum 4.00 2.00 4.00 2.00 1.00 5.00

UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 40-50 tahun 1 2.9 2.9 2.9

51-60 tahun 15 42.9 42.9 45.7

61-70 tahun 13 37.1 37.1 82.9

>70 tahun 6 17.1 17.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

JENIS_KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 14 40.0 40.0 40.0

PEREMPUAN 21 60.0 60.0 100.0

Total 35 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 4 11.4 11.4 11.4

SMA 28 80.0 80.0 91.4

PERGURUAN TINGGI 3 8.6 8.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

Page 127: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

109

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BEKERJA 4 11.4 11.4 11.4

TIDAK BEKERJA 31 88.6 88.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

INFORMASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PERNAH 35 100.0 100.0 100.0

SUMBER_INFORMASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PETUGAS KESEHATAN 26 74.3 74.3 74.3

MAJALAH 2 5.7 5.7 80.0

TV 2 5.7 5.7 85.7

INTERNET 5 14.3 14.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

Page 128: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

110

Lampiran 13

HASIL KORELASI DUKUNGAN KELUARGA DAN DEPRESI

Statistics

DUKUNGAN_KELUARGA DEPRESI

N Valid 35 35

Missing 0 0

DUKUNGAN_KELUARGA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 15 42.9 42.9 42.9

SEDANG 20 57.1 57.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

DEPRESI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK ADA DEPRESI 3 8.6 8.6 8.6

RINGAN 10 28.6 28.6 37.1

SEDANG 22 62.9 62.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

DUKUNGAN_KELUARGA * DEPRESI

35 100.0% 0 .0% 35 100.0%

Page 129: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

111

DUKUNGAN_KELUARGA * DEPRESI Crosstabulation

DEPRESI

Total TIDAK ADA

DEPRESI RINGAN SEDANG

DUKUNGAN_KELUARGA

BAIK Count 3 9 3 15

% within DUKUNGAN_KELUARGA

20.0% 60.0% 20.0% 100.0%

SEDANG Count 0 1 19 20

% within DUKUNGAN_KELUARGA

.0% 5.0% 95.0% 100.0%

Total Count 3 10 22 35

% within DUKUNGAN_KELUARGA

8.6% 28.6% 62.9% 100.0%

Directional Measures

Value

Asymp. Std. Error

a Approx. T

b Approx. Sig.

Ordinal by Ordinal

Somers' d Symmetric .740 .095 6.457 .000

DUKUNGAN_KELUARGA Dependent

.722 .090 6.457 .000

DEPRESI Dependent .760 .112 6.457 .000

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std. Error

a Approx. T

b Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .726 .087 6.061 .000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .764 .099 6.795 .000c

N of Valid Cases 35

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Page 130: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

112

Lampiran 14

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 131: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

113

Lampiran 15

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

NO KEGIATAN BULAN

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS

1. Pembuatan Dan Konsul Judul

2. Penyusunan Proposal

3. Bimbingan Proposal

4. Ujian Proposal

5. Revisi Proposal

6. Pengambilan Data

7. Penyusunan Dan Konsul Skripsi

8. UjianSkripsi

113

Page 132: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

114

Lampiran 16

Lembar Konsultasi Bimbingan

114

Page 133: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

115

115

Page 134: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

116

116

Page 135: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

Correlations

SOAL1 SOAL2 SOAL3 SOAL4 SOAL5 SOAL6 SOAL7 SOAL8 SOAL9 SOAL10 SOAL11 SOAL12 SOAL13 SOAL14 SOAL15 SOAL16 SOAL17 SOAL18 SOAL19 SOAL20 SOAL21 SOAL22 SOAL23 SOAL24 SOAL25

SOAL1 Pearson Correlation

1 .717* .408 .375 -.079 .000 .218 -.094 .028 -.218 -.218 .034 .655* .488 .655* -.345 -.184 -.272 -.150 .145 .284 .299 .655* -.218 .579

