dsar ilmu pendidikan

19

Click here to load reader

Upload: muhammad-idris

Post on 04-Jul-2015

54.384 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dsar Ilmu Pendidikan

Dasar Ilmu Pendidikan

“Konsep Pendidikan Seumur Hidup dan Berbagai

Implikasinya”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

MUHAMMAD IDRIS (10538228112)

BAKHTIAR (10538228812)

MUSLIMAWATI (10538227712)

HARDIANTI(10538225912)

KASMAWATI (10538227012)

SOSIOLOGI II A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Page 2: Dsar Ilmu Pendidikan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang

Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Konsep pendidikan seumur hidup dan

berbagai implikasinya”

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita. Amin

penyusun,

Page 3: Dsar Ilmu Pendidikan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .........................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................................1

1.3. Tujuan ......................................................................................................................................1

1.4. Manfaat ....................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Konsep Pendidikan Seumur Hidup ..........................................................................................

2.2. Implikasi Dari Konsep Pendidikan Seumur Hidup ..................................................................

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ..............................................................................................................................

3.2 Saran .........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................

Page 4: Dsar Ilmu Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam GBHN dinyatakan bahwa “pendidikan berlangsung seumur hidup dan

dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena

itu, pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan

pemerintah”.

Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu aas bahwa pendidikan adalah

suatu proses yang terus-menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia. Konsep

ini sesuai dengan konsep islam seperti yang tercantum dalam hadis Nabi Muhammad

SAW., yang menganjurkan untuk belajar mulai dari buaian sampai ke liang kubur.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi rumusan masalah kita pada pembahasan kita yaitu:

1. Apa konsep pendidikan seumur hidup?

2. Bagaimana implikasi dari konsep pendidikan seumur hidup?

1.3 TUJUAN

Adapun yang menjadi tujuan pembentukan makalah ini adalah untuk mengetahui dan

memahami konsep pendidikan seumur hidup serta bagaimana output atau implikasi

dari konsep pendidikan seumur hidup.

1.4 MANFAAT

Dilihat dari isi makalah, diambil dari berbagai sumber dan didukung oleh pendapat-

pendapat ahli dalam dunia pendidikan, sehingga isi makalah ini mampu menjelaskan

tentang konsep pendidikan seumur hidup dan berbagai implikasinya. Sehingga

makalah ini bisa dijadikan tambahan referensi dalam proses belajar mengajar.

Page 5: Dsar Ilmu Pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Pendidikan Seumur Hidup dan Berbagai Implikasinya

Di dalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan

dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu

pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyrakat dan pemeritah.1

Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia diharapkan supaya selalu berkembang

sepanjang hidup, dan di lain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan agar dapat

menciptakan situasi yang menantang unuk belajar. Prinsip ini berarti, maka sekolah bukanlah

satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, melainkan hanya sebagian dari waktu

belajar yang akan berlangsung seumur hidup.

Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah

suatu proses yang terus-menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia. Konsep ini

sesuai dngan konsep Islam seperti yang tercantum dalam hadits Nabi Muhammad SAW.,

yang menganjurkan belajar mulai dari buaian sampai ke liang kubur.

Konsep pendidikan yang tidak terbatas ini juga telah lama diajarkan oleh Islam, sebagaimana

dinyatakan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw.yang berbunyi :

“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahad”

Bahwa manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang.Ia ingin mencapai

suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia barusaha untuk meningkatkan kehidupannya,

baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun

keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka selama itulah pendidikan masih berjalan

terus.

Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-

orang yang hidup dalam dunia transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling

mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia dituntut untuk

menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru.

Page 6: Dsar Ilmu Pendidikan

Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kritik yang

dilontarkan pada sekolah. Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam

menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini,

dan tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau tutuntutan manusia yang makin

meningkat. Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkat pendidikan dari sejak kanak-

kanak sampai dewasa, tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia

yang berkembang sangat pesat. Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem

yang fleksibel. Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.

