draftkmc 17 feb 09

60
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi berat lahir rendah (BBLR). 1 Kelahiran BBLR sebagian disebabkan oleh lahir sebelum waktunya (prematur), dan sebagian oleh karena mengalami gangguan pertumbuhan selama masih dalam kandungan (IUGR= intrauterine growth retardation). Di negara berkembang, BBLR banyak dikaitkan dengan tingkat kemiskinan. 2,3 BBLR merupakan penyumbang utama angka kematian pada neonatus. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO), terdapat 5 juta kematian neonatus setiap tahun dengan angka mortalitas neonatus (kematian dalam 28 hari pertama kehidupan) adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, dan 98% kematian tersebut berasal dari negara berkembang. 4 Secara khusus angka kematian neonatus di Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup. 5 Dalam laporan WHO yang dikutip dari State of the world’s mother 2007 (data tahun 2000-2003) dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah. Namun demikian, sebenarnya jumlah ini diperkirakan lebih tinggi karena sebenarnya BBLR juga terjadi pada kematian yang disebabkan oleh sepsis, asfiksia dan kelainan kongenital. 6 Di Indonesia, menurut survey ekonomi nasional (SUSENAS) 2005, kematian neonatus yang disebabkan oleh BBLR saja sebesar 38,85%. 7 Perawatan BBLR merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan infrastruktur yang mahal serta staf yang

Upload: htaindonesia

Post on 10-Jun-2015

1.855 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kangaroo mother care bahan konvensi

TRANSCRIPT

Page 1: DraftKMC 17 Feb 09

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi berat lahir rendah

(BBLR).1 Kelahiran BBLR sebagian disebabkan oleh lahir sebelum waktunya

(prematur), dan sebagian oleh karena mengalami gangguan pertumbuhan selama

masih dalam kandungan (IUGR= intrauterine growth retardation). Di negara

berkembang, BBLR banyak dikaitkan dengan tingkat kemiskinan.2,3 BBLR

merupakan penyumbang utama angka kematian pada neonatus. Menurut perkiraan

World Health Organization (WHO), terdapat 5 juta kematian neonatus setiap tahun

dengan angka mortalitas neonatus (kematian dalam 28 hari pertama kehidupan)

adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, dan 98% kematian tersebut berasal dari negara

berkembang.4 Secara khusus angka kematian neonatus di Asia Tenggara adalah 39 per

1000 kelahiran hidup.5 Dalam laporan WHO yang dikutip dari State of the world’s

mother 2007 (data tahun 2000-2003) dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus

disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah. Namun demikian, sebenarnya jumlah ini

diperkirakan lebih tinggi karena sebenarnya BBLR juga terjadi pada kematian yang

disebabkan oleh sepsis, asfiksia dan kelainan kongenital.6 Di Indonesia, menurut

survey ekonomi nasional (SUSENAS) 2005, kematian neonatus yang disebabkan oleh

BBLR saja sebesar 38,85%.7

1 Department of Reproductive Health and Research, World Health Organization.

Kangaroo mother care.A practical guide. 1st ed. Geneva : WHO, 2003.2 Low birth weight. A tabulation of available information. Geneva, World Health

Organization, 1992 (WHO/MCH/92.2).3 de Onis M, Blossner M, Villar J. Levels and patterns of intrauterine growth

retardation in developing countries. European Journal of Clinical Nutrition, 1998,

52(Suppl.1):S5-S15.4 WHO. Perinatal mortality. Report No.: WHO/FRH/MSM/967. Geneva: WHO, 1996.5 Darmstadt GL, Bhutta ZA, Cousens S, Adam T, Walker N, Bernis L. Evidence-based,

cost-effective interventions: how many newborn babies can we safe?. Lancet 2005; 365: 977-88. [Tingkat Pembuktian IV]

6 WHO, Departement of Child and Adolescent Health and Development.

www.who.int/child-adolescent-health/OVERVIEW/CHILD_HEALTH/map_00-03_

world.jpg. [Tingkat pembuktian IIIb]

7 SUSENAS 2005.

Page 2: DraftKMC 17 Feb 09

Perawatan BBLR merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan

infrastruktur yang mahal serta staf yang memiliki keahlian tinggi sehingga seringkali

menjadi pengalaman yang sangat mengganggu bagi keluarga.8 Oleh karena itu,

perawatan terhadap bayi tersebut menjadi beban sosial dan kesehatan di negara

manapun.1 Analisis terkini menunjukkan bahwa sekitar 3 juta kematian bayi baru lahir

(BBL) dapat dicegah per tahun menggunakan intervensi yang tidak mahal dan tepat

guna.9 Salah satu intervensi tersebut adalah perawatan metode kanguru (PMK).

Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara yang efektif untuk

memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu,

perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang.1 Metode ini

merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan sangat

dianjurkan untuk perawatan BBLR sangat terbatas. Metode kanguru tidak hanya

sekedar menggantikan peran inkubator, namun juga memberikan berbagai keuntungan

yang tidak dapat diberikan inkubator.10 Dibandingkan dengan perawatan

konvensional, PMK terbukti dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat,

masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatkan hubungan antara ibu

dengan bayi.11

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi di Indonesia salah satunya adalah masih

tingginya angka kejadian BBLR yang menjadi penyumbang utama angka kematian

pada neonatus. Sebagian besar BBLR terjadi akibat gangguan pada pertumbuhan

intrauterin. Adanya intervensi diharapkan akan dapat menurunkan angka kejadian

BBLR meskipun secara perlahan. Akan tetapi karena faktor penyebabnya sangat

beraneka ragam dan masih banyak yang belum diketahui, intervensi yang efektif

masih sangat terbatas sehingga intervensi pada BBLR menjadi sangat penting.

Di Indonesia, perawatan BBLR masih memprioritaskan pada penggunaan

inkubator tetapi keberadaannya masih sangat terbatas. Hal ini menyebabkan

morbiditas dan mortalitas BBLR menjadi sangat tinggi, bukan hanya akibat kondisi

prematuritasnya, tetapi juga diperberat oleh hipotermia dan infeksi nosokomial. Di

sisi lain, penggunaan inkubator memiliki banyak keterbatasan. Selain jumlahnya yang

terbatas, inkubator membutuhkan biaya perawatan yang tinggi, serta memerlukan

tenaga terampil yang mampu mengoperasikannya. Selain itu, dengan menggunakan

inkubator, bayi dipisahkan dari ibunya, hal ini akan menghalangi kontak kulit

langsung antara ibu dan bayi yang sangat diperlukan bagi tumbuh kembang bayi.

Page 3: DraftKMC 17 Feb 09

Oleh karena itu diperlukan suatu metode praktis sebagai alternatif pengganti

inkubator yang secara ekonomis cukup efisien dan efektif. Dengan ditemukannya

metode kanguru telah terjadi revolusi pada perawatan BBLR. Metode ini bermanfaat

bagi BBLR untuk membantu pertumbuhannya dan menjadikan orang tua lebih

percaya diri serta dapat berperan aktif dalam merawat bayinya.12

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas BBLR.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Terwujudnya kajian ilmiah berdasarkan Kedokteran berbasis-bukti (Evidence-

based medicine) tentang manfaat perawatan metode kanguru pada perawatan

BBLR.

2. Terwujudnya rekomendasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan program

yang berkenaan dengan kesehatan bayi khususnya tentang perawatan metode

kanguru.

Page 4: DraftKMC 17 Feb 09

BAB II

METODOLOGI PENILAIAN

2.1. Strategi Penelusuran Kepustakaan

Penelusuran artikel dilakukan secara manual dan melalui kepustakaan elektronik: WHO,

American Academy of Pediatrics, Petunjuk Praktis Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah dengan

Metode Kanguru, dan Lancet dalam dua puluh tahun terakhir (1988-2008). Kata kunci yang

digunakan adalah kangaroo mother care, preterm infants, low birth weight, pschycological

impact, dan perawatan metode kanguru.

2.2. Level of evidence dan Tingkat Rekomendasi

Setiap literatur yang diperoleh dilakukan penilaian kritis (critical appraisal) berdasarkan

kaidah evidence-based medicine, kemudian ditentukan levelnya.  Rekomendasi yang ditetapkan

akan ditentukan tingkat rekomendasinya.  Level of evidence dan tingkat rekomendasi

diklasifikasikan berdasarkan definisi dari Scottish Intercollegiate Guidelines Network, sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan US Agency for Health Care Policy and Research.

Level of evidence

Ia.    Meta-analisis randomized controlled trials

Ib.    Minimal satu randomized controlled trials

IIa.   Minimal satu non-randomized controlled trials

IIb.   Studi kohort dan/atau studi kasus kontrol

IIIa.  Studi cross-sectional

IIIb.  Seri kasus dan laporan kasus

IV.    Konsensus dan pendapat ahli

 Tingkat Rekomendasi

A. Evidence yang termasuk dalam level Ia atau Ib

B. Evidence yang termasuk dalam level IIa atau IIb

C. Evidence yang termasuk dalam level IIIa, IIIb, atau IV

Page 5: DraftKMC 17 Feb 09

BAB III

PERAWATAN METODE KANGURU

3.1 Perawatan Metode Kanguru

Perawatan metode kanguru (PMK) adalah perawatan untuk bayi prematur dengan

melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin-to-skin contact). Metode ini

sangat tepat dan mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan BBLR.

Esensinya adalah:1

Kontak badan langsung (kulit ke kulit) antara ibu dengan bayinya secara berkelanjutan, terus-

menerus dan dilakukan sejak dini.

Pemberian ASI eksklusif (idealnya).

Dimulai dilakukan di RS, kemudian dapat dilanjutkan di rumah.

Bayi kecil dapat dipulangkan lebih dini.

Setelah di rumah ibu perlu dukungan dan tindak lanjut yang memadai.

Metode ini merupakan metode yang sederhana dan manusiawi, namun efektif untuk

menghindari berbagai stres yang dialami oleh BBLR selama perawatan di ruang perawatan

intensif.