Sig. (2-tailed) .020 .242 .286 .829 1.000 .545 .797 .939 .545 .545 .926 .040 .153 .040 .329 .611 .448 .679 .688 .427 .401 .040 .545 .079

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL2 Pearson Correlation

.717* 1 .420 .736* -.155 -.286 .224 -.184 -.128 -.190 -.111 .067 .429 .532 .714* .000 -.361 .014 -.131 .048 .027 .343 .714* .048 .554

Sig. (2-tailed) .020 .227 .015 .669 .424 .533 .611 .724 .598 .760 .854 .217 .113 .020 1.000 .305 .970 .718 .896 .942 .332 .020 .896 .097

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL3 Pearson Correlation

.408 .420 1 .501 -.354 .134 .344 -.420 .068 -.312 -.238 .083 .535 .199 .267 .211 -.129 -.410 -.061 -.089 -.050 .275 .535 -.089 .600

Sig. (2-tailed) .242 .227 .140 .316 .713 .331 .227 .851 .380 .509 .819 .111 .581 .455 .558 .723 .240 .866 .807 .892 .442 .111 .807 .067

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL4 Pearson Correlation

.375 .736* .501 1 -.244 -.156 .602 -.290 -.180 -.156 .017 .268 .156 .582 .469 .247 -.320 .254 .072 .104 -.087 .348 .781** .364 .574

Sig. (2-tailed) .286 .015 .140 .496 .667 .065 .416 .619 .667 .962 .454 .667 .078 .172 .492 .368 .478 .844 .775 .811 .324 .008 .301 .083

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL5 Pearson Correlation

-.079 -.155 -.354 -.244 1 .602 -.361 .499 .416 .562 .896** .696* -.120 .090 .120 .381 .739* .680* .801** .762* .872** .227 -.120 -.040 -.221

Sig. (2-tailed) .829 .669 .316 .496 .066 .305 .142 .232 .091 .000 .025 .740 .805 .740 .278 .015 .030 .005 .010 .001 .528 .740 .912 .539

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL6 Pearson Correlation

.000 -.286 .134 -.156 .602 1 -.286 .143 .640* .333 .667* .781** -.200 .149 .000 .474 .843** .383 .803** .667* .743* .600 .200 .000 .306

Sig. (2-tailed) 1.000 .424 .713 .667 .066 .424 .694 .046 .347 .035 .008 .580 .681 1.000 .166 .002 .274 .005 .035 .014 .067 .580 1.000 .390

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL7 Pearson Correlation

.218 .224 .344 .602 -.361 -.286 1 -.224 -.421 -.524 -.206 -.067 .143 .532 .143 -.226 -.327 -.151 -.197 -.048 -.292 -.220 .429 .429 .321

Sig. (2-tailed) .545 .533 .331 .065 .305 .424 .533 .226 .120 .567 .854 .694 .113 .694 .530 .357 .678 .586 .896 .413 .540 .217 .217 .366

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL8 Pearson Correlation

-.094 -.184 -.420 -.290 .499 .143 -.224 1 .677* .429 .429 .379 .143 -.319 -.429 -.226 .189 .260 .459 .667* .504 .269 -.143 .429 -.554

Sig. (2-tailed) .797 .611 .227 .416 .142 .694 .533 .032 .217 .217 .280 .694 .368 .217 .530 .601 .468 .182 .035 .137 .451 .694 .217 .097

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL9 Pearson Correlation

.028 -.128 .068 -.180 .416 .640* -.421 .677* 1 .512 .441 .620 .128 -.286 -.384 .202 .509 .208 .646* .726* .642* .725* .128 .299 -.052

Sig. (2-tailed) .939 .724 .851 .619 .232 .046 .226 .032 .130 .202 .056 .724 .423 .273 .575 .133 .563 .044 .018 .045 .018 .724 .402 .886

Page 136: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL10 Pearson Correlation

-.218 -.190 -.312 -.156 .562 .333 -.524 .429 .512 1 .444 .364 .000 -.497 -.333 .527 .441 .607 .497 .444 .557 .200 -.333 -.111 -.442

