drain

1
No. KOMPONEN SYARAT TEKNIS STASIUN KERETA API JALUR REL KERETA API SUMBER 1 Sepur Lebar Sepur Maksimum 20 mm pada lengkung jalur rel. Jenis Rel Jenis rel yang dipakai yaitu rel tahan aus yang sejenis dengan rel UIC-WRA C (0,60%-0,80%), Si (0,15%- 0,35%), Ma (0,90%-1,10%), P (Max. 0,035%), S (Max. 0,025%) Kekuatan Rel Kuat tarik minimum rel adalah 90 kg/mm2 dengan perpanjangan minimum 10% Kekerasan Rel Kekerasan kepala rel tidak boleh kurang dari pada 240 Brinell. Elevasi Rel datar Beban Gandaer 2 BANTALAN Kayu Jalur Lurus Jalur Berbelok Jalur Lurus Jalur Berbelok Jalur di Atas Jembatan Dimensi 210 x 20 x 14 200 x 13 x 22 Syarat Bahan Mutu Bantalan Secara umum 8 tahun (kayu kelas kuat I) dan 5 tahun (kayu kelas kuat II) Baja Dimensi Syarat Bahan Mutu baja yang digunakan harus memenuhi Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI) Mutu Bantalan Beton Mutu Bantalan fc' Dimensi L = l + 2αɸ L = l + 2αɸ Syarat Bahan Mutu Bantalan Dimensi L = I + 2y L = I + 2y Syarat Bahan Mutu Bantalan Dimensi Syarat Bahan 3 Ballas Material Pd. 10 Perencanaan Konstruksi Jalan Rel Fungsional Menahan Beban Kualitas Balas Tebal Tebal lebih dari (150-500) mm Tebal kurang dari (150-500) mm Kemiringan Kemiringan lereng sudut 90⁰ Kemiringan lereng maks 1:2 4 Sub Ballas Kemiringan Maksimal 1: 1.5 Pd. 10 Perencanaan Konstruksi Jalan Rel Ketebalan Fungsi Menyebarkan beban dari ballast ke tanah dasar, memperlancar proses drainase jalan Material Berbahan kerikir halus, kerikil sedang atau pasir kasar, Berbentuk tajam 5 Daya Dukung Tanah Tanah Timbunan Tanah Galian Tanah Timbunan Tanah Galian Pd. 10 Perencanaan Konstruksi Jalan Rel Sifat Fisik Tidak dibuatkan kecuraman Lereng Datar Datar Permukaan Berm Tidak dibuatkan Kecuraman Lereng Pemadatan CBR 1. Minimum adalah 8 % 1. Minimum adalah 8 % Ketebalan 6 Sambungan Rel Pd. 10 Perencanaan Konstruksi Jalan Rel Metoda Fungsi Mengikat dua ujung rel sedemikian rupa sehingga operasi kereta api tetap aman dan nyaman Maintenance 7 Wessel LIDAH pd 10 (halaman 23) REL LANTAK pd 10 (halaman 23) REL PAKSA pd 10 (halaman 23) pd 10 (halaman 23) 8 Penambat Jenis Paku (dog-spike) termasuk jenis penambat kaku, Tidak boleh dipakai untuk semua kelas jalan rel Elastic Tunggal Peraturan Dinas No. 10 tahun 1986 Elastic Ganda Tipe Nabla Tipe F Tipe KA-Clip Untuk seluruh kelas jalan rel lebar sepur adalah 1067 mm yang merupakan jarak terkecil antara kedua sisi kepala rel, diukur pada daerah 0-14 mm di bawah permukaan teratas kepala rel. Peraturan Dinas No.10, Bab 2 Geometri Jalan Rel, Pasal 2 Lebar Sepur Pelebaran Sepur Tidak memerlukan pelebaran sepur. Peraturan Dinas No.10, Bab 2 Geometri Jalan Rel, Pasal 3 Lengkung Horizontal, d. Pelebaran Sepur Peraturan Dinas No.10, Bab 3 Susunan Jalan Rel, Pasal 1. Rel, c. Jenis,Komposisi Kimia, Kekuatan, dan Kekerasan. Komposisi Kimia Peraturan Dinas No.10, Bab 3 Susunan Jalan Rel, Pasal 1. Rel, c. Jenis,Komposisi Kimia, Kekuatan, dan Kekerasan. Peraturan Dinas No.10, Bab 3 Susunan Jalan Rel, Pasal 1. Rel, c. Jenis,Komposisi Kimia, Kekuatan, dan