Gambar 1. Perawatan Metode Kanguru 1

3.2 Sejarah

Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Rey dan Martinez di Bogota, sebagai salah

satu alternatif bagi perawatan BBLR yang telah melewati masa krisis, tetapi masih memerlukan

perawatan khusus untuk pemberian makanan untuk pertumbuhannya.13 Dari penemuan tersebut

akhirnya diketahui bahwa cara “skin to skin contact” (kontak kulit bayi langsung kepada

Page 6: DraftKMC 17 Feb 09

ibu/pengganti ibu) dapat meningkatkan kelangsungan hidup BBLR. Cara ini sebenarnya meniru

binatang berkantung kanguru yang lahirnya memang sangat immatur karena tidak memiliki

plasenta sehingga setelah lahir bayi kanguru disimpan di kantung perut ibunya untuk mencegah

kedinginan. Dengan demikian, terjadi aliran panas dari tubuh induk kepada bayi kanguru

sehingga bayi kanguru dapat tetap hidup terhindar dari bahaya hipotermi. Karena salah satu

penyebab kematian BBLR adalah masalah pengaturan suhu, maka prinsip tersebut digunakan

dalam masalah ini.14

3.3 Hasil Penelitian

Selama hampir dua dekade dilakukan penerapan dan penelitian yang berkaitan dengan

metode ini untuk membuktikan bahwa PMK lebih dari hanya sekedar alternatif untuk perawatan

dengan inkubator. Hasil penelitian dan penerapan tersebut menunjukkan bahwa metode ini

sangat efektif untuk mengontrol suhu tubuh, pemberian ASI dan terjalinnya hubungan batin yang

kuat antara ibu dan bayi (bonding), tanpa memperhatikan tempat, berat badan, usia kehamilan,

dan kondisi klinisnya.15,16

Kebanyakan laporan penelitian maupun pengalaman mengenai PMK berasal dari

fasilitas-fasilitas kesehatan yang ditangani oleh tenaga kesehatan yang terampil. Diharapkan

setelah ibu merasa yakin dengan perawatan yang ia lakukan saat masih berada di Rumah Sakit,

akan dilanjutkan setelah pulang ke rumah. Untuk itu perlu bimbingan serta pengawasan oleh

petugas melalui kunjungan rumah, disamping tentunya melakukan tindak lanjut khusus.Error:

Reference source not found

Terdapat tiga penelitian yang berdasarkan pada metodologi Pengujian Terkontrol secara

Random (PTR)/Random Clinical Trial (RCT) yang membandingkan PMK dengan perawatan

14 Pratomo H. Manfaat Perawatan Metode Kanguru (PMK) dan Penerapannya dalam Perawatan

Bayi Berat Lahir Rendah dengan Metode Kanguru. PERINASIA.15 Thermal control of the newborn: A practical guide. Maternal Health and Safe Motherhood

Programme. Geneva, World Health Organization, 1993 (WHO/FHE/MSM/93.2).16 Shiau SH, Anderson GC. Randomized controlled trial of kangaroo care with fullterm infants:

effects on maternal anxiety, breastmilk maturation, breast engorgement, and breast-feeding

status. Paper presented at the International Breastfeeding Conference, Australia’s

Breastfeeding Association, Sydney, October 23-25, 1997. (Level of evidence Ia)

Page 7: DraftKMC 17 Feb 09

konvensional (incubator) dilakukan di negara berpenghasilan rendah.17,18,19 Hasil penelitian

tersebut menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kelangsungan hidup

diantara kedua kelompok tersebut. Hampir semua kematian pada ketiga studi tersebut terjadi

sebelum bayi dimasukkan ke dalam kriteria sampel (eligibility) yaitu sebelum bayi stabil.

Penelitian yang dilakukan di Ekuador oleh Sloan dkk, menunjukkan derajat kesakitan

yang rendah pada bayi yang dilakukan PMK (5%) bila dibandingkan kelompok kontrol

(18%).Error: Reference source not found Sebuah penelitian observasional menunjukkan bahwa

PMK dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas BBLR.Error: Reference source not found

Penelitian kasus kontrol yang dilakukan Charpak dkk (1994) yang dilakukan di Bogota,

Kolombia, menunjukkan bahwa angka kematian kasar pada kelompok PMK lebih tinggi

daripada kelompok kontrol (RR= 1,9; 95%CI: 0,6-5,8). Namun, hasilnya berbalik mendukung

8 Mew AM, Holditch-Davis D, Belyea M, Miles MS, Fishel A. Correlates of depressive

symptoms in mothers of preterm infants. Neonatal Netw 2003;22(5): 51-60.[Medline]9 Ringkasan Eksekutif Publikasi Serial Majalah Lancet untuk Kelangsungan Hidup

Neonatus……10 Suradi R, Yanuarso PB. Metode kanguru sebagai pengganti inkubator untuk bayi berat lahir

rendah dalam Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah dengan Metode Kanguru. PERINASIA. 11 Conde-Aguedelo A. Diaz-Rosello JL, Belizan JM. Kangaroo mother care toreduce morbidity

and mortality in low birth weight infant. Cochrane Library. Issue 2. 2003.12 Ludington-Hoe SM, Golant SK. Kangaroo care, the best you can do to help your preterm

infant. Newyork: Bantam Books, 1993:3-30.13 Rey ES, Martinez HG. Manejo racional del nino prematuro. In: Universidad Nacional, Curso

de Medicina Fetal, Bogota, Universidad Nacional, 1983.17 Sloan NL, et al. Kangaroo mother method: randomised controlled trial of an alternative

method of care for stabilised low-birthweight infants. The Lancet, 1994, 344:782-785. (Level

of evidence Ia)18 Charpak N, et al. Kangaroo mother versus traditional care for newborn infants: 2000 grams:a

randomized controlled trial. Pediatrics, 1997, 100:682-688. (Level of evidence Ia)19 Cattaneo A, et al. Kangaroo mother care for low birthweight infants: a randomised controlled

trial in different settings. Acta Paediatrica, 1998, 87:976-985. (Level of evidence Ia)

Page 8: DraftKMC 17 Feb 09

PMK setelah dilakukan penyesuaian terhadap berat badan lahir dan usia kehamilan (risiko relatif

= 0,5; 95%CI: 0,2-1,2). Walapun, secara statistik perbedaan tersebut tidak begitu signifikan.20

Pada penelitian lain (Conde-Agudelo, Diaz-Rosello & Belizan, 2003) menyatakan bahwa

dengan melakukan PMK akan meningkatkan angka kelangsungan hidup pada BBLR dan bayi

prematur serta menurunkan risiko infeksi nosokomial, penyakit berat dan penyakit saluran

pernapasan bawah.21 PMK juga meningkatkan aktivitas menyusui dan meningkatkan

kepercayaan serta kepuasan ibu (Charpak dkk, 2005).22

3.4 Manfaat PMK

Untuk mempelajari manfaat dan penerapan PMK sebaiknya diketahui tentang proses

kehilangan panas pada bayi baru lahir. Pada intinya ada 4 cara kehilangan panas pada bayi baru

lahir yaitu: 1) Evaporasi merupakan proses kehilangan panas melalui proses penguapan dari

kulit yang basah. 2) Radiasi meliputi kehilangan panas melalui pemancaran panas dari tubuh

bayi ke lingkungan sekitar yang lebih dingin. Hal ini terjadi misalnya bayi yang baru lahir segera

diletakkan di ruang ber AC yang dingin maka suhu tubuh bayi akan berkurang karena panasnya

terpancar ke sekitarnya yang bersuhu lebih rendah. 3) Konduksi yaitu cara kehilangan panas

melalui persinggungan dengan benda yang lebih dingin misalnya ditimbang pada alat timbangan

logam tanpa alas. 4) Konveksi yaitu kehilangan panas melalui aliran udara. Hal ini misalnya

terjadi pada bayi baru lahir diletakkan di dekat jendela atau pintu yang terbuka maka akan ada

aliran udara luar (yang mungkin lebih dingin) yang akan berpengaruh pada suhu bayi.Error:

Reference source not found

Pada penelitian yang dilakukan oleh Usman dkk (1996) menyatakan bahwa kemampuan

mempertahankan suhu serta kenaikan berat badan pada BBLR yang dilakukan PMK

menunjukkan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu, PMK sangat berguna dalam pencegahan

hipotermia pada perawatan BBLR di rumah.23

Secara garis besar, manfaat PMK adalah sebagai berikut :

Manfaat PMK bagi bayi

Dari berbagai penelitian menyebutkan bahwa manfaat PMK pada bayi adalah sebagai

berikut : 24

1. Suhu tubuh bayi, denyut jantung dan frekuensi pernapasan relatif terdapat dalam batas

normal (Ludington-Hoe et al, 2004).

Page 9: DraftKMC 17 Feb 09

2. BBLR lebih cepat mencapai suhu yang 36,5° C terutama dalam waktu 1 jam pertama.

(Rulina & Yanuarso 2002).

3. ASI selalu tersedia dan mudah didapatkan sehingga memperkuat sistem imun bayi karena

meningkatnya produksi ASI.

4. Kontak dengan ibu menyebabkan efek yang menenangkan sehingga menurunkan stres

ditandai dengan kadar kortisol yang rendah (Mc Cain, Ludington-Hoe, Swinth & Hadeed

2005, Charpak et al, 2005).

5. Menurunkan respon nyeri fisiologis dan perilaku yang ditandai dengan waktu pemulihan

yang lebih singkat pada uji tusuk tumit.(Johnston, 2008 ) 25

6. Meningkatkan berat badan dengan lebih cepat (Charpak, Ruiz-Pelaez & Figueroa, 2005).

7. Meningkatkan ikatan bayi-ibu (Dodd, 2005).

8. Memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan perkembangan kognitif yang dilihat dari

lebih tingginya skor Indeks Perkembangan Mental Bayley (Feldman, Eidelman, Sirota, &

Weller, 2002).

9. Waktu tidur menjadi lebih lama yang antara lain ditandai dengan jumlah waktu terbangun

yang lebih rendah. (Ludington-Hoe, 2006) 26

10. Menurunkan infeksi nosokomial, penyakit berat, atau infeksi saluran pernapasan bawah

(Conde-Argudelo, Diaz-Rossello, & Belizan, 2003).

11. Memperpendek masa rawat (London et al., 2006).

12. Menurunkan risiko kematian dini pada bayi.

13. Memperbaiki pertumbuhan pada bayi prematur (Charpak, Ruiz-Pelaez, & Figueroa,

2005).

14. Dapat menjadi intervensi yang baik dalam mengangani kolik (Ellett, Bleah, & Parris,

2002).

15. Mungkin memiliki pengaruh positif dalam perkembangan motorik bayi (Penalva &

Schwartzman, 2006).

16. Kelangsungan hidup pada bayi BBLR lebih cepat membaik pada kelompok PMK

daripada bayi dengan metode konvensional pada 12 jam pertama dan seterusnya. (Woku

B & Kassie A, 2005)

17. Bayi yang sangat prematur tampaknya memiliki mekanisme endogen yang diakibatkan

oleh kontak antara kulit ibu dan bayi dalam menurunkan respon nyeri.25

Page 10: DraftKMC 17 Feb 09

18. Waktu pemulihan yang lebih singkat pada PMK secara klinis penting dalam

mempertahankan homeostasis.22

Manfaat PMK bagi Ibu

Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa PMK mempermudah pemberian ASI, ibu lebih

percaya diri dalam merawat bayi, hubungan lekat bayi-ibu lebih baik, ibu sayang kepada

bayinya, pengaruh psikologis ketenangan bagi ibu dan keluarga (ibu lebih puas, kurang merasa

stres) (Anderson 1991, Tessier dkk 1998, Conde-Agudelo, Diaz-Rosello & Belizan 2003,

Kirsten, Bergman & Hann 2001). Pada penelitian lain juga melaporkan adanya peningkatan

produksi ASI, peningkatan lama menyusui dan kesuksesan dalam menyusui (Suradi dan

Yanuarso 2000, Mohrbacher & Stock 2003). Selain itu, bila perlu merujuk bayi ke fasilitas

kesehatan maupun antar rumah sakit tidak memerlukan alat khusus karena dapat menggunakan

cara PMK (Cattaneo, Davanco, Bergman dkk, 1998).Error: Reference source not found,Error: Reference

source not found

Manfaat PMK bagi Ayah 27

1. Ayah memainkan peranan yang lebih besar dalam perawatan bayinya.

2. Meningkatkan hubungan antara ayah-bayinya, terutama berperan penting di negara

dengan tingkat kekerasan pada anak yang tinggi.