Menurut konsep pendidikan sepanjang hayat, kegiatan-kegiatan pendidikan

dianggap sebagai suatu keseluruhan. Seluruh sektor pendidikan merupakan suatu sistem yang

terpadu. Konsep ini harus disesuaikan dengan kenyataan serta kebutuhan masyarakat yang

bersangkutan. Suatu masyarakat yang telah maju akan memiliki kebutuhan yang berbeda

dengan masyarakat yang belum maju. Apabila sebahagian besar masyarakat suatu bangsa

masih yang banyak buta huruf, maka upaya pemeberantasan buta huruf di kalangan orang

dewasa mendapat prioritas dalam sistem pendidikan sepanjang hayat. Tetapi, di negara

industri yang telah maju pesat, masalah bagaimana mengisi waktu senggang akan

memperoleh perhatian dalam sistem ini.

Pendidikan bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akan mulai segera

setelah anak lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia

mampu menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung

dalam keluarga, sekolah dan masyarakat .

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan

seorang individu sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak

diperoleh terutama melalui interaksi antara orang tua - anak. Dalam berinteraksi dengan

anaknya, orang tua akan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai perwujudan

pendidikan terhadap anaknya.

Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga.

Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah

keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah

diselenggarakan secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam

kehidupan, dengan kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh

karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai

Page 7: Dsar Ilmu Pendidikan

dengan perkembangan budayanya. Dalam kehidupan modern seperti saat ini, sekolah

merupakan suatu keharusan, karena tuntutan-tuntutan yang diperlukan bagi perkembangan

anak sudah tidak memungkinkan akan dapat dilayani oleh keluarga. Materi yang diberikan di

sekolah berhubungan langsung dengan pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral dan

agama, berhubungan langsung dengan pengembangan sains dan teknologi, serta

pengembangan kecakapan-kecakapan tertentuyang langsung dapat dirasakan dalam pengisian

tenaga kerja.

Pendidikan di masyarakat merupakan bentuk pendidikan yang diselenggarakan di

luar keluarga dan sekolah. Bentuk pendidikan ini menekankan pada pemerolehan

pengetahuan dan keterampilan khusus serta praktis yang secara langsung bermanfaat dalam

kehidupan di masyarakat. Phillip H.Coombs (Uyoh Sadulloh, 1994:65) mengemukakan

beberapa bentuk pendidikan di masyarakat, antara lain : (1) program persamaan bagi mereka

yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah; (2) program pemberantasan buta huruf; (3)

penitipan bayi dan penitipan anak pra sekolah; (4) kelompok pemuda tani; (5) perkumpulan

olah raga dan rekreasi; dan (6) kursus-kursus keterampilan.

Adalah satu kebutuhan vital bagi manusia dalam usaha mengembangkan diri serta

mempertahankan eksistensinya adalah melalui belajar yang dilakukan sepanjang hayatnya.

Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan baik dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungan maupun dalam memenuhi tuntutan hidup dan kehidupan yang selalu berubah.

Keharusan belajar sepanjang hayat sudah disepakati para pakar. Jauh sebelum itu, Islam

adalah agama pertama yang merekomendasikan keharusan belajar seumur hidup. Rasulullah

Muhammad SAW memotivasi umatnya dalam hadits: “Menuntut ilmu adalah kewajiban

setiap muslim dan muslimat. Tuntutlah ilmu sejak buaian sampai lubang kubur. Tiada

amalan umat yang lebih utama daripada belajar”.

Belajar sepanjang hayat ini dikemukakan pula oleh Edgar Faure dari The

International Council of Educational Development (ICED) atau Komisi Internasional

Pengembangan Pendidikan. Sebagai ketua Komisi tersebut Edgar Faure mengatakan :With its

confidence in man’s capacity to perfect himself through education, the Moslem world was

among the first to recommend the idea of lifelong education, exhorting Moslem to educate

themselves from cradle to the grave. (Faure, 1972, h.8)

Page 8: Dsar Ilmu Pendidikan

Islam mewajibkan pemeluknya untuk belajar dan mengembangkan kemampuan

nalarnya secara terus menerus bukan saja terhadap objek-objek di luar dirinya, tetapi juga

terhadap kehidupannya sendiri baik sebagai perorangan maupun sebagai suatu komunitas.

