drama

7

Click here to load reader

Upload: amelia-rizki-zaida

Post on 29-Jun-2015

186 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Lengkuas Putih

TRANSCRIPT

Page 1: drama

LENGKUAS PUTIH

Page 2: drama

Narator : Dikisahkan di suatu desa pinggir sungai, hiduplah sepasang suami-istri. Walaupun hidup mereka pas-pasan, tetapi mereka cukup bahagia memiliki satu sama lain. Saat ini, sang istri sedang hamil delapan bulan. Layaknya wanita hamil, sang istri pun sering mengidamkan hal yang aneh-aneh..

_____________________________________________________________________________________

Ibu: : “Pak, Bapaaaak!!”Bapak: : “Iya, kenapa, Bu? Apakah ibu sudah mau melahirkan?”Ibu: : “Bukan, Pak! Aku lapar. Aku ingin makan sayur asam dengan

lengkuas putih.”Bapak: : “Tapi, Bu. Persediaan lengkuas putih kita sudah habis. Hari

juga sudah malam, pasar di desa kita pasti sudah tutup.”Ibu: : “Aku tidak mau tahu! Pokoknya bapak harus mencarikan aku

lengkuas putih! Apakah bapak tidak kasihan padaku yang sedang kelaparan? Mau anak kita kekurangan gizi?”

Bapak: : “Baik lah kalau begitu. Akan kucarikan lengkuas putih di hutan.”_____________________________________________________________________________________

Narator: : Maka malam itu juga, sang suami mencarikan lengkuas putih untuk istrinya. Ini untuk membuktikan betapa sayangnya dia kepada istrinya.

* * *

Satu bulan pun berlalu, sepasang suami-istri itu kemudian melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Kulitnya putih bersih, dengan bibir merah merona. Mereka memutuskan untuk menamakan bayi perempuan itu, Lengkuas Putih.

* * *

Lima belas tahun telah berlalu. Kini Lengkuas Putih tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Lengkuas Putih juga adalah seorang gadis yang memiliki budi pekerti yang luhur. Lengkuas Putih sangat di sayangi oleh orangtuanya.

Suatu hari, Lengkuas Putih disuruh oleh ibunya untuk mencuci pakaian. Ibu Lengkuas Putih sudah sangat tua sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan berat kecuali memasak.

_____________________________________________________________________________________

Ibu : “Lengkuas Putih, tolong kemari sebentar, Nak!”Lengkuas Putih : “Ada apa, Bu?”Ibu : “Ibu akan mengantarkan makanan untuk ayahmu. Jadi, tolong

cucikan baju kesayanganku ini. Ibu akan memakainya besok pagi untuk menghadiri pesta perkawinan putra Bu Ibo.”

Lengkuas Putih : “Baik, Bu.”

Page 3: drama

_____________________________________________________________________________________

Narator : Lalu pergilah Lengkuas Putih ke sungai untuk mencuci. Rupanya, arus sungai hari itu cukup deras karena hujan tadi malam. Lengkuas Putih dengan hati-hati mencuci baju kesayangan ibunya.

Saat Lengkuas Putih akan membilas untuk yang terakhir kalinya, datang segerombolan anak laki-laki yang masih kecil untuk mandi. Mereka tertawa-tawa dan saling mencipratkan air.

Refleks, Lengkuas Putih mengangkat tangannya untuk menghindari cipratan air ke wajahnya. Tiba-tiba, pakaian ibunya terlepas dari tangan dan terbawa arus sungai yang deras. Lengkuas Putih menjadi panik. Ia segera berlari mengejar pakaian itu, tetapi arus sungai mengalir lebih cepat, dan terus membawa pakaian itu ke hulu.

Lengkuas Putih menjadi sangat sedih. Sesampainya di rumah, ia bercerita kepada ibunya sambil menangis. Ia meminta maaf dan berjanji akan membelikan baju yang lebih bagus dari baju ibunya yang hilang.

Ibu Lengkuas Putih tidak setuju. Ia memarahi Lengkuas Putih karena tidak bertanggung jawab, dan tidak boleh memasuki rumah sebelum menemukan baju kesayangannya.

Lengkuas Putih akhirnya kembali ke sungai. Ia mencari pakaian ibunya di sepanjang pinggir sungai. Namun, meskipun sudah dicari ke sana kemari, baju itu tak juga ia temukan.

_____________________________________________________________________________________

Lengkuas Putih : (menangis) “Bagaimana ini? Aku tidak bisa pulang ke rumah sebelum menemukan baju ibu”

Ikan : “Hei, kamu! Gadis berambut panjang!”Lengkuas Putih : “Siapa itu? Kamu ada dimana?”Ikan : “Di sini. Di dalam sungai.”Lengkuas Putih : (terkejut)

“Apa benar kamu yang berbicara? Atau aku yang sudah mulai gila?”

Ikan : “Memang aku yang berbicara! Dan aku bukan ikan mas biasa. Aku ikan ajaib yang akan menolongmu!”

Lengkuas Putih : “Benarkah kau akan menolongku? Jadi kau bisa membantu mencarikan baju ibuku?”

Ikan : “Tentu saja! Tunggu sebentar,”(ikan mas ajaib menyelam ke dalam sungai dan muncul ke permukaan setelah

beberapa saat) “Ini baju kesayangan ibumu, bukan?”

Page 4: drama

Lengkuas Putih : (senang) “Betul! Ini baju ibuku! Terima kasih ikan mas ajaib! Apa yang harus aku lakukan untuk membalas kebaikanmu?”

Ikan : “Peliharalah aku di rumahmu. Sudah lama aku ingin di menjadi peliharaan manusia. Aku bosan tinggal di sungai.”