Manfaat PMK bagi petugas kesehatan

Bagi petugas kesehatan paling sedikit akan bermanfaat dari segi efisiensi tenaga karena ibu lebih

banyak merawat bayinya sendiri. Dengan demikian beban kerja petugas akan berkurang. Bahkan

petugas justru dapat melakukan tugas lain yang memerlukan perhatian petugas misalnya

pemeriksaan lain atau kegawatan pada bayi maupun memberikan dukungan kepada ibu dalam

menerapkan PMK (Cattaneo, Davanco, Bergman dkk, 1998).

Manfaat PMKbagi institusi kesehatan, klinik, RS

Sedikitnya ada 3 manfaat bagi fasilitas pelayanan dengan penerapan PMK yaitu lama perawatan

lebih pendek sehingga cepat pulang dari fasilitas kesehatan. Dengan demikian, tempat tersebut

dapat digunakan bagi klien lain yang memerlukan (turn over meningkat). Manfaat lain yang

dikemukakan adalah pengurangan penggunaan fasilitas (listrik, inkubator, alat canggih lain)

sehingga dapat membantu efisiensi anggaran (Cattaneo, Davanco, Bergman dkk, 1998). Dengan

naiknya turn over serta efisiensi anggaran diharapkan adanya kemungkinan kenaikan

penghasilan (revenue).

Page 11: DraftKMC 17 Feb 09

Manfaat PMK bagi Negara

Karena penggunaan ASI meningkat, dan bila hal ini dapat dilakukan dalam skala makro maka

dapat menghemat devisa (import susu formula). Demikian pula dengan peningkatan pemanfaatan

ASI kemungkinan bayi sakit lebih kecil dan ini tentunya menghemat biaya perawatan kesehatan

yang dilakukan di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta.Error: Reference source not

found

3.5 Kriteria Pelaksanaan PMK

Pada umumnya bayi yang memenuhi kriteria untuk dilakukan PMK adalah bayi

prematur, berat lahir ≤1800 gram, tidak ada kegawatan pernapasan dan sirkulasi, tidak ada

kelainan kongenital yang berat, dan mampu bernapas sendiri. Apabila bayi prematur tersebut

masih memerlukan pemantauan kardiopulmonal, oksimetri, pemberian oksigen tambahan atau

pemberian ventilasi dengan tekanan positif (CPAP), infus intravena, dan pemantauan lain, hal

tersebut tidak mencegah pelaksanaan PMK. Bahkan pada kenyataannya, bayi dengan PMK

cenderung jarang mengalami apnea dan bradikardia serta kebutuhan terhadap oksigen relatif

stabil.28,29

Pada saat bayi prematur/BBLR lahir berbagai komplikasi dapat terjadi. Semakin muda

usia kehamilannya dan semakin kecil bayi, akan semakin banyak masalah yang akan timbul.

Perawatan dini bagi bayi yang memiliki komplikasi harus disesuaikan dengan pedoman nasional.

PMK dapat ditunda hingga kondisi kesehatan bayi stabil. Kapan tepatnya PMK dimulai, sangat

bergantung pada penampilan individual, dengan sepenuhnya memperhitungkan kondisi ibu dan

bayi. Namun, ibu yang memiliki bayi yang kecil hendaknya didorong untuk segera melakukan

PMK.1

Sebagai arahan dapat dipergunakan petunjuk dibawah ini yang melakukan penggolongan

bayi berdasarkan berat lahir. Bayi dengan berat lahir ≥ 1800 gram (usia kehamilan ≥34 minggu

atau lebih) umumnya lebih stabil dan sedikit mengalami masalah pemantauan misalnya henti

napas. Permasalahan tersebut dapat meningkat hingga menjadi permasalahan serius pada

sekelompok kecil bayi sehingga memerlukan perawatan di unit khusus. Meskipun demikian,

pada sebagian besar kasus PMK dapat segera dilakukan setelah bayi lahir.1

Bayi dengan berat lahir antara 1200-1799 gram (usia kehamilan 28-32 minggu), berbagai

permasalahan prematuritas sering terjadi, misalnya sindrom gangguan pernapasan atau

Page 12: DraftKMC 17 Feb 09

permasalahan lain. Oleh karena itu, pada kasus ini diperlukan perawatan khusus sedini mungkin.

Persalinan sebaiknya dilakukan di fasilitas dengan penataan yang baik yang dapat menyediakan

perawatan yang dibutuhkan. Bila persalinan terjadi pada tempat selain diatas, bayi harus dirujuk

segera setelah bayi lahir, dan sebaiknya tetap bersama ibunya. Salah satu cara terbaik merujuk

bayi kecil adalah dengan menjaga mereka (ibu dan bayi) agar selalu dalam keadaan kontak kulit

langsung. Sebelum dilakukan PMK, pernapasan dan sirkulasi bayi distabilkan terlebih dahulu.

Diperlukan kira-kira seminggu sebelum PMK dapat dilakukan. Meskipun mortalitas pada saar

kelahiran di kelompok ini sangat tinggi, kebanyakan karena komplikasi, banyak pula bayi yang

bertahan dan ibu dapat diberikan motivasi untuk memberikan ASI.1

Bayi dengan berat lahir <1200 gram (usia kehamilan <30 minggu) seringkali mengalami

permasalahan serius akibat prematur, dimana tingkat kematian sangat tinggi dan hanya sebagian

kecil yang mampu bertahan terhadap berbagai permasalahan akibat prematuritas. Bayi tersebut

sangat beruntung bila dirujuk sebelum kelahiran ke institusi dengan fasilitas perawatan intensif

untuk neonatus. Mungkin akan diperlukan waktu sekitar dua minggu sebelum kondisi bayi

tersebut diperbolehkan untuk PMK.1

PMK dapat diimplementasikan di berbagai berbagai tingkatan fasilitas kesehatan.30 PMK

merupakan pilihan terbaik jika NICU tidak tersedia.31 Jika NICU tersedia namun tidak sesuai

dengan kebutuhan, PMK memberikan rasionalisasi sumber daya dengan memberikan inkubator

bagi bayi yang lebih sakit.32

3.6 Persyaratan PMK

Sumber daya yang paling penting dipersiapkan untuk penerapan PMK adalah para ibu,

petugas yang mempunyai keahlian khusus di bidang ini, dan lingkungan yang mendukung.

Beberapa persyaratan yang tercantum dalam pembahasan ini meliputi:Error: Reference source

not found

Formulasi dari kebijakan

Penerapan PMK dan berbagai petunjuk pelaksanaannya harus difasilitasi oleh pembuat

kebijakan kesehatan yang mendukung di semua tingkat pelayanan. Adapun kebijakan

nasional diperlukan untuk menjamin integrasi yang efektif dari sistem kesehatan, pendidikan

serta pelatihan yang ada.

Organisasi pelayanan dan tindak lanjut (follow-up)

Page 13: DraftKMC 17 Feb 09

Setiap fasilitas kesehatan yang menerapkan PMK harus memiliki kebijakan dan petunjuk

tertulis yang disesuaikan dengan kondisi dan budaya lokal. Kebijakan semacam ini akan

lebih efektif kalau dibuat suatu juklak lokal dengan tetap mengacu pada petunjuk nasional

maupun internasional. Juklak ini melibatkan seluruh staf dan kemudian dapat disetujui secara

konsensus. Juklak ini harus mencakup PMK serta tindak lanjut. Tindak lanjut dilakukan oleh

petugas kesehatan terlatih yang tinggal berdekatan dengan tempat tinggal ibu. Frekuensi

kunjungan dapat bervariasi. Semakin baik tindak lanjutnya, semakin cepat ibu dan bayi dapat

dipulangkan dari suatu fasilitas kesehatan.

Peralatan dan perlengkapan untuk ibu dan bayi

PMK tidak memerlukan fasilitas khusus. Pengaturan yang sederhana dapat membuat ibu

lebih nyaman tinggal di RS.

Petugas kesehatan yang terlatih

PMK tidak memerlukan tambahan tenaga yang melebihi dari perawatan dengan

menggunakan metode konvensional. Petugas kesehatan yang ada seperti dokter dan perawat

harus memiliki pelatihan dasar tentang pemberian ASI dan juga pelatihan yang memadai di

semua aspek PMK, antara lain:

1. Kapan dan bagaimana memulai penerapan PMK

2. Bagaimana mengatur posisi bayi selama dan diantara pemberian minum

3. Pemberian minum untuk BBLR

4. Pemberian ASI

5. Metode pemberian minum alternatif sampai memungkinkan untuk dilakukan pemberian

ASI.

6. Melibatkan ibu di segala aspek perawatan bayinya, termasuk mengawasi tanda vital dan

mengenali tanda bahaya.

7. Melakukan tindakan yang tepat dan efektif bila mendeteksi adanya masalah yang

berkaitan dengan si ibu.

8. Menentukan waktu pemulangan.

9. Berkemampuan untuk mendorong dan mendukung ibu dan keluarganya.

3.7 Komponen PMK

Terdapat empat komponen PMK yaitu :

Page 14: DraftKMC 17 Feb 09

1. Kangaroo position (posisi)

2. Kangaroo nutrition (nutrisi)

3. Kangaroo support (dukungan)

4. Kangaroo discharge (pemulangan)

3.7.1 Kangaroo position (posisi)

Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi menempel ke dada ibu.

Posisi kanguru ini disebut juga dengan kontak kulit-ke-kulit, karena kulit bayi mengalami kontak

langsung dengan kulit ibu.Error: Reference source not found,23

Gambar 2. Memposisikan bayi untuk PMK1

Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi

dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Tepi pengikat tepat

berada di bawah kuping bayi. Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran

napas tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi. Hindari

posisi kepala terlalu fleksi atau ekstensi. Tungkai bayi haruslah dalam posisi ”kodok”; tangan

harus dalam posisi fleksi.1

Ikatkan kain dengan kuat agar saat ibu bangun dari duduk, bayi tidak tergelincir. Pastikan

juga bahwa ikatan yang kuat dari kain berada di setinggi dada bayi. Perut bayi jangan sampai

tertekan dan sebaiknya berada di sekitar epigastrium ibu. Dengan cara ini bayi dapat melakukan

pernapasan perut. Napas ibu akan merangsang bayi. Berikut adalah cara memasukkan dan

mengeluarkan bayi dari baju kanguru:1

a. Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan di belakang leher sampai punggung bayi.

b. Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari lainnya agar kepala bayi tidak

tertekuk dan tak menutupi saluran napas ketika bayi berada pada posisi tegak;

c. Tempatkan tangan lainnya di bawah pantat bayi.

Page 15: DraftKMC 17 Feb 09

Gambar 3. Mengeluarkan bayi dari baju kanguru

Didalam Acta Pediatrica (2004), posisi bayi dalam posisi kanguru diuraikan sebagai

berikut. Bayi didekap erat ke dada ibu dengan dibalut handuk katun lembut yang dilipat 2

berukuran 1 meter persegi. Balutan handuk menutupi sampai telinga bayi dan dibawah ketiak ibu

sedemikian rupa untuk memfikasasi kepala dan dada bayi dalam posisi mendongak di dada ibu,

memberikan jalur udara terbuka optimal dan mencegah apnea obstruktif. Panggul diposisikan

fleksi dan ditempatkan dalam posisi kodok”frog position”, lengan juga dalam posisi fleksi.