Seperti dikemukakan oleh Andrias Harefa (2000) bahwa pembelajaran akan mampu

membuat manusia tumbuh dan berkembang sehingga berkemampuan, menjadi dewasa dan

mandiri. Manusia mengalami transformasi diri, dari belum/tidak mampu menjadi mampu atau

dari ketergantungan menjadi mandiri. Dan, transformasi diri ini seharusnya terus terjadi

sepanjang hayat, asalkan ia tidak berhenti belajar, asal ia tetap menyadari keberadaannya

yang bersifat present continuous, on going process, atau on becoming. Persoalannya adalah,

sebagian besar manusia tidak mendisiplinkan dirinya untuk tetap belajar tanpa henti.

Sebagian besar manusia berhenti belajar setelah merasa dewasa. Sikap gede rasa ini

umumnya disebabkan oleh kebodohan yang bersifat sosial dan mental / psiko-spiritual.

Sebagian orang merasa telah dewasa karena telah berusia di atas 17 atau 21, atau telah selesai

sekolah atau kuliah, telah memiliki gelar akademis, telah memiliki pasangan hidup, telah

memiliki pekerjaan dan jabatan yang memberinya nafkah lahiriah. Hal-hal itu telah membuat

mereka berhenti belajar, sehingga tidak lagi mengalami transformasi-transformasi dalam

kehidupannya, sehingga mereka tidak siap mengantisipasi perubahan-perubahan yang timbul.

Sebaliknya bagi mereka yang senantiasa menjadikan proses belajar merupakan bagian dari

kehidupannya mereka akan senantiasa siap mengantisipasi perubahan yang timbul atau

bahkan perubahan yang diperoleh mereka sebagai akibat langsung dari proses belajar yang

senantiasa mereka lakukan. Konsekwensi perubahan yang terjadi akan menjadi titik tolak

bagi mereka untuk senantiasa terus belajar - on becoming a learner istilah yang dipakai

Andrias Harefa- untuk selalu siap mengantisipasi perubahan yang akan muncul lagi sebab

perubahan merupakan sesuatu yang abadi, selamanya akan muncul on and on.

Kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok diantaranya

kegiatan yang terjadi pada jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah.

Pada jalur pendidikan luar sekolah, sejak kehadirannya, kegiatan pembelajaran

kelompok menjadi ciri utama. Dalam perkembangannya, kegiatan pembelajaran dalam

pendidikan luar sekolah telah memperoleh dukungan dari berbagai teori pembelajaran dan

dari pengalaman para praktisi di lapangan sehingga muncul kegiatan pembelajaran

partisipatif. Dewasa ini pembelajaran partisipatif tidak saja digunakan dalam program-

program pendidikan luar sekolah tetapi juga di beberapa kawasan di dunia ini, dan telah

diserap serta diterapkan pada program-program pendidikan sekolah. Dengan demikian

Page 9: Dsar Ilmu Pendidikan

pembelajaran partisipatif telah menjadi bagian dari strategi pembelajaran yang dapat

digunakan dan dikembangkan di dalam proses pendidikan baik di satuan pendidikan sekolah

maupun satuan pendidikan luar sekolah.

Upaya penerapan pembelajaran partisipatif pada pendidikan sekolah dapat

dipertegas dengan menekankan peranan pendidik untuk membantu peserta didik melakukan

kegiatan belajar secara aktif dan partisipatif. Keterlibatan pendidik dapat meliputi dua hal

penting, diantaranya, pertama, dalam penyusunan dan pengembangan program belajar serta

yang kedua, dalam upaya menumbuhkan kondisi supaya peserta didik melakukan kegiatan

belajar partisipatif. Keterlibatan dalam penyusunan dan pengembangan program

pembelajaran, pendidik bersama peserta didik melakukan asesmen kebutuhan belajar;

identifikasi sumber-sumber dan kemungkinan hambatan dalam pembelajaran; menyusun

tujuan belajar, menetapkan komponen dan proses pembelajaran, serta melaksanakan dan

menilai program pembelajaran. Keterlibatan pendidik dalam menumbuhkan situasi belajar

yang kondusif bagi peserta didik untuk belajar meliputi upaya menciptakan iklim belajar

yang partisipatif. Knowles mengemukakan ada tujuh langkah pendidik yang dapat membantu

peserta didik untuk belajar partisipatif. Ketujuh langkah tersebut adalah membantu peserta

didik untuk: (1) menumbuhkan keakraban yang mendorong untuk belajar, (2) menjadi

anggota kelompok dan belajar dalam kelompok, (3) mendiagnosis kebutuhan belajar, (4)

merumuskan tujuan belajar, (5) menyusun pengalaman belajar, 6) melaksanakan kegiatan

belajar, dan (7) melakukan penilaian terhadap proses, hasil, dan pengaruh belajar.