Sig. (2-tailed) .545 .598 .380 .667 .091 .347 .120 .217 .130 .198 .301 1.000 .144 .347 .117 .202 .063 .144 .198 .094 .579 .347 .760 .201

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL11 Pearson Correlation

-.218 -.111 -.238 .017 .896** .667* -.206 .429 .441 .444 1 .885** -.333 .248 .111 .527 .709* .819** .943** .815** .763* .438 .111 .259 -.045

Sig. (2-tailed) .545 .760 .509 .962 .000 .035 .567 .217 .202 .198 .001 .347 .489 .760 .117 .022 .004 .000 .004 .010 .205 .760 .469 .901

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL12 Pearson Correlation

.034 .067 .083 .268 .696* .781** -.067 .379 .620 .364 .885** 1 -.156 .349 .156 .494 .620 .703* .967** .885** .783** .750* .469 .364 .255

Sig. (2-tailed) .926 .854 .819 .454 .025 .008 .854 .280 .056 .301 .001 .667 .323 .667 .147 .056 .023 .000 .001 .007 .012 .172 .301 .477

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL13 Pearson Correlation

.655* .429 .535 .156 -.120 -.200 .143 .143 .128 .000 -.333 -.156 1 -.149 .200 -.316 -.361 -.479 -.229 .000 .186 .000 .200 -.333 .000

Sig. (2-tailed) .040 .217 .111 .667 .740 .580 .694 .694 .724 1.000 .347 .667 .681 .580 .373 .305 .161 .524 1.000 .608 1.000 .580 .347 1.000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL14 Pearson Correlation

.488 .532 .199 .582 .090 .149 .532 -.319 -.286 -.497 .248 .349 -.149 1 .745* .000 .090 .214 .171 .248 .138 .256 .745* .248 .761*

Sig. (2-tailed) .153 .113 .581 .078 .805 .681 .113 .368 .423 .144 .489 .323 .681 .013 1.000 .805 .552 .637 .489 .703 .476 .013 .489 .011

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL15 Pearson Correlation

.655* .714* .267 .469 .120 .000 .143 -.429 -.384 -.333 .111 .156 .200 .745* 1 .000 -.120 .096 .000 .000 .186 .171 .600 -.333 .612

Sig. (2-tailed) .040 .020 .455 .172 .740 1.000 .694 .217 .273 .347 .760 .667 .580 .013 1.000 .740 .792 1.000 1.000 .608 .636 .067 .347 .060

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL16 Pearson Correlation

-.345 .000 .211 .247 .381 .474 -.226 -.226 .202 .527 .527 .494 -.316 .000 .000 1 .571 .606 .544 .264 .294 .271 .000 .000 .161

Sig. (2-tailed) .329 1.000 .558 .492 .278 .166 .530 .530 .575 .117 .117 .147 .373 1.000 1.000 .085 .063 .104 .462 .410 .449 1.000 1.000 .656

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL17 Pearson Correlation

-.184 -.361 -.129 -.320 .739* .843** -.327 .189 .509 .441 .709* .620 -.361 .090 -.120 .571 1 .473 .718* .642* .693* .289 -.120 .040 .098

Sig. (2-tailed) .611 .305 .723 .368 .015 .002 .357 .601 .133 .202 .022 .056 .305 .805 .740 .085 .168 .019 .045 .026 .418 .740 .912 .787

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL18 Pearson Correlation

-.272 .014 -.410 .254 .680* .383 -.151 .260 .208 .607 .819** .703* -.479 .214 .096 .606 .473 1 .747* .607 .516 .345 .096 .287 -.078

Sig. (2-tailed) .448 .970 .240 .478 .030 .274 .678 .468 .563 .063 .004 .023 .161 .552 .792 .063 .168 .013 .063 .127 .329 .792 .421 .830

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL19 Pearson Correlation

-.150 -.131 -.061 .072 .801** .803** -.197 .459 .646* .497 .943** .967** -.229 .171 .000 .544 .718* .747* 1 .879** .809** .630 .229 .306 .047