Sepotong kain panjang yang melingkari pinggang ibu menjaga/ menopang bayyi dari sisi bawah.

Bayi dapat memperoleh sebagian besar perawatan yang diperlukan, termasuk minum

selama dalam posisi kanguru. Mereka dibebaskan dari kontak kulit langsung hanya pada saat :

- Mengganti popok, dibersihkan, dan perawatan tali pusat.

- Pemeriksaan klinis, berdasarkan jadwal rumah sakit, atau jika diperlukan.

Memandikan bayi setiap hari tidak diperlukan dan tidak disarankan. Jika kebiasaan-kebiasaan

setempat memerlukan mandi setiap hari, dan hal itu tidak dapat dihindari maka sebaiknya

dilakukan sebentar dan dengan air yang cukup hangat (sekitar 37C). Bayi harus segera

dikeringkan, diberikan pakaian minimal, lalu ditempatkan kembali pada posisi kanguru secepat

mungkin.

Perawatan bayi dengan kontak kulit langsung dari dada ibu ke bayi memiliki dampak

fisiologis dan stabilitas yang lebih baik daripada bayi yang dirawat di inkubator.33

3.7.1.1 Memulai PMK

33 NJ Bergman, LL Linley, SR Fawcus. Randomized controlled trial of skin-to-skin contact from

birth versus conventional incubator for physiological stabilization in 1200- to2199-gram

newborns. Acta Paediatr 93:779-785.2004. (Level of evidence Ia)

Page 16: DraftKMC 17 Feb 09

Hampir setiap bayi kecil dapat dirawat dengan PMK. PMK pada bayi kecil dapat

dilakukan dalam dua cara :

1. PMK intermiten : PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu

mengunjungi bayinya yang masih berada dalam perawatan di inkubator dengan durasi

minimal satu jam secara terus-menerus dalam satu hari. Metode ini dilakukan di fasilitas Unit

Perawatan Khusus (level II) dan Intensif (level III).

2. PMK kontinu : PMK yang diberikan sepanjang waktu yang dapat dilakukan di unit rawat

gabung atau ruangan yang dipergunakan untuk perawatan metode kanguru.

Bayi-bayi dengan penyakit yang berat atau membutuhkan perawatan khusus dapat

menunggu sampai sembuh sebelum dilaksanakan PMK terus-menerus (kontinu). PMK dengan

jangka waktu yang pendek (intermiten) dapat dimulai pada bayi yang dalam proses

penyembuhan tetapi masih memerlukan pengobatan medis (misalnya infus, tambahan oksigen

dengan konsentrasi rendah). Namun, untuk PMK yang kontinu, kondisi bayi harus dalam

keadaan stabil; bayi harus dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan

untuk minum (seperti menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan utama, karena

PMK sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa lambung.

Ketika bayi telah siap untuk PMK, atur waktu yang tepat bagi ibu dan bayi. Sesi pertama

ini merupakan sesuatu yang penting dan perlu waktu serta penuh perhatian. Sarankan pada ibu

agar menggunakan pakaian yang longgar dan ringan. Gunakan ruang khusus yang cukup hangat

untuk si bayi. Anjurkan ibu untuk membawa suami atau seorang teman pilihannya. Ini akan

memberikan semangat dan rasa aman.

Kontak kulit langsung sebaiknya dimulai secara bertahap, perlahan-lahan dari perawatan

konvensional ke PMK yang terus-menerus. Kontak yang berlangsung kurang dari 60 menit

sebaiknya dihindari, karena pergantian yang sering akan membuat bayi menjadi stres. Lamanya

kontak kulit langsung ditingkatkan secara bertahap sampai kalau mungkin dilakukan terus-

menerus siang dan malam dan hanya ditunda untuk mengganti popok, sambil mengontrol suhu

tubuh bayi.

Ketika ibu harus meninggalkan bayinya, bayi tersebut dapat dibungkus dengan baik dan

ditempatkan di tempat yang hangat jauh dari hembusan angin, diselimuti dengan selimut hangat

atau jika tersedia ditempatkan dalam alat penghangat. Selama perpisahan antara ibu dan bayi,

Page 17: DraftKMC 17 Feb 09

anggota keluarga (ayah atau suami, nenek, dll), atau teman dekat dapat juga menolong

melakukan kontak kulit langsung ibu dengan bayi dalam posisi kanguru.

Gambar 4. Ayah bergilir melakukan PMK1

Semua bayi memerlukan kasih sayang dan perawatan untuk pertumbuhannya, akan tetapi

BBLR lebih memerlukan perhatian agar dapat berkembang normal disebabkan mereka telah

kehilangan lingkungan intrauterin yang ideal selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-

bulan. Mereka bahkan sangat sensitive terhadap sinar, suara dan tindakan yang menyakitkan

selama perawatan awal. PMK adalah metode ideal sebab bayi diayun-ayun dan dipeluk, dan

mendengarkan suara ibunya saat ibu melakukan aktifitas sehari-hari. Seorang ayah pun dapat

menciptakan suasana seperti itu. Para petugas kesehatan memiliki peranan penting guna

mendorong ibu dan ayah agar mau menunjukkan perasaan dan cinta mereka pada bayinya.

3.7.2 Kangaroo nutrition (nutrisi)

Posisi kanguru sangat ideal bagi proses menyusui. Dengan melakukan PMK, proses

menyusui menjadi lebih berhasil dan sebagian besar bayi yang dipulangkan memperoleh ASI.

Dengan PMK, proses menyusui menjadi lebih lama. PMK dapat meningkatkan volume ASI yang

dihasilkan ibu. Bayi dengan usia kehamilan 30 minggu dapat memulai proses menyusui. Segera

setelah bayi menunjukkan tanda kesiapan untuk menyusu, dengan menggerakkan lidah dan

mulut, dan keinginan untuk menghisap (seperti menghisap jari atau kulit ibunya), bantu ibu

menempatkan bayi pada posisi melekat yang dirasa cukup baik.Error: Reference source not

found,23

Waktu yang optimal bagi bayi untuk memulai menyusui, seperti menghisap adalah pada

saat dua jam setelah lahir, ketika bayi bersifat sangat responsif terhadap rangsangan taktil, suhu

Page 18: DraftKMC 17 Feb 09

dan bau yang berasal dari ibunya.34,35 Untuk memulai proses menyusui pilihlah waktu yang tepat

—saat bayi bangun dari tidur, atau pada saat sadar atau terbangun. Bantu ibu untuk duduk

dengan nyaman di kursi tidak berlengan dengan bayi dalam posisi kontak kulit. Untuk pertama

kali menyusui, ambil bayi tersebut dari baju kanguru lalu bungkus atau diberi pakaian, tunjukkan

pada ibu cara ini. Lalu letakkan bayi dalam posisi kanguru dan beritahu ibu agar bayi berada

dalam posisi melekat yang benar.1

Biarkan bayi menghisap selama ia mau. Bayi yang kecil perlu menyusu lebih sering,

yaitu sekitar 2-3 jam. Meskipun bayi belum dapat menghisap dengan baik dan lama, anjurkan

menyusui terlebih dahulu, lalu gunakan metode minum yang lain. Lakukan apapun yang

merupakan pilihan terbaik di tempat Anda: biarkan ibu memberikan ASI pada bayi dengan cara

langsung atau dengan menggunakan alat (melalui gelas atau pipa).1

Gambar 5. Menyusui dalam PMK1

Meskipun pada beberapa penelitian RCT, PMK dikaitkan dengan lebih lamanya

menyusui, namun bagaimana sebenarnya pengaruh PMK dalam aspek hubungan menyusui

antara bayi dan ibu masih relatif sedikit yang diketahui.36 Pada studi RCT terbaru yang

membandingkan antara ibu yang melakukan PMK segera setelah lahir selama sedikitnya 45

menit dengan ibu yang membedong bayinya didapatkan kesimpulan bahwa pengalaman

menyusui untuk pertama kalinya lebih berhasil pada ibu yang melakukan PMK.37

Memberi minum BBLR adalah satu tantangan khusus. Untuk bayi dengan berat lahir di

bawah 1250 gram beberapa hari pertama belum dapat minum per oral dan cairan diberikan

melalui infus. Pada saat itu, bayi mendapat perawatan konvensional. Pemberian minum melalui

mulut hendaknya dilakukan segera bila kondisinya memungkinkan dan bayi mampu

melakukannya. Ini biasanya terjadi pada saat bayi mulai mendapat PMK. Hal ini membantu ibu

untuk memproduksi ASI, dan meningkatan pemberian ASI.

Page 19: DraftKMC 17 Feb 09

Bayi pada kehamilan kurang dari 30-32 minggu biasanya perlu diberi minum melalui

pipa lambung, untuk ASI yang diperas (expressed breast milk). Ibu dapat melatih bayi untuk

menghisap dengan membiarkan bayi menghisap jarinya ketika bayi masih minum melalui pipa

lambung. Pemberian minum melalui pipa dapat dilakukan saat bayi berada dalam posisi kanguru.

Pada umumnya bayi dengan masa kehamilan 32-34 minggu dapat diberi minum melalui

gelas kecil. Pemberian minum dapat diberikan satu atau dua kali sehari saat bayi masih diberi

minum melalui pipa nasogastrik. Jika bayi dapat minum melalui gelas dengan baik, maka

pemberian minum melalui pipa dapat dikurangi. Pada saat pemberian minum melalui gelas maka

bayi dikeluarkan dari posisi kanguru, dibungkus dengan selimut hangat dan dikembalikan pada

posisi kanguru setelah proses pemberian minum.

Pada umumnya bayi dengan usia kehamilan sekitar 32 minggu atau lebih, sudah dapat

mulai menyusu pada ibu. Mula-mula bayi hanya akan mencari puting dan menjilatnya atau dia

sudah mulai menghisap sedikit. Lanjutkan pemberian ASI yang diperas melalui gelas atau pipa

untuk meyakinkan bahwa bayi mendapat semua yang dibutuhkan. Bayi dengan usia kehamilan

32 minggu sudah bisa menelan, tetapi belum bisa menghsap sehingga diberikan suplementasi

tetesan ASI.

Bayi-bayi dengan usia kehamilan 34-36 minggu atau lebih, dapat memenuhi semua

kebutuhannya langsung dari ASI. Berdasarkan hasil penelitian refleks hisap dengan EMG,

diketahui bahwa refleks hisap yang efektif baru timbul pada bayi dengan usia kehamilan 34

minggu. Meskipun demikian, sesekali tambahan minum ASI perah melalui gelas tetap

diperlukan.

Pengobatan pencegahan

Bayi BBLR yang lahir dengan mikronutrisi yang tidak cukup, sebaiknya mendapat zat besi dan

suplemen asam folat yang dimulai dari minggu kedua setelah kelahiran sampai setahun usia

kronologis.

3.7.3 Kangaroo support (dukungan)

Bentuk dukungan pada PMK dapat berupa dukungan fisik maupun emosional. Dukungan

dapat diperoleh dari petugas kesehatan, seluruh anggota keluarga, ibu dan masyarakat. Tanpa

adanya dukungan, akan sangat sulit bagi ibu untuk dapat melakukan PMK dengan berhasil.