Produk dari suatu proses pembelajaran baik pendidikan sekolah maupun pendidikan

luar sekolah adalah perubahan tingkah laku peserta didik selama dan setelah mengikuti proses

pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut mencakup ranah (domain) afektif, kognitif, dan

psiko-motorik serta konatif. Ranah afektif adalah sikap dan aspirasi peserta didik dalam

lingkungannya melalui tahapan penerimaan stimulus, respons, penilaian, pengorganisasian,

dan karakterisasi diri dalam menghadapi stimulus dari lingkungan. Ranah Kognitif adalah

kecakapan peserta didik yang diperoleh melalui pengetahuan, pemahaman, penggunaan,

analisis, sintesis, dan evaluasi terhadap sesuatu berdasarkan asas-asas dan fungsi kelimuan.

Asas keilmuan yang objektivitas, observabilitas, dapat diukur, dan bernilai guna, sedangkan

fungsi keilmuan adalah menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengandalkan.

Psiko-motorik atau skills adalah penguasaan dan penggunaan sesuatu keterampilan melalui

tahapan rangsangan, kesiapan merespons, bimbingan dlam melakukan respons, gerakan

mekanik, respons yang lebih kompleks, adaptasi, dan melakukan sendiri. Tegasnya

Page 10: Dsar Ilmu Pendidikan

perubahan tingkah laku peserta didik dalam ranah afektif, kognitif, psiko-motorik, dan

konatif merupakan produk pembelajaran.

Adapun tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup ialah :

Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni

seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin.Dengan demikian secara potensial

keseluruhan potensi manusia diisi kebutuhannya agar berkembang sewajarnya.

Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat

hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup.3

Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur

hidup itu penting.

Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari beberapa segi, antara lain :

1. Ideologis

Semua manusia dilahirkan sama dan mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk

mendapat pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan. Pendidikan seumur

hidup akan memungkinkan tiap-tiap individu mengembangkan potensi-potensinya sesuai

dengan kebutuhan hidupnya.4

Menjadi kewajiban bagi pengusaha atau tokoh-tokoh pemuka masyarakat

menyelamatkan rakyat dari bahaya kebodohan dan kemelaratan.

2. Ekonomis.

Cara yang paling efektif untuk keluar dari “linkungan setan kemelaratan” yang menyababkan

kebodohan, dan kebodohan menyebabkan kemelaratan ialah melalui pendidikan. Pendidikan

seumur hidup memungkinkan seseorang untuk :

I. Meningkatkan produktivitas

II. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki

III. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan dan sehat

IV. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga

peranan pendidikan keluarga menjadi sangat besar dan penting.

Page 11: Dsar Ilmu Pendidikan

3. Sosiologis

Para orang tua di negara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan

sekolah bagi anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka sering merasa kurang

mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan

demikian, pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan pemecahan atas masalah

tersebut.6

4. Politis

Negara kita adalah negara demokrasi di mana seluruh warga negara wajib menyadari

hak dan kewajibannya di samping memahami fungsi pemerintah. Maka tugas pendidikan

seumur hidup berfungsi sebagai pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan setiap warga

negara.7

5. Teknologis

Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi para pemimpin, teknisi, guru dan

sarjna dari berbagai disiplin ilmu harus senantiasa menyesuaikan perkembangan ilmu dan

teknologi terus menerus untuk menambah cakrawala pengetahuannya di samping

keterampilannya.

6. Psikologis dan Pedagogis

Tidak ayal lagi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh

besar terhadap pendidikan khususnya konsep dan tehnik penyampaian.Oleh karena

perkembangan ilmu dan teknologi makin luas dan komplek maka tidak mungkin segala itu

dapat diajarkan kepada anak di sekolah.