Page 137: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

Sig. (2-tailed) .679 .718 .866 .844 .005 .005 .586 .182 .044 .144 .000 .000 .524 .637 1.000 .104 .019 .013 .001 .005 .051 .524 .390 .898

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL20 Pearson Correlation

.145 .048 -.089 .104 .762* .667* -.048 .667* .726* .444 .815** .885** .000 .248 .000 .264 .642* .607 .879** 1 .867** .629 .333 .444 .068

Sig. (2-tailed) .688 .896 .807 .775 .010 .035 .896 .035 .018 .198 .004 .001 1.000 .489 1.000 .462 .045 .063 .001 .001 .051 .347 .198 .852

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL21 Pearson Correlation

.284 .027 -.050 -.087 .872** .743* -.292 .504 .642* .557 .763* .783** .186 .138 .186 .294 .693* .516 .809** .867** 1 .510 .186 -.062 .038

Sig. (2-tailed) .427 .942 .892 .811 .001 .014 .413 .137 .045 .094 .010 .007 .608 .703 .608 .410 .026 .127 .005 .001 .132 .608 .865 .917

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL22 Pearson Correlation

.299 .343 .275 .348 .227 .600 -.220 .269 .725* .200 .438 .750* .000 .256 .171 .271 .289 .345 .630 .629 .510 1 .686* .343 .490

Sig. (2-tailed) .401 .332 .442 .324 .528 .067 .540 .451 .018 .579 .205 .012 1.000 .476 .636 .449 .418 .329 .051 .051 .132 .029 .332 .150

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL23 Pearson Correlation

.655* .714* .535 .781** -.120 .200 .429 -.143 .128 -.333 .111 .469 .200 .745* .600 .000 -.120 .096 .229 .333 .186 .686* 1 .333 .816**

Sig. (2-tailed) .040 .020 .111 .008 .740 .580 .217 .694 .724 .347 .760 .172 .580 .013 .067 1.000 .740 .792 .524 .347 .608 .029 .347 .004

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL24 Pearson Correlation

-.218 .048 -.089 .364 -.040 .000 .429 .429 .299 -.111 .259 .364 -.333 .248 -.333 .000 .040 .287 .306 .444 -.062 .343 .333 1 .068

Sig. (2-tailed) .545 .896 .807 .301 .912 1.000 .217 .217 .402 .760 .469 .301 .347 .489 .347 1.000 .912 .421 .390 .198 .865 .332 .347 .852

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

SOAL25 Pearson Correlation

.579 .554 .600 .574 -.221 .306 .321 -.554 -.052 -.442 -.045 .255 .000 .761* .612 .161 .098 -.078 .047 .068 .038 .490 .816** .068 1

Sig. (2-tailed) .079 .097 .067 .083 .539 .390 .366 .097 .886 .201 .901 .477 1.000 .011 .060 .656 .787 .830 .898 .852 .917 .150 .004 .852

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Page 138: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA …

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.887 .883 25

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

SOAL1 3.3000 .48305 10

SOAL2 2.9000 .73786 10

SOAL3 3.2000 .78881 10

SOAL4 3.3000 .67495 10

SOAL5 3.1000 .87560 10

SOAL6 3.0000 1.05409 10

SOAL7 3.1000 .73786 10

SOAL8 3.1000 .73786 10

SOAL9 3.3000 .82327 10

SOAL10 3.2000 .63246 10

SOAL11 3.3000 .94868 10

SOAL12 3.3000 .67495 10

SOAL13 3.5000 .52705 10

SOAL14 3.5000 .70711 10

SOAL15 3.5000 .52705 10

SOAL16 3.0000 .66667 10

SOAL17 2.9000 .87560 10

SOAL18 3.1000 1.10050 10

SOAL19 3.2000 .91894 10

SOAL20 3.2000 .63246 10

SOAL21 3.1000 .56765 10

SOAL22 2.8000 1.22927 10

SOAL23 3.5000 .52705 10

SOAL24 3.1000 .31623 10

SOAL25 2.8000 1.03280 10

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

79.3000 102.456 10.12203 25