Wanita hamil sebaiknya sudah diberikan informasi dan edukasi tentang PMK sejak kunjungan

Page 20: DraftKMC 17 Feb 09

antenatal pertama. Saat bayi telah lahir, ibu memerlukan dukungan dari berbagai pihak,

diantaranya berupa : 23

1. Dukungan emosional : Ibu memerlukan dukungan untuk melakukan PMK. Banyak ibu muda

yang mengalami keraguan yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan bayi pertamanya

sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga, teman serta petugas kesehatan. PMK

membuat ibu dapat memenuhi semua kebutuhan bayi.

2. Dukungan fisik : Selama beberapa minggu pertama PMK, merawat bayi akan sangat menyita

waktu ibu. Istirahat dan tidur yang cukup sangat penting pada peranannya pada PMK. Oleh

karena itu, ibu memerlukan dukungan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas rumah.

3. Dukungan edukasi : Sangat penting memberikan informasi yang ibu butuhkan agar ia dapat

memahami seluruh proses PMK dan megerti bahwa PMK memang sangat penting. Ibu harus

mengetahui manfaat PMK. Hal ini membuat PMK menjadi lebih bermakna dan akan

meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan berhasil menjalankan PMK baik di rumah sakit

ataupun saat di rumah.

Semua ibu dapat melakukan PMK terlepas dari usia, paritas, pendidikan, budaya, maupun

agama. Beberapa hal berikut harus dijadikan bahan pertimbangan ketika berkonsultasi mengenai

PMK, seperti: posisi kanguru, makanan bayi, perawatan di institusi dan di rumah, apa ang boleh

dilakukan untuk bayi yang didekapnya dan apa yang harus dihindarinya. Dalam melakukan

konseling pada PMK, petugas kesehatan menjelaskan keuntungan dan manfaat serta implikasi

dari PMK bagi ibu dan bayinya, dan selalu memberi alasan untuk setiap rekomendasi yang

diberikan. Melaksanakan PMK sebaiknya adalah keputusan sendiri setelah memahami PMK, dan

bukan dianggap suatu kewajiban.

Beberapa hal berikut harus dijadikan bahan pertimbangan ketika berkonsultasi mengenai

PMK:

1. Kemauan : ibu harus mempunyai kemauan untuk melaksanakan PMK

2. Harus tersedia waktu yang penuh untuk memberikan perawatan : anggota keluarga yang lain

dapat menawarkan kontak kulit yang intermitten, tetapi tidak dapat menyusui.

3. Kesehatan umum : jika ibu sakit/menderita komplikasi selama persalinan, dia harus sehat

terlebih dahulu sebelum melaksanakan PMK.

4. Berada dekat dengan bayi: ibu dianjurkan agar segera kembali ke rumah sakit pada saat

bayinya siap untuk PMK.

Page 21: DraftKMC 17 Feb 09

5. Dukungan keluarga : seorang ibu perlu mendapat dukungan untuk mengerjakan tugasnya

yang lain di rumah dan sebagai pengganti ibu untuk PMK apabila ibu berhalangan.

6. Dukungan masyarakat : ini sangat penting, kalau terdapat hambatan sosial, ekonomi atau

keluarga.

7. Pemantauan terhadap tanda bahaya

Selama melakukan PMK, ibu diajarkan juga untuk mengawasi tanda bahaya pada bayi.

Bayi yang minumnya baik dan berada dalam dekapan ibu secara terus-menerus, biasanya

mampu dengan mudah mempertahankan suhu tubuhnya dalam batas normal (antara 36,5-

37,5°C suhu aksila), jika suhu ruangan tidak lebih rendah dari yang direkomendasikan.

Hipotermia jarang terjadi pada bayi PMK. Pengukuran suhu tubuh bayi masih diperlukan,

tetapi tidak sesering bayi yang dirawat dengan metode konvensional. Ketika PMK dimulai,

pengukuran suhu ketiak dilakukan setiap 6 jam sampai stabil, terus-menerus sampai tiga hari.

Selanjutnya pengukuran hanya diperlukan dua kali sehari. Bayi dalam PMK jarang akan

mengalami hipotermia (suhu <36,5oC) karena suhu tubuh ibu akan naik secara otomatis

untuk menghangatkan bayinya. Jika bayi kepanasan, ibu juga dapat menurunkan suhunya

untuk mendinginkan bayi. Jadi, tubuh ibu berfungsi seperti inkubator otomatis.

Frekuensi pernapasan normal pada BBLR berkisar antara 40 dan 60 kali per menit.

Kadang-kadang napasnya diselingi dengan periode apnea (tidak bernapas). Akan tetapi jika

durasinya menjadi terlalu lama (20 detik atau lebih) dan bibir bayi menjadi biru (sianosis),

denyut nadi sangat rendah (bradikardia) dan dia tidak dapat bernapas secara spontan,

segeralah mengeluarkan bayi dari posisi kanguru dan berikan rangsangan pernapasan.

Semakin kecil atau semakin prematur bayi tersebut, semakin lama dan semakin sering

periode apnea terjadi. Saat bayi mendekati cukup bulan, apnea semakin jarang terjadi.

Penelitian membuktikan bahwa kontak kulit dapat membuat pernapasan semakin teratur pada

bayi-bayi muda dan dapat menurunkan risiko apnea. Bila terjadi apnea, ibu dapat

memberikan rangsangan dengan cara menggosok secara lembut punggung atau

kepalanya,sampai bayi mulai bernapas kembali. Jika tetap tidak bernapas, ibu dapat

memanggil petugas kesehatan. Apabila apnea seringkali terjadi sebaiknya cari pertolongan

petugas kesehatan. Ajari ibu untuk mengenali tanda-tanda bahaya. Berikut ini beberapa tanda

bahaya:

- Kesulitan bernapas : dada tertarik ke dalam, merintih

Page 22: DraftKMC 17 Feb 09

- Bernapas sangat cepat atau sangat lambat

- Serangan apnea sering dan lama

- Bayi terasa dingin : suhu bayi di bawah normal walaupun telah dilakukan penghangatan

- Sulit minum: bayi tidak lagi terbangun untuk minum, berhenti minum atau muntah

- Kejang

- Diare

- Kulit menjadi kuning

Yakinkan ibu bahwa tidaklah berbahaya bila :

- Bersin atau cegukan

- Buang air tiap diberi minum

- Tidak buang air besar selama 2-3 hari

3.7.4 Kangaroo discharge (pemulangan)

Pemulangan berarti ibu dan bayinya boleh pulang ke rumah dengan tetap menjalani PMK

di rumahnya. Namun, lingkungan tempat tinggal mereka dapat sangat berbeda dengan fasilitas

unit PMK di institusi kesehatan yang selalu dikelilingi oleh para petugas yang mendukung.

Mereka akan tetap memerlukan dukungan meskipun tidak sesering dan seintensif seperti

sebelumnya. Lingkungan keluarga sangat penting untuk kesuksesan PMK. Ibu sebaiknya

kembali ke rumah yang hangat, bebas rokok, dan mendapat dukungan dalam melaksanakan tugas

sehari-hari. Jika tidak ada layanan tindak lanjut atau lokasi RS letaknya jauh, pemulangan dapat

ditunda. Oleh karena itu, waktu pemulangan berbeda tergantung pada besarnya bayi, tempat tidur

yang tersedia, kondisi rumah dan kemudahan untuk follow-up. Biasanya bayi PMK dapat

dipulangkan dari rumah sakit ketika telah memenuhi kriteria dibawah ini:1

Ibu dan bayi :

Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan tidak ada apnea atau infeksi

Bayi minum dengan baik

Berat bayi selalu bertambah (sekurang-kurangnya 15g/kg/hari) untuk sekurang-kurangnya

tiga hari berturut-turut

Ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur untuk melakukan follow-up

Di Malawi, bayi dipulangkan jika berat badan telah naik minimum 10g/hari selama tiga

hari, dapat minum dengan baik (minum melalui gelas atau dari ASI) dan jika kondisi umum telah

Page 23: DraftKMC 17 Feb 09

stabil. Terdapat batasan berat badan minimum yakni 1500 g. Bayi yang dipulangkan dengan

berat badan < 1800 gram difollow-up setiap minggu dan bayi dengan berat badan >1800 gram

setiap dua minggu.

Tujuan tindak lanjut dan monitoring (pemantauan):

1. Memberikan pelayanan pada bayi berat lahir rendah/ prematur pasca rawat inap yang telah

menjalani Perawatan Metode Kanguru

2. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang menjalani PMK

3. Skrining gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang menjalani PMK di rumah

4. Memfasilitasi perawatan metode kanguru dari yang intermiten menjadi kontinu hingga bayi

dapat dilepas dari PMK

5. Untuk mempromosikan pemberian ASI eksklusif

6. Mempromosikan dan melakukan imunisasi

7. Meningkatkan angka kesintasan BBLR

Tempat Pemantauan

Pemantauan pasca rawat dapat dilakukan di Poliklinik Anak RS atau di sarana kesehatan

memenuhi syarat.

Waktu Pemantauan

Semakin kecil bayi pada saat pemulangan, semakin awal dan sering pemantauan yang

diperlukan. Jika bayi dilepas sesuai dengan kriteria diatas, anjuran berikut ini dapat berlaku pada

keadaan seperti :

1. Dua kali kunjungan follow up per minggu sampai dengan 37 minggu usia pasca menstruasi

2. Satu kali kunjungan follow up per minggu setelah 37 minggu

Pemeriksaan pada kunjungan dapat bervariasi, sesuai dengan kebutuhan ibu dan bayi.

Periksalah hal-hal berikut setelah setiap kunjungan :

1. PMK

Lama kontak langsung kulit ibu-bayi, posisi, pakaian, suhu badan, dukungan untuk ibu dan

bayi. Apakah bayi menunjukkan tanda-tanda intoleransi? Apakah saatnya untuk menyapih

Page 24: DraftKMC 17 Feb 09

bayi dari PMK (biasanya sekitar 40 minggu dari usia pasca menstruasi, atau sebelumnya)

Jika belum, dorong ibu dan keluarganya untuk melanjutkan PMK selama mungkin.

2. Pemberian ASI

Apakah memberikan ASI eksklusif? Jika ya, pujilah si ibu dan dorong ibu untuk

meneruskan. Jika tidak, anjurkan ibu untuk meningkatkan pemberian ASI dan kurangi

pemberian makanan atau cairan lain. Tanyakan dan lihat apakah ada permasalahan dan

berikan dukungan. Jika bayi mengkonsumsi tambahan formula atau makanan lain, periksa

keamanan dan kecukupannya; pastikan bahwa keluarganya mempunyai persediaannya yang

cukup.

3. Pertumbuhan

Timbang bayi dan periksa pertambahan berat badannya selama periode terakhir. Jika

tambahan berat badan mencukupi, misalnya rata-rata 15 g/kg/hari, pujilah ibu. Jika tidak

mencukupi, tanya dan cari permasalahan, penyebab dan solusi. Semua ini umumnya

berhubungan dengan pemberian minum dan penyakit.

4. Penyakit

Tanya dan cari tanda-tanda apapun yang mengindikasikan adanya penyakit, baik yang

dilaporkan atau tidak oleh ibu. Tangani setiap penyakit berdasarkan standar operasional

prosedur dan juklak lokal. Pada kasus dimana menuyusi tidak eksklusif, cari tanda-tanda

permasalahan nutrisi atau pencernaan.