Maka dewasa ini tugas pendidikan formal yang utama ialah bagaimana mengajar cara

belajar, menanamkan motivasi dan memberi keterampilan. Untuk itu semua peril diciptakan

kondisi yang merupakan life long education.8

Perkembangan IPTEK yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap konsep, teknik

dan metode pendidikan.Selain itu, perkembangan tersebut menyebabkan makin luas, dalam

dan kompleksnya ilmu pengetahuan.Akibatnya, tidak mungki lagi diajarkan seluruhnya

kepada peserta didik di sekolah. Karena itu, tugas pendidikan sekolah yang utama sekarang

ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak

Page 12: Dsar Ilmu Pendidikan

untuk belajar terus-menerus sepanjang hidup; memberikan keterampilan kepada peserta didik

untuk secara cepat, dan mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.

Untuk itu semua, perlu diciptakan kondisi yang merupakan penerapan atas pendidikan

seumur hidup.

Implikasi Konsep Pendidikan seumur hidup

Sebagai satu kebijakan yang mendasar dalam memandang hakikat pendidikan

manusia dapat kita jelaskan segi implikasi sebagai berikut :

a. Pengetian

Implikasi ialah akibat langsung atau konsikuensi dari suatu keputusan.Jadi sesuatu yang

merupakan tindak lanjut dari suatu kebijakan atau keputusan.

b. Segi-segi implikasi dari konsepsi pendidikan manusia seumur hidup, yakni :

1. Manusia sebagai subyek didik atau sasaran didik

2. Proses berlangsungnya pendidikan yakni waktunya seumur hidup manusia.

c. Substansi didikan

Dengan mengingat potensi-potensi manusia, maka dapatlah dikembangkan dengan

membina dan mengembangkan sikap hidup, yaitu :

1. Potensi jasmani dan panca indra, yaitu dengan mengembangkan sikap hidup. Seperti

memelihara gizi makanan dan olah raga teratur.

2. Potensi rasional atau potensi pikir, dengan mengembangkan kecerdasan dan

mengembangkan daya pikir yang kritis.

3. Potensi perasaan dikembangkan dengan perasaan yang peka dan halus dalam segi moral

dan kemanusian.

4. Potensi karsa atau kemauan yang keras dengan mengembangkan rajin belajar, termasuk

juga hemat dan hidup sederhana.

5. Potensi cipta dengan mengembangkan daya kreasi dan imajinasi.

6. Potensi karya, misalnya gagsan yang baik tidak cukup dilontarkan, tetapi kita

berkewajiban merintis penerapannya.

7. Potensi budi-nurani merupakan kesadaran Ketuhanan dan keagamaan.9

Page 13: Dsar Ilmu Pendidikan

1. Implikasi pada program-program pendidikan

a. Pendidikan baca tulis

Pengetahuan-pengetahuan baru didapat diperolah terutama melalui bacaan.Bagi anak

didik secara fungsional diberikan kecakapan membaca, menulis dan berhitung.Untuk

diberikan/disediakan bacaan.

b. Pendidikan kejuruan

Dengan majunya teknologi dan inustrialisasi maka pendidikan kejuruan itu tidak boleh

dipandang sekali jadi dan selesai. Program pendidikan yang bersikap remedial dan para

lulusan sekolah itu menjadi tenaga terampil dan produktif harus terus meneus menyesuaikan

kemajuan teknologi.10

c. Pendidikan profesional

Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap-tiap profesi hendaknya telah

tercipta built in mechanisme yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti

berbagai kemajuan dan perubahan metodologi, perlengkapan dan sikap profesionalnya.11

d. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan

Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagi golongan usia agar mereka mampu

mengikuti perubahan sosial dan pembangunan merupakan konsekuensi penting daripada asas

pendidikan seumur hidup atau pendidikan terus-menerus.

e. Pendidikan kewarganegaraan negara dan kedewasaan politik.12

Dalam pemerintahan dan masyarakat yang demokratis, maka kedewasaan warga negara

dan para pemimpinnya dalam kehidupan negara sangat penting.Untuk itu pendidikan

kewarganegaraan dan kedewasaan politik itu merupakan bagian yang penting dari pendidikan

seumur hidup.