Kekerasan. Peraturan Dinas No.10, Bab 3 Susunan Jalan Rel, Pasal 1. Rel, c. Jenis,Komposisi Kimia, Kekuatan, dan Kekerasan. berlaku jari-jari minimum untuk alinemen horizontal dan peninggian rel pada alinemen vertikal Peraturan Dinas No.10, Bab 2 Geometri Jalan Rel Beban gandar untuk lebar jalan rel 1067 mm pada semua kelas jalur maksimum sebesar 18 ton Lampiran 1 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 60 Tahun 2012 Disesuaikan dengan geometri jalan rel Disesuaikan dengan geometri jalan rel 180 x 22 x 20 / 180 x 22 x 24 1) Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (Peraturan Dinas No.10), PJKA. 1986. Jenis kayu besi atau kayu jati dengan syarat kayu utuh dan padat, tidak bermata, tidak ada lubang bekas ulat, serta tidak ada tanda-tanda permulaan lapuk. 2) Penjelasn Peraturan Dinas No.10, PJKA. 1986. Kayu mutu A dengan kelas kuat I atau kelas II dengan kemampuan menahan momen maksimum dibagian tengah maupun bawah rel sebesar 800 kgm (kelas kayu I) dan 530 kgm (kelas kayu II) dengan kadar air maksimum 25 % 3) Prasarana Transportasi Jalan Rel, Jurusan Teknik Sipil UMY. Umur Konstruksi 4) Konstruksi Rel Kereta Api, www.hendriyana90.wordpress.com P = 200, LA = 14.4, LB = 23.2, T=0.7 Disesuaikan dengan geometri jalan rel P = 200, LA = 14.4, LB = 23.2, T=0.7 Disesuaikan dengan geometri jalan rel Baja pada bagian tengah bantalan dan di bawah rel harus mampu menahan momen sebesar 600 kgm Umur Konstruksi Cenderung lebih panjang selama bahan baja bantalan dapat dihindarkan dari korosi yang diakibatkan interaksi terhadap air Beton Tulang Depan Proses pre-tension Disesuaikan dengan geometri jalan rel Disesuaikan dengan geometri jalan rel Campuran beton mempunyai kuat tekan karakteristik > 500kg/cm2, mutu baja untuk tulangan geser > U-21 dan mutu baja prategang memiliki tegangan putus > 17.000 kg/cm2 Bantalan beton harus mampu menahan momen minimum sebesar +1500 kgm (bagian bawah rel) dan -756 kgm (bagian tengah bantalan) Beton Blok Tunggal dengan proses post-tension Disesuaikan dengan geometri jalan rel Disesuaikan dengan geometri jalan rel Campuran beton mempunyai kuat tekan karakteristik > 500kg/cm2, mutu baja untuk tulangan geser > U-21 dan mutu baja prategang memiliki tegangan putus > 17.000 kg/cm2 Bantalan beton harus mampu menahan momen minimum sebesar +1500 kgm (bagian bawah rel) dan -756 kgm (bagian tengah bantalan) Beton blok ganda P = 700, L = 300, tinggi rata-rata = 200 Disesuaikan dengan geometri jalan rel P = 700, L = 300, tinggi rata-rata = 200 Disesuaikan dengan geometri jalan rel Campuran beton mempunyai kuat tekan karakteristik > 385 kg/cm2, mutu baja untuk tulangan geser dan batang penghubung > U-32 Konstruksi ballast baik di jalan rel biasa maupun jalan rel stasiun memakai batu pecah seragam dengan ukuran 28-50mm dengan sudut-sudut tajam Konstruksi ballast baik di jalan rel biasa maupun jalan rel stasiun memakai batu quarry pecah yang atau sering disebut batu kricak http://atmaja.staff.umy.ac.id/files/2012/03 terdapat vegetasi yang dapat mengganggu struktur