5. Obat-obatan

Berikan persedian obat-obatan yang cukup, jika perlu cukup sampai kunjungan follow up

berikutnya.

6. Imunisasi

Pastikan ibu mengikuti jadwal imunisasi setempat.

7. Yang menjadi perhatian ibu

Tanyakan pada ibu permasalahan yang lain, termasuk soal pribadi, rumah tangga, dan sosial.

Cobalah bantu menemukan solusi terbaik untuk semuanya.

8. Kunjungan follow up berikutnya

Selalu jadwalkan atau pastikan kunjungan berikutnya. Jika waktu memungkinkan jangan

hilangkan kesempatan untuk memeriksa dan nasehati tentang higiene ibu dan meningkatkan

kewaspadaan ibu terhadap tanda-tanda bahaya yang memerlukan perawatan segera.

Page 25: DraftKMC 17 Feb 09

9. Kunjungan follow up khusus

Jika hal ini diperlukan untuk mengatasi permasalahan somatis atau medis lainnya, dorong ibu

untuk melakukan kunjungan ini dan dia jika dibutuhkan.

10. Perawatan bayi secara biasa

Dorong para ibu untuk melakukan perawatan bayi secara biasa (menyapih dari PMK) setelah

berat bayi mencapai 2500 g atau 40 minggu dari usia pasca menstruasi.

Waktu pemantauan dan beberapa pemeriksaan yang dilakukan saat pemantauan mengacu pada

Perinatal Education Programme, 2004.

1. Pemantauan awal: Kontak awal bertujuan untuk menilai pertumbuhan (berat badan, panjang

dan lingkar kepala bayi) dan kondisi umum, serta membuat ibu mengenal penyedia

perawatan neonatal terdekat.

Bayi dengan berat:

< 1500 gram : diperlukan pemeriksaan setiap hari di poli rawat jalan RS/sarana kesehatan

yang memenuhi syarat

>1500 gram: paling lambat dalam 2 hari setelah dipulangkan harus datang untuk

pemeriksaan di RS/sarana kesehatan yang memenuhi syarat. Perlu dilakukan pemeriksaan

3-4 kali / minggu sampai BB 1800 gram, kemudian 1x/minggu sampai BB 2500 gram.

Rekomendasi ini hanya sebagai pedoman dan harus disesuaikan dengan keadaan bayi, ibu

dan keluarga serta sarana kesehatan. Tindak lanjut lebih sering diperlukan pada daerah

yang dingin.

2. Pemantauan perkembangan dapat dimulai pada usia koreksi 0 minggu, bertujuan untuk

mendeteksi gangguan perkembangan dan memberikan intervensi lebih awal, sehingga angka

keberhasilannya pun akan lebih besar.

3. Anak kembar selalu dijadwalkan untuk dilakukan pemantauan di poliklinik yang sama dalam

hari yang sama.

4. Beberapa kondisi bayi:

Bila ditemukan sindrom/abnormalitas neurologis pada 1 minggu pertama kehidupan: segera

jadwalkan untuk klinik spesialis yang sesuai dengan diagnosis. Bayi yang lebih besar dengan

masalah minum atau masalah lain yang bermakna (misalnya HIE perbaikan, abnormalitas

jantung) sebaiknya juga dilihat lebih awal di RS oleh dokter.

Page 26: DraftKMC 17 Feb 09

Pemantauan saat follow up Melakukan skrining gangguan pertumbuhan:

- Berat badan dan panjang badan harus ditimbang secara rutin. Kenaikan BB minimal 15

gram/kg/ hari. Sebaiknya BB dan PB di plot di kurva pertumbuhan yang sesuai dengan

usia gestasi.

- Lingkar kepala dan panjang badan diukur minimal 1 bulan sekali dan diplot di kurva

pertumbuhan lingkar kepala yang sesuai usia gestasi.

- Pemberian asupan nutrisi harus disesuaikan

Melakukan skrining gangguan perkembangan:

- Melakukan skrining perkembangan dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP) dan dilanjutkan dengan Denver II (pada sarana yang memiliki

fasilitas) saat usia koreksi 0 hari

- Melakukan dan mengajarkan ibu stimulasi dini perkembangan

- Melakukan intervensi pada bayi dengan gangguan perkembangan

Melakukan pemberian imunisasi

Melakukan pemantauan yang lain:

- Edukasi ibu pasien mengenai pemberian ASI dan tanda kegawatan pada bayi

- Pada sarana yang sudah lengkap dilakukan:

- Pemantauan ROP

- USG kepala pada usia 1, 3, 7,dan 28 hari, kemudian dilanjutkan setiap 4 minggu sampai

usia 3 bulan

- Fungsi pendengaran setelah keadaan klinis stabil.

- Ostepenia of prematurity ( dilakukan pemeriksaan kadar alkali fosfatase, kalsium dan

fosfat secara berkala setiap 2 minggu)

- Pemeriksaan penunjang lain disesuaikan dengan keadaan bayi.

Saat merencanakan untuk mengikuti jejak, implemetasi monitoring dan evaluasi PMK

memiliki dua fokus, yaitu fokus jangka pendek dan jangka panjang. Fokus jangka pendek

menanyakan apakah PMK telah berhasil diimplementasikan. Fokus jangka panjang

memerhatikan apakah PMK dapat dipertahankan dan berlangsung. Berikut ini adalah

sejumlah aspek yang diperlukan bagi Menteri kesehatan dalam merencanakan tindak lanjut

dengan intervensi baru :

Page 27: DraftKMC 17 Feb 09

Di akhir periode tertentu, diperlukan kunjungan ke RS daerah oleh pelatih nasional

dan jika memungkinkan dengan penilai independen menggunakan instrumen

monitoring untuk menilai kemajuan implementasi dan kelangsungan PMK.

Sejumlah sampel pusat layanan kesehatan dikunjungi untuk menilai kualitas layanan

PMK dan menilai beberapa rekam medis.

Sebaiknya ada sertifikat bagi RS dan layanan kesehatan yang telah sukses

mengimplementasikan PMK dan meunjukkan ....sustain

Perencanaan harus dibuat di tingkat sistem kesehatan memasukkan PMK sebagai

bagian mekanisme penilaian kualitas perawatan neonatus.

3.8 Penerapan PMK

PMK terutama digunakan pada perawatan BBLR/prematur di beberapa rumah sakit dengan

kategori sebagai berikut:

a. RS yang tidak memiliki fasilitas untuk merawat bayi BBLR. Pada keadaan ini, PMK

merupakan satu-satunya pilihan perawatan karena jumlah inkubator dan perawat tidak

memadai.

b. RS yang memiliki tenaga dan fasilitas tetapi terbatas, dan tidak mampu merawat semua bayi

BBLR. PMK menjadi pilihan jika dibandingkan dengan perawatan konvensional dengan

menggunakan inkubator.

c. RS yang memiliki tenaga dan fasilitas yang memadai. Disini, PMK bermanfaat untuk

meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi, mengurangi risiko infeksi, meningkatkan ASI dan

mempersingkat lama perawatan di rumah sakit.

3.9 Fasilitas dan peralatan yang diperlukan dalam PMK

Berikut ini adalah beberapa fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan

PMK :

1. Bangsal dengan dua atau empat tempat tidur dengan ukuran yang sesuai bagi ibu untuk

tinggal seharian dengan si bayi. Di bangsal ini para ibu dapat berbagi pengalaman,

memperoleh dukungan serta kerjasama, dan pada saat yang bersamaan si ibu dan bayinya

dapat menerima kunjungan pribadi tanpa mengganggu yang lain. Kamar tersebut harus

dipertahankan kehangatannya untuk si bayi (24-26°C).

Page 28: DraftKMC 17 Feb 09

2. Kamar mandi dengan fasilitas air bersih, sabun, dan handuk serta wastafel untuk tempat cuci

tangan.

3. Ruangan lain yang berukuran lebih kecil yang dapat digunakan para petugas untuk konseling

dengan ibu. Ruangan ini dapat juga dipergunakan untuk melakukan evaluasi keadaan si bayi.

4. Support Binder (Ikatan/pembalut penahan bayi agar dapat terus berada di posisi PMK). Alat

ini adalah satu-satunya alat khusus yang digunakan untuk PMK. Alat ini membantu para ibu

untuk menahan bayinya agar dengan aman terus berada dekat dengan dada ibu. Untuk

memulainya, gunakan secarik bahan kain yang halus, kira-kira sekitar satu meter, lipatlah

secara diagonal, lalu buatlah simpul pengaman, atau dapat juga dikaitkan ke ketiak ibu.

Selanjutnya, baju kanguru dari pilihan ibu dapat menggantikan kain ini. Semua ini untuk

memungkinkan para ibu dapat menggunakan dengan bebas tangan mereka dan agar mereka

dapat bergerak dengan bebas selama melakukan kontak kulit langsung ibu dengan bayi.1

Namun demikian, pemakaian baju kanguru ini sebaiknya disesuaikan dengan kondisi budaya

setempat.

Gambar 6. Kantong untuk menggendong bayi PMK1

5. Pakaian Bayi

Jika bayi menerima PMK secara terus-menerus, bayi tersebut cukup dipakaikan popok atau

diapers sampai dibawah pusat. Pada saat bayi tidak dalam posisi kanguru, bayi dapat

ditempatkan di tempat tidur yang hangat dan diberi selimut.

Jika suhu ruangannya adalah 24-26°C, bayi pada posisi kanguru hanya memakai popok, topi

yang hangat dan kaus kaki. Namun, jika suhu turun di bawah 22°C, bayi tersebut harus

Page 29: DraftKMC 17 Feb 09

memakai baju tanpa lengan yang terbuat dari kain katun yang terbuka bagian depannya

sehingga memungkinkan tetap terjadinya kontak kulit dengan dada dan perut ibu. Ibu

kemudian mengenakan bajunya yang biasa untuk menghangatkan dirinya dan si bayi.

Gambar 7. Pakaian bayi untuk PMK1

6. Peralatan dan keperluan lain

Sebuah termometer yang dapat membaca suhu rendah (low reading thermometer) yang

cocok digunakan untuk mengukur suhu badan di bawah 35°C. 1

Timbangan. Idealnya menggunakan timbangan neonatus dengan interval 10 gram.1

Peralatan resusitasi dasar dan oksigen, jika mungkin harus tersedia disetiap ruangan

BBLR dirawat.1

Obat-obatan untuk mencegah dan mengobati berbagai masalah BBLR boleh ditambahkan

sesuai petunjuk pelaksanaan lokal. Obat-obatan khusus kadang diperlukan tetapi tidak

dianjurkan.1

Alat pengukur panjang badan dan alat pengukur lingkar kepala.

BAB IV

Page 30: DraftKMC 17 Feb 09

DISKUSI

Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan salah satu pendekatan yang cukup

menarik yang dapat digunakan dalam meningkatkan perawatan pada neonatus, meningkatkan

ikatan antara ibu-bayi, serta dapat menurunkan beban biaya perawatan bayi BBLR. Namun,

efektivitas PMK sebagai pengganti terapi konvensional (inkubator) dalam terapi bayi BBLR

masih dipertanyakan. Hal ini karena sebagian besar kematian neonatus pada BBLR terjadi pada

saat periode stabilisasi sehingga pada saat itu PMK belum dapat dilakukan. Saat ini, masih belum

ada bukti yang mendukung penggunaan PMK sebagai alternatif perawatan pada bayi BBLR yang

belum stabil. Bahkan hasil analisis Cochrane 2002 menyimpulkan bahwa masih belum terdapat

bukti yang cukup dari penelitian RCT yang dapat merekomendasikan penggunaan rutin PMK

sebagai terapi bayi BBLR. Namun demikian, beberapa penelitian terbaru lainnya menunjukkan

hasil sebaliknya.