f. Pendidikan kultural dan pengisian waktu luang

Seseorang yang disebut “educated man” harus memahami dan menghargai sejarah,

kesusastraan, agama, filsafat hidup, seni dan musik bangsa sendiri. Pengetahuan tersebut di

samping memperkaya khasanah hidupnya, juga memungkinkan untuk mengisi waktu

luangnya yang lebih menyenangkan.13

2. Implikasi pada sasaran pendidikan

Adapun mengenai implikai pendidikan seumur hidup ini pada sasaran pendidikan,

Ananda W.P. Guruge mengklasifikasikannya dalam enam kategori. Masing-masing dengan

prioritas programnya, yakni para buruh dan petani, remaja putus sekolah, pekerja yang

berketerampilan, teknisi dan profesionalis, pemimpin masyarakat dan golongan masyarakat

yang sudah tua.14

Page 14: Dsar Ilmu Pendidikan

A. Konsep Pendidikan Seumur hidup

Dalam GBHN dinyatakan bahwa “pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di

dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah

tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah”.

Konsep ppendidikan seumur hidup merumuskan suatu aas bahwa pendidikan adalah suatu

proses yang terus-menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia. Konsep ini sesuai

dengan konsep islam seperti yang tercantum dalam hadis Nabi Muhammad SAW., yang

menganjurkan untuk belajar mulai dari buaian sampai ke liang kubur.

Pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah

Di dalam UU Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan

Nasional Pasal 10 Ayat (1), pendidikan itu hanya dibagi dua, yaitu pendidikan sekolah dan

pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah dibagi pula yang dilembagakan dan yang

tidak dilembagakan.

Dalam konsep pendidikan seumur hidup pendidkan sekolah, pendidikan luar sekolah

yang dilembagakan, dan yang tidak dilembagakan ssaling mengisi dan saling memperkuat.

Philip H. coombs mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian, yaitu pendidikan

informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan) pendidiakan formal

(pendidiakan sekolah) pendidikan non-formal (pendidikan luar sekolah yang dilembagakan).

Kata-kata “pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan”,”pendidikan sekolah”,dan

“pendidiakan sekolah yang dilembagakan” merupakan istilahyang digunakan dalam UU

sistem Pendidika Nasional din atas.

1. pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan.

pendidikan luar sekolah yang tdak dilembagakan adalah proses pendidikan yang diperoleh

seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnyatidak

teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga,

tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau didalam pergaulan sehari-hari.

Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang, karena dalam

kebanyakan masyarakat pendidiakan luar sekolah yang tidak dilembagakan berperan pentin g

melalui keluaga, massyarakat dan pengusaha.

2. pendidikan sekolah

pendidika sekolah adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang

dan yang dibagi melalui waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak

Page 15: Dsar Ilmu Pendidikan

smpai pergiruan tinggi.

Akan tetapi, saat ini sekolah bukan satu-satunya tempa bagi setiap orang untuk

bekajar.Namun, kita menyadari bahwa sekolah merupakan tempat dan periode yang sangat

strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorsng untuk membina dalam

menghadapi masa depannya.

3. pendidikan luar sekolah yang dilembagakan

pendidikan luar seklah yang dilembagakan adalah semua bentuk pendidikan yang

diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan persekolahan.

Dalam hal ini, tenag pengajar, fasilitas, cara penyampaian, dan waktu yang dipakai, serta

komponen-komponen lainnya yang disesuaikan dengan keadaan peserta, atau peserta didik

supaya mendapatkan hasl yang memuaskan.

Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan bersifat fungsional dan praktis, serta

pendekatannya lebih fleksibel.Calon peserta didik ( raw-input ) pendidikan luar sekolah

yang dilembagakan, yaitu :

I. penduduk usia sekolah yang tidak pernah mendapat keuntungan/kesepakatan memasuki

sekolah.

II. Orang dewasa yang tidak pernah bersekolah.

III. Peserta didik yang putus sekolah ( drop-out ), baik dari pendidiakn dasar, menengah dan

pendidikan tinggi.

IV. Peserta didk yang telah lulus satu system pendidikan sekoalh, tetapi tidak dapat

melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.