rel kereta api. Baik pada jalan rel stasiun maupun jalan rel biasa Ballast berfungsi menahan pergerakan lateral rel saat kereta api melintas di rel Lapisan ballast harus rapat,bersih tidak tercampur tanah dan lumpur , harus ada dibawah bantalan dan juga formasi susanannya harus elastis. Pada umumnya 90⁰ beban statis, maka tebal lapisan dari stasiun lebih tinggi dari pada tebal lapisan jalur kereta 1. TANAH TIDAK MENGEMBANG DAN TIDAK MENYUSUT AKIBAT AIR 1. TANAH TIDAK MENGEMBANG DAN TIDAK MENYUSUT AKIBAT AIR Kemiringan Lereng 1. Sesuai Persyaratan adalah 1 : 1.5 dan harus stabil terhadap pengaruh dalam maupun luar Tidak dibuatkan kecuraman Lereng Kemiringan Permukaan 1. Miring ke arah luar sebesar 5 % 1. Miring ke arah luar sebesar 5 % 1. Minimum 0.75 m diatas elevasi muka air tanah tertinggi 1. Minimum 0.75 m diatas elevasi muka air tanah tertinggi 1. Minimum 0.75 m diatas elevasi muka air tanah tertinggi 1. Minimum 0.75 m diatas elevasi muka air tanah tertinggi 1. Selebar 1.5 m jika timbunan > 6.0 m dan setiap 6.0 m 1. Selebar 1.5 m jika kedalaman alian > 10 m, dan setiap 7.0 m Tidak dibuatkan Kecuraman Lereng 1. Dilakukan lapis demi lapis dengan lapisan teratas setebal 30 cm dan 100 % dan lapisan lainnya minimum 95 % 1. Dilakukan lapis demi lapis dengan lapisan teratas setebal 30 cm dan 100 % dan lapisan lainnya minimum 95 % 1. Minimum adalah 8 % 1. Tebal tanah dasar dengan CBR Minimum 8 % adalah 30 cm 1. Tebal tanah dasar dengan CBR Minimum 8 % adalah 30 cm 1. Tebal tanah dasar dengan CBR Minimum 8 % adalah 30 cm Macam Sambungan Menggunakan sambungan menumpu dan sambungan melayang. Tidak ada perbedaan, alasan: finansial dan ketersediaan Menggunakan sambungan las dan baut. Sambungan las lebih murah karena lebih tahan lama daripada sambungan baut dan terhindar dari vandalisme Hasil wawancara denganPAK OPIK - Ka. UR Jalan Rel 2.8 BD Mengawasi KM 141+50 - 155+600, Resort Jalan Rel 2.8 BD, Daerah Operasi 2 Bandung, PT Kereta Api Penempatan Sambungan Penempatan sambungan (sejajar maupun berseling-seling) disesuaikan dengan ketersediaan spoor di lapangan Lebih sering karena mudah dipantau Dilakukan 2x lebih sering daripada lintas cabang, misal: pada lintas raya maintenance dilakukan 1 bulan sejauh minimal 100mm dari rel lantak. Sudut tumpu adalah sudut antara lidah dengan rel satu menyambungkan maka yang lain memperhatikan suatu lubang sebagai tempat lewatnya flens roda. Lisah-lidah dan rel-rel lantak yang bergerak bersama-sama disebut dengan http://www.academia.edu/10756042/ EMPLASEMEN_DAN_STASIUN Sistem penggerak untuk menggeser/ memindahkan posisi wesel Dengan menggunakan kawat dan dioperasikan dari jarak jauh. Model seperti ini tentunya akan lebih menghemat waktu dibandingkan dengan cara manual. Karena dapat dikendalikan secara terpusat dari dalam rumah sinyal ataupun stasiun. Cara manual dengan menggunakan tenaga manusia dan dioperasikan setempat. Wesel yang dioperasikan secara manual, pada batang pembalik diberi pemberat sekitar 45 kg yang berbentuk seperti pentolan. Maksud pemberat adalah