drama kalau padi sudah menguning

3
Kalau Padi Sudah Menguning Di sebuah gubuk penunggu sawah. Darmo dan Rini sedang bercakap-cakap. Darmo : “Banyak sudah uang yang kita keluarkan untuk sawah ini. Semua untuk biaya sawah ini. Semua harta kita terkuras habis. Bayangkan kita bertani masih menggunakan cangkul. Kita menanam padi masih menggunakan orang-orang. Ini memang harus kita lakukan sebab sawah kita di tebing bukit. Kita tidak dapat menggunakan traktor. Untung kita dapat meminjam uang di bank, dan beli pupuk di KUD.” Rini : “Tapi bagaimana dengan anak kita yang sebentar lagi masuk sekolah. Dai perlu pendidikan yang wajar seperti anak- anak petani yang lain. Dia yang pertama dan laki-laki. Dia harus lebih maju daripada kita.” Darmo : Ya semua itu saya sudah tahu. Lihat, padi sudah menguning di hadapan Kita! Harapan sudah semakin dekat untuk memetik hasilnya. Kau masih ingat waktu pertama tanah ini dicangkul. Berapa banyak uang yang kita keluarkan? Mereka berlima. Mereka harus makan yang banyak dan ikan yang baik. Kalau tidak demikian kerjanya tidak seperti yang diharapkan. Setelah dicangkul, tanah itu harus dibajak. Baru diberi pupuk yang kita beli dari KUD, kemudian benih padi kecil-kecil mulai kita tanam. Air harus mengalir dengan baik. Saluran air harus baik. Setiap bulan harus digenangi selama seminggu.”

Upload: fresha-aflahul-ula

Post on 05-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Drama

TRANSCRIPT

Page 1: Drama Kalau Padi Sudah Menguning

Kalau Padi Sudah MenguningDi sebuah gubuk penunggu sawah. Darmo dan Rini sedang bercakap-cakap.

Darmo : “Banyak sudah uang yang kita keluarkan untuk sawah ini. Semua untuk biaya sawah ini. Semua harta kita terkuras habis. Bayangkan kita bertani masih menggunakan cangkul. Kita menanam padi masih menggunakan orang-orang. Ini memang harus kita lakukan sebab sawah kita di tebing bukit. Kita tidak dapat menggunakan traktor. Untung kita dapat meminjam uang di bank, dan beli pupuk di KUD.”

Rini : “Tapi bagaimana dengan anak kita yang sebentar lagi masuk sekolah. Dai perlu pendidikan yang wajar seperti anak-anak petani yang lain. Dia yang pertama dan laki-laki. Dia harus lebih maju daripada kita.”

Darmo : Ya semua itu saya sudah tahu. Lihat, padi sudah menguning di hadapan Kita! Harapan sudah semakin dekat untuk memetik hasilnya. Kau masih ingat waktu pertama tanah ini dicangkul. Berapa banyak uang yang kita keluarkan? Mereka berlima. Mereka harus makan yang banyak dan ikan yang baik. Kalau tidak demikian kerjanya tidak seperti yang diharapkan. Setelah dicangkul, tanah itu harus dibajak. Baru diberi pupuk yang kita beli dari KUD, kemudian benih padi kecil-kecil mulai kita tanam. Air harus mengalir dengan baik. Saluran air harus baik. Setiap bulan harus digenangi selama seminggu.”

Rini : “Belum lagi kalau sudah berumur 30 hari setelah tanam dilakukan penyiangan. Gulma yang tumbuh di antara padi dicabut, dibuang, atau dibenamkan dalam lumpur. Waktu penyiangan tanah, dalam keadaan macak-macak.”

Darmo : “Setelah penyiangan, dilakukan pemupukan dengan urea atau TSP. Pemupukan dilakukan dengan mencampur kedua pupuk itu. Jadi kita harus menyiapkan urea atau TSP. Kita harus membeli di KUD.”

Rini : “Tidak hanya itu Pak, hama dan penyakit harus diberantas. Untuk memberantasnya kita harus menggunakan insektisida, disemprotkan secara merata pada tanaman. Penyemprotan kita lakukan 3 kali selama

umur tanaman.”Rini : “Ya, ya, semua sudah kita lakukan, kita tinggal menanti bulir-bulir padi

menguning, tanaman siap dipanen. Semuanya itu sudah kita kerjakan dengan penuh semangat dan kesabaran. Dan sekarang sudah nyata hasilnya. Padi sudah menguning di hadapan kita.”

Rini : “Lalu apa yang kita kerjakan lagi?”Darmo : “Tiga per empat dari padi itu kita jual, seperempatnya untuk kita sendiri.

Kita bayar pinjaman pada bank dan pinjaman pada KUD. Lainnya untuk biaya sekolah anak kita dan saya akan membeli teve.”

Rini : “Oh, bukan main senangnya punya teve. Tapi disini tidak ada listrik. Engkau menyetelnya dengan apa?.”

Darmo : “Kita memakai aki. Ya, untuk sementara kita beli teve hitam putih. Lumayan dapat mendengar berita dengan gambarnya sekalian.”

Muncul Beno dengan mebawa tas berisi uang.

Page 2: Drama Kalau Padi Sudah Menguning

Beno : “Wah, padinya sudah menguning, Kang. Untung sekali, sekarang dapat panen dengan baik. Memang hebat kang Darmo ini kerjanya telah berhasil. Kang Darmo pasti akan menjadi orang kaya nanti. Kang Darmo perlu uang?.”

Darmo : “Tidak.”Beno : “Jangan malu-malu kang Darmo.