Berikut ini adalah beberapa komponen yang dinilai didalam berbagai penelitian yang

membandingkan antara perawatan bayi BBLR yang mendapat PMK dengan yang mendapat

terapi konvensional (inkubator):

1. Mortalitas :

Hampir bisa dikatakan tidak ada efek samping dari penggunaan PMK. Dari satu

penelitian menyatakan bahwa PMK tidak berkaitan dengan peningkatan risiko kematian.

Oleh karena itu, PMK merupakan pendekatan yang aman digunakan pada perawatan bayi

BBLR yang secara klinis stabil.Error: Reference source not found

Penelitian lain menyatakan bahwa tidak ada perbedaan dalam angka mortalitas.14-16

Persentase kematian pada bayi yang dilakukan PMK secara dini lebih rendah daripada

bayi yang dirawat di NICU. Sebagian besar kematian terjadi dalam 12 jam pertama

kehidupan. Angka kelangsungan hidup pada bayi PMK lebih baik daripada yang

mendapat terapi konvensional (inkubator).38

2. Infeksi

38 Worku B, Kassie A. Kangaroo Mother Care: A Randomized Controlled Trial on Effectiveness

of Early Kangaroo Mother Care for the Low Birthweight Infants in Addis Ababa, Ethiopia.

Journal of Tropical Pediatrics, Vol.51, No.2 2005. (Level of evidence Ia)

Page 31: DraftKMC 17 Feb 09

PMK berkaitan dengan menurunnya risiko infeksi nosokomial, penyakit berat, dan

infeksi saluran pernapasan bawah.14-16

Kejadian sepsis secara signifikan lebih tinggi pada bayi yang dirawat dengan inkubator.35

3. Menyusui

PMK meningkatkan pemakaian ASI eksklusif.14-16

Pada bayi PMK menyusui menjadi lebih sering dan lebih lama. Peranan dari ASI ini

sangat banyak diantaranya akan menignkatkan imunitas, sehingga dapat mengurangi

risiko infeksi yang pada akhirnya akan mengurangi masa rawat di RS.39

Pendekatan PMK yang dilakukan secara dini akan meningkatkan kesuksesan dalam

menyusui. Tetapi jika PMK baru dilakukan setelah satu bulan, perbedaannya secara klinis

tidak terlalu bermakna.40

4. Kunjungan kembali ke RS

Tidak ada perbedaan dalam hal kunjungan kembali ke RS.14-16

5. Pertumbuhan

Bayi dengan PMK, berat badannya naik lebih banyak per harinya dan memiliki lingkar

kepala yang lebih besar, meskipun perbedaannya secara klinis tidak terlalu bermakna.15-

16,41,42

6. Perkembangan psikomotor

39 Charpak N, Ruiz-Pelaez JG, Charpak Y. Rey-Martinez Kangaroo Mother Program: An

Alternative Way of Caring for Low Birth Weight Infants? One year Mortality in a Two Cohort

Study. Pediatrics.Vol 94 No.6 December 1994.40 Moore ER, Anderson GC. Randomized Controlled Trial of Very Early Mother-Infant Skin-to-

Skin Contact and Breastfeeding. Journal of Midwifery & Women’s Health. 2007. (Level of

evidence Ia)41 Rao SPN, Udani R, Nanavati R. Kangaroo Mother Care for Low Birth Weight Infants: A

Randomized Controlled Trial. Indian Pediatrics.Volume45-January 17, 2008. (Level of

evidence Ia)42 Charpak N, Ruiz-Pelaez JG, Figuerora Z, Charpak Y. A Randomized Controlled Trial of

Kangaroo Mother Care : Results of Follow Up at 1 Year of Corrected Age. Alternative Way of

Caring for Low Birth Weight Infants? One year Mortality in a Two Cohort Study.

Pediatrics.Vol 108 No.5 November 2001. (Level of evidence Ia)

Page 32: DraftKMC 17 Feb 09

Tidak ada perbedaan dalam perkembangan psikomotor.14-16

7. Ketidakpuasan orangtua

PMK mengurangi ketidakpuasan orangtua dalam perawatan bayinya.14-16

Lebih dari 95% ibu bahagia dalam merawat bayinya.Error: Reference source not found

Metode PMK merupakan metode pilihan yang paling diterima oleh ibu dan keluarganya

di rumah.

8. Perilaku ikatan ibu

Kompetensi ibu pada bayi dengan PMK lebih baik daripada bayi yang dirawat di

inkubator. Namun persepsi ibu mengenai dukungan sosial pada bayi yang dirawat di

NICU lebih baik daripada bayi PMK.15

9. Hasil Lain

Episode hipotermia dan hipertermia lebih signifikan terjadi pada bayi yang dirawat

dengan inkubator daripada bayi yang dilakukan PMK.16,34 Pada penelitian lain, PMK

terbukti sama efektifnya dengan inkubator dalam menghangatkan neonatus yang

mengalami risiko hipotermia. Pada bayi yang cukup bulan, bayi PMK mendapat panas

dari suhu ibu saat suhunya kurang dari 36,3°C, tetapi akan kehilangan panas jika

suhunya mencapai 37°C. Oleh karena itu, mungkin tidak ada risiko heat stress pada

neonatus selama PMK.43

Rata-rata kardiovaskular dan suhu pada bayi dengan PMK terdapat dalam batas normal.

Episode apnea, bradikardia, dan napas periodik tidak ditemukan pada bayi PMK.

Pernapasan yang teratur meningkat pada bayi dengan PMK bila dibandingkan yang

mendapat terapi konvensional (inkubator).44

Kejadian hipoglikemia secara signifikan lebih tinggi pada bayi yang dirawat dengan

inkubator.34

Neonatus yang sangat prematur yang menjalani PMK tampaknya memiliki mekanisme

endogen dalam menurunkan respons nyeri, tetapi tidak sekuat pada neonatus yang lebih

matur. Waktu pemulihan yang pendek pada PMK secara klinis bermakna dalam

mempertahankan homeostasis.22

44 Ludington-Hoe SM, Anderson GC, Swinth JY, Thompson C, et al. Randomized controlled

trial of kangaroo care : cardiorespiratory and thermal effects on healthy preterm infants.

Neonatal Netw. 2004. 23 (3):39-48.(Level of evidence Ia)

Page 33: DraftKMC 17 Feb 09

Rata-rata masa rawat pada bayi PMK sekitar 4,5 hari dan pada kelompok kontrol 6,5

hari.15 Rata-rata masa rawat pada bayi PMK sekitar 11 hari dan pada kelompok kontrol

13 hari.16 Rata-rata masa rawat pada bayi PMK dua hari lebih singkat daripada kelompok

kontrol.14

Biaya perawatan secara keseluruhan pada bayi PMK berkurang hingga 50%.16

PMK yang dilakukan segera setelah persalinan secara klinis bermanfaat mengurangi

stress yang berkaitan dengan kelahiran dan meningkatkan kemampuan pengaturan diri

neonatus dalam menghadapi lingkungan ekstrauterin dari berbagai rangsangan yang

berasal dari lingkungan.45

Dari penjelasan diatas, meskipun masih belum terdapat hubungan yang sangat jelas

apakah PMK secara langsung dapat menggantikan peranan inkubator, namun dari berbagai hasil

penelitian yang ada saat ini terlihat bahwa manfaat PMK sangat banyak. Oleh karena itu, peranan

PMK sebagai terapi alternatif pemakaian inkubator dapat saja dipertimbangkan.

Indikasi PMK di setiap fasilitas pelayanan dapat saja berbeda. Ada penelitian yang

menggunakan kriteria sebagai berikut : bayi prematur, berat lahir <1500 gram, dan mampu

bernapas sendiri.46,47 Sedangkan pedoman WHO membuat penggolongan berat badan sebagai

arahan dalam melaksanakan PMK. Di Indonesia, bayi BBLR <1800 g, tidak boleh dilakukan

PMK di Puskesmas tetapi harus dirujuk ke Rumah Sakit. Bayi BBLR >1800 g yang lahir di

Puskesmas, dianjurkan untuk perawatan di Puskesmas dan dilakukan PMK.

Untuk mempersiapkan penerapan PMK diperlukan beberapa persyaratan seperti berikut

ini :

1. Formulasi dari kebijakan

2. Organisasi pelayanan dan tindak lanjut (follow-up)

3. Peralatan dan perlengkapan untuk ibu dan bayi

4. Petugas kesehatan yang terlatih

Jika dilihat dari hasil-hasil penelitian diatas, sebagian besar penelitian dilakukan di

negara berkembang. Jika dilihat secara geografis, kondisinya dengan di Indonesia tidaklah jauh

berbeda, namun untuk hal-hal tertentu yang spesifik tetntu ada beberapa perbedaan. Misalnya

mengenai suhu ruangan di fasilitas PMK. Suhu ruangan sangat dipengaruhi oleh kondisi/iklim di

negara masing-masing. WHO mencantumkan rentang suhu ruangan sebesar 22°-24°C.

Page 34: DraftKMC 17 Feb 09

Sedangkan di Indonesia, rentang suhu ruangan berkisar 25°-27°C. Apakah pada suhu ruangan

yang lebih panas, PMK secara efektif bisa dilakukan masih menjadi pertanyaan. Sayangnya,

berbagai literatur tidak ada yang mencantumkan secara spesifik mengenai rentang/batas suhu

ruangan ini.

Biasanya bayi PMK dapat dipulangkan dari rumah sakit ketika telah memenuhi kriteria

dibawah ini :

Ibu dan bayi :

Terdapat batasan berat badan bayi minimum yakni 1500 g.

Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan tidak ada apnea atau infeksi

Bayi minum dengan baik

Berat bayi selalu bertambah (sekurang-kurangnya 15g/kg/hari) untuk sekurang-kurangnya

tiga hari berturut-turut

Ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur untuk melakukan follow-up

Bayi yang dipulangkan dengan berat badan < 1800 gram difollow-up setiap minggu dan

dilakukan minimal di RS Umum daerah, sedangkan dan bayi dengan berat badan >1800 gram

difollow-up setiap dua minggu boleh dilakukan di Puskesmas.

BAB V

ANALISIS BIAYA

Dari berbagai penelitian, tidak ada yang mencantumkan analisis biaya secara detail

mengenai perbandingan antara perawatan bayi BBLR yang menggunakan PMK dengan

perawatan konvensional (inkubator). Namun, ada salah satu penelitian yang secara kasar

membandingkan antara pemakaian inkubator dengan PMK seperti berikut ini:48

Di negara berkembang, biaya untuk perawatan bayi BBLR (berat 1000 gram) dengan

menggunakan inkubator adalah sebesar US$ 800 per hari.

Di Bogota, biaya untuk perawatan bayi BBLR (berat 1000 gram) dengan menggunakan

inkubator adalah sebesar US$ 89 per hari.

48 Kangaroo Mother Care. Diunduh dari http://www.bndes.gov.br/english/

studies/KangarooMother.pdf. tanggal 5 september 2008.