untuk menekan batang pemindah wesel, agar lidah wesel menempel pada rel utama dan tidak tergantung kearah mana wesel diposisikan. Sehingga pada saat kereta api melewatinya, lidah wesel tersebut tidak dapat bergerak. Menggunakan motor listrik dan dioperasikan dari jarak jauh dengan memanfaatkan hubungan arus listrik. Alat ini dapat dikendalikan dari stasiun melalui meja layan setempat atau dikendalikan secara terpusat dalam suatu Daop melalui meja layan terpusat. Ciri khas dari alat pemindah wesel model elektrik adalah, terdapat kotak (biasanya berwarna kuning) yang berada pada bagian samping lidah wesel dan ada semacam batang pipa besi yang berfungsi sebagai penghubung antara alat tersebut dengan lidah wesel. Dengan menggunakan sistem elektrik ini tentunya akan lebih menghemat tenaga dan waktu dalam membalik wesel. Rel paksa dipasang berhadapan/berseberangan dengan jarum (dan sayapnya). Pada saat roda berada di ujung jarum, di atas terputusnya rel, kemungkinan keluarnya roda ke arah mendatar dicegah dengan rel paksa. Dengan demikian nama “rel paksa” lebih mengarah pada kemampuan rel dimaksud untuk memaksa roda kereta api tidak ke arah mendatar. Karena kegunaan rel paksa yang seperti tersebut di atas maka letak rel paksa ialah berhadapan dengan ujung jarum tempat terputusnya rel berada. Selain itu fungsi rel paksa ini untuk melindungi rel jarum. biasanya dibuat pada rel lantak dengan menempatkan blok pemisah diantaranya. JARUM DAN SAYAP SAYAPNYA Jarum adalah bagian wesel yang memberi kemungkinan kepada flens roda melalui perpotongan bidang-bidang jalan yang terputus antara dua rel. Pd 10 Perencanaan konstruksi jalan rel Pasal 3 Tirpon dan pelat andas ditentukan menurut kelas jalan (kecepatan maksimum), Kelas Jalan rel 4 dan kelas 5, Kelas jalan rel 1, 2 dan 3 Klasifikasi teknis Tipe Pandrol Elastik Diameter 19 mm, berbetuk ulir/spiral, mampu menahan beban mencapai 600 kgf, tidak berisik, mudah dalam pemasangan, kuat, tidak mudah lepas, jumlah komponen sedikit. Pd 10 Perencanaan konstruksi jalan rel; SNI 11-3677-1995 (sumber id.wikipedia.org) Tipe Doorken/ Rail Spike Nilai clamping force sebesar 475 kgf (tunggal) dan 850 kgf (ganda) Tipe DE Spring Clip Clamping force mencapai 1000 kgf, torsional force, komponen sederhana Kuat jepit mencapai 1400 kgf, menjadi penambat ganda dengan dipasangnya rubber pad Kuat jepit rel 500 kgf, menjadi penambat elastis ganda bila digunakan rubber pad Efektif jika track mengalami pergantian rel, kuat jepit rel 800 - 1200 kgf, menjadi penambat elastis ganda jika digunakan rubber pad ballast di jalur rel ballast di stasiun DRY DRY DRY DRY

Upload: hanifan-ihsani

Post on 15-Sep-2015

227 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Drain

TRANSCRIPT