V. Orang yang telah bekerja, tetapi ingin menambah keterampilan lain.

Di samping pendekatan yang fleksibel hendaknya dapat pula digunakan pendekatan yang luas

dan terintegrasi, agar siapa saja dapat belajar lebih lanjut berdasarkan keterampilan pertama

yang telah mereka peroleh, serta mengisi segala kekurangan yang menghambat usaha mereka

ke arah hidup yang lebih baik. Dengan kata lain, pendidikan luar sekolah yang di lembagakan

dapat memperkuat pendidiakn luar sekolah yang tidak dilembagakan.

Dalam pendidikan seumur hidup dikenal dengan adanya 4 macam konsep kunci, yaitu :

1) konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri

2) konsep belajar seumur hidup

3) konsep pelajar seumur hidup

4) kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup

Page 16: Dsar Ilmu Pendidikan

Arah Pendidikan Seumur Hidup

Pada umumnya pendidkan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasaa dan pada

anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat

dibutuhkan di dalam hidup.

1) pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa

Sebagaimana generasi penerus, kaum muda/dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup

ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntunan hidup mereka

sepanjang masa.

Diantara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan

kleterampilan bagi para pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan

persoalan-persoalan penting yang merupakn kunci keberhasilan.

2) penidikan seumur hidup bagi anak

Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisis lain yang perlu memperoleh perhatian

dan pemenuhan olah karena anak akan menjadi “ tampat awal” bagi orang dewasa nantinya

dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi pembangunan pada

masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih

ringan.

Proses penddiakan menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada dasarnya

pada diri anak harus tertanam kunci belajar dan kepribadian belajr yang kuat.

Program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar da

mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir

kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan dating.

B. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-program pendidikan

Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan sebagaimana dikemukakan

oleh W.P. Guruge, dalam garis besarnya dapat dikelompokkan dalam enam kategori, sebagai

berikut :

a. pendidikan baca tulis

b. pendidkan vokasional

c. pendidikan professional

d. pendidikan ke Arah perubahan dan pembangunan

e. pendidikan kewargaan nengara dan kedewasaa politik

f. pendidikan cultural dan penngesian waktu luang

Page 17: Dsar Ilmu Pendidikan

Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup dan Sasaran Pendidikan

Adapun mengenai implikasi konsep pendidikan seumur hidup ini pada sasaran pendidikan

W.P. Guruge juga mengklasifikasikan dalam enam kategori, masing-masing dengan prioritas

programnya.

a. para buruh petani

b. golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya

c. para pekerja yang berketerampilan

d. golongan technicians dan professionals

e. para pemimpin dalam masyarakat

f. golongan anggota masyarkat yang sudah tua.

Page 18: Dsar Ilmu Pendidikan

BAB III

PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah lembaga dan

usaha membangun bangsa dan watak bangsa.Pendidikan yang demikian mencakup ruang

lingkup yang amat komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental, pikir, kepribadian

manusia seutuhnya.Konsep pendidikan seumur hidup mulai di masyarakat melalui

kebijaksanaan negara yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional.Konsep

pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses

yang terus menerus dari bayi sampai meninggal dunia.

Sebuah sistem operasional pendidikan seumur hidup mencakup beberapa komponen-

komponen:

1. Tujuan-tujuan pendidikan seumur hidup.

2. Asumsi-asumsi yang mendasari pendidikan seumur hidup.

3. Prinsip-prinsip pembimbing untuk pengembangan sistem pendidikan seumur hidup.

4. Bentuk-bentuk belajar, yang terdiri atas pendidikan umum yang berlangsung secara

formal dan non formal dan pendidikan profesional yang berlangsung secara formal dan

non formal.

Azas pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan bahwa proses pendidikan

dapat berlangsung selama manusia hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah.

3.2. Saran

Hendaknya pendidikan seumur hidup ditanamkan dan diajarkan sejak dini kepada

anak didik agar tercetak generasi penerus bangsa yang handal yang diharapkan dapat

menjadikan bangsa dan negara yang adil makmur sesuai dengan cita-cita Negara Indonesia

serta berdasar pada nilai-nilai demokrasi pancasila. Salam pendidikan !!!

Page 19: Dsar Ilmu Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001.

Sabri, Alisu Drs. H.M. Ilmu Pendidikan.Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999.

Fuad Ikhsan, Drs, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2005

Zahara Idris H, pengantar pendidkan,Jakarta: PT Grammedia Widiasarana Indonesia.