Page 35: DraftKMC 17 Feb 09

Sedangkan bayi BBLR dengan PMK hanya membutuhkan biaya US$ 2 per hari.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode PMK merupakan cara yang

efektif dengan rasio biaya-manfaat yang sangat menguntungkan.

Di Indonesia, penelitian yang dilakukan Haksari dkk (2002) melakukan analisis biaya

dengan membagi dua item yaitu : biaya penghasilan dan biaya pengeluaran yang terdiri dari

biaya makanan untuk ibu dan bayi, obat dan alat kesehatan, pemeriksaan lab dan sinar X, listrik

dan bahan bakar, dan perawatan alat. Untuk ketenagaan RS, waktu bekerja berkurang hingga

40% dan layanan gawat darurat berkurang sampai 50% pada PMK daripada metode konvensinal.

Oleh karena itu, biaya staf PMK lebih rendah. Penggunaan oksigen, obat dan alat juga lebih

rendah pada kelompok PMK. Pada metode konvensional, memerlukan perawatan pada sistem

peringatan, peralatan oksigen, listrik dan bahan bakar, serta susu formula. Biaya keseluruhan

pada PMK berkurang hingga 30%. Pada PMK membutuhkan biaya total Rp. 31.584.000, dan

pada metode konvensional Rp. 45.120.000.49

BAB VI

REKOMENDASI

Bayi berat lahir rendah masih menjadi masalah besar di dunia maupun di Indonesia

khususnya, selain sebagai penyumbang terbesar kematian anak yaitu 27 % di dunia pada tahun

2000 dan 38,8 % di Indonesia pada tahun 2005. Penatalaksanaan BBLR ini memerlukan sarana

dan prasarana yang memadai secara kwantitas dan kwalitas, seperti rasio perawat yang baik

adalah 1 perawat berbanding 2-4 pasien atau alat kesehatan berteknologi tinggi seperti ventilator,

Continous Positive Air Pressure (CPAP), incubator dan lain-lain. Sejak ditemukannya

Page 36: DraftKMC 17 Feb 09

Perawatan Metode Kanguru (PMK) oleh dr Martinez dkk telah banyak manfaat yang dapat

diperoileh oleh semua pihak terutama BBLR dengan perawatan metode Kanguru ini. Penelitian-

penelitian selanjutnya di luar negri maupun Indonesia telah membuktikan manfaat yang

diperoleh dari PMK ini,sehingga yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut :

1. PMK dapat digunakan sebagai alternatif pengganti inkubator, karena perawatan metode ini

terbukti dapat menstabilkan suhu bayi dengan menggunakan panas badan ibu dan sama

efektifnya bahkan lebih baik dari inkubator. [Rekomendasi A]

2. PMK memberikan ibu kepercayaan diri dalam merawat bayinya yang mempunyai berat

lahir rendah, sehingga bila PMK kontinu dilakukan di Rumah Sakit (RS) maka keperluan

tenaga kesehatan khusunya perawat dapat lebih efesien karena ibu yang merawat bayinya

sendiri dan perawat dapat dipanggil bila diperlukan. Bagi bayi yang belum dapat dilakukan

PMK kontinu, dianjurkan untuk melakukan PMK intermitten untuk membiasakan ibu

merawat bayi dengan PMK. [Rekomendasi A]

3. PMK dapat mengurangi infeksi nosokomial, menstabilkan laju nadi, mengurangi apnea

prematur, menstabilkan saturasi, meningkatkan produksi dan keberhasilan menyusui,

meningkatkan berat badan, meningkatkan ikatan batin antara bayi-ibu maupun anggota

keluarga lainnya, mengurangi angka kematian dan morbiditas BBLR. Berdasarkan fakta yang

tersebut diatas maka PMK sangat direkomendasikan untuk BBLR di Indonesia terutama

apabila bayi tersebut stabil keadaan klinisnya dan hanya memerlukan inkubator untuk

perawatannnya. Pusat pelayanan primer seperti PUSKESMAS dapat meneruskan perawatan

BBLR yang telah di pulangkan dari pusat pelayanan sekunder atau tersier. Pusat pelayanan

kesehatan sekunder dapat melakukan PMK kontinu untuk BBLR yang masih menggunakan

alat kesehatan minimal misalnya minum masih menggunakan selang. PMK dapat dilakukan

disemua level pelayanan kesehatan di Indonesia sesuai dengan sarana danprasarana yang

tersedia. [Rekomendasi C]

4. Membentuk dan meningkatkan jejaring pelayanan PMK agar dapat mengurangi lama

perawatan sehingga tidak terjadi stagnasi pasien di pusat pelayanan tersier maupun level

pelayanan kesehatan lainnya dan biaya perawatan menjadi lebih murah. [Rekomendasi C]

5. Keberhasilan PMK memerlukan dukungan dari pemerintah, tenaga kesehatan, keluarga dan

masyarakat. [Rekomendasi C]

Page 37: DraftKMC 17 Feb 09

6. PMK berkembang dengan pesat dan mulai dilakukan di Negara maju yang telah mempunyai

fasilitas yang baik karena dari penelitian bayi dan ibu yang melakukan PMK mempunyai

kadar stress hormone (kortisol) yang lebih rendah sehingga diasumsikan ibu dan bayi lebih

tenang/tidak stress. [Rekomendasi A]

7. Kriteria definitif pemulangan terdiri dari : [Rekomendasi C]

- Bayi mencapai berat badan minimum yakni 1500 g.

- Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan tidak ada apnea atau infeksi

- Bayi minum dengan baik

21 Conde-Agudelo, A., Diaz-Rossello, J., & Belizan, J. (2003). Kangaroo mother care to reduce

morbidity and mortality in low birthweight infants. Cochrane Database Syst Rev, (2),

CD002771. (Level of evidence Ia)22 Charpak, N., Ruiz-Pelaz, J., & Figueroa, Z. (2005). Influence of feeding patterns and other

factors on early somatic growth of healthy, preterm infants in home-based kangaroo mother

care: A cohort study. Journal of Pediatric Gastroenterol Nutrition, 41 (4), 430-437. (Level of

evidence IIb)23 Usman A, Irawaty S, Triyanti A, Alisjahbana A. Pencegahan Hipotermia pada Perawatan Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah dengan Metoda Kanguru. Unit Penelitian FK

Unpad/RSHS. Bandung 1996.24 Anonymous. Kangaroo care. Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/kangaroo_care.

tanggal 3-11-200825 Johnston CC, Filion F, Yeo MC, Goulet C. Kangaroo mother care diminishes pain from heel

lance in very preterm neonates: A crossover trial. BMC Pediatrics. 24 April 2008.26 Ludington-Hoe SM, Johnson MW, Morgan K, Lewis T, et al.Neurophysiologic Assessment of

Neonatal Sleep Organization: Preliminary Results of a Randomized, Controlled Trial of Skin

Contact With Preterm Infants. Pediatrics 2006;117;909-923

27 Anonymous. Principles of kangaroo mother care. Perinatal Education Programme. Mother and

Baby Friendly Care: Unit 43-44:6/200428 London, M., Ladewig, P., Ball, J., & Bindler, R. (2006). Maternal and child nursing care (2nd

ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall. (p. 573, 791 - 793)

Page 38: DraftKMC 17 Feb 09

- Berat bayi selalu bertambah (sekurang-kurangnya 15g/kg/hari) untuk sekurang-

kurangnya tiga hari berturut-turut

- Ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur untuk melakukan follow-up

- Bayi yang dipulangkan dengan berat badan < 1800 gram difollow-up setiap minggu dan

dilakukan minimal di RS Umum Daerah, sedangkan dan bayi dengan berat badan >1800

gram difollow-up setiap dua minggu boleh dilakukan di Puskesmas.

29 Robles, M. (1995). Kangaroo care: The human incubator for the premature infant. University

of Manitoba, Women’s Hospital in the Health Sciences Centre: Winnipeg, MN.30 Ruiz-Peláez JG, Charpak N, Cuervo LG. Kangaroo Mother Care, an example to follow from

developing countries. BMJ  2004;329:1179-1181 doi:10.1136/bmj.329.7475. 1179.31 Lincetto O, Nazir AI, Cattaneo A. Kangaroo mother care with limited resources. J Trop

Pediatr 2000;46: 293-5.[Abstract/Free Full Text]32 Charpak N, Ruiz-Pelaez JG, Figueroa de CZ. Current knowledge of kangaroo mother

intervention. Curr Opin Pediatr 1996;8: 108-12.[Medline]34 Gomez P, Baiges N, Batiste F, Marca G, Nieto J, Closa M. Kangaroo method in delivery room

for full-term babies. (in Spanish)An Esp Pediatr. 1998;48:631-63335 Moore ER, Anderson GC. Randomized controlled trial of very early mother-infant skin-to-skin

contact and brestfeeding status. Journal of Midwifery & women’s health.medscape. 2007.

(Level of evidence Ia)36 Anderson GC, Moore ER, Hepworth J, Bergman N. Early skin-to-skin contact for mothers and

their healthy newborn infants (Cochrane review). In: The Cochrane Library, Issue 2.

Chichester, UK: John Wiley & Sons, 2003. (Level of evidence Ia)37 Carfoot S, Williamson P, Dickson R. A randomized controlled trial in the north of England

examining the effects of skin-to-skin care on breastfeeding. Midwifery. 2005;21:71-79. (Level

of evidence Ia)43 Christensson K, Bhat GJ, Amadi BC, Eriksson B, et al. Randomised study of skin-to-skin

versus incubator care for rewarmingh low-risk hypothermic neonates. The Lancet. Vol 352,

October 3, 1998. (Level of evidence Ia)45 Goldstein S, Makhoul IR. The Effect of Skin-to-Skin Contact (Kangaroo Care) Shortly After

Birth on the Neurobehavioural Responses of the Term Newborn : A Randomized Controlled

Trial. Pediatrics. Vol 113 No.4 April 2004,pp 858-865. (Level of evidence Ia)

Page 39: DraftKMC 17 Feb 09

8. Rekomendasi waktu pemantauan: [Rekomendasi C]

- Dua kali kunjungan follow up per minggu sampai dengan 37 minggu usia pasca menstruasi.

- Kunjungan pertama paling lambat dalam 48 jam setelah pemulangan.

- Satu kali kunjungan follow up per minggu setelah 37 minggu

9. Setiap fasilitas kesehatan harus mempunyai alat pemantauan dan melakukan pencatatan serta

pelaporan pasca pemulangan. [Rekomendasi C]

DAFTAR PUSTAKA

20 Charpak N, et al. Kangaroo-mother programme: an alternative way of caring for low birth

weight infants? One year mortality in a two-cohort study. Pediatrics, 1994, 94:804-810. (Level

of evidence IIb)46 London, M., Ladewig, P., Ball, J., & Bindler, R. (2006). Maternal and child nursing care (2nd

ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall. (p. 573, 791 - 793)47 Robles, M. (1995). Kangaroo care: The human incubator for the premature infant. University

of Manitoba, Women’s Hospital in the Health Sciences Centre: Winnipeg, MN.49 Haksari EL, Surjono A, Setyowireni D.Kangaroo mother care in low birth weight infant: a

randomized controlled trial. Pediatrica Indonesiana, Vol.42 No 3-4, Maret-April 2002.