Sheet2No.KOMPONENSYARAT TEKNISSTASIUN KERETA APIJALUR REL KERETA APISUMBER1SepurLebar SepurUntuk seluruh kelas jalan rel lebar sepur adalah 1067 mm yang merupakan jarak terkecil antara kedua sisi kepala rel, diukur pada daerah 0-14 mm di bawah permukaan teratas kepala rel. Peraturan Dinas No.10, Bab 2 Geometri Jalan Rel, Pasal 2 Lebar SepurPelebaran SepurTidak memerlukan pelebaran sepur.Maksimum 20 mm pada lengkung jalur rel.Peraturan Dinas No.10, Bab 2 Geometri Jalan Rel, Pasal 3 Lengkung Horizontal, d. Pelebaran SepurJenis RelJenis rel yang dipakai yaitu rel tahan aus yang sejenis dengan rel UIC-WRAPeraturan Dinas No.10, Bab 3 Susunan Jalan Rel, Pasal 1. Rel, c. Jenis,Komposisi Kimia, Kekuatan, dan Kekerasan.Komposisi KimiaC (0,60%-0,80%), Si (0,15%- 0,35%), Ma (0,90%-1,10%), P (Max. 0,035%), S (Max. 0,025%)Peraturan Dinas No.10, Bab 3 Susunan Jalan Rel, Pasal 1. Rel, c. Jenis,Komposisi Kimia, Kekuatan, dan Kekerasan.Kekuatan RelKuat tarik minimum rel adalah 90 kg/mm2 dengan perpanjangan minimum 10%Peraturan Dinas No.10, Bab 3 Susunan Jalan Rel, Pasal 1. Rel, c. Jenis,Komposisi Kimia, Kekuatan, dan Kekerasan.Kekerasan RelKekerasan kepala rel tidak boleh kurang dari pada 240 Brinell.Peraturan Dinas No.10, Bab 3 Susunan Jalan Rel, Pasal 1. Rel, c. Jenis,Komposisi Kimia, Kekuatan, dan Kekerasan.Elevasi Relberlaku jari-jari minimum untuk alinemen horizontal dan peninggian rel pada alinemen vertikaldatarPeraturan Dinas No.10, Bab 2 Geometri Jalan RelBeban GandaerBeban gandar untuk lebar jalan rel 1067 mm pada semua kelas jalur maksimum sebesar 18 tonLampiran 1 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 60 Tahun 20122BANTALANKayuJalur LurusJalur BerbelokJalur LurusJalur BerbelokJalur di Atas JembatanDimensi210 x 20 x 14Disesuaikan dengan geometri jalan rel200 x 13 x 22Disesuaikan dengan geometri jalan rel180 x 22 x 20 / 180 x 22 x 241) Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (Peraturan Dinas No.10), PJKA. 1986.Syarat BahanJenis kayu besi atau kayu jati dengan syarat kayu utuh dan padat, tidak bermata, tidak ada lubang bekas ulat, serta tidak ada tanda-tanda permulaan lapuk. 2) Penjelasn Peraturan Dinas No.10, PJKA. 1986.Mutu BantalanKayu mutu A dengan kelas kuat I atau kelas II dengan kemampuan menahan momen maksimum dibagian tengah maupun bawah rel sebesar 800 kgm (kelas kayu I) dan 530 kgm (kelas kayu II) dengan kadar air maksimum 25 % 3) Prasarana Transportasi Jalan Rel, Jurusan Teknik Sipil UMY.Umur KonstruksiSecara umum 8 tahun (kayu kelas kuat I) dan 5 tahun (kayu kelas kuat II)4) Konstruksi Rel Kereta Api, www.hendriyana90.wordpress.comBajaDimensiP = 200, LA = 14.4, LB = 23.2, T=0.7Disesuaikan dengan geometri jalan relP = 200, LA = 14.4, LB = 23.2, T=0.7Disesuaikan dengan geometri jalan relSyarat BahanMutu baja yang digunakan harus memenuhi Peraturan Bahan Jalan Rel Indonesia (PBJRI)Mutu BantalanBaja pada bagian tengah bantalan dan di bawah rel harus mampu menahan momen sebesar 600 kgmUmur KonstruksiCenderung lebih panjang selama bahan baja bantalan dapat dihindarkan dari korosi yang diakibatkan interaksi terhadap airBetonMutu Bantalanfc'Beton Tulang Depan Proses pre-tensionDimensiL = l + 2Disesuaikan dengan geometri jalan relL = l + 2Disesuaikan dengan geometri jalan relSyarat BahanCampuran beton mempunyai kuat tekan karakteristik > 500kg/cm2, mutu baja untuk tulangan geser > U-21 dan mutu baja prategang memiliki tegangan putus > 17.000 kg/cm2Mutu BantalanBantalan beton harus mampu menahan momen minimum sebesar +1500 kgm (bagian bawah rel) dan -756 kgm (bagian tengah bantalan)Beton Blok Tunggal dengan proses post-tensionDimensiL = I + 2yDisesuaikan dengan geometri jalan relL = I + 2yDisesuaikan dengan geometri jalan relSyarat BahanCampuran beton mempunyai kuat tekan karakteristik > 500kg/cm2, mutu baja untuk tulangan geser > U-21 dan mutu baja prategang memiliki tegangan putus > 17.000 kg/cm2Mutu BantalanBantalan beton harus mampu menahan momen minimum sebesar +1500 kgm (bagian bawah rel) dan -756 kgm (bagian tengah bantalan)Beton blok gandaDimensiP = 700, L = 300, tinggi rata-rata = 200Disesuaikan dengan geometri jalan relP = 700, L = 300, tinggi rata-rata = 200Disesuaikan dengan geometri jalan relSyarat BahanCampuran beton mempunyai kuat tekan karakteristik > 385 kg/cm2, mutu baja untuk tulangan geser dan batang penghubung > U-32 3BallasMaterialKonstruksi ballast baik di jalan rel biasa maupun jalan rel stasiun memakai batu pecah seragam dengan ukuran 28-50mm dengan sudut-sudut tajamPd. 10 Perencanaan Konstruksi Jalan RelKonstruksi ballast baik di jalan rel biasa maupun jalan rel stasiun memakai batu quarry pecah yang atau sering disebut batu kricakhttp://atmaja.staff.umy.ac.id/files/2012/03/BAB-III-STRUKTUR-JALAN-REL.pdfFungsionalKonstruksi ballast di jalan rel maupun di jalan rel stasiun berfungsi untuk menanggung beban yang berhubungan dengan rel, sebagai drainase dan sebagai pemisah agar tidak terdapat vegetasi yang dapat mengganggu struktur rel kereta api.Menahan BebanBaik pada jalan rel stasiun maupun jalan rel biasa Ballast berfungsi menahan pergerakan lateral rel saat kereta api melintas di relKualitas Balas Lapisan ballast harus rapat,bersih tidak tercampur tanah dan lumpur , harus ada dibawah bantalan dan juga formasi susanannya harus elastis.TebalTebal lebih dari (150-500) mmTebal kurang dari (150-500) mmKemiringanKemiringan lereng sudut 90Kemiringan lereng maks 1:2

4Sub BallasKemiringanPada umumnya 90Maksimal 1: 1.5Pd. 10 Perencanaan Konstruksi Jalan RelKetebalanKerena beban yang dialami oleh jalur kereta adalah beban dinamis dan di stasiun adalah beban statis, maka tebal lapisan dari stasiun lebih tinggi dari pada tebal lapisan jalur keretaFungsiMenyebarkan beban dari ballast ke tanah dasar, memperlancar proses drainase jalanMaterialBerbahan kerikir halus, kerikil sedang atau pasir kasar, Berbentuk tajam5Daya Dukung TanahTanah TimbunanTanah GalianTanah TimbunanTanah GalianPd. 10 Perencanaan Konstruksi Jalan RelSifat Fisik1. TANAH TIDAK MENGEMBANG DAN TIDAK MENYUSUT AKIBAT AIR1. TANAH TIDAK MENGEMBANG DAN TIDAK MENYUSUT AKIBAT AIRKemiringan Lereng1. Sesuai Persyaratan adalah 1 : 1.5 dan harus stabil terhadap pengaruh dalam maupun luarTidak dibuatkan kecuraman LerengTidak dibuatkan kecuraman LerengKemiringan Permukaan1. Miring ke arah luar sebesar 5 %1. Miring ke arah luar sebesar 5 %DatarDatarPermukaan1. Minimum 0.75 m diatas elevasi muka air tanah tertinggi1. Minimum 0.75 m diatas elevasi muka air tanah tertinggi1. Minimum 0.75 m diatas elevasi muka air tanah tertinggi1. Minimum 0.75 m diatas elevasi muka air tanah tertinggiBerm1. Selebar 1.5 m jika timbunan > 6.0 m dan setiap 6.0 m 1. Selebar 1.5 m jika kedalaman alian > 10 m, dan setiap 7.0 m Tidak dibuatkan Kecuraman LerengTidak dibuatkan Kecuraman LerengPemadatan1. Dilakukan lapis demi lapis dengan lapisan teratas setebal 30 cm dan 100 % dan lapisan lainnya minimum 95 %1. Dilakukan lapis demi lapis dengan lapisan teratas setebal 30 cm dan 100 % dan lapisan lainnya minimum 95 %CBR1. Minimum adalah 8 %1. Minimum adalah 8 %1. Minimum adalah 8 %Ketebalan1. Tebal tanah dasar dengan CBR Minimum 8 % adalah 30 cm1. Tebal tanah dasar dengan CBR Minimum 8 % adalah 30 cm1. Tebal tanah dasar dengan CBR Minimum 8 % adalah 30 cm6Sambungan RelMacam SambunganMenggunakan sambungan menumpu dan sambungan melayang. Tidak ada perbedaan, alasan: finansial dan ketersediaan
Aditia Febriansya: Pd 10 Halaman 13Pd. 10 Perencanaan Konstruksi Jalan RelMetodaMenggunakan sambungan las dan baut. Sambungan las lebih murah karena lebih tahan lama daripada sambungan baut dan terhindar dari vandalismeHasil wawancara denganPAK OPIK - Ka. UR Jalan Rel 2.8 BD Mengawasi KM 141+50 - 155+600, Resort Jalan Rel 2.8 BD, Daerah Operasi 2 Bandung, PT Kereta ApiFungsiMengikat dua ujung rel sedemikian rupa sehingga operasi kereta api tetap aman dan nyaman
Aditia Febriansya: Pd 10 Halaman 13Penempatan SambunganPenempatan sambungan (sejajar maupun berseling-seling) disesuaikan dengan ketersediaan spoor di lapanganMaintenanceLebih sering karena mudah dipantauDilakukan 2x lebih sering daripada lintas cabang, misal: pada lintas raya maintenance dilakukan 1 bulan sekali, pada lintas cabang 2 bulan sekali7WesselLIDAHPucuk-pucuk lidah dapat digeser dengan suatu pembalik wesel, untuk menyelenggarakan hubungan dengan sepur lurus atau dengan sepur bengkok (Gerakan membalik wesel). Salah satu lidah harus selalu rapat pada rel lantak, sedangkan yang lainnya harus terbuka sejauh minimal 100mm dari rel lantak. Sudut tumpu adalah sudut antara lidah dengan rel lantak, sudut tumpudinyatakan dengan tangennya, yakni tg = 1 : m, dimana harga mberkisar antara 25 sampai 100. (umumnya 1:50 dengan rel lantak)pd 10 (halaman 23)REL LANTAKRel induk yang tetap dan berfungsi sebagai sandaran rel lidah. Apabila lidah wesel yang satu menyambungkan maka yang lain memperhatikan suatu lubang sebagai tempat lewatnya flens roda. Lisah-lidah dan rel-rel lantak yang bergerak bersama-sama disebut dengan gerakan lidahhttp://www.academia.edu/10756042/EMPLASEMEN_DAN_STASIUNSistem penggerak untuk menggeser/ memindahkan posisi wesel Dengan menggunakan kawat dan dioperasikan dari jarak jauh. Model seperti ini tentunya akan lebih menghemat waktu dibandingkan dengan cara manual. Karena dapat dikendalikan secara terpusat dari dalam rumah sinyal ataupun stasiun.pd 10 (halaman 23)Cara manual dengan menggunakan tenaga manusia dan dioperasikan setempat. Wesel yang dioperasikan secara manual, pada batang pembalik diberi pemberat sekitar 45 kg yang berbentuk seperti pentolan. Maksud pemberat adalah untuk menekan batang pemindah wesel, agar lidah wesel menempel pada rel utama dan tidak tergantung kearah mana wesel diposisikan. Sehingga pada saat kereta api melewatinya, lidah wesel tersebut tidak dapat bergerak.Menggunakan motor listrik dan dioperasikan dari jarak jauh dengan memanfaatkan hubungan arus listrik. Alat ini dapat dikendalikan dari stasiun melalui meja layan setempat atau dikendalikan secara terpusat dalam suatu Daop melalui meja layan terpusat. Ciri khas dari alat pemindah wesel model elektrik adalah, terdapat kotak (biasanya berwarna kuning) yang berada pada bagian samping lidah wesel dan ada semacam batang pipa besi yang berfungsi sebagai penghubung antara alat tersebut dengan lidah wesel. Dengan menggunakan sistem elektrik ini tentunya akan lebih menghemat tenaga dan waktu dalam membalik wesel.REL PAKSARel paksa dipasang berhadapan/berseberangan dengan jarum (dan sayapnya). Pada saat roda berada di ujung jarum, di atas terputusnya rel, kemungkinan keluarnya roda ke arah mendatar dicegah dengan rel paksa. Dengan demikian nama rel paksa lebih mengarah pada kemampuan rel dimaksud untuk memaksa roda kereta api tidak ke arah mendatar. Karena kegunaan rel paksa yang seperti tersebut di atas maka letak rel paksa ialah berhadapan dengan ujung jarum tempat terputusnya rel berada. Selain itu fungsi rel paksa ini untuk melindungi rel jarum. biasanya dibuat pada rel lantak dengan menempatkan blok pemisahdiantaranya.pd 10 (halaman 23)JARUM DAN SAYAP SAYAPNYAJarum adalah bagian wesel yang memberi kemungkinan kepada flensroda melalui perpotongan bidang-bidang jalan yang terputus antara dua rel.pd 10 (halaman 23)8PenambatJenisPaku (dog-spike)termasuk jenis penambat kaku, Tidak boleh dipakai untuk semua kelas jalan relPd 10 Perencanaan konstruksi jalan rel Pasal 3Tirpon dan pelat andasElastic Tunggalditentukan menurut kelas jalan (kecepatan maksimum), Kelas Jalan rel 4 dan kelas 5, Kelas jalan rel 1, 2 dan 3Peraturan Dinas No. 10 tahun 1986Elastic GandaKlasifikasi teknisTipe Pandrol ElastikDiameter 19 mm, berbetuk ulir/spiral, mampu menahan beban mencapai 600 kgf, tidak berisik, mudah dalam pemasangan, kuat, tidak mudah lepas, jumlah komponen sedikit.
Fajar: Penggunaan jenis ini tergantung dari daya angkut lintas, kecepatan maksimum, beban gandar dan tipe relPd 10 Perencanaan konstruksi jalan rel; SNI 11-3677-1995 (sumber id.wikipedia.org)Tipe Doorken/ Rail SpikeNilai clamping force sebesar 475 kgf (tunggal) dan 850 kgf (ganda)Tipe DE Spring ClipClamping force mencapai 1000 kgf, torsional force, komponen sederhanaTipe NablaKuat jepit mencapai 1400 kgf, menjadi penambat ganda dengan dipasangnya rubber padTipe FKuat jepit rel 500 kgf, menjadi penambat elastis ganda bila digunakan rubber padTipe KA-ClipEfektif jika track mengalami pergantian rel, kuat jepit rel 800 - 1200 kgf, menjadi penambat elastis ganda jika digunakan rubber pad

ballast di jalur relballast di stasiun