____________________________________________________________________________________

Narator : Maka Lengkuas Putih cepat-cepat kembali ke rumah. Setelah menjemur baju ibunya, ia segera menuju kamarnya dan menaruh ikan mas ajaib tadi ke dalam ember besar berisi air bersih. Saat Lengkuas Putih sedang mengobrol dengan ikan mas ajaib, ibunya tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

_____________________________________________________________________________________

Ibu : “Sudah kau temukan baju kesayanganku, Lengkuas Putih?”Lengkuas Putih : “Sudah, Ibu. Sudah aku jemur di halaman belakang kita.”Ibu : (melirik ke arah ember besar) “Hei, apa yang ada di dalam

ember besar itu?”Lengkuas Putih : “Ikan mas ajaib, Bu. Dia bisa berbicara dan dia tadi yang

menolongku mencarikan baju kesayangan ibu.”Ibu : “Lalu mau kau pelihara ikan itu? Sini, lebih baik ibu goreng

untuk lauk pauk nanti malam. Siapa tau, ikan mas ajaib itu lebih berguna di dalam perut kita.”

Lengkuas Putih : “Jangan, Bu! Dia temanku! Aku sudah janji akan merawatnya!”Ibu : “Turuti saja, kata-kata ibu. Ibu tahu yang terbaik untuk kita,

Nak!”_____________________________________________________________________________________

Narator : Maka Lengkuas Putih hanya bisa menangis sedih saat melihat ibunya memasak teman kecilnya di panci penggorengan. Ia bahkan rela tidak makan apa-apa malam itu.

Saat kedua orangtuanya sudah tidur, Lengkuas Putih mengendap diam-diam ke dapur. Ia mengambil tulang ikan mas yang tersisa, dan menguburnya di halaman depan rumah.

Keesokan paginya, di kuburan ikan mas ajaib itu sudah tumbuh sebuah pohon kecil berdaun emas. Lengkuas Putih dan kedua orangtuanya tidak mengetahuinya sampai seorang pembantu seorang Pangeran mengetuk pintu rumah mereka.

_____________________________________________________________________________________

Bapak : (terkejut dan kemudian membungkuk sopan bersama istri dan anaknya)

“Suatu kehormatan rumah hamba bisa di datangi oleh Yang Mulia Pangeran. Untuk suatu tujuan apakah, Pangeran datang ke rumah hamba?”

Page 5: drama

Pangeran : “Awalnya saya datang ke sini untuk berjalan-jalan pagi bersama dayangku. Lalu kemudian, saya melihat pohon kecil berdaun emas yang tertanam di halaman depan rumah anda. Saat melihatnya, saya langsung tertarik untuk memilikinya. Dan jika, bapak mau memberikan saya pohon berdaun emas itu, saya akan memberikan bapak sekantung penuh koin emas.”

Bapak : (senang) “Oh, tentu pangeran! Akan hamba berikan pohon berdaun emas itu untuk anda.”

Pangeran : “Baik, ini sekantung penuh koin emas untuk anda. Dayang, tolong cabutkan pohon berdaun emas itu.”

(saat dayang pangeran hendak mencabut pohon kecil itu, tiba-tiba ia terjungkal. Namun, walau sudah ia coba untuk mencabutnya berkali-kali, ia tetap saja terjungkal)

Dayang : “Maaf, Pangeran. Hamba tidak bisa menarik pohon kecil ini. Akarnya kuat sekali. Tenaga hamba sudah habis menariknya, Pangeran.”

Bapak : “Mari, biar saya yang menarik pohon itu.”

(namun tetap tidak ada bedanya, walau pun sudah ditarik berkali-kali oleh si bapak, pohon kecil itu tetap diam di tempatnya)

Ibu : (bersama Lengkuas Putih mendatangi suaminya yang kelelahan)

“Sekarang giliranku, Pak.”

(pohon kecil itu sama seperti sebelumnya, tetap diam di tempat walau sudah ditarik berkali-kali)

Lengkuas Putih : “Permisi, Bu. Aku ingin mencoba mencabutnya.”

(dengan sekali tarik, pohon kecil itu tercabut dengan mudah)

Bapak : “Bagus, Lengkuas Putih. Sekarang berikan pohon itu pada pangeran.”Lengkuas Putih : (menghampiri pangeran kemudian berlutut) “Ini pohon

berdaun emas yang anda minta, Pangeran.”Pangeran : “Terima kasih. Silahkan berdiri.”

(terkejut) “Alangkah cantiknya dirimu. Boleh kah saya mengetahui

namamu?”Lengkuas Putih : “Nama hamba Lengkuas Putih, Pangeran.”Pangeran : “Lengkuas Putih, tahu kah kau kalau aku sudah lama mencari

pasangan hidupku hingga berlayar ke pulau seberang?”Lengkuas Putih : “Maaf, hamba kurang mengetahui hal itu, Pangeran.”Pangeran : “Selama ini saya pergi ke sana kemari, untuk mencari seorang

gadis yang pantas kujadikan permaisuri. Tetapi hasilnya selalu nihil. Hingga akhirnya aku melihatmu, Lengkuas Putih. Kau

Page 6: drama

begitu cantik, baik, sopan, dan sederhana. Mau kah kau menikahiku?”

Lengkuas Putih : (terkejut sekaligus senang) “Ya, Pangeran. Hamba mau menikahi Pangeran.”

Pangeran : “Baiklah kalau begitu. Mari kita ke istana. Akan kuberitahu ayahku, Baginda Raja tentang kabar bahagia ini.”

Lengkuas Putih : “Apakah itu berati hamba dan keluarga hamba ikut tinggal di istana?”

Pangeran : “Ya, tentu saja. Mari, Bapak dan Ibu. Kita bersama-sama menuju istana.